1
PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM ZACHMAN, JAKARTA
ISAMUDDIN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
2 i
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi berjudul “Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta” adalah karya saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, 10 Maret 2014 Isamuddin NIM C44080004
3 ii
ABSTRAK ISAMUDDIN. Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta. Dibimbing oleh TRI WIJI NURANI dan NIMMI ZULBAINARNI. Usaha penangkapan ikan membutuhkan modal untuk pembiayaan operasional usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan biaya trip penangkapan ikan dan menilai kelayakan usaha dari sisi perbankan untuk diberikan pinjaman modal oleh pihak bank. Metode survei digunakan untuk meninjau permasalahan yang ada, dengan pemilihan responden secara purposive sampling. Analisis dilakukan terhadap biaya total, siklus operasi (OC) dan siklus konversi kas (CCC) serta evaluasi kredit. Pembiayaan yang ada berasal dari modal mandiri dan pinjaman (kredit atau kongsi). Pinjaman sesama nelayan (kongsi) dilandaskan pada perjanjian dan kepercayaan (trust). Biaya operasional per tahun long line sebesar Rp 2.212.800.000, purse seine sebesar Rp 1.624.600.000, dan bouke ami sebesar Rp 1.770.360.000. Besarnya biaya tersebut berdasarkan jenis alat tangkap, ukuran GT kapal, dan lamanya hari melaut. Siklus operasi long line per tahun sebanyak 1-2 trip, purse seine 3-4 trip, dan bouke ami 5-6 trip. Nilai CCC yang diperoleh positif yaitu long line 185 hari, purse seine 105 hari, dan bouke ami 65 hari mengindikasikan perusahaan butuh pinjaman modal. Manajemen produksi diperlukan untuk efisiensi. CCC berkurang maka biaya berkurang sebanyak jumlah hari dikalikan biaya trip per hari (a). Jika perusahaan meminjam modal bank, maka biaya berkurang dan laba meningkat sebanyak (a) dikalikan suku bunga berlaku. Evaluasi angka kredit long line mencapai 79.07, purse seine 78.33, dan 76.00 untuk bouke ami. Perusahaan dinyatakan layak mendapatkan pinjaman modal dari bank. Kata kunci: biaya operasional, efisiensi, manajemen, pembiayaan, pinjaman
4 iii
ABSTRACT ISAMUDDIN. The Financing of Fisheries Capturing Exertion at Nizam Zachman Ocean Fishing Port, Jakarta. Supervised by TRI WIJI NURANI and NIMMI ZULBAINARNI. Fishing businesses need capital to finance its business operations. The aim of this study is to formulate the cost of fishing trips and to review the feasibility for a loan granted by the bank. Tha survey methods used to review the issues, is the selection of respondents by purposive sampling. The analysis is based on the total cost, the operating cycle (OC) and cash conversion cycle (CCC) and credit evaluation. Existing funding comes from independent capital and loans (credit or fellow fisherman). The loans fellow fishermen (partnership) is based on agreements and beliefs grounded. The operational costs per year for long line, purse seine, and bouke ami is IDR 2.212.800.000, IDR 1.624.600.000, IDR 1.770.360.000. The amount of fee is based on the type of fishing gear, boats GT size, and how frequent they go to sea. Operating cycle of long line per year is 1-2 trip, purse seine 3-4 trip, and bouke ami 5-6 trip. The CCC value is positive, that is 185 days for long line, purse seine 105 days, and ami bouke 65 days. This value indicates that each companies need capital loan. It is illustrated that the reduction of CCC reduces the cost as much as the days multiplied by the cost per day (a). If the company borrows capital from the bank, then the costs are reduced and profits increased by (a) multiplied by the applicable rate. The evaluation of credit number for long line is 79.07, purse seine 78.03, and bouke ami 76.00. The result is that company are declared eligible to get loan from the bank. Key words: operational cost, efficiency, management, financing, loans.
5
6
PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) NIZAM ZACHMAN, JAKARTA
ISAMUDDIN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
7
8 vii
Judul Skripsi
: Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Nama : Isamuddin NIM : C44080004 Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui oleh
Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi Pembimbing I
Dr Nimmi Zulbainarni, SPi, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Budy Wiryawan, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
Vll
/
: Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta : Isamuddin Nama : C44080004 IM Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Judul Skripsi
Disetujui oleh
,
"
Dr Nimmi Zulbainami, SPi, MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Tanggal Lulus: , . 7
MAR
~nq
viii
9
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1) Dr Ir Tri Wiji Nurani, MSi dan Dr Nimmi Zulbainarni, SPi, MSi selaku dosen pembimbing atas saran serta bimbingannya selama proses penyusunan dari awal hingga skripsi ini selesai; 2) Ibunda tercinta (Ibu Maryana) atas kasih sayang serta doanya tak kenal henti dan dukungan semangat selalu serta Ayahanda (Bapak Akmad Khair); 3) Retno Muninggar, SPi, ME sebagai dosen penguji dan komisi pendidikan Departemen PSP Dr Yopi Novita, SPi, MSi yang telah memberikan saran; 4) Staff pengajar Departemen PSP FPIK-IPB atas ilmu yang kalian telah berikan selama ini; 5) Dr Ir Bustami Mahyuddin, MM selaku Kepala PPS Nizam Zachman Jakarta dan Ibu Lia Anggia M selaku Kepala Seksi Pemasaran dan Informasi UPT PPS Nizam Zachman Jakarta beserta staffnya atas izin dan bantuan selama penelitian; 6) Nur Izzah (kakak), Bahrul Ulum (kakak), Topikur Rahman (kakak), Irfan Cahyadi (kakak), Maria Ulfa (kakak), Alm. Ahmad Jayadi (kakak), Siti Humaira (kakak), Ahmad Zubair (adik), Ahmad Fahmi (adik), Marina Umi Kalsum (adik) dan Noval Alwini (adik) atas doa dan dukungannya; 7) Ibu Suzinil Majid dan Drs Herry Zulkarnain, MPd beserta Satari, SPd atas doa dan dukungannya selama saya kuliah dari awal sampai selesai; 8) Amy, Yasinta, Cut, Imelda, Nova, Rheka, Jessy, Eka H, Izza, Ocid, Jhon, Fahrul, Desima, Adit, Charis, Reza (Zabao), Didin PSP42, Merta PSP43, Ike PSP43, Rena MSP45, Dwi THP45 dan seluruh PSP45 atas saran dan dukungan semangatnya serta sudah menjadi tempat sharing selama ini; 9) Bapak Zulfa dan Ibu Vina yang sudah membantu dalam masalah administrasi. Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini akan selalu penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 10 Maret 2014 Isamuddin
10 ix
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. PENDAHULUAN ........................................................................................... Latar Belakang .......................................................................................... Tujuan Penelitian ...................................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................................... METODE PENELITIAN .............................................................................. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... Metode Pengumpulan Data ....................................................................... Data yang Dikumpulkan .................................................................... Analisis Data ............................................................................................. Analisis Efisiensi Manajemen Kas .................................................... Analisis Kredit ................................................................................... HASIL ............................................................................................................. Keadaan Perikanan Tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta ................. Unit Penangkapan Ikan ...................................................................... Produksi Perikanan ............................................................................ Pembiayaan Operasional Penangkapan Ikan ............................................ Sumber Pembiayaan........................................................................... Tahapan Pembiayaan ......................................................................... Pendapatan Nelayan .................................................................................. Alokasi Biaya Operasional Penangkapan Ikan .................................. Manajemen Kas ................................................................................. Siklus operasi .............................................................................. Siklus konversi kas ..................................................................... Biaya total operasional penangkapan ikan.................................. Manajemen Produksi Penangkapan Ikan yang Efisien ...................... Evaluasi Kredit Kelayakan Pemberian Pinjaman Modal ................... PEMBAHASAN ............................................................................................. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... Kesimpulan ............................................................................................... Saran ......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................
x x x 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 6 6 6 9 10 10 11 12 13 14 14 14 14 14 15 16 18 18 18 18 21 39
11 x x
DAFTAR TABEL
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11
Perhitungan angka kredit .......................................................................... Total angka kredit ..................................................................................... Frekuensi kunjungan kapal berdasarkan jenis alat tangkap 2008-2012 .... Ukuran GT kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta .................. Jumlah ABK di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2012 ....................... Volume produksi darat / bulan PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012 ........ Pendapatan per trip nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta................... Komponen biaya operasional penangkapan ikan / trip / alat tangkap ....... Perhitungan angka kredit pada long line ................................................... Perhitungan angka kredit pada purse seine .............................................. Perhitungan angka kredit pada bouke ami ..............................................
5 6 6 7 8 10 13 13 15 15 16
DAFTAR GAMBAR
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2012 ............. Kelompok umur nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta ....................... Tingkat pendidikan nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta .................. Volume produksi laut / alat tangkap PPS Nizam Zachman Jakarta .......... Skema pembiayaan perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta . Arus keuangan pembiayaan operasional penangkapan ikan .....................
7 8 9 9 11 12
DAFTAR LAMPIRAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Peta Layout PPS Nizam Zachman Jakarta ................................................ Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2012 .................................... Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2013 .................................... Nelayan Responden di PPS Nizam Zachman Jakarta ............................... Biaya Perbekalan ...................................................................................... Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Alat Tangkap.......................... Perhitungan Siklus Operasi ....................................................................... Perhitungan Siklus Konversi Kas ............................................................. Perhitungan Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Tahun ................. Perhitungan Pendapatan Nelayan Purse Seine.......................................... Perhitungan Pendapatan Nelayan Long Line ............................................ Perhitungan Pendapatan Nelayan Bouke Ami ........................................... Tarif Tambat dan Labuh ........................................................................... Evaluasi Kredit dari Staff PPS Nizam Zachman Jakarta dan ASTUIN ....
