Penentuan Kebijakan Order dengan Pendekatan Vendor Managed Inventory untuk Single Supplier, Multi Product dan Multi Retailer di PT. Petrokimia Gresik Oleh : Novita Purna Fachristy 2507100123
Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng.,Ph.D NIP. 196901072004121001
Dosen Ko-Pembimbing : Niniet Indah Arvitrida, S.T.,M.T. L/O/G/O NIP. 198407062009122007
LATAR BELAKANG
Holding Cost
2
LATAR BELAKANG
TANGGUNGAN PT. PETROKIMIA GRESIK
DILUAR PT. PETROKIMIA GRESIK
INFORMASI STOCK
PABRIK PENGIRIMAN PUPUK
3
INFORMASI DEMAND
GUDANG GRESIK
PEMENUHAN DEMAND
GUDANG PENYANGGA
DISTRIBUTOR PEMENUHAN DEMAND
KONSUMEN PEMENUHAN DEMAND
LATAR BELAKANG
Mentransfer pupuk sesuai permintaan
Gudang Penyangga Banyuwangi (Lini III)
KUD. DEWI SHINTO
CV. SUMBER HIDUP
PT. PETROSI DA
PT. YOSOMU LYO JAJAG
PT. ANAK GRESIK RAYA KENCANA
CV. FIA MANDIRI
CV. VIA JAYA
KPTR. SUMBER TANI
Gudang Gresik (Lini I) Memberikan informasi permintaan produk pupuk dari distributor
Supplier
Gudang Penyangga Bondowoso (Lini III)
Buyer
Supplier
4
Buyer
v Sistem persediaan dengan 2 gudang (Multi Echelon Inventory) v Terdiri dari 90 Gudang penyangga di seluruh Indonesia v Pihak buyer yang menentukan kuantitas pengiriman supplier v Pihak supplier mengirimkan sesuai kapasitas yang mampu dipenuhi v Tidak adanya integrasi informasi yang menyebabkan terjadinya penumpukan inventori dan kekurangan stock
LATAR BELAKANG GAP yang cukup jauh antara permintaan dan pengiriman R ealis as i P engiriman P upuk ke G udang P enyangga B anyuwangi
R ealis as i P engiriman P upuk ke G udang P enyangga B ondowos o
300.0%
60.0%
250.0%
150.0% 100.0% 50.0%
Ja Fe n b M ar A p M r ei Ju n Ju A l g S u ep O t k N t ov D es
0.0%
Terjadinya Penumpukan Inventory
5
R ealis as i P engiriman P upuk S P 36
40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% J F ea n Mb a A r M pr J ue i J n A g ul Se u O pt N ok t De v s
P ros entas e
200.0%
P ros entas e
50.0%
Terjadinya Lost Sales
R ealis as i P engiriman P upuk S P 36
LATAR BELAKANG
• Meningkatkan Profit dengan meminimalkan biaya operasional perusahaan • Kewenangan replenishment antara gudang pusat ke gudang penyangga berada di gudang pusat • Kewenangan replenishment antara gudang penyangga ke distributor berada di gudang penyangga
6
PERUMUSAN MASALAH Bagaimana menentukan kebijakan order pengiriman yang optimal pada gudang pusat ke gudang penyangga di PT. Petrokimia Gresik sampai ke distributor dengan pendekatan Vendor Managed Inventory sehingga dapat meminimalkan biaya operasional perusahaan
7
TUJUAN PENELITIAN
8
RUANG LINGKUP PENELITIAN BATASAN
Sistem Supply Chain terdiri dari satu supplier (gudang pusat dan gudang penyangga di PT. Petrokimia Gresik) Multi retailer/buyer yaitu distributor dari GP Banyuwangi (KUD. Dewi Shinto, CV. Sumber Hidup, PT. Petrosida, PT. Yosomulyo Jajag), dan distributor dari GP Bondowoso (PT. Anak Gresik Raya Kencana, CV. Fia Mandiri, CV. Via Jaya, KPTR. Sumber Tani) Penelitian dibatasi pada daerah propinsi Jawa Timur, yaitu kota Banyuwangi dan Bondowoso dengan 3 produk pupuk bersubsidi, yaitu pupuk ZA, SP-36, dan Petroganik Melakukan koordinasi hanya dalam menentukan kebijakan order
ASUMSI Supplier mengetahui jumlah permintaan, level persediaan, biaya simpan, dan biaya pesan dari retailer Keputusan ukuran pengiriman ditentukan oleh supplier sebagai manufacturer dengan mempertimbangkan informasi yang didapatkan dari retailer
9
MANFAAT PENELITIAN Dapat menerapkan metode pengelolaan vendor managed inventory di perusahaan.
