e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENERAPAN METODE MIND MAP BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK KELOMPOK B2 Ni Wayan Arik Nuryanti1, I Nyoman Wirya2, Nice Maylani Asril3 123
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara melalui penerapan metode mind map berbantuan media gambar pada anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud tahun pelajaran 2013/2014. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 15 orang anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare. Data yang sudah dikumpulkan menggunakan metode observasi dan instrumen penilaian yaitu lembar observasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode mind map berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare sudah berjalan efektif. Hal ini dilihat dari adanya peningkatan perkembangan anak pada siklus I adalah sebesar 65,00% yang berada pada kategori sedang sedangkan pada siklus II sebesar 86,00% yang berada pada kategori tinggi. Peningkatan perkembangan bahasa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 21,00 %. Kata Kunci : Metode mind map, media gambar, perkembangan bahasa.
Abstract This research was aimed at finding out the improvement of language skill development, through the implementation of mind map method helped by the use of pictures toward the student of group B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud academic year 2013/2014. This study belong to classroom action research which was done in two classes. Each cycle consists of some steps namely, plan, action, evaluation, and reflection. The subject of this study was fiveteen students from B2 group in Sarin Rare Mas Ubud academic years 2013/2014. The date had been collected through observation and evaluation instrument. Observation sheet was analyzed using descriptive statistic analysis technique and descriptive quantitative analysis technique. The result of analysis showed that the implementation of mind map method helped by the use of picture to improve the language skill development, effectively improved the language skill development toward the students of group B2 Sarin Rare had worked effectively. It can be seen from the improvement of the language skill development reached until 65,00% in intermediate level in the first cycle, mean while in the second cycle 86,00% of the students reached the advance level. The language skill development improved 21,00% from the first cycle to the second cycle. Key Words: mind map methode, picture, language development
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan setiap manusia. Kebutuhan pokok tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta kesehatan jasmani dan rohani sehingga mampu menjadi manusia seutuhnya. Menurut Noorlaila (2010:13) menyatakan bahwa secara lebih sederhana pendidikan dapat dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam mengembangkan manusia. Menurut National Association for The Education of Young Children (dalam Aisyah, 2007:1.3) menyatakan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK dan SD. PAUD diartikan sebagai salah satu pendidikan jalur formal dan non formal yang sangat penting dan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kreatif. PAUD dikatakan penting karena sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, cerdas, budi pekerti, dan terampil. Salah satu perkembangan di P?AUD adalah perkembangan bahasa. Bahasa sangatlah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak karena didalam setiap aktifitas anak sehari-hari akan menggunakan bahasa. Anak memiliki kemampuan untuk menirukan bahasa orang tua yang dilakukan dengan dua cara yaitu secara spontan dan melalui penugasan dari orang dewasa untuk meniru bahasa tersebut. Penerapan metode mind map akan membantu anak memperoleh aspirasi untuk berimajinasi, bereksplorasi, menemukan hal-hal yang baru, mengekspresikan perasaan dan berkreasi yang bisa memberikan rasa senang terhadap anak. Bahasa dapat dimaknai sebagai sistem komunikasi antar manusia. Bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Mengingat besarnya peranan bahasa bagi
