PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP
1.1.
Latar Belakang Dalam skala ekonomi mikro dikenal adanya supply dan
RETURN ON INVESTMENT (ROI)
demand, interval diantara keduanya disebut dengan bisnis. Pada era transformasi yang menuntut adanya manuver dari pelaku-
Oleh : Estu Widarwati*) dan Wila Susilawati
pelaku usaha untuk mempengaruhi perilaku pasar dengan serba cepat dan transparan, aspek bisnis ini telah menjadi pilar utama ABSTRACT
untuk meraih apa yang disebut dengan keuntungan neto atau
This research intend to understand how much efficiency influence to intellectual capital to return on investment. By using data from 23 manufacturer companies listed in Indonesian Stock Exchange (ISX) in 2005 – 2007 period and determined by efficiency to third of components; capital employee efficiency (VACA), human capital efficiency (VAHU) and structural capital efficiency (STVA). Statistic method in this paper by double linear regression to understand how much influences intellectual capital to return on investment. Based on calculation conducted by double linear regression we will find regression equation that is Y = 0,812 + 14,227x1 + 0,651x2 – 0,041x3 showing that there is influence intellectual capital determined by efficiency to third of component : capital employee efficiency (VACA), human capital efficiency (VAHU) and structural capital efficiency (STVA) with return on investment. How ever determinant coefficient is 84,9% and the remain 15,1% influenced by other factors. Whereas from hypothesis test can be found that capital employee efficiency (VACA) has significant impact to return on investment, human capital efficiency (VAHU) not have significant to return on investment, and structural capital efficiency (STVA) not have significant to return on investment to 23 manufacture companies which be include category calculated indeks kompas 100 listed in Indonesian Stock Exchange. Key Word:
Intellectual capital, return on investment, capital employee efficiency (VACA), human capital efficiency (VAHU) dan structural capital efficiency (STVA)
selisih antara nilai investasi dengan biaya operasional. Sementara itu tatanan ekonomi global yang semakin memiliki kecenderungan homogenitas yang dikemas lewat zona ekonomi yang ekslusip, semakin mempertegas bahwa pelaku-pelaku ekonomi sangat ingin
mempertahankan
meningkatkan
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
perusahaannya
pengaruhnya dimata
untuk
pasar
dan
meningkatkankan kinerja keuangannya agar pasar dalam hal ini adalah investor menilai bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang layak untuk berinvestasi di dalamnya. Dalam berinvestasi, investor harus menetapkan kriteriakriteria umum yang objektif dan menganalisis tingkat efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan agar investor mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan dan investor
juga
biasanya
akan
melihat
penghasilan
suatu
perusahaan saat ini dan dimasa yang akan datang serta stabilitas perolehan
*) Dosen Tetap Prodi Manajemen STIESA
nilai
dominitas
penghasilan
tersebut
sehingga
para
investor
memberikan fokus pada analisis laba (Return On Investment)
19
20
Pengaruh Intelectual Capital (Azib2, & Mei Wila)2008 Dimensia, Volume 5 Nomor
perusahaan. Return On Investment merupakan salah satu bentuk
politik,
dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
ekonominya, karena sangat diyakini bahwa kualitas suatu bangsa
kemampuan
yang
yang memiliki derajat kehidupan dan daya saing tinggi di tingkat
ditanamkan dalam aktiva yang tersedia yang digunakan untuk
regional dan internasional dapat tercapai manakala sistem –
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan sehingga
sistem tersebut di atas dikelola melalui sistem kebijakan negara
perusahaan memiliki daya saing tinggi dalam pasar global.
yang profesional. Dengan demikian ada korelasi yang kuat anatara
perusahaan
dengan
keseluruhan
dana
budaya,
teknologi,
hukum
dan
tentu
saja
sistem
Akan tetapi dalam menata dan mengelola perusahaan
kualitas suatu bangsa dengan mutu kehidupan dalam komunitas
untuk memiliki daya saing tinggi dalam pasar global tentu
bangsa tersebut, terlebih pada komunitas lembaga profesional,
diperlukan perangkat – perangkat yang memiliki nilai jual tinggi.
seperti perusahaan – perusahaan yang memiliki nilai investasi
Perangkat - perangkat
besar.
tersebut sering dikenal dengan istilah
kekayaan perusahaan (Company of Resources) dimana salah satu
Bagi perusahaan, eksistensi intellectual capital dibutuhkan
nya adalah intellectual capital yang merupakan asset tak berwujud
untuk dapat menggali secara maksimal nilai – nilai keuntungan
(intangible assets) yang memiliki tiga komponen yaitu capital
perusahaan
dan
employee efficiency (VACA), human capital efficiency (VAHU), dan
intellectual
capital
structural capital efficiency (STVA).
perusahaan yang komprehensif dengan aplikasi yang sangat
nilai
investasi,
selalu
dalam
membutuhkan
mengembangkan sistem
kebijakan
Di banyak negara – negara yang telah lebih dulu
memperhatikan dinamika struktur organisasi. Intellectual capital
menciptakan modernitas pada perusahaannya, intellectual capital
selalu dieksplorasi, terutama untuk menemukan dua aspek
ini
pencapaian
penting bagi perusahaan. Pertama, penting menemukan peluang
keuntungan perusahaan. Itulah sebabnya perusahaan dewasa ini
– peluang pasar yang akan mempengaruhi fluktuatif supply dan
melakukan revolusi besar-besaran untuk dapat menciptakan
demand
sistem intellectual capital dengan standar yang berkualitas.
memegang kendali pasar dalam waktu relatif lama. Berbagai
disinyalir
memiliki
andil
besar
terhadap
terhadap
barang
dan
jasa,
sehingga
perusahaan
Bagi negara berkembang seperti Indonesia yang baru
perusahaan yang unggul dan meraih banyak keuntungan adalah
melalui satu dasawarsa dari krisis multinasional, seharusnya mulai
perusahaan yang terus – menerus mengembangkan sumber daya
menata diri dalam berbagai struktur kehidupan, baik sistem sosial-
manusianya
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
21
22
(human resources), dan aspek terpenting dari
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
keunggulan tersebut adalah intellectual capital yang secara konstan mampu membuka
1.2.
Identifikasi Masalah
peluang – peluang dan terobosan
Dari uraian di atas maka penting bagi penulis untuk
yang produktif di tengah persaingan pasar global. Kedua, manusia
memberi batasan masalah yang akan diteliti untuk penyusunan
harus memiliki sifat proaktif dan inovatif untuk mengelola
skripsi ini, adapun permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai
perubahan
berikut :
lingkungan
kehidupan
yang
sangat
tinggi
kecepatannya. Mereka yang tidak beradaptasi pada perubahan
1.
Bagaimana Intellectual Capital 23 perusahaan manufaktur
akan dihadapkan pada berbagai kesulitan, ibaratnya perjalanan
yang masuk dalam kategori perhitungan indeks KOMPAS 100
sebuah perahu, pada saat ini sebuah organisasi (perusahaan) tidak
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?
lagi berlayar di sungai yang tenang dengan segala sesuatunya
2.
Bagaimana Return On Investment (ROI) 23 perusahaan
dapat diprediksi dengan tepat. Kini sungai yang dilayari adalah
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan indeks
sebuah arum jeram yang ketidakpastian jalannya perahu semakin
KOMPAS 100 yang tercatat Bursa Efek Indonesia?
tidak bisa diprediksi karena banyaknya rintangan yang tidak
3.
