Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan Dan Usia Terhadapat Kesadaran Berasuransi pada Masyarakat Indonesia Sri Hermawati Dosen Universitas Gunadarma E-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari faktor individual dalam hal ini adalah usia, gender dan tingkat pendidikan terhadap kesadaran masyarakat untuk berasurani. Kesadaran diukur dari dua dimensi yaitu pengetahuan tentang asuransi jiwa dan pemahaman tentang asurani jiwa. Data diambil melalui penyebaran kuesioner terhadap 350 reponden. Sampel diambil secara acak. Analisis manova digunakan untuk menganalisis data. Pengetahuan konsumen diukur dari pengenalan berbagai jenis asuransi jiwa dan manfaatnya. Pemahaman masyarakat akan asuransi jiwa diukur dari pemahaman berbagai aturan yang terdapat dalam jual beli asuransi jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan dan pemahaman akan asuransi jiwa pada berbagai usia responden. Gender berpengaruh hanya pada perbedan pemahaman akan asuransi jiwa. Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran akan asuransi jiwa. Kata Kunci : Kesadaran berasuransi, Faktor Individual,
1. Pendahuluan Industri asuransi jiwa di Indonesia semakin berkembang. Di tahun 2010 industri asuransi menyumbang sekitar 1,95% terhadap produk domestic bruto negeri ini. Premi bruto yang dikumpulkan mencapai Rp. 125,1 triliun, naik 17,5% dari tahun sebelumnya. Besar premi bruto yang diperoleh industri asuransi di tahun 2010 merupakan premi britu gabungan dari industri asuransi kerugian, asuransi sosial dan asuransi jiwa. Hal ini menunjukkan peningkatan yang berarti dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1,90% ditahun 2008 dan 2009. Hal ini menunjukkan peningkatan yang berarti dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1,90% ditahun 2008 dan 2009. Namun demikian sumbangan terbesar terhadap pendapatan nasional diberikan oleh industri asuransi jiwa yakni sebesar 60%. Sumbangan industri asuransi jiwa hendaknya tidak hanya dilihat dari sumbangan dalam bentuk nilai uangnya melainkan juga sumbangan terhada kegiatan perekonomian 53 | P a g e
itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa besaran ilai uan menunjukkan geliat pertumbuhan ekonomi yang ada. Namun demikian melihat pasar yang sangat besar yang tercermin dari jumlah penduduk yang besar, sumbangan industri asuransi jiwa ini juga dapat dilihat dari sisi jumlah polis yang terjual.
Perusahaan memangselalu
menginginkan terjaringnya uang pertanggungan yang besar sehingga premi yangharus mereka terima juga besar. Namun kekamampuan pembayaran premi ini ditentukan oleh pendapatan. Pangsa pasar tentu menjadi salah atu tujuan bisnis sehingga perluasan pangsa pasar menjadi perhatian. Oleh karena itu besar premi juga haru berbarengan dengan upaya pencapaian premi yang besar. Melihat nilai premi yang besar sumbangannya terhadap Kenaikan premi bruto yang diterima menunjukkan semakin banyaknya konsumsi masayarakat akan asursnsi. Hal ini juga menunjukkan adanya kesadaran pada masyarakat akan perlunya asuransi. Keadaran bias muncul dari diri sendiri atau doronngan dari luar. Kesadaran dari dalam diri sendiri muncul karena keinginan atau juga kebutuhan. Kesadaran dari luar dapat dimunculkan karena adanya faktor pemicu yang sengaja dibuat oleh orang lain atau kondisi tertentu yang membuat individu memiliki kesadaran. Tujuan untuk mendapatkan pasar yang luas tidak hanya tergantung pada kondisi perekonomian. Melihat jumlah penduduk yang besar dengan pendapatan perkapita yang tidak terlalu tinggi, kesadaran masyarakat utuk berasuransi harus menjadi perhatian. Seperti yang dikemukakan oleh Shah (2007) kesadaran konumen menjadi cikal bakal entitas binis.
Pada asuransi jiwa untuk inisiatif, perluasan, pertumbuhan dan
keberlanjutan dalam merespon yang lebih luas, permintaan yang lebih luas muncul dari kesadaran yang tinggi sejajar dengan supply chain management.
Bagi perusahaan
asuransi untuk menembus secara signifikan dan maju secara perlahan pada pasar yang berkembang , meningkatkan kesadaran konumen menjadi focus utama dari semua aktivitas perusahaan. Kesadaran akan asuransi berpengaruh terhadap permintaan asuransi jiwa (Hermawati,2010). Memunculkan kesadaran menjadi tugas penting bagi pemasaran (Poole dan Baron,1996). Sebelum merancang berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran berasuransi, perlu kiranya diketahui factor apa yang memengaruhinya, terutama dari sisi pribadi konsumen . Terkait dengan hal tersebut penelitian ini
54 | P a g e
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adakah usia, gender dan tingkat pendidikan konsumen berpengaruh terhadap tingkat kesadaran mereka akan asursnsi jiwa.