23 25 25 26 27 28 29 30 31 32 34 34 35 36
12
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan, perikanan adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan. Sedangkan menurut Hempel dan Pauly (2004) dalam Fauzi (2010), bahwa perikanan adalah kegiatan eksploitasi sumberdaya hayati dari laut. Maka berdasarkan definisi tersebut membatasi pada perikanan laut karena perikanan memang semula berasal dari kegiatan berburu yang harus dibedakan dari kegiatan budidaya. Perikanan laut atau perikanan tangkap merupakan salah satu sektor industri dari hulu ke hilir yang merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir atau masyarakat nelayan. Potensi perikanan dan kelautan negara ini cukup melimpah, tetapi sumberdaya yang melimpah tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh stake holder perikanan yang ada. Perikanan tangkap dengan potensi sumberdaya yang besar juga membutuhkan biaya yang besar dalam pemanfaatannya. Pembiayaan atau permodalan merupakan hal yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan penangkapan ikan. Biaya yang dimiliki digunakan untuk pengadaan barang investasi ataupun untuk modal kerja (biaya trip operasional penangkapan ikan). Menurut Sutomo (2012) sumber pembiayaan usaha perikanan tangkap dapat berasal dari modal mandiri nelayan, modal dari lembaga keuangan dalam bentuk kredit dan lainnya, dan modal yang berasal dari hibah pemerintah. Pembiayaan yang diperoleh dalam bentuk pinjaman atau kredit dari perbankan diperoleh nelayan dengan proses yang panjang dan syarat yang sulit, yaitu menyediakan jaminan yang dibutuhkan oleh bank. Sehingga banyak nelayan menemukan kendala dalam mengakses permodalan dari perbankan. Bank biasanya mengharapkan jaminan berupa sertifikat tanah, rumah, gedung, dan lainnya yang tidak bergerak, sedangkan nelayan umumnya mempunyai kapal atau perahu yang sifatnya bergerak sehingga berpeluang untuk hilang atau tenggelam. Sekalipun mereka memiliki rumah tetapi mereka tidak memiliki sertifikat. Bank menerima kapal yang dimiliki oleh nelayan untuk dijadikan agunan dengan syarat kapal tersebut dilengkapi asuransi. Sedangkan pihak asuransi enggan memberikan jaminan perlindungan terhadap kapal nelayan. Dengan alasan sifatnya yang mudah rusak atau mudah hilang kapal tersebut. Selain itu perbankan menilai usaha perikanan merupakan sektor yang memiliki resiko tinggi (high risk). Hal inilah yang menjadi faktor masih rendahnya pengucuran skim kredit perbankan untuk sektor perikanan. Sehingga sampai saat ini pembiayaan merupakan salah satu permasalahan yang belum dapat diselesaikan pada sektor perikanan khususnya perikanan tangkap. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh betapa banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh nelayan dalam usaha penangkapan ikan seperti yang telah dijelaskan di atas, baik dalam skala subsisten, tradisional ataupun skala modern. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui besaran biaya operasional yang dibutuhkan untuk trip penangkapan ikan serta sumber
13 2
pembiayaan yang digunakan oleh nelayan dalam menjalankan usahanya. Serta untuk memperoleh keterangan mengenai faktor kesulitan yang dihadapi dalam mengakses pinjaman permodalan dari perbankan. Penelitian ini berlokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta dengan pertimbangan bahwa status pelabuhan dan tingkat kemajuan pelabuhan tersebut apakah dapat menjamin kemudahan dalam akses serta proses pembiayaan bagi nelayan yang ada di sana.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Memformulasikan manajemen pembiayaan pada kegiatan usaha perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman, Jakarta. 2) Menilai kelayakan usaha untuk diberi pinjaman modal oleh lembaga keuangan atau bank.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan solusi mengenai kemudahan dalam akses permodalan atau pembiayan dari perbankan pada usaha perikanan tangkap khususnya yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2013 di PPS Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta.
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi objek yang akan diteliti. Permasalahan ditinjau dari dua aspek yakni teknis dan ekonomi. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung serta wawancara dengan responden di lapangan. Selain itu juga data dikumpulkan melalui metode studi literatur baik dari studi terdahulu ataupun dari data statistik Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta.
Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dan skunder yang dikumpulkan terkait aspek teknis
14 3
mencakup unit penangkapan ikan (nelayan, kapal, dan alat tangkap), dan produksi hasil tangkapan ikan (jenis dan jumlah). Data yang dikumpulkan terkait aspek ekonomi yaitu mencakup biaya operasional dan sumber pembiayaan. Data dari responden diperoleh melalui wawancara dengan terlebih dahulu dilakukan sampling. Sampling dilakukan secara purposive yaitu sampel diambil dengan beberapa pedoman yang dipertimbangkan yakni tujuan, sedangkan jumlah dan ukuran sampel tidak terlalu dipersoalkan. Sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini terdiri dari: 1) UPT PPS Nizam Zachman (2 orang); 2) Nelayan dari tiga jenis alat tangkap @ 5 kapal (@ 10 orang / alat tangkap); 3) Nelayan pemilik long line, purse seine, dan bouke ami (@ 1 orang); 4) Pedagang ikan (3 orang); 5) Perum PPPS Nizam Zachman Jakarta (2 orang); 6) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (1 orang); 7) Syahbandar dan docking(@ 2 orang).
Analisis Data Adapun analisis yang dilakukan mencakup analisis efisiensi manajemen kas dan analisis kredit yaitu sebagai berikut: Analisis Efisiensi Manajemen Kas Manajemen kas bertujuan untuk mengatur keluar dan masuknya keuangan dalam proses pembiayaan kegiatan penangkapan ikan. Manajemen kas dilaksanakan dengan harapan terciptanya pengelolaan pembiayaan yang tepat agar tidak terjadi kekurangan atau pemborosan alokasi biaya. Analisis ini mencakup: 1.
Siklus operasi (Operation Cycle) Siklus operasi (Operation Cycle) adalah waktu yang diperlukan mulai dari adanya pengeluaran untuk membeli bahan baku dan membayar tenaga kerja untuk keperluan proses produksi sampai diperolehnya uang kas yang didapat dari penjualan produk akhir. Siklus operasi dihitung dengan rumus (Sjahrial, 2012): OC = AAI + ACP Keterangan: AAI = Average Age of Inventory (rata-rata umur persediaan) ACP = Average Collection Periode (rata-rata periode penagihan)
2.
Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) adalah sejumlah waktu di mana uang kas perusahaan terikat antara pembayaran untuk input produksi dan penerimaan atas pembayaran dari penjualan barang jadi, dikalkulasikan sebagai
15 4
jumlah hari dalam siklus operasi perusahaan dikurangi rata-rata periode pembayaran liabilitas dagang. Siklus konversi kas dihitung dengan rumus (Sjahrial, 2012): CCC = OC – APP Keterangan: OC = Siklus operasi (Operation Cycle) APP = weight average payment periode Jika hasil perhitungan CCC = positif (+) maka perusahaan harus menggunakan sumber pembiayaan tidak spontan seperti: 1) Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan misalnya liabilitas dagang; 2) Sumber pembiayaan dengan jaminan misalnya: kredit modal kerja dari bank. 3.
Biaya total (Total Cost) Biaya total adalah biaya variabel/operasional yang dikeluarkan selama satu tahun untuk operasional penangkapan ikan. Biaya total dihitung dengan rumus (Zulbainarni, 2012):
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan rumus untuk menghitung biaya total penangkapan ikan. TC = c . E Keterangan: TC (Total Cost) : total biaya (Rp) c : biaya variabel pada bulan m (Rp) E : usaha penangkapan pada bulan m (trip) Analisis Kredit Analisis kredit bertujuan untuk menilai kelayakan pemilik kapal yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta untuk dapat atau tidak diberikan pinjaman oleh pihak perbankan. Hasil dari analisis dapat dijadikan acuan pihak bank dalam pengucuran skim kreditnya. Analisis ini mencakup: 1.
Analisis deskriptif evaluasi kredit Penilaian kredit yang dilakukan oleh pihak kreditor selaku pemilik modal dapat dilakukan dengan metode metode analisis 5C dalam Kasmir (2008), yaitu sebagai berikut: (1) Character (karakter) pelanggan, kesadaran pelanggan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya;
165
(2) Capacity (kapasitas) pelanggan, kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya diluar pelaksanaan arus kas; (3) Capital (modal) pelanggan, cadangan keuangan pelanggan; (4) Colleteral (jaminan) yang disediakan, suatu asset yang disediakan sebagai jaminan apabila pelanggan gagal untuk dapat membayar kewajibannya; (5) Condition (kondisi) usaha, keadaan ekonomi secara umum yang akan mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan pelanggan. 2.
Pemberian angka kredit Pemberian angka kredit merupakan proses perhitungan suatu peringkat angka untuk seorang pelanggan yang didasarkan pada informasi yang dikumpulkan. Kredit yang kemudian diberikan atau ditolak didasarkan pada hasil angka tersebut. Angka tersebut merupakan prosedur yang dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseluruhan kemampuan si peminjam dalam membayar kredit, yaitu dengan pembobotan rata-rata data keuangan dan karakteristik kredit (Sjahrial, 2012). Berdasarkan Tabel 1 dapat dihitung besarnya total angka kredit sesuai enam karakteristik yang ada dengan langkah yaitu sebagai berikut: 1. Memberikan penilaian angka antara 0 s/d 100 pada kolom dua dari tiap point karakteristik. Semakin tinggi nilai yang diberikan menunjukan persepsi terhadap karakteristik tersebut semakin baik begitu sebaliknya; 2. Kolom tiga dari tiap karakteristik diberikan penilaian angka antara 0.00 s/d 1.00. Diberikan nilai angka tertinggi pada karaktersik yang memiliki prioritas tertinggi (skala prioritas), dimana pada kolom tiga ini seluruh nilai yang diberikan berjumlah 1.00; 3. Lalu kalikan tiap baris kolom 2 dengan baris kolom 3 untuk menentukan nilai bobot angka, dan seluruh nilai bobot angka dijumlahkan dan didapatkan total angka kredit; 4. Langkah terakhir berikan penilaian kelayakan berdasarkan total angka kredit yang didapat. Tabel 1 Perhitungan angka kredit Karakteristik keuangan dan kredit
Referensi kredit Kepemilikan rumah Tingkat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya di alamat terakhir Lamanya di pekerjaan terakhir Total angka kredit Sumber : Sjahrial (2012)
Angka ( o s/d 100)
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00)
Bobot angka [ (1) x (2) ]
(1)
(2)
(3)
1.00
Penentuan kelayakan pemberian pinjaman modal dengan mengikuti acuan standar yang diberikan pada Tabel 2.
