e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN METODE BERMAIN BERBANTUAN MEDIA DADU HURUF UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA Ni Wayan Eka Suniantari1, Ketut Pudjawan2, Putu Rahayu Ujianti3 1
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini 2 Jurusan Teknologi Pendidikan 3 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja setelah diterapkan metode bermain berbantuan media dadu huruf. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 14 orang anak TK Widya Kumara Singaraja pada kelompok B1 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang perkembangan bahasa dikumpulkan menggunakan metode observasi dengan instrumen berupa lembar format observasi. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 setelah diterapkan metode bermain berbantuan media dadu huruf pada siklus I sebesar 71% yang berada pada katagori sedang kemudian pada siklus II menjadi 83% tergolong pada katagori tinggi. Jadi terjadi peningkatan perkembangan bahasa anak setelah diterapkan metode bermain berbantuan media dadu huruf sebesar 12%. Kata-kata kunci: Metode Bermain, Media Dadu Huruf, Perkembangan Bahasa Abstract This research is aimed to know the language development of students’ to the B1 class in the Second Semester in the Academic Year 2013/2014 at Widya Kumara Kindergarten Singaraja by applying playing method using alphabet dice media. This research was a classroom action research which was conducted in two cycles. The subjects of the study are 14 kindergarten students in class B1 in the second semester in the academic year of 2013/2014. The data was collected by using observation method. The instrument used was in form of observation form. The data collected were analyzed by using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive. Results of the data analysis showed that the average score of language development of B1 group increased after implementing playing method with assist of alphabet dice media from 71% in the first cycle in which it is categorized as moderate category into 83 % in the second cycle in which it is categoried as high category. In conclusion, there is an increase of language development after implementing playing method aided by alphabet dice media that is 12%. It is categorized as relatively high category. Keywords : playing method, alphabet dice, language development
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki. Terutama hal tersebut dikembangkan sejak dini. Undang-undang No. 20 tahun 2003 (dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009) tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Usia dini merupakan usia peletak dasar perkembangan anak atau bisa disebut dengan masa keemasan (golden age) yaitu masa sedang pesat-pesatnya perkembangan anak sekaligus merupakan masa yang kritis dalam tahapan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak terutama perkembangan bahasa pada anak. Perkembangan bahasa pada anak perlu mendapatkan perhatian yang lebih, karena bahasa merupakan pusat dari perkembangan aspek-aspek perkembangan anak yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang dilakukan secara lisan, tulisan maupun perbuatan (Dhieni, dkk, 2008:9.1). Perkembangan bahasa sudah dimulai sejak dari masa bayi yaitu tangisan bayi pada saat dilahirkan. Seperti yang dikemukakan oleh Chomsky dan Mcneill (dalam Suarni, 2009:82) anak-anak sejak mula sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang bahasanya. Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik secara lisan maupun tulisan atau isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbolsimbol. Bahasa terdiri dari kumpulan katakata yang digunakan oleh orang beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagai variasi dan mengkombinasikannya.
Lerner (dalam Mutiah, 2010:165) menyatakan bahwa dasar utama perkembangan bahasa adalah melalui pengalaman-pengalaman berkomunikasi yang kaya. Pengalaman-pengalaman yang kaya itu akan menunjang faktor-faktor bahasa antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Proses anak memahami, menghubungkan, dan mengutarakan pengetahuannya dalam bentuk bahasa yang mudah dipamahi, semuanya akan menentukan perkembangan bahasanya. Kemampuan berbicara dan kemampuan membaca merupakan kemampuan actual yang dapat diukur dan termasuk ke dalam perkembangan bahasa. Suarni (2009:101) menyatakan bahwa tugas dalam belajar bicara pada awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya penguasaan kosakata, menguasai kata-kata dan menggabungkannya menjadi kalimat. Adapun tugas dalam belajar berbicara pada awal masa kanak-kanak tersebut menurut Suarni (2009:101) adalah sebagai berikut: pengucapan kata: anak-anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi seperti huruf mati, misalnya: z, w, g, d, dan s dan kombinasi huruf mati, misalnya: st, str, dr, dan fl; menambah kosakata: kosakata anak meningkat pesat karena ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru, dan membentuk kalimat: anak usia 23 tahun biasanya sudah mulai menyusun kalimat yang terdiri dari 3 dan 4 kata walau biasanya tidak lengkap dan usia di atas 3 tahun anak biasanya membentuk kalimat yang terdiri dari 6 sampai 8 suku kata. Kemudian pada usia 4,5-6 tahun merupakan usia yang ideal untuk mengajarkan membaca. Kegiatan membaca sangat terkait dengan pancaindra. Mutiah (2010:166) menyatakan bahwa pada dasarnya, membaca adalah penerjemahan simbol-simbol dan suarasuara ke dalam makna. Belajar membaca pada anak usia dini harus dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dengan pengenalan suara-suara huruf-huruf terlebih dahulu, kemudian mengenal yang melambangkan huruf-huruf tersebut, dan mengenal
