HUBUNGAN LAMA KERJA DENGAN KINERJA PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA Adisti A. Rumayar* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Abstrak Inti dari sistem kesehatan yang efektif dan efisien adalah tenaga kesehatan yang kompeten, bermotivasi dan berkomitmen. Perawat merupakan unsur penting dalam manajemen rumah sakit. Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat di tentukan oleh kinerja perawat. Kinerja perawat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari luar maupun dari masing-masing individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan lama kerja dengan kinerja perawat jiwa di RSJ Prof. dr. V. L. Ratumbuysang. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua perawat jiwa yang ada di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang yang berjumlah 92 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data diolah secara univariat dan bivariat melalui analisis Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan lama kerja dengan kinerja perawat RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang. Kata Kunci : Lama Kerja, Kinerja
Abstract The key to efficient and effective healthcare system is a medical worker which had competence, motivation and commitment. Nurse is one of important element in hospital management. The success of nursery is determine by the nursing performance. Nursing performance affected by a lot of factor which from the outside and also among each of the individual. The purpose of this research is to analyze the relationship between length of working with mental nursing performance in Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Mental Hospital. This research uses survey analytic methods with a cross sectional approach. The population on this research is all the mental nurses who worked at Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Mental Hospital which is as much as 92 person. Sampling methods used in this research is total sampling. Primary data obtained directly from the responden using questionnaire. The data is processed with univariate and bivariate through chi square analysis. Results of this study shows that there is relationship between length of working with nursing performance at Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Mental Hospital. Keywords : Length of Working, Performance
dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pembangunan rumah sakit tidak lepas dari pembangunan kesehatan, yakni harus sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) serta perundang-undangan (Alamsyah, 2011).
Pendahuluan Departemen Kesehatan RI tahun 2011 menyatakan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan medik spesialistik, pelayanan penunjang medis, pelayanan perawatan, baik rawat jalan, rawat inap maupun pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah, dan masyarakat. dari
Pelayanan rumah sakit di masa kini dan masa depan menjadi penting dan merupakan primadona dalam pelayanan kesehatan. Pengamatan menunjukan bahwa dalam dekade terakhir ini telah terjadi perubahan kebutuhan (need) dan permintaan (demand) akan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan rumah sakit. Penyakit telah bergeser dari penyakit menular pada umumnya menyerang masyarakat miskin dan lingkungan yang kumuh menjadi penyakit yang kronis dan
Rumah sakit merupakan bagian integral keseluruhan sistem kesehatan yang 65
penyakit kesehatan jiwa (Anonimous: profil RSJ. Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang, 2014).
pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara merupakan rumah sakit yang terletak strategis di kota manado dan mudah di akses oleh masyarakat. Daerah jangkauan rumah sakit mencakup Provinsi Sulawesi Utara. Rumah sakit jiwa ini merupakan rumah sakit jiwa pusat manado kelas A, sebagai unit pelaksana teknis direktorat jendral pelayanan medik departemen kesehatan RI yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas.
Pelayanan keperawatan jiwa (Psikiatri) di lakukan oleh tenaga keperawatan dengan latar belakang pendidikan mulai dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) sampai Sarjana (Anonimous : profil RSJ Prof.Dr.V.L. Ratumbuysang, 2014). Keberhasilan pelayanan keperawatan ditentukan oleh kinerja perawat (Kuntoro, 2010). Kinerja Perawat dipengaruhi oleh banyak faktor baik eksternal maupun dari masing-masing individu perawat.
Rumah sakit jiwa terakreditasi untuk 5 standar pelayanan (Administrasi Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Rekam Medik dan Penunjang Medik. Rumah sakit jiwa berusaha untuk selalu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya kesehatan jiwa dan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAPZA). Dengan keterbatasan Sistem dan pelayanan kesehatan yang ada, baik dari ketenagaan, sarana dan prasarana; Rumah sakit berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan keterbatasan tersebut dengan mengoptimalkan pelayanan yang diwujudkan melalui pelayanan yang bermutu.