kehidupan anak, maka perlu dikembangkan pada anak sejak usia dini. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan peneliti di PAUD Sarin Rare Mas Ubud pada kelompok B2 semester II pada tanggal 2 sampai dengan 6 Desember 2013. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi yaitu pada saat kegiatan bercerita ke depan kelas, anak mengalami kesulitan dalam berbicara dan berbahasa Indonesia yang baik. Anak juga masih mengalami kesulitan saat disuruh bercerita ke depan kelas tanpa menggunakan media. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menghambat perkembangan bahasa pada anak di usia selanjutnya. Hal ini dilihat dari hasil belajar anak kelompok B2 yang menunjukkan bahwa 9 anak yang mendapat bintang satu (*) dan 6 orang anak yang mendapat bintang dua (**). Data hasil belajar anak tersebut menunjukkan belum ada anak yang mencapai nilai terbaik yaitu bintang tiga (***) dan bintang empat (****). Cara untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diidentifikasi penyebab terjadinya masalah.Penyebab permasalahan diatas karena kurangnya anak dilatih untuk berbicara kedepan kelas, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, dan belum maksimal dalam pemanfaatan media pembelajaran. Solusi dari permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan metode mind map berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa. Menurut (Agung, 2011:1) “Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Berdasarkan dari pengertian para ahli diatas, maka pengertian metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Pendidikan di PAUD mempunyai banyak metode yang dapat digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran salah satunya adalah metode mind map. Buzan (2005:4) menyatakan bahwa mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Buzan (2003:71) menyatakan bahwa mind map merupakan ekspresi alamiah dari cara kerja otak bayi anda, dan bahkan semua otak manusia. Menurut Buzan (2003:71) menyatakan bahwa mind map merupakan ekspresi alamiah dari cara kerja otak bayi anda, dan bahkan semua otak manusia. Dunia kehidupan anak usia dini penuh dengan suka cita maka dari itu kegiatan membuat mind map dilakukan secara sederhana dapat memberikan perasaan gembira, mengasikan, dan membuat anak merasa mendapatkan pengetahuan yang baru. Selain itu, Menurut Femi (2013:viii) menyatakan bahwa mind map merupakan salah satu cara menyeimbangkan kedua belahan otak, kiri dan kanan. Kegiatan membuat mind map secara sederhana dengan berbantuan media gambar ini bersifat unik dan menarik, menggetarkan perasaan dan memotivasi anak untuk lebih kreatif. Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode mind map atau metode peta pikiran adalah sebagai suatu cara atau ekspresi alamiah dalam menempatkan dan menggali informasi untuk mendapatkan ide baru yang dapat menyeimbangkan belahan otak kiri dan otak kanan. Tujuan dari mind map menurut Buzan (2005:12) menyatakan bahwa tujuan mind map adalah untuk membantu anda belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang anda inginkan, dan mengelompokannya dengan cara yang alami, memberi anda akses yang mudah dan langsung (ingatan yang sempurna) kepada apapun yang anda inginkan. Selain itu, Menurut DePorter.,Hernacki (2008:154) menyatakan bahwa “peta pikiran sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal”. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan tujuan dari metode mind map adalah untuk membantu belajar, menyusun, dan menyimpan informasi dan mengelompokannya dengan cara yang alami, untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal yang inginkan.
Penerapan metode mind map tidak hanya mempunyai tujuan tetapi juga mempunyai manfaat yang sangat penting untuk perkembangan anak. Menurut DePorter & Hernacki (1992:172) menyatakan beberapa “manfaat dari mind map adalah fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan”. Menurut DePorter & Hernacki ( terjemahan Abdurahman, 1992:172) menyatakan beberapa “manfaat dari mind map adalah fleksibel, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, dan menyenangkan”. Manfaat metode mind map dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan Manfaat metode mind map yaitu dapat membantu anak untuk berkonsentrasi ( memusatkan perhatian), meningkatkan kecerdasan visual, melatih kemampuan berfikir kritis, melatih inisiatif, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kecepatan berfikir, melatih koordinasi gerakan tangan dan mata, mendapatkan kesenangan, dan membantu menggunakan kedua belahan otak. Menurut Buzan (2007:10) menyatakan bahwa lima langkah dalam pembuatan metode mind map yaitu sebagai berikut. Langkah pertama, pergunakanlah selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa pulpen warna, pastikanlah kertas tersebut diletakkan menyamping; langkah kedua, buatlah sebuah gambar yang merangkum subjek utamamu ditengah-tengah kertas, gambar itu melambangkan topik utama; langkah ketiga, buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar ditengah kertas, masing-masing untuk setiap ide utama yang ada mengenai subjekmu. Cabang-cabang utama tersebut melambangkan sub topik utamamu; langkah keempat, berilah nama pada setiap ide diatas dan, bila kamu mau, buatlah gambar-gambar kecil mengenai masingmasing ide tersebut. Hal ini menggunakan kedua sisi otak. Setiap kata dalam mind map akan digarisbawahi.