Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
PEMODELAN REVITALISASI KERETA API MENUJU URBAN SUSTAINABLE TRANSPORTATION SYSTEM: STUDI KASUS KOTA SURABAYA Angga Akbar Fanani, Budisantoso Wirjodirdjo dan Erwin Widodo Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia Tel: (+62) 81-867-130-5 Fax: (+62) 31-5939362 Email:
[email protected];
[email protected];
[email protected] ABSTRAK Transportasi adalah masalah yang kompleks, terutama di negara berkembang. Kompleksitas sistem transportasi akan lebih terasa di daerah perkotaan. Surabaya adalah kota terpadat kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 3,110,187 orang mewakili perkotaan dengan kompleksitas sistem transportasi. Sistem transportasi di Surabaya saat ini memiliki banyak permasalahan diantaranya kemacetan lalu lintas yang disebabkan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak diimbangi penambahan kapasitas jalan secara memadai dan tingginya konumsi bahan bakar minyak yang menyebabkan peningkatan polusi udara di kota Surabaya. Mengacu dari hasil pemetaan permasalahan yang dilakukan diperoleh bahwa pengalihan moda transportasi merupakan solusi alternatif yang dapat mengatasi permaslahan trasnportasi di kota Surabaya. Moda transportasi yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai solusi alternatif adalah kereta api dengan pertimbangan kapasitas angkut dan konsumsi bahan bakar per penumpang. Revitalisasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna kereta api. Sistem transportasi adalah sistem yang kompleks di mana ada interaksi antara aspek indikator di mana ekonomi, sosial dan lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, kita perlu penelitian tentang pemodelan sistem dinamik yang mengkaji dan menganalisa kebijakan revitalisasi kereta api menuju sistem transportasi perkotaan yang berkelanjutan di kota Surabaya. Aspek keberlanjutan dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Berdasarkan simulasi yang dilakukan kemudian dihasilkan beberapa skenario kebijikan untuk mewujudkan urban sustainable transportation system di kota Surabaya. Kebijakan tersebut yaitu: perubahan harga BBM, penambahan dan konversi stasiun penumpang, penambahan dan reaktifasi jalur KA, penambahan kapasitas parkir di stasiun KA, penambahan jadwal keberangkatan KA dan penambahan rangkaian KA. Hasil simulasi menunjukan bahwa dengan mengkombinasikan skenario akan didapatkan hasil yang lebih baik dilihat dari keigas aspek sustainability yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan aspek sosial Kata kunci: Sistem Dinamic, Urban Sustainable Transportation System, Revitalisasi, Kereta Api, Kebijakan.
PENDAHULUAN Transportasi merupakan sektor yang sangat penting dalam pengembangan ekonomi dari suatu kelompok masyarakat dalam bidang pertanian, industri, atau pengetahuan mengenai ilmu ekonomi berdasarkan standar masyarakat industri (Qingyun, 2007). Kebutuhan akan sektor transportasi dalam mendukung kehidupan bermasyarakat sangat terasa khususnya di daerah perkotaan atau biasa disebut Urban Transportation. Surabaya merupakan salah satu ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
kota besar di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terpadat nomor dua di Indonesia dengan angka 2.929.528 penduduk (BPS, 2012). Tingginya jumlah penduduk tentunya akan berakibat pada tinginya kebutuhan mobilitas penduduk. Dimana data terakhir mengungkapkan bahwa di Surabaya pada tahun 2012 terdapat sekitar 2.041.709 motor dan 517.329 mobil (Sulistyarso, 2012). Masih berkaitan dengan jumlah kendaraan, dimana berdasarkan laju pertumbuhan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 12,5 % maka diprediksikan pada tahun 2017 tranportasi di Surabaya akan macet total. Padahal peningkatan jumlah mobil merupakan sumber permasalahan transportasi (Exel dan Rietvield, 2010). Berdasarkan kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa kota Surabaya dilihat dari sudut pandang daya dukung sarana transportasi, daya dukung prasarana transportasi (jalan, rel, terminal) mewakili parameter kompleksitas sistem transportasi perkotaan. Sehingga layak untuk dijadikan sebagai studi kasus permodelan perwujudan Urban Sustainable Transportation System. System transportasi di Surabaya memiliki beberapa permasalahan yang ditimbulkan dari terlalu banyaknya jumlah kendaraan pribadi. Hal ini didukung oleh pernyataan Horowitz pada tahun 1976 yang berpendapat bahwa penggunaan mobil pribadi secara luas akan menimbulkan banyak permasalahan pada sistem transportasi di