Menurut Gibson dalam Notoatmodjo (2007), salah satu faktor individual yang mempengaruhi kinerja adalah karakterisitk demografi yang terdiri jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan. Penelitian sebelumnya menurut Angkasa (2011) mengenai hubungan karakteristik demografi dan kinerja perawat menggambarkan bahwa karakteristik demografi tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja perawat. Menurut Gibson dan Stoner dalam Notoatmodjo (2007), kinerja seorang karyawan atau tenaga kerja dipengaruhi oleh faktor psikologis yang berkaitan dengan motivasi. Oleh sebab itu, dalam rangka upaya meningkatkan kinerja organisasi atau institusi, maka intervensi terhadap motivasi sangat penting dianjurkan
Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang baik merupakan tuntutan yang harus dihadapi dan dijalankan oleh setiap unsur pelayanan. Rumah sakit sebagai media pelayanan publik berupaya melaksanakan pelayanan publik sesuai harapan masyarakat dengan pelayanan yang bermutu dan terintegrasi.
Menurut Notoatmodjo (2007) Kinerja dapat diukur dari hasil kerja, hasil tugas, atau hasil kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja yang buruk dari pegawai dapat merugikan organisasi yaitu turunya kinerja organisasi dan hilangya kepercayaan masyarakat.
Menurut Indonesian Health Platform (2013), sistem kesehatan yang efektif dan efisien adalah tenaga kesehatan yang berkomitemen, berkompeten dan bermotivasi. Manajemen tenaga kesehatan yang efektif dan optimal dapat membawa hasil yang diinginkan apabila ada reformasi sistem kesehatan. Salah satu unsur penting dalam manajemen rumah sakit yaitu perawat (Soeroso, 2003).
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dan hasil observasi awal di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara lama kerja dengan kinerja praktik keperawat jiwa di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara.
Menurut UU RI No. 38 Pasal 1 Tahun 2014 tentang Keperawatan, pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan 66
pengambilan sampel secara total sampling. Data Primer diperoleh langsung dari responden yang dibagikan kuesioner untuk diisi. Data Sekunder ialah data yang diperoleh dari profil RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. Untuk melihat hubungan tiap variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan uji chi-square
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional study atau potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di RSJ Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, pada bulan September 2015 – Oktober 2015. Variabel bebas adalah lama kerja sedangkan variabel terikat adalah kinerja praktek keperawatan. Populasi dalam penelitian adalah perawat yang merawat pasien jiwa (psikiatri) dan bekerja di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang yang terlibat dalam kegiatan perawatan dibagian pelayanan jiwa yang berjumlah 92 orang. Sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan metode .
Hasil dan Pembahasan Hasil uji statistik untuk melihat hubungan antara lama kerja dengan kinerja perawat dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Hubungan Antara Status Perkawinan dengan Kinerja Perawat Lama Kerja < 10 Tahun > 10 Tahun Total
Kinerja Kurang 28 18 46
Berdasarkan tabel 1, diketahui dari 40 responden yang memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun, yang memiliki kerja yang kurang ada 28 responden dan 12 responden dengan kinerja yang baik, sedangkan responden yang memiliki masa kerja di atas 10 tahun berjumlah 52 dengan kinerja kurang ada 18 responden dan memiliki kinerja baik ada 32 responden. Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 dengan ɑ = 0,05. Ini berarti terdapat hubungan antara lama kerja dengan kinerja perawat karena nilai p = 0,000 < ɑ = 0,05 yang artinya Ha diterima.
