PEMBINAAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN ROHIS DI SMP NEGERI I CIPUTAT
Oleh : ADE MAHMUD NIM : 202011000921
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H / 2006
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBINAAN PENGAMALAN AJARAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN ROHIS DI SMP NEGERI I CIPUTAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : ADE MAHMUD NIM : 202011000921
Di Bawah Bimbingan
Drs. H. MU’ARIF SAM, M.Pd. NIP : 150268 586 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1427 H / 2006
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
berjudul
“PEMBINAAN
PENGAMALAN
AJARAN
AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN ROHIS DI SMP NEGERI I CIPUTAT” telah diujikan dalam sidang munaqasah Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Nopember 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jakarta, 15 Nopember 2006 Sidang Munaqasah Dekan/ Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan I/ Sekretaris Merangkap Anggota
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 150 231 356
Prof. Dr. Aziz Fahrurrazi, M.A NIP. 150 202 343 Anggota :
Penguji I
Akhmad Sodiq, M.Ag NIP. 150 289 321
Penguji II
Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag NIP. 150 299 477
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur seraya memulangkan puja dan puji kepada Allah semata, berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang membawa manusia kepada peradaban yang Islami, kepada para keluarga, sahabat dan para pengikiutnya yang senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman. Semoga Allah Yang Rahman dan Rahim tetap memberikan inayah dan hidayah-Nya untuk kita para hambanya ini agar dapat terus konsisten berada dalam garis dan arah jalan yang benar, yang di tunjukiNya. Skripsi yang berjudul pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis di SMP Negeri 1 Ciputat, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sangat disadari bahwa dalam proses dan hasil penelitian ini masih terdapat berbagai kekurangan. Namun demikian paling tidak hasil penelitian yang tertuang dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian sebagai masukan dalam menentukan kebijakan tentang pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis.
Banyak pihak yang yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini. tanpa dukungan mereka rasanya mustahil penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalam dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada : 1. Prof. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Prof. Dr. Aziz Fahrurrazi, MA, Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. Abd Fatah Wibisono, MA, dan Bapak Safiudin Shidiq M.Ag, Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. H Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen pembimbing yang banyak membimbing dan mengarahkan penulis. 4. Kepala SMP Negeri I Ciputat, Drs. H Nurhadi, MM, yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut, Bpk Isa S.Pd dan Bpk Mustopa BA, Pembina Rohis SMP Negeri I Ciputat yang telah membantu penulis dalam penyediaan data dan wawancara, hingga penulis dapat menyelesaikan jenjang S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpus Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumbersumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Asmawi dan Hjh. Aisyah yang berkat didikan serta upaya keras keduanya, penulis dapat menempuh jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi dengan baik. 7. Kakak tercinta H. Pepen dan Wida Asiah serta adik tercinta Neng lia Muliani yang tak pernah henti memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Temen temen mahasiswa Juruasan PAI kelas A angkatan 2002 (Hermin, Alien, Dwi Nurul dll) juga teman-teman Jurusan PBI, Toe, Tie, Tiek Vidi yang telah membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih baik dan menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, amin.
Jakarta, September 2006 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...…………………………………………...
1
B. Identifikasi Masalah ……. …………………………………………...
7
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah … …………………...
8
D. Sistematika Penulisan ….. …………………………………………...
9
BAB II KERANGKA TEORI A. Ajaran Agama Islam …... ……………………………………………
11
1. Pengertian ajaran agama Islam ……………………………………
11
2. Ruang lingkup ajaran agama Islam …. ……………………………
13
B. Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam … ……………………
19
1. Lingkungan Pendidikan …….. ……………………………………
19
2. Tanggung Jawab Pembinaan Ajaran Agama Islam di Sekolah …... 25 3. Rohis Sebagai Wadah Pembinaan Ajaran Agama Islam di Sekolah.. 29 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian...…………………………………………………… 33 B. Tempat dan Waktu Penelitian ….. ……………………………………
33
C. Populasi dan Sampel …… ……………………………………………
34
D. Instrumen Pengumpulan Data ….. ……………………………………
35
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ….. ……………………………
38
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ……. ……………………………
39
B. Gambaran Umum Rohis ... ……………………………………………
49
C. Deskripsi dan Analisis Data ……. …………………………………… 51 D. Pembahasan Hasil Penelitian …... ……………………………………
66
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……. ……………………………………………………
71
B. Saran ……. ……………………………………………………………
72
Lampiran-lampiran ……………………………………………………………
74
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data keadaan guru SMP Negeri 1 Ciputat … ……………………. 41
Tabel 2
Keadaan karyawan SMP Neger 1 Ciputat … ……………………. 45
Tabel 3
Keadaan siswa SMP Negeri 1 Ciputat ........................................... 47
Tabel 4
Keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Ciputat ................... 48
Tabel 5
Melaksanakan sholat 5 waktu Berjamaah ...................................... 52
Tabel 6
Pemahaman bacaan shalat .............................................................
53
Tabel 7
Pelaksanaan shalat dzuhur berjamaah di sekolah .......................
54
Tabel 8
Pelaksanaan shalat ashar berjamaah di sekolah ............................. 55
Tabel 9
Pelaksanaan puasa bulan Ramadhan .............................................
Tabel 10
Pelaksanaan shalat dhuha ............................................................... 56
Tabel 11
Pelaksanaan shalat sunnah qobliyah .............................................. 57
Tabel 12
Pelaksanaan shalat sunnah ba’diyah .............................................. 57
Tabel 13
Mendengarkan ceramah agama sebelum shalat djuhur/jum’at....... 58
Tabel 14
Rasa bosan saat mendengarkan ceramah agama ...........................
Tabel 15
Pengamalan nilai-nilai ajaran Islam dari isi ceramah .................... 60
Tabel 16
Kegiatan membaca Al-qur’an di rumah ......................................... 60
Tabel 17
Pelatihan bacaan Al-qur’an di sekolah ........................................... 61
Tabel 18
Pemahaman isi kandungan Al-qur’an ............................................ 62
Tabel 19
Pemberian sumbangan pada teman yang terkena musibah ............ 62
55
59
Tabel 20
Shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum’at ................................ 63
Tabel 21
Perayaan hari besar Islam di sekolah .............................................. 64
Tabel 22
Keikutsertaan dalam perayaan hari besar Islam di sekolah ............ 64
Tabel 23
Partisipasi dalam kegiatan seni budaya Islam di sekolah ............... 65
Tabel 24
Respon terhadap kegiatan marawis dan rebana .............................. 66
Tabel 25
Deskripsi data pengamalan ajaran agama Islam, siswa SMP Negeri 1 Ciputat .................................................................................. 68
Tabel 26
Nilai Rata-rata skor penelitian ........................................................ 69
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat bimbingan skripsi dari Fakultas…………………………..
77
Lampiran 2
Surat mengadakan Riset/Wawancara dari Fakultas…………….
78
Lampiran 3
Surat keterangan Wawancara/riset dari sekolah ………………..
79
Lampiran 4
Surat Permohonan ijin penelitian dari Fakultas…………………
80
Lampiran 5
Angket Responden ……………………………………………...
81
Lampiran 6
Berita Wawancara ………………………………………………
84
Lampiran 7
Program Kerja Rohis SMP Negeri 1 Ciputat …………………...
87
Lampiran 8
Dokumentasi Kegiatan Rohis SMP Negeri 1 Ciputat …………..
93
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia pasti mempunyai tujuan. Tujuan hidup bagi umat muslim yaitu bahagia di dunia dan akhirat. Tujuan ini akan tercapai apabila manusia telah mempunyai ilmu yang dapat membuatnya bahagia. Ilmu itu dapat diperoleh melalui upaya pendidikan baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup yang dicita-citakan. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, “pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasasn, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.”1 Pengertian tersebut mengandung makna bahwa pendidikan merupakan upaya yang disengaja, terencana, dan berkesinambungan untuk mengembangkan segala potensi baik yang ada pada diri pendidik maupun yang dididik. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha dalam menciptakan manusia beriman, 1
Undang-undang RI No 20 tentang Sisdiknas,( Bandung : Fokusmedia, 2003 ), Cet.ke-1, h.3
bertaqwa, beramal shaleh, dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua ini dapat terwujud dengan pendidikan yang diberikan kepada manusia itu sendiri baik melalui lembaga formal maupun non formal. Sebagaimana diketahui bahwa manusia lahir ke dunia ini mempunyai fitrah keberagamaan. Fitrah keberagamaan yang ada pada manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karena itu ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru pada manusia agar beragama, maka seruan itu memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.2 Kenyataan tersebut mengharuskan
manusia berusaha mengembangkan
potensi-potensi yang ada pada dirinya, sehingga ia mampu mengaktualisasikan potensi tersebut dalam bentuk nyata. Aktualisasi pada manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Salah satu lingkungan yang menjadi tempat anak dididik adalah keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam melaksanakan proses dan mencapai keberhasilan pendidikan seorang anak manusia. Dari keluarga pendidikan dimulai, dan dalam keluarga pula seorang anak lebih banyak menghabiskan waktunya. Oleh karena itu sangat tepat jika dikatakan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. Namun demikian, mengingat keterbatasan orang tua sebagai pendidik kodrat dalam perkembangan selanjutnya dibutuhkan lingkungan dan lembaga pendidikan sekolah.
2
h. 16.
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet ke 6,
Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah manapun pasti mempunyai tujuan dan harapan agar anaknya menjadi anak yang sholeh berakhlak mulia, berprestasi berguna bagi agama, keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan dan harapan itu semua orang tua harus berani berkorban tenaga, pikiran waktu dan harta, agar yang menjadi harapannya tercapai, dan memilih sekolah sebagai lembaga formal yang dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapakan. Sekolah yang didalamnya terdapat pendidikan Agama Islam, dapat mengarahkan siswa untuk lebih mengatahui tentang tujuan hidupnya. Tujuan pendidikan agama di sekolah sangat penting untuk membina dan menyempurnakan pertumbuhan kepribadian anak didik yang dapat merealisasikan kehambaannya kepada Allah. Pendidikan agama mempunyai dua aspek penting. Aspek pertama dari pendidikian agama diarahkan kepada jiwa dan kepribadian. Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Allah lalu membiasakan melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya. Dalam hal ini anak didik dibimbing kepada peraturan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama, seperti yang diberikan keluarga yang berjiwa agama. Pendidikan agama di sekolah harus juga melatih anak didik untuk melakukan ibadah yang diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek agama yang menghubungkan manusia dengan Allah, karena praktek-praktek agama itulah yang membawa dekatnya jiwa si anak kepada Allah, semakin sering
dilakukannya ibadah semakin tertanam kepercayaan kepada Allah, yang semakin dekat pula jiwanya kepada Allah. Aspek yang kedua dari pendidikan agama diarahkan pada
pikiran yaitu
pelajaran agama itu sendiri, kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran Tuhan itu tidak diketahui betul-betul. Anak didik harus ditujukan apa yang disuruh dan apa yang dilarang, apa yang boleh, apa yang dianjurkan meninggalakannya menurut ajaran agama.3 Tetapi dalam kenyataan yang sebenarnya, sekarang ini banyak sikap peserta didik yang meleset bahkan bertolak belakang dengan konsep pendidikan agama Islam yang tidak sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan itu sendiri dan harapan orang tua, seperti menjalankan apa yang dilarang oleh ajaran agama dan tidak melaksanakan apa yang diperintahkan ajaran agama Islam, diantaranya : melakukan tawuran diantara siswa, membantah, melawan kepada orang tua dan guru, memalak (meminta uang kepada temannya dengan cara paksa), bahkan mereka berani melakukan pencurian, perkosaan, dan pembunuhan. Hal itu terjadi karena selain derasnya budaya barat yang negatif masuk ke negara Indonesia yang semakin sulit untuk di bendung dan mereka sangat merespon positif, juga karena mereka sudah menjauh dari nilai-nilai ajaran agama Islam yang sebenarnya. Berkaitan dengan persoalan tersebut Zakiah Darajat menyatakan bahwa : Bagi mereka yang telah duduk di sekolah lanjutan, pendidikan agama dan pendidikan
3
Abdurrahman an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. (Jakarta : PT Gema Insani Press, 1995), Cet ke-1. hal 117