Bagaimana pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On
terduga. Dalam situasi ini yang serba tidak pasti ini manusia harus
Investment
23 perusahaan manufaktur yang masuk dalam
terus memperluas dan mempertajam pengetahuannya dan
kategori perhitungan indeks KOMPAS 100 yang tercatat di
mengembangkan kreativitasnya untuk berinovasi.
Bursa Efek Indonesia secara parsial dan simultan?
Dengan demikian intellectual capital bagi perusahaan adalah untuk menciptakan nilai investasi perusahaan yang mampu
1.3.
mengeksplorasi laba (Return On Investment), sebab nilai laba akan
Kerangka Pemikiran Dalam setiap perusahaan faktor modal merupakan hal
memberi manfaat yang luas bagi kegiatan perusahaan untuk
yang
melakukan ekspansi
menggunakan
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
Dalam modal
kegiatannya,
sendiri
ataupun
perusahaan modal
asing
banyak untuk
diinvestasikan ke dalam aset fisik seperti, bangunan, tanah mesin dan lain-lain sebagaimya, namun pada masa sekarang perusahaan
“Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Return On Investment (ROI)”
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
penting.
tidak hanya sebatas berinvestasi pada hal fisik saja tetapi kepada pengetahuan sebagai faktor yang sangat penting bagi upaya
23
24
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
penciptaan produktivitas dan pengeksplotasian modal fisik. Fokus perhatian
talah
berpindah
dari
aset
individual
1.
Modal
Manusia
:
modal
manusia
adalah
kombinasi
untuk
pengetahuan, keterampilan, keinovasian, pengalaman dan
dikembangkan dan dikelola ke aset yang bernilai bagi organisasi.
kemampuan individu karyawan perusahaan memenuhi tugas
Aset tersebut bentuknya berupa intellectual capital.
dan ditambah dengan nilai-nilai perusahaan, kultur, dan
Bagi sebuah perusahaan, intellectual capital tidak hanya berperan sebagai persediaan aset, tetapi juga merupakan bagian
filosofi. 2.
Modal Struktural : aset intelektual struktural memerlukan dua
dari proses pengkombinasian berbagai macam intellectual capital,
macam
seperti nilai yang bersumber dari karyawan, pelanggan dan
pengetahuan perusahaan, dan ukuran efisiensi organisai,
organisasi. Memandang aset sebagai sebuah proses, paling tidak
dalam
memiliki dua konsekuensi penting. Pertama, interaksi aset, dan
menambahkan dan mendukung pekerjaan para pekerjaanya,
kedua, modal individual (misalnya melalui pendidikan) yang
bukan menghalangi.
mampu menggunakan mesin-mesin dan peralatan lainnya dengan
3.
data
arti
yakni
sampai
nilai
dari
dimana
akumulasi
batas
persediaan
sistem
perusahaan
Modal pelanggan : pelanggan adalah aset terpenting bagi
cara-cara yang lebih baru dan lebih bijaksana. Oleh karena itu
sebuah
perusahaan.
Pelanggan
yan
berbahagia
akan
modal yang bersifat intangible mampu mengungkit modal lainnya
memperlihatkan setidaknya salah satu dari tiga cri berikut :
sehingga menyebabkan berbagai jenis modal organisasi lainnya
kesetiaan (tingkat ketahanan), peningkatan bisnis, dan tidak
lebih produktif dan efisien.
tergoda oleh perbuatan saingan (toleransi harga).
Menurut Stewart (1998) intellectual capital adalah jumlah semua hal yang diketahui dan diberikan oleh semua orang dalam
Sedangkan
Bontis
(1999)
mengemukakan
bahwa
:
perusahaan yang memberikan keunggulan bersaing atau materi
Intellectual capital merupakan suatu kombinasi intangible asset
pengetahuan, informasi, hak kepemilikan intelektual, pengalaman
dari nilai, pasar, intellectual property, sumber daya manusia dan
yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan.
infrasturktur
Dalam menganalisa intellectual capital, Stewart (1998:253254) mengemukakan bahwa ada tiga komponen
yang
memungkinkan
perusahaan
menjalankan
fungsinya dengan baik.
intellectual
capital yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
25
26
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Bontis (1999) mengemukakan bahwa ada beberapa unsur
perusahaan dengan mengukur efektivitas dan efisiensi, semua
dalam intellectual capital yang harus diperhatikan adalah sebagai
berlandaskan pada konsep dasar umum bahwa laba adalah
berikut :
pengembalian
1.
Capital Employed Efficiency (VACA) : Suatu indikator value
Investment) Laba dinyatakan sebagai suatu keuntungan atau
added yang tercipta atas modal yang diusahakan perusahaan
kelebihan dari suatu jumlah semula yang biasanya di nilai dengan
dengan efisiensi.
uang.
Human Capital Efficiency (VAHU) : Human capital termasuk di
mendapatkan laba yang semaksimal mungkin. Oleh karena itu,
dalamnya suatu kekuatan intelektual yang bersumber dari
laba merupakan salah satu tujuan perusahaan.
2.
manusia – manusia yang dimiliki perusahaan yaitu karyawan
3.
return
Kebanyakan
yang
tujuan
Menurut Lawrence
melebihi
investasi
perusahaan
adalah
(Return
On
bagaimana
J. Gitmen, Principles Of Managerial
yang kompeten, ber-komitmen, termotivasi dalam bekerja,
Finance (1997:68), Return On Investment (ROI) adalah : Measures
dan sangat setia pada perusahaan, dimana mereka adalah inti
the overall effectiveness of management in generating profits with
dari penciptaan kekuatan intelektual yang dapat menghilang
its available assets. The higher the firm’s return on total assets, the
ketika mereka sudah tidak bekerja untuk perusahaan lagi.
better.
Proportion of Value added efficiency by Structural Capital (STVA) : Merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan
Sedangkan
menurut
Susan
Irawati
(2006:63)
tetap kokoh akibat nilai yang telah tercapai oleh perusahaan
mengemukakan bahwa Return On Investment merupakan suatu
mulai bekerja dengan sendirinya untuk kemajuan perusahaan.
cara untuk mengukur seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Penguasaan pangsa pasar membutuhkan konsentrasi tinggi
dari
perusahaan
melalui
sistem
kebijakan
yang
Dari kedua pendapat diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa
perusahaan
harus
mampu
mengelola
menimbulkan rangsangan untuk bekerja secara maksimal bagi
intellectual capital secara maksimal agar dapat menghasilkan
keseluruhan manusia yang ada di perusahaan. Pemberdayaan
keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
ketiga unsur intellectual capital dimaksudkan secara fokus untuk menciptakan laba yang merupakan indikasi kesuksesan suatu
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
27
28
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Dalam penelitian ini penulis memilih intellectual capital
Gambar I.I.
sebagai variabel independent dan return on investment sebagai
Bagan Kerangka Pemikiran
variabel dependent. X1
= Capital employee efficiency (VACA)
X2
= Human capital efficiency (VAHU)
X3
= Structural capital efficiency (STVA)
Y
= Return On Investment
Alasan diambilnya variabel
Perusahaan
Modal Modal Asing
tersebut diatas dikarenakan
Modal Sendiri
Intellectual Capital
bahwa jika suatu perusahaan memiliki intellectual capital dengan efisiensi pada ketiga komponen yaitu value added efficiency Intellectual Capital (Stewart) : - Modal Manusia - Modal Struktural - Modal Pelanggan
capital employee (VACA), value added efficiency of human capital (VAHU), dan Proportion of Value added efficiency by Structural Capital (STVA) yang merupakan pengeluaran perusahaan dan jika
Intellectual Capital (Bontis) : - Capital Employee - Human Capital Employee - Structural capital
diterapkan secara efektif dan efisien, maka akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan perusahaan.
