JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS PENERIMAAN DAERAH DARI SEKTOR PARIWISATA KOTA SURABAYA TAHUN 2010-2014 Abu Rizal1, Joko Priyono2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Every Local government strives to improve its own regional economy as Own Resource Revenue (PAD). One of the efforts is optimizing the potential economy in the tourism sector. The connection of tourism sector with local revenue is run through sharing tax or non-tax. The successful development of the tourism sector is increasing income in the reception area where tourism becomes the main component by considering some factors that influence it, such as: the number of tourist attractions on offer, the number of tourists visiting both domestic and international, and of course income per capita. And during the last 5 years, there is fluctuate contribution of tourism receipts to Own-resource Revenue (PAD). It should be able to examine the potential and factors that affect local revenues from the tourism sector beside improving facilities that can support the activities of tourists during a visit in a tourist attraction. Quantitative method is used by researcher in type and source the data with secondary observation period 2010-2014. The research variables consist of regional revenue dependent variable (Y), The number of independent variables, Tourism Object (X 1), The number of tourists (X2) and Income Per Capita(X3). Multiple linear regression, t-test, f and the coefficient of determination are used as method of collecting data. Based on the results of multiple linear regression analysis, the results are : Y = -3,342E13 + 3,657E10 166,168.483 X1 + X2 + X3 + e 3,080E9. It also find the value t of tourism amounted to 15.115, the number of tourists amounted to 14.110 andincome percapita amounted to 13.099 t 2.13185 table. As for testing simultaneously or jointly acquired 217.657 F count> F table 216. Thus H0 is rejected and Ha is accepted. The conclusion from this study indicates that the amount of tourism attraction, the number of tourists and the income per capita in partial and simultaneously have positive and significant influence to Own Resource Revenue in Surabaya. While the number of tourists variable X2 is a variable that is the most dominant in the reception area of Surabaya in tourism sector. Keywords: PAD, Surabaya City, Tourism Sector, Tourism Industry Pendahuluan
dengan
Salah satu upaya untuk meningkatkan penerimaan mengoptimalkan
daerah potensi
yaitu
jalur PAD dan bagi hasil pajak/bukan pajak.
dengan
dalam
penerimaan daerah berjalan melalui
Menurut
sektor
Rudy
pariwisata. Keterkaitan industri pariwisata
Tambunan Badrudin
yang
(2001),
dikutip bahwa
oleh
industri
pariwisata yang menjadi sumber PAD adalah
147
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
industri pariwisata milik masyarakat daerah
kepariwisataan
(Community Tourism Development atau CTD).
utamanya dengan memperhatikan juga faktor-
Sedangkan merupakan
pariwisata
industri
itu
jasa
sendiri
yang
faktor
merupakan
komponen
yang mempengaruhinya,
seperti:
memiliki
jumlah obyek wisata yang ditawarkan, jumlah
mekanisme pengaturan yang kompleks karena
wisatawan yang berkunjung baik domestik
mencakup pengaturan pergerakan wisatawan
maupun
dari daerah atau negara asal, ke daerah tujuan
pendapatan perkapita.
wisata, hingga kembali ke negara asalnya yang
pemandu
wisata
(guide),
dan
tentunya
Tabel 1 Jumlah kunjungan wisatawan kota surabaya tahun 2010-2014
melibatkan berbagai komponen seperti biro perjalanan,
internasional,
tour
Tahun
Satuan
Jumlah
artshop,
2010
Orang
7.713.801
moneychanger, transportasi dan yang lainnya.
2011
Orang
9.473.346
2012
Orang
9.884.918
2013
Orang
11.472.211
2014
Orang
16.671.829
operator,akomodasi,
restoran,
Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang beragam, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, hingga beragam khusus.
Menurut
wisata
Salah
minat
Wahab
dalam
bukunya “Tourism Management”
pariwisata
adalah
baru yang
salah satu jenis industri
mampu menghasilkan pertumbuhan
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, (diolah penulis) Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa perkembangan jumlah kunjungan wisatawan di
industri
sebenarnya
2014
akan
pada
penurunan sangat
tahun
2014
pertumbuhan
jumlah 16.671.829 tahun
2013
orang,
mengalami
pertumbuhan, dan menurun
tajam
pada
tahun
2010 dengan
jumlah 7.713.801 orang.
juga dipandang sebagai industri (Salah, 2003).
kepariwisataan,berarti
tahun
mengalami peningkatan.
dengan
namun
seperti
Penginapan dan transportasi secara ekonomis
pengembangan
lima
yang paling realistis terjadi pada tahun
sebagai
kerajinan tangan dan cinderamata.
Keberhasilan
pada
dalam
wisatawan yang berkunjung ke kota Surabaya
sektor yang kompleks, ia juga meliputi industriklasik yang
selalu
Sampai
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
industri
Surabaya
terakhir
ekonomi
yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja,
produktivitas lainnya. Selanjutnya
Kota
Keragaman
sektor
pariwisata
meningkatkan
tersedianya
perannya dalam penerimaan daerah, dimana 148
yang
produk ada
dan
potensi
ditambah
fasilitas
dengan
penunjang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166 pariwisata
yang
memadai
Volume 1, Nomor 2, September 2016
seperti
penginapan, fasilitas
rekreasi, tempat
atraksi
wisata,
merupakan
pariwisata
yang besar dan dapat menjadi
faktor
penunjang
dalam
demikian
dan asset
pengembangan
dapat
mampu
terhadap PAD.
Tujuan Penelitian Berdasarkan
Namun demikian Kota Surabaya selalu untuk
akan
memberikan kontribusi yang cukup besar
industri pariwisata bagi Kota Surabaya.
berupaya
diharapkan
latar
belakang
perumusan masalah yang ada, maka
meningkatkan
dalam penelitian ini
tujuan
adalah: 1.Menganalisis
kepariwisataannya, sebagai contoh pada tahun
pengaruh
2013 sampai sekarang kota Surabaya selalu
daerah dari sektor pariwisata di kota Surabaya.
mengadakan suatu event tahunan
2.Menganalisis
vestival
rujak uleg,
yang di dalamnya
terdapat pameran berbagai dimeriahkan
yaitu
mempengaruhi
faktor-faktor
penerimaan
yang
sektor pariwisata di kota Surabaya.
