PENENTUAN UKURAN LOT GABUNGAN UNTUK PEMBELI DAN PEMASOK TUNGGAL DAN USULAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI) PADA PT.PUTRA ALAM TEKNOLOGI
ERLANGGA
ABSTRAK Pengelolaan persediaan secara konvensional menyebabkan ukuran lot yang tidak ideal dan distorsi informasi yang berakibat kerugian pada salah satu pihak supply chain. Penelitian ini menggunakan model ukuran lot gabungan antara pembeli tunggal dan pemasok tunggal (Joint Economic Lot Size), model ini dapat menentukan ukuran lot optimal antara pemasok dan pembeli, sehingga kerugian dari salah satu pihak dapat lebih minimal. Kemudian perancangan sistem informasi yang terintegrasi antara pemasok dan pembeli, dalam hal ini pemasok untuk mengawasi status persediaan pembeli, sehingga pembeli tidak perlu melakukan proses pemesanan (Vendor Managed Inventory). Kata Kunci : Ukuran lot, pembeli, pemasok, joint economic lot size, vendor managed inventory
1.
persediaan dalam supply chain, telah menarik
PENDAHULUAN Ketika suatu perusahaan memiliki kebutuhan
perhatian
beberapa
peneliti
untuk
(1976)
merupakan
untuk membeli suatu produk, maka tercipta
mengembangkannya. Goyal
hubungan antara perusahaan yang membutuhkan
peneliti yang pertama kali memodelkan JELS.
produk dengan perusahaan yang menyediakan
Solusi yang dihasilkan dari model ini dapat
produk.
memberikan penghematan yang signifikan pada
Pengelolaan
persediaan
secara
konvensional dipandang sudah tidak cocok lagi
total biaya persediaan
dengan kondisi saat ini, yang berakibat kerugian
Banerjee
pada salah satu pihak supply chain.
pemasok- pembeli dengan kebijakan lot for lot
Model persediaan seperti Joint Economic Lot Size (JELS), yang mengintegrasikan pengelolaan
(1986)
gabungan.
membuat
model
Selanjutnya persediaan
dimana pemasok memproduksi tiap pengiriman ke pembeli dalam batch produksi
yang terpisah. 1
Goyal (1988) mengkritisi model Banerjee (1986)
managed inventory (Dong dan Xu, 2002, Disney
yang mempertimbangkan kebijakan lot for lot..
dan Towill, 2003, Bertazzi dkk., 2005, Iyer dkk.,
Goyal (1988) mengembangkan model persediaan
2007 dan Yao dan Dresner, 2008).
yang merelaksasi adanya asumsi lot for lot pada
Pendekatan
information
sharing
(IS)
model Banerjee (1986). Pada model ini pemasok
merupakan pendekatan yang memanfaatkan
akan memproduksi sejumlah kelipatan integer dari
teknologi
lot pemesanan pembeli. Model ini menghasilkan
informasi antara pemasok dan pembeli (Lee dan
penghematan total biaya persediaan yang relatif
Whang, 1998). Pendekatan vendor managed
lebih besar dari model sebelumnya.
inventory (VMI) melibatkan pemasok dalam
Terdapat digunakan
beberapa dalam
pendekatan
memanfaatkan
yang
informasi
melakukan
untuk
monitoring
dapat
terhadap
berbagi
status
teknologi
persediaan pembeli dan pemasok bertanggung
informasi pada hubungan kontrak antara lain
jawab terhadap ketersediaan produk sehingga
information sharing (Lee dan Whang, 1998, Lee
pembeli tidak perlu melakukan pemesanan
dkk., 2000 dan Huang dkk., 2003), vendor-
(Dong dan Xu, 2002). 2. METODOLOGI
Sistem yang diamati terdiri dari pemasok tunggal
memproduksi produk yang dibutuhkan dalam
dan
ukuran lot.
pembeli
tunggal.
Pembeli
melakukan
pemesanan kepada pemasok, pemasok kemudian
Gambar 1. Model integrasi penjual-pembeli
Notasi-notasi yang akan digunakan dalam
P = kecepatan produksi penjual untuk suatu
pembahasan selanjutnya adalah sebagai berikut:
barang/tahun
D = Permintaan/tahun atau penggunaan barang
A = ongkos pesan pembeli setiap kali pemesanan
inventori
S = ongkos set up penjual/setup 2
r = ongkos penyimpanan inventori/tahun, dalam
Q = ukuran lot barang yang dipesan atau
pecahan atau persen
diproduksi
Cv = Biaya produksi/unit yang harus dibayar
Selain itu, diasumsikan bahwa ongkos
penjual
penyimpanan, r, adalah sama untuk pembeli dan
Cp = harga pembelian barang yang harus dibayar
penjual, dan pelu diketahui bahwa P≥D, serta
oleh pembeli
Cv≤Cp.
