4 PROFIL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN 4.1
Lokasi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.04/Men/
2004 telah ditetapkan perubahan nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman yang terletak di daerah Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Secara geografis terletak pada 06005' - 06007' LS dan 106050' - 106050' BT (Gambar 5). Kelurahan Penjaringan di Jakarta Utara mempunyai batas administratif yaitu : (1) Sebelah utara
: Pantai Laut Jawa, Jalan Pluit Selatan (wilayah Kelurahan Pluit).
(2) Sebelah selatan
: Jalan Bandengan Utara.
(3) Sebelah barat
: Waduk Pluit sebelah barat, Jalan Jembatan Tiga dan Kali Muara Karang.
(4) Sebelah timur
: Alur Pelabuhan Sunda Kelapa, Kali Jelakeng (wilayah Kelurahan Ancol).
Kelurahan Penjaringan merupakan salah satu kawasan industri yang terdapat di Jakarta Utara. Hal ini terlihat dari penggunaan lahan yang sebagian besar dipergunakan untuk perusahaan yaitu seluas 243,27 Ha atau 61,52 % dari luas kelurahan ini, sedangkan lahan pemukiman 31,46 % dan sisanya 7,02 % dipergunakan untuk industri. Luas lokasi PPS Nizam Zachman adalah 98 Ha atau 25,29 % dari total luas kelurahan ini.
37
Gambar 5 Peta lokasi PPS Nizam Zachman
38
4.2
Sejarah dan Perkembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Perencanaan pembangunan PPS Nizam Zachman dimulai sejak tahun
1972, studi kelayakan dipercayakan kepada Pemerintah Jepang melalui Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) of Japan sekarang bernama Japanese International Cooperation Agency (JICA). PPS Nizam Zachman mulai dibangun tahun 1980 dengan pembiayaan bantuan lunak pemerintah Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) dan dana APBN. Tujuan utama pembangunan PPS Nizam Zachman yaitu untuk menjawab tantangan
pembangunan
perikanan
nasional
Indonesia
dalam
menggali
sumberdaya perikanan yang tersebar dari perairan pantai sampai perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia melalui cara-cara yang lebih modern. Perencanaan teknis pembangunan pelabuhan dilaksanakan oleh Pacific Consultans International dari Jepang yang bekerjasama dengan PT Inconeb dari Indonesia. Pembangunan awal PPS Nizam Zachman dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembangunan (Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8) sebagai berikut : (1)
Pembangunan Tahap I (5 Maret 1980 - 31 Desember 1982), meliputi pembangunan fasilitas pokok/dasar yaitu pembuatan kolam pelabuhan, dermaga, penahan gelombang, lampu navigasi dan reklamasi tanah.
(2)
Pembangunan Tahap II (22 Maret 1982 - 31 Maret 1984), terdiri dari pembangunan fasilitas fungsional yaitu gedung pelelangan ikan, cold storage, pabrik es, kantor pelabuhan, dermaga bongkar muat, mesin pendingin, pembangkit listrik, galangan kapal dan sarana lainnya.
(3)
Pembangunan Tahap III (1984-1992), meliputi pembangunan fasilitas 39
penunjang yaitu pembangunan jalan komplek PPS Nizam Zachman, perkantoran, masjid, pos polisi, pertokoan dan tempat pemrosesan ikan. Periode 1988-1992 perpanjangan dermaga sepanjang 150 m, perluasan cold storage, kantor Perum Prasarana Perikanan Samudera, gedung pemasaran ikan, tempat penginapan, 2 tansit sheds, MCK, dan industri pengolahan ikan. (4)
Pembangunan Tahap IV (1993-2001), meliputi perbaikan dan peningkatan fasilitas-fasilitas yang ada di kawasan PPSJ dengan biayanya berasal dari bantuan pemerintah Jepang dan dari anggaran pemerintah Indonesia. Pembangunan tahap ini meliputi
pengurukan pasir dan pekerjaan
penimbunan, pembangunan dermaga dengan kedalaman air 7,5 m (fasilitas perbaikan kapal, sistem pembuangan air kotor laut, perbaikan revetment, dan pemasangan fasilitas listrik dan air), pembangunan gedung Muara Baru Center A (pekerjaan jalan, area parkir dan sistem drainase), pekerjaan walkyway sepanjang jalan di area PPS Nizam Zachman beserta perlengkapan-perlengkapannya, pengadaan Handling Equipment (forklift 8 unit, towing tractor 3 unit, truck crane 2 unit, dump truck 2 unit dan garbage car 12 unit). Untuk mengantisipasi perkembangan kegiatan perikanan di PPS Nizam Zachman pada masa-masa mendatang, diperlukan perluasan areal guna pelayanan yang lebih baik. Master Plan Tahap V Pembangunan PPS Nizam Zachman, antara lain meliputi pengembangan tanggul pemecah gelombang dan lampu navigasi, perpanjangan dermaga timur dan dermaga barat, pengembangan areal perbaikan kapal (floating repair), dan pengembangan industri perikanan (Gambar 9).
40
Gambar 6 Tahap I dan II pembangunan PPS Nizam Zachman periode 1982 s.d 1984
41
Gambar 7 Tahap III pembangunan PPS Nizam Zachman periode 1984 s.d 1988
42
Gambar 8 Tahap IVpembangunan PPS Nizam Zachman periode 1996 s.d 2001 43
Gambar 9 Master plan Tahap V pembangunan PPS Nizam Zachman PPS Nizam Zachman diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 17 Juli 1984, dan mulai beroperasi secara penuh pada tahun 1986. Untuk melaksanakan pengelolaan pembangunan fisik pelabuhan lanjutan, dibentuklah Project Management Unit (PMU) PPSJ. Pada April 1992 PMU PPSJ diubah status dan fungsinya menjadi 2 (dua) badan terpisah yaitu : (1)
Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPSJ, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 644/KPTs/OT.210/X/91.
(2)
Perum Prasarana Perikanan Samudera, melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 427/Kpts/KU.440/6/93.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Kepala UPT PPS Nizam Zachman bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, sedangkan Direktur Utama Perum Prasarana Perikanan Samudera bertanggungjawab secara langsung kepada Menteri Negara BUMN.
44
4.3
Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Sesuai dengan perannya sebagai unit pelayanan teknis, PPS Nizam
Zachman memiliki visi, misi dan tujuan yang sesuai dengan perannya. Adapun visi, misi dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Visi : Visi PPS Nizam Zachman merupakan bagian yang integral dari visi Departemen Kelautan dan Perikanan. Visi ini merupakan kesepakatan bersama antara seluruh staf, instansi terkait dan swasta yang eroperasional di kawasan pelabuhan. Adapun visi PPS Nizam Zachman adalah “Terwujudnya PPS Nizam Zachman sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu”. Misi : (1)
Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif.
(2)
Pemberdayaan masyarakat perikanan.
(3)
Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah.
(4)
Menyediakan sumber data dan informasi perikanan.
(5)
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan.
Tujuan Pembangunan : Tujuan pembangunan yang hendak dicapai dalam operasional PPS Nizam Zachman merupakan penjabaran dan penjelasan dari tugas pokok dan fungsi serta misi yang sudah ditetapkan. Adapun tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman adalah : (1)
Meningkatkan kemampuan armada perikanan samudera.
(2)
Meningkatkan ekspor hasil-hasil perikanan untuk menambah devisa negara dari sektor non migas. 45
(3)
Menyediakan lahan untuk kegiatan industri perikanan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produksi perikanan.
(4)
Menciptakan lapangan kerja.
(5)
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar PPS Nizam Zachman melalui pertumbuhan usaha perekonomian seperti pertokoan, perbengkelan dan lainnya.
(6)
Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik perikanan dalam rangka pengembangan dan pengolahan sistem informasi dan publikasi perikanan.
(7)
Meningkatkan pengawasan, keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan.
4.4
Kebijakan Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang disepakati
oleh semua pengguna jasa pelabuhan yang ditetapkan oleh pimpinan pelabuhan untuk dijadikan pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan kegiatan di pelabuhan, sehingga akan tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan dan sasaran dari misi dan visi. Kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan baik berupa Undang Undang, Keppres, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Menteri dengan tujuan menunjang pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut : (1)
UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.
(2)
UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
(3)
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
46
(4)
UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
(5)
PP No. 11 Tahun 1985 tentang Pembinaan Kepulauan.
(6)
PP No. 2 Tahun 1990 tentang Perum Prasarana Perikanan Samudera.
(7)
PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.
(8)
PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Lingkungan Hidup.
(9)
PP No. 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan.
(10) PP No. 62 Tahun 2002 tentang Tarif Jasa atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. (11) Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 4 Tahun 1995 tentang Struktur Organisasi Dinas Perikanan DKI Jakarta. (12) Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Daerah. (13) Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35/AL.106/PHB-1985 tanggal 5 Pebruari 1985 tentang Pelabuhan Perikanan. (14) Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Perhubungan No. 493/Kpts/IK.410/7/96
dan
No.
