PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh: AGUS MULYADI NIM: 083111131
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
PERNYATAAN KEASLIAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang ditulis orang lain atau telah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan. Semarang, 16 Mei 2012 Saya yang menyatakan,
AGUS MULYADI NIM: 083111131
ii
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 21 Mei 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012
Nama
: Agus Mulyadi
NIM
: 083111131
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalaamu ’alaikum wr. wb
Pembimbing I,
Dr. Ahmad Ismail, M. A. M. Hum. NIP : 19670208 199703 1 001
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 16 Mei 2012
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: “PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012”
Nama
: Agus Mulyadi
NIM
: 083111131
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Wassalaamu ’alaikum wr. wb
Pembimbing II,
Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag. NIP : 19681212 199403 1 003
v
Abstrak Judul
: Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 Penulis : Agus Mulyadi NIM : 083111131 Skripsi ini membahas pengaruh kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA. Kajiannya dilatar belakangi oleh SMA Negeri 1 Weleri yang memanfaatkan kegiatan Kerohanian Islam (Rohis) untuk mencetak generasi Islami yang tidak hanya berkompeten di bidang ilmu pengetahuan saja, tetapi keruhaniannya juga. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimanakah kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri? (2) Bagaimanakah hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? (3) Adakah pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? Permasalahan trersebut dibahas memalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMA Negeri 01 Weleri. SMA Negeri 01 Weleri dijadikan sumber data untuk mendapatkan data kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan hasil belajar PAI pada mid semester 2. Datanya diperoleh dengan cara observasi secara langsung dilapangan, wawancara bebas, metode dokumentasi dan metode tes. Semua data dianalisis menggunakan korelasi. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da shalat jum’at. Kegiatan Rohis dimulai dengan membaca al-Qur’an beserta artinya, kemudian mendengarkan materi dan ditutup dengan membaca do’a. Kegiatan Rohis cukup baik dalam membentuk akhlak peserta didik, ini terbukti menghasilkan angka rata-rata 68.05 dan hasil tersebut menempati interval 57 - 59 (interval kategori cukup baik). (2) Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menciptakan lulusan yang Islami. Tujuan tersebut sudah terpenuhi dengan hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri yang berada dalam kategori cukup baik. Ini terbukti dari analisis data menghasilkan rata-rata 84.65 dibulatkan menjadi 85 hasil tersebut menempati interval 85 (interval kategori cukup baik). (3) Ada pengaruh tetapi tidak signifikan antara kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri dengan signifikansi kategori sangat lemah dengan signifikansinya sebesar 0,103. Hal ini disebabkan materi yang diberikan peserta kegiatan Rohis disamakan tanpa melihat jenjang kelas dan materi yang diberikan pada mapel PAI di kelas ditambah kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan Rohis yang menyebabkan mereka tidak dapat memadukan materi pada kegiatan Rohis dengan materi PAI di kelas, sehingga pengaruh yang diberikan kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri terhadap hasil belajar kognitif PAI pada Mid semester II tidak signifikan menurut perhitungan statistik.
vi
TRANSLITERASI ARAB- LATIN Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. ا
a
ط
ṭ
ب
b
ظ
ẓ
ت
t
ع
‘
ث
ṡ
غ
g
ج
j
ف
f
ح
ḥ
ق
q
خ
kh
ك
k
د
d
ل
l
ذ
Ŝ
م
m
ر
r
ن
n
ز
z
و
w
س
s
E
h
ش
sy
ء
’
ص
ṣ
ي
y
ض
ḍ
Bacaan Madd:
Bacaan Diftong:
= a panjang
= اوau
= i panjang
= ايai
= u panjang
vii
Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, hidayah dan ridho-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012”. Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada Rasul-Nya yang agung baginda Nabi Muhammad SAW. Rosul terakhir yang membawa risalah Islamiyah, penyejuk dan penerang hati umat sehingga selamat bahagia dunia akhirat serta mendapatkan syafaat kelak pada hari yaumul qiyamah nanti. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih yang tiada hingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi, terutama kepada: 1.
Bapak H. Nasirudin, M. Ag dan Bapak H. Mursid, M. Ag., selaku Kepala Jurusan dan Wakil Kepala Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
2.
Bapak Dr. Ahmad Ismail, M. A. M. Hum dan bapak Dr. H. Fatah Syukur, M. Ag., selaku pembimbing I dan pembimbing II yang sudah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan kepada saya.
3.
Ayahanda Ahmadi dan Ibunda Suhaedah selaku bapak dan ibu saya yang dengan sabar mendidik dan membesarkan saya serta memberikan semangat dalam belajar.
4.
Prof. Dr. H.M. Erfan Soebahar, M.Ag., Fakrur Rozi, M.Ag., Dr. Syaifudin Zuhri, M.Ag., dan Mufidah, M.Pd. selaku penguji I, II, III dan IV.
5.
Bapak Sunarto, S.Pd. M. Pd. selaku Kepala SMA Negeri 01 Weleri yang telah memberikan ijin penelitian di SMA Negeri 01 Weleri.
6.
Bapak Drs. Subakir selaku pembimbing ekstrakurikuler keagamaan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang telah memberikan informasi dan arahan selama penelitian.
viii
7.
Kakak Moh. Kosasih sekeluarga, Kakak Maesari sekeluarga, dan Kakak Sutarno sekeluarga serta saudara-saudara saya yang telah memberikan motivasi kepada saya. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain untaian rasa
erima kasih dan irigan do’a, semoga Allah SWT. Membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semarang, 16 Mei 2012 Penulis,
AGUS MULYADI NIM: 083111131
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................. ii PENGESAHAN ..................................................................................................... iii NOTA PEMBIMBING .......................................................................................... iv ABSTRAK PENELITIAN ..................................................................................... vi TRANSLITERASI ............................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv BAB I
: PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Pembatasan Masalah ........................................................................3 C. Rumusan Masalah ............................................................................5 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................5
BAB II
: KEGIATAN ROHIS DAN PAI ..........................................................7 A.
Kajian Pustaka............................................................................7
B.
Kerangka Teoritik ......................................................................9 1. Kegiatan Ekstrakurikuler .........................................................12 a.
Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ..............................12
b.
Tujuan
dan
Ruang
Lingkup
Kegiatan
Ekstrakurikuler ...................................................................13 2. Rohis SMA Negeri 01 Weleri .................................................14 a. Pengertian Rohis .................................................................14 b. Model Pembelajaran Rohis .................................................15 c. Ruang Lingkup Rohis .........................................................15 3. Hasil Belajar ............................................................................15
x
a.
Pengertian Hasil Belajar..................................................17
b.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..........17
4. Pendidikan Agama Islam (PAI) ..............................................20 a.
Pengertian Pendidikan Agama Islam ..............................20
b.
Fungsi Pendidikan Agama Islam ....................................27
c.
Tujuan Pendidikan Agama Islam ....................................28
d.
Ruang Lingkup dan Materi Pendidikan Agama Islam ...................................................................................30
C.
Rumusan Hipotesis ..................................................................32
BAB III : METODE PENELITIAN ..................................................................33 A. Jenis dan Tujuan Penelitian ..........................................................33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................34 C. Metode Penelitian.........................................................................34 D. Jenis Data dan Teknik Perolehannya ...........................................35 E. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................35 F. Variabel dan Indikator Penelitian.................................................36 G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ..........................................38 H. Teknik Analisis Data Penelitian ...................................................40 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................42 A. Analisis Pendahuluan ...................................................................42 B. Analisis Uji Hipotesis ..................................................................50 C. Analisis Lanjut .............................................................................53 BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP ....................................55 A. Kesimpulan ..................................................................................55 B. Saran-saran ...................................................................................56 C. Penutup.........................................................................................57 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Hasil Belajar PAI ............................................................... 11 Gambar 2.2 Diagram Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar ............. 12 Gambar 3.3 Sistematika Ajaran Islam .................................................................. 31
xii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1: Data Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan Rohis ....................... 43 Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Hasil Kegiatan Rohis ........................................ 45 Tabel 4.3: Diagram Kegiatan Rohis .................................................................... 45 Tabel 4.4: Nilai Tengah Hasil Kegiatan Rohis .................................................... 46 Tabel 4.5: Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ...................... 47 Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ............................................................................................ 49 Tabel 4.7: Diagram Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri .............. 49 Tabel 4.8: Nilai Tengah Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri ................................................................................................. 50 Tabel 4.9: Persiapan Untuk Menghitung Korelasi Antara Kegiatan Rohis Dengan Hasil Belajar Kognitif PAI di SMA Dan 01 Weleri ............. 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DI SAMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 Lampiran 2 : DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRA DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 Lampiran 3 : DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRI DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 Lampiran 4 : DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DI SMA NEGERI 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 Lampiran 5 : Hasil Belajar Peserta Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA NEGERI 01 Weleri Lampiran 6 : Data Hasil Perhitungan SPSS Laboratorium Komputer Lampiran 7 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment Lampiran 8 : Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 9 : Surat Ijin melakukan penelitian di SMA Negeri 01 Weleri Lampiran 10 : Surat Keterangan telah melakukan penelitian di SMA Negeri 01 Weleri Lampiran 11 : Surat Keterangan Ko Kurikuler Lampiran 12 : Tanskrip Ko Kurikuler Lampiran 13 : SKK OPAK Institut Lampiran 14 : SKK OPAK Fakultas Tarbiyah Lampiran 15 : Piagam KKN
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dewasa ini merupakan kegiatan yang tidak asing lagi, apalagi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dimaksudkan untuk membentuk akhlak peserta didik sebagai tambahan dari mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Pada umumnya kegiatan keagamaan dilaksanakan sejak SMP, tetapi akan lebih membentuk karakter keagamaan peserta didik ketika kegiatan ini di selenggarakan di SMA, karena peserta didik sudah memiliki penalaran dan pemikiran yang lebih luas. Sekolah Menengah Atas, atau sering disebut dengan SMA mempunyai peran untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, baik dalam aspek intelektual, sosial dan spiritual. Dalam aspek intelektual SMA merupakan jembatan bagi siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi yang diinginkan, karena di SMA sudah menyediakan kelas IPA, IPS dan Bahasa yang ketiganya mempunyai ciri sesuai jurusan masingmasing yang nantinya akan membuat siswa matang untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Dalam aspek sosial SMA juga sudah mumpuni dengan berbagai kegiatan yaitu kegiatan intra sekolah seperti OSIS dan organisasi kelas, kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan selama satu semester seperti Pramuka, dan juga kegiatan-kegiatan tahunan seperti zakat dan idul korban yang semuanya dilaksanakan oleh siswa sendiri. Dalam aspek spiritual, yaitu aspek yang di intregasikan dalam pendidikan agama, salah satunya pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai peran: Mempercepat proses pencapaian tujuan Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian, PAI merupakan perwujudan dari poin agar peserta didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus
1
menjadikan peserta didik mengamalkan sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, karena Agama Islam merupakan agama yang meyakini ke-Esa-an Allah sebagai Tuhan dan tidak ada satupun yang berhak disembah selain Allah. Memberikan nilai terhadap mata pelajaran umum, Mata pelajaran umum yang merupakan ilmu pengetahuan produk barat yang bebas dari nilai (values free), sehingga PAI berfungsi agar mata pelajaran umum di sekolah/madrasah mempunyai nilai.1 Tetapi di SMA masih belum bisa memberikan kontribusi untuk menghasilkan lulusan yang religius, hal tersebut dikarenakan minimnya jam pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMA yang hanya memberikan 2 kali jam pelajaran atau 90 menit disetiap kelas dalam satu minggu. Ditambah dengan materi yang bersifat umum dan kurang mendalam membuat peran PAI untuk menciptakan lulusan yang beriman dan bertaqwa semakin sulit. Lain halnya di SMA Negeri 1 Weleri yang memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk membantu mewujudkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ekstratrkurikuler keagamaan yang diberi nama Kerohanian Islam (Rohis) bertujuan untuk mencetak generasi Islami yang tidak hanya berkompeten dibidang ilmu pengetahuan saja, tetapi keruhaniannya juga. Kegiatan Rohis yang rutin dilaksanakan pada hari jum’at memberikan andil yang positif guna membentuk karakter Islami peserta didik. Pasalnya, kegiatan Rohis mewajibkan peserta didik di SMA N 01 Weleri untuk melakukan jum’atan bergilir tiap jenjang kelas. Selain itu, sebagian peserta didik yang mengikuti kegiatan ini diberi kesempatan untuk berkhutbah pada hari jum’at guna mengenalkan pada peserta didik agar sadar akan tugasnya untuk berdakwah dan sebagai khalifah di Bumi. Selain itu setiap hari jum’at sebelum materi dimulai, peserta didik diwajibkan membaca ayat al-Qur’an satu per satu beserta terjemahannya. Banyak lagi kegiatan tambahan yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler Rohis seperti mabit, halal bi halal, dsb. 1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 42-44.