Dapat menentukan kombinasi paramater terbaik untuk memperoleh kebijakan order yang optimal.
Perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih efisien karena kewenangan replenishment berada di pihak supplier.
10
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Persediaan Pola Permintaan Kebijakan Replenishment
11
Tinjauan Pustaka
Vendor Managed Inventory (VMI)
Multi Echelon Inventory Penelitian Terdahulu
Manajemen Persediaan
v Menurut (Fogarty et al., 1991), inventory management dari individual items meliputi prinsip, konsep, dan teknik yang digunakan untuk menentukan apa yang akan dipesan, jumlah order, waktu barang dibutuhkan, waktu untuk pemesanan atau produksi, serta bagaimana dan di mana tempat penyimpanannya. Keputusan yang dilakukan pada suatu level harus konsisten dengan keputusan pada level lain (terintegrasi).
12
Vendor Managed Inventory (VMI)
v Menurut (Yao et al., 2005), VMI adalah suatu strategi kolaborasi yang terjalin diantara pihak-pihak yang terkait dalam supply chain, dimana supplier mengontrol manajemen persediaan dari para buyer-nya. Supplier bertanggung jawab dalam menentukan waktu pengiriman dan berapa jumlah barang yang dibutuhkan buyer. v Dengan konsep ini keuntungan yang diperoleh pihak buyer dan supplier akan mempercepat perputaran persediaan dan level persediaan akan menurun dimana hal ini akan mengurangi holding cost (Cetinkaya and C.Y. Lee, 2000).
13
Kebijakan Replenishment
v Kebijakan replenishment merupakan kebijakan yang mengatur mengenai sistem kapan melakukan pemesanan kepada supplier dan berapa yang harus dipesan. Menurut (Chopra et al., 2007) replenishment dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Continous Review. Inventory secara berkelanjutan dipantau dan sebuah order sebesar Q, akan ditempatkan apabila inventory berada pada posisi Reorder Point (ROP). 2. Periodic review. Inventory dimana replenishment pada periodic review adalah order up to level (r, S), yaitu setiap periode review maka perusahaan akan melakukan order untuk mencapai maximum inventory level 14
Pola Permintaan
v Menurut (Fogarty et al., 1991) faktor-faktor terpenting dalam penentuan manajemen inventori adalah pola permintaan, source (pengadaan), dan kebutuhan customer. Pola permintaan akan memiliki dampak pada kebijakan penetapan waktu pemesanan dan desain sistem manajemen inventori
15
Multi Echelon Inventory v
v
Menurut (Chopra et al., 2007), multi echelon supply chain memiliki beberapa tingkat dan kemungkinan beberapa pemain pada tiap tingkat. Tingkat koordinasi yang kurang untuk kebijakan jumlah pemesanan dalam supply chain akan berdampak pada tingginya biaya dan jumlah inventori berlebih dari yang dibutuhkan. Alur persediaan pada Multi Echelon Inventory System berawal dari pasokan produk di central warehouse (gudang pusat), kemudian dikirim ke branch warehouse (gudang penyangga) yang mensupply distributor sebagai pemenuhan atas permintaan konsumen.
