KUALITAS PELAYANAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
ALINA HADIANTI
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
ABSTRAK
ALINA HADIANTI, C44063068. Kualitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Dibimbing oleh ERNANI LUBIS dan THOMAS NUGROHO. Pelabuhan perikanan sebagai pusat kegiatan perikanan dituntut untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima karena menjadi harapan seluruh masyarakat perikanan. Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan pelabuhan perikanan terbesar yang ada di DKI Jakarta, berskala nasional, dan dapat dijadikan acuan bagi pelabuhan perikanan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fasilitas serta menentukan tingkat kualitas pelayanan di PPSNZJ. Penelitian dilakukan secara deskriptif dan menggunakan data kualitatif. Fasilitas terkait jenis pelayanan yang diberikan di PPSNZJ meliputi pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan, mencakup fasilitas pengadaan air tawar dan solar, pelayanan pendaratan hasil tangkapan mencakup pelayanan tambat labuh, pengadaan buruh dan alat angkut, pelayanan penanganan hasil tangkapan mencakup pelayanan pengadaan es balok dan cold storage, serta pelayanan pemasaran hasil tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pusat Pemasaran Ikan (PPI). Kualitas pelayanan ditentukan dari nilai Customer Satisfaction Index (CSI). Nilai CSI terbesar yaitu 0,90 dinilai sangat puas pada fasilitas pelayanan di cold storage. Pelayanan penyediaan air tawar, solar, es balok, TPI dan PPI juga dinilai sangat puas namun kinerjanya harus ditingkatkan agar optimal. Pengoptimalan dilakukan dengan peningkatan kebersihan air tawar dan cold storage, kemudahan prosedur pemesanan solar, peningkatan ketersediaan es balok, serta pemberian informasi retribusi di TPI dan tarif sewa lapak di PPI. Nilai CSI fasilitas pelayanan tambat labuh dan penyediaan alat angkut masing-masing 0,79 dan 0,72 dinilai puas. Pengoptimalan dapat dengan melakukan peninggian dermaga secara cepat dan promosi alat angkut. Nilai CSI terkecil diperoleh pada fasilitas pelayanan buruh angkut sebesar 0,62 sehingga dinilai cukup puas. Pengoptimalan dapat dilakukan dengan pemberian promosi. Kata kunci: kualitas, pelabuhan perikanan, pelayanan, PPS Nizam Zachman Jakarta
KUALITAS PELAYANAN PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA
ALINA HADIANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kualitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2010 Alina Hadianti
Judul skripsi
:
Kualitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
Nama mahasiswa :
Alina Hadianti
NRP
:
C44063068
Mayor
:
Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ir. Ernani Lubis, DEA NIP. 19561123 198203 2 002
Thomas Nugroho, S.Pi., M.Si. NIP. 19700414 200604 1 020
Diketahui: Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. NIP. 19621223 198703 1 001
Tanggal lulus: 10 Agustus 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kualitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2010. Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang dibutuhkan bagi semua pihak yang memerlukan.
Bogor, Agustus 2010 Alina Hadianti
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, 2 Mei 1988 dari pasangan Bapak Didi Hadiat dan Ibu Yayah Mardiati. Penulis merupakan puteri Photo
pertama dari empat bersaudara. Penulis mengawali studinya di
3x4
TK Bina Insani Bogor pada tahun 1993/1994, dilanjutkan ke SD Bina Insani Bogor (1994-2000), SLTP Negeri 1 Bogor (20002003) dan lulus dari SMA Negeri 5 Bogor pada tahun 2006.
Penulis masuk ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Selama menjalani perkuliahan, penulis menjadi asisten dosen mata kuliah Iktiologi tahun 2008/2009, mata kuliah Tingkah Laku Ikan tahun 2008/2009, mata kuliah Oseanografi Umum tahun 2009/2010, serta senior asisten dosen mata kuliah Tingkah Laku Ikan pada tahun 2009/2010. Penulis juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) sebagai sekretaris departemen Pengembangan Budaya, Olahraga dan Seni pada tahun 2007/2008 dan sebagai Sekretaris Umum BEM FPIK pada tahun 2008/2009. Selain itu penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Himafarin) sebagai staf Departemen Kesekretariatan pada tahun 2007/2008 dan 2008/2009 serta aktif di Himpunan Perikanan Tangkap Indonesia (Himpatindo) sebagai staf Departemen Legalitas periode 2007/2008. Berturut-turut selama dua tahun, penulis menjuarai Lomba Kaligrafi pada acara Pekan Olahraga dan Seni Perikanan dan Ilmu Kelautan (Porikan) FPIK sebagai Juara I tahun 2008 dan 2009. Penulis juga mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan kegiatan berhasil didanai oleh DIKTI dengan judul Bumbu Penyedap Rasa Berkalsium Tinggi Claraco sebagai Aplikasi Pengolahan Limbah Kepala Ikan Lele (Clarias sp.) Penulis dinyatakan lulus dalam ujian skipsi yang diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2010 oleh Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, dengan judul “Kualitas Pelayanan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta”.
UCAPAN TERIMA KASIH Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, bantuan secara moril, tenaga maupun materi yang sangat berguna bagi penulis. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang berjasa hingga skripsi ini terselesaikan, yaitu: 1) Dr. Ir. Ernani Lubis, DEA dan Thomas Nugroho, S.Pi., M.Si. selaku komisi pembimbing atas pengarahan, bimbingan, curahan pemikiran dan motivasi yang telah diberikan sejak proses penulisan proposal, pelaksanaan penelitian, sampai penulisan skripsi. 2) Dr. Ir. Anwar Bey Pane, DEA selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan bagi penulis. 3) Vita Rumanti K, S.Pi, M.T selaku Komisi Pendidikan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Institut Pertanian Bogor (IPB). 4) Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. selaku Ketua Departemen PSP, FPIK, IPB. 5) Bapak Hartoyo selaku Kepala Bidang Tata Operasional, Ibu Lia Anggia, Marissa Perdana, S.Pi serta pihak Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta lainnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 6) Bapak Sutaryo selaku Kepala TPI Muara Baru beserta jajarannya. 7) Ibu Reti selaku Kepala Tata Usaha, Ibu Rita selaku Kepala Sub Div. Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan, Bapak Ari selaku staf Sub Div. Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan, Bapak Egi selaku staf Sub Div. Pabrik Es dan Cold Storage, serta pihak Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta lainnya yang telah membantu penulis saat pelaksanaan penelitian. 8) Ayah (Didi Hadiat), Ibu (Yayah Mardiati), Asti, Ambar, Alfi serta keluarga besar yang tiada henti mendidik, berdo’a dan mencurahkan kasih sayang untuk penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9) Seluruh staf pengajar di Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, FPIK IPB atas ilmu dan bimbingan yang diberikan selama masa pendidikan penulis. 10) Tata usaha di Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, FPIK IPB atas bantuannya dalam kelancaran administrasi selama pendidikan. 11) Nicolas Hutasoit, S.Pi yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis serta berbagi pengalaman hidup yang berharga. 12) Riyanti dan Siska Aprilia, sebagai sahabat terbaik, terima kasih telah berbagi pengalaman hidup yang berharga. Mertha, Qbee, Anggi, Ncek, Rima, Mia, Seli, Ami, Ghea, Refi dan Pipih yang telah membantu pelaksanaan seminar. Ike, Alvi, Anggi, B’Nico dan K’Asep yang telah menyempatkan hadir dan menemani saya selama sidang berlangsung, serta teman-teman PSP’43 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama ini. 13) Teman-teman seperjuangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPIK IPB Kabinet Biru Pembaharu dan Kabinet Armada Biru yang telah memotivasi penulis, semoga keidealisan mahasiswa ini dapat terus terjaga. 14) Teman-teman asisten oseanografi umum 2009/2010, terima kasih atas ilmu yang bermanfaat serta pengalaman yang tak terlupakan. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda dari apa yang telah penulis terima. Amin Ya Robbal Alamin.
Bogor, Agustus 2010 Alina Hadianti
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ......................................................................................... i DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................
2
1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan ......................................................................... 3 2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan ............................................................. 4 2.3 Kualitas pelayanan .............................................................................. 5 2.3.1 Pengertian kualitas .................................................................. 5 2.3.2 Pengertian pelayanan ............................................................... 6 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan ............................................... 10
3
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 3.2 Metode Penelitian ............................................................................. 3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 3.4 Analisis Data ...................................................................................... 3.4.1 Analisis jenis fasilitas terkait pelayanan yang diberikan di PPS Nizam Zachman Jakarta........................................................... 3.4.2 Analisis penentuan tingkat kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta .....................................................................
4
24 24 26 29 29 29
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Jakarta Utara ................................................ 4.1.1 Letak geografi dan keadaan topografi ....................................... 4.1.2 Jumlah penduduk ..................................................................... 4.1.3 Keadaan musim dan curah hujan............................................... 4.2 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta........... 4.2.1 Sejarah dan latar belakang berdirinya PPS Nizam Zachman Jakarta ...................................................................................... 4.2.2 Tugas dan fungsi PPS Nizam Zachman Jakarta ......................... 4.3 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta................................................................................................. 4.3.1 Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta....... 4.3.2 Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera....... 4.4 Keadaan Umum Perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta................. 4.4.1 Unit penangkapan ikan .............................................................
38 38 39 40 40 40 41 42 42 44 47 47
4.4.2 Produksi hasil tangkapan ............................................................ 50 5
FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA 5.1 Fasilitas Pelayanan Penyediaan Bahan Perbekalan Kapal Perikanan .... 5.1.1 Fasilitas pelayanan penyediaan air tawar..................................... 5.1.2 Fasilitas pelayanan penyediaan solar........................................... 5.2 Fasilitas Pelayanan Pendaratan Hasil Tangkapan................................. 5.2.1 Fasilitas pelayanan tambat labuh ................................................ 5.2.2 Fasilitas pelayanan buruh angkut ................................................ 5.2.3 Fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut ................................. 5.3 Fasilitas Pelayanan Penanganan Hasil Tangkapan ............................... 5.3.1 Fasilitas pelayanan pengadaan es balok....................................... 5.3.2 Fasilitas pelayanan di cold storage.............................................. 5.4 Fasilitas Pelayanan Pemasaran Hasil Tangkapan ................................. 5.4.1 Fasilitas pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) .................. 5.4.1 Fasilitas pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI)......................
6
52 52 57 59 59 62 65 66 67 71 76 76 79
TINGKAT KUALITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA 6.1 Validitas dan Realibilitas Data ............................................................ 84 6.1.1 Validitas dan realibilitas data pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan......................................................... 85 6.1.2 Validitas dan realibilitas data pelayanan pendaratan hasil tangkapan ................................................................................... 86 6.1.3 Validitas dan realibilitas data pelayanan penanganan hasil tangkapan ................................................................................... 88 6.1.4 Validitas dan realibilitas data pelayanan pemasaran hasil tangkapan ................................................................................... 89 6.2 Tingkat Kualitas Pelayanan .............................................................. 91 6.2.1 Tingkat kualitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan.......................................................................... 91 6.2.2 Tingkat kualitas pelayanan pendaratan hasil tangkapan...............108 6.2.3 Tingkat kualitas pelayanan penanganan hasil tangkapan .............131 6.2.4 Tingkat kualitas pelayanan pemasaran hasil tangkapan ...............146 6.2.5 Tingkat kecenderungan kualitas pelayanan .................................159
7
KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan .......................................................................................161 7.2 Saran ..................................................................................................162
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................163 LAMPIRAN ..................................................................................................168
DAFTAR TABEL Halaman 1
Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di Indonesia ...................................
3
2
Penilaian tingkat kinerja pelayanan ........................................................... 18
3
Penilaian tingkat kepentingan pelayanan ................................................... 18
4
Penilaian responden terhadap variabel tingkat kinerja ............................... 19
5
Penilaian responden terhadap variabel tingkat kepentingan ....................... 19
6
Penilaian tingkat kesesuaian terhadap variabel kepuasan konsumen .......... 21
7
Jenis pelayanan beserta penyelenggaraannya di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 .................................................................................... 25
8
Jenis kegiatan, pelayanan yang dibutuhkan serta penggunanya yang dianalisis di PPS Nizam Zachman Jakarta ................................................. 27
9
Jenis pelayanan beserta penyelenggaraannya yang dianalisis di PPS Nizam Zachman Jakarta ....................................................................................... 28
10 Dimensi dan variabel kualitas pelayanan yang dianalisis .......................... 31 11 Kriteria penilaian variabel pelayanan ........................................................ 33 12 Jumlah penduduk Jakarta Utara tahun 1990, 2000 dan 2005...................... 39 13 Jumlah kapal yang masuk berdasarkan berat kotor kapal PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008............................................................. 47 14 Jumlah kapal masuk berdasarkan alat tangkap ke PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008............................................................................ 49 15 Jumlah nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008............. 49 16 Volume produksi hasil tangkapan PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008........................................................................................ 50 17 Volume produksi dan nilai ikan dominan tertangkap tahun 2008............... 51 18 Volume produksi air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2005-2009................................................................................................. 54 19 Volume air tawar dari luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2009 ....................................................................................... 55 20 Volume kapasitas tongkang penyalur dan tongkang transportir SPBB di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010............................................... 57 21 Produksi solar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2009 .............. 58 22 Tarif tambat labuh kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 ................................................................................................ 62
i
23 Volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage dan buruh angkut TPI tahun 2004-2009 ..................................................................... 64 24 Volume penjualan es balok 50 kg dan 60 kg tahun 2004-2009................... 68 25 Volume es yang didatangkan dari luar PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008................................................................................................. 69 26 Tarif pembelian es balok ukuran 50 kg dan 60 kg serta tarif usaha kemitraan es luar tahun 2007..................................................................... 70 27 Kapasitas cold storage dan ABF tahun 2010 ............................................. 72 28 Volume stok ikan yang berada dalam cold storage tahun 2004-2009......... 73 29 Volume ikan yang dibekukan dalam ABF dan anteroom yang digunakan tahun 2005-2009 ....................................................................................... 73 30 Tarif pelayanan cold storage tahun 2007................................................... 74 31 Volume ikan yang dijual di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 20042009.......................................................................................................... 78 32 Jenis, tarif dan kapasitas fasilitas pendukung aktivitas penjualan tahun 2010 ................................................................................................ 79 33 Tarif penyewaan ruang bangunan di dalam dan sekitar PPI tahun 2007..... 80 34 Tarif penyewaan pelataran PPI di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 81 35 Tarif pemanfaatan fasilitas di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 83 36 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan ....................................................................... 85 37 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan pendaratan hasil tangkapan ......................................................................................... 87 38 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan penanganan hasil tangkapan ......................................................................................... 89 39 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan pemasaran hasil tangkapan ......................................................................................... 90 40 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan air tawar ....... 92 41 Selang penilaian pelayanan penyediaan air tawar ...................................... 97 42 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan air tawar ................................................................................. 98 43 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan solar .............. 101 44 Selang penilaian pelayanan penyediaan solar ............................................ 106 45 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan solar ....................................................................................... 107 46 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan tambat labuh .................... 109 47 Selang penilaian pelayanan tambat labuh .................................................. 113 ii
48 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan tambat labuh ............................................................................................. 114 49 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan buruh angkut.................... 116 50 Selang penilaian pelayanan buruh angkut .................................................. 120 51 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan buruh angkut ....................................................................................................... 121 52 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut..... 124 53 Selang penilaian pelayanan penyediaan alat angkut ................................... 127 54 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan alat angkut .............................................................................. 128 55 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan es balok......... 132 56 Selang penilaian pelayanan penyediaan es balok ....................................... 136 57 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan es balok .................................................................................. 137 58 Customer satisfaction index pelayanan di cold storage.............................. 139 59 Selang penilaian pelayanan di cold storage ............................................... 143 60 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di cold storage .............................................................................................. 144 61 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan di TPI .............................. 147 62 Selang penilaian pelayanan di TPI............................................................. 150 63 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di TPI............................................................................................................ 151 64 Customer satisfaction index pelayanan di PPI ........................................... 153 65 Selang penilaian pelayanan di PPI............................................................ 156 66 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di PPI............................................................................................................ 157
iii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1
Matriks importance and performance analysis .......................................... 20
2
Diagram alir pengukuran kualitas pelayanan ............................................. 30
3
PPS Nizam Zachman, Jakarta Utara sebagai lokasi penelitian ................... 38
4
Bagan struktur organisasi PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 .......... 43
5
Bagan struktur organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera tahun 2008 ................................................................................................ 46
6
Tangki air milik PT Centra Niaga Eropindo di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 .................................................................................... 53
7
Elevated Tank 1 di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010..................... 53
8
Mobil tangki agen air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010... 56
9
Tongkang penyalur solar PT Amanah Putra Harun di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 .................................................................................... 58
10 Bollard dermaga barat (kiri) dan dermaga timur (kanan) di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 ..................................................................... 60 11 Konstruksi peninggian dermaga PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009
61
12 Trays (kiri) dan blong (kanan) di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 ................................................................................................ 65 13 Trolly di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 .................................... 66 14 Truk sebagai alat distribusi es balok (kiri), susunan es balok ukuran 50 kg per balok di dalam truk (tengah) dan susunan es balok ukuran 60 kg per balok di dalam truk (kanan) di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009... 71 15 Ikan yang disusun di dalam palet PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 72 16 Forklift yang membawa ikan beku keluar dari cold storage di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 ..................................................................... 75 17 Mekanisme penjualan ikan di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta................ 77 18 Antrian pengisian air laut pada blong-blong (kiri) dan aktivitas pengisian air laut pada blong (kanan) di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 .... 82 19 Susunan penyimpanan ikan pada box fiber di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 .................................................................................... 82 20 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan air tawar 93 21 Gap analysis pelayanan penyediaan air tawar............................................ 96 22 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan solar ..... 102 23 Gap analysis pelayanan penyediaan solar.................................................. 105 24 Matriks importance performance analysis pelayanan tambat labuh ........... 110 iv
25 Gap analysis pelayanan tambat labuh........................................................ 112 26 Matriks importance performance analysis pelayanan buruh angkut........... 117 27 Gap analysis pelayanan buruh angkut ....................................................... 119 28 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan alat angkut ....................................................................................................... 125 29 Gap analysis pelayanan penyediaan alat angkut ........................................ 126 30 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan es balok 133 31 Gap analysis pelayanan penyediaan es balok............................................. 135 32 Matriks importance performance analysis pelayanan di cold storage ........ 140 33 Gap analysis pelayanan di cold storage..................................................... 142 34 Matriks importance performance analysis pelayanan di TPI...................... 148 35 Gap analysis pelayanan di TPI .................................................................. 149 36 Matriks importance performance analysis pelayanan di PPI..................... 154 37 Gap analysis pelayanan di PPI .................................................................. 155
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1
Lay out PPS Nizam Zachman Jakarta ........................................................ 168
2
Skema instalansi pipa pelayanan air tawar Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta tahun 2005 ....................................................... 169
3
Uji validitas .............................................................................................. 170
4
Uji realibilitas ........................................................................................... 188
4
Contoh perhitungan kualitas pelayanan penyediaan air tawar .................... 190
vi
1
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan perikanan sebagai pusat kegiatan perikanan, dilengkapi dengan berbagai fasilitas dalam mendukung semua kegiatan perikanan, yang dalam operasionalnya
dituntut
untuk
mampu
mengoptimalkan
pelayanan
bagi
penggunanya terutama terhadap masyarakat nelayan. Pelayanan yang diberikan pelabuhan perikanan antara lain berupa jasa-jasa mulai ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Hal tersebut secara tidak langsung menjadikan pelabuhan perikanan sebagai pusat pengembangan ekonomi perikanan. Kualitas pelayanan yang baik dari pengelola pelabuhan perikanan termasuk berbagai instansi yang terkait erat dalam operasional pelabuhan perikanan merupakan harapan semua lapisan masyarakat perikanan baik para nelayan, pedagang maupun industri pengolahan yang berlokasi di pelabuhan perikanan. Masyarakat perikanan yang terdiri dari beberapa lapisan tersebut menginginkan kegiatannya dapat dilayani dengan baik oleh pelabuhan perikanan. Dengan demikian, kualitas pelayanan pelabuhan perikanan perlu diperhatikan agar para pengguna pelabuhan perikanan mendapatkan kepuasan. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia yang merupakan pelabuhan tipe A yang kualitas pelayanannya seharusnya dapat menjadi acuan bagi pelabuhan perikanan tipe lainnya. Hal ini dikarenakan selain pelabuhan perikanan ini berkapasitas besar, juga tujuan utama hasil tangkapan didaratkan adalah untuk ekspor.
Kualitas
pelayanan
perlu
ditingkatkan
lagi
khususnya
dalam
mengantisipasi pengembangan pelabuhan perikanan berstandar internasional. Adapun jenis pelayanan yang diberikan antara lain, pelayanan masuk dan keluar pelabuhan, pelayanan tambat dan labuh, pelayanan perbaikan di darat (dock), pelayanan perbaikan ringan (floating repair), pelayanan isi perbekalan, pelayanan isi BBM dan pelayanan bongkar ikan. Tahun 2008 terdapat 3.276 unit kapal masuk ke pelabuhan ini, 231 unit kapal yang melakukan docking, 36 unit kapal yang melakukan floating repair, terdapat 2.200 unit kapal yang mengisi perbekalan untuk melakukan operasi penangkapan
2 ikan, dan 1.493 unit kapal yang melakukan bongkar ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ, 2009). Pelayanan yang ditawarkan dan yang telah dilakukan tersebut berkapasitas relatif besar, namun untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan telah memuaskan bagi para penggunanya, maka perlu dilakukan suatu penelitian. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih terbatas mengenai pelayanan yang dikhususkan bagi nelayan. Dengan demikian, penelitian ini penting untuk dilakukan, karena cakupannya lebih menyeluruh yaitu pelayanan yang dimulai dengan aktivitas persiapan perbekalan melaut, aktivitas perikanan semenjak ikan didaratkan sampai pendistribusiannya yang melibatkan nelayan, pedagang dan pengolah ikan.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui fasilitas terkait jenis pelayanan yang diberikan di PPS Nizam Zachman Jakarta; dan 2) Menentukan tingkat kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta
1.3 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola serta instansi yang terkait untuk memperbaiki kualitas pelayanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
3
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan (UU No. 31 tahun 2004 tentang perikanan). Pengertian pelabuhan perikanan dilihat dari aspek aktivitas perikanan tangkap adalah tempat untuk mengembangkan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran baik lokal, nasional maupun internasional (Lubis, 2006). Menurut
Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
PER.16/MEN/2006 tentang pelabuhan perikanan dinyatakan bahwa klasifikasi pelabuhan perikanan dibagi menjadi empat, yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera, Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pelabuhan Perikanan Pantai, dan Pangkalan Pendaratan
Ikan.
Pengelompokan
tipe
pelabuhan
perikanan
bertujuan
mempermudah pengelolaan pelabuhan perikanan baik dari aktivitasnya maupun elemen-elemen yang ada didalamnya seperti ukuran kapal dan dimensi kolam pelabuhan. Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di Indonesia Tipe Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Samudera (A)
Kriteria a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan Laut Lepas; b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT; c) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m; d) Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangkurangnya 6000 GT kapal perikanan sekaligus; e) Ikan yang didaratkan sebagian untuk ekspor; terdapat industri perikanan
4
Tabel lanjutan Tipe Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (B)
Kriteria a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut Teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT; c) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m; d) Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangkurangnya 2250 GT kapal perikanan sekaligus; e) Ikan yang didaratkan sebagian untuk ekspor;
Pelabuhan Perikanan Pantai (C)
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial; b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT; c) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m; d) Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangkurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus;
Pangkalan Pendaratan Ikan (D)
a) Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan pedalaman dan perairan kepulauan, b) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 3 GT; c) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m; d) Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurangkurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus;
Sumber: Lubis, 2006
2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan Terdapat dua jenis pengelompokan fungsi pelabuhan perikanan yaitu ditinjau dari pendekatan kepentingan dan aktivitasnya. Fungsi pelabuhan perikanan berdasarkan pendekatan kepentingan salah satunya adalah fungsi pelayanan.
5 Fungsi ini meliputi seluruh pelayanan pelabuhan mulai dari ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Fungsi pelayanan dapat dikelompokkan menjadi (Lubis, 2006): 1) Pelayanan-pelayanan pendaratan ikan; 2) Pelayanan-pelayanan kapal-kapal penangkap ikan antara lain dalam penyediaan bahan bakar, air tawar, dan es; 3) Pelayanan-pelayanan yang menangani mutu ikan; 4) Pelayanan-pelayanan mengenai keamanan pelabuhan, antara lain adanya pelayanan pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan; syahbandar dan douane/beacukai yang masing-masing berfungsi memeriksa surat-surat kapal dan jumlah serta jenis barang yang dibawa; 5) Pelayanan-pelayanan pemeliharaan kapal, antara lain adanya fasilitas docking, slipways, dan bengkel untuk memelihara kondisi baik dan siap kembali melaut. Slipways, untuk memelihara atau memperbaiki khususnya bagian lunas kapal; dan 6) Pelayanan kebersihan. 2.3 Kualitas Pelayanan 2.3.1 Pengertian kualitas Menurut Gasperz (2003), kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performansi (performance), keandalan (realibility), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Kemudian, definisi strategik dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of costumers). Berdasarkan definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun yang lebih strategik, pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok berikut: 1) Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu; dan
6 2) Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. 2.3.2 Pengertian pelayanan 1) Pelayanan secara umum Pelayanan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain suatu produk baik yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik dan produk (barang atau jasa) (Supranto, 2001). Terdapat berbagai ketetapan pemerintah yang mengharuskan semua instansi pemerintah menyelenggarakan pelayanan umum kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya, maka masing-masing Instansi perlu segera menetapkan kebijakan pengaturan tatalaksana pelayanan umum. Adapun isi dari surat edaran Menko WASBANGPAN Nomor 56/Mk.WASPAN/6/98 Tahun 1998 yang ditujukan kepada seluruh anggota kabinet, pimpinan lembaga pemerintah nondepartemen, gubernur Bank Indonesia, para gubernur kepala Daerah Tingkat I, serta seluruh bupati/walikotamadya kepala Daerah Tingkat II adalah dalam waktu yang secepat-cepatnya
mengambil langkah-langkah perbaikan mutu pelayanan
masyarakat pada masing-masing unit kerja atau kantor pelayanan termasuk juga BUMN/BUMD. Selama ini masyarakat merasakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah masih jauh dari memuaskan, sering berbelit-belit, dilaksanakan dengan kurang bersahabat, kurang kepedulian maupun sangat kaku dan kurang disesuaikan dengan keadaan sehingga dibutuhkan suatu sendi pelayanan umum. Sendi-sendi pelayanan umum tersebut adalah (Ditjenkan, 1994 vide Murdiyanto, 2003): (1) Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur (tata cara) pelayanan selalu dengan mudah dipahami sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan lancar tidak berbelit-belit; (2) Mengandung kejelasan dan kepastian pelayanan umum, terutama dalam hal: a. Tata cara pelayanan yang mudah diikuti; b. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelanggan baik persyaratan teknis maupun administratif; c. Unit kerja maupun pejabat yang ditunjuk untuk memberikan pelayanan;
7 d. Rincian biaya/tarif pelayanan termasuk tata cara pembayarannya; e. Jangka waktu penyelesaian pelayanan; f. Hak dan kewajiban baik pihak pemberi pelayanan maupun yang menerima pelayanan berdasarkan atas bukti-bukti pemrosesan pelayanan; dan g. Pejabat yang bertanggungjawab menerima keluhan masyarakat. (3) Keamanan, dalam arti bahwa seluruh proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan rasa aman karena didukung oleh adanya kepastian hukum; (4) Keterbukaan, dalam arti seluruh prosedur, persyaratan, pejabat/unit kerja penanggung jawab pelayanan, jangka waktu penyelesaian, rincian biaya, tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pemberian pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka sehingga mudah diketahui oleh masyarakat umum baik diminta maupun tidak; (5) Ketepatan
waktu,
dalam
arti
pelaksanaan
pelayanan
umum
dapat
terselenggara dalam kurun waktu yang telah ditentukan; (6) Efektif, dalam arti persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan kesesuaian antara persyaratan dengan produk pelayanan yang diberikan; dicegah timbulnya pengulangan dalam pemenuhan kelengkapan persyaratan terutama antara unit kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait; (7) Ekonomis, dalam arti persyaratan biaya pelayanan umum harus wajar karena perlu memperhatikan nilai barang/jasa yang diberikan dalam rangka pelayanan, kemampuan membayar masyarakat yang memerlukan pelayanan serta berdasarkan atas ketentuan perundang-undangan yang berlaku; dan (8) Keadilan, dalam arti cakupan jangkauan pelayanan umum diusahakan harus seluas mungkin sehingga semua pihak yang membutuhkan dapat terjangkau secara merata. 2) Pelayanan di pelabuhan perikanan Pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan yang berhubungan dengan operasional fasilitas yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pengguna pelabuhan. Secara umum pelayanan di pelabuhan perikanan dapat
8 dibedakan kedalam dua kategori, yang pertama yakni pelayanan yang bersifat langsung kepada nelayan atau pengusaha perikanan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Pelayanan untuk memenuhi keperluan pengguna jasa pelabuhan bersifat langsung dan kasuistis dalam arti dilakukan secara kasus demi kasus. Pelayanan yang diperlukan meliputi berbagai kegiatan mulai dari sarana produksi, pemasaran hasil sampai dengan distribusinya misalnya kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin dan solar, perbekalan ke laut atau kebutuhan akan perawatan serta perbaikan sarana produksi agar tetap berfungsi secara optimal. Tenaga yang melakukan pelayanan hendaknya memiliki keahlian tertentu yang diperkuat melalui suatu bentuk surat keterangan/sertifikat. Kedua yakni pelayanan yang bersifat tidak langsung yaitu pelayanan kepada masyarakat umum dalam pelabuhan. Pelayanan ini menggunakan metodologi yang lebih bersifat massal agar nelayan dan pengusaha perikanan lebih mampu memajukan usahanya dengan berbagai fasilitas yang tersedia di pelabuhan. Tujuan utama pelayanan umum bagi seluruh lapisan masyarakat di dalam pelabuhan adalah meningkatkan efektif dan efisiensi usaha perikanan misalnya, sistem sanitasi dan higienis bagi keseluruhan lingkungan pelabuhan termasuk pemahaman masyarakat pelabuhan perikanan arti penting sanitasi dan higienis bagi kemajuan usaha serta kesejahteraannya. Terdapat beberapa jenis pelayanan langsung kepada nelayan atau pengusaha perikanan untuk menyediakan kebutuhan barang dan jasa. Jenis pelayanan tersebut mencakup (Ditjenkan, 1981 vide Murdiyanto, 2003): (1) Pelayanan pembongkaran hasil tangkapan Pelayanan di dermaga bongkar ialah pelayanan bongkar hasil tangkapan yang diangkut langsung ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk menjaga kondisi hasil tangkapan agar tetap higienis dan mencegah penurunan mutu dengan secepat mungkin serta dibutuhkan jarak angkut dari kapal hingga TPI yang diusahakan sependek mungkin. Pelayanan terhadap kapal-kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya diperlukan faktor-faktor yang penting untuk bahan pertimbangan antara lain: a.
Menjaga mutu produk yang didaratkan, terdapat suatu kriteria yakni ”jangka waktu maksimum yang diperbolehkan untuk menunggu”
9 sebelum pelaksanaan bongkar muatan, dihindari menunggu lebih 1 hari. Pelayanan yang baik untuk membongkar muatan diindikasikan dengan ”kecepatan membongkar” dalam satuan ”ton ikan per jam”; b.
Agar ikan dapat terjual secepat mungkin, semua kapal yang masuk pelabuhan harus dibongkar secepatnya dalam jangka waktu tertentu. Waktu standar efisiensi normal untuk bongkar muat kapal perikanan adalah sekitar 10-12 ton/jam; dan
c.
Selisih antara waktu tunggu kapal dan waktu tidak digunakannya sarana pembongkaran haruslah sedemikian rupa sehingga tercapai batas optimum ekonomis.
Kegiatan berikut dapat dibedakan kembali disertai dengan kebutuhan pelayanannya: a.
Persiapan hasil tangkapan sebelum diangkat, pengisian wadah dengan es curah dan meletakkan wadah di bawah lubang palka. Pekerjaan tersebut dapat dikerjakan sendiri oleh nelayan;
b.
Mengangkat hasil tangkapan dari palka sampai ke atas geladak kapal, diperlukan pelayanan penyediaan bantuan tenaga kerja dan peralatan (kotak atau keranjang ikan, derek, crane); dan
c.
Pelayanan pengangkutan hasil tangkapan dari kapal ke dermaga dapat dilakukan secara manual, dimana diperlukan pelayanan berupa tenaga kerja, crane dermaga, ban berjalan, dan kereta dorong.
d.
Persiapan hasil tangkapan untuk pengangkutan ke tujuan selanjutnya.
(2) Pelayanan saat berlabuh Pelayanan di dermaga labuh yang baik disarankan agar areal lahan di sekitar lokasi tambat labuh disediakan tempat untuk penjemuran jaring dan pengukuran tali. Beberapa gedung disediakan untuk menjurai jaring, perbaikan kecil, serta tempat penyimpanan alat tangkap dan suku cadang. (3) Pelayanan perbekalan Pelayanan terhadap kebutuhan perbekalan berupa bahan pokok yang disuplai untuk kapal adalah bahan makanan, air tawar, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan es. Air dapat disalurkan melalui pipa dan tangki penyimpanan, sedangkan untuk es, perlu disediakan mesin penghancur es (mobile crusher). Dibutuhkan pula
10 penyediaan alat pemadam kebakaran dengan bahan jenis busa, yang ditempatkan di sekitar sistem penyaluran BBM. (4) Pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ikan merupakan komoditi yang mudah busuk, sehingga setelah ikan diangkat dari kapal, harus segera ditangani secara tepat untuk mempertahankan mutu ikan secara maksimum. Pelayanan harus memperhatikan bahwa secara fisik, bentukbentuk produk meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Ikan segar cenderung cepat membusuk, karena itu harus dilakukan penanganan secara khusus untuk mempertahankan kesegarannya. Mutlak diperlukan pelayanan untuk menyalurkan ikan itu sesegera mungkin, dan menyimpannya dalam sarana khusus dan mengangkutnya dengan mobil van atau mobil angkut yang dirancang khusus; b. Tiap ekor ikan mempunyai ukuran yang saling berbeda, sehingga cukup sulit membuat standarisasi mengenai ukuran dan kesegaran komoditas ikan. Standard untuk menunjukkan kesegaran ikan dapat melalui pengendalian mutu; c. Produksi ikan tidaklah stabil karena dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya ikan, cuaca, dan geografis, sehingga kebutuhan terhadap fasilitas refrigerasi bagi kapal-kapal penangkap ikan yang besar semakin mendesak.
2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan Hasil dari pengukuran kualitas pelayanan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan kualitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, maka kondisi-kondisi berikut akan sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran kualitas yang shahih (valid). Beberapa persyaratan kondisional itu adalah (Gasperz, 2003): 1) Pengukuran harus dimulai pada permulaan program. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kualitas serta peluang untuk memperbaikinya harus dirumuskan secara jelas. 2) Pengukuran kualitas dilakukan pada sistem itu. Fokus dari pengukuran kualitas terletak pada sistem secara keseluruhan. Pengukuran tidak hanya diletakkan pada proses akhir saja yang biasanya telah menghasilkan produk,
11 tetapi harus dimulai dari perencanaan awal pembuatan produk, selama proses berlangsung, proses akhir yang menghasilkan output, bahkan sampai pada penggunaan produk itu oleh pelanggan. Dengan demikian pengukuran kualitas seyogianya dimulai sejak adanya gagasan untuk membuat produk sampai masa berakhir penggunaan produk itu. 3) Pengukuran kualitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses itu. Dengan demikian pengukuran kualitas bersifat partisipatif. Orang-orang yang bekerja dalam proses harus memahami secara baik akan nilai pengukuran kualitas dan bagaimana memperoleh nilai itu. Setiap orang harus dilibatkan sehingga memberikan hasil yang terbaik. Maka tanggung jawab pengukuran kualitas berada pada semua orang yang terlibat. 4) Pengukuran seharusnya dapat memunculkan data, di mana nantinya data itu dapat ditunjukkan atau ditampilkan antara lain dalam bentuk peta, diagram, tabel dan hasil perhitungan statistik. Data seharusnya dapat dipresentasikan dalam cara yang termudah. 5) Pengukuran
kualitas
yang
menghasilkan
informasi-informasi
utama
seharusnya dicatat tanpa distorsi, yang berarti harus akurat. 6) Perlu adanya komitmen secara menyeluruh untuk pengukuran performansi kualitas dan perbaikannya. Kondisi tersebut sangat penting sebelum aktivitas pengukuran kualitas mulai dilaksanakan. 7) Program-program pengukuran dan perbaikan kualitas seharusnya dapat dipecah-pecah atau diuraikan dalam batas-batas yang jelas sehingga tidak tumpang-tindih dengan program yang lain. Pengukuran yang akan dilakukan seharusnya mempertimbangkan setiap aspek dari proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang nilai kualitas. Melalui suatu survei pendahuluan yang bersifat eksploratif, dapat diidentifikasi semua variabel produk yang menentukan kepuasan pelanggan dan persepsi pelanggan tentang nilai kualitas dari produk itu. Variabel-variabel yang sesuai dalam pengukuran akan berbeda untuk setiap perusahaan, tetapi pada umumnya variabel yang dipertimbangkan dalam pengukuran kualitas adalah sebagai berikut (Gasperz, 2003):
12 1) Kualitas produk, yang mencakup: (1) Performansi (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu; (2) Features, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya; (3) Keandalan (reliability), berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk itu; (4) Serviceability, berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan; (5) Konformasi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan; (6) Durability, berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari produk itu; (7) Estetika (esthetics), berkaitan dengan desain dan pembungkusan dari produk itu; dan (8) Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk itu seperti meningkatkan harga diri dan moral; 2) Dukungan purna jual, terutama yang berkaitan dengan waktu penyerahan dan bantuan yang diberikan, mencakup beberapa hal berikut: (1) Kecepatan penyerahan, berkaitan dengan lamanya waktu antara waktu pelanggan memesan produk dan waktu penyerahan produk itu; (2) Konsistensi, berkaitan dengan kemampuan memenuhi jadwal yang dijanjikan; (3) Tingkat pemenuhan pesanan, berkaitan dengan kelengkapan dari pesananpesanan yang dikirim; (4) Informasi, berkaitan dengan status pesanan; (5) Tanggapan dalam keadaan darurat, berkaitan dengan kemampuan menangani permintaan-permintaan nonstandar yang bersifat tiba-tiba; dan (6) Kebijaksanaan pengembalian, berkaitan dengan prosedur menangani barang-barang rusak yang dikembalikan pelanggan. 3) Interaksi antara karyawan (pekerja) dan pelanggan, mencakup: (1) Ketepatan waktu, berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-keperluan pelanggan;
13 (2) Penampilan karyawan, berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian; dan (3) Kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan-keluhan, berkaitan dengan bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan. Menurut Rangkuti (2008), pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah konsumen. Penentuan kualitas pelayanan tersebut tertuang dalam penilaian berupa kepuasan konsumen. Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kualitas kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Adapun tahap awal pengolahan data adalah melalui proses uji validitas dan realibilitas (Sugiyono vide Panggabean, 2008). Setelah kuesioner dinyatakan valid dan andal, dilakukan pengukuran kepuasan konsumen dengan menentukan CSI. Analisis CSI diurai kembali melalui Importance Performance Analysis agar dapat diketahui tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing variabel serta menentukan prioritas variabel yang diperbaiki. Tahapan berikutnya melalui analisis kesenjangan (gap) dapat ditentukan variabel yang memuaskan atau tidak. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan pada setiap dimensi dan variabelnya. Selanjutnya dihitung nilai tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingannya agar diketahui persentase kesesuaian kinerja yang telah dilakukan terhadap harapan konsumen atas pelayanan. Konsumen melakukan penilaian terhadap kualitas pelayanan berdasarkan variabel yang dirasakannya. Ada sepuluh kriteria umum yang menentukan kualitas pelayanan, yaitu keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), kemampuan (competence), mudah diperoleh (access), keramahan (courtesy), komunikasi (communication), dapat dipercaya (credibility), keamanan (security), memahami pelanggan (understanding atau knowing the customer), dan bukti nyata
(tangibles).