2
Pada dasarnya kegiatan Rohis merupakan aplikatif dari pendidikan Islam, pasalnya sejalan dengan tujuan dari penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam. Selain dari ranah psikomotor tersebut, PAI juga mempunyai sistem evaluasi berbentuk tes guna mengukur kemampuan paedagogi dan kognitif peserta didik. Evaluasi dalam bentuk tes memberikan nilai sebagai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI. Hasil belajar yang mempunyai pengertian sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang tidak biasa menjadi biasa. Hasil belajar PAI yang merupakan tujuan dari mata pelajaran PAI tersebut mempunyai arti penting untuk mengetahui kemampuan peserta didik, sehingga hasil belajar pada tes atau ujian merupakan tuangan pemikiran yang terbaik dari peserta didik, pasalnya mereka biasa belajar ketika akan ada ujian saja. Tetapi dengan adanya ekstrakurikuler Rohis yang bernafaskan agama Islam menjadi pengasah olah pikir peserta didik yang secara tidak langsung mereka melakukan proses belajar darinya. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan research dengan judul “PENGARUH KEGIATAN ROHIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMA NEGERI 01 WELERI TAHUN AJARAN 2011-2012.” B. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesalah pahaman, maka perlu adanya penegasan judul dengan arti atau pengertian masing-masing kata agar mudah dipahami. Masingmasing batasan istilah dari judul diatas adalah: 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (Intrakurikuler) baik erat maupun tidak erat dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian
3
intrakurikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.2 2. Rohis Rohis berasal dari dua kata, yaitu kerohanian Islam. Rohis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan untuk membentuk generasi Islam yang Qur’ani, maksudnya yaitu generasi muda yang tetap berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi pegangan hidup orang Islam. Sehingga kegiatan Rohis membahas seputar Islam dan memberikan motivasi agar peserta didik dapat mendalami Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis dilaksanakan setiap hari Jum’at ba’da shalat jum’at di masjid SMA Negeri 01 Weleri hingga pukul 02.00 WIB.3 Yang
menjadi
kajian
penelitian
dari
kegiatan
Rohis
adalah
pembelajarannya dari awal hingga selesai. Peneliti melakukan penelitian dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012. 3. Hasil Belajar Kognitif Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Oleh karenanya menurut Bruner, belajar menjadi bermakna apabila dikembangkan melalui eksplorasi penemuan.4 Kegiatan Rohis yang merupakan eksplorasi dari pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif mata pelajaran PAI di sekolah. Oleh karena itu, hasil belajar kognitif yang diambil
2
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 286287. 3 Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan ekstrakurikuler Rohis SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul 12.45 WIB di Masjid SMA N 01 Weleri. 4 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 42.
4
adalah hasil ujian tengah semester 2 (ujian mid semester 2) yang berlangsung pada tanggal 20-25 Februari 2012. 4. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna serta tujuannya dan pada akhirnya mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.5 C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah: 1. Bagaimanakah kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri? 2. Bagaimanakah hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? 3. Adakah pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kegiatan Rohis yang ada di SMA N 01 Weleri. 2. Mengetahui hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012. 3. Mengetahui apakah ada pengaruh antara kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012. Adapun manfa’at yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis yaitu untuk ikut serta dalam memberikan solusi dan sumbangan pikiran dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan memanfaatkan kegiatan Rohis kedepannya secara efektif dan efisien.
5
Zakiah Daradjat, et.all., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 88.
5
2. Secara praktis yaitu untuk memberikan alternatif kepada para guru agama dalam pemecahan masalah kesulitan dalam pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam.
6
BAB II KEGIATAN EKSTRA ROHIS DAN PAI A. Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi sebagai perbandingan dan tambahan informasi terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Kajian pustaka merupakan penelitian atau kajian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti. Adapun kajian pustaka dalam penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan oleh Umi Rohyatun (073111614) yang berjudul “PENGARUH KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI BACA TULIS ALQUR’AN TERHADAP HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADITS (STUDI PADA SISWA KELAS V) MI KEBONHARJO SEMARANG UTARA”. Pada skripsi Umi terpusat pada kegiatan pengembangan diri Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) yang datanya diambil melalui metode field research, yaitu metode yang mengamati penelitian secara langsung di lapangan. Dengan hasil: ada pengaruh positif antara kegiatan pengembangan diri Baca Tulis Qur’an (BTQ) dengan hasil belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas V MI Kebonharjo Semarang Utara dengan hasil
= 0,683 yang lebih besar dari
baik dalam taraf signifikansi 5% dan
pada taraf signifikansi 1%. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini yaitu tempat dan obyek penelitian yang berbeda. Di dalam penelitian Umi obyek penelitian pendidikan non formal yaitu pengembangan diri Baca Tulis Al-Qur’an yang nantinya ditarik pengaruhnya terhadap hasil belajar Al-Qur’an Hadits Pada Siswa Kelas V MI Kebonharjo Semarang Utara, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini mempunyai obyek kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 1 Weleri yang nantinya ditarik pengaruhnya terhadap hasil belajar PAI di SMA N 01 Weleri tahun ajaran 2011-2012. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Djamilah (073111438) yang berjudul “PENGARUH KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI NGALIYAN 08 SEMARANG”.
7
Penelitian dari Siti ini terpusat pada SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang dan deskripsi dari kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di kelas yang diambil dengan metode tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan Baca Tuli AlQur’an siswa SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang, metode dokumentasi untuk mencari data tentang sejarah singkat berdirinya SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang, struktur organisasi, letak geografis, dsb., metode observasi yang digunakan untuk mengamati langsung kondisi dari SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang dan metode wawancara untuk melkukan interview terhadap responden yang bersangkutan secara langsung, dengan hasil: ada pengaruh kemampuan Baca Tulis al-Qur’an terhadap prestasi belajar PAI di SD Negeri Ngaliyan 08 Semarang Tahun 2009 dengan ro= 0,458 yang lebih besar dari
baik dalam taraf signifikansi 5% dan
pada taraf signifikansi 1%. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini terletak pada sasaran yang diteliti, di dalam penelitian Siti sasaran yang diteliti yaitu mendeskripsikan kegiatan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di kelas, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti ini mempunyai sasaran yang diteliti yaitu kegitan Rohis di SMA Negeri 1 Weleri yang tidak terdapat di kelas. Penelitian yang hendak penulis lakukan hampir sama dengan penelitian yang sudah dilakukan Umi Rohyatun (073111614) dan Siti Djamilah (073111438) yang keduanya meneliti masalah pengaruh dari kegiatan diluar kegiatan intrakurikuler. Di dalam penelitian yang sudah dilakukan Umi Rohyatun (073111614) dan Siti Djamilah (073111438), keduanya meneliti kegiatan non formal, yaitu di luar kelembagaan sekolah, sehingga hanya memberi masukan kepada pihak penyelenggara lembaga dan menyarankan peserta didik yang mempunyai masalah dengan materi PAI dan Qur’an Hadits untuk mengikuti kegiatan non formal untuk menunjang nilai dalam kegiatan formal (sekolah). Sedangkan penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis bukan pendidikan non formal yang berada di luar lembaga sekolah, tetapi kegiatan Rohis di tempat penelitian yang penulis lakukan, hal ini supaya peserta didik aktif di sekolah dan dapat menghemat biaya dengan memanfaatkan fasilitas berupa kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
8
Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012. B. Kerangka Teoritik Jumlah jam yang terbatas dengan materi pendidikan agama yang sarat, menyebabkan banyak guru mengambil jalan yang paling mudah, yaitu melihat pendidikan agama lebih sebagai “pelajaran” agama daripada “pendidikan” agama, sehingga pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ilmu yang lebih menyentuh ranah “kognitif”. Akibat yang mudah diharapkan dari pendekatan itu adalah bahwa peserta didik hanya menumpuk bahan agama sebagai pengetahuan, yang tidak atau kurang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya. Karena itu diperlukan pendekatan lain yang lebih komprehensif, yang menyentuh seluruh aspek pribadi. Menurut Nielson (1980) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas keberagamaan seseorang, yaitu: 1) kualitas pemahamannya tentang Tuhan sebagai nilai tertinggi dalam sistem agamanya, 2) kadar pengalaman keagamaan seharihari, terutama bagaimana dia menghayati hubungan antara nilai-nilai ideal agama yang diyakininya dengan kenyataan kehidupan yang melibatkannya, dan 3) pandangan tentang dirinya, siapa hakikat dirinya, evaluasi tentang diri dan kemampuannya.1 Dewasa ini kegiatan Rohis di SMA-SMA Negeri menjadi solusi untuk mengatasi terbatasnya jam pengajaran PAI di SMA-SMA tersebut, demikian halnya di SMA Negeri 1 Weleri yang menggunakan kegiatan Rohis untuk mengatasi kurangnya jam pengajaran pada mata pelajaran PAI. Menurut seorang pemikir Behavioris, Lester Frank Ward, “setiap anak dilahirkan di dunia, hendaknya dipandang oleh masyarakat ibarat bahan mentah yang harus diolah dalam pabrik. Alam tak dapat diandalkan dalam mengembangkan kemampuan individu. Pengembangan kemampuan individu 1
Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi dan Proses BelajarMengajar Pendidikan Agama Islam), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 8.
9
harus direncanakan dan sebagian besar rencana tersebut harus dilaksanakan dalam mengembangkan kemampuan individu. Pengembangan kemampuan individu harus direncanakan dan sebagian besar rencana tersebut harus dilaksanakan dalam sekolah yang baik”.2 Dalam bukunya, Drs. Suparlan, M. Ed. yang berjudul membangun sekolah efektif
menerangkan
bahwa
sesungguhnya,
kegiatan
intrakurikuler
dan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan utama sebuah institusi sekolah, ditambah dengan fasilitas belajar yang lengkap guna mengembangkan potensi belajar peserta didik. Jadi, sekolah yang baik merupakan sekolah yang mempunyai wadah untuk mengembangkan potensi peserta didik, peserta didik tidak hanya disuguhi dengan materi wajib yang berdasar pada kurikulum saja, tetapi diberi kebebasan untuk mengeksplorasikan dirinya. Tetapi pandangan kaum Behavioris diatas tidaklah dianggap baik jika pada pelaksanaan pendidikan, peserta didik hanya dianggap sebagai bahan pabrik yang mudah diolah dan dicetak seperti yang diharapkan saja, tetapi mereka mempunyai rasa yang dimana peserta didik akan mendapat kekuatan baru ketika kelelahan jika mendapat pujian atau penghargaan, dan sebaliknya, mereka akan menurun secara dramatis jika dikecam atau dibuat berkecil hati.3 Untuk itulah kekurangan jam pelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah dikembangkan dengan ekstrakurikuler guna memberikan kekuatan baru pada peserta didik melalui pengembangan potensi mereka sehingga dengan pengetahuan baru mereka dapat dengan mudah mendapatkan pujian-pujian dari guru di kelas. Begitu pula kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang memberikan banyak motivasi pada peserta didik untuk menjadi pribadi muslim yang bertaqwa. Dengan pengalaman baru dalam kegiatan Rohis tersebut peserta didik akan mendapat pengetahuan tentang Islam dengan porsi yang lebih banyak.