akhlak amat diperlukan untuk menghadapi keadaan yang sedang mereka hadapi akibat perkembangan kejiwaan yang sedang dilalui dan pengaruh luar yang menggiurkan dan mendorong ke arah yang tidak baik. Ketentuan hukum agama, terutama yang berkenaan dengan kehidupan pribadi dan sosial perlu diketahui dan dipahami secara tepat, dan mengetahui makna dan hikmah dari ketentuan hukum tersebut, dengan ringkas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama pada tingkat lanjutan, hendaknya diberikan pengetahuian agama secara lebih luas dan mendalam, serta mencari hikmah dan manfaat pemahaman, pengamalan penghayatan agama Islam dalam kehidupan.4 Siswa siswi yang terlibat dalam perbuatan tidak bermoral dan tidak mengamalkan ajaran agama Islam akan menimbulkan akibat yang tidak baik dan meresahkan orang tua, masyarakat, dan bangsa. Perbuatan tersebut akan menimbulkan efek negatif lainnya yang dapat merugikan dirinya sendiri. Dengan demikian pengamalan ajaran agama Islam sangatlah penting dalam kehidupan seharihari untuk menjadi sandaran agar tidak terperosok kedalam kesesatan, karena dengan mengamalkan ajaran agama Islam ia akan memperoleh kebaikan dan kesejahteraan serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Dewasa ini banyak siswa yang berperilaku menyimpang yang mengarahkan pada tingkat kemerosotan moral siswa sendiri, seperti malakukan tauran diantara siswa, membantah pada orang tua dan guru, memalak, mencuri, memperkosa bahkan
4
Zakiah Darazat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, ( Bandung : PT Rosda Karya, 19195 ), Cet ke-2, h. 93-94
membunuh, serta masih banyak lagi hal-hal lain. Hal itu pada intinya karena mereka tidak mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya. Seperti yang terjadi kasus di SMP Negeri I Ciputat pada hari Senin, tanggal 13 februari 2006, ada siswa kelas 2 yang tertangkap basah melakukan pencurian uang pada waktu upacara pagi sedang berlangsung, ternyata setelah diselidiki siswa tersebut sudah berkali-kali melakukan pencurian terhadap teman-temannya berupa uang dan HP (hand phone).5 Itulah salah satu bukti nyata ketika seseorang kurang pemahaman terhadap ajaran agama dan tidak memahami larangan yang harus dijauhi sehingga dia terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang tercela. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam dengan efektif dan efisien bagi siswa Pengamalan ajaran agama merupakan hal yang sangat penting untuk membentengi diri dari segala perilaku menyimpang, juga sebagai bekal dan pedoman hidup untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akahirat. Salah satu upaya untuk menanggulangi hal itu adalah kegiatan keagamaan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah yang dikordinir oleh Rohani Islam (Rohis) di bawah naungan Organisasi Siswa Intra Sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa mampu mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits dengan sebaik-baiknya. Dalam kegiatannya siswa-siswi di bina dan didik dengan ilmu-ilmu agama yang mengarahkan pada tingkat keilmuan yang lebih luas dan mendidik, diantaranya diskusi, sholat berjamaah, sholat sunnah, hapalan surat, pelaksanaan hari-hari besar Islam, ceramah keagamaan, pembiasaan berinfaq dan 5
Kasus Siswa di SMP N I Ciputat, 13 Pebruari 2006
bershodaqoh, pengembangan seni budaya Islam juga masih banyak lagi kegiatan kegiatan yang terjadwal yang mengarahkan pada peningkatan khazanah keilmuan siswa-siwi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan tersebut yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang penulis ambil judul “ Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam Melalui Kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas keilmuan seseorang diantaranya dengan belajar sendiri di rumah, belajar dengan teman atau belajar kepada Ustadz di lingkungan rumah, atau belajar bersama dalam sebuah wadah yang terorganisir secara baik, merupakan pilihan-pilihan yang dapat diambil oleh setiap siswa. Di sekolah sendiri ada kegiatan yang bergerak dalam pembinaan pengamalan ajaran Islam, yaitu Rohani Islam (Rohis) yang merupakan salah satu dari beberapa divisi yang berada dalam naungan OSIS. Namun demikian dalam pembahasaannya, kegiatan Rohis di sekolah-sekolah menghadapi berbagai macam problem sehingga tujuan kegiatan rohis belum sepenuhnya dapat dicapai secara baik. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Rohis di sekolah boleh jadi berasal dari internal sekolah maupun dari luar. Dari internal sekolah seperti animo siswa itu sendiri, dukungan guru-guru dan kebijakan kepala sekolah serta komitmen para pembina Rohis itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal seperti dukungan orang tua dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu jika kita hendak meneliti tentang pembinaan
pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis, maka masalah-masalah yang terkait dengan hal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Rendahnya pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam. 2. Minimnya keteladanan guru dan orang tua dalam pengamalan ajaran Agama Islam bagi siswa. 3. Rendahnya Respon siswa terhadap program Rohis. 4. Kurang pedulinya guru bidang studi lain terhadap program Rohis. 5. Kurangnya dukungan dari pimpinan sekolah terhadap program Rohis. 6. Belum efektifnya pembinaan Rohis. 7. Rendahnya partisipasi orang tua terhadap program Rohis. 8. Minimnya sarana pendukung yang dibutuhkan dalam melaksanakan program Rohis.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Berdasarkan identifikasi diketahui banyak yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini, namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, biaya dan kemampuan akademik maka masalah penelitian ini hanya dibatasi pada pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis SMP Negeri 1 Ciputat. Adapun yang dimaksud dengan pembinaan pengamalan ajaran agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah melalui kegiatan Rohani Islam (Rohis) terhadap siswa SMP Negeri 1 Ciputat dalam praktek-praktek ibadah, ceramah
keagamaan, pengenalan baca tulis al-quran , pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh, dan pengembangan seni budaya Islam. Sedangkan yang dimaksud dengan Rohani Islam adalah salah satu divisi yang berada dalam naungan OSIS yang bergerak dalam bidang pembinaan kerohanian Islam. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimanakah pembinaan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis ? b. Bagaimana pengamalan siswa SMP Negeri I Ciputat terhadap ajaran agama Islam yang dibina oleh Rohis ?
D. Sistematika Penulisan Skripsi
ini ditulis dan disusun berdasarkan pedoman penulisan skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisannya dilakukan perbab dan terdiri atas lima bab dengan masing-masing bab mempunyai sub-sub bab tersendiri. Adapun penulisannya dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Bab I adalah bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, serta sistematika penulisan. 2. Bab II adalah kajian teori, yang menjelaskan tentang ajaran agama Islam yaitu menjelaskan pengertian ajaran agama Islam dan ruang lingkup ajaran Islam, serta tentang pembinaan ajaran agama islam, tempat-tempat pembinaan dan
pengamalan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, serta pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam di sekolah yang meliputi tentang Rohis dan Ruang lingkup Rohis. 3. Bab III tentang metodologi penelitian, yang dirinci dalam sub-sub bab, terdiri atas; tujuan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, instrumen pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data. 4. Bab IV berisi tentang hasil penelitian, yang dirinci ke dalam gambaran umum objek penelitian, gambaran umum Rohis, dskripsi dan analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V merupakan bab penutup, yang memuat kesimpulan dan saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Ajaran Agama Islam 1. Pengertian Ajaran Agama Islam Kata ajaran dalam Kamus Bahasa Indonesia dikatakan bahwa ajaran adalah segala sesuatu yang diajarkan, nasihat, petuah, atau petunjuk,6 diantara arti-arti kata tadi dapat digunakan sesuai dengan kontek kalimat. Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Namun banyak para ahli yang tidak tertarik mendefinisikan agama, karenanya sampai sekarang perdebatan tentang definisi agama masih belum selesai, hingga W.H. Clark, seorang ahli ilmu jiwa agama, sebagaimana dikutip oleh Zakiyah Darajat mengatakan, bahwa “tidak ada yang lebih sukar daripada mencari kata-kata yang dapat digunakan untuk membuat definisi agama karena pengalaman agama adalah subyektif, intern dan individual, dimana setiap orang akan merasakan pengalaman agama yang berbeda dari orang lain.”7 Kata agama dalam masyarakat Indonesia dikenal istilah “din” ()اﻟﺪﻳﻦ dari bahasa arab dan religi dari bahasa Eropa. Ada yang mengatakan bahwa kata 6 7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet ke, h. 13
Abuddin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet ke-6, h. 8-9
agama diambil dari bahasa Sanskrit. Satu pendapat mengtakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, yaitu dari kata “a” yang artinya tidak dan “gam” yang artinya pergi, tetap di tempat, diwarisi turun temurun.8
Selanjutnya Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan definisi agama sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk dengan kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.9 Kemudian ada lagi yang mengatakan bahwa agama berarti “teks” atau “kitab suci”. Dilihat dari segi ini, agama berarti tuntutan karena agama mengandung ajaranajaran yang menjadi tuntutan bagi penganutnya.10 Dengan demikian agama mengandung pengertian sebagai jalan hidup yang harus ditempuh oleh setiap manusia dalam kehidupan dunia ini sehingga mendapatkan jalan yang mendatangkan keteraturan, keamanan, ketentraman dan kesejahteran Pengertian dasar din : Kata din berasal dari bahasa Arab, dari kata dasar (دان ) yang arti dasarnya adalah “hutang” sesuatu yang harus dipenuhi atau ditunaikan “Din” dalam bahasa semit, induk bahasa Arab, kata ( )دﻳﻦberarti undang-undang atau
8
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1985), Cet ke-
9
K.H.M Taib Thahir Abd. Mu’in, Ilmu Kalam, (Jakarta : Widjaya, 1986), cet ke-7, h.121
5, h. 9
10
M. Ali Hasan , Studi Islam Al-qur’an dan As-sunah, (Jakarta : Raja Grafindo persada, 2000), Cet ke 1, h. 19
hukum.”11 Dengan demikian dapat dipahami bahwa kata ( )دانdan ( )دﻳﻦdalam bahasa Arab tersebut ialah undang-undang atau hukum-hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengembalikannya akan berarti hutang yang akan tetap dituntut untuk ditunaikan, serta akan mendapatkan hukuman atau balasan jika tidak ditunaikan. Adapun istilah Islam menurut bahasa berasal dari kata ( )ﺳﻠﻢyang berarti selamat sentosa, asal kata tersebut dibentuk ( )اﺳﻠﻢyang artinya memeliharakan dalam keadaan sentosa dan berarti juga “berserah diri, tunduk, patuh dan taat kepada tuhan.”12 Ada lagi yang mengatakan Islam menurut pengertian bahasa adalah suci dari cacat, lahir dan batin, damai dan aman, pasrah tunduk dan patuh.13 Secara terminologis Islam berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul, menurut Harun Nasution Islam adalah, “….. agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul”.14 2. Ruang Lingkup Ajaran Agama Islam Ruang lingkup ajaran agama Islam pada hakikatnya dari Allah melalui wahyu-Nya, yaitu yang mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan 11
Tadjab, Dimensi-dimensi Studi Islam, (Surabaya : Karya Aditama, 1994), Cet ke-1, h.38
12
Abdurrahman An-Nawawi, pendidikan Islam dirumah, sekolah dan masyarakat, (Jakarta : Gema Insani, 1996), Cet ke 2, h. 24
h. 10
13
Nasikun, Pokok-pokok Agama Islam, (Yogyakarta : CV. Bina Usaha, 1984), Cet ke I, h. 29
14
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta : UI Press, 1979), Jilid I,
manusia dengan manusia dan masyarakat, termasuk dirinya sendiri dan alam lingkungan hidupnya. Ajaran ini diturunkan Allah untuk kesejahteraan umat manusia di dunia dan di akhirat nanti.15 Sebagaimana diketahui bahwa dalam mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan masyarakat, ada beberapa asfek yang harus tertanam dalam diri manusia itu sendiri sehingga dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang sebenarnya, diantaranya asfek aqidah, ibadah.dan akhlak a. Aspek Aqidah Aqidah dalam bahasa Arab adalah ikatan, sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Sedangkan dalam pengertian teknis adalah iman atau keyakinan.16 Iman yaitu keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati diikrarkan oleh lisan dan diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku dalam asfek.17 Iman menurut hukum Islam ialah menyatu padukan ucapan lidah dengan pengakuan usaha anggota, dengan kata lain mengikrarkan dengan lidah akan kebenaran Islam, membenarkan yang diikrarkan lidah itu dengan hati dan melaksanakan kedua-duanya dengan
15
Mohamad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998). Cet. Ke-1, h. 36 16
Mohammad Daud Ali Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2004), Cet ke-5, h. 199 17
RMA Hanafi, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Yogyakarta :philosophy Press,2001), Cet ke-1, h. 9
anggota.18 Sedangkan menurut Abu Ahmadi iman adalah keyakinan kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari kiamat, Qodhha dan Qadar.19 1. Iman kepada Allah Iman adalah tuntutan fitrah manusia dan kemanusiaan yang paling asasi, azali serta mendasar, tanpa keimanan yang benar manusia sulit diatur dan takan mampu mengatur kecuali dengan tangan besi, dan itu hanya sementara. Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surat Al-Ashr (103) yang berarti : “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu (secara keseluruhan) akan tetap dalam keadaan rugi (krisis, kacau, tidak aman). Kecuali bila mereka beriman (menurut tuntutan Allah) dan beramal shaleh serta hidup ingat-mengingatkan dengan dasar kebenaran (haq) dan ingat-mengingatkan dengan sabar,” Jadi Iman adalah tuntutan setiap insan yang sadar akan kedudukan dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dan sekaligus bertugas sebagai kholifahnyaNya yang bertanggung jawab untuk menata kehidupan yang rahmah, bahagia dan adil untuk semua dimuka bumi ini, di bawah lindungan pimpinan dan pengaturan Allah Yang Maha Esa.20
18
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam, Kepercayaan. Kesusilaan, Amal Kebajikan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), jilid I, cet ke-5, h.34 19
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), Cet ke-4, h. 4 20
