PENERAPAN VISUAL EFEK DALAM PEMBUATAN FILM “EVO”
Naskah Publikasi
disusun oleh
Galih Dartri Setyo Nugroho
08.02.7164
Nur Sahid
08.02.7166
Angga Herdika
08.02.7182
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2013
APPLICATION OF VISUAL EFFECTS IN FILMMAKING "EVO" PENERAPAN VISUAL EFEK DALAM PEMBUATAN FILM “EVO”
Galih Dartri Setyo Nugroho Nur Sahid Angga Herdika Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT The background of this filmmaking is the rapid development of technology. This film tells about the cooperation of several people who plan to make a project, they created a teleport tool or super fast transport and can move an object in a single moment. However, when the project they were done, they competing for ownership. With this consideration, the film is very suitable as a introspection media and learning for us. Once the idea is poured into the script and all preparations have been completed, then go to the production phase. The production is an activity to visualize the concept of audio visual script. This activity is the process of shooting based on the script. The shooting adjusted to the concept of this film, where there will be some scenes are refined with visual effects on the post-production process, such as taking pictures with green screen techniques. Post-production is a step in completion or improvement of the results of production activities. In the post-production process, material production going through the process of editing and mixing. Giving and making visual effects done on the editing and mixing. Therefore, the focus of the application of visual effects in the film lies in the post-production stage. Keyword : Story Ideas, Shooting, Editing, Visual Effects.
1. PENDAHULUAN Seiring
dengan
perkembangan
zaman,
perkembangan
teknologi
pun
makin
pesat.
Perkembangan teknologi ini juga merambah bidang multimedia, sehingga semakin menunjang produksi-produksi dibidang tersebut. Industri film merupakan salah satu bidang yang berkaitan erat dengan teknologi. Dewasa ini, industri film hampir di seluruh negara berkembang pesat dengan sentuhan-sentuhan visual efek yang menakjubkan. Penerapan visual efek cenderung didominasi pada saat kegiatan pasca produksi, hal ini lah yang membuat visual efek sedikit berbeda dengan spesial efek yang merupakan istilah yang digunakan untuk efek yang dilakukan pada saat shooting. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penyusun tertarik untuk membahas penerapan dan pembuatan visual efek dalam sebuah produksi film indie.
2. LANDASAN TEORI
2.1.
Definisi dan Jenis Film Film adalah gambar hidup atau juga dikenal dengan movie dan sinema. Sinema berasal dari kata kinematik yang berarti gerak. Sedangkan menurut www.wikipedia.com film merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa yang biasa dikenal sebagai seluloid. Secara harfiah, pengertian film (sinema) yaitu dari kata Cinemathography yang berasal dari bahasa Yunani “Kinema” (gerakan) dan “Graphein” (merekam), sehingga memiliki arti menciptakan/merekan gambar bergerak.
2.1.1. Film Dokumenter (Documentary) Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Film ini tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
2.1.2. Film Cerita Pendek (Short Film) Jenis film ini banyak dihasilkan oleh mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin membuat film dengan baik. Walaupun demikian, ada juga orang yang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi itu kemudian dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
2.1.3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films) Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit, film cerita panjang merupakan film yang banyak di putar di bioskop-bioskop.
2.1.4. Film Indie Indie berasal dari kata independent (berdiri sendiri/bebas), sehingga film indie adalah film yang dibuat tanpa di bawah naungan studio besar maupun badan usaha resmi (PT atau CV) dan dana dari perseorangan atau sekelompok orang.
2.2. Tahapan Dalam Pembuatan Film 2.2.1. Pra Produksi Tahap ini sangat penting karena jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik maka akan meringankan pekerjaan dalam produksi. Proses pra produksi terdiri atas tiga bagian, yaitu pembuatan naskah, penemuan ide dan pembuatan storyboard.
2.2.2. Persiapan Persiapan meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan, dan surat-menyurat. Selain itu juga adanya latihan para artis, pembuatan setting, melengkapi peralatan yang diperlukan.
2.2.3. Produksi Pada prinsipnya, kegiatan produksi merupakan kegiatan memvisualisasikan konsep naskah menjadi bentuk audiovisual, sehingga naskah tersebut dapat dinikmati oleh penonton. Kegiatan produksi adalah seluruh kegiatan peliputan maupun shooting baik di studio, di lapangan, atau penggabungan antara studio dan lapangan.
2.2.4. Transfer Video Proses transfer video (transfering) adalah proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam SD card dari Kamera DSLR menggunakan kabel usb ke dalam komputer untuk selanjutnya diolah menggunakan program aplikasi pengolah video.
