TEMU ILMIAH IPLBI 2015
Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak Pemilihan kepemilikan rumah yang berbasis agama bukanlah hal yang baru di Indonesia, sebagai contoh perumahan islami,sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, terkaitperumahan islami semakin hari semakin banyak pengembang (developer) perumahan yang mengembangkan konsep perumahan ini, beberapa sumber pernah meneliti tentang konsep permukiman yang islami maupun rumah tinggal yang islami, namun masih sedikit yang meneliti bagaimana respon masyarakat dengan perumahan islami ini, bagaimana persepsi dan tingkat ketertarikan masyarakat dengan perumahan islami, maka dilakukanlah penelitian ini untuk memberikan pengetahuan bagi perkembangan ilmu arsitektur terutama di bidang perumahan dan permukiman, perumahan berbasis agama seperti ini tentu memiliki pro dan kontra, namun penelitian ini dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan persepsi responden dan tingkat ketertarikan pada perumahan islami.Penelitian ini bersifat eksploratif dengan menggunakan metode pengumpulan data survei online dan metode analisis isi. Dari hasil analisis akan diketahui frekuensi dari kategorikategori kata kunci yang menunjukkan tingkat ketertarikan responden pada Perumahan Islami. Lebih lanjut, kategori dan frekuensi tersebut menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun rumusan definisi perumahan islami dan sebab akibat yang dapat ditimbulkan dari adanya perumahan islami ini, yang dilihat dari persepsi dan tingkat ketertarikan responden. Kata-kunci : perumahan, islami,persepsi, nilai,tingkat ketertarikan
Pengantar Pemilihan kepemilikan rumah di lingkungan perumahan berbasis agama tertentu bisa jadi pilihan terbaik bagi beberapa kalangan. Pemilihan perumahan atas dasar minat tertentu ini dapat memudahkan antar penghuni peruma-han untuk melakukan kegiatan religius maupun memudahkan dalam mendapatkan sarana dan prasarana Ibadah. Dalam tulisan ini, penulis memilih tema “Konsep Perumahan Berbasis Agama Islam”. Hal ini dilatarbelakangi karena Indonesia memiliki jumlah penduduk umat muslim terbesar di dunia, pengembangan perumahan berlandaskan syariat islam memiliki potensi besar bagi peluang bisnis pengembang(developer) perumahan maupun bagi pemenuhan kebutuhan rumah bagi konsumen (masyarakat) di Indonesia.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap konsep perumahan berbasis agama, yang menjadi objek studi dalam tulisan ini adalah Perumahan Islami. Bentuk respon tersebut terdiri dari persepsi dan tingkat ketertarikan akan konsep “Perumahan Islami”. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengedepankan agama tertentu, namun untuk mengkaji pengetahuan tentang respon masyarakat mengenai konsep perumahan yang berbasis agama, mengingat masih terbatasnya tulisan yang membahas hal ini. Teori Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Budi (1996) mengenai“Kriteria Ideal Ruang Rumah Tinggal Islami” yaitu : Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | C 077
Respon Masyarakat Terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama : Perumahan Islami
(1) Rumah yang dipakai untuk tempat tinggal dengan aman dan nyaman, (2) Rumah yang selalu bersih, sehat dan suci , (3) Rumah yang mendukung tugas-tugas pokok Ilmu dan Ibadah , (4) Rumah yang mendukung penjagaan aurat,rahasia,privasi individu serta keluarga, (5) Rumah yang mendukung penjagaan, (6) Rumah yang dipersiapkan untuk menerima tamu, (7) Rumah yang mendukung suasana ingatan kepada Allah (Tuhan), (8) Rumah yang mendukung ter-laksananya seluruh aktivitas amal islami (religius) di rumah. Dari kriteria tersebut diperoleh bahwa konsep ruang rumah tinggal islami yang ideal yaitu menerapkan nilai-nilai islami ke dalam rumah yang direalisasikan pada pola penataan ruang arsitektur rumah tinggal Islami. Sedangkan menurut Djarot (1986) dalam buku “Sebuah Pemikiran tentang Permukiman Islami”. Didapatkan sebuah pemikiran mengenai konsep permukiman islami yaitu permukiman yang menerapkan nilai-nilai islam secara implisit (nilai keberadaan , kebajikan, keindahan, kebersihan, dan keselarasan) yang diterapkan dalam pola penataan arsitektur maupun penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan religius. Dari 2 sumber diatas disampaikanbagaimana definisi maupun kriteria dalam ruang rumah tinggal islami maupun permukiman islami. Namun, tidak ada sumber yang jelas mengenai definisi dan konsep “Perumahan Islami”. Apakah hal tersebut bisa menjawab pemahaman masyarakat tentang konsep perumahan islami? Maka dari itu, dilakukan kajian untuk mengetahui respon masyarakat terhadap peru-mahan islami dari segi persepsi dan tingkat ketertarikannya.
