PEMBUATAN VIDEO UNTUK PENGENALAN OBYEK WISATA PANTAI BARU PADA DINAS PARIWISATA GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Azis Yuli Nurcahyo
12.02.8304
Ivan Indra Wismana
12.02.8305
Mustofa Dwi Prasetya
12.02.8321
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
Pembuatan Video Untuk Pengenalan Obyek Wisata Pantai Baru Pada Dinas Pariwisata Gunungkidul Yogyakarta Azis Yuli Nurcahyo1), Ivan Indra Wismana2), Mustofa Dwi Prasetya3), Agus Purwanto4) 1,2,3)
Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 4) Dosen Tetap STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283
Email :
[email protected]),
[email protected]),
[email protected]),
[email protected])
baru tersebut bisa saja jauh lebih bagus dengan pantai yang sudah dikenal kebanyakan wisatawan. Selama ini promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul masih sebatas menggunakan poster maupun buku paduan pariwisata. Padahal sebuah poster hanya mencangkup 2 unsur, yaitu teks dan gambar. Berbeda dengan video yang mampu mencangkup 5 unsur, antara lain teks, gambar, suara, animasi, dan video. Sehingga untuk kegiatan promosi ini kami memilih menggunakan video daripada poster ataupun buku paduan karena video dapat mencangkup lebih banyak unsur daripada poster. Dengan video promosi ini diharap wistawan memiliki referensi baru ketika berkunjung ke obyek wisata pantai di Gunungkidul. Disisi lain, pembuatan video promosi ini diharap mampu mendongkrak sektor pariwisata Gunungkidul dibidang wisata alam khususnya wisata pantai. Pemilihan judul “Pembuatan Video Untuk Pengenalan Obyek Wisata Pantai Baru Pada Dinas Pariwisata Gunungkidul Yogyakarta” ini memiliki tujuan sebagai media promosi. Dimana nantinya video tersebut akan dijadikan referensi oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul sebagai sarana publikasi. Sehingga nantinya pariwisata di Gunungkidul dapat lebih terdongkrak dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul.
Abstract - The Entertainment increased business competition. It requires for companies to be more creative in every business activity. On them is the promotion. Media promotion is often used to convery information about the company is through the media. Advertising video for the introduction of a new coastal tourism in Yogyakarta Gunungkidul tourism department has special characteristics such as combination of image, sound and movement. Therefore, the authors wanted to try to create accompany profile as a media advertising campaign in Yogyakarta Gunungkidul tourism department. These ads are also intended to be a media campaign for company management to promote new beach tourism author conduct research using data collection methods via the internet also in the department of tourism. At the end to create a media advertising Company Profile Gunungkidul Yogyakarta tourism agency can help management to promote new beach tourism. Keywords – Media Promotion, Gunungkidul tourism department, advertising. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut buku multimedia “Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing” karangan M.Suyanto, Morgan Stenley menyebutkan bahwa untuk mencapai 50 juta penduduk Amerika radio membutuhkan waktu 38 tahun, televisi membutuhkan waktu 13 tahun, TV kabel membutuhkan waktu 10 tahun dan Internet membutuhkan waktu 5 tahun. Perkembangan multimedia mengikuti perkembangan Internet, maka multimedia merupakan pasar yang pertumbuhannya tercepat di dunia saat ini. Pada akhir Abad 20 hampir dua-pertiga rumah tangga di Amerika telah memiliki komputer, sedangkan di Indonesia baru sekitar 4 juta orang. Multimedia bekerja mengagumkan sebagai literatur awal. Mereka tidak harus membaca untuk menggunakannya, karena mereka dapat mengenal gambar pada layar dan lewat suara yang menyertainya. Animasi dan warna dapat memegang peranan penting karena dapat menarik perhatian mereka. Obyek wisata pantai merupakan salahsatu andalan wisata di Gunungkidul. Gunugkidul memiliki garis pantai sepanjang 71 km. Dengan garis pantai sepanjang itu, tentu masih banyak nama pantai yang masih belum banyak didengar oleh wisatawan. Padahal pantai-pantai
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang akan disampaikan penulis “Bagaimana pembuatan video promosi pengenalan obyek wisata pantai baru pada Gunungkidul Yogyakarta” ?
maka adalah untuk Dinas
1.3 Batasan Masalah Maksud dari batasan masalah disini adalah mementukan metode untuk penelitian. Adapun batasan masalah pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Durasi untuk video ini ditargetkan dalam waktu 4 menit. 2. Software yang digunakan untuk proses editing adalah : Adobe Premiere Pro CS6, Adobe After Effect CS6. 3. Dalam pengambilan video yang akan dibuat, pantai yang akan dijadikan obyek adalah Pantai Siung.