H. Mawardi Noor, SH, Pengamalan Iman dan Taqwa menurut Al-Qur’an, ( ISBN : Wala Press, 1997), Cet ke-1, h. 21
Iman kepada Allah ialah membenarkan adanya Allah dengan cara meyakini dan mengetahui bahwa Allah SWT wajib ada-Nya karena Zat-Nya sendiri Tunggal, Esa, Raja Yang Maha Kuasa, Yang Hidup dan Berdiri Sendiri, yang Qodim dan Azali untuk selamanya.21 2. Iman kepada Malaikat Allah Pengertian iman kepada malaikat harus dipahami dengan keyakinan dan dirasakan selalu bahwa Malaikat Allah adalah yang tugasnya melaksanakan segala yang diperintah Allah yang dalam hubungan dengan makhluknya yang lain dan khusus dengan manusia.22 Jadi iman kepada malaikat dapatlah diambil pengertian bahwa pengamalan iman kepada malikat yaitu cukup dengan selalu ingat dan sadar bahwa seluruh kegiatan kita selalu di catat oleh malikat-malaikat dengan teliti dan adilnya, dan kita menyadari bahwa tanggung jawab kita terhadap Allah akan selalu diperhitungkan di akhirat kelak. 3. Iman kepada Rasul Allah Beriman kepada Rasul ialah mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia, beberapa orang wakil-Nya, atau utusan-Nya, yang berlaku sebagai orang perantaraan antara Allah dengan hamba-hambanya. Mereka bertugas menyampaikan kepada hamba Allah, segala yang diterima dari Allah dengan jalan wahyu dan
21
Ali Yapie, Mengenal Mudah rukun Islam, Rukun Iman, rukun Ihsan, (Bandung : Al Bayan,1998), Cet ke I, h.113 22
H. Mawardi Noor, S.H, Op. Cit, h. 30
menunjukkan manusia kepada jalan yang lurus, menuntun, memimpin, membimbing manusia dalam menempuh jalan kesejahtraan dan keselamatan dunia akhirat.23 Pengertian
iman
kepada
Rosul-rosul
Allah
tidak
sekedar
percaya
bahwasannya ada nabi dan rosul saja dan pengamalannya pula tidak hanya sekedar batas memperbanayak sholawat dan permohonan syafaat kepadanya saja, tetapi harus diiringi dengan pengamalan nyata yaitu mentaati dan menjadikan mereka (rosulrosul) itu sebagai panutan, ikatan dan teladan dalam hidup sehari-hari, sesuai dengan petunjuk ayat-Nya yang tercantum berkali-kali dalam Al-Qur’an :
“Dan kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizing Allah,” (Q.S. An-Nisaa; 64).24
4. Iman kepada Kitab-kitab Allah Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti beri’tikad bahwa Allah ada menurunkan kitab kepada Rasul-Nya, untuk menjadi pedoman hidup para manusia menjadi tempat mengambil pengajaran, aturan dan undang undang bermasyarakat.25
23
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Op. Cit, h.169
24
H. Mawardi Noor, S.H, Op. Cit, h. 32
25
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Op. Cit, h. 220
Jadi beriman kepada kitab-kitab Allah meyakini adanya Kitab-kitab Allah yang di turunkan kepada Rasul yang di jadikan sebagai sandaran dan pedoman hidup bagi umat manusia sesuai dengan zamannya. 5. Iman kepada hari akhir Iman kepada hari kiamat adalah iman kepada hari berbangkit, dimana saat itu seluruh kehidupan makluk di alam semesta yang fana ini berakhir, kemudian Allah ini membangkitkan tulang belulang yang telah hancur, mengembalikan jasad yang telah menjadi tanah sebagaimana asalnya, dan mengembalikan ruh pada jasad seperti sedia kala.26 6. Iman kepada Qadla dan Qadar Qadla dalam pengertian Ilmu tauhid atau ushuluddin ialah ketetapan atau hukum yang ditetapkan. Karenanya iman kepada qadla adalah mengimankan bahwa hukum-hukum yang diterima alam, hukum hukum yang dijalani alam adalah hokumhukum yang ditetapkan Tuhan sendiri. Sedangkan iman kepada qadar ialah kita percaya bahwa Allah telah menakdirkan segala kebajikan dan kejahatan, baik yang berupa taat, maksiat disukai, digemari, maupun yang dibenci, sebelum Allah menjadikan makhluk. Dan bahwasannya Allah lah yang menjadikan segala perbuatan hamba semuanya.27
26
M. Ismail Yusanto dan M. Sigit Purnawan jati, Membangun Kepribadiaan Islam, (Jakarta : Khairul Bayan, 2002), cet ke-1, h. 169 27
Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Op. Cit, h. 245-247
b. Aspek Syari’at Secara bahasa syariat berarti jalan yang lebar, jalan yang ditempuh (sunnah), dan penumpasan. Secara istilah
diartikan sebagai tata cara pengaturan tentang
perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan Allah Swt.28 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syari’at adalah ketentuanketentuan agama yang merupakan pegangan dibidang ‘ubudiyah dan muamalah bagi manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. c. Aspek Akhlak Akhlak adalah bentuk jama’ dari kata-kata: Khuluq ( )ﺧﻠﻖyang berarti perangai, tabi’at dan dapat. Atau khalq ( )ﺧﻠﻖyang berati kejadian, buatan dan ciptaan. Secara bahasa akhlak adalah perangai, adat istiadat, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat atau sifat-sifat manusia yang terdidik. Secara istilah Imam Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampang/mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 29 Sedangkan yang dimaksud akhlak disini adalah bagaimana seseorang mampu menanamkan sikap dan prilaku yang mencerminkan sosok seorang muslim yang tidak bertolak belakang dengan ajaran agama Islam. Yang didalamnya menyangkut Akhlak
28
Drs Supriadi M,. Ag dan Dra. Hasanah, M.Ag & drs, Pabali H. Musa, M.Ag Buku Ajar Pendidikan Agama Islam. (Jakarta CV Grafika Karya Utama. 2001) h. 91 29
Ibid h. 95
terhadap Allah SWT, akhlak terhadap sesama manusia dan juga akhlaq terhadap alam sekitar. . B. Pembinaan Pengamalan Ajaran Agama Islam di sekolah 1. Lingkungan pendidikan Pada dasarnya dalam proses pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam, ada lingkungan yang sangat berperan aktif dan mempengaruhi pendidikan seseorang, dimana tempat tersebut dapat membawa dampak positip ketika pembinaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam, tempat-tempat tersebut adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap lingkungan tersebut dapat memberikan pengaruh pada proses pembentukan individu melalui pendidikan yang diterimanya. Keluarga merupakan unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat didalamnya sebagian besar sifatnya hubungan-hubungan langsung. Keluarga adalah pokok pertama yang mempengaruhi pendidikan seseorang. Dalam keluarga ajaran akhlak merupakan aspek pertama yang diterapkan terhadap anak-anak. Orang tua sebagai penanggung jawab keluaga harus memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. 30 Keluarga yang hidup jauh dari agama tidaklah mungkin memberikan pembinaan jiwa agama bagi anak-anaknya. Dalam pembinaan agama, sebenarnya paktor orang tua sangat menentukan, karena rasa agama akan masuk terjalin ke dalam 30
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta : Kalamulia, 1987), Cet ke-1,
h. 11-17
pribadi anak bersamaan dengan semua unsur-unsur pribadi yang didapatkan sejak kecinya.31 Dengan kata lain orang tua harus memberikan contoh yang baik terhadap anaknya sehingga anak tersebut dapat meniru sikap orang tua yang baik sehingga diterapkan dalam kehidupan peribadi anak itu sendiri. Pembinaan akhlak dirumah tangga meliputi tiga aspek yaitu, 1) Akhlak dengan Allah SWT. 2) Akhlak dengan manusia, 3) Akhlak dengan makhluk lain. Akhlak dengan Allah dapat ditingkatkan dengan melaksanakan ibadah yang dapat melatih rohani manusia menjadi suci, dengan rohani yang suci maka akan dapat mendekatkan diri kepada Allah, karena Allah adalah zat yang suci. Begitupun akhlak dengan manusia dapat ditingkatkan dengan ibadah pula yaitu dengan mengedepankan dua sisi yang harus dipandang melalui pembinaan akhlak terhadap Allah SWT dan pembinaan akhlak terhadap manusia. Dengan demikian pembinaan dalam keluarga sangat mempengaruhi anak dalam melaksanakan ajaran ajaran agama Islam, karena dari keluargalah yang pertama mempengaruhi kepribadian anak sehingga anak mampu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan apa yang dilarangnya. Adapun metode yang digunakan dalam pembinaan akhlaq dalam keluarga diantaranya melalui pembiasaan, dimana anak dibiasakan untuk membaca mengucapkan hal-hal yang menyangkut pada peningkatan kemampuan anak, seperti pengucapan “Bassmalah” sebelum memulai suatu perbuatan. Ada juga dengan 31
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976), Cet ke-2, h. 21
metode latihan (dramatisasi) artinya sianak mempraktekan hal-hal yang menyangkut perintah Allah seperti sholat, puasa, zakat, dan segala sesuatu yang memerlukan pekerjaan langsung.32 Selain lingkungan lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah sekolah.33 Sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga, dalam perkembangan masyarakat modern, orang tua menyerahkan tanggung jawabnya kepada sekolah, sekolah diminta untuk memikul tanggung jawab akan pendidikan anak, karena tidak semua tugas pendidikan dapat dilakukan oleh orang tua, oleh karena itu anak dikirim kesekolah. Dengan demikian pendidikan disekolah adalah bagian dari pendidikan keluarga yang sekaligus juga lanjuran dari pendidikan keluarga. Disamping itu kehidupan
sekolah
harus
dipandang
sebagai
jembatan
bagi
anak
untuk
menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan kelak di masyarakat.34 Di sekolah anak dididik oleh guru yang menjadi titik sentral penentu untuk merubah siswa kepada yang lebih baik. Guru yang masuk kedalam kelas melaksanakan tugas pembinaan pendidikan pengajaran adalah orang-orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik dan memiliki tugas kepandidikan. Guru yang masuk kelas membawa seluruh unsur kepribadiannya, agamanya, akhlaknya, pemikirannya, sikapnya, dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. 32
Ramayulis, Op. Cit, h. 13
33
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Op. Cit, h.77
34
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi,misi dan aksi, (Jakarta : PT. Gemawindu Pancaperkasa, 2000), Cet ke-1, h.94
Penampilan seorang guru semuanya diserap oleh seluruh anak didik sehingga tingkat keberhasilan suatu pendidikan di sekolah itu tergantung pada guru itu sendiri. Kendatipun demikian seorang guru mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan di sekolah tetapi dalam proses pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam di sekolah, guru tidak sepenuhnya mempu menjalankan pembinaan ajaran agama Islam di kelas. Karenanya tugas seorang guru khusunya guru pendidikan agama Islam yang berada di sekolah-sekolah lanjutan, selain tugas mengajar menyampaikan materi pendidikan agama Islam tetapi ada tugas lain yang tidak bisa disampaikan dalam kelas pada waktu proses belajar mengajar. Yaitu dengan mengadakan kegitan-kegitan tambahan dalam proses pembinaan pengamalan ajaran agama Islam, baik itu melalui kegiatan ekstra kurikuler maupun belajar tambahan. Diantara kegiatan-kegiatan tambahan yang ada di sekolah yaitu adanya organisasi yang menampung semua bakat-bakat siswa dan menyalurkannya, sehingga siswa termotivasi untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dengan mengikuti organisasi yang ada di sekolah tersebut. Disekolah-sekolah lanjutan dan umum itu ada oranisasi di bawah naungan OSIS yang lebih mengedepankan proses pembinaan pengamalan ajaran agama Islam. Organisasi tersebut disebut ROHIS (Rohani Islam). Dengan memanfaatkan mesjid yang ada disekolah-sekolah yang tidak hanya dijadikan tempat ibadah akan tetapi dijadikan sebagai tempat-tempat belajar, berdiskusi, pengajian, dan lain-lain yang mengarahkan pada pembinaan ajaran agama. Lingkungan masyarakat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran disekolah. Sekolah dan masyarakat
mempunyai hubungan timbal balik, sekolah menerima pengaruh masyarakat, dan masyarakat dipengaruhi oleh hasil pendidikan sekolah.35 Dengan demikian lingkungan masyarakat adalah tempat yang sangat mempengaruhi tiap tiap individu untuk lebih meningkatkan pendidikan dalam pembinaan ajaran agama selain dari keluarga dan sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama, cara yang penting yaitu Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran sebagaimana diisyaratkan Allah dalam firmannNya :
☺ ☺ “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;merekalah orang-orangberuntung,” (Ali Imran :104)
35
Ibid, h. 95
☺ ⌧
☺
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah …” (Ali Imron : 110) Berdasarkan ayat diatas kewajiban para pembimbing anak adalah menjaga fitrah anak tetap dalam kesucian dan terhindar dari berbagai penyelewengan atau kehinaan.36 Sekolah merupakan jembatan penerus bagi pembinaan pendidikan dalam keluarga menuju masyarakat, sehingga pembinaan dalam sekolah lebih menekankan kepada peningkatan kualitas baik dalam ilmu pengetahuan, bersikap dan berprilaku yang tidak melanggar pada norma-norma yang berlaku sesuai dengan aturan agama Islam. Mengenai metode pembinaan pengamalan ajaran agama Islam yang dilakukan disekolah-sekolah, sesungguhnya merupakan hal yang tidak mudah menyempurnakan dan memperbaikinya. Dalam perbaikan dan penyempurnaan sistem pendidikan hendaknya ditegaskan tentang tujuan pendidikan Islam disekolah-sekolah, yaitu mampu membina anak didik menjadi seorang warga negara yang baik dan sekaligus 36
Abdurrahman An Nahlawi, Op.Cit, h.176
menjadi penganut agama yang baik.37 Maka dalam hal ini yang berpengaruh dan bertanggung jawab dalam pembinaan ajaran agama Islam di sekolah yaitu semua yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut diantaranya kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah. 2. Tanggung jawab pembinaan ajaran agama Islam di sekolah a. Peranan kepala sekolah Menurut H.M Daryanto “Kepala Sekolah merupakan personal sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, ia mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpin dengan dasar Pancasila”.38 Selain itu kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannnya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi banyaknya masalah baru yang timbul harus menjadi tangung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakannya. Dalam masalah pembinaan siswa terhadap pengamalan ajaran agama Islam yang di bina melalui kegiatan Rohis, kepala sekolah memantau semua kegiatan yang dilaksanakannya dan menciptakan komunikasi dengan pembina Rohis dan guru Pendidikan Agama Islam sehingga kegiatan yang dijalankan oleh Rohis tidak bertolak belakang dengan kebijakan kepala sekolah.