SK.2/AL.106/PHB-96
tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Perikanan sebagai Prasarana Perikanan. (15) Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perikanan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. IK.610/D5.10588/96 tanggal 25 September 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelabuhan Perikanan. (16) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Primer Perikanan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
47
(17) Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 1082/Kpts/OT.210/ 10/99 tanggal 13 Oktober 1999, tentang Tata Hubungan Kerja UPT Pelabuhan Perikanan dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera dan Instansi Terkait di Pelabuhan Perikanan. (18) Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2297 Tahun 2000 tentang Pembagian Persentase Pengenaan Retribusi Pemakaian Tempat Pelelangan Ikan dan Biaya Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Perikanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Baru. (19) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1/MEN/2001 tanggal 1 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. (20) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan. (21) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.03/MEN/2002 tentang Log Book Penangkapan dan Pengangkutan Ikan. (22) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.10/MEN/2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan Ikan. PPPS Nizam Zachman telah menetapkan beberapa kebijakan operasional pelabuhan dengan mengacu kepada kebijakan pemerintah dan publik yang meliputi bidang teknis dan manajerial dalam pelayanan kepada masyarakat perikanan dengan strategi kebijakan sebagai berikut : (1)
Menciptakan iklim usaha yang kondusif Langkah-langkah yang ditempuh PPS Nizam Zachman dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif adalah :
48
1) Menyediakan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang dalam jumlah yang memadai. 2) Tersedianya sistem operasional dengan prosedur yang jelas, sehingga mudah dipahami dan dipatuhi oleh pemakai jasa pelabuhan. 3) Menciptakan keamanan, ketertiban dan kebersihan yang memadai. 4) Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. (2)
Memberikan pelayanan prima kepada pemakai jasa pelabuhan Memberikan pelayanan prima kepada pemakai jasa pelabuhan adalah suatu hal yang telah ditetapkan, hal ini bertujuan agar kecepatan dan ketepatan usaha di pelabuhan dapat terealisasi. Langkah-langkah yang ditempuh pelabuhan dalam memberikan pelayanan prima adalah : 1) Melaksanakan pelayanan 24 jam sepanjang tahun kepada pemakai jasa pelabuhan. 2) Melaksanakan pelayanan terpadu (satu atap) bersama-sama instansi terkait kepada pemakai jasa pelabuhan. 3) Menjelaskan masalah/kasus secara tepat dan profesional. 4) Menyediakan sarana/prasarana yang lengkap di dalam kawasan pelabuhan sehingga kebutuhan pemakai jasa pelabuhan dapat terpenuhi.
(3)
Mendorong peningkatan skill pegawai pelabuhan Sumberdaya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya merupakan salah satu persyaratan modal kerja. Dalam kenyataannya di lapangan, sumberdaya manusia dimaksud belum seluruhnya terpenuhi. Keterbatasan staf dalam memahami uraian tugas pokok dan fungsi yang
49
diemban oleh unit kerja, sering pula menyebabkan pencapaian kinerja tidak optimal. Untuk menuju sumberdaya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya harus ditempuh berbagai langkah-langkah yaitu : 1) Memberikan kesempatan kepada pegawai/staf untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (S1 atau S2). 2) Mengikutsertakan kepada pegawai/staf dalam pelatihan keterampilan dan kursus manajemen kepelabuhanan serta berbagai kegiatan apresiasi yang dieselenggarakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. (4)
Mendorong kesadaran hukum aparat pemerintah, pengusaha serta pemakai jasa pelabuhan lainnya dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan lestari Pemanfaatan
sumberdaya
perikanan
yang
tidak
terkendali
dengan
menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sangat berpotensi merusak lingkungan. Untuk itu diperlukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat perikanan agar lebih memahami dan mematuhi peraturan ataupun perundangan sektor kelautan dan perikanan. Beberapa langkah yang ditempuh adalah : 1) Membentuk kelompok SISWASMAS yang anggotanya terdiri dari nelayan, pengusaha perikanan dan instansi terkait untuk bersama-sama melakukan pengawasan dalam pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan.
50
2) Penerapan LLO, LBP terhadap kapal-kapal penangkap ikan untuk memonitoring data jenis dan alat tangkap yang digunakan serta wilayah fishing ground. 3) Pemasangan VMS (Vessel Monitoring System) pada kapal penangkap ikan, sehingga dapat mengetahui kapal yang bersangkutan dalam penangkapannya sudah dalam posisi yang ditetapkan dalam dokumen SPI. 4.5
Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman
4.5.1 Unit Pelaksana Teknis PPS Nizam Zachman Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1/ MEN/2001 tanggal 1 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja, bahwa PPS Nizam Zachman adalah Unit Pelaksana Teknis Departemen Kelautan dan Perikanan di bidang prasarana pelabuhan perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. PPS Nizam Zachman dipimpin oleh seorang Kepala Pelabuhan yang membawahi bagian Tata Usaha, bidang Pengembangan, bidang Tata Operasional dan kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok jabatan fungsional yang ada di PPS Nizam Zachman adalah jabatan fungsional untuk Pengawasan Sumberdaya Ikan (WASDI), sedangkan kelompok jabatan fungsional lainnya belum terealisasi. Tugas PPS Nizam Zachman memfasilitasi produksi, pemasaran hasil perikanan tangkap dan pengawasan sumberdaya ikan. Fungsi yang dijalankan UPT PPS Nizam Zachman didalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:
51
(1)
Perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta pemanfaatan sarana pelabuhan perikanan.
(2)
Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran perikanan.
(3)
Koordinasi pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan perikanan.
(4)
Pengembangan dan fasilitas pemberdayaan masyarakat perikanan.
(5)
Pelaksanaan fasilitas dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan.
(6)
Pelaksanaan
pengawasan
penangkapan,
penanganan,
pengolahan,
pemasaran, dan mutu hasil perikanan. (7)
Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik perikanan.
(8)
Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil riset, produksi, dan pemasaran hasil perikanan tangkap di wilayahnya.
(9)
Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitas wisata bahari.
(10) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1/MEN/2001 pada Bab 1 pasal 3 terdapat 3 (tiga) fungsi tambahan pelabuhan perikanan yaitu : (1)
Pemantauan wilayah pesisir dan fasilitas wisata bahari.
(2)
Pelaksanaan pengawasan mutu hasil perikanan.
(3)
Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dan publikasi hasil riset.
Ketiga fungsi tersebut diatas sampai saat ini belum dilaksanakan di PPS Nizam Zachman.
52
Susunan organisasi UPT PPS Nizam Zachman sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1/MEN/2001 saat ini adalah seperti pada Gambar 10 :
KEPALA BAGIAN TATA USAHA SUBBAGIAN UMUM
SUBBAGIAN KEUANGAN
BIDANG TATA OPERASIONAL
BIDANG PENGEMBANGAN
SEKSI SARANA
SEKSI KESYAHBANDARAN PERIKANAN
SEKSI TATA PELAYANAN
SEKSI PEMASARAN DAN INFORMASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar 10 Struktur organisasi UPT PPS Nizam Zachman
4.5.2 Perum Prasarana Perikanan Samudera Perum Prasarana Perikanan Samudera didirikan berdasarkan PP No. 2 Tahun 1990 selanjutnya disempurnakan dengan PP No. 23 tahun 2000 adalah sebuah BUMN yang mempunyai misi sebagai pelayan umum dalam bidang
53
penyediaan jasa sarana dan prasarana pelabuhan perikanan. BUMN tersebut ditugaskan mengusahakan 9 (sembilan) pelabuhan perikanan sebagai cabang perusahaan dengan kantor pusat di Jakarta. Adapun pelabuhan perikanan yang diusahakan sebagai Cabang Perum Prasarana Perikanan Samudera adalah PPS Jakarta, PPS Belawan, PPN Pekalongan, PPN Brondong, PPN Prigi, PPN Pemangkat, PPP Lampulo, PPP Tarakan, dan PPP Banjarmasin. Perum Prasarana Perikanan Samudera merupakan suatu perusahaan yang bersifat menyediakan pelayanan bagi kepentingan umum dan sekaligus bertujuan mendapatkan keuntungan. Tujuan dari Perum Prasarana Perikanan adalah untuk : (1)
Meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan melalui penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan.
(2)
Mengembangkan wiraswasta perikanan serta untuk mendorong usaha industri perikanan dan pemasaran hasil perikanan.
(3)
Memperkenalkan
dan
mengembangkan
teknologi
pengolahan
hasil
perikanan dan sistem rantai dingin dalam bidang perikanan; dan (4)
Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi perikanan sebagai komponen kegiatan ne1ayan dan masyarakat perikanan. Pelayanan terhadap industri penangkapan ikan terhadap kebutuhan
perbekalan dilakukan oleh Seksi Pelayanan Usaha Subseksi Perbekalan sedangkan untuk kebutuhan perbaikan kapal pada Seksi Teknik Subseksi Galangan dan Bengkel Kapal. Pengelolaan terhadap industri pengolahan juga dilakukan oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera seperti sewa lahan dan sewa bangunan yang ditangani oleh Subseksi Aneka Jasa. Sewa lahan yang dibebankan kepada industri pengolahan adalah Rp 1.500/m2/tahun. Apabila membangun bangunan diatas tanah tersebut maka dikenakan beban sebesar Rp 8.610/m2 yang dibayarkan sekali saja saat bangunan berdiri. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta adalah salah satu cabang dari Perum Prasarana Perikanan Samudera yang berada di area PPS Nizam Zachman. Struktur organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta seperti pada Gambar 11 berikut :
54
Kepala Cabang
Subbag Tata Usaha
Urusan RT & Perlengkapan
Urusan Tata Laksana Urusan Keuangan
Urusan Kepegawaian
Seksi Pelayanan Usaha
Seksi Teknik
Subseksi Cold Storage
Subseksi Aneka sarana
Subseksi Galangan dan Tata Kapal
Subseksi Instalasi
Subseksi Perbekalan Kapal
Subseksi Fasilitas Pendingin
Subseksi Aneka Jasa
Subseksi Galangan dan Bengkel
Gambar 11 Struktur organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta
55
4.6
Instansi Terkait di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Sesuai dengan pasal 3 dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
1082/Kpts/ OT.210/10/99 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Tata Hubungan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dengan Instansi Terkait dalam Pengelolaan Pelabuhan Perikanan, saat ini di PPS Nizam Zachman terdapat 10 (sepuluh) macam kelembagaan yang terlibat di dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pengaturan di pelabuhan di luar industri swasta sebagai berikut : (1)
UPT Pelabuhan Perikanan Samudera; mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam hal mengatur dan mengkoordinasikan semua kegiatan dan fasilitas-fasilitas yang bersifat non komersial yang berada di pelabuhan perikanan.
(2)
Perum Prasarana Perikanan Samudera; mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam hal melaksanakan pengusahaan dan pelayanan jasa dan barang yang menunjang kegiatan pelabuhan perikanan yang menyangkut pengusahaan sarana bersifat produktif dan ekonomis (fasilitasfasilitas komersial).