Kesepuluh
dimensi
dapat
disederhanakan
menjadi
(Parasuraman, 1988 vide Rangkuti, 2006; Gasperz, 2007): 1) Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan baik kepada pelanggan, serta membantu
14 penerima pelayanan apabila menghadapi masalah berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan; 2) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat, bebas dari kesalahan, dan memuaskan; 3) Empati (emphaty), yaitu rasa peduli untuk memberi perhatian secara individual kepada pelanggan, memahami pelanggan, serta mudah dihubungi; 4) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta sifat yang dapat membangkitkan rasa percaya dan keyakinan penerima pelayanan atas pelayanan yang diterimanya sehingga pelanggan terbebas dari resiko; dan 5) Bukti nyata (tangibles), yaitu fasilitas fisik, peralatan, perlengkapan, penampilan personel pemberi pelayanan dan sarana komunikasi.
1) Uji validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2003) vide Wijaya (2009), validitas menunjukkan keketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya diukur. Alat ukur yang dimaksud adalah variabel-variabel yang dijadikan pertanyaan dalam kuesioner. Teknik yang digunakan adalah rumus korelasi rank spearman. Rumus korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel tersebut adalah positif (Usman, 2003). Rumus dari teknik ini adalah sebagai berikut (Aczel, 1999): n
6∑ d i2 rs = 1 −
i =1 2
n( n − 1)
dimana: rs
= Koefisien korelasi rank Spearman
d
= beda antara dua variabel
i
= 1, 2, ..., n
n
= jumlah responden
................... (1)
15 Hipotesis Ho
: Variabel dinyatakan tidak valid
H1
: Variabel dinyatakan valid
Bila diperoleh nilai rs hitung lebih besar dari nilai rs tabel, maka tolak Ho artinya pertanyaan pada kuesioner sahih. Uji validitas dilakukan pada tingkat signifikan (toleransi) 5%. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan software SPSS 16. 2) Uji realibilitas Pengujian realibilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Melihat hal tersebut, masalah realibilitas instrumen berhubungan dengan masalah ketepatan hasil. Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan alat ukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila digunakan dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah (Wijaya, 2009). Pengujian realibilitas yang digunakan adalah realibilitas hasil ukur yang berhubungan dengan sampling eror yaitu sejauh mana terjadi inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan secara berulang pada sekelompok individu yang berbeda. Realibilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Cronbach’s alpha dapat digunakan untuk menguji realibilitas instrumen skala likert (Usman, 2003). Rumus cronbach’s alpha adalah sebagai berikut: α=
2 k ∑ s i ................... (2) 1 − 2 ( k − 1) s t
dimana:
α
: cronbach’s
k
∑s
2 i
st2
alpha : jumlah item (banyak pertanyaan) : jumlah varians skor total : varians responden untuk item ke-i
16 Cronbach’s alpha berada di antara 0-1, semakin dekat dengan angka 1 maka semakin baik instrumen yang diujikan (Triton vide Atharis, 2008). Penilaian cronbach’s alpha berdasarkan aturan berikut: 0,00-0,20
: kurang reliabel
0,21-0,40
: agak reliabel
0,41-0,60
: cukup reliabel
0,61-0,80
: reliabel
0,81-1,00
: sangat reliabel
3) Analisis tingkat kualitas pelayanan Seperti yang telah disebutkan di awal oleh Rangkuti (2008), bahwa pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah konsumen maka tingkat kualitas pelayanan tersebut diperoleh dari tingkat kepuasan konsumen. Penilaian kepuasan konsumen secara keseluruhan diperoleh melalui penentuan Customer Satisfaction Index (CSI), dilanjutkan dengan Importance Performance Analysis, perhitungan analisis kesenjangan (gap) agar dapat diketahui kualitas pelayanan pada lima dimensi dan selanjutnya perolehan tingkat kesesuaian. Kelima dimensi tersebut yaitu, dimensi ketanggapan (responsiveness), keandalan (reliability), empati (emphaty), jaminan (assurance), dan dimensi bukti nyata (tangibles). 3.1) Customer Satisfaction Index (CSI) Pengukuran terhadap indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang karena indeks ini berbanding lurus dengan kualitas pelayanan. Metode pengukuran indeks kepuasan konsumen meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Stratford vide Amalia, 2005): 1) Menghitung weighting factors, yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat kepentingan menjadi angka persentase dari total nilai rata-rata tingkat kepentingan untuk seluruh variabel yang diuji, sehingga didapatkan total weighting factors sebesar 100%.
17 2) Menghitung weighted score, yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata tingkat kinerja/kepuasan masing-masing variabel dengan weighting factors masing-masing tersebut. 3) Menghitung weighted total, yaitu menjumlahkan weighted score dari semua variabel kualitas pelayanan. 4) Menghitung satisfaction index (index kepuasan), yaitu perhitungan dari weighted total dibagi skala maksimal atau highest scale yang digunakan, kemudian dikali 100%. Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen. Berdasarkan buku panduan survei kepuasan konsumen PT Sucofindo vide Atharis (2008) kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut: 0,00-0,34
: tidak puas
0,35-0,50
: kurang puas
0,51-0,65
: cukup puas
0,66-0,80
: puas
0,81-1,00
: sangat puas
3.2) Importance Performance Analysis Metode importance performance analysis dilakukan melalui penentuan posisi tingkat kinerja dan tingkat kepentingan suatu variabel. Menurut Supranto (2001), terdapat dua peubah x dan y. Peubah x merupakan tingkat kinerja pelabuhan sedangkan peubah y merupakan tingkat kepentingan pelabuhan yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Penilaian terhadap kedua peubah tersebut menggunakan jenis penilaian yang diperoleh dari penentuan banyaknya kelas dengan rumus (Usman, 2003): (N) = 1 + 3,3 log (n) dimana
N = banyaknya kelas (banyaknya tingkatan) n = banyaknya data (banyaknya fasilitas yang akan dianalisis)
Banyaknya kelas akan menentukan banyaknya tingkatan penilaian. Penilaian tersebut diberikan bobot nilai, baik untuk penilaian tingkat kinerja (Tabel 2) maupun untuk penilaian tingkat kepentingan pelayanan (Tabel 3).
18
Tabel 2 Penilaian tingkat kinerja pelayanan No. 1 2 3 4 5
Nilai 5 4 3 2 1
Jawaban Sangat setuju Setuju Cukup setuju Kurang setuju Tidak setuju
Tabel 3 Penilaian tingkat kepentingan pelayanan No. 1 2 3 4 5
Nilai 5 4 3 2 1
Pelaksanaan
Jawaban Sangat penting Penting Cukup penting Kurang penting Tidak penting
pengukuran
performansi
kualitas,
pada
dasarnya
harus
memperhatikan aspek internal dan aspek eksternal dari suatu organisasi (Gasperz, 2003). Aspek internal dapat berupa tingkat kecatatan produk, biaya-biaya karena kualitas jelek seperti pekerjaan ulang dan cacat, sedangkan aspek eksternal dapat berupa kepuasan pelanggan dan pangsa pasar (market share). Penjabaran tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan variabel-variabel pada mutu pelayanan, digunakan diagram kartesius. Diagram kartesius merupakan suatu bangunan yang terbagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (x,y). Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1) Mengisi sumbu X (mendatar) pada diagram kartesius dengan skor tingkat pelaksanaan atau kinerja dan sumbu Y (tegak) diisi dengan skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, setiap variabel akan mempengaruhi kepuasan konsumen dengan rumus: X = dimana:
∑ Xi , n
Y=
∑ Yi ……………….. (3) n
X
: Skor rata-rata tingkat kinerja
Y n
: Skor rata-rata tingkat kepentingan : jumlah responden
19 Tabel 4 Penilaian responden terhadap variabel tingkat kinerja Responden
Variabel tingkat kinerja (X) 1 2 3 4 5 …
i
Total (k, ∑ )
A B C … N ∑ Xi N
n
n
n
N
n
…
n
Tabel 5 Penilaian responden terhadap variabel tingkat kepentingan Responden
Variabel tingkat kepentingan (Y) 1 2 3 4 5 … i
Total (k, ∑ )
A B C … N ∑ Yi N
n
n
n
n
n
…
n
2) Menghitung letak batas dua garis berpotongan tegak lurus pada ( X , Y ) dengan rumus: n
n
∑X X =
i =1
k
∑Y , Y=
i =1
k
……………….. (4)
dimana: X : Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kinerja Y : Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan k : Banyak variabel yang mempengaruhi kepuasan
20 3) Membuat diagram kartesius Tingkat Kepentingan
Attributes to Improve
Maintain Performance
Kuadran 1
Kuadran 2
Attributes to Maintain
Attributes to De-emphasize
Kuadran 3
Kuadran 4
Y
Y
X X Tingkat Kinerja Gambar 1 Matriks importance and performance analysis
Sumbu mendatar (X) diisi oleh skor rataan tingkat kinerja variabel, sedangkan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor rataan tingkat kepentingan variabel. Dimana X adalah nilai rata-rata dari skor rata-rata tingkat kinerja variabel dan Y adalah nilai rata-rata dari skor rata-rata tingkat kepentingan variabel. Diagram atau matriks tersebut terbagi menjadi empat kuadran. Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda, menurut Rangkuti (2008) keadaan kuadran tersebut diantaranya: 1) Kuadran 1 (Attributes to Improve) Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat variabel-variabel yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pada kenyataannya variabel-variabel ini belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Variabel-variabel yang masuk ke dalam kuadran ini harus ditingkatkan kinerjanya. Perusahaan dapat meningkatkan variabel-variabel tersebut dengan melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga performance variabel yang ada di dalam kuadran ini akan meningkat. 2) Kuadran 2 (Maintain Performance) Kuadran ini adalah wilayah yang memuat variabel-variabel yang dianggap penting oleh konsumen sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel-variabel
21 yang termasuk ke dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk/jasa tersebut unggul di mata konsumen. 3) Kuadran 3 (Attributes to Maintain) Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat variabel-variabel yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerja yang dilakukan tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel– variabel yang termasuk ke dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh konsumen sangat kecil. 4) Kuadran 4 (Main Priority) Kuadran ini adalah wilayah yang memuat variabel-variabel yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel-variabel yang termasuk ke dalam kuadran ini dapat dikurangi kinerjanya agar perusahaan dapat menghemat biaya. 3.3) Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan skor kinerja dengan skor tingkat kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Adapun rumus yang digunakan adalah: TKi = dimana :
Xi x100% ……………….(5) Yi
Xi : Skor penilaian kinerja pemberi pelayanan Yi : Skor penilaian kepentingan konsumen Tki : Tingkat kesesuaian responden terhadap variabel
Tabel 6 Penilaian tingkat kesesuaian terhadap variabel kepuasan konsumen No. Variabel 1 2 ... i
Nilai tingkat kinerja (X)
Nilai tingkat kepentingan (Y)
Tingkat Kesesuaian (TK)
22 3.4) Analisis kesenjangan (Gap) Menurut Rangkuti (2008), gap atau kesenjangan merupakan ketidaksesuaian antara pelayanan yang dipersepsikan (perceived service) dan pelayanan yang diharapkan
(expected
service).
Kesenjangan
terjadi
apabila
konsumen
mempersepsikan pelayanan yang diterimanya lebih tinggi daripada desired service atau lebih rendah daripada adequate service kepentingan konsumen tersebut. Perhitungan nilai gap merupakan selisih antara skor tingkat kinerja dan tingkat kepentingan setiap variabel yang menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai gap = | Tingkat Kinerja – Tingkat Kepentingan | Nilai kesenjangan tersebut disesuaikan dengan selang kelas penilaian. Menurut Walpole (1997) untuk membuat selang kelas bagi segugusan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penentuan banyaknya selang kelas yang diperlukan. Digunakan lima selang kelas yang terdiri atas kelas sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas dan tidak puas terhadap dimensi dan variabel pelayanan pada penelitian ini. 2) Penentuan besar wilayah dengan mengurangi data terbesar dengan data terkecil, 3) Penentuan lebar atau panjang kelas dengan membagi besar wilayah tersebut dengan banyaknya kelas, 4) Penentuan limit bawah kelas bagi selang pertama dan kemudian batas bawah kelasnya. Tambahkan panjang kelas pada batas bawah untuk mendapatkan batas atas pada kelas yang sama. 5) Daftarkan penentuan kelas berikutnya hingga data terbesar. Kualitas pelayanan dapat diukur berdasarkan kepuasan konsumennya (Rangkuti, 2008). Kepuasan konsumen tersebut diukur menggunakan analisis Customer Satisfaction Index (CSI), dimana hasil dari analisis ini hanya dapat memberi informasi mengenai kepuasan konsumen secara keseluruhan. Setelah diketahui nilai CSI-nya, maka diperlukan analisis lebih lanjut menggunakan important performance analysis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel apa saja yang diprioritaskan untuk ditingkatkan maupun dipertahankan
23 kinerjanya.
Kinerja
dari
variabel
tersebut
tidak
dapat
disamaratakan
peningkatannya karena harus mengacu pada kebutuhan para konsumennya. Informasi seberapa besar peningkatan kinerja yang harus dilakukan dapat diperoleh melalui analisis kesenjangan (gap). Semakin besar nilai kesenjangan suatu variabel, maka peningkatan kinerja harus semakin besar, begitu pula sebaliknya. Sebagai tambahan acuan, perlu diketahui tingkat kesesuaian skor kinerja terhadap kepentingannya. Apabila tingkat kesesuaian lebih besar maupun lebih kecil daripada 100%, maka kinerja yang dilakukan oleh pemberi pelayanan masih jauh dari tingkat kepentingan atau harapan dari konsumen sebagai penerima pelayanan. Jadi, analisis CSI merupakan analisis utama untuk mengetahui kualitas pelayanan secara keseluruhan, sedangkan ketiga analisis selanjutnya merupakan analisis yang mengurai kualitas pelayanan menjadi beberapa variabel agar informasi yang diperoleh menjadi lebih rinci.
24
3 METODOLOGI 3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2010, di Pelabuhan
Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru, Jakarta Utara. 3.2
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus mengenai aspek
kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta dimulai dari kegiatan pemenuhan bahan perbekalan melaut, pendaratan hingga pendistribusian ikan. Data primer diperoleh dari hasil observasi, pengisian kuesioner dan wawancara dengan pengelola fasilitas serta penerima pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Begitu banyak fasilitas yang ditawarkan (Tabel 7) oleh PPS Nizam Zachman Jakarta namun tidak semua fasilitas diukur terhadap tingkat kualitas pelayanannya. Maka dari itu penelitian kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta ini dibatasi pada: 1) Pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan, terdiri atas: (1) Fasilitas pengadaan air tawar; dan (2) Fasilitas pengadaan solar 2) Pelayanan pendaratan hasil tangkapan yang terdiri atas: (1) Fasilitas tambat labuh; (2) Fasilitas pengadaan tenaga kerja (buruh angkut); dan (3) Fasilitas pengadaan alat angkut 3) Pelayanan penanganan hasil tangkapan yang terdiri atas: (1) Fasilitas pengadaan es balok; dan (2) Fasilitas cold storage 4) Pelayanan pemasaran hasil tangkapan yang terdiri atas pelayanan: (1) di Tempat Pelelangan Ikan (TPI); dan (2) di Pusat Pemasaran Ikan (PPI)
25 Tabel 7 Jenis pelayanan beserta penyelenggaraannya di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jenis pelayanan Kapal masuk/keluar Tambat/labuh Keselamatan pelayaran Kesehatan ABK Ekspor/impor ABK asing Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Keamanan dan ketertiban Kebersihan pelabuhan Pas masuk pelabuhan Pengendalian kebakaran Pembinaan nelayan
18 19 20 21 22 23
Pengumpulan statistik perikanan Pembinaan mutu hasil perikanan Pembinaan organisasi profesi Penataan kawasan pelabuhan Cold Storage Bengkel Dock/slipway Pabrik es Pengadaan air tawar Listrik/telepon
24 25 26
Sewa tanah Pemasangan reklame Pelayanan BBM
27 28
Pengawasan sumberdaya ikan Alat angkut
29
Buruh angkut
15 16 17
Penyelenggara (Instansi terkait) UPT PPSNZJ Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Syahbandar Kantor kesehatan Kantor bea dan cukai Imigrasi Koperasi Mina Muara Makmur dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta UPT PPSNZJ, Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, POLRI dan KAMLA UPT PPSNZJ UPT PPSNZJ Dinas kebakaran, UPT PPSNZJ dan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan UPT PPSNZJ Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan UPT PPSNZJ Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan UPT PPSNZJ Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan UPT PPSNZJ UPT PPSNZJ dan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dan UPT PPSNZJ Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB), Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, dan UPT PPSNZJ Pengawas perikanan PPSNZJ Koperasi Mina Muara Makmur dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta
Sumber: PPSNZJ, 2008
Pembatasan tersebut digunakan untuk memfokuskan pembahasan penelitian. Pengadaan es balok selain sebagai pelayanan penanganan hasil tangkapan dapat
26 juga digunakan sebagai bahan perbekalan kapal perikanan namun fungsinya tetap sama. Fungsinya yaitu sebagai salah satu bahan yang digunakan untuk menangani hasil tangkapan sehingga penyediaan es balok dalam penelitian ini dimasukkan kedalam pelayanan penanganan hasil tangkapan. 3.3
Metode Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil observasi di PPS Nizam Zachman Jakarta dan wawancara dengan pengusaha atau pemilik kapal atau pengurus kapal. Dimana mereka bertanggung jawab atau yang menangani atau yang mengetahui semua kegiatan dalam usaha perikanan tangkap. Wawancara juga dilakukan dengan penerima pelayanan lainnya seperti pedagang, industri pengolah hasil tangkapan dan agen es balok yang berlokasi di dalam PPS Nizam Zachman Jakarta, serta pengelola PPS Nizam Zachman Jakarta. Selain itu diperlukan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan maupun laporan statistik instansi terkait seperti Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta, Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, Biro Pusat Statistik (BPS) Daerah Khusus Ibukota Jakarta serta pustaka sebagai studi literatur. Pertanyaan dalam kuesioner ditujukan kepada para penerima pelayanan dan pemberi pelayanan. Responden penerima pelayanan mencakup nelayan, pengusaha atau pemilik kapal atau pengurus kapal, pedagang dan pengolah ikan, sementara itu responden pemberi pelayanan mencakup 2 orang petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta, 4 orang petugas Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, serta 2 orang Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dimana responden yang dipilih dengan sengaja dan dapat mewakili tujuan penelitian. Jumlah responden secara keseluruhan berjumlah 67 orang. Responden tersebut terdiri atas 17 nelayan atau pengurus kapal, 15 pedagang ikan sebagai pengguna cold storage, 15 pedagang ikan sebagai penyewa lapak di Pusat Pemasaran Ikan (PPI), 15 orang agen es balok, dan 5 orang pengolah hasil tangkapan. Penentuan responden
27 tersebut berdasarkan penerima pelayanan dari PPS Nizam Zachman Jakarta selaku pemberi pelayanan. Responden yang menggunakan pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta terbagi menjadi dua kategori yaitu pengguna pelayanan langsung dan tak langsung (Tabel 8). Responden yang dipilih pada penelitian ini adalah responden pengguna pelayanan langsung karena dapat menjawab tujuan penelitian lebih tepat sasaran dibandingkan dengan pemilihan responden kategori pengguna pelayanan tak langsung. Dengan demikian, dapat ditentukan kualitas pelayanan yang lebih akurat karena pengukuran dilakukan dengan penggunaan elemen yang tepat. Tabel 8 Jenis kegiatan, pelayanan yang dibutuhkan serta penggunanya yang dianalisis di PPS Nizam Zachman Jakarta No 1
2
3
Jenis kegiatan Pengadaan bahan perbekalan melaut Pendaratan dan distribusi hasil tangkapan
Pelayanan pelayanan yang Pengguna pelayanan dibutuhkan Langsung Tak langsung - Pengadaan air tawar Agen air tawar Nelayan - Pengadaan bahan bakar Nelayan (solar)
Penanganan hasil tangkapan
- Pengadaan es balok
- Tambat labuh - Penyediaan pelayanan buruh angkut - Penyediaan alat angkut
- Penggunaan cold storage 4
Pemasaran
- Penjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) - Penyewaan lapak di Pusat Pemasaran Ikan (PPI)
Nelayan Nelayan, pedagang hasil tangkapan Nelayan, pedagang dan pengolah hasil tangkapan Agen es balok
Pedagang hasil tangkapan Nelayan, pedagang dan pengolah hasil tangkapan pedagang hasil tangkapan
-
Pedagang hasil tangkapan dan nelayan -
-
Berdasarkan Tabel 2, maka dapat ditentukan pertanyaan yang ditujukan kepada responden berdasarkan pelayanan yang dibutuhkan dan digunakan. Agen es balok merupakan perantara antara Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dengan nelayan dan pedagang hasil tangkapan. Pertanyaan yang ditujukan kepada agen es balok meliputi pelayanan pengadaan es balok dari pabrik es milik Perum. Selanjutnya pertanyaan yang ditujukan kepada nelayan, pengusaha atau pemilik kapal atau pengurus kapal, meliputi kegiatan:
28 1) Perbekalan yang mencakup pengadaan air tawar dan pengadaan bahan bakar (solar); 2) Pendaratan tangkapan yang mencakup penggunaan pelayanan tambat labuh, penyediaan pelayanan buruh angkut untuk membongkar ikan dan penyediaan alat-alat pengangkut ikan; 3) Penanganan hasil tangkapan yang mencakup pengadaan es balok; dan 4) Pemasaran yang mencakup penggunaan pelayanan penjualan ikan di TPI. Pedagang merupakan responden yang mendapatkan pelayanan dari pelabuhan dalam aktivitas pemasaran hasil tangkapan. Pertanyaan yang ditujukan kepada responden pedagang meliputi kegiatan: 1) Pembelian hasil tangkapan di TPI yang menerima pelayanan pengurusan keadministrasian khususnya mengenai retribusi dan penyewaan lapak di PPI; 2) Penanganan hasil tangkapan yang mencakup penggunaan pelayanan pengadaan es balok dan penggunaan cold storage; dan 3) Distribusi hasil tangkapan yang mencakup penggunaan penyediaan pelayanan buruh angkut dan penyediaan alat-alat pengangkut ikan. Tabel 9 Jenis pelayanan beserta penyelenggaraannya yang dianalisis di PPS Nizam Zachman Jakarta No Jenis pelayanan 1 Tambat/labuh 2 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 3 Alat angkut 4 5 6 7 8 9
Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Buruh angkut Cold Storage Pabrik es Pengadaan air tawar Pelayanan BBM
Penyelenggara (Instansi terkait) Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Koperasi Mina Muara Makmur dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Koperasi Mina Muara Makmur dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB), Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, dan UPT PPSNZJ
Sumber: PPSNZJ, 2009
Hasil tangkapan yang didistribusikan ke konsumen tidak selalu dalam kondisi segar, namun dapat diolah terlebih dahulu. Pengolah hasil tangkapan yang menginginkan bahan baku yang segar dapat memperolehnya di PPS Nizam
29 Zachman Jakarta. Dengan demikian, pengolah hasil tangkapan juga turut menjadi elemen yang ada di pelabuhan perikanan ini. Pertanyaan yang ditujukan kepada responden industri pengolahan yang berlokasi di dalam PPS Nizam Zachman Jakarta, meliputi kegiatan distribusi hasil tangkapan yang mencakup penggunaan penyediaan alat-alat pengangkut ikan dan kegiatan pemasaran yang mencakup penggunaan pelayanan penjualan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Jenis pelayanan tersebut melibatkan beberapa instansi terkait yang berperan sebagai penyelenggara pelayanan (Tabel 9). 3.4 Analisis Data Tujuan dari penelitian ini dapat dijawab melalui dua analisis. Analisis tersebut meliputi analisis jenis fasilitas terkait pelayanan yang diberikan di PPS Nizam Zachman Jakarta dan analisis penentuan tingkat kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta. 3.4.1 Analisis jenis fasilitas terkait pelayanan yang diberikan di PPS Nizam Zachman Jakarta Jenis pelayanan dianalisis secara deskriptif setelah diidentifikasi jenis fasilitas terkait pelayanan yang diberikan dari PPS Nizam Zachman Jakarta. Selanjutnya semua jenis pelayanan ditabulasikan berdasarkan deskripsi fasilitas tersebut. Pendeskripsian fasilitas dimulai dari wewenang pengelolaan, kapasitas fasilitas, jumlah produksi, harga yang diberlakukan dan fasilitas pendukung lainnya seperti fasilitas transportasi. Bagi fasilitas yang memiliki fasilitas penunjang, maka dideskripsikan kembali mengenai harga yang ditawarkan, kapasitas dan pihak yang berwenang menangani fasilitas tersebut. 3.4.2 Analisis penentuan tingkat kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta Variabel yang dipertimbangkan dalam pengukuran kualitas pada penelitian ini adalah berdasarkan 1) dukungan purna jual, terutama yang berkaitan dengan waktu penyerahan dan bantuan yang diberikan, serta 2) interaksi antara karyawan (pekerja) dan konsumen. Menurut Rangkuti (2008), pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah konsumen. Penentuan kualitas pelayanan tersebut tertuang dalam penilaian berupa
30 kepuasan konsumen. Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kualitas kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. mulai
Koreksi variabel beserta kriterianya
tidak tidak
Uji validitas
Variabel tidak digunakan
ya Uji realibilitas ya Penghitungan nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
Variabel diplotkan kedalam matriks Importance performance analysis Penghitungan nilai gap analysis Penghitungan nilai tingkat kesesuaian
selesai
Gambar 2 Diagram alir pengukuran kualitas pelayanan
Adapun tahap awal pengolahan data (Gambar 2) adalah mempersiapkan variabel yang akan dianalisis beserta kriterianya. Kemudian dilakukan uji validitas untuk mengetahui kesiapan variabel tersebut untuk dijadikan alat ukur. Apabila tidak valid, maka variabel tidak digunakan, namun jika valid, dilanjutkan dengan pengujian realibilitas. Realibilitas diujikan kepada seluruh variabel. Jika dinyatakan tidak realibel, maka variabel harus diperbaiki. Namun jika variabel
31 dinyatakan realibel, maka dapat dilakukan pengukuran kepuasan konsumen dengan menentukan CSI. Analisis CSI diurai kembali melalui Importance Performance Analysis agar dapat diketahui tingkat kepentingan dan kinerja dari masing-masing variabel serta menentukan prioritas variabel yang diperbaiki. Tahapan berikutnya melalui analisis kesenjangan (gap) dapat ditentukan variabel yang memuaskan atau tidak. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan pada setiap dimensi dan variabelnya (Tabel 10). Dimensi yang dinilai meliputi dimensi ketanggapan (responsiveness), keandalan (reliability), empati (emphaty), jaminan (assurance) dan dimensi bukti nyata (tangibles). Selanjutnya dihitung nilai tingkat kesesuaiannya. Tabel 10 Dimensi dan variabel kualitas pelayanan yang dianalisis Dimensi Ketanggapan (responsiveness) Keandalan (reliability)
Empati (emphaty)
Jaminan (assurance)
Bukti nyata (tangibles)
Variabel Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan pihak penerimaan keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas yang rusak Ketersediaan jumlah produk Kesesuaian jumlah produk yang dikirim Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan dalam pemesanan produk Kemudahan dalam pembayaran produk Pengaturan waktu pembayaran dan penagihan Kegiatan promosi produk Pengetahuan petugas menangani pembayaran Pengecekan dan pengawasan produk yang dikirim Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas penyedia pelayanan Keberadaan bukti serah terima Harga produk yang ditawarkan Kondisi transportasi dalam pengiriman produk Letak lokasi pemesanan produk Kondisi gedung penyedia pelayanan Kapasitas fasilitas produksi
Sumber: Atharis (2008) dimodifikasi oleh Alina
1) Uji validitas Rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah rumus korelasi rank spearman (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan). Pengujian validitas diolah dengan menggunakan software SPSS 16.
32 2) Uji realibilitas Realibilitas hasil ukur dapat dilakukan dengan melihat nilai cronbach’s alpha (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan). Cronbach’s alpha dapat digunakan untuk menguji realibilitas instrumen skala likert (Usman, 2003). Uji realibilitas diolah dengan menggunakan software SPSS versi 16.
3) Analisis tingkat kualitas pelayanan Seperti yang telah disebutkan di awal oleh Rangkuti (2008), bahwa pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah konsumen maka tingkat kualitas pelayanan tersebut diperoleh dari tingkat kepuasan konsumen. Penilaian kepuasan konsumen secara keseluruhan diperoleh melalui penentuan Customer Satisfaction Index (CSI), dilanjutkan dengan Importance Performance Analysis, perhitungan analisis kesenjangan (gap) agar dapat diketahui kualitas pelayanan pada lima dimensi dan selanjutnya perolehan tingkat kesesuaian. 3.1) Customer Satisfaction Index (CSI) Pengukuran terhadap indeks kepuasan konsumen atau Customer Satisfaction Index (CSI) diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran di tahun-tahun mendatang. Dimana indeks ini (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan) berbanding lurus dengan kualitas pelayanan. 3.2) Importance Performance Analysis Metode importance performance analysis (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan) dilakukan melalui penentuan posisi tingkat kinerja dan tingkat kepentingan suatu variabel. Pembuatan matriks ini menggunakan software MINITAB 15. Menurut Supranto (2001), terdapat dua peubah x dan y. Penilaian pada peubah x berdasarkan jawaban dari konsumen terhadap variabel pelayanan yang diberikan oleh pihak pelabuhan sedangkan penilaian pada peubah y berdasarkan tingkat kepentingan konsumen terhadap variabel pelayanan yang diberikan pihak pelabuhan. Penilaian tersebut menggunakan jenis penilaian 5
33 tingkat (likert). Penilaian tersebut diperoleh dari penentuan banyaknya kelas dengan rumus (Usman, 2003): (N) = 1 + 3,3 log (n) dimana
N = banyaknya kelas (banyaknya tingkatan) n = banyaknya data (banyaknya fasilitas yang akan dianalisis)
Banyaknya fasilitas yang dianalisis merupakan banyaknya data (n). Fasilitas sebanyak 9 unit menghasilkan banyaknya kelas N = 4,15 sehingga banyaknya tingkatan penilaian yang disarankan adalah 4 atau 5 penilaian. Penilaian 5 tingkat kemudian terpilih. Setiap variabel memiliki kriteria penilaian yang berbeda. Penilaian dapat dipermudah dengan penentuan kriteria dari nilai 1 hingga 5 pada setiap variabel pelayanan. Kriteria penilaian variabel pelayanan yang terlihat pada Tabel 11 berlaku untuk penilaian tingkat kinerja maupun tingkat kepentingan pelayanan penyediaan. Tabel 11 Kriteria penilaian variabel pelayanan Variabel No 1 Ketepatan waktu pengiriman
2 Keberadaan penerima keluhan
3 Perbaikan fasilitas
Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Kriteria Selalu tepat waktu Sering tepat waktu Kadang-kadang tepat waktu Jarang tepat waktu Tidak pernah tepat waktu Ada, petugas siap sedia menerima dimana saja Ada, petugas menerima di tempat Ada, petugas kadang-kadang ada di tempat Ada, petugas sering tidak di tempat Tidak ada pihak atau petugas yang dapat menampung keluhan Ada, cepat diperbaiki walau kerusakan kecil Ada, diperbaiki saat fasilitas rusak pada beberapa bagian Ada, diperbaiki saat fasilitas rusak sebagian Ada, diperbaiki saat fasilitas rusak total Tidak ada perbaikan
34 Tabel lanjutan No Variabel 4 Ketersediaan produk
5 Kesesuaian jumlah produk yang dikirim
6 Keterampilan petugas melayani permintaan
7 Kemudahan prosedur pemesanan
8 Kejelasan sistem pembayaran
Nilai Kriteria 5 Memenuhi, tanpa mengurangi jumlah, tidak ada antrian panjang 4 Memenuhi, tanpa mengurangi jumlah, ada antrian cukup panjang 3 Memenuhi, ada pengurangan jumlah, ada antrian cukup panjang 2 Memenuhi, ada pengurangan jumlah, ada antrian panjang 1 Tidak memenuhi 5 Sesuai dengan pesanan, tidak mengalami kerusakan selama pengiriman 4 Sesuai pesanan, namun mengalami kerusakan selama pengiriman ke tempat tujuan 3 Kurang pas dengan pesanan, namun dapat ditolerir 2 Kurang pas dengan pesanan, tidak dapat ditolerir 1 Tidak sesuai dengan pesanan 5 Sangat terampil, jarang terdapat produk yang rusak karena human error 4 Terampil, terdapat produk yang rusak karena human error namun jumlahnya sedikit 3 Cukup terampil, terdapat banyak produk yang rusak namun tidak masalah 2 Kurang terampil (responden ikut membantu), terdapat sedikit produk yang rusak dan cukup bermasalah Tidak terampil (responden ikut membantu), terdapat 1 banyak produk yang rusak dan sangat bermasalah 5 Jelas dan mudah, tidak ada birokrasi yang mempermudah 4 Mudah, terdapat birokrasi namun tidak menyulitkan 3 Relatif mudah, terdapat birokrasi namun sedikit menyulitkan 2 Ada birokrasi yang menyulitkan hingga pemesanan relatif lama 1 Berbelit-belit, sama sekali tidak ada prosedur pemesanan yang jelas, dan tidak ada kepastian tugas dari pemberi pelayanan 5 Jelas dan mudah, tidak ada birokrasi yang mempermudah 4 Mudah, terdapat birokrasi namun tidak menyulitkan 3 Relatif mudah, terdapat birokrasi namun sedikit menyulitkan 2 Ada birokrasi yang menyulitkan hingga pemesanan relatif lama 1 Berbelit-belit, sama sekali tidak ada prosedur pemesanan yang jelas, dan tidak ada kepastian tugas
35 Tabel lanjutan No Variabel 9 Kejelasan waktu pembayaran
10 Promosi produk
11 Keterampilan petugas yang menangani pembayaran 12 Pengecekan dan pengawasan produk
13 Proses distribusi
14 Penampilan petugas
15 Bukti pembayaran
Nilai Kriteria 5 Penagihan sesuai dengan waktu yang telah disepakati 4 Penagihan sering sesuai dengan waktu yang telah disepakati 3 Penagihan kadang-kadang sesuai dengan waktu yang telah disepakati 2 Penagihan jarang sesuai dengan waktu kesepakatan 1 Penagihan sesuai dengan kemauan penjual 5 Ada promosi langsung ke seluruh konsumen 4 Promosi ke seluruh lapisan konsumen (terwakili) 3 Promosi hanya ke sebagian lapisan konsumen 2 Dengar dari sesama konsumen 1 Tidak ada promosi 5 Petugas memang ahli dan cekatan 4 Petugas sudah terlatih dan cekatan 3 Petugas cukup terlatih dan cekatan 2 Petugas kurang terlatih dan cekatan 1 Petugas tidak cekatan 5 Pengecekan dilakukan kedua pihak secara bersama 4 Pengecekan dilakukan penerima pelayanan dan petugas bila perlu 3 Pengecekan dilakukan penerima pelayanan saja 2 Pengecekan sering dilupakan 1 Tidak ada pengecekan dari kedua pihak 5 Berjalan lancar tanpa ada hambatan 4 Berjalan lancar (hambatan dapat diantisipasi) 3 Berjalan cukup lancar 2 Kurang lancar banyak hambatan 1 Tidak lancar 5 Petugas selalu menggunakan seragam, bersikap ramah, serta sopan 4 Petugas selalu menggunakan seragam, namun bersikap kurang ramah, serta sopan 3 Petugas kadang-kadang menggunakan seragam, bersikap ramah, serta sopan 2 Petugas kadang-kadang menggunakan seragam, bersikap kurang ramah, serta sopan 1 Petugas jarang menggunakan seragam, bersikap ramah, serta sopan 5 Selalu ada bukti serah terima 4 Sering ada bukti serah terima 3 Kadang-kadang ada bukti serah terima 2 Jarang ada bukti serah terima 1 Tidak ada bukti serah terima
36 Tabel lanjutan No Variabel 16 Harga yang terjangkau
17 Kondisi fasilitas transportasi
Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
18 Letak lokasi pendaftaran
5 4 3 2 1
19 Kondisi kebersihan
5 4 3 2 1
20 Kapasitas fasilitas
5 4 3 2 1
Kriteria Sangat terjangkau/murah Terjangkau Relatif terjangkau Relatif tidak terjangkau Tidak terjangkau/mahal Sangat memadai, tidak pernah ada kerusakan Memadai, terdapat sedikit kerusakan namun dapat diatasi Cukup memadai, terdapat banyak kerusakan namun dapat diatasi Kurang memadai, terdapat banyak kerusakan dan sulit dapat diatasi Tidak memadai, terdapat banyak kerusakan dan tidak dapat diatasi Sangat dekat (lokasi strategis dengan akses memadai) Dekat Relatif dekat Jauh (lokasi kurang strategis dengan akses memadai) Sangat jauh (lokasi kurang strategis dengan akses kurang memadai) Kebersihan sangat terjaga, sehingga terasa nyaman Kebersihan cukup terjaga, sehingga terasa nyaman Kebersihan kurang terjaga, namun masih terasa nyaman Kebersihan sedikit terjaga, sehingga tidak terasa nyaman Kebersihan tidak terjaga, sehingga tidak terasa nyaman Memenuhi seluruh permintaan/tidak ada yang didatangkan dari luar Memenuhi 3/4 permintaan, selebihnya dari luar Memenuhi 1/2 permintaan, selebihnya dari luar Memenuhi 1/4 permintaan, selebihnya dari luar Tidak memenuhi, semuanya dari luar
3.4) Analisis kesenjangan (Gap) Perhitungan nilai gap (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan) merupakan selisih antara skor tingkat kinerja dan tingkat kepentingan (Rangkuti, 2008). Dengan demikian, pelayanan dengan tingkat kinerja yang lebih besar daripada tingkat kepentingannya belum tentu dinilai baik.