1
ditumbuhi pohon mojo didekat sebuah batu karang dan sekarang tempat itu dinamakan Karangmojo. Lamakelamaan Desa Karangmojo semakin berkembang pesat dan akhirnya didengar oleh Raja Mataram yaitu Sultan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartesura. Kemudian Raja mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso untuk membuktikan adanya orang-orang pelarian dari Majapahit. Setelah terbukti, Tumenggung Prawiropekso menasehati agar Ki Suromejo meminta ijin kepada Raja Mataram Karena desa tersebut termasuk wilayah kekuasaan Mataram. Tetapi Ki Suromejo tidak mau meminta ijin yang akhirnya terjadi perselisihan. Pertempuran pun terjadi, tetapi karena kekuatan yang tidak seimbang, pasukan Ki Suromejo dapat dilumpuhkan. Ki Suromejo memiliki 4 orang putera yaitu Ki Mintowijoyo, Ki Poncobenawi, Ki Poncosadewo dan Ki Ponjodirjo. Keempat bersaudara ini dapat ditaklukan oleh Pangeran Sambernyawa, bahkan ketiganya terbunuh dan hanya tinggal Ki Poncodirjo. Setelah takluk, Ki Poncodirjo oleh Pangeran Sambernyawa diangkat menjadi Bupati I Gunungkidul. Bupati Tumenggung Poncodirjo tidak lama menjabat bupati karena ada penentuan batas daerah Gunungkidul antara Sultan dengan Mangkunegara II pada tanggal 13 Mei 1831, maka Gunungkidul pada saat itu (dikurangi Ngawen sebagai daerah Mangkunegaraan) telahmenjadi Kabupaten. Setelah Gunungkidul menjadi daerah Kasultanan Yogyakarta, Bupati Poncodirjo diberhentikan dan diganti oleh Bupati Tumenggung Prawirosetiko. Pada masa itu, kedudukan kota kabupaten dialihkan dari Ponjong ke Wonosari. Wonosari yang dipilih Tumenggung Prawirosetiko sebagai ibukota menurut cerita rakyat yang dihimpun oleh KRT. Partahadiningrat dengan judul “Babat Alas Nongko Doyong” Dumadine Kuto Wonosari, telah ada dan dibuka oleh seorang Demang Piyaman bernama Wonopawiro. Karena Demang Wonopawiro berjasa membuka Alas Nongko Doyong, maka ia diangkat menjadi sesepuh demang sampai akhir hayat di Piyaman. Disamping itu, untuk memperkuat eksistensi Gunungkidul adalah pertapaan Kembang Lampir, di sebuah Desa Girisekar Kecamatan Panggang. Tempat ini dahulunya adalah tempat pertapaan Ki Ageng Pemanahan yang ingin memperoleh wahyu agar dapat menurunkan raja-raja di Jawa. Dari bersemedi diperoleh wangsit bahwa ia akan mendapatkan wahyu gagak emprit yang bertempat disebuah ranting yang telah lapuk. Setelah ranting didekati, wahyu gagak emprit gaib dan muncul Sunan Kalijaga. Ki Ageng Pemanahan diberitahu oleh Sunan Kalijaga bahwa wahyu keraton berada di Desa Giring (Kecamatan Paliyan). Akhirnya Ki Ageng Pemanahan pergi ke Giring dan untuk mempercepat perjalanannya ia dilemparkan oleh Sunan Kalijaga agar jatuh di Desa Giring, tetapi Ki Ageng Pemanahan jatuh di desa lain. Tempat jatuhnya Ki Ageng Pemanahan muncul sebuah sumber air yang terletak di Desa Mulusan Kecamatan Paliyan, kemudian ia melanji=utkan perjalanan ke Desa Giring.
