PEMBUATAN PANDUAN BELAJAR HYPNOTHERAPY BERBASIS MULTIMEDIA DI JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)
Naskah Publikasi
diajukan oleh :
LILIS SETYOWATI 04.11.0689
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 1
2
3
THE MAKING OF HYPNOYHERAPY LEARNING GUIDANCE BASED ON MULTIMEDIA IN JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)
PEMBUATAN PANDUAN BELAJAR BERBASIS MULTIMEDIA DI JCC (JOGJA COUNSELING CENTER)
Lilis Setyowati Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT In the enterprise, computer is an assist instrument absolutely need. Information system application is main requirement to support competitive value which can give high priority. This important value of information system for operational and management in enterprise make Jogja Counseling Center utilizing development technology. Jogja Counseling Center is hypnotherapy service and training enterprise which coach still using pilot book sometime make not interesting for devotee, in the other wises many peoples want to study it. This is show thata media take important part for information report. From it appear a question, “How to create an instruction media as effective, practice and interest information report?” In this research, written offer making multimedia system to Jogja Counseling Center as a substitute instruction media application for manual pilot book which more interest and better.
Key word : computer, information system, instruction media, multimedia system
4
1.
PENDAHULUAN
Dunia informasi semakin berkembang pesat, teknologi informasi yang berupa komputer sangat membantu peningkatan kualitas SDM, karena sebagai media informasi, IT dapat membantu pencapaian pembelajaran yang praktis, kreatif, dan menyenangkan. Untuk membantu pencapaian pembelajaran disini diperkenalkan sistem belajar CD Interaktif, dimana CD Interaktif lebih ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar kedalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi. Saat ini teknologi telah menjadi media penyampaian yang paling digemari sehingga dapat dengan mudah untuk memperlancar proses belajar secara praktis dan efisien tanpa memperpanjang waktu. Begitu juga JCC (Jogja Counseling Center) yang ingin memanfaatkan teknologi sebagai media penyampaian yang lebih praktis dimana JCC (Jogja Counseling Center) merupakan sebuah Biro Psikologi yang bergerak dalam bidang jasa therapy yang menggunakan hypnotis dengan sugesti yang dapat dibentuk dan diarahkan untuk tujuan tertentu yang bermanfaat untuk pribadi/keluarga, penyembuhan, pendidikan, kemajuan, hiburan/pertunjukan dan juga investigasi yang mana pada saat ini telah berkembang dan diminati oleh masyarakat muda maupun tua. [hypnosis training lengkap, Trisulistyo, 2008, h.1]. Dengan segi manfaat sedemikian rupa banyak orang yang tertarik untuk mempelajari hipnotis yang bertujuan untuk therapy, karena semakin banyaknya peminat yang tidak hanya ingin therapy dengan cara demikian ada pula yang berminat untuk belajar hipnotis karena hypnotherapy bisa dilakukan secara individu tanpa therapis namun terkadang untuk belajar secara intensive orang memiliki kendala pada pengaturan waktu yang kurang efisien. Dari uraian diatas diidentifikasi masalah yang timbul, yaitu pertama perlu adanya sarana yang efektif dan menyenangkan supaya dapat belajar untuk lebih bisa mandiri karena keterbatasan waktu pengajar dan yang diajar. Kedua meningkatkan fungsi komputer sebagai salah satu media pembelajaran yang ada. Ketiga untuk mengubah cara belajar. Oleh karena itu penulis memilih judul “Pembuatan Panduan Belajar Hypnotherapy Berbasis Multimedia di JCC (Jogja Counseling Center)”. [hypnosis training lengkap, Trisulistyo, 2008, h.1]. 1.1.
Tujuan Penelitian Dalam pembuatan ini, penulis mempunyai tujuan antara lain adalah :
1. Menerapkan ilmu dan teori yang telah diajarkan oleh Dosen, 2. Membuat media pembelajaran yang praktis, menarik dan efisien.
5
1.2. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Metode Observasi Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang bersangkutan, 2. Metode Kepustakaan Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari permasalahan yang ada melalui buku–buku yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, 3. Metode Wawancara Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara langsung terhadap beberapa narasumber.