C 078 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Metode Penelitian ini bersifat kualitatif yang sifatnya mengeksplorasi pemahaman responden mengenai konsep perumahan islami, lalu mendapat wawasan, menyusun teori, identifikasi variabel dan setelah itu menyusun pemahaman dan kerangka (Creswell,2002) Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode Grounded Theory (Creswell, 2006). Grounded Theory adalah sebuah riset kualitatif dimana peneliti tersebut menghasilkan penjelasan umumdari proses, tindakan atau interaksi oleh pandangan dari sejumlah besar responden (Strauss & amp; Corbin , 1998) Metode survei online dengan media internet dan jejaring sosial digunakan dalam pengumpulan data yang disusun dari pertanyaan terbuka mengkaji persepsi dan ketertarikan masyarakat tentang perumahan islami. Dan metode pengambilan sampel dengan non random sampling yaitu menggunakan Snowball sampling, memilih beberapa orang responden, lalu setelah itu meminta mereka untuk menyebarkan kuesioner ke komunitas masingmasing (Kumar,2005) Metode Analisis data Metode Analisis data digunakan metode (Content Analysis) atau Analisis isi, yang bertujuan untuk mengetahui jawaban dari kuesioner yang diisi responden terkait perumahan islami. Tahapan analisis dilakukan 2 Tahap (Creswell,2006):
Nurul Aini
Diagram 1. Diagram Proses Analisis Data
Responden Responden terdiri dari 50 orang, yaitu 26 orang perempuan dan 24 orang laki-laki, dan dari frekuensi usia mayoritas antar 21-25 tahun sebanyak 33 orang.
Diagram 2. Histogram Karakteristik Jenis Kelamin dan Usia Responden
Lalu dilihat profesi mayoritas responden adalah mahasiswa arsitektur sebanyak 11 orang, mahasiswa non arsitektur sebanyak 10 orang, dan karyawan swasta sebanyak 9 orang. Dan dilihat dari jenis tempat tinggal yang ditempati mayoritas responden tinggal di kompleks perumahan terencana sebanyak 20 orang dan tinggal di kompleks perumahan tidak terencana 10 orang.
Diagram 3. Histogram Karakteristik Profesi dan Jenis Tempat Tinggal
Dengan melihat tujuan pengumpulan data yang dilakukan secara online, karakteristik mayoritas responden adalah kalangan usia dewasa dengan profesi sebagai mahasiswa arsitektur.