1.4 Tujuan Penelitian Memperkenalkan obyek wisata pantai yang masih baru kepada wisatawan agar nantinya dapat dijadikan referensi sebagai tujuan wisata Di Gunungkidul. 1.5 Metode Pengumpulan Data Sebagai usaha dalam memperoleh data yang benar, relevan dan terarah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka perlu adanya suatu metode yang tepat untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Untuk itu penulis mengembangkan metode pengumpulan data dalam penelitian tugas akhir ini, yaitu metode survey/observasi. Metode ini kami pilih karena dalam proses pembuatannya kami mengamati langsung ke obyek tersebut. Metode lain yaitu Studi Pustaka adalah dengan membaca buku-buku referensi tentang obyek yang akan diteliti sesuai dengan daftar rumusan masalah. Hal ini dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah di dapat dari observasi. Salah satu sumber pustaka yang menjadi studi penulis adalah Perpustakaan STMIK Amikom Yogyakarta. 2. Landasan Teori 2.1 Tahap Pra Produksi Tahap pra produksi adalah tahap dimana kita mengerjakan semua pekerjaan dan aktivitas sebelum video diproduksi secara nyata, tahap pra produksi meliputi ide, perencanaan, persiapan, naskah, dan storyboard. 2.2
Tahap Produksi Tahap produksi adalah periode selama multimedia diproduksi. Pada tahap ini syuting dilakukan, suara direkam, pencahayaan diataur, dan kamera dipilih. 2.3
Tahap Pasca Produksi Tahap pasca produksi adalah periode semua pekerjaan dan aktivitas yang terjadi setelah multimedia diproduksi secara nyata untuk komersial. Pasca produksi tersebut meliputi pengeditan, pemberian efek-efek special, perekaman efek suara, pencampuran audio dan video, persetujuan pemesanan agensi, penggadaaan, dan penyerahan dan penyiaran. 3. Tinjauan Umum 3.1 Sejarah Singkat Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara belum banyak dihuni orang, di sebuah desa yang bernama Ponggangan sudah dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Pemuka kelompok itu bernama R.Dewa Katong bertapa dengan maksud agar anak cucunya kelak dapat menjadi orang trkmuka srta memegang tampuk pemerintahan. Kemudian diperoleh wangsit, lalu ia pindah ke hutan sekitar 10 km dari tempat bertapa, sampai ia meninggal. Sehingga desa itu dinamakan Desa Katongan. Sepeninggal ayahnya, anaknya yang bernama R. Suromejo giat membangun desa Ponggangan sehingga ramai dan banyak dihuni orang. Kemudian R. Suromejo berpindah tempat kesebuah tempat yang
2
Karena perjalanan jauh, Ki Ageng Pemanahan merasa haus dan secara kebetulan di rumah Ki Ageng Giring terdapat kelapa muda. Maka tanpa menanti Ki Ageng Giring yang sdang jamas/mandi di sungai, diminumnya air kelapa muda sampai habis. Ternyata wahyu kraton yang dimaksud Sunan Kalijaga tersebut berada di dalam kelapa muda itu dan bernama “Wahyu Poncopurbo”. Bepata terkejutnya Ki Ageng Giring karena kelapa muda yang akan diminumnya telah dihabiskan oleh Ki Ageng Pemanahan. Dan terjadilah perselisihan, namun akhirnya disadari oleh Ki Ageng Giring, bahwa yang ditakdirkan menurunkan raja-raja Jawa adalah Ki Ageng Pemanahan. Apabila Dihubungkan akntara Ki Ageng Pemanahan yang akan menurunkan raja-raja Jawa dengan eksistensi Gunungkidul, maka dalam sejarah diketahui bahwa yang mengangkat dan memberhentikan Bupati Gunungkidul adalah Raja/Sultan Yogyakarta. Adapun Raja Mataram/Kraton Yogyakarta adalah keturunan Ki Ageng Pemanahan.