1200 peserta
Tinjauan pustaka
dengan dandanan yang heboh serta kostum
Ringkasan Penelitian Terdahulu
yang unik dan menarik dalam tampilan atraksi
Nama
joget dengan iringan musik sambil menguleg
Ida Austria na, (2005)
rujak bersama-sama, sehingga akan dapat menarik wisatawan yang datang melihatnya dan secara tidak langsung akan
dapat
mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di Kota Surabaya. Dengan diadakannya event tersebut
membuktikan
bahwa
pemerintah
daerah ingin menjadikan Kota Surabaya sebagai tujuan wisata dan juga ingin menarik wisatawan
nusantara maupun mancanegara.
Sektor pariwisata
merupakan
salah
satu
sektor yang mendapat prioritas utama dalam rangka memperbaiki daerah
serta
kemandirian
dan
struktur
dapat daya
ekonomi
meningkatkan saing,
paling
berpengaruh terhadap penerimaan daerah dari
jenis rujak dan
oleh lebih dari
yang
dan
dengan 149
Judul Analisis Faktor Yang Mempeng aruhi Penerimaa n Daerah Dari Sektor Pariwisata di Jawa Tengah
Variabel
Jenis Hasil Analisi Independe s Regre Dapat n: si disimpulkan jumlah linear bahwa pada wisataw bergan taraf an, da signifikan 5 jumlah persen, kamar jumlah hotel wisatawan, berbinta jumlah kamar ng dan hotel melati, berbintang jumlah dan melati, sarana jumlah sarana angkuta angkutan n, pendapatan pendap perkapita atan berpengaruh perkapit positif a dan terhadap jumlah penerimaan obyek daerah.Sedan wisata. gkan jumlah Depend obyek wisata en : berpengaruh penerim negative aan daerah
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016 1. Kondisi awal suatu daerah; 2. Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Menurut Guritno Mangkosubroto (1997) menyatakan
bahwa
penerimaan
pemerintah
pada
cakupan
umumnya
diperlukan
atau
intensifikasi
untuk
ekstensifikasi penerimaan
Perkembangan
PDRB
dan
PAD;
per kapita
3.
riil; 4.
membiayai
pengeluaran pemerintah. Pada
Pertumbuhan Penduduk; 5. Tingkat Inflasi; 6.
umumnya
penerimaan
Penyesuaian Tarif; 7. Pembangunan baru; 8.
dibedakan
antara
bukan
pajak.
pemerintah
penerimaan
Penerimaan
dapat
pajak
bukan
dan
Sumber Pendapatan Baru; 9.
pajak,
Perubahan
Peraturan
misalnya adalah penerimaan pemerintah yang berasal
dari
pinjaman
pinjaman yang berasal
pemerintah, baik dari
Pengertian Pariwisata
dalam negeri
Pariwisata adalah kegiatan melakukan
maupun pinjaman pemerintah yang berasal
perjalanan
dengan
tujuan
mendapatkan
dari luar negeri.
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004 ayat 1 dan 2
olah raga atau istirahat, menunaikan tugas,
menyatakan bahwa:1.PAD
bersumber dari:
berziarah, dan lain-lain, bukanlah merupakan
A. Pajak daerah; B. Retribusi daerah; C. Hasil
kegiatan yang baru saja dilakukan oleh
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
manusia masa kini. Menurut definisi yang luas
D.
pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat
Lain-lain pendapatan asli daerah sah. 2.
Lain-lain
PAD
sebagaimana
ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan
pada ayat (1) huruf d, meliputi:
perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
A. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
mencari keseimbangan atau keserasian dan
dipisahkan; B. Jasa giro; C. Pendapatan Bunga
kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
D. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah
dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
terhadap
Komisi,
Seseorang dapat melakukan perjalanan dengan
lain sebagai
berbagai cara karena alasan yang berbeda-beda
akibat dari penjualan atau pengadaan barang
pula. Suatu perjalanan dianggap sebagai
dan
perjalanan
dimaksud
mata
potongan,
yang
uang
ataupun
jasa
sah
asing; bentuk
E.
oleh daerah untuk mengetahui
potensi
sumber-sumber
Thamrin
(2001)
dalam
PAD Siti
wisata
bila
memenuhi
tiga
menurut
persyaratan yang diperlukan, yaitu: 1. Harus
Muharomah,
bersifat sementara; 2. Harus bersifat sukarela
2006) ada hal-hal yang perlu diketahui adalah:
(voluntary) dalam arti tidak terjadi paksaan; 3. 150
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan
Obyek Wisata; B. Jumlah Wisatawan; C.
upah ataupun bayaran
Pendapatan Perkapita
Jenis Pariwisata
Permintaan Pariwisata
Walaupun
banyak
wisata
Pariwisata dipandang sebagai suatu jasa
ditentukan menurut motif tujuan perjalanan,
yang sangat disukai (Preferred goods or
menurut James J, Spillane (1987:28-31) dapat
services), karena ia lebih banyak dilakukan
juga
ketika pendapatan meningkat. Di saat banyak
dibedakan
jenis
adanya
beberapa
pariwisata
khusus
sebagai
Pariwisata
untuk
menikmati
(Pleasure Tourism); B.
jenis
berikut:
A.
keluarga
yang
memasuki
kelompok
perjalanan
pendapatan lebih tinggi, maka permintaan
Pariwisata Untuk
untuk berwisata meningkat lebih cepat dari
Rekreasi (Recreation Tourism); C. Pariwisata
pendapatan. Harrison (Lundberg,dkk 1997).
Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism); D. Pariwisata Untuk Olah Raga (Sports Tourism);
Penawaran Pariwisata
E. Pariwisata Untuk Urusan Usaha Dagang
Pengertian penawaran dalam pariwisata
(Business Tourism); F. Pariwisata Untuk
meliputi
Berkonvensi (Convention Tourism)
pelayanan/jasa yang dihasilkan oleh kelompok
Faktor–faktor
yang mempengaruhi
perusahaan
semua
macam
industri
pariwisata
Mata rantai industri pariwisata yang berupa
wisatawan yang datang secara langsung atau
usaha wisata (obyek wisata, souvenir, dan
yang membeli melalui Agen Perjalanan (AP)
Hiburan),
atau Biro Perjalanan Wisata (BPW) sebagai
(travel agent atau pemandu wisata) dapat
baik
sebagai
pemasok,
wisata
ditawarkan
dan
Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata
dan usaha perjalanan
yang
produk
kepada
perantara (Yoeti, 2008).
menjadi sumber penerimaan daerah bagi Kota
Keseimbangan
penawaran
dan
Surabaya yang berupa pajak daerah, retribusi
permintaan dikatakan stasioner dalam arti
daerah, laba BUMD, pajak dan bukan pajak
bahwa sekali harga keseimbangan tercapai,
(Badrudin, 2001).
biasanya cenderung
untuk tetap dan tidak
berubah selama permintaan dan penawaran Berikut
beberapa
mempengaruhi
faktor
penerimaan
yang
dapat
tidak berubah. Dengan perkataan lain, jika
daerah
Kota
tidak ada pergeseran penawaran maupun
Surabaya dari sektor pariwisata: A. Jumlah 151
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
permintaan, tidak ada yang mempengaruhi
penerimaan dari wisatawan mancanegara itu
harga akan mengalami perubahan.
merupakan faktor yang penting agar neraca
Menurut
Spillane
(1987),
penawaran
pembayaran menguntungkan yaitu pemasukan
pariwisata dapat dibagi menjadi: 1. Proses produksi industri pariwisata; 2.
lebih besar dari pengeluaran.
Penyediaan Metode penelitian
lapangan kerja; 3. Penyediaan Infrastruktur; 4.
Desain penelitian yang digunakan adalah
Penawaran jasa keuangan
dengan dokumentasi dan studi kepustakaan dengan mempelajari literatur-literatur yang
Dampak Pariwisata
berhubungan dengan topik dan juga dengan
Pengembangan pariwisata pada dasarnya dapat
membawa
berbagai
manfaat
mengumpulkan
bagi
data yang diperlukan dari
dinas-dinas terkait.
masyarakat di daerah. Seperti diungkapkan oleh Soekadijo (2001), manfaat pariwisata
Tempat dan Waktu
bagi masyarakat lokal, antara lain: pariwisata memungkinkan adanya kontak antara orang-
Sumber data yang digunakan dalam
orang dari bagian-bagian dunia yang paling
penelitian ini berasal dari data yang telah
jauh,
ras,
diolah dan tersedia dari sumber lain. Sumber
kepercayaan, paham, politik, dan tingkat
tersebut antara lain: 1. Dinas Kebudayaan dan
perekonomian. Pariwisata dapat memberikan
Pariwisata Kota Surabaya Jl. Tunjungan No. 1-
tempat
kebudayaan,
3 Lt.II Surabaya; 2. Badan Perencanaan Kota
menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat
Surabaya (Bapeko) Jl. Pacar No.8, Genteng,
mengurangi jumlah pengangguran.
Kota Surabaya; 3.
dengan
bagi
berbagai
bahasa,
pengenalan
Badan Pusat Statistik
Sarana-sarana pariwisata seperti hotel
(BPS) Jawa Timur Jl. Raya Kendangsari
dan perusahaan perjalanan merupakan usaha-
Industri No. 43-44 Surabaya; 4. Badan Pusat
usaha yang padat karya, yang membutuhkan
Statistik (BPS)
jauh lebih banyak tenaga kerja dibandingkan
Yani 152 E Surabaya
Kota Surabaya Jl. Ahmad
dengan usaha lain. Manfaat yang lain adalah pariwisata
menyumbang
kepada
Populasi dan Sampel
neraca
wisatawan
Populasi adalah sekelompok elemen
membelanjakan uang yang diterima di negara
yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
yang dikunjunginya. Maka dengan sendirinya
objek, transaksi atau kejadian dimana kita
pembayaran,
karena
152
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi
ekonomi. Data
objek penelitian. Sedangkan elemen sendiri
adalah
merupakan
wisatawan,
diperlukan
unit
dimana
data
akan dikumpulkan
yang
atau dapat
yang digunakan antara lain
jumlah
obyek wisata,
pendapatan
penerimaan daerah
dianalogikan sebagai unit analisis (Mudrajad,
jumlah
perkapita,
dari sektor
dan
pariwisata
di Kota Surabaya tahun 2010-2014.
2003:103).
Variabel penelitian adalah suatu gejala
Populasi dalam penelitian berdasar data
statistik
ini
adalah
yang bervariasi. Variabel juga dapat diartikan
yang diperoleh dari
sebagai obyek penelitian yang menjadi titik
Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan
sampel
pusat perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, adalah
suatu
1998). Variabel dalam
penelitian ini antara
himpunan bagian (subset) dari unit populasi
lain: 1.
(Mudrajad, 2003:103). Sampel adalah bagian
variables); 2. Variabel Terikat (dependen)
dari populasi yang memiliki karakteristik yang
Dalam penelitisan ini yang menjadi variabel
relatif
bebas adalah sebagai berikut : Jumlah Obyek
sama
dan
dianggap
mewakili
Variabel Bebas
(Independent
populasi. Dalam penelitian ini, menggunakan
Wisata
sampel berdasarkan tahun time series yang
Pendapatan
didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS).
variable terikatnya adalah Penerimaan Daerah
Data yang dipakai
atau
digunakan
(X1), Jumlah Wisatawan (X2) dan Perkapita
(X3).