37 3.3) Tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian (sub sub bab 2.3.3 Pengukuran kualitas pelayanan) merupakan perbandingan skor kinerja dari pihak pelabuhan dengan skor tingkat kepentingan konsumen. Dimana perbandingan ini bertujuan agar pelabuhan perikanan dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan sesuai terhadap harapan konsumen atas pelayanan produk atau jasa yang diberikan oleh pihak pelabuhan.
38
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Daerah Jakarta Utara 4.1.1 Letak geografi dan keadaan topografi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta terletak di Muara Baru. Kawasan Muara Baru merupakan bagian dari Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara yang berbatasan langsung dengan Teluk Jakarta (Laut Jawa) di bagian utara, di bagian barat berbatasan dengan Kelurahan Pluit, sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa dan Kelurahan Ancol (Kecamatan Tanjung Priuk), serta berbatasan dengan Kelurahan Roa Malaka di bagian selatan. Secara geografis, kawasan Muara Baru terletak pada posisi 06o05’30” LU-06o07’00” LU dan 106o47’45” BT-106o48’45” BT.
Skala 1 : 6.150
Gambar 3 PPS Nizam Zachman, Jakarta Utara sebagai lokasi penelitian Lahan Jakarta Utara seluas 139,56 km2 terdiri atas beberapa kecamatan seperti Kecamatan Penjaringan, Kecamatan Tanjung Priok, Kecamatan Koja, Kecamatan Cilincing, Kecamatan Pademangan dan Kecamatan Kelapa Gading. Wilayah Pesisir Utara DKI Jakarta tersebut mengelilingi perairan Teluk Jakarta. Teluk Jakarta bila dilihat dari kondisi topografinya adalah salah satu bagian kecil dari Laut Jawa yang memiliki kemiringan pantai yang relatif landai karena gelombang laut yang tidak terlalu besar dan mengakibatkan sedimentasi pada dasar laut
39 sehingga kedalaman laut relatif dangkal. Secara geografis, kawasan Jakarta Utara terletak pada posisi 06o05’30” LU - 06o11’00” LU dan 106o42’00” BT 106o57’00” BT. Kawasan PPS Nizam Zachman, Jakarta Utara sebagai lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
4.1.2 Jumlah penduduk Wilayah Jakarta Utara berbatasan langsung dengan laut. Kondisi fisik tersebut tentunya memberikan keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh wilayah Jakarta lainnya yang tidak mempunyai pesisir. Kondisi yang demikian mengakibatkan Jakarta Utara mempunyai wilayah yang cukup potensial untuk pengembangan perikanan tangkap demi kesejahteraan penduduknya. Besarnya jumlah penduduk dapat menentukan besarnya pendapatan daerah yang bersangkutan. Tetapi di sisi lain jumlah penduduk yang besar bukan berarti dikatakan baik, mengingat Kota Jakarta sudah padat akan penduduknya, maka penekanan pertumbuhan penduduk dirasa cukup penting, tidak terkecuali wilayah Jakarta Utara (Tabel 12). Tabel 12 Jumlah penduduk Jakarta Utara tahun 1990, 2000 dan 2005 Tahun 1990 2000 2005
Jumlah Penduduk (jiwa) 1.369.670 1.444.027 1.468.840
Pertumbuhan Penduduk 5,42% 1,71 %
Sumber : BPS DKI Jakarta, 2010
Wilayah Jakarta Utara dihuni oleh 1.369.670 jiwa pada tahun 1990. Sensus pada tahun 2005 memperlihatkan kenaikan sebesar 5,42% sehingga jumlahnya menjadi 1.444.027 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang relatif besar tersebut cukup menjadi perhatian pemerintah daerah setempat, mengingat terlalu padatnya Jakarta Utara pada khususnya dan DKI Jakarta pada umumnya. Selama lima tahun berikutnya jumlah penduduk masih bertambah namun dalam jumlah yang lebih kecil yaitu sebesar 1,71%. Pertumbuhan penduduk yang relatif kecil ini mengakibatkan jumlah penduduk Jakarta Utara pada tahun 2005 menjadi 1.468.840 jiwa.
40 4.1.3 Keadaan musim dan curah hujan Perairan Indonesia sangat dipengaruhi oleh musim yang mempunyai kaitan erat dengan sistem tekanan udara tinggi dan tekanan udara rendah di atas Benua Australia dan Asia. Bulan Desember, Januari dan Februari adalah musim dingin di belahan bumi bagian utara dan musim panas di belahan bumi bagian selatan sesuai dengan posisi matahari. Pusat tekanan udara tinggi terdapat di atas daratan Asia menuju Australia pada musim dingin ini dan di Indonesia dikenal sebagai angin musim barat. Sebaliknya pada bulan Juni, Juli dan Agustus pusat tekanan udara tinggi terjadi di atas daratan Australia dan pusat tekanan udara rendah di atas daratan Asia, sehingga di Indonesia berhembus angin musim timur. Musim barat biasanya mempunyai curah hujan yang tinggi sedangkan curah hujan sangat rendah pada saat musim timur pada kawasan yang terletak di selatan khatulistiwa (Sagita, 2009). Jakarta Utara termasuk ke dalam kategori kawasan selatan khatulistiwa tersebut. Kegiatan perikanan tangkap bagi kapal-kapal yang terdaftar di PPS Nizam Zachman Muara Baru Jakarta secara alamiah terbagi kedalam dua musim. Musim barat yang ditandai dengan adanya bajir rob di sekitar dermaga, membuat nelayan lebih memilih untuk menambatkan kapalnya karena daerah fishing ground relatif lebih sering terjadi hujan lebat serta gelombang laut yang sangat besar. Sebaliknya, pada saat musim timur tiba, keadaan perairan relatif lebih tenang dengan ombak yang cukup kecil mengakibatkan nelayan-nelayan pergi melaut untuk beberapa periode.
4.2 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta 4.2.1 Sejarah dan latar belakang berdirinya PPS Nizam Zachman Jakarta Perencanaan pembangunan PPS Nizam Zachman Jakarta dimulai sejak tahun 1972. Pembangunan ini dilatarbelakangi oleh tidak terdapat pelabuhan perikanan di Jakarta yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk menampung produkproduk perikanan. Pembangunan tersebut berada di bawah pimpinan pemerintah Jepang melalui Overseas Technical Cooperation Agency (OTCA) of Japan yang
41 sekarang dikenal dengan nama Japanese International Cooperation Agency (PPSNZJ, 2008). Selanjutnya dikatakan bahwa pada tahun 1977 pemerintah Indonesia dan Jepang mencapai kesepakatan untuk membiayai pembangunan bersama-sama. Biaya pembangunan bersumber pada biaya pemerintah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan dana bantuan pinjaman lunak dari Jepang melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF). Pembangunan ini melibatkan Pasific Consultants International dari Jepang yang bekerja sama dengan PT. Inconeb dari Indonesia sebagai perencana teknis pelabuhan. Sesuai dengan UU No. 31 Pasal 41 Tahun 2004 tentang Pelabuhan Perikanan, dimana pemerintah menyelenggarakan dan membina pelabuhan perikanan bilamana setiap kapal penangkapan ikan dan pengangkut ikan harus mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan yang ditetapkan. Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Pelabuhan perikanan ini mulai dibangun dengan nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ). Sesuai dengan SK Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.04/MEN/2004 tentang perubahan nama, maka nama Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta (PPSJ) berubah menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ).
4.2.2 Tugas dan fungsi PPS Nizam Zachman Jakarta Sesuai dengan Permen PER.16/MEN/2006 mengenai fungsi pelabuhan perikanan, maka diterbitkan Peraturan Pemerintah No. Per.06/Men/2007 sebagai tindak lanjutnya, tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. Per.06/Men/2007, PPS Nizam Zachman Jakarta mempunyai tugas melaksanakan fasilitas produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumber daya ikan untuk pelestariannya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, maka PPS Nizam Zachman Jakarta menyelenggarakan fungsi:
42 1) Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan; 2) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan; 3) Pelayanan jasa dan fasilitasi usaha perikanan; 4) Pelayanan jasa dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat perikanan; 5) Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan; 6) Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi di wilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan; 7) Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; 8) Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumberdaya ikan dan penanganan, pengolahan, pemasaran, serta pengendalian mutu hasil perikanan; 9) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data perikanan, serta pengolahan sistem informasi; 10) Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan perikanan; dan 11) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
4.3 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta 4.3.1 Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki visi dan misi agar peran PPS Nizam Zachman Jakarta dapat berjalan sebagaimana mestinya. Adapun visi PPS Nizam Zachman Jakarta yaitu, terwujudnya Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu (PPSNZJ, 2008). Terwujudnya visi PPS Nizam Zachman Jakarta harus dijalankan dengan misi sebagai berikut: 1) Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif; 2) Pemberdayaan masyarakat perikanan; 3) Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah;
43 4) Menyediakan data dan informasi perikanan; dan 5) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan. Selain visi misi yang dijadikan dasar pelaksanaan tugas, kemajuan PPS Nizam Zachman Jakarta juga harus didukung oleh struktur organisasi yang jelas. Adanya pembagian kerja yang jelas tersebut akan mengefisiensikan pengoperasionalan pelabuhan perikanan ini dan dapat meminimalisir pekerjaan yang tumpang tindih. Adapun bagan struktur organisasi PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Gambar 4. Kepala Pelabuhan Perikanan Bagian Tata Usaha
Sub. Bagian Keuangan
Bidang Pengembangan
Bidang Tata Operasional
Seksi Sarana
Seksi Kesyahbandaran Perikanan
Seksi Tata Pelayanan
Seksi Pemasaran dan Informasi
Sub. Bagian Umum
Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber: PPSNZJ, 2008
Gambar 4 Bagan struktur organisasi PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2008 PPS Nizam Zachman Jakarta dikepalai oleh seorang Kepala Pelabuhan Perikanan. Terdapat tiga bagian utama yang membantu Kepala Pelabuhan Perikanan yaitu bagian tata usaha, tata operasional dan bidang pengembangan. Bagian Tata usaha membawahi sub bagian keuangan dan sub bagian umum di mana tugas masing-masing sub bagian yaitu menyiapkan hal-hal yang berhubungan
dengan
administrasi keuangan dan
mengelola
kepegawaian serta pelayanan masyarakat perikanan (PPSNZJ, 2008).
adminstrasi
44 Bidang pengembangan membawahi seksi sarana dan seksi tata pelayanan. Seksi sarana mempunyai tugas melakukan segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana seperti melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian pendayagunaan sarana dan prasarana. Lain halnya dengan seksi sarana, seksi tata pelayanan memiliki tugas melakukan koordinasi peningkatan produksi, pelayanan jasa, fasilitas usaha, pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari serta pemberdayaan masyarakat perikanan. Selanjutnya bidang tata operasional memiliki tugas pokok melaksanakan pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran serta pengelolaan sistem informasi dan pemasaran hasil perikanan. Maka dari itu bidang ini membawahi seksi kesyahbandaran perikanan dan seksi pemasaran dan informasi. Selain tiga bidang yang telah disebutkan di atas, terdapat kelompok jabatan fungsional yang dibawahi oleh kepala pelabuhan perikanan. Tugas pokok kelompok tersebut yaitu melaksanakan kegiatan kehumasan. 4.3.2 Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Perum Prasarana Perikanan Samudera didirikan berdasarkan PP No.2 Tahun 1990 dan selanjutnya disempurnakan dengan PP No. 23 Tahun 2000. Misi perusahaan sebagai pelayan umum dalam bidang penyediaan jasa sarana dan prasarana pelabuhan perikanan, saat ini ditugasi mengusahakan 9 (Sembilan) pelabuhan perikanan sebagai cabang perusahaan dengan kantor pusat di Jakarta (Perum Prasarana Perikanan Samudera, 2001). Adapun pelabuhan perikanan yang diusahakan sebagai cabang Perum Prasarana Perikanan Samudera adalah: 1) Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman di Muara Baru, Jakarta; 2) Pelabuhan Perikanan Pantai Lampulo, Daerah Istimewa Aceh; 3) Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Sumatera Utara; 4) Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah; 5) Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Jawa Timur; 6) Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Jawa Timur; 7) Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat, Kalimantan Barat; 8) Pelabuhan Perikanan Pantai Banjarmasin, Kalimantan Selatan; dan
45 9) Pelabuhan Perikanan Pantai Tarakan, Kalimantan Timur; Selanjutnya dikatakan bahwa pendirian perusahaan umum ini memerlukan dasar hukum agar pelaksanaan kegiatannya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Adapun dasar hukum yang dijadikan landasan mengenai adanya Perum Prasarana Perikanan Samudera yaitu: 1) Peraturan Pemerintah Replubik Indonesia No. 2 Tahun 1990, No. 23 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera; 2) Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera No. UM-019/PPPS Kpts/Dir A/VIII/1996, tanggal 1 Agustus 1996 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera; dan 3) Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera No. UM-020/PPPS Kpts/Dir A/VIII/1996, tanggal 16 Agustus 1996 tentang pembentukan Kantor Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Perum Prasarana Perikanan Samudera memiliki maksud dan tujuan agar peran Perum Prasarana Perikanan Samudera dapat berjalan sebagaimana mestinya. Maksud dan tujuan tersebut diantaranya: 1) Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan melalui penyediaan dan perbaikan sarana dan atau prasarana pelabuhan perikanan; 2) Untuk mengembangkan wiraswasta perikanan serta untuk merangsang dan atau mendorong usaha industri perikanan dan pemasaran hasil perikanan; 3) Untuk memperkenalkan dan mengembangkan teknologi hasil perikanan dan sistem rantai dingin dalam perdagangan dan distribusi perikanan; dan 4) Untuk menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi perikanan sebagai komponen kegiatan nelayan dan masyarakat perikanan. Perusahaan yang memiliki sifat menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengurusan perusahaan ini harus diperkokoh oleh pelaksana dengan struktur pekerjaan yang jelas. Struktur pelaksana tersebut dapat digambarkan dalam bagan struktur organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera seperti pada Gambar 5.
46 Kepala Cabang Kelas A
Div. Keuangan, SDM dan Umum
Divisi Teknik
Div. Pemasaran dan Pengembangan Usaha
Sub. Div. Perbendaharaan, Penganggaran dan Perpajakan
Sub. Divisi Pabrik es dan Cold Storage
Sub. Divisi Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan
Sub. Div. Akuntansi dan Statistik
Sub. Div. Instalansi Listrik, air, dan telepon Sub. Div. Dermaga, Dok dan Bengkel
Sub. Div. Es dan Cold Storage
Sub. Div. Bangunan dan Tata ruang
Sub. Divisi PPI dan TPI
Sub. Div. Usaha, SDM dan Humas Sub. Div. Rumah Tangga dan Keamanan
Divisi Perdagangan
Sub. Div. Ruang, Bangunan & Tata Ruang
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera, 2008a
Gambar 5 Bagan struktur organisasi Perum Prasarana Perikanan Samudera tahun 2008 Perum Prasarana Perikanan Samudera memiliki beberapa cabang seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Dari sembilan cabang tersebut, hanya terdapat satu cabang yang digolongkan pada kelas A, yaitu cabang yang dikhususkan pada cabang Jakarta. Selanjutnya kepala cabang kelas A ini membawahi empat divisi seperti divisi keuangan, SDM dan umum, divisi teknik, divisi pemasaran dan pengembangan usaha serta divisi perdagangan. Divisi keuangan, SDM dan umum bertugas mengatur segala hal yang berkaitan dengan penganggaran, perpajakan, pembuatan data stastistik, usaha dan kehumasan dengan masyarakat perikanan, kepegawaian dan keamanan. Divisi ini terbagi kembali menjadi empat sub divisi diantaranya sub divisi Perbendaharaan, Penganggaran dan Perpajakan, Sub. Div. Akuntansi dan Statistik, Sub. Div. Usaha, SDM dan Humas, serta Sub. Div. Rumah Tangga dan Keamanan. Dua divisi selanjutnya bergerak pada bidang yang serupa namun secara teknis berbeda. Divisi pemasaran dan pengembangan usaha serta divisi teknik samasama mengurusi tambat labuh, dok, bengkel, dan perbekalan, es dan cold storage, serta bangunan dan tata ruang. Perbedaan kedua divisi tersebut terletak pada pelaksanaannya. Divisi teknik menyiapkan hal-hal secara teknis seperti
47 pemasangan instalasi, kabel-kabel maupun jaringan sedangkan divisi pemasaran dan pengembangan usaha menjadi perantara antara pihak Perum dengan penerima pelayanan. Perbedaan berikutnya terletak pada layanan yang berbeda pula. Ditambahkan pelayanan instalansi air, listrik, dan telepon pada divisi teknik sedangkan pada divisi pemasaran dan pengembangan usaha ditambahkan pelayanan penyewaan lapak di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) dan pengurusan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Divisi terakhir yaitu divisi perdagangan yang mengurusi hal-hal yang terkait dengan jual beli atau pembayaran pelayanan terhadap konsumen. 4.4 Keadaan Umum Perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta 4.4.1 Unit penangkapan ikan Unit penangkapan ikan terdiri atas alat tangkap, kapal, dan nelayan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai unit penangkapan ikan di PPS Nizam Zachaman Jakarta. Kapal perikanan yang terdaftar di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta didominasi oleh kapal-kapal yang berukuran relatif besar (Tabel 13). Kapal-kapal tersebut berukuran 21 GT – 30 GT dan kapal yang berukuran 101 GT - 200 GT (Laporan Statistik PPS Nizam Zachman Jakarta 2008). Tabel 13 Jumlah kapal yang masuk berdasarkan berat kapal kotor kapal PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Total
GT <10
10-20
21-30
31-50
51-100
101-200
>200
407 270 110 97 36 920
221 169 138 146 100 774
1.394 1.388 1.104 1.199 1.066 6.151
214 229 268 221 236 1168
863 1.043 933 757 755 4.351
1.430 1.407 1.141 1.048 1.019 6.045
107 92 99 60 64 422
Total 4.636 4.598 3.793 3.528 3.276 19.831
Sumber: PPSNZJ, 2009
Jumlah kapal yang masuk ke PPS Nizam Zachman Jakarta setiap tahunnya semakin berkurang terutama pada tahun 2006 karena adanya pencabutan subsidi solar yang membuat pengusaha perikanan tangkap jatuh untuk sementara waktu.
48 Hal tersebut tercermin dari jumlah kapal masuk pada tahun 2006 turun secara drastis sebanyak 805 kapal menjadi 3.793 kapal. Walaupun pada tahun berikutnya hingga tahun 2008 masih mengalami penurunan, namun penurunannya tidak begitu besar. Kapal yang berukuran 21 GT – 30 GT mendominasi kapal yang masuk ke wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta dari total kapal masuk sebanyak 3.276 kapal pada tahun 2008, dimana seharusnya berdasarkan kriteria pelabuhan perikanan, kapal-kapal tersebut mendarat di pelabuhan perikanan tipe B. Ukuran kapal yang menduduki urutan kedua yaitu kapal-kapal yang berukuran 101 GT 200 GT. Hal ini terlihat bahwa kapal-kapal berukuran relatif sedang lebih banyak ditemukan di PPS Nizam Zachman Jakarta daripada kapal-kapal berukuran besar. Besarnya ukuran kapal tersebut menyebabkan daerah penangkapan harus berada di daerah perairan dalam seperti perairan Samudera Hindia, perairan sekitar Selat Karimata sampai ke perairan sekitar Selat Makassar. Berdasarkan pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP), WPP 572 dan WPP 573 adalah wilayah perairan yang sering dikunjungi oleh para nelayan untuk mengoperasikan alat tangkapnya. WPP 572 yang mencakup wilayah perairan Samudera Hindia bagian barat Pulau Sumatera sampai Selat Sunda, sedangkan WPP 573 yang mencakup Samudera Hindia bagian selatan Pulau Jawa, bagian selatan Nusa Tenggara Barat, Laut Sawu, sampai bagian barat dari Laut Timor. Jenis alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri atas bubu/trap, jaring angkat/lift net, jaring insang hanyut/drift gill net, purse seine dan tuna long line. Informasi mengenai alat tangkap yang sering digunakan oleh nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta tersebut diperoleh dari jumlah kapal masuk yang terdaftar di PPS Nizam Zachman Jakarta berdasarkan jenis alat tangkapnya (Tabel 14). Berdasarkan Tabel 14, jenis alat tangkap yang sering digunakan adalah longline. Hal tersebut dibuktikan oleh jumlah kapal longline yang selalu mendominasi kapal masuk ke PPS Nizam Zachman setiap tahunnya berturut-turut dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Diantara enam jenis alat tangkap yang sering digunakan, terdapat satu alat tangkap yang memiliki kenaikan jumlah penggunaan yaitu alat tangkap jaring angkat. Hal demikian dicerminkan oleh jumlah kapal masuk
49 masuk dengan alat tangkap jaring angkat sejak tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 496 kapal, lalu pada tahun 2008 naik kembali menjadi 507 kapal. Kenaikan tersebut dikarenakan kapal jaring angkat tidak begitu banyak menghabiskan bahan bakar, mengingat kapal hanya digunakan untuk membawa alat tangkap ke fishing ground dan membawa hasil tangkapan ke fishing base. Tabel 14 Jumlah kapal masuk berdasarkan alat tangkap ke PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008 Jaring Angkat/ Lift Net
Jenis Alat Tangkap Jaring Insang Purse Hanyut/Drift Seine Gill Net
Tuna Long Line
Lainnya/ Others
Kapal Angkut/ Carrier
Tahun
Bubu/ Traps
Total
2004
65
250
1.654
22
2.073
16
556
4.636
2005
22
351
1.330
401
1.925
18
551
4.598
2006
12
348
1.022
828
1.086
34
463
3.793
2007
13
496
986
672
938
36
387
3.528
2008 9 507 Total 121 1.952 Sumber: PPSNZJ, 2009
653
727
792
22
566
3.276
5.645
2.650
6.814
126
2.523
19.831
Komponen terakhir dari unit penangkapan ikan adalah nelayan. Nelayan merupakan bagian dari sistem perikanan tangkap yang sangat penting bagi keberlangsungan operasional perikanan tangkap. Banyaknya nelayan yang terlibat ke dalam kegiatan penangkapan ikan memiliki jumlah yang variatif setiap tahunnya (Tabel 15). Tabel 15 Jumlah nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber : DKP, 2009
Nelayan (jiwa) 6.327 6.768 7.677 8.577 10.629
50 Jumlah nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004 adalah 6.327 jiwa. Selama lima tahun berikutnya, jumlah nelayan semakin bertambah. Penambahan jumlah nelayan setiap tahun dikarenakan jumlah kapal perikanan yang juga bertambah terutama kapal carrier sehingga jumlah nelayan mencapai 10.629 jiwa pada tahun 2008.
4.4.2 Produksi hasil tangkapan Produksi hasil tangkapan merupakan jumlah produksi ikan yang didaratkan atau yang dimasukkan ke dalam wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta. Hasil tangkapan terbagi menjadi dua sumber yaitu melalui jalur darat dan hasil tangkapan dari laut. Hasil tangkapan dari laut merupakan ikan yang didaratkan dari kapal-kapal yang melakukan pembongkaran di PPS Nizam Zachman Jakarta, sedangkan hasil tangkapan melalui jalur darat merupakan ikan yang diperoleh dari luar wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta untuk diperjualbelikan kembali di PPI (Tabel 16). Tabel 16 Volume produksi hasil tangkapan PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Produksi (ton) Darat 7.170,810 15.657,10 74.797,59 77.182,25 67.495,21
Laut 33.554,98 24.219,80 16.328,77 21.928,06 16.933,13
Total 40.725,79 39.876,90 91.126,36 99.110,31 84.428,34
Sumber: PPSNZJ, 2009
Berdasarkan Tabel 16, dapat diketahui bahwa pada tahun 2004-2005, volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan dari laut lebih banyak daripada volume produksi hasil tangkapan dari darat. Keadaan menjadi terbalik pada tahun 20062007, hal ini dikarenakan harga solar yang melonjak tinggi, sehingga hanya sedikit terdapat pengusaha perikanan yang mampu memenuhi perbekalan melautnya dan berdampak pada volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan. Walaupun harga solar diturunkan pada tahun 2008, kondisi demikian masih tidak berubah. Hal tersebut tergambarkan pada volume produksi hasil
51 tangkapan dari darat 50.562,08 ton lebih banyak daripada volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan dari laut yang hanya sebesar 16.933,13 ton. Terdapat lima jenis ikan dengan produksi paling dominan dari sekian banyak jenis hasil tangkapan yang didaratkan dari laut (Tabel 17). Tabel 17 Volume produksi dan nilai ikan dominan tertangkap tahun 2008 No 1 2 3 4 5
Jenis Ikan Cakalang Tongkol abu-abu Tenggiri Madidihang Tuna Mata Besar
Volume produksi (ton) 6.142,66 3.825,09 1.338,99 1.051,73 822,31
Nilai (Rupiah) 70.250.190.000 48.227.710.000 40.259.000.000 27.033.590.000 23.024.620.000
Sumber: PPSNZJ, 2009
Jenis ikan paling dominan tertangkap adalah ikan cakalang dengan volume produksi 6.142,66 ton dengan nilai Rp 70.250.190.000,00. Ikan tongkol abu-abu memiliki nilai ekonomis yang tidak terlalu tinggi seperti jenis ikan cakalang. Volume produksi jenis ikan ini menempati urutan kedua setelah cakalang sebesar 3.825,09 ton, dengan nilai Rp 48.227.710.000,00. Urutan jenis ikan dominan tertangkap selanjutnya ditempati oleh ikan-ikan ekonomis tinggi seperti ikan tenggiri, madidihang dan ikan tuna mata besar. Walaupun ikan tuna mata besar hanya dapat diproduksi dengan volume 822,31 ton, tetapi nilai jualnya relatif tinggi yaitu Rp 23.024.620.000,00. Diantara kelima jenis ikan di atas, jenis ikan tenggiri merupakan jenis ikan yang tergolong bernilai ekonomis paling tinggi karena dengan volume produksi 1.338,99 ton dapat diperoleh nilai sebesar Rp 40.259.000.000,00. Walaupun volume ikan-ikan ekonomis tinggi ini diproduksi dengan jumlah yang relatif sedikit, keberadaannya dapat menambah pendapatan nelayan dan pedagang ikan yang cukup signifikan, terutama nelayan dan pedagang ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta.
52
5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
5.1 Fasilitas Pelayanan Penyediaan Bahan Perbekalan Kapal Perikanan Selama di laut, nelayan tetap melakukan aktivitas layaknya di darat seperti makan, minum dan mandi. Aktivitas tersebut tidak terlepas dari kebutuhan air tawar sehingga menjadi salah satu bahan perbekalan yang sangat diperlukan. Begitu pula dengan solar sebagai bahan bakar kapal perikanan. Tanpa solar yang cukup, maka nelayan tidak dapat melakukan operasional penangkapan ikan. 5.1.1 Fasilitas pelayanan penyediaan air tawar Air tawar adalah salah satu bahan yang sangat diperlukan dan harus tersedia di pelabuhan perikanan, selain Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kebutuhan perbekalan kapal perikanan lainnya. Penggunaan air tawar tidak hanya sebagai bahan perbekalan melaut para nelayan tetapi juga merupakan bahan baku untuk pembuatan es dan operasional mesin-mesin industri yang berhubungan dengan industri perikanan. Air tawar yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta disediakan oleh Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dibawah wewenang Sub. Divisi Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta pada awalnya memiliki fasilitas pelayanan air tawar dengan kapasitas 1.200 ton per hari yang beroperasi sejak tahun 1984 dengan bahan baku air tawar dipasok dari PAM Lyonnaise Jaya (PT. Palyja). Kebutuhan air tawar semakin meningkat pada tahun 1987, maka dari itu kapasitasnya ditingkatkan menjadi 2.400 ton per hari. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta bekerja sama dengan PT. Suraya Megah Cemerlang dalam pengadaan air tawar dengan kapasitas produksi 1000 m3 per hari sejak tahun 2000. Kini, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT. Tirta Sejahtera Abadi. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta menjalin kerja sama dengan PT. Centra Niaga Eropindo (CNE) pada tahun 2008 untuk menambah
53 pasokan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta. Terdapat sedikit perbedaan dengan sumber air yang digunakan oleh dua perusahaan sebelumnya, PT. Centra Niaga Eropindo merupakan perusahaan air tawar yang menggunakan air laut sebagai bahan bakunya yang kemudian diosmosis menjadi air tawar. Tangki air milik PT Centra Niaga Eropindo dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Tangki air milik PT Centra Niaga Eropindo di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Air yang bersumber dari PAM Lyonnaise Jaya (PT. Palyja) akan ditampung pada bak Relay Pump Station (RPS) kemudian dialirkan menuju bak penampungan (reservoir 1). Air yang bersumber dari PT. Centra Niaga Eropindo (CNE) dialirkan ke dalam bak penampungan (reservoir 1) yang sama, lalu ditampung kembali didalam elevated tank 1 (Gambar 7) yang selanjutnya dialirkan ke konsumen yang berada di dermaga barat seperti gedung perkantoran serta dikhususkan untuk kegiatan produksi seperti kegiatan di pabrik es dan cold storage.
Gambar 7 Elevated Tank 1 di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010
54 Air yang bersumber dari PT. Tirta Sejahtera Abadi ditampung pada bak reservoir 2 yang kemudian dialirkan ke dalam elevated tank 2. Posisi elevated tank 2 tersebut terletak di dekat Pusat Pemasaran Ikan (PPI), sehingga air dialirkan ke kawasan industri, termasuk Pusat Pemasaran Ikan (PPI) dan dermaga timur
(Lampiran
2).
Kerjasama
dengan
perusahan-perusahaan
tersebut
dilaksanakan dalam rangka memenuhi permintaan konsumen yang terus bertambah setiap tahunnya. Volume konsumsi air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Volume produksi air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2005-2009 Perusahaan PAM Lyonnaise Jaya (PT. Palyja) PT. Tirta Sejahtera Abadi (TSA) PT. Centra Niaga Eropindo (CNE) Total
Tahun (m3) 2005 2006 2007 2008 208.280 212.418 235.050 202.576
2009 79.851
208.428 172.592 237.423 243.240 174.790 -
-
-
229.955 254.521
416.708 385.010 472.473 675.771 509.162
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2006a; 2007a; 2008b; 2009a; 2010a
Selama lima tahun terakhir, permintaan air tawar permintaan air tawar terus meningkat. PT. Centra Niaga Eropindo (CNE) mulai bergabung dengan perusahaan sebelumnya pada tahun 2008 memasok air tawar untuk pemenuhan permintaan
konsumen.
Bantuan
memperlihatkan volume air tawar
dari
PT
CNE
sebanyak
229.955
m3
yang diproduksi di PPS Nizam Zachman
Jakarta menjadi 675.771 m3, namun pada tahun 2009 terjadi penurunan. Penurunan volume air tawar yang dikonsumsi masyarakat perikanan khususnya industri pengolahan menjadi 509.162 m3. Hal tersebut bukan dikarenakan permintaan air tawar yang menurun, melainkan stok dari PAM Lyonnaise Jaya (PT. Palyja) yang fluktuatif sehingga dapat mencapai 79.851 m3. Instalansi air tawar dari tiga perusahaan ini lebih didominasi untuk pemenuhan kebutuhan kawasan industri pengolahan perikanan. Pemenuhan air tawar untuk perbekalan nelayan biasanya melalui agen air baik dari dalam maupun dari luar wilayah PPS
55 Nizam Zachman Jakarta. Apabila pemenuhan air tawar belum dapat dipenuhi, maka PPS Nizam Zachman Jakarta akan mendatangkan air dari luar (Tabel 19). Tabel 19 Volume air tawar dari luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Volume (ton) 286,6 373,75 132,930 146,6 81,747 69,026
Sumber: PPSNZJ, 2009
Berdasarkan Tabel 19, maka dapat terlihat volume air tawar yang dikonsumsi dari luar wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta mengalami penurunan drastis pada tahun 2006 dari 373,75 ton menjadi 132,93 ton. Penyebab penurunan yang cukup drastis ini dikarenakan adanya pemberhentian aktivitas perikanan secara sementara karena harga solar yang naik sangat drastis, namun pada tahun 2007 kembali terjadi kenaikan. Volume konsumsi air tawar dari luar kawasan menjadi sebesar 13,67 ton. Kenaikan ini hanya terjadi dalam selang waktu satu tahun, mengingat PT CNE akhirnya bergabung dengan dua perusahaan air tawar sebelumnya untuk menambah stok air tawar di dalam kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta. Terjadi penurunan kembali pada tahun 2008 dan 2009 berturutturut menjadi 81,747 ton dan 69,026 ton. Dalam rangka menjaga kualitas mutu pelayanan air tawar, Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok untuk memeriksa kondisi air tawar dalam pemeriksaan secara fisik dan kimiawi di lapangan dan laboratorium setiap bulannya. Pemeriksaan ini akan memberi nilai tambah pada air tawar yang ditawarkan sehingga terdapat sejumlah harga yang harus dibayarkan. Berdasarkan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Nomor Kep-084/PPS/Dir.A/IV/2009 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang Dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera, tarif air tawar adalah sebesar Rp 16.000,00 per m3.
56 Sistem transportasi yang digunakan adalah pipa-pipa besar dengan kecepatan 3.600 m3 per menit. Pipa-pipa ini mengalirkan air tawar dari bak penampung milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Jakarta yang berdiri di atas lahan seluas 660 m2 menuju pipa-pipa yang lebih kecil seperti pipa-pipa kawasan industri, perkantoran maupun gedung-gedung lain milik bersama. Bagi kapal perikanan yang membutuhkan air tawar, dapat memperoleh dari agen air tawar baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta. Agen air yang berada di dalam kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta memperoleh air tawar dari pipa-pipa air tawar milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta yang berada di wilayah Dermaga Barat dan Dermaga Timur, sedangkan agen air yang berada di luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta memperoleh air tawar dari wilayah sekitar DKI Jakarta seperti Tangerang dan Bekasi. Air tawar tersebut didistribusikan menggunakan mobil tangki berkapasitas 6.000 liter. Mobil tangki tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Mobil tangki agen air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Agen air yang masuk ke dalam kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta bekerja sama dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dengan membayar
sejumlah
084/PPS/Dir.A/IV/2009
tarif
usaha
tentang
kemitraan.
Penetapan
Berdasarkan
Tarif
Pelayanan
Nomor
Kep-
Penggunaan
Barang/Jasa yang Dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera, tarif usaha kemitraan air tawar dari luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar Rp 2.000,00 per m3.