2. Telaah Pustaka Kesadaran dalam kamus bahasa
Indonesia berarti
keadaan mengerti akan
sesuatu. Terkait dengan kesadaran, dalam penelitannya tentang kesadaran merk Hoyer dan Brown (1990) menyatakan kesadaran merk sebagai tingkat dasar pengetahuan merk yang melibatkan pengakuan setidaknya akan nama merk. Dalam penelitiannya tentang kesadaran terhadap lingkungan di India Kainth (2009) mendifinisikan kesadaran sebagai kepemilikan pengetahuan atau menjadi sadar akan seseorang , situasi atau sesuatu. Dalam penelitian tentang tingkat kesadaran. Hermawati (2012) menyatakan kesadaran sebagai kondisi individu yang mengerti tentang suatu produk. Mengerti tentang produk bisa diartikan mengetahui dan memahami akan produk. Pengetahuan sebagai dasar kesadaran dapat diukur dari berbagai segi. Bruck (1985) mengukur pengetahuan konsumen dari tiga hal, yang pertama mengukur persepsi mereka tentang seberapa banyak yang diketahui tentang suatu produk, kedua mengukur jumlah, tipe dan organisasi produk yang tersimpan dalam ingatan konsumen, ketiga mengukur jumlah pembelian atau pengalaman dalam penggunaan produk tersebut. Jika diperhatikan pengukuran cara yang pertama dan kedua terkait dengan informasi yang ditangkap oleh individu dari luar. Pengukuran yang ketiga terkait dengan tindakan pengambilan keputusan oleh individu. Dalam penelitiannya Lin dan Chen (2006) mengukur pengetahuan tentang produk asuransi dan katering dari pemahaman dan pengalaman dalam konsumsi katering dan asuransi. Menurutnya untuk memahami perilaku konsumen, pengetahuan akan produk memainkan peran penting karena pengetahuan konsumen akan produk menentukan keputusan pembeliannya dan pada akhirnya secara langsung berimbas pasa niat membeli. Dumanovsky et al (2010) meneliti tentang kesadaran akan informasi kalori yang terkandung dalam makan dengan cara membandingakan data surevy tiga bulan sebelum dan 3 bulan setelah adanya ketentuan pencantuman informasi kandungan makanan dalam menu. Hasi temuanya menunjukkan bahwa pencantuman informasi kalori makanan dalam menu dan menu boards meningkatkan kesadaran masyarakat akan 55 | P a g e
informasi ini dan menggunakan dalam memilih makanan. Hasil temuannya menunjukkan bahwa kelompok muda usia 18 tahun hingga 24 tahun kurang menggunakan informasi ini dalam konsumsinya namun mereka yang berusia 25 tahun hingga 44 tahun menyatakan informasi ini berpengaruh terhadap keputusan pembeliannya. Hasil temuan Koç dan Ceylan (2009) menyatakan bahwa kesadaran konsumen akan organisasi yang mengawasi perusahaan terkait dengan makanan sehat dimiliki oleh kelompok umur 20 tahun hingga 50 tahun. Asuransi jiwa adalah produk yang dibeli untuk mengantisipasi kerugian jika terjadi risiko. Karena pendapatan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah maka kebutuhan perlindungan asuransi tiak tergolon sebagai kebutuhan primer. Masyarakat yang membelinya masih terbatas pada masyarakat dengan pendapatan tinggi. Golongan ini adalah golongan usia muda yang profsional atau golongan masyarakat usia produktif. H1: tidak terdapat perbedaan pengetahuan dan pemahaman asuransi pada berbagai usia responden Pengukuran kesadaran juga dilakukan dengan melihat perbedaan gender. Kishtwaria et al (2004) melihat adanya perbedaan pengetahuan hukum antara laki-laki dan perempuan. Prosentase jumlah laki-laki memiliki pengetahuan tentang forum konsumen dan lebih memiliki kesadaran akan pekerjaan organisasi di tingkat nasional lebih tinggi dibandingkan responden perempuan. Alasan responden perempuan tidak memiliki kesadaran hukum dan organisasi konsumen adalah tingginya angka melek aksara pada kaum perempuan. Karena pengetahuan memainkan peran dalam merubah perilaku konsumen biasanya konsumen akan mencari informasi sebelum memutuskan pembelian tersebut. Dalam penelitiannya tentang kesadaran konsumen dan pencarian informasi akan makanan sehat Koç dan Ceylan (2009) menemukan bahwa tingkat pendidikan konsumen yang memiliki kesadaran akan organisasi pengawasan makanan dan lingkungan produksi adalah mereka yang berpendidikan sekolah menengah dan tingkatan yang tidak buta huruf. Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap kesadaran petani akan crop insurance sebagai bentuk pangalihan risiko. Strong (1999) tidak melakukan pengukuran terhadap kesadaran melainkan melakukan eksplorasi kesadaran pada anak-anak. Investigasi kesadaran lingkungan pada anak-anak dilakukan dengan cara pengajuan pertanyaan untuk mengetahui tingkat 56 | P a g e
pengetahuan dan pemahaman akan lingkungan. Dari hasil wawancara dengan guru, beberapa informasi terkait dengnan
lingkungan hidup telah diberikan dikelas.