daerah perkotaan. Permasalahan kemacetan lalu lintas berhubungan erat dengan ratio kepadatan lalu lintas atau traffic density ratio (TDR). Kerugian akibat kemacetan lalu lintas di perkotaan terutama terkait meningkatnya biaya operasi kendaraan (BOK) akibat menurunya kecepatan perjalanan rata-rata, kerugian nilai waktu akibat hilangnya kesempatan berproduksi akibat tundaan waktu perjalanan serta kerugian psikis akibat stress serta perilaku yang tidak produktif (Widiantoro, 2008). Kerugian akibat kemacetan lalu lintas di Surabaya diperkirakan mecapai 1 trilliun rupiah perharinya (Kresnayana, 2011). Permasalahan transportasi selanjutnya yang terjadi di kota Surabaya yang menjadi akibat peningkatan jumlah kendaraan bermotor adalah tingginya konsumsi BBM. Peningkatan jumlah kedaraan bermotor juga berdampak pada masalah lingkungan diantaranya polusi udara. Dilain pihak peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga memberikan konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu isu kritis dalam pengembangan sistem transportasi yaitu pengembangan yang berkelanjutan (sustainable development). Sustainable development diartikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dengan tetap memperhatikan keberlanjutan untuk generasi selanjutnya baik dari segi lingkungan, sosial maupun ekonomi (Oxford University Press, 1987). Pengembangan yang berwawasan lingkungan dari sebuah sistem transportasi merupakan kunci untuk melakukan penghematan energi, keramahan lingkungan, dan pelayanan yang berorientasi kepada masyarakat (Jifeng, et al, 2008). Dalam mendukung terwujudnya konsep Urban Sustainable Transportation System tentunya tidak terlepas dari moda transportasi yang merupakan salah satu aspek penting sistem transportasi. Salah satu moda transportasi yang mepunyai potensi unuk dijadikan moda transportasi alternatif di kota Surabaya yaitu kereta api. Han pada tahun 2008 melakukan penelitian untuk mengurangi emisi CO2 di Dalian, China dimana hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa percepatan pembangunan jaringan kereta api menjadi solusi permasalahan dibandingkan dengan alternatif yang lain. Sementara itu Sumaiyah pada tahun 2010 mengemukakan bahwa kereta api merupakan solusi permasalahan transportasi di kota Surabaya dengan pertimbangan kapasitas angkut. Namun dalam penelitian tersebut juga dikemukakan bahwa kurangnya fasilitas penunjang kereta api yang menyebabkan kereta api tidak efisien dan tepat. Permasalahan selanjutnya pada sistem transportasi kereta api di kota Surabaya adalah terkait dengan kapasitas angkut. Pada tahun 2012 kereta api di kota Surabaya mengangkut 1.406.407 penumpang. Berdasarkan data tersebut terlihat kurang adanya keberpihakan dan kebijakan untuk menjadikan kereta api sebagai sarana transportasi perkotaan dengan ketersediaan yang mencukupi kebutuhan penggunanya. ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Terdapat banyak penelitian yang mencoba memberikan rekomendasi solusi terkait permasalahan transportasi. Jifeng pada 2008 merekomendasikan pembatasan kendaraan. Exel dan Rietvield pada tahun 2010 merekomendasikan pengalihan mode transportasi ke transportasi publik. Kemudian Han dan Hayashi pada tahun 2008 merekomendasikan percepatan pembangunan jalur kereta api. Berdasarkan uraian situasi dirasa penting untuk dilakukan pernelitian mengenai Pemodelan Revitalisasi Kereta Api untuk mewujudkan urban sustainable transportation system di kota Surabaya. METODOLOGY PENELITIAN Sistem transportasi merupakan sebuah sistem yang komplek dikarenakan keberagaman perangkat pendukungnya (insfrastruktur dan kendaraan didalamnya), orang dan organisasi yang terlibat didalamnya (Richardson, 2005). Sistem transportasi merupakan sebuah sistem yang komplek dengan banyak variable dan loop umpan balik antara subsistem dengan faktor yang berpengaruh (Jifeng, et all, 2008). Berdasarkan penjelasan diatas dirasa tidak sesuai bila digunakan pendekatan kuantatif linier biasa untuk menjelaskan karakteristik dari sistem yang komplek. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah pendekatan sistem dinamik, yaitu sebuah pendekatan untuk mensimulasikan karakteristik dari sistem yang komplek. Uncontrollable Input
Environment
Population Kebutuhan mobilitas penduduk Pertumbuhan PDRB kota Surabaya
Expected Output
Kebijakan harga BBM Population
Peningkatan indeks sustainability dari sistem transportasi di kota Surabaya dilihat dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial
Sistem Transportasi Perkotaan Kota Surabaya Unexpected Output
