Penerimaan Riau Dari DBH Sektor Kehutanan Dengan diberlakukannya desentralisasi sejak era reformasi, maka terdapat beberapa penerimaan Negara yang dibagihasilkan ke daerah sesuai dengan Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yaitu bagi hasil pajak yang terdiri dari PBB dan BPHTB serta bagi hasil bukan pajak yaitu penerimaan sumber daya alam kehutanan (PSDH dan DR). Dana bagi hasil ini merupakan bagian dari dana perimbangan yang akan menjadi tambahan pendapatan daerah selain pajak dan retribusi daerah serta pendapatan daerah lainnya DBH hutan (PSDH), 80% untuk daerah dengan rincian 16% untuk provinsi, 32% untuk kabupaten/kota penghasil, dan 32% dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Untuk DR, 60% bagian pemerintah untuk rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional dan 40% bagian daerah untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten/kota penghasil. Sedangkan untuk DBH IIUPH 80% dibagian ke daerah penghasil dengan rincian 16% untuk Provinsi, 64% dibagikan keKabupaten/kota penghasi, sedangkan sisanya 20% untuk pemerintah pusat untuk dibagikan ke seluruh Kabupaten Kota dengan porsi yang sama1. Tabel. Persentase Dana Bagi Hasil PNBP Sektor Kehutanan Sesuaian Dengan UU 33 tahun 2004 Jenis Penerimaan No
UU 33 / 2004 Pusat
Provinsi
Kabupaten/kota Penghasil
1
IIUPH
20%
16%
64%
2
PSDH
20%
16%
32%
3
DR
60%
40%
Kabupaten Lainnya
UU Otsus Papua dan UUPA 80%
32%
80% 40%
Provinsi Riau merupakan wilayah yang memiliki tinggkat emisi tinggi. pada tiga tahun terakhir 2009 – 2012 riau kehilangan hutan alam 0,5 juta hektar. Dengan laju deforestasi 188 ribu hektar pertahunnya, dan sekarang sisa hutan tinggal 22,5% dari luas daratan yang ada. (Jikalahari, 2012). Laju deforestasi selain akibat alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, penebangan hutan secara liar, juga Izin usaha perusahaan hutan industry. Dari data yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Provinsi Riau, luas lahan hutan yang diberikan izin IUPHHK-HTI seluas 1,659.311 hektar. Izin tersebut diberikan kepada 58 perusahaan dengan luas lahan yang bervariasi, 1
UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Pusat dan Daerah
Page 1 of 8
mulai dari seribu herktar sampai ratusan ribu hektar. Perusahaan dengan lahan terluas yaitu PT. Riau Andalan Pulp & paper dengan luas lahan 350,150 hektar. Kemudian disusul PT. Arara Abadi dengan luas lahan konsesi 299.975 hektar. Dengan luas lahan terbesar ke tiga yaitu PT. Sumatera Riang Lestari (SRL) dengan luas lahan konsesi 148,075 hektar. Berdasarkan laporan hasil rekonsiliasi PSDH dan DR tahun 2008 sampai tahun 2012, yang diusulkan kedepartemen keuangan RI, hutan Riau menyumbang penerimaan Negara PNBP (PSDH) sebesar Rp. 653.021.784.095. Sedangkan untuk Dana Reboisasi tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 berdasarkan hasil rekonsiliasi sebesar Rp. 1.350 Triliun lebih. Dengan rincian pada gambar dibawah ini.