(3)
Departemen Perhubungan; mempunyai tugas terutama menyangkut tanggung jawab pelaksanaan surveillance guna menjamin keamanan kapal serta keselamatan ABK maupun penumpang di kapal. Petugas Departemen Perhubungan termasuk Syahbandar yang ditugaskan di PPS Nizam Zachman bertugas menerbitkan surat ijin berlayar bagi kapal-kapal ikan yang hanya berlaku untuk 1 (satu) hari saja, tanpa ijin tersebut kapten kapal dapat memperoleh sanksi yang berat. Petugas tersebut bertugas untuk menarik
56
pungutan terhadap setiap kapal yang keluar masuk yang berkaitan dengan sarana navigasi. (4)
Departemen Kesehatan; klinik kesehatan yang ada memiliki Seksi Perawatan dan Seksi Sanitasi dengan dipimpin oleh Kepala Klinik. Seksi Perawatan bertanggung jawab dalam hal melakukan pencegahan penyebaran penyakit menular dari kapal-kapal yang datang dari pelabuhan di luar negeri (seperti SARS), serta memberikan pertolongan pertama kepada ABK dan para penumpang kapal. Pelayanan kesehatan ini diberikan selama 24 jam dan rata-rata 3-4 pasien menerima perawatan setiap hari. Seksi ini juga melakukan pemeriksaan kesehatan para ABK termasuk memberikan vaksinasi dan pengobatan. Seksi Sanitasi bertugas melakukan inspeksi terhadap kondisi kebersihan kapal-kapal ikan berdasarkan standar internasional sekaligus memberikan sertifikat yang berlaku untuk 6 (enam) bulan. Rata-rata terdapat 8 (delapan) kapal yang harus di inspeksi setiap harinya. Disamping itu dilakukan pula inspeksi terhadap kondisi keberhasilan pelabuhan perikanan (misalnya penyediaan air bersih dan penjualan makanan). Permasalahan yang dihadapi Klinik Kesehatan adalah menyangkut kurangnya tenaga petugas, tidak adanya tenaga dokter dan kurangnya peralatan rumah sakit.
(5)
Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia; unit kerja departemen ini melakukan pengawasan terhadap masuknya warganegara maupun ABK negara asing, dan bertanggung jawab melakukan pemeriksaan maupun pemantauan masalah penyelundupan dan imigran gelap.
57
(6)
Departemen Keuangan; keberadaan unit kerja departemen ini bertujuan untuk
mencegah
penyelundupan
barang-barang
illegal,
melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran kepabeanan dan Undang Undang Pelayaran serta mengawasi kegiatan ekspor dan impor bahan-bahan yang dibatasi dan berada di bawah pengawasan kepabeanan. (7)
Kepolisian; unit kerja ini bertugas selama 24 jam dalam 2 shift, wilayah tanggung jawabnya meliputi seluruh kompleks pelabuhan ditambah zona perairan 2 mil dari dermaga. Selama ini terdapat beberapa kasus penyelundupan obat-obat terlarang, pencurian jaring ikan dan peralatan navigasi. Pihak Kepolisian memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan guna mencegah terjadinya tindak kejahatan di lingkungan pelabuhan perikanan. Unit kerja ini bertanggung jawab pula melakukan inspeksi di laut serta melaksanakan Undang Undang yang menyangkut ZEE dan kelautan guna mencegah penyelundupan barang-barang maupun pelanggaran batas wilayah perairan secara illegal oleh kapal-kapal asing. Frekuensi kedatangan kapal-kapal asing selama ini tidak banyak, hanya berkisar 1 kapal setiap 3 bulan.
(8)
Direktorat
Jenderal
Pengendalian
Sumberdaya
Kelautan
dan
Perikanan, DKP; unit kerja ini memiliki tugas pokok yaitu 1) mengoperasikan kapal patroli guna melakukan kegiatan Monitoring Control and Surveillance (MCS); 2) melaksanakan sistem informasi dan sosialisasi yang menyangkut MCS; dan 3) melakukan inspeksi terhadap log book hasil pencatatan kapal-kapal ikan yang berukuran diatas 30 GT.
58
Kapal patroli diawaki oleh 13 ABK termasuk seorang perwira AL, 1 (satu) trip perjalanan pengawasan memakan waktu 3 (tiga) minggu dengan diselingi istirahat di daratan 1 (satu) minggu. Kapal-kapal illegal yang tertangkap dikenakan hukuman berdasarkan UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Inspeksi kapal patroli dilakukan terhadap ijin penangkapan apakah masih berlaku, kegiatan penangkapan apakah dilakukan di perairan dan dengan alat tangkap seperti yang ditentukan dalam surat ijin. Selama bulan Januari s.d Desember 2004, kapal patroli telah menangkap 32 (tiga puluh dua) kapal dari berbagai jenis alat penangkap ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman dengan berbagai jenis tindak pelanggaran administratif. Komunikasi radio antara kapal patroli dengan stasiun radio yang berada di pelabuhan maupun antar sesama pelabuhan perikanan telah berjalan dengan baik. Komunikasi pemantauan dilakukan terus menerus selama 24 jam. Laporan
bulanan
yang
dikirimkan
kepada
segenap
pihak
yang
berkepentingan melalui UPT PPS Nizam Zachman, disusun oleh unit kerja Ditjen PSDKP ini berdasarkan semua data log book dari kapten kapal. (9)
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta; unit kerja ini berada di gedung TPI yang dimiliki Perum Prasarana Perikanan Samudera. Penyelenggaraan kegiatan pelelangan ikan dilakukan oleh Koperasi Perikanan Jakarta dan diawasi oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta. Sekitar 25 ton ikan dilelang setiap harinya dan kebanyakan hasil tangkapan berasal dari kapal-kapal ikan kecil berukuran 5-30 GT. Kegiatan pelelangan dilakukan antara Pk. 06.00 - 11.00 pagi dan terdapat sekitar 20-30 pedagang ikan yang mengikuti pelelangan
59
tersebut. Anggota Koperasi Perikanan diatas berjumlah 200 orang. Retribusi pelelangan dikenakan sebesar 5 % untuk setiap penjualan ikan, dan hasilnya dibagi antara Dinas Perikanan Provinsi DKI Jakarta dan Koperasi. Retribusi pelelangan 5 % ini dibebankan kepada nelayan sebesar 3 % dan pedagang ikan 2 %. (10) Pusat Karantina Ikan, DKP; unit kerja ini bertugas untuk menerbitkan sertifikat kesehatan bagi ekspor ikan untuk konsumsi manusia. 4.7
Kerjasama dengan Swasta di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman PPS Nizam Zachman yang memiliki tanah seluas 98 Ha dalam melayani
kebutuhan masyarakat perikanan telah membagi arealnya kedalam 3 (tiga) kawasan yaitu kawasan industri 48 ha, kawasan Perum Prasarana Perikanan Samudera dan UPT 10 ha dan kawasan kolam pelabuhan 40 ha. Industri perikanan yang ada meliputi industri penangkapan ikan dan industri pengolahan hasil perikanan. Industri penangkapan ikan merupakan ujung tombak dalam mengadakan aktivitas penangkapan ikan, yang selanjutnya hasil tangkapannya akan didaratkan di pelabuhan perikanan. Salah satu industri penangkapan yang utama di PPS Nizam Zachman adalah industri penangkapan tuna. Sedangkan industri pengolahan yang ada di pelabuhan perikanan berperan dalam menampung sebagian hasil tangkapan yang didaratkan, untuk kemudian diolah menjadi produk yang memiliki nilai mutu dan nilai jual yang lebih baik. Sampai tahun 2004 perusahaan swasta (investor) yang memanfaatkan kawasan industri perikanan di PPS Nizam Zachman sejumlah 39 (tiga puluh sembilan) perusahaan dan 1 (satu) perorangan, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : 60
Tabel 6 Daftar perusahaan perikanan di Kawasan Industri PPS Nizam Zachman No.
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
1 PT. Safritindo Dwi Santoso
19.327
2 3 4 5
18.038 21.100 13.892 2.508
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Processing, Cold Storage dan Pengalengan PT. Sandimas Gapura Fasi1itas Sarana Perikanan PT. Lucky Samudera Pradana Industri Pengalengan dan Pengolahan PT. Danau Matano P. Raya Processing dan Cold Storage PT. Bumi Agro B. Lestari Industri Pengolahan, Pembekuan dan Penyimpanan Ikan PT. Durian Sari Wangi Processing dan Cold Storage PT. Fajar Cakrawala Industri Pengolahan dan Cold Storage Sumbaindo PT. Mitra Mina Segera Industri Pengolahan dan Cold Storage PT. Unggul Mina Lestari Industri Pengolahan dan Cold Storage PT. Lautan Bahari Sejahtera Processing Fillet Ikan Tuna ekspor PT. Intimas Surya Industri Pengolahan dan Cold Storage PT. Sumbindo Perintis Processing dan Cold Storage PT. Jakarta Cold Storage Processing dan Cold Storage Industry PT. Muara Manggalindo Industri Perikanan dan Fasi1itas Penunjang PT. Hotan Jaya Graha Industri perikanan, Cold Storage dan Pabrik es PT. Bali Sumber Hayati Indah Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan PT. Bangkit Lautan Mas Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan PT, Tridaya Eramina Bahari Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan PT. Gabungan Era Mandiri Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan PT. Red Ribbon Indonesia Industri Penanganan dan Pengolahan Corporation Hasil Perikanan PT. Daya Mulur Karetindo Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan PT. Bahtera Laju Khatulistiwa Industri Penanganan dan Pengolahan Fisheries Hasil Perikanan PT. Karya Cipta Bayu Mina Industri Penanganan dan Pengolahan Pratama Hasil Perikanan Industri Perikanan dan Pengalengan PT. Bonecom Industri dan Pengolahan Hasil Laut PT. Sekar Laut Industri dan Pengolahan Hasil Laut PT. Kedamaian Industri dan Pengolahan Hasil Laut PT. Halimas Sakti Industri dan Pengolahan Hasil Laut PT. Pummar Cold Industri dan Pengolahan Hasil Laut PT. Dwisandha Senjaya PT. Luxe Utama Indonesia Processing dan Cold Storage PT. Lola Mina Processing dan Cold Storage
Luas Lahan (m2)
61
2.442,5 7.980 1.710 1.710 4.442,5 2.508 2.910 2.722 18.353 16.900 1. 740 1.300 1.300 1.740 2.345 2.345 15.000 3.196 67.840 6.240 2.599 2.600 6.130 3.880 3.144 7.217
No.