Controllable Input
Penurunan tingkat Sustainabilitas Sistem Transportasi
Jumlah jalur KA Kapasitas parkir KA Jumlah rangkaian KA Jumlah stasiun KA Jumlah jadwal keberangkatan KA
Management
Gambar 1 Diagram Input Output
Pada diagram input output dapat dilihat variabel apa saja yang berpengaruh terhadap Sistem transportasi perkotaan di kota Surabaya. Variabel yang berpengaruh diklasifikasikan lagi menjadi uncontrollable input dan controllable input. Klasifikasi tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terkait dengan setiap variabel dalam system. Controllable input atau yang biasa disebut variabel bebas merupakan variabel dimana besaran didalamnya dapat diisikan oleh modeler dalam rangka mensimulasikan perilaku dari sistem yang diamati. Controllable input terdiri dari jumlah jalur KA, kapasitas parkir yang ada di stasiun KA, jumlah rangkaian KA, jumlah stasiun KA dan jumlah jadwal keberangkatan KA. Selain controllable input juga terdapat variabel yang dijadikan sebagai sarana untuk melihat perilaku dari sistem yaitu perubahan harga BBM. Walaupun kebijakan tersebut variabel yang bisa dimasukan dalam rangka revitalisasi kereta api namun variabel tersebut dirasa punya pengaruh yang besar terhadap sistem transportasi secara keseluruhan. Sedangkan uncontrollable input adalah variabel dalam model namun besaran didalamnya merupakan nilai pasti. Uncontrollable input diantaranya yaitu: populasi, kebutuhan mobilitas penduduk, dan pertumbuhan PDRB kota Surabaya. Expected result adalah hasil yang diharapkan dari program revitalisasi yang direncanakan. Expected result dalam penelitian ini adalah ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
peningkatan indeks sustainability dari sistem transportasi perkotaan di kota Surabaya dengan mempertimbangkan ketiga aspek sustainability yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial.
Gambar 2 Causal Loop Diagram
Pada Gambar 2 sisajikan Causal Loop Diagram (diagram sebab akibat) dari model revitalisasi kereta api. Menurut Wang (2008) menjelaskan bahwa sistem dinamik diekmbangkan dengan mempertimbangkan hubungan sebab akibat dari variabel dan persamaan. Causal loop diagram mengilustrasikan pola interaksi dari variabel-variabel dalam model revitalisasi kereta api dan hubungan dengan indeks sustainability yang dijadikan parameter penelitian. PERANCANGAN MODEL Setelah tahap konseptualisasi model, tahap selanjutnya memformulasikan model menggunakan stock and flow diagram. Stock and flow diagram akan dapat menjelaskan sistem secara detail dikarenakan memberikan perhatian pada pengaruh dari hubungan antara variabel sistem setiap waktu. Dalam Stock and flow diagram terdapat variabel yang mengindikasikan akumulasi hasil dari sistem yang disebut “level”. Selain itu variabel yang merefleksikan aktifitas dalam sistem dan mempengaruhi level yang disebut “rate”. Dalam model revitalisasi kereta api formulasi mathematis dilakukan dengan menggunakan bantuan software Vensim. Model revitalisasi kereta api dikembangan dalam beberapa sub model untuk lebih menjelaskan perilaku model, sub model tersebut diantaranya yaitu: Sub model kebutuhan mobilitas Pada sub model ini dijelaskan proses generate kebutuhan mobilitas penduduk dari populasi yang ada. Sub model indeks preferensi kendaraan pribadi Pada sub model indeks preferensi kendaraan pribadi mengilustrasikan variabel yang mempengaruhi indeks repferensi dari kendaraan penumpang pribadi, dalam penelitian ini yang dikaji adalah mobil dan sepeda motor. Sub model Emisi CO2 Tidak bisa dipungkiri bahwa aktifitas transportasi memiliki dampak terhadap pencemaran lingkungan. Dalam penelitian ini salah satu parameter lingkungan yang dikaji yaitu emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan transportasi. ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Sub model ekonomi Disisi yang lain kegiatan transportasi memiliki kontribusi terhadap parameter dari aspek ekonomi yang dikaji. Untuk itu dalam sub model ini akan memberikan perhatian pada pengaruh kegiatan transportasi terhadap aspek ekonomi, diantaranya adalah pendapatan asli daerah dari sektor transportasi, subsidi BBM untuk kegiatan transportasi, keuntungan dari PT KAI, dan invetasi yang harus dilakukan untuk melkukan revitalisasi kereta api. Sub model indeks preferensi kereta api Pada sub model ini memodelkan revitalisasi kereta api yang dilakukan dan variabelvaiabel yang berpengaruh terhadap indeks preferensi kereta api. Pada sub model ini perubahan besaran revitalisasi akan dimasukan.
