e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTUAN MEDIA KARTU HURUF UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK
Ni Putu Melya Sukmadiani 1, Ni Ketut Suarni 2, A. A. Gede Agung 3 1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan BK, 3 Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected] 1,
[email protected] 2,
[email protected] 3 Abstrak Perkembangan bahasa anak kelompok B TK Hindu Udiana Sari Tunjuk sebelum penelitian ditemukan masih sangat rendah yaitu dengan rata-rata sebesar 50,6%. Hal ini diduga karena ketidaktahuan anak pada huruf, dan merangkai huruf menjadi kata. Maka dari itu digunakan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa setelah penerapan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah sebanyak 17 orang anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa dengan media kartu huruf pada siklus I sebesar 69,37% yang berada pada kategori sedang dan pada siklus II sebesar 83,06 % yang berada pada kategori tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan bahasa dengan menggunakan media kartu huruf sebesar 13,69%. Kata-kata kunci: Talking Stick (tongkat bicara), media kartu huruf, perkembangan bahasa. Abstract Language development of children in group B Udiana Sari Hindu TK Appoints before the study found was very low, with an average of 50.6%. This is presumably due to ignorance of the child on letters, and arranging the letters into words. Thus the use of learning models Talking Stick (sticks to speak) that aims to determine the increase in language development after application of learning models Talking Stick (sticks talk) aided the media card letters to children in group B the second semester of academic year 2013/2014 in the Hindu TK Appoints Sari Udiana . This research is an action research conducted in two cycles. Subjects were as many as 17 children. Collecting data in this study carried out by the method of observation. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis. The results of the data analysis showed that an increase in the development of language with the media card letters in the first cycle of 69.37% which is in the medium category and the second cycle was 83.06% which is at the high category. Thus, it can be concluded that an increase in the development of language using letters of the media card 13.69%. Key words: Talking Stick (sticks to speak), media card letters, language development.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini ( early child education / PAUD ) sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, budi pekerti luhur, bermoral, cerdas, ceria terampil dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini ini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga. Perkembangan anak pada tahuntahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar sambil bermain. Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena bermain merupakan dunia anak, dengan bermain anak bisa mengembangkan segala pontensinya, bebas bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaannya serta anak bisa berkreasi sehingga kegiatan menjadi menyenangkan. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan berbantuan media atau alat peraga serta dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara optimal. Implementasi dari UU No. 23 tahun 2002 tentang “perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan diskriminasi”. Dalam hak ini, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadinya, sesuai dengan minat dan bakatnya. PAUD dalam hal ini Taman Kanak-kanak atau TK merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal yang menyediakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar. Pada usia ini merupakan masa peka bagi anak untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tatanan PAUD sebaiknya mengacu pada PP No. 58 tahun 2009 tentang standar PAUD yang di kembangkan dalam setiap tahapan dan
jenjang pendidikan sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanakkanak untuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik dalam jalur pendidikan formal maupun non formal. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 tahun 2009 bahwa “tujuan Pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional kemandirian”. Serta menurut Pane (2008) menyatakan “pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak”. Dari beberapa definisi mengenai PAUD yang dijabarkan di atas sudah menggambarkan dengan jelas betapa pentingnya pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai langkah awal untuk menampak dunia pendidikan. Dalam mengembangkan diri anak didik di PAUD tersebut diperlukan dukungan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana, seperti media atau alat peraga, ruang kelas, ruang bermain, program-program yang memadai serta suasana pendidikan PAUD agar pelayanan pendidikan bagi perserta didik di PAUD yang bersangkutan dapat benar-benar berjalan dengan sebaikbaiknya. Agar anak mencapai perkembangan yang optimal maka media sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) perkembangan anak, dalam hal ini media kartu huruf yang akan digunakan dalam media mengajar sangat diperlukan untuk meningkatkan perkembangan berbahasa anak, karena pada media kartu huruf berisi huruf yang menarik dan berwarna cerah maka dari itu penulis menggunakan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara). Model pembelajaran ini adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) merupakan sebuah model pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan kondisi dan suasana belajar aktif dari siswa karena adanya unsur permainan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan model Talking Stick (tongkat bicara) karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk mempelajari materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat Talking Stick (tongkat bicara) berlangsung. Mengingat dalam Talking Stick (tongkat bicara), hukuman dapat diberlakukan, misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan model Talking Stick (tongkat bicara) murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk permainan. Penerapan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) akan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran dan juga dapat meningkatkan