Supplier
Central Warehouse
Branch Warehouse
Branch Warehouse
Retailer Outlet
Customer
Muti Echelon Inventory Situation (Sumber: Silver et al., 1998)
16
METODOLOGI PENELITIAN Identifikasi dan Perumusan Masalah
Studi Lapangan
Studi Literatur
1. Observasi Lapangan 2. Memahami proses perencanaan dan pengendalian persediaan
1. Manajemen Persediaan 2. Konsep Vendor Managed Inventory (VMI) 3. Multi Echelon Inventory 4. Integrated Vendor-Buyer
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Tahap Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Data dari Supplier : 1. Data harga produk 2. Data permintaan produk oleh gudang penyangga untuk periode 2010 4. Data pengiriman produk gudang pusat ke gudang penyangga dan gudang penyangga ke distributor periode 2010 5. Data level persediaan produk untuk periode 2010. 6. Data penggunaan 7. Data biaya pengiriman dari gudang pusat ke gudang penyangga periode 2010
Data dari Buyer : 1. Data permintaan pasar periode 2010 2. Data biaya pemesanan 3. Data level persediaan produk untuk periode 2010. 4. Data penggunaan tahun 2010
A 17
Contd. A Pengolahan Data
1. Generate Demand dengan Pendekatan Monte Carlo 2. Penentuan Parameter Input Awal 3. Perancangan Interface 4. Kombinasi Parameter Terbaik
Analisa Perbandingan Model Eksisting dan Vendor Managed Inventory Kesimpulan dan saran
18
Tahap Analisa dan Pembahasan
Tahap Kesimpulan dan Saran
Order Cost Komponen Order Cost Jarak > 500 km
Jarak 200-500 km
Jarak 20-200 km
Pencetakan PO
Rp20.000
Rp20.000
Rp20.000
Faximili PO
Rp140.000
Rp120.000
Rp60.000
Biaya Telepon
Rp56.000
Rp48.000
Rp36.000
Total
Rp216.000
Rp188.000
Rp116.000
Komponen Order Cost Jarak > 500 km
19
Jarak 200-500 km
Jarak 20-200 km
Pencetakan PO
Rp20.000
Rp20.000
Rp20.000
Faximili PO
Rp70.000
Rp60.000
Rp30.000
Biaya Telepon
Rp28.000
Rp24.000
Rp18.000
Total
Rp118.000
Rp104.000
Rp68.000
Nilai 10 15 20 25 30 35 40 50 55
Jumlah 28 15 12 7 7 2 2 3 1
Prob 0,36 0,19 0,16 0,09 0,09 0,03 0,03 0,04 0,01
Cum Prob 0,36 0,56 0,71 0,81 0,90 0,92 0,95 0,99 1,00
Perhitungan Probabilitas 20
Random Number 0,883433621 0,7868989 0,623647074 0,371880565 0,536755913
Forecast 30 25 20 15 15
Generate Bilangan Acak
Pengolahan Data Pupuk
Variabel ROP
ZA
Petroganik
309
289
37
102
50
412
393
113
169
235
112
Order Cost
Rp188.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Holding Cost
Rp70.000
Rp70.000
Rp60.000
Rp60.000
Rp60.000
Rp60.000
294
170
36
45
64
31
378
246
109
118
151
81
Order Cost
Rp188.000
Rp188.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Holding Cost
Rp79.000
Rp79.000
Rp67.500
Rp67.500
Rp67.500
Rp67.500
ROP
173
90
21
33
41
26
Nilai Maksimum
322
199
89
135
137
99
Order Cost
Rp188.000
Rp188.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Rp116.000
Holding Cost
Rp24.000
Rp24.000
Rp20.250
Rp20.250
Rp20.250
Rp20.250
Nilai Maksimum
Pupuk
ZA
SP-36
Petroganik
21
64
Rp188.000
Nilai Maksimum
ROP SP-36
Gudang Penyangga Gudang Penyangga Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Banyuwangi Bondowoso
Variabel
Gudang Penyangga Gudang Penyangga Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Banyuwangi Bondowoso
ROP
199
145
28
52
79
33
Nilai Maksimum
271
221
86
132
181
81
Order Cost
Rp104.000
Rp104.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Holding Cost
Rp70.000
Rp70.000
Rp60.000
Rp60.000
Rp60.000
Rp60.000
ROP
316
51
29
33
47
23
Nilai Maksimum
380
87
85
88
113
61
Order Cost
Rp188.000
Rp188.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Holding Cost