SIMULASI MODEL a. Ferifikasi dan validasi model Verifikasi model merupakan engujian terhadap logika model dan untuk menjamin bahwa tidak ada kesalahan yang ada dalam model. Sedangkan validasi model merupakan pengujian yang dilakukan untuk menjamin kemampuan dari model untuk merepresentasikan sistem yang sebenarnya. Verifikasi dalam penelitian ini dilkukan dengan menggunakan bantuan software. Sedangkan validasi yang dilakukan dilakukan dalam beberapa tahapan diantaranya yaitu : Pengujian parameter model Pengujian kondisi ekstrim Pengujian struktur model Pengujian perilaku model b. Simulasi eksisting model Setelah model diverifikasi dan divalidasi maka tahapan selanjutnya adalah simulasi kondisi eksisting dari model. Simulasi dijalankan dan diukur parameternya terhadap ketiga aspek sustainability yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial. aspek lingkungan
aspek ekonomi
2B 500 M 3B 2
liter liter kg Dmnl
4e+012 6e+012 2B 100
rupiah rupiah rupiah rupiah/Year
1B 200 M 1B 0.6
liter liter kg Dmnl 2005
0 2e+012 1B 0
rupiah rupiah rupiah rupiah/Year 2005
2008
2011
2014 2017 Time (Year)
2020
2023
total konsumsi premium : eksisting 21-1 konsumi solar untuk mobil pribadi : eksisting 21-1 total emisi CO2 : eksisting 21-1 kepadatan jalan : eksisting 21-1
liter liter kg Dmnl
2008
2011
Pendapatan Asli Daerah : eksisting 21-1 total subsidi BBM untuk kota surabaya : eksisting 21-1 profit PT KAI : eksisting 21-1 alokasi APBD untuk revitalisasi KA : eksisting 21-1
aspek sosial 40 60 4 4
0 0 0 0
kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang
kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang 2005
2008
2011
2014 2017 Time (Year)
2014 2017 Time (Year)
kecepatan mobil di jalan raya : eksisting 21-1 kecepatan sepeda motor di jalan raya : eksisting 21-1 alokasi waktu mobil per hari : eksisting 21-1 alokasi waktu sepeda motor per hari : eksisting 21-1
2020
2023 kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang
Gambar 3 Grafik Hasil Simulasi ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-5
2020
2023 rupiah rupiah rupiah rupiah/Year
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Dilihat dari aspek lingkungan dikarenakan meningkatnya jumlah kendaraan kepadatan lalu lintas akan berakibat pada meningkat sepanjang waktu hingga melibihi angka 1 pada tahun 2025. Seiring dengan meningkatnya kepadatan maka konsumsi BBM akan semakin tinggi. Semakin tingginya konsumsi BBM maka akan menyebabkan meningkatkan emisi CO2 yang diakibatkan dari kegiatan transportasi. PERANCANGAN SKENARIO KEBIJAKAN REVITALISASI KERETA API Berdasarkan model eksisting akan dikembangkan skenario yang akan dijadikan kebijakan dalam merevitaliasi kereta api. Adapun skenario-skenario kebijakan terkait sistem transportasi khususnya perkereta apian, yaitu: Skenario perubahan harga BBM Skenario penambahan jumlah stasiun kereta api di kota Surabaya Skenario penambahan kapasitas parkir di stasiun Skenario pengaktifan jalur KA Skenario penambahan jumlah keberangkatan KA Skenario penambahan jumlah rangkaian KA PERBANDINGAN SKENARIO Pada tahap ini akan dibandingkan hasil dari masing-masing scenario, berkaitan dengan aspek yang dikaji yaitu aspek lingkungan, aspek ekonomi dan sosial. Tabel 1 Hasil Simulasi dari Skenario yang Dikembangkan Aspek Sustainability Emisi CO2 (Kg) Komsumsi premium (liter) Lingkunga Komsumsi n solar (liter) Kepadatan jalan PAD (Rp. 000.000) Subsidi BBM (Rp. 000.000) Akumulasi Ekonomi Laba PT KAI (Rp. 000.000) Alokasi APBD untuk revitalisasi KA (Rp. 000.000) Kecepatan sepeda motor (Km/jam) Kecepatan mobil (Km/jam) Alokasi waktu pengendara Sosial motor (jam/hari) Alokasi waktu pengendara mobil (jam/hari) Penumpang KA (orang/hari)
