Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
PEMBINAAN ORGANISASI KELOMPOK USAHA MANDIRI MASYARAKAT (KUMM) BERBASIS AKUNTABILITAS DAN ISLAMI Nurul Huda, Nazwirman, dan Hulmansyah Program Magister Manajemen, Universitas Yarsi, Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT Sector Usaha Mikro Kecil dan mengengah (UMKM), in particular Micro is a business that is in desperate need of attention the government or society. Because there are huge numbers and can absorb a lot of labor. Community Service which is part of the efforts to develop micro approach to sharing and mentoring. The object of this Community Service is Business Usaha Mandiri Masyarakat (KUMM) are located in the districts of Tanjung Priok. Objective research provides knowledge and understanding of the entire board and management members on the basis of a business based on Islam and accountability. Mentoring to see the progress of the business. The result of activities carried out to make them satisfied and increased knowledge Keywords: KUMM, Islam-based Management, Accountability, Mentoring 2. Memiliki
PENDAHULUAN Undang-Undang No. 20 Tahun
tahunan
hasil paling
penjualan banyak
Rp
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
300.000.000,00 (tiga ratus juta
Menengah
rupiah.
Pasal
1
angka
(1)
menyebutkan: ”Usaha Mikro adalah
Pertumbuhan dan pengembangan
usaha produktif milik orang perorangan
Wirausaha Pemula merupakan salah
dan/atau badan usaha perorangan yang
satu solusi dalam menciptakan lapangan
memenuhi
kerja,
kriteria
Usaha
Mikro
mengurangi
pengangguran,
sebagaimana diatur dalam Undang-
meningkatkan
Undang ini.” Pada Pasal 6 ayat (1)
pendapatan masyarakat. Dalam upaya
menyebutkan
harus
untuk mendukung Wirausaha Pemula
dipenuhi agar dapat disebut sebagai
meningkatkan kapasitas dan usahanya,
usaha mikro, yaitu:
Kementerian Koperasi dan UMKM
kriteria
yang
produktifitas
dan
1. Memiliki kekayaan bersih paling
menyalurkan bantuan permodalan bagi
banyak Rp 50.000.000,00 (lima
Wirausaha Pemula dalam bentuk modal
puluh
tidak
awal yang diberikan secara selektif dan
termasuk tanah dan bangunan
bervariasi antara Rp 5 juta hingga Rp 25
tempat usaha; atau
juta.
juta
rupiah)
30
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
Program Wirausaha
Bantuan
Pemula
ISSN : 2461-0992
Dana Tahun
Bagi
Menengah) dengan UB (Usaha Besar),
2015
nampak seperti tabel di bawah ini:
ditargetkan diberikan kepada 3.560
Tabel 1. Data Presentase Penyerapan
wirausaha
Tenaga Kerja UMKM dan UB
pemula
dengan
nilai
anggaran Rp 89 Milyar. Dari alokasi tersebut, telah disalurkan bantuan dana kepada
8.362
Wirausaha
Pemula Sumber:
Peserta Program dengan nilai Rp 88,47 Milyar,- atau sebesar 234,9% yang
Kementerian Koperasi dan
UKM (2016)
Berdasarkan Tabel 1 tahun 2009
tersebar di 32 Provinsi.
sampai tahun 2013, jumlah penyerapan tenaga kerja untuk bisnis UMKM berada hampir 97 persen. Artinya keberadaan
UMKM
lebih
mampu
memberikan lowongan kerja kepada masyarakat Indonesia lebih besar, jika dibandingkan Sumber:
Kementerian Koperasi dan
dengan
Proses
Tanaga Kerja UMKM 2009-2013
Besar
(UB).