Rp79.000
Rp79.000
Rp67.500
Rp67.500
Rp67.500
Rp67.500
ROP
109
83
19
22
24
20
Nilai Maksimum
218
169
71
100
97
77
Order Cost
Rp104.000
Rp104.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Rp68.000
Holding Cost
Rp24.000
Rp24.000
Rp20.250
Rp20.250
Rp20.250
Rp20.250
SISTEM INVENTORY GUDANG PENYANGGA 1 (BANYUWANGI) General Setting Replikasi
Input Data GP ROP Maksimum Initial stock Order cost Holding cost Input Data Distributor 1 ROP Maksimum Initial stock Order cost Holding cost
Input Data Distributor 3 ROP Maksimum Initial stock Order cost Holding cost
Input Historis Permintaan
Input Historis Permintaan
22
Run Simulation
New Product
-
Input Data Distributor 2 ROP Maksimum Initial stock Order cost Holding cost
-
Input Data Distributor 4 ROP Maksimum Initial stock Order cost Holding cost
-
Input Historis Order Interval
Input Historis Order Interval
-
-
Input Historis Permintaan
Input Historis Permintaan
Gudang Penyangga Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Input Historis Order Interval
Input Historis Order Interval
Inventory
Demand
Order Quantity
OUTPUT Order Cost Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Holding Cost Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Service Level Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4 Gudang Penyangga Order Cost Holding Cost Service Level
Distributor 1 Inventory
Demand
Distributor 2 Order Quantity
Inventory
Demand
Distributor 3 Order Quantity
Inventory
Demand
Distributor 4 Order Quantity
Inventory
Demand
Order Quantity
Pengolahan Data
SISTEM INVENTORY GUDANG PENYANGGA 1 (BANYUWANGI) Pupuk ZA Eksisting General Setting Replikasi 30
Input Data GP ROP 309 Maksimum 412 Initial stock 320 Order cost 188000 Holding cost 70000
23
Run Simulation
Input Data Distributor 1 ROP 37 Maksimum 113 Initial stock 45 Order cost 116000 Holding cost 60000
-
62
-
62
Input Data Distributor 2 ROP 64 Maksimum 169 Initial stock 71 Order cost 116000 Holding cost 60000
-
89
-
89
New Product
-
Input Data Distributor 3 ROP 37 Maksimum 113 Initial stock 45 Order cost 116000 Holding cost 60000
334
Input Data Distributor 4 ROP 64 Maksimum 169 Initial stock 71 Order cost 116000 Holding cost 60000
Input Historis Permintaan Distributor 1 0 0 0,36 10 0,56 15 0,71 20 0,81 25 0,90 30 0,92 35 0,95 40 0,99 50 1,00 55
Input Historis Permintaan Distributor 3 0 0 0,33 25 0,89 50 0,98 75 0,99 100 1,00 300 1,00 150
Input Historis Order Interval Distributor 1 0 0 0,29 1 0,47 2 0,56 3 0,67 4 0,77 5 0,81 6 0,89 7 1,00 8
Input Historis Order Interval Distributor 2 0,00 0 0,32 1 0,49 2 0,57 3 0,75 4 0,85 5 0,90 6 0,93 7 0,94 8 1,00 9
Input Historis Permintaan Distributor 2 0 0 0,56 20 0,95 25 0,99 75 1,00 100
Input Historis Permintaan Distributor 4 0 0 0,19 10 0,27 15 0,49 20 0,70 25 0,73 30 0,78 40 0,81 45 1,00 50
Input Historis Order Interval Distributor 3 0 0 0,24 1 0,40 2 0,54 3 0,62 4 0,68 5 0,76 6 0,86 7 0,94 11 1,00 12
Input Historis Order Interval Distributor 4 0,00 0 0,15 1 0,18 2 0,21 3 0,26 4 0,33 5 0,44 6 0,56 7 0,72 8 1,00 14
Pengolahan Data
START
Masukkan Input 1. Input ROP, nilai maksimum, stock inventori, order dan holding cost eksisting 2. Input ROP, nilai maksimum, stock inventori, order dan holding cost VMI 3. Input hasil simulasi Monte Carlo
v Setelah memasukkan semua input parameter, dilakukan proses running dengan menekan tombol run simulation yang selanjutnya akan menghasilkan output berupa kombinasi parameter.