Nama Perusahaan
32 PT. Luki Rejeki Jayadi 33 PT. Panggung Interprise 34 35 36 37
PT. Sandimas Aquatek PT. Pertuni PT. Kurnia Mina Sejahtera PT. Proskuneo Kadarusman
38 PT. Alam Jaya 39 PT. Panutan Minasabha 40 Agus Wijaya (perorangan)
Jenis Usaha Industri Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan Processing, Cold Storage dan pabrik es Processing dan Cold Storage Processing dan Cold Storage Fasilitas Industri Perikanan Industri Pembuatan Kapal, Perawatan Kapal dan Galangan Kapal Processing dan Cold Storage Kantor, Toko dan Hotel Processing dan Cold Storage
Jumlah Sumber : UPT PPS Nizam Zachman, 2004 4.8
Luas Lahan (m2) 3.126 5.632 16.165 16.807 5.305 17.000 1.980 8.037 1.980
339.151
Fasilitas dan Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Fasilitas-fasilitas PPS Nizam Zachman yang disiapkan untuk melayani
pengguna jasa adalah sebagai berikut : 4.8.1 Fasilitas pokok Fasilitas pokok (dasar) yang tersedia di PPS Nizam Zachman meliputi kolam pelabuhan, pemecah gelombang (break water), dermaga/jetty, turap (revetment) dan tanah industri perikanan. Luas kawasan pelabuhan perikanan adalah 110 ha, terdiri dari daratan 70 ha dan 40 ha berupa kolam pelabuhan. Keadaan dasar yang ada sampai saat ini kondisinya sudah cukup baik, setelah adanya perbaikan yang dilakukan oleh Proyek Pengembangan PPS Jakarta Tahap IV. Adapun fasilitas dasar yang terdapat di PPS Nizam Zachman terdiri dari : (1)
Kolam Pelabuhan Dengan telah diselesaikannya pekerjaan kolam pelabuhan sebesar 356.383 m3 dan alur masuk pelabuhan sebesar 102.409 m3 oleh Proyek Pembangunan PPS Jakarta Tahap IV, maka kedalaman kolam pelabuhan 62
menjadi 4,5-7 m dan diharapkan kapal perikanan dengan bobot 1.500 GT dapat merapat di dermaga pelabuhan. (2)
Dermaga/Jetty PPS Nizam Zachman mempunyai dermaga yang panjangnya 2.224 m, dimana 1.524 m dermaga dan 150 m jetty merupakan hasil pekerjaan Proyek Tahap I dan II serta jetty 200 m hasil pekerjaan Proyek Pembangunan PPS Jakarta Tahap IV. Dengan panjang dermaga 2.224 m, maka daya tampung tambat kapal sebanyak rata-rata 281 buah kapal dengan berbagai variasi ukuran kapal.
(3)
Tanah Industri Luas tanah industri di pelabuhan sebesar 40 ha dan telah disewakan seluruhnya kepada investor sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) perusahaan dan 1 (satu) perorangan. Pengusaha yang menyewa lahan tanah industri bergerak di bidang industri pengolahan ikan, cold storage, canning, pabrik es, industri pembuatan kapal dan galangan kapal.
(4)
Pemecah Gelombang (Break Water) Pemecah gelombang terdiri dari 2 (dua) bangunan yaitu sebelah barat sepanjang 751 m dan sebelah timur sepanjang 290 m. Kondisi pemecah gelombang sampai saat ini masih dapat berfungsi dengan baik.
(5)
Turap (revetment) Turap terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu sebelah barat sepanjang 1.324 m dan sebelah Timur sepanjang 1.510 m. Turap sebelah barat bagian utara yang rusak sepanjang 160 m dan turap sebelah timur sepanjang 1.510 m telah diperbaiki oleh Proyek Pembangunan PPS JakartaTahap IV.
63
4.8.2 Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional yang tersedia, sebagian besar telah dimanfaatkan : (1)
Tempat Pelelangan Ikan mempunyai luas 3.367 m2, tempat ini merupakan tempat kegiatan pelelangan ikan hasil tangkapan. Penyelenggaraan lelang dilaksanakan oleh petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta.
(2)
Pabrik es yang dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera dengan kapasitas 150 ton/hari, untuk memenuhi kebutuhan nelayan ada juga pabrik es yang dikelola oleh swasta dengan kapasitas 240 ton/hari.
(3)
Gudang pendingin (cold storage), gudang pendingin yang ada didalam pelabuhan dan dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera mempunyai kapasitas 1.000 ton. Pemakaian gudang pendingin oleh pihak ketiga dilakukan dengan sistem sewa.
(4)
Ruang Procesing, ruangan ini dipergunakan untuk memproses ikan-ikan yang akan diperdagangkan baik untuk tujuan ekspor maupun lokal.
4.8.3 Fasilitas penunjang Fasilitas penunjang yang ada antara lain kantor UPT, Perum Prasarana Perikanan Samudera, pos pelayanan terpadu, Balai Penyuluhan Nelayan, MCK, sarana peribadatan, pos keamanan dan penerangan jalan seluruh kawasan pelabuhan perikanan (kecuali penerangan jalan kawasan industri dan dermaga pelabuhan dilayani oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera). Fasilitas yang ada di PPS Nizam Zachman sudah cukup baik, namun masih perlu lagi peningkatan kapasitas fasilitas guna meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, seperti peningkatan kapasitas slipway sehinga tidak ada lagi
64
kapal yang melakukan perbaikan di area kolam pelabuhan. Berikut Tabel 7 merupakan fasilitas-fasilitas yang ada di PPS Nizam Zachman. Tabel 7 Sarana/fasilitas di PPS Nizam Zachman No. 1
2
3 4
5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27 28
Jenis Sarana/Fasilitas
Kapasitas/ Spesifikasi
Kolam Pelabuhan - Luas - Kedalaman Pemecah Gelombang (Breakwater) - Sisi Kiri - Sisi Kanan Dermaga/Jetty Tanah - Hak Pakai - Hak Pengelolaan/Industri Turap(Revetment) - Sisi Barat - Sisi Timur Jalan Kawasan Pelabuhan Saluran Pembuangan Air Gedung TPI Gedung PPI 992 Lapak Gudang Ikan 29 Unit Ruang Pengepakan Ikan 56 Unit Ruang Pengolahan Ikan 18 Unit Gudang Perbekalan Kapal 5 Unit Balai Pertemuan Nelayan Rambu Navigasi (hijau dan merah) Gedung Kantor UPT/PPS NZ Kantor Pelayanan Terpadu Pos Jaga Permanen Pos Jaga Terpadu Pos Kamla Mushola Lapangan Parkir GPKN Perahu Sampah Gedung Penunjang Kegiatan Nelayan Dock/Slipway - Kapasitas 500 GT - Kapasitas 50 GT Perbengkelan Cold Storage Dump-Truck
65
Aset/Pengelola UPT/Perum PPS
40 ha -4,5 s/d – 7,5 UPT/Perum PPS 750 290 1.874 m
UPT/Perum PPS Perum PPS
31 ha 40 ha UPT PPS NZ 1.480 ha 1.560 ha 53.256 m 9.611,25 m 3.367 m2 6.431 m2 1.374 m2 1.120 m2 26.245 m2 1.620 m2 234 m2 2 Unit 969,50 m2 1.682 m2 349,50 m2 84,50 m2 32,40 m2 2 Unit 2.094,701 m2 1 Unit 6.730 m (114 Unit)
UPT PPS NZ UPT PPS NZ Perum PPS Perum PPS Perum PPS Perum PPS Perum PPS Perum PPS UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT/Perum PPS Perum PPS
2 Unit 1 Unit 6 Unit (1.390 m) 1.000 ton 2 Unit
Perum PPS Perum PPS UPT PPS NZ
No.
Jenis Sarana/Fasilitas
Kapasitas/ Spesifikasi 29 Crane-Truck 2 Unit 30 Towing-Tractor 3 Unit 31 Fork Lift Solar 3 Unit 32 Fork Lift Battery 5 Unit 33 Pabrik Es 200 ton 34 MCK/Toilet 15 Unit 35 Pos Keamanan 150 m2 36 Foul Seawater Cleaning 8.450 m2 37 Unit Pengolah Limbah Cair (UPL) 1.000 m3 38 Tuna Landing center (TLC) 29 Unit 13.143 m2 39 Instalasi Penyaluran Air Bersih 1.200 ton 40 Stasiun pengisian Bahan Bakar 15.000 ton/bulan untuk Bunker (SPBB) 4 Unit 41 Instalasi Penyaluran Daya 5.206 KVA Listrik 400 KVA 42 Telepon 168 SST 5 SST 43 Bangunan Pompa 1 Unit 44 Sea Water Intake 1 Unit 45 Kios Pedagang Kaki 5 107 Unit 46 Kawasan PPS Nizam Zachman 110 ha Sumber : UPT PPS Nizam Zachman, 2004
Aset/Pengelola UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ Perum PPS Perum PPS UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT/Perum PPS Perum PPS Swasta/Perum PPS Perum PPS UPT PPS NZ Perum PPS UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT PPS NZ UPT/Perum PPS
Berbagai kegiatan pelayanan kepada masyarakat perikanan yang dilakukan oleh instansi terkait, dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8 Jenis pelayanan di PPS Nizam Zachman No.