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) bagaimana huruf-huruf tersebut dituliskan. Belajar secara bertahap akan mempersiapkan pikiran anak, mata dan tangannya untuk pertualangan yang menyenangkan dalam mengenal huruf. Melalui tahapan yang benar, maka diharapkan akan memudahkan anak dalam belajar membaca. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di TK Widya Kumara Singaraja salah satu masalah yang ditemukan adalah tingkat perkembangan bahasa anak masih tergolong rendah, dimana dari 16 orang peserta didik 14 orang diantaranya mendapatkan nilai kurang memuaskan (*,**). Hambatan yang sering ditemui guru dalam kegiatan pembelajaran dalam mengembangkan perkembangan bahasa pada anak adalah anak kurang fokus dan tidak dapat menirukan dengan benar dalam proses kegiatan pembelajaran serta kurangnya media pendukung dari kegiatan pembelajaran tersebut. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal maka diperlukan metode atau model pembelajaran yang didukung dengan media yang melengkapinya. Para guru khususnya guru TK sudah sangat memungkinkan untuk mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik, yang membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berfikir kritis, kreatif, responsive dalam suasana yang menyenangkan serta berorientasi pada kebutuhan anak, terpusat kepada anak dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Metode dalam konteks pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegitan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik, akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan standar keberhasilan yang tertera di dalam suatu tujuan. Metode berasal dari kata “methodos”. Secara etimologis “methodos” berasal dari akar kata “metha dan hodos”. Metha artinya dilalui dan hodos berarti jalan. Metode ialah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Agung, 2012:1). Kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir (Djamarah, dkk, 2002:53). Winarno (dalam Tuti Seminar, 2012:10) menyatakan bahwa karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kekurangan maka guru menggunakan metode yang bervariasKompetensi guru sangat diperlukan dalam pemilihan dan penggunaan metode yang tepat sesuai dengan situasi yang mendukungnya dengan kondisi psikologis anak didik. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu jalan atau cara yang digunakan untuk mempermudah mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Berikut jenisjenis metode yang terdapat dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah sebagai berikut: metode bermain, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode Tanya jawab, metode mengucapkan syair, metode percobaan/eksperimen, metode berbicara, metode karyawisata, dan metode dramatisasi (Sujiono, 2007:7.5). Berdasarkan jenis-jenis metode tersebut di atas metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan bahasa pada anak adalah metode bermain. Proses kegiatan pembelajaran dengan metode bermain mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Metode bermain adalah metode yang dapat memotivasi anak, menggugah rasa ingin tahu anak, dan mengembangkan imajinasi anak. Menurut Piaget (dalam Solehuddin, dkk, 2008:5.9) menekankan bahwa bermain sebagai alat utama bagi anak untuk belajar. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup (Masitoh, 2007:9.4). Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini, sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan aktivitas bermain. Anak selalu mempunyai keinginan untuk bermain. Lewat bermain anak akan mengalami rasa bahagia.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Rasa bahagia itulah yang menyebabkan syaraf/neuron di otak anak dengan lebih cepat saling berkoneksi untuk membentuk suatu memori baru. Melalui bermain itulah anak dengan mudah belajar sesuatu. Menurut Solehuddin, 1996 (dalam Masitoh, dkk, 2007:9.3) pada intinya, bermain dapat dipandang sebagai suatu kegiatan yang bersifat volunter, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan fleksibel. Bermain merupakan seluruh aktivitasaktivitas yang memberikan kesenangan bagi anak, fleksibel dan merupakan suatu cerminan pertumbuhan anak dalam membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan kepribadian anak, mengendalikan diri anak dan memahami dunia anak. Bermain merupakan suatu aktivitas yang melekat pada dunia anak. Bermain adalah kodrat anak. Bermain dapat memiliki makna yang sangat penting bagi proses pertumbuhan anak. Bermain dan permainan memiliki arti dan fungsi tersendiri bagi anak. Bermain merupakan wadah bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensi-potensi yang dimiliki oleh anak sedangkan permainan adalah sarana untuk mengukur kemampuan dan potensi-potensi dari anak tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Mutiah (2010:137) bahwa permainan meningkatkan kemungkinan bahwa anakanak akan berbicara dan berinteraksi dengan satu sama yang lain. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat bahwa bermain merupakan seluruh aktivitas-aktivitas yang memberikan kesenangan bagi anak, fleksibel dan merupakan suatu cerminan pertumbuhan anak dalam membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan kepribadian anak, mengendalikan diri anak dan memahami dunia anak. Berdasarkan beberapa uraian teori tentang metode dan bermain di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain merupakan suatu cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang memberikan kesenangan bagi anak dalam melakukan kegiatan yang diarahkan oleh guru. Metode bermain ini dapat mengembangkan kepribadian anak,
mengendalikan diri anak, dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasikan diri anak. Pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program belajar mengajar di TK merupakan suatu syarat yang mutlak yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Menurut Moeslihatoen (dalam Sujiono, 2007:7.7) “bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar”. Selain penerapan metode yang tepat juga diperlukan media pendukung yang melengkapi metode tersebut sebagai penunjang proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Media memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti antara, perantara atau pengantar, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Gagne (dalam Dhieni, dkk, 2008:10.3) bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Briggs (dalam Zaman, dkk, 2008:4.5) menyatakan bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran, seperti buku, film, video, slide. Sedangkan menurut NEA (National Education Association) (dalam Zaman, dkk, 2008:4.5) bahwa media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah berbagai jenis sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kepada penerima pesan yang berupa sarana fisik baik media cetak maupun audiovisual yang bertujuan untuk memotivasi anak, merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak dalam kegiatan pembelajaran. Media diharapkan dapat memotivasi anak, merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan perkembangan bahasa pada anak adalah media dadu huruf. Media dadu huruf dapat diterapkan dalam
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) kegiatan anak-anak yang aman dan menarik. Permainan dadu huruf merupakan media pembelajaran yang pada umumnya berbentuk kubus yang dibuat dari kertas karton dengan besar sesuai keinginan, pada setiap sisi kubus ditempel lambang huruf vokal dan konsonan. Dadu huruf yang berisi dengan huruf-huruf yang berbeda pada setiap sisinya dirancang sebagai media pembelajaran dalam rangka meningkatkan perkembangan bahasa. Permainan dadu huruf dapat melatih kemampuan anak dalam mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan, mengingat dan menyebutkan huruf apa yang keluar dari lemparan dadu dan kelancaran dalam berbicara. Dadu huruf yang dirancang dibagi menjadi 2 (dua) jenis dadu, yaitu 1 (satu) dadu yang sisinya berisi huruf vokal dan yang satunya lagi disetiap sisinya berisi huruf konsonan. Adapun langkah-langkah dari permainan dadu huruf adalah permainan dadu huruf merupakan permainan perorangan, dengan jumlah pemain 2-4 orang dalam sekali jalan permainan, alat yang diperlukan dalam permainan dadu huruf adalah dadu yang setiap sisinya berisi huruf yang berbeda-beda, dan cara bermainnya sangat sederhana, cukup melambungkan dadu kemudian menyebutkan huruf apa yang muncul. Namun sebelum memulai permainan hendaknya guru mengenalkan terlebih dahulu tentang dadu huruf tersebut. Guru memberikan apersepsi sekilas tentang dadu tersebut, seperti dadu sama dengan kubus yang memiliki enam buah sisi, perlihatkan atau tunjuk setiap sisi dari dadu tersebut. Kemudian terangkan disetiap sisi dadu tersebut berisi huruf yang berbedabeda. Langkah petama anak diajak menyebutkan semua huruf yang ada di setiap sisi dadu tersebut kemudian secara bergiliran anak mengambil dan melambungkan dadu ke atas, kemudian anak ditugaskan untuk mengamati dan menyebutkan huruf apakah yang muncul atau huruf apa yang berada pada sisi atas dadu. Setelah anak menjawab dengan benar maka anak ditanyakan bagaimana bentuk dari huruf tersebut dan bagaimana