6
2.
LANDASAN TEORI
Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar. Dalam definisi ini terdapat empat komponen penting multimedia yaitu pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar. Kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang memandu kita menjelajahi jalinan informasi yang saling terhubung. Keempat,
multimedia menyediakan tempat
kepada
kita
untuk mengumpulkan,
memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri.
Dalam pembuatan aplikasi ini penulis menggunakan stuktur multimedia yaitu struktur hierarki. Struktur hierarki merupakan struktur seperti tangga atau pohon. Masingmasing objek menyediakan sebuah menu pilihan yang menonjolkan lebih banyak menu dengan lebih banyak pilihan.
Gambar 2.1 Struktur hierarki Sumber : Desain Grafik & Halaman Web, Laura Lemay’s
Keterangan :
= Home Splash = Level 1 Section = Level 2 Data = Level 3 Resources.
7
2.1.
Siklus Hidup Pengembangan Aplikasi (Sistem) Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan
sebagai berikut : mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan analisis kebutuhan, merancang konsep, merancang isi, menulis naskah, memproduksi sistem, melakukan tes pemakai, menggunakan sistem, dan memelihara sistem. Gambar 2.5 menunjukkan siklus pengembangan multimedia. [Suyanto, M. h:41].
Gambar 2.3 Siklus pengembangan aplikasi multimedia Sumber : Analisis & Desain Aplikasi Multimedia, M. Suyanto, h.41
Gambar tsb dapat dirinci lagi dan ditunjukkan pada Gambar 2.6 sebagai berikut :
Personal komunikasi
Spesialisasi Informasi
Langkah 1
Definisi masalah
Langkah 2
Mengidentifikasi Masalah
Langjah 3
Merancang isi
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Menulis Naskah
Merancang Grafik
Memproduksi Sistem
Langkah 7
Pengujian Pemakaian
Langkah 8
Langkah 9
Pemakai
Menggunakan sistem
Memelihara Sistem
Gambar 2.4 Rincian siklus pengembangan aplikasi multimedia Sumber : Sistem informasi manajemen, Raymond Mc Leod, h.140
8
Dalam pembuatan CD interaktif ini penulis akan menggunakan beberapa software yaitu Macromedia Direktor MX 2004 untuk pengolahan data agar menjadi lebih menarik dan mudah difahami, Adobe Audition 1.5 untuk pengolahan suara, dan menggunakan Adobe Photoshop dalam pengeditan gambar–gambar agar
menjadi lebih sempurna
serta Quick Time player sebagai support untuk menjalankan video. 2.2.
Spesifikasi Komputer yang Digunakan Dalam membangun sebuah aplikasi multimedia tidak harus membutuhkan
komputer yang spesifikasinya tinggi. Sistem standar minimum yang dapat dipakai untuk membuat animasi dan menjalankan Macromedia director MX 2004, Adobe Photoshop CS, dan Adobe Audition 1.5 adalah : 1. Intel Pentium ® III atau IV 2. Microsoft Windows ® 2000 Service Pack 3, atau Windows XP 3. RAM 256 MB 4. Resolusi Monitor 1024 x 768 (VGA) 5. CD-ROM drive 6. Hard Disk 40 GB Spesifikasi komputer yang digunakan Skripsi ini adalah : 1. AMD Sempron(tm) 2500+ 2. Microsoft Windows XP Professional version 2002 service Pack 2 3. RAM 512 Mb 4. VGA 32 bit 5. Hard Disk 40 Gb 6. CD-RW
9
3.
ANALISIS
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,
kesempatan-
kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Kesalahan sistem informasi merupakan tahapan tahapan yang sangat penting, karena kesalahan ditahap ini akan menyebabkan kesalahan yang berarti pada tahap selanjutnya. Sebelum melakukan tahap analisis ini perlu diadakan perencanaan sistem, kemudian baru memasuki desain sistem. Analisis sistem dipakai untuk menentukan seberapa jauh sebuah sistem telah mencapai sasarannya, jika sistem memiliki beberapa kelemahan maka harus dapat ditentukan dan dicari solusinya dan dapat diusulkan perbaikannya. 3.1.