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Kapal Masuk/Keluar Tambat/Labuh Keselamatan Pelayaran Kesehatan ABK Ekspor/Impor ABK Asing Pelelangan Ikan (TPI)
8
Pemasaran Ikan (PPI)
Kapasitas Pelayanan 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam 24 jam Siang hari (Pk. 06.00 s/d 18.00) 24 jam
9
Keamanan dan Ketertiban
24 jam
10
Kebersihan Pelabuhan
24 jam
66
Penyelenggara UPT PPS NZ Perum PPS Cab. Jkt Syahbandar Kantor Kesehatan Kantor Bea Cukai Imigrasi Koperasi Mina Muara Makmur Dinas Peternakan, Perikanan & Kelautan, dan Perum PPS UPT, Perum PPS, Polri dan Kamla UPT PPS NZ
Keterangan Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur
Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur
No.
Jenis Kegiatan
Kapasitas Pelayanan
Penyelenggara
Keterangan Tdk ada libur Tdk ada libur
24 jam
UPT PPS NZ Dinas Pemadam Kebakaran Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan UPT PPS NZ, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta UPT PPS NZ, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Prop. DKI Jakarta UPT PPS NZ
11 12
Pas Masuk Pelabuhan Pengendalian Kebakaran
24 jam 24 jam
13
Pembinaan nelayan
24 jam
14
Pengumpulan Data Statistik Perikanan
Jam Kerja
15
Pembinaan Mutu Hasil Perikanan
Jam Kerja
16
Jam Kerja
24 jam Siang Hari Siang Hari Siang Hari 24 jam
Perum PPS Cab. Jkt Perum PPS Cab. Jkt Perum PPS Cab. Jkt Perum PPS Cab. Jkt Perum PPS Cab. Jkt
22
Pembinaan Organisasi Profesi, Kelompok Tenaga Kerja &Koperasi Penataan Kawasan Pelabuhan Cold Storage Bengkel Dock/slipway Pabrik Es/Pengadaan Es Pengadaan Air/Listrik/ Telepon Sewa Tanah Industri
Jam Kerja
Perum PPS Cab. Jkt
23
Pemasangan Reklame
Jam Kerja
24
Pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM) Kapal Pengawasan Sumber Daya Ikan Pelayanan Alat berat Penyewaan ruangan Tuna Landing Centre (TLC) Unit Pengolahan Limbah (UPL) Sea Water Intake
24 jam
24 jam 24 jam 24 jam 24 jam
UPT PPS NZ, Perum PPS Cab. Jakarta Perum PPS Cab. Jakarta Pengawas Perikanan PPS NZ UPT PPS NZ Perum PPS Cab. Jkt Perum PPS Cab. Jkt UPT PPS NZ
24 jam
UPT PPS NZ
17 18 19 20 21
25 26 27 28 29 30
24 jam
Senin s.d Jumat Senin s.d Jumat Senin s.d Jumat Senin s.d Jumat Senin s.d Jumat Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Senin s.d Jumat Senin s.d Jumat Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur Tdk ada libur
Sumber : UPT PPS Nizam Zachman, 2004 4.9
Operasional Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Operasional pelabuhan PPS Nizam Zachman dapat dilihat dari tingkat
pemanfaatan masing-masing fasilitas/sarana dan prasarana yang dimiliki PPS Nizam Zachman. Sarana dan prasarana yang dimilki PPS Nizam Zachman telah operasional sejak diresmikan oleh Presiden RI tanggal 17 Juli 1984 dan
67
kondisinya masih berfungsi dengan baik untuk melayani kebutuhan nelayan maupun masyarakat perikanan lainnya yang memerlukan jasa pelabuhan. Sejak diresmikan tersebut, operasional pelabuhan perikanan ditandai dengan beberapa aktivitas pelabuhan seperti aktivitas produksi perikanan, aktivitas kapal, pelayanan kebutuhan logistik, aktivitas penggunaan alat tangkap dan lain-lain selalu mengalami perubahan-perubahan. 4.9.1 Produksi ikan Produksi ikan di PPS Nizam Zachman dibedakan menjadi dua, yaitu produksi yang berasal dari laut dan produksi yang berasal dari darat/daerah lain (Tabel 9). Produksi ikan yang berasal dari laut adalah ikan yang dibawa dengan kapal perikanan, sedangkan produksi yang berasal dari darat/daerah lain adalah ikan yang dibawa dengan kendaraan seperti mobil dan truk dari luar pelabuhan seperti Muara Angke, Kalibaru, Indramayu dan Surabaya. Produksi ikan yang didaratkan dari laut di PPS Nizam Zachman berasal dari Laut Jawa, terdiri dari ikan yang didaratkan dari kapal tuna, ship to ship (transhipment), kapal non tuna dan kapal udang. Jenis ikan yang didaratkan antara lain : tuna, tongkol, tenggiri, layaran, udang, dan lain-lain. Produksi ikan yang masuk PPS Nizam Zachman melalui darat, merupakan ikan yang didatangkan dari daerah yang sebagian besar terletak di daerah pesisir utara dan selatan Pulau Jawa seperti : Batang, Kendal, Pekalongan, Binuangan, Cilacap, Indramayu, Tuban, dan Gresik serta dari daerah luar Jawa. Ikan tersebut diangkut dari luar daerah/Jakarta menggunakan truk pengangkut yang dikemas menggunakan kotak kayu/drum plastik. Jenis ikan yang didaratkan antara lain bandeng, kembung, kakap, mujair, tembang, mas, tawes, dan lain-lain.
68
Tabel 9 Produksi ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Produksi (Ton) Pertumbuhan (%) Laut Darat Jumlah 2000 53.470,5 27.904,2 81.374,7 2001 35.760,6 33.414,9 69.175,5 -1,50 2002 32.725,7 22.818,8 55.544,5 -1,97 2003 32.021,4 5.518,3 37.539,6 -3,24 2004 33.554,9 7.170,8 40.725,7 8,49 187.533,1 96.827,0 Jumlah 284.360,0 % 65,95 34,05 Sumber : Laporan Tahunan UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 Tahun
Dari Tabel 9 di atas terlihat bahwa sejak tahun 2000 sampai dengan 2004 produksi ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000 total produksi ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman sebesar 81.374,7 ton, jumlah ini menurun sebesar -1,50 % pada tahun 2001 menjadi 69.175,5 ton dan menurun lagi pada tahun 2002 sebesar -1,97 % menjadi 55.544,5 ton. Pada tahun 2003 kembali turun -3,24 % menjadi 37.539,6 ton dan pada tahun 2004 naik sebesar 8,49 % atau menjadi 40.725,7 ton. Berdasarkan persentase, produksi ikan yang berasal dari laut sebesar 65,95 % lebih banyak dibandingkan dengan produksi ikan yang berasal dari darat sebesar 34,05 %. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain 1) mahalnya biaya transportasi/angkutan berkaitan dengan adanya kenaikan harga BBM, dan 2) sulitnya mendapatkan bahan baku/ikan disebabkan berkurangnya jumlah kapal yang melaut.
69
Volume (Ton)
90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 2000
y = -11293x + 2E+07 R2 = 0,9189
2001
2002
2003
2004
Tahun
Produksi Ikan
Linear (Produksi Ikan)
Gambar 12 Perkembangan produksi ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Pada Gambar 12 di atas, menunjukkan perubahan (trend) yang terjadi pada produksi perikanan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman. Perubahan yang terjadi ini juga dapat dibentuk menjadi persamaan linear, dimana setiap satuan perubahan dapat memperkirakan seberapa besar produksi ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman. Persamaan linear pada produksi ikan diatas adalah y = 11293x + 2.107 R2 = 0,92 (y=volume produksi ikan, x=periode/tahun, dan R2= koefisien determinasi). Maka persamaan diatas menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan jumlah/volume produksi ikan yang didaratan di PPS Nizam Zachman sebesar 11.293,4 ton. Hal ini disebabkan antara lain karena 1) berkurangnya jumlah kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Nizam Zachman berkaitan dengan terjadinya perpindahan tempat mendarat ke pelabuhan lain (misalnya Muara Angke); 2) banyaknya kapal yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa melaut, hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah kapal yang menjalani perbaikan meningkat dari tahun ke tahun; dan 3) perubahan cuaca yang tidak menentu. 70
4.9.2 Armada penangkapan Jenis armada penangkapan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman terdiri dari kapal yang berukuran < 20 GT sampai dengan > 200 GT dengan alat tangkap dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok tuna dan non tuna. Kelompok tuna yaitu kegiatan penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap long line dengan tujuan utama penangkapan adalah ikan tuna seperti yellow fin, big eye, albacore dan cakalang, selain itu juga jenis black marlin, meka, layaran dan cucut. Kelompok alat tangkap non tuna terdiri dari gill net, payang, purse seine, jaring tangsi (jaring rampus), muroami, dan fish net dengan tujuan utama penangkapan adalah ikan tongkol, tenggiri dan cumi-cumi. Bahan kapal terbagi menjadi tiga jenis yaitu kayu, fiber dan besi. Kapal kayu umumnya terdiri dari kapal-kapal tradisional sedangkan kapal fiber dan besi digunakan oleh kapal tuna (long line) meskipun ada juga yang menggunakan kapal kayu. Armada pennagkapan dengan ukuran < 30 GT merupakan kapal-kapal tradisional dengan daerah penangkapan berada di Laut Jawa meliputi perairan Utara Jawa sampai perairan Selatan Kalimantan, dan hasil tangkapannya dipasarkan untuk tujuan lokal. Sedangkan armada penangkapan dengan ukuran > 30 GT merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan hingga mencapai perairan Samudera Hindia meliputi perairan Barat Sumatera dan perairan Selatan Jawa dan hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan untuk tujuan ekspor. Perkembangan armada penangkapan di PPS Nizam Zachman tahun 20002004 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini :
71
Tabel 10 Frekuensi kapal masuk di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004
Frekuensi Kapal Masuk (kali)
Tahun
30-50 50-100 100-200 >200 Jumlah 742 1.292 1.493 143 6.580 700 1.376 2.034 133 6.800 403 1.067 1.955 113 5.950 238 753 1.466 131 4.856 214 863 1.430 107 4.636 2.297 5.351 8.378 627 Jumlah 28.822 % 16,8 25,4 8,0 18,6 29,1 2,2 Sumber : Laporan Tahunan UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 2000 2001 2002 2003 2004
< 20 1.331 1.190 919 779 628 4.847
20-30 1.579 1.367 1.493 1.489 1.394 7.322
Pertum buhan (%) 3,34 -12,5 -18,39 -4,53
Dari tabel di atas menunjukkan pada tahun 2000 jumlah kapal yang masuk 6.580 kali, jumlah ini meningkat sebesar 3,34 % pada tahun 2001 menjadi 6.800 kali. Tahun 2002 jumlah kapal yang masuk turun -12,5 % atau menjadi 5.950 kali, tahun 2003 kembali turun -18,39 % menjadi 4.856 kali dan tahun 2004 turun lagi 4,53 % menjadi 4.636 kali. Pada tabel persentase terlihat, armada penangkapan ukuran > 30 GT berjumlah 16.653 kali atau 57,8 % dari total tiap ukuran kapal. Armada penangkapan ini merupakan kapal-kapal industri penangkapan ikan yang memiliki daerah penangkapan ikan hingga mencapai perairan Samudera Hindia dan hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan untuk tujuan ekspor. Armada yang besar tersebut menyimpan potensi yang besar apabila dapat dijalankan secara optimal, sehingga kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian nasional dapat ditingkatkan. Armada penangkapan ukuran < 30 GT berjumlah 12.169 kali atau 42,2 %, merupakan kapal-kapal tradisional dengan daerah penangkapan berada di perairan Laut Jawa dan hasil tangkapan yang diperoleh dipasarkan untuk tujuan lokal.