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Hal ini karena kata-kata merupakan kata-kata kunci, dan pemberian garis bawah, seperti pada catatan biasa, menunjukkan tingkat kepentingannya; dan langkah kelima, dari setiap ide yang ada, kamu bisa menarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabangcabang pohon. Tambahkan buah pikiranmu ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada. Menurut DePorter & Hernacki (2008:156) menyatakan langkah-langkah penerapan metode mind map yaitu, tulis gagasan utamanya ditengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain, tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama, tuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk detail, tambahkan simbol-simbol dan ilustrasiilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik. Kesimpulan dari pendapat para ahli mengenai langkah-langkah penerapan metode mind map yaitu, langkah pertama, menerapkan tema yang dipilih untuk subjek utama dalam pembuatan mind map; langkah kedua, merancang bahan dan media gambar yang diperlukan; langkah ketiga, memberi contoh dalam membuat mind map; langkah keempat, tanya jawab tentang cara membuat mind map; langkah kelima, mengatur tempat duduk, anak mulai untuk membuat mind map sederhana sesuai dengan kreasinya dengan memilih gambar yang diinginkan lalu menempelkan pada garis-garis lengkung penghubung ke subjek utama; langkah keenam, anak menceritakan mind map yang dibuatnya, tanya jawab tentang mind map yang sudah diceritakan oleh anak dengan menggunakan pola 5 W dan 1 H (what, why, when, who, where, dan how atau apa, mengapa, kapan, bagaimana, dimana dan siapa) agar anak berani mengungkapkan imajinasi; langkah ketujuh, anak menceritakan kembali isi mind map yang dibuatnya secara sederhana. Menurut Sadiman (2009:29) menyatakan bahwa media gambar atau media foto adalah media yang paling umum dipakai. Menurut Hamalik (dalam Parwati,
2013:4) yang menyatakan bahwa “media gambar adalah salah satu alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan”. Menurut Arsyad (dalam Parwati, 2013:4) menyatakan “media gambar adalah media yang digunakan untuk membawa pesan dengan suatu tujuan”. Kesimpulan dari pengertian media gambar adalah suatu alat yang paling umum dipakai dan digunakan untuk membawa pesan dengan suatu tujuan. Fungsi media gambar menurut Hamalik ( dalam Parwati, 2013:4) yaitu, fungsi pertama, fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengalaman positif pada pendidikan; fungsi kedua, fungsi social; artinya memberi informasi yang autentik dan memberikan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang; fungsi ketiga, fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal; fungsi keempat, fungsi politis; artinya berpengaruh pada politik pembangunan; fungsi kelima, fungsi seni budaya dan telekomunikasi; artinya yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern. Menurut Malini (2013:4), fungsi media gambar adalah sebagai Fungsi edukatif artinya memberikan pengaruh positif kepada pendidik, fungsi ekonomi artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal, fungsi sosial artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada orang lain, fungsi seni budaya dan komunikasi artinya yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi yang modern. Kesimpulan dari fungsi media gambar adalah sebagai fungsi edukatif, fungsi ekonomi, fungsi sosial, fungsi politik, fungsi seni budaya dan komunikasi. Adapun kelebihan dan kelemahan media gambar. Kelebihan media gambar menurut Parwati (2013:4), menyatakan bahwa kelebihan dari media gambar selain kesederhanaannya, mudah didapat, maupun dibuat namun sangat bermanfaat.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Kelemahan media gambar menurut menyatakan kelemahan gambar media misalnya menggunakan gambar yang terlalu kecil dan tidak merata cara memperlihatkan gambar tersebut, sehingga siswa menjadi gaduh karena ingin mendekat dan melihat gambar yang tidak bisa diamati dari tempat duduk masingmasing. Jadi, kelebihan media gambar adalah sangat mudah didapat, bersifat kongkret, dapat menjelaskan suatu masalah, murah dan sangat bermanfaat sedangkan kelemahan media gambar adalah sebagai media yang hanya menekankan persepsi indera mata dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif. Perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbahasa berbicara anak akan meningkat jika melalui proses perkembangan atau pengembangan bahasa yang baik pula. Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi suara menjadi berekspresi dengan berkomunikasi. Menurut teori Vygotsky &Wolfolk (dalam Susanto, 2011:73) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berfikir. Badudu (dalam Gunarti, 2008:1.35) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Kesimpulan pengertian bahasa yaitu bahasa merupakan salah satu sistem atau sarana yang mengutarakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk menghasilkan ide dan bertanya yang dapat dilakukan melalui interaksi dengan guru atau anak lainnya. Menurut Permendiknas 58 Tahun 2009 menyatakan ruang lingkup dalam pengembangan bahasa adalah menerima bahasa dan mengungkapkan bahasa. Penelitian ini lebih menekankan pada ruang lingkup mengungkapakan bahasa yaitu kemampuan berbicara. Menurut Tarigan (dalam Siswanti, 2013: 2) menyatakan berbicara adalah kemampuan
Sudjana & Rivai (dalam Parwati, 2013:4) mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Menurut Nurjamal (dalam Susanti, 2012:2) menyatakan kemampuan berbicara adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran, peraasaan secara lisan kepada orang lain, atau pendengar dengan benar, akurat, dan lengkap, sehingga orang lain atau pendengar tersebut paham betul dengan apa yang kita sampaikan. Pengertian kemampuan berbicara disimpulkan sebagai kemampuan seseorang dalam menyatakan gagasan, pikiran dan perasaan kepada orang lain secara benar, akurat, dan lengkap. Perkembangan bahasa pada anak usia dini akan mudah berkembang bagi anak ketika guru memilih metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di PAUD. Metode yang tepat digunakan di PAUD adalah metode mind map. Menurut Buzan (2007:4) mind map merupakan cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. Pelaksanaan metode mind map dalam kegiatan pembelajaran di PAUD tentunya membutuhkan bantuan media. Media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena media sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran. Media yang dapat digunakan di PAUD adalah media gambar. Menurut Bruner (Suyanto., Susanto, 2011:76) menyatakan bahwa anak belajar dari konkret melalui tiga tahapan, yaitu enactive, iconic, dan symbolic. Penggunaan media gambar dapat membantu anak memahami konsep secara konkret. Gambar yang dilihat oleh anak akan dapat menerjemahkan konsep abstrak. Menurut Tarigan (dalam Siswanti, 2013: 2) menyatakan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Metode mind akan memetakan pikiran anak ketika menceritakan gambar, proses ini akan membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak terutama dalam kemampuan berbicara.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Penerapan metode mind map dengan bantuan media gambar dapat menjadi alternatif pemecahan masalah di PAUD Sarin Rare Mas Ubud. Permasalahan anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud yaitu anak sulit untuk berbicara di depan kelas. Hasil observasi menunjukkan penyebab permasalahan ini adalah kurangnya anak dilatih untuk berbicara kedepan kelas, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, dan belum maksimal dalam pemanfaatan media pembelajaran. Hal ini menyebabkan perkembangan berbahasa anak masih kurang khususnya pada kemampuan berbicara. Apabila penerapan metode mind map berbantuan media gambar dapat dilaksanakan dengan baik, maka perkembangan berbahasa khususnya berbicara anak cenderung meningkat. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa yang dihasilkan setelah penerapan metode mind map berbantuan media gambar pada anak kelompok B semester II PAUD Sarin Rare Mas Ubud tahun pelajaran 2013/2014. Hipotesis dari penelitian ini adalah Jika penerapan metode mind map berbantuan media gambar dapat diterapkan dengan efektif dan efisien maka perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 Semester II tahun pelajaran 2013/2014 di PAUD Sarin Rare Mas Ubud akan meningkat. METODE Subjek penelitian adalah anak-anak kelompok B2 semester II di PAUD Sarin Rare Mas Ubud tahun pelajaran 2013/2014. Kelompok B2 terdiri dari 15 orang anak. Anak laki–laki berjumlah 10 orang dan anak perempuan berjumlah 5 orang. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut Wardhani (2007:1.3) yang menyatakan bahwa Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang dilakukan dikelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat. Menurut Suyanto 1997 (dalam Masnur Muslich, 2012:9) menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Menurut Kanca, (2006:94) menyatakan bahwa PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih profesional. Kesimpulan pengertian PTK adalah penelitian yang bersifat refleksi yang dilakukan dalam kelas untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam kelas tersebut pada proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua jenis variabel yaitu, variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah metode mind map dan media gambar sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah kemampuan berbahasa. Menurut Kerlinger (dalam Muslich, 2012:144) rancangan penelitian adalah rencana atau struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Tyrus (dalam Agung, 2010:22) menyatakan bahwa penelitian ialah suatu cara untuk memahami sesuatu objek/masalah dengan melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan objek/masalah tersebut, yang dilakukan secara sangat hati-hati sehingga diperoleh pemecahan atau kesimpulannya. Kegiatan penelitian diawali dengan refleksi awal untuk melakukan kajian pendahuluan tentang kondisi objektif yang terjadi di lapangan yang akan diikuti dengan refleksi. Selanjutnya secara siklus dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Kegiatan ini kemungkinan akan diikuti oleh perencanaan ulang, pelaksanaan tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksii ulang.Teknik penilaian dalam penelitian ini
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014) yaitu dengan cara memberikan skor misalnya, skor 1 (*) untuk anak yang belum berkembang, 2 (**) untuk anak yang cukup berkembang, dan 3 (***) untuk anak yang sudah berkembang. Dilihat dari hasil belajar anak diatas, perkembangan bahasa anak khususnya kemampuan berbicara berada pada kriteria rendah yaitu 58,00%. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Pengertian metode observasi menurut Agung (2012:61) menyatakan bahwa metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan “pengamatan dan pencatatan” secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu. Metode observasi dapat disebut suatu cara atau sistem pengamatan terhadap suatu objek atau perilaku untuk memperoleh data yang sistematis. Metode observasi ini peneliti menggunakan menggunakan lembar observasi sebagai alat penilaian . Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif. Metode analisis statistik deskriptif ialah
suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean, dan standar deviasi, untuk menggambarkan suatu objek/variable tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Penerapan metode analisi statistik deskriptif ini data yang diperoleh dari hasil dianalisis dan disajikan dalam table distribusi frekuensi, menghitung angka rata-rata (mean), menghitung median, dan menghitung modus. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyususn secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase mengenal keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” Agung, 2010:67 (dalam Agung, 2012). Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan perkembangan bahasa dan kemampuan berbicara pada anak dengan metode mind map yang dikonversikan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
Tabel 01 Pedoman Konversi Skala Lima tentang Peningkatan Bahasa Persentase Kriteria Kemampuan Berbahasa 90 – 100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat rendah
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud dengan jumlah anak 15 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I terdiri dari 20 kali pertemuan dimulai dari tanggal 3 Maret 2014 sampai dengan tanggal 4 April 2014, dimana dalam siklus I ini terdiri dari 15 kali pertemuan, 15 kali untuk pembelajaran dan 5 kali untuk evaluasi yang dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat. Dari hasil data pada siklus I yang dapat diperbaiki pada siklus II. Siklus II dilaksanakan selama 20 hari dalam waktu empat minggu. Penelitian siklus II dimulai dari tanggal 7 April sampai dengan 2 Mei 2014. Dalam 20 kali tersebut digunakan untuk pelaksanaan tindakan selama 15 kali dan 5 kali untuk evaluasi penilaian perkembangan bahasa anak kelompok B2 yang berjumlah 15 orang anak. Berdasarkan tabel diatas, terlihat Mo 7,00 > Me 6,00 < M 7,80, sehingga disimpulkan bahwa perkembangan bahasa anak khususnya kemampuan berbicara pada siklus I menunjukkan kurva juling positif karena mean lebih besar dari modus dan median. Persentase yang diperoleh pada siklus I adalah sebesar 65,00%. Hasil analisis data pada siklus I menunjukkan bahwa perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara pada anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud berada pada kategori sedang menurut Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. 6 4 2 0 6