Billions
Hasil Rekonsiliasi PSDH/DR Provinsi Riau 2008-2012 Rp563,96
Rp600,00
Rp462,35
Rp500,00 Rp400,00 Rp300,00
Rp204,70 Rp200,00
Rp114,97 Rp201,19
Rp100,00
PSDH DR
Rp175,61 Rp186,01
Rp4,32 Rp-
Rp38,83 Rp51,38 2008 2009
2010
2011
2012
Sumber : Fitra Riau diolah dari data Dinas Kehutanan Provinsi Riau 20132 Sebagaimana data dari hasil rekonsiliasi tersebut, pada dasarnya penerimaan Negara yang bersal dari PNBP (PSDH/DR) yang berasal dari provinsi Riau dalam kurun waktu lima tahun (2008-2012) berjalan secara vulkuatif (naik turun). Seperti PNBP sektor DR pada tahun 2008-2010 mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari Rp.4,3 Miliyar meningkata ditahun 2010 menjadi Rp. 563,9 Miliyar. Pada tahun 2012 justur mengalami penurunan yang signifikan pula, yaitu sebesar Rp. 204,7 miliyar. Sedangkan PNBP sektor PSDH, pada dasarnya terus mengalami peningkatan, namun peningkatan tidak signifikan, dan pada tahun 2011-2012 sebagaimana penerimaan DR, PSDH juga mengalami penurunan.
2
Hasil Rekonsiliasi Provisi Sumber Daya Hutan dan Reboisasi yang diusulkan Departemen Keuangan tahun 2008-208 (Dinas Kehutanan Provinsi Riau)
Page 2 of 8
Sebagimana prinsip dana bagi hasil PNBP sebagaimana di atur dalam UU 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah, DBH hutan (PSDH), 80% untuk daerah dengan rincian 16% untuk provinsi, 32% untuk kabupaten/kota penghasil, dan 32% dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. Untuk DR, 60% bagian pemerintah untuk rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional dan 40% bagian daerah untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kabupaten/kota penghasil. Rendahnya penerimaan Negara PNBP yang berasal dari sektor kehutanan, yang berasal dari provinsi Riau, berimplikasi pada rendahnya DBH yang diperoleh dari ektraksi sumberdaya hutan. Menurut data Dinas Kehutanan Provinsi Riau hasil dari rekonsiliasi penerimaan Negara PNBP sektor kehutanan (PSDH/DR), maka diperoleh bagihasil 80% PSDH untuk Provinsi Riau dalam kurun waktu 2008-2012 sebesar Rp.522,4 miliyar. Sedangkang untuk DR 40% untuk provinsi Riau sebesar Rp.540,1Miliyar. Dana Bagi Hasil PNPB (PSDH/DR) Provinsi Riau 2008-2012 Tahun DR (40%) PSDH (80%) 2008 Rp 1,728,628,049.00 Rp 31,060,033,543.00 2009 Rp 45,987,596,334.00 Rp 41,105,992,527.00 2010 Rp 225,583,874,002.00 Rp 160,953,782,065.00 2011 Rp 184,940,281,823.00 Rp 140,485,743,429.00 2012 Rp 81,879,885,439.00 Rp 148,811,875,710.00 Total Rp 540,120,265,647.00 Rp 522,417,427,274.00 Sumber : Data rekonsiliasi PSDH/DR Dinas Kehutanan Riau Penerimaan Negara sektor kehutanan (PSDH) dalam kegunaannya berbeda dengan Dana Reboisasi. Dana bagi hasil PSDH diberikan wewenang kepada daerah dipergunakan sebagai anggaran pembangunan, pengentasan kemiskinan, pendidikan dan kesehatan masyarakat. Namun, jika dilihat dari jumlah anggaran DBH sektor kehutanan (PSDH), tidak sebanding dengan dampak yang timbul akibat ektraksi hutan. Jika dibandingkan dengan dana perimbangan pusat dan daerah baik PNPB maupun pajak, tahun 2010 sampai 2012 PSDH hanya mampu menyumbang antara 0,9-1,4% dalam APBD se Provinsi Riau.