Sedangkan
Sektor Pariwisata (Y)
dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder
merupakan
data
Jenis Data
yang
diperoleh dari pihak lain, baik dari literatur,
Jenis penlitian dari segi pendekatan
studi pustaka, atau penelitian-penelitian sejenis
dibagi menjadi dua macam yaitu, pendekatan
sebelumnya yang berkaitan dalam penelitian
kuantitatif
ini.
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
pendekatan
kuantitatif
ini diperoleh dari Badan Pusat
dan
pendekatan
kualitatif.
kuantitatif.
Pendekatan
dasarnya
menekankan
pada
Statistik (BPS) kota Surabaya, BPS Jawa
analisisnya pada data-data numerical (angka)
Timur,
Dinas Pariwisata
yang
Badan
Perencanaan
Surabaya
(BAPEKO)
kota
Surabaya,
Pembangunan
diolah
metode
dasarnya, pendekatan
kota
pada
dan literatur-literatur 153
kuantitatif
Pada dilakukan
penelitian inferensial (dalam rangka
pengujian
lainnya seperti buku-buku, dan jurnal-jurnal
statistika.
hipotesis)
dan
menyandarkan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas
Daerah
kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan
Surabaya” adalah antara lain variabel (jumlah
metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi
obyek wisata) yang ditawarkan, variabel
perbedaan
(jumlah
kelompok
atau
signifikansi
Dari
Sektor
wisatawan)
hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar,
kota
Surabaya
2001).
internasional,
Pariwisata Kota
yang berkunjung
baik dan
di
domestik maupun tentunya
variabel
(pendapatan perkapita). Yang dapat dijabarkan Sumber Data Data
yang dipakai
meliputi: 1. Data di
sebagai berikut.
kota
dalam
jumlah
Surabaya
penelitian Obyek
periode
menggunakan data tahunan; 2. Wisatawan
ini
Gambar 1
Wisata
Kerangka Pemikiran
2010–2014, Data jumlah
di kota Surabaya periode 2010–
2014, menggunakan data tahunan; 3. nilai Pendapatan
Perkapita
Data Penerimaan Daerah Sektor Pariwisata
di kota
Surabaya periode 2010–2014, menggunakan data tahunan.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan melakukan Proses Pengolahan Data
survey ke dinas-dinas terkait yaitu Badan Pusat
Statistik
Pusat
Statistik
Kota Surabaya, Jawa
Timur,
Pengolahan data dengan cara editing
Badan
data–data yang didapat dari Badan
Dinas
Pusat
Statistik dan dari dinas-dinas terkait, kemudian
Kebudayaan Pariwisata Kota dan Badan
melakukan tabulasi atas hasil data tersebut,
Perencanaan Pembangunan (BAPEKO) kota
setelah semuanya siap, dilakukan perhitungan
Surabaya.
dengan menggunakan rumus yang dipergunakan.
Kerangka Konseptual / Model Analisis Secara ringkas kerangka konseptual dan variabel-variabel yang digunakan dalam pemikiran penelitian “Analisis Penerimaan 154
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Teknik Pengujian Hipotesis dan Analisis
serempak. Pengujian ini dilakukan dengan
Data
menggunakan derajat signifikansi nilai F. Regresi linier berganda adalah analisis
regresi
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
yang menjelaskan hubungan antara
peubah respon faktor-faktor
R2 menjelaskan seberapa besar peranan
(variabel dependent) dengan yang
mempengaruhi
menjelaskan
lebih
dari
satu
yang
variabel
independen
terhadap
variabel
2
prediktor
dependen, semakin besar R semakin besar
(variabel independent). Tujuan analisis regresi
peranan
linier
dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai
berganda
adalah
untuk
memuat
prediksi/perkiraan nilai Y atas X.
variabel
dalam
menjelaskan
1.
Bentuk persamaan linier berganda adalah sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2X2 +
Gambaran Umum Keadaan administrasi
b3X3 + e
Kota Surabaya Kota
Keterangan : Y = Penerimaan Daerah; a =
Surabaya
sebagai
Ibu
Kota
konstanta; X1, X2, X = variabel bebas; b1, b2,
Propinsi Jawa Timur terletak di wilayah
b3 = koefisien regresi; e = standar error
utara Jawa Timur dan memiliki wilayah pantai dan laut. Kota Surabaya di utara berbatasan
Uji T Statistik
dengan Selat Madura, di timur berbatasan
Pengujian koefisien regresi parsial (Uji T).
dengan
Selat
Madura dan Laut Jawa, di
selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial atau individu terhadap
dan di Barat berbatasan dengan Kabupaten
variabel terikat dengan asumsi variabel yang
Gresik.
lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan
terhubung ke pulau madura oleh jembatan
melihat derajat signifikansi masing–masing
Suramadu.
Sekarang
Kota
Surabaya
telah
variabel bebas. Untuk
mengetahui
apakah
Topografi
semua
Selain menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa
variabel independen yang digunakan dalam bersama–sama
Timur, Kota Surabaya juga dikenal dengan
berpengaruh terhadap variabel dependen perlu
Kota Pahlawan, Kota Perdagangan dan Jasa.
dilakukan pengujian koefisien regresi secara
Kota Surabaya juga menjadi tempat
model
regresi
secara
bisnis
yang utama di Indonesia Timur. Penduduk 155
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
di Surabaya sangat majemuk, ada berbagai
Potensi Pariwisata Kota Surabaya
suku dan agama yang hidup dengan damai
Kota Surabaya yang merupakan salah
diantaranya adalah suku jawa, suku sunda,
satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jawa
suku madura, dan lainnya bahkan warga asing
Timur memiliki daya tarik yang cukup besar,
(ekspatriat).
baik yang bersifat budaya, alam, maupun
Areal sawah dan tegalan terdapat di
buatan.
kawasan barat dan selatan kota. Areal tambak
Jumlah wisatawan di Kota Surabaya
berada dikawasan pesisir timur dan utara.
pada periode 2010-2014 selalu mengalami
Areal untuk kegiatan jasa dan perdagangan
peningkatan, dan peningkatan paling
terkonsentrasi
dikawasan
pada
wisatawan Nusantara adalah
sebagian
areal
yang
tahun
2014
berkembang dikawasan barat dan timur kota.
orang
jumlah
wisatawan
Area untuk kegiatan industri dan pergudangan
Mancanegara juga mengalami
kenaikan
terkonsentrasi di kawasan pesisir utara dan
peningkatan
kawasan selatan kota yang berbatasan dengan
sejumlah 742.084 orang, dibandingkan tahun
wilayah kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Ruang
2013 sejumlah 350.017 orang, dan
jumlah
laut
wisatawan Nusantara yang
rendah
di
Surabaya
pusat
kota dan
perumahan
saat
ini
keberadaanya
terjadi
interinsulir
7.544.997
dikembangkan pula
internasional.