2.2.5. Pasca Produksi Pasca produksi merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari hasil kegiatan produksi sampai materi dinyatakan selesai dan siap untuk disiarkan. Di dalam proses pasca produksi, materi hasil dari produksi tadi akan melewati proses editing dan mixing sehingga diperoleh hasil yang layak untuk ditayangkan.
2.3. Konsep Dasar Visual Efek 2.3.1. Definisi dan Pemahaman Visual Efek
Visual Efek merupakan istilah sub-kategori dari Spesial Efek, dimana gambar dan film dimanipulasi di dalam post production (pasca produksi).
2.3.2. Sejarah Perkembangan Visual Efek Efek spesial (termasuk visual efek di dalamnya ) mulai dikembangkan pada tahun 1895. Pada awalnya special effect digunakan dalam dunia sulap dan pertunjukan. Setelah tahun 1895, Lumiere Brothers menemukan sinematografi di Paris, saat itulah efek mulai digunakan pada dunia film.
2.3.3. Fungsi Visual Efek 1. Untuk memvisualisasikan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat biasa, misalnya seperti perjalanan ke luar angkasa. 2. Memanipulasi adegan yang menghabiskan biaya besar, sehingga dapat menghemat biaya. Contohnya adegan infrastruktur atau bangunan yang hancur. 3. Mencegah terjadinya cidera karena peralatan dan adegan yang berbahaya. Seperti dalam adegan kecelakaan yang dapat dimanipulasi dengan efek visual.
2.3.4. Teknik Visual Efek 2.3.4.1. Mechanical Effects Teknik ini lebih mengacu pada penggunaan efek saat pengambilan gambar.
2.3.4.2. Optical Effects Teknik mengacu pada manipulasi gambar setelah syuting selesai yaitu pada saat post production (pasca produksi)
2.4.
Perangkat Yang Digunakan
2.4.1.
Perangkat Keras
1. Kamera DSLR Canon EOS 7D Untuk video recording, kamera ini dapat merekam full HD dengan resolusi video 1920 x 1080.
2. Lensa Canon Untuk lensa kamera digunakan tiga jenis lensa. Pemilihan lensa yang akan digunakan disesuaikan antara tipe masing-masing lensa dengan frame/ukuran gambar yang dibutuhkan.
3. DSLR Rig Shoulder Rig shoulder merupakan alat bantu untuk mengurangi goyangan dan menjadikan hasil shooting lebih smooth, juga bisa untuk melakukan manuver shooting tertentu.
4. Memory Card Sandisk Extreme CF 16 Gb Memory card digunakan untuk menyimpan hasil rekaman pengambilan gambar dari kamera DSLR.
5. External DSLR LCD viewer 7” LCD viewer berfungsi sebagai LCD tambahan yang terpasang pada kamera DSLR untuk memantau objek atau gambar pada kamera.
6. Tripod Excell VT801 Tripod merupakan penyangga kamera yang digunakan untuk mengurangi goncangan pada kamera sehingga hasil gambar tidak kabur.
7. Dolly Track Dolly track yaitu sebuah alat sebagai penyangga tripod kamera dan bergerak di atas rel sehingga kamera dapat digunakan kearah mana saja.
8. Monitor LG Flatron M2341A Monitor ini digunakan sebagai monitor preview yang menampilkan hasil pengambilan gambar. Video dari LCD viewer akan langsung ditampilkan pada monitor preview yang lebih besar, sehingga gambar terlihat lebih jelas
9. Laptop ACER Aspire 3830TG Laptop digunakan dalam proses digitizing pada awal proses editing, yaitu sebagai loader atau piranti untuk memindahkan hasil pengambilan gambar dari memory card ke hardisk. 10. Sound Mixer Yamaha AW4416 Sound mixer digunakan sebagai alat pengendali dari berbagai input suara yang dipilah melalui sejumlah jalur.
11. Clip On Sennheiser Mikrofon khusus yang dipasang pada objek / talent tanpa terlihat, digunakan untuk merekam suara.
12. Boom Mic Sennheiser Mikrofon yang ditempatkan di atas dengan memasangnya pada suatu konstruksi mekanis sehingga kedudukan mikrofon dapat dipanjang-pendekkan dan diputar untuk diarahkan ke seluruh arah yang dikehendaki.
13. Lampu Lighting Redhead dan Blonde Blonde 2000 watt digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas. Redhead 800 watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas.
14. Komputer Komputer merupakan perangkat pendukung yang digunakan saat proses pembuatan visual efek dan kegiatan editing.