176
Tabel 2 Total angka kredit Angka kredit > 75 65 – 75
Tindakan Dapat diberikan kredit Dapat diberikan kredit tetapi terbatas, jika pelaksanaannya baik setelah satu tahun dapat diberikan kredit-kredit sesuai standar kredit
Ditolak < 65 Bila standar kredit perusahaan 75, maka debitur tersebut bisa mendapat kredit. Sumber: Sjahrial (2012)
HASIL Keadaan Perikanan Tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta Unit Penangkapan Ikan Jumlah kapal di PPS Nizam Zachman Jakarta tercatat mengalami fluktuasi. Berdasarkan data statistik UPT PPS Nizam Zachman Jakarta pada Tabel 3 menunjukan kapal masuk mengalami fluktuasi dari tahun 2008-2012. Selama tahun 2008-2012 tercatat jumlah kapal yang masuk pelabuhan rata-rata sebanyak 3624 unit dengan peningkatan rata-rata sebesar 5.67%. Frekuensi kapal masuk pada tahun 2012 mengalami peningkatan 4.76% dari tahun 2011. Kapal tersebut didominasi kapal bouke ami dan purse seine dengan peningkatan rata-rata masingmasing sebesar 11.62% dan 28.57%. Pada tahun 2012 jumlah kapal long line sebesar 749 unit. Kapal tersebut menurun sebanyak 118 unit dari tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kapal pancing cumi dan hand line yaitu 18 unit. Jumlah terendah kapal bubu yaitu nol atau tidak ada kapal bubu yang masuk ke dalam pelabuhan. Tabel 3 Frekuensi kunjungan kapal berdasarkan jenis alat tangkap 2008-2012 Jenis Alat Tangkap
Tahun 2008
2009
2010
2011
2012
Long Line
792
799
799
867
749
Purse Seine
727
826
857
1005
1124
Gill Net
653
582
374
267
176
Bouke Ami
507
592
747
1112
1362
Pancing Cumi
0
0
34
25
18
Hand Line
0
0
14
12
18
Bubu
9
9
8
12
0
566
570
619
574
605
22
22
26
16
23
3276
3400
3478
3890
4075
Pengangkut Lain-Lain Jumlah
Sumber: UPT PPS Nizam Zachman, Jakarta (2013)
18 7
Berdasarkan informasi yang diperoleh kapal-kapal tersebut ber-fishing base di PPS Nizam Zachman Jakarta, terkecuali kapal milik asing yang hanya mendaratkan hasil tangkapannya. Ukuran GT kapal penangkapan ikan yang ada memiliki sebaran ukuran yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kapal long line dan purse seine memiliki ukuran rata-rata di atas 100 GT yaitu masing-masing 101 GT dan 121 GT (Tabel 4). Sedangkan kapal bouke ami yaitu memiliki ukuran rata-rata 60 GT yang didominasi oleh kapal ukuran di bawah 50 GT. Tabel 4 Ukuran GT kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta Kapal kapal 1 kapal 2 kapal 3 kapal 4 kapal 5 kapal 6 kapal 7 kapal 8 kapal 9 kapal 10 Rata-rata Sumber: Data primer yang diolah
Purse Seine 137 119 129 120 117 115 96 128 134 118 121
Long Line 131 129 29 54 130 89 112 77 169 92 101
Bouke Ami 29 87 29 48 101 83 59 51 30 85 60
Alat penangkapan ikan yang digunakan di PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu long line, purse seine, drift gill net (gill net), bouke ami, pancing cumi, hand line, dan bubu. Alat tangkap pada tahun 2012 berjumlah 3470 unit atau meningkat 4.43% dari tahun 2011. Alat tangkap tersebut didominasi oleh alat tangkap long line (20.03%), bouke ami (39.25%), dan purse seine (32.39%). Hal inilah yang menyebabkan penelitian ini terfokus pada ketiga alat tangkap tersebut. Alat tangkap lain jumlahnya semakin menurun dari tahun sebelumnya seperti gill net, pancing cumi, dan hand line. Pada tahun 2012 alat tangkap bubu tidak digunakan oleh nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta (Gambar 1). 1600
Jumlah (unit)
1400 1200 1000 800 600
2011
400
2012
200 0 Long Line
Purse Seine
Gill Net
Bouke Ami
Pancing Cumi
Hand Line
Bubu
Alat Tangkap
Gambar 1 Jumlah alat tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta 2011-2012
19 8
Masyarakat nelayan merupakan satu kesatuan dalam sistem perikanan tangkap bersama kapal perikanan dan alat penangkapan ikan. Jumlah anak buah kapal (ABK) yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Tabel 5. Tiap kapal perikanan membutuhkan jumlah nelayan yang berbeda sesuai jenis alat tangkap dan ukuran GT kapal yang dioperasikan. Tabel 5 Jumlah ABK di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2012 Jenis Alat Penangkapan Ikan Bubu Bouke Ami Gill Net Jaring Tangsi Purse Seine Long Line Hand Line Pancing Cumi Pengangkut Lain-lain Total Sumber: Laporan tahunan 2012, PPS Nizam Zachman Jakarta (2013)
Jumlah 0 5035 778 7 9728 5237 341 295 1383 105 22909
Alat tangkap long line membutuhkan sekitar 13-15 orang nelayan, alat tangkap bouke ami sekitar 11-14 orang, dan alat tangkap purse seine sekitar 3035 orang nelayan. Berdasarkan hasil sampling nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta mengenai umur, bahwa sebanyak 37% (11 orang) berada pada kisaran umur 20-30 tahun. Pada kisaran umur 31-40 tahun dan 41-50 tahun berjumlah masing-masing 10 orang (33%) dan 5 orang (17%) nelayan. Ada sebanyak 4 orang nelayan (13%) berumur kurang dari 20 tahun dan tak ada satu pun dari 30 orang nelayan responden memiliki umur di atas 50 tahun. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50% atau sebanyak 26 orang nelayan responden berada pada kisaran umur produktif (Gambar 2).
17%
0% 13% <20 20-30 31-40 41-50
33%
37%
>50
Gambar 2 Kelompok umur nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta Untuk tingkat pendidikan nelayan diketahui bahwa sebanyak 15 orang (50%) nelayan responden hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar (SD). Tiga orang nelayan (10%) bahkan tidak pernah mengenal dunia pendidikan (tidak sekolah/TS). Pendidikan hingga SMP sebanyak 7 orang (23%)
20 9
dan SMA 5 orang nelayan (17%), dan tak satupun dari 30 responden nelayan yang berpendidikan hingga tingkat perguruan tinggi (Gambar 3). Hal ini dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya taraf pendidikan di kalangan nelayan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta. 16
Jumlah Nelayan
14 12 10 8 6 4 2 0 TS
SD SMP Tingkat Pendidikan
SMA
Gambar 3 Tingkat pendidikan nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta Produksi Perikanan Hasil tangkapan ikan (HTI) yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta lebih dari 90% tidak melalui proses pelelangan, tetapi langsung masuk ke perusahan untuk diolah ataupun diekspor. Terkecuali hasil tangkapan gill net yang dilakukan pelelangan. Untuk kapal tujuan penangkapan cumi-cumi, hanya 30% yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman Jakarta, sedangkan sisanya mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Muara Angke. Berdasarkan data statistik UPT PPS Nizam Zachman Jakarta produksi perikanan tangkap PPS Nizam Zachman Jakarta berasal dari penangkapan ikan di laut dan ikan yang masuk pelabuhan lewat jalur darat. 70,000.00 Produksi (Ton)
60,000.00 50,000.00 40,000.00 30,000.00 20,000.00 10,000.00 0.00 Long Line Purse Seine Gill Net Bouke Ami Pancing Cumi
Hand Line Pengangkut
Alat Tangkap
Gambar 4 Volume produksi laut / alat tangkap PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012 Total volume produksi perikanan pada tahun 2012 sebesar 214.807.37 ton atau meningkat sebesar 14.62% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar
21 10
187.403.28 ton. Pada tahun 2010-2012 volume produksi rata-rata meningkat sebesar 0.62%. Untuk volume produksi laut pada tahun 2010 meningkat sebesar 104.47% dan pada tahun 2011 hanya meningkat sebesar 18.33% dari tahun sebelumnya. Volume produksi laut pada tahun 2012 sebesar 104.854.60 ton. Pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 2.18% (Gambar 4). Produksi laut tertinggi pada tahun 2012 yaitu purse seine sebesar 58% (60.207.96 ton). Long line sebesar 16.152 ton (15%) dan bouke ami yaitu sebesar 13.740.01 ton (13%). Produksi terendah yaitu pancing cumi sebesar 168.62 ton dan hand line sebesar 113.97 ton. Tabel 6 Volume produksi darat / bulan PPS Nizam Zachman Jakarta, 2012 Bulan Produksi Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata Sumber: UPT PPS Nizam Zachman Jakarta (2013)
Jumlah (Ton) 10.839.26 9.396.96 6.779.54 9.703.44 10.252.36 12.194.39 8.992.46 5.907.39 8.742.81 10.535.79 8.975.23 7.633.14 109.952.77 9.162.73
Untuk volume produksi darat pada periode 2008-2012 rata-rata meningkat sebesar 15.08%. Volume produksi tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 109.952.77 ton dan terendah pada tahun 2008 sebesar 67.495.21 ton. Berdasarkan Tabel 6 produksi tertinggi pada bulan Juni yaitu sebesar 12.194.39 ton sedangkan produksi terendah sebesar 5.907.39 ton pada bulan Agustus Pembiayaan Operasional Penangkapan Ikan Untuk dapat melaksanakan kegiatan operasional penangkapan ikan nelayan harus menyediakan sejumlah biaya yang dibutuhkan. Biaya operasional digunakan untuk membeli semua perbekalan atau logistik yang dibutuhkan untuk trip melaut. Sumber Pembiayaan Pembiayaan usaha penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta berasal dari modal mandiri dan pinjaman. Modal mandiri diperoleh dari modal keluarga yang diturunkan orang tua kepada anaknya (usaha turun temurun). Keterbatasan modal mandiri membuat nelayan harus meminjam modal dari bank. Pihak bank memberikan pinjaman biasanya dalam bentuk kredit modal kerja. Hanya sekitar kurang dari 10% pembiayaan usaha perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta yang berasal dari kredit perbankan. Menurut hasil wawancara di lapangan, kredit perbankan sangat sulit didapatkan karena terbenturnya oleh masalah agunan. Bank menerima kapal sebagai agunan tetapi
11 22
harus disertai asuransi. Di lain sisi pihak asuransi tidak ingin memberikan perlindungan atas barang yang dijadikan agunan tersebut. Dengan alasan kapal nelayan merupakan barang yang bersifat mudah rusak atau hilang akibat ombak. Selain itu responden mengatakan bank enggan memberikan pinjaman modal, karena bank menilai usaha pada sektor ini dianggap memiliki resiko yang tinggi.