Selain
kegiatan penangkapan
yang terjadi
orang,
15.929.745
Pada tahun 2014
paling
sedangkan
untuk
wisatawan Mancanegara yang paling rendah terjadi
Rungkut
168.804 orang.
sekitarnya).
pada
pada tahun 2010 yang sejumlah
ikan tradisional dan wisata pantai (Kenjeran, dan
sejumlah
sedangkan
dimanfaatkan untuk kegiatan pelayaran baik maupun
yang
tajam
Sementara
pada tahun 2010
yang sejumlah
pemanfaatan ruang wilayah pesisir, meliputi perumahan pesisir (kampung nelayan), tambak
Jumlah Oyek Wisata Kota Surabaya
garam dan ikan, pergudangan militer, industri kapal, pelabuhan dan
Dari segi pariwisata, layaknya kota
wisata. Pada bagian
yang sarat akan sejarah, Surabaya memiliki
pesisir utara saat ini telah dibangun jalan yang
beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi
menghubungkan Kota Surabaya dan Pulau
yang
berhubungan dengan dengan
Madura (Jembatan Suramadu).
masa
lampau.
Ditambah
sejarah
lagi, Surabaya
memiliki keanekaragaman kuliner yang selalu dicari oleh wisatawan yang datang baik 156
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
wisatawan nusantara maupun mancanegara,
progresif. Beberapa faktor yang mendorong
seperti contoh: rujak uleg,rawon, nasi bebek,
perkembangan
tersebut
kupang lontong, lontong balap dan masih
perkembangan
teknologi
banyak lagi.
telekomunikasi yang memudahkan orang dari
Keragaman pariwisata fasilitas
informasi
dan
berbagai belahan dunia untuk mendapatkan
ada ditambah dengan
informasi dengan cepat dan tepat. Kedua,
penunjang
memadai,
pertama,
potensi
produk
yang
adalah
dan
pariwisata
merupakan
modal
perkembangan
yang
dan
kemajuan
teknologi
transportasi yang memberi kemudahan bagi
pariwisata yang
penduduk untuk berpergian dalam waktu yang
merupakan ibukota jawa timur. Pada tahun
singkat. Ketiga, pertumbuhan pasar bebas yang
2013 , jenis obyek wisata alam, buatan,
membuat orang mudah untuk melakukan
religi, sejarah,
ekspansi pasar tanpa batas.
yang
besar
bagi
kota
surabaya
agro, belanja, kuliner
dan
bahari yang ada sebanyak 35 buah, yaitu
Kemudian
yang
keempat,
revolusi
terdiri dari obyek wisata alam sebanyak 4
dibidang teknologi pengolahan yang membuat
buah, obyek wisata buatan
waktu kerja lebih pendek. Kelima, liberalisasi
buah,
obyek
sebanyak 7
wisata religi sebanyak 6
buah, wisata
sejarah
sebanyak
13
industri
buah,
pariwisata.
Keenam,
kemajuan
teknologi liberalisasi keniagaan. Dan yang
obyek wisata agro sebanyak 1 buah, obyek
ketujuh, adanya keterbukaan politik
wisata belanja
1 buah, obyek
memudahkan orang untuk berpergian dan
wisata kuliner sebanyak 2 buah dan obyek
datang ke suatu negara tanpa ada rasa takut
wisata bahari sebanyak 1 buah.
karena
sebanyak
Dengan
iklim
memiliki 35 buah obyek wisata dan didukung
mempengaruhi
oleh
(Parikesit,1997).
fasilitas
akomodasi
dan
dengan
politik
yang
kunjungan
yang
sangat wisatawan
meningkatnya obyek wisata yang ditawarkan, jumlah pengunjung dan pendapatan sektor
Pendapatan Perkapita
pariwisata Kota Surabaya seharunya dapat
Pendapatan perkapita adalah besarnya
lebih ditingkatkan lagi.
pendapatan rata-rata penduduk di suatu Negara atau kota dan merupakan salah satu indikator
Jumlah Wisatawan Pada mengalami
sekarang
yang ini,
perkembangan
pariwisata yang
penting
untuk
mengetahui
kondisi
ekonomi di suatu wilayah dalam periode
sangat
tertentu, dan merupakan 157
pendapatan yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
didapat dari keseluruhan rata-rata penduduk
mengenai pembangunan ekonomi yang telah
suatu
dilakukan dan pertumbuhan
negara/kota
tertentu,
pada
yang
Pendapatan
suatu periode
ditunjukkan
Domestik
dengan
Regional
ekonomi yang
dicapai, namun juga dapat dimanfaatkan
Bruto
sebagai
bahan
evaluasi
dan perencanan
(PDRB) atas dasar harga konstan dan biasa
untuk pembangunan ekonomi yang akan
pengukuran
datang. Analisa terhadap karakteristik tiap
suatu
pendapatan
perkapita
dilakukan per periode atau per tahun. Pendapatan
perkapita
sektor ekonomi akan memberikan informasi
diperoleh dari
yang menunjang arah pembangunan yang
pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
terstruktur dan terpadu.
pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah
Ketersediaan PDRB dari tahun ke tahun
penduduk suatu Negara atau Kota.
dimaksutkan sebagai alat yang cukup andal dalam menyusun perencanaan serta evaluasi
PDRB Per Kapita =PDRB tahun tertentu
pembangunan secara makro. Surabaya sebagai
Jumlah Penduduk tahun
salah
tertentu
ekonomi
Pendapatan perkapita sering digunakan
satu
kota dengan pertumbuhan
yang
ketersediaan
tinggi
juga
statistik
PDRB
sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
berkesinambungan,
pembangunan sebuah
pembangunan akan lebih terarah.
pendapatan
kota, semakin besar
perkapitanya, maka
sehingga
secara
perencanaan
semakin
makmur kota tersebut.