Identifikasi Masalah Dalam analisis sistem mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama
yang harus dilakukan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari sistem yang tidak dapat diatasi pada Jogja Counseling Center dalam proses pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi kebanyakan masih menggunakan cara manual dan sangat sederhana yaitu dengan cara menyampaikan secara lisan dan tulisan diam yang ada dalam buku panduan. Dengan metode pembelajaran seperti itu maka tingkat keefisienan waktu masih dikatakan rendah dan kurang efektif. Selain itu sekaligus untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar di Jogja Counseling Center serta menunjukkan kualitas Jogja Counseling Center sebagai salah satu komunitas terbaik di Jogjakarta mencoba dan memerlukan suatu aplikasi multimedia yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Sasaran sistem multimedia antara lain peningkatan kinerja, efektifitas belajar mengajar, penurunan biaya, peningkatan efisiensi. Dalam tahapan identifikasi masalah terdapat dua poin yang akan menjadi pokok bahasan yaitu:
Definisi masalah
Masalah yang terjadi pada Jogja Counseling Center dalam proses pembelajaran adalah dalam penyampaian materi kepada peserta kurang lengkap dan kurang efektif serta kurang menarik. Pihak komunitas dalam melakukan proses belajar mengajar hanya menggunakan papan tulis, buku panduan dan frekuensi praktikum pun kurang.
10
Penyebab masalah
Media pembelajaran yang ada saat ini kurang lengkap disebabkan karena media belajar hanya menggunakan diktat atau buku panduan, sehingga orang kurang begitu tertarik dan kurang memperhatikan pada materi pembelajaran yang diberikan. 3.2.
Analisis Kelemahan Sistem Untuk mengidentifikasi masalah, maka harus melakukan analisis terhadap kinerja
(performance), informasi (information), ekonomi (economic), keamanan (control), efisiensi (effeciency), pelayanan (service). Panduan ini dikenal dengan istilah PIECES analysis (performance, information, economic, control, efficiency, service). 1. Analisis Kinerja (Performance Analysis) Masalah kinerja terjadi ketika suatu tugas dijalankan tidak mencapai sasaran peluang untuk memperbaiki kinerja. Peluang untuk memperbaiki kinerja terjadi ketika seseorang menyetujui suatu cara untuk mempercepat tugas-tugas tersebut sehingga sasaran dapat tercapai. [Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, M. Suyanto, h.46]. Kinerja (hasil kerja) dapat diukur dari Troughput (Jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu sistem tertentu) dan Response time (Rata-rata waktu yang tertunda diantara dua pekerjaan ditambah dengan waktu respon untuk menangani pekerjaan tersebut).
Maka jika terjadi
penurunan penjualan/permintaan maka terjadi masalah pada kinerja. Tabel 3.1 Hasil analisis kinerja Parameter 1. Troughput
Hasil Analisis Jumlah informasi
yang dihasilkan
belum
karena
maksimal,
dengan
membaca buku panduan terkadang kurang berkesan. 2.Response time
Dalam
memberikan
informasi,
JCC
layanan
harus
melakukan
kerjasama dengan percetakan dalam pembuatan digunakan
buku
panduan
sehingga
waktu
yang yang
dibutuhkan sangat bergantung dari jasa percetakan yang ditunjuk.
11
2. Analisis Informasi (Information Analysis) Merupakan
komoditas
paling
krusial
bagi
pemakai
akhir.