h. 60
37
H. Alamsjah ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, (Jakarta : Depag RI,182),
38
H. M Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), h. 80
Kepala sekolah juga memberikan petunjuk, pengarahan, mendorong semangat kerja, menegakkan disiplin, memberikan usaha lainnya
agar mereka dalam
melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan. Karena arahan dan bimbingan merupakan bentuk bantuan fsikolagi yang sangat dibutuhkan oleh setiap bawahan, staf dan anggota organisasi dalam rangka manifestasi keterlibatan mereka pada tiap bentuk kegiatan yang di butuhkan. b. Peranan guru dalam pembentukan pribadi siswa Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak siswa /anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun sikap pribadi anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun didikannya dan membangun bangsanya. Guru mempunyai tugas yang sangat penting, ia mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperbaiki masyarakat. Sekolah adalah sumber untuk tiap-tiap perbaikan dan guru yang ikhlas dapat mengangkat derajat umat, sehingga setarap dengan bangsa-bangsa yang telah maju. Gurulah yang menanamkan adat istiadat yang baik dalam jiwa para siswa, gurulah yang memasukkan pendidikan akhlak dan keamanan dalam hati sanubari mereka, bahkan gurulah yang memberikan pendidikan kemasyarakatan dan cinta tanah air. Pendapat tersebut diatas senada dengan pendapat S. Nasution mengatakan bahwa “Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan
saja kepada murid melainkan senantiasa membentuk pribadi anak”.39 Oleh karena itu guru mempunyai kesempatan yang besar sekali untuk memperbaiki keburukankeburukan yang ada dalam diri anak didik. Pengaruh guru terhadap siswa-siswanya sama juga dengan pengaruh seorang bapak terhadap anak-anaknya. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam proses belajar-mengajar, setiap guru mempunyai peranan penting terhadap pendidikan dan pengajaran terhadap peserta didik. Namun sudah barang tentu ada yang sifatnya berpengaruh secara positif dalam arti mendorong dan menggiatkan peserta didik untuk belajar dan sebaliknya ada pula yang negative, seperti sikap suka marah-marah, pilih kasih, pengancam dan sebagainya, yang mungkin dilakukan oleh seorang guru secara sadar atau tidak sadar. Perilaku demikian tentunya dapat merusak dan mengorbankan pendidikan dan pengajaran secara keseluruhan. Islam memandang seseorang untuk menjadi guru bukan hanya karena ia telah memiliki kualifikasi keilmuan dan akademis saja, tetapi lebih penting lagi ia harus terpuji akhlaknya, karena guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja tetapi lebih penting membentuk pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran agama Islam. Dengan demikian penilaian tentang guru sebagai figur tauladan dapat dilihat dari dua segi, yaitu kepribadian atau akhlaknya dan kualitas keilmuan (hal-hal yang berhubungan dengan profesionalisme sebagai tenaga kerja).
39
S Nasution, Didaktik Asas- Asas Mengajar, ( Jakarta : Bimi Aksara,1995), h. 54
Guru sebagai tauladan dari sudut kepribadian guru, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dr. Hossein Nass dan kawan-kawan dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama di Makkah tahun 1977 antara lain menyimpulkan “ Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan haruslah dapat diteladani akhlaknya disamping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu guru harus mempunyai tanggung jawab moral untuk membentuk anak didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak”.40 Patut disadari bahwa peranan guru, baik guru agama maupun guru umum di kelas sangat berpengaruh diharapkan sadar akan tanggung jawab sebagai guru, dapat mendorong dan menanamkan sikap tauladan (akhlakul karimah) dalam membentuk siswa yang berakhlakul karimah pula. Zakiah Darajat mengemukakan bahwa “Kepribadian itulah yang akan menentukan ibadah. Ia menjadi pendidik dan pembina baik bagi anak didiknya ataukah menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak”.41 Sehubungan dengan fungsi sebagai
pengajar, pendidik dan pembimbing,
maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang guru, tak terkecuali guru agama. “Peranan guru ini kan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang
40
Azumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta : Wacana Ilmu , 1998), Cet ke-1, h. 167 41
Zakiah Darajat, Kepribadian Guru, (Jakarta : Bulan bintang, 1978), Cet ke-1, h. 16
diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staff yang lain”.42 Peranan guru menurut Pocy Katz digambarkan “Sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai yang menguasai bahan yang diajarkannya”.43 Dalam kaitannya, dengan peranan guru agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa, maka guru agama Islam “ Sedapat mungkin harus memahami hakikat anak didiknya sebagai objek pendidikan. Kesalahan dalam pemahaman hakikat anak didik menjadikan kegagalan total”.44 Hubungan guru Agama Islam dengan anak didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang dipergunakan, Namur jika hubungan guru-siswa tidak harmonis,maka hasil yang akan diperoleh tidak akan baik. Demikianlah seorang guru Agama Islam di tuntut untuk mempunyai peran lebih sebagai pendidik, penyalur informasi, pengganti kedudukan orang tua dan berbagai hal lain yang patut menjadi tauladan. Diantaranya mampu mengadakan 42
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Mengaja, Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, (Jakarta : PT Grapindo Persada, 1994), Cet ke-4, h. 111 43 44
Ibid, h. 142
Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Oprasionalisasinya, (Bandung : Trigenda Karya, 1993) h 179
kegiatan di luar jam pelajaran yaitu kegiatan ekstra kurikuler di bawah naungan OSIS yang dinamakan kegiatan Rohis yang mengarahkan pada pembinaan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam.
3. Rohis sebagai wadah pembinaan ajaran agama Islam di sekolah Rohis berasal dari kata Rohani dan Islam. Kata Rohani dalam bahasa arab berarti “Ruh”, sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia arti rohani adalah ruh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani.45 Sedangkan menurut Abdul Halim Mahmud Ruh adalah bagian manusia yang paling mulia karena ia adalah tiupan dari Allah SWT, ia harus dididik dengan tujuan untuk mempermudah jalan dihadapannya untuk bermakrifat kepada Allah SWT dan membiasakannya serta melatihnya untuk melaksanakan benar-benar ibadah kepada Allah.46 Pengertian Islam dalam buku ensiklopedi Islam disebutkan bahwasannya, Islam diartikan dengan tunduk, patuh kepada ajaran yang dibawa nabi Muhammad SAW.47 Jadi Rohis adalah sebuah lembaga di bawah naungan OSIS di bidang keagamaan yang mendidik siswa dan siswi yang tujuannya untuk lebih mempercayai 45
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit., h. 752
46
Ali Abdul Halim, Pendidikan Ruhani (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), Cet ke 1, h. 65
47
Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam, h. 422
adanya Allah serta patuh dan tunduk kepada ajaran Allah yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Dasar pemikiran diselenggarakannya Rohis adalah remaja yang merupakan generasi penerus yang menjadi harapan orang tua bangsa dan Negara yang sangat dibutuhkan dalam meneruskan pembangunan yang lebih maju dan punya kwalitas keagamaan yang matang. Remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak sehingga dibutuhkan suatu wadah yang dapat membina dan mengarahkannya sehingga tidak mudah terpengaruh dan terjerumus kepada hal yang tidak baik. Kemajuan teknologi yang terus berkembang yang menjadi tantangan buat remaja agar mampu menyeimbangkan sejalan dengan kemajuan zaman tersebut. Di harapkan juga siswa dapat meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunnah, juga mempunyai wawasan keislaman dan kreatipitas yang tinggi dalam bidang keilmuan serta mampu menghindari diri dari perbuatan munkar. Adapun pembinaan dan pengamalan ajaran agama Islam bagi siswa melalui kegiatan Rohis dapat diuraikan sebagai berikut : Pembinaan adalah suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan, yaitu agar sarana pembinaan mampu menghayati dan
mengamalkan ajaran agama Islam sebagai pola kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun kehidupan sosial kemasyarakatan.48 Sedangkan pengamalan adalah suatu proses (pembuatan) melaksanakan pelaksanaan, penerapan.49 Dengan demikian pembinaan pengamalan ajaran agama Islam adalah suatu upaya atau usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaik, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan, mengembangkan perbuatan dalam melaksanakan ajaran agama Islam seperti pelaksanaan sholat berjamaah, sholat sunnah, mendengarkan ceramah, berpuasa di bulan Ramadhan, membaca al-qur’an, beramal dan keratifitas dalam seni budaya Islam.
48
Depag, Proyek Penerangan Bimbingan Khutbah ; Bimbingan Rohani pada Darma Wnita, (Jakarta : DEPAG, 1984), h.8 49
Depdikbud, Op.Cit., h. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan Rohis dalam membina ajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Ciputat. 2. Untuk mengetahui hasil pembinaan ajaran agama Islam yang dilakukan Rohis di SMP Negeri 1 Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciputat. Adapun waktu yang di perlukan dalam kegiatan penelitian diperkirakan 15 hari dari tanggal 1 sampai dengan 15 Agustus 2006. Adapun “Schedule” penelitiannya adalah : No.
Tanggal/bulan/ tahun
01.
2 Mei – 9 Juni 2006
Penyusunan proposal skripsi dan pengesahan judul skripsi
02.
10 Juni - 29 Juli 2006
Penyusunan teori
03.
1 Agustus - 15 Agustus Pengumpulan data
04.
16 Agustus – 10 September
Kegiatan
Pengolahan dan analisis data serta penarikan kesimpulan
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data.50 Dengan kata lain, populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu baik berupa orang, benda atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti dan dapat ditarik kesimpiulannya. Sedangkan Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang mewakilinya secara representatif.51 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Dari populasi target tersebut, yang menjadi populasi terjangkau adalah siswa kelas I yang berjumlah 418 orang. Dipilihnya siswa kelas I sebagai populasi terjangkau, karena siswa kalas I merupakan titik awal dalam proses pembinaan ajaran agama Islam, selain itu juga siswa kelas I lebih mudah untuk diarahkan dan dibina untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat ekstrakurikuler, dan Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra-kurikuler yang melibatkan seluruh siswa terutama siswa kelas I. Sedangkan siswa kelas II dan kelas III lebih difokuskan terhadap kegiatan belajar mengajar sehingga keterlibatan dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler biasanya dikurangi bahkan ditiadakan. Dari jumlah populasi target tersebut diambil sample sebanyak 10 % atau sama dengan 40 orang. Penarikan sampel ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto 50
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999) Cet ke-3, h.23 51
Aminudin Rasyad, Metode Riset Pendidikan, (Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002), cet ke-4, h.63
yang mengatakan bahwa populasi melebihi 100 0rang maka sampel dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 %.52 Adapun teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik acak sederhana (Simple Random Sampling), karena semua anggota populasi mempunyai hak yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
D. Instrumen Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tentang variable pembinaan pengamalan ajaran Islam melalui kegiatan Rohis,. Penulis menggunakan instrument penelitian yang meliputi: angket, observasi dan wawancara. Ketiga instrument tersebut digunakan untuk memperoleh data penelitian yang akurat sesuai dengan tema di atas. Di bawah ini penulis jelaskan tentang instrument yang digunakan dalam pengumpulan data: 1. Angket Angket adalah suatu cara atau metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang harus di jawab responden. Angket disebarkan kepada responden untuk memperoleh data tentang pelaksanaan sholat jamaah, pelaksanaan shalat sunnah, ceramah keagamaan, pengenalan bacatulis al-qur’an, pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh, perayaan hari - hari besar Islam, dan pengembangan seni budaya Islam dengan jumlah sampel yang sudah ditetapkan yaitu 40 orang.
52
Suhasimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), Cet ke-12, h. 111-112
Bentuk yang digunakan dalam penyusunan angket ini adalah angket tertutup, dengan alternatif jawabannya: Selalu = 4, sering = 3, kadang-kadang = 2, tidak pernah =1. Responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban yang ada. Penyusunan angket berdasarkan pada aspek yang ada pada teori (Pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis). Urutan penyusunan angket adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis. Rincian data yang dikumpulkan melalui angket adalah sebagai berikut: a) Data tentang pelaksanaan shalat jamaah, terdiri dari 5 item. b) Data tentang pelaksanaan shalat sunnah, terdiri dari 3 item. c) Data tentang ceramah keagamaan, terdiri dari 3 item. d) Data tentang pengenalan membaca Al-qur’an terdiri dari 3 item e) Data tentang pembiasaan berinfaq dan shadaqah terdiri dari 2 item f) Data tentang peringatan hari-hari besar Islam terdiri dari 2 item g) Data tentang pengembangan seni budaya Islam terdiri dari 2 item Secara lebih jelas kuesioner (angket) tentang pembinaan pengamalan ajaran Islam melalui kegiatan Rohis dapat ditampilkan dalam bentuk tabel kisi-kisi angket sebagai berikut:
Tabel I Kisi-kisi Instrumen Pembinaan Pengamalan Ajaran Islam Melalui Kegiatan Rohis Variabel
Indikator
Jumlah
Butir
item
Item
Pembinaan
Pelaksanaan Shalat Jamaah
5
1,2,3,4,5
Pengamalan
Pelaksanaan Shalat Sunnah
3
6,7,8
Ajaran Islam
Ceramah Keagamaan
3
9,10,11
Melalui
Pengenalan Membaca Qur’an
3
12,13,14
Kegiatan
Pembiasaan berinfak dan
2
15,16,
Rohis
bershadaqoh Peringatan Hari-hari Besar Islam
2
17,18
Pengembangan Seni Budaya Islam
2
19,20
Jumlah
20
20
2. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung secara sistematis terhadap objek penelitian. Observasi ini diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan antara aspek dalam fenomena tersebut. Dalam observasi ini, penulis mengamati dan sekaligus berpartisipasi dalam pembinaan serta pelaksanaan kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat. 3. Wawancara Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang latar belakang, tujuan, kegiatan,
kendala dan
respon siswa, guru serta pegawai sekolah dalam pembinaan ajaran agama islam melalui kegiatan Rohis. Dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan secara terstruktur dan sistematis.53 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Pembina Rohis yang merupakan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Ciputat. Adapun data pedoman wawancara terlampir.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Untuk mengolah angket yang telah penulis peroleh dari responden dilakukan penganalisaan data dengan statistik distribusi frekuensi, yaitu memeriksa jawabanjawaban dari responden (siswa), lalu dijumlahkan, diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel) data yang di dapat dari item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat satu frekuensi dan prosentase menggunakan rumus :
p =
f N
X 100 %
Keterangan
p = Presentase yang dicari persentasenya f = Frekuensi dari hasil jawaban N = Jumlah seluruh sampel54 53 54
P. Joko Subagyo, op cit, h.39
Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2004), Cet ke-14, h.43
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan secara rinci dan penyajiannya dibagi kedalam empat bagian, yaitu : gambaran umum objek penelitian, gambaran umum Rohis, deskripsi dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian.