Penerimaan Daerah
PDRB merupakan produk
memerlukan
semua
Menurut Tambunan (1999), industri
barang dan jasa yang dihasilkan
pariwisata yang dapat menjadi sumber PAD
berdasarkan
penilaian
harga-harga pada
suatu acuan
adalah
industri pariwisata milik masyarakat
waktu tertentu, misalnya harga tahun tertentu
(CommunityTourism
dan
CTD).
harga
pasar
pada
saat itu.
berdasarkan
harga
pasar,
Jika
maka disebut
Dengan
penerimaan
jika berdasarkan harga tahun tertentu maka
yang
disebut PDRB atas dasar harga konstan.
pariwisata.
Domestik
Regional
atau
mengembangkan CTD,
pemerintah daerah dapat memperoleh peluang
PDRB atas dasar harga berlaku, sedangkan
Produk
Development
Bruto
(PDRB) tidak hanya memberikan gambaran 158
pajak
dan
beragam retribusi
bersifat legal khususnya di sektor
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016 di jadikan obyek penelitian sebagai variebel
Hasil penelitian dan pembahasan Kota
Surabaya
sendiri
(X2).
mempunyai
Dari pendapatan perkapita kita dapat
pendapatan daerah yang cukup besar, dan pendapatan
ialah
menemukan salah satu indikator yang penting
penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak
untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik
wilayah
daerah, hasil pengeloalaan kekayaan
daerah
ditunjukkan dengan Pendapatan Domestik
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
daerah yang sah dalam
konstan. PDRB atas dasar harga konstan (riil)
Keterkaitan
asli
daerah
sektor
pariwisata.
periode
tertentu,
yang
dapat digunakan untuk menunjukkan laju
penerimaan daerah berjalan melalui jalur PAD
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
dan bagi hasil pajak/bukan pajak. Maka dalam
setiap sektor dari tahun ke tahun, hal ini dapat
penelitian ini Penerimaan Daerah dari sektor
dilihat dari PDRB per kapita atas dasar harga
pariwisata dijadikan variabel (Y).
konstan yang terus mengalami peningkatan.
satu
pariwisata
dalam
dengan
Salah
industri
(PAD)
faktor
yang
Maka
membuat
dalam
penelitian
ini
Pendapatan
seseorang untuk mengunjungi suatu daerah
Perkapita dari sektor pariwisata di jadikan
adalah karena adanya obyek wisata yang
obyek penelitian sebagai variabel (X3).
menarik untuk dikunjungi di daerah tersebut.
Keberhasilan
pengembangan
sektor
Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah,
kepariwisataan, berarti akan meningkatkan
swasta dan masyarakat untuk
perannya
menciptakan
atau membuka obyek-obyek wisata yang
dimana
menarik
komponen
untuk dikunjungi. Oleh karena itu
dalam penerimaan daerah (Y), kepariwisataan
merupakan
utamanya
Jumlah Obyek Wisata juga dijadikan obyek
memperhatikan
penelitian sebagai variabel (X1).
mempengaruhinya, seperti : jumlah obyek wisata
Saat ini hampir setiap kota/Negara
(X1)
juga
dengan
faktor-faktor yang
yang ditawarkan
,
jumlah
berlomba-lomba untuk membangun sektor
wisatawan yang berkunjung baik domestik
kepariwisataannya
maupun
dan
menarik
pasar
pendapatan perkapita (X3).
wisatawan di dunia sebanyak- banyaknya baik Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara, guna
untuk
menyumbang
devisa
internasional (X2), dan tentunya
bagi
negaranya. Sehingga Jumlah Wisatawan juga 159
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Teknik Analisis Data
Tabel 3 Model Summary
Berikut uraian data variabel jumlah
Adjusted
variabel
jumlah
pendapatan
Model
.784 a
menyusun model persamaan regresi linier
menggunakan tabel daftar agar lebih mudah
berganda sebagai berikut:
dianalisis. Berikut dibawah ini uraian data dan
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
variabel yang dianalisis. Pengolahan data
Y = - 3,342E13 + 3,657E10 X1 + 166168,483
dalam proses penelitian ini menggunakan
X2 + 3,080E9 X3 + e
analisis regresi linier berganda, berdasarkan
Dari
data dan dengan menggunakan perhitungan
Pendapatan
bahwa
Perkapita
(X3)
mempunyai
daerah di Kota Suarabaya. a.
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Analisis R square: Dari Tabel 3 di atas dapat dijelaskan
Model Sig.
B e t a
bahwa: Koefisien Determinasi Berganda R
-3.342E13
4.556 E12
3.657E10
7.1 49 E9 13722. 041
.290
15.115
.629
14.110
4.3 39 E8
.306
13.099
3.080E 9
diketahui
pengaruh yang positif terhadap Penerimaan
Tabel 2 Data Koefisien Regresi Linier Berganda
X2 Jumla h Wisat awan
dapat
linier
Wisata (X1), Jumlah Wisatawan (X2), dan
tunjukkan dalam tabel di bawah ini.