Skenario 1:
Skenario 2:
Skenario 3:
Skenario 4:
Skenario 5:
Skenario 6:
2.112.277.760
2.106.360.320
2.106.360.064
2.112.277.632
2.105.187.072
2.112.277.760
1,854,036,224
1,849,244,416
1,849,244,160
1,854,036,096
1,848,085,248
1,854,036,224
130,282,424
130,282,424
130,282,424
130,282,424
130,282,424
1,031173
1,028702
1,028703
1,028702
1,028487
1,028702
2,506,319
2,263,504
2,263,504
2,263,504
2,263,082
2,263,504
0
3,701,927
3,701,927
3,701,927
3,700,672
3,701,927
22,705
22,705
22,705
22,455
41,493
22,455
0
4,800
0
60,000
0
13.99
14.04
14.04
14.04
14.06
14.04
11.52472
11.52472
11.52472
11.52472
11.53005
11.52472
2,216902
2,20528
2,205281
2,20528
2,20427
2,20528
2,70371199
2,69505072
2,69505119
2,69505072
2,6942966
2,69505119
4210
4210
4210
4210
6549
4210
130,282,424
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-6
25,000
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Pada Tabel 1 dapat dilihat kinerja dari masing-masing skenario terhadap parameter sustainability. Dari hasil tersebut dapat terlihat dampak dan konsekuensi atau biasa disebut tradeoff dari masing-masing skenario. Namun demikian tentunya masing-masing skenario masih bisa dioptimalkan lebih lanjut dengan menggunkan kombinasi dari berbagai skenario. Berdasarkan simulasi masing-masing skenario yang sudah dilakukan kemudian dirumuskan kombinasi dari berbagai kondisi pada setiap skenario. Skenario optimistik disusun berdasarkan kondisi parameter kunci sebagai berikut: 1) harga BBM untuk premium sebesar Rp 8.400,- dan harga solar sebesar Rp 8.400,-, 2) jumlah stasiun di kota Surabaya adalah sebanyak 18 stasiun, 3) kapasitas parkir total diseluruh stasiun adalah sebesar 850 mobil dan 2800 sepeda motor, 4) Jalur kereta api sebanyak 5 jalur, 5) jumlah keberangkatan hingga mencapai 56 keberangkatan sehingga utilitas dari jalur meningkat hingga mencapai utilitas maksimum, 6) terdapat penambahan jumlah rangkaian kereta sebanyak 5 rangkaian kereta api. Adapun hasil simulasi dari kombinasi skenario optimistik disajikan pada Gambar 4. aspek lingkungan
aspek ekonomi
2B 800 M 3B 2
liter liter kg Dmnl
3e+012 0.2 150 B 150 B
rupiah rupiah rupiah rupiah
1B 200 M 1B 0.6
liter liter kg Dmnl 2005
1e+012 0 0 0
rupiah rupiah rupiah rupiah
2008
2011
2014 2017 Time (Year)
2020
2023
total konsumsi premium : optimistik konsumi solar untuk mobil pribadi : optimistik total emisi CO2 : optimistik kepadatan jalan : optimistik
2005 liter liter kg Dmnl
2008
2011
2014 2017 Time (Year)
Pendapatan Asli Daerah : optimistik total subsidi BBM untuk kota surabaya : optimistik akumulasi laba PT KAI : optimistik total investasi yang dibutuhkan : optimistik
2020
2023 rupiah rupiah rupiah rupiah
aspek sosial 60 40 4 4
kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang
0 0 0 0
kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang 2005
2008
2011
2014 2017 Time (Year)
kecepatan sepeda motor di jalan raya : optimistik kecepatan mobil di jalan raya : optimistik alokasi waktu sepeda motor per hari : optimistik alokasi waktu mobil per hari : optimistik
2020
2023 kilometer/jam kilometer/jam jam/orang jam/orang
Gambar 4 Hasil Simulasi Kombinasi Skenario Optimistik