7
8
9
10
Gambar. 1 Grafik Polygon Peningkatan Perkembangan Bahasa Pada Siklus I. Berdasarkan perhitungan data siklus II, terlihat Mo 11,00>Me 8,00 > M 10,47, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran
data perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud menunjukkan kurva juling negatif karena mean lebih kecil dari modus. Presentase pada siklus II adalah sebesar 86,00%.Hasil analisis data pada pelaksanaan siklus II mengenai perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud berada dalam kategori tinggi menurut Penilaian Acuan Patokan skala lima. 6 4 2 0 8
9
10
11
12
Gambar. 2 Grafik Polygon Peningkatan Perkembangan Bahasa Pada Siklus II Berdasarkan hasil analisis data diatas yang menyajikan analisis data statistik deskriptif dan analisis data deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 Semester II PAUD Sarin Rare Mas Ubud pada penerapan siklus I sebesar 65,00% yang berarti pada kategori sedang dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86,00% yang menunjukkan perkembangan bahasa anak pada kategori tinggi. Jadi, terjadi peningkatan pada perkembangan bahasa anak melalui metode mind map dengan berbantuan media gambar sebesar 21,00%. Buzan (2007:4) menyatakan mind map adalah cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek. Penelitian ini membenarkan teori dari Buzan dimana penerapan metode mind map berbantuan media gambar dapat memunculkan ide-ide baru anak dalam merencanakan suatu kegiatan. Hal ini terlihat pada saat penerapan metode mind map dengan tema rekreasi. Anak-anak sangat antusias untuk ke depan kelas menceritakan gambar dengan metode mind
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
map. Terjadinya peningkatan persentase perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara pada anak saat penerapan metode mind map berbantuan media gambar disebabkan karena anak tertarik dengan pelaksanaan metode mind map berbantuan media gambar yang nantinya akan anak ceritakan kedepan kelas. Persentase perkembangan bahasa pada siklus I sebesar 65,00% katagori sedang, dalam pelaksanaan siklus I anak masih malu dan ragu untuk menceritakan mind map yang dibuat ke depan kelas, disebabkan karena anak masih belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas. Hal ini ditingkatkan dengan usaha merayu anak dan memuji anak supaya tidak takut untuk kedepan kelas menceritakan gambar dengan metode mind map. Usaha tersebut terbukti pada siklus II perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 Semester II PAUD Sarin Rare Mas Ubud mengalami peningkatan menjadi 86,00% yang menunjukkan pada kategori tinggi. Pada penelitian ini perkembangan bahasa anak khususnya kemampuan berbicara sudah mencapai bintang tiga (***) dan belum mencapai nilai terbaik yaitu bintang empat (****). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu penelitian yang diberikan oleh pihak sekolah, dana, dan kesibukan di PAUD Sarin Rare Mas Ubud yang setiap tahun mengadakan festival pendidikan dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mania ( 2013) adanya pengaruh penggunaan teknik mind map terhadap penguasaan kosakata pada anak kelompok B di RA Raden Paku KedameanGresik. Dilihat dari hasil perhitungan uji-t yang menunjukkan bahwa t hitung ≥ t tabel atau 8,679 ≥ 2,750, maka diputuskan Ho ditolak. Dengan demikian dinyatakan bahwa ada perbedaan penguasaan kosakata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dimana terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosakata antara kelompok yang menggunakan teknik mind map dengan kelompok yang tidak menggunakan teknik mind map di RA Raden Paku Kedamean, yaitu peningkatan skor rata-rata penguasaan kosakata kelompok