UKM (2016)
Gambar 1. Grafik Penyerapan
Usaha
pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan yaitu kecendrungan pertama dimana proses
Jumlah penyerapan tenaga kerja
pemberdayaan menekankan pada proses
ke dalam bisnis UMKM cukup banyak
memberikan atau mengalihkan sebagian
atau meningkat dari tahun 2009 hingga
kekuatan, kekuasaan atau kemampuan
tahun
kepada masyarakat agar individu lebih
2013
(Gambar
1).
Jika
dibandingkan dengan jenis UB (Usaha
berdaya.
Besar), kontribusi UMKM jauh lebih
kedua
besar
menstimulasi,
jumlah
penyerapan
tenaga
kerjanya. Bila
Sedangkan menekankan
kecenderungan pada
proses
mendorong
atau
memotivasi individu agar mempunyai dipersentasekan
jumlah
kemampuan atau keberdayaan untuk
kontribusi penyerapan tenaga kerja
menentukan apa yang menjadi pilihan
antara UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
hidupnya melalui proses dialog. Aliran ini menitik beratkan pada sikap dan
31
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
pendapat yang berorientasi pada jargon
kebutuhan dan memuaskan keinginan
antisistem,
konsumen (Anggara, 2015).
antistruktur,
antideterminisme
yang
dan
diaplikasikan
Akhir tahun 2015 UMKM akan
pada dunia kekuasaan. Pemahaman
menghadapi pasar bebas Asia tenggara
konsep pemberdayaan oleh masing-
atau
masing individu secara selektif dan
Ekonomi Asean) yang mengharuskan
kritis dirasa penting, karena konsep ini
semua
mempunyai
dari
kemampuan persaingan (competitive).
perkembangan alam pikiran masyarakat
Lingkungan bisnis yang kompetitif dan
dan kebudayaan barat.
global
akar
historis
di
sebut
MEA
pelaku
(Masyarakat
UMKM
pada
memiliki
belakangan
ini
Pemberdayaan ekonomi di titik
menyebabkan UMKM harus benar-
beratkan kepada para pelaku UMKM.
benar mampu bersaing dalam hal
Pemberdayaan UMKM biasanya adalah
efisiensi, inovatif, penetapan harga,
pengembangan sistem pendukung usaha
pengembangan usaha, dan lain-lain.
KUMKM,
Pengembangan
Tingkat persaingan tersebut semakin
keunggulan
tajam sejalan dengan semakin derasnya
kewirausahaan kompetitif,
dan
Pemberdayaan
usaha
arus
informasi,
serta
pesatnya
KUMKM, dan Peningkatan kualitas
perkembangan teknologi. Untuk dapat
kelembagaan. Konsep pemberdayaan
bertahan
yang diaplikasi dalam studi-studi punya
UMKM memerlukan strategi bersaing
kecenderungan
arena
persaingan,
sama,
yaitu
yang tepat. Suatu usaha akan dapat
penguatan
dan
memenangkan persaingan apabila usaha
pembinaan sektor UMKM yang bersifat
tersebut memiliki keunggulan bersaing
kelembagaan
enam
(competitive advantage). Kondisi inilah
aspek: produksi, teknologi, pemasaran,
yang mendorong setiap pelaku UMKM
manajerial, modal, dan kewirausahaan.
berusaha
Artinya,
keunggulan bersaing.
sebagai
yang
dalam
upaya
dan
basis
pemberdayaan
mencakup
analisis selalu
konsep berdimensi
untuk
meningkatkan
Pelaku UMKM harus mampu
ekonomi. UMKM perlu diberdayakan
bersaing
untuk menciptakan keunggulan dalam
membuat
sesuatu
bersaing seperti menghasilkan produk-
berorientasi
pasar
produk
Produk
yang
dapat
memenuhi
satu
dari
sama
lain yang
dan industri
dengan unik
konsumen. kreatif
32
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
memerlukan strategi pemasaran yang
orang dengan beranggotakan sebanyak
baik tidak hanya dari industri tapi juga
20 – 35 orang.