2.1
Model Joint Economic Lot Size Ukuran
meminimasi
lot total
gabungan biaya
perusahaan dan pembeli
yang gabungan
Total
dapat
biaya
gabungan
oleh
perusahaan
dikeluarkan
bagi
dan
harus pembeli
adalah:
dengan memakai
adalah sebagai
yang
berikut: •
•
2.1.1
ekonomis
Pengaruh Penggunaan JELS Pada
Pembeli
perusahaan
Penggunaan
Jika
digunakan sebagai ukuran lot
akan
(
).
mengakibatkan
peningkatan biaya bagi toko.
pemesanan, maka total biaya yang harus Persentase biaya penalti bagi toko jika
dikeluarkan pembeli adalah:
mengubah Q menjadi
•
adalah:
• Biaya ini lebih besar dibandingkan dengan
Persentase sebesar 38,30 % menghasilkan
biaya yang dikeluarkan jika menggunakan Q (
), namun lebih kecil biaya yang harus
biaya penalti sebagai berikut: •
dikeluarkan dengan menggunakan ukuran lot 2.1.2
Pengaruh Penggunaan JELS pada •
perusahaan Jika
digunakan sebagai ukuran lot
pemesanan, maka total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah:
Biaya ini lebih kecil dibandingkan dengan biaya
yang
harus
menggunakan Q (
dikeluarkan
dengan
), juga lebih kecil jika 3
dibandingkan
biaya
menggunakan
ukuran
).
(
yang lot
dikeluarkan
ekonomis
Penggunaan
menghasilkan
penghematan
biaya
Penghematan biaya gabungan (JACA) yang
toko
dihasilkan dengan mengubah Q menjadi
akan
adalah sebesar:
bagi
•
perusahaan. Persentase
penghematan
biaya
Persentase penghematan biaya:
bagi
perusahaan jika mengubah Q menjadi adalah:
•
• Penghematan biaya yang dapat dilakukan
Pihak yang mengalami penurunan biaya,
oleh perusahaan dengan mengubah Q menjadi
yaitu perusahaan harus bernegoisasi dengan
adalah:
pihak pembeli supaya ukuran lot gabungan (
• Penggunaan peningkatan
biaya
akan pada
dapat
digunakan.
Perusahaan
dapat
menawarkan diskon kepada pembeli. Agar adil,
mengakibatkan pihak
)
maka diskon yang diberikan kepada pembeli
pembeli,
sebesar:
sebaliknya menghasilkan penurunan biaya bagi pihak
perusahaan.
Walaupun
begitu,
sebaiknya dapat digunakan sebagai ukuran lot bagi
perusahaan
dan
pembeli
sehingga
• Dengan demikian, kedua belah pihak dapat menghemat sejumlah biaya yang hampir sama.
perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya tinggi.
2.2
Sistem Informasi Vendor Managed
Inventory (VMI)
Metode VMI pada penelitian ini digunakan untuk membangun suatu sistem 2.2.1
Tahap Perencanaan
Sebelum merancang sistem informasi VMI terlebih dahulu dipahami sistem aliran informasi
informasi supaya terjadi koordinasi dan pertukaran
informasi
yang
baik
akan
kebutuhan produk antara pembeli dan perusahaan (pemasok). yang ada pada perusahaan yang berhubungan dengan pembeli, berikut ini adalah aliran informasi perusahaan:
4
Gambar 2 Aliran Informasi Pada Perusahaan
2.2.2
Tahap Analisa Dalam tahap ini membahas analisis dan
pemahaman masalah serta identifikasi kebutuhan informasi. 2.2.3
Tahap Perancangan merupakan tahapan dimana dilakukan
penentuan data dan proses dari sistem yang
3. PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada perusahaan yang bergerak dibidang otomotif yang memproduksi komponen standart
misumi dan komponen
stamping manufaktur. Perusahaan ini merupakan pemasok produk corepim, yaitu sejenis Jig (alat bantu) untuk membuat suatu produk yang lebih tinggi nilai nya.
dibuat. Selain itu pada tahapan ini juga
A. Perhitungan Joint Economic Lot Size
dijelaskan mengenai usulan sistem baru yang
(JELS)
merupakan pengembangan dari sistem lama.
Data yang dibutuhkan untuk perhitungan JELS: • Permintaan produk (D) = 2920/tahun • Kecepatan Produksi per tahun = 7800 unit/tahun 5
• Biaya Administrasi = Rp.1.500/pemesanan
Keuntungan bagi masing-masing pihak dengan
• Ongkos set up = Rp.15.384,61/ setup
mengubah Q menjadi
• Ongkos Simpan = 5.00%
• Perusahaan : Vben = Rp.1.738.111,9 atau
• Ongkos Produksi = Rp.200.000/unit
sebesar 38,33 %
• Harga Jual = Rp.450.000/ unit
• Pembeli : Pben = Rp.869.978,57 atau sebesar
Hasil perhitungan JELS diperoleh output ukuran lot
gabungan
yang
optimal
adalah:
(
)
158 %
yang
Berikut ini adalah Hasil perhitungan penggunaan
menghasilkan total biaya yang harus dikeluarkan
kebijakan optimal pembeli, kebijakan optimal
oleh buyer dan supplier. Selain itu dapat dihitung
perusahaan, perhitungan JELS dan perhitungan
besarnya keuntungan yang diperoleh oleh buyer
ukuran lot yang diterapkan (Q) dengan JELS:
dan supplier.