Pemahaman anak akan lingkungan ditanyakan lewat kuesioner terbuka sehingga diketahui berapa banyak mereka memahami lingkungan.
Kuesioner yang disebar
dibacakan oleh guru mereka. H2: tidak
ada perbedaan tingkat pemahaman dan pengetahuan
asuransi pada
berbagai tingkat pendidikan responden H3: tidak ada perbedaaan tingkat pemahaman dan pengetahuan asuransi antara pria dengan wanita
3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey yang dilakukan pada berbagai kota yang tersebar di seluruh pulau Jawa yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Bandung, Purwokerto, Cilacap, Semarang, Yogyakarta, Solo, Madiun, Magetan, Ponorogo, Malang dan Surabaya.
Sample frame Data diambil lewat penyebaran kuesioner. Kuesioner yang disebar merupakan pertanyaan tertutup dengan alterntif jawaban 7 jenjang. Sample diambil secara acak untuk responden yang telah bekerja. Dari sekitar 700 kuesioner diambil 350 kuesioner yng valid dan terisi untuk semua item yang tercantum dalm kuesioner.
Operasionalisasi variabel Karena responden penelitian ini juga termasuk masyarakat yang belum memiliki asuransi jiwa maka pengukuran kesadaran asuransi dibatasi pada pengetahuan dan pemahaman akan produk. Wang (2001) dalam Lin dan Chen (2006) merangkum berbagai literature dan laporan untuk mengukur pengetahuan akan produk yang meliputi : a. persepsi konsumen akan berapa banyak yang dia tahu (Park and Lessig, 1981). b. Jumlah, tipe dan organisasi apa yang tersimpan dan ada dalam ingatan konsumen (Johnson and Russo, 1984). c. Jumlah pembelian dan pengalaman penggunaan (Marks and Olson, 1981). 57 | P a g e
Lin dan Chen mengukur pengetahuan akan asuransi dan jasa catering dari berbagai jenis produk dan jasa yang ditawarkan. Strong (1998) tidak mengukur kesadaran lingkungan pada anak-anak melainkan menginvestigasi kesadaran mereka atas lingkungan dengan mengajukan berbagai pertanyaan tentang pemahaman mereka akan lingkungan. Informasi tentang lingkungan telah disampaikan lewat pendidikan oleh guru mereka. Pendidikan diberikan dalam bentuk teori dan praktek. Dari penelitian ini dapat ditarik kesamaan dengan pendapat Marks dan Olson yang dikutip Wang (2001) bahwa pemahaman diperoleh dari pengalaman. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut diatas penelitian ini menggunakan pendekatan pengenalan berbagai jenis produk asuransi jiwa, fungsi asuransi jiwa sebagai pengalihan risiko
serta manfaat asuransi sebagai bentuk pengukuran
pengetahuan responden akan asuransi. Pemahaman diukur dari pengalaman mengkonsumsi asuransi. Saat pembelian dan saat mengkonsumsi asuransi tidak bersamaan sehingga hal ini menjadi salah satu alasan asuransi sebagai produk kontrak. Berdasarkan hal tersebut pengukuran pemahaman juga diambil dari sisi pemahaman akan berbagai aturan yang terdapat dalam kontrak asuransi. Beberapa item pernyataan yang diajukan untuk mengukuran pemahaman akan asuransi jiwa dalam penelitian ini adalah konsep pembayaran premi dan masa tenggang waktu pembayaran, konsep perlindungan yang diterima, aturan klaim, serta hak jika terjadi lapse. Variabel usia diukur dari usia responden saat ini. Pendidikan responden diukur dari tingkat pendidikan akhir dari responden yang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu kelompok satu responden dengan pendidikan SMA dan sederajat, kelompok kedua
responden dengan pendidikan diploma, kelompok ketiga adalah
kelompok sarjana dan kelompok keempat adalah kelompok responden berpendidikan pasca sarjana.