Persiapan
Tidak ada Modal/Biaya
Ada
Modal Mandiri
tidak ada
Pinjaman Modal
agunan terpenuhi
tidak ada agunan
Bank/Lembaga
Kongsi/Nelayan Pemilik
Keuangan Lainnya
Lainnya
Pembelian Barang Investasi dan Biaya Operasional
Operasi Penangkapan Ikan
Gambar 5 Skema pembiayaan perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman Jakarta Apabila modal yang dibutuhkan dari lembaga keuangan atau bank tidak didapatkan, para pemilik kapal memperoleh modal dari pemilik kapal lain yang memiliki modal lebih. Pinjaman modal dari pemilik kapal lain ini dinamakan kongsi (Gambar 5). Kongsi dilandaskan pada perjanjian dan kepercayaan. Tidak hanya itu, kongsi berlangsung dikarenakan faktor kekerabatan dan adanya hubungan kerja yang sudah lama terjalin. Dari wawancara juga diperoleh informasi bahwa satu pemilik kapal dapat memiliki beberapa armada penangkapan ikan. Dimana hasil penjualan dari hasil trip kapal yang satu digunakan untuk menutupi biaya operasional kapal yang lain. Begitu sebaliknya, karena keterbatasan modal dalam satu kapal dapat dibiayai oleh dua orang atau lebih pemilik modal. Tahapan Pembiayaan Modal kerja yang dimiliki nelayan digunakan untuk biaya operasional. Biaya operasional dialokasikan untuk pembelian perbekalan melaut. Setelah dilakukan penangkapan diperoleh hasil yang didaratkan secara langsung oleh kapal tersebut atau dengan kapal pengangkut. HTI didaratkan di dermaga pelabuhan lalu ditimbang beratnya dan disortir berdasarkan jenis dan ukuran (Gambar 6). Pembayaran hasil penjualan ikan tersebut dilakukan secara tunai
23 12
(cash) ataupun ditangguhkan yang akan dibayarkan dua hari atau maksimal satu minggu setelah adanya transaksi penjualan. Hasil penjualan tersebut akan dibagi sesuai dengan proporsi kesepakatan yang telah disetujui di awal antara pemilik kapal, kapten kapal (tekong), dan ABK. Penerimaan bersih yang diterima oleh pemilik kapal akan digunakan untuk biaya operasional trip berikutnya atau digunakan untuk operasional kapal lain (Gambar 6). Modal/Biaya
Perbekalan Melaut
Penangkapan Ikan
HTI Lelang dan Cash
Penjualan HTI Bagi Hasil (ABK, Kapten, Pemilik) Penerimaan Bersih
Gambar 6 Arus keuangan pembiayaan operasional penangkapan ikan Pendapatan Nelayan Tiap perusahaan penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki sistem pembayaran upah yang berbeda sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan. Ada sistem bagi hasil dan ada juga sistem gaji. Sistem bagi hasil diterapkan pada perikanan purse seine, sedangkan sistem gaji diterapkan pada perikanan long line dan bouke ami. Nelayan dalam satu kapal yang sama mendapatkan upah yang berbeda sesuai dengan tugas dan keahliannya. Berdasarkan pada Tabel 7 diketahui bahwa nelayan yang tidak memiliki tugas tambahan memperoleh pendapatan berkisar antara Rp 1.280.000-Rp 9.600.000, sedangkan nelayan yang memiliki tugas tambahan seperti tekong, wakil tekong, kepala kamar mesin (KKM), wakil KKM, memiliki penghasilan yang jauh lebih besar yaitu berkisar antara Rp 10.000.000-Rp 35.000.000. Pendapatan rata-rata per trip ABK pada long line yaitu sekitar Rp 5.580.000, purse seine sekitar Rp 1.950.000, sedangkan bouke ami sekitar Rp 1.040.000. Untuk tekong biasanya memperoleh bagi hasil pada kisaran antara Rp 20.000.000-Rp 60.000.000 yaitu
24 13
biasanya rata-rata sekitar Rp 30.000.000. Sedangkan pada sistem gaji, gaji ABK per hari pada long line sebesar antara Rp 28.000-Rp 35.000, bouke ami sebesar antara Rp 15.000-Rp 20.000. Selain pendapatan dari bagi hasil nelayan memperoleh tambahan pendapatan dari hasil memancing selama kegiatan operasional penangkapan ikan berkisar antara Rp 2.000.000-Rp 7.000.000. Tabel 7 Pendapatan per trip nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta Nelayan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sumber: Data primer yang diolah
Purse Seine 3.500.000 1.500.000 10.000.000 4.000.000 1.500.000 3.000.000 3.050.000 31.500.000 35.000.000 1.800.000
Long Line 8.000.000 6.000.000 21.000.000 9.600.000 6.300.000 6.100.000 7.000.000 13.000.000 9.000.000 9.000.000
Bouke Ami 1.280.000 1.600.000 1.850.000 2.850.000 3.000.000 20.000.000 2.500.000 3.250.000 3.000.000 3.500.000
Alokasi Biaya Operasional Penangkapan Ikan Biaya operasional penangkapan ikan per trip tiap kapal berbeda sesuai dengan jenis alat tangkap, ukuran GT kapal, dan lama trip melaut. Berdasarkan Tabel 8 diketahui tiap kapal penangkapan ikan membutuhkan jumlah biaya yang besar untuk solar dan ini merupakan komponen terbesar dalam biaya operasional penangkapan ikan. Biaya untuk solar mencapai 54.9% untuk long line, purse seine 60.94%, dan bouke ami mencapai 74.31%. Untuk long line juga dibutukan biaya cukup besar untuk penyediaan umpan yaitu sekitar 24.4% dari proporsi total biaya operasional penangkapan ikan. Tabel 8 Komponen biaya operasional penangkapan ikan per trip per alat tangkap Komponen
Purse Seine
Long Line
Bouke Ami
Es Garam 70.000.000 Ransum Umpan 4.800.000 Air tawar 247.500.000 Solar 7.600.000 Oli 68.250.000 Upah ABK 6.000.000 Adm. & lain-lain 2.000.000 Tambat Labuh 406.150.000 Jumlah Sumber: Data primer yang diolah
120.000.000 270.000.000 9.600.000 607.500.000 7.600.000 83.700.000 6.000.000 2.000.000 1.106.400.000
60.000.000 2.400.000 202.500.000 7.600.000 14.560.000 6.000.000 2.000.000 295.060.000
Selain itu penggunaan freezer pada kapal penangkapan ikan meniadakan biaya yang dikeluarkan untuk es dan garam pada sebagian besar kapal penangkapan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta. Sedangkan untuk biaya administrasi dan tambat labuh membutuhkan biaya masing-masing sebesar Rp 6.000.000 dan Rp 2.000.000 untuk tiap kapal. Sehingga diketahui bahwa tiap
25 14 14
trip long line membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 1.106.400.000, purse seine sebesar Rp 406.150.000, dan bouke ami sebesar Rp 295.060.000. Manajemen Kas Manajemen kas adalah pengelolaan keuangan dalam kegiatan pembiayaan operasional penangkapan ikan untuk mengatur arus pendapatan dan pengeluaran per trip selama satu tahun. Pengelolaan keuangan diperlukan untuk mengalokasikan sejumlah biaya yang telah disediakan. Adanya manajemen dalam pembiayaan diharapkan terciptanya efisiensi dengan tujuan tidak terjadinya pemborosan dan tepat sasaran dalam pengalokasian biaya yang ada. Siklus operasi (OC) Kapal long line beroperasi dalam satu trip membutuhkan waktu antara 6-10 bulan. Sedangkan untuk purse seine antara 3-4 bulan dan bouke ami antara 50-60 hari (dua bulan). Waktu yang dibutuhkan dari adanya pengeluaran untuk membeli perbekalan dan membayar upah nelayan sampai diperolehnya penerimaan yang didapat dari penjualan HTI untuk long line yaitu 187 hari, purse seine 107 hari, dan bouke ami 67 hari. Berdasarkan hasil perhitungan OC diketahui bahwa dalam satu tahun long line beroperasi sebanyak 1-2 trip, purse seine 3-4 trip, dan bouke ami sebanyak 5-6 trip. Banyaknya jumlah trip dalam satu tahun ini akan terkait dengan perhitungan jumlah biaya operasional yang dibutuhkan selama satu tahun. Siklus konversi kas (CCC) Waktu yang dibutuhkan antara pembayaran untuk perbekalan dan penerimaan atas pembayaran dari penjualan HTI pada perusahaan penangkapan (CCC) dengan long line yaitu 185 hari, purse seine 105 hari dan bouke ami 65 hari. Nilai positif CCC mengindikasikan bahwa ketiga perusahaan tersebut membutuhkan pinjaman modal. Biaya total operasional penangkapan ikan Berdasarkan hasil perhitungan siklus operasi, dapat dihitung besarnya biaya operasional yang dikeluarkan selama satu tahun. Dengan cara biaya operasional per trip dikalikan jumlah trip selama satu tahun. Sehingga didapat biaya total (TC) per tahun sebesar Rp 2.212.800.000 untuk long line, purse seine sebesar Rp 1.624.600.000 dan untuk bouke ami membutuhkan biaya sebesar Rp 1.770.360.000. Manajemen Produksi Penangkapan Ikan yang Efisien Manajemen produksi diperlukan untuk efisiensi. Efisien dalam penangkapan ikan akan mengurangi waktu trip operasional penangkapan ikan. Sehingga CCC berkurang maka biaya berkurang sebanyak jumlah hari dikalikan biaya trip per hari (a). Jika perusahaan meminjam modal bank, maka biaya berkurang dan laba meningkat sebanyak (a) dikalikan suku bunga berlaku. Misalkan efisiensi mempercepat proses penangkapan ikan sebanyak 10 hari maka CCC berkurang pada long line menjadi 175 hari, purse seine 95 hari, dan 55 hari pada bouke ami. Maka pembiayaan dapat dikembalikan sebesar Rp 60.624.658 untuk long line, Rp 44.509.589 untuk purse seine, dan Rp 48.503.014 untuk bouke ami sehingga terjadi penghematan dalam pembiayaan. Jika perusahaan meminjam modal dari