Page 3 of 8
Millions
Grafik. Persentase DBH PSDH Terhadap Dana Perimbangan Pusat Dalam APBD Se Riau 2010-2012 Rp165.000,00
1,6% 1,4%
1,4%
Rp160.000,00
1,2%
Rp155.000,00 Rp150.000,00 Rp145.000,00
0,9%
0,9%
Rp160.953,78
0,8% 0,6%
Rp140.000,00
Rp148.811,88 Rp140.485,74
Rp135.000,00
1,0%
0,4% 0,2%
Rp130.000,00
0,0% 2010 PSDH
2011
2012
Persentase Dana Perimbang
Sumber :Fitra Riau, Diolah dari Dokumen APBD Se Provinsi Riau 2010-2012
Page 4 of 8
Dana Bagi Hasil PSDH Se Provinsi Riau Tahun 2008 / 2012
PSDH (80%)
Daerah Provinsi Riau
Rp
2008 74,326,712,628.00
2009 Rp
94,978,561,302.00
2010 Rp 134,509,547,328.00
2011
2012
Rp 115,800,569,216.00
Rp 139,480,571,907.00
12,998,367,378.00
Rp
10,886,647,934.00
Rp
15,523,386,427.00
Rp
12,849,850,769.00
20,892,186,461.00
Bengkalis
Rp
7,353,262,024.00
Indragiri Hilir
Rp
3,063,259,296.00
Rp
4,999,182,842.00
Rp
Rp
16,961,553,952.00
Rp
17,383,328,120.00
Indragiri Hulu
Rp
4,038,682,738.00
Rp
4,322,861,098.00
Rp
8,659,359,056.00
Rp
5,208,269,458.00
Rp
7,111,216,083.00
Kampar
Rp
7,855,238,294.00
11,311,045,524.00
Rp
5,657,469,724.00
Rp
4,715,769,870.00
Rp
7,823,589,902.00
Kuantan Singingi
Rp
5,562,297,164.00
4,500,922,254.00
Rp
5,409,294,488.00
Rp
4,685,131,863.00
Rp
6,194,670,862.00
Pelalawan
Rp
10,056,830,374.00
8,280,568,632.00
Rp
9,932,474,058.00
Rp
10,337,958,448.00
Rp
20,566,692,202.00
Rokan Hilir
Rp
3,236,362,492.00
3,882,556,100.00
Rp
6,252,584,734.00
Rp
4,647,168,684.00
Rp
5,661,937,396.00
Rokan Hulu
Rp
3,103,646,016.00
8,087,134,100.00
Rp
6,916,949,727.00
Rp
4,670,360,010.00
Rp
5,330,983,534.00
Siak
Rp
9,235,784,556.00
10,163,841,572.00
Rp
10,048,371,868.00
Rp
7,931,798,799.00
Rp
10,321,996,460.00
Dumai
Rp
2,982,938,742.00
Rp
3,798,568,526.00
Rp
10,410,713,580.00
Rp
7,243,275,338.00
Rp
6,346,851,497.00
Pekanbaru
Rp
2,973,068,504.00
Rp
3,772,252,212.00
Rp
4,891,256,266.00
Rp
4,210,929,789.00
Rp
5,072,020,796.00
-
Rp
7,650,329,965.00
Rp
6,504,852,734.00
Rp
6,921,319,904.00
18,861,261,064.00
Rp
26,901,909,467.00
Rp
23,160,113,844.00
Rp
27,896,114,382.00
Kepulauan Meranti
Rp
-
Bag. Provinsi Riau
Rp
14,865,342,528.00
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
Berdasarkan PMK Menteri Keuangan tentang ALokasi DBH
PSDH/DR3
3
PMK NO 227/PMK.07/2008, PMKNO228/PMK.07/2009, PMK NO242/PMK.07/2010, PMK no 225/PMK.07/2011, PMK NO 215/PMK.7/2012 (Tentang alokasi Dana bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehuatanan Tahun Anggaran 2008-2012)
Page 5 of 8
Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi Se Provinsi Riau Tahun 2008/2012 Berdasarkan PMK Menteri Keuangan Tentang Alokasi Anggaran Dana Bagi Hasil PSDH/DR Se Tahun 2008/20124 DR (40%)
Daerah Provinsi Riau
Rp
2008 10,292,812,028.00
Bengkalis
Rp
660,070,136.00
Indragiri Hilir
Rp
1,406,262,350.00
Indragiri Hulu
Rp
76,088,002.00
Kampar
Rp
173,880,310.00
Kuantan Singingi
Rp
32,075,876.00
Pelalawan
Rp
1,638,708,494.00
Rokan Hilir
Rp
1,487,632,862.00
Rokan Hulu
Rp
438,243,652.00
Siak
Rp
4,308,670,365.00
Dumai
Rp
72,179,981.00
2009
2010 Rp 187,308,049,350.00
Rp 151,965,865,838.00
Rp
72,191,830,962.00
1,046,769,204.00
Rp