72
8.000 Kapal Masuk (kali)
7.000
y = -583,2x + 1E+06 R2 = 0,8787
6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 2000
2001
2002
2003
2004
Tahun Kapal Masuk
Linear (Kapal Masuk)
Gambar 13 Perkembangan jumlah kapal masuk di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Dari persamaan linear pada Gambar 13 tersebut, yaitu y = -583,2x + 1.106 R2 = 0,88 (y=jumlah kapal masuk, x=periode/tahun, dan R2= koefisien determinasi) menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan jumlah kapal masuk di PPS Nizam Zachman sebesar 583 kali. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain 1) kapal-kapal tersebut berpindah ke pelabuhan lain (misalnya ke Muara Angke) dan 2) banyaknya kapal yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa melaut, hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah kapal yang menjalani perbaikan meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 11 Frekuensi kapal keluar di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Pertum buhan (%)
Frekuensi Kapal Keluar (kali)
Tahun < 20
20-30
30-50
50-100 100-200
2000 1.325 1.531 747 1.295 1.461 2001 1.202 1.376 691 1.358 1.993 2002 918 1.460 385 1.051 1.968 2003 735 1.488 222 760 1.493 2004 602 1.301 214 819 1.358 Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 73
>200
144 132 113 128 93
Jumlah
6.503 6.752 5.895 4.826 4.387
3,82 -12,69 -18,13 -9,09
Dari Tabel 11 di atas menunjukkan tahun 2000 jumlah kapal yang keluar 6.503 kali, jumlah ini meningkat sebesar 3,82 % pada tahun 2001 menjadi 6.752 kali. Tahun 2002 jumlah ini turun -12,69 % atau menjadi 5.895 kali, tahun 2003 kembali turun -18,13 % menjadi 4.826 kali dan tahun 2004 kembali turun -9,09 %
Kapal Keluar (Kali)
menjadi 4.387 kali. 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 2000
y = -615,8x + 1E+06 R2 = 0,8873
2001
2002
2003
2004
Tahun Kapal Keluar
Linear (Kapal Keluar)
Gambar 14 Perkembangan jumlah kapal keluar di PPS Nizam Zachman Tahun 2000 – 2004 Dari persamaan linear pada Gambar 14 tersebut, yaitu y = -615,8x + 1.106 R2 = 0,89 (y=jumlah kapal keluar, x=periode/tahun, dan R2= koefisien determinasi) menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan jumlah kapal keluar di PPS Nizam Zachman sebesar 615 kali. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain banyaknya armada yang tidak operasi lagi karena umurnya sudah tua sedangkan kemampuan peremajaan armada baru sangat terbatas. 4.9.3 Perbekalan Aktivitas yang disiapkan sebelum melakukan operasi penangkapan ikan adalah mempersiapkan perbekalan yang akan dibawa. Perbekalan yang dibawa 74
meliputi es, solar, air bersih, umpan dan bahan makanan bagi anak buah kapal (ABK). Secara rinci perbekalan kapal perikanan di PPS Nizam Zachman, dapat dilihat pada Tabel 12. (1) Es Es merupakan salah satu perbekalan kapal yang berfungsi untuk mengawetkan ikan dengan cara menurunkan suhu ikan, sehingga pada akhirnya penurunan mutu ikan dapat dihambat. Bentuk penggunaan es pada kapal industri penangkapan adalah es curah agar lebih memudahkan penanganan saat di palka serta pendinginan yang dilakukan terhadap ikan lebih merata. Kebutuhan perbekalan es di PPS Nizam Zachman disediakan oleh Perum PPS. Es dari Perum PPS tidak dijual langsung ke armada penangkapan ikan tetapi dijual melalui agen-agen yang berjumlah 10 (sepuluh), dari agen-agen tersebut armada penangkapan ikan mendapat pasokan es. Untuk memasok kebutuhan es dalam operasi penangkapan ikan, Perum PPS mengoperasikan/mengelola 2 unit pabrik es dengan kapasitas 150 ton/hari dan pabrik es yang dikelola pihak swasta yaitu PT. Safritindo Dwi Santoso yang mempunyai kapasitas 240 ton/hari. Menurut keterangan dari pihak pelabuhan, permintaaan es rata-rata sebesar 9.000-10.000 es balok/hari yang dihasilkan Perum PPS sebanyak 3.000 es balok/hari, sedangkan PT. Safritindo Dwi Santoso menghasilkan 4.000 es balok/hari. Untuk mencukupi kebutuhan es tersebut biasanya mengambil dari luar pelabuhan walaupun es dari luar baru boleh masuk ketika es dari Perum PPS sudah terjual semua. Pabrik es yang berada di luar kawasan pelabuhan yaitu
75
PT. Kaharaja, PT. Pamada, PT. UFO Crane, PT. Puga Utama, PT. Eslar Utama, PT. Wirontono dan PT. Rawesja menghasilkan 23.000-26.000 es balok/hari. (2) Solar Solar merupakan salah satu perbekalan penting dalam melakukan operasi penangkapan ikan yang dibawa saat melaut, diperlukan sebagai bahan bakar mesin diesel yang merupakan mesin utama bagi armada penangkapan ikan. Kebutuhan solar armada penangkapan ikan di kawasan PPS Nizam Zachman disuplai oleh 2 (dua) Stasiun Pengisi Bahan Bakar (SPBB), yaitu PT. Tri Harun dan PT. Fajarida. Aktivitas yang dilakukan bagi industri penangkapan ikan untuk memperoleh solar di PPS Nizam Zachman adalah mendapatkan Buku Langganan Bungker (BLB), buku tersebut akan diberi nomor sebagai pelanggan. Aktivitas selanjutnya adalah mendapatkan izin pengisian solar dari UPT PPS Nizam Zachman dan Syahbandar, setelah mendapat izin kapal baru bisa mengisi solar di SPBB sesuai dengan jumlah liter yang telah disetujui. Kapal-kapal industri penangkapan ikan harus mengantri dulu sebelum mendapatkan solar karena banyaknya kapal yang melakukan aktivitas mengisi perbekalan solar. Bagi armada industri penangkapan ikan yang membutuhkan solar > 75 ton dapat membeli dari SPBB Pertamina Tanjung Priok. Adanya pembatasan pembelian solar di PPS Nizam Zachman sebesar maksimum 75 ton untuk setiap pembelian, karena terbatasnya suplai solar serta untuk mencegah penjualan solar ke pihak-pihak tertentu dengan harga murah.
76
(3) Air Bersih Suplai air bersih untuk kapal perikanan di PPS Nizam Zachman dapat diperoleh dari air PAM dan air truk tangki. Air PAM dikelola oleh Perum PPS, sedangkan air truk tangki berasal dari luar PPS Nizam Zachman, yaitu dari PT. Soraya yang terletak tidak jauh dari kawasan PPS Nizam Zachman. (4) Umpan Umpan merupakan perbekalan yang dibawa oleh kapal long line sebagai umpan pancing bagi ikan tuna. Ada dua jenis umpan yaitu umpan hidup dan umpan beku. Umpan hidup yang digunakan biasanya ikan bandeng sedangkan umpan beku adalah ikan layang. Tabel 12 Penyerapan perbekalan kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Pertum
Jenis Perbekalan (Ton) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004
Es
209.034,7 199.464,3 177.657,9 104.887,9 97.582
BBM Solar
Air Bersih
Umpan Hidup
Garam
144.440,2 144.835,4 141.037,9 124.767,6 123.440,0
478.669,5 506.508,0 477.735,0 450.694,0 483.780,0
6.362,2 7.480,2 6.033,1 3.196,4 4.602,2
801,3 665,9 636,6 541,9 900,0
Minyak Tanah
Jumlah
968,7 934,4 1.031,4 894,1 616,0
840.276,6 859.888,2 804.131,9 684.981,9 710.920,2
buhan (%) 2,33 -6,48 -14,82 3,79
Sumber : UPT PPS Nizam Zachman, 2004 Dari Tabel 12 di atas menunjukkan tahun 2000 penyerapan perbekalan kapal perikanan sebesar 840.276,6 ton, jumlah ini meningkat sebesar 2,33 % pada tahun 2001 menjadi 859.888,2 ton. Tahun 2002 jumlah ini turun -6,48 % atau menjadi 804.131,9 ton, tahun 2003 kembali turun -14,82 % menjadi 684.981,9 ton dan tahun 2004 naik 3,39 % menjadi 710.920,2 ton.