peran
serta
pemerintah
sangat
Pelaku UMKM di KUMM Oase
berpengaruh agar produk lokal industri
Anak Bangsa memproduksi olahan
kreatif kecil dan menengah dapat
rumah tangga yang memproduksi antara
diminati tidak hanya warga lokal tapi
lain pembuat kue-kue basah, nasi uduk,
juga warga negara asing. Namun perlu
dan usaha yang dibutuhkan masyarakat
di waspadai oleh pengelola program
sehari-hari. Secara fisik kondisi KUMM
pemberdayaan
ini
terkait
dengan
dalam
pengelolaannya
persaingan yang terjadi diantara pelaku
masing
UMKM.
program
Majelis Ta’lim, di mana aktivitas yang
mampu
dilakukan adalah kegiatan pengajian
Pengelola
pemberdayaan
harus
menggunakan
masing-
menciptakan akuntabilitas agar usaha
rutin.
tidak hanya sejehtera secara mandiri
mereka
namun secara bersama-sama
membedakan mana modal usaha dan
Kelompok Usaha Mikro Mandiri (KUMM)
salah
satu
Namun
dalam
sekretariat
masih
kegiatannya,
kurang
mampu
mana yang pribadi. Meraka masih tidak
keompok
memeiliki catatan dari transaksi yang
pemberdayaan masyarakat berada di
dilakukan setiap hari. Disamping itu
wilayah kecamatan Tanjung Priok di
mereka
beberapa kelurahan yaitu: KUMM Al-
tentang berapa keuntungan usaha di
Kautsar-Sungai Bambu, KUMM An
diperbolehkan menurut ajaran Islam.
Najmu-Papanggo,
Perumusan Masalah
KUMM
Khoirussalam-Tanjung
Priok
belum
banyak
memahami
dan
Minat yang tinggi Kelompok
KUMM Khairunnisa dan KUMM As
Usaha Mikro Mandiri (KUMM) ini
Sakinah-Kebon
di
bawah
berada di wilayah kecamatan Tanjung
Oase
Anak
Priok untuk mengembangkan usaha
Bangsa. Berdasarkan hasil survey awal
anggota terhambat pada kendala teknis
yang dilakukan dapat diketahui bahwa
seperti pengelolaan dana usaha yang
KUMM
masih bercampur untuk dana kebutuhan
pembinaan
Bawang
Yayasan
ini
adalah
program
Pemberdayaan Ekonomi dari Majelis
sehari-hari,
tentu
hal
ini
harus
Ta’lim. Jumlah pengurus sebanyak 3-5
diperbaiki. Hal ini menjadi tantangan sendiri untuk membantu pengelolaan
33
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
usaha yang dilakukan tersebut dengan
KAJIAN TEORI
pendekatan akuntabilitas dan Islami.
Persoalan Dasar Usaha Mikro
Pendekatan Islami digunakan karena anggota
KUMM
dominan
anggota
Majlis Tak’lim.
Sasaran Strategis Kementerian Koperasi dan UKM untuk tahun 20152019
Perlunya
pembinaan
dan
disusun
Tujuan
berdasarkan
yang
akan
dengan
diwujudkan
pendampingan kepada KUMM tentang
Kementerian Koperasi dan UKM dalam
membuka suatu usaha. Pembinaan dan
lima tahun mendatang, serta dengan
pendampingan terhadap KUMM ini
berpedoman pada sasaran nasional di
terkait dengan cara menemukan peluang
bidang Koperasi dan UMKM yang
yang baik, manajemen, keterampilan
dituangkan di dalam RPJMN 2015-
dalam mengelola usaha dan sebagainya
2019,
agar permasalahan yang sering dihadapi
kontribusi
oleh KUMM dapat berkurang ataupun
perekonomian melalui pengembangan
teratasi.
komoditas berbasis koperasi/sentra di
Tujuan Kegiatan
sektor-sektor
Berdasarkan
(1)
Meningkatnya
KUMKM
dalam
unggulan;
(2)
dalam
Meningkatnya daya saing koperasi dan
permasalahan maka tujuan dari kegiatan
UMKM; (3) Meningkatnya wirausaha
pengabdian kepada masyarakat ini yaitu
baru dengan usaha yang layak dan
:
berkelanjutan;
1. Memberikan Seluruh
uraian
yaitu:
pemahaman
pengurus
dan
bagi
Anggota
kualitas koperasi,
serta
berkoperasi
suatu usaha .
masyarakat.