2.4.2. Perangkat Lunak 1. Adobe Premiere Pro CS5 Adobe Premiere adalah salah satu software yang popular dan digunakan secara luas dalam pengeditan video. Adanya kesamaan interface Adobe Premiere dengan Adobe PhotoShop dan Adobe After Effect, memberikan kemudahan dalam pemakaiannya.
2. Adobe After Effect CS5 Adobe After Effects adalah program aplikasi berbasis video editing yang diproduksi oleh perusahaan perangkat lunak yaitu Adobe System Incorporated., digunakan untuk film dan pasca produksi pada video.
3. Adobe Photoshop CS5 Adobe Photoshop merupakan program aplikasi komputer pengolah grafis yang saat ini paling populer dan banyak digunakan untuk membuat dan mengolah gambar, membuat halaman web, desktop publishing, dan sebagainya.
3. GAMBARAN UMUM
3.1. Analisis Masalah Film ini dibuat karena kami merasa tertantang untuk ikut andil dalam kemajuan film indie di Indonesia. Kami terinspirasi pada film-film action yang menonjolkan visual efek. Kami membayangkan sebuah alat canggih yang dapat menembus dimensi ruang waktu.
3.2. Pra Produksi 3.2.1. Ide Pokok / Tema Ide pokok cerita dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi yang pesat dan semangat yang menggebu dari anak-anak muda untuk selalu berinovasi dan berkreasi.
3.2.2. Deskripsi Film 1. Judul
: EVO (EVOLUTION)
2. Format
: Short Film / Film Indie
3. Sasaran
: Kalangan remaja, publik film, dan umum. (usia minimal 16 tahun)
4. Durasi
: 20 menit
3.2.3. Sinopsis Masa muda merupakan saat dimana semangat kita untuk berkreasi dan berinovasi sedang berkobar-kobar. Fresh idea yang dihasilkan oleh kaum muda tak pelak nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupan ini. Sayangnya, ide cemerlang dan semangat yang tinggi juga tak bias terhindar dari problematika kehidupan. Sama halnya dengan yang dialami Firman dan kedua sahabatnya. Firman dan Wawan memiliki project pembuatan alat teleport, yang kemudian juga dibantu oleh sepupu Firman, yaitu Andi. Mereka saling bahu-membahu dalam pembuatan alat tersebut., tentunya juga dibantu oleh Vina, yang merupakan kekasih Andi. Mereka yang pada dasarnya telah saling mengenal satu sama lain, melalui pengerjaan project bersama inipun semakin mengeratkan hubungan persahabatan mereka. Namun, entah apa yang terjadi, Firman dan Vina sempat mendapatkan gambaran-gambaran aneh yang terjadi seperti dalam mimpi, seperti sebuah petunjuk tentang sesuatu. Sangat disayangkan, ketika alat tersebut berhasil mereka ciptakan, hal itu justru memicu konflik hebat di antara mereka berempat. Lantas, bagaimanakah nasib persahabatan mereka dan alat canggih ciptaan mereka? Dan siapakah Firman dan Vina yang sebenarnya, mengapa mereka mendapatkan gambaran-gambaran aneh?
4. PEMBAHASAN
4.1. Produksi Setelah semua persiapan baik peralatan, talent, perlengkapan selesai. Selanjunya beralih pada proses eksekusi ide cerita yang telah tertuang dalam skenario. Skenario yang
sudah ada divisualisasikan dalam bentuk audiovisual yang berupa video. Proses eksekusi ini biasanya disebut dengan kegiatan shooting, baik di indoor maupun outdoor.
4.2. Paska Produksi Materi hasil dari produksi tadi akan melewati proses editing dan penambahan multi effect, baik visual maupun sound effect.
4.2.1. Digitizing/Capturing Proses ini merupakan tahap awal dalam kegiatan editing, digitizing adalah proses mentransfer/memasukan hasil pengambilan gambar dari kamera yang telah tersimpan dalam memory card ke komputer. 4.2.2. Logging Proses ini diperlukan untuk mengantisipasi penuhnya kapasitas hardisk, sehingga hasil pengambilan gambar dipilih yang paling baik.
4.2.3. Offline Editing Setelah melalui dua tahapan sebelumnya, hasil pengambilan gambar kemudian ditata dalam Adobe Premiere sesuai dengan skenario dan urutan shot yang telah direncanakan. 1. Buka Adobe Premiere Pro CS5, maka akan muncul kotak dialog welcome. Klik New Project untuk membuat proyek baru.