Tabel 1 Hasil perhitungan penggunaan kebijakan optimal pembeli, kebijakan optimal perusahaan dan Perhitungan JELS Pembeli
Perusahaan
Lot gabungan Biaya Lot Gabungan
6
Tabel 2 Hasil Perhitungan ukuran lot yang di terapkan (Q) dengan JELS Pembeli
Perusahaan
Diskon: d = Rp.595,24 Vben = Rp.1.738.111,9 Pben = Rp.869.978,57
Penghematan total biaya yang terjadi
antara
Ada beberapa tahap untuk membuat suatu
buyer dan supplier akibat menggunakan ukuran
system vendor managed inventory, tahap-tahap
lot gabungan cukup besar. Dengan demikian
tersebut yaitu:
total biaya per tahun yang harus dikeluarkan antara buyer dan supplier jauh lebih rendah dibandingan total biaya per tahun dengan menggunakan ukuran lot optimal masing-masing pihak.
Merupakan tahap pemahaman aliran informasi yang terjadi antara perusahaan dan pembeli, dalam tahap ini dikumpulkan data-data yang akan digunakan untuk membangun suatu system
B. Usulan Sistem Vendor Managed Inventory
VMI. 2. Tahap Analisa
(VMI) Setelah ukuran lot gabungan di dapat pada, penelitian ini menggunakan metode VMI untuk membangun suatu sistem informasi supaya terjadi koordinasi dan pertukaran informasi akan kebutuhan
1. Tahap Perencanaan
produk
perusahaan (pemasok).
antara
pembeli
dan
Menganalisa
dan
memahami
permasalahan
informasi yang terjadi antara perusahaan dan pembeli 3. Tahap Perancangan Sistem Informasi VMI Merupakan tahapan dimana dilakukan penentuan data dan proses dari system yang dibuat. Selain itu pada tahapan ini juga dijelaskan mengenai usulan system yang baru yang merupakan pengembangan dari system lama. 7
dan Usulan aliran informasi yang baru antara Berikut ini adalah gambaran aliran informasi
perusahaan (pemasok) dengan pembeli.
antara perusahaan (pemasok) dengan pembeli
Gambar 3 Aliran Informasi antara Perusahaan dan Pembeli
8
Gambar 4 Usulan Aliran Informasi antara Perusahaan dan Pembeli
9
•
4. KESIMPULAN
Chen Jen-Ming, Lin I-Chen, 2010. Ordering and Pricing Policies under Vendor Managed
Penentuan ukuran lot menggunakan JELS
Inventory and Consignment Arrangements,
menghasilkan total biaya gabungan yang harus
International Journal of Information and
dikeluarkan oleh pemasok dan pembeli lebih
Management Sciences, 21(10), 453-468
rendah dibandingkan menggunakan ukuran lot
•
Herjanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi Dan
optimal
masing-masing
pihak.
Penggunaan
Gramedia
bersama.
Dengan
demikian
•
Widiasarana
Jakarta. Indonesia
Kurniasari,
Mira.
Maulidya,
Rahmi.
Lot Gabungan Untuk Pembeli Dan Pemasok Tunggal
(62 unit) menghasilkan penghematan biaya
Mempergunakan
Pendekatan
Vendor Managed Inventory Consignment,
gabungan sebesar 68,36%. Diskon yang harus
Teknik Industry, Universitas Trisakti •
Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Surabaya. Guna Widya.
pembeli menyetujui penggunaan JELS adalah
•
sebesar Rp.595,24 /unit.
Kedua.
Saraswati Docki, 2011. Penentuan Ukuran
perubahan ukuran lot dari Q (10 unit) menjadi
diberikan perusahaan kepada pembeli agar
Edisi
(Grasindo).
ukuran lot gabungan juga dapat memberikan keuntungan
Operasi
http://teknikindustritalk.wordpress.com/2 012/03/04/vendor-managed-inventory-
Kemudian Vendor
penerapan
Managed
system
Inventory
informasi
menghasilkan
vmi yang diakses pada 29 Maret, 2012.
kecepatan dan ketepatan pemasok dalam hal mengetahui jumlah persediaan pembeli. Hal ini sangat membantu perusahaan (pemasok) dalam menentukan kapan perusahaan akan membuat produk yang dibutuhkan oleh pembeli, sehingga tidak ada lagi kelebihan atau kekurangan stok yang dialami oleh pemasok dan pembeli. DAFTAR PUSTAKA •
Banerjee, A. 1986, A Joint Economic Lot Size Model For Purchaser and Vendor, Decision Sciences, 17, 292-311 10