57 5.1.2 Fasilitas pelayanan penyediaan solar Solar merupakan BBM yang penting karena digunakan untuk mengoperasikan kapal. Solar di PPS Nizam Zachman Jakarta diproduksi oleh PT Pertamina dan dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dibawah wewenang Sub. Divisi Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan. Terdapat empat perusahaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) yang menyediakan solar di PPS Nizam Zachman Jakarta antara lain, PT Fajarida Adytama dan PT Amanah Putra Harun yang berlokasi di dermaga barat serta PT Segara Lanjutan Dibya dan PT Bumi Yaso Panduta Artha yang berada di dermaga timur (Lampiran 1). Setiap perusahaan penyedia solar tersebut memiliki kapasitas tongkang yang berbeda. Tongkang merupakan tangki solar yang mengapung di lautan dengan panjang rata-rata 20 m. Terdapat dua macam tongkang berdasarkan fungsinya yaitu tongkang penyalur dan tongkang transportir. Tongkang penyalur merupakan tongkang yang digunakan untuk menyalurkan solar ke kapal perikanan, sedangkan tongkang transportir adalah tongkang yang digunakan untuk mendistribusikan solar yang diambil dari tongkang pusat di Tanjung Priuk untuk kemudian disalurkan ke tongkang penyalur. Setiap perusahaan memiliki volume kapasitas tongkang penyalur dan tongkang transportir yang berbeda (Tabel 20). Tabel 20 Volume kapasitas tongkang penyalur dan tongkang transportir SPBB di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Nama perusahaan PT Fajarida Adytama PT Amanah Putra Harun PT Segara Lanjutan Dibya PT Bumi Yaso Panduta Artha
Kapasitas (kl) Tongkang penyalur Tongkang transportir 750 750 1.200 900 750 750 600 -
PT Amanah Putra Harun merupakan perusahaan penyalur solar terbesar di PPS Nizam Zachman Jakarta dengan kapasitas tongkang penyalur sebesar 1200 kiloliter. Kapasitas tongkang penyalur terbesar berikutnya disusul oleh PT Fajarida Adytama dan PT Segara Lanjutan Dibya sebesar 750 kiloliter sedangkan PT Bumi Yaso Panduta Artha memiliki kapasitas tongkang penyalur terkecil
58 sebesar 600 kiloliter. Mengingat produksi solar per bulan kurang dari 600 kiloliter, agar dapat menekan biaya produksi, PT Bumi Yaso Panduta Artha tidak memiliki tongkang transportir. Hal tersebut mengakibatkan pendistribusian solar dari PT Pertamina pusat dilakukan dengan menyewa tongkang transportir milik perusahaan pendistribusi solar lain. Gambar tongkang penyalur solar dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Tongkang penyalur solar PT Amanah Putra Harun di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Usaha distribusi solar menarik perusahaan penyalur solar untuk berinvestasi di PPS Nizam Zachman Jakarta. Produksi solar di PPS Nizam Zachman Jakarta pada tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Produksi solar di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Produksi (kiloliter) 124.782 106.774 67.767 81.739 81.363 70.130
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2005; 2006b; 2007b; 2008c; 2009b; 2010b
Terjadi kenaikan harga solar pada tahun 2006 yang menyebabkan konsumsi solar menurun sangat tajam sebesar 39.007 kiloliter. Penurunan pada tahun 2006 menjadi 67.767 kiloliter dari konsumsi pada tahun 2005 sebesar 106.774 kiloliter. Kenaikan
ini
menyebabkan
banyak
pengusaha
perikanan
yang
tidak
mengoperasikan kapalnya karena kekurangan modal, namun secara perlahan aktivitas perikanan tangkap kembali bangkit. Hal ini digambarkan dengan
59 peningkatan konsumsi solar pada tahun 2007 menjadi 81.739 kiloliter. Namun demikian terjadi penurunan kembali pada tahun 2008 dan 2009 berturut-turut menjadi 81.363 kiloliter dan 70.130 kiloliter dikarenakan adanya pembatasan konsumsi solar. Solar
yang
diperjualbelikan
merupakan
solar
bersubsidi
sehingga
pendistribusiannya diawasi dengan sangat ketat. Harga solar yang dijual sebesar Rp 4.550,00 per liter ini, dapat menimbulkan peluang adanya penimbunan maupun penyalahgunaan solar. Oleh karena itu pada setiap transaksi solar, harus diawasi oleh petugas UPT PPS Nizam Zachman Jakarta agar pendistribusian dilakukan tepat sasaran dan takarannya. Perusahaan penyedia solar di PPS Nizam Zachman Jakarta bekerja sama dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta dengan membayar sejumlah tarif usaha kemitraan. Berdasarkan Nomor Kep-084/PPS/Dir.A/IV/2009 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang Dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera, tarif usaha kemitraan solar (SPBB) PPS Nizam Zachman Jakarta sebesar 0,14 % per liter dari harga jual. 5.2 Fasilitas Pelayanan Pendaratan Hasil Tangkapan Pendaratan hasil tangkapan dilakukan di dermaga. Setelah kapal perikanan bertambat, maka ikan akan dibongkar dengan melibatkan beberapa pihak, selain pengurus kapal selaku penjual dan pedagang ikan selaku pembeli hasil tangkapan, dilibatkan pula buruh angkut yang mendistribusikan hasil tangkapan dari dalam palka kapal ke dalam alat angkut. Alat angkut yang digunakan dapat berupa trays maupun blong. Dengan demikian, pelayanan jasa tambat labuh, jasa buruh angkut dan pelayanan penyediaan alat angkut sangat dibutuhkan dalam aktivitas pendaratan hasil tangkapan. 5.2.1 Fasilitas pelayanan tambat labuh Pengelolaan pelayanan jasa tambat labuh berada dibawah wewenang Sub. Divisi Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan. Perum Prasarana Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta membagi fasilitas pelayanan tambat labuh menjadi tiga kategori yaitu, tambat, tender dan labuh. Tambat adalah
60 bersandarnya kapal ke dermaga, tender merupakan kegiatan bersandarnya lambung kapal ke kapal yang sedang bertambat di dermaga, sedangkan labuh adalah kegiatan melempar jangkar kapal ke perairan kolam pelabuhan dan tidak bersandar pada dermaga atau kapal lain yang sedang bertambat. Dermaga merupakan elemen yang sangat penting untuk tempat bertambatnya kapal perikanan. PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki dua dermaga yaitu, dermaga barat dan dermaga timur. Dermaga barat memiliki panjang sekitar 745 m sehingga dapat menampung kapal perikanan yang bertambat lebih banyak hingga 50 kapal daripada dermaga timur yang panjangnya hanya sekitar 521,5 m sehingga hanya dapat menampung sekitar 26 kapal (asumsi panjang kapal 20 m). Baik dermaga barat maupun dermaga timur memiliki fasilitas bollard yang fungsinya yaitu untuk tempat mengikat tali kapal ke dermaga. Walaupun bollard dermaga barat dan dermaga timur memiliki bentuk yang sedikit berbeda, namun tetap memiliki fungsi yang sama. Bollard dermaga barat dan dermaga timur dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Bollard dermaga barat (kiri) dan dermaga timur (kanan) di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 Struktur tanah kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta yang mudah menurun membuat dermaga juga mengalami penurunan dan membuat air laut dengan mudah masuk ke wilayah pelabuhan. Hal tersebut menyulitkan nelayan untuk menambatkan kapalnya ke dermaga dan melakukan aktivitas lainnya di sekitar dermaga. Dalam rangka menjaga kenyamanan tersebut, dermaga mengalami perbaikan dengan peninggian dermaga barat dan dermaga timur pada tahun 2009. Peninggian dermaga tersebut berkisar setinggi 1 hingga 5 meter, bergantung
61 terhadap penurunan dermaganya. Konstruksi peninggian dermaga tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Konstruksi peninggian dermaga PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 Perbaikan dermaga merupakan wewenang Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta, sedangkan tarif tambat labuh merupakan wewenang Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.41/MEN/2007 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang Dikelola Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera (Perum PPS). Tarif tambat labuh kapal perikanan dibagi berdasarkan ukuran gross ton kapal dan jenis pelayanan yang dibutuhkan serta jenis dermaga dan lamanya bertambat, bertender atau berlabuh (Tabel 22). Perbedaan tarif antara dermaga barat dan dermaga timur ini dikarenakan oleh fungsi masing-masing dermaga yang tidak sama. Dermaga timur dikhususkan sebagai tempat kegiatan bongkar hasil tangkapan, terutama jenis ikan tuna mengingat di dermaga timur terdapat Tuna Landing Centre (TLC). Selain sebagai tempat kegiatan bongkar hasil tangkapan, dermaga barat juga dipergunakan untuk kegiatan mengisi perbekalan kapal, perbaikan atau pembangunan apung kapal serta istirahat untuk semua kapal. Maka dari itu bagi kapal-kapal yang telah melakukan aktivitas pendaratan hasil tangkapan di dermaga timur, disarankan agar segera pindah ke dermaga barat sehingga dapat mempermudah kapal lain yang akan melakukan aktivitas yang sama. Dengan demikian, dapat memperkecil pengeluaran atas tarif jasa yang harus dibayarkan.
62 Tabel 22 Tarif tambat labuh kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 Jenis Pelayanan 1. Tarif tambat labuh < 30GT • Kapal perikanan < 10 GT • Kapal perikanan 10GT20GT • Kapal perikanan 20GT30GT 2. Tarif tambat labuh > 30GT • Tambat di dermaga barat
Besarnya Tarif Rp 2.750,00 per sekali masuk, untuk 3 etmal Rp 5.500,00 per sekali masuk, untuk 3 etmal
Keterangan 1 etmal = 24 jam. < 1 etmal dihitung sama dengan 1 etmal
Rp 8.500,00 per sekali masuk, untuk 3 etmal
Rp 3.000,00 per meter per panjang kapal per etmal (batas maksimum 10 etmal) Bila kapal bertambat lebih dari batas waktu maksimum (10 etmal), maka dikenakan tarif tambahan 50% dari tarif tambat
1 etmal = 24 jam < 1 etmal dihitung sama dengan 1 etmal
• Tambat di dermaga timur
Rp 3.000,00 per meter per panjang kapal per etmal (pada hari ke-1) Rp 5.000,00 per meter per panjang kapal per etmal (pada hari ke-2 s/d ke-10) Bila kapal bertambat lebih dari batas waktu maksimum (10 etmal), maka dikenakan tarif tambahan 50% dari tarif tambat
Setelah hari ke10, kapal harus pindah atau dipindahkan ke dermaga barat atas beban pemilik kapal
• Tender di dermaga timur
Kapal kedua dan seterusnya dikenakan tarif sebesar 50% dari tarif tambat
• Labuh
Bila kapal berlabuh lebih dari batas waktu maksimum (10 etmal), maka dikenakan tarif tambahan 50% dari tarif labuh
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2007c
5.2.2 Fasilitas pelayanan buruh angkut Tenaga kerja atau buruh angkut yang ada di PPS Nizam Zachman terbagi menjadi beberapa kategori yaitu buruh angkut pabrik es, cold storage, dan tempat pelelangan ikan (TPI). Buruh angkut pabrik es merupakan buruh angkut yang dikhususkan untuk mengangkut es balok yang siap didistribusikan ke dalam bak truk yang selanjutnya dikirim ke tempat tujuan. Buruh angkut cold storage merupakan buruh yang dikhususkan mengangkut ikan-ikan beku dari cold storage ke dalam bak-bak pick up yang selanjutnya dikirim ke tempat tujuan. Terakhir, buruh TPI merupakan buruh yang bekerja mengangkut hasil tangkapan saat kapal melakukan aktivitas bongkar ikan dari kapal ke dalam pick up atau kendaraan lain yang mendistribusikan hasil tangkapan ke tangan konsumen.
63 Buruh angkut ini dikelola oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, namun berada pada dua bagian yang berbeda. Buruh angkut pabrik es dikelola oleh Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, sedangkan buruh angkut cold storage dan TPI dikelola oleh Sub. Divisi Tambat Labuh, Dok, Bengkel, dan Perbekalan. Pada awalnya, buruh angkut tersedia begitu saja tanpa ada pengelolaan yang rapi. Seiring berjalannya waktu, diperlukan pengelolaan lebih lanjut terutama mengenai tarif pelayanan jasa serta jumlah buruh angkut yang resmi dan pembagian kerja yang pasti. Buruh angkut cold storage dan TPI dipimpin oleh koordinator dari buruh angkut tersebut. Salah satu sistem kerja sama yang dilakukan antara buruh angkut dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta adalah mengenai tarif usaha kemitraan. Berdasarkan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Nomor Kep-084/PPS/Dir.A/IV/2009 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang Dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera, tarif usaha kemitraan buruh angkut cold storage dan TPI adalah Rp 15,00 per kg ikan. Banyaknya buruh angkut yang disediakan bergantung pada banyaknya kapasitas ikan yang diangkut. Ikan yang diangkut oleh buruh angkut TPI merupakan hasil tangkapan yang dibongkar dari kapal dimana volume hasil tangkapan per kapal dapat mencapai 40 ton, sedangkan ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage berjumlah relatif lebih sedikit, dimana jumlah ikan beku yang diangkut hanya mencapai 20 ton per hari. Berdasarkan hal itu, maka jumlah buruh angkut TPI relatif lebih banyak dari pada jumlah buruh angkut cold storage. Jumlah buruh angkut TPI yang disediakan sebanyak 45 orang, sedangkan jumlah buruh angkut cold storage yang disediakan adalah 22 orang. Volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage dan buruh angkut TPI dapat dilihat pada Tabel 23.
64 Tabel 23 Volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage dan buruh angkut TPI tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut (ton) Cold Storage TPI Total 11.514 *) 15.137 *) 9.197 1.802 10.999 7.578 3.460 11.038 1.391 4.662 6.053 835 4.284 5.119
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2005; 2006b; 2007b; 2008c; 2009c; 2010c Keterangan: *) = belum ada perombakan antara sub divisi tambat labuh, dok, bengkel, dan perbekalan dengan sub.divisi pabrik es dan cold storage
Terjadi kenaikan volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage dan buruh angkut TPI yaitu dari 11.514 ton tahun 2004 menjadi 15.137 ton pada tahun 2005. Namun pada tahun 2006 terjadi penurunan kembali volume ikan yang diangkut karena volume ikan yang didaratkan serta ikan yang diangkut dari dan ke cold storage menurun secara drastis akibat kenaikan harga solar yang tajam. Terdapat pemisahan struktur organisasi sub divisi tambat labuh, dok, bengkel, dan perbekalan dengan sub divisi pabrik es dan cold storage pada tahun yang sama. Maka dari itu sistematika statistik menjadi lebih terinci dengan adanya perombakan tersebut. Volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut cold storage pada tahun 2006 dan 2007 lebih banyak daripada buruh angkut TPI. Sebaliknya, volume ikan yang diangkut oleh buruh angkut TPI pada tahun 2008 dan 2009 lebih banyak daripada buruh angkut cold storage. Fakta yang berlawanan ini dikarenakan pada tahun 2008-2009 banyak terdapat ruang cold storage yang disewa oleh perusahaan sampai periode tertentu. Perusahaan tersebut memiliki buruh sendiri sehingga tidak lagi menggunakan jasa buruh angkut yang disediakan Perum Prasarana Perikanan Cabang Jakarta. Selanjutnya terdapat buruh angkut pabrik es yang bertugas mengangkut es balok-es balok dari pabrik es milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta merupakan pihak yang menetapkan tarif usaha kemitraan buruh angkut pabrik es. Berdasarkan Keputusan Pengurus Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta Nomor: 07/Sekret/SK/KSJ/XII/2008
65 tentang ketentuan tarif penggunaan fasilitas, barang dan jasa yang dikelola Koperasi Samudera Jaya, tarif pelayanan jasa PT Catur sebesar Rp 140,00 per es balok. PT Catur merupakan perusahaan yang mengoordinasi buruh angkut pabrik es.
5.2.3 Fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut Alat angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta dikelompokkan atas beberapa bagian. Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari kapal yang melakukan aktivitas bongkar ikan, adalah milik TPI, atau dapat juga menggunakan alat angkut milik perusahaan processing yang menampung hasil tangkapan. TPI menyediakan dua jenis alat angkut. Jenis pertama disebut trays dan jenis kedua disebut blong (Gambar 12). Trays merupakan alat angkut berupa keranjang berbentuk balok, sedangkan blong merupakan alat angkut yang berbentuk silinder dengan bahan pembentuknya yang lebih padat sehingga ketahanan blong lebih kuat daripada trays.
Gambar 12 Trays (kiri) dan blong (kanan) di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Penyediaan alat angkut merupakan wewenang Koperasi Mina Muara Makmur, yang berada dibawah pengawasan Dinas Perikanan DKI Jakarta. Alat angkut yang tersedia ditempatkan di pinggiran TPI namun masih berada di dalam gedung TPI itu sendiri. Koperasi Mina Muara Makmur menyediakan 300 unit trays dan 200 unit blong. Setiap harinya dapat mencapai 250 unit trays dan 100 unit blong yang disewa. Harga sewa alat angkut dibedakan berdasarkan jenisnya, trays disewakan
66 dengan harga Rp 1.500,00 per unit per hari sedangkan blong disewakan dengan harga Rp 2.000,00 per unit per hari. Harga sewa blong sedikit lebih mahal daripada harga sewa trays karena biaya bahan baku blong yang digunakan lebih besar daripada biaya bahan baku trays. Namun, kedua alat angkut ini memiliki kapasitas yang sama yaitu dapat mengangkut satu ton ikan dalam sepuluh trays ataupun sepuluh blong. Alat angkut dalam jumlah yang banyak dapat didistribusikan dengan bantuan trolly (Gambar 13). Trolly ini merupakan kerangka besi beroda kecil yang disediakan oleh Koperasi Mina Muara Makmur sekaligus sebagai fasilitas tambahan di TPI. Koperasi tersebut menyediakan 10 trolly untuk mempermudah aktivitas pendistribusian ikan yang ada di dalam trays maupun blong.
Gambar 13 Trolly di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010
5.3 Fasilitas Pelayanan Penanganan Hasil Tangkapan Harga hasil tangkapan yang terbentuk selain ditentukan berdasarkan jenisnya, juga ditentukan berdasarkan kondisi dari hasil tangkapan tersebut. Semakin baik mutu hasil tangkapan, maka harganya akan semakin tinggi. Kebutuhan mutu yang baik karena hasil tangkapan merupakan bahan pangan. Apabila mutunya tergolong buruk karena dibiarkan pada suhu kamar, dan sudah mengalami proses pembusukan, maka dapat menimbulkan keracunan (histamine fish poisoning) bila dikonsumsi. Keracunan ini disebabkan oleh kontaminasi bakteri pathogen dengan dekarboksilasi asam amino histidin oleh enzim histidin dekarboksilase yang menghasilkan histamin (Pandit, 2006). Hal tersebut dapat mengakibatkan
67 pengurangan harga jual atau bahkan pembuangan produk karena sudah tidak dapat dikonsumsi. Mutu hasil tangkapan tersebut dapat dijaga dengan menggunakan es balok atau cold storage agar rantai dingin dapat dipertahankan.
5.3.1 Fasilitas pelayanan pengadaan es balok PPS Nizam Zachman Jakarta selaku pelabuhan perikanan tipe A mengusahakan pelayanan pembelian es balok yang optimal bagi para konsumennya. Maka dari itu pabrik es dibangun untuk memenuhi permintaan es khususnya pemenuhan keperluan bahan perbekalan kapal perikanan maupun penanganan ikan. Pabrik es ini berada dibawah wewenang Sub. Divisi Pabrik Es dan Cold Storage Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Pabrik es pada awalnya memiliki dua unit ruangan. Ruangan pertama yaitu ruangan yang digunakan untuk memproduksi es dengan kapasitas 4.488 balok, terdiri atas cetakan-cetakan balok es, bahan-bahan pembuat es balok dan mesin pembeku. Ruangan kedua yaitu ice storage berkapasitas kapasitas 5.000 balok yang digunakan untuk menyimpan es balok apabila tidak terjual pada hari yang sama dengan hari produksinya. Mengingat es balok yang telah diproduksi selalu habis terjual, maka ruangan ice storage diganti fungsinya menjadi cold storage. Pada awal pabrik es dibangun, hanya digunakan untuk memproduksi es balok yang berukuran pendek atau berbobot 50 kg per balok. Pertambahan waktu menambah jumlah konsumen es balok, terutama konsumen yang menggunakan es sebagai bahan pengawet ikan di PPI. Konsumen tersebut biasa disebut agen es lapak PPI. Pabrik es juga memproduksi es balok berukuran panjang atau berbobot 60 kg per balok untuk memenuhi permintaan konsumen. Pabrik es memiliki 3 unit mesin yang dapat memproduksi sekitar 120 es balok berbobot 50 kg dan 50 es balok berbobot 60 kg. Volume penjualan es balok 50 kg dan 60 kg tahun 20042009 dapat dilihat pada Tabel 24.
65
Tabel 24 Volume penjualan es balok 50 kg dan 60 kg tahun 2004-2009
Bulan
2004 2005 50 kg 60 kg 50 kg 60 kg Januari 3.588,25 3.675 Februari 3.798,00 3.491 Maret 4.337,95 3.127 April 4.156,00 3.646 Mei 4.421,00 3.797 Juni 4.359,75 3.879 Juli 4.341,95 3.430 Agustus 4.139,25 3.808 September 3.713,00 3.211 Oktober 3.955,00 1.732 November 3.336,00 1.834 Desember 4.091,90 2.655 Total 48.238,10 0 38.285 0 Keseluruhan 48.238,10 38.285
Volume es balok (ton) 2006 2007 2008 2009 50 kg 60 kg 50 kg 60 kg 50 kg 60 kg 50 kg 60 kg 2.627 2.290 703 1.980,25 897,54 1.789,45 1.197,54 2.530 2.028 598 1.714,00 807,66 1.920,15 965,46 2.697 2.061 401 1.813,00 683,04 2.249,25 1.413,48 2.703 728 2.219 377 1.849,45 709,92 2.555,35 1.371,06 2.822 366 2.091 377 1.866,85 782,76 2.403,85 1.202,34 2.327 689 2.097 1.165 1.781,50 833,94 2.623,55 1.397,40 2.553 659 2.169 1.201 1.644,15 925,14 2.402,95 1.226,94 2.319 583 2.256 1.043 1.911,55 1.285,44 2.429,00 1.004,76 2.281 312 2.277 1.172 1.698,65 999 1.924,15 472,8 1.956 411 1.721 1.020 1.766,65 922,5 3.025,80 570 2.633 532 2.276 657 1.891,25 1.294,80 2.814,65 432 2.771 722 2.095 978 1.626,45 1.126,56 2.896,00 449,8 30.219 5.002 25.580 9.692 21.543,75 11.268,30 29.034,15 11.703,58 35.221 35.272 32.812,05 40.737,73
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2005; 2006b; 2007b; 2008c; 2009c; 2010c
68
69 Berdasarkan Tabel 24, maka volume penjualan es terbanyak adalah pada bulan Maret sampai bulan Agustus setiap tahunnya. Pada bulan-bulan ini, banyak kapal perikanan yang melakukan bongkar muat di PPS Nizam Zachman Jakarta. Pendaratan ikan akan mengakibatkan volume ikan yang dijual di PPI juga meningkat. Maka dari itu peningkatan ikan yang terjual akan berbanding lurus dengan kebutuhan es balok sebagai bahan pengawet ikan. Semakin banyak ikan yang didaratkan di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka akan semakin banyak pula ikan yang akan dijual di PPI sehingga es balok yang dibutuhkan juga akan semakin banyak. Dalam rangka memenuhi permintaan konsumen yang kian meningkat, pabrik es menambah produksi es balok berukuran 60 kg pada bulan April 2006. Penambahan ini bukan berarti akan menambah volume es balok secara keseluruhan. Total penjualan es balok pada tahun 2005 adalah 38.285 ton, sedangkan pada tahun 2006 yang mengalami penurunan hingga total volume es yang terjual sebanyak 35.221 ton. Begitu pula pada tahun 2007 dan 2008 yang juga mengalami sedikit penurunan penjualan dengan volume masing-masing yaitu 35.272 ton dan 32.812,05 ton. Penurunan ini disebabkan oleh mesin pembeku yang sudah mulai sering mengalami kerusakan. Hal ini baru dapat diatasi pada awal tahun 2009, sehingga pada tahun ini volume penjualan es meningkat mencapai 40.737,73 ton. Pertambahan volume maupun jenis es balok yang diproduksi, ternyata masih belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh konsumen. Hal tersebut ditandai dengan masuknya es balok ke kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta dari berbagai wilayah seperti Sentul, Cengkareng, dan Tangerang (Tabel 25). Tabel 25 Volume es yang didatangkan dari luar PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Sumber: PPSNZJ, 2009
Volume Es (ton) 54.799,74 50.846,78 30.177,00 4.873,00 1.485,06
70 Volume es dari luar yang dikonsumsi pada tahun 2004 sebanyak 54.799,74 ton. Secara berangsur-angsur menurun pada tahun 2005 hingga 2008. Penurunan terbesar terdapat pada tahun 2007 hingga volume es luar yang dikonsumsi hanya sebanyak 4.873 ton. Penurunan ini dikarenakan jumlah kapal perikanan sebagai konsumen es balok pada tahun 2007 telah memiliki cold storage sendiri yang terletak di dalam palka semakin meningkat. Penurunan tersebut hanya berdampak pada es balok yang diproduksi oleh pabrik es di luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.41/MEN/2007 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang dikelola Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudera (Perum PPS), ditentukan tarif pembelian es balok ukuran 50 kg per balok dan 60 kg per balok serta tarif usaha kemitraan es luar (Tabel 26). Tabel 26 Tarif pembelian es balok ukuran 50 kg dan 60 kg serta tarif usaha kemitraan es luar tahun 2007 Jenis Pelayanan Besar Tarif (Rp per balok) 1. Pembelian es 5.300,00 • Es balok ukuran 50 kg per balok 6.360,00 • Es balok ukuran 60 kg per balok 2. Kemitraan es luar 400,00
Keterangan Tarif belum termasuk PPN, harga franco pabrik Tarif belum termasuk PPN, harga franco pabrik Tarif belum termasuk PPN
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2007c
Setiap masyarakat perikanan yang melakukan aktivitas perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta dan membutuhkan es balok sebagai bahan penanganan ikan, diwajibkan untuk membeli es balok yang diproduksi oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta. Harga yang ditawarkan untuk pembelian es balok ukuran 50 kg per balok adalah Rp 5.300,00 (belum termasuk PPN 10%) sedangkan harga es balok ukuran 60 kg adalah sebesar Rp 6.360,00 (belum termasuk PPN 10%). Apabila es balok sudah tidak tersedia, maka diperbolehkan membeli es yang diproduksi oleh pabrik es di luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagi pabrik es yang memasukkan produknya ke dalam kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dikenakan biaya kemitraan sebesar Rp 400,00 per balok (belum termasuk PPN 10%).
71 Es balok yang telah siap dikonsumsi akan didistribusikan menggunakan truk besar. Truk yang berjumlah delapan unit ini berada dibawah koordinasi Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta. Berdasarkan Keputusan Pengurus Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta Nomor: 07/Sekret/SK/KSJ/XII/2008 tentang ketentuan tarif penggunaan fasilitas, barang dan jasa yang dikelola Koperasi Samudera Jaya, maka tarif pelayanan jasa angkutan adalah Rp 465,00 per es balok. Setiap truk dapat menampung sekitar 165 balok es ukuran 50 kg per balok dan 170 balok es ukuran 60 kg per balok (Gambar 14).
Gambar 14 Truk sebagai alat distribusi es balok (kiri), susunan es balok ukuran 50 kg per balok di dalam truk (tengah) dan susunan es balok ukuran 60 kg per balok di dalam truk (kanan) di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 5.3.2 Fasilitas pelayanan di cold storage Cold storage merupakan ruang yang khusus digunakan untuk menjaga rantai dingin ikan. Cold storage yang terletak di samping pabrik es ini berada dibawah tanggung jawab Sub Divisi Pabrik Es dan Cold Storage Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Di dalam gedung penyedia fasilitas cold storage yang berdiri diatas lahan seluas 1554 m2 ini terdapat empat ruangan utama. Ruangan pertama, kedua dan ketiga merupakan cold storage, sedangkan ruangan keempat adalah Air Blast Freezer (ABF). Air blast freezer merupakan ruangan yang digunakan untuk membekukan ikan yang baru ditangkap atau belum siap dimasukkan ke dalam cold storage. Kapasitas dari masing-masing ruangan dapat dilihat pada Tabel 27.
72 Tabel 27 Kapasitas cold storage dan ABF tahun 2010 Ruangan Cold Storage 1 Cold Storage 2 Cold Storage 3 Air blast freezer
Kanan ruangan 17 x 12 = 204 17 x 9 = 153 17 x 12 = 204 -
Kapasitas (palet) Kiri ruangan Total 17 x 9 = 153 357 17 x 9 = 153 306 17 x 9 = 153 357 40 pallet per 20 ton
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2001
Cold storage 1 dan 3 memiliki kapasitas yang sama yaitu dapat menampung palet sebanyak 357 unit. Cold storage 2 merupakan cold storage dengan kapasitas terkecil dengan menampung palet sebanyak 306 unit. Ruangan terakhir yaitu ABF dapat membekukan ikan sebanyak 40 pallet per 20 ton. Palet merupakan kerangka besi berukuran 1 m x 1 m x 1,5 m yang digunakan untuk meletakkan ikan yang akan dibekukan atau dijaga rantai dinginnya (Gambar 15). Setiap box palet dipergunakan untuk menampung ikan dengan bobot total 500 kg.
Gambar 15 Ikan yang disusun di dalam palet PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Setiap ikan yang akan dimasukkan ke dalam cold storage, harus disusun dalam palet, kemudian akan diberi label. Label tersebut menandakan pemilik dari palet. Apabila ikan akan dikeluarkan dari cold storage, maka akan didata oleh pegawai cold storage mengenai jumlah palet yang dikeluarkan serta lamanya palet saat berada di dalam cold storage. Jumlah stok ikan yang berada dalam cold storage tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 28.
73 Tabel 28 Volume stok ikan yang berada dalam cold storage tahun 2004-2009 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Volume stok ikan (ton) Masuk Keluar 12.470,318 10.167,475 9.417,923 9.574,534 9.338,043 8.974,070 11.290,194 15.785,353 8.721,529 8.826,377 8.358,359 8.277,459
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2005; 2006b; 2007b; 2008c; 2009c; 2010c
Petugas mencatat ikan yang akan dimasukkan dan dikeluarkan dikeluarkan dari cold storage setiap harinya. Volume ikan yang masuk pada tahun 2004 merupakan volume terbesar dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu 12.470,318 ton. Volume ikan terus menurun hingga tahun 2009, namun meningkat pada tahun 2007 menjadi 11.290,194 ton. Peningkatan ini dikarenakan melimpahnya ikan yang diperjualbelikan dalam kondisi beku. Fasilitas lain yang ditawarkan oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta adalah pengadaan anteroom. Anteroom merupakan lahan di depan ruang cold storage dan air blast freezer yang digunakan untuk mengemas ikan yang baru dikeluarkan dari cold storage yang selanjutnya akan didistribusikan. Anteroom disewakan per unitnya selama 6 jam adalah Rp 22.000,00. Luas satu unit anteroom yang ditawarkan seluas 3 m x 3 m. Pengadaan anteroom ini diharapkan dapat mempermudah pedagang ikan untuk mengemas ikannya tanpa harus berpindah tempat terlebih dahulu. Volume ikan yang dibekukan dalam ABF dan jumlah anteroom dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29 Volume ikan yang dibekukan dalam ABF dan jumlah anteroom yang digunakan tahun 2005-2009 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009
Volume ABF (ton) 4.112,57 5.796,69 3.387,18 1.403,93 584,38
Anteroom (unit) 227 165 981 1.918,16 2.026,16
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2006b; 2007b; 2008c; 2009c; 2010c
74
Volume ikan yang dibekukan dalam ABF pada tahun 2005 adalah 4.112,57 ton, kemudian meningkat sebanyak 1.684,12 pada tahun 2006 menjadi 5.796,69 ton. Namun terjadi penurunan pada tahun 2007 hingga 2009 secara berturut-turut menjadi 3.387,18 ton, 1.403,93 ton dan 584,38 ton ikan yang dibekukan. Lain halnya dengan penggunaan anteroom, pada tahun 2005 hanya digunakan sebanyak 227 unit, kemudian meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2009 mencapai 2.026,16 unit yang terpakai. Banyaknya pengguna anteroom pada tahun tersebut dikarenakan semakin banyaknya perusahaan processing yang menyewa cold storage dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan seperti inilah yang biasa mengemas ikannya sebelum didistribusikan. Berdasarkan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta Nomor Kep-084/PPS/Dir.A/IV/2009 tentang Penetapan Tarif Pelayanan Penggunaan Barang/Jasa yang Dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera, maka tarif pelayanan cold storage terbagi ke dalam dua jenis. Jenis pelayanan tersebut yaitu fasilitas cold storage dan fasilitas pembekuan. Tarif pelayanan cold storage dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Tarif pelayanan cold storage tahun 2007 Jenis Pelayanan 1. Fasilitas cold storage 2. Fasilitas ruang pembekuan • Keterlambatan pembongkaran komoditi yang telah beku akibat kelalaian pemakai jasa
Tarif Rp 7.000,00 per palet per hari Rp 500,00 per kg per 24 jam beku Rp 50,00 per kg per jam
Keterangan Tarif belum termasuk PPN Per palet < 500kg per label per hari. Lebih dari 500 kg dikenakan 2 x tarif
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2007c
Fasilitas cold storage ditawarkan tarif sebesar Rp 7.000,00 per palet per hari, sedangkan fasilitas ruang pembekuan (air blast freezer) dikenakan tarif Rp 500,00 per kg per 24 jam hingga ikan membeku. Apabila ikan yang telah beku terlambat dibongkar akibat kelalaian pemakai jasa, maka akan dikenakan denda Rp 50,00 per kg per jam. Tarif tersebut belum termasuk PPN. Secara keseluruhan, Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta memiliki lima unit cold storage. Cold storage ke-4 merupakan ice storage pabrik es yang berubah fungsinya menjadi cold storage. Cold storage ke-5 merupakan
75 gedung tersendiri di wilayah perkantoran UPT PPS Nizam Zachman dan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Sistem pembayaran yang digunakan pada cold storage ke-4 dan ke-5 sedikit berbeda dengan cold storage sebelumnya. Pengusaha yang menggunakan cold storage ke-4 akan dikenakan biaya Rp 33.000.000,00 per bulan. Biaya tersebut hanya digunakan sebagai sewa investasi ruangan saja, tidak mencakup pembayaran air, listrik serta pengadaan mesin. Apabila kontrak telah habis, maka mesin akan menjadi milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, sedangkan pengusaha yang menggunakan cold storage ke-5 kontraknya merupakan kontrak per tahun dan akan dikenakan biaya sebesar Rp 66.000.000,00 per bulan. Biaya tersebut sudah termasuk sewa mesin milik Perum dan pembayaran air serta listrik. Kedua ruang tersebut memiliki kapasitas 400 palet.
Gambar 16 Forklift yang membawa ikan beku keluar dari cold storage di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Ikan-ikan yang telah disusun dalam palet dikeluarkan dari cold storage dengan menggunakan forklift (Gambar 16). Forklift merupakan alat bantu berupa kendaraan yang fungsinya memindahkan barang dengan jumlah besar dari satu tempat ke tempat lain. Cold storage pada awal beroperasinya, terdapat tiga forklift, namun dua forklift sering mengalami kerusakan, sehingga hanya satu forklift tersisa yang dapat beroperasi.