2
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010), hlm. 48. 3 Pendapat Dr. Otto yang diktip dalam buku Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 51.
10
Menurut Korten (1980) mengungkapkan bahwa dalam setiap kejadian belajar, keseluruhan proses dapat dibagi menjadi tiga tahap yang secara singkat dijelaskan bahwa: Pertama, tahap belajar efektif dimana satu atau beberapa tim yang bermutu tinggi dikirimkan kesatu atau beberapa desa yang akan menjadi laboratorium belajar mereka. Kedua, tahap belajar efisien yang mana setelah diketahui apa yang harus dilaksanakan, perhatian kemudian diarahkan pada penerapan dari bekal yang didapat. Ketiga, tahap belajar mengembangkan diri yang mana perhatian diarahkan pada cara-cara perluasan yang mengcakup pengembangan keahlian, struktur, dan nilai-nilai pendukung.4 Dari pernyataan tersebut, kegiatan Rohis ibarat lembaga yang membangun peserta didik yang berakhlak Islami yang di kirim ke masyarakat kecil (kelas) guna menerapkan pembalajaran yang didapat serta mengembangkan diri untuk menjadi pribadi Muslim yang siap bergelut di masyarakat kelak. Diagram pemikiran yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Hasil Belajar PAI
Aspek Fisiologis: Kesehatan dan keadaan fungsifungsi jasmani (mata & telinga) Faktor Internal (Dari dalam siswa) Aspek Psikologis: Intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor Metode: Metode mengajar dan metode belajar Faktor Eksternal (Dari luar siswa)
Lingkungan Sosial: Keluarga, sekolah dan masyarakat Faktor lingkungan
Lingkungan Non Sosial: Suhu, cuaca, waktu, tempat belajar, dan alat-alat belajar.
Gambar 2.1 Diagram Hasil Belajar PAI 4
Mardianto, Pesantren Kilat: Konsep, Penduan dan Pengembangan, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hlm. 28.
11
Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar PAI adalah kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang digambarkan dengan diagram sebagai berikut: Hasil Belajar PAI
Kegiatan Rohis Materi keagamaan
Kognitif
Tilawah
Afektif
Jum’atan
Psikomotor
Gambar 2.2 Diagram Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Hasil belajar
1. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan, keagamaan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah. a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut Suharsimi A.K., yang dimaksud dengan program ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Farida Yusuf mendeskripsikan program sebagai kegiatan yang direncanakan. Jadi program merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan.5 Ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini dilaksanakan pada sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi dan dilaksanakan pagi hari bagi yang masuk sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran
5
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 286287.
12
yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan, keagamaan dan kepramukaan. Menurut KBBI ekstrakurikuler adalah berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum.6 Menurut Suharsimi A.K., kegiatan eksrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurukuler menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.7 Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (Intrakurikuler) baik erat maupun tidak erat dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa, menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian intrakurikuler, serta melengkapi usaha pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu tertentu. b. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman belajar memiliki nilai-nilai manfaat bagi pembentukan kepribadian siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah: 1) Kegiatan ektrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 291. 7 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), hlm. 287.
13
2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Lebih lanjut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan program kokurikuler.8 Jadi ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung kegiatan intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan penalaran peserta didik serta menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minatnya agar mendukung program intrakurikuler dan program kokurikuler. 2. Rohis SMA Negeri 01 Weleri Rohis di SMA Negeri 01 dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da shalat jum’at. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA Negeri 01 Weleri diawali dengan shalat jum’at berjama’ah secara bergilir antar kelas, yaitu kelas 1, 2 dan 3, tetapi bagi peserta Rohis wajib mengikuti kegiatan shalat jum’at di SMA Negeri 01 Weleri. a. Pengertian Rohis Rohis berasal dari dua kata, yaitu kerohanian dan Islam. Rohis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan untuk membentuk generasi Islam yang Qur’ani, maksudnya yaitu generasi muda yang tetap berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi pegangan hidup orang Islam. Sehingga kegiatan Rohis membahas seputar Islam dan memberikan motivasi agar peserta didik dapat mendalami Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari.9
8
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), hlm. 287-288. 9 Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis sekaligus guru mapel PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul 12.45 WIB di Masjid SMA N 01 Weleri.
14
b. Model Pembelajaran Rohis Dari hasil penelitian dan wawancara, model pembelajaran Rohis di SMA Negeri 01 Weleri antara peserta didik laki-laki dengan perempuan dipisah, baik pembimbing maupun tempat bimbingannya. Pembimbing peserta didik laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam masjid SMA Negeri 01 Weleri, sedangkan peserta didik perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01 Weleri. Model yang dilakukan selama bimbingan terdapat 3 sesi baik laki-laki maupun perempuan, 3 sesi tersebut yaitu: 1) Membaca al-Qur’an satu per satu secara berurutan dan bergantian sesuai dengan kesepakatan pada awal pembelajaran. 2) Mengartikan al-Qur’an sesuai dengan yang sudah dibaca. 3) Penyampaian materi dari pembimbing dengan metode ceramah plus. c. Ruang Lingkup Dan Materi Rohis Ruang lingkup dari Rohis di SMA Negeri 01 Weleri merupakan seluruh ajaran Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadits, keimanan, akhlak, fikh dan bimbingan ibadah. Adapun materi yang menjadi target selama belajar Rohis di SMA Negeri 01 Weleri terdapat 30 bahasan, yaitu: Tawazun (keseimbangan), Ikhlasunniyah (membersihkan
maksud/niat),
Aqidah
Islamiyyah,
Makna
Bismillahirrohmanirrohim, Makna Alhamdulillahirobil’alamin, Al-Iman, Rukun Islam, Ihsan, Ma’rifatullah, Ma’rifatul Rasul, Ma’rifatul Islam, Al-Qur’an, Ukhuwah Islamiyah, Nikmat Iman, Hal-hal Yang Melemahkan Iman, Hal-hal Yang Menguatkan Imam, Pentingnya Akhlak Islami, Akhlak Rasulullah, Bangunan Islam, Eksistensi Allah, Makna Asyhadu, Makna Syahadatain, Cinta, Problematika Umat, Ghazwul Fikri (Serangan Pemikiran), Pentingnya Pendidikan Islam, Tarbiyah Ruhiyah, Birrul Walidain (Kewajiban anak), Ilmu Allah, dan Simbol Sukses Dalam Kehidupan.10
10
Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis sekaligus guru mapel PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 30 Maret 2012, Pukul 13.30 WIB di SMA N 01 Weleri.
15
3. Hasil Belajar Hasil belajar dapat memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjukkan suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.11 Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.12 Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.13 Menurut Muhibbin Syah belajar mempunyai arti tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.14 Sedang menurut Sardiman, pengertian belajar dibagi dua, yaitu pengertian luas dan khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Definisi dalam arti khusus inilah yang banyak dianut sekolah-sekolah.15 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.16
11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 44. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 391. 13 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 38-39. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : P.T. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 12
92. 15
Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Perkasa, 2000), hlm. 20-21. 16 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 45.
16
a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan pdikomotorik. Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Oleh karenanya menurut Bruner, belajar menjadi bermakna apabila dikembangkan melalui eksplorasi penemuan.17 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa akan tergantung pada : 1) Siswa Faktor diri siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar adalah bakat, niat, kemampuan dan motivasi belajar siswa merupakan masukan mentah. 2) Kurikulum Kurikulum mencakup landasan program dan pengembangan GBHN dan Pedoman GBHN berisi materi atau bahan kajian yang telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. 3) Guru Guru bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar siswa agar tercapai hasil optimal, besar kecilnya peranan guru akan tergantung pada tingkat penguasaan materi metodologi dan pendekatannya. 4) Metode Penggunaan metode yang tepat akan turut serta menentukan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar. Metode yang harus digunakan: a) Sesuai dengan tujuan b) Sesuai dengan materi 17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, hlm. 42.
17
c) Sesuai dengan kemampuan guru d) Taraf kecerdasan siswa e) Relevan dengan fasilitas f) Relevan dengan waktu dan kondisi yang ada. 5) Sarana Prasarana Yang dimaksud dengan sarana dan prasarana antara lain: buku pelajaran, alat pelajaran, ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan. 6) Lingkungan Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, lingkungan budaya dan juga lingkungan alam merupakan sumber belajar dan sekaligus masukan lingkungan sangat besar dalam proses belajar. Dari komponen-komponen yang berpengaruh terhadap hasil belajar tersebut, komponen guru lebih menentukan karena guru yang akan mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan hasil proses belajar mengajar.18 Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu: 1) Faktor Internal Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu : a) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak berbekas. b) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktor-
18
Abdurrahman, “Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs. Matholi’ul Ulum Terteg Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2002-2003”, skripsi (Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo), hlm. 21-22.
18
faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: (1) Tingkat keceerdasan/intelegensi siswa, (2) Sikap siswa, (3) Bakat siswa, (4) Minat siswa, (5) Motivasi siswa. 2) Faktor Eksternal Siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga meliputi dua aspek yaitu: a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga, juga teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua, dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, keteguhan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b) Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak mempunyai sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan Voli) akan mendorong siwa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas
19
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Untuk waktu yang digunakan oleh siswa belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tidak perlu dihiraukan. Sebab, bukan waktu ynag penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut. 3) Faktor pendekatan belajar Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah dipaparkan dimuka, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam). Misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproduktive.19 4. Pendidikan Agama Islam (PAI) Di UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 36 dan 37 di tegaskan bahwa setiap jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan agama. Di dalam pasal 36 ayat (3) poin a. dan b. menegaskan bahwa kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa juga berakhlak mulia. Sehingga kedudukan pendidikan agama Islam sangat sentral bagi dunia pendidikan.20 a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan memperdayakan diri.21 Dalam arti luas pendidikan melahirkan beberapa konsep, misalnya:
19
Edi Riyanto, “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di MA Hasyim Asy’ari Welahan Jepara Tahun Pelajaran 2004/2005”, skripsi (Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo), hlm. 29-31. 20 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm. 26-27. 21 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 27.
20
1) Long-life Education Pendidikan seumur hidup bermakna bahwa pendidikan adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pengalaman belajar dapat berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang memengaruhi pembentukan berpikir dan bertindak individu. Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan perubahanperubahan caraberpikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk seorang individu. Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapa pun, terutama (sebagai tanggung jawab) negara. Sebagai sebuah upaya untuk meningkatkan kesadaran dan ilmu penetahuan, pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya peradaban manusia. Dalam hal inilah, letak pendidikan dalam masyarakat sebenarnya mengikuti perkembangan corak sejarah manusia. Tidak heran jika R.S. Peters dalam bukunya The Philosophy of Education menandaskan bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak mengenal akhir karena kualitas hidup manusia terus meningkat.22 2) Pendidikan Alam Suatu pandangan bahwa kehidupan dengan ruang dan lingkungannya— yang berisi berbagai macam benda-benda dan melahirkan pengalamanpengalaman—merupakan tempat pendidikan bagi tiap manusia. Pengalaman akan ruang dan waktu adalah pendidikan yang baik bagi semua orang. Bentuk kegiatan adalah apa pun yang terentang mulai dari bentuk-bentuk misterius atau tudak disengajah
hingga
kegiatan-kegiatan
yang
terprogram.