Seluruh
pengurus
KUMM dalam
Pemahaman dan
bagi
Anggota
tentang konsep Islam mengelola
usaha
dan
akuntabilitas usaha 3. Melakukan melihat dikelola
dan
Karakteristik adalah
dan
penerapan yang
usaha praktek
baik
utama
oleh
UMKM
kemampuannya
mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah (Warsono et al.,
pendampingan
kemajuan
Meningkatnya
kelembagaan
KUMM tentang dasar pengelolaan
2. Memberikan
(4)
usaha
untuk
2010). Namun, salah satu tantangan
yang
utama yang dihadapi UMKM adalah terkait
dengan
pengelolaan
dana.
34
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
Ketidakberesan
ISSN : 2461-0992
pengelolaan
dana
didominasi perusahaan perseorangan
seringkali menjadi pemicu terjadinya
mengakibatkan kurangnya kebutuhan
kegagalan UMKM. Para pelaku UMKM
untuk
memang perlu mendapatkan sosialisasi
Bentuk perusahaan perseorangan juga
dan pembinaan baik secara finansial dan
menyebabkan pemisahan keuangan bagi
non finansial (Irawan, 2013). Inisiatif
diri pribadi pemilik usaha dengan
utama dalam pengelolaan dana adalah
kegiatan usahanya seringkali juga tidak
dengan
dilakukan.
mempraktikkan
akuntansi
dengan baik.
membuat
laporan
Akuntabilitas
Pelaksanaan
pembukuan
Menurut Ndraha (2003), konsep
akuntansi untuk menghasilkan laporan
akuntabilitas
keuangan merupakan hal yang masih
pertanggungjawaban,
sulit
pertanggungjawaban
bagi
UMKM.
pengetahuan rumitnya
keuangan.
Keterbatasan
pembukuan proses
akuntansi,
dari
dari
konsep konsep
sendiri
adanya
dapat
wewenang.
dan
Wewenang di sini berarti kekuasaan
anggapan bahwa laporan keuangan
yang sah. Menurut Weber ada tiga
bukanlah hal yang penting bagi UMKM
macam tipe ideal wewenang, Pertama
menjadi alasan bagi UMKM untuk tidak
wewenang tradisional, kedua wewenang
melakukan
secara
karismatik dan ketiga wewenang legal
akuntansi. Banyak kasus-kasus para
rational. Ketigalah ini yang menjadi
UMKM
melakukan
basis wewenang pemerintah. Dalam
pembukuan dengan benar atau bahkan
perkembanganya, muncul konsep baru
tidak
mengakibatkan
tentang wewenang yang dikembangkan
mengetahui
oleh Chester I. Barnard, yang bermuara
pembukuan
yang
sama
mereka
akuntansi,
dijelaskan
berawal
juga
tidak
sekali, tidak
perkembangan (Murtiningtyas,
usahanya 2013).
Bahkan
terkadang pencatatan yang dilakukan
pada
prinsip
wewenang
bahwa
penggunaan
harus
dapat
dipertanggungjawabkan.
oleh UMKM hanya sebatas jumlah
Menurut Fikri et al. (2010)
pembelian dan penjualan yang terjadi
lembaga Non Government Organization
dalam kegiatan operasionalnya (Mutiah,
(NGO) memiliki banyak kelemahan
Harwida
terkait akuntabilitas, karena minimnya
dan
Kurniawan,
2011).