Pada Gambar 4 disajikan hasil simulasi yang menunjukani kontribusi kombinasi skenario optimistik terhadap ketiga aspek sustainability. Skenario optimistik mengkombinasikan berbagai jenis perbaikan yang mungkin dilakukan dalam rangka revitalisasi kereta api di kota Surabaya. Pada skenario ini semua parameter skenario dinaikan untuk mengetaui dampak yang diindikasikan dari perubahan nilai pada variabel respon di ketiga aspek sustainability. ANALISA DAN KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat ditarik sesuai tujuan penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Pada kondisi eksisting terdapat beberapa hal yang dapat menggambarkan kondisi moda transportasi kereta api. Permasalahan pertama adalah jumlah keberangkatan kA di kota Surabaya, berdasarkan data didapatkan bahwa jumlah keberangkatan KA di kota ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
2.
3.
4.
5.
6.
Surabaya yaitu sebanyak 18 keberangkatan perhari dari 28 keberangkatan perhari yang mungkin dilakukan. Berkaitan dengan infrastruktur, di Surabaya terdapat 16 stasiun diamana hanya 12 stasiun yang aktif digunakan untuk keberangkatan penumpang. Harga tarif untuk satu keberangkatan kereta api komuter adalah sebesar Rp, 2000.00. insfratruktur lain berkaitan dengan kereta api adalah tempat parkir, kapasitas parkir stasiun yang ada di kota Surabaya sebesar 225 mobil dan 1050 sepeda motor. Dampak yang dihasilkan dari kebijakan revitalisasi kereta api terhadap tiga aspek sustainability (aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial) terbukti positif. Berkaitan dengan aspek lingkungan dampak posistif dari kebijakan revitalisasi adalah pengurangan konsusmsi bahan bakar untuk sektor transportasi yang berpengaruh terhadap penurunan kadar emisi CO2 yang dihasilkan dari sektor transportasi. Pada sektor ekonomi dampak yang dihasilkan dengan adanya revitalisasi kereta api adalah peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor transportasi, selain itu juga mengurangi pengeluran masyarkat untuk keperluan transportasi akibat efek alih moda transportasi dan yang terpenting dengan adanya perubahan harga BBM dapat mengurangi pengeluaran negara untuk belanja subsidi untuk sektor transportasi. Sektor yang dikaji selanjutnya adalah sektor sosial, pada sektor ini revitalisasi kereta api berdampak pada perlambatan kenaikan TDR (traffic density ratio) yang berkibat pada penurunan kecepatan kendaraan di jalan raya. Dengan adanya pengalihan moda transportasi ke kereta api diharapkan waktu tempuh mobilitas penduduk dapat semakin singkat. Kebijakan revitalisasi kereta api memberikan dampak positif terhadap ketiga aspek sustainability yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Dampak positif pada ketigas aspek yang menjadi kajian tidak secara eksponensial dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem transportasi yang bersifat dinamis seiring berjalanya waktu. Pada penelitian ini rentang waktu simulasi adalah selama 20 tahun, hal ini dikarenakan jika lebih 20 tahun dikawatirkan kebijakan yang dikaji tidak sesuai lagi dengan perkembangan kondisi yang terjadi. Berdasarkan hasil simulasi eksisting yang telah dijabarkan kemudian disusun skenario kebijaan revitalisasi kereta api dalam rangka mewujudkan urban sustainable transportation system di kota Surabaya. Adapun skenario yang disusun diantaranya yaitu: 1) perubahan harga BBM, 2) penambahan jumlah stasiun KA di kota Surabaya, 3) penambahan kapasitas parkir di stasiun KA kota Surabaya, 4) reaktifasi dan penambahan jalur KA, 5) penambahan jumlah keberangkatan KA. Untuk sektor