perkembangan bahasa anak. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di TK Hindu Udiana Sari, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan pada tanggal 1 Maret 2014, ternyata ada beberapa permasalahan yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran di kelas. Permasalahan tersebut meliputi: ketidaktahuan anak pada huruf, dan merangkai huruf menjadi kata. Dalam pengenalan huruf guru hanya memberikan penghapalan huruf tanpa adanya penekanan. Sehingga proses pembelajaran di kelas masih jauh dari tingkat pencapaian perkembangaan. Hal ini terlihat dalam instrument penilaian anak yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata tingkat perkembangan bahasa anak pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 50,6 ℅, yang sesuai dengan penilaian acuan patokan (PAP) maka kemampuan perkembangan bahasa anak berada pada kriteria sangat rendah. (Data terlampir) Dari permasalahan diatas maka dicoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick (Tongkat Bicara) Berbantuan Media Kartu Huruf untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak pada TK Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk”. Model Pembelajaran Talking Stick (Tongkat Bicara) Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini haruslah disesuaikan dengan dunianya, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif megembangkan segala kemampuan dasarnya. Dengan menerapkan konsep bermain sambil belajar, belajar seraya bermain dengan menerapkan model pembelajaran talking stick ditunjukkan untuk mengembangkan secara optimal seluruh aspek pengembangan prilaku dan kemampuan dasar anak khususnya perkembangan bahasa. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar model pembelajaran dapat
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) di terapkan secara efektif. Seperti halnya dengan model pembelajaran talking stick. Menurut Widodo (2009) mengemukakan bahwa “talking stick merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran”. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran. Demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran talking stick merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran dengan memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran cooperative tipe Talking Stick adalah sebagai berikut: kelebihan dari metode ini diantaranya, menguji kesiapan siswa, melatih membaca dan pemahamam lebih cepat, agar lebih giat belajar (belajar terlebih dahulu). Kekurangan metode ini adalah membuat siswa tegang atau senam jantung. Adapun manfaat media yaitu Manfaat media pembelajaran bagi guru, yaitu: memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan, menjelaskan struktur dan urutan pengajaran dengan baik, memberikan kerangka sistematis secara baik, memudahkan guru mengajar dengan materi pembelajaran, membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajikan bahan ajar, membangkitkan rasa percaya diri, meningkatkan kualitas pembelajaran. Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu: meningkatkan motivasi belajar, memberikan dan meningkatkan variasi belajar, memberikan struktur materi pelajaran, memberikan inti informasi pelajaran, merangsang untuk berpikir dan beranalisis, menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, siswa dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan guru. Pengertian media kartu huruf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi
panjang. Sedangkan huruf adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Salah satu contoh bentuk media yang sesuai dengan prinsip pengembangan kemampuan berbahasa anak adalah media kartu huruf. Memainkan kartu dengan menggunakannya dalam fungsi yang lain berarti anak menggunakan kartu-kartu huruf secara simbolik. Kartu huruf dibuat dari karton bekas ukuran kirakira 10x10 cm, kemudian kartu-kartu tersebut ditulis dengan spidol. Kartu huruf ini berisikan tulisan huruf A sampai dengan huruf Z dan sebagainya. Kartu ini terbuat dari bahan kertas dupleks berukuran dengan ukuran huruf 2 cm x 3 cm. Media kartu huruf ini, dapat digunakan pada anak berumur 5 sampai 6 tahun. Tujuan penggunaan media kartu huruf ini, adalah agar anak mengenal simbol-simbol huruf secara jelas. Kartu huruf berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan berbahsa anak, khususnya penguasaan kosa kata. Dalam artian ketika anak harus mengenal huruf, proses pelaksanaan pemahaman konsep huruf vocal dan huruf konsonan tersebut akan lebih mudah dengan menggunakan media kartu huruf. Jadi pengertian media kartu huruf adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang berisikan huruf-huruf yang digunakan untuk media pembelajaran. Manfaat dari penggunaan media kartu huruf yaitu: menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama, menyebutkan kembali kata-kata yang baru didengar, menghubungkan gambar benda dengan kata, menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkan. Adapun kelebihan dari kartu huruf yaitu: mudah dibawa ke mana-mana, praktis dalam membuat dan menggunakannya, sehingga kapan pun anak didik bisa belajar dengan baik menggunakan media ini, gampang diingat karena kartu ini menarik dan berwarna, menyenangkan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam permainan. Perkembangan bahasa anak merupakan kemampuan yang sangat penting untuk berkomunikasi terutama bagi