21,992,212,478.00
Rp
40,538,133,804.00
Rp
11,387,252,426.00
14,375,351,089.00
Rp
64,901,829,357.00
Rp
48,430,034,532.00
Rp
35,671,271,518.00
51,198,440.00
Rp
14,199,023,718.00
Rp
3,811,591,752.00
Rp
1,668,736,936.00
Rp
823,591,302.00
Rp
333,445,520.00
Rp
8,491,590.00
Rp
1,833,956,870.00
Rp
184,315,688.00
Rp
1,377,063,994.00
Rp
1,107,036,598.00
Rp
19,243,202,657.00
Rp
21,631,059,087.00
Rp
11,536,188,976.00
358,585,354.00
Rp
5,783,297,410.00
Rp
1,801,311,814.00
Rp
236,748,952.00
2,611,898,179.00
Rp
9,312,815,459.00
Rp
1,756,852,773.00
Rp
393,370,528.00
3,682,711,534.00
Rp
20,692,573,632.00
Rp
12,964,268,062.00
Rp
1,942,397,005.00
4,777,365,972.00
Rp
20,332,057,616.00
Rp
11,599,431,936.00
Rp
4,666,914,168.00
Rp
8,056,118,081.00
Rp
4,680,458,560.00
Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp
29,017,903,342.00
Pekanbaru Kepulauan Meranti
0
0
0
0
Bag. Provinsi Riau
0
0
2011
2012
Rp
10,333,275,815.00 0
0
0
44
PMK NO 227/PMK.07/2008, PMKNO228/PMK.07/2009, PMK NO242/PMK.07/2010, PMK no 225/PMK.07/2011, PMK NO 215/PMK.7/2012 (Tentang alokasi Dana bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehuatanan Tahun Anggaran 2008-2012)
Page 6 of 8
Inkonsistensi Data DBH (PSDH/DR) Mekanise pemungutan PNBP sektor hutan (PSDH/DR), sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa PSDH dipungut oleh petugas teknis yang bentuk oleh dinas kehutanan di daerah provinsi maupun kabupaten/kota. PSDH dikenakan berdasarkan Laporan Hasil Produksi (LHP) dari perusahaan yang disampaikan kepada petugas pemungut di daerah. LHP yang dilaporkan perusahaan kemudian di lakukan cross chek dari laporan Hasil Cruising (LHC). Kemudian petugas pemungut PSDH/DR menerbitkan SPP PSDH dan SPP-DR, untuk dibayarkan pada bendaharan penerima (bank) yang ditunjuk. Kemudian data PNBP PSDH/DR yang dimiliki petugas pemungut dalam hal ini DInas Kehutanan didaerah penghasil,menjadi dasar dalam proses rekonsiliasi dengan Departemen kehutanan dan Departemen Keuangan di pusat. Namun panjangnya proses pemungutan PBNP sektor PSDH/DR tesebut masih terdapat selisih antara Data yang dikeluarkan Dinas Kehutanan terkait penerimaan Negara PSDH/DR yang diperoleh dari ektraksi hutan di Provinsi Riau dengan data alokasi dana bagi hasil PSDH/DR untuk Provinsi Riau yang dikeluarkan departemen kauangan berdasarkan peraturan menteri keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK), tentang Penetapan Alokasi Dana Bagi Hasil PSDH/DR dari tahun 2008 – 2012 secara kumulatif DBH dari PSDH sebesar Rp. 559,09 Miliyar. Sedangkan Dana Bagi Hasil DR sebesar Rp. 450,77 Miliyar. Secara kumulatif maka antara data Dinas Kehutanan dengan PMK Menteri Keuangan, DBH PSDH selisih Rp. 36,6 Miliyar lebih besar dari data Dinas Kehutanan. Sedangkan untuk Dana Reboisasi selisih Rp. 89,3 Miliyar, PMK menteri keuangan lebih kecil dari Data rekonsiliasi yang dimiliki Dinas Kehutanan. Dana Bagi Hasil PSDH/DR Provinsi Riau tahun 2008-2012
Versi PMK Menteri Keuangan
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Total
PSDH Rp
Rp
74,326,712,628.00
94,978,561,302.00
Rp
134,509,547,328.00