lingkungan dimana variabel respon yang dipertimbangkan yaitu emisi CO2 dan konsumsi BBM didapatkan bahwa penerapan skenario 4 (reaktifasi dan penambahan jalur KA) dan skenario 5 (penambahan jumlah keberangkatan KA) menjadi skenario yang memberikan dampak paling signifikan. Hal ini dikarenakan ketika jumlah jalur ditambah maka jumlah keberangkatan kereta api yang bisa dilakukan juga meningkat. Peningkatan jumlah keberangkatan akan berdampak pada peningkatan jumlah kapasitas angkut kereta api. Semakin banyak penumpang yang bisa dilayani kereta api maka akan berdampak pada penggunaan kendaraan pribadi untuk mobilitas penduduk, dengan demikian jumlah konsumsi BBM dan emisi CO2 dari sektor transportasi dapat berkurang. Sektor ketiga yang mejadi indikator Sektor ekonomi merupakan salah indikator sustainable transportation, dalam penelitian ini yang dijadikan variabel respon adalah tingkat pendapatan asli daerah (PAD) kota surabaya dari sektor trasnportasi dan besaran subsidi BBM untuk kota Surbaya. Berdasaharkan hasil simulasi didapatkan bahwa penerapan skenario 1 (perubahan harga BBM) merupakan skenario yang memberikan dampak paling signifikan. Berdasarkan peraturan perundangan setiap liter BBM yang dikonsumsi maka akan dikenai pajak sebesar 10% dari harga jual BBM. Dengan
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
7.
8.
9.
demikian ketika subsidi BBM dihilangkan maka maka 10% dari harga BBM yang dibayarkan akan meningkat, dari saat ini seharga Rp 6500,- menjadi Rp 8400,- sesuai harga keekonomian menurut Kementerian ESDM. sustainable transportation yaitu: sektor sosial. Variabel respon untuk sektor sosial yaitu tingkat kepadatan jalan raya, kecepatan mobil di jalan raya dan kecepatan sepeda motor di jalan raya. Penerapan skenario 4 (reaktifasi dan penambahan jalur KA) dan skenario 5 (penambahan jumlah keberangkatan KA) menjadi skenario yang memberikan dampak paling signifikan. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa penerapan keenam skenario memiliki tradeoff khususnya berkaitan dengan aspek ekonomi. Untuk itu pada penelitian ini disusun kombinasi dari keenam skenario revitalisasi kereta api. Kombinasi skenario yang digunakan pada penelitian ini yaitu: skenario moderat (nilai eksisting) dan skenario optimistik (peningkatan pada nilai skenario). Pada hasil simulasi kombinasi skenario yang dikembangkan menunjukan bahwa skenario optimistik memiliki parameter kinerja model dengan keberkelanjutan (sustainability) yang lebih baik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek soasial pada proses revitalisasi kereta api menuju urban sustainable transportation system di kota Surabaya. Skenario optimistik menjadi rekomendasi dari pada kombinasi skenario yang lain maupun skenario yang berdiri sendiri dikarenakan kombinasi skenario optimistik memiliki konerja model yang lebih baih dilihat dari sudut pandang aspek lingkungan, ekonomi dan sosial. Skenario optimistik disusun berdasarkan kondisi parameter kunci sebagai berikut: 1) harga BBM untuk premium sebesar Rp 8.400,- dan harga solar sebesar Rp 8.400,-, 2) jumlah stasiun di kota Surabaya adalah sebanyak 18 stasiun, 3) kapasitas parkir total diseluruh stasiun adalah sebesar 850 mobil dan 2800 sepeda motor, 4) Jalur kereta api sebanyak 5 jalur, 5) jumlah keberangkatan hingga mencapai 56 keberangkatan sehingga utilitas dari jalur meningkat hingga mencapai utilitas maksimum, 6) terdapat penambahan jumlah rangkaian kereta sebanyak 5 rangkaian kereta api.