Metode analisis
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum kuesioner disebarkan kepada responden. Uji Validitas dilakukan terhadap 30 responden. 58 | P a g e
Hasil uji Validitas
instrumen menunjukkan nilai korelasi tiap butir pernyataan yang lebih besar dari 0,312 dan hasil uji reliabilitas menunjukkan koefisien Cronbach Alpha sebasar 0,727 pada instrumen pengukuran pengetahuan konsumen dan 0,928 untuk instrumen pengukuran pemahaman akan asuransi. Karena nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 maka intrumen pengukuran tersebut dinyatakan valid dan reliable, artinya instrumeninstrumen tersebut dapat diigunakan untuk mengukur apa yang dimaksudkan. Analisis manova digunakan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan pemahaman responden akan asuransi jiwa pada berbagai tingkat pendidikan, usia, dan jenis kelamin. Jika perbedaan ini signifikan maka dapat dikatakan terdapat pengaruh dari tingkat pendidikan, usia dan jenis kelamin terhadap pengetahuandan pemahaman konsumen akan asuransi jiwa,
4. Pembahasan Deskripsi responden Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 350 orang yang tersebar diberbagai kota di pulau Jawa yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Bandung, Purwokerto, Cilacap, Semarang, Yogyakarta, Solo, Madiun, Magetan, Ponorogo, Malang dan Surabaya. Pemilihan kota ini juga acak tetapi responden yang diambil adalah responden yang bermukim di perkotaan dengan alasan hanya masyarakat perkotaan yang memiliki akses informasi tentang asuransi jiwa. Sebagian besar responden adalah pria (69,43%) dan sebanyak 30,57% responden adalah wanita. Sebagian besar responden wanita berpendidikan pasca sarjana sedangkan sebagianbesar responden pria berpendidikan sarjana, namun demikian relatif sama jumlah responden wanita dan pria yang berpendidikan pasca sarjana.
59 | P a g e
Tabel 1: Frekuensi Responden Berdasar Gender dan Tingkat Pendidikan gender
Pendidikan
wanita
pria
Total
SMA
17
58
75
Diploma
17
32
49
Sarjana
33
117
150
Pasca Sarjana
40
36
76
107
243
350
Prosentase terbesar adalah responden dengan p
Total
Gambar 1: Frekuensi Responden Berdasar Tingkat Pendidikan
Dari total responden wanita sebanyak 3 orang adalah ibu rumah tangga. Sebanyak 1,43% dari responden adalah pensiunan dan semuanya pria. Responden dalam penelitian ini mewakili semua kelompok pekerjaan yang ada dalam masyarakat. 120
Jumlah responden
100 80 60 wanita
40
pria 20 0
Jenis Pekerjaan
Gambar 2: Frekuensi Responden Berdasar Pekerjaan dan Jenis Kelamin 60 | P a g e
Pengetahuan Akan Asuransi Pengetahuan responden yang paling dasar adalah pengetahuan responden tentang berbagai jenis produk asuransi dan fungsi asuransi sebagai pengalihan risiko kematian. Sebanyak 68,60% responden mengetahui berbaga jenis asuransi jiwa yang saat ini ditawarkan di pasar industri asuransi. Bahkan untuk kelompok responden berpendidikan SMA 39% dari mereka tahu akan berbagai jenis produk yang ada. Pengetahuan dasar ini menjadi sumber informasi pengambilan keputusan konsumen terkait manajemen risiko yang mereka hadapi. Pada responden berpendidikan SMA sebagaian besar (40,7%) menyatakan tidak tahu bahwa asuransi jiwa merupakan bentuk pengalihan risiko kematian. Pada kelompok tingkat pendidikan lain yaitu diploma (15,32%), kelompok sarjana (45,08%) dan pasca sarjana (31,45%) sebagian besar mengetahui akan hal tersebut. 120
70
100
60 50
80
40
60 40 20
tahu
30
tahu
tidak tahu
20
tidak tahu
netral
10
netral
0
0
Gambar 3: Pengetahuan Responden akan Asuransi sebagai Pengalihan Risiko Kematian
Gambar 4: Pengetahuan Responden akan Asuransi sebagai Pengalihan Risiko Berkurangnya Pendapatan
Ternyata tidak banyak yang mengetahui bahwa asuransi jiwa juga menerima pengalihan risiko karena adanya penurunan pendapatan. Seperti tampak pada gambar 4.8 di atas, dari golongan masyarakat yang berpendidikan SMA hingga sarjana, lebih banyak responden yang tidak mengetahui bahwa asuransi jiwa juga menerima pengalihan risiko akibat penurunan pendapatan. Responden yang berpendidikan sarjana paling banyak yang tidak tahu dibandingkan yang tahu dan frekuensinya paling tinggi dibandingkan kelompok pendidikan lainnya. 61 | P a g e
Gambaran kedua kondisi diatas
harus menjadi perhatian bagi para pelaku
industri asuransi. Perusahaan perlu untuk memberikan banyak informasi tentang berbagai risiko yang dihadapi masyarakat dalam aktivitas sehari-hari. Informasi yang diberikan kemudian berlanjut pada informasi tentang berbagai jenis risiko yang dapat dialihkan ke pihak asuransi, serta jenis asuransi yang sesuai dengan risiko yang dialihkan. Hasil surey juga menunjukkan bahwa responden mengetahui tempat-tempat dimana mereka dapat melakukan pembayaran premi. Responden mengetahui pembayaran premi dapat dilakukan di kantor asuransi. Saat ini beberapa perusahaan asuransi yang tadinya menerima pembayaran premi di kantor tidak lagi melakukan hal tersebut. Semua pembayaran dilakukan lewat bank. Kondisi ini ternyata telah banyak dipahami oleh responden terbukti dari survei
ini yang dilakukan di tahun 2012
sebanyak 68,70% responden nampaknya mengetahui bahwa pembayaran premi dapat dilakukan melalui bank. Masyarakat sudah mengenal bank sebagai lembaga perantara keuangan, dan perusahaan asuransi telah memanfaatkan budaya ini untuk mempermudah nasabah dalam bertransakasi.