77
1000000 y = -43362x + 9E+07 R2 = 0,7707
Ton
800000
600000
400000
200000 2000
2001
2002
2003
2004
Tahun Penyerapan Perbekalan
Linear (Penyerapan Perbekalan)
Gambar 15 Perkembangan penyerapan perbekalan kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Dari persamaan linear pada Gambar 15 tersebut, dihasilkan y = -43362x + 9.107 R2 = 0,77 (y=jumlah penyerapan perbekalan, x=periode/tahun, dan R2= koefisien determinasi) menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan jumlah penyerapan perbekalan di PPS Nizam Zachman sebesar 43.362 ton. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain menurunnya setiap tahun aktivitas armada penangkapan yang melaut. 4.9.4 Pendaratan, distribusi dan pemasaran ikan Aktivitas pendaratan hasil tangkapan meliputi pembongkaran ikan dari palka sampai ikan diangkut ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Kapal tradisional mendaratkan hasil tangkapannya di TPI sedangkan untuk kapal longline mendaratkan hasil tangkapannya di Tuna Landing Center (TLC). TLC yang berada di dermaga timur sengaja dikhususkan untuk mendaratkan hasil tangkapan kapal longline.
78
Bagi kapal longline, sebelum dilakukan pendaratan hasil tangkapan maka diadakan persiapan terlebih dahulu. Aktivitas persiapan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemasangan alat peluncur yang berfungsi memindahkan ikan dari kapal longline ke unit-unit penanganan sekaligus berfungsi untuk melindungi ikan tuna dari sinar matahari secara langsung. Aktivitas pembongkaran ikan tuna dimulai dengan mendaratnya kapal di dermaga timur, sebelum dilakukan pembongkaran ikan maka es yang digunakan untuk mendinginkan ikan terlebih dahulu dibuang dari dalam palka. Aktivitas dilanjutkan dengan mengeluarkan ikan dengan menggunakan bantuan katrol, yaitu dengan cara mengikat ekor ikan dengan tali yang kemudian ditarik menggunakan bantuan katrol dari dalam palka sampai ke atas deck. Sesampainya di atas deck, ikan diletakkan pada alat peluncur selanjutnya didorong meluncur menuju kedalam unit penanganan tuna untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Bagi kapal gillnet aktivitas pendaratan ikan berlangsung di dermaga barat dekat dengan TPI. Pembongkaran ikan dilakukan dengan menggunakan bantuan tris. Tris atau basket atau keranjang ikan adalah wadah berbentuk kotak terbuat dari plastik dengan kapasitas 70 kg ikan. Ikan dari dalam palka dimasukkan ke dalam tris, kemudian diangkat ke atas deck dengan menggunakan bantuan tali. Ikan yang telah berada di deck lalu disortir sesuai dengan jenis, ukuran dan mutunya dan ditempatkan pada tris yang berbeda-beda, tujuannya adalah untuk memudahkan saat pelelangan dilakukan. Pemindahan tris dari kapal ke TPI menggunakan lori. Pemindahan ini dilakukan di ruangan terbuka sehingga sinar matahari mengenai langsung ikan. Tidak adanya pemberian es pada ikan semakin menurunkan mutu ikan tersebut. Proses pembongkaran ini berlangsung selama
79
dua sampai tiga jam, tergantung banyaknya hasil tangkapan yang didaratkan. Mekanisme pemasaran ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta adalah sebagai berikut : ikan yang masuk ke PPS Nizam Zachman yang berasal dari laut khususnya kelompok ikan tuna (tuna, meka, marlin, yellow fin, big eye) di proses, sebagian ke industri pengolahan ikan dan di ekspor langsung ke negara Jepang, Singapura, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat sedangkan sebagian lagi dibawa ke pelelangan untuk dilelang. Ikan-ikan non tuna (tradisional) setelah didaratkan dari kapal, kemudian masuk ke TPI untuk di lelang. Sete1ah diadakan transaksi le1ang dan terjadi kesepakatan harga, ikan dibawa ke pasar baik pasar lokal maupun ekspor. Mekanisme pemasaran dan distribusi ikan di PPS Nizam Zachman, dapat dilihat pada Lampiran 1. Pelelangan yang ada di PPS Nizam Zachman diselenggarakan oleh Koperasi Mina Muara Makmur selaku pihak yang ditunjuk oleh Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta. Aktivitas yang dilakukan sebelum pelelangan adalah penimbangan ikan, kemudian tris yang telah ditimbang tersebut dikelompokkan berdasarkan kapal yang mendaratkan. Pelelangan yang ada di TPI PPS Nizam Zachman dinamakan “opow” karena pembeli lelang dan penjual lelang adalah orang yang sama yaitu pemilik kapal, walaupun demikian aktivitas lelang tetap diadakan karena merupakan patokan nilai retribusi yang harus dibayar ke pemerintah daerah sebesar dari total nilai lelang. Sesuai dengan Perda DKI Jakarta, retribusi lelang sebesar 5 %, dimana 3 % dikenakan kepada pemegang lelang dan sisanya dikenakan kepada produsen ikan.
80
Hasil tangkapan yang didaratkan di TLC tidak diadakan pelelangan. Ikan yang didaratkan akan langsung masuk ke unit-unit penanganan tuna setelah aktivitas pembongkaran dilakukan. Namun, data pendaratan ikan masih dapat dicatat karena pihak perusahaan akan memberikan laporannya sehingga retribusi sebesar 5 % tetap bisa ditarik. Tidak adanya mekanisme kontrol dari pihak PPS Nizam Zachman, membuat keakuratan data yang diberikan oleh perusahaan diragukan karena kemungkinan adanya kepentingan-kepentingan tertentu dari perusahaan tersebut. Mekanisme masuk/keluarnya komoditi perikanan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. (1) Pasar lokal Ikan yang berasal dari pelelangan tersebut di atas serta ikan yang berasal dari beberapa daerah penghasil utama perikanan diangkut lewat darat/truk dipasarkan melalui Pusat Pemasaran Ikan (PPI) pada malam hari sekitar pukul 20.00-02.00 WlB, kemudian didistribusikan ke daerah-daerah di sekitar Jabotabek seperti Bekasi, Depok, Tangerang, bahkan sampai ke Sukabumi dan Cilegon. (2) Pasar ekspor Kegiatan ekspor hasil perikanan dilakukan bentuk segar maupun beku yang terdiri dari ekspor segar meliputi jenis tuna, bawal, udang, tenggiri, meka dan jenis ikan lainnya dilakukan melalui Bandara Sukarno Hatta (Cengkareng) dengan menggunakan jasa cargo, serta ekspor beku yang terdiri dari jenis ikan tuna, kakap, kerapu, meka, marlin, lobster, udang dan jenis ikan lainnya dilakukan melalui pelabuhan umum Tanjung Priok dengan menggunakan Kontainer. Ekspor ikan dalam keadaan beku juga dilakukan
81
melalui transhipment (ship to ship) dengan ukuran kapal pengangkut sampai dengan 2.500 GT. Adapun mekanisme pelayanan ekspor dapat dilihat pada Lampiran 4. Volume ekspor tahun 2004 sebesar 26.740,24 ton terdiri dari ekspor segar sebesar 10.218, 29 ton dan ekspor beku sebesar 15.521,95 ton. Nilai ekspor ikan segar sebesar US$ 111.067.332 dan nilai ekspor ikan beku sebesar US$ 129.870.845 sehingga total nilai ekspor sebesar US$ 240.936.177. Negara tujuan ekspor seperti Asia, Amerika dan Eropa. Lebih rinci ekspor ikan dapat dilihat dalam Tabel 13 berikut : Tabel 13 Volume ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 20002004 Ton Ekspor Tuna Ekspor Udang Ekspor Lainnya Tahun Segar Beku Segar Beku Segar Beku 2000 8.273 5.475 1.945 4.210 4.702 8.722 2001 7.519 6.368 963 2.943 2.290 3.937 2002 9.532 4.744 1.762 4.456 559 1.602 2003 6.212 8.099 327 2.142 1.245 6.608 2004 8.935 8.164 146 1.804 1.137 6.554 40.471 32.850 5.143 15.555 9.933 27.423 Jumlah 73.321 20.698 37.356 131.375 % 55,81 15,76 28,43 Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004 Jumlah ekspor yang dilakukan PPS Nizam Zachman selama kurun waktu 5 tahun terakhir sangat berfluktuasi baik dari komoditi tuna, udang atau komoditi lainnya. Berdasarkan persentase komoditi ekspor, lebih banyak pada komoditi ekspor tuna sebesar 55,81 %, disusul ekspor lainnya sebesar 28,43 % dan terakhir ekspor udang sebesar 15,76 %. Dari komoditi ekspor tuna, sebesar 55,2 % produk segar dan 44,8 produk beku. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain produk segar
82
mempunyai nilai yang lebih tinggi di pasar internasional karena memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan produk beku.
40000
30000 Ton
y = -1256,1x + 3E+06 R2 = 0,2227
20000
10000 2000
2001
2002
2003
2004
Tahun Volume Ekspor
Linear (Volume Ekspor)
Gambar 16 Perkembangan volume ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Dari persamaan linear pada Gambar 16 tersebut, yaitu y = -1256,1x + 3.106 R2 = 0,22 (y=jumlah penyerapan perbekalan, x=periode/tahun, dan R2= koefisien determinasi) menunjukkan setiap tahun bahwa terjadi penurunan volume ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman sebesar 1.256,1 ton. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain pengurangan jumlah permintaan dan juga melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar. Tabel 14 berikut ini menyajikan volume dan nilai ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman dalam kurun waktu tahun 2000-2004.