26 15
bank dengan suku bunga 12%, maka biaya berkurang dan laba meningkat sebesar Rp 7.274.959 untuk long line, Rp 5.341.151 untuk purse seine, dan Rp 5.820.362 untuk bouke ami. Evaluasi Kredit Kelayakan Pemberian Pinjaman Modal Evaluasi kredit telah dilakukan terhadap tiga pemilik kapal penangkapan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta. Masing-masing jenis alat tangkap pada penelitian ini dipilih satu pemilik kapal untuk dijadikan responden dalam evaluasi. Satu pemilik kapal dari alat tangkap long line, purse seine, dan bouke ami. Jumlah responden dalam evaluasi ini diasumsikan mewakili keadaan di lapangan. Hal ini dilakukan karena sulitnya menemui responden untuk mendapatkan informasi (non-cooperative), serta keterbatasan waktu, dana dan tenaga pada saat penelitian di lapangan. Evaluasi pada perusahaan penangkapan ikan dengan long line, bobot tertinggi yaitu 0.20 diberikan pada kepemilikan rumah. Lamanya di pekerjaan terakhir diberikan bobot 0.13 yaitu bobot terendah. Untuk tingkat pendapatan diberikan penilaian angka 80 dengan bobot 0.19. Bobot angka tertinggi yaitu 17 untuk kepemilikan rumah (Tabel 9). Tabel 9 Perhitungan angka kredit pada long line Karakteristik keuangan dan kredit
Referensi kredit Kepemilikan rumah Tingkat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya di alamat terakhir Lamanya di pekerjaan terakhir Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah
Angka ( o s/d 100) (1) 79 85 80 80 70 78
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00) (2) 0.17 0.20 0.19 0.16 0.15 0.13 1.00
Bobot angka [ (1) x (2) ] (3) 13.43 17.00 15.20 12.80 10.50 10.14 79.07
Evaluasi pada purse seine, angka tertinggi yaitu 85 diberikan pada tingkat pendapatan. Referensi kredit, riwayat pembayaran, dan lamanya di alamat terakhir diberikan bobot 0.15 (Tabel 10). Bobot angka tertinggi yaitu 16.80 untuk kepemilikan rumah dan terendah untuk lamanya di alamat terakhir yaitu 10.50. Tabel 10 Perhitungan angka kredit pada purse seine Karakteristik keuangan dan kredit
Referensi kredit Kepemilikan rumah Tingkat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya di alamat terakhir Lamanya di pekerjaan terakhir Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah
Angka ( o s/d 100) (1) 75 80 85 80 70 78
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00) (2) 0.15 0.21 0.18 0.15 0.15 0.16 1.00
Bobot angka [ (1) x (2) ] (3) 11.25 16.80 15.30 12.00 10.50 12.48 78.33
27 16 9
Evaluasi bouke ami yaitu bobot terendah untuk referensi kredit yaitu 0.14 sedangkan 0.21 bobot tertinggi yang diberikan pada kepemilikan rumah. Nilai bobot angka riwayat pembayaran mendapat skor terendah yaitu 10.50 sedangkan kepemilikan rumah mendapat bobot angka tertinggi yaitu 16.80 (Tabel 11). Tabel 11 Perhitungan angka kredit pada bouke ami Karakteristik keuangan dan kredit
Referensi kredit Kepemilikan rumah Tingkat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya di alamat terakhir Lamanya di pekerjaan terakhir Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah
Angka ( o s/d 100) (1) 75 80 70 70 80 80
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00) (2) 0.14 0.21 0.18 0.15 0.16 0.16 1.00
Bobot angka [ (1) x (2) ] (3) 10.50 16.80 12.60 10.50 12.80 12.80 76.00
Ketiga perusahaan penangkapan ikan tersebut layak untuk diberikan kredit atau pinjaman modal dari pihak bank. Karena skor angka kredit yang telah dihitung melebihi acuan standar angka 65 yaitu mencapai skor 79.07 untuk long line, purse seine 78.33 dan 76.00 skor untuk bouke ami.
PEMBAHASAN Kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta mengalami fluktuasi dikarenakan terjadinya peralihan dalam penggunaan alat tangkap. Penurunan jumlah kapal long line dikarenakan menurunnya HTI tuna yang berimbas pada hari operasi yang semakin lama karena daerah penangkapan yang semakin jauh. Alat tangkap lain yang jumlahnya ikut menurun yaitu pancing cumi, gill net, bubu, dan hand line juga karena terjadi peralihan usaha ke alat tangkap lain yang dinilai masih menguntungkan dari sisi ekonomi, seperti purse seine dan bouke ami. Hal ini menyebakan banyak pemilik kapal mengalihkan usahanya ke purse seine dan bouke ami dan purse seine. Sehingga jumlah ke dua alat tangkap ini meningkat. Hal ini pun berpengaruh terhadap jumlah nelayan dari tiap alat tangkap. Nelayan akan beralih ke alat tangkap lain yang banyak dioperasikan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Alat tangkap long line membutuhkan sekitar 13-15 orang nelayan, purse seine sekitar 30-35 orang nelayan, dan bouke ami 11-14 orang nelayan. Sedangkan menurut hasil penelitian Widiastuti (2010), alat tangkap long line > 30 GT membutuhkan sekitar 15 orang nelayan, sedangkan alat tangkap purse seine membutuhkan sekitar 30 orang nelayan. Pembiayaan usaha perikanan tangkap di PPS Nizam Zachman dilakukan dengan pembiayaan mandiri dan pinjaman. Pembiayaan mandiri diperoleh berasal dari uang pribadi ataupun dari modal orang tua yang diturunkan kepada anaknya. Selain itu ada modal yang berasal dari pinjaman dari pihak bank dan kerabat (kongsi). Pinjaman dari bank biasanya sangat sulit didapat karena terbentur oleh masalah agunan. Seperti diungkapkan oleh Yarman (2009) mengatakan rendahnya
17 28 9
penyaluran kredit pada sektor UMKM adalah karena ketiadaannya agunan (collateral). Selain itu pihak bank membutuhkan agunan barang yang disertai asuransi. Menurut Ashari (2009) tidak sampainya kredit kepada petani/nelayan diakibatkan terbatasnya agunan yang dimiliki dan avalis atau guarantor kredit di pasar finansial. Apabila tidak didapat dari modal bank maka modal diperoleh dari kerabat, istilah tersebut dinamakan kongsi. Kongsi dilakukan atas faktor kekerabatan yang dekat dan kepercayaan satu sama lain. Modal ini digunakan untuk saling menutupi biaya operasional kapal yang satu dengan yang lainnya. Di mana hasil pendapatan dari penjualan HTI dari kapal yang telah mendarat setelah trip penangkapan ikan, akan digunakan oleh kapal lain yang akan trip pergi melaut bilamana kekurangan ataupun ketiadaan biaya operasional yang dibutuhkan. Karena banyaknya permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh nelayan maka perlu dilakukan manajemen pembiayaan penangkapan ikan untuk mengalokasikan dengan tepat biaya apa saja yang dibutuhkan. Manajemen pembiayaan dilakukan untuk meminimalisir pembengkakan biaya operasional dan mengefisienkan biaya yang dikeluarkan serta untuk evaluasi kebutuhan trip berikutnya. Selain itu dapat mengatur besarnya pengeluaran untuk biaya operasional penangkapan ikan serta pemasukan dari penjualan HTI. Seperti yang dijelaskan dalam Bank Indonesia (2008) bahwa manajemen pembiayaan usaha perikanan bertujuan untuk mengelola arus kas masuk dan keluar. Manajemen pembiayaan diharapkan dapat meminimalisir kerugian atau menekan resiko yang akan terjadi serta memperoleh manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya. Haluan et al. (2006) menjelaskan bahwa pada perusahaan penangkapan ikan yang modern, keuangan perusahaan dikelola sesuai dengan tahapan manajemen yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan perbaikan bila terjadi penyimpangan. Keputusan yang berkaitan dengan