Pemahaman Akan Asuransi Jika responden mengetahui kemudahan yang disediakan pihak perusahaan asuransi, diharapkan kemudahan ini dapat menjadi pendorong pembelian asuransi jiwa. Hal ini harus menjadi perhatian pihak perusahaan untuk dapat menjaga kepercayaan masyarakat pada agen. Kepercayaan nasabah terhadap agen asuransi tidak terbatas pada kemudahan mendapatkan informasi tapi juga pada hak nasabah seperti tenggang waktu pembayan premi dan pengajuan klaim. Hal ini tercermin dari pemahaman 68,69% bahwa keterlambatan pembayaran premi diperkenankan sampai batas waktu yang ditentukan. Tenggang waktu pembayaran premi ini biasanya dapat disepakati diawal kontrak. Sebanyak 57,50% responden memahami bahwa klaim dapat diajukan melalui agen. Klaim dan pembayaran premi adalah dua hal yang sangat penting bagi kedua pihak yaitu perusahaan dan nasabah. Kepercayaan masyarakat kepada agen asuransi menjadi kunci suksesnya pemasaran asuransi itu sendiri. Hal yang cukup memperihatinkan adalah pemahaman responden akan hak mereka. Hanya 39,50% dari responden yang memahami bahwa jika risiko terjadi, 62 | P a g e
sementara premi belum dibayarkan maka perlindungan asuransi tetap tidak mereka dapatkan. Sebanyak 46,60% dapat dikategorikan tidak memahami dan 14% ragu apakah mereka pahm atau tidak.
Memang banyak responden yang paham bahwa
keterlambatan premi diperkenankan sampai batas waktu tertentu seperti yang disebutkan dalam polis namun merka banyak yang tidak memahami bhawa klaim dibayarkan selama polis masih aktif. Ketidakpahaman yang terjadi pada pemilik polis biasanya karena mereka enggan untuk membaca pasal-pasal dalam kontrak yang sebenarnya telah tercantum dalam polis. Kepercayaan terhadap perusahaan asuransi penting karena jasa asuransi baru akan dinikmati dimasa yang akan datang meskipun pembelian dilakukan disaat ini. Termasuk dalam upaya meningkatkan
kepercayaan adalah pemberian informasi
bahwa jika suatu saat karena sesuatu hal peserta asuransi mengundurkan diri sebelum masa kontrak habis, uang premi yang telah dibayarkan tidak hilang begiu saja. Hasil jawaban responden menunjukkan hanya 38,60% responden yang memahami bahwa jika mereka mengundurkan diri setelah mengikuti asurans jiwa selama lebih dari tiga tahun, uang premi yang telah dibayarkan akan kembali. Frekuensi responden yang tidak mengetahui hal ini lebih banyak lagi responden yaitu sebesar 46,60%. Kondisi ini cukup memprihatinkan. Kekurangan informasi ini bias menjadi penyebab keraguan masyarakat untuk mencoba produk asuransi jiwa. Segala sesuatu yang berkaitan dengan hak nasabah, seperti dimana klaim dapat diajukan dan bagaimana prosedur pengajuan klaim adalah hal yang penting untuk diperhatikan. Sebanyak 57,50% responden memahami bahwa selain pengajuan di kantor pembukaan kontrak asuransi klaim dapat juga diajukan melalui agen. Berdasarkan pemahaman ini maka agen harus menyadari bahwa begitu besar kepercayaan nasabah pada mereka. Kepercayaan ini menyangkut hak dan kewajiban nasabah yaitu pembayaran premi dan pengajuan klaim. Kepercayaan untuk hal yang sangat penting ini harus dipertahankan. Kepercayaan terhadap agen tidak boleh disalahgunakan karena dapat berakibat munculnya ketidakpercayaan kepada asuransi secara umum. Dengan kepercayaan ini agen asuransi harus memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah.