Jadi, pendidikan
berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang, kapan dan di mana pun dalam hidup. Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar dari alam dan lingkungannya.23 Sedangkan pendidikan dalam arti sempit, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga tempat mendidik (mengajar). 22
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 28-29. 23 Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 30.
21
Pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepada sekolah agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk tujuan ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.24 Pendidikan di dalam Islam secara etimologi lebih popular dengan istilah tarbiyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah, irsyad, dan tadris.25 Masing-masing istilah tersebut memliki keunikan makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun, kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain. Atas dasar itu, dalam beberapa buku pendidikan Islam, semua istilah itu digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan pendidikan Islam. 1) Tarbiyah Dalam mu’jam bahasa Arab, kata al-tarbiyah memiliki tiga akar kebahasaan, yaitu: a. Rabbâ, yarbû, tarbiyah: yang memiliki makna ‘tambah’ (zâd) dan ‘berkembang’ (nâmâ). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan proses menumbuhkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. b. Rabbâ, yurbî, tarbiyah: yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a). Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial, maupun spiritual. c. Rabba, yarubbu, tarbiyah: yang memiliki makna memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian maupun
24
Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern, hlm. 40-41. 25 Sekalipun kata irsyad (bimbingan) dan tadris (belajar) dapat digunakan sebagai peristilahan dalam pendidikan Islam, tetapi dalam khazanah literature pendidikan Islam tidak ditemukan kedua istilah itu, sehingga pada skripsi ini keduanya tidak diuraikan secara khusus.
22
eksistensinya. Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik, agar dapat survive lebih baik dalam kehidupannya.26 2) Ta’lim Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari akar kata ‘allama. Sebagian para ahli menerjemahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran. Pendidikan (tarbiyah) tidak saja tertumpu pada domain kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik, sementara pengajaran (ta’lim) lebih mengarah pada aspek kognitif, seperti pengajaran mata pelajaran matematika. Pemadanan ini agaknya kurang relevan, sebab menurut pendapat yang lain, dalam proses ta’lim masih menggunakan domain afektif. Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim dengan “proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu”. 3) Ta’dib Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, tata karma, adab, budi pekerti, akhlak, moral dan etika. Ta’dib yang seakar dengan adab memiliki arti pendidikan peradaban atau kebudayaan. Artinya, orang yang berpendidikan adalah orang yang berperadaban, sebaliknya, peradaban yang berkualitas dapat diraih melalui pendidikan. Menurut al-Naquib al-Attas, ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.27 4) Riyadhah Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-Bustani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia. 26 27
Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 10-11. Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 18-20.
23
Pengertian ini akan menjadi berbeda jika riyadhah dinisbatkan kepada disiplin tasawuf atau olahraga. Riyadhah dalam tasawuf berarti latihan rohani dengan cara menyendiri pada hari-hari tertentu untuk melakukan ibadah dan tafakur mengenai hak dan kewajibannya. Sementara riyadhah dalam disiplin olahraga berarti latihan fisik untuk menyehatkan tubuh. Menurut al-Ghazali, kata riyadhah yang dinisbatkan kepada anak (shibyan/athfal), maka memiliki arti pelatihan atau pendidikan kepada anak-anak. Dalam pendidikan anak, al-Ghazali lebih menekankan pada domain psikomotorik dengan cara melatih. Pelatihan memiliki arti pembiasaan dan masa kanak-kanak adalah masa yang paling cocok dengan metode pembiasaan itu. Anak kecil terbiasa melakukan aktivitas yang positif maka di masa remaja dan dewasanya lebih mudah untuk berkepribadian saleh.28 Dari beberapa istilah diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik, baik secara fisik, psikis,
sosial,
maupun
spiritual
dan
memelihara,
mengasuh,
merawat,
memperbaiki dan mengatur kehidupannmya agar dapat survive lebih baik dalam kehidupan. Agama Islam adalah suatu suprasistem yang mengandung: 1) Sistem akidah atau keimanan dan keyakinan. 2) Sistem syariat, yaitu sistem nilai dan norma yang mengandung ketentuanketentuan, perundang-undangan, peraturan, bimbingan, ajaran, dan informasi. 3) Akhlak atau pola perilaku yang didasarkan pada suatu sistem nilai dan norma agama Islam serta proses pembentukan idea atau konsep berpikir yang dapat melahirkan bentuk-bentuk pola kegiatan, interaksi dan bentuk-bentuk institusi sosial tertentu maupun karya budaya yang bersifat material dan konseptual. Agama Islam yang merupakan wahyu Ilahi ini diturunkan oleh Allah SWT melalui Rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia sehingga disebut juga risalah.29
28 29
Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 21. Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm.
117.
24
Sedangkan pendidikan agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta mejadikannya sebagai pandangan hidup (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.30 Dalam Kurikulum PAI pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.31 Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.32
30
Zakiah Daradjat, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 86. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130. 32 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 75-76. 31
25
Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu sebagai berikut: 1) Pendidikan Agama sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. 2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajar dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. 3) Pendidik atau Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. 4) Kegiatan
(pembelajaran)
pendidikan
agama
Islam
diarahkan
untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, yang di samping untuk membentuk kesalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat), baik yang seagama (sesama muslim), ataupun yang tidak seagama (hubungan dengan non muslim), serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah wathaniyah) dan bahkan ukhuwah unsaniyah (persatuan dan kesatuan antarsesama manusia).33 Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang berupa bimbingan dan asuhan untuk menyiapkan peserta didik agar mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta mejadikannya sebagai pandangan hidup (way of life) demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
33
Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), hlm. 76.
26
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi sebagai berikut: 1) Pengembangan Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. 2) Penanaman Nilai Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 3) Penyesuaian Mental Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. 4) Perbaikan Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangankekurangan
dan
kelemahan-kelemahan
peserta
didik
dalam
keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. 5) Pencegahan Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indoneisa seutuhnya. 6) Pengajaran Pengajaran tentang ilmu pengetahuan secara umum (alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsional.
27
7) Penyaluran Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.34 Faisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam memainkan fungsi agama Islam di sekolah: 1) Pendekatan nilai universal (makro), yaitu suatu program yang dijabarkan dalam kurikulum. 2) Pendekatan Meso, artinya pendekatan program pendidikan yang memiliki kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan kompetisi pada anak. 3) Pendekatan Ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk membudidayakan nilai agama Islam. 4) Pendekatan Makro, artinya pendekatan program pendidikan yang memberikan kemampuan kecukupan keterampilan seseorang sebagai profesional yang mampu mengemukakan ilmu teori, informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.35 c. Tujuan Pendidikan Agama Islam Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.36 34
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 134-135. 35 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 135. 36 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm. 12.
28
Tujuan pendidikan ialah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup.37 Dalam
Konferensi
Pendidikan
Islam
Internasional
pertama
yang
dilaksanakan di Makah merumuskan bahwa pendidikan bertujuan untuk menimbulkan pertumbuhan yang seimbang dari kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan dan kepekaan tubuh manusia, oleh karena itu pendidikan seharusnya memenuhi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya: spiritual, intelektual, imaginatif, fisik, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada Allah, baik pada tingkat individu, masyarakat, maupun kemanusiaan pada umumnya.38 Di dalam GBHN, pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, yang pada dasarnya berisi: 1) Menumbuh suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam pelbagai kehidupan anak yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. 2) Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasulnya merupakan motivasi intrinsic terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak. Berkat pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan (agama dan umum) maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba Allah yang beriman dan berilmu pengetahuan. Karenanya, ia tidak pernah mengenal henti untuk mengejar ilmu dan teknologi baru dalam rangka mencari keridaan Allah SWT. Dengan iman dan ilmu itu semakin hari semakin menjdi lebih bertakwa kepada Allah SWT sesuai dengan tuntunan Islam. 37
H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2009), jilid 1, hlm.
31. 38
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: P.T. LKiS, 2009), hlm. 26.
29
3) Menumbuhkan dan membina ketrampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran agama Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT dan dalam hubungannya dengan sesama manusia yang tercermin dalam akhlak perbuatan serta dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar.39 Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah
SWT
serta
berakhlak
mulia
dalam
kehidupan
pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI, 1994).40 Pendidikan
agama
Islam
di
sekolah/madrasah
bertujuan
untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002).41 d. Ruang Lingkup Dan Materi Pendidikan Agama Islam Untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu AlQur’an-Hadits, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: Al-Qur’an-Hadits, keimanan, akhlak, fikh dan bimbingan ibadah, serta tarikh/sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.42
39
Zakiah Daradjat, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 89-90. Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), hlm. 78. 41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), hlm. 135. 42 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), hlm. 79. 40
30
Dilihat dari sistemakika ajaran Islam, maka unsur-unsur pokok itu memiliki kaitan yang erat, sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut ini. ISLAM (Al-Qur’an & Sunnah/ Hadis)
Ibadah Syariah Akidah
Muamalah Akhlak
Sistem Kehidupan 1. Politik 2. Ekonomi 3. Sosial 4. Pendidikan 5. Kekeluargaan 6. Kebudayaan/Seni 7. Iptek 8. Orkes 9. Lingkungan Hidup (flora, fauna, dll. 10. Hankam, dll.
Tarikh/Sejarah
Gambar 2.3 Sistematika Ajaran Islam Dari sistematika tersebut, berikut ini dapat dijelaskan mengenai kedudukan dan kaitan yang erat antara unsur-unsur pokok materi PAI. Al-Qur’an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, mumalah, dan akhlak sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama. Ibadah, muamalah, dan akhlak bertitik tolak dari akidah, dalam arti sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syariah merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dnegan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk lainnya. Dalam hubungannya dengan Allah diatur dalam ibadah dalam arti khas (thaharah, salat, zakat, puasa, dan haji) dan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia dalam arti sebagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan manusiadengan manusia lainnya
31
(muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya (polotik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan, dll.) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sedangkan tarikh (sejarah-kebudayaan) Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia meuslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah
(beribadah
dan
bermuamalah)
dan
berakhlak
serta
dalam
mengembangkan sistem kehidupan yang dilandasi oleh akidah.43 C. Rumusan Hipotesis Dalam pra-research yang dilakukan peneliti, tidak terdapat kesesuaian materi antara mata pelajaran PAI dengan kegiatan Rohis di SMA Negeri 1 Weleri. Hal tersebut dikarenakan kegiatan Rohis lebih menitik beratkan pada pemahaman dan praktek keagamaan peserta didik untuk menjadi biasa dalam menjalankan ajaran agama Islam. Penelitian ini di tujukan guna membuktikan apakah terdapat pengaruh antara kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
43
Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), hlm. 79-80.
32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tujuan Penelitian Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Pendekatan ini berangkat dari data. Ibarat bahan baku dalam suatu pabrik, data ini diproses dan dimanipulasi menjadi informasi berharga bagi pengambilan keputusan. Pemrosesan dan manipulasi data mentah menjadi informasi yang bermanfaat inilah yang merupakan jantung dari analisis kuantitatif.1 Menurut Borg and Gall (1989) metode Kuantitatif disebut juga metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.2 Metode ini sebagai metode ilmiah (scientific) karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit (empiris), obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.3 Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mendapatkan data yang akurat dari lapangan untuk membuktikan hipotesis peneliti yaitu: dalam pra-research yang dilakukan peneliti, tidak terdapat kesesuaian materi antara mata pelajaran PAI dengan kegiatan Rohis di SMA Negeri 1 Weleri. Hal tersebut dikarenakan kegiatan Rohis lebih menitik beratkan pada pemahaman dan praktek keagamaan peserta didik untuk menjadi biasa dalam menjalankan ajaran agama Islam.