Kemampuan sistem informasi berbasis multimedia dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dengan di evaluasi untuk menangani masalah, dan peluang untuk mengatasi masalah tersebut. [Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, M. Suyanto, h. 47]. Apabila kemampuan dan kwalitas sebuah informasi baik, maka perusahaan akan mendapatkan informasi yang Akurat, tepat waktu dan relevan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penginformasian sisitem dibutuhkan peningkatan kwalitas informasi dan kecepatan pemberian informasi khususnya informasi pelayanan yang diberikan dan produk yang dihasilkan. Tabel 3.2 Hasil analisis informasi Parameter 1.Akurat
Hasil Analisis Informasi yang disediakan oleh sistem lama sudah maksimal. Hanya saja ada beberapa buku yang tidak sesuai dengan telah
penjelasan
pelatih
mengalami
kerana
perubahan
percetakan. 2.Tepat waktu (Up to date)
Pada sistem lama kurang maksimal, karena
pada
sisitem
lama
mendapatkan informasi atau materi baru membutuhkan waktu yang lama untuk
menerbitkan
materi
dalam
bentuk buku, selain itu belum tentu bisa
mendapatkan
penulis
yang
semart. 3.Relevan
Pada sistem lama sudah relevan. Antara judul dengan isi dan materi serta
latihan-latihan
pada
panduan sudah saling berkaitan.
buku
12
3. Analisis Ekonomi (Economic Analysis) Ekonomi barangkali merupakan motivasi yang paling umum untuk suatu proyek pijakan dasar. Bagi kebanyakan user adalah biaya/rupiah. Persoalan ekonomi dan peluang berkaitan dengan masalah biaya. Bagaimanakah cara mengurangi pembengkakan biaya? Tabel 3.3 Hasil analisis ekonomi Parameter 1.Biaya
Hasil Analisis Diperlukan biaya untuk percetakan buku panduan, apabila ada kesalahan atau ada yang akan ditambahkan maka harus mencetak ulang dan menambah pengeluaran lagi.
2. Manfaat
Dengan menggunakan informasi yang lebih
detail
dan
penyajian
interaktif
informasi
dalam dapat
meningkatkan nilai tambah pada JCC sendiri
dalam
menarik
minat
konsumen serta meraih keunggulan dalam bersaing.
4. Analisis Keamanan (Control Analysis) Pengendalian atau kontrol dalam sebuah sistem sangat diperlukan karena keberadaannya untuk menghindari dan mendeteksi secara dini terhadap penyalahgunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi. Dengan adanya kontrol maka kinerja yang mengalami gangguan dapat diperbaiki. Tabel 3.4 Hasil analisis keamanan Parameter 1.Kontrol
Hasil Analisis Informasi yang ada dalam panduan yang berbentuk buku keamanannya masih kurang dapat dikontrol, media ini
mudah
rusak
penyampaian informasi.
pada
saat
13
5. Analisis efisiensi (efficiency Analysis) Efisiensi seringkali dikacaukan dengan ekonomi yang sebenarnya beda. Ekonomis berkaitan dengan jumlah sumberdaya yang digunakan sedangkan efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut digunakan dengan pembororsan yang minimal. Efisiensi ditetapkan sebagai output yang dibagi oleh input. Masalah efisiensi dan peluang membutuhkan peningkatan output, pengurangan input, maupun keduanya. Tingkat efisiensi pada sistem lama dalam pendayagunaan waktu kurang efisien. Tabel 3.5 Hasil analisis efesiensi Parameter
Hasil Analisis
1.Dokumentasi
Sistem
penggajian secara
kurang
efisien
melakukan
karena
dokumentasi
manual harus secara
manual.
Kelemahan sistem lama untuk memahami materi dan latihan-latihan pada buku biologi membutuhkan 3 sampai 4 kali baca, sehingga waktu yang digunakan kurang efisien. 6. Analisis Pelayanan (Service Analysis) Analisa peningkatan pelayanan beragam. Proyek yang dipicu oleh peningkatan pelayanan yang lebih baik terhadap bisnis para pelanggannya, maupun
keduanya,
pelayanan
yang
ditingkatkan
keputusan pelanggan, karyawan atau pimpinan.
untuk
menangani
14
Tabel 3.6 Hasil analisis pelayanan Parameter 1.Akurasi
Hasil Analisis Informasi
yang
disediakan
oleh
sistem lama sudah maksimal. Hanya saja ada beberapa buku yang tidak sesuai dengan penjelasan pelatih kerana telah mengalami perubahan percetakan
2.Reliabilitas
Konsistensi dalam hal pengolahan dan hasilnya, pada sistem lama masih kurang.