Variabel Penelitian
Selanjutnya bagan kerangka pemikiran adalah sebagai
VACA (X1) - Asset Fixed - Total Current Asset
berikut :
VAHU (X2) - Inovasi - Keterampilan
STVA (X3) - Organisasi - Strategi
Return On Investment (Y)
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
29
30
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
2.1 Perkembangan
Intellectual
Capital
23
Perusahaan
Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan
operasional perusahaan, seperti bangunan, tanah, peralatan, dan teknologi yang dengan mudah dibeli dan dijual di pasar.
Indeks KOMPAS 100 Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005 s/d Tahun 2007 Intellectual Capital
VACA = VA
merupakan suatu aset yang tidak
CE
berwujud, tetapi aset ini dapat membantu menciptakan kekayaan
Dimana :
perusahaan. Unsur-unsur dalam menghitung Intellectual Capital
VA = OUTPUT – INPUT
perusahaan yaitu terdiri dari Capital Employed Efficiency (VACA),
CE = Modal Fisik + Aset Keuangan
Human Capital Efficiency (VAHU), dan Structural Capital Efficiency (STVA).
a.
Value Added (VA)
Berikut ini disajikan Perhitungan dari Capital Employed
Perhitungan Value Added (VA) memperhitungkan nilai output dan
Efficiency (VACA), Human Capital Efficiency (VAHU), dan Structural
input dari suatu perusahaan. Berdasarkan catatan dan laporan
Capital Efficiency (STVA) yang dimiliki oleh
keuangan, perhitungan Value Added (VA) adalah sebagai berikut :
23 perusahaan
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan
indeks
VA
KOMPAS 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
= output – input
Nilai VA (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk) = 18.764.650.000.000 – 14.341.545.000.000
2005 sampai dengan tahun 2007 adalah sebagai berikut :
= 4.423.105.000.000 2.2 Perhitungan Value Added Efficiency Of Capital Employed/
Untuk perhitungan Value Added (VA) dari tahun 2003 sampai dengan 2007 terdapat pada lampiran 1 sampai dengan lampiran
Physical Capital (VACA) Capital Employed atau Physical Capital adalah suatu
3.
indikator dari Value Added yang tercipta atas modal yang
b.
diusahakan perusahaan dengan efisien. Yang termasuk Capital
Perhitungan Capital Employeed (CE) memperhitungkan nilai modal
Employed adalah
fisik dan asset keuangan dari suatu perusahaan. Berdasarkan
tipe asset tangible yang digunakan untuk
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
31
32
Capital Employeed (CE)
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
catatan dan laporan keuangan, perhitungan Capital Employeed (CE) adalah sebagai berikut :
= 0,35
CE
Untuk perhitungan Value capital employee efficency (VACA) dari
= Modal Fisik + Asset Keuangan
Nilai CE (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk)
tahun 2003 sampai dengan 2007 terdapat pada lampiran 7
= 6.041.763.000.000 + 6.471.590.000.000
sampai dengan lampiran 9.
= 12.513.353.000.000
Adapun Hasil perhitungan rata-rata value added capital employee
Untuk perhitungan Capital Employeed (CE) dari tahun 2003 sampai
efficency (VACA) pada 23 perusahaan manufaktur yang masuk
dengan 2007 terdapat pada lampiran 4 sampai dengan lampiran
dalam kategori perhitungan Indeks KOMPAS 100 yang tercatat di
6.
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 sampai dengan 2007 dapat
c.
Value Added Efficiency Of Capital Employed/Physical
dilihat pada tabel di bawah ini :
Capital (VACA) Setelah didapatkan nilai Value Added (VA) dan Capital Employeed (CE) untuk setiap perusahaan, maka perhitungan Value Added Efficiency Of Capital Employed/Physical Capital (VACA) dilakukan dengan membagi nilai VA dengan CE. Perhitungan VACA untuk perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori indeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai
Tabel. 2.1. Nilai Rata-Rata Value Added Efficiency Of Capital Employed/Physical Capital (VACA) Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks KOMPAS 100 Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Per 31 Desember 2005 s/d 2007 No.
berikut : 1
VACA
= VA 2
CE VACA (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk)
3
= 4.423.105.000.000
4
12.513.353.000.000
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
5
33
34
Nama Perusahaan Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk Pt. Kageo Igar Jaya Tbk Pt. Trias Sentosa Tbk Pt. Sumalindo Lestari Jaya Tbk Pt. Semen Gresik Tbk
2005
Nilai VACA (X1) 2006 2007 Rata-rata
0,35
0,37
0,33
0,35
0,19
0,14
0,17
0,17
0,08
0,07
0,09
0,08
0,08
(0,01)
0,11
0,06
0,40
0,45
0,48
0,45
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
No. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Perusahaan Pt. Mayora Indah Tbk Pt. Kalbe Farma Tbk Pt. Holcim Indonesia Tbk Pt. Kimia Farma Tbk Pt. Polychem Indonesia Tbk Pt. Astra Internasional Tbk Pt. Budi Acid Jaya Tbk Pt. Charoen Pokphand Ina Tbk Pt. Davomas Abadi Tbk Pt. Gudang Garam Tbk Pt. Gajah Tunggal Tbk Pt. Indofarma Tbk Pt. Indocement Tunggal P Tbk Pt. Multistrada Arah Sarana Tbk Pt. Sarasa Nugraha Tbk Pt. Tempo Scan Pacific Tbk Pt. Unilever Indonesia Tbk Pt. Jafpa Comfeed Ina Tbk
2005
Nilai VACA (X1) 2006 2007 Rata-rata
Berdasarkan pada tabel diatas bahwa dari 23 perusahaan
0,27
0,33
0,35
0,31
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan indeks
0,68
0,71
0,72
0,70
KOMPAS 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang
0,10
0,09
0,18
0,12
0,53
0,52
0,50
0,52
0,05
(0,06)
0,06
0,02
adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. PT. Unilever Indonesia Tbk
0,48
0,42
0,49
0,46
menghasilkan Value Added Efficiency Of Capital Employed/Physical
0,14
0,15
0,15
0,14
Capital (VACA) secara rata-rata dari tahun 2005 s/d 2007 adalah
0,37
0,36
0,27
0,33
0,10
0,11
0,15
0,12
0,23
0,22
0,21
0,22
Efficiency Of Capital Employed/Physical Capital (VACA) untuk PT.