Kombinasi Parameter dengan rentang ROP dan nilai service level serta total biaya
Replikasi : 30
Rata-Rata Total Cost dan Service Level
Service Level > 95
Tidak
Ya Total cost paling minimum
Kombinasi ROP terbaik
FINISH
24
Kombinasi Input Tidak Memenuhi
CONTOH HASIL KOMBINASI PARAMETER Kombinasi Parameter Holding Cost Distributor 45000000 40000000 35000000 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 50000000 0
Distributor 1 Distributor 2 Distributor 4 Distributor 3
3
6
1000000 900000 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0
9 12 15 18 21 24
Distributor 1 Distributor 2 Distributor 4 Distributor 3
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
0
Kombinasi Parameter Order Cost Distributor
Rentang ROP ke-
Rentang ROP ke-
Kombinasi Parameter Service level 100 98
25
96
Distributor 1
94
Distributor 2
92
Distributor 4
90
Distributor 3
88
Gudang Penyangga
2
4
6
8 10 12 14 16 18 20 22 24 Rentang ROP ke-
Contoh Hasil Simulasi Output Kombinasi Parameter Pemesanan di Gudang Penyangga Banyuwangi (Kondisi Eksisting) Gudang Penyangga Periode Inventory Demand Order Quantity 1 188 327 224 2 412 0 0 3 412 0 0 4 318 94 0 5 271 47 141 6 412 0 0 7 245 167 167 8 353 59 0 9 271 82 141 10 412 0 0 11 412 0 0 12 351 61 0 13 351 0 0 14 351 0 0 15 160 191 252 16 365 47 0 17 365 0 0 18 268 97 144 19 360 52 0 20 251 109 161 21 373 39 0 22 294 79 118 23 364 48 0 24 211 153 201 25 158 254 254 26 412 0 0 27 412 0 0 28 412 0 0 29 357 55 0 30 357 0 0 26
Distributor 1
Distributor 2
Distributor 3
Distributor 4
Inventory Demand Order Quantity 45 0 68 106 7 0 106 0 0 56 50 57 113 0 0 99 14 0 60 39 53 113 0 0 81 32 0 70 11 0 70 0 0 52 18 61 108 5 0 108 0 0 106 2 0 106 0 0 88 18 0 88 0 0 61 27 52 113 0 0 89 24 0 34 55 79 77 36 0 64 13 0 25 39 88 99 14 0 77 22 0 73 4 0 58 15 55 94 19 0
Inventory Demand Order Quantity 71 23 98 168 1 0 144 24 0 144 0 0 122 22 0 108 14 0 108 0 0 108 0 0 87 21 82 169 0 0 162 7 0 155 7 0 155 0 0 138 17 0 138 0 0 114 24 0 91 23 0 72 19 97 169 0 0 144 25 0 136 8 0 136 0 0 115 21 0 16 99 153 151 18 0 151 0 0 144 7 0 121 23 0 111 10 0 111 0 0
Inventory Demand Order Quantity 121 36 114 235 0 0 222 13 0 175 47 0 175 0 0 148 27 0 121 27 114 217 18 0 217 0 0 194 23 0 194 0 0 154 40 0 139 15 0 139 0 0 116 23 119 235 0 0 187 48 0 151 36 0 151 0 0 126 25 109 204 31 0 161 43 0 161 0 0 135 26 0 69 66 166 227 8 0 227 0 0 223 4 0 207 16 0 207 0 0
Inventory Demand Order Quantity 65 6 47 112 0 0 95 17 0 75 20 37 65 47 47 77 35 0 77 0 0 53 24 59 106 6 0 106 0 0 88 18 0 88 0 0 88 0 0 88 0 0 40 48 72 65 47 47 97 15 0 97 0 0 93 4 0 93 0 0 73 20 39 112 0 0 64 48 48 109 3 0 109 0 0 109 0 0 109 0 0 109 0 0 109 0 0 97 12 0
Contoh Hasil Simulasi
Output Kombinasi Biaya dan Service level di Gudang Penyangga Banyuwangi (Kondisi Eksisting)
27
ROP
Maksimum
Service Level
Holding Cost
Order Cost
Total Cost
310
412
91,5
698565000
3384000
Rp701.949.000
311
412
92,5
1410360000
6486000
Rp1.416.846.000
312
412
93,72
2112705000
9870000
Rp2.122.575.000
313
412
94,855
2798075000
13254000
Rp2.811.329.000
314
412
95,52
3502765000
16638000
Rp3.519.403.000
315
412
96,275
4194995000
20116000