4.1.2
Naskah Naskah adalah suatu proses pembahasan dalam sebuah pembuatan ide yang dituangkan dalam bentuk text. Berikut adalah salah satu naskah dari video company profile Pantai Siung Gunungkidul Yogyakarta : 1. Scene 1 Intro : Tampilan timelapse Gunungkidul, cut to Menampilkan gambar keseluruhan pantai dari atas tebing, cut to Menampilkan perbukitan batuan kapur disebelah pantai, cut to 2. Scene 2 Tumbuhan : Pengambilan gambar semak-semak di sekitar pantai, kamera close up, cut to Kamera tilt up,pengambilan gambar akarakar pohon, cut to Mengambil gambar daunt alas di pinggir pantai, kamera close up, cut to 3. Scene 3 Batuan : Kamera long shot, mengambil gambar perbukitan kapur, cut to Kamera medium shot, mengambil gambar batuan karang, cut to Kamera medium shot mengambil gambar batuan andesit yang berada disebelah timur pantai, cut to Kamera tilt down lalu ke close up saat pengambilan karang kapur, cut to Kamera long shot mengambil gambar perbukitan andesit, cut to Kamera tilt up pengambilan gambar diatas perbukitan bukit andesit, cut to Kamera tilt up pengambilan tebing, cut to Kamera panning left lalu ke medium shot mengambil gambar tebing tinggi, cut to Zoom in lalu ke long shot pengambilan gambar batuan andesit di garis pantai, cut to 4. Scene 4 Air : Long shot pengambilan gambar ombak di tepi pantai, cut to Kamera tilt up mengambil gambar air laut di bawah karang, cut to Nampak air mengalir , kamera close up, cut to Mengambil gambar ombak, kamera track out, cut to 5. Scene 5 Bangunan : Medium shot mengambil gambar bangunan POS SAR, cut to Medium lalu ke close up pengambilan gambar bangunan pendopo, cut to Panning right lalu ke extreme close up pengambilan gambar pendopo, cut to
3.2 Visi dan Misi Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul 3.2.1 Visi Terwujudnya Kebudayaan dan Pariwisata yang maju, berkembang, kompetitif, lestari dan berkelanjutan. 3.2.2 Misi 1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan. 2. Meningkatkan dan mengembangkan obyek dan daya tarik wisata. 3. Menungkatkan profesionalisme pelayanan pariwisata. 4. Meningkatkan pemasaran Pariwisata. 5. Meningkatkan Pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 4. Pembasahan 4.1 Tahapan Pra Produksi 4.1.1 Ide Ide dari video company profile Dinas Pawisata Gunungkidul diambil dari seringnya penulis melihat browsur disebuah tempat-tempat wisata, dari sinilah terpikirkan untuk membuat video company profile Dinas Pariwisata Gunungkidul ,dan tidak lain juga untuk mempromosikan obyek wisata pantai baru yaitu Pantai Siung yang berada di wilayah kabupaten Gunungkidul dalam bentuk video. Dalam video company profil ini akan disajikan tentang fasilitas yang ada disekitaran pantai, dan berbagai kegiatan warga dan pengunjung di pantai. Cerita atau alur pengambilan gambar di dalam video ini adalah mendokumentasikan dan mengenalkan kepada masyarakat tentang keberadaan serta keindahan alam yang ada di Pantai Siung, di dalam video ini juga akan ditambahkan timelapse.
3
6. 7.
Long shot mengambil gambar kursi bambu dipinggiran pantai, cut to Tilt up lalu ke extreme close up pengambilan tempat duduk dari kayu, cut to Very long shot mengambil gambar pendopo, cut to Scene 6 Timelapse aktifitas di pantai Scene 7 Animasi Logo Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunungkidul
4.3.2 Musik dan Sound Dalam video live shot ini ditambahkan musik dan sound effect agar pelanggan merasakan suasana dalam video live shot tersebut. Langkah-langkah untuk menyisipkan musik dan sound effect ke dalam video live shot ini adalah sebagai berikut : 1. Setelah project live shot sudah selesai di buat dan diexport dalam bentuk video, kemudian di Import ke Adobe Premier. 2. Mengklik Menu bar File -> Import kemudian pilih musik dan sound effect yang akan di pakai sebagai backsound. 3. Setelah file musik dan sound effect yang sudah terimport dalam Jendela Project. 4. Drag File musik dan effect kedalam timeline audio.
4.1.3 Storyboard Merupakan ilustrasi dan penjelasan yang disusun menjadi gambar-gambar yang tersusun sebagai panduan pembuatan film. Efek transisi dan waktu ditulis pada bagian ini agar mempermudah dalam composite video nantinya.
4.3.3 Editing Editing dilakukan untuk menggabungkan hasil akhir dari live shot, mensinkronisasi audio dan video, memberikan special effetct dan mengeksport hasilnya ke format yang sudah ditentukan ke Adobe Premier Pro CS6.