0,13
0,13
0,18
0,14
Unilever Indonesia Tbk sangat kecil sebesar 0,00 dibandingkan
0,42
0,39
0,30
0,37
perusahaan sektor manufaktur lainnya, tetapi untuk tahun 2005
0,20
0,23
0,28
0,24
dan 2006, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki Value Added
0,02
0,04
0,10
0,05
0,25
0,24
0,27
0,25
0,51
0,51
0,51
0,51
2,83
2,62
0,00
1,82
Efficiency Of Capital Employed/Physical Capital (VACA)
0,28
0,31
0,37
0,32
selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2005 s/d tahun 2007
menghasilkan
nilai
Value
Added
Efficiency
Of
Capital
Employed/Physical Capital (VACA) terbesar selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 Sampai dengan 2007 secara rata-rata
sebesar 1,82. Hal ini berarti bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki aset tangible yang paling efisien diantara perusahaan manufaktur lainnya, walaupun pada tahun 2007 nilai Value Added
Efficiency Of Capital Employed/Physical Capital (VACA) yang sangat tinggi yaitu sebesar 2,83 untuk tahun 2005 dan sebesar 2,62 untuk tahun 2006. Sedangkan
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
yang
menghasilkan
nilai
Value
Added terkecil
secara rata-rata adalah PT. Pholychem Indonesia Tbk yaitu sebesar
35
36
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
0,02. Hal ini berarti bahwa PT. Pholychem memiliki asset tangible
=
4.423.105.000.000
yang paling rendah diantara perusahaan manufaktur yang lainnya, dengan Value Added Efficiency Of Capital Employed/Physical
1.718.405.000.000 =
2,57
Capital (VACA) pada tahun 2005 sebesar 0,05, pada tahun 2006 sebesar (0,06) dan pada tahun 2007 sebesar 0,06.
Untuk perhitungan Value added efficency of human capital (VAHU) dari tahun 2003 sampai dengan 2007 terdapat pada lampiran 10 sampai dengan lampiran 12.
2.2.1
Perhitungan Value Added Efficiency Of Human Capital
(VAHU)
Adapun Hasil perhitungan rata-rata dari Value added efficency of human capital
(VAHU) pada 23 perusahaan
Perhitungan Value Added Efficiency Of Human Capital
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan Indeks
(VAHU) memperhitungkan nilai Value Added (VA) dan Human
KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun
Capital (HU). Adapun rumus dari Value Added Efficiency Of Human
2005 sampai dengan 2007 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Capital (VAHU) adalah sebagai berikut : Tabel. 2.2. Nilai Rata-Rata Value Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks KOMPAS 100 Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Per 31 Desember 2005 s/d 2007
VAHU = VA HU Dimana : VAHU = Value Added Efficiency Of Human Capital VA
= Value Added
HU
= Human Capital
Nilai VAHU (X2) No.
Setelah mendapatkan nilai Value Added (VA) pada tabel diatas dengan nilai Human Capital (HU) untuk setiap perusahaan-
1
perusahaan sektor manufaktur, maka dapat dihitung nilai Value
2
Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) adalah sebagai berikut:
3
VAHU (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk)
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
37
38
Nama Perusahaan Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk Pt. Kageo Igar Jaya Tbk
4
Pt. Trias Sentosa Tbk Pt. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
5
Pt. Semen Gresik Tbk
2005
2006
2007
Ratarata
2,57
2,74
2,98
2,77
0,12
0,10
0,11
0,11
3,76
2,89
3,51
3,39
0,11
(0,02)
0,20
0,10
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
Nilai VAHU (X2) No.
Nama Perusahaan
2005 3,74
2006 3,63
2007 3,29
Nilai VAHU (X2) Ratarata 3,55
No.
23
Nama Perusahaan Pt. Jafpa Comfeed Ina Tbk
2005 3,23
2006 3,51
2007 4,03
Ratarata 3,59
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
6
Pt. Mayora Indah Tbk
0,26
0,29
0,26
0,27
7
Pt. Kalbe Farma Tbk Pt. Holcim Indonesia Tbk
0,08
0,86
0,80
0,58
0,25
0,24
Pt. Kimia Farma Tbk Pt. Polychem Indonesia Tbk Pt. Astra Internasional Tbk Pt. Budi Acid Jaya Tbk Pt. Charoen Pokphand Ina Tbk Pt. Davomas Abadi Tbk Pt. Gudang Garam Tbk Pt. Gajah Tunggal Tbk
0,33
0,28
0,27
0,29
tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang menghasilkan nilai Value
0,06
(0,07)
0,06
0,02
Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) terbesar selama kurun
4,38
3,52
3,92
3,94
waktu tiga tahun dari tahun 2005 sampai dengan 2007 secara
0,13
0,13
0,16
0,14
Pt. Indofarma Tbk Pt. Indocement Tunggal P Tbk Pt. Multistrada Arah Sarana Tbk Pt. Sarasa Nugraha Tbk Pt. Tempo Scan Pacific Tbk Pt. Unilever Indonesia Tbk
8 9 10 11 12 13 14 15 16
Berdasarkan pada tabel diatas bahwa dari 23 perusahaan 0,43
0,31
manufaktur yang masuk dalam kategori indeks KOMPAS 100 yang
rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. PT. Unilever Indonesia Tbk menghasilkan Value Added Efficiency Of Human Capital
0,16
0,16
0,14
0,15
0,22
0,19
0,23
0,21
14,8. Hal ini berarti bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki
0,24
0,21
0,20
0,21
kekuatan intelektual paling efisien yang bersumber dari karyawan
0,17
0,17
0,19
0,18
0,29
0,26
0,23
0,26
0,48
0,44
0,51
0,47
Unilever Indonesia Tbk sangat kecil sebesar 0,01 dibandingkan
0,59
1,39
2,98
1,66
perusahaan sektor manufaktur lainnya, tetapi untuk tahun 2005
2,76
6,06
4,07
4,30
0,53
0,47
0,05
0,35
(VAHU) secara rata-rata dari tahun 2005 s/d 2007 adalah sebesar
yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan kekuatan intelektual dari perusahaan manufaktur lainnya, walaupun pada tahun 2007
17 18 19 20 21 22
nilai Value Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) untuk PT.
dan 2006, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki Value Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) yang sangat tinggi yaitu sebesar 23,25 untuk tahun 2005 dan sebesar 21,35 untuk tahun
23,25
21,35
0,01
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
14,87
39
2006.
40
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Sedangkan
yang
menghasilkan
nilai
Value
Added
Efficiency Of Human Capital (VAHU) terkecil selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2005 s/d tahun 2007 secara rata-rata adalah PT. Pholychem Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,02. Hal ini berarti bahwa PT.
Pholychem Indonesia Tbk memiliki kekuatan
intelektual paling rendah yang bersumber dari karyawan yang
STVA
= SC VA Dimana : STVA
= Proportion Of Value Added Efficiency By Structural
Capital SC
= Structural Capital
VA
= Value Added
a.
Structural Capital (SC)
dimiliki oleh perusahaan dibandingkan kekuatan intelektual dari perusahaan manufaktur yang lainnya, dengan Value Added Efficiency Of Human Capital (VAHU) pada tahun 2005 sebesar 0,06,
pada tahun 2006 sebesar (0,07) dan pada tahun 2007
sebesar 0,06.
Setelah mendapatkan nilai Value Added (VA) dengan nilai Human Capital (HU) untuk setiap perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori indeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, maka dapat dihitung nilai Structural Capital (SC)
2.2.2
Perhitungan Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA)
SC
Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) merupakan sesuatu yang menjadikan perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah tercapai oleh perusahaan mulai bekerja
dengan
sendirinya
untuk
adalah sebagai berikut :
kemajuan
Nilai SC (PT. Indofood Sukses Makmur Tbk) = 4.423.105.000.000 - 1.718.405.000.000 = 2.704.700.000.000
perusahaan.