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Ciputat Pendidikan merupakan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas anak bangsa. Dengan pendidikan masyarakat akan berubah menuju arah kehidupan yang lebih baik. Bangsa yang maju adalah bangsa yang sangat mengutamakan dan menghargai pendidikan. Oleh karena itu jika sebuah bangsa ingin meningkatkan kualitas hidupnya, maka pilihannya hanya satu, yaitu dengan mengutamakan pendidikan. Masyarakat Ciputat sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang ingin maju, juga sangat mendambakan tersedianya lembaga pendidikan yang memadai. Untuk mewujudkan dambaan tersebut pada tanggal 2 Januari 1974 didirikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ciputat. Sebelum tahun 1974 wilayah kecamatan Ciputat belum ada SMP Negeri, yang ada hanyalah sekolah swasta yaitu SGB (Sekolah guru bantu, sedrajat dengan SMP) dan Pendidikan Guru Agama Muhamadiyah yang terletak di Jl. Dewi Sartika Ciputat. Dengan demikian anak-anak 39
lulusan SD atau Madrasah di wilayah Ciputat yang akan melanjutkan SMP harus pergi ke Jakarta. Kondisi tersebut mendorong tokoh-tokoh masyarakat Ciputat untuk mendirikan SMP di wilayah Ciputat. Berdasarkan musyawarah masyarakat Ciputat di bangun Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ciputat di atas tanah seluas 4.000 M, dengan biaya pembangunan sepenuhnya menggunakan dana swadaya masyarakat desa Cireundeu. Bangunan ini baru dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada tanggal 2 Januari 1975. Namun sebelum gedung SMP Negeri 1 Ciputat selesai dibangun proses belajar mengajar sudah dimulai sejak tahun 1975 dengan menumpang di Madrasah Nurul Falah sebanyak 2 lokal. SMP 1 Ciputat telah menjadi sekolah mandiri sejak tahun 1975, yang berlokasi di Jl. Cireundeu Raya No, 2 Ciputat Tanggerang. Dari tahun 1975 – 1979 berubah nama menjadi SMPN 48 Filial Jakarta, namun tahun 1979 diambil alih oleh Propinsi Jawa Barat berubah nama menjadi SMP Negeri Filial Ciledug. Kemudian pada akhir 1979 ditetapkan menjadi SMP Negeri Cirendeu, dan akhirnya pada tahun 1999 sesuai dengan urutan nomenklatur wilayah kecamatan Ciputat menjadi SMP Negeri 1 Ciputat sampai saat ini. 2. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa a. Keadaan Guru Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu di dukung tenaga pengajar yang memadai yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun tenaga pengajar yang terdapat di SMP Negeri 1 Ciputat berjumlah 62 orang yang terdiri dari
guru laki-laki dan guru perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Keadaan Guru SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005/200655 No
Nama Guru
Lulusan/Jurusan/Tahun
Bidang Studi
1
Drs.H. Nurhadi, MM. MBA
S2/Manajemen/1995
Kepala Sekolah
2
Sutardi, BA
SM/Filsafat Pendidikan/1976
Seni Rupa
3
Tiho Sari Pohan
SM/Sejarah/1976
Sejarah
4
Supardi, S.Pd
S1/B. Indonesia/1976
Penjas
5
Drs. Maman Hilman
S2/B.Indonesia/1985
B. Indonesia
6
Purwati, S.Pd
S1/B.Indonesia/1979
Seni Musik
7
Drs. Alimudin
S2/Teori Sejarah Pendidikan/1988
Geografi
8
Dasril Djama’an, S.Pd
S1/IPA/1979
Biologi
9
Syarifah, S.Pd
S1/B.Inggris/1983
B. Inggris
10
Andos Kostaman, S.Pd
S1/B. Inggris/1981
B. Inggris
11
Sri Hastutu, S.Pd
S1/Sejarah/1986
Ekop
12
Dra. Iswianti
S1/Tata Boga/1991
T. Boga
13
Ikbal S.Pd
S1/Matematika/1982
Matematika
14
Dra. Siti Alawiyah
S1/Bid. Pendidikan/1988
B. Indonesia
15
Drs. Suryadi Permana
S1/PPKAN/1992
Sejarah&PPKN
16
Suhono
D3/IPA/1980
Biologi&Fisika
17
Hamidah, S.Pd
S1/Geografi/1981
Geografi
18
Ahmad, SE
S1/Ekonomi/1986
Penjas
19
Nurya Aini
D3/B.Indonesia/1982
B. Indonesia
55
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri I Ciputat, 2006
20
Tugiman, SE
S1/Ekonomi/1984
Matematika
21
Hery Warsito
D3/IPA/1981
Fisika
22
Sugiarti, S.Pd
S1/IPA/1986
Biologi&Fisika
23
Ansor Gozali
D2/B.Indonesia/1986
B. Indonesia
24
Lily Nurlinah, SE
S1/Ekonomi/1985
Jasa
25
Hj. Tutik Munawati, S.Pd
S1/B.Indonesia/1987
B. Indonesia
26
Mustofa, BA
Sm/Agama Islam/1988
Agama Islam
27
Edison Limbong
D3/IPA/1984
Fisika
28
Hj. Yeni Krisna
D3/Kesenian/1991
Kesenian
29
Isdarman
D2/IPS/1985
Ekop&Geografi
30
Kartini Eling S, S.Pd
S1/Matematika/1991
Matematika
31
Tutik Widayati, S.Pd
S1/B. Inggris/1997
B.Inggris
32
Suharni, S.Pd
S1/IPA/1989
Fisika
33
Rasmawati, BA
SM/Pendidikan Agama/1990
Agama Islam
34
Enok Yanti S, S.Pd
S1/Tata Boga/1998
T. Boga
35
Winarti
D3/Matematika/1990
Matematika
36
Marfu’ah
D3/B. Inggris/1993
B.Inggris
37
Winarni, S.Pd
S1/PPKN/1998
PPKN
38
Saspi, N. S.Pd
S1/B.I ndonesia/1998
B. Indonesia
39
Drs. Tafrial
S1/Matematika/1998
Matematika
40
Dra. Cici Rukaesih
S1/Sejarah/1999
Sejarah
41
Syarif Hidayat
S1/B.Indonesia/1983
B.Indonesia
42
Drs. Junaedi Abyan
S1/B.Indonesia/1984
B. Indonesia
43
Yoeliani, S.Pd
S1/B. Inggris/1999
B.Inggris
44
Euis Kurniawati, S.Pd
S1/Matematika/1990
Matematika
45
Munawair, SM, S.Pd
S1/Pend Agama Islam/1989
Agama Islam
46
Henny S.Pd
S1/B. Indonesia/1995
B. Indonesia
47
Sumiaty
D3/Biologi/1996
Biologi
48
Muhamad. Isa S.Pd
S1/Pend. MIPA/1995
Matematika
49
Tri Endang L, S.Pd
S1/B. Inggris/1997
B. Inggris
50
Yanti Kartini, S.Pd
S1/Ekonomi/2002
Ekop&Geografi
51
Sayuti Wijaya,
D2/PPKAN/1974
PPKN
52
Husen, S.Pd
S1/IPS/1992
Penjas
53
Nani Saidah, S.Pd
S1/Sejarah/1997
Sejarah&Geografi
54
Mahdalena, S.Pd
S1/PPKN/1999
PPKN&Sejarah
55
Kusnaedi, S.Ag
S1/Agama Islam/2000
Geografi
56
Rina T, S.Pd
S1/Matematika/2003
Matematika
57
Suma Hardinata
S1/Tekhnik Informatika/1997
Komputer
58
Arif M. Nafrizal
D3/Informatika&Komp/1999
Komputer
59
Tedy Suryanto
SLTA/Elektro/2003
Komputer
60
Mulyati Syahni, S.Pd
S1/Psikologi/1993
BK
61
Hari Supratikno, S.Psi
S1/Psikologi/2005
BK
62
Rasyid Ridho, S.Psi
S1/Psikologi/2003
BK
Dengan melihat tabel di atas, dapat di teliti tentang guru yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Ciputat. Apakah sudah memadai atau belum? Menurut Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Umum yang dikeluarkan oleh DEPDIKBUD tahun 1996-1997, bahwa untuk menghitung kebutuhan guru pada suatu sekolah dapat dihitung dengan Rumus :
XxY JW X
=
KGR
= Rombongan belajar
Y
= Alokasi waktu semua mata pelajaran per/minggu
KGR
= Kebutuhan guru pada mata pelajaran suatu sekolah
JW
= Jam wajib mengajar / 18 jam.56 Di SMP Negeri 1 Ciputat terdapat 30 kelas rombongan belajar dengan alokasi
waktu perminggu, hari senin sampai kamis 6 jam pelajaran per/hari, hari jum’at dan sabtu hanya 4 jam pelajaran per/ hari. Jadi jumlah waktu mengajar dalam satu minggu yaitu 32 jam pelajaran. Sedangkan wajib mengajar setiap guru yaitu 18 jam perminggu. Dengan demikian dapat dihitung guru yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Ciputat dengan menggunakan rumus di atas.
30 x 32 = 53 , 33 = 54 orang guru. 18 Dengan melihat hasil perhitungan jumlah kebutuhan guru, maka dapat disimpulkan guru yang ada di SMP Negeri 1 Ciputat sudah memadai. Tetapi jika mencermati keadaan guru di lihat dari kemampuan akademik yang di miliki setiap guru ternyata tidak semua guru mata pelajaran mengajarkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dari tabel I diketahui bahwa terdapat 9 orang guru yang mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusannya seperti yang seharusnya guru PAI mengajarkan Agama tetapi mengajar Geografi. Kenyataan ini seharusnya tidak terjadi, agar materi yang disampaikan seorang guru itu tidak tumpang tindih dengan kemampuan akademik yang dimilikinya. Dan kemungkinan
56
155
Depdikbud, Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Umum, ( Jakarta : 1996-1997), h.
terbesar dari kenyataan ini karena kurangnya guru sebagai tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan di sekolah SMP Negeri 1 Ciputat. b. Keadaan Karyawan Kelancaran dan keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta karyawan. Kelancaran pendidikan di sekolah tidak terlepas dari administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud pegawai pada unit pelaksanaan teknis SMP Negeri 1 Ciputat adalah seluruh karyawan sekolah diantaranya Staf tata usaha, Staf kebersihan dan Satpam Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2 Keadaan Karyawan SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005/200657 No
Nama
Jabatan/Lulusan
L/P
1
Susilawati
Kepala Tata Usaha/SLTA
P
2
Suanih, SE
Staf Tata Usaha/S1
P
3
Hardians
Staf Tata Usaha/SLTA
L
4
Undang. S
Staf Tata Usaha/SLTA
L
5
A. Rosadi
Staf Tata Usaha/SLTA
L
6
Indah Sri
Staf Tata Usaha/S1
P
7
Sopian Hadi
Staf Tata Usaha/D3
L
8
Nasir
Staf Kebersihan/SD
L
9
Yahya
Staf kebersihan/SD
L
10
Namad. A
Satpam/SLTP
L
11
A. Maris
Satpam/SLTA
L
12
Handoko
Satpam/SLTA
L
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah karyawan di sekolah SMP Negeri 1 Ciputat belum mampu mencukupi pelayanan terhadap kebutuhan siswa, administrasi pendidikan yang harus dipenuhi siswa membutuhkan pelayanan yang baik dari staf karyawan yang mengetahui tentang hal tersebut. 57
Sumber : Dokumentasi SMP Negeri I Ciputat, 2006
Kenyataannya dengan 7 orang staf tata usaha, 2 orang orang staf kebersihan dan 3 orang satpam harus melayani 1256 siswa, akibatnya staf tata usaha tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, terutama ketika dalam pelaksanaan admistrasi pembayaran semester yang sering terjadi keributan dan antrian panjang, yang berdampak pada staf tata usaha sendiri merasa kewalahan.58 Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi agar pelayanan terhadap siswa dapat terkordinir dengan baik seharusnya karyawan sekolah jumlahnya di tambah tidak hanya 12 orang. c. Keadaan Siswa Jumlah peserta didik SMP Negeri 1 Ciputat tahun ajaran 2005-2006 dapat dilihat dari tabel sebagai berikut Tabel 3 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005-200659 No.