2. Tekan Browse untuk menempatkan di mana proyek ini akan disimpan. Setelah itu beri nama file proyek tersebut dan klik OK.
3. Setelah itu akan muncul Form New Sequence, pada pilihan available preset pilih DVCPROHD >> 1080p >> DVCPROHD 1080p24. Pilihan tersebut memiliki ukuran frame 1280x1080, frame rate 24fps dan standar sampel audio 48000 khz. Setelah itu beri nama sequence dari proyek tersebut dan klik OK.
4. Setelah masuk pada Adobe Premiere, import file-file video yang telah dipersiapkan dengan klik File >> Import.
5. Pilih dan blok file yang dibutuhkan, kemudian klik Open.
6. Drag file yang akan ditata ke kolom timeline. Untuk memotong video caranya cukup mudah, pertama pilih tool yang bernama Razor Tool pada jendela tool.
4.2.4.Online Editing Pada tahap online editing editor mulai memperhalus dan memperbaiki kualitas hasil offline serta memberikan tambahan beberapa visual efek sesuai dengan kebutuhan cerita.
4.2.4.1. Compositing Teknik compositing yaitu dengan menggabungan dua video atau lebih ke dalam satu frame yang sama. 1. buat Proyek baru dengan cara klik menu File >> New >> kemudian pilih New Project.
2. Kemudian buat beberapa Composition baru, caranya klik menu Composition pada Toolbar lalu klik New Composition. Klasifikasikan composition dalam tiap effect yang ada pada tiap scene untuk mempermudah.
3. Setelah itu akan muncul Composition Setting, beri judul sesuai kebutuhan dan klik OK.
4. Lalu import beberapa file video yang dibutuhkan ke dalam After Effect, klik menu File pada Toolbar lalu klik Import >> File.
5. Selanjutnya pilih file video yang dibutuhkan, klik Open.
6. Setelah proses import selesai, drag video A (Andi in-frame) dan B (Andi outframe) ke timeline, A dan B akan menjadi video utama. Tambahkan lagi video A yang akan dijadikan obyek masking (A1), sehingga video A1 menjadi transisi dari video A ke B.
7. Atur peletakan ketiga video tersebut agar perpotongan gambar tepat sehingga tidak jumping. Untuk memotong video, gunakan Split Layer, klik menu Edit padaToolbar lalu pilih Split Layer atau tekan Ctrl+Shift+D.
8. Lakukan seleksi pada bagian yang dibutuhkan dengan teknik masking, dalam video ini seleksi dilakukan pada tubuh Andi. Gunakan Pen tool pada toolbar.
9. Klik jendela monitor untuk membuat maskingnya. Untuk membuat obyeknya harus klik pada layer untuk membuat titik-titik node. Seleksi dengan hati-hati dan teliti agar hasil seleksi rapi. Klik node yang pertama untuk menggabungkannya.
10. Setelah seleksi selesai, beri efek Liquify pada objek, dengan cara klik Toolbar Effect >> Distort >> Liquify.
11. Lakukan konfigurasi pada liquify dengan klik icon
(Time-Vary Stopwatch) pada
pilihan Distortion Mesh.
12. Setelah muncul Keyframe, atur Time Ruler dengan menggeser ke kanan beberapa frame disesuaikan dengan kebutuhan.
13. Edit objek yang diberi efek sesuai dengan kebutuhan, gunakan Wrap Tool yang terletak pada Effect Control di sebelah kanan jendela project.
14. Selanjutnya tambahkan Adjustment Layer, dengan cara klik menu Layer >> New >> Adjustment Layer.
15. Atur dan sesuaikan panjang time frame yang akan diberi efek, tidak ada patokan mendasar karena penyesuaian panjang disesuaikan dengan kebutuhan efek video tersebut.
16. Beri efek pada adjustment layer tersebut dengan klik menu Effect pada Toolbar >> pilih Video Copilot >> kemudian pilih Twitch.
17. Download footage powder, footage merupakan video dengan background transparan. Footage video digunakan sebagai pemanis visual efek yang telah dibuat. Drag footage dari jendela project ke timeline, lalu sesuaikan dengan visual efek yang sudah dibuat seperti pengaturan opacity, durasi, dan lain-lain.
18. Kemudian klik Play Button pada jendela time control untuk preview hasil visual efek.
4.2.4.2. Color Keying Teknik color keying digunakan untuk menggabungkan dua gambar atau frame, di mana sebuah warna dari satu gambar dihilangkan atau dibuat transparan sehingga objek dari video yang digabungkan akan terlihat.