1
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, 2007), hlm. 1. 2 Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2008), hlm. 7.
33
Oleh karena itu penelitian ini ditujukan guna membuktikan apakah terdapat Pengaruh Antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dari penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Weleri. SMA Negeri 1 Weleri dipilih sebagai tempat penelitian karena lembaga pendidikan ini berbasis umum akan tetapi religius, salah satu buktinya adalah adanya kegiatan Rohis yang berbasis keagamaan disana. Dari hasil penelitian, model pembelajaran kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri antara peserta didik laki-laki dengan perempuan dipisah, baik pembimbing maupun tempat bimbingannya. Pembimbing peserta didik laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam masjid SMA Negeri 01 Weleri, sedangkan peserta didik perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01 Weleri. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, tepatnya dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012. Penelitian dilakukan setiap hari jum’at untuk mendapatkan data kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri, dan di hari-hari tertentu untuk mendapatkan data tambahan guna menunjang penelitian. C. Metode Penelitian Metode ilmiah yang digunakan oleh peneliti adalah metode Observasi Lapangan (field Observation). Dalam pendekatan ilmiah metode ini, peneliian dilakukan dalam situasi ilmiah yang didahului oleh semacam intervensi (campur tangan) dari pihak peneliti yang bertujuan agar fenomena yang dikehendaki oleh peneliti dapat segera tempak dan diamati sehingga terjadi semacam control atau kendali parsial terhadap situasi lapangan. Terdapat beberapa kelompok dalam peelitian lapangan, tetapi yang dipilih oleh peneliti yaitu penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variasi variabel-variabel yang bersangkutan. Data yang diperoleh merupakan data ilmiah seperti apa adanya.
34
Kendali parsial terbatas pada control statistical dalam analisisnya sehingga dimungkinkan untuk melihat hubungan antara dua variabel, misalnya tanpa dicemari variabel-variabel lain. Metode penelitian adalah tata cara bagaimana sesuatu penelitian dilaksanakan. Metode yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian Pengaruh Antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 ini adalah metode korelasi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut korelasi. Korelasi yang mungkin terjadi antara dua variabel atau lebih dapat berupa: 1. Korelasi positif, dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain meningkat pula atau sebaliknya. 2. Korelasi negatif, dimana jika variabel yang satu meningkat, maka variabel yang lain menurun atau sebaliknya. 3. Tidak ada korelasi, dimana kedua variabel tidak menunjukkan hubungan. 4. Korelasi sempurna, dimana kenaikan atau penurunan variabel yang selalu berbanding seimbang dengan kenaikan atau penurunan variabel lain.4 D. Jenis Data dan Teknik Perolehannya Jenis data dalam penelitian ini diambil dengan metode observasi, dimana peneliti mengamati langsung proses kegiatan Rohis dan hasil belajar kognitif PAI di Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 dengan memberikan skor pada proses kegiatan Rohis dan mengambil nilai hasil belajar kognitif PAI dari peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut. E. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.5 Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena peneliti meneliti seluruh populasi. 4
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, (Semarang: Walisongo Press, 2009) hlm. 22-26. 5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: komponen MKDK, (Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2010), hlm. 118.
35
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik yang ikut kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang berjumlah 40. F. Variabel dan Indikator penelitian Pada dasarnya variabel bisa diamati memiliki sifat discrete, artinya tiap nilai-nilai variabel dipisahkan antara satu dengan yang lain oleh suatu kesatuan tertentu. Adapun variabel dari penelitian ini ada 2 macam yaitu: 1. Variabel independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang terjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).6 Dalam penelitian ini, variabel independen (variabel bebas) disimbolkan dengan variabel x yaitu keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis (variabel x), adapun indikatornya sebagai berikut: a. Kehadiran peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti ikut serta dalam kegiatan Rohis guna mengamati langsung absensi dari peserta didik dengan memberikan indikator penilaian sebagai berikut: Indikator:
skor
Tepat waktu
3
Terlambat 10 menit
2
Terlambat lebih dari 10 menit
1
Tidak masuk
0
b. Perhatian peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta didik ysng memperhatikan materi selama proses kegiatan Rohis dengan rincian dan indikator sebagai berikut: 1) Kesediaan peserta didik mendengar materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta didik 6
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, hlm. 148-150.
36
yang mendengarkan pembimbing menyampaikan materi. Dengan pengamatan langsung tersebut, peneliti dapat langsung mengetahui peserta didik yang mendengar dan menyimak materi selama proses kegiatan Rohis berlangsung. Bagi peserta didik yang mendengarkan dan menyimak akan diberikan skor sebagai berikut: a) peserta didik yang mendengar dan menyimak materi dari awal sampai selesai akan diberikan skor 2. b) peserta didik yang mendengarkan sampai ditengah (selama proses mereka membuat forum sendiri) maka akan diberikan skor 1. 2) Kesediaan peserta didik mencatat materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti akan mengikuti langsung proses dan mengamati peserta didik yang mencatat materi yang disampaikan, dan memastikannya dengan melihat catatan dari peserta didik setelah selesai kegiatan ekstrakurikuler Rohis. Dan bagi yang mencatat materi akan mendapatkan skor sebagai berikut: a) peserta didik yang mencatat materi akan mendapatkan skor 2 b) peserta didik yang tidak mencatat materi akan diberikan skor 1. 3) Kesediaan peserta didik bertanya tentang materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung peserta didik selama proses kegiatan ekstrakurikuler Rohis berlangsung. Dan bagi peserta didik yang bertanya akan mendapatkan skor dengan indikator sebagai berikut: a) peserta didik yang bertanya sesuai materi akan mendapat skor 3, b) peserta didik yang bertanya diluar materi akan mendapatkan skor 2, dan c) peserta didik yang tidak bertanya akan mendapat skor 1. 2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kreteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.7 Dalam penelitian ini, variabel dependen (variabel terikat) disimbolkan dengan variabel y yaitu hasil belajar kognitif PAI dari peserta 7
Mochamad Fauzi, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, hlm. 150.
37
didik yang mengikuti kegiatan Rohis (variabel y). Adapun indikatornya adalah nilai mid semester 2 tahun ajaran 2011-2012 yang dilaksanakan pada tanggal 20-25 Februari 2012. G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Metode pengumpulan adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.8 Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada 4 macam yaitu; 1. Observasi Metode ini digunakan untuk meneliti langsung kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri yang diadakan setiap hari jum’at jam 13.00-14.00 WIB. Dalam hal ini, peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sebagai peserta guna mendapatkan data yang valid dalam penelitian. Adapun yang diambil dari metode ini adalah data keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Keaktifan diambil dari 2 aspek dari peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohis, yaitu kehadiran dan perhatian. Perhatian disini dibagi menjadi 3, yaitu kesediaan peserta didik mendengar materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri, kesediaan peserta didik mencatat materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri, dan kesediaan peserta didik bertanya tentang materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Sehingga dalam hal ini peneliti ikut terlibat langsung dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. 2. Wawancara Metode wawancara digunakan untuk mencari data tentang kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara kepada Guru mapel PAI dan Pembimbing kegiatan Rohis. Peneliti melakukan wawancara langsung kepada Guru mapel PAI dan Pembimbing kegiatan Rohis. Wawancara disini meliputi seluruh kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri, seperti pengertian Rohis sendiri, Tujuan dari Rohis, program-program yang diadakan oleh Rohis, dan ruang lingkup kegiatan Rohis. 8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 220.
38
3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Metode ini sering digunakan pada penelitian sejarah. Namun, kemudian Sosiologi dan Antropologi menggunakan metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Oleh karena sebenarnya sejumlah besar fakta dan data sosial tersimpan dalam tubuh pengetahuan sejarah yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia seperti terdapat surat-surat, catatan harian (jurnal), laporan-laporan dan sebagainya.9 Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang materi dalam kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dalam hal ini peneliti menghubungi langsung Guru mapel PAI dan Pembimbing untuk mendapatkan dokumen tentang kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Dokumen yang dimaksudkan adalah daftar peserta didik kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri dan materi menjadi acuan dalam kegiatan Rohis. 4. Metode Tes Metode tes dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. 10 Metode tes digunakan untuk mencari data hasil belajar kognitif yaitu hasil mid semester 2 tahun ajaran 2011-2012 mata pelajaran PAI di SMA Negeri 01 Weleri. 9
M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 144. 10 Ismail S.M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 147.
39
Dalam hal ini peneliti meminta data hasil belajar mid semester 2 tahun ajaran 2011-2012 mata pelajaran PAI dari Guru mapel PAI di SMA Negeri 01 Weleri. H. Teknik Analisis Data Penelitian Setelah data-data penulis harapkan terkumpul maka untuk selanjutnya datadata dianalisis statistik. Sedangkan pengertian statistik sebagaimana dikemukakan oleh Anas Sudijono,11 adalah data angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa akan gejala tertentu. Dalam analisis data akan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu : 1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam tabel distribusi frekuensi.12 Di dalam analisis pendahuluan ini akan menggambarkan data tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis. Hasil dari tahap ini dimasukkan dalam tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang dikaji. 2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun tekniknya dari hasil analisis pendahuluan, data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan statistik. Dalam hal ini digunakan dua variabel yang berbeda yaitu keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan Rohis sebagai variabel x, dan hasil belajar kognitif PAI dari peserta didik yang mengikuti kegiatan Rohis sebagai variabel y., maka dapat disimpulkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan akan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar karena sampel dan
11 12
Anas Sudijono, Statistik Pendidikan, (Jakarta: Gradindo Persada, 1996), hlm. 2. Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, hlm. 63.
40
jumlah respondennya sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya. Adapun rumusannya sebagai berikut :
Keterangan : : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X : Variabel Kegiatan Keagamaan Y
: Variabel hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam
N : Jumlah populasi ∑ : Sigma (jumlah) 13 3. Analisis Lanjut Analisis ini merupakan pengolahan data lebih lanjut dari hasil-hasil nilai kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan besarnya “r” observasi ‘r0” dengan “r” tabel dengan taraf signifikan 1 % dan 5 %. Jika ‘r0” sama dengan atau lebih besar dari “r” tabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang/cukup signifikan antara Kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012. Tetapi apabila ‘r0” lebih kecil dari “r” tabel, maka (Ha) ditolak dan (Ho) diterima yang berarti tidak ada pengaruh, sehingga interpretasinya tidak ada hubungan Kegiatan Rohis terhadap hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm. 243.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pembahasan tentang hasil penelitian ini penulis sajikan sesuai hasil observasi dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012 dengan obyek penelitian yaitu sejumlah empat puluh siswa SMA Negeri 01 Weleri yang aktif mengikuti kegiatan Rohis. Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan untuk memudahkan jalannya analisis adalah melalui tiga tahapan, yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. A. Analisis Pendahuluan Analisis ini merupakan pengolahan awal dari data yang terkumpul melalui observasi selama penelitian, yaitu dari tanggal 3 Januari 2012 sampai tanggal 30 Maret 2012. Kegiatan Rohis yang merupakan aplikasi dari mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam mapel
PAI.