63 | P a g e
Analisis data Analisis MANOVA digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata pada variabel variabel dependen dalam kelompok. Proses analisis ini dimulai dengan pengujian asumsi dimana dalam Manova di asumsikan bahwa matriks variance/covariance dari variabel dependen adalah sama. Penelitian ini menghasilkan nilai Box‟s M test sebesar 9,541 dengan nilai sig sebesar 0,012 atau kurang dari 0,05 artinya asumsi kesamaan matriks variance/covariance dari variabel dependen tidak dipenuhi. Meskipin demikian hasil nilai Hotelling‟s trench untuk variabel gender dan pendidikan signifikan sehingga menunjukkan adanya hubungan antara gender dan pendidikan dengan dua variabel dependen yaitu pemahaman dan pengetahuan akan asuransi. Dengan demikian analisis MANOVA masih dapat dilakukan. Uji asumsi tentang kesamaan varian untuk variabel dependen terpenuhi. Hal ini ditunjukkan oleh besaran nilai Levene‟s test yang ternyata signifikan pada taraf kealahan 5%.
Table 2: Tests of Between-Subjects Effects Dependent Type III Sum Source
Variable
of Squares
df
Mean Square F
Sig.
Corrected Model
pengeth
1480.592a
8
185.074
6.544
.000
pemahmn 16353.062b
8
2044.133
6.612
.000
pengeth
14623.403
1
14623.403
517.043 .000
pemahmn 81433.550
1
81433.550
263.422 .000
pengeth
1
37.123
1.313
.253
pemahmn 541.076
1
541.076
1.750
.187
pengeth
1
51.349
1.816
.179
pemahmn 2133.522
1
2133.522
6.902
.009
pengeth
3
249.779
8.831
.000
3
2400.251
7.764
.000
3
38.350
1.356
.256
3
580.214
1.877
.133
Intercept
usia
gender
pendidikan
37.123
51.349
749.336
pemahmn 7200.754 gender pendidikan 64 | P a g e
* pengeth
115.049
pemahmn 1740.642
Error
pengeth
Total
9644.425
341
28.283
pemahmn 105415.796
341
309.137
pengeth
350
343642.000
pemahmn 1810272.000 350 Corrected Total
pengeth
11125.017
pemahmn 121768.857
349 349
a. R Squared = .133 (Adjusted R Squared = .113) b. R Squared = .134 (Adjusted R Squared = .114)
Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi variabel usia lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan diantara responden pada berbagai usia. Demikian juga ternyata tidak terdapat perbedaan pemahaman akan asuransi jiwa diantara responden pada berbagai usia. Berdasarkan ketiadaan perbedaan ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh usia terhadap kesadaran konsumen. dengan demikian hipotesis satu ditolak. Berdasar nilai signifikansi uji F seperti terlihat pada tabel 2 dapat juga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan pemahaman akan asuransi jiwa pada berbagai kelompok pendidikan responden. Dengan demikian dapat disimpulkan pengetahuan responden akan asuransi jiwa dan juga pemahaman responden akan asuransi jiwa dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Pengetahuan responden akan asuransi jiwa ternyata tidak dipengaruhi oleh gender. Nilai hasil uji F yang tidak signifikan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan akan asuransi jiwa antara kelompok responden pria dengan kelompok responden wanita. Perbedaan kelompok responden pria dengan wanita terbukti pada perbedaan pemahaman akan asuransi jiwa. Denagn demikian dapat disimpulkan gender hanya berpengaruh terhadap pemahaman akan asuransi jiwa tetapi tidak terhadap pengetahuan akan asuransi jiwa. Hasil penelitian ini yang menyatakan tidak terdapat pengaruh usia terhadap kesadaran konsumen sesuai dengan temuan Koç dan Ceylan (2009), serta Dumanovsky et al (2010). Kesadaram akan asuransi jiwa yang dibedakan dari sisi pengetahuan dan 65 | P a g e
pemahaman akan asuransi jiwa tidak dipengaruhi oleh usia. Pengetahuan akan sesuatu bisa diperoleh melalui pencari berbagai informasi akan hal tersebut.