Perusahaan yang memiliki Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) yang kuat akan memiliki budaya yang mendukung individual-individual didalamnya untuk mencoba hal baru untuk belajar lebih banyak dan mengalami kegagalan.
= VA – HU
Dengan cara yang sama nilai Structural Capital (SC) untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan indeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007 terdapat pada lampiran 13 sampai dengan lampiran 15.
Adapun rumus dari Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) adalah sebagai berikut :
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
41
42
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
b.
Proportion of Value Added Efficiency by Structural
Capital (STVA) Setelah didapat nilai Structural Capital (SC) dan Value Added (VA) untuk setiap perusahaan, maka perhitungan dilakukan
Tabel. 2.3. Nilai Rata-Rata Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks KOMPAS 100 Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Per 31 Desember 2005 s/d 2007
dengan membagi nilai SC dengan VA. Adapun perhitungan STVA Nilai STVA (X3)
untuk perusahaan-perusahaan sektor manufaktur adalah sebagai
No.
Nama Perusahaan
berikut : STVA
= SC VA STVA (PT. Indofood Sukses Mandiri Tbk) = 2.704.700.000.000 4.423.105.000.000 = 0,61 Dengan cara yang sama nilai Proportion Of Value Added Efficiency
By
Structural
Capital
(STVA)
untuk
1 2 3 4
perusahaan
5
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan indeks
6
Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk Pt. Kageo Igar Jaya Tbk
2005
2006
2007
Ratarata
0,61
0,64
0,66
0,64
(7,19)
(9,20)
(8,05)
(8,14)
0,73
0,65
0,72
0,70
(7,95)
62,59
(4,05)
16,86
0,73
0,72
0,70
0,72
(2,92)
(2,41)
(2,89)
(2,74)
Pt. Kalbe Farma Tbk Pt. Holcim Indonesia Tbk
(11,29)
(0,16)
(0,25)
(3,90)
(3,01)
(3,22)
(1,33)
(2,52)
Pt. Kimia Farma Tbk Pt. Polychem Indonesia Tbk Pt. Astra Internasional Tbk Pt. Budi Acid Jaya Tbk Pt. Charoen Pokphand Ina Tbk Pt. Davomas Abadi Tbk
(2,06)
(2,61)
(2,71)
(2,46)
(16,42)
15,82
(14,59)
(5,06)
0,77
0,72
0,74
0,74
(6,47)
(6,59)
(5,07)
(6,04)
(5,21)
(5,43)
(6,15)
(5,60)
(3,52)
(4,31)
(3,29)
(3,71)
Pt. Trias Sentosa Tbk Pt. Sumalindo Lestari Jaya Tbk Pt. Semen Gresik Tbk Pt. Mayora Indah Tbk
KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 7
Desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007 terdapat pada
8
lampiran 16 sampai dengan lampiran 18.
9 10 11 12 13 14
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
43
44
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
Tbk memiliki structural capital
Nilai STVA (X3) No.
15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Perusahaan Pt. Gudang Garam Tbk Pt. Gajah Tunggal Tbk Pt. Indofarma Tbk Pt. Indocement Tunggal P Tbk Pt. Multistrada Arah Sarana Tbk Pt. Sarasa Nugraha Tbk Pt. Tempo Scan Pacific Tbk Pt. Unilever Indonesia Tbk Pt. Jafpa Comfeed Ina Tbk
Ratarata
yang paling efisien diantara
perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori Iindeks
2005
2006
2007
(3,24)
(3,84)
(4,02)
(3,70)
(4,99)
(4,71)
(4,33)
(4,68)
Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) relatif rendah
(2,41)
(2,82)
(3,30)
(2,85)
yaitu sebesar (7,95) untuk tahun 2005 dan sebesar (4,05) untuk
(1,10)
(1,30)
(0,98)
(1,12)
tahun 2007, tetapi untuk tahun 2006, PT. Sumalindo Lestari Tbk
(0,68)
0,28
0,66
0,09
0,64
0,84
0,75
0,74
(0,90)
(1,14)
(19,47)
(7,17)
Sedangkan yang menghasilkan nilai Proportion Of Value
0,96
0,95
(88,46)
(28,85)
Added Efficiency By Structural Capital (STVA) terkecil selama kurun
0,69
0,72
0,75
0,72
KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia lainnya, walaupun pada tahun 2005 dan tahun 2007 nilai Proportion Of
memiliki Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA) yang Sangat tinggi yaitu sebesar 62,59 dibandingkan 23 perusahaan sektor manufaktur lainnya.
waktu 3 tahun dari tahun 2005 s/d tahun 2007 secara rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu sebesar (28,85). Hal ini
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
berarti bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki structural Berdasarkan pada tabel diatas bahwa dari 23 perusahaan
capital paling rendah diantara perusahaan manufaktur yang
manufaktur yang masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS 100
lainnya, dengan Proportion Of Value Added Efficiency By Structural
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang menghasilkan nilai
Capital (STVA) pada tahun 2005 sebesar 0,96, pada tahun 2006
Proportion Of Value Added Efficiency By Structural Capital (STVA)
sebesar 0,72 dan pada tahun 2007 sebesar (88,46).
terbesar selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d 2007 secara rata-rata adalah PT. Sumalindo Lestari Tbk. PT. Sumalindo
2.3 Perkembangan Return On Investment (ROI) 23 Perusahaan
Lestari Tbk menghasilkan Proportion Of Value Added Efficiency By
Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks
Structural Capital (STVA) secara rata-rata dari tahun 2005 s/d 2007
KOMPAS 100 Yang
adalah sebesar 16, 86. Hal ini berarti bahwa PT. Sumalindo Lestari
Periode Tahun 2005 s/d Tahun 2007
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
45
46
Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Return On Investment (ROI) merupakan suatu cara untuk
NO.
nama perusahaan
mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari seluruh
2005
2006
Ratarata
2007
4.49
3.49
3.76
0.95
(6.70)
1.39
(1.45)
8.92
6.41
10.26
8.53
0.23
2.22
3.11
1.85
13
pt. budi acid jaya tbk pt. charoen pokphand ina tbk
1.57
5.41
3.90
3.63
Tabel. 2.4. Nilai Rata-Rata Return On Investment (ROI) Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks KOMPAS 100 Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Per 31 Desember 2005 s/d 2007
14
pt. davomas abadi tbk
5.16
7.25
5.39
5.93
15
pt. gudang garam tbk
8.54
4.64
6.03
6.40
16
pt. gajah tunggal tbk
4.64
1.63
1.07
2.45
17
1.85
2.22
1.10
1.72
Ratarata
18
pt. indofarma tbk pt. indocement tunggal p tbk pt. multistrada arah sarana tbk
7.02
6.18
9.82
7.67
5.27
11.86
1.62
6.25
pt. sarasa nugraha tbk pt. tempo scan pacific tbk pt. unilever indonesia tbk pt japfa comfeed ina tbk
6.73
7.08
7.69
7.17
12.65
10.99
10.04
11.23
37.49
37.22
36.84
37.18
12.04
6.57
4.47
7.70
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun tabel dibawah ini menggambarkan rata-rata Return On Investmen (ROI) dari 23
10
perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori indeks
11
KOMPAS 100 selama periode tahun 2005 s/d tahun 2007 adalah
12
sebagai berikut :
NO.