Kelas
Jumlah Siswa
L/P
1
Kelas 1
418 Orang
208 L/210 P
2
Kelas 2
458 Orang
231 L/227 P
3
Kelas 3
380 Orang
196 L/184 P
Jumlah
3 Kelas
1256 Orang
635 L/621 P
Keberadaan SMP Negeri 1 Ciputat banyak diminati masyarakat, dapat di lihat pada tabel 3 di atas yang menyebutkan bahwa jumlah kelas VII – IX terdiri atas 1256 siswa, kenyataan ini karena selain letak gedung sekolah yang strategis, juga mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta 58 59
keadaan sarana dan prasarana yang
Wawancara dengan salah satu staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Ciputat, Bpk Hardians. Ibid
memadai, sehingga masyarakat tertarik untuk menyekolahkan anaknya ke SMP Negeri 1 Ciputat. 3. Keadaan Sarana dan Prasarana Untuk kelancaran proses belajar mengajar (PBM) perlu ditunjang sarana prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Ciputat antara lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4 Keadaan Sarana Prasarana SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2005-200660 Jumlah
Jumlah
Jumlah
Keadaan
1
Ruang Belajar
20 Ruang
Baik
2
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
3
Ruang Guru
1Ruang
Baik
4
Ruang TU
1Ruang
Baik
5
Ruang Laboraturium
1Ruang
Dalam renopasi
6
Ruang Komputer
1Ruang
Baik
7
Ruang Perpustakaan
1Ruang
Dalam renopasi
8
Ruang BK / BP
1Ruang
Baik
9
Ruang WC Guru
1Ruang
Baik
10
Ruang WC Kepala
1Ruang
Baik
Sekolah
60
11
Mushola
1Ruang
Baik
12
Mesin Tik
15 Buah
Baik
13
Televisi
21 Buah
3 Rusak, 18 Baik
Ibid
14
VCD Player
21 Buah
15
AC
3 Buah
6 Rusak, 15 Baik Baik
16
Kursi dan Meja TU
7 Buah
Baik
17
Kursi Guru
60 Buah
Baik
18
Meja Perpustakaan
15 Buah
10 Baik, 5 Rusak
19
Kursi perpustakaan
24 Buah
15 yang ada
Sarana memiliki peranan penting dalam keberhasilan suatu pendidikan, karena sarana dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, di SMP Negeri 1 Ciputat keadaan sarana dan prasarana bisa dikatakan cukup memadai dalam keadaan baik untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Hanya ruang perpustakaan yang kurang memadai jumlah kursi dan meja banyak yang rusak dan hilang, juga dari buku-buku bacaan yang kurang terawat dan kebanyakan buku edisi lama yang tidak terpakai, sehingga kurang diminati oleh siswa untuk datang ke perpustakaan membaca buku. Begitu juga ruangan kelas yang jumlahnya hanya 20, sehingga ada siswa yang masuk kelas siang hari yaitu kelas VII, sebaiknya agar pelaksanaan
KBM terjalankan
dengan baik maka perlu ditambah ruangan kelas sehingga tidak ada siswa yang masuk sekolah pada siang hari. B. Gambaran Umum Rohis Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Ciputat, untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami, hal yang melatarbelakangi terbentuknya rohis di sekolah ini karena melihat situasi dan kondisi
siswa yang banyak menyimpang dari perilaku-perilaku yang baik. Ini dipengaruhi oleh maraknya teknologi yang menyajikan acara-acara yang tidak banyak dikonsumsi pelajar selain itu meminimalisasi dan membentengi mereka dari dampak-dampak negatif dan pengaruh luar, walaupun pelajaran agama Islam diberikan di sekolah ini, tapi karena waktu yang ditetapkan di sekolah ini tidak mencukupi untuk menutupi dan membina kepribadian siswa, maka sekolah inipun membentuk satu organisasai kerohanian yang disebut dengan kegiatan Rohis Adapun tujuan dibentuknya Rohis di sekolah ini, selain untuk membentuk kepribadian muslim yang Kaffah, juga untuk membentuk wadah pembinaan dalam bidang keagamaan dan menambah wawasan Islami khususnya dalam hal ibadah, aqidah dan akhlak, selain itu Rohis ini diadakan untuk membentuk seni kreatifitas siswa yang Islami, khususnya dalam bidang marawis dan rebana. Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Rohis ini terbagi kedalam kegiatan jangka panjang dan jangka pendek. Kegiatan jangka panjang meliputi kegiatan yang diselenggarakan oleh Rohis bekerjasama dengan bagian kesiswaan, kegiatan ini memfokuskan terhadap perayaan hari-hari besar Islam yang dilakukan di sekolah, selain itu Rohis menyelenggarakan pengajian bulanan dan kegiatan sanlat(pesantren kilat) pada bulan Ramadhan dan Qurban pada bulan Idul Adha. Sedangkan kegiatan jangka pendek meliputi kegiatan bimbingan baca tulis Al-quran (BBTQ) yang dilaksanakan setiap hari mulai dari jam 11.00 sampai jam 12.00 untuk siswa kelas VII dan 13.00-1400 untuk siswa kelas VIII, selain pengadaan BBTQ Rohis mewajibkan siswa dan siswi untuk melakukan shalat dzuhur dan ashar
berjamaah dan pengajian yang dilakukan seminggu sekali juga setiap hari jumat mengadakan kegiatan keputrian untuk siswi kelas VII dan VIII dan pelaksanaan sholat jum’at untuk siswa, selain bekerjasama dengan bagian kesiswaan, Rohis pun mengadakan kerjasama dengan bagian BK (Bimbingan Konseling) yang menetapkan kedisiplinan siswa bukan hanya dalam hal pembentukan kepribadian tapi juga dalam kedisiplinan berpakaian dan bersikap. Dalam setiap kegiatan, pastilah akan ditemukan kendalan-kendala ini disebabkan karena siswa malas untuk beribadah dan tidak mau mengikuti kegiatan rohis, selain itu minimnya fasilitas beribadah (tempat wudhu dan masalah) dan singkatnya waktu istirahat bagi siswa untuk melakukan ibadah. Berjalannya kegiatan Rohis karena banyaknya dukungan dari siswa dan guru, terutama guru agama yang mengajarkan tentang akhlak. Seiring dengan adanya dukungan guru, siswapun antusias mengikuti kegiatan yang diadakan di sekolah, selain itu banyaknya kerjasama dengan bagian-bagian lain, seperti BK dan DKM yang memantau kegiatan dan aktifitas siswa di sekolah. Untuk mengatasi kendala yang dialami Rohis dalam pembinaan ajaran Islam, Rohis bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menggalakan kedisiplinan dan pembentukan akhlakul karimah.61
C. Deskripsi dan Analisis Data
61
Program kerja Rohis dan Hasil wawancara dengan Pembina Rohis SMP Negeri I Ciputat, Bapak Isa S.Pd.
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa tekhnik yang diantaranya tekhnik angket dan observasi. Observasi yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui kondisi di sekolah baik itu keadaan gedung, guru-guru, siswa, terutama keadaan sarana dan prasarana hal ini dilakukan untuk mendapatkan datadata yang lebih akurat. Adapun angket yang penulis buat adalah angket tertutup sebanyak 20 item yang berbentuk pilihan ganda yang harus di jawab oleh siswa dengan memberikan tanda silang dan disebarkan kepada 40 orang siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Ciputat. Yang beralamat di Jl. Cireundeu raya No. 2 Kec. Ciputat Kabupaten Tanggerang. Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan kedalam bentuk presentasi dan di olah, kemudian dapat di peroleh kesimpulan, hal ini dapat di lihat dan dijelaskan dalam analisis secara keseluruhan. Adapun hasil angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan hasilnya sebagai berikut : Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek pelaksanaan sholat berjamaah yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel-tabel berikut mewakili 5 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat berjamaah. Tabel 5 Pelaksanaan shalat 5 waktu berjamaah No Alternatif Jawaban 1 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 1 4 35 40
P(%) 2,5% 10% 87,5% 100%
Dari data di atas, responden yang menjawab selalu adalah sebanyak 2,5%, sering: 10%, kadang-kadang: 87,5%, dan tidak pernah 0% Hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam kesehariannya kadang-kadang melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah dan sebagian yang lainpun tetap rajin melaksanakan sholat wajib tetapi tidak secara berjamaah dan tidak ada seorangpun yang menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat 5 waktu secara berjamaah. Ketaatan beribadah salah satunya dapat ditunjukkan dengan ketaatan manusia dalam menjalankan perintah-Nya, salah satunya yaitu sholat wajib secara berjamaah . Tabel 5 diatas yang menunjukkan hasil angket yang telah dijawab oleh siswa pada item no 1, dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakn sholat wajib berjamaah masih dapat dikatakan kurang dapat dilaksanakan dengan baik. Jawaban agak berbeda ketika mereka ditanya tentang pemahaman bacaan sholat, 40% responden menjawab selalu memahami bacaan sholat, sementara 26% responden menjawab sering, dan 35% responden menjawab kadang-kadang, dan tidak ada seorangpun dari jawaban responden yang menjawab tidak pernah memahami bacaan sholat. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang memahami bacaan sholat. Lebih jelasnya data tentang hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6 Pemahaman bacaan shalat No Alternatif Jawaban 2 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah
F 16 10 14 -
P(%) 40% 26% 35% -
Jumlah
40
100%
Selanjutnya tabel 7 berikut ini memaparkan data tentang pelaksanaan sholat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan di sekolah. Tabel 7 Pelaksanaan sholat dzuhur berjamaah di sekolah No Alternatif Jawaban 3 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 16 9 14 1 40
P(%) 40% 22.5% 35% 2,5% 100%
Tabel di atas, menunjukkan 40% siswa SMP Negeri 1 Ciputat selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah di sekolah, sementara 22,5% menjawab sering melaksanakan sholat dzuhur berjamah, dan 35% menjawab kadangkadang melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, serta 2,5% siswa yang menjawab tidak pernah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Dari data diatas menunjukan bahwa banyak siswa yang selalu melaksanakan sholat dzuhur secara berjamaah disekolah. Jawaban yang hampir sama juga diberikan responden ketika ditanya tentang pelaksanaan sholat ashar berjamaah di sekolah, 42% responden menjawab selalu melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, 22% menjawab sering melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah, sementara 32,5% responden lain menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah dan 2,5%
tidak pernah melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan siswa yang melaksanakan sholat ashar berjamaah di sekolah cukup banyak. Data tersebut lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8 Pelaksanaan shalat ashar berjamaah di sekolah No Alternatif Jawaban 4 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 17 9 13 1 40
P(%) 42% 22% 32,5% 2,5% 100%
Dalam program jangka panjang Rohis ada pembinaan dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan. Maka pada tabel 4.9 memaparkan tentang pelaksanaan puasa bulan ramadhan yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel 9 Pelaksanaan puasa Ramadhan No Alternatif Jawaban 5 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 23 9 8 40
P(%) 57,5% 22,5% 20% 100%
Pelaksanaan puasa bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim, jawaban siswa ketika ditanya tentang pelaksanaan puasa di bulan ramadhan, diperoleh kesimpulan bahwa 55% dari 100% siswa SMP Negeri 1 Ciputat setiap bulan Ramadhan tiba, mereka selalu melaksanakan puasa dan 22,5% menjawab
sering melaksanakan puasa bulan ramadhan, 20% menjawab kadang-kadang dan 0% menjawab tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa ketaatan beribadah siswa dalam melaksanakan puasa Ramadhan sangat baik. Selanjutnya pada tabel – tabel berisi tentang aspek pelaksanaan sholat sunnah yang dilakukan siswa SMP Negei 1 Ciputat, tabel-tabel berikut mewakili 3 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pelaksanaan sholat sunnah. Tabel 10 Pelaksanaan shalat dhuha No 6
Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 2 14 24 40
P(%) 5% 35% 60% 100%
Ketika diajukan pernyataan tentang pelaksanaan shalat sunnah dhuha, sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunah dhuha (60%), sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah dhuha (35%), sebagian kecil menyatakan sering melaksanakan sholat sunnah dhuha (5%). Dan tidak seorangpun yang menyatakan selalu melaksanakan sholat sunnah dhuha. Dengan demikain dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 1 Ciputat tidak melaksanakan sholat sunnah dhuha baik di sekolah maupun di rumah. Jawaban yang hampir sama juga diberikan ketika responden ditanya tentang pelaksanaan sholat sunnah qobliah (sholat sunnah yang dilakukan sebelum sholat fardu), 50% responden menjawab kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah
qobilah, 45% responden menjawab tidak pernah melaksanakan sholat sunnah qobliayah, dan hanya 2,5% responden yang menjawab selalu dan sering dalam melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seebagian besar mereka tidak melaksanakan sholat sunnah qobliyah. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 11 Pelaksanaan shalat sunnah qobliyah No Alternatif Jawaban 7 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 1 1 20 18 40
P(%) 2,5% 2,5% 50% 45% 100%
Begitu juga ketika responden ditanya tentang pelaksanaan sholat sunnah ba’diyah (sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat fardhu), bahwa sebagian besar siswa menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat sunnah ba’diyah (60%), sebagian besar lagi menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat sunnah ba’diyah (40%), dan tidak ada seorangpun yang menyatakan selalu dan sering melaksanakan shalat sunnah ba’diyah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar mereka tidak melaksanakan sholat sunnah ba’diyah. Lebih rinci dapat dilihat pada data tabel 4.12. Tabel 12 Melaksanakan sholat sunnah ba’diyah No Alternatif Jawaban 8 Selalu Sering Kadang-Kadang
F 16
P(%) 40%
Tidak Pernah Jumlah
24 40
60% 100%
Berikutnya pada tabel 13 berikut ini memaparkan data tentang mendengarkan ceramah agama sebelum solat Zhuhur/sholat Jum’at. Tabel 13 Mendengarkan ceramah agama sebelum sholat dzuhur/jum’at No Alternatif Jawaban 9 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah Ceramah
keagamaan
sangat
F 8 8 22 2 40
berpengaruh
P(%) 20% 20% 55% 5% 100% bagi
siapa
saja
yang
mendengarkannya. Ketika diajukan pernyataan tentang pelaksanaan mendengarkan ceramah keagamaan sebelum shalat dzhur/jum’at, sebagian besar siswa kadangkadang mengikuti ceramah agama sebelum melaksanakan shalat dzuhur dan jum'at, dengan presentase sebesar 55%, siswa yang menjawab selalu sebanyak 20%, siswa yang menjawab sering sebanyak 20%, dan yang menjawab tidak pernah mendengarkan ceramah sebelum shalat sebanyak 5%. Banyaknya siswa yang kadang-kadang mendengarkan ceramah sebelum shalat dipengaruhi oleh singkatnya waktu untuk mengerjakan shalat sehingga siswa merasa malas untuk mengikuti ceramah, lebih memilih untuk menggunakan waktu luang hanya untuk bermain dan jajan sambil menunggu waktu shalat tiba.