Meskipun
pengetahuan berdampak pada keputusan pemilihan produk berbagai keputusan pembelian yang didasarkan pada pengetahuan tentang produk ternyata tidak dilakukan pda berbagai kelompok usia (Koç dan Ceylan, 2009) atau jika kelompok usia ini ternasuk yang menggunakan pengetahuan untuk pertimbangan dan pembelian hanya 1 berbanding 5 konsumen (Dumanovsky et al, 2010). Pengetahuan akan asuransi jiwa juga tidak dipengaruhi oleh gender akan tetapi pemahaman asuransi jiwa ditentukan oleh gender. Hal ini terkait dengan arti pemahaman dalam penelitian ini adalah pengatahuan tentang berbagai aturan yang terdapat dalam kontrak
asuransi. Responden pria lebih memahami tentang aturan
kontrak asuransi dibandingkan wanita. Namun demikian 69,16% wanita memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Sementara pria yang memiliki pemahaman tingi hanya 42,80%. Temuan ini tidak sesuai dengan Kishtwaria et al (2004). yang menunjukkan kesadaran yang rendah pada wanita terkait dengan pendidikan, sedangkan responden wanita dalam penelitian ini sebanyak 7,38% berpendidikan pasca sarjana. Pendidikan memang mempengaruhi tingkat kesadaran akan asuransi, hal ini sejalan dengan temuan Kumar et al (2011) yang menyatakan pendidikan berpengaruh terhadap kesadaran akan corp insurance di India. Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentu dipengaruhi oleh pendidikannya. Kebutuhan asuransi memang bukan kebutuhan primer sehingga masyarakat yang memang mencari informasi tentang asuransi adalah masayarakat yang memang membutuhkannya. Untuk masyarakat yang sedang berkembang kebutuhan ini mulai dilirik saat pendapatan tinggi. Pada masyarakat yang demikian kondisi ini dicapai pada kelompok produktif di usia muda dan kelompok pensiunan atau menjelang pensiun. Produk asuransi jiwa konvensional dan anuitas biasanya dibeli di usia produktif. Mengkreasikan atau memunculkan kesadaran adalah salah satu tugas pemasaran. Terkait dengan upaya tersebut serta mengingat pasar industri asuransi yang berkembang maka berdasarkan penelitian ini pelaku pasar industri asuransi dapat melakukan perubahan perilaku konsumen untuk lebih meningkatkan konsumsi asuransinya. Kesadaran merupakan dasar perubahan perilaku dan pemilihan produk (Hoyer dan Brown, 1990; Shah, 2008; Kuhar dan Juvancic,2011). Pengetahuan dan 66 | P a g e
pemahaman yang membentuk kesadaran terbukti dapat dimunculkan lewat pemberian informasi secara teoritis maupun praktek bahkan pada usia muda (Strong, 1998). Pengetauan berbagai produk asuransi dapat diberikan lewat berbagai media informasi seperti televise, periklanan, teman, tenaga kesehatan professional dll. Pencarian media informasi ini akan sangat terkait dengan tingkat pendidikan si pencari seperti pencarian informasi tentang makanan lebih banyak dilakukan lewat televisi. Pada dunia informasi yang telah berkembang saat ini perusahaan dapat menggunakan meeia internet. Perusahaan harus memperhatikan kualitas website yang disajikan karena para pencari informasi lewat internet ini lebih memperhatikan sisi kualitas website yang tercermin dari format tampilan dan bahasa yang digunakan dibandingkan dengan informasi tentang produk itu sendiri (Jiang dan Benbasat, 2007). Terkait dengan sifat produk asuransi jiwa sebagai produk kontrak maka penyampaian informasi dalam bentuk publisitas detail produk merupakan alat yang tepat untuk memunculkan kesadaran (Dumanovsky et al, 2010). Perusahaan juga harus waspada dengan kenyataan bahwa tidak setiap pengalaman mengkonsumsi suatu produk akan berakibat penggunaan informasi tersebut untuk menentukan pilihan konsumsi berikutnya (Hoyer dan Brown, 1990; Dumanovsky et al, 2010). Pengalaman menggunakan produk asursnsi dari produsen sebelumnya tidak selalu menjadi acuan untuk konsumsi asuransi berikutnya., oleh karena itu pemberian informasi harus selalu diberikan kepada masyarakat konsumen. Sebelum melakukan keputusan pembelian konsumen paling tidak melakukan dua proses yaitu pencarian informasi dan pengolahan informasi (Lin dan Chen, 2006) dimana pencarian informasi sangat terkait dengan upaya pencarian pengetahuan akan produk. Pengetahuan akan produk akan mempengaruhi niat konsumen untuk melakukan pembelian.
5. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh usia terhadap kesadaran konsumen, dan untuk pengetahuan responden akan asuransi jiwa dan juga pemahaman responden akan asuransi jiwa dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya, sedangkan untuk variabel gender hanya berpengaruh terhadap pemahaman akan asursnsi jiwa tetapi tidak terhadap pengetahuan akan asuransi jiwa. 67 | P a g e
Daftar Pustaka Boodhu, Ambika., Neela Badrie and Judy Sookdhan. 2008. Consumers‟ Perceptions and Awareness of Safe Food Preparation Practices at Homes in Trinidad, West Indies, International Journal of Consumer Studies, 32; p. 41–48 Bruck, M. 1985. The Effect of Product Knowledge on Information Search Behavior, Journal of Consumer Research,Vol. 12, No. 1, p.1-16. Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Perasuransian Indonesia 2010. Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta. Dumanovsky, Tamara, Christina Y. Huang, Mary T. Bassett, and Lynn D. Silver. 2010. Consumer Awareness of Fast-Food Calorie Information in New York City After Implementation of a Menu Labeling Regulation, American Journal of Public Health, December, Vol 100, No. 12, p.2520-2525. Engel, James, F; Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. 1995. Consumer Behavior, 8th ed, The Dryden Press, Orlando. Goukens, Caroline, Siegfried Dewitte, and Luk Warlop. 2009. Me, Myself, and My Choices: The Influence of Private Self-Awareness on Choice, Journal of Marketing Research, Vol. XLVI, October, p. 682–692. Hermawati, Sri. 2010. Analisis perminataan asursnsi di Indonesia. Disertasi, program pasca sarjana Uniersitas Gunadarma, Jakarta. Hoyer, Wayne D. and Steven P. Brown. 1990. Effects of Brand Awareness on Choice for a Common, Repeat-Purchase Product, Journal Of Consumer ResearAwareness Among School Teachers, The Icfai University Journal of Environmental Economics, Vol. VII, No. 1. p. 34-50. Kishtwaria, J., A. Sharma, N. Vyas and S. Sharma. 2004. Consumer Awareness Regarding Legislation Organisations and Consumer Protection Laws , Journal of Social Science, Vol.8, No.1, p: 69-72 . Koç, Beşir and Melike Ceylan. 2009. Consumer-Awareness and Information Sources on Food Safety: A Case Study of Eastern Turkey, Nutrition & Food Science, Vol. 39, No. 6, p. 643-654. Kuhar, A and L. Juvancic. 2010. Determinants of Purchasing Behaviour for Organic and Integrated Fruits and Vegetables in Slovenia. Agricultural Economics Review, Vol. 11, No. 2, p.70-83. Kumar, D. Suresh, B.C. Barahb, C.R. Ranganathana, R. Venkatrama, S. Gurunathana and S. Thirumoorthy, 2011. An Analysis of Farmers‟ Perception and Awareness towards 68 | P a g e
Crop Insurance as a Tool for Risk Management in Tamil Nadu, Agricultural Economics Research Review, Vol. 24, January-June, p. 37-46. Lin, Long-Yi and Chun-Shuo Chen. 2006. The Influence Of The Country of Origin Image Product Knowledge and Product Involvement On Consumer Purchase Decisions: An Empirical Study Of Insurance and Catering Services In Taiwan, Journal of Consumer Marketing, vol. 23, No.5, p. 248–265. Park , C.Whan and V. Parker Lessig. 1981. Familiarity and Its Impact on Consumer Decision Biases and Heuristics. Journal of Consumer Research,Vol. 8, No. 2, p. 223 Pham, Michel Tuan, Caroline Goukens, Donald R. Lehmann, and Jennifer Ames Stuart. 2010. Shaping Customer Satisfaction Through Self-Awareness Cues, Journal of Marketing Research, Vol. XLVII, p. 920–932. Poole, Nigel and Laura Baron. 1998. Consumer Awareness of Citrus Fruit Attributes, British Food Journal, vol. 98, No. 1, p. 23–28 Schmitz, John, dan Rodolfo M. Nayga, Jr.1991. Food Nutritional Quality:A Pilot Study On Consumer Awareness, Journal of Food Distribution Research, June 91, p. 1933. Shah, Rajni M. 2008. Creating Consumer Awareness in Life Insurance, Bimaquest, Vol. VIII, Issue I, p.70-71. (Paper dipresentasikan pada the C.D.Deshmukh Seminar on “Creating Consumer Awareness in Life Insurance, NIA, 10-11 Sept. 200) Strong, Carolyn. 1998. The Impact of Environmental Education On Children‟s Knowledge and Awareness of Environmental Concerns. Marketing Intelligence & Planning, Vol.16, No.6, p. 349–355 Subramanian S. (2010). Credit Card-A Study with Reference to Awareness and Satisfaction of Cardholders, Advances In Management , Vol. 3 (8), p.40-46.
69 | P a g e