4.2 Tahapan Produksi 4.2.1 Pengambilan Gambar Dalam aspek yang berkait dengan orang yang meliputi karakter, mata pencaharian, lingkungan alam, situasi pantai saat itu lokasi dan waktu yang dibutuhkan untuk syuting. 4.2.2 Gerakan Kamera Dalam pengambilan gambar gerakan kamera terdiri dari panning (PAN) merupakan membidik dari sisi pertama ke sisi lain, yang diawali dan diakhiri dengan bidikan statis, Panning Right menggerakkan kamera ke kanan, Tilt Up (TU) menggerakkan kamera ke atas, Tilt down menggerakkan kamera ke bawah dan Track out menggerakan kamera mundur ke belakang. 4.2.3 Pembuatan Animasi 4.2.3.1 Langkah-Langkah membuat Branding di After Effect 4.2.3.2 Membuat Animasi Text 4.2.3.3 Render Animasi
4.3.4 Rendering Proses penggabungan dan penambahan backsound selesai, langkah terakhir adalah proses rendering. Proses rendering memang membutuhkan waktu, semua itu tergantung dari spesifikasi komputer yang digunakan maupun format akhir file video render itu tersebut. Tahap rendering perlu diperhatikan sebelum melakukan render pastkan pengaturan telah sesuai dengan keinginan. Menggunakan settingan format H.264 dan preset HD 720p 25, Sebuah Codec MPEG4 yang baru dengan H.264 akan menjadi standar dalam pemakaian generasi berikut dari HD-DVD dan codec serta format lainnya.
4.3 Tahapan Pasca Produksi 4.3.1 Import File Compositing merupakan penggabungan seluruh elemen dalam animasi, melalui proses import file sampai sinkronikasi antar animasi dan suara, proses compositing menggunakan Adobe Premier Pro CS6 antara lain sebagai berikut : 1. Setelah mengumpulkan semua project yang akan digabung buat layer baru dalam Adobe Premier Pro CS6. 2. Pada file video drag ke dalam timeline video yang ada di timeline bagian atas, dan untuk file audio drag ke dalam timeline audio yang ada di bawah timeline video. 3. Setelah semua file masuk ke dalam timeline disini kita bisa mengatur antara video dan audio agar terlihan menarik dan sinkron jika ada bagian yang ingin dipotong atau dibuang dapat menggunakan Rozor Tool (C).
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Dari uraian diatas proses produksi dan teknik editing dalam proses pembuatan company profile“Pembuatan Video untuk Pengenalan Obyek Wisata Pantai Baru Pada Dinas Pariwisata Gunung Kidul Yogyakarta’’, dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Pembuatan company profile “Pembuatan Video untuk Pengenalan Obyek Wisata Pantai Baru Pada Dinas Pariwisata Gunung Kidul Yogyakarta melalui 3 tahap, yaitu : pra produksi, produksi, pasca produksi. 2. Pembuatan proses composition tidak akan mengurangi kualitas ketika hasil dari after effect di import dalam model sequence atau composition di adobe premier. 3. Pengaturan frame rate yang sama baik tahap produksi maupun pasca produksi di software adobe after effect dan adobe premier akan
4
menghasilkan animasi yang tidak meleset kecepatanya.
Informatika (MTI), STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2008.
5.2
Saran Saran yang dapat disampaikan dari proses pembuatan iklan “Pembuatan Video untuk Pengenalan Obyek Wisata Pantai Baru Pada Dinas Pariwisata Gunung Kidul Yogyakarta’’ adalah : 1. Persiapan pelaksanaan pembuatan company profile mulai dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi harus benar-benar disiapkan secara matang agar hasilnya maksimal. 2. Persiapan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan company profile sangat mempengaruhi berjalanya proses produksi, karena jika ada kekurangan akan sangat menghambat jadwal proses produksi. 3. Animasi logo Dinas Pariwisata Gunungkidul yang dibuat penulis masih memiliki kekurangan pada bagian gerak animasi yang masih kasar dan kaku,diharapkan kedepanya bisa dikembangkan lagi lebih halus supaya bisa terlihat menarik. Daftar Pustaka [1] M.Suyanto,2003,2005,Multimedia,Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:Andi [2] Agus Purwanto, Amir Fatah Sofyan,2008, DIGITAL MULTIMEDIA:Animasi,Sound Editing, &Video Editing, Yogyakarta: ANDI [3] M.Suyanto,2004,Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untukPemasaran, Yogyakarta:Andi [4] M.Suyanto,2005,Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing Yogyakarta:ANDI [5] Kundi,2009,Cara Cepat Menguasai Video Shooting,Yogyakarta:LEUTIKA.
Biodata Penulis Aziz Yuli Nurcahyo, memperoleh gelar Ahli Madya Komputer (Amd.Kom.), Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Ivan Indra Wismana, memperoleh gelar Ahli Madya Komputer (Amd.Kom.), Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Mustofa Dwi Prasetya, memperoleh gelar Ahli Madya Komputer (Amd.Kom.), Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Agus Purwanto, memperoleh gelar Ahli Madya Komputer (Amd.Kom.), Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Sarjana (S.Kom.), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Teknik
5