keuangan yaitu: keputusan mengenai investasi, pembelanjaan, dan pembagian deviden. Besarnya biaya operasional penangkapan ikan ditentukan berdasarkan jumlah perbekalan yang disesuaikan dengan jumlah ABK dan lama hari melaut. Apabila terjadi kekurangan ketika kapal berada di tengah laut perbekalan akan dipasok dari darat yang dibawa oleh kapal pengangkut. Umumnya perbekalan kapal long line lebih banyak jika dibandingkan dengan kapal purse seine dan kapal bouke ami, karena kapal long line membutuhkan waktu trip yang lebih lama dikarenakan daerah penangkapan ikan yang semakin jauh. Menurut Zulbainarni (2012) bahwa perbedaan biaya penangkapan disebabkan oleh berbedanya jarak penangkapan dari fishing base. Biaya operasional per trip long line sebesar Rp 1.106.400.000, purse seine sebesar Rp 406.150.000, dan bouke ami sebesar Rp 295.060.000. Sedangkan biaya total per tahun yang dibutuhkan untuk operasional penangkapan ikan dengan long line sebesar Rp 2.212.800.000, purse seine sebesar Rp 1.624.600.000 dan untuk bouke ami membutuhkan biaya sebesar Rp 1.770.360.000. Biaya tersebut didominasi untuk solar yaitu untuk long line mencapai 54.9%, purse seine 60.94%, dan untuk bouke ami 74.31%. Kebutuhan solar merupakan komponen dengan porsi terbesar dari biaya penangkapan ikan (Zulbainarni, 2012). Untuk nilai siklus konversi kas long line yaitu 185 hari, purse seine yaitu 105 hari dan bouke ami yaitu 65 hari. Ketiga perusahaan tersebut membutuhkan pinjaman modal untuk pembiayaan operasional penangkapan ikan. Karena apabila
29 18
nilai CCC yang dihasilkan positif, ini mengindikasikan bahwa perusahaan membutuhkan modal dari pinjaman, baik itu pinjaman jangka pendek yaitu liabilitas dagang atau pinjaman dengan jaminan yaitu pinjaman modal dari bank atau lembaga (Sjahrial, 2012). Ketiga perusahaan penangkapan ikan tersebut layak untuk diberikan kredit atau pinjaman modal dari pihak bank dengan skor angka kredit yang telah dihitung untuk long line mencapai 79.07, purse seine 78.33 dan bouke ami 76.00. Biasanya ketidaklayakan dari sisi perbankan disebabkan masih rendahnya jaminan pelaku usaha kepada perbankan. Sedangkan dari segi analisis relatif layak dan menguntungkan (Suara pembaruan dalam Indonesia Eximbank News, 2009).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Penangkapan ikan per tahun membutuhkan biaya total (TC) Rp 2.212.800.000 pada long line untuk 1-2 trip. Purse seine membutuhkan biaya total sebesar Rp 1.624.600.000 untuk 3-4 trip. Sedangkan biaya total yang dibutuhkan oleh bouke ami sebesar Rp 1.770.360.000 untuk 5-6 trip. 2) Usaha perikanan yang ada layak secara perbankan, dengan nilai skor angka evaluasi kredit yaitu long line 79.07, purse seine 78.33 dan 76.00 untuk bouke ami.
Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Perlunya manajemen pembiayaan serta bantuan modal dari perbankan untuk mengatasi masalah pembiayaan usaha penangkapan ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta; 2) Perlunya penelitian lebih lanjut tentang sumber pembiayaan di PPS Nizam Zachman Jakarta dalam hal ini yaitu mengenai kongsi.
DAFTAR PUSTAKA Ashari. 2009. Optimalisasi Kebijakan Kredit Program Sektor Pertanian di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian. 7 (1): 21-42. [BI] Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Pancing Ulur Berumpon. Jakarta (ID): BI. Fauzi, A. 2010. Ekonomi Perikanan. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.
19 30
Haluan J, Nurani TW, Wisudo SH, Wiyono ES, Mustarudin. 2006. Manajemen Operasi; Teori dan Praktek pada Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Bogor (ID): Departemen PSP FPIK-IPB. Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. hlm 96-119. [KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2009. Peta Pelabuhan [Internet] 2014 Maret 10]. Tersedia pada: .[diunduh http://www.kkp.go.id/pelabuhan/index.php/welcome/peta_pelabuhan/pv11/ 133/ [PPSNZ UPT] PPS Nizam Zachman, Unit Pelaksana Teknis. 2012. Buku Statistik 2011. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta. [PPSNZ UPT] PPS Nizam Zachman, Unit Pelaksana Teknis. 2013. Buku Statistik 2012. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta. [PPSNZ UPT] PPS Nizam Zachman, Unit Pelaksana Teknis. 2013. Laporan Tahunan 2012. Jakarta (ID): PPS Nizam Zachman Jakarta. Sjahrial, D. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta (ID): Mitra Wacana Media. hlm 139-140, 170-171. Sutomo, Purbayanto A, Simbolon D, Mustarudin. 2012. Pola Implementasi CoManagement Perikanan Tangkap di Palabuhanratu. Buletin PSP. 20 (1): 6170. Suara Pembaruan. 2009. September 1-15. Kerja Sama BI dan DKP Majukan UMKM Perikanan. Indonesia Eximbank News: hlm 7. Widiastuti, A. 2010. Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Departemen PSP FPIK-IPB. Yarman, A. 2009. Perilaku Perbankan dalam Menawarkan Kredit UMKM pada Program Kredit Usaha Rakyat. Jurnal Kebijakan Ekonomi. 4 (2):182-196. Zulbainarni, N. 2012. Teori dan Praktik Pemodelan Bioekonomi dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap. Bogor (ID): IPB Press.
31 21
LAMPIRAN
32 22
33 23
Lampiran 1 Peta Layout PPS Nizam Zachman Jakarta
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)
34 24
Lanjutan lampiran 1 Peta Layout PPS Nizam Zachman Jakarta KETERANGAN PETA: A: PT. Brosco B: PT. Bonecom C: PT. Kurnia Mina Sejahtera D: Pintu Masuk E: Pusat Pemasaran Ikan F: Kolam Pembersih Air Laut G: Bangunan Perbengkelan 1 : PT. Bonecom 2 : PT. Muara Manggalindo 3 : PT. Safitrindo Dwi Santosa 4 : PT. Sekar Laut 5 : PT. Kedamaian 6 : PT. Halimas Sakti Mina Utama 7 : PT. Timur Jaya Cold Storage 8 : PT. First Marine Sea Foods 9 : PT. Khom Food 10: PT. Sandimas Gapura 11: PT. Intimas Surya 12: PT. Artha Minamata 13: Dwi Sandha Sandjaya 14: PT. Luxe Utama Indonesia 15: PT. Jakarta Servistama C 16: PT. Luki Rejeki Abadi 17: PT. Lola Mina 18: Bumi Argo Lestari 19: PT. Durian Sari Wangi 20: PT. Mitra Mina Segara 21: PT. Gabungan Era Mandiri 22: PT. Intimas Surya 23: PT. Lautan Bahari 24: PT. Unggul Mina Lestari 25: PT. Benua Agri Sejahtera 26: PT. Lucky Samudera 27: PT. Panggung Enterprise LTD 28: PT. Bonecom 29: PT. Sandimas Akuatek 30: PT. Sinar Samudera Makmur
31: PT. Tridaya Eramina Bahari 32: PT. Red Ribbon Indonesia Corp 33: PT. Benua Agri Sejahtera 34: PT. Sembilan Timur Jaya 35: PT. Sinar MalalugisMakmur 36: PT. Daya Mulur Karetindo 37: PT. Cilacap SF Indonesia 38: PT. Tuna Pertama Rezeki 39: PT. DANAO MATANO P.R 40: PT. Subindo Perintis 41: PT. Indoboga Jaya Makmur 42: PT. Karya Cipta Bayu Mina Pra 43: PT. Philip Sea Food Industri 44: PT. Panutan Minasaba 45: Wisma Mina 46: PT. Muara Baru Center 47: Balai Pertemuan Nelayan 48: PT. Karya Cipta Mina Jaya 49: Tempat Pelelangan Ikan 50: Cold Storage 51: Ice Factory 52: Ruang Mesin 53: Kantor Perum PPS Pusat 54: Perum PPS Cabang Jakarta 55: Kantor UPT 56: R. Processing & Cold Storage 57: PT. Alam Jaya 58: PT. Olimpia Fishing Industri 59: PT. Proskuneo Kadarusma 60: Unit Pengelolaan Limbah (UPL)
35 25
Lampiran 2 Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2012 Spesies ikan Tuna Layang Cumi Tenggiri Kembung Cucut Gindara Udang Lemadang Kakap Batu Sumber: Data sekunder yang diolah dari UPT PPS Nizam Zachman
Harga ikan per kg (Rp) 23.000 10.000 23.000 28.000 11.000 8.000 20.000 37.000 11.000 15.000 Jakarta (2012)
Lampiran 3 Harga Ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta 2013 Spesies ikan Tuna 10 up Tenggiri waho Tenggiri papan Cumi cendol Cumi susun 1,2,3 Cumi jarum Layaran gepeng Layaran jarum Cucut air Cucut super Cucut moro Cucut gepeng Cucut palangan Cucut yombung Cakalang Baby tuna 10 down Baby tuna kualitas 1 (bagus) Baby tuna kuliatas 2 (jelek) Layang Layang umpan Marlin 30 up Marlin 30 down Lemuru Sumber: Data primer yang diolah
Harga ikan per kg (Rp) 25.500 25.000 35.000 22.000 45.000 28.000 22.000 19.000 10.000 19.000 18.000 17.000 16.000 12.000 15.000 18.000 19.000 15.000 12.500 15.000 26.000 24.000 9.000