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mereka yang sudah masuk ke lingkungan pendidikan prasekolah khususnya taman kanak-kanak. Perkembangan bahasa untuk anak taman kanak-kanak berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini no. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Lingkup perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan berbahasa secara reseptif, terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat, mengerti beberapa perintah, mengulang kalimat yang lebih kompleks, dan memahami aturan dalam suatu permainan. Bentuk indikator untuk lingkup perkembangan ini bisa dalam bentuk tindakan, hasil karya, tulisan, dan lain sebagainya, sebagai ciri anak memahami dan mampu menerima bahasa. Lingkup perkembangan kedua yaitu kemampuan mengungkapkan bahasa. Kemampuan ini termasuk dalam kemampuan bahasa ekspresif. Kemampuan ini bisa muncul dalam bentuk kemampuan berbicara dan menulis. Pencapaian perkembangan kemampuan ini yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan), memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. Pencampaian perkembangan ini dapat muncul dalam berbagai indikator. Lingkup pengembangan ketiga yaitu keaksaraan, kemampuan baca-tulis permulaan. Kemampuan ini termasuk kemampuan menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitar, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan
bentuk huruf, membaca nama sendiri, dan menuliskan nama sendiri. Bromley (1992) menyebutkan “empat macam bentuk bahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca, menulis. Anak menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai cara. Menurut Piaget, pada anak pra sekolah umur 2-7 tahun penerapan dan metode pengajaran disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini diantaranya: berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak, konsep belajar sambil bermain, penyajian yang aktif, kreatif dan menyenangkan dengan memanfaatkan tema dan pengembangan karakter sehingga terbentuk sumber daya manusia yang mampu berkompetitif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak bertujuan untuk menambah kosa kata untuk menyampaikan maksud, tujuan, maupun pemikirannya kepada orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa anak melalui Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick (Tongkat Bicara) berbantuan media kartu huruf pada anak TK kelompok B di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada semester II bulan Maret sampai April tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada kelompok B di TK Hindu Udiana Sari, Ds. Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Penentuan waktunya disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk. Subjek penelitian ini adalah anak TK Hindu Udiana Sari Tunjuk tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang dengan 3 orang anak laki-laki dan 14 orang anak perempuan. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan anak dalam perkembangan bahasa melalui media kartu huruf untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak pada TK kelompok B semester II tahun ajaran 2013/2014 di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrom Action
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Research (CAR), menurut Agung (2010:2) “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”. PTK merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru sehari-hari dilapangan atau kelas sehingga merupakan hal yang mereka kenal dan hayati dengan baik. Singkatnya, PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan sebagai refleksi pengajaran dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada saat ini. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengacu pada teori yang dikemukakan Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (Kasbolah, 1998:113). Dalam model PTK ini ada empat tahapan pada satu siklus penelitian. Keempat tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Jadi dapat disimpulkan PTK merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan di dalam kelas untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan tindakantindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Dalam penelitian ini direncanakan suatu tindakan yang terbagi menjadi dua siklus. Adapun tindakan yang direncanakan pada tiap siklus adalah sebagai berikut. Siklus I dilaksanakan selama selama empat kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengobservasi/ mengevaluasi hasil belajar dan memberikan penilaian perkembangan bahasa anak. Tema yang digunakan pada siklus I adalah tema binatang. Rencana Siklus I adalah tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki meningkatkan atau melakukan perubahan perkembangan bahasa anak sebagai solusi. Berdasarkan hasil refleksi awal, dapat dirumuskan beberapa hal yang perlu direncanakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Menyusun rencana program pengajaran untuk satu semester (RKS) dalam perkembangan bahasa anak melalui media kartu huruf, menyusun program pengajaran mingguan (RKM), menyusun program harian (rkh), menyiapkan lembar