Rp 115,800,569,216.00 Rp 139,480,571,907.00 Rp 559,095,962,381.00
DR Rp
Rp
10,292,812,028.00
29,017,903,342.00
Rp
187,308,049,350.00
Rp 151,965,865,838.00 Rp 72,191,830,962.00 Rp 450,776,461,520.00
Versi Dinas Kehutanan PSDH(80%) DR(40%) 31,060,033,543.00 41,105,992,527.00 160,953,782,065.00 140,485,743,429.00 148,811,875,710.00 522,417,427,274,00
1,728,628,049.00 45,987,596,334.00 225,583,874,002.00 184,940,281,823.00 81,879,885,439.00 540,120,265,647,00
Secara akumulatif DBH (PSDH) yang dialokasikan pusat ke Provinsi Riau melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tahun 2008-2012, lebih besar dibandingkan dengan Data yang dimilki oleh dinas kehutanan provinsi Riau yang diusulkan dalam rekonsiliasi. Page 7 of 8
Sementara itu, secara ukumulatif pula DBH (DR) justur alokasi DBH dari pemerintah pusat ke Riau selisih lebih rendah dibandingkan data dari Dinas. Memang Secara kumulatif DBH (PSDH/DR) 2008-2012 tidak menunjukkan selisih yang cukup tinggi. Namun, secara rinci per tahunnya, selisih antara laporan Dinas kehutanan dengan PMK Kementrian Keuangan terlihat cukup bersar. Akibat selisih tersebut mengakibatkan potensi kerugian Negara akibat tidak ada kejelasan, tentu dari LHP – LHC, dan SPP – PSDH dan SPP-DR. seperti tahun 2010 Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana tertuang dalam PMK Kementrian keuangan (PMK NO242/PMK.07/2010) hanya mengalokasikan DBH (PSDH) selisih lebih sedikit Rp. 26,4 Miliyar dari data yang diusulkan Dinas Kehutanan. Lihat tabel dibawah ini. Tebel. Selisih Alokasi Anggaran antara Data LHP,SPP (PSDH/DR) dari Dinas Kehutanan Dengan PMK Kementrian Kehutanan tahun 2008-2012 Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
PSDH (80%
DR (40%)
Rp 43,266,679,085.00
Rp 8,564,183,979.00
Rp 53,872,568,775.00
Rp (16,969,692,992.00)
(26,444,234,737.00)
Rp (38,275,824,652.00)
Rp (24,685,174,213.00)
Rp (32,974,415,985.00)
Rp (9,331,303,803.00)
Rp (9,688,054,477.00)
Rp
Antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, jelas merupakan fakta kesimpang siuran data sebagai dasar dalam menentukan penerimaan Negara. Hal itu berpotensi terjadi kerugian Negara, padahal pusat memperoleh data dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kehutanan sesuai amanat P.18/Menhut-II/2007. Selain berpotensi terjadi kerugian Negara, yang tidak sedikit jumlahnya, inkonsistensi data dari pemerintah daerah dan putusan PMK kementrian keuangan berakibat pula penyusunan anggaran (APBD) provinsi maupun Kabupaten Kota. Seperti pada APBD Riau tahun 2012 – 2013, penerimaan PSDH yang masuk menjadi APBD Riau tahun 2012 sebagaimana PMK pertama tahun anggaran 2012 DBH PSDH untuk provinsi sebesar Rp. 12,03 Miliyar. Perkiraan DBH (PSDH) Provinsi Riau tersebut masih dipakai di dalam penyusunan APBD Riau tahun 2013, dengan perkiraan alokasi masih sama yaitu Rp. 12,03 Miliyar. Sementara PMK ke dua tentang DBH sektor kehutanan telah diterbitkan kembali dengan penetapan alokasi sebesar Rp. 27,8 miliyar. Hal ini jelas berdampak pada penyusunan program, karena menggunakan perkiraan pesimis.
Page 8 of 8