nama perusahaan
2005
2006
2007
1
pt. indofood sukses makmur tbk
0.84
4.10
3.32
2.75
2
pt. kageo igar jaya tbk
5.02
3.43
4.68
4.38
3
0.78
1.28
0.83
0.96
4
pt. trias sentosa tbk pt. sumalindo lestari jaya tbk
0.06
(3.49)
1.46
(0.66)
5
pt. semen gresik tbk
14.01
17.28
20.85
17.38
6
pt. mayora indah tbk
3.13
6.02
7.48
5.55
7
13.82
14.63
13.73
14.06
8
pt. kalbe farma tbk pt. holcim indonesia tbk
(4.56)
2.49
2.35
0.09
9
pt. kimia farma tbk
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
3.91
47
19 20 21 22 23
pt. polychem indonesia tbk pt. astra internasional tbk
Sumber : Data laporan keuangan yang telah diolah
Berdasarkan dari data tabel diatas, nilai
Return On
Investment (ROI) secara rata-rata dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d 2007 dimana nilai tertinggi adalah sebesar
48
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
37,18 % pada PT. Unilever Indonesia Tbk dengan presentase per
menggunakan analisis perhitungan statistik secara SPSS versii
tahun yaitu sebesar 37,49 % untuk tahun 2005, 37,22 % untuk
14.00. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :
tahun 2006 dan 36,84 % untuk tahun 2007. Hal ini memiliki arti bahwa investor menghargai 37,18 % atas kemampuan PT. Unilever
2.4.1
Indonesia Tbk dalam menghasilkan laba.
Analysis)
Sedangkan nilai Return On Investment (ROI) terendah
Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regresioan
Analisis
regresi
linier
berganda
digunakan
untuk
secara rata-rata dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d
mengetahui bagaimana pengaruh dari Variable Independent (x)
2007 adalah PT. Polychem Indonesia Tbk sebesar (1,45) % dengan
yaitu Intellectual Capital yang terdiri dari x 1 (VACA), x 2 (VAHU)
nilai presentase per tahun yaitu sebesar 0,95 % untuk tahun 2005,
dan x 3 (STVA) terhadap Variable Dependent (y) yaitu Return On
sebesar (6,70) % untuk tahun 2006 dan sebesar
1,39 % untuk Investment (ROI). Adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel
tahun 2007. Hal ini memiliki arti bahwa investor menghargai (1,45) % atas ketidak mampuan PT. Polychem Indonesia Tbk dalam
SPSS berikut ini :
menghasilkan laba. Coefficients(a) 2.4 Pengaruh
Intellectual
Capital
Terhadap
Return
On
Investment (ROI) Pada 23 Perusahaan Manufaktur Yang Masuk Dalam Kategori Perhitungan Indeks Kompas 100 Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005 s/d
Unstandardize d Coefficients Std. B Error
Model
Tahun 2007 Untuk mengetahui pengaruh Intellectual Capital Terhadap
1
Return On Investment (ROI) Pada 23 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa
(Constant)
,812
1,008
VACA
14,227
3,902
VAHU
,651
,376
STVA
-,041
,136
Standardized Coefficie nts
t
Beta ,805
,431
,664
3,646
,002
,266
1,730
,100
-,039
-,302
,766
a Dependent Variable: ROI
Efek Indonesia Periode Tahun 2005 s/d Tahun 2007, penulis
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
49
50
Sig.
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka diperoleh
(STVA) tidak mengalami perubahan maka rata-rata Return
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Of Investment (ROI) sebesar 0,812.
Y = 0,812 + 14,227 x 1 + 0,651 x 2 - 0,041 x 3 2
Koefisien Determinasi ( r )
Persamaan regresi linier berganda diatas memiliki arti
2
Koefisien determinasi ( r ) digunakan untuk mengetahui
bahwa : 1.
Setiap peningkatan Capital Employed Efficiency (VACA) sebesar satu kali akan meningkatkan Return Of Investment (ROI) sebesar 14,227 dengan asumsí Human Capital Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency (STVA)
besarnya pengaruh yang diberikan oleh Capital Employed Efficiency (VACA), Human Capital Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency (STVA) terhadap Return Of Investment (ROI). Adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel SPSS berikut ini :
tidak berubah. 2.
Model Summary(b)
Setiap peningkatan Human Capital Efficiency (VAHU) sebesar satu kali akan meningkatkan Return Of Investment
3.
(ROI) sebesar 0,651 dengan asumís Capital Employed
Model
Efficiency (VACA) dan Structural Capital Efficiency (STVA)
1
R
R Square
,921(a)
,849
Adjusted R Square ,825
tidak berubah.
a Predictors: (Constant), STVA, VAHU, VACA
Setiap peningkatan Structural Capital Efficiency (STVA)
b Dependent Variable: ROI
Std. Error of the Estimate 3,30131
sebesar satu kali akan menurunkan Return Of Investment Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh koefisien
(ROI) sebesar 0,041 dengan asumsi Capital Employed
4.
2
Efficiency (VACA) dan Human Capital Efficiency (VAHU)
determinasi
( r ) sebesar 0,849 atau 84,9 %. Hal ini memiliki arti
tidak berubah.
bahwa besarnya pengaruh Capital Employed Efficiency (VACA),
Apabila Capital Employed Efficiency (VACA), Human
Human Capital Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency
Capital Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency
(STVA) terhadap Return Of Investment (ROI) adalah sebesar 84,9 %. Sementara sisanya 15,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini atau dengan kata lain
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
51
52
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
dipengaruhi oleh faktor lain diluar variable Capital Employed
Return On Investment (ROI) pada 23 perusahaan manufaktur yang
Efficiency (VACA), Human Capital Efficiency (VAHU) dan Structural
masuk dalam kategori indeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa
Capital Efficiency (STVA).
Efek Indonesia. Ini berarti perusahaan memiliki intellectual capital dengan ANOVA(b)
efisiensi
Model 1
Regression Residual Total
df
ketiga
komponennya
yaitu
Capital
Employed Efficiency (VACA), Human Capital Efficiency (VAHU) dan Structural
Sum of Squares
pada
F
Sig.
35,561
,000(a)
3
387,567
207,074
19
10,899
1369,775
22
Efficiency
(STVA)
sehingga
berpengaruh
terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba bersih.
Mean Square
1162,701
Capital
4.3.3.2.Pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji t Pengujian secara parsial merupakan kelanjutan dari
a Predictors: (Constant), STVA, VAHU, VACA
pengujian secara simultan, dimana digunakan untuk mengetahui
b Dependent Variable: ROI
pengaruh dari variabel x yang mana berpengaruh secara signifikan. Adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh bahwa nilai
Fhitung adalah sebesar 35,561 dimana nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan nilai
Coefficients(a)
Ftabel . Dari tabel F untuk
α = 0,05 dengan df ( 3 ; 21) diperoleh nilai Ftabel adalah sebesar 3,07. Karena
Fhitung (35,561) lebih besar dibandingkan Ftabel (3,07)
maka dengan tingkat kekeliruan 5 % ( α
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
= 0,05 ) H 0 ditolak dan
Ha diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95 % dapat
1
(Constant) VACA
disimpulkan bahwa Capital Employed Efficiency (VACA), Human
,812
1,008
14,227
3,902
Standardized Coefficie nts
t
Sig.