76 5.4 Fasilitas Pelayanan Pemasaran Hasil Tangkapan Pemasaran hasil tangkapan tidak terlepas dari peranan pedagang. Pedagang membeli hasil tangkapan di TPI dan memasarkannya di PPI. TPI dan PPI menjadi tempat pemasaran yang sangat penting di PPS Nizam Zachman Jakarta. Dengan demikian, agar pemasaran hasil tangkapan dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan pelayanan jasa yang baik di TPI dan PPI PPS Nizam Zachman Jakarta. 5.4.1 Fasilitas pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan aktivitas pelelangan ikan. Aktivitas pelelangan ikan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta bukanlah pelelangan murni, melainkan pelelangan dengan sistem opow. Sistem opow adalah sistem penjualan ikan dimana ikan yang didaratkan dibeli oleh pemilik kapal, lalu akan dijual kembali ke pihak-pihak tertentu, dengan kata lain ikan yang didaratkan sudah ditentukan pemiliknya. Tidak terdapat peraturan daerah yang mengharuskan PPS Nizam Zachman mengadakan pelelangan, namun terdapat peraturan daerah yang mengatur retribusi pelelangan. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Nomor 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, disebutkan mengenai retribusi yang diambil dalam pemakaian tempat pelelangan ikan. Ikan segar, beku, hidup, ataupun ikan dalam kondisi kering yang diproduksi lokal, akan dikenakan retribusi kepada nelayan dan pedagang sebesar 5% dari harga transaksi. Dimana perinciannya yaitu, pedagang dikenakan retribusi sebesar 3% dan nelayan dikenakan retribusi sebesar 2% dari harga transaksi. Mekanisme penjualan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta dapat dilihat pada Gambar 17. Mekanisme penjualan ikan PPS Nizam Zachman Jakarta dimulai saat kapal melakukan proses pendaratan. Setelah kapal bersandar pada dermaga, ikan yang ada di dalam palka dibongkar, kemudian ditimbang per jenis hasil tangkapan. Bagi jenis ikan tuna, akan disortir untuk dipilih antara ikan yang memiliki mutu ekspor dan yang tidak layak ekspor. Tuna lokal atau tuna tidak layak ekspor akan dijual dengan sistem sampel yaitu ikan yang dijual hanya diperlihatkan sebagian saja. Berbeda halnya dengan jenis ikan selain tuna yang yang didaratkan
77 menggunakan kapal ikan tradisional, jenis ikan ini akan dijual dengan memperlihatkan ikan secara keseluruhan, dimana selanjutnya pembeli dapat menjualnya ke pasar lokal maupun pasar luar daerah. Pelaksana teknis aktivitas penjualan ikan adalah Koperasi Mina Muara Makmur. Selanjutnya Koperasi ini berada dibawah pengawasan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta u ntuk melaporkan hasil penjualan. Pengawasan dilakukan agar aktivitas penjualan ikan dapat berjalan dengan lancar. Proses pendaratan Proses bongkar Penimbangan
Sortir
Jual
Jual Pasar Luar Daerah
Pasar Ekspor
Pasar Lokal
Pasar Lokal
Gambar 17 Mekanisme penjualan ikan di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Keterangan: : proses : pasar
Volume ikan yang dijual berbeda-beda pada setiap musimnya (Tabel 31) karena penjualan ikan dilaksanakan berdasarkan keberadaan ikan yang didaratkan. Musim yang dimaksud yaitu musim barat dan musim timur. Volume ikan yang dijual sebanyak 7.917.565 kg pada tahun 2004. Jumlahnya terus menurun hingga tahun 2006 yang mencapai angka 3.829.295 kg. Terjadi kenaikan kembali sehingga pada tahun 2007 mencapai 6.881.507 kg. Kenaikan ini dikarenakan pelaku perikanan tangkap kembali beraktivitas dengan adanya adaptasi terhadap harga solar yang telah dinaikkan satu tahun sebelumnya. Namun kembali terjadi penurunan pada tahun 2008 hingga menjadi 4.900.279 kg. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Dinas Peternakan dan Perikanan, hal tersebut diduga karena kondisi cuaca pada tahun 2008 didominasi oleh musim hujan yang berkepanjangan sehingga kapal tidak terlalu lama melaut. Selanjutnya dikatakan
78 bahwa kondisi cuaca pada tahun 2009 kembali normal sehingga ikan yang dijual dapat mencapai 7.687.630 kg sebagai volume ikan yang terjual tertinggi pada kurun waktu lima tahun terakhir. Dengan melihat perolehan volume ikan yang dijualper bulan pada Tabel 31, maka dapat diketahui persebaran ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bulan Januari hingga Mei, merupakan periode dimana cuaca sedang dalam keadaan buruk karena ikan yang dijual rata-rata berjumlah 440.000 kg per bulan. Lain halnya pada bulan Juli hingga September, ikan yang dijual rata-rata berjumlah 590.000 kg per bulan. Hal ini dikarenakan angin musim timur sedang berhembus, sehingga cuaca di lautan cukup mendukung aktivitas melaut. Tabel 31 Volume ikan yang dijual di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2004-2009 Volume Ikan yang Dijual (kg)
Bulan Januari
2004 579.928
2005 364.932
2006 223.514
2007 669.232
2008 232.716
2009 680.884
Februari
542.539
400.154
153.478
586.012
263.008
509.338
Maret
588.187
572.098
67.838
693.002
266.163
424.137
April
481.720
462.683
363.132
545.628
428.666
573.298
Mei
703.776
575.000
236.345
513.539
326.183
328.725
Juni
717.613
546.789
260.369
532.582
365.416
808.341
Juli
606.292
638.531
236.096
700.249
426.610
800.787
Agustus
554.147
701.187
389.734
607.396
671.520
871.370
September
743.276
636.657
491.546
631.036
523.451
425.338
Oktober
983.206
438.214
287.099
400.787
351.025
733.902
November
509.448
171.742
479.523
682.389
623.174
714.578
Desember
907.433
187.250
640.621
319.655
422.347
816.932
7.917.565
5.695.237
3.829.295
6.881.507
4.900.279
7.687.630
Total
Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta, 2005; 2006; 2007; 2008; 2009; 2010
Dalam rangka memenuhi kebutuhan fasilitas penjualan ikan seperti penimbangan dan penyortiran, maka TPI PPS Nizam Zachman Jakarta yang berkapasitas 917 ton ini menyediakan beberapa fasilitas pendukung. Gedung TPI yang berdiri pada lahan seluas 3367 m2 ini menyediakan trolly, trays, blong, timbangan, dan pemberian label. Fasilitas, tarif dan kapasitas pendukung aktivitas penjualan dapat dilihat pada Tabel 32.
79 Tabel 32 Jenis, tarif dan kapasitas fasilitas pendukung aktivitas penjualan tahun 2010 Jenis Fasilitas Trolly Trays Blong Timbangan Pemberian Label
Tarif Rp 5.000,00 per unit Rp 1.500,00 per unit Rp 2.000,00 per unit -
Kapasitas 10 unit 300 unit 200 unit 2 unit -
Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, 2010
Trolly sebagai alat yang memindahkan trays atau blong disediakan dalam jumlah 10 unit dengan harga sewa Rp 5.000,00 per unit. Trays dan blong yang digunakan untuk mengangkut ikan dikenakan tarif sewa masing-masing Rp 1.500,00 dan Rp 2.000,00 per unit dimana disediakan 300 unit trays dan 200 unit blong. Pemberian label dan penggunaan dua unit timbangan tidak dikenakan tarif sewa. 5.4.2 Fasilitas pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Pusat Pemasaran Ikan (PPI) merupakan tempat transaksi antara penjual dan pembeli ikan di PPS Nizam Zachman Jakarta dalam jumlah yang relatif besar. Di atas lahan seluas 6431 m2, Sub Divisi PPI dan TPI Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta menangani pelayanan penyediaan lapak serta prasarana lain yang ada di PPI. Lapak adalah tempat berjualan yang merupakan pelayanan yang resmi ditangani oleh sub divisi ini. Hingga tahun 2009, tercatat 932 pedagang ikan yang mengisi lapak dari 992 lapak yang disediakan di PPI. Selain lapak, tersedia juga tempat pengepakan ikan sebanyak 60 unit, tempat penjualan es curah yang disebut dengan depot es sebanyak 12 unit, serta warung makan/kios dan perkantoran yang tempatnya disewakan di sekitar PPI. Masing-masing pelayanan penyediaan tempat tersebut dikenakan tarif penyewaan yang berbeda-beda. Berdasarkan Keputusan Direksi Perum
Prasarana
Perikanan
084/PPS/Dir.A/IV/2009
tentang
Samudera Penetapan
Cabang Tarif
Jakarta Pelayanan
Nomor
Kep-
Penggunaan
Barang/Jasa yang dikelola Perum Prasarana Perikanan Samudera (Tabel 33).
80 Tabel 33 Tarif penyewaan ruang bangunan di dalam dan sekitar PPI tahun 2007 Ruang Bangunan Tempat Pemasaran Ikan (lapak)
Tarif Rp 2.500,00 per unit per hari
Tempat Pengepakan Ikan
Rp 7.000,00 per unit per hari
Warung makan/kios Kantor/gudang Depot es
Rp 10.000,00 per m2 per bulan Rp 10.000,00 per m2 per bulan Rp 25.000,00 per unit per hari
Keterangan 1 unit = 5 m2 (termasuk PPN dan PBB) Pembayaran sewa dilakukan sekaligus 1 kali dalam 1 bulan 1 unit = 10 m2 (termasuk PPN dan PBB) Pembayaran sewa dilakukan sekaligus 1 kali dalam 1 bulan 1 unit = 4 m2 (termasuk PPN dan PBB)
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2007c
Pedagang ikan yang menyewa lapak di PPI akan dikenakan tarif sewa sebesar Rp 2.500,00 per unit per hari, dimana luas lahan per unitnya adalah 5 m2. Penagihan sewa pada awalnya dilakukan setiap malam hari setelah aktivitas perdagangan di PPI selesai dilaksanakan. Penagihan dengan sistem tersebut dirasa cukup merepotkan, sehingga sistem penagihan pada tahun 2008 dirubah menjadi setiap satu bulan sekali. Sistem penagihan yang sama diberlakukan kepada penyewa tempat pengepakan ikan dengan besar sewa Rp 7.000,00 per unit per hari dengan luas lahan 10 m2 per unitnya serta penyewa depot es dengan besar sewa Rp 25.000,00 per unit per hari dimana luas lahan setiap unitnya adalah 4 m2. Tarif ketiga ruang bangunan ini sudah termasuk PPN dan PBB. Tarif yang dikenakan untuk ruang bangunan berikutnya yaitu sebesar Rp 10.000,00 per m2 per bulan. Tarif ruang bangunan tersebut berlaku bagi pemilik warung makan atau kios dan kantor atau gudang di sekitar PPI. Secara keseluruhan pada tarif tersebut sudah termasuk pembayaran fasilitas listrik (penerangan). Selain terdapat sejumlah bangunan di sekitar PPI, terdapat pula pelataran atau tempat parkir yang cukup luas. Penggunaan pelataran ini bermacam-macam khususnya untuk memindahkan ikan-ikan yang akan dijualbelikan di PPI maupun yang sedang dalam proses pengepakan. Perbedaan penggunaan pelataran PPI ini dikenakan tarif penyewaan yang berbeda pula (Tabel 34).
81 Tabel 34 Tarif penyewaan pelataran PPI di PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2007 Pelataran Penempatan barang maksimum 60 kg Terminal bongkar muat • Truk • Pick up • Kendaraan roda tiga • Gerobak Pengepakan ikan
Tarif Rp 1.500,00 per wadah per hari
Keterangan Khusus peti, blong, trays dan keranjang
Rp 3.000,00 per sekali kegiatan Rp 2.000,00 per sekali kegiatan Rp 1.000,00 per sekali kegiatan Rp 500,00 per sekali kegiatan Rp10.000,00 per unit per hari
1 unit = 20 m2 (termasuk PPN) PBB atas pemanfaatan persewaan tanah ditanggung oleh penyewa
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta, 2007
Pedagang ikan yang menempatkan ikannya pada peti, blong, trays atau keranjang di pelataran PPI, maka akan dikenakan tarif sebesar Rp 1.500,00 per wadah per hari. Pedagang yang melakukan pengepakan ikan di pelataran PPI, akan dikenakan tarif sebesar Rp10.000,00 per unit per hari dimana satu unitnya memakan lahan seluas 20 m2. Tarif sewa ini sudah termasuk PPN namun belum termasuk PBB karena PBB ditanggung sendiri oleh penyewa. Kendaraan yang melakukan bongkar muat seperti truk, pick up, kendaraan roda tiga, dan gerobak akan dikenakan tarif sewa berturut-turut sebesar Rp 3.000,00, Rp 2.000,00, Rp 1.000,00, dan Rp 500,00 per sekali kegiatan bongkar ikan. Selain tempat pemasaran ikan atau lapak, pedagang juga membutuhkan sarana lain untuk mempermudah aktivitasnya. Perum Prasarana Perikanan Cabang Jakarta menyediakan air laut sebagai salah satu bahan penanganan ikan. Air laut ini berada dibawah pengelolaan Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta. Berdasarkan Keputusan Pengurus Koperasi Karyawan “Samudera Jaya” Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta Nomor: 05/Sekret/SK/KSJ/XII/2008 disebutkan tentang ketentuan tarif penggunaan fasilitas, barang dan jasa yang dikelola Koperasi Samudera Jaya. Tarif pelayanan jasa pelayanan air laut sebesar Rp 1.750,00 per blong. Tarif air laut ini dikenakan pada agen air laut di PPI, setelah itu dijual kembali ke pedagang ikan di PPI
82 dengan tarif sebesar Rp 5.000,00 per blong. Penagihan pembayaran tarif air laut dilakukan pada malam hari, karena aktivitas PPI dimulai pukul 19.00 WIB dan berakhir pada pukul 24.00 WIB. Air laut biasanya hanya digunakan untuk membersihkan ikan-ikan yang akan dijual pada malam harinya. Dengan demikian, persiapan perdagangan ikan akan dilakukan pada pagi hingga sore hari, termasuk pembelian air laut untuk pembersihan ikan-ikan. Antrian pengisian air laut pada blong-blong dan aktivitas pengisian air laut pada blong dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Antrian pengisian air laut pada blong-blong (kiri) dan aktivitas pengisian air laut pada blong (kanan) di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2009 Setelah ikan-ikan dibersihkan, selanjutnya ikan akan disimpan di dalam box fiber dengan pengunaan garam sebagai bahan pengawetnya. Garam yang digunakan juga tersedia di PPI, namun pihak lain yang menyediakannya. Penyimpanan ikan di dalam box tersebut disusun secara berlapis antara ikan dengan garamnya (Gambar 19).
Gambar 19 Susunan penyimpanan ikan pada box fiber di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010
83 Penggunaan seluruh bahan dan peralatan untuk melaksanakan aktivitas persiapan hingga aktivitas perdagangan ikan dapat diperoleh di PPI. Bahan-bahan tersebut meliputi garam, air laut dan es curah. Peralatan yang digunakan meliputi box fiber, meja, trolly, trays, bak, timbangan dan meja. Bahkan keamanan pun dapat dijamin oleh Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pamswakarsa) dalam rangka mengamankan wilayah PPI dari pungutan-pungutan liar para preman. Semua kebutuhan tersebut dikenakan tarif sebagai timbal balik atas jasa yang diterima (Tabel 35). Tabel 35 Tarif pemanfaatan fasilitas di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta tahun 2010 Jenis fasilitas Box fiber Trays Bak Trolly Timbangan Meja Garam Es curah Keamanan
Status penggunaan (beli/sewa/iuran) Sewa Sewa Sewa Sewa Sewa Sewa Beli Beli Iuran
Tarif (per unit) Rp 5.000,00 per hari Rp 3.000,00 per hari Rp 1.000,00 per hari Rp 4.000,00 per kwintal per sekali jalan Rp 3.000,00 per malam Rp 1.000,00 per hari Rp 800,00 per kg Rp 16.000,00 per balok Rp 1.000,00 per malam
Pihak penyelenggara Agen Agen Agen Agen Agen Agen Agen Agen Pamswakarsa
Pedagang ikan di PPI menggunakan es dan garam sebagai elemen dari sistem pengawetan ikan yang akan dijualnya. Setiap harinya, pedagang ikan yang memiliki satu lapak di PPI biasanya membutuhkan 3 balok es dan 50 kg garam. Selain itu pedagang membutuhkan 1 unit box fiber, 3 unit trays, 1 unit bak, 1 unit trolly, 1 unit timbangan dan 1 unit meja untuk kelancaran penyimpanan dan proses penjualan ikan. Dengan demikian, dari berbagai tarif (Tabel 35), setiap pedagang ikan di PPI mengeluarkan biaya sewa fasilitas pendukung tersebut ratarata Rp 112.000,00 per harinya.
6 TINGKAT KUALITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
6.1 Validitas dan Realibilitas Data Sebelum menghitung besarnya tingkat kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta, perlu dilakukan pengujian terhadap data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen. Pengujian yang digunakan adalah uji validitas dan uji realibilitas. Suatu variabel dinyatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas diolah dengan menggunakan software SPSS 16, pada tingkat toleransi 5%. Pertanyaan atau variabel yang tidak valid akan dihilangkan karena tidak dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan hasil uji validitas terhadap 20 variabel maka diperoleh variabel yang valid dengan jumlah yang berbeda pada setiap fasilitas. Terdapat 9 variabel yang valid untuk penilaian kualitas pelayanan penyediaan solar dan tambat labuh, 10 variabel valid untuk penilaian kualitas pelayanan penyediaan air tawar, 12 variabel valid untuk penilaian terhadap kualitas pelayanan di TPI dan PPI, serta 15 variabel valid untuk penilaian kualitas pelayanan buruh angkut, alat angkut, es balok dan cold storage. Semua variabel tersebut dinyatakan valid karena nilai rs hitung lebih besar daripada nilai rs tabel (Lampiran 3). Setelah diperoleh variabel yang valid, dilanjutkan dengan uji realibilitas. Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan alat ukur. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila digunakan dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek tidak berubah (Wijaya, 2009). Nilai crobanch’s alpha yang diperoleh dari hasil uji realibilitas secara keseluruhan berada pada nilai di atas 0,7 (Lampiran 4) sehingga variabel-variabel tersebut realibel untuk digunakan. Setelah dinyatakan valid dan realibel, maka data siap diolah untuk menghitung kualitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta.
6.1.1 Validitas dan realibilitas perbekalan kapal perikanan
data
pelayanan
penyediaan
bahan
Setiap fasilitas memiliki jumlah responden yang berbeda, maka nilai rs hitung dan rs tabel juga akan berbeda. Fasilitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan meliputi fasilitas pelayanan penyediaan air tawar dan solar. Variabel dari fasilitas pelayanan penyediaan air tawar diujikan kepada 17 pengurus kapal sedangkan pelayanan penyediaan solar diujikan kepada 15 pengurus kapal. Pengurus kapal adalah seseorang yang dipercayai oleh pemilik kapal untuk mengurus seluruh keperluan operasional kapal yang meliputi pemenuhan bahan perbekalan melaut, perbaikan kapal, hingga pengurusan perizinan yang berkaitan dengan kapal. Dalam hal ini, pengurus kapal berperan mewakili pemilik kapal. Variabel fasilitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan yang dinyatakan valid dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan Dimensi Ketanggapan (responsiveness) Keandalan (realibility) Empati (emphaty)
Jaminan (assurance)
Bukti nyata (tangibles)
Variabel yang dianalisis Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Kesesuaian jumlah produk yang dikirim Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Kejelasan sistem pembayaran Kejelasan waktu pembayaran Kegiatan promosi produk Keterampilan petugas menangani pembayaran Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Keberadaan bukti pembayaran Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Air tawar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Solar √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
Keterangan : √ = Valid; - = tidak valid
Diperoleh 10 variabel yang valid pada fasilitas penyedia air tawar dari 20 variabel yang diujikan. Variabel yang valid tersebut meliputi variabel ketepatan waktu
pengiriman,
keberadaan
penerima
keluhan,
ketersediaan
produk,
kemudahan prosedur pemesanan, kegiatan promosi produk, pengecekan dan pengawasan produk, harga yang terjangkau, kondisi fasilitas transportasi, kondisi fasilitas transportasi, kondisi kebersihan, dan variabel kapasitas fasilitas produksi. Variabel-variabel tersebut memiliki nilai rs hitung yang lebih besar daripada nilai rs tabel, dimana rs tabelnya bernilai 0,412 yang berarti nilai korelasinya relatif lemah. Pengujian
validitas
yang
dilakukan
pada
fasilitas
penyedia
solar
menghasilkan 9 variabel yang valid. Variabel tersebut mencakup variabel keberadaan penerima keluhan, kecepatan perbaikan fasilitas, keterampilan petugas melayani permintaan, kemudahan prosedur pemesanan, pengecekan dan pengawasan produk, pengecekan dan pengawasan produk, kelancaran sistem distribusi, penampilan petugas, kondisi fasilitas transportasi, dan variabel kondisi kebersihan. Variabel-variabel tersebut memiliki nilai rs hitung yang lebih besar daripada nilai rs tabel, dimana rs tabelnya bernilai 0,441 yang berarti nilai korelasinya relatif lemah. 6.1.2 Validitas dan realibilitas data pelayanan pendaratan hasil tangkapan Selain bahan perbekalan, para konsumen juga membutuhkan fasilitas yang dapat melancarkan proses pendaratan ikan diantaranya fasilitas tambat labuh, penyediaan buruh angkut, dan penyedia alat angkut. Fasilitas pelayanan buruh angkut dan alat angkut pada kenyataannya digunakan juga oleh pedagang. Oleh sebab itu telah diambil responden yang memerlukan pelayanan buruh angkut yaitu 10 pengurus kapal dan 10 pedagang ikan, sedangkan responden untuk fasilitas penyedia alat angkut terdiri atas 10 pengurus kapal dan 5 pedagang ikan. Fasilitas tambat labuh hanya digunakan oleh para konsumen, maka responden hanya berasal dari komunitas pengurus kapal yang berjumlah 15 orang. Variabel fasilitas pelayanan pendaratan ikan yang dinyatakan valid dapat dilihat pada Tabel 37. Terdapat 9 variabel yang valid pada fasilitas pelayanan tambat labuh, 15 variabel yang valid pada fasilitas pelayanan buruh angkut, serta 15 variabel yang valid pada fasilitas penyedia alat angkut dari 20 variabel yang diujikan,. Variabel fasilitas pelayanan tambat labuh dan fasilitas penyediaan alat angkut memiliki kesamaan nilai rs tabel sebesar 0,441 karena diujikan kepada 15 responden.
Variabel yang valid pada fasilitas pelayanan tambat labuh meliputi variabel keberadaan penerima keluhan, kecepatan perbaikan fasilitas, keterampilan petugas melayani permintaan, kemudahan prosedur pemesanan, kegiatan promosi produk, pengecekan dan pengawasan produk, penampilan petugas, harga yang terjangkau, serta kondisi kebersihan. Terdapat sedikit persamaan dengan fasilitas penyediaan alat angkut, variabel yang valid merupakan variabel yang sama seperti variabel yang valid pada fasilitas pelayanan tambat labuh namun ditambah dengan variabel ketersediaan produk, kelancaran sistem distribusi, keberadaan bukti pembayaran, kondisi fasilitas transportasi, letak lokasi pemesanan produk, dan kapasitas fasilitas produksi. Tabel 37 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan pendaratan hasil tangkapan Dimensi Ketanggapan (responsiveness) Keandalan (realibility) Empati (emphaty) Jaminan (assurance)
Bukti nyata (tangibles)
Variabel yang dianalisis Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Kesesuaian jumlah produk yang dikirim Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Kejelasan sistem pembayaran Kejelasan waktu pembayaran Kegiatan promosi produk Keterampilan petugas menangani pembayaran Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Keberadaan bukti pembayaran Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Tambat Buruh Alat Labuh Angkut Angkut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan : √ = Valid; - = tidak valid
Variabel yang tidak valid pada fasilitas pelayanan buruh angkut hanya berjumlah 5 variabel. Variabel yang tidak valid tersebut antara lain, variabel ketepatan waktu pengiriman,
kesesuaian jumlah produk
yang dikirim,
keterampilan petugas menangani pembayaran, kelancaran sistem distribusi dan variabel kondisi fasilitas transportasi. Variabel tersebut dikatakan tidak valid
karena nilai rs tabel sebesar 0,377 berada di atas rs hitungnya. Nilai tersebut berarti nilai korelasinya relatif lemah.
6.1.3 Validitas dan realibilitas data pelayanan penanganan hasil tangkapan Selain aktifitas pendaratan ikan, aktifitas lain yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta adalah aktifitas penanganan ikan. Diperlukan es atau ruang pendingin (cold storage) agar aktivitas rantai penanganan hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman dapat terjaga hingga ke tangan konsumen. Berdasarkan rantai pemasaran, konsumen es balok terbagi menjadi dua, yaitu konsumen langsung dan tak
langsung.
Konsumen
langsung
adalah
konsumen
yang
langsung
mengkonsumsi barang dari pabrik es selaku produsen atau perantara antara pabrik es dengan konsumen tak langsung. Konsumen langsung ini biasa disebut dengan agen es, sedangkan konsumen es balok tak langsung yaitu konsumen yang membeli es balok dari agen es. Keberadaan konsumen tak langsung ini biasanya dikarenakan jumlah es balok yang dikonsumsi relatif sedikit dan bertujuan menekan biaya distribusi. Konsumen tak langsung kembali terbagi dua, yaitu pedagang ikan dan nelayan. Semenjak tahun 2007, kapal perikanan yang berukuran lebih dari 70 GT sudah mulai memiliki cold storage sendiri yang terpasang pada palka kapal sehingga hanya sedikit konsumen dari kalangan nelayan yang masih menggunakan es sebagai bahan pengawet hasil tangkapan. Hal tersebut mengakibatkan konsumen es balok dari kalangan nelayan terus menurun. Lain halnya dengan jumlah pedagang ikan, terutama pedagang ikan yang memasarkan ikan di PPI, jumlahnya bertambah setiap tahun dan mendominasi konsumen es balok di pabrik es PPS Nizam Zachman Jakarta. Selain menambahkan es pada ikan, rantai dingin dapat dijaga dengan memasukkan ikan ke dalam ruang pendingin (cold storage). Konsumen dari cold storage milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta ini adalah pedagang ikan yang menjual ikan dalam kondisi beku dan sudah tercatat sebagai pelanggan tetap.
Dengan demikian, pabrik es dan cold storage merupakan
fasilitas yang dibutuhkan dan baik dalam menangani hasil tangkapan dengan
menjaga rantai dinginnya. Variabel
fasilitas pelayanan penanganan hasil
tangkapan dapat dilihat pada Tabel 38. Tabel 38 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan penanganan hasil tangkapan Dimensi Ketanggapan (responsiveness) Keandalan (realibility) Empati (emphaty) Jaminan (assurance)
Bukti nyata (tangibles)
Variabel yang dianalisis Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Kesesuaian jumlah produk yang dikirim Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Kejelasan sistem pembayaran Kejelasan waktu pembayaran Kegiatan promosi produk Keterampilan petugas menangani pembayaran Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Keberadaan bukti pembayaran Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Es Balok √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Cold Storage √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan : √ = Valid; - = tidak valid
Tabel 38 menunjukkan 15 variabel yang valid dari 20 variabel yang diujikan pada fasilitas penyedia es balok dan cold storage karena nilai rs hitung lebih besar daripada nilai rs tabel sebesar 0,441 yang berarti nilai korelasinya relatif lemah. Lima variabel yang tidak valid meliputi variabel kesesuaian jumlah produk yang dikirim, kejelasan sistem pembayaran, kejelasan waktu pembayaran, keterampilan petugas menangani pembayaran, dan variabel keberadaan bukti pembayaran.
6.1.4 Validitas dan realibilitas data pelayanan pemasaran hasil tangkapan Pabrik es maupun cold storage merupakan fasilitas yang menentukan keberhasilan kegiatan berikutnya, yaitu kegiatan pemasaran. Tempat pemasaran hasil tangkapan di PPS Nizam Zachman Jakarta terdiri atas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pusat Pemasaran Ikan (PPI). Secara teknis, terdapat perbedaan antara kedua tempat pemasaran tersebut. Pemasaran hasil tangkapan di TPI dilakukan melalui transaksi penjualan yang dilakukan berada di bawah komando
Koperasi Mina Muara Makmur antara konsumen dengan pedagang ikan, sedangkan pedagang grosir di PPI, menjual kembali ikan hasil pembelian di TPI kepada pedagang eceran maupun kepada konsumen langsung seperti ibu rumah tangga dan restoran. Adapun variabel fasilitas pelayanan pemasaran hasil tangkapan yang valid dapat dilihat pada Tabel 39. Tabel 39 Validitas dimensi dan variabel kualitas fasilitas pelayanan pemasaran hasil tangkapan Dimensi Ketanggapan (responsiveness) Keandalan (realibility) Empati (emphaty) Jaminan (assurance)
Bukti nyata (tangibles)
Variabel yang dianalisis Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan jasa/produk Kesesuaian jumlah produk yang dikirim Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Kejelasan sistem pembayaran Kejelasan waktu pembayaran Kegiatan promosi jasa/produk Keterampilan petugas menangani pembayaran Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Keberadaan bukti pembayaran Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan jasa/produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
TPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
PPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan : √ = Valid; - = tidak valid
Terlihat kesamaan antara TPI dan PPI pada Tabel 39 mengenai variabel yang tidak valid. Variabel tersebut adalah variabel ketepatan waktu pengiriman, kesesuaian jumlah produk yang dikirim, kejelasan sistem pembayaran, kejelasan waktu pembayaran, keterampilan petugas menangani pembayaran, kelancaran sistem distribusi, keberadaan bukti pembayaran, dan kondisi fasilitas transportasi. Ketidakvalidan tersebut dikarenakan nilai rs hitung lebih kecil daripada nilai rs tabel. Nilai rs tabel untuk fasilitas TPI sebesar 0,337 sedangkan nilai rs tabel untuk fasilitas PPI sebesar 0,441 dimana kedua nilai tersebut berarti nilai korelasinya relatif lemah. Mengingat hal yang dianalisis pada penelitian ini adalah spesifikasi pelayanan terhadap tempat berdagang PPI (lapak) dan gedung TPI, maka variabel yang berhubungan dengan sistem distribusi secara otomatis akan tidak valid.
6.2 Tingkat Kualitas Pelayanan 6.2.1 Tingkat kualitas pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan Perbekalan kapal perikanan seperti air tawar dan solar merupakan elemen utama agar operasional penangkapan ikan dapat dijalankan. Kedua elemen tersebut menjadi sangat penting dan harus ada di suatu pelabuhan perikanan, sehingga perlu diperhatikan oleh pihak pelabuhan perikanan agar konsumen merasa puas dan nyaman melakukan aktivitas perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta. 1) Kualitas pelayanan penyediaan air tawar Menurut Rangkuti (2008), pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah konsumen. Penentuan kualitas pelayanan tersebut tertuang dalam penilaian berupa kepuasan konsumen. Maka dari itu PPS Nizam Zachman Jakarta perlu mengetahui sampai sejauh mana tingkat kepuasan konsumen dan kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi. Analisis untuk mengukur kepuasan konsumen yang digunakan adalah analisis Customer Satisfaction Index (CSI). Air tawar yang digunakan oleh para nelayan di PPS Nizam Zachman Jakarta merupakan air yang diperoleh dari agen air tawar. Agen tersebut terbagi menjadi dua, yaitu agen yang berasal dari dalam dan luar wilayah PPS Nizam Zachman Jakarta. Keberadaan pihak luar biasanya dibatasi dengan peraturan-peraturan yang bertujuan mengutamakan pelayanan dari dalam kawasan PPS ini. Lain halnya dengan pelayanan penyediaan air tawar, pada kenyataannnya tidak terdapat peraturan yang mempersempit gerak agen air tawar dari luar kawasan, sehingga nelayan dapat dengan mudah memperoleh air tawar dari agen manapun. Kemudahan tersebut berpeluang memberikan dampak positif terhadap nilai CSI fasilitas penyediaan air tawar. Pengukuran tingkat kepuasan pelayanan penyediaan air tawar terhadap 10 variabel dapat dilihat pada Tabel 40. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 17 konsumen mengenai penyediaan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta khususnya kinerja yang dirasakan dan harapan konsumen terhadap variabel pelayanan, maka dapat dihitung besarnya kepuasan konsumen secara menyeluruh (Lampiran 5). Berdasarkan perhitungan
pada Tabel 40, maka diperoleh CSI sebesar 0,84, hal ini mencerminkan bahwa secara keseluruhan konsumen merasa sangat puas terhadap kinerja pelayanan penyediaan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta karena nilai tersebut berada pada selang 0,81-1,00. Namun demikian, kepuasan pelayanan dengan nilai 0,84 masih berada di sekitar batas selang bawah sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut agar petugas dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan dengan pengoptimalan nilai CSI. Tabel 40 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan air tawar No
Variabel
Rataan skor kinerja
WF (%)
Rataan skor kepentingan
WS
1 2
Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan
4,2 2,8
11,9 8,1
4,2 3,0
0,5 0,2
4
Ketersediaan produk
4,3
12,3
4,5
0,6
7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,1
11,7
4,1
0,5
10
Kegiatan promosi produk
1,3
3,7
2,5
0,1
12
Pengecekan dan pengawasan produk
3,8
10,9
4,4
0,5
16
Harga yang terjangkau
3,9
11,1
4,7
0,5
17
Kondisi fasilitas transportasi
4,1
11,6
4,3
0,5
19
Kondisi kebersihan
3,0
8,6
4,5
0,4
20
Kapasitas fasilitas produksi
0,4
3,5
10,1
4,2
Total
35,0
100
40,3
Rata-rata
3,50
4,03
Weighted total
4,18
Customer Satisfaction Index (CSI)
0,84
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Setiap variabel memiliki nilai rata-rata kepentingan dan kinerja yang berbeda seperti yang disebutkan pada Tabel 40. Tingkat kepentingan perlu diukur untuk mengetahui variabel-variabel apa yang dianggap paling penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Melalui pengetahuan tentang tingkat kepentingan, diharapkan pihak pelabuhan selaku penyedia dapat memahami persepsi dan harapan dari pelanggannya. Apabila persepsi dan harapan tersebut diketahui oleh pemberi pelayanan, maka akan terjadi hubungan timbal balik. Hubungan tersebut berupa kepuasan dan kenyamanan untuk penerima pelayanan dimana kepuasan konsumen tersebut akan berdampak pada konsumsi pelayanan yang optimal dan selanjutnya dapat memberikan keuntungan bagi pemberi
pelayanan. Alat yang digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja adalah importance performance analysis. Berdasarkan nilai rataan skor kinerja dan kepentingan, dapat dipetakan masing-masing variabel dalam matriks Importance Performance Analysis (Gambar 20).
3,5 5,0
Rataan skor kepentingan
16 4
19
4,5
12 20
17 1
K1
7
K2 4,03
4,0
K3
K4
3,5 2
3,0
10
2,5 1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 Rataan skor kinerja
3,5
4,0
4,5
Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 4 Ketersediaan produk 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 20 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan air tawar Garis pembagi horizontal dan vertikal pada matriks importance performance analysis penyediaan air tawar (Gambar 20) merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 4,03 dan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,5. Kedua garis tersebut membagi matriks menjadi empat kuadran. Terdapat satu variabel yaitu kondisi kebersihan (19) pada kuadran pertama. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak pelabuhan atau belum sesuai dengan keinginan konsumen. Air tawar yang sering dikonsumsi nelayan sebagian besar adalah air tawar yang berasal dari agen di luar kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta. Air tawar sebagai salah satu jenis bahan perbekalan melaut biasa digunakan untuk minum dan membersihkan badan. Nelayan selaku konsumen sering mengeluhkan air tawar yang diperjualbelikan masih belum bersih secara sempurna. Hal ini terbukti dengan adanya rasa pedih saat air tersebut digunakan untuk mencuci muka. Masalah tersebut diindikasikan oleh jumlah kaporit yang berlebih karena adanya bau kaporit yang menyengat. Menurut Irawan (2010), klorin atau kaporit dapat dideteksi dalam penggunaan air dengan mengenali bau yang muncul bersama air
tersebut. Selanjutnya dikatakan dalam fase dimana kaporit ini sudah menimbulkan resiko, efek yang bisa merugikan tubuh sangat beragam dimulai dari iritasi jaringan-jaringan tubuh seperti mata dan saluran pernapasan hingga munculnya gangguan lajut seperti gangguan kulit, penuaan dini, kerusakan rambut dan kerusakan lainnya pada banyak jaringan tubuh. Dengan demikian pihak pelabuhan harus dapat berkonsentrasi pada variabel ini demi tercapainya kepuasan konsumen. Diperlukan kontrol kualitas terhadap air yang didatangkan dari luar kawasan pelabuhan perikanan yang dipantau layaknya air dari dalam kawasan pelabuhan perikanan. Hal tersebut dilakukan agar kepuasan nelayan selaku konsumen dapat tercapai. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas tingkat kinerja rataan dari semua variabel. Terdapat tujuh variabel pelayanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya pada kuadran ini. Variabel tersebut meliputi variabel ketepatan waktu pengiriman (1), ketersediaan produk (4), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan produk (12), harga yang terjangkau (16), kondisi fasilitas transportasi (17), dan kapasitas fasilitas produksi (20). Pemenuhan bahan perbekalan melaut yang diurus oleh pengurus kapal berlangsung selama tiga bahkan hingga tujuh hari. Perbedaan lamanya waktu yang digunakan bergantung pada teknis pengurusan bahan perbekalan melaut, salah satunya pengurusan pemesanan air tawar. Air tawar tersebut dapat dipenuhi kebutuhannya dengan menghubungi agen air via telepon, tanpa harus mendatangi lokasi agen air tawar. Tanpa birokrasi yang menyulitkan tersebut dapat mempermudah proses pemesanan. Setelah dilakukan pemesanan, maka agen air tawar akan datang menuju dermaga dimana kapal yang dimaksud bertambat. Waktu yang diperlukan dari proses pemesanan hingga pengisian tangki air pada kapal berkisar 2-3 jam, bergantung pada banyaknya air tawar yang dipesan. Pengisian tangki air tawar diawasi secara bersama baik dari pihak agen air tawar, maupun dari pihak nelayan, namun pengawasan tidak berlangsung secara terus menerus. Selama masa penungguan pengisian tangki tersebut, pengurus kapal dapat memenuhi
bahan perbekalan melaut lainnya. Pengecekan dan pengawasan produk yang terlaksana serta penggunaan waktu yang demikian efektif dan efisien membuat variabel ketepatan waktu pengiriman dapat berada di kuadran kedua. Apabila tangki air milik agen air tawar yang dimaksud sedang digunakan untuk memenuhi pemesanan dari kapal lain, maka pengurus kapal dapat memesan ke agen air tawar yang lainnya. Harga yang ditawarkan oleh beberapa agen air tawar yang beredar di PPS Nizam Zachman Jakarta adalah Rp 28.000,00 per kiloliter hingga Rp 30.000,00 per kiloliter. Keragaman harga yang relatif kecil tersebut tidak menjadi halangan terhadap pemesanan air tawar karena masih dapat dijangkau oleh pemilik kapal. Dengan kata lain ada atau tidaknya stok air tawar pada agen air tawar yang menjadi langganan tidak menjadi masalah yang berarti. Mobil tangki merupakan alat transportasi air tawar yang berkapasitas 6.000 liter jarang mengalami kerusakan saat digunakan. Hal tersebut adalah bukti bahwa variabel harga yang terjangkau, ketersediaan produk, kapasitas produk serta variabel kondisi fasilitas transportasi seharusnya berada di kuadran kedua. Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Perbaikan kinerja variabel yang ada di kuadran ini tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain keberadaan penerima keluhan (2) dan kegiatan promosi produk (10). Memang tidak ada petugas dari agen air tawar yang khusus menerima keluhan konsumennya namun keberadaan para petugas agen yang mendistribusikan air tawar dapat dianggap sebagai penerima keluhan. Keberadaan penerima keluhan dianggap tidak terlalu penting bagi nelayan, karena keluhan yang diajukan pun rasanya tidak terlalu berarti mengingat harga yang ditawarkan memang sudah relatif murah. Begitu pula dengan variabel promosi produk, dimana keberadaannya juga dianggap tidak terlalu berarti. Hal tersebut dikarenakan sudah terdapat suatu kesepakatan antar agen air tawar yang melayani konsumennya dengan standarisasi yang mereka buat sendiri, termasuk dalam hal harga yang ditawarkan sehingga tidak terdapat promosi baik berupa harga maupun pelayanan lainnya dalam pemenuhan kebutuhan air tawar ini. Alasan-alasan
tersebut memperkuat posisi variabel penerima keluhan (2) dan promosi produk (10) yang berada di kuadran ini. Kuadran terakhir yaitu kuadran keempat. Tidak terdapat satu pun variabel pelayanan yang menempati kuadran ini. Hal tersebut menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja tinggi yang dilakukan oleh pihak pelabuhan. Dengan kata lain, tidak ada variabel yang memberikan hasil yang sia-sia karena dianggap berlebihan oleh konsumen. Perolehan skor tingkat kinerja dan kepentingan yang berbeda pada setiap variabelnya mengakibatkan adanya selisih antar kedua skor tersebut. Selisih ini disebut juga dengan nilai kesenjangan (gap). Analisis kesenjangan (gap) ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan kebutuhan air tawar (Gambar 21). Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 4 Ketersediaan produk 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 21 Gap analysis pelayanan penyediaan air tawar Gambar 21 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 1,5 pada variabel kondisi kebersihan (19). Hal tersebut berarti PPS Nizam Zachman Jakarta belum mengoptimalkan usaha untuk meningkatkan tingkat kinerja pemeriksaan kondisi kebersihan air tawar setingkat dengan tingkat kepentingan yang diharapkan oleh nelayan. Nilai kesenjangan variabel promosi produk (10) juga tergolong besar, hal ini mengindikasikan bahwa nelayan berharap banyak terhadap potongan harga atau promosi lainnya yang ditawarkan agen air tawar namun pelaksanaannya masih jauh dari harapan.