36 26
Lampiran 4 Nelayan Responden di PPS Nizam Zachman Jakarta Nama Purse Seine
Asal
Umur
Status
Pendidikan
Mustakim Musa Pendi Asrofi Andi Antoni Juki S. Dedi Pon Sam Cahyono Dursin Winarto Muhamad Sodik
Cilacap Pekalongan Pemalang Pekalongan Medan Medan Pemalang Tegal Juana Tegal Pekalongan Pemalang Semarang Pemalang
42 18 23 35 20 29 17 44 45 27 48 38 45 40
Sambilan Sambilan Utama Utama Utama Utama Utama Utama Utama Sambilan Utama Utama Utama Sambilan
SD SMP SD SD SMP SMP SD SD SD SMP TS SD SD SMP
Tegal Jakarta Tegal Pemalang Tegal Pemalang Semarang Serang Cilacap Cilacap
40 19 45 24 25 26 24 37 50 19
Utama Utama Utama Sambilan Sambilan Utama Utama Utama Utama Utama
SMA SMP TS SMP SD SMP SD SD TS SD
38 30 35 35 40 45 26
Utama Utama Utama Utama Utama Utama Utama
SD SMA SD SD SD TS SMA
38 30 32
Utama Utama Utama
SD SMA SMA
Long Line Joko Beni Slamet Saifudin Sofyan Hadi Ponco Arif Bowo Ahmadi Tarono Siswoyo Bouke Ami Jogja U. Pandang Pemalang Pemalang Pemalang Tegal Bangka Belitung Jogja Andi U. Pandang Hasanudin Indramayu Hendra Sumber: Data primer yang diolah Andi Hasanudin Slamet Karsoto Eed Sunardi Marzuki
37 27
Lampiran 5 Biaya Perbekalan Solar Kapal purse seine X menghabiskan 60 KL untuk trip ke 1 pada tahun 2012 (25 KL subsidi; 35 KL nonsubsidi). Harga / liter: subsidi= Rp 4.500 dan nonsubsidi= Rp 9.000 Maka besarnya biaya untuk solar yaitu: Biaya solar = (25000 x Rp 4.500) + (35000 x Rp 9.000) = Rp 112.500.000 + Rp 315.000.000 = Rp 427.500.000 Umpan Kapal long line Y membutuhkan 1000 kies ikan lemuru dan cumi @ 15000 ekor selama 4 kali untuk dijadikan umpan selama trip 10 bulan pada tahun 2013. Harga lemuru per kies (10 kg) = Rp 150.000 dan Harga cumi / ekor = Rp 2.500 Biaya umpan = (Rp 150.000 x 1000) + (15000 x 4 x Rp 2.500) = Rp 150.000.000 + Rp 150.000.000 = Rp 300.000.000
38 28
Lampiran 6 Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Alat Tangkap Komponen Purse Seine Es Solar Air tawar
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
Biaya (Rp)
balok kilo liter
4.500 & 9.000
40
247.500.000
ton
200.000
24
4.800.000 70.000.000
Ransum Minyak
liter
-
-
-
Oli
liter
19.000
400
7.600.000
Tambat labuh
-
-
-
2.000.000
Jumlah
-
-
-
331.900.000
balok
-
-
-
kilo liter
4.500 & 9.000
80
607.500.000
ton
200.000
48
9.600.000
Long Line Es Solar Air tawar
120.000.000
Ransum Minyak
liter
-
-
-
Umpan
kies & ekor
150.000 & 2.500
270.000.000
liter
19.000
800 kies dan 60.000 ekor 400
Tambat labuh
-
-
-
2.000.000
Jumlah
-
-
-
1.016.700.000
balok
-
-
-
kilo liter
4.500 & 9.000
35
202.500.000
ton
200.000
12
2.400.000
Oli
7.600.000
Bouke Ami Es Solar Air tawar
60.000.000
Ransum Minyak
liter
-
-
-
Oli
liter
19.000
400
7.600.000
-
-
-
2.000.000
Tambat labuh Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah
274.500.000
39 29
Lampiran 7 Perhitungan Siklus Operasi (OC) 1) Long Line Diketahui: waktu operasional penangkapan ikan pada long line dari mulai berangkat sampai mendarat kembali ke pelabuhan sebanyak 180 hari (AAI). Pembayaran penjualan HTI maksimal 7 hari (ACP), Maka siklus operasi pada long line yaitu: OC = AAI + ACP OC = 180 + 7 OC = 187 hari 2) Purse Seine Diketahui: waktu operasional penangkapan ikan pada purse seine dari mulai berangkat sampai mendarat kembali ke pelabuhan sebanyak 100 hari (AAI). Pembayaran penjualan HTI maksimal 7 hari (ACP), Maka siklus operasi pada purse seine yaitu OC = AAI + ACP OC = 100 + 7 OC = 107 hari
3) Bouke Ami Diketahui: waktu operasional penangkapan ikan pada bouke ami dari mulai berangkat sampai mendarat kembali ke pelabuhan sebanyak 60 hari (AAI). Pembayaran penjualan HTI maksimal 7 hari (ACP), Maka siklus operasi pada bouke ami yaitu OC = AAI + ACP OC = 60 + 7 OC = 67 hari
Berdasarkan hasil keterangan wawancara di lapangan, pembayaran hasil penjualan dibayarkan dalam jangka waktu 2-7 hari. Maka dalam perhitungan siklus operasi nilai ACP yang digunakan adalah 7 (jangka waktu maksimal pembayaran).
40 30
Lampiran 8 Perhitungan Siklus Konversi Kas 1) Long Line Diketahui: nilai OC pada long line yaitu 187 hari, dengan pembayaran untuk perbekalan (APP) yaitu 2 hari, maka nilai CCC pada long line yaitu: CCC = OC – APP CCC = 187 – 2 CCC = 185 hari 2) Purse Seine Diketahui: nilai OC pada purse seine yaitu 107 hari, dengan pembayaran untuk perbekalan (APP) yaitu 2 hari, maka nilai CCC pada purse seine yaitu: CCC = OC – APP CCC = 107 – 2 CCC = 105 hari
3) Bouke Ami Diketahui: nilai OC pada bouke ami yaitu 67 hari, dengan pembayaran untuk perbekalan (APP) yaitu 2 hari, maka nilai CCC pada bouke ami yaitu: CCC = OC – APP CCC = 67 – 2 CCC = 65 hari Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diketahui bahwa pembayaran atas perbekalan dilakukan secara tunai atau maksimal 2 hari (APP).
41 31
Lampiran 9 Perhitungan Biaya Operasional Penangkapan Ikan per Tahun 1) Long Line Diketahui: biaya operasional per trip (c) = Rp 1.106.400.000 dan jumlah trip per tahun sebanyak 2 x trip (E). Maka TC: Jawab:
TC = Rp 1.106.400.000 x 2 trip TC = Rp 2.212.800.000 2) Purse Seine Diketahui: biaya operasional per trip (c) = Rp 406.150.000 dan jumlah trip per tahun sebanyak 4 x trip (E). Maka TC: Jawab:
TC = Rp 406.150.000 x 4 trip TC = Rp 1.624.600.000 3) Bouke Ami Diketahui: biaya operasional per trip (c) = Rp 295.060.000 dan jumlah trip per tahun sebanyak 6 x trip (E). Maka TC: Jawab:
TC = Rp 295.060.000 x 6 trip TC = Rp 1.770.360.000
42 32
Lampiran 10 Perhitungan Pendapatan Nelayan Purse Seine Contoh I. Studi kasus Kapal Purse Seine A Dihitung berdasarkan: hasil penjualan HTI Jumlah ABK Biaya operasional Jumlah HTI Harga jual ikan per kg Hasil penjualan
= 35 orang (60 bagian) = Rp 500.000.000 = 80 ton = 80000 kg = Rp 10.000 = jumlah HTI x harga jual ikan per kg = 80000 kg x Rp 10.000 = Rp 800.000.000
= hasil penjualan – biaya operasional = Rp 800.000.000 – Rp 500.000.000 = Rp 300.000.000 Bagi hasil dengan tekong = 10% dari keuntungan = 10% Rp 300.000.000 = Rp 30.000.000 Keuntungan
Keuntungan setelah dikurangi bagi hasil
= Rp 300.000.000 – Rp 30.000.000 = Rp 270.000.000
Hasil ini dibagi dua sama besar, yaitu 50% untuk pemilik kapal dan 50% sisanya untuk bagi hasil ABK. Pendapatan ABK
= 50 % keuntungan setelah dikurangi bagi hasil = 50 % Rp 270.000.000 = Rp 135.000.000
Pendapatan ABK per bagian = = Rp 2.250.000 per bagian
Contoh II. Studi kasus Kapal Purse Seine B Upah ABK dihitung berdasarkan jumlah HTI:
Jumlah ABK HTI HTI dihargai Maka, pendapatan ABK per bagian =
= 34 orang (70 bagian) = 100 ton = 100000 kg = Rp 1.000 per kg
33 43
Lanjutan Lampiran 10 Perhitungan Pendapatan Nelayan Purse Seine
= = Rp 1.428.571 atau Rp 1.450.000 per bagian Catatan: apabila HTI yang didapat lebih dari 150 kg, maka harga ikan per kg dihargai oleh pemilik kapal sebesar Rp 1.200 Pendapatan tambahan/premi = Rp 10.000–Rp 15.000 per ton, jika: jumlah HTI 100 ton, maka premi sebesar: 100 ton X Rp 10.000 per ton = Rp 1.000.000 100 ton X Rp 15.000 per ton = Rp 1.500.000 Contoh III. Studi kasus Kapal Purse Seine C
Jumlah ABK
= 35 orang (70 bagian)
Apabila HTI: 1. Berjumlah < 80ton, maka per bagian ABK mendapat Rp 800.000 2. Berjumlah 100 ton, maka per bagian ABK mendapat Rp 1.000.000 Pendapatan kapten kapal = 3 bagian + Rp 200 per kg x jumlah HTI Contoh : misalkan jumlah HTI sebanyak 100 ton, maka: Pendapatan tekong
= 3 bagian + Rp 2.00 per kg x jumlah HTI
Pendapatan tekong
= 3 x Rp 1.000.000 + Rp 2.00 per kg x 100000 kg = Rp 3.000.000 + Rp 20.000.000 = Rp 23.000.000
Pada studi kasus Kapal Purse Seine A, B, dan C masing-masing ABK memiliki kedudukan atau tugas sesuai dengan keahliannya. Nelayan tersebut digolongkan menjadi tiga kelompok. Pertama yang menerima tiga bagian (tekong, wakil tekong), kedua yang menerima dua bagian (KKM, wakil KKM, juru masak, juru sampan), dan ketiga yang menerima satu bagian yaitu nelayan biasa yang tidak memiliki tugas tambahan.