Beta ,805
,431
,664
3,646
,002
VAHU
,651
,376
,266
1,730
,100
Capital Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency (STVA)
STVA
-,041
,136
-,039
-,302
,766
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
a Dependent Variable: ROI
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
53
54
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
dari nilai Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
t hitung sebesar 3,646 dan
t tabel sebesar 2,080 yang ditunjukkan oleh nilai t hitung lebih besar maka Capital Employed Efficiency (VACA)
berpengaruh secara signifikan pada level 95 % ( α dengan df ( 3 ; 21 ) sesuai dengan kriteria jika nilai nilai
t tabel
maka
nilai
t tabel maka H 0 diterima dan
Capital
t hitung < dari
Ha ditolak. Hal ini berarti
= 0,05 )
t hitung > dari
H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Hal tersebut berarti perusahaan tidak melakukan efisiensi pada komponen Human Capital Efficiency (VAHU), yakni perusahaan memiliki nilai tambah/ value added (Output – Input) lebih rendah dari human capital (Total expenditure on employee/ gaji karawan) Pengaruh Structural Capital Efficiency (STVA) terhadap Return On Investment (ROI) Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
bahwa
= 0,05 )
bahwa Human Capital Efficiency (VAHU) secara parsial tidak
Investment (ROI)
t tabel
berpengaruh secara signifikan pada level 95 % ( α dengan df ( 3 ; 21 ) sesuai dengan kriteria jika nilai
Pengaruh Capital Employed Efficiency (VACA) terhadap Return On
dari nilai
t tabel maka Human Capital Efficiency (VAHU) tidak
Employed
Efficiency
(VACA)
secara
parsial
t hitung sebesar – 0,302 dan
berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI).
t tabel sebesar 2,080 yang ditunjukkan oleh nilai t hitung lebih kecil
Hal tersebut berarti perusahaan telah melakukan efisiensi pada
dari nilai
komponen Capital Employed Efficiency (VACA), yakni perusahaan
berpengaruh secara signifikan pada level 95 % ( α
memiliki nilai tambah/ value added (Output – Input) lebih tinggi
t tabel maka Structural Capital Efficiency (STVA) tidak
dengan df ( 3 ; 21 ) sesuai dengan kriteria jika nilai
dari capital employee (Asset fixed - Total current assets). Pengaruh Human Capital Efficiency (VAHU) terhadap Return On
t tabel
maka
t hitung < dari
H 0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
bahwa Structural Capital Efficiency (STVA) secara parsial tidak
Investment (ROI) Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
nilai
= 0,05 )
t hitung sebesar 1,730 dan
t tabel sebesar 2,080 yang ditunjukkan oleh nilai t hitung lebih kecil
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
55
berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Hal tersebut berarti perusahaan tidak melakukan efisiensi pada komponen Structural Capital Efficiency (STVA), yakni perusahaan
56
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
memiliki Structural Capital (value added – human capital) lebih
dibandingkan perusahaan sektor manufaktur lainnya,
rendah dalam menciptakan nilai tambah/ value added (Output –
tetapi untuk tahun 2005 dan 2006, PT. Unilever Indonesia
Input).
Tbk memiliki Capital Employed Efficiency (VACA)
yang
sangat tinggi yaitu sebesar 2,83 untuk tahun 2005 dan Kesimpulan
sebesar
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, maka
2,62
untuk
tahun
2006.
Sedangkan
yang
menghasilkan nilai Capital Employed Efficiency (VACA)
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
terkecil selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2005 s/d
1.
Keadaan Capital Employed Efficiency (VACA), Human Capital
tahun 2007 secara rata-rata adalah PT. Pholychem
Efficiency (VAHU)
Structural Capital Efficiency (STVA)
Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,02. Hal ini berarti bahwa PT.
pada 23 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori
Pholychem Indonesia Tbk memiliki aset tangible yang
Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
paling rendah diantara perusahaan manufaktur yang
periode tahun 2005 s/d tahun 2007 adalah :
masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat
A. Keadaan Capital Employed Efficiency (VACA) terbesar
di Bursa Efek Indonesia yang lainnya, dengan Capital
dan
selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d tahun
Employed Efficiency (VACA)
2007 secara rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia Tbk.
0,05, pada tahun 2006 sebesar (0,06) dan pada tahun
PT.
2007 sebesar 0,06.
Unilever
Indonesia
Tbk
menghasilkan
Capital
Employed Efficiency (VACA) secara ratar-rata dari tahun
B.
pada tahun 2005 sebesar
Keadaan Human Capital Efficiency (VAHU)
terbesar
2005 s/d 2007 adalah sebesar 1,82. Hal ini berarti bahwa
selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d tahun
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki aset tangible yang
2007 secara rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia Tbk.
paling efisien diantara
perusahaan manufaktur yang
PT. Unilever Indonesia Tbk menghasilkan Human Capital
masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat
Efficiency (VAHU) secara rata-rata dari tahun 2005 s/d
di Bursa Efek Indonesia lainnya,
tahun 2007 adalah sebesar 14,8. Hal ini berarti bahwa PT.
walaupun pada tahun
2007 nilai Capital Employed Efficiency (VACA) untuk PT.
Unilever Indonesia Tbk
Unilever
paling efisien yang bersumber dari karyawan yang dimiliki
Indonesia
Tbk
sangat
kecil
sebesar
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
0,00
57
58
memiliki kekuatan intelektual
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
oleh perusahaan dibandingkan kekuatan intelektual dari
C. Keadaan Structural Capital Efficiency (STVA) terbesar
perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori
selama kurun waktu tiga tahun dari tahun 2005 s/d tahun
Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek
2007 secara rata-rata adalah PT. Sumalindo Lestari Tbk.
Indonesia lainnya,
PT. Sumalindo Lestari Tbk menghasilkan Structural Capital
walaupun pada tahun 2007 nilai
Human Capital Efficiency (VAHU) untuk PT. Unilever
Efficiency (STVA)
Indonesia Tbk sangat kecil sebesar 0,01 dibandingkan
tahun 2007 adalah sebesar 16, 86. Hal ini berarti bahwa
perusahaan sektor manufaktur lainnya,
tetapi untuk
PT. Sumalindo Lestari Tbk memiliki structural capital yang
tahun 2005 dan 2006, PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki
paling efisien diantara 23 perusahaan sektor manufaktur
Human Capital Efficiency (VAHU) yang sangat tinggi yaitu
lainnya, walaupun pada tahun 2005 dan tahun 2007 nilai
sebesar 23,25 untuk tahun 2005 dan sebesar 21,35 untuk
Structural Capital Efficiency (STVA) relatif rendah yaitu
tahun 2006. Sedangkan yang menghasilkan nilai Human
sebesar (7,95) untuk tahun 2005 dan sebesar (4,05) untuk
Capital Efficiency (VAHU) terkecil selama kurun waktu 3
tahun 2007,
tahun dari tahun 2005 s/d tahun 2007 secara rata-rata
Lestari Tbk memiliki Structural Capital Efficiency (STVA)
adalah PT. Pholychem Indonesia Tbk yaitu sebesar 0,02.
yang Sangat tinggi yaitu sebesar 62,59 dibandingkan 23
Hal ini berarti bahwa PT.