Tidak semua nilai kesenjangan bernilai lebih dari nol. Terdapat dua variabel yang memiliki nilai kesenjangan nol yang berarti kinerja yang dilakukan agen air tawar pada kenyataannya sama dengan yang diharapkan konsumen. Nilai ini diperoleh variabel ketepatan waktu pengiriman (1) karena pengiriman air tawar relatif cepat. Mobil tangki air tawar yang sedang tidak beroperasi akan berada di sekitar bak penampung milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Kondisi demikian mempermudah agen air saat akan mengisi mobil tangkinya dengan air tawar yang selanjutnya mempercepat proses pengisian air tawar ke dalam tangki kapal perikanan. Nilai kesenjangan bernilai nol selanjutnya diperoleh variabel
kemudahan prosedur pemesanan (7). Pemesanan yang
dilakukan dengan menggunakan jaringan telepon menjadi ciri utama prosedur pemesanan yang relatif sangat mudah. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat sebaran penilaian dari nilai kesenjangan (gap). Selang penilaian yang dibuat menggunakan lima tingkat (likert) dengan kriteria penilaian tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas, hingga sangat puas (Tabel 41). Tabel 41 Selang penilaian pelayanan penyediaan air tawar Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,00 0,30 sampai 0,31 0,61 sampai 0,62 0,92 sampai 0,93 1,23 sampai 1,24 1,54 sampai
Panjang kelas 0,30 yang telah ditentukan pada setiap penilaian, menghasilkan penilaian kepuasan pelayanan penyediaan air tawar. Selang penilaian sangat puas merupakan nilai kesenjangan terkecil yaitu 0,00 hingga nilai 0,30 berikutnya. Penentuan penilaian puas, cukup puas, kurang dan puas diperoleh melalui cara yang sama hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan terbesar yaitu 1,54. Setelah diketahui adanya selang penilaian seperti yang
disebutkan pada Tabel 41 tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan penyediaan kebutuhan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta. Penilaian konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan air tawar dapat dilihat pada Tabel 42. Tabel 42 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan air tawar Rataan skor kinerja Dimensi Ketanggapan (responsiveness)
No
Variabel
Rataan skor kepentingan
Gap
Penilaian
Tingkat Kesesuaian (%)
1
Ketepatan waktu pengiriman
4,2
4,2
0,0
Sangat puas
2
Keberadaan penerima keluhan
2,8
3,0
0,2 0,1
Sangat puas
93
Sangat puas
96,5
Rata-rata
100
Dimensi Keandalan (realibility) 4
Ketersediaan produk
7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,3 4,1
4,5 4,1
Rata-rata
0,2
Sangat puas
96
0,0 0,1
Sangat puas
100
Sangat puas
98
Dimensi Empati (emphaty) 10 Kegiatan promosi produk
1,3
2,5
1,2
Tidak puas
52
Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 produk Dimensi Bukti Nyata (tangibles)
3,8
4,4
0,6
Cukup puas
86
16 Harga yang terjangkau
3,9
4,7
0,8
Cukup puas
83 95
17 Kondisi fasilitas transportasi
4,1
4,3
0,2
Sangat puas
19 Kondisi kebersihan
3,0
4,5
1,5
Tidak puas
67
3,5
4,2
0,7 0,8
Cukup puas
83
Cukup puas
82
20 Kapasitas fasilitas produksi Rata-rata
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya oleh Rangkuti (2008), pihak yang menentukan kualitas pelayanan adalah pelanggan. Penentuan kualitas pelayanan tersebut tertuang dalam penilaian berupa kepuasan pelanggan. Karena itu pelayanan penyediaan produk yang dirasa puas oleh konsumen dapat diartikan kualitas pelayanan penyediaan produk tersebut dinilai baik. Pelayanan penyediaan air tawar terbagi menjadi lima dimensi yaitu dimensi ketanggapan (responsiveness), keandalan (realibility), empati (emphaty), jaminan (assurance), dan dimensi bukti nyata (tangibles). Nilai rata-rata kesenjangan dimensi ketanggapan (responsiveness) sebesar 0,10 memberikan arti bahwa
nelayan merasa sangat puas atas ketanggapan petugas agen air tawar. Ketanggapan yang dimaksud adalah tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima serta membantu nelayan apabila menghadapi masalah berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas agen air. Walaupun ketanggapan pelayanan dari petugas agen air sangat baik, namun tingkat kesesuaiannya belum mencapai 100%. Maka dari itu tetap diperlukan perbaikan terutama pada variabel penerima keluhan. Diperlukan petugas yang bertugas khusus untuk menerima keluhan para konsumennya terkait pelayanan maupun air tawar yang dijualnya. Nilai rata-rata kesenjangan keandalan (realibility) adalah 0,10. Nilai tersebut memberikan arti bahwa nelayan merasa sangat puas atas keandalan petugas agen air tawar. Keandalan yang dimaksud adalah akurasi pelayanan yang bebas dari kesalahan oleh petugas agen air. Perbedaan besar tingkat kesesuaian dimensi keandalan 1% lebih besar daripada tingkat kesesuaian dimensi ketanggapan. Namun tingkat kesesuaiannya yang juga belum optimal mencapai 100% mengakibatkan keandalan pelayanan dari petugas agen air perlu sedikit ada perbaikan. Perbaikan yang akan dilakukan difokuskan pada variabel ketersediaan produk. Pengurus kapal berharap air tawar selalu tersedia saat mereka akan mempersiapkan bahan perbekalan untuk melaut. Variabel kegiatan promosi produk merupakan variabel yang mewakili nilai pelayanan penyediaan air tawar dalam dimensi empati (empathy). Walaupun rataan skor kepentingannya tidak lebih dari tiga yaitu 2,5 namun rataan skor kinerjanya jauh lebih rendah yaitu sebesar 1,3. Hal tersebut mengakibatkan nilai kesenjangan yang diperoleh sangat besar yaitu bernilai 1,2 dan tingkat kesesuaian hanya sebesar 52%. Dari sisi penilaian kepuasan, maka pengurus kapal tidak puas terhadap ketiadaan promosi air tawar sedangkan dari sisi penilaian kualitas pelayanan, maka dimensi empati (empathy) memiliki nilai yang tidak baik. Adanya penilaian tidak baik tersebut, maka perhatian dan kepedulian pemberi pelayanan kepada penerima pelayanan sebagai maksud dari dimensi empati (empathy) perlu diperbaiki misalnya dengan memberikan potongan harga pada setiap pembelian air tawar.
Dimensi jaminan (assurance) merupakan dimensi yang berkisar pada kemampuan pemberi pelayanan untuk membangkitkan rasa percaya dan keyakinan penerima pelayanan atas pelayanan yang diterimanya. Penilaian dimensi ini dinilai cukup baik karena variabel pengecekan dan pengawasan air tawar dinilai cukup puas oleh konsumen. Tingkat kesesuaian sebesar 86% masih cukup jauh dari nilai optimal sebesar 100%, sehingga masih diperlukan beberapa perbaikan dalam hal pengecekan dan pengawasan air tawar yang didistribusikan. Perbaikan tersebut dapat berupa pemantauan atau pengawasan oleh kedua belah pihak dari awal hingga akhir pendistribusian. Penilaian kepuasan nelayan terhadap dimensi bukti nyata (tangibles) pelayanan penyediaan air tawar juga dirasa cukup puas. Dengan keadaan demikian maka penilaian kualitas pelayanan terhadap dimensi yang sama adalah cukup baik. Dimensi dengan tingkat kesesuaian 82% ini diwakili oleh empat variabel. Dari empat variabel yang dinilai, terdapat nilai tingkat kesesuaian yang terendah sebesar 67% yaitu variabel kondisi kebersihan. Kebersihan air tawar harus dapat ditingkatkan agar dimensi bukti nyata (tangibles) dapat mencapai nilai optimal dengan cara mengadakan pengujian secara berkala terhadap air tawar yang diproduksi. Pengujian kualitas air secara berkala perlu dilakukan agar pelayanan meningkat sehingga dapat meminimalisir kerugian perusahaan karena kehilangan konsumen (Anonim, 2010). Selanjutnya dikatakan bahwa standar kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82 Tahun 2001 yang digunakan sebagai parameter air tawar meliputi aspek fisik, kimia dan biologi. Adapun syarat kualitas air tawar untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga yaitu tidak berbau, berasa, berwarna, mengandung maksimum 1,0 Mg/L Fe; 0,2 Mg/L Al; 1,5 Mg/L Total Dissolve Solid (TDS), 6 Mg/L Biochemical Oxygen Demand (BOD), 12 Mg/L Chemical Oxygen Demand (COD) dan pH 6,5-9,0. 2) Kualitas pelayanan penyediaan solar Solar merupakan bahan bakar utama yang digunakan untuk mengoperasikan kapal perikanan. Setiap kapal perikanan mengisi tangki solarnya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB). Terdapat empat SPBB di PPS Nizam Zachman
Jakarta yang tersebar pada dua dermaga. Perbedaan dari keempat SPBB tersebut berada pada besarnya kapasitas tongkang, selebihnya memiliki kesamaan pelayanan seperti harga yang ditawarkan dan prosedur pemesanan. Dalam rangka meningkatkan kemajuan pelayanan penyediaan solar di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka diperlukan suatu pengukuran tingkat kualitas pelayanan. Analisis CSI merupakan langkah awal penentuan kualitas pelayanan penyediaan solar (Tabel 43). Tabel 43 Costumer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan solar No 2 3
Variabel Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Kondisi fasilitas transportasi Kondisi kebersihan
Rataan skor kinerja 2,5 4,3
6 7 12 13 14 17 19 Total Rata-rata Weighted total Customer Satisfaction Index (CSI)
4,6 3,7 4,6 4,5 2,9 4,5 4,7 36,3 4,03
WF (%) 6,8 11,8 12,7 10,2 12,7 12,4 8,0 12,4 13,0 100,00
Rataan skor kepentingan 1,9 4,5 4,4 4,4 4,4 4,3 3,2 4,5 4,5 36,13 4,01
WS 0,1 0,5 0,6 0,4 0,6 0,5 0,3 0,6 0,6
4,16 0,83
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Dari kinerja yang dirasakan dan harapan konsumen terhadap variabel pelayanan, maka dapat dihitung besarnya kepuasan konsumen secara menyeluruh. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 43, diperoleh CSI sebesar 0,83. Hal tersebut mencerminkan bahwa konsumen merasa sangat puas terhadap kinerja pelayanan penyediaan air tawar di PPS Nizam Zachman Jakarta karena nilai tersebut berada pada selang 0,81-1,00. Walaupun demikian, nilai 0,83 masih berada pada batas selang yang cukup rendah sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut agar dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan dan diperoleh nilai CSI yang optimal yaitu 1,00. Perolehan rataan skor kinerja dan kepentingan pada setiap variabel dapat digunakan untuk melakukan analisis lanjutan. Analisis yang dimaksud yaitu Importance performance analysis. Analisis ini digunakan untuk menganalisis
tingkat kepentingan dan kinerja agar pihak SPBB sebagai pelaksana teknis penyedia solar mengetahui variabel yang dianggap penting sehingga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan nilai rataan skor kinerja dan kepentingan, dapat dipetakan masing-masing variabel dalam matriks Importance performance analysis (Gambar 22). Keterangan: 4,04 4,5
3
7
17
19
2
12 6
13
Rataan skor kepentingan
K1
K2 4,01
4,0
K3
3 6
K4
3,5
7
14
3,0
12
2,5
13
2,0
14 17
2
2,5
3,0
3,5 4,0 Rataan skor kinerja
4,5
5,0
19
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Kondisi fasilitas transportasi Kondisi kebersihan
Gambar 22 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan solar Matriks importance performance analysis penyediaan solar (Gambar 22) terbagi menjadi empat kuadran oleh garis horizontal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 4,01 dan garis vertikal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 4,04. Pada kuadran pertama, terdapat satu variabel yaitu kemudahan prosedur pemesanan (7). Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum sesuai dengan keinginan konsumen. Prosedur pemesanan solar diatur dalam Standar Operational Prosedur (SOP) yang dikeluarkan oleh UPT PPS Nizam Zachman Jakarta. Pengeluaran SOP ini didasari oleh solar yang diperjualbelikan adalah solar bersubsidi. Pemenuhan kebutuhan solar oleh setiap kapal perikanan berjumlah relatif besar yaitu berkisar 15-30 kiloliter (kl) untuk jenis kapal purse seine dan kapal tradisional lainnya hingga 150 kl untuk jenis kapal longline. Pemenuhan solar yang relatif besar seperti ini dikhawatirkan
akan
disalahgunakan
bertanggungjawab seperti adanya penimbunan.
oleh pihak-pihak tidak
Terdapat kasus penimbunan solar pada tahun 2005 di Indonesia oleh kapal ikan yang dimodifikasi sehingga menyerupai tanker dimana di bagian palka diubah menjadi bak solar dengan daya tampung sekitar 500 ton (Bappenas, 2005). Selanjutnya disebutkan bahwa kapal-kapal penjual solar tersebut membeli solar dari Pertamina dengan harga subsidi kemudian dijual ke kapal-kapal yang ada di Arafuru. Dengan demikian mereka mendapatkan keuntungan dua kali lipat. Dalam rangka mencegah hal tersebut, maka pengawasan transaksi solar diperketat melalui prosedur pemesanan yang juga sangat ketat. Prosedur pemesanan dimulai dari pendaftaran setiap kapal perikanan ke dalam masing-masing himpunan. Terdapat dua organisasi nelayan yang ada di PPS Nizam Zachman Jakarta antara lain, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin). Setiap jenis kapal purse seine, pukat cumi-cumi maupun kapal-kapal lain yang berukuran relatif kecil diwajibkan meminta surat rekomendasi pengisian bahan bakar kepada HNSI yang selanjutnya diberikan kepada UPT PPS Nizam Zachman Jakarta. Hal tersebut juga berlaku pada kapalkapal berukuran relatif besar seperti kapal longline, namun lembaga yang berkewajiban memberi surat rekomendasi adalah Astuin. Perbedaan ukuran kapal akan menentukan banyaknya solar yang yang dapat dipenuhi dan lamanya tenggang waktu pengisian selanjutnya. Kapal-kapal perikanan yang berukuran kurang dari 100 GT baru dapat mengisi tangki solarnya kembali sebanyak 30 kl setelah tiga bulan dari pengisian solar sebelumnya, sedangkan untuk kapal-kapal berukuran lebih dari 100 GT baru dapat mengisi tangki solarnya kembali setelah enam bulan dari pengisian solar sebelumnya dengan maksimum pengisian solar sebanyak 150 kl. Apabila semua persyaratan mengenai surat rekomendasi telah selesai diurus, maka pemenuhan kebutuhan solar dapat dilaksanakan. Prosedur pemesanan yang begitu berbelit dirasakan pengurus kapal cukup menghambat proses pemenuhan kebutuhan solar. Padahal solar merupakan bahan perbekalan melaut yang paling penting dan diharapkan dapat dipenuhi sebelum semua bahan perbekalan lain telah terpenuhi. Maka dari itu variabel kemudahan prosedur pemesanan menjadi variabel yang harus diperhatikan oleh PPS Nizam Zachman Jakarta agar kepuasan konsumen dapat mencapai nilai optimal.
Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Terdapat enam variabel berada pada kuadran ini yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Solar merupakan bahan perbekalan yang sifatnya tidak dapat digantikan dengan bahan lain, sehingga pihak SPBB memahami benar kesesuaian jumlah solar yang didistribusikan adalah sangat penting. Maka dalam kenyataannya, jarang ditemukan permasalahan pada jumlah solar yang didistribusikan. Proses distribusi menggunakan dua pipa penyalur. Apabila salah satu pipa penyalur bermasalah, maka akan segera diperbaiki mengingat peran satu pipa penyalur dapat mendistribusikan solar sebanyak 600 liter per menit. Perbaikan pipa bertujuan agar proses pendistribusian berjalan lebih cepat dan lebih lancar. Walaupun perbaikan pipa memakan waktu yang cukup lama, namun masih dapat diatasi dengan keberadaan pipa yang lainnya. Maka dari itu variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), kesesuaian jumlah produk yang dikirim (5), kelancaran sistem distribusi (13), dan variabel kondisi fasilitas transportasi (17) berada di kuadran kedua. Kebersihan di setiap tongkang selalu terjaga. Kebersihan yang dimaksud adalah suasana nyaman tanpa adanya sampah. Kondisi yang demikian baik mengkategorikan variabel kondisi kebersihan (19) juga berada pada kuadran kedua. Terdapat tiga pihak utama yang diwajibkan hadir pada setiap proses pengisian solar ke dalam tangki bahan bakar kapal. Pihak tersebut antara lain pihak UPT PPS Nizam Zachman Jakarta, pihak SPBB dan pihak dari pengurus kapal. Tanpa adanya pihak UPT PPS Nizam Zachman Jakarta, maka pengisian solar tidak boleh dilakukan. Pengecekan dan pengawasan yang sangat ketat ini memang dirasa penting dan kinerjanya sudah cukup optimal, sehingga variabel pengecekan dan pengawasan produk seharusnya berada dikuadran kedua. Perbaikan kinerja variabel yang berada di kuadran ketiga tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Maka dari itu kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang
memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain keberadaan penerima keluhan (2), dan penampilan petugas (14). Jarang didapati keluhan yang terkait dengan pengisian tangki solar, namun jika dibutuhkan petugas yang dapat menampung keluhan, maka dapat ditemui di setiap tongkang. Begitu pula dengan penampilan petugas, konsumen tidak begitu mementingkan penampilan petugas, baik petugas yang ada di tongkang SPBB maupun petugas UPT PPS Nizam Zachman Jakarta. Hal tersebut disampaikan oleh para nelayan selaku responden pada penelitian ini. Kuadran kempat merupakan kuadran yang menunjukkan variabel yang ada di dalamnya adalah variabel dengan tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja tinggi. Namun tidak terdapat variabel pelayanan penyediaan solar dalam kuadran ini sehingga tidak ada variabel yang memberikan hasil yang sia-sia karena pelaksanaannya dianggap berlebihan oleh konsumen. Selanjutnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan solar dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Nilai kesenjangan variabel yang menggambarkan kepuasan konsumennya cukup beragam. Besarnya kesenjangan (gap) tersebut dapat dilihat pada Gambar 23. Keterangan: 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 12 Pengecekan dan pengawasan produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14 Penampilan petugas 17 Kondisi fasilitas transportasi 19 Kondisi kebersihan
Gambar 23 Gap analysis pelayanan penyediaan solar Gambar 23 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 0,7 nilai kesenjangan tersebut merupakan nilai kesenjangan dari variabel kemudahan prosedur pemesanan (7). Nilai kesenjangan variabel ini dapat diusahakan berkurang dengan cara membuat SOP pemesanan solar yang lebih sederhana.
Begitu pula dengan variabel keberadaan penerima keluhan (2) yang nilai kesenjangannya relatif besar yaitu 0,6. Hal tersebut tidak terlalu diperhatikan karena tingkat kinerjanya lebih tinggi daripada tingkat kepentingannya. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan solar di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat selang penilaian (Tabel 44). Tabel 44 Selang penilaian pelayanan penyediaan solar Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,00 sampai 0,15 sampai 0,30 sampai 0,45 sampai 0,60 sampai
0,14 0,29 0,44 0,59 0,74
Diperoleh selang penilaian kepuasan pelayanan penyediaan solar dalam skala likert dengan panjang kelas sebesar 0,14 pada setiap penilaian. Selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil hingga nilai 0,14 berikutnya dan seterusnya hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan terbesar yaitu 0,74. Dengan diketahuinya selang penilaian seperti yang disebutkan pada Tabel 44 tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan penyediaan kebutuhan solar di PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 45). Nilai rata-rata kesenjangan dimensi keandalan (realibility) dan dimensi jaminan (assurance) masing-masing sebesar 0,20 dan 0,23. Nilai-nilai tersebut berada pada selang penilaian 0,15 sampai 0,29 sehingga kualitas pelayanan pada dimensi yang telah disebutkan dinilai puas oleh konsumennya. Lain halnya dengan kedua dimensi tersebut, dimensi ketanggapan (responsiveness) memiliki nilai rata-rata kesenjangan sebesar 0,35. Hal ini berarti dimensi ketanggapan dinilai cukup puas oleh konsumennya. Penilaian kualitas pelayanan pada dimensi tersebut dikarenakan beberapa hal. Alasan pertama yaitu adanya tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima serta membantu konsumen apabila menghadapi masalah
berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas SPBB. Hal tersebut dapat dicirikan dengan pemenuhan permintaan konsumen yang ingin memeriksa sisa solar yang ada di dalam tangki solar kapal, padahal masih ada kapal lain yang juga akan memenuhi permintaan solar. Kasus tersebut menuntut pihak SPBB untuk bergerak cepat dan tepat agar dapat memuaskan pengurus kapal yang ingin memeriksa isi tangki solar kapal maupun pengurus kapal yang ada di dalam antrian. Alasan kedua yaitu adanya akurasi pelayanan yang bebas dari kesalahan oleh petugas SPBB. Tabel 45 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan solar No
Rataan Rataan skor skor Gap kinerja kepentingan
Variabel
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 2
Keberadaan penerima keluhan
2,5
1,9
0,6
Tidak puas
132
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
4,3
4,5
0,1
Sangat puas
96 114
Rata-rata Dimensi Keandalan (realibility) Keterampilan petugas melayani 6 permintaan Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14
Penampilan petugas
0,35 Cukup puas
4,6
4,4
0,2 Puas
3,7
4,4
0,7 Tidak puas
4,6
4,4
0,2 Puas
105
4,5
4,3
0,2 Puas
105
2,9
3,2
0,3 Puas
91
0,23 Puas
100,3
Rata-rata
105 84
Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 17
Kondisi fasilitas transportasi
4,5
4,5
0,1 Sangat puas
100
19
Kondisi kebersihan
4,7
4,5
0,2 Puas
104
0,15 Puas
102
Rata-rata
Mengingat solar adalah sumberdaya berharga yang sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak selain nelayan, maka kehati-hatian atas transaksi solar berada pada urutan terdepan. Hal tersebut bertujuan agar konsumen menilai pegawai yang melayani tersebut dapat diandalkan. Alasan ketiga yaitu adanya pemantauan atau pengawasan oleh kedua belah pihak dari awal hingga akhir pendistribusian. Tanpa adanya pengawasan, maka transaksi solar tidak dapat dilakukan sama sekali. Hal
tersebut merupakan ungkapan jaminan yang ditawarkan oleh pihak PPS Nizam Zachman Jakarta. Pelayanan penyediaan solar pada dimensi bukti nyata (tangibles) memiliki nilai sebesar 0,15. Dimensi tersebut dinilai puas oleh konsumennya, khususnya hal yang terkait dengan kondisi fisik dan peralatan SPBB. Penggunaan fasilitas yang baik telah diusahakan agar SPBB dapat melayani secara optimal. Walaupun pernah
mengalami
kerusakan,
namun
pipa
yang
digunakan
untuk
mendistribusikan solar didukung oleh pompa berkekuatan besar dengan kemampuan memompa solar sebanyak 600 liter per menit. Di sisi lain, nilai kesenjangan yang berada di atas rata-rata pada keempat dimensi sebelumnya tidak diikuti oleh nilai rata-rata kesenjangan dimensi empati (emphaty). Perolehan nilai kesenjangannya sebesar 0,7. Hal ini menggambarkan ketidakpuasan dari konsumen solar di PPS Nizam Zachman Jakarta. Dimensi empati diwakili oleh variabel kemudahan prosedur pemesanan. Variabel tersebutlah yang harus diperbaiki agar kepuasan konsumen meningkat misalnya dengan pemberian kelonggaran kuota permintaan solar. Melihat tingkat kesesuaian sebesar 84% maka nilai tersebut dapat menyelamatkan penilaian kualitas pelayanan solar pada dimensi ini. Jadi, nilai kesenjangan yang terbesar bukan berarti birokrasi prosedur pemesanan benar-benar tidak baik namun diperlukan penyederhanaan agar dapat diterima oleh seluruh konsumen solar. 6.2.2 Tingkat kualitas pelayanan pendaratan hasil tangkapan Peran pelabuhan perikanan tidak dapat lepas dari aktivitas pendaratan hasil tangkapan. Fasilitas pelayanan tambat labuh, penyediaan alat angkut, dan pelayanan buruh angkut merupakan fasilitas yang berkaitan erat dengan aktivitas ini. Tanpa adanya fasilitas tersebut, maka sudah dapat dipastikan nelayan tidak dapat mendaratkan hasil tangkapannya dengan baik. Maka dari itu pelayanan ketiga fasilitas tersebut dirasa perlu diperhatikan oleh pihak PPS Nizam Zachman Jakarta. 1) Kualitas pelayanan tambat labuh PPS Nizam Zachman Jakarta memiliki dua dermaga yaitu dermaga barat dan dermaga timur. Kedua dermaga tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untuk
tempat pembongkaran hasil tangkapan, persiapan bahan perbekalan dan bertambatnya kapal perikanan. Adanya Tuna Landing Centre (TLC) pada pelataran dermaga timur, mengakibatkan fungsi dermaga timur lebih dikhususkan pada aktivitas pembongkaran hasil tangkapan saja sehingga aktivitas tambat atau tender lebih diutamakan dilakukan pada dermaga barat. Proyek peninggian dermaga sudah dimulai pada tahun 2009 karena tanah di bawahnya telah mengalami penurunan akibat tersedotnya air tanah secara berlebihan oleh apartemen di Kecamatan Penjaringan. Hal ini merupakan salah satu usaha PPS Nizam Zachman Jakarta untuk meningkatkan kembali kualitas pelayanan tambat labuh terhadap kapal-kapal perikanan. Agar kualitas pelayanan ini dapat terukur secara terperinci, maka diperlukan suatu pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh yaitu analisis CSI (Tabel 46). Tabel 46 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan tambat labuh No
Variabel
Rataan skor Rataan skor WF (%) kinerja kepentingan
WS
2 Keberadaan penerima keluhan
1,9
6,4
2,6
0,2
3 Kecepatan perbaikan fasilitas
2,9
10,0
4,3
0,4
6 Keterampilan petugas melayani permintaan
4,1
13,9
4,3
0,6
7 Kemudahan prosedur pemesanan
3,9
13,2
4,6
0,6
10 Kegiatan promosi pelayanan
1,2
4,1
2,4
0,1
12 Pengecekan dan pengawasan pelayanan
4,3
14,8
4,4
0,7
14 Penampilan petugas
3,9
13,3
2,3
0,3
16 Harga yang terjangkau
3,1
10,6
4,3
0,5
19 Kondisi kebersihan
4,0
13,7
4,5
0,6
29,267
29,3
100,0
33,7
Total Rata-rata
3,25
3,75
Weighted total
3,93
Customer Satisfaction Index (CSI)
0,79
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Nilai CSI yang diperoleh fasilitas ini sebesar 0,79. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pelayanan tambat labuh dinilai puas oleh nelayan karena berada pada selang 0,71 sampai 0,80. Nilai 0,79 berada pada posisi yang mendekati selang batas kelas atas. Hal ini berarti dibutuhkan peningkatan kinerja sedikit lagi agar dapat dicapai nilai pelayanan yang sangat memuaskan. Dengan demikian pengukuran kepuasan konsumen masih berlanjut. Nilai CSI terbagi menjadi
beberapa variabel, maka dari itu tingkat kepuasan dapat dianalisis secara terperinci. Analisis tersebut didasari perolehan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan yang digambarkan dalam suatu matriks (Gambar 24). Keterangan:
3,25
2
7 19
Rataan skor kepentingan
4,5
3
12 16
6
3
4,0
K1
K2
K3
K4
3,75 3,5
6 7
3,0
10 12
2
2,5
10
14
2,0 1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 Rataan skor kinerja
3,5
4,0
4,5
14 16 19
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi jasa Pengecekan dan pengawasan jasa Penampilan petugas Harga yang terjangkau Kondisi kebersihan
Gambar 24 Matriks importance performance analysis pelayanan tambat labuh Garis horizontal dan vertikal membagi matriks importance performance analysis pelayanan tambat labuh menjadi empat kuadran. Garis horizontal merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 3,75 dan garis vertikal merupakan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,25. Terdapat dua variabel pada kuadran pertama yaitu kecepatan perbaikan fasilitas (3) dan variabel harga yang terjangkau (16). Fasilitas yang dimaksud adalah dermaga. Perbaikan dermaga dengan meninggikan beberapa bagian dermaga yang sering terkena banjir rob telah mulai diusahakan, namun proses perbaikan tersebut masih tergolong memerlukan waktu yang relatif lama. Penggunaan waktu inilah yang membuat variabel perbaikan fasilitas menempati kuadran pertama yang artinya tingkat kinerja masih lebih rendah daripada tingkat kepentingannya. Aktivitas tambat atau tender sudah pasti dilakukan oleh kapal-kapal perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Hal tersebut menggambarkan tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan yang relatif tinggi. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa halangan, salah satunya mengenai harga. Biaya tambat, tender maupun labuh memang sudah diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.41/MEN/2007. Namun tetap terasa berat karena pada bulan-bulan tertentu seperti bulan Oktober-Desember dimana kondisi laut sedang tidak bersahabat, kapal harus bertambat selama tiga bulan berturut-turut sehingga biaya
tambat terus membengkak. Dengan demikian pihak pelabuhan harus dapat berkonsentrasi pada variabel-variabel ini demi tercapainya kepuasan konsumen, sehingga konsumen tidak bertambat ke tempat lain atau tetap bertambat di dermaga milik PPS Nizam Zachman Jakarta. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Terdapat empat variabel pelayanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Variabel tersebut meliputi variabel kesesuaian jumlah pelayanan yang dikirim (5), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan pelayanan (12), dan kondisi kebersihan (19). Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain keberadaan penerima keluhan (2) dan kegiatan promosi pelayanan (10). Variabel keberadaan penerima keluhan berada di kuadran ini karena penerima keluhan tidak terlalu diperlukan dan tidak ada petugas khusus yang diberikan tugas untuk menerima keluhan, namun terdapat petugas dari Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta yang selalu melaksanakan piket hingga keesokan harinya. Variabel promosi pelayanan juga tidak terlalu dibutuhkan karena konsumen sudah mengerti bahwa tarif tambat labuh sudah diatur oleh keputusan menteri dan tidak mungkin dirubah untuk kebutuhan promosi. Terdapat satu variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat. Variabel tersebut yaitu variabel penampilan petugas (14). Bagi nelayan selaku responden dalam penelitian ini, hal tersebut berarti penampilan petugas tidak terlalu penting namun pada kenyataannya terasa berlebihan dari yang diharapkan. Hal tersebut dibuktikan dengan pemakaian seragam pada hari Senin sampai Kamis oleh petugas Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta selaku penyedia pelayanan tambat labuh. Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan pelayanan tambat labuh dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan
(gap). Besarnya kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 25. Keterangan: 2 3 6 7 10 12 14 16 19
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi jasa Pengecekan dan pengawasan jasa Penampilan petugas Harga yang terjangkau Kondisi kebersihan
Gambar 25 Gap analysis pelayanan tambat labuh Gambar 25 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar yaitu 1,6. Nilai kesenjangan ini merupakan nilai kesenjangan pada variabel penampilan petugas (14). Nelayan merasa tanda pengenal saja sudah cukup memberi informasi bahwa seseorang bertugas di bagian pelayanan tambat labuh. Namun pada kenyataannya, seragam selalu digunakan oleh petugas yang bersangkutan, ditambah dengan keramahan petugas membuat pelaksanaan variabel ini dirasa berlebihan. Dikarenakan variabel tersebut memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada tingkat kepentingannya, maka perhatian dapat difokuskan pada variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3) sebagai variabel dengan nilai kesenjangan terbesar berikutnya yang tingkat kinerjanya lebih rendah daripada tingkat kepentingannya. Fasilitas yang dimaksud adalah dermaga. Sebaliknya, nilai kesenjangan (gap) terkecil dimiliki oleh variabel pengecekan dan pengawasan pelayanan (12) sebesar 0,1. Pengecekan dan pengawasan aktivitas tambat labuh dilaksanakan dengan sangat ketat dimana kegiatannya dilakukan setiap hari dengan mengabsen kapal-kapal perikanan yang bertambat. Padahal,
Perum
Prasarana
Perikanan
Samudera
Cabang
Jakarta
telah
mencantumkan waktu bertambat dan waktu berangkatnya kapal dari dermaga pada buku data spesifikasi kapal. Buku data spesifikasi kapal dimiliki setiap kapal yang digunakan untuk mencatat spesifikasi kepemilikan kapal hingga olah gerak
atau posisi kapal. Maka dari itu pengecekan dan pengawasan aktivitas tambat labuh yang seperti ini diharapkan dapat dipertahankan agar nilai kesenjangan antara nilai kinerja tidak berbeda jauh dengan nilai yang diharapkan. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Setelah mendapatkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan tambat labuh di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat sebaran penilaian (Tabel 47). Tabel 47 Selang penilaian pelayanan tambat labuh Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,10 0,40 sampai 0,41 0,71 sampai 0,72 1,02 sampai 1,03 1,33 sampai 1,34 1,64 sampai
Panjang kelas pada setiap penilaian bernilai 0,30. Dengan penambahan 0,30 pada setiap batas kelas bawah, maka akan diperoleh penilaian kepuasan pelayanan tambat labuh. Selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil sebesar 0,10. Batas kelas bawah pada selang penilaian berikutnya memiliki perbedaan sebesar 0,30 dan seterusnya sampai diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan terbesar yaitu 1,64. Dengan diketahuinya selang penilaian seperti yang disebutkan pada Tabel 47 tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan penyediaan pelayanan tambat labuh di PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 48). Diperlukan peningkatan kualitas pelayanan tambat labuh agar penerima merasa nyaman dan tetap melakukan aktivitas tambat labuh di PPS Nizam Zachman Jakarta. Peningkatan kualitas diawali pada dimensi ketanggapan (responsiveness) yang diwakili oleh variabel keberadaan penerima keluhan dan variabel kecepatan perbaikan fasilitas. Dari kedua variabel ini, variabel yang memiliki nilai kesenjangan terbesar adalah variabel kecepatan perbaikan fasilitas sebesar 1,4. Nilai kesenjangan yang sangat besar menyebabkan nilai kesenjangan dimensi ketanggapan juga menjadi besar yaitu 1,05. Nilai kesenjangan tersebut berada pada selang 1,03 sampai 1,33 sehingga dimensi ketanggapan dari sisi
kepuasan terasa kurang puas. Jadi, tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan yang prima serta bantuan terhadap konsumen apabila menghadapi masalah masih memerlukan perhatian lebih mendalam antara lain melalui perbaikan fasilitas yang lebih cepat. Tabel 48 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan tambat labuh No
Rataan Rataan skor skor kinerja kepentingan
Variabel
Gap
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness)
2
Keberadaan penerima keluhan
1,9
2,6
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
2,9
4,3
Rata-rata
0,7 Puas 1,4 Tidak puas
67
1,05 Kurang puas
70
73
Dimensi Keandalan (realibility) Keterampilan petugas melayani 6 permintaan Dimensi Empati (emphaty)
4,1
4,3
0,2 Sangat puas
95
7
3,9
4,6
85
1,2
2,4
0,7 Puas 1,2 Kurang puas
Kemudahan prosedur pemesanan
10 Kegiatan promosi pelayanan Rata-rata
0,95 Puas
50 64,5
Dimensi Jaminan (assurance) 12 Pengecekan dan pengawasan
4,3
4,4
14 Penampilan petugas
3,9
2,3
Rata-rata
0,1 Sangat puas 1,6 Tidak puas 0,85 Cukup Puas
98 170 134
Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16 Harga yang terjangkau 19 Kondisi kebersihan Rata-rata
3,1
4,3
4,0
4,5
1,2 Kurang puas 0,5 0,85
Puas Cukup Puas
72 89 80,5
Banjir rob yang sering melanda PPS Nizam Zachman Jakarta sudah terjadi sejak tahun 2001 (Sofian, 2009). Masalah tersebut diatasi oleh Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) sejak akhir tahun 2007 dengan melakukan penanggulangan sementara yaitu pembuatan tanggul karung pasir (DKP, 2008). Namun hingga kini, banjir rob masih saja menggenangi kawasan Muara Baru termasuk di dalamnya yaitu PPS Nizam Zachman Jakarta pada Juni 2010 (Yulianes, 2010). Dikatakan selanjutnya bahwa banjir tersebut terjadi setelah sebuah tanggul penyangga permukaan air laut jebol. Warga mengeluh karena sejauh ini belum ada penanganan dari instansi terkait untuk mengatasi tumpahan
air laut yang mencapai ketinggian 50 cm ini. Setiap tahun selama enam tahun selalu ada banjir rob mendatangi wilayah ini, namun pihak PPS Nizam Zachman Jakarta baru mempertinggi dermaga pada tahun 2009. Hal ini yang membuat nelayan tidak merasa puas atas variabel kecepatan perbaikan fasilitas karena dapat mengganggu aktivitas perikanan terutama aktivitas di sekitar dermaga. Berbeda halnya dengan dimensi keandalan (realibility), dimensi ini memiliki nilai kesenjangan sebesar 0,2 sehingga dirasa sangat puas. Hal tersebut diharapkan dapat memacu petugas yang melayani permintaan pelayanan tambat labuh terutama dalam hal pengurusan keadministrasian agar kualitas pelayanan tambat labuh dapat dipertahankan. Dimensi jaminan (assurance) dan dimensi bukti nyata (tangibles) memiliki tingkat kepuasan yang sama yaitu termasuk ke dalam kategori cukup puas. Hal tersebut mengakibatkan penilaian terhadap kualitas pelayanan tambat labuh pada dimensi ini tergolong cukup baik. Maka dari itu secara khusus diperlukan perhatian pada variabel promosi pelayanan dan harga yang ditawarkan misalnya dengan memberikan potongan tarif apabila kapal bertambat pada bagian dermaga yang relatif lebih sepi seperti pada ujung utara dermaga barat. Pemotongan tarif ini diharapkan dapat meratakan penyebaran kapal-kapal perikanan yang bertambat di PPS Nizam Zachman Jakarta. Penilaian kualitas pada dimensi empati (emphaty) satu tingkat lebih baik daripada kualitas pada dimensi jaminan (assurance) dan dimensi bukti nyata (tangibles) walaupun belum optimal. Kondisi yang demikian harus ditingkatkan kinerjanya agar nelayan yang bertambat labuh merasa nyaman. Salah satu cara peningkatan kondisi ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan pengurusan administrasi pendaratan dan keberangkatan kapal. Sampai saat ini hal tersebut masih berjalan sehingga tangan kanan pemilik kapal masih harus mengurus secara bolak-balik antara UPT PPS Nizam Zachman Jakarta dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta.