3. Enak dipakai (ease of use)
Pada
sistem
pelayanannya
lama
tingkat
kurang
maksimal.
Contohnya pada tampilan didalam buku statis serta gambar yang hanya hitam dan putih (tidak berwarna) serta kurang menarik karena itu pemakai atau user cepat merasa jenuh dan bosan,selain itu untuk mendapatkan penjelasan materi yang lain peserta harus
menunggu
pertemuan
berikutnya pada pelatihan yang sama.
4.Keluwesan
Ini berhubungan dengan kemampuan sistem
dalam
perkecualian
yang
menangani muncul
dari
kondisi pengolahan yang normal. 5.Koordinasi
Koordinasi
menghendaki
sinergi,
berkaitan dengan sistem lama JCC belum
mencapai
dikehendaki.
sinergi
yang
15
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Melihat dari pokok permasalahan yang ada pada buku panduan pembelajaran hypnotherapy di JCC, dapat diketahui bahwa permasalahan yang ada adalah ”Bagaimana menciptakan suatu media penyampaian informasi pengganti yang dapat memberikan nilai daya tarik yang tinggi dan memberikan nilai komunikasi interaktif tanpa mengurangi kualitas isi dari informasi tersebut”. Sistem informasi baru yang berupa aplikasi multimedia interaktif terbukti mampu memenuhi kebutuhan penyampaian informasi yang dapat memberikan nilai daya tarik yang tinggi kepada pengguna sehingga pengguna cenderung tertarik untuk mengetahui isi dari aplikasi multimedia ini. Dengan adanya interaktivitas yang terdapat dalam aplikasi ini, maka pengguna tidak akan merasa jenuh karena mereka merasa dilibatkan dalam pencarian informasi yang terdapat dalam aplikasi multimedia ini. Sasaran aplikasi multimedia antara lain meningkatkan efektivitas penyampaian informasi, penurunan biaya, peningkatan keamanan aplikasi, peningkatan efisiensi dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Sedangkan batasan aplikasi multimedia ini adalah hanya sebagai media penyampai informasi pengganti buku panduan pelatihan hypnotherapy JCC.
4.1.
Hasil Rancangan Aplikasi dan manual program Dalam program yang dibuat oleh penulis sangat sederhana tetapi menarik, dalam
hal ini dapat dilihat dari hasil rancangan halaman intro dan menu utama, berikut uraian cara penggunaannya:
1.
Intro Tampilan pembuka merupakan tampilan pertama yang harus dilalui oleh para
pengguna setiap kali mengakses aplikasi multimedia interaktif Pelatihan Hypnotherapy JCC. Disini hanya terdapat dua pilihan menu, yaitu animasi pembuka, tombol keluar dan tombol masuk, yang mana fungsi dar tombol keluar adalah untuk keluar dari aplikasi, kemudian tombol masuk untuk menuju ke menu utama. Tombol berbentuk text diletakkan dibawah dan diberi sprite change ink ”ghost” menandakan bahwa text tersebut aktif.
16
Gambar 4.1 Halaman intro
a.
Tombol menu ”keluar” untuk keluar dari aplikasi
b.
Tombol menu ”Masuk” menuju kehalaman Menu Utama
2.
Menu Utama Menu ini merupakan halaman pertama dan utama dari aplikasi ini. Pada menu
utama tersedia tujuh tombol yang didalamnya meliputi tombol-tombol sebagai berikut :
Gambar 4.2 Halaman menu utama
17
a.
Tombol menu Pendahuluan, menuju kehalaman menu pendahuluan,
b.
Tombol menu Aplikasi, menuju kehalaman menu aplikasi,
c.
Tombol menu Metode, untuk masuk kehalaman mrnu metode pelatihan,
d.
Tombol menu Self Hypnosis, menuju kehalaman menu self hypnosis,
e.
Tombol menu Kontak, menuju kehalaman kontak,
f.
Tombol Keluar, untuk keluar dari aplikasi,
g.
Tombol Intro, untuk kembali lagi kehalaman intro,
4.2.