eksperimen sebesar 12,3 poin dan 6,7 poin pada kelompok kontrol. Hasil penelitian dari Afriyanti (2012) menunjukan bahwa penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengenal anggota tubuh dan kegunaannya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 39 Sungai Raya. Hal ini terlihat dari hasil observasi sebelumnya (pra siklus) yang meningkat pada siklus I menjadi 72,72 % dan 88,47 % pada siklus II. Penerapan metode mind map dengan berbantuan media gambar merupakan salah satu cara yang paling mendasar untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada anak. Metode mind map dengan berbantuan media gambar dapat memudahkan anak untuk menceritakan keinginan dan pengalamannya karena anak usia dini mudah dalam memahami sesuatu melalui gambar (visual). Jadi, metode mind map berbantuan media gambar akan dapat menguatkan ingatan anak mengenai pembelajaran yang diberikan. Jadi, penerapan metode mind map berbantuan media gambar akan cenderung dapat meningkatkan perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara pada anak kelompok B2 PAUD Sarin Rare Mas Ubud tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Penerapan metode mind map dengan berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok B2 semester II PAUD Sarin Rare Mas Ubud berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data pada siklus I sebesar 65,00 % yang termasuk pada kategori sedang dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86,00% yang berada pada kategori tinggi. Jadi penerapan metode mind map berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa khususnya kemampuan berbicara anak kelompok B2 semester II PAUD Sarin Rare Mas Ubud dari pelaksanaan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 21,00%. Berdasarkan simpulan diatas disampaikan beberapa saran sebagai
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
berikut. 1) Kepada Guru kelompok B2 agar lebih aktif dan kreatif dalam menerapkan metode mind map supaya anak tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran; 2) Kepada Kepala PAUD Sarin Rare agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar; 3) Kepada peneliti lainnya agar mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai metode mind map dengan
berbantuan media gambar karena hasil penelitian ini baru mencapai kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu penelitian yang diberikan oleh pihak sekolah, kurangnya dana untuk membuat media gambar yang lebih menarik, dan sehingga disarankan kepada peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini agar mencapai kategori sangat tinggi.
DAFTAR RUJUKAN Afriyanti, I. 2012. Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar Negeri. Pontianak: Universitas Tanjungpura. http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jp dpb/article/viewFile/1049/pdf. Diakses pada tanggal 11 Pebruari 2014, jam 10.45 Agung, A. A. G. 2010. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Ganesha Singaraja. Agung,
2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan.
Aisyah,
S. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Buzan, T. 2003. Brain Child Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Buzan, 2005. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Buzan, 2003. Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. DePorter, B., Hernacki, M. 2008. Quantum Learning Biasakan Belajar Nyaman
dan
Menyenangkan.Jakarta: Pustaka.
PT.
Mizan
Gunarti, W. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia dini. Jakarta:Universitas Terbuka. Kanca, I. N. 2006. Metodelogi Penelitian Keolahragaan.Singaraja:FOK Undiksha. Muslich, M. 2012. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Malini, N. K. S. 2013. Penerapan Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar Dapat Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Anak Taman Kanak Kanak. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph p/JJPAUD/article/view/1078 (diakses tanggal 12 Pebruari 2014). Mania, D. M. 2013. Pengaruh Penggunaan Teknik Mind Map Terhadap Penguasaan Pada Anak Kelompok B di RA Raden Paku Kedamean-Gresik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/p aud-teratai/article/view/2255/0 (diakses tanggal 13 Pebruari 2014). Noorlaila, I. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Parwati, N. N. 2013. Penerapan Pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar Dapat Meningkatkan Perkembangan Kognitif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.http://ejournal.undiksha.ac.id /index.php/JJPAUD/article/view/1041 (diakses tanggal 12 Pebruari 2014). Sadiman, A. S. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. RajaGrafindo Persada. Susanto, A. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Susanti, E. 2012. Peningkatan Pengenalan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerincing pada Anak Kelompok B TK Pembina Cawas Semester II Tahun Pelajaran 2011/2013. Yogyakarta: Universitas Sebelas Maret. http://digilib.fkip.uns.ac.id/contents/skri psi.php (diakses tanggal 13 Pebruari 2014).