2) Kualitas pelayanan buruh angkut Buruh angkut yang tersedia di PPS Nizam Zachman Jakarta dibagi menjadi dua kategori yaitu buruh angkut Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan buruh angkut
cold storage. Walaupun berbeda tempat penugasan, pada dasarnya sistem pelayanan yang ditawarkan tidak jauh berbeda baik dari segi harga, sistem pembayaran dan sistem pelayanan. Sebelum kualitas pelayanan ini diukur secara mendetail, maka sebelumnya diperlukan pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh. Analisis CSI merupakan langkah awal penentuan kualitas pelayanan buruh angkut (Tabel 49). Tabel 49 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan buruh angkut Rataan skor WF (%) kinerja 2 Keberadaan penerima keluhan 2,2 5,5 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 2,2 5,5 4 Ketersediaan jasa 3,2 8,0 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 2,5 6,2 7 Kemudahan prosedur pemesanan 3,2 8,0 8 Kejelasan sistem pembayaran 3,2 8,0 9 Kejelasan waktu pembayaran 3,1 7,7 10 Kegiatan promosi jasa 1,1 2,7 12 Pengecekan dan pengawasan jasa 3,2 8,0 14 Penampilan petugas 1,8 4,5 15 Keberadaan bukti pembayaran 2,1 5,2 16 Harga yang terjangkau 3,4 8,3 18 Letak lokasi pemesanan jasa 3,3 8,2 19 Kondisi kebersihan 2,4 6,0 20 Kapasitas fasilitas produksi 3,3 8,2 Total 40,2 100,0 Rata-rata 2,68 Weighted total Customer Satisfaction Index (CSI)
No
Variabel
Rataan skor kepentingan 2,4 2,5 2,9 3,3 3,4 3,4 3,3 2,3 3,4 2,5 3,3 3,4 3,2 2,9 3,0 45,1 3,00
WS 0,1 0,1 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,1 0,3 0,1 0,2 0,3 0,3 0,2 0,2
3,08 0,62
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Pengukuran CSI diberlakukan kepada 10 orang pedagang ikan yang menjadi konsumen pengguna cold storage dan 10 orang nelayan. Dari pengukuran tersebut didapatkan nilai CSI sebesar 0,62 yang berarti pelayanan jasa buruh angkut dinilai cukup puas oleh konsumennya karena berada pada selang 0,51 hingga 0,65. Nilai 0,62 berada pada posisi yang mendekati selang batas kelas atas. Hal ini berarti dibutuhkan peningkatan kinerja sedikit lagi agar dapat mencapai tingkatan penilaian berikutnya yaitu pelayanan yang dinilai puas. Dengan demikian pengukuran kepuasan konsumen masih berlanjut agar pengukuran kualitas pelayanan dapat lebih terperinci dan selanjutnya dapat diketahui variabel yang
memiliki prioritas tinggi untuk diperbaiki atau dipertahankan. Analisis yang digunakan adalah importance performance analysis (Gambar 26).
2,68 8 12
3,4 9
Rataan skor kepentingan
15
6
16
7 18
3,2
K1
K2
3,0
3
20 19
K3
K4
4
2,8 2,6 14
3 2
2,4 10
2,2 1,0
1,5
2,0 2,5 Rataan skor kinerja
3,0
3,5
Keterangan: 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan jasa 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 8 Kejelasan sistem pembayaran 9 Kejelasan waktu pembayaran 10 Promosi jasa 12 Pengecekan dan pengawasan jasa 14 Penampilan petugas 15 Keberadaan bukti pembayaran 16 Harga yang terjangkau 18 Letak lokasi pemesanan jasa 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 26 Matriks importance performance analysis pelayanan buruh angkut Garis pembagi horizontal dan vertikal pada matriks importance performance analysis pelayanan buruh angkut (Gambar 26) merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 3 dan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 2,68. Kedua garis tersebut membagi matriks menjadi empat kuadran. Terdapat dua variabel pada kuadran pertama yaitu keterampilan petugas melayani permintaan (6) dan keberadaan bukti pembayaran (15). Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak penyedia pelayanan. Pelayanan permintaan untuk mengangkut ikan tidak berada di bawah suatu aturan yang distandarisasi karena peraturan seperti itu memang tidak dibuat. Akibatnya, buruh angkut kurang terampil dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya ikan-ikan yang berada di bawah sinar matahari langsung dalam waktu yang relatif lama. Bagi pemilik ikan, perlakuan tersebut dapat merugikan karena mutu ikan menjadi menurun. Tingkat kepentingan yang tinggi dan kinerja yang rendah ini mengakibatkan variabel keterampilan petugas melayani permintaan (6) berada pada kuadran pertama. Sistem pembayaran yang diberlakukan antara koordinator buruh angkut dengan penerima pelayanan masih sangat sederhana. Koordinator buruh adalah orang yang mengkoordinasikan buruh-buruh dalam hal penempatan tugas dan pembayaran, baik pembayaran dari pihak penerima pelayanan maupun
pembayaran sejumlah tarif usaha kemitraan kepada Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Setelah ikan-ikan yang diangkut ditimbang, maka akan dihitung tarif angkut per tonnya sebesar Rp 35.000,00. Selanjutnya penerima pelayanan akan membayar sejumlah tarif yang telah dihitung kepada koordinator buruh. Koordinator yang ditunjuk bukan berasal dari lembaga resmi, hal ini yang membuat bukti pembayaran jarang diberikan. Dengan demikian pihak pelabuhan harus dapat berkonsentrasi pada kedua variabel ini demi tercapainya kepuasan konsumen, sehingga nelayan dan pedagang ikan tetap menggunakan pelayanan buruh angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Terdapat enam variabel pelayanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya pada kuadran ini. Variabel tersebut meliputi variabel kemudahan prosedur pemesanan (7), kejelasan sistem pembayaran (8), kejelasan waktu pembayaran (9), pengecekan dan pengawasan pelayanan (12), harga yang terjangkau (16), dan variabel letak lokasi pemesanan pelayanan (18). Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Perbaikan kinerja variabel yang ada di kuadran ini tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain keberadaan penerima keluhan (2), kecepatan perbaikan fasilitas (3), kegiatan promosi pelayanan (10), penampilan petugas (14) dan kondisi kebersihan (19). Kemudian terdapat dua variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat. Variabel tersebut yaitu variabel ketersediaan pelayanan (4) dan variabel kapasitas fasilitas produksi (20). Terjadi peningkatan jumlah kapal purse seine yang terdaftar di PPS Nizam Zachman Jakarta secara drastis pada tahun 2007. Kapal purse seine merupakan salah satu jenis kapal yang membutuhkan ABK dalam jumlah relatif besar yaitu 30 hingga 40 orang. Sistem pembayaran pelayanan yang
diberlakukan kepada ABK-nya adalah sistem bagi hasil. Demi memaksimalkan pemanfaatan pengeluaran dari pemilik kapal, maka tugas mengangkut ikan juga diberikan kepada para ABK. Hal ini membuat pemanfaatan dari keberadaan buruh angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta menjadi tidak optimal. Begitu pula dengan buruh angkut yang ada di cold storage, walaupun kasusnya tidak serumit buruh angkut TPI, namun terdapat beberapa pedagang ikan yang memiliki buruh sendiri, sehingga ketersediaan dan kapasitas buruh angkut tergolong besar. Maka, variabel tersebut memberikan hasil yang sia-sia karena pelaksanaannya dianggap berlebihan oleh konsumen. Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan buruh angkut dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Besarnya kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 27. Keterangan: 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan jasa 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 8 Kejelasan sistem pembayaran 9 Kejelasan waktu pembayaran 10 Promosi jasa 12 Pengecekan dan pengawasan jasa 14 Penampilan petugas 15 Keberadaan bukti pembayaran 16 Harga yang terjangkau 18 Letak lokasi pemesanan jasa 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 27 Gap analysis pelayanan buruh angkut Gambar 27 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar yaitu 1,2 pada dua variabel. Pertama yaitu variabel promosi pelayanan (10). Hal tersebut berarti PPS Nizam Zachman Jakarta belum mengoptimalkan usaha untuk meningkatkan tingkat kinerja pemberian promosi pelayanan setingkat dengan tingkat kepentingan yang diharapkan oleh nelayan dan pedagang ikan. Kedua yaitu variabel keberadaan bukti pembayaran (15). Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen berharap adanya bukti pembayaran namun pada pelaksanaannya masih jauh dari harapan. Kesenjangan yang relatif besar disusul oleh variabel keterampilan petugas melayani permintaan (6), penampilan petugas (14), hingga
nilai kesenjangan terkecil pada variabel harga yang terjangkau (16). Para pemilik kapal pada umumnya memiliki ABK berjumlah relatif banyak berkisar 30-40 orang seperti kapal purse seine atau gill net, namun pelayanan buruh angkut tetap digunakan agar aktivitas pembongkaran ikan dapat berlangsung lebih cepat. Tarif pelayanan yang harus dibayarkan adalah Rp 35.000,00 per ton ikan. Harga tersebut dinilai masih dapat dicapai oleh pemilik kapal sehingga variabel harga yang terjangkau tidak memperoleh nilai kesenjangan. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan buruh angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat sebaran penilaian dari nilai kesenjangan yang sebelumnya. Selang penilaian yang dibuat menggunakan lima tingkat dengan kriteria penilaian tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas, hingga sangat puas (Tabel 50). Tabel 50 Selang penilaian pelayanan buruh angkut Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,00 0,24 sampai 0,25 0,49 sampai 0,50 0,74 sampai 0,75 0,99 sampai 1,00 1,24 sampai
Setiap penilaian dengan panjang kelas 0,24 dapat diperoleh penilaian kepuasan pelayanan buruh angkut. Selang penilaian sangat puas merupakan nilai kesenjangan terkecil 0,00 hingga nilai 0,24 berikutnya dan seterusnya hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan terbesar yaitu 1,24. Setelah diketahui adanya selang penilaian seperti yang disebutkan pada Tabel 50 tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan penyediaan pelayanan buruh angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 51).
Tabel 51 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan buruh angkut No
Rataan Rataan skor skor Gap kinerja kepentingan
Variabel
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 2
Keberadaan penerima keluhan
2,2
2,4
0,2
Sangat puas
92
3
Kecepatan perbaikan fasilitas Rata-rata
2,2
2,5
0,3
Puas
0,25
Puas
88 90 110
Dimensi Keandalan (realibility) 4 Ketersediaan pelayanan Keterampilan petugas melayani 6 permintaan Rata-rata
3,2
2,9
0,3
Puas
2,5
3,3
0,8
Kurang puas
0,55
Cukup puas
76 93
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
3,2
3,4
0,2
Sangat puas
94
8
Kejelasan sistem pembayaran
3,2
3,4
0,2
Sangat puas
94
9
Kejelasan waktu pembayaran
3,1
3,3
0,2
Sangat puas
1,1
2,3
1,2
Tidak puas
10 Kegiatan promosi pelayanan Rata-rata
0,45
Puas
94 48 82,5
Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 pelayanan
3,2
3,4
0,2
Sangat puas
94
14 Penampilan petugas
1,8
2,5
0,7
Cukup puas
72
15 Keberadaan bukti pembayaran
2,1
3,3
1,2
Tidak puas
0,7
Cukup puas
64 77
0,0 Sangat puas
100%
Rata-rata Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16 Harga yang terjangkau Letak lokasi pemesanan 18 pelayanan
3,4 3,3
3,2
0,1 Sangat puas
103%
19 Kondisi kebersihan
2,4
2,9
0,5 Cukup puas
81%
20 Kapasitas fasilitas produksi
3,3
3,0
0,3 Puas 0,23 Sangat puas
110% 99%
Rata-rata
3,4
Dapat diketahui pada Tabel 51 bahwa nilai rata-rata kesenjangan dimensi ketanggapan (responsiveness) sebesar 0,25 memberikan arti bahwa konsumen merasa puas atas ketanggapan buruh angkut. Kepuasan tersebut diindikasikan dengan adanya koordinator buruh angkut yang juga berperan sebagai penerima keluhan dan selalu ada di dekat penerima jasa. Walaupun tingkat kesesuaiannya belum mencapai nilai optimal 100%, ketanggapan pelayanan dari buruh angkut sudah dinilai sangat puas. Hal tersebut dikarenakan range atau panjang kelas
selang penilaian relatif pendek yaitu 0,24. Panjang kelas yang relatif pendek dapat memperpendek nilai optimal tingkat kesesuaian. Nilai rata-rata kesenjangan dimensi keandalan (realibility) sebesar 0,55. Nilai tersebut memberikan arti bahwa konsumen merasa cukup puas atas keandalan buruh angkut. Hal tersebut dindikasikan oleh akurasi pelayanan yang bebas dari kesalahan oleh buruh angkut. Tingkat kesesuaian sebesar 93% pada dimensi ini belum optimal karena belum mencapai 100%. Pengoptimalan dapat dilakukan terfokus pada variabel keterampilan buruh angkut dalam melayani permintaan konsumen. Peningkatan keterampilan buruh ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan penyuluhan atau pelatihan mengenai penanganan hasil tangkapan yang baik agar mutunya dapat terjaga. Variabel kegiatan promosi pelayanan merupakan variabel yang mewakili nilai pelayanan buruh angkut dalam dimensi empati (empathy). Walaupun rataan skor kepentingannya tidak lebih dari tiga yaitu 2,3 namun rataan skor kinerjanya jauh lebih rendah yaitu sebesar 1,1. Hal tersebut mengakibatkan nilai kesenjangan yang diperoleh sangat besar yaitu bernilai 1,2 dan tingkat kesesuaian hanya sebesar 48%. Dari sisi penilaian kepuasan, maka konsumen tidak puas terhadap ketiadaan promosi pelayanan buruh angkut sedangkan dari sisi penilaian kualitas pelayanan, maka dimensi empati memiliki nilai tidak baik. Dengan adanya penilaian tidak baik tersebut, maka perhatian dan kepedulian pemberi kepada penerima pelayanan sebagai maksud dari dimensi empati perlu ditinjau ulang dan sebisa mungkin untuk diperbaiki. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan potongan tarif agar pengurus kapal tetap dapat menggunakan pelayanan maupun dengan pemberian informasi atas kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh buruh agar dapat menarik konsumen lainnya. Dimensi jaminan (assurance) merupakan dimensi yang berkisar pada kemampuan pemberi pelayanan untuk membangkitkan rasa percaya dan keyakinan penerima pelayanan atas pelayanan yang diterimanya. Penilaian dimensi ini dinilai cukup baik karena variabel keberadaan bukti pembayaran masih dinilai cukup puas oleh konsumennya. Tingkat kesesuaian sebesar 77% masih cukup jauh dari nilai yang optimal, sehingga masih diperlukan beberapa
perbaikan terutama dalam hal pengadaan bukti pembayaran. Perbaikan tersebut dapat berupa pemberian bukti pembayaran pada setiap transaksi yang dilakukan. Penilaian kepuasan konsumen terhadap dimensi bukti nyata (tangibles) pelayanan buruh angkut dinilai sangat puas. Dengan keadaan demikian maka penilaian kualitas pelayanan terhadap dimensi tersebut tergolong dalam kategori sangat baik. Dimensi dengan tingkat kesesuaian 99% ini diwakili oleh empat variabel. Dari empat variabel yang dinilai, terdapat nilai tingkat kesesuaian yang terendah sebesar 81% yaitu variabel kondisi kebersihan. Dimensi bukti nyata (tangibles) dapat mencapai nilai optimal, jika kebersihan dari buruh angkut harus dapat ditingkatkan. Peningkatan variabel tersebut akan meningkatkan tingkat kualitas pelayanan buruh angkut pada dimensi bukti nyata (tangibles), dimana dimensi yang dimaksud adalah dimensi yang terkait dengan kondisi fisik pihak pemberi pelayanan antara lain kondisi kebersihan dari buruh angkut. 3) Kualitas pelayanan penyediaan alat angkut Jenis alat angkut yang diukur tingkat kualitas pelayanannya adalah alat angkut jenis trays yang dikelola oleh Koperasi Mina Muara Makmur selaku pengelola teknis pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPS Nizam Zachman Jakarta. Alat angkut jenis ini digunakan oleh banyak pihak seperti nelayan, pedagang ikan, hingga pengolah perikanan. Banyaknya pihak yang menggunakan pelayanan ini menjadi salah satu alasan pentingnya dilakukan pengukuran kualitas atas pelayanan penyediaan alat angkut, terutama alat angkut jenis trays. Agar kualitas pelayanan dapat terukur secara terperinci, maka diperlukan suatu pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh terlebih dahulu. Analisis CSI merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan kepuasan pelanggan. Pengukuran CSI fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut terhadap 15 variabel dapat dilihat pada Tabel 52. Dari kinerja yang dirasakan dan harapan konsumen terhadap variabel yang digantungkan terhadap pelayanan, maka dapat dihitung besarnya kepuasan konsumen secara menyeluruh. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 52, diperoleh CSI sebesar 0,72. Hal ini mencerminkan bahwa konsumen merasa puas atas
kinerja pelayanan penyediaan alat angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta karena nilai tersebut berada pada selang 0,66-0,80. Nilai CSI 0,72 berada pada posisi di tengah-tengah selang. Hal tersebut berarti penilaian konsumen atas kinerja pelayanan penyediaan alat angkut adalah tepat memuaskan konsumen sehingga dibutuhkan peningkatan kinerja agar penilaian menjadi sangat memuaskan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan beberapa variabel yang memang memiliki prioritas yang tinggi. Tabel 52 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut No
Variabel
2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan produk 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14 Penampilan petugas 15 Keberadaan bukti pembayaran 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 18 Letak lokasi pemesanan produk 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi Total Rata-rata Weighted total Customer Satisfaction Index (CSI)
Rataan skor WF (%) kinerja 2,3 4,6 3,4 6,7 4,1 8,0 3,4 6,7 3,4 6,7 1,2 2,4 3,9 7,6 3,6 7,1 3,5 6,8 3,5 6,9 4,3 8,4 3,5 6,8 3,8 7,5 3,5 6,8 3,4 6,7 50,6 100,0 3,38
Rataan skor kepentingan 1,3 3,7 4,0 3,7 3,9 1,9 3,7 3,8 3,7 3,7 3,9 3,6 3,7 3,8 3,7 52,1 3,48
WS 0,1 0,3 0,3 0,3 0,3 0,0 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3
3,61 0,72
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Variabel dengan prioritas yang tinggi dapat diketahui melalui analisis lanjutan. Analisis yang dimaksud yaitu importance performance analysis. Analisis ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja agar pihak Koperasi Mina Muara Makmur sebagai pelaksana teknis penyedia alat angkut mengetahui vaiabel yang dianggap penting yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan nilai rataan skor kinerja dan kepentingan, dapat dipetakan masing-masing dalam matriks importance performance analysis (Gambar 28).
Matriks importance performance analysis penyediaan alat angkut terbagi menjadi empat kuadran oleh garis horizontal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 3,48 dan garis vertikal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,38. Tidak terdapat satu variabel pun yang menempati kuadran pertama. Hal ini menunjukkan tidak adanya variabel yang harapannya melebihi kinerja dari pelayanan tersebut. 3,38 4
4,0
7 19 13 3 14 620 15 17
Rataan skor kepentingan
K1 3,5
16
18 12
K2 3,48
K3
K4
3,0 2,5
2,0
10
1,5
2
1,0 1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 Rataan skor kinerja
3,5
4,0
4,5
Keterangan: 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan produk 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14 Penampilan petugas 15 Keberadaan bukti pembayaran 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 18 Letak lokasi pemesanan produk 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 28 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan alat angkut Bila dibandingkan kondisi alat angkut yang ditawarkan PPI Muara Angke, baik dari segi harga dan segi kondisi, maka alat angkut milik PPS Nizam Zachman Jakarta jauh lebih unggul karena menawarkan harga yang lebih murah dan tidak terlalu banyak kerusakan. Harga yang ditawarkan PPS Nizam Zachman Jakarta Rp 1.000,00 lebih murah daripada harga yang ditawarkan PPI Muara Angke. Dengan demikian variabel harga yang terjangkau (16) ini seharusnya berada dikuadran kedua. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Terlihat pada Gambar 28 terdapat 12 variabel pelayanan lainnya pada kuadran ini yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Variabel tersebut meliputi variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), variabel keterampilan petugas melayani permintaan (6) dan kapasitas fasilitas produksi (20) yang terletak pada posisi yang sama, ditambah variabel ketersediaan produk (4), kemudahan prosedur pemesanan
(7), pengecekan dan pengawasan produk (12), kelancaran sistem distribusi (13), penampilan petugas (14), keberadaan bukti pembayaran (15), kondisi fasilitas transportasi (17), letak lokasi pemesanan produk (18), dan variabel kondisi kebersihan (19). Kinerja dari semua variabel ini harus dipertahankan agar nelayan, pedagang dan pengolah hasil perikanan tetap menggunakan pelayanan penyediaan alat angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta. Perbaikan kinerja variabel yang berada di kuadran ketiga tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Maka dari itu kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen ditambah tingkat kinerjanya yang masih tergolong rendah. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain variabel keberadaan penerima keluhan (2), dan kegiatan promosi produk (10). Kedua variabel ini masih belum dibutuhkan sehingga penyedia pelayanan dapat mengalokasikan waktu, biaya dan tenaganya pada variabel lain yang dianggap lebih penting. Tidak terdapat variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat. Hal ini berarti tidak ada variabel yang dilakukan oleh pihak pelabuhan dimana tingkat kepentingannya rendah dan tingkat kinerjanya tinggi. Dengan kata lain, tidak terdapat variabel yang memberikan hasil yang sia-sia apabila dilakukan peningkatan kinerja. Keterangan: 2 3 4 6 7 10 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Keberadaan bukti pembayaran Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 29 Gap analysis pelayanan penyediaan alat angkut
Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan kebutuhan alat angkut dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Besarnya kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 29. Dapat terlihat pada Gambar 29 bahwa nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 1,0 diperoleh pada variabel keberadaan penerima keluhan (2). Tidak terdapat suatu sistem yang dibuat khusus untuk menerima keluhan konsumen, namun keberadaan pihak Koperasi maupun Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan membuat konsumen menganggap petugas yang sedang berjaga tersebut adalah pihak penerima keluhan. Keberadaan petugas yang selalu ada di TPI setiap hari Senin sampai Minggu, dinilai lebih dari yang diharapkan oleh konsumen. Maka dari itu variabel ini memiliki nilai kesenjangan terbesar. Nilai terbesar yang bukan diperoleh dari tingginya nilai kepentingan dibandingkan nilai kinerjanya melainkan sebaliknya, maka disarankan untuk disesuaikan kembali dengan nilai kepentingan yang memang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini bertujuan meminimalisir waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan secara berlebihan. Di sisi lain, terdapat variabel yang memiliki nilai kesenjangan terkecil yaitu variabel ketersediaan produk (4) dengan nilai 0,0. Koperasi Mina Muara Makmur menyediakan alat angkut di sisi-sisi dalam gedung TPI agar mudah diperoleh konsumen. Maka dari itu kondisi seperti ini harus dapat dipertahankan. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan alat angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat sebaran penilaian dari nilai kesenjangan (Tabel 53). Tabel 53 Selang penilaian pelayanan penyediaan alat angkut Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
0,10 0,29 0,48 0,67 0,86
Selang penilaian sampai sampai sampai sampai sampai
0,28 0,47 0,66 0,85 1,04
Panjang kelas pada Tabel 53 adalah 0,18. Maka selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil hingga nilai 0,18 berikutnya dan seterusnya hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai maksimum yaitu nilai kesenjangan terbesar sebesar 1,04. Dengan diketahuinya selang penilaian seperti yang disebutkan pada Tabel 53 tersebut, maka dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel-variabel pelayanan penyediaan alat angkut di PPS Nizam Zachman Jakarta. Pembuktian mengenai kasus tersebut pada penilaian konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan alat angkut dapat dilihat pada Tabel 54. Tabel 54 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan alat angkut N o
Rataan Rataan skor skor Gap kinerja kepentingan
Variabel
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 2 3
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Rata-rata
2,3 3,4
1,3 3,7
1,0 0,3 0,6 5
Tidak puas Puas
177 92
Cukup puas
135 103
Dimensi Keandalan (realibility) 4 6
Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Rata-rata
4,1
4,0
0,1
Sangat puas
3,4
3,7
0,3
Puas
0,2
Sangat puas
92 97,5
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
3,4
3,9
0,5
Cukup puas
87
10
Kegiatan promosi produk
1,2
1,9
0,7
Kurang puas
63
0,6
Cukup puas
75
Rata-rata Dimensi Jaminan (assurance) 12
Pengecekan dan pengawasan produk
3,9
3,7
0,2
Sangat puas
105
13
Kelancaran sistem distribusi
3,6
3,8
0,2
Sangat puas
95
14
Penampilan petugas
3,5
3,7
0,2
Sangat puas
95
15
Keberadaan bukti pembayaran
3,5
3,7
0,2
Sangat puas
95
0,2
Sangat puas
97,5 110
Rata-rata Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16
Harga yang terjangkau
4,3
3,9
0,4
Puas
17
Kondisi fasilitas transportasi
3,5
3,6
0,1
Sangat puas
97
18
Letak lokasi pemesanan produk
3,8
3,7
0,1
Sangat puas
103
19
Kondisi kebersihan
3,5
3,8
0,3
Puas
92
20
Kapasitas fasilitas produksi
3,4
3,7
0,3
Puas
92
Rata-rata
0,2 4
Sangat puas
98,8
Walaupun tingkat kesesuaian dimensi ketanggapan (responsiveness) lebih dari 100% yaitu 135%, tidak selanjutnya membuat dimensi ini berada dalam kategori kualitas pelayanan yang sangat baik. Karena nilai optimal dari tingkat kesesuaian adalah 100%, maka nilai 135% dianggap belum optimal. Ditambah pula dengan perolehan nilai kesenjangan sebesar 0,65, menandakan kinerja yang dilakukan oleh Koperasi Mina Muara Makmur sebagai penyedia alat angkut dinilai cukup puas oleh konsumennya. Peningkatan kualitas pelayanan pada dimensi ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan variabel keberadaan penerima keluhan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, nilai kesenjangan yang relatif besar bukan selalu berarti tingkat kinerjanya lebih rendah daripada tingkat kepentingannya, sehingga disarankan untuk menyesuaikan keberadaan petugas dengan harapan konsumen. Nilai kesenjangan pada dimensi keandalan (realibility), jaminan (assurance) dan dimensi bukti nyata (tangibles) masing-masing sebesar 0,20; 0,20 dan 0,24. Nilai-nilai tersebut berada pada selang penilaian 0,10 sampai 0,28 sehingga penilaian kualitas pelayanan pada dimensi yang telah disebutkan sama-sama termasuk ke dalam kategori sangat baik karena konsumen merasa sangat puas. Pengoptimalan beberapa variabel masih harus dilakukan karena tingkat kesesuaiannya belum mencapai 100%. Peningkatan kualitas dimensi keandalan (realibility) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan petugas dalam melayani permintaan. Adakalanya saat konsumen sedang membutuhkan alat angkut, maka konsumenlah yang mengambil alat angkut tersebut. Dengan adanya peningkatan keterampilan melayani permintaan, kasus tersebut dapat diminimalisir. Tidak ada keharusan bagi petugas untuk selalu menggunakan seragam, atau berpenampilan rapi. Namun keramahan petugas dapat memberi nilai lebih karena diberikan kenyamanan pada konsumennya. Hal tersebut disampaikan oleh nelayan, pedagang dan pengolah hasil tangkapan selaku penerima pelayanan. Perlakuan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada dimensi jaminan (assurance).
Kualitas pelayanan penyediaan alat angkut pada dimensi bukti nyata (tangibles) sama seperti dua dimensi sebelumnya yaitu dinilai sangat puas. Hal ini diindikasikan oleh kondisi trolly sebagai alat transportasi dari alat angkut yang baik dan letak lokasi pemesanan alat angkut yang relatif sangat dekat. Walaupun berada pada kondisi tersebut, kualitas pelayanan pada dimensi ini belum optimal karena belum mencapai 100%. Pengoptimalan dapat dilakukan dengan mengadakan perbaikan, misalnya pada variabel kondisi kebersihan dan variabel kapasitas produksi. Trays yang disediakan jarang dibersihkan, namun masih dalam kondisi layak pakai karena kondisi kebersihannya tidak seburuk trays yang ditawarkan di PPI Muara Angke. Tetapi akan lebih baik jika trays dibersihkan setiap selesai digunakan agar tingkat kinerja variabel kondisi kebersihan dapat meningkat. Peningkatan kinerja pada variabel kapasitas produksi juga dapat dilakukan. Walaupun sudah dapat memenuhi hampir seluruh permintaan, namun penambahan stok trays dapat dilakukan agar kebutuhan semua konsumen dapat terpenuhi. Berbeda dengan ketiga dimensi sebelumnya, nilai kesenjangan dimensi empati (emphaty) hanya sebesar 0,60. Hal ini menggambarkan bahwa konsumen menilai cukup puas terhadap pelayanan pada dimensi tersebut. Walaupun terlihat pada Tabel 54 tingkat kesesuaian pada dimensi ini sebesar 75%, secara kasat mata dapat menyelamatkan penilaian kualitas pelayanan alat angkut pada dimensi ini karena nilainya yang lebih dari 50% namun tetap harus diperbaiki agar kualitas pelayanan penyediaan alat angkut pada dimensi empati (emphaty) dapat mencapai tingkat kesesuaian yang optimal. Selain dengan memberikan potongan harga atau jenis promosi lainnya, pengoptimalan juga dapat dilakukan dengan cara menyederhanakan prosedur pemesanan alat angkut misalnya dengan penggunaan fasilitas telepon, lalu alat angkut diantar ke dermaga dimana kapal akan melakukan pembongkaran ikan. Kesemua hal tersebut dilakukan agar kepuasan konsumen meningkat terutama dalam pelayanan pada dimensi empati.
6.2.3 Tingkat kualitas pelayanan penanganan hasil tangkapan Harga hasil tangkapan dipengaruhi oleh mutunya. Semakin baik mutu dari hasil tangkapan, maka harganya akan semakin tinggi. Mutu tersebut dapat dipertahankan kesegarannya dengan menjaga rantai dingin hasil tangkapan. Rantai dingin tersebut dapat dijaga dengan melakukan pemberian es maupun menyimpan hasil tangkapan ke dalam ruang pendingin (cold storage). Kedua elemen tersebut menjadi sangat penting dan harus ada di suatu pelabuhan perikanan. Dengan demikian pelayanan penyediaan es balok dan pelayanan di cold storage adalah hal yang perlu diperhatikan oleh pihak pelabuhan perikanan agar konsumen merasa puas dan nyaman melakukan aktivitas perikanan di PPS Nizam Zachman Jakarta.
1) Kualitas pelayanan penyediaan es balok Pendinginan ikan harus dilakukan dengan benar, karena apabila terlalu dingin akan mengakibatkan penurunan kualitas ikan. Ikan sebaiknya berada pada suhu dingin dibawah 40oC (LIPI, 2005). Titik beku ikan terjadi antara -1,1oC sampai dengan -2,2oC. Hal tersebut dapat diaplikasikan dengan menyelubungi seluruh permukaan ikan dengan hancuran es halus. Dengan demikian es balok yang telah diproduksi Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta akan dihancurkan oleh agen es balok untuk selajutnya dikonsumsi oleh nelayan maupun pedagang hasil tangkapan di PPI. Konsumen es balok sudah didominasi oleh agen es yang ada di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) PPS Nizam Zachman Jakarta pada tahun 2007 hingga tahun 2009. Hal tersebut dikarenakan kapal-kapal perikanan, terutama kapal perikanan dengan ukuran gross ton relatif besar sudah memiliki cold storage sendiri di dalam palka kapal. Namun bagi kapal-kapal perikanan yang ukurannya kurang dari 30 GT masih menggunakan es balok yang diperantarai oleh agen es pula. Peningkatan kualitas pelayanan penyediaan es balok di pabrik es milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta ini sudah dimulai sejak awal, terutama pada tahun 2006. Peningkatan kualitas tersebut dibuktikan dengan adanya penambahan satu jenis es balok pada setiap produksinya. Jenis es balok
yang dimaksud yaitu es balok yang berukuran 60 kg per balok. Agar kualitas pelayanan ini dapat terukur secara terperinci, maka diperlukan suatu pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh terlebih dahulu. Analisis yang dibutuhkan adalah analisis CSI untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Pengukuran CSI fasilitas pelayanan penyediaan es balok terhadap 15 variabel dapat dilihat pada Tabel 55. Tabel 55 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan penyediaan es balok No 1 2 3 4
Variabel Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Kegiatan promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Rataan skor kinerja 4,5 4,6 3,6 3,5
6 7 10 12 13 14 16 17 18 19 20 Total Rata-rata Weighted total Customer Satisfaction Index (CSI)
4,5 4,5 1,2 4,5 4,5 4,5 3,5 4,5 4,8 3,5 3,7 59,9 3,99
WF (%) 7,5 7,7 6,0 5,8 7,5 7,6 2,0 7,5 7,5 7,5 5,8 7,6 8,0 5,9 6,2 100,0
Rataan skor kepentingan 4,5 4,6 4,5 4,7 4,5 4,5 1,6 4,5 4,3 2,9 4,5 4,2 4,3 3,4 4,4 61,2 4,08
WS 0,3 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,0 0,3 0,3 0,2 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3
4,20 0,84
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Nilai CSI yang diperoleh fasilitas ini sebesar 0,84. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pelayanan penyediaan es balok dinilai sangat puas oleh agen es karena berada pada selang 0,81-1,00. Analisis berikutnya didasari perolehan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan yang digambarkan dalam matriks importance performance analysis (Gambar 30).
Keterangan: 3,99 5,0
K1
4 16 3 20
Rataan skor kepentingan
4,5
6
72 112
13
4,0
K3
K2 18
17
4,08
K4 19
3,5 3,0
14
2,5 2,0 10
1,5 1
2
3 Rataan skor kinerja
4
5
1 2 3 4 6 7 10 12 13 14 16 17 18 19 20
Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 30 Matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan es balok Garis horizontal dan vertikal membagi matriks importance performance analysis pelayanan penyediaan es balok menjadi empat kuadran. Garis horizontal merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 4,08 dan garis vertikal merupakan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,99. Terdapat empat variabel pada kuadran pertama yaitu variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), ketersediaan produk (4), harga yang terjangkau (16), dan variabel kapasitas fasilitas produksi (20). Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak pelabuhan atau belum sesuai dengan keinginan konsumen. Fasilitas yang dimaksud pada variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3) adalah mesin pembuat es balok. Mesin ini sudah lama digunakan sehingga sering mengalami kerusakan. Kerusakan pada mesin akan mengakibatkan terhambatnya produksi es sehingga ketersediaan es balok menjadi rendah. Bila dibandingkan dengan harga es balok dari luar wilayah kawasan PPS Nizam Zachman Jakarta, harga es balok dari pabrik es milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta terasa lebih mahal. Hal tersebut harus mendapat perhatian lebih dari pihak pelabuhan, sehingga konsumen tetap membeli es balok di PPS Nizam Zachman Jakarta. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas tingkat rataan kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel.