Hasil Respon Pengguna
Tabel 4.1 Hasil uji coba responden No
Skala penilaian
Aspek yang dinilai 1
2
3
4
5
1
Keefektifan dan keefisienan sebagai media pembelajaran
0%
0%
40%
60%
0%
2
Kemudahan dalam pemeliharaan aplikasi
0%
0%
30%
70%
0%
3
Kemudahan dalam penggunaan dan kessederhanaan dalam pengoprasiannya
0%
0%
20%
80%
0%
4
Aplikasi dapat dijalankan diberbagai spesifikasi komputer
0%
30%
70%
0%
0%
5
Kemudahan untuk memahami materi
0%
10%
40%
50%
0%
6
Kejelasan uraian, pembahasan, contoh, simulasi
0%
0%
50%
50%
0%
7
Pemberian motifasi belajar
0%
5%
50%
45%
0%
8
Audio (narasi, sound, effect, backsound,musik)
0%
10%
60%
30%
0%
9
Visual (layout design, typography, warna)
0%
0%
30%
70%
0%
10
Media bergerak (animasi, movie)
0%
0%
40%
60%
0%
0%
5,5%
42%
51,5%
0%
Rata-rata %
Tabel diatas yang merupakan hasil uji coba tahap kedua yaitu langsung kepada user atau pengguna dengan Jumlah responden ada 20 orang dengan jenis kelamin lakilaki dan perempuan dengan rentang umur berkisar antara 20 sampai 60 tahun termasuk ketua dari Jogja Counseling Center itu sendiri. Responden berasal dari berbagai kalangan dengan tingkat pendidikan dan latar belakang yang berbeda, dengan demikian diharapkan dapat mewakili seluruh kalangan konsumen yang menjadi target dari penyampaian CD interaktif.
18
1.
KESIMPULAN
Setelah dijelaskan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dari analisis dan perancangan sistem multimedia pada penerapan CD Interaktif sebagai pengganti Buku Panduan Pelatihan Hypnotherapy yang dikeluarkan oleh Jogja Counseling Center, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1.
Multimedia Interaktif ini dapat meningkatkan citra JCC (tidak ketinggalan jaman) di mata konsumen dan secara tidak langsung mampu menunjang penjualan jasa,
2.
Multimedia interaktif ini dapat menjadi nuansa baru dan motivasi belajar hipnotherapy secara mandiri,
3.
Multimedia interaktif yang dibuat untuk panduan pembelajaran hypnotherapy JCC lebih efektif dalam penyampaian informasi karena disertai dengan animasi dan interaksi yang membantu pengguana untuk memahami suatu materi,
4.
Dilihat dari pembahasan dan nilai rata-rata responden yang mengatakan 42% “cukup Baik” dan 51,5% mengatakan “baik”, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibuat sudah layak untuk digunakan,
5.
Meskipun masih terdapat kekurangan, seperti halnya narasi, teks, polesan grafis dan gerak yang kurang halus akan tetapi CD Interaktif ini sudah layak untuk digunakan di JCC.
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, M. 2003. MULTIMEDIA Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta. ANDI Offset
Suyanto, M. 2004. Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta. ANDI Offset
TriSulistyo, Sudibyo. 2008. Hypnosis Training Lengkap. Cetakan sendiri
Lemay’s, Laura. Duff, M.Jon, Mohler, L.James. Desain grafik & Halaman Web, alex media komputindo, Jakarta, 1997,
Mc Leod, Raymond, Jr. Sistem Informasi Manajemen jilid II, PT. Prenhallindo Jakarta, 1999,
Ph.D, Pressman, S, Roger. Rekayasa Perangkat Lunak.
Penerbit andi & madcoms. Panduan Lengkap Macromedia Director mx 2004, andi ofset.
Hendratman, Hendi ST, the magic of macromedia director, Informatika
Al Fatta, Hanif. Analisis & Perancangan Sistem Informasi. ANDI Offset
http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek dan kriteria penilaian media pembelajaran/
http://www.amazon.com
Http://www.bi.go.id