Menurut
teori
yang
diungkapkan
oleh
Korten,
kegiatan
ekstrakurikuler akan mempengaruhi hasil belajar karena lingkungan kelas menjadi masyarakat
kecil
untuk
menerapkan
pembelajaran
yang
didapat
serta
mengembangkan diri untuk menjadi pribadi muslim yang siap bergelut di masyarakat kelak. Sedangkan PAI menjadikan kegiatan Rohis sebagai pengembangan dari materi untuk memahamkan peserta didik akan pentingnya menjalankan syari’at Islam. Sehingga keduanya bisa saling mendukung ketika terdapat keterkaitan antara materi kegiatan Rohis dengan mapel PAI. Tetapi sebaliknya, jika tidak terdapat keterkaitan materi, hanya akan memberikan pemahaman searah tanpa ada titik temu antara keduanya. Data hasil penelitian tersebut akan didistribusikan sebagai berikut: 1. Data keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri. Untuk mengetahui nilai kuantitatif data tentang keaktifan kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri selama 6 minggu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
42
Tabel 4.1 Data Keaktifan Peserta Didik Dalam Kegiatan Rohis N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Aldi Tri Y Primas Oky W Selma Dwi H Deni Supriyanto Dian Alima Dian Kumalasari Ajid Aulia Johan Burhanudin Faris Wicaksono Totok Setiawan Dinik Trisiani Isnaini Umi S Slamet Widodo Devi Oktiviani Eryuni Ririswati Naila Zahrotul J Ahmad Mashudi Fitri Wulandari Hanif Mei Artadi Nurul Sulis M Putri Novita S Siti Alimah Yenni Kassatun Ari Himawan Nofi Julianti Puput Nurfiana Rahmad Fauzi Sekar Nurhayati Esti Haryanti Hamdan DJRHU Nuswa Rhona N Putra Adi N Tri Ratna W Assafrun Ali A Prayet Yuliono Tutut Sukma SA Budi Imam S Salis Hapsari Adi Yulianto Akhmad Hafif
Jumlah rata-rata
3 4 6 5 4 3 3 6 4 6 5 4 4 5 5 5 4 5 4 6 3 3 3 3 6 2 5 4 4 3 5 4 5 4 4 4 5 5 3 2 3
Kehadiran 2 1 0 J 1 0 1 14 0 0 0 18 0 1 0 16 1 1 0 15 1 1 1 12 1 1 1 12 0 0 0 18 1 0 1 14 0 0 0 18 0 1 0 16 1 1 0 15 1 0 1 14 0 1 0 16 0 1 0 16 0 1 0 16 1 1 0 15 0 1 0 16 1 1 0 15 0 0 0 18 2 0 1 13 1 1 1 12 1 1 1 12 1 1 1 12 0 0 0 18 2 2 0 12 1 0 0 17 0 2 0 14 2 0 0 16 0 3 0 12 0 1 0 16 0 2 0 14 0 1 0 16 0 2 0 14 0 2 0 14 0 2 0 14 0 1 0 16 0 1 0 16 0 3 0 12 1 3 0 11 1 2 0 13
Dengar 2 1 J 4 2 10 6 0 12 5 1 11 5 1 11 2 4 8 2 4 8 5 1 11 4 2 10 6 0 12 5 1 11 5 1 11 4 2 10 5 1 11 5 1 11 3 3 9 5 1 11 5 1 11 5 1 11 6 0 12 4 2 10 3 3 9 3 3 9 3 3 9 6 0 12 4 2 10 6 0 12 4 2 10 6 0 12 3 3 9 5 1 11 3 3 9 5 1 11 4 2 10 4 2 10 4 2 10 5 1 11 5 1 11 3 3 9 3 3 9 4 2 10
Catat 2 1 J 0 6 6 3 3 9 1 5 7 0 6 6 1 5 7 2 4 8 0 6 6 0 6 6 0 6 6 0 6 6 1 5 7 0 6 6 0 6 6 2 4 8 3 3 9 3 3 9 0 6 6 2 4 8 0 6 6 0 6 6 1 5 7 1 5 7 1 5 7 0 6 6 1 5 7 3 3 9 3 3 9 2 4 8 1 5 7 1 5 7 0 6 6 0 6 6 0 6 6 0 6 6 0 6 6 0 6 6 0 6 6 1 5 7 0 6 6 0 6 6
3 0 3 0 0 0 0 1 0 1 1 3 3 2 2 0 4 1 2 0 0 1 2 2 1 1 2 2 3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
Nilai/N (N=Jumlah Frekwensi)
43
Tanya 2 1 J 0 6 6 1 2 13 1 5 7 0 6 6 1 5 7 1 5 7 0 5 8 0 6 6 0 5 8 0 5 8 1 2 13 1 2 13 0 4 10 2 2 12 3 3 9 0 2 14 1 4 9 1 3 11 1 5 7 2 4 8 2 3 10 1 3 11 0 4 10 1 4 9 2 3 10 2 2 12 0 4 10 2 1 14 0 6 6 0 5 8 3 2 11 0 5 8 1 4 9 0 6 6 0 6 6 2 3 10 0 6 6 1 5 7 1 5 7 0 6 6
Nilai J:6x10 36:6x10=60 52:6x10=87 41:6x10=68 38:6x10=63 34:6x10=57 35:6x10=58 43:6x10=72 36:6x10=60 44:6x10=73 41:6x10=68 46:6 x10=77 44:6 x10=73 43:6 x10=72 47:6 x10=78 43:6 x10=72 49:6 x10=82 42:6 x10=70 45:6 x10=75 43:6 x10=72 37:6 x10=62 38:6 x10=63 39:6 x10=65 38:6 x10=62 45:6 x10=75 39:6 x10=65 50:6 x10=83 43:6 x10=72 50:6 x10=83 34:6 x10=57 42:6 x10=70 40:6 x10=67 41:6 x10=68 39:6 x10=65 36:6 x10=60 36:6 x10=60 43:6 x10=72 39:6 x10=65 35:6 x10=58 33:6 x10=55 35:6 x10=58 2722:40x10= 68.05
Hasil observasi di atas dapat di ketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari keaktifan kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri adalah 87 dan nilai terendah adalah 55. a. Mencari interval nilai Langkah Pertama, mencari nilai R (Total Range)
Ket: R = Total Range; H = Highest Score (Nilai Tertinggi); L = Lowest Score (Nilai Terendah); 1 = Bilangan Konstan. Di atas kita ketahui: H = 87 dan L = 55, maka dengan mudah dapat diperoleh R, yaitu R = 87 – 55 + 1 = 33. Angka 33 ini mengandung arti bahwa apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak 33 butir nilai. Langkah Kedua, mencari i (interval nilai) R sebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 sampai dengan 20. i
Ket: R = Total Range; i = interval nilai, yaitu luasnya pengelompokan data yang dicari, atau nilai interval. 10 sampai dengan 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompok data yang akan disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 20. Sebagian para ahli statistik berpendapat bahwa jumlah kelompokan data yang akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Karena R = 27, maka:
44
33 i
jadi i = 3 karena 33 : 3 = 11, dan bilangan 11 ini terletak
antara 10 sampai dengan 20. 1 Langkah Ketiga, memasukkan data ke dalam tabel. Dari data di atas, maka: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Kegiatan lRohis Interval 85-87 82-84 79-81 76-78 73-75 70-72 67-69 64-66 61-63 58-60 55-57 Total:
Tanda/Jari-jari I III II IIII IIII III IIII IIII IIII IIII II III
f (frekuensi) 1 3 0 2 4 8 4 4 4 7 3 N = 40
Frekuensi Relatif 2.5 % 7.5 % 0% 5% 10 % 20 % 10 % 10 % 10 % 17.5 % 7.5 % 100 %
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi relatif di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar berikut:2 Tabel 4.3 Diagram Kegiatan Rohis
25 20 15
Frekuensi
10 Presentase
5 0 55-5758-6061-6364-6667-6970-7273-7576-7879-8182-8485-87
1
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.
2
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 55-56.
52-53.
45
b. Mencari nilai rata-rata Hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari keaktifan kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri: Tabel 4.4 Nilai Tengah Hasil Kegiatan Rohis
Ket: x
Interval
f (frekuensi)
X
FX
85-87
1
86
86
82-84
3
83
249
79-81
0
80
0
76-78
2
77
154
73-75
4
74
296
70-72
8
71
568
67-69
4
68
272
64-66
4
65
260
61-63
4
62
248
58-60
7
59
413
55-57
3
56
168
Total:
40 = N
= nilai tengah; = nilai rata-rata.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA N 01 Weleri mempunyai nilai rata-rata sebesar 67.85, berada pada interval 67 – 69 dalam kategori sedang.3
3
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm34-38.
46
2. Data hasil nilai PAI Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Aldi Tri Yunianto Primas Oky Wijaya Selma Dwi Hapsari Deni Supriyanto Dian Alima Dian Kumalasari Ajid Aulia Johan Burhanudin Faris Wicaksono Totok Setiawan Dinik Trisiani Isnaini Umi Sakinah Slamet Widodo Devi Oktiviani Eryuni Ririswati Naila Zahrotul J Ahmad Mashudi Fitri Wulandari Hanif Mei Artadi Nurul Sulis Maulidah Putri Novita Safitri Siti Alimah Yenni Kassatun Ari Himawan Nofi Julianti Puput Nurfiana Rahmad Fauzi Sekar Nurhayati Esti Haryanti Hamdan Dian Jaya RHU Nuswa Rhona Nawangara Putra Adi Nugroho Tri Ratna Wijayanti Assafrun Ali Adhim Prayet Yuliono Tutut Sukma Surya Adilla Budi Imam Santoso Salis Hapsari Adi Yulianto Akhmad Hafif
Kelas
Nilai
X Imersi X Imersi X Imersi XA XA XA XC XC XC XC XD XD XD XE XE XI IPA Imersi XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 3
81 82 85 81 85 85 83 83 82 83 83 85 80 85 85 90 86 85 85 85 88 86 86 85 85 84 87 88 85 88 87 84 85 84 85 83 85 84 86 82
Dari hasil nilai PAI di SMA N 01 Weleri di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 80.
47
a. Mencari interval nilai Langkah Pertama, mencari nilai R (Total Range)
Ket: R = Total Range; H = Highest Score (Nilai Tertinggi); L = Lowest Score (Nilai Terendah); 1 = Bilangan Konstan. Di atas kita ketahui: H = 90 dan L = 80, maka dengan mudah dapat diperoleh R, yaitu R = 90 – 80 + 1 = 11. Angka 11 ini mengandung arti bahwa apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak 11 butir nilai. Karena H = 90 dan L = 80 akan terdapat 11 nilai; perhatikanlah: 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90 = 11 butir nilai. Langkah Kedua, mencari i (interval nilai) sebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 sampai dengan 20. Ket: R = Total Range; i = interval nilai, yaitu luasnya pengelompokan data yang dicari, atau nilai interval. 10 sampai dengan 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompok data yang akan disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak kurang dari 10 dan tidak lebih dari 20. Karena R = 11, maka: jadi i = 1 karena 11 : 1 = 11, dan bilangan 11 ini terletak antara 10 sampai dengan 20. 4 Langkah Ketiga, memasukkan data ke dalam tabel. Dari data di atas, maka: 4
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 52-53.