166168.483
diatas,
regresi
ketiga variabel bebas yaitu Jumlah Obyek
didapatkan persamaan sebagai berikut yang di
X1 Jumla h Obyek Wisat a
persamaan
berganda
program SPSS 16.0, dari hasil pengolahan
(Constant)
6.679
Dari tabel 2 dapat digunakan untuk
tahun yaitu dari tahun 2010-2014, dengan
1
.764
Wisatawan, X1Jumlah Obyek Wisata
terhadap variabel yang di uji selama lima
Std. Error
Estimate
e
.780
a. Predictors: (Constant), X3 Pendapatan Perkapita, X2 Jumlah
dari data hasil perhitungan yang dianalisa
t
Squar
Square
perkapita
variabel penerimaan daerah dan
B
R
R
1
terhadap
Std. Error of the
R
obyek wisata, variabel jumlah wisatawan dan
-7.334
square sebesar 0,780 atau 78%. Hal ini berarti
.0 8 6 .0 0 2 .0 0 3 .0 0 7
bahwa besarnya pengaruh variabel bebas jumlah
obyek
wisata
(X1),
jumlah
wisatawan(X2), pendapatan perkapita (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel penerimaan daerah adalah sebesar
X3
a. Penda Dependent Variable: Y Penerimaan Daerah
0,780 atau 78%. Sedangkan sisanya sebesar
patan
Perka pita
160
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
22% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini. b. Melakukan uji F (Uji pengaruh simultan)
Daera
h Daera
Tabel 4 Hasil Uji F
Penol
h
Keterangan
Nilai
Sig.
Peneri
F hitung
217.657
0,004
maan
Dari tabel diatas, dapat digunakan untuk pengujian hipotesis dengan langka-langkah sebagai berikut:
216
Dari
1. Merumuskan Hipotesis secara statistik Ho:
gambar
diatas,
217,
maka
dapat
b1,b2 = 0 Dugaan tidak ada pengaruh
diketahui bahwa F hitung terletak pada daerah
signifikan secara bersama-sama variabel bebas
penolakan Ho atau F hitung (217,657) > F
terhadap variabel terikat.
tabel (216) sehingga Ho ditolak dan Ha
Ha: b1,b2 ≠ 0 signifikan
pengaruh
diterima Hal ini didukung pula dengan tingkat
bersama-sama variabel
kesalahan prediksi / meramal sebesar 0,004
Dugaan
secara
ada
yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%.
bebas terhadap variabel terikat. 2.
Dari pengujian diatas maka dapat
F tabel
Nilai F tabel ditentukan sebagai berikut :
diketahui bahwa hipotesis pertama yang telah
Degree of Freedom numerator
diajukan
= df1 = 3
peneliti
terbukti
kebenarannya.
Degree of Freedom denominator = df2 = 1
Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
Tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 Maka
jumlah obyek wisata (X1), jumlah wisatawan
diperoleh nilai F tabel sebesar 2163.
(X2),
Kriteria
pendapatan
perkapita
(X3)
secara
Pengujian, Jika = F hitung > F tabel, maka Ho
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
ditolak dan Ha diterima Jika = F hitung < F
terikat penerimaan daerah Kota Suarabaya,
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Atau
didukung atau terbukti kebenarannya.
Ho diterima jika signifikansi F > 0,05 dan Ho Tabel 5 Hasil Uji “t”
ditolak Atau Ha diterima jika signifikansi F < 0,05
Variabel
3. Kurva daerah penerimaan atau penolakan Ho Gambar 161
t hitung
Sig.
Jumlah obyek wisata (X1) 15,115
0,002
Jumlah wisatwan (X2) 14,110 Pendapatan perkapita (X3) 13,099
0,003 0,007
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016 wisatawan (X2) mempunyai pengaruh yang
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil uji F diketahui nilai F
signifikan terhadap penerimaan daerah di Kota
hitung (217,657) > F tabel (216) dengan
Surabaya.
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,004
Untuk variabel pendapatan perkapita
lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka dengan
(X3) t hitung (13,099) > t tabel (2,13185)
demikian model regresi dapat dipakai untuk
dengan memiliki tingkat kesalahan meramal
memprediksikan penerimaan daerah di Kota
(sign) sebesar 0,007 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
Suarabaya.
lain dapat
dapat di katakan bahwa variabel pendapatan
dikatakan bahwa jumlah obyek wisata (X1),
perkapita (X3) mempunyai pengaruh yang
jumlah
signifikan terhadap penerimaan daerah di Kota
Atau
dengan kata
wisatawan
perkapita
(X2)
(X3)
dan
secara
pendapatan bersama-sama
Surabaya.
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
Dari hasil penelitian dapat diketahui
daerah di Kota Surabaya (Y). Sedangkan
melalui
bahwa variabel jumlah obyek wisata, variabel uji
“t”
dapat
jumlah
wisatawan
maupun
variabel
diketahui variabel independen mana saja yang
pendapatan perkapita mempunyai pengaruh
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
yang
pendapata daerah di Kota Suarabaya untuk
penerimaan daerah di Kota Surabaya.
signifikan
secara
parsial
terhadap
variabel jumlah obyek wisata (X1), t hitung (15,115) > t tabel (2,13185) dengan memiliki
Simpulan
tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar
Berdasarkan hasil penelitian dan
0,002 < 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat
pembahasan yang ada dalam penelitian ini
dikatakan bahwa variabel jumlah obyek wisata
maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
(X1) mempunyai pengaruh yang signifikan
antara lain :
terhadap pendapatan daerah di Kota Surabaya
1. Variabel jumlah obyek wisata berpengaruh
(Y).
positif dan signifikan terhadap penerimaan Untuk
variabel
Wisatawan
daerah sektor pariwisata di Kota Surabaya.