Baik 12 34 46
Total 40 52 92
p value 0,000
Lama kerja perawat terkait dengan pengalaman serta tingkat kemahiran dalam melaksanakan pelayanan keperawatan. Semakin lama seorang perawat berkecimpung dalam bidang keperawatan akan memberikan pemahaman serta penguasaan teknik pelayanan maupun penguasaan prosedur kerja yang disesuaikan dengan kasus atau pasien yang di hadapi. Kondisi yang demikian jumlah pekerjaan yang diberikan kepada perawat yang berpengalaman biasanya lebih banyak dari pada perawat yang belum berpengalaman. Semakin lama seorang perawat menjalankan tugasnya, maka semakin banyak juga tindakan medik yang mampu untuk dilakukan. Kepercayaan akan kemampuan sendiri mengakibatkan para perawat tidak meminta persetujuan tindakan medik dari seorang dokter lagi. Hal ini banyak dijumpai pada penanganan penyakit yang bersifat umum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja perawat maka semakin besar peluang untuk memiliki kinerja yang baik. Tingginya jumlah perawat dengan masa kerja > 10 tahun yang menunjukkan kinerja yang baik di karenakan semakin lama seseorang berkarya dalam suatu organisasi semakin tinggi produktivitasnya karena karyawan semakin berpengalaman dan memiliki keterampilan dalam tugas. Masa kerja yang lama juga menunjukkan pengalaman yang lebih pada seseorang dibandingkan dengan rekan kerja yag lain.
Semakin lama seseorang bekerja, maka keterampilan dan pengalamannya juga semakin meningkat. Pengalaman merupakan salah satu cara kepemilikan pengetahuan yang 67
dialami seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Secara psikologis seluruh pemikiran manusia, kepribadian dan temperamen ditentukan pengalaman indera. Pikiran dan perasaan bukan penyebab tindakan tapi oleh penyebab masa lalu. Apa yang dialami seseorang akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis untuk mempunyai tanggapan dan penghayatan (Muksydayan, 2012).
penelitian dengan topik yang sama dengan variabel yang berbeda mengenai faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja praktik keperawatan jiwa yang tidak diteliti dalam penelitian ini. b. Bagi Fakultas Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk menambah pengetahuan Mahasiswa. c. Bagi Instansi (Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang ) Kepala rumah sakit dapat meningkatkan pendidikan perawat dengan studi lanjut sampai menyelesaikan profesi ners, agar kompetensi profesional perawat dapat meningkat.
Perawat yang mempunyai masa kerja lebih lama tentunya mempunyai pengalaman yang lebih banyak. Pengalaman ini dapat berguna ketika perawat menghadapi masalah terkait masalah kebersihan diri pasien, misalnya saja pada pasien bedrest. Pasien pada awalnya mungkin hanya menderita penyakit X, tetapi karena tidak diperhatikan kebersihan dirinya, pasien mengalami gangguan pada kulitnya, misalnya gatal-gatal. Hal seperti inilah yang dapat memotivasi perawat yang berpengalaman lebih lama untuk melakukan tindakan kebersihan pasien untuk dapat meminimalisir terjadinya masalah kesehatan lainnya
Daftar Pustaka Alamsyah, Dedi. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. hal. 99 – 100.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyaningsih (2013) mendapatkan bahwa masa kerja tidak berhubungan dengan kinerja perawat dalam menerapkan MPKP di RSJD Surakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Nazvia, dkk.,(2014) mendapatkan bahwa lama kerja tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat.
Anonimous. 2014. Profil RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi utara Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. hal. 73, 93 – 101 Muksdayan, D. 2012. Karakteristik Sikap dan Perilaku Karyawan Cold Storage terkait Praktik Hygiene Daging. Tesis. Pascasarjana Institute Pertanian Bogor.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama kerja dengan kinerja praktik keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara
Mulyaningsih. 2013. Peningkatan Kinerja Perawat dalam Penerapan MPKP dengan Supervisi oleh Kepala Ruang di RSJD Surakarta. Gaster 10 (1): 57-70 Nazvia, N., A. Loekqijana, dan J. Kurniawati. 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSDU Gambiran Kota Kediri. Jurnal Kedokteran Brawijaya 28 (1) Suplemen: 21-25
Saran a. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti di masa yang akan datang agar dapat melakukan 68
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Soeroso, S. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit: Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC
69