4.2.4.3. Coloring Proses coloring video dilakukan pada Adobe Premiere Pro dengan tambahan plug-in dari Red Giant, dalam pewarnaan film “Evolution” digunakan dua jenis plug-in keluaran Red Giant yaitu Magic Bullet Looks dan Magic Bullet Mojo.
1. Import file video yang akan di Coloring kedalam Adobe Premiere Pro, caranya pilih File >> Import kemudian pilih file video yang akan di Coloring.
2. Drag video yang telah di Import tadi ke dalam Timeline.
3. Kemudian buka Video Effect yang berada dalam Jendela Effect, pilih Magic Bullet Looks kemudian pilih Looks. kemudian drag Looks kedalam video yang berada pada Timeline.
4. Pilih Looks pada Effect Control, kemudian klik Edit, maka akan muncul jendela baru untuk proses coloring.
5. Arahkan kursor ke bagian kanan pada jendela Coloring, pilih Tools kemudian drag Vignette, Curves, Saturation dan Pop ke bagian bawah, seting empat property tersebut sesuai kebutuhan film. Dalam coloring di film ini property yang sering digunakan adalah Vignette, Curvers, Saturation dan Pop.
4.2.4.4. Mixing Mixing merupakan tahap finishing dalam proses editing, dimana dalam tahap ini video yang sudah tertata rapi sesuai dengan konsep cerita akan dipermanis dengan penambahan ilustrasi musik maupun sound effect sesuai dengan kebutuhan cerita. Ilustrasi musik dan sound effect digunakan untuk mempertegas suasana dan memberi informasi benda, misalnya suara ledakan.
4.2.4.5. Rendering Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses, dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam proses editing akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output yang diinginkan seperti format AVI, MPEG, dll. Render media dengan klik File pada toolbar lalu klik Export >> Media.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan Setelah menyelesaikan pembuatan film dan mengambil topik pembuatan visual efek dan proses penggabungan visual efek tersebut dengan real video dalam film “Evolution”, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan visual effect dilakukan pada tahap online editing dalam paska produksi, dimana video sudah melalui tahap logging (pemilihan dan pemotongan video) dan penataan pada tahap offline editing. 2. Pembuatan visual effect dan penggabungan video menggunakan teknik Digital Compositing, sehingga secara keseluruhan teknik tersebut yang paling banyak diaplikasikan dalam pembuatan visual effect film “Evolution”. 3. Selain itu, juga digunakan teknik color keying untuk pembuatan efek pendukung lainnya seperti efek percikan darah. 4. Dalam teknik Digital Compositing dibutuhkan ketersediaan video yang nantinya akan diolah pada proses online editing, sehingga saat pra produksi dilakukan pendataan video tambahan yang diperlukan dan pengambilan stock shot tambahan tersebut pada saat proses shooting. 5. Pemberian visual effect menggunakan efek yang sudah tersedia di Adobe After Effect dan membutuhkan perangkat pendukung yaitu plug-in yang diperlukan contohnya plug-in Twitch 6. Visual effect baik yang tersedia di After Effect maupun pada plug-in, hanya sebagai alat pendukung sehingga pengaturan dan penyesuaian efek dilakukan secara manual berdasarkan kebutuhan film. 7. Tahap Coloring (pewarnaan) diperlukan untuk menambahkan dan mempertegas kesan dalam film. Pewarnaan video dilakukan di Adobe Premiere dengan tambahan plug-in Magic Bullet.
5.2.
Saran Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Pendataan video tambahan yang diperlukan untuk kebutuhan pembuatan visual effect sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti sehingga seluruh kebutuhan video terpenuhi dan hasilnya pun dapat maksimal. 2. Untuk menghindari terjadinya jumping video, sebaiknya pada saat proses shooting continuity di seluruh aspek benar-benar diperhatikan, baik property maupun gerakan talent (pemain). 3. Sebaiknya perlu dibuat file duplikat (back up), hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan atau hilangnya data karena suatu hal. 4. Demi kelancaran proses editing dan menghindari kerusakan, sebaiknya dilakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) sehingga tidak menghambat kinerja editor.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Fatah S dan Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: Animasi, Sound editing, video editing. Yogyakarta : Penerbit Andi Darwanto, Drs. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser. Jakarta : Erlangga. http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2281053-pengertian-visual-effect/ (Kamis, 20 September 2012) Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta : Homerian Pustaka Undang-undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman Wahana Komputer. 2010. Panduan Praktis Desain Grafis Profesional dengan Adobe Photoshop. Yogyakarta : Penerbit Andi Wijaya, Didik. 2005. Special Effects, History And Techniques. Jawa Barat : Escaeva