Indonesia Tbk
perusahaan sektor manufaktur lainnya. Sedangkan yang
rendah
yang
menghasilkan nilai Structural Capital Efficiency (STVA)
bersumber dari karyawan yang dimiliki oleh perusahaan
terkecil selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2005 s/d
dibandingkan
perusahaan
tahun 2007 secara rata-rata adalah PT. Unilever Indonesia
manufaktur yang masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS
Tbk yaitu sebesar (28,85). Hal ini berarti bahwa PT.
100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang lainnya,
Unilever Indonesia Tbk memiliki structural capital paling
dengan Human Capital Efficiency (VAHU) pada tahun
rendah diantara perusahaan manufaktur yang masuk
2005 sebesar 0,06, pada tahun 2006 sebesar (0,07) dan
dalam kategori Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat di
pada tahun 2007 sebesar 0,06.
Bursa Efek Indonesia yang lainnya, dengan Structural
memiliki
kekuatan
Pholychem
intelektual
kekuatan
paling
intelektual
dari
secara rata-rata dari tahun 2005 s/d
tetapi untuk tahun 2006, PT. Sumalindo
Capital Efficiency (STVA) pada tahun 2005 sebesar 0,96 ,
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
59
60
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
2.
pada tahun 2006 sebesar 0,72 dan pada tahun 2007
pada 23 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kategori
sebesar (88,46).
Iindeks KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
Keadaan Return On Investment (ROI) pada 23 perusahaan
periode tahun 2005 s/d tahun 2007 adalah :
manufaktur yang masuk dalam kategori perhitungan indeks
A. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS
KOMPAS 100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode
14.00, didapat persamaan regresi linear berganda adalah
tahun 2005 s/d tahun 2007 adalah nilai Return On Investment
Y = 0,812 + 14,227 x 1 + 0,651 x 2 - 0,041 x 3 dan koefisien
(ROI) secara rata-rata dalam kurun waktu tiga tahun dari B.
sebesar 37,18 % pada PT. Unilever Indonesia Tbk dengan
Pengujian hipotesis secara simultan dengan dengan Uji F
Efficiency (VAHU) dan Structural Capital Efficiency (STVA)
37,22 % untuk tahun 2006 dan 36,84 % untuk tahun 2007. Hal
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
ini memiliki arti bahwa investor menghargai 37,18 % atas
terhadap Return On Investment (ROI) pada 23 perusahaan
kemampuan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam menghasilkan
manufaktur yang masuk dalam kategori Iindeks KOMPAS
laba. Sedangkan nilai Return On Investment (ROI) terendah
100 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun
secara rata-rata dalam kurun waktu tiga tahun dari tahun
2005 s/d tahun 2007. Hal ini dapat dilihat bahwa
2005 s/d tahun 2007 adalah PT. Polychem Indonesia Tbk
35,561 > dari nilai
sebesar (1,45) % dengan nilai presentase per tahun yaitu 0,95 % untuk tahun 2005, sebesar (6,70) % untuk
t hitung =
t tabel = 3,07.
C. Pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji t
tahun 2006 dan sebesar 1,39 % untuk tahun 2007. Hal ini
1)
Capital Employed Efficiency (VACA) secara parsial
memiliki arti bahwa investor menghargai (1,45) % atas
berpengaruh
ketidakmampuan
Investment (ROI), karena terbukti secara statistik
PT. Polychem Indonesia Tbk
dalam
menghasilkan laba. 3.
( r ) sebesar 0,849 atau 84,9%.
Capital Employed Efficiency (VACA), Human Capital
presentase per tahun yaitu sebesar 37,49 % untuk tahun 2005,
sebesar
2
determinasi
tahun 2005 s/d tahun 2007 dimana nilai tertinggi adalah
bahwa
Pengaruh Capital Employed Efficiency (VACA), Human Capital Efficiency (VAHU)
dan
2)
Structural Capital Efficiency (STVA)
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
61
signifikan
terhadap
Return
On
t hitung = 3,646 > dari nilai t tabel = 2,080.
Human Capital Efficiency (VAHU) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On
62
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Investment (ROI), karena terbukti secara statistik bahwa 3)
t hitung = 1,730 < dari nilai t tabel = 2,080.
Structural Capital Efficiency (STVA) secara parsial tidak berpengaruh significan terhadap Return On Investment (ROI) karena terbukti secara statistik bahwa
Bagi perusahaan sebaiknya melakukan investasi ataupun memiliki investasi pada intellectual capital yang efisien, karena intellectual capital yang efisien merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan laba bersih di tahun – tahun berikutnya agar dapat memiliki daya saing yang kuat dan terus berkembang.
2.
Agus Sartono, 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi ke-empat BPFE UGM,Yogyakarta. Bambang Riyanto, 1999. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 7. BPFE, Yogyakarta. Indriyo Gitosudarmo, H, Drs, M.Com (Hons) dan Basri, H, Drs, M.M, 2002. Manajemen Keuangan , Edisi ke-4 BPFE UGM,Yogyakarta.
t hitung = -0,302 < dari nilai t tabel = 2,080.
Saran 1.
DAFTAR PUSTAKA
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan pengaruh faktor – faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti, pengaruh tersebut merupakan faktor lain di luar variabel intellectual
Iskandar Z. Alwi, 2003. Pasar Modal : Teori dan Aplikasi, Cetakan pertama, Jakarta : Yayasan Pancur Siwah dan Adinasri (Nasindo Internusa). th
J. Gitman, Lawrence, 1997. Principles of Managerial Finance. 8 Edition, New Jersey : Prentice Hall, Inc.
James C. Van Harne dan Jonh M. Wachowicz, JR, 2005. Fundamental of Financial Management : Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12. Jakarta : Salemba empat. Margaretha, Farah dan Arief Rachman. 2006. Analisis Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaan Dengan Metode Value Added Intellectual Coeficient. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 8, No. 2, Hal : 1999-217 Moh. Nazir, 2003. Metode Penelitian, cetakan ke-empat, Jakarta : Ghalia indonesia.
capital seperti market capital.
Munawir, 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-empat, cetakan ke-tiga belas, Yogyakarta : Liberty. Sampurno Wibowo, SE.M.Si. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Shareholder Value Pada Emiten Kategori LQ-45 Di Bursa Efek Jakarta Dengan Alat Uku Economic Value Added. Jurnal Penelitian.
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
63
64
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008
Sangkala, 2007. Knowledge Management, Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa. Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi ke-4, UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi ke-4, UPP AMP YPKN, Yogyakarta. Susan Irawati, 2006. Manajemen Keuangan, Bandung : Pustaka. Stewart, A. Thomas. 1998. Intellectual Capital : Modal intelektual sebagai kekuatan baru organisasi. Alih bahasa oleh Reza Gunawan. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo. Tjiptono Darmadji dan Hendi M Fakhruddin, 2006. Pasar Modal Di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab, Edisi ke-2, Jakarta : Salemba empat.
.
Pengaruh Intelectual Capital (Azib & Wila)
65
66
Pengaruh Intelectual (Azib2,&Mei Wila) Dimensia, VolumeCapital 5 Nomor 2008