Diagram 4. Histogram Perbandingan Jumlah Responden yang Tertarik dan Tidak Tertarik pada Perumahan Islami
Analisis dan Interpretasi Di tahap pertama analisis isi atau content analysis, dilakukan tahap open coding atau tahapan untuk mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang ada. Contoh open coding dari jawaban responden mengenai ketertarikan dan ketidaktertarikan pada perumahan islami: Responden 5:
“Saya sangat tertarik, karena islam datang sebagai rahmat bagi seluruh alam. jadi ketika Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | C 079
Respon Masyarakat Terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama : Perumahan Islami
islam diterapkan secara tepat dan benar ke dalam konsep perumahan maka akan menghadirkan banyak manfaat, insyaallah.” Responden 7:
“Lingkungan perumahan yang Islami akan memotivasi untuk menambah iman dan takwa. Selain itu, akan memberikan rasa aman dan damai secara personal”
Kategori-kategori ini kemudian digunakan untuk tahap analisis selanjutnya, yakni analisis distribusi. Contoh tahap axial coding, baik untuk ketertarikan maupun ketidaktertarikan pada perumahan islami, dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Contoh axial codingpada frekuensi terbanyak pada alasan ketertarikan perumahan islami
Responden 6:
“Saya lebih tertarik tinggal di lingkungan multi religion, karena saya harap ketika saya punya keluarga nanti hal ini menjadi pembelajaran untuk keluarga saya untuk saling menghormati dan belajar bergaul serta berkomunikasi dengan orang lain tanpa memandang jenis agamanya. Sehingga kita memiliki cara berfikir yang lebih luas”. Responden 48:
“Indonesia terdiri dari banyak agama dimana kesatuan bernegara yang berlandaskan pancasila, hidup berbaur dengan sesama tanpa memandang agama merupakan bentuk dari pengamalan pancasila itu sendiri”. Berdasarkan deskripsi tersebut, didapatkan beberapa kata kunci dari alasan ketertarikan pada Perumahan Islami adalah “penerapan islam secara benar”, “lingkungan yang menambah iman dan taqwa”, memberikan rasa aman dan damai secara personal”.Sedangkan kata kunci dari alasan ketidaktertarikan pada Perumahan Islami adalah “sebagai pembelajaran bagi keluarga untuk bisa bergaul tanpa memandang agama” dan ”Melunturkan nilai pancasila yaitu "Persatuan Indonesia" Selanjutnya, dilakukan tahap axial coding untuk mengelompokkan kata-kata kunci yang telah didapatkan menjadi kategori. Tahapan ini dilakukan dengan workshopdengan mahasiswa magister arsitektur ITB dan pembimbing mata kuliah analisis data untuk menghindari bias. Ditemukan 9 kategori untuk alasan ketertarikan pada perumahan islami dan 5 kategori untuk alasan ketidaktertarikan pada perumahan islami. C 080 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Tabel 2. Contoh axial codingpada frekuensi terbanyak alasan ketidaktertarikan perumahan islami
Dari 9 kategori untuk alasan ketertarikan pada perumahan islami dan 5 kategori untuk alasan ketidaktertarikan pada perumahan islami,
Nurul Aini
kemudian dianalisis frekuensinya dengan menggunakan analisis distribusi. Analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui jawaban yang paling dominan ataupun tidak dominan mengenai ketertarikan dan ketidaktertarikan pada perumahan islami berdasarkan persepsi dari responden. Hasil analisis distribusi untuk kelebihan hunian sewa dapat dilihat pada Gambar 1. Terlihat bahwa faktor dari ketertarikan pada perumahan islami yang dianggap menjadi prioritas oleh para responden adalah “mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk beribadah” dengan jumlah9 (16,7 %), dan memberikan kenyamanan& keamanan secara fisik maupun batin dengan jumlah 9 (16,7%), menerapkan nilai-nilai islam dalam perumahan dengan jumlah 8 (14,8%), memberikan dampak positif bagi keluarga dengan jumlah 7 (12,9%), dan meningkatkan ketaqwaan dan keibadahan dengan jumlah 7 (12,9%), sedangkan memberikan manfaat bagi penghuni dan sekitarnya sebanyak 2(3,7%), dan tipologi arsitektur sebanyak 1 (1,85%)menjadi jawaban dengan jumlah paling sedikit. Chart Title