48
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri Interval 90
Tanda/Jari-jari
f (frekuensi)
Frekuensi Relatif
1
2.5 %
0
0%
I
89 88
III
3
7.5 %
87
II
2
5%
86
IIII
4
10 %
85
IIII IIII IIII
15
37.5 %
84
IIII
4
10 %
83
IIII
5
12.5 %
82
III
3
7.5 %
81
II
2
5%
80
I
1
2.5 %
40 = N
100 %
Total:
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi relatif di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar berikut:5 Tabel 4.7 Diagram Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri 40 35 30 25 20
Frekuensi
15
Presentase
10 5 0 80
5
81
82
83
84
85
86
87
88
89
Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 55-56.
49
90
c. Mencari nilai rata-rata Hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari keaktifan kegiatan Rohis di SMA N 01 Weleri: Tabel 4.8 Nilai Tengah Hasil Belajar Kognitif Peserta Kegiatan Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri Y
f (frekuensi)
FY
90
1
90
89
0
0
88
3
264
87
2
174
86
4
344
85
15
1275
84
4
336
83
5
415
82
3
246
81
2
162
80
1
80
Total:
40 = N
Ket: Y = nilai tengah; MY = nilai rata-rata. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler Rohis di SMA N 01 Weleri mempunyai nilai rata-rata sebesar 84.65 berada dalam kategori sedang.6
B. Analisis Uji Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan analisa yang dilakukan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesa yang diajukan. Adapun hipotesa yang penulis ajukan adalah terdapat pengaruh antara kegiatan Ekstrakurikuler Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama
6
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, hlm34-38.
50
Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012.untuk mengajukan uji hipotesis dengan korelasi. Tabel 4.9 Persiapan Untuk Menghitung Korelasi Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis Dengan Hasil Belajar PAI di SMA Dan 01 Weleri Subyek
X
Y
Aldi Tri Yunianto Primas Oky Wijaya Selma Dwi Hapsari Deni Supriyanto Dian Alima Dian Kumalasari Ajid Aulia Johan Burhanudin Faris Wicaksono Totok Setiawan Dinik Trisiani Isnaini Umi Sakinah Slamet Widodo Devi Oktiviani Eryuni Ririswati Naila Zahrotul J Ahmad Mashudi Fitri Wulandari Hanif Mei Artadi Nurul Sulis Maulidah Putri Novita Safitri Siti Alimah Yenni Kassatun Ari Himawan Nofi Julianti Puput Nurfiana Rahmad Fauzi Sekar Nurhayati Esti Haryanti Hamdan Dian JRHU Nuswa Rhona N Putra Adi Nugroho Tri Ratna Wijayanti Assafrun Ali Adhim Prayet Yuliono Tutut Sukma SA Budi Imam Santoso Salis Hapsari Adi Yulianto Akhmad Hafif N = 40
60 87 68 63 57 58 72 60 73 68 77 73 72 78 72 82 70 75 72 62 63 65 62 75 65 83 72 83 57 70 67 68 65 60 60 72 65 58 55 58
81 82 85 81 85 85 83 83 82 83 83 85 80 85 85 90 86 85 85 85 88 86 86 85 85 84 87 88 85 88 87 84 85 84 85 83 85 84 86 82
XY 4860 7134 5780 5103 4845 4930 5976 4980 5986 5644 6391 6205 5760 6630 6120 7380 6020 6375 6120 5270 5544 5590 5332 6375 5525 6972 6264 7304 4845 6160 5829 5712 5525 5040 5100 5976 5525 4872 4730 4756
51
X2
Y2 3600 7569 4624 3969 3249 3364 5184 3600 5329 4624 5929 5329 5184 6084 5184 6724 4900 5625 5184 3844 3969 4225 3844 5625 4225 6889 5184 6889 3249 4900 4489 4624 4225 3600 3600 5184 4225 3364 3025 3364
6561 6724 7225 6561 7225 7225 6889 6889 6724 6889 6889 7225 6400 7225 7225 8100 7396 7225 7225 7225 7744 7396 7396 7225 7225 7056 7569 7744 7225 7744 7569 7056 7225 7056 7225 6889 7225 7056 7396 6724
Dari table kerja di atas, dapat diketahui nilai-nilai sebagai berikut: N = 40
Maka:
1.
Mencari angka korelasi.
Ket: = Angka indek korelasi N
= Jumlah populasi = Jumlah skor x = Jumlah skor y = Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y
Maka:
52
tersebut dicocokan dengan r tabel pada taraf 5% didapat nilai
Hasil
0.312 dan pada taraf 1% di dapat nilai 0.403. Berarti nilai harga lebih kecil (tidak signifikan).
C. Analisis Lanjut Tujuan analisis lanjutan ini merupakan langkah terakhir untuk mengetahui taraf signifikan hubungan antara “r” observasi dengan “r” tabel yang berkaitan dengan hipotesa penelitian Menurut Anas Sujiono, bahwa untuk mengetahui taraf signifikansi dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori: 1.
0.00 – 0.20 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat rendah (tidak ada)
2.
0.20 – 0.40 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat lemah (rendah)
3.
0.40 – 0.70 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat rendah (sangat cukup)
4.
0.70 – 0.90 maka korelasi antara variabel X dan variabel Y sangat kuat (tinggi) Adapun langkahnya yaitu mengkonsultasikan hasil antara “r” observasi dan
“r” tabel dengan menggunakan tabel “r” product moment. Sebelum melakukan interprestasi harus diketahui dahulu df (degrees of freedom). Df diperoleh dari rumus dr = N-nr, nr adalah banyaknya variabel yang dikorelasikan karena analisis korelasi yang digunakan adalah teknik analisa korelasional bivariat maka nr selalu berjumlah 2. Sehingga hasilnya = 40 – 2 = 38. Langkah selanjutnya adalah memeriksa tabel nilai “r” product moment dengan df/db sebesar 38 pada taraf signifikansi 5% “r” tabel sebesar 0.312 sedangkan pada taraf signifikansi 1 % “r” tabel sebesar 0,403, maka “r” observasi berada di bawah harga signifikan 5% dan 1 %. Dengan kata lain = 0.312 (5%) dan
= 0.103 < dari
= 0.403 (1%). Berangkat dari hasil konsultasi tersebut,
maka dapat diartikan tidak ada hubungan antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil
53
Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam di SMA N 01 Weleri sehingga dapat diinterpretasikan/disimpulkan hipotesa alternatif tidak diterima. Selanjutnya untuk mengetahi nilai koefisien determinasi (variabel penentu) variabel X terhadap Y, maka dilakukan proses perhitungan dengan rumus : ( r )2 x 100% = (0,103)2 x 100% = 0,0106 x 100% = 1.06% Jadi diketahui variabel penentu antara variabel X dan variabel Y sebesar 1.06%, sedangkan sisanya sebesar 98.04% merupakan variabel lain yang belum diteliti oleh penulis.
54
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data serta analisis hasil penelitian tentang pengaruh antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012 yang telah dilakukan dan tertuang dalam Bab III dan IV, selanjutnya akan ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da shalat jum’at. Sebelum kegiatan Kegiatan Rohis dimulai, para peserta kegiatan Rohis membaca al-Qur’an beserta artinya, kemudian mendengarkan materi yang diberikan dengan metode ceramah plus dan ditutup dengan membaca do’a. Kegiatan Rohis cukup baik dalam membentuk akhlak peserta didik, ini terbukti menghasilkan angka rata-rata 68.05 dan hasil tersebut menempati interval 57 - 59 (interval kategori cukup baik). 2. Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan tersebut sudah terpenuhi dengan hasil belajar kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri yang berada dalam kategori cukup baik. Ini terbukti dari analisis data menghasilkan rata-rata 84.65 dibulatkan menjadi 85 hasil tersebut menempati interval 85 (interval kategori cukup baik). 3. Ada pengaruh tetapi tidak signifikan antara Kegiatan Rohis Terhadap Hasil Belajar Kognitif Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SMA Negeri 01 Weleri dengan signifikansi kategori sangat lemah dengan signifikansinya sebesar 0,103. Hal ini disebabkan materi yang diberikan peserta kegiatan Rohis disamakan tanpa melihat jenjang kelas dan materi yang diberikan pada mapel
55
PAI di kelas ditambah kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang menyebabkan mereka tidak dapat memadukan materi pada kegiatan Rohis dengan materi PAI di kelas, sehingga Rohis tidak dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif PAI di SMA Negeri 01 Weleri. B. Saran-saran Mengingat anak-anak remaja terutama anak-anak sekolah merupakan aset masa depan bangsa. Sebagai penerus dalam membangun bangsa dan negara, maka hendaknya mereka didik agar memiliki iman dan Islam yang baik maka pendidikan agama Islam menjadi perhatian yang cukup penting. Dari hal tersebut maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari berbagai pihak yaitu antara lain: 1.
Dinas Pendidikan Agaknya ada kebijakan untuk mewajibkan ekstrakurikuler keagamaan di
setiap sekolah negeri di Indonesia agar kurangnya jam mengajar mapel PAI dapat dipenuhi, sehingga tujuan pendidikan agama Islam yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2.
Sekolah Kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri sudah bagus dalam membentuk
akhlak peserta didik, tetapi alangkah lebih baiknya jika Sekolah dapat mengatur agar terdapat keserasian materi antara kegiatan Rohis dengan mapel PAI di SMA Negeri 01 Weleri sehingga dapat saling mendukung satu sama lain, kalaupun ada perluasan materi, setidaknya tidak begitu jauh dari materi yang diselaraskan. 3.
Guru Guru atau pembimbing sebaiknya lebih tegas dalam kegiatan Rohis agar
peserta kegiatan Rohis dapat disiplin baik dalam kehadiran dan mencatat sehingga menerima materi secara maksimal. Guru atau pembimbing juga seharusnya dapat
56
memberikan fariasi metode pembelajaran karena selama observasi tempat dan metode pembelajaran hanya berada di masjid dengan metode ceramah plus. 4.
Materi Tidak adanya keterkaitan antara materi antara pertemuan satu dengan
pertemuan lain, sehingga peserta didik menjadi kesulitan untuk menyimpulkan materi selama kegiatan Rohis, walaupun pembimbingnya kadang berganti dalam setiap pertemuan, setidaknya materi yang diberikan tetap selaras antara pertemuan satu dengan pertemuan lainnya. 5.
Peserta didik Peserta didik yang mengikuti kegiatan Rohis sudah cukup baik, tetapi
kurang antusias dalam mengikuti kegiatan Rohis. Hal ini terbukti dari sedikitnya peserta didik yang mencatat dan bertanya tentang materi yang disampaikan pembimbing dalam kegiatan Rohis. Diharapkan peserta didik lebih rajin, baik dalam kehadiran, mencatat materi dan bertanya tentang materi yang disampaikan dalam kegiatan Rohis. C. Penutup Akhirnya dengan mengucap syukur Alhamdulillah skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan meskipun masih menerima penyempurnaan, karena hanya sebatas inilah daya dan kemampuan penulis sehingga hasilnya pun seperti yang ada sekarang ini. Dengan demikian apabila terdapat kekhilafan dan kekurangan di sana-sini, disebabkan karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan penulis hargai demi kebaikan dan kesempurnaan untuk langkah selanjutnya. Dan kepada semua pihak penulis mohon maaf dan terima kasih serta tak lupa memohon petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca budiman pada umumnya, lebih-lebih bisa meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 01 Weleri Tahun Ajaran 2011-2012, Amin ya rabbal ‘alamin.