83
Tabel 14 Volume dan nilai ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004 Ikan Segar Ikan Beku Tahun Ton US$ Ton US$ 2000 14.920 89.338.034 18.407 91.684.372 2001 10.772 86.466.347 13.248 69.289.562 2002 11.853 91.387.316 10.802 50.033.299 2003 7.784 63.337.249 16.849 76.334.601 2004 10.218 111.067.332 16.522 129.870.845 Sumber : UPT PPS Nizam Zachman Tahun 2004
Ton 33.327 24.020 22.655 24.633 26.740
Jumlah US$ 181.022.406 155.755.909 141.420.615 139.671.850 240.938.177
Data tersebut memperlihatkan bahwa dari tahun 2000-2004 industri perikanan di PPS Nizam Zachman mengekspor ikan dalam bentuk segar sebesar 55.547 ton sedangkan untuk ekspor dalam bentuk beku sebesar 75.828 ton sehingga total jumlah produk perikanan yang diekspor dari tahun 2000-2004 sebesar 131.375 ton. Rata-rata produksi per tahun untuk ekspor produk segar sebesar 11.109 ton, jumlah ini lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata ekspor produk beku sebesar 15.166 ton ikan per tahun. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa permintaan terhadap produk ikan beku semakin meningkat, berarti industri pengolahan ikan harus meningkatkan aktivitasnya untuk memenuhi permintaan produk ikan beku tersebut.
84
150000000 125000000 100000000 US $
75000000 50000000 25000000 2000
2001
2002 Tahun
Nilai Ekspor Segar
2003
2004
Nilai Ekspor Beku
Gambar 17 Perkembangan nilai ekspor hasil perikanan di PPS Nizam Zachman Tahun 2000-2004
Gambar 17 di atas memperlihatkan bahwa total nilai produksi untuk produk segar dari tahun 2000 s.d 2004 sebesar US$ 441.596.278 nilai ini lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai produk beku yang hanya US$ 417.212.679. Nilai produksi rata-rata untuk produk ikan segar per tonnya US$ 88.319.256, sedangkan nilai rata-rata produk ikan beku per tonnya hanya US$ 83.442.536. Produk segar mempunyai nilai yang lebih tinggi di pasar internasional karena memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan produk beku. Secara umum operasional pelabuhan PPS Nizam Zachman saat ini adalah cukup optimal, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja operasional pelabuhan. Kekurangan/permasalahan tersebut antara lain :
85
(1) Mutu ikan; berkurangnya mutu ikan mulai disebabkan karena proses penangkapan, penanganan ikan diatas kapal hingga pada saat kapal bongkar. Penggunaan alat tangkap yang tidak merujuk pada code of conduct responsible fisheries menyebabkan ikan yang ditangkap mengalami kerusakan fisik dan banyak ikan yang ditangkap dengan ukuran yang tak layak tangkap. Proses penanganan hasil tangkapan di kapal yang belum profesional sangat berpotensi merusak mutu hasil tangkapan, hal ini dimungkinkan pemberian es dan proses pembekuan dilakukan setelah melewati fase igormortis. Mutu ikan juga akan berkurang disaat kapal bongkar, banyak jenis ikan yang bongkar di PPS Nizam Zachman ditangani dengan tidak efektif dan efisien. Industri perikanan terutama yang berskala kecil, dapat menderita kerugian ekonomis sangat besar akibat rendahnya harga, kemunduran mutu ikan. Hal yang sama dapat dialami pula oleh ekonomi nasional akibat kehilangan pasar di luar negeri. Secara nyata, permintaan konsumen terhadap mutu ikan yang baik berkembang cepat. Negara-negara pengimpor sangat menghendaki kondisi tempat pendaratan ikan yang bersih dan higienis, sebagai suatu persyarat yang telah mereka tetapkan guna memenuhi standar mutu yang tinggi terhadap produk hasil perikanan. (2) Ketertiban dan keamanan; karena jumlah personil keamanan dan ketertiban tidak dapat menjangkau seluruh wilayah pelabuhan atau dengan kata lain jumlah personil keamanan dan ketertiban tidak proposional dengan luas wilayah PPS Nizam Zachman yaitu 100 Ha ditangani hanya 22 personil. (3) Lingkungan/Sampah; masih banyaknya limbah cair dan padat dari proses kegiatan di pelabuhan dan tidak lancarnya saluran mengakibatkan bau yang
86
tidak sedap, selain itu juga karena banyaknya kapal yang memperbaiki di dermaga maka banyak kayu-kayu yang berserakan di sekitar dermaga. Pada bulan-bulan mendekati bulan puasa, volume sampah meningkat sampai 40 m3 per hari, dengan jenis sampah organik yaitu daun. Semua limbah ini, jika tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan kontaminasi terhadap produksi ikan serta mengakibatkan degradasi lingkungan pelabuhan sebagai akibat polusi. Biaya memperbaiki segenap permasalahn ini begitu mahalnya, setelah semuanya terjadi. Pencucian ikan menggunakan air kolam pelabuhan yang kotor dan cara penanganannya dengan kondisi sanitasi yang rendah, merupakan faktor yang menyebabkan cepatnya terjadi pembusukan ikan serta resiko membahayakan kesehatan, karena baik ikan maupun air sudah terkontaminasi. (4) Dermaga, banyak dijumpai kapal ikan yang ingin merapat di dermaga, tidak bisa bersandar sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena adanya kapal ikan yang rusak dan selalu bersandar di dermaga, bahkan ada yang merapat sampai lama sekali dan hal ini mengganggu untuk merapatnya kapal ikan yang lain sehingga fungsi dermaga bukan untuk merapatkan kapal tetapi dipergunakan juga untuk memperbaiki kapal. Nilai fungsi dari dermaga menjadi turun. (5) Jalan akses ke PPS Nizam Zachman, kondisi jalan masuk menuju PPS Nizam Zachman sekarang ini sangat padat dan selalu mengalami kemacetan karena besarnya volume lalu lintas yang sebagian besar berupa traktor dan trailer/ kontainer, truk, bis, mobil, bajaj, becak, sepeda, ojek, gerobak dan
87
lainnya. Kapasitas lalu lintas jalan hanya cukup untuk dua jalur jalan (satu lajur per arah) yang membahayakan para pengendara motor dan pejalan kaki. Untuk mengatasi permasalah tersebut diatas, upaya yang perlu dilakukan antara lain : (1) Dalam penanganan ikan agar dapat diperoleh ikan dengan mutu baik adalah sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung metode penangkapan yang efektif dengan menggunakan alat penangkapan yang ramah lingkungan. Lembaga/instansi yang mempunyai peran yang sangat besar dalam penanganan ikan di PPS Nizam Zachman adalah UPT berkoordinasi dengan Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Propinsi DKI Jakarta serta Perum PPS. (2) Guna meningkatkan ketertiban dan keamanan, mengusulkan agar personil Satpam UPT serta personil KP3 ditambah sesuai dengan kebutuhan luas kawasan 100 Ha. (3) Sehubungan lahan tempat pembuangan akhir sampah di DKI Jakarta sudah tidak memungkinkan lagi, maka diusulkan alternatif lain yaitu pembangunan dan pengadaan mesin pengolah sampah berupa insenerator. Untuk menangani problema lingkungan, dalam hal ini UPT sama sekali tidak memiliki kewenangan menyangkut aspek pengelolaan lingkungan. UPT setiap hari melakukan pembersihan di PPS Nizam Zachman bekerjasama dengan pihak KUD. Karena ukuran pelabuhan yang demikian luas, diperlukan waktu berjam-jam untuk membersihkan perairan disekitar dermaga dari kantongkantong plastik, sampah dan benda-benda terapung lainnya. Namun demikian, mereka tidak memiliki cara untuk membuang lapisan minyak serta
88
mengendalikan pencemaran. Maka disarankan UPT berkoordinasi dengan Perum PPS, Departemen Kesehatan, dan unit kerja dari lembaga/instansi terkait yang berwenang terhadap masalah kelestarian lingkungan (misal : Pemerintah Propinsi DKI Jakarta (Bappedalda), Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dll). (4) Dalam rangka efisiensi penggunaan pelabuhan, sudah seharusnya PPS Nizam Zachman memperbaiki sistem manajemen untuk standar pelabuhan perikanan yang baik dan bila perlu standar internasional. Alternatif permasalahan di dermaga melalui penegakan peraturan pelabuhan untuk menjaga ketertiban penggunaan sarana dan prasarana pelabuhan sesuai fungsinya. Untuk mengurangi antrian cukup lama masuk galangan kapal, perlu penambahan fasilitas galangan kapal/dock melalui dana cost recovery atau bantuan proyek luar negeri. (5) Guna melayani semua kegiatan di kawasan pelabuhan dengan permintaan pelayanan pelabuhan yang terus meningkat, maka diperlukan jalan penghubung utama yang cukup dari dan menuju ke kawasan pelabuhan serta jaringan jalan raya yang menghubungkan pelabuhan dengan jalan tol atau dengan pelabuhan umum utama, dan bila diperlukan menyediakan jalur rel kereta api untuk memudahkan distribusi ke daerah pedalaman. Alternatif pelebaran jalan di PPS Nizam Zachman sangat sulit mengingat sisi badan jalan telah dipenuhi dengan bangunan-bangunan rumah, toko dan lainnya. Penghancuran bangunan-bangunan di sisi jalan tersebut tidak akan efektif dan usaha pembebasan tanah atau tukar guling memerlukan prosedur hukum. Alternatif terbaik adalah membangun jalan layang yang berhubungan dengan
89
pintu keluar jalan tol Mangga Dua/Glodok dan sisi barat jalan menuju Muara Karang dan Muara Angke, untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengakomodasi laju kendaraan ukuran sedang dan besar di area komplek PPS Nizam Zachman. Maka disarankan sebagai tindak lanjut pembangunan tahap 4 (1993-2001, telah selesai pada tahun 2002), usulan proyek masa depan di PPS Nizam Zachman (bantuan pemerintah Jepang).
90