kerja anak dan majalah, mempersiapkan program yang akan diberikan guru kepada anak, menyiapkan format penilaian, mempersiapkan media pembelajaran yaitu kartu huruf yang digunakan untuk membantu siswa untuk meningkatkan perkembangan bahasa, menentukan jadwal kegiatan. Pelaksanaan Tindakan siklus I. Tindakan adalah apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pada tahap ini dilaksanakan pembelajaran yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam empat pertemuan sebagai berikut: Pertemuan 1, kegiatan awal melompat meniru gerakan kelinci, sedangkan kegiatan inti membahas tentang jenis-jenis binatang yang mempunyai huruf awal sama, mengerjakan maze, dan pada kegiatan akhir melakukan tanya jawab tentang perbuatan yang baik serta menyanyi lagu kelinciku. Pertemuan 2, kegiatan awal meniru gerakan kodok yang melompat, kegiatan inti bercerita tentang binatang yang berkaki empat, menyebutkan urutan bilangan 1-10, bermain dengan kartu huruf menyebutkan huruf vokal dan konsonan, dan kegiatan akhir menyanyi lagu kodok. Peremuan 3, kegiatan awal melakukan gerakan senam sehat ceria, kegiatan inti mengerjakan maze binatang berkaki empat, mewarnai gambar kucing, menghubungkan gambar binatang dengan kata, dan kegiatan akhir membaca gambar kucingku belang. Observasi/evaluasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan anak di dalam kelas dalam perkembangan bahasa melalui media kartu huruf diantaranya partisipasi dan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajara, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, proses pelaksanaan kegiatan perkembangan bahasa dalam menggunakan media kartu huruf. Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi, perbaikan terhadap rencana awal. Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah merenungkan kembali tentang rencana dan pelaksanaan yang dilakukan berdasarkan analisis data dari pelaksanaan yang mengacu pada kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kemudian barulah ditentukan tindakan yang akan direncanakan selanjutnya dengan pemantapan tindakan atau revisi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikanperbaikan terhadap rencana dan pelaksanaan program tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar penyusunan rancangan rencana program tindakan selanjutnya. Refleksi ini dapat menentukan dibuka atau tidaknya siklus selanjutnya. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode observasi. Metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu (Agung, 2012:61). Untuk mendapatkan data yang diinginkan maka disusunlah kisi-kisi instrumen penelitian untuk memudahkan dalam proses penelitian. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian penggunaan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak. Dalam penelitian ini, penelitilah yang menjadi instrumen utama yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Disamping peneliti sebagai instrumen utama, penelitian ini juga akan
menggunakan instrumen bantu berupa lembar panduan observasi dan foto. Untuk mendapatkan data yang diinginkan maka disusunlah kisi-kisi instrumen penelitian untuk memudahkan dalam proses penelitian. Berikut kisi-kisi instrumen penelitian penerapan model Talking Stick dengan media kartu huruf untuk meningkatkan perkembangan bahasa. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua metode analisis data yaitu, metode analisis statistik deskriptif, dan metode deskriptif kuantitatif. Data perkembangan bahasa menggunakan metode analisis statistik dekskriptif, metode analisis statistik deskriptif merupakan “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumusrumus statistik deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi untuk menggambarkan suatu objek/variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2010:8). Setelah data yang diperlukan terkumpul dan dilanjutkan dengan analisis data dan menganalisis data digunakan metode deskripsi Kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan denganjalan menyusun secara sistematis dalam bentuk huruf dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung,2010:8). Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya kemampuan bahasa anak setelah diterapkan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima sebagai berikut :
Tabel 1. Pedoman PAP Skala Lima Persentase(%) 90 – 100 80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54 Sumber (Agung, 2012:16)
Kriteria Perkembangan Bahasa Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir sesuai dengan langkahlangkah penelitian tindakan ini pada bab III dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi hasil belajar dan memberikan penilaian perkembangan bahasa anak kelompok B yang berjumlah 17 orang. Siklus I, pertemuan satu sampai tiga menerangkan RKH (lampiran). Sedangkan siklus II untuk pertemuan pertama sampai tiga menerangkan RKH (lampiran), dan diadakan evaluasi penilaian setelah pembelajaran pada siklus II (lampiran). Data yang dikumpulkan adalah mengenai Hasil Observasi anak terhadap perkembangan bahasa dengan media kartu huruf. Selanjutnya data yang telah didapat tersebut dianalisis dengan menggunakan model-model yang diterapkan sebelumnya. Hasil analisisnya dipaparkan sebagai berikut. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu mulai awal bulan Maret sampai April tahun 2014. Hasil dan Analisis Data Penelitian Siklus I Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengevaluasi hasil belajar danmemberikan penilaian perkembangan bahasa anak kelompok B yang berjumlah 17 orang. Data Hasil Observasi Perkembangan Bahasa pada Siklus I Data hasil observasi perkembangan bahasa anak disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi, berdasarkan menghitung Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima Dari tabel distribusi frekuensi Hasil Observasi perkembangan pada perkembangan bahasa melalui media kartu huruf pada anak kelompok B TK Hindu Udiana Sari Tunjuk Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus I dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut.