Terlebih lagi bentuk UMKM yang lebih
penyampaian
informasi
kepada
35
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
masyarakat. Fikri et al. (2010) juga
akuntabilitas
mengungkapkan
NGO keagamaan memiliki akuntabilitas
bahwa
rendahnya
akuntabilitas NGO disebabkan, karena
spiritualitas,
sementara
spiritualitas.
Interaksi antara NGO, donatur, dan masyarakat
bukan
semata
murni
METODE PENELITIAN
hubungan ekonomi dan tidak selalu
Jenis
besifat formal (meskipun terkadang
Penelitian
terdapat
hubungan
formal).
Penelitian
Jenis
dan
Rancangan
penelitian
Kepercayaan, emosi, kata hati, kontrak
penelitian
sosial, hubungan timbal balik, misalnya
menggunakan
bercampur
formal
kuesioner dan pengukuran dengan skala
untuk menentukan apakah organisasi
ordinal. Penelitian didesain sebagai
akuntabel atau tidak sering kali menjadi
suatu survei yang merupakan jenis
bias. Riset yang dilakukan oleh Fikri et
kajian lapangan (field study) dan uji
al. (2010) tersebut merupakan riset
Paired sample test dengan program
mengenai
SPSS
sehingga
aturan
akuntabilitas
keagamaan. pengelola
NGO
Sementara, wakaf
non
lembaga
adalah
NGO
keagamaan
penelitian tentang akuntabilitas NGO keagamaan dalam sebuah gereja. Hasil
menunjukkan
instrumen
dengan berupa
Cara Penetapan dan Besar Sampel Populasi dalam penelitian adalah lima majelis taklim yang tergabung oleh
Randa et al. (2011) melakukan
penelitian
kuantitatif
adalah
Randa bahwa
et
al.(2011) akuntabilitas
Yayasan Oase Anak Bangsa Cabang Sungai Bambu Tanjung Priok. Metode pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode purposive sampling.
Dimana sampel
gereja berbeda dengan akuntabilitas
diambil seluruh Jemaah majelis taklim
NGO
yang hadir pada saat sosialisai, dan
non
kegamaan
antara
lain
akuntabilitas spiritualitas. Riset Fikri et
sebagian pelaku usaha KUMM.
al. (2010) dan riset Randa et al. (2011) menunjukkan bahwa akuntabilitas NGO
HASIL DAN PEMBAHASAN
non keagamaan berbeda dengan NGO
Hasil Deskriptif Peserta
keagamaan yaitu pada sisi spiritualitas. NGO non keagamaan tidak memiliki
Hasil pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat pada
36
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
Oase Anak Bangsa di Tg. Priok
disebabkan
menghasilkan.
masyarakat menengah kebawah yang
a. Jenis Kelamin Peserta
menopang penghasilan suami.
Peserta kegiatan terdiri (Tabel 2)
c.
kematian
suami
dan
Pendidikan Peserta
yaitu: Tabel 2. Jenis Kelamin Peserta No 1 2
Jenis Kelamin Laki - laki Perempuan Total
Frekwensi 0 33 33
Persen 0 100
Tabel 2 tampak bahwa jumlah peserta Gambar 2 Pendidikan Peserta
kegiatan sebanyak 33 orang. Dengan 33
Dari
orang seluruhnya atau 100 persen peserta
adalah
perempuan.
berjenis
kelamin
ini
sangat
Hal
dimungkinkan
karena
peserta
seluruhnya seluruhnya ibu-ibu majelis taklim yang juga terlibat dala kegiatan kelompok usaha mandiri masyarakat.
Gambar
2
tampak,
pendidikan peserta terdiri dari 40 % atau 13 orang peserta berpendidikan SMU. 33% atau 11 orang peserta berpendidikan SMP. 18% atau 6 orang peserta berpendidikan SD. 6% atau 2 orang peserta berpendidikan Akademi. 3% atau 1 orang peserta berpendidikan
b. Usia Peserta
Sarjana. Sebagain besar peserta lulusan Usia
SMU
kebawah.