Dalam penyampaian isi ceramah agama tentunya banyak hal yang dirasakan oleh jamaah yang mendengarkannya, kadang rasa ingin terus mendengarkan karena materinya menarik, kadang pula rasa jenuh yang dirasakan karena materinya membosankan. Pada tabel di bawah ini menjelaskan lebih rinci jawaban responden ketika ditanya tentang rasa bosan terhadap materi ceramah agama. Tabel 14 Rasa bosan saat mendengarkan ceramah agama No Alternatif Jawaban 10 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah Sebagian
F 8 11 19 2 40
P(%) 20% 27% 47,5% 5% 100%
besar siswa kadang-kadang merasa bosan
saat mendengarkan
ceramah agama, sedangkan 20% siswa merasa selalu bosan ketika mereka harus mendengarkan ceramah agama. Minimnya siswa yang tidak pernah bosan mendengarkan ceramah agama menunjukan kurangnya siswa dalam memahami pentingnya pendidikan agama dan ini juga dipengaruhi oleh penyampaian ceramah yang tidak menarik perhatian siswa. Materi ceramah yang disampaikan sangat menetukan bagi jamaah yang mendengarkannya, jika materi itu menyentuh dan menarik perhatian pendengar maka apa yang disampaikan penceramah akan dilaksanakan dan diamalakan, berikut jawaban respoden ketika ditanya tentang pengamalan nilai-nilai ajaran agama islam dari isi ceramah agama.
Tabel 15 Pengamalan nilai-nilai ajaran Islam dari ceramah agama No Alternatif Jawaban 11 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 6 6 28 40
P(%) 15% 15% 70% 100%
Siswa yang selalu mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dari ceramah agama yang diselenggararakan di sekolah ini sebanyak 15%, yang sering mengamalkannya sebanyak 15%, yang menjawab kadang-kadang mengamalkannya sebanyak 70% dan tidak ada satupun siswa yang tidak pernah mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam dengan presentase 0%. Dari hasil di atas, diketahui bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang mengamalkan ajaran Islam dari ceramah agama yang mereka ikuti dan hanya sebagian kecil yang selalu dan sering mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam di SMP Negeri I ciputat ini. Selanjutnya pada tabel 16 berikut ini memaparkan data tentang kegiatan membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh siswa di rumah. Tabel 16 Kegiatan membaca al-qur’an di rumah No Alternatif Jawaban 12 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 3 8 29 40
P(%) 7,5 20% 72,5% 100%
Membaca Al-quran adalah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan di SMPN I Ciputat, walaupun demikian masih banyak siswa yang tidak membacanya di rumah, ini bisa terlihat dari jawaban siswa yang menjawab kadang-kadang membaca Alquran di rumah sebanyak 72,5%, siswa yang menjawab sering sebanyak 20%, siswa yang menjawab selalu melaksanakannya sebesar 7,5%. Dan tidak ada yang menjawab tidak pernah membaca Al-quran dirumahnya dengan presentase 0%. Jawaban yang hampir sama diberikan responden ketika ditanya tentang keikut sertaan dalam pelatihan bacaan Al-Qura’an yang dilaksanakan di sekolah. Sebagian siswa
yang menjawab kadang-kadang mengikuti kegiatan pelatihan bacaan Al-
Qur’an yang dilaksanakan di sekolah sebanyak 32, 5%, siswa yang menjawab selalu mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 17,5%, siswa yang menjawab sering sebanyak 15% dan siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 5 %. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang mengikuti pelatihan bacaan Al-Quran baik di rumah ataupun kegiatan pelatihan yang diadakan di sekolah. Dalam hal ini, hanya sebagian kecil dari siswa SMP Negeri I yang selalu mengikuti pelatihan bacaan Al-quran dengan presentase 17,5 %, sebagaimana dapat diamati pada tabel berikut : Tabel 17 Pelatihan bacaan Al-qur’an di sekolah No Alternatif Jawaban 13 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah
F 7 6 25 2
P(%) 17,5% 15% 32,5% 5%
Jumlah
40
100%
Begitu juga ketika disodori pernyataan ketika membaca Al-Qur’an, memahami isi kandungannya, jawaban responden tidak begitu berbeda dengan kegitan membaca Al-Quran di rumah dan di sekolah. 2,5 % Siswa SMPN I menjawab selalu memahami isi kandungan Al-quran, 15% menjawab sering melakukannya, 75% menjawab kadang-kadang dan 7,5% menjawab tidak pernah memahami isi kandungan Al-Quran., ini diketahui bahwa 75 % siswa kadang-kadang mampu memahami isi kandungan Al-qur'an sedangkan sebagian kecil siswa tidak memahaminya. Sebagaimana tergambar jelas pada tabel 18.
Tabel 18 Pemahaman Isi kandungan Al-Qur’an No Alternatif Jawaban 14 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 1 6 30 3 40
P(%) 2,5% 15% 75% 7,5% 100%
Tabel-tabel berikut berisi tentang aspek pembiasaan berinfak dan bershodaqoh yang dlakukan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciputat. Tabel-tabel berikut mewakili 2 item pertanyaan yang diajukan pada aspek pembiasaan berinfaq dan bershodaqoh.
Tabel 19 Pemberian sumbangan pada teman yang kena musibah No Alternatif Jawaban 15 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 15 15 9 1 40
P(%) 37,5% 37,5% 22,5% 2,5% 100%
Sebagian besar siswa menjawab selalu memberi sumbangan pada teman yang terkena musibah dengan presentase sebanyak 37,5% dan yang sering memberi sebanyak 37.5% sedangkan 22,5% menjawab kadang-kadang
memberikan
sumbangan dan 2,5 % menjawab tidak pernah memberi sumbangan pada teman yang kena musibah. Ini berarti sebagian besar siswa selalu menyisihkan sebagian dari uang jajannya untuk diberikan pada teman yang kena musibah.
Tabel 20 Shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum’at No 16
Alternatif Jawaban
F
P(%)
Selalu
8
20%
Sering
8
20%
Kadang-Kadang
23
57,5%
Tidak Pernah
1
2,5%
Jumlah
40
100%
Sebanyak 20% siswa menjawab selalu memberikan shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum'at. 20% menjawab sering, 57,5% menjawab kadang-kadang dan
yang menjawab tidak pernah ada memberi shadaqoh pada kotak amal setiap hari jum'at sebanyak 2,5%. Hal ini membuktikan bahwasanya sebagian kecil siswa selalu dan sering memberikan shodaqoh pada kotak amal setiap hari jum'at, dan sebagian besar lagi siswa kadang-kadang memberikan shadaqoh dengan presentase 57,5 %. Tabel –tabel berikut memuat data-data tentang aspek peringatan hari-hari besar Islam , terdiri dari 2 item pernyataan. Jawaban dari setiap pernyataan dimuat pada satu tabel sehingga satu tabel mewakili satu pernyataan. Tabel 21 Perayaan Hari Besar Islam di sekolah No Alternatif Jawaban 17 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 8 8 24 40
P(%) 20% 20% 60% 100%
Perayaan hari-hari besar Islam selalu dinantikan oleh Umat Islam, dengan memperingatinya, Seorang manusia telah mengenang dan mengingat peristiwaperistiwa bersejarah dalam Islam, siswa yang menjawab selalu merayakan hari-hari besar Islam disekolah sebanyak 20%, yang menjawab sering sebanyak 20%, kadangkadang sebanyak 60% dan tidak pernah sebanyak 0%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kadang-kadang merayakan hari-hari besar Islam disekolah, dan hanya 20 % yang selalu dan sering merayakannya.
Tabel 22 Keikutsertaan dalam Perayaan Hari Besar Islam di sekolah No Alternatif Jawaban 18 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 20 10 10 50
P(%) 50% 25% 25% 100%
Siswa yang memiliki daya kreativitas dan keaktifan dalam merayakan harihari besar Islam sebanyak 50 %, terbukti dengan keikutsertaanya dalam setiap perayaan hari-hari besar Islam.dan yang sering aktif dalam merayakannya sebanyak 25% dan yang kadang-kadang ikut serta merayakan hari-hari besar Islam sebanyak 25 %. Dan yang tidak pernah 0%. Hal ini menunjukan kreativitas siswa yang tinggi dan antusiasme siswa dalam merayakan hari-hari besar Islam yang harus selalu didukung oleh para guru untuk menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap Islam. Tabel 23 dan 24 memuat data tentang aspek pengembangan seni budaya Islam yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Tabel 23 Partisipasi dalam kegiatan seni budaya di sekolah No Alternatif Jawaban 19 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 2 5 30 3 40
P(%) 5% 12,5% 7,5% 7,5% 100%
Sebanyak 5% siswa SMP Negeri I Ciputat menjawab selalu ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah, dan yang menjawab sering sebanyak 12,5%. Sedangkan siswa yang kadang-kadang berpartisipasi dalam kegiatan seni budaya sebanyak 7.5% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 7,5%. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah menarik perhatian dan minat siswa, terlihat dengan banyaknya siswa yang ikut serta dan berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan seni budaya yang diadakan di sekolah.
Tabel 24 Respon terhadap kegiatan marawis dan rebana di sekolah No Alternatif Jawaban 20 Selalu Sering Kadang-Kadang Tidak Pernah Jumlah
F 17 5 15 3 40
P(%) 42% 12% 37,5% 7,5% 100%
Respon siswa terhadap kegiatan marawis dan rebana yang diselenggarakan disekolah amat baik, hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang menjawab selalu mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah sebanyak 42%, yang menjawab sering sebanyak 12% dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 37,5% sedangkan yang tidak pernah mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah sebanyak 7,5%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat antusiasme siswa terhadap pegadaan kegiatan seni budaya khususnya maarwis dan rebana amtlah baik, terlihat dengan
banyaknya siswa yang selalu mengikuti kegiatan marawis dan rebana disekolah. Marawis dan rebana adalah dua kegiatan seni budaya yang baru diselenggarakan disekolah ini, kegiatan ini menumbuhkan keterampilan siswa dalam memainkan alat musik padang pasir yang dapat menambah kecintaan mereka terhadap Islam.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran masing-masing asfek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden. Untuk memberikan interpretasiatas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut :62 -
Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76 - 100%
-
Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56 – 75%
-
Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40 – 55%
-
Tidak baik, jika nilai yang diperoleh kurang dari 40% Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
62
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), h.196
-
Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi
-
Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian
-
Menentukan katagorinya, yaitu dengan menggunakan rumus :
NS NH
× 100 %
Berikut disajikan data hasil penyebaran angket terhadap 40 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data tentang kualitas pengamalan ajaran Islam siswa SMP Negeri I Ciputat melalui kegiatan Rohis yang terdiri dari tujuh aspek, yaitu: aspek pelaksanaan sholat jamaah terdiri atas 5 item dengan skor 585, aspek pelaksanaan shalat sunnah terdiri dari 3 item dengan skor 179, aspek ceramah keagamaan terdiri dari 3 item dengan skor 303, aspek pengenalan membaca al-qur’an terdiri dari 3 item dengan skor 271, aspek pembiasaan berinfaq dan shadaqah terdiri dari 2 item dengan skor 227, aspek keikutsertaan dalam peringatan hari-hari besar Islam terdiri dari 2 item dengan skor 234, dan aspek pengembangan seni budaya Islam terdiri atas 2 item dengan skor 134. Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.25 di bawah ini:
Tabel 25 Deskripsi data pengamalan Ajaran Islam Siswa SMP Negeri I Ciputat melalui kegiatan Rohis Jumlah
Aspek Penelitian
Jumlah item
Skor
Pelaksanaan Shalat Jamaah
5
583
Pelaksanaan shalat Sunnah
3
179
Ceramah Keagamaan
3
303
Pengenalan baca Tulis Al-quran
3
271
Pembiasaan berinfaq dan bershadaqoh
2
227
Perayaan Hari-hari Besar Islam
2
234
Pengembangan Seni Budaya Islam
2
202
20 item
1933
Responden
40
7 aspek
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan/ kondisi atau gambaran tiap-tiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 26 Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Aspek
Skor
Nilai
Nilai
Harapan
Skor
(NH)
(NS)
NS x 100 %
Katagori Nilai
Pelaksanaan sholat jamaah
585
5x4 = 20
585 : 40 = 14,65
14,65 X 100% = 73,125 20
Cukup baik
Pelaksanaan sholat sunnah
179
3x4 = 12
179 : 40 = 41, 47
4,47 X 100% = 37,29 12
Tidak baik
Ceramah Keagamaan Pengenalan Baca Tulis AlQuran Pembiasaan berinfaq Perayaan harihari besar Islam Pengembangan seni budaya Islam Rata-Rata
303
3x4 =12
303 : 4 = 7, 57
7,57 X 100% = 63,125 12
Cukup baik
271
3x4 =12
271 : 40 = 6,77
6,77 X 100% = 56,4 12
Cukup baik
277
2x4 =8
277 : 40 = 6, 92
6,92 X 100% = 86,56 8
baik
234
2x4 =8
234: 40 = 5, 85
5,85 X 100% = 73,125 8
Cukup Baik
202
2x4 =8
202 : 40 = 5, 05
5,05 X 100% = 63,125 8
Cukup baik
452,75 = 64,67 7
Cukup baik
Dari data tabel perhitungan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa aspek pelaksanaan shalat berjamaah berkatagori cukup baik, aspek pelaksanaan shalat sunah berkatagori tidak baik, aspek ceramah keagamaan berkatagori cukup baik, aspek pengenalan baca tulis al-qur’an berkatagori cukup baik, aspek pembiasaan berinfak baik, aspek perayaan hari-hari besar Islam cukup baik dan pengembangan seni budaya Islam cukup baik.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan dua kesimpulan yaitu : 1. Pembinaan pengamalan ajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Ciputat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yaitu : pelaksanaan shalat berjamaah di sekolah diantaranya shalat zuhur dan ashar berjamaah, pelaksanaan shalat sunnah dluha dan rawatib, ceramah keagamaan, pengenalan baca tulis alqur’an, pembiasaan berinfaq dan bershadaqoh, perayaan hari-hari besar Islam dan pengembangan seni budaya Islam seperti marawis, rebana puisi, nasid, muhadoroh dan kaligrafi. 2. Secara umum pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis berada pada katagori Cukup, bahkan ada satu aspek dari pembinaan tersebut berada pada katagori tidak baik yaitu pada aspek pelaksanaan shalat sunnah. Hal ini disebabkan karena waktu istirahat siswa sangat singkat (20 menit) sementara kebutuhan untuk makan/jajan disaat istirahat. Sehingga siswa tidak memiliki keluasan waktu untuk melakukan shalat sunnah. Juga belum adanya pembinaan yang lebih menekankan pada kesadaran siswa untuk melasanakan shalat sunnah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, diketahui bahwa pembinaan pengamalan ajaran agama Islam melalui kegiatan Rohis di SMP Negeri 1 Ciputat masih pada tarap cukup. Oleh karena itu ada beberapa saran yang dapat meningkatkan pembinaan pengamalan ajaran agama Islam di SMP Negeri 1 Ciputat, yaitu : 1. Diharapkan
kepada
pihak
sekolah
mengeluarkan
memperpanjang waktu istirahat menjadi 30 menit
kebijakan
untuk
agar siswa memiliki
kesempatan shalat sunnah (dhuha) dan Istirahat. 2. Diharapkan kepada pihak sekolah dapat melengkapi fasilitas dan tenaga pelatih yang dapat meningkatkan apresiasi siswa dalam mengembangkan kretifitas seni budaya Islam. 3. Diharapkan pihak sekolah menambah jumlah terjemahan mushaf qur’an agar seluruh siswa dapat memanfaatkannya tanpa harus direpotkan membawa sendiri dari rumah. 4. Diharapkan guru-guru yang ditugasi membina kerohanian Islam lebih intensif dalam membimbing siswa sehingga hasilnya lebih optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas tambahan kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam agar dilibatkan dalam kegiatan Rohis.