Rp4.215.111.000
316
412
96,35
4878545000
22936000
Rp4.901.481.000
317
412
96,4
5578055000
26132000
Rp5.604.187.000
318
412
96,41
5913285000
28388000
Rp5.941.673.000
319
412
96,51
6641040000
31678000
Rp6.672.718.000
320
412
96,53
7317380000
35062000
Rp7.352.442.000
321
412
96,55
7996380000
38352000
Rp8.034.732.000
322
412
96,83
8685530000
41736000
Rp8.727.266.000
323
412
97,09
9372755000
45402000
Rp9.418.157.000
324
412
97,1
10057250000
49444000
Rp10.106.694.000
325
412
97,105
10770060000
52076000
Rp10.822.136.000
326
412
97,13
11448465000
55460000
Rp11.503.925.000
327
412
97,19
12145770000
58656000
Rp12.204.426.000
328
412
97,2
12852980000
61382000
Rp12.914.362.000
329
412
97,255
13526835000
65142000
Rp13.591.977.000
330
412
97,38
14232155000
68996000
Rp14.301.151.000
331
412
97,385
14945910000
72192000
Rp15.018.102.000
332
412
97,525
15628515000
76046000
Rp15.704.561.000
333
412
97,405
16339820000
79054000
Rp16.418.874.000
334
412
97,405
17025855000
83472000
Rp17.109.327.000
Output Kombinasi Terbaik di Gudang Penyangga Gudang Penyangga
Pupuk ZA
Banyuwangi
SP-36 Petroganik ZA
Bondowoso
SP-36 Petroganik
ROP
Maksimum
Service Level
Holding Cost
Order Cost
Total Cost
Kondisi
311
412
94,855
2798075000
13254000
Rp2.811.329.000
Eksisting
206
271
95,36
2522940000
12625600
Rp2.535.565.600
VMI
317
380
94,5
741652000
2184000
Rp743.836.000
Eksisting
295
378
95,2
725141000
3196000
Rp728.337.000
VMI
174
322
95,53
171840000
1598000
Rp173.438.000
Eksisting
110
218
97,53
112344000
1040000
Rp113.384.000
VMI
290
393
95,20
608685000
6204000
Rp614.889.000
Eksisting
147
221
95,83
564620000
5512000
Rp570.132.000
VMI
171
246
94,48
451801000
3008000
Rp454.809.000
Eksisting
52
87
96,00
141805000
176800
Rp141.981.800
VMI
91
199
96,30
107592000
1316000
Rp108.908.000
Eksisting
84
169
96,40
104112000
936000
Rp105.048.000
VMI
Kombinasi yang sudah memenuhi parameter terbaik untuk tiap pupuk dan tiap gudangnya 28
Output Kombinasi Terbaik di Distributor Banyuwangi Pupuk
Gudang Distributor 1 Distributor 2
ZA Distributor 3 Distributor 4 Distributor 1 Distributor 2 SP-36 Distributor 3 Distributor 4 Distributor 1
Distributor 2 Petroganik Distributor 3
29
Distributor 4
ROP
Maksimum
Service Level
Holding Cost
Order Cost
Total Cost
Kondisi
39
113
94,75
125580000
580000
Rp126.160.000
Eksisting
34
86
94,85
114480000
272000
Rp114.752.000
VMI
72
169
94,5
173100000
348000
Rp173.448.000
Eksisting
53
132
95,95
154080000
1360000
Rp155.440.000
VMI
110
235
94,5
288960000
580000
Rp289.540.000
Eksisting
87
181
95,15
219800000
2108000
Rp221.908.000
VMI
56
112
96,05
137760000
638000
Rp138.398.000
Eksisting
41
81
95,45
105380000
2040000
Rp107.420.000
VMI
38
109
95,47
116775000
272000
Rp117.047.000
Eksisting
30
85
96
150768000
649600
Rp151.417.600
VMI
49
118
96,1
152482500
719200
Rp153.201.700
Eksisting
37
88
96,6
107122500
408000
Rp107.530.500
VMI
68
151
95,16
198922500
649600
Rp199.572.100
Eksisting
50
113
95,75
141817500
476000
Rp142.293.500
VMI
48
118
94,74
109188000
649600
Rp109.837.600
Eksisting
27
61
95,25
90315000
476000
Rp87.483.500
VMI
39
113
94,75
25717500
174000
Rp25.891.500
Eksisting
34
86
96,13