57
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, “Pengaruh Metode Resitasi Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs. Matholi’ul Ulum Terteg Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2002-2003”, skripsi, Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo, Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Bungin, M. Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Prenada Media, 2005. Daradjat, Zakiah, et. all., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Fauzi, Mochamad, Metode Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar, Semarang: Walisongo Press, 2009. Feisal, Jusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1995. Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Kuncoro, Mudrajad, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, 2007. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2006. Majid, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008. Mardianto, Pesantren Kilat: Konsep, Penduan dan Pengembangan, Ciputat: Ciputat Press, 2005. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan: komponen MKDK, Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2010. Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah), Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2008. Pendapat Dr. Otto yang diktip dalam buku Nurani Soyomukti, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, Marxis-Sosialis, Postmodern. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002. Riyanto, Edi, “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Pendidikan Agama Islam terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di MA Hasyim Asy’ari Welahan
Jepara Tahun Pelajaran 2004/2005”, skripsi, Semarang: Tarbiyah IAIN Walisongo. Roqib, Moh., Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta: P.T. LKiS, 2009. S.M., Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Semarang: RaSAIL Media Group, 2008. Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Perkasa, 2000. Soyomukti, Nurani, Teori-Teori Pendidikan: Tradisional, (Neo) Liberal, MarxisSosialis, Postmodern, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010. Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Gradindo Persada, 1996. Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Sudiyono, H.M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: P.T. Rineka Cipta, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2010. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, Dan Beberapa Komponen Layanan Khusus), Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung : P.T. Remaja Rosda Karya, 2000. Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar-Mengajar Pendidikan Agama Islam), Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003. Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis dan Guru PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 6 Januari 2012, Pukul 12.45 WIB di Masjid SMA N 01 Weleri. Wawancara dengan Drs. Subakir yang merupakan pembimbing kegiatan Rohis dan Guru PAI SMA N 01 Weleri, pada hari jum’at, 30 Maret 2012, Pukul 13.30 WIB di SMA N 01 Weleri.
Lampiran 1
DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN ROHIS DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Aldi Tri Yunianto Primas Oky Wijaya Selma Dwi Hapsari Deni Supriyanto Dian Alima Dian Kumalasari Ajid Aulia Johan Burhanudin Faris Wicaksono Totok Setiawan Dinik Trisiani Isnaini Umi Sakinah Slamet Widodo Devi Oktiviani Eryuni Ririswati Naila Zahrotul J Ahmad Mashudi Fitri Wulandari Hanif Mei Artadi Nurul Sulis Maulidah Putri Novita Safitri Siti Alimah Yenni Kassatun
Kelas X Imersi X Imersi X Imersi XA XA XA XC XC XC XC XD XD XD XE XE XI IPA Imersi XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1
6 Jan 2012 H D C T 0 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 1 2 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1
13 Jan 2012 H D C T 2 1 1 1 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 3 2 2 1
Tanggal 20 Jan 2012 3 Feb 2012 H D C T H D C T 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 2 3 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 0 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
10 Feb 2012 H D C T 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 3 0 1 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 3
17 Feb 2012 H D C T 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 3 3 2 1 3
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ari Himawan Nofi Julianti Puput Nurfiana Rahmad Fauzi Sekar Nurhayati Esti Haryanti Hamdan Dian Jaya RHU Nuswa Rhona Nawangara Putra Adi Nugroho Tri Ratna Wijayanti Assafrun Ali Adhim Prayet Yuliono Tutut Sukma Surya Adilla Budi Imam Santoso Salis Hapsari Adi Yulianto Akhmad Hafif
XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 1 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2
1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 2 3 3 1 3 3 3 2 1 1 3 1 2 1 1
3 1 3 3 2 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3
2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2
1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
3 2 3 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 3 3 1 3
2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2
1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 3 3 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 1 2 2
Ket: - H = Hadir / Kehadiran (Tepat waktu skor 3, Terlambat skor 2, Tidak masuk skor 1) - D = Dengar / Mendengarkan materi (Sampai selesai skor 2, Setengah-setengah skor 1) - C = Catat / Mencatat Materi (Mencatat skor 2, Tidak mencatat skor 1) - T = Tanya / Bertanya (Sesuai materi skor 3, Diluar materi skor 2, Tidak bertanya skor 1)
Mengetahui, Kepala SMA N 01 Weleri
Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. 19700529 199301 1 002
Drs. Subakir 19610816 198804 1 014
2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
No.
Tanggal
Pengisi Materi
Materi
1
6 Januari 2012
Pak Nur Saelani
Kebangkitan Generasi Indonesia I
2
13 Januari 2012
Pak Bambang Soeseto
Ash-Shobru (Kesabaran)
3
20 Januari 2012
Pak Nur Saelani
Kebangkitan Generasi Indonesia II
4
3 Februari 2012
Pak Subakir
Barzanzi
5
10 Februari 2012
Pak Bambang Soeseto
Hikmah Sholat Khusuk
6
17 Februari 2012
Pak Bambang Soeseto
Menjadi Manusia Yang Unggul
TTd.
Mengetahui, Kepala SMA N 01 Weleri
Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. 19700529 199301 1 002
Drs. Subakir 19610816 198804 1 014
Lampiran 2
DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRA DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
No.
Tanggal
Pengisi Materi
Materi
1
6 Januari 2012
Bu Yuli
Arti Ahli Surga
2
13 Januari 2012
Mbak Esa
Memilih Teman Dekat
3
20 Januari 2012
Pak Bambang Soeseto
Tingkatan Cinta
4
3 Februari 2012
Pak Subakir
Barzanzi
5
10 Februari 2012
Mbak Ida
Mahabbatullah
6
17 Februari 2012
Nia & Yuli
Keterampilan Membuat Gantungan Kunci & Stiker
TTd.
Mengetahui, Kepala SMA N 01 Weleri
Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. 19700529 199301 1 002
Drs. Subakir 19610816 198804 1 014
Lampiran 3
DAFTAR KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS PUTRI DI SMA NEGERI 01WELERI Th. AJARAN 2011/2012
Lampiran 4
DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DI SMA N 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 1. Kata Rohis terinspirasi dari apa Pak? 2. Apa pengertian dari ROHIS itu sendiri? 3. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS? 4. Ruang lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS itu sendiri mencakup apa saja Pak? 5. Apa saja materi dan indikator dalam Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS Pak?
Mengetahui, Kepala SMA N 01 Weleri
Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd.
Drs. Subakir
19700529 199301 1 002
19610816 198804 1 014
Lampiran 5
Hasil Belajar Peserta Rohis Pada Mid Semester 2 Dalam MAPEL PAI di SMA N 01 Weleri No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Nama Aldi Tri Yunianto Primas Oky Wijaya Selma Dwi Hapsari Deni Supriyanto Dian Alima Dian Kumalasari Ajid Aulia Johan Burhanudin Faris Wicaksono Totok Setiawan Dinik Trisiani Isnaini Umi Sakinah Slamet Widodo Devi Oktiviani Eryuni Ririswati Naila Zahrotul J Ahmad Mashudi Fitri Wulandari Hanif Mei Artadi Nurul Sulis Maulidah Putri Novita Safitri Siti Alimah Yenni Kassatun Ari Himawan Nofi Julianti Puput Nurfiana Rahmad Fauzi Sekar Nurhayati Esti Haryanti Hamdan Dian Jaya RHU Nuswa Rhona Nawangara Putra Adi Nugroho Tri Ratna Wijayanti Assafrun Ali Adhim Prayet Yuliono Tutut Sukma Surya Adilla Budi Imam Santoso
Kelas X Imersi X Imersi X Imersi XA XA XA XC XC XC XC XD XD XD XE XE XI IPA Imersi XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPA 3 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 1 XI IPS 2
Nilai 81 82 85 81 85 85 83 83 82 83 83 85 80 85 85 90 86 85 85 85 88 86 86 85 85 84 87 88 85 88 87 84 85 84 85 83 85
Lampiran 5
38 39 40
Salis Hapsari Adi Yulianto Akhmad Hafif
XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 3
84 86 82
Mengetahui, Kepala SMA N 01 Weleri
Pembimbing Rohis SMA N 01 Weleri
Sunarto, S. Pd, M. Pd. 19700529 199301 1 002
Drs. Subakir 19610816 198804 1 014
DAFTAR WAWANCARA KEGIATAN ROHIS DI SMA N 01 WELERI Th. AJARAN 2011/2012 1. Kata Rohis terinspirasi dari apa Pak? Jawaban: “Kata Rohis terinspirasi dari SMA-SMA lain yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diberi nama Rohis. Rohis berasal dari dua kata, yaitu kerohanian dan Islam”. 2. Apa pengertian dari ROHIS itu sendiri? Jawaban: “Rohis adalah kegiatan ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan untuk membentuk generasi Islam yang Qur’ani, maksudnya yaitu generasi muda yang tetap berpedoman pada al-Qur’an dan al-Hadits yang menjadi pegangan hidup orang Islam. Sehingga kegiatan Rohis membahas seputar Islam dan memberikan motivasi agar peserta didik dapat mendalami Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.” 3. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan dalam Kegiatan ROHIS? Jawaban: “Model pembelajaran Rohis di SMA Negeri 01 Weleri antara peserta didik laki-laki dengan perempuan dipisah, baik pembimbing maupun tempat bimbingannya. Pembimbing peserta didik laki-laki dibimbing oleh pembimbing laki-laki dan dibimbing di dalam masjid SMA Negeri 01 Weleri, sedangkan peserta didik perempuan dibimbing oleh pembimbing perempuan dan dibimbing di teras masjid SMA Negeri 01 Weleri. Model yang dilakukan selama bimbingan terdapat 3 sesi baik laki-laki maupun perempuan, 3 sesi tersebut yaitu: Membaca al-Qur’an satu per satu secara berurutan dan bergantian sesuai dengan kesepakatan pada awal pembelajaran; Mengartikan al-Qur’an sesuai dengan yang sudah dibaca; Penyampaian materi dari pembimbing dengan metode ceramah plus. 4. Ruang lingkup Kegiatan ROHIS itu sendiri mencakup apa saja Pak? Jawaban: “Ruang lingkup dari kegiatan Rohis di SMA Negeri 01 Weleri merupakan seluruh ajaran Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadits, keimanan, akhlak, fikh dan bimbingan ibadah.” 5. Apa saja materi dan indikator dalam Kegiatan ROHIS Pak? Jawaban: “Adapun materi yang menjadi target selama belajar Rohis di SMA Negeri 01 Weleri terdapat 30 bahasan, yaitu: Tawazun (keseimbangan), Ikhlasunniyah (membersihkan maksud/niat), Aqidah Islamiyyah, Makna Bismillahirrohmanirrohim, Makna Alhamdulillahirobil’alamin, Al-Iman, Rukun Islam, Ihsan, Ma’rifatullah, Ma’rifatul Rasul, Ma’rifatul Islam, AlQur’an, Ukhuwah Islamiyah, Nikmat Iman, Hal-hal Yang Melemahkan Iman, Hal-hal Yang Menguatkan Imam, Pentingnya Akhlak Islami, Akhlak Rasulullah, Bangunan Islam, Eksistensi Allah, Makna Asyhadu, Makna Syahadatain, Cinta, Problematika Umat, Ghazwul Fikri (Serangan Pemikiran), Pentingnya Pendidikan Islam, Tarbiyah Ruhiyah, Birrul Walidain (Kewajiban anak), Ilmu Allah, dan Simbol Sukses Dalam Kehidupan.”
RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Agus Mulyadi
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 20 Agustus 1989 3. NIM
: 083111131
4. Alamat Rumah
: Sala’an, Rt 04/IV Sambongsari Kec. Weleri, Kab. Kendal.
HP
: 087731837799
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal : a. TK Al-Ittihad Sambongsari, 1994-1996 b. SD Negeri 01 Sambongsari, Th. 1996-2002 c. SMP Negeri 01 Gringsing, Th. 2002-2005 d. SMA Negeri 01 Weleri, Th. 2005-2008
Semarang, 21 Mei 2012
AGUS MULYADI NIM: 083111131