BERITA WAWANCARA
1. Interviewee Moh. Isa S.pd 2. Jabatan Pembina Rohis SMP Negeri 1 Ciputat 3. Pedoman wawancara : 1. P. Apa yang melatarbelakangi dibentuknya kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat? J. Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah dengan tujuan untuk membentuk kepribadian siswa yang islami, halhal yang melatarbelakangi terbentuknya rohis di sekolah karena melihat situasi dan kondisi siswa yang banyak menyimpang dari perilaku-perilaku yang baik. Ini dipengaruhi oleh maraknya teknologi yang menyajikan acaraacara yang tidak banyak di konsumsi pelajar selain itu meminimalisasi dan membentengi mereka dari dampak-dampak negative dan pengaruh luar, walaupun pelajaran agama Islam diberikan di sekolah ini, tapi karena waktu yang ditetapkan di sekolah tidak mencukupi untuk menutupi dan membina kepribadian siswa, maka sekolah inipun membentuk satu organisasai kerohanian yang disebut dengan kegiatan Rohis 2. P. Apa tujuan diadakannya kegiatan Rohis di sekolah? J. Tujuan dibentuknya Rohis di sekolah, selain untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami, membentuk wadah pembinaan dalam bidang keagamaan, juga untuk menambah wawasan Islami siswa khususnya dalam hal ibadah,
aqidah dan akhlak, selain itu Rohis ini diadakan untuk membentuk seni kreatifitas siswa yang Islami, khususnya dalam bidang marawis dan rebana. 3. P. Kegiatan apa saja yang dilakukan Rohis untuk membina siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam? J. Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Rohis ini terbagi kedalam kegiatan jangka panjang dan jangka pendek. Kegiatan jangka panjang meliputi kegiatan yang diselenggarakan oleh rohis bekerjasama dengan bagian kesiswaan, kegiatan ini memfokuskan terhadap pengadaan perayaan hari-hari besar islam yang dilakukan disekolah, selain itu rohis memnyelenggarakan pengajian bulanan dan kegiatan sanlat(pesantren kilat) pada bulan Ramadhan dan Qurban pada bulan idul adha. Sedangkan kegiatan jangka pendek meliputi kegiatan bimbingan baca tulis Al-quran (BBTQ) yang dilaksanakan setiap hari mulai dari jam 11.00 sampai jam 12.00 untuk siswa kelas VII dan 13.001400 untuk siswa kelas VIII, selain pengadaan BBTQ rohis mewajibkan siswa dan siswi untuk melakukan shalat dzuhur dan ashar berjamaah dan pengajian yang dilakukan seminggu sekali dan setiap hari jumat rohis mengadakan kegiatan keputrian untuk siswi kelas VII dan VIII dan khutbah untuk siswa, selain bekerjasam dengan bagian kesiswaan, Rohis pun mengadakan kerjasama dengan bagian BK (bimbingan Konseling) yang menetapkan kedisiplinan siswa bukan hanya dalam hal pembentukan kepribadian tapi juga dalam kedisiplinan berpakaian dan bersikap.
4. P. Apa Kendala yang dialami Rohis dalam kegiatan pembinaan ajaran agama Islam? J. Dalam setiap kegiatan, pastilah akan ditemukan kendalan-kendala ini disebabkan karena siswa malas untuk beribadah dan tidak mau mengikuti kegiatan rohis, selain itu minimnya fasilitas beribadah (tempat wudhu dan masalah) dan singkatnya waktu istirahat bagi siswa untuk melakukan ibadah. 5. P. Bagaimana respon dan dukungan siswa, guru dan pegawai sekolah dalam pelaksanaan kegiatan Rohis? J. Berjalannya kegiatan Rohis karena banyaknya dukungan dari siswa dan guru, terutama guru agama yang mengajarkan tentang akhlak, seiring dengan adanya dukungan guru, siswapun antusias mengikuti kegiatan yang diadakan disekolah, selain itu banyaknya kerjasama dengan bagian-bagian lain, seperti BK dan DKM yang memantau kegiatan dan aktifitas siswa disekolah. 6. P. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dialami Rohis dalam pembinaan ajaran agama Islam? J. Untuk mengatasi kendala yang dialami rohis dalam pembinaan ajaran Islam, Rohis bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menggalakan kedisiplinan dan pembentukan akhlakul karimah. Jakarta, 27 Juli 2006 Interviewee,
Interviewef,
Moh. Isa S.Pd.
Ade Mahmud
BIODATA PENULIS Nama
: Ade Mahmud
Tempat tanggal lahir : Bogor, 3 Juli 1983 Alamat Asal
: Kp. Pakapuran Rt 04/02 Desa Parakanmuncang Kec. Nanggung Bogor.
Alamat Sekarang
: Jl. Masjid XI Rt 02/07, Sudimara timur Ciledug Tangerang Banten.
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
IPK
: 3,48 yudisium Amat Baik
Pekerjaan sehari-hari : Selama masih kuliah dari semester 1 sebagai penjual ikan tawar di pasar Ciledug yaitu berjualan Ikan lele, mas, gurame, belut dan sejenisnya. Kesan
: Dalam perjalanan penulisan skripsi ini banyak hal yang sangat diluar nalar manusia, saya bersyukur kepada Allah dengan dikasih pembimbing yang sangat baik dan perhatian dalam mengarahkan yang begitu membela dan bertanggung jawab sehingga sekripsi ini bisa selesai dengan cepat cukup menghitung dengan satu bulan setengah penulisan skripsi ini selesai, dengan nilai yang memuaskan.
Beliau adalah Bpk. Drs. H Mua’rif SAM, M.Pd, yang tidak pernah mempersulit hingga mengantarkan kepada siding munaqasah. Bayangin aja sampai waktu ujian munaqasah didampingi dan di kasih tau, hingga dapat nilai A. Pesan
: Dalam penulisan skripsi jangan pernah lelah untuk menjalankannya,
mintalah
petunjuk
kepada
dosen
pembimbing kita jangan sampai malu. Hidup ini penuh tantanggan jangan di jadikan beban hadapi semua masalah dengan ketenangan karena dengan ketenangan dan di bentengi dengan ibadah yang kuat Allah akan mempermudah dalam segala urusan kita.
BERITA WAWANCARA
4. Interviewee Moh. Isa S.pd 5. Jabatan Pembina Rohis SMP Negeri 1 Ciputat 6. Pedoman wawancara : 5. P. Apa yang melatarbelakangi dibentuknya kegiatan Rohis di SMP Negeri I Ciputat? J. Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di sekolah dengan tujuan untuk membentuk kepribadian siswa yang islami, halhal yang melatarbelakangi terbentuknya rohis di sekolah karena melihat situasi dan kondisi siswa yang banyak menyimpang dari perilaku-perilaku yang baik. Ini dipengaruhi oleh maraknya teknologi yang menyajikan acaraacara yang tidak banyak di konsumsi pelajar selain itu meminimalisasi dan membentengi mereka dari dampak-dampak negative dan pengaruh luar, walaupun pelajaran agama Islam diberikan di sekolah ini, tapi karena waktu yang ditetapkan di sekolah tidak mencukupi untuk menutupi dan membina kepribadian siswa, maka sekolah inipun membentuk satu organisasai kerohanian yang disebut dengan kegiatan Rohis 6. P. Apa tujuan diadakannya kegiatan Rohis di sekolah? J. Tujuan dibentuknya Rohis di sekolah, selain untuk membentuk kepribadian siswa yang Islami, membentuk wadah pembinaan dalam bidang keagamaan, juga untuk menambah wawasan Islami siswa khususnya dalam hal ibadah,
aqidah dan akhlak, selain itu Rohis ini diadakan untuk membentuk seni kreatifitas siswa yang Islami, khususnya dalam bidang marawis dan rebana. 7. P. Kegiatan apa saja yang dilakukan Rohis untuk membina siswa dalam mengamalkan ajaran agama Islam? J. Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan dalam Rohis ini terbagi kedalam kegiatan jangka panjang dan jangka pendek. Kegiatan jangka panjang meliputi kegiatan yang diselenggarakan oleh rohis bekerjasama dengan bagian kesiswaan, kegiatan ini memfokuskan terhadap pengadaan perayaan hari-hari besar islam yang dilakukan disekolah, selain itu rohis memnyelenggarakan pengajian bulanan dan kegiatan sanlat(pesantren kilat) pada bulan Ramadhan dan Qurban pada bulan idul adha. Sedangkan kegiatan jangka pendek meliputi kegiatan bimbingan baca tulis Al-quran (BBTQ) yang dilaksanakan setiap hari mulai dari jam 11.00 sampai jam 12.00 untuk siswa kelas VII dan 13.001400 untuk siswa kelas VIII, selain pengadaan BBTQ rohis mewajibkan siswa dan siswi untuk melakukan shalat dzuhur dan ashar berjamaah dan pengajian yang dilakukan seminggu sekali dan setiap hari jumat rohis mengadakan kegiatan keputrian untuk siswi kelas VII dan VIII dan khutbah untuk siswa, selain bekerjasam dengan bagian kesiswaan, Rohis pun mengadakan kerjasama dengan bagian BK (bimbingan Konseling) yang menetapkan kedisiplinan siswa bukan hanya dalam hal pembentukan kepribadian tapi juga dalam kedisiplinan berpakaian dan bersikap.
8. P. Apa Kendala yang dialami Rohis dalam kegiatan pembinaan ajaran agama Islam? J. Dalam setiap kegiatan, pastilah akan ditemukan kendalan-kendala ini disebabkan karena siswa malas untuk beribadah dan tidak mau mengikuti kegiatan rohis, selain itu minimnya fasilitas beribadah (tempat wudhu dan masalah) dan singkatnya waktu istirahat bagi siswa untuk melakukan ibadah. 5. P. Bagaimana respon dan dukungan siswa, guru dan pegawai sekolah dalam pelaksanaan kegiatan Rohis? J. Berjalannya kegiatan Rohis karena banyaknya dukungan dari siswa dan guru, terutama guru agama yang mengajarkan tentang akhlak, seiring dengan adanya dukungan guru, siswapun antusias mengikuti kegiatan yang diadakan disekolah, selain itu banyaknya kerjasama dengan bagian-bagian lain, seperti BK dan DKM yang memantau kegiatan dan aktifitas siswa disekolah. 6. P. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dialami Rohis dalam pembinaan ajaran agama Islam? J. Untuk mengatasi kendala yang dialami rohis dalam pembinaan ajaran Islam, Rohis bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menggalakan kedisiplinan dan pembentukan akhlakul karimah. Jakarta, 27 Juli 2006 Interviewee,
Interviewef,
Moh. Isa S.Pd.
Ade Mahmud
DOKUMENTASI KEGIATAN ROHIS SMP NEGERI I CIPUTAT PERIODE 2005-2006 ____________________________________________________________
1. Pembina Rohis SMP Negeri 1 Ciputat.
2. Pembina Rohis, peserta PPKT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan siswa kelompok marawis SMP Negeri 1 Ciputat.
3. Siswa SMP Negeri 1 Ciputat sedang melakukan shalat berjamaah di mesjid sekolah.
4. Siswi SMP Negeri 1 Ciputat sedang melakukan shalat berjamaah di mesjid sekolah.
5. Penyampaian materi ceramah agama oleh salah seorang guru SMP Negeri 1 Ciputat sebelum pelaksanaan shalat Jum’at.
6. Penyampaian materi ceramah agama keputrian oleh beberapa orang pembina dari peserta PPKT, dalam acara keputrian setiap hari Jum’at.
7. Pemberian sumbangan oleh Pembina Rohis kepada Ketua Yayasan Yatim Piatu di wilayah Ciputat, pada acara Bakti Sosial.
8. Pemberian hadiah oleh Pembina OSIS kepada siswa yang juara perlombaan Pidato pada acara Gebyar Muharram 1427 H.
9. Penampilan siswa dalam pengembangan seni budaya Islam. Tim Marawis SMP Negeri 1 Ciputat pada acara perpisahan peserta PPKT
10. Penampilan Tim Nasid siswa SMP Negeri 1 Ciputat sebelum pelaksanaan shalat Jum’at berjamaah