25990875
102000
Rp26.092.875
VMI
28
89
94,81
54178875
348000
Rp54.526.875
Eksisting
27
100
96,15
31255875
306000
Rp31.561.875
VMI
51
137
96,23
52143750
406000
Rp52.549.750
Eksisting
27
97
96,4
33503625
238000
Rp33.741.625
VMI
30
99
95,44
45299250
290000
Rp45.589.250
Eksisting
23
77
95,5
31043250
136000
Rp31.179.250
VMI
Output Kombinasi Terbaik di Distributor Bondowoso
30
Service level vs Total Biaya Pupuk ZA Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4
Service Level
Total Cost
Kondisi
94,75
Rp126.160.000
Eksisting
94,85
Rp114.752.000
VMI
94,5
Rp173.448.000
Eksisting
95,95
Rp155.440.000
VMI
94,5
Rp289.540.000
Eksisting
95,15
Rp221.908.000
VMI
96,05
Rp138.398.000
Eksisting
95,45
Rp107.420.000
VMI
Pupuk Petroganik Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4
31
Pupuk SP-36 Distributor 1 Distributor 2 Distributor 3 Distributor 4
Service Level
Total Cost
Kondisi
95,47
Rp117.047.000
Eksisting
96
Rp151.417.600
VMI
96,1
Rp153.201.700
Eksisting
96,6
Rp107.530.500
VMI
95,16
Rp199.572.100
Eksisting
95,75
Rp142.293.500
VMI
94,74
Rp109.837.600
Eksisting
95,25
Rp87.483.500
VMI
Service Level
Total Cost
Kondisi
94,75
Rp25.891.500
Eksisting
96,13
Rp26.092.875
VMI
94,81
Rp54.526.875
Eksisting
96,15
Rp31.561.875
VMI
96,23
Rp52.549.750
Eksisting
94,62
Rp33.741.625
VMI
95,44
Rp45.589.250
Eksisting
95,5
Rp31.179.250
VMI
Service level meningkat dan biaya minimum secara umum terjadi pada kebijakan VMI
ROP vs Service Level Pupuk ZA
Pupuk Petroganik
32
Pupuk SP-36
Apabila nilai ROP lebih rendah untuk masing-masing kondisi, nilai service level yang dihasilkan pun juga semakin rendah. Sebaliknya, apabila nilai ROP semakin tinggi, nilai service level yang dihasilkan pun juga semakin tinggi pada masing-masing kondisi
HASIL SIMULASI KESELURUHAN PRODUK
Berdasarkan hasil simulasi kondisi eksisting dan adanya kebijakan VMI, dapat diketahui bahwa adanya kebijakan VMI secara umum akan memberikan perubahan pada segi biaya dan service level jika dibandingkan dengan kondisi eksisting.
33
Kesimpulan 1. Nilai ROP yang dihasilkan dari simulasi kondisi eksisting adalah tinggi karena permintaan yang diinputkan juga memiliki deviasi yang cukup besar. Akibat tingginya nilai ROP adalah total biaya yang tinggi pula. Sedangkan nilai ROP yang dihasilkan dari simulasi kondisi penerapan VMI adalah rendah karena permintaan yang diinputkan juga memiliki deviasi yang kecil yakni permintaan sesungguhnya harian. Nilai ROP akan berpengaruh terhadap total biaya sehingga pada beberapa produk total biaya untuk kondisi VMI bernilai kecil. 2. Perbandingan hasil simulasi penerapan VMI terhadap kondisi eksisting dapat dilihat dari segi peningkatan service level dan persentase saving total cost yang dihasilkan. Rata-rata peningkatan service level yang dihasilkan adalah sebesar 0,91%, sedangkan rata-rata saving total cost adalah sebesar 20%.
34
Saran 1. Penelitian dapat dikembangkan dengan adanya pertimbangan shortage dan backorder. 2. Penelitian dapat dikembangkan dengan penggunaan aplikasi yang lebih lengkap. 3. Penetapan kebijakan persediaan berdasarkan output program yang dihasilkan.
35
Thank You!
L/O/G/O