Tipologi arsitektur
Memberikan manfaat bagi penghuninya maupun sekitarnya Baik untuk tumbuh kembang anak Memberikan dampak positif bagi keluarga Mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk beribadah
Series1
Hasil ini menunjukkan bahwa lingkungan kondusif dalam mempelajari agama,lingkungan yang mengingatkan ibadah,Ingin mendapatkan lingkungan agama yang homogen,lingkungan untuk berbagi syariat & nilai Islam, lingkungan yang baik untuk pendidikan penghuni baik intern maupun ekstern hunian merupakan merupakan hal utama bagi responden. Karena faktor lingkungan merupakan hal yang penting bagi kenyamanan hidup mayoritas responden untuk yang tertarik perumahan islami Juga, mendapat kenyamanan fisik,mendapat kenyamanan ibadah, memberikan rasa aman & damai secara personal, dan keamanan dalam bersosialisasi diluar rumahmerupakan hal utama bagi responden terkait alasan ketertarikan mereka pada perumahan islami. Hal ini karena kenyamanan lahir dan batin merupakan hal yang sangat penting bagi responden. Selain itu, mendapatkan lingkungan yang terikat pada aturan islam, penerapan islam secara benar lalu diterapkan ke konsep perumahan, kemudian diaplikasikan secara fisik, alam, dan sosial, merupakan faktor penting bagi responden dalam alasan ketertarikan mereka pada perumahan islami, hal ini dikarenakan responden ingin “nilai islam” benar-benar diwujudkan ke konsep perumahan. Selain itu, menambah iman dan taqwa, meningkatkan iklim keislaman dalam beribadah, dan alasan yang kaitannya pada keluarga adalah memberikan dampak positif bagi keluarga merupakan nilai tambah bagi responden terkait alasan ketertarikan mereka pada perumahan islami. Namun, menguntungkan semua pihak baik penghuni, pengelola, maupun orang sekitarnya, dan bercorak arsitektur islami tidak menjadi jawaban yang banyak dilontarkan responden terkait alasan ketertarikkannya pada perumahan islami, karena corak arsitektur islam bukanlah faktor penting bagi mayoritas responden.
Menerapkan nilai-nilai Islam dalam perumahan Meningkatkan hubungan baik dengan saudara seagama Memberikan kenyamanan&keamanan secara fisik maupun batin Meningkatkan ketaqwaan dan keibadahan 0
2
4
6
8
10
Gambar 1. Analisis Distribusi Alasan Ketertarikan pada Perumahan Islami Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | C 081
Respon Masyarakat Terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama : Perumahan Islami Kategori Kata Kunci pada Ketidaktertarikan pada Perumahan Islami
Mempersempit cara pandang dalam bersosialisasi
3
Menghambat hubungan antar manusia
6
Kurang menguntungkan secara ekonomi
1
Series1
Tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia
ketidaktertarikan pada perumahan islami, karena komunitas eksklusif bisa menyebabkan kesenjangan sosial antar umat beragama. Selain itu, dalam kaitannya dengan paham bernegara Indonesia, ketakutan akan timbulnya ketidakharmonisan di masyarakat indonesia yang berpaham Bhineka Tunggal Ika dan melunturkan nilai pancasila yaitu "Persatuan Indonesia" merupakan hal yang sering dilontarkan bagi responden dalam alasan ketidaktertarikan mereka pada perumahan islami. Lalu dalam keterkaitannya dalam toleransi antar umat beragama, lebih tertarik tinggal di lingkungan banyak agama (multi religion), juga sebagai pembelajaran bagi keluarga untuk bisa bergaul dengan orang lain tanpa memandang agama merupakan hal yang sering dilontarkan responden terkait alasan ke-tidak tertarikan mereka pada perumahan islami.