(X2) t hitung (14,110) > t tabel (2,13185)
Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar
dengan memiliki tingkat kesalahan meramal
15,115 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
(sign) sebesar 0,003 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
2,13185 dan nilai probabilitas sebesar 0,002
dapat
lebih kecil dari 0.05 (taraf nyata = 5 persen)
dikatakan
jumlah
bahwa
variabel
jumlah 162
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota
sehingga hipotesis yang menyatakan ada
Surabaya dapat diterima.
pengaruh yang positif dan signifikan antara
4. Berdasarkan
variabel
terhadap
bersama-sama dan dari uji F dapat diketahui
penerimaan daerah sektor pariwisata di Kota
bahwa hipotesis yang diajukan oleh peneliti
Surabaya dapat diterima.
didukung atau terbukti kebenarannya, dengan
2.
jumlah
Variabel
obyek
wisata
secara
simultan atau
wisatawan
kata lain dapat dikatakan bahwa Jumlah Obyek
signifikan
Wisata (X1), Jumlah Wisatawan (X2) dan
terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata
Pendapatan Perkapita (X3), secara simultan
di Kota Surabaya. Hal ini ditunjukan oleh
atau bersama-sama berpengaruh signifikan
nilai t hitung sebesar 14,110 lebih besar dari
terhadap Penerimaan Daerah (Y) di kota
nilai t tabel sebesar 2,13185 dan nilai
Surabaya.
berpengaruh
jumlah
uji
positif
dan
probabilitas sebesar 0,003 lebih kecil dari 0.05
Hal ini terbukti dengan nilai F hitung
(taraf nyata = 5 persen) yang berarti Ho
(217,657) > F tabel (216) dengan memiliki
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis
tingkat signifikan sebesar 0,004 lebih kecil
yang menyatakan ada pengaruh yang positif
dari 0,05 atau 5%.
dan
signifikan
antara
variabel
jumlah
wisatawan terhadap penerimaan daerah sektor
Saran
pariwisata di Kota Surabaya dapat diterima.
Berdasarkan
pengamatan
terhadap
3. Variabel pendapatan perkapita berpengaruh
penerimaan daerah sektor pariwisata di kota
positif dan signifikan terhadap penerimaan
Surabaya, maka dapat disampaikan saran-saran
daerah sektor pariwisata di Kota Surabaya.
sebagai berikut:
Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar
1. Apabila dilihat dari nilai koefisien ketiga
13,099 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
variabel
2,13185 dan nilai probabilitas sebesar 0,007
mempengaruhi perubahan penerimaan daerah
lebih kecil dari 0.05 (taraf nyata = 5 persen)
sektor pariwisata di kota
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
variabel
sehingga hipotesis yang menyatakan ada
sebesar
pengaruh yang positif dan signifikan antara
0,997 maka sifatnya elastis. Hal ini perlu
variabel
diperhatikan oleh pemerintah daerah kota
pendapatan
perkapita
terhadap
tersebut,
jumlah
variabel
yang
Surabaya
wisatawan
dengan
sangat
adalah nilai
Surabaya agar lebih meningkatkan fasilitas dan 163
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016 Badan Perencanaan Kota, 2010, Data PAD kota Surabaya Sektor Pariwisata 20102014, Surabaya. Badan Pusat Statistik, 2015, Data Pendapatan Perkapita kota Surabaya 2010-2014, Jawa Timur. Badrudin, 2001. “Faktot-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, 2010, Data Jumlah kunjungan wisatawan, jumlah obyek wisata di kota Surabaya 2010-2014, Surabaya. Gujarati, Damodar. 2003. Basic Econometrics. Mc Graw Hill, New York. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kunartinah. 2001. “Menggairahkan Bisnis Pariwisata Pada Era Otonomi Daerah”.
perawatan obyek wisata agar lebih baik lagi serta dapat menciptakan atau membuka obyek wisata baru yang memiliki daya tarik untuk didatangi
oleh wisatawan baik nusantara
maupun mancanegara. 2. Sebenarnya Kota Surabaya mempunyai potensi yang besar di sektor pariwisata. Dengan adanya berbagai macam obyek wisata seperti wisata budaya, wisata alam maupun wisata buatan, maka seharusnya kontribusi sector
pariwisata
terhadap
PAD
bisa
ditingkatkan lagi dengan mempertimbangkan faktor pendukung seperti sarana akomodasi (hotel dan pondok wisata), restoran, biro
Gema Stikubank. Edisi 33 No. 01. Kunto, Ari, 1998. Variabel Penelitian. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Kusuma PS, Ika. 2006. “Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Bidang Kepariwisataan (Studi Kasus di Bali)”. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Vol. 1, No. 3September 2006. Lundberg, Arsyad. 1997. Ekonomi Pembangunan. STIE YKPN, Yogyakarta. Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. BPFE, Yogyakarta. Mudrajad, 2003. Populasi dan Sampel. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Parikesit, 1997. Perkembangan Jumlah Wisatawan. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
perjalanan wisata, obyek wisata, daya tarik wisata, lembaga pendidikan pariwisata dan penghambat
industri
pariwisata
seperti
pemantapan trade mark Surabaya sebagai daerah
tujuan
wisata
dan
aksesibilitas
penerbangan langsung dari luar negeri ke kota Surabaya. Daftar pustaka Arison,2008. pengertian pariwisata (http://arison001.blogspot.com/2008/02pe ngertian html). Austriana, Ida. 2005, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata”. Disertasi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Qadarrochman, Nasrul. 2010. Analisis Penerimaan Daerah Dari Sektor Pariwisata di kota semarang dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Skripsi. Universitas Dionegoro. Semarang. Raiutama, 2006, Konsep Pariwisata (Kajian Sosiologi dan Ekonomi)
Azwar,2001. Pengertian Variabel Bebas. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. 164
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
(http://raiutama.blog.friendster.com/2006/ 09/konsep-pariwisata/). Saleh, Samsubar. 2003. Pendapatan Daerah. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Soekadijo. 2001, Dampak Pariwisata, Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Spllane. 1987. Peranan Pariwisata Dalam Pembangunan, Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Susiana. 2003, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata, Kota Surakarta (19852000)”. Disertasi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Tambunan. 2001, Industri Pariwisata, Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Todaro. 2000, Pendapatan Perkapita, Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Yoeti. 2008, Penawaran Pariwisata, Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
165
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 147 - 166
Volume 1, Nomor 2, September 2016
166