44 34
Lampiran 11 Perhitungan Pendapatan Nelayan Long Line Pendapatan ABK pada kapal long line dihitung berdasarkan gaji harian. Masing-masing kapal memiliki besaran gaji yang berbeda. Data hasil wawancara di lapangan, per hari nelayan kapal long line mendapatkan gaji pada kisaran antara Rp 28.000–Rp 35.000. Contoh 1.Studi kasus Kapal Long Line A, B, dan C Jumlah ABK = 15 orang 1 trip = 6 - 10 bulan ( 180 - 300 hari) Gaji / hari = Rp 30.000 (Kapal A), Rp 28.000 (Kapal B), dan Rp 35.000 (Kapal C) Gaji ABK dalam 1 trip
= jumlah hari dalam 1 trip X gaji per hari = 180 X Rp 35.000 = Rp 6.300.000 (Kapal A) = 180 X Rp 28.000 = Rp 5.040.000 (Kapal B) = 180 X Rp 30.000 = Rp 5.400.000 (Kapal C)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Kapal A, B, dan C diperoleh rata-rata bahwa dalam satu trip nelayan ABK long line mendapatkan gaji sebesar Rp 5.580.000. Lampiran 12 Perhitungan Pendapatan Nelayan Bouke Ami Pendapatan ABK pada kapal bouke ami dihitung berdasarkan gaji harian seperti pada long line. Data hasil wawancara di lapangan, per hari nelayan bouke ami mendapatkan gaji pada kisaran Rp 15.000–Rp 20.000. Contoh 1. Studi kasus Kapal Bouke Ami A, B, dan C Jumlah ABK = 14 orang 1 trip = 2 bulan (50-60 hari) Gaji / hari = Rp 15.000 (Kapal A), Rp 17.000 (Kapal B), dan Rp 20.000 (Kapal C) Gaji ABK dalam 1 trip
= jumlah hari dalam 1 trip X gaji per hari = 60 X Rp 15.000 = Rp 900.000 (Kapal A) = 60 X Rp 17.000 = Rp 1.020.000 (Kapal B) = 60 X Rp 20.000 = Rp 1.200.000 (Kapal C)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Kapal A, B, dan C diperoleh rata-rata bahwa dalam satu trip nelayan ABK bouke ami mendapatkan gaji sebesar Rp 1.040.000. Pendapatan ABK juga berasal dari kegiatan memancing selama trip. Besarnya berbeda-beda sesuai dengan keahlian dan tingkat ketekunan dalam memancing. Hasil pancingan nelayan berkisar antara Rp 2.000.000-Rp 7.000.000.
35 45
Lampiran 13 Tarif Tambat dan Labuh Dihitung berdasarkan: lama hari, posisi kapal, dan panjang kapal. Dermaga barat Tambat Hari ke- 1-10 Hari ke- >10
= Rp 3.000 = Rp 4.500
Tender Hari ke- 1-10 Hari ke->10
= Rp 1.500 = Rp 2.250
Dermaga timur Tambat Hari ke- 1 Hari ke- 2-9 Hari ke- >10
= Rp 3.000 = Rp 5.000 = Rp 7.500
Tender Hari ke- 1 Hari ke- 2-9 Hari ke- >10
= Rp 1.500 = Rp 2.500 = Rp 3.750
Istilah penyebutan posisi kapal di dermaga Tambat: Posisi 1 (terdekat/paling merapat dengan dermaga) Tender: Posisi 2, 3, 4, dan seterusnya dari kapal pertama Contoh: Sebuah kapal memiliki dimensi volume L X B X D = 16 X 5 X 3. Kapal tersebut tambat di dermaga timur PPS Nizam Zachman Jakarta selama 25 hari (20 hari di kolam dermaga + 5hari docking) dan berada pada posisi paling pinggir atau menempel di dermaga, maka besarnya tarif yang harus dibayar: Diketahui: lama hari = 25 hari, panjang kapal = 16 m, posisi kapal = posisi 1 (tambat) di dermaga timur. Maka: Tarif Tambat = lama hari x panjang kapal x biaya per hari sesuai posisi kapal Hari pertama Hari ke- 2-9 Hari ke- 10-20 Total
= 1 x 16 x Rp 3.000 = Rp 48.000 = 8 x 16 x Rp 5.000 = Rp 640.000 = 11 x 16 x Rp 7.500 = Rp 1.320.000 = Rp 48.000 + Rp 640.000 + Rp 1.320.000 = Rp 2.080.000
Jadi, kapal tersebut dikenakan tarif tambat sebesar Rp 2.080.000
46 36
Lampiran 14 Evaluasi Kredit Nelayan dari Staff UPT PPS Nizam Zachman Jakarta dan Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN) 1a. Evaluasi kredit pada long line Karakteristik keuangan dan kredit
Angka ( o s/d 100)
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00)
Bobot angka [ (1) x (2) ]
(1) (2) 85 0.2 Referensi kredit 90 0.2 Kepemilikan rumah 95 0.2 Tingkat pendapatan 80 0.1 Riwayat pembayaran 85 0.1 Lamanya di alamat terakhir 90 0.2 Lamanya di pekerjaan terakhir 1.00 Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah penilaian dari Staff UPT PPS Nizam Zachman Jakarta
(3)
17.00 18.00 19.00 8.00 8.50 18.00 88.50
Pemberian skor: 88.50 (layak diberikan pinjaman modal) 1b. Evaluasi kredit pada long line Karakteristik keuangan dan kredit
Angka ( o s/d 100)
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00)
(1) 60 80 65 80 80 80
(2) 0.1 0.25 0.2 0.2 0.1 0.2 1.00
Referensi kredit Kepemilikan rumah Tingkat pendapatan Riwayat pembayaran Lamanya di alamat terakhir Lamanya di pekerjaan terakhir Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah penilaian dari ASTUIN
Pemberian skor: 82.00 (layak diberikan pinjaman modal)
Bobot angka [ (1) x (2) ]
(3)
6.00 20.00 16.00 16.00 8.00 16.00 82.00
47 37
Lanjutan lampiran 14 Evaluasi Kredit Nelayan dari Staff UPT PPS Nizam Zachman Jakarta dan Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN) 2.
Evaluasi kredit pada purse seine Karakteristik keuangan dan kredit
Angka ( o s/d 100)
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00)
Bobot angka [ (1) x (2) ]
(1) (2) 90 0.2 Referensi kredit 95 0.2 Kepemilikan rumah 95 0.2 Tingkat pendapatan 85 0.1 Riwayat pembayaran 80 0.1 Lamanya di alamat terakhir 85 0.2 Lamanya di pekerjaan terakhir 1.00 Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah penilaian dari Staff UPT PPS Nizam Zachman Jakarta
(3)
18.00 19.00 19.00 8.50 8.00 17.00 89.50
Pemberian skor: 89.50 (layak diberikan pinjaman modal) 3.
Evaluasi kredit pada bouke ami Karakteristik keuangan dan kredit
Angka ( o s/d 100)
Bobot yang ditentukan ( 0.00 s/d 1.00)
Bobot angka [ (1) x (2) ]
(1) (2) 70 0.2 Referensi kredit 75 0.2 Kepemilikan rumah 75 0.3 Tingkat pendapatan 75 0.1 Riwayat pembayaran 70 0.1 Lamanya di alamat terakhir 80 0.1 Lamanya di pekerjaan terakhir 1.00 Total angka kredit Sumber: Data primer yang diolah penilaian dari Staff UPT PPS Nizam Zachman Jakarta
Pemberian skor: 74.00 (layak diberikan pinjaman modal)
(3)
14.00 15.00 22.50 7.50 7.00 8.00 74.00
48 38
49 39
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 04 November 1988 dari pasangan Bapak Akhmad Khair dan Ibu Maryana yang merupakan anak ke delapan dari 12 bersaudara. Penulis lulus dari SMA Negeri 11 Bekasi pada tahun 2008 dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama kuliah penulis pernah menjadi assisten praktikum pada mata kuliah Avertebrata Air pada semester ganjil tahun ajaran 2010-2011. Selain itu juga aktif mengajar di lembaga bimbingan belajar pada mata pelajaran sains tingkat SD, Matematika dan IPA tingkat SMP, dan mata pelajaran matematika tingkat SMA IPA-IPS/SMK di Sentral Edukatif Bogor dan SMA Negeri 11 Kota Bekasi pada tahun ajaran 2011-2013. Untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta” dengan telah melaksanakan ujian akhir sarjana pada tanggal 10 Februari 2014 dan dinyatakan lulus.