4
mengurangi rasa toleransi antar umat beragama yang berbeda
4
0
2
4
6
8
Gambar 2. Analisis Distribusi Alasan Ketidaktertarikan pada Perumahan Islami
Untuk ketidaktertarikan pada perumahan islami, jawaban dari responden yang paling dominan adalah “Menghambat hubungan antar manusia” dengan jumlah 6 (33,3%), disusul dengan “Tidak sesuai dengan dasar negara Indonesia” sebanyak 4 (22,2%), dan “Mengurangi rasa toleransi antar umat beragama yang berbeda” dengan jumlah 4 (22,2%). “Kurang menguntungkan dari segi ekonomi” menjadi jawaban dengan jumlah paling sedikit yakni 1 (1%). Hasil analisis distribusi untuk kekurangan hunian sewa ini dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil ini menunjukkan bahwa menyebabkan keterbatasan dan jarak antar sesama manusia dan komunitas eksklusif dapat menimbulkan ketidakharmonisan menjadi jawaban yang paling sering dilontarkan responden terkait alasan C 082 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Lalu, karena konsep yang dipahami tentang "perumahan islami" adalah perumahan yang berisi orang islam saja, maka responden tidak tertarik pada perumahan islami, dan karena tidak semua warga indonesia beragama islam menimbulkan kesulitan menjual unit rumahnya menjadi jawaban paling sedikit yang dilontarkan responden, karena hunian yang berisi warga muslim saja dan faktor ekonomi bukanlah hal penting bagi mayoritas responden. Tahap Akhir Analisis Tahap akhir dari analisis ini lalu dibandingkan kembali dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi (1996) dan Djarot(1986) konsep ruang rumah tinggal islami yang ideal yaitu menerapkan nilai-nilai islami ke dalam rumah yang direalisasikan pada pola penataan ruang arsitektur rumah tinggal Islami. Dan konsep permukiman islami adalah permukiman yang menerapkan nilai-nilai islam ke lingkungan permukiman . Hal ini sesuai dengan hasil analisis alasan ketertarikan dominan pada perumahan islami yaitu perumahan yang memiliki lingkungan yang kondusif untuk ibadah, memberikan kenyamanan & keamanan secara fisik maupun batin, menerapkan nilai-nilai islam dalam perumahan.
Nurul Aini
Gambar 3. Diagram Hubungan Alasan ketertarikan dan Ketidaktertarikan Masyarakat dengan Perumahan Islami.
Tiga hal tersebut terkait dengan ibadah, kenyamanan fisik dan batin, penerapan nilainilai islam, merupakan penekanan pada penerapan penerapan nilai atau syariat islam dalam bentuk fisik maupun non fisik yang diwujudkan di “Perumahan Islami”. Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perumahan islami adalah perumahan yang menerapkan nilai-nilai islam kedalam perumahan, memiliki lingkungan yang menunjang sarana dan prasarana ibadah untuk perumahan tersebut, juga perumahan yang memiliki hubungan yang baik dengan antar penghuni sehingga tercipta suasana islami di lingkungan perumahan. Dan faktor ketertarikan terbesar dari responden adalah untuk mendapatkan lingkungan yang kondusif untuk ibadah, memberikan kenyamanan dan keamanan secara fisik maupun batin, dan menerapkan nilai nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan alasan
terbesar yang menyebabkan ketidaktertarikan pada perumahan islami adalah karena membatasi hubungan antar manusia dan komunitas eksklusif agama tertentu bisa mengakibatkan ketidakharmonisan. Namun, semua persepsi responden baik yang tertarik maupun tidak tertarik pada perumahan islami memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat, dengan adanya “Perumahan Islami” bisa menimbulkan efek positif maupun negatif tergantung dari sudut pandang dan pengetahuan yang dimiliki oleh responden sebagai wakil dari masyarakat.Dan penulis berharap ada penelitian lebih lanjut& mendalam untuk kelompok responden di semua kalangan. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2002). Research Design: Qualitative,
Quantitative,
and
Mixed
Methods
Approaches.
California: SAGE Publications, Inc. Creswell, J.W. (2006). Qualitative
Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. California: SAGE Publication, Inc. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | C 083
Respon Masyarakat Terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama : Perumahan Islami Kumar, Ranjit. (2005). Research Metodology, A Step by Step Guide for Beginner . London: Sage Publications. Budi, Bambang Setia. (1996). Menuju Konsep Rumah Tinggal Islami. Tesis Magister Arsitektur (Tidak dipublikasi). Bandung: Fakultas Pascasarjana Institut Teknologi Bandung. Sensa, Muhammad S.D.S. (1986). Sebuah Pemikiran Tentang Permukiman Islami , Bandung: Mizan.
C 084 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015