suara atau bunyi dari huruf tersebut. Kemudian anak ditanyakan kembali kata apa yang kiranya diawali dengan huruf tersebut, misalnya huruf c kata yang diawali huruf c adalah cicak, cuci, capung. Hal tersebut dilakukan secara bergantian dengan anak memiliki kesempatan 1 (satu) kali melambungkan dadu. Permainan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga anak aktif dalam pembelajaran dan mampu mengingat atau menghafal lambang huruf vokal dan konsonan. Meningkatkan perkembangan bahasa pada anak dengan menggunakan metode bermain berbantuan media dadu huruf akan mampu merangsang anak agar menumbuhkan kemampuan berpikirnya, kemampuan mengingatnya, lebih memusatkan perhatiannya, mampu mengembangkan keterampilan sosial anak seperti bersosialisasi dengan orang lain, dan mengurangi kecemasan pada anak karena bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi anak. Melalui metode bermain berbantuan media dadu huruf ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada kemampuan bicara dan kemampuan membaca pada anak. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dilaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa setelah diterapkannya metode bermain berbantuan media dadu huruf pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja. METODE Penelitian ini dilaksanakan di TK Widya Kumara Singaraja pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 terhadap anak kelompok B1. Subjek penelitian ini adalah 14 orang anak. Objek penelitian adalah penerapan metode bermain berbantuan media dadu huruf untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 TK Widya Kumara Singaraja. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Agung (2012:24) menyatakan bahwa PTK merupakan penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), terbatas, segera, dan hasilnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) program pembelajaran yang sedang berjalan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yang dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut, menyamakan persepsi dengan metode dan media yang akan digunakan, menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai sebagai media dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan instrument penilaian, dan menentukan langkahlangkah pelaksanaan tindakan antara lain menjelaskan pokok bahasan yang akan dibahas atau diajarkan yang sesuai dengan matrik. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan apa yang dirancang pada rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dirancang. Langkah-langkahnya yaitu Kegiatan pembukaan diawali dengan kegiatan pembiasaan seperti baris-berbaris, berdoa, bernyanyi, kegiatan fisik seperti memanjat permainan globe, kegiatan inti berisi kegiatan yang menjadi pokok dalam kegiatan pembelajaran yang diawali dengan apersepsi tentang tema pembelajaran yang akan diberikan pada hari tersebut. Kemudian dari kegiatan anak tersebut akan mendapatkan hasil berupa bintang-bintang, dan Kegiatan penutup ini membahas tentang apa yang sudah dilakukan sebelumnya dalam pembelajaran di kelas atau merupakan evaluasi dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan kemudian ditutup dengan berdoa pulang. Tahap pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah dengan mengamati kegiatan saat yang dilaksanakan kemudian melakukan penilaian terhadap hasil perkembangan anak. Tahap yang terakhir adalah tahap refleksi yang dilakukan adalah mengkaji dan mempertimbangkan dampak implementasi rancangan tindakan yang telah diberikan apakah ada atau tidaknya peningkatan perkembangan bahasa dengan berbantuan media dadu huruf.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode observasi. Metode observasi dalam kaitannya dengan penelitian adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang objek tertentu (Agung, 2012:61). Observasi dilakukan bersamaan dengan waktu tindakan sedang dilaksanakan pada masing-masing siklus dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap kegiatan peneliti dan siswa dalam menerapkan metode bermain berbantuan media dadu huruf. Setiap kegiatan yang diobservasikan dikategorikan ke dalam kualitas yang sesuai yaitu perlu latihan dan bimbingan atau belum berkembang dengan tanda bintang satu (*), mulai berkembang dengan tanda bintang dua (**), dan berkembang sesuai harapan dengan tanda bintang tiga (***), serta berkembang sangat baik dengan tanda bintang empat (****) yang berpedoman pada Permendiknas 58 Tahun 2009. Berdasarkan pedoman obserpasi yang terdapat pada Permendiknas no 58 penelitian ini mengambil 4 (empat) indikator yang digunakan berkaitan dengan perkembangan bahasa anak terutama pada kemampuan bicara dan membaca. Berikut ini adalah indikator yang terdapat pada instrumen penelitian penerapan metode bermain berbantuan media dadu huruf yaitu, 1) Mampu menyebutkan simbolsimbol huruf vokal dan konsonan yang dikenal di lingkungan sekitar, 2) Mampu menyebutkan kata-kata yang mempunyai huruf awal yang sama, misal: bola, buku, baju, dan lain-lain, 3) Mampu menyebutkan nama-nama benda yang suara huruf awalnya sama, dan 4) Mampu membedakan kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama (misal: kaki-kali) dan suku kata akhir yang sama (misal: sama-nama), dll. Data yang didapat pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Statistik Deskriptif dan Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif. Metode Analisis Statistik Deskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) deskriptif seperti frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi, untuk mengambarkan suatu objek/variabel tertentu, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Sedangkan Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67).