Sehingga
perlu
0%
18%
21%
61%
17 - 25 Tahun 26 - 39 Tahun 40 - 55 Tahun Lebih 55 Tahun
pendampingan
guna
meningkatkan
pengetahuan mereka. d.
Pekerjaan Peserta
Gambar 1 Usia Peserta
Dari Gambar 1 tampak, usia peserta terdiri dari 61 % atau 20 orang peserta berusia 40 s/d 55 tahun. 21% atau 7 orang peserta berusia 26 s/d 39 tahun, dan 18% atau 6 orang berusia lebih dari 55 tahun. Kecenderungan peserta
merupakan
single
Gambar 3 Pekerjaan Peserta
parent
37
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
Dari
Gambar
ISSN : 2461-0992
3
tampak,
sangat puas, 6 % kurang puas. Hal ini
pekerjaan peserta terdiri dari 55 % atau
menunjukkan bahwa peserta puas dan
18 orang peserta sebagai ibu rumah
antusias mengikuti kegiatan Pengabdian
tangga. 45% atau 15 orang peserta
Kepada Masyarakat.
berwirausaha. Sebagian peserta masih
b. Materi Pelatihan
terlihat belum secara terbuka mengakui kegiatan mereka sebagai wirausaha. Mereka mereaka
masih hanya
beranggapan sebatas
usaha
membantu
perekonomian suami. Tingkat Kepuasan Peserta Mengetahui tingkat kepuasan
Gambar 5. Penilaian Materi
peserta dalam pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat
Pelatihan
memberikan
Dari Gambar 5 tampak, dari 33
sebanyak 19 (sembilan belas) indikator
peserta dengan 6 indikator pertanyaan
pertanyaan yang terdiri dari 4 (empat
sebanyak 70 % peserta puas, 26 %
dimensi)
materi,
sangat puas, 2 % kurang puas, dan 2%
suasana, dan sarana/prasarana. Adapun
tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa
hasilnya sebagai berikut:
peserta
a. Pembicara
diberikan
yaitu
pembicara,
puas
dengan
materi
Pengabdian
yang
Kepada
Masyarakat. c. Suasana
Gambar 4. Penilaian pembicara Pengabdian Dari Gambar 4 tampak, dari 33 peserta dengan 6 indikator pertanyaan sebanyak 72 % peserta puas, 22 %
Gambar 6. Penilaian pembicara Pengabdian
38
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
Dari Gambar 6 tampak, dari 33 peserta dengan 5 indikator pertanyaan
berbasis Islam dan Akuntabilitas (Tabel 3.)
sebanyak 73 % peserta puas, 20 %
Tabel 3 . Deskrispi Data
sangat puas, 4 % kurang puas, dan 3%
Pretest dan Posttest Paired Samples Statistics
tidak puas. Hal ini menunjukkan bahwa peserta puas dengan suasana lingkungan dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada
Pair 1
Masyarakat. d. Sarana/Prasarana
Pretest Posttest
Mean 3,1515 5,3030
Std. Std. Error N Deviation Mean 33 1,64167 ,28578 33 1,10354 ,19210
Dari Tabel 3 tampak, rata-rata (Mean) sebelum pemberian materi (pretest) sebesar 3,1515 dan setelah pemberian materi (posttest) sebesar 5,3030. Ini menunjukkan adanya penambambahan pengetahuan yang mereka ikuti. Tabel 4. Paired sample correlation
Gambar 7. Penilaian pembicara Pengabdian Dari Gambar 7 tampak, dari 33
Paired Samples Correlations Correla N tion Sig. Pair 1 Pretest 33 ,267 ,133 & Posttest
peserta dengan 3 indikator pertanyaan sebanyak 77 % peserta puas dan 23 % sangat puas. Hal ini menunjukkan bahwa
peserta
puas
dengan
sarana/prasarana Pengabdian Kepada
Dari Tabel 4 terlihat korelasi antara sebelum
dan
sebesar
0,267
sesudah atau
penyuluhan
26,7%
relatif
korelasi rendah. Tabel 5. Paired Samples Test
Masyarakat. Kemampuan Pre dan Post Test Peserta Mengetahui
kemampuan
peserta, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat memberikan sebanyak 6 (enam)
butir
pertanyaan
yang
menyangkut pengetahuan wirausahan
Dari Tabel 5 terlihat nilai signifikansi (2-tailed) < 0,05, hal ini berarti pemberian pelatihan memberikan tambahan pengetahuan peserta.