Gambar I. Kurve Poligon Siklus I Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo= Me > M (12 = 12 > 11,1), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data kemampuan perkembangan bahasa pada siklus I merupakan kurve juling negatif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan kemampuan bahasa cenderung tinggi. Sesuai dengan refleksi yang ditemukan di siklus I maka penelitian boleh dilanjutkan pada siklus II. Siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dan pada akhir pembelajaran langsung mengobservasi/mengevaluasi hasil belajar dan memberikan penilaian perkembangan bahasa anak. Beberapa perubahan akan dilakukan pada siklus II mulai dari perencanaan pembelajaran atau penyusunan RKH. Dari tabel distribusi frekuensi hasil belajar perkembangan bahasa melalui media kartu huruf pada anak kelompok B TK Hindu Udiana Sari Tunjuk Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II dapat digambarkan menjadi grafik polygon sebagai berikut :
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) melalui media kartu huruf yang menarik dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebabkan oleh rasa tertarik anak pada kegiatan dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru . Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut ini berarti bahwa dengan penerapan model pembelajarn Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak pada kelompok B semester I di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk, dan oleh karenanya strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.
Gambar 2. Kurve Poligon Siklus 2 Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo= Me > M (14 = 14 > 13,29), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data perkembangan bahasa pada siklus II merupakan kurve juling negatif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan kemampuan bahasa cenderung tinggi. Penyajian hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf ternyata dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistk deskriptif dan analisis deskritif kuantitatif diperoleh angka rata-rata perkembangan bahasa anak melalui media kartu huruf pada anak kelompok B semester II di TKHindu Udiana Sari Tunjuk pada siklus I sebesar 69,37% dan angka rata-rata perkembangan bahasa anak pada kelompok B di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk pada siklus II sebesar 83,06% ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 69,37% (sedang) menjadi 83,06% (tinggi). Terjadinya peningkatan perkembangan bahasa anak pada saat penerapan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara)
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bahwa penerapan model pembelajaran Talking Stick (tongkat bicara) berbantuan media kartu huruf dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Hindu Udiana Sari Tunjuk. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan perkembangan bahasa anak pada siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian perkembangan bahasa sebesar 69,37% menjadi sebesar 83,06% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. (Teori dan Analisis Data dalam PTK) Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. -------,
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.
Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional RI, 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI. Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Silabus TK. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas. Dhieni, Nurdiani. 2007. Pengembangan Bahasa. Universitas Terbuka
Metode Jakarta:
Eli Tohanan Tua Pane. (2008). PAUD Menyiapkan Masa Depan Anak. [online]. Tersedia:http://www.waspada.co.id/in deks. PAUD Menyiapkan Masa Depan Anak (21 Juni 2008) Rachmad Widodo. 2009. Model Pembelajaran Talking Stick. (online). http.://www.wordpress.com. 30 Desember 2012 :21: 39 Ramlannarie. 2010. Pendidikan Penilaian Unjuk Kerja. Tersedia pada http://ramlannarie.wordpress.com/20 10/05/12/penilaian-unjuk-kerja/. (diakses tanggal 6 April 2014) Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 1991. Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Yusuf. 2003. Pembelajaran Kooperatif. Tersedia padahttp://www.damandiri.or.id/file/y usufuns bab2.pdf (diakses tanggal 10 Maret 2011)