Pada metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam 1) tabel distribusi frekuensi, 2) menghitung modus, 3) menghitung median, 4) menghitung angka rata-rata (mean), dan 5) menyajikan ke dalam grafik polygon. Sedangkan Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya perkembangan bahasa yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Tabel 1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Peningkatan Perkembangan Bahasa Persentase 90-100 80-89 65-79 55-64 0-54
Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 TK Widya Kumara Singaraja. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP skala lima tentang tingkat perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 setelah diterapkan metode bermain berbantuan media dadu huruf. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Widya Kumara Singaraja dengan jumlah anak 14 orang. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2014. Data perkembangan bahasa pada siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung modus, menghitung median, menghitung angka rata-rata (mean), menyajikan ke dalam grafik polygon, dan membandingkan ratarata atau mean dengan model PAP skala lima. Hasil observasi yang dilakukan pada saat penerapan metode bermain
Perkembangan Bahasa Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (Agung, 2010:12)
berbantuan media dadu huruf dengan menggunakan 4 (empat) indikator dan masing-masing indikator muncul dalam pembelajaran yang akan diberi skor, yakni 4 untuk kategori perkembangan anak berkembang sangat baik, 3 untuk berkembang sesuai harapan, 2 untuk mulai berkembang dan skor 1 untuk kategori anak belum berkembang. Mendapatkan gambaran yang jelas mengenai frekuensi perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja pada siklus I disajikan pada gambar 1.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
5 4 3 2 1 0 9
10
12
13
14
Mo = 10 Md = 11 M = 11,36 Gambar 1 Grafik Perkembangan Bahasa pada Siklus I Berdasarkan perhitungan dan grafik di atas terlihat bahwa Mo<Md<M (10<11<11,36), yang menunjukkan kurve juling positif sehingga dapat disimpulkan bahwa skor perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja pada siklus I cenderung rendah. Berdasarkan rata-rata persentase, nilai M%=71% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, M% berada pada tingkat penguasaan 65-79% yang berarti bahwa perkembangan bahasa pada anak di siklus I masih berada pada kriteria sedang. Pada penelitian siklus I yang telah terlaksana ditemukan kendala-kendala yang dihadapi yakni, pada awal pertemuan anak masih terlihat bingung dan belum beradaptasi dengan media yang diterapkan. Anak belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan media dadu huruf yang berisikan huruf di setiap sisinya. Ada juga beberapa anak yang bermain-main melempar dadu huruf tersebut padahal belum gilirannya untuk menggelindingkan dadunya dan beberapa siswa terlihat kurang aktif dalam melaksanakan kegiatan, dan masih ada anak yang tidak fokus dalam bermain permainan dadu huruf. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah mengadakan pendekatan terhadap anak dengan memberikan penjelasan kembali bagaimana cara memainkan dadu tersebut kemudian memberikan contoh secara langsung dan lebih memperhatikan dan membimbing anak agar dapat memainkan permainan dadu huruf tersebut secara
bergantian dengan bantuan dari guru kelas, sehingga anak dapat terbiasa untuk bermain permainan dadu huruf dengan baik. Anak diberikan reward atau penguat berupa bintang pada anak yang mau mengikuti kegiatan dengan baik dan mengenal huruf-huruf dalam dadu tersebut. Nilai yang berupa bintang diberikan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Siklus II dilakukan sama seperti pada tahap-tahap di siklus I. Data perkembangan bahasa pada siklus II juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung modus, menghitung median, menghitung angka rata-rata (mean), menyajikan ke dalam grafik polygon, dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima, yang disajikan pada gambar 2. 5 4 3 2 1 0 10
11
12
13
14
16
M = 13,28 Md = 13,50 Mo = 16 Gambar 2 Grafik Perkembangan Bahasa pada Siklus II Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat bahwa Mo>Md>M (16>13,50>13,28), yang menunjukkan kurve juling negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa skor perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Widya Kumara Singaraja pada siklus II cenderung tinggi. Berdasarkan rata-rata persentase, nilai M%=83% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, M% berada pada tingkat penguasaan 80-89% yang berarti bahwa perkembangan bahasa pada anak di siklus II berada pada kriteria tinggi.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I. Melalui proses perbaikan kegiatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II telah tampak adanya peningkatan perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II di TK Widya Kumara Singaraja. Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah (1) secara umum dalam proses kegiatan pembelajaran telah terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih kondusif, sehingga perkembangan bahasa pada anak meningkat sesuai dengan harapan, (2) Anak menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (3) peran guru sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan anak apabila ada hal yang belum dipahami mengenai kegiatan yang sedang dilaksanakan. Proses kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode bermain berbantuan media dadu huruf sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persen (M%) perkembangan bahasa pada anak dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak disiklus I sebesar 71% yang berada pada kategori sedang dan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak di siklus II sebesar 83% yang berada pada kategori tinggi. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 12% yang berada pada kategori tinggi. Terjadinya peningkatan perkembangan bahasa pada anak, dalam penelitian tindakan kelas ini, tidak lepas dari peranan metode. Metode bermain pada hakekatnya dapat dapat memberikan kesenangan bagi anak dalam melakukan kegiatan yang diarahkan oleh guru. Metode bermain ini dapat mengembangkan kepribadian anak, mengendalikan diri anak, dan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasikan diri anak.
Pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program belajar mengajar di TK merupakan suatu syarat yang mutlak yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Menurut Moeslihatoen (dalam Sujiono, 2007:7.7) “bagi anak TK belajar adalah bermain dan bermain sambil belajar”. Penerapan metode bermain dilakukan dalam beberapa kegiatan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak. Melalui kegiatan bermain dadu huruf dapat merangsang anak dalam mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan, suara dari huruf-huruf tersebut dan memperluas kosa kata yang dimiliki oleh anak, sehingga perkembangan bahasa pada anak berkembang sesuai harapan. Berdasarkan hasil penelitian dan uraian di atas dengan penerapan media dadu huruf dapat membantu pelaksanaan dari metode bermain secara efektif sehingga dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B1 semester II di TK Widya Kumara Singaraja walaupun peningkatannya baru sampai kriteria tinggi karena adanya keterbatasan waktu baik dari pihak sekolah maupun peneliti, sehingga sehubungan dengan hal tersebut maka disarankan kepada peneliti lain untuk melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini hingga mencapai kriteri sangat tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain berbantuan media dadu huruf dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak di TK Widya Kumara Singaraja, yaitu sebesar 12%. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak di siklus I sebesar 71% yang tergolong pada kriteria sedang menjadi 83% pada siklus II, yang berada pada kriteria tinggi. Sesuai dengan hasil tersebut, maka adapun beberapa hal yang disarankan, yaitu 1) Kepada kepala sekolah hendaknya memiliki pengetahuan tentang pengembangan metode dan media belajar
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) dalam menerapkan kegiatan pembelajaran di TK dan dapat mengambil suatu kebijakan yang tepat dalam upaya pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru, 2) Guru hendaknya lebih aktif, kreatif dalam pengelolaan kelas agar tercipta suasana yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan perkembangan anak yang belum dapat dijangkau dalam penelitian ini karena terbatasnya waktu yang ada, dan 3) Peneliti dan mahasiswa lain hendaknya dapat melakukan suatu penelitian lebih lanjut tentang metode bermain berbantuan media dadu huruf untuk dapat meningkatkan kriteria tinggi menjadi sangat tinggi. DAFTAR RUJUKAN Agung, A. A. Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disajikan dalam Workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha, Singaraja 27 September 2010. -------.
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.Dhieni, Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Unversitas Terbuka.
Dhieni,
Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Djamarah, S.B dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masitoh, dkk. 2007. Staregi Pembelajaran TK. Cetakan ke-7. Jakarta: Universitas Terbuka. Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Solehuddin, M, dkk. 2008. Pembaharuan Pendidikan TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Suarni,
Ni Ketut. 2009. Psikologi Perkembangan 1. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Tuti Seminar, Made. 2012. Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Sederhana untuk Meningkatkan Kreativitas Menganyam dan Perkembangan Kognitif Anak TK Widya Sesana Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng pada Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Undiksha. Zaman, Badru, dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.