39
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
ISSN : 2461-0992
anggara.co.id/2015/07/coop etition-usaha-mikrokelompok-usaha.html (Diunduh 12 Oktober 2016)
KESIMPULAN Peserta
kegiatan
Pengabdian
Kepada Masyarakat dihadiri seluruhnya berjenis kelamin perempuan, sebab anggotanya merupakan ibu-ibu beberpa majlis taklim dan anggota KUMM. Usia perserta lebih dominan berkisar anatara 40 s/d 55 tahun. Rata-rata pekerjaan mereka adalah ibu rumah tangga dan wirausaha. mengakui
Mereka
masih
belum
kegiatan
mereka
adalah
wirausaha Kamampuan peserta
meningkat
pengetahuan 36
persen
dari
sebelum kegiatan dilaksanakan. Tingkat kepuasan peserta dari aspek penilaian pembicara
rata-rata
jawaban
puas.
Tingkat kepuasan peserta dari aspek materi pelatihan rata-rata jawaban puas. Tingkat kepuasan peserta dari aspek suasana pelatihan rata-rata jawaban puas. Tingkat kepuasan peserta dari aspek
sarana/prasarana
rata-rata
jawaban puas.
DAFTAR PUSTAKA Anggara, Cici. 2015. Coopetition Usaha Mikro Kelompok Usaha Mandiri Mayarakat (KUMM) Desa Bantar Kambing. http://cici-
Fikri,
A., M. Sudarma, E.G. Sukoharsono, dan B. Purnomosidhi. 2010. “Studi Fenomenologi Akuntabilitas Non Government Organization”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 1, No. 3, hlm 409-420. Irawan, R. 2013. Aspek Perpajakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. The 6th NCFB and Doctoral Colloquium, Unika Widya Mandala Surabaya. Laporan tahunan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha Menengah, http://www.depkop.go.id/be rita-informasi/datainformasi/laporan-tahunan/ (Diunduh 21 Oktober 2016) Murtiningtyas, T. 2013. Survei Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada UKM di Kelurahan Blimbing dan Lowokwaru Malang). The 6th NCFB and Doctoral Colloquium Unika Widya Mandala Surabaya. Mutiah, M, G.A. Harwida dan F.A. Kurniawan. 2011. Interpretasi Pajak dan Implikasinya Menurut Perspektif Wajib Pajak Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Sebuah Studi Interpretif). Simposium Nasional Akuntansi (SNA)XIV Aceh. Ndraha Taliziduhu, 2003, Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru), Rineka Cipta, Jakarta,
40
Jurnal Al-Ikhlas Volume 2 Nomor 2, April 2017
Randa, F., I. Triyuwono, U. Ludigdo, dan E.G. Sukoharsono. 2011. “Studi Etnografi: Akuntabilitas Sosial pada Organisasi Gereja Katolik yang Terinkulturasi Budaya Lokal”. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 2, No. 1, hlm 35-51.
ISSN : 2461-0992
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Warsono, S., E. Murti, A.Ridha dan A.Darmawan. 2010. Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan. Asgard Chapter. Yogyakarta.
41