BIBLIOGRAPHY Anonim. (1999). Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta American Association of State Highway and Transportation Officials. (2009). Transportation and Sustainability Best Practice Background: Prepared by CH2M HILL and Good Company for Center for Environmental Excellence by AASHTO Transportation and Sustainability Peer Exchange May 27-29, 2009, Gallaudet University Kellog Center. Badan Pusat Statistik (2011). Surabaya Dalam Angka. BPS, Surabaya Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur. (2011). Bapersip Jatimprov, Surabaya. Barlas, Y. (1996). "Formal aspects of model validity and validation in system dynamics". System Dynamics Review, 12, 183-210. Excel, Nicolas Jacob., Rietveld, Piet. (2010). "Perception of Public Transport Travel Time and Their Effect On Choice-Set Among Car Drivers." Journal of Transport and Land Used. Forrester, J. W. (1961). Industrial Dynamics, Cambridge USA, Massachusetts Institute of Technology. ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Forrester, J. W. (1968). Principle of System. Massachusetts, Wright-Allen Press, Inc. Goldman, Todd., Gorham, Roger. "Sustainable Transport: Four Inovative Directions." Technology In Society, Elsevier. Habibi, M. K. H., Baihaqi, Imam., Wirjodirdjo, Budisantoso. "Model Simulasi Konversi Bahan bakar Minyak Menuju Bahan Bakar Gas Menggunakan Penghampiran Sistem Dinamis." Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Han, Ji., Hayashi, Yoshitsugu (2008). "A system dynamics model of CO2 mitigation in China's inter-city passenger transport." Transportation Research Part D : Elsevier. Harrell, C., Ghosh, B. K. dan Bowden, R. O. (2004). SimulationUsing Promodel, New York, Mc Graw-Hill. Horowitz, Joe L. (1976). "Modifying Urban Transportation Systems To Improve The Urban Environment." Great Britain : Computer and Operation Research : Pergamon Press. Ismayanti, Rania Indah., Boedisantoso, Rahmat., Assomadi., Abdul Fadli (2010). “Kajian Emisi CO2 Menggunakan Persamaan Mobile 6 dan Mobile Combustion Dari Sektor Transportasi DI Kota Surabaya.” Surabaya. Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Jifeng, Wang., Huapu, Lu., Hu, Peng. "System Dynamics Model of Urban Transportation System and Its Application." Journal of Transportation Systems Engineering And Infromation Technology, Volume 8. Khasana, M. I. (2010). Analisis Dampak Kebijakan Pengembangan Industri Perkebunan Sawit di Kabupaten Siak Propinsi Riau : Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik. Jurusan Teknik Industri. Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Muhammadi, Aminullah, E. dan Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis, Jakarta, UMJ Press. Olsson, M.-O. dan Sjöstedt, G. (2005). Systems Approaches and Their Application, Dordrecht, Kluwer Academic Publishers. Saeed, K. (1981). Mechanics of The System Dynamics Method. Industrial Engineering & Management Division. Bangkok, Asian Institute of Technology. Santos, Giorgina., Behrendt, Hannah., Teytelboym, Alexander. "Part II : Policy Instrument for Sustainable Road Transport." Research in Transport Economics : Elsevier. Schreckengost, R. C. (1985). Dynamics Simulation Model : How Valid Are They? Washington DC, US Government Printing Office. Solikhah, Nafi'ah., Setijanti, Purwanita., Soemardiono, Bambang. 2010. Studi Perkembangan dan Konsep Revitalisasi Tata Lingkungan Buluwarti Surakarta. Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. SME-ROI (State Ministre for Environment, Republic of Indonesia). 1996. Indonesi: First National Communication under the United Nations Framework Convention on Climate Change. Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
tribunnews.com (2013), Lebih Besar Subsidi BBM Daripada Subsidi Untuk Kereta Api, Entry from Sofyano Zakaria.Wang Q F. System Dynamics. Beijing: Tsinghua University Press, 1998. Wenpei, Yang, et al. 2010. "Demonstration Research on System Dynamics of Energy Conservation Based on Zhejiang Province." Energy Procidia : Elsevier. Yussiandi, Cristian. 2011. "Revitalisasi Kawasan Kalimas Ruas Jembatan Semut - Jembatan Merah." Surabaya : Tugas Akhir Institut Sepuluh Nopember.
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-29-11