Terlihat pada Gambar 30 bahwa terdapat delapan variabel pelayanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Variabel tersebut meliputi variabel ketepatan waktu pengiriman (1), keberadaan penerima keluhan (2), keterampilan petugas melayani permintaan (6), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan produk (12), kelancaran sistem distribusi (13), kondisi fasilitas transportasi (17), dan letak lokasi pemesanan produk (18). Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain variabel kegiatan promosi produk (10) dan kondisi kebersihan (19). Variabel promosi produk tidak terlalu dibutuhkan karena konsumen mengerti bahwa dana yang harus dibayarkan untuk setiap pembelian es balok sudah diatur dalam keputusan direksi yang selalu dipublikasikan di wilayah pabrik es dan tidak mungkin dapat dirubah untuk kebutuhan promosi. Begitu pula dengan variabel kondisi kebersihan, dianggap tidak terlalu penting karena es balok yang akan dijual kembali tidak mengharuskan dalam kondisi bersih mengingat produk ini tidak digunakan untuk keperluan konsumsi. Terdapat satu variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat yaitu variabel penampilan petugas (14). Hal tersebut berarti variabel ini termasuk ke dalam variabel yang tingkat kepentingannya rendah dan tingkat kinerjanya tinggi yang dilakukan oleh pihak pelabuhan. Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan pelayanan penyediaan es balok dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Dari 15 variabel yang dianalisis tingkat kualitasnya, terdapat 11 variabel yang memiliki nilai kesenjangan lebih besar daripada 0 dan 3 variabel yang tidak memiliki nilai kesenjangan (Gambar 31). Gambar 31 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar yaitu 1,6 terdapat pada variabel penampilan petugas (14). Sama seperti petugas tambat labuh, penampilan kesehariannya relatif sangat baik. Hal tersebut dicirikan dengan penggunaan seragam pada hari Senin hingga Kamis, namun kondisi demikian tidak terlalu dibutuhkan oleh para konsumen sehingga nilai kepentingannya lebih
daripada nilai kinerjanya. Maka dari itu dapat dilakukan penyesuaian tingkat kinerja terhadap tingkat kepentingannya, misalnya dengan perbedaan pakaian pada saat-saat tertentu. Keterangan: 1 2 3 4 6
.
7 10 12 13 14 16 17 18 19 20
Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Kelancaran sistem distribusi Penampilan petugas Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 31 Gap analysis pelayanan penyediaan es balok Terdapat pula variabel dengan nilai kesenjangan nol sebagai nilai kesenjangan terkecil. Variabel-variabel ini harus dipertahankan baik dari segi kepentingan maupun kinerjanya agar waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan tetap efektif dan efisien. Variabel-variabel yang dimaksud diantaranya variabel ketepatan waktu pengiriman (1), keberadaan penerima keluhan (2), keterampilan petugas melayani permintaan (6) dan variabel kemudahan prosedur pemesanan (7). Hal tersebut diindikasikan dengan kinerja yang dilakukan petugas sama besarnya dengan yang diharapkan oleh konsumen, misalnya pada variabel prosedur pemesanan. Pemesanan es balok dilakukan dengan menggunakan fasilitas jaringan telepon. Pabrik es berkapasitas relatif besar sehingga dapat memproduksi es balok sebanyak 100 buah per hari masih dapat membuat konsumen mengantri karena pintu yang digunakan untuk mengeluarkan es balok dari pabrik es hanya 2 unit saja. Antrian ini dapat diatasi dengan kemudahan prosedur pemesanan. Pemesanan
menggunakan
telepon
dapat
mengurangi
kebosanan
dan
mengefektifkan waktu yang dimiliki konsumen pada saat terdaftar dalam antrian. Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan penyediaan es balok di PPS
Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat sebaran penilaian dari nilai kesenjangannya (Tabel 56). Tabel 56 Selang penilaian pelayanan penyediaan es balok Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,00 0,32 sampai 0,33 0,65 sampai 0,66 0,98 sampai 0,99 1,31 sampai 1,32 1,64 sampai
Panjang kelas pada setiap penilaian bernilai 0,32. Dengan penambahan 0,32 pada setiap kelas bawah maka akan diperoleh penilaian kepuasan pelayanan penyediaan es balok. Selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil yaitu 0,00 dilanjutkan dengan nilai kesenjangan sebesar 0,32 berikutnya dan seterusnya sampai diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan tertinggi yaitu 1,64. Dengan diketahuinya selang penilaian, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan penyediaan es balok di PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 57). Diperlukan peningkatan kualitas pelayanan penyediaan es balok agar penerima pelayanan merasa nyaman dan tetap mengkonsumsi es balok di PPS Nizam Zachman Jakarta. Dimensi keandalan (realibility), dimensi jaminan (assurance) dan dimensi bukti nyata (tangibles) dinilai puas oleh konsumennya. Penilaian ini berdasarkan nilai kesenjangan yang diperoleh masing-masing dimensi yang berada pada selang 0,33 sampai 0,65. Agar tingkat kepuasan meningkat, maka perlu diadakan perbaikan terutama pada variabel kapasitas mesin pembuat es balok. Kapasitas produksi yang optimal akan mencapai tingkat produksi yang optimal pula.
Tabel 57 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan penyediaan es balok No
Rataan Rataan skor skor Gap kinerja kepentingan
Variabel
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 1
Ketepatan waktu pengiriman
4,5
4,5
0,0
Sangat puas
100
2
Keberadaan penerima keluhan
4,6
4,6
0,0
Sangat puas
100
3
Kecepatan perbaikan fasilitas Rata-rata
3,6
4,5
Dimensi Keandalan (realibility) 4 Ketersediaan produk 6
Keterampilan petugas melayani permintaan Rata-rata
0,9
Cukup puas
79
0,3
Sangat puas
93,3
3,5
4,7
1,2
Kurang puas
75
4,5
4,5
0,0
Sangat puas
100
0,6
Puas
87,5
0,0
Sangat puas
100
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,5
4,5
10
Kegiatan promosi produk
1,2
1,6
Rata-rata
0,4
Puas
0,2
Sangat puas
75 87,5
Dimensi Jaminan (assurance) 12
Pengecekan dan pengawasan produk
4,5
4,5
0,0
Sangat puas
100
13
Kelancaran sistem distribusi
4,5
4,3
0,2
Sangat puas
105
14
Penampilan petugas
4,5
2,9
Rata-rata
1,6
Tidak puas
155
0,6
Puas
120
Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16 Harga yang terjangkau
3,5
4,5
1,0
Kurang puas
78
17
Kondisi fasilitas transportasi
4,5
4,2
0,3
Sangat puas
107
18
Letak lokasi pemesanan produk
4,8
4,3
0,5
Puas
112
19
Kondisi kebersihan
3,5
3,4
0,1
Sangat puas
103
20
Kapasitas fasilitas produksi
3,7
4,4
0,7
Cukup puas
84
Rata-rata
0,52
Puas
96,8
Dimensi jaminan (assurance) merupakan dimensi dengan rata-rata tingkat kesesuaian tertinggi yaitu 120%. Nilainya yang melebihi 100% dan memiliki selisih sebesar 20%, maka konsumen merasa puas atas tingkat kinerja yang diperoleh. Hal tersebut tersebut mengartikan bahwa penilaian kualitas pelayanan tidak hanya diukur dari tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan,
melainkan
melalui
pengukuran
tingkat
kepuasan.
Dengan
diketahuinya tingkat kepuasan agen es terhadap pelayanan penyediaan es balok pada dimensi jaminan, maka dapat diperoleh informasi bahwa kualitas pelayanan
penyediaan es balok berada pada tingkat yang baik. Kebaikan tersebut tercermin dari pemberian jaminan kepada penerima pelayanan dengan melakukan pengecekan dan pengawasan, penampilan petugas yang meyakinkan dan dikenal oleh para penerima pelayanan serta sistem distribusi yang berjalan lancar.
2) Kualitas pelayanan di cold storage Ikan merupakan salah satu sumber daya alam laut yang sangat besar di perairan Indonesia dan juga termasuk bahan biologis yang cepat membusuk jika tidak ada pengawetan. Biasanya para nelayan banyak menggunakan es balok sebagai bahan pengawetnya, tetapi metode ini mempunyai kelemahan, diantaranya yaitu mudah mencair, menyebabkan ikan cepat rusak (Yuanita, 2009). Ruang pendingin atau cold storage biasanya digunakan oleh pedagang ikan yang khusus menjual ikan dalam kondisi beku dan meminimalisir kerusakan ikan akibat terendam air dari es yang telah mencair. Ditambahkan pula dengan kondisi ikan yang beku, maka dapat disimpan dalam batas waktu yang relatif lama, yaitu berkisar satu minggu bahkan hingga berbulan-bulan. Keunggulan-keunggulan penggunaan cold storage inilah yang membuat konsumen dari kalangan pedagang itu bersaing dalam dunia perdagangan ikan beku. Kualitas pelayanan secara terperinci di cold storage perlu diketahui agar konsumen tetap tertarik untuk menyimpan ikannya di cold storage milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta ini. Sebelum kualitas pelayanan ini diukur secara terperinci, maka diperlukan pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh terlebih dahulu. Analisis CSI merupakan langkah awal penentuan kualitas pelayanan di cold storage (Tabel 58). Pengukuran CSI diberlakukan kepada 15 orang pedagang ikan yang menjadi konsumen pengguna cold storage. Dari pengukuran tersebut didapatkan nilai CSI sebesar 0,90 yang berarti konsumen merasa sangat puas atas pelayanan di cold storage karena berada pada selang 0,81-1,00. Dengan demikian, pencapaian nilai CSI yang optimal dapat lebih mudah karena nilai CSI 0,90 terletak tepat pada
bagian tengah selang 0,81-1,00. Selanjutnya dibutuhkan analisis lebih lanjut agar petugas PPI dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan. Tabel 58 Customer satisfaction index pelayanan di cold storage No
Variabel
Rataan skor WF (%) kinerja
Rataan skor kepentingan
WS
1
Ketepatan waktu pengiriman
4,3
7,8
4,6
0,4
2
Keberadaan penerima keluhan
4,1
7,5
4,7
0,3
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
4,2
7,6
4,8
0,4
4
Ketersediaan produk
3,2
5,8
4,7
0,3
6
Keterampilan petugas melayani permintaan
4,5
8,1
4,8
0,4
7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,3
7,8
4,9
0,4
10
Kegiatan promosi produk
1,2
2,2
1,6
0,0
12
Pengecekan dan pengawasan produk
4,4
8,0
4,7
0,4
13
Kelancaran sistem distribusi
4,2
7,6
4,5
0,3
14
Penampilan petugas
4,1
7,5
3,5
0,3
16
Harga yang terjangkau
4,3
7,9
4,7
0,4
17
Kondisi fasilitas transportasi
3,3
5,9
4,6
0,3
18
Letak lokasi pemesanan produk
4,3
7,8
4,7
0,4
19
Kondisi kebersihan
2,3
4,1
4,7
0,2
20
Kapasitas fasilitas produksi
2,4
4,4
4,5
0,2
Total
55,0
100,0
Rata-rata
3,66
65,8 4,39
Weighted total
4,52
Customer Satisfaction Index (CSI)
0,90
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Pengukuran kepuasan konsumen dilanjutkan dengan analisis yang didasari perolehan tingkat kinerja dan tingkat kepentingan. Analisis tersebut digambarkan dalam matriks yang disebut matriks importance performance analysis (Gambar 32). Garis pembagi horizontal dan vertikal pada matriks importance performance analysis pelayanan di cold storage (Gambar 32) merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 4,39 dan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,66. Kedua garis tersebut membagi matriks menjadi empat kuadran. Terdapat empat variabel pada kuadran pertama. Variabel pada kuadran ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum dilaksanakan dengan baik oleh pihak
pelabuhan atau belum sesuai dengan keinginan konsumen. Variabel-variabel tersebut adalah variabel ketersediaan produk (4), kondisi fasilitas transportasi (17), kondisi kebersihan (19), dan variabel kapasitas fasilitas produksi (20).
3,66 5,0
7
Rataan skor kepentingan
19
4,5
K1
4,0
K3
4 20
2
17
K2
3 6 16 18 12 13 1
4,39
K4 14
3,5 3,0 2,5 2,0 10
1,5 1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 3,5 Rataan skor kinerja
4,0
4,5
Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan produk 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14 Penampilan petugas 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 18 Letak lokasi pemesanan produk 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 32 Matriks importance performance analysis pelayanan di cold storage Cold storage yang pada dasarnya adalah tempat penyimpanan ikan bersuhu rendah harus dijaga kondisi kebersihannya. Namun pada kenyataannya, kondisi kebersihan cold storage tidak terjaga. Kondisi itu terlihat dengan banyaknya darah ikan yang tergenang dan potongan bagian badan ikan berserakan di sekitar cold storage. Ditambah dengan permasalahan kondisi fasilitas transportasi yang kurang baik, serta kurangnya jumlah palet yang tersedia dan kapasitas cold storage yang dirasa kurang besar, membuat variabel-variabel ini harus diperhatikan. Palet adalah wadah yang digunakan untuk menyimpan ikan-ikan dalam cold storage. Jumlah palet yang tersedia kurang memenuhi permintaan konsumen. Akibatnya, konsumen harus menyewa cold storage milik perusahaan processing di kawasan industri yang tarifnya lebih mahal. Kepuasan konsumen semakin rendah ketika forklift sebagai alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan palet hanya tersisa satu unit. Keadaan seperti ini memerlukan waktu yang lama pada saat proses pengeluaran dan pemasukan palet ke cold storage. Dengan demikian pihak pelabuhan harus dapat berkonsentrasi pada variabel-variabel ini demi tercapainya kepuasan konsumen, sehingga konsumen tidak beralih ke cold storage lain dan
tetap memanfaatkan pelayanan di cold storage milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas rataan tingkat kinerja dari semua variabel. Maka dari itu terdapat sembilan variabel pelayanan yang harus dipertahankan kinerjanya. Variabel pelayanan tersebut meliputi variabel ketepatan waktu pengiriman (1), keberadaan penerima keluhan (2), kecepatan perbaikan fasilitas (3), keterampilan petugas melayani permintaan (6), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan produk (12), kelancaran sistem distribusi (13), harga yang terjangkau (16), dan variabel letak lokasi pemesanan produk (18). Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya yang masih tergolong rendah. Perbaikan kinerja variabel yang ada di kuadran ini tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen tidak terlalu besar. Variabel yang berada pada kuadran ini adalah kegiatan promosi produk (10). Kegiatan ini dirasa tidak terlalu penting dan pada kenyataannya tidak terdapat kegiatan promosi secara resmi. Kegiatan promosi yang diberikan yaitu pemberian keringanan pada pedagang ikan terhadap isi palet apabila bobotnya sedikit melebihi ketentuan yang berlaku yaitu 500 kg maka harga yang diberikan tetap diberlakukan sama seperti ketentuan penyewaan palet untuk bobot ikan 500 kg. Terdapat satu variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat yaitu variabel penampilan petugas (14). Hal ini berarti penampilan petugas cold storage memiliki tingkat kepentingan yang rendah dan tingkat kinerja tinggi yang dilakukan oleh pihak pelabuhan. Kinerja yang tinggi dibuktikan dengan penggunaan seragam pada hari Senin hingga Kamis. Hal ini serupa dengan kondisi penampilan petugas pelayanan tambat labuh dan pelayanan penyediaan es balok. Kesamaan kondisi seperti ini dikarenakan kesemua pelayanan tersebut
berada di bawah koordinasi Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta. Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan di cold storage dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Nilai kesenjangan bervariatif, dari yang kecil hingga yang besar. Besarnya kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 33. Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan produk 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 13 Kelancaran sistem distribusi 14 Penampilan petugas 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 18 Letak lokasi pemesanan produk 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 33 Gap analysis pelayanan di cold storage Dapat terlihat pada Gambar 33 bahwa nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 2,4 pada variabel kondisi kebersihan (19). Hal tersebut berarti Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta selaku pengelola teknis cold storage belum mengoptimalkan kebersihan cold storage untuk meningkatkan tingkat kinerja. Syamsir (2008) menerangkan bahwa mikroorganisme merupakan penyebab utama kerusakan ikan, karena itu harus diberikan perlakuan-perlakuan khusus untuk menghindari kondisi-kondisi yang mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Kecepatan pertumbuhan mikroorganisme meningkat sangat cepat pada suhu tinggi dan kondisi yang tidak higienis sehingga untuk memperlambat
kerusakan
karena
aktivitas
mikroorganisme,
ikan
harus
didinginkan segera setelah penangkapan dan disimpan pada kondisi higienis. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga mengakibatkan nilai kinerja petugas cold storage menjadi lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan atau harapan konsumennya.
Terdapat empat variabel dari 15 variabel yang dianalisis, dengan nilai kesenjangan terkecil sebesar 0,3. Kondisi ini diperoleh dari kinerja yang dilakukan oleh petugas cold storage pada kenyataannya lebih kecil daripada yang diharapkan konsumen. Hal tersebut diperoleh variabel ketepatan waktu pengiriman (1), keterampilan petugas melayani permintaan (6), pengawasan produk (12) dan variabel kelancaran sistem distribusi (13). Nilai kesenjangan terkecil ini diusahakan untuk dapat dipertahankan. Hal yang dapat dipertahankan misalnya pengawasan serta pendistribusian palet oleh pihak petugas yang disaksikan pedagang selaku penerima pelayanan. Nilai kesejangan (gap) yang telah didapatkan selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan di cold storage PPS Nizam Zachman Jakarta, maka dapat dibuat selang penilaian (Tabel 59). Tabel 59 Selang penilaian pelayanan di cold storage Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,30 0,72 sampai 0,73 1,15 sampai 1,16 1,58 sampai 1,59 2,01 sampai 2,02 2,44 sampai
Dapat dihasilkan selang penilaian kepuasan pelayanan di cold storage dengan panjang kelas 0,42 pada setiap penilaian. Selang penilaian sangat puas merupakan nilai kesenjangan terkecil yaitu 0,30 hingga nilai 0,72. Selang penilaian selanjutnya juga diberikan penambahan 0,42 pada batas kelas bawah berikutnya dan seterusnya hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai maksimum dari nilai kesenjangan terbesar yaitu 2,44. Setelah diketahui adanya selang penilaian, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan cold storage di PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 60).
Tabel 60 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di cold storage No
Rataan Rataan skor skor kepentingan kinerja
Variabel
Gap
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 1
Ketepatan waktu pengiriman
4,3
4,6
0,3
Sangat puas
94
2
Keberadaan penerima keluhan
4,1
4,7
0,6
Sangat puas
87
3
Kecepatan perbaikan fasilitas Rata-rata
4,2
4,8
0,6
Sangat puas
88
0,50
Sangat puas
89,7
Dimensi Keandalan (realibility) 4 Ketersediaan produk 6
Keterampilan petugas melayani permintaan
3,2
4,7
1,5 Cukup puas
68
4,5
4,8
0,3 Sangat puas
94
Rata-rata
0,90 Puas
81
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,3
4,9
10
Kegiatan promosi produk
1,2
1,6
Rata-rata
0,6 Sangat puas
88
0,4 Sangat puas
75
0,50 Sangat puas
81,5
Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 produk
4,4
4,7
0,3 Sangat puas
94
13
Kelancaran sistem distribusi
4,2
4,5
0,3 Sangat puas
93
14
Penampilan petugas
4,1
3,5
0,6 Sangat puas
117
0,40 Sangat puas
101,3
0,4 Sangat puas 1,3 Cukup puas
92
0,4 Sangat puas 2,4 Tidak puas
92
2,1 Tidak puas 1,32 Cukup puas
53
Rata-rata Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16
Harga yang terjangkau
4,3
17
Kondisi fasilitas transportasi
3,3
4,6
18
Letak lokasi pemesanan produk
4,3
4,7
19
Kondisi kebersihan
2,3
4,7
20
Kapasitas fasilitas produksi
2,4
4,5
Rata-rata
4,7
72 49 71,6
Nilai rata-rata kesenjangan dimensi ketanggapan (responsiveness) pada Tabel 60 yaitu 0,50 memberikan arti bahwa konsumen merasa sangat puas atas ketanggapan petugas cold storage. Ketanggapan yang dimaksud adalah tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan yang optimal serta membantu konsumen dalam menghadapi masalah yang terkait dengan proses pemanfaatan cold storage. Walaupun demikian, ketanggapan pelayanan dari petugas cold storage masih harus ditingkatkan karena tingkat kesesuaiannya belum mencapai 100%.
Perbaikan dilakukan terutama pada variabel ketepatan waktu pengiriman. Mengingat forklift sebagai alat distribusi palet-palet yang digunakan hanya tersisa satu unit dari tiga unit yang sebelumnya tersedia, maka diperlukan penambahan minimal satu forklift, agar dapat mempercepat proses pendistribusian ikan-ikan di dalam palet. Begitu pula tingkat kepuasan pada dimensi empati (emphaty), nilai rata-rata kesenjangan yang diperoleh sebesar 0,50 memposisikan dimensi ini pada kategori sangat baik, karena konsumen merasa sangat puas. Dengan adanya penilaian tersebut, maka perhatian dan kepedulian pemberi kepada penerima pelayanan sebagai maksud dari dimensi empati (empathy) perlu dipertahankan dan sebisa mungkin untuk ditingkatkan agar tingkat kesesuaiannya mencapai nilai yang optimal. Hal-hal yang dapat dipertahankan misalnya pemberian keringanan tarif pada bobot ikan di dalam palet yang berbobot sedikit berlebih dari 500 kg namun tarifnya disamakan dengan tarif ikan pada palet dengan bobot 500 kg. Sama seperti kedua dimensi sebelumnya, penilaian dimensi jaminan (assurance) dinilai sangat baik karena konsumen merasa sangat puas atas variabel penampilan petugas. Dimensi ini merupakan dimensi yang berkisar pada kemampuan pemberi pelayanan untuk membangkitkan rasa percaya dan keyakinan penerima pelayanan atas pelayanan yang diterimanya. Tingkat kesesuaian pada dimensi jaminan sebesar 101,3%, bernilai 1,3% lebih besar dari nilai yang optimal, sehingga hanya diperlukan peningkatan kinerja pada kelancaran sistem distribusi dan pengecekan atas ikan-ikan yang tersusun dalam palet. Nilai rata-rata kesenjangan dimensi keandalan (realibility) sebesar 0,90. Nilai tersebut memberikan arti bahwa konsumen merasa puas atas keandalan petugas cold storage karena berada pada selang penilaian 0,73 sampai 1,15. Keandalan yang dimaksud adalah akurasi pelayanan yang bebas dari kesalahan oleh petugas cold storage. Tingkat kesesuaian sebesar 81% pada dimensi ini belum optimal karena belum mencapai nilai optimal 100%. Pengoptimalan dapat dilakukan dengan menambah ketersediaan palet yang akan dimanfaatkan oleh konsumen agar permintaan seluruh konsumen dapat terpenuhi.
Penilaian kepuasan konsumen merasa kurang puas terhadap dimensi bukti nyata (tangibles) pelayanan di cold storage. Dimensi dengan tingkat kesesuaian 71,6% ini diwakili oleh lima variabel. Dari lima variabel yang dinilai, terdapat nilai tingkat kesesuaian yang terendah sebesar 49% yaitu variabel kondisi kebersihan. Agar dimensi bukti nyata (tangibles) dapat mencapai nilai optimal, maka kebersihan dari ruangan cold storage harus dapat ditingkatkan, misalnya dengan melakukan penyemprotan lantai dengan air bersih secara berkala. Peningkatan variabel tersebut akan meningkatkan tingkat kualitas pelayanan di cold storage pada dimensi bukti nyata (tangibles), dimana dimensi yang dimaksud adalah dimensi yang terkait dengan kondisi fisik fasilitas yang ada di cold storage seperti gedung cold storage, forklift sebagai alat transportasi dan anteroom sebagai tempat yang digunakan untuk pengepakan ikan yang akan didistribusikan. 6.2.4 Tingkat kualitas pelayanan pemasaran hasil tangkapan Nelayan mendapatkan keuntungan atas kerja keras melautnya melalui proses pemasaran hasil tangkapan. PPS Nizam Zachman Jakarta menyediakan TPI dan PPI sebagai tempat untuk memasarkan hasil tangkapan tesebut. Agar kegiatan pemasaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan pelayanan yang optimal. Keoptimalan tersebut dapat diperoleh dengan mengetahui terlebih dahulu kualitas pelayanannya sehingga diketahui prioritas dari hal-hal yang harus diperbaiki dan hal-hal yang harus dipertahankan.
1) Kualitas pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat melaksanakan pelelangan dengan melibatkan beberapa kalangan seperti nelayan, pedagang serta pengolah hasil perikanan. TPI menjadi tempat transaksi awal oleh beberapa elemen masyarakat tersebut. Maka dari itu keberadaannya sangat diperlukan. Perannya yang begitu penting serta banyaknya pihak yang menggunakan pelayanan ini menjadi salah satu alasan pentingnya dilakukan pengukuran kualitas atas pelayanan di TPI. Agar kualitas pelayanan dapat terukur secara terperinci, maka diperlukan suatu pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara menyeluruh
terlebih dahulu. Analisis CSI merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan kepuasan pelanggan. Pengukuran CSI fasilitas pelayanan di TPI terhadap 15 variabel dapat dilihat pada Tabel 61. Tabel 61 Customer satisfaction index fasilitas pelayanan di TPI No
Variabel
Rataan skor kinerja
WF (%)
Rataan skor kepentingan
WS
2
Keberadaan penerima keluhan
3,4
9,7
4,2
0,4
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
2,2
6,3
3,2
0,2
4
Ketersediaan produk
3,1
8,8
4,4
0,4
6
Keterampilan petugas melayani permintaan
3,6
10,1
4,4
0,4
7
Kemudahan prosedur pemesanan
3,3
9,4
4,3
0,4
10
Kegiatan promosi produk
1,2
3,4
1,8
0,1
12
Pengecekan dan pengawasan produk
3,3
9,4
4,6
0,4
14
Penampilan petugas
1,8
5,1
2,4
0,1
16
Harga yang terjangkau
3,2
9,1
4,7
0,4
18
Letak lokasi pemesanan produk
3,3
9,4
4,7
0,4
19
Kondisi kebersihan
3,4
9,7
4,6
0,4
20
Kapasitas fasilitas produksi
3,3
9,4
4,5
0,4
Total
35,1
100,0
Rata-rata
2,92
47,4 3,95
Weighted total
4,17
Customer Satisfaction Index (CSI)
0,83
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Dari kinerja yang dirasakan dan harapan konsumen terhadap variabel pelayanan, maka dapat dihitung besarnya kepuasan konsumen secara menyeluruh. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 61, diperoleh CSI sebesar 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen merasa sangat puas atas kinerja pelayanan di TPI di PPS Nizam Zachman Jakarta karena nilai tersebut berada pada selang 0,811,00. Walaupun demikian, nilai 0,83 masih berada pada batas selang yang cukup rendah sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut agar dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan agar nilai CSI menjadi optimal. Perolehan rataan skor kinerja dan kepentingan pada setiap variabel dapat digunakan untuk melakukan analisis lanjutan. Analisis yang dimaksud yaitu Importance performance analysis. Analisis ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja agar pihak Koperasi Mina Muara Makmur
sebagai pelaksana teknis pelelangan di TPI mengetahui variabel yang dianggap penting yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan nilai rataan skor kinerja dan kepentingan, dapat dipetakan masing-masing dalam matriks Importance performance analysis (Gambar 34). Keterangan: 2,92 5,0 16 18
Rataan skor kepentingan
4,5
4
4,0
K1
K2
K3
K4
7
2 3 4 6
19
12 20
6 2
3,95
3,5
7
3
10 12
3,0 2,5
14 16 18
14
2,0
10
1,0
1,5
2,0 2,5 Rataan skor kinerja
3,0
3,5
19 20
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Penampilan petugas Harga yang terjangkau Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 34 Matriks importance performance analysis pelayanan di TPI Matriks importance performance analysis pelayanan di TPI pada Gambar 34 terbagi menjadi empat kuadran oleh garis horizontal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 3,95 dan garis vertikal yang merupakan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 2,92. Tidak terdapat satu variabel pun yang menempati kuadran pertama. Hal ini menunjukkan tidak adanya variabel yang harapannya melebihi kinerja dari pelayanan tersebut. Gambar 34 menunjukkan sembilan variabel berada pada kuadran kedua, yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Variabel yang menempati posisi ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Variabel tersebut meliputi variabel keberadaan penerima keluhan (2), ketersediaan produk (4), keterampilan petugas melayani permintaan (6), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan produk (12), harga yang terjangkau (16), letak lokasi pemesanan produk (18), kondisi kebersihan (19), dan kapasitas fasilitas produksi (20). Kinerja dari semua variabel ini harus dipertahankan agar nelayan, pedagang dan pengolah hasil perikanan tetap memanfaatkan pelayanan di TPI.
Perbaikan kinerja variabel yang berada di kuadran ketiga tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Maka dari itu kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel-variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen ditambah tingkat kinerjanya yang masih tergolong rendah. Variabel yang berada pada kuadran ini antara lain variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), kegiatan promosi produk (10) dan penampilan petugas (14). Kedua variabel ini masih belum dibutuhkan sehingga penyedia pelayanan dapat mengalokasikan waktu, biaya dan tenaganya pada variabel lain yang dianggap lebih penting. Tidak terdapat variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat. Hal ini berarti tidak ada variabel yang tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja tinggi yang dilakukan oleh pihak pelabuhan. Dengan kata lain, tidak terdapat variabel yang memberikan hasil yang sia-sia karena pelaksanaannya dianggap berlebihan oleh konsumen. Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan penyediaan kebutuhan alat angkut dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Semua variabel pelayanan memiliki nilai kesenjangan yang relatif besar (Gambar 35). Keterangan: 2 3 4 6 7 10 12 14 16 18 19 20
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Penampilan petugas Harga yang terjangkau Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 35 Gap analysis pelayanan di TPI
Perintah pengambilan retribusi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta telah diketahui oleh para penerima pelayanan di TPI seperti nelayan, pedagang, serta pengolah hasil tangkapan. Hal tersebut mencirikan kinerja variabel promosi pelayanan (10) dan variabel penampilan petugas (14) telah dilakukan dengan baik karena nilai kesenjangannya adalah nilai kesenjangan terkecil yaitu 0,6. Kondisi demikian tidak didukung oleh pemberian informasi lebih lanjut tentang pentingnya pengambilan retribusi, sehingga pada Gambar 35 dapat terlihat bahwa nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 1,5 yang diperoleh variabel harga yang terjangkau (16). Nilai retribusi sebesar 5% dari harga transaksi hasil tangkapan dirasa
memberatkan
pihak
penerima
pelayanan.
Pemberitaan
mengenai
penghilangan retribusi juga memperkuat penilaian penerima pelayanan terkait retribusi yang diambil dinilai masih terlalu berat. Dalam pemberitaan disebutkan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menilai pemasukan dari retribusi perikanan yang berjumlah Rp 10.000.000.000,00 bukanlah pemasukan yang berarti bagi pemerintah. Selanjutnya dikatakan bahwa hal tersebut cenderung memberatkan nelayan dan menghambat produktifitas pada sektor perikanan sehingga beban retribusi harus dihilangkan (Latief, 2009). Pemberitaan ini saja sudah dapat mengubah pola pikir pengguna pelayanan di TPI terkait retibusi, sehingga Koperasi Mina Muara Makmur beserta Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta perlu memberi informasi lebih lanjut bahwa retribusi yang diambil seharusnya juga merupakan pemasukan bagi daerah dan digunakan untuk peningkatan kualitas pelayanan khususnya dalam operasional penjualan ikan di TPI. Tabel 62 Selang penilaian pelayanan di TPI Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,60 0,78 sampai 0,79 0,97 sampai 0,98 1,16 sampai 1,17 1,35 sampai 1,36 1,54 sampai
Kemudian agar dapat diketahui kepuasan konsumen lebih lanjut, maka berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan di TPI, perlu dibuat sebaran penilaian dari nilai kesenjangan (Tabel 62). Panjang kelas pada Tabel 62 adalah 0,190. Maka selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil hingga nilai 0,18 berikutnya dan seterusnya. Penambahan panjang kelas dilakukan pada setiap batas kelas bawah hingga diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai maksimum sebesar 1,54. Dengan diketahuinya selang penilaian tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 63). Tabel 63 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di TPI No
Rataan skor kinerja
Variabel
Rataan skor Gap kepentingan
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 2
Keberadaan penerima keluhan
3,4
4,2
0,8 Puas
81
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
2,2
3,2
1,0 Cukup puas
69
0,9 Puas
75
Rata-rata Dimensi Keandalan (realibility) 4 6
Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Rata-rata
3,1
4,4
1,3 Kurang puas
71
3,6
4,4
0,8 Puas
82
1,05 Cukup puas
76,5
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
3,3
4,3
1,0 Cukup puas
77
10
Kegiatan promosi produk
1,2
1,8
0,6 Sangat puas
67
0,8
72
Rata-rata Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 produk 14 Penampilan petugas
Puas
3,3
4,6
1,3 Kurang puas
72
1,8
2,4
0,6 Sangat puas
75
Rata-rata
0,95 Puas
73,5
Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16
Harga yang terjangkau
3,2
4,7
1,5 Tidak puas
18
Letak lokasi pemesanan produk
3,3
4,7
1,4 Tidak puas
70
19
Kondisi kebersihan
3,4
4,6
1,2 Kurang puas
74
20
Kapasitas fasilitas produksi
3,3
4,5
1,2 Kurang puas
73
1,33 Kurang puas
71,3
Rata-rata
68
Penilaian konsumen atas kepuasan yang dirasakannya terhadap masingmasing dimensi berbeda-beda. Nilai kesenjangan rata-rata pada dimensi ketanggapan (responsiveness) sebesar 0,90. Ketanggapan yang dimaksud yaitu tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima serta membantu konsumen apabila menghadapi masalah berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Mina Muara Makmur. Ketanggapan tersebut diindikasikan oleh adanya petugas yang selalu berada di TPI dan siap melayani konsumennya misalnya pelayanan penimbangan, pelabelan serta pencatatan saat terjadi transaksi penjualan hasil tangkapan. Begitu pula dengan dimensi jaminan (assurance), konsumen merasa puas atas kualitas pelayanan dimensi ini karena nilai kesenjangan rata-ratanya sebesar 0,95. Dengan adanya penilaian tersebut, pihak koperasi mampu membangkitkan rasa percaya dan keyakinan tentang proses penjualan hasil tangkapan yang berlangsung dari segi persiapan hingga selesai dilaksanakan. Keyakinan yang dimaksud terbukti dengan adanya pengecekan dan pengawasan yang melibatkan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan DKI Jakarta. Dimensi bukti nyata (tangibles) memiliki nilai kesenjangan rata-rata sebesar 1,33. Nilai tersebut mengkategorikan dimensi ini pada dimensi yang kurang baik karena konsumen merasa kurang puas atas kinerja yang diberikan. Adapun variabel yang memberikan pengaruh buruk pada dimensi ini yaitu variabel harga yang terjangkau. Konsumen merasa retribusi cukup mengambil banyak keuntungan. Walaupun begitu, hal tersebut masih dapat ditolerir karena terdapat Peraturan Daerah (Perda) yang mengaturnya yaitu Perda Propinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah. Lain halnya dengan dimensi empati (emphaty). Dimensi ini termasuk kedalam kategori dimensi yang kualitas pelayanannya dinilai sangat puas oleh konsumen karena nilai kesenjangan rata-ratanya sebesar 0,80 yang berada pada selang 0,79 sampai 0,97. Kualitas pelayanan yang baik dibuktikan dengan prosedur pengurusan penjualan hasil tangkapan yang mudah serta promosi yang memang tidak konsumen butuhkan. Maka dari itu kualitas pelayanan pada dimensi ini harus dipertahankan karena hal ini membuktikan Koperasi Mina Muara Makmur
peduli dan perhatian terhadap nelayan, pedagang dan pengolah hasil tangkapan selaku konsumen dari pelayanan di TPI PPS Nizam Zachman Jakarta. 2) Kualitas pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Pusat Pemasaran Ikan (PPI) merupakan tempat untuk memasarkan ikan dari dan ke banyak daerah di Indonesia. Aktivitas pemasaran ikan yang sangat ramai ini menarik banyak pedagang untuk memasarkan ikannya di PPI. Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta selaku pengelola PPI di PPS Nizam Zachman Jakarta menyediakan lapak sebagai tempat pedagang memasarkan ikannya. Salah satu usaha PPS Nizam Zachman Jakarta untuk meningkatkan kualitas pelayanan di PPI terhadap pedagang ikan yaitu memperbaiki kinerja pelayanan. Namun sebaiknya diperlukan pengukuran kualitas terlebih dahulu agar peningkatan kualitas lebih efektif dan efisien. Analisis CSI merupakan langkah awalnya. Pengukuran CSI pelayanan di PPI dapat dilihat pada Tabel 64. Tabel 64 Customer satisfaction index pelayanan di PPI No
Variabel
2 Keberadaan penerima keluhan 3 Kecepatan perbaikan fasilitas 4 Ketersediaan produk 6 Keterampilan petugas melayani permintaan 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 14 Penampilan petugas 16 Harga yang terjangkau 18 Letak lokasi pemesanan produk 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi Total Rata-rata Weighted total Customer Satisfaction Index (CSI)
Rataan skor kinerja 3,5 3,1 3,6 3,7 3,5 1,1 3,8 4,3 2,5 3,9 3,0 4,0 40,0 3,33
WF (%) 8,8 7,8 9,0 9,3 8,8 2,8 9,5 10,8 6,3 9,8 7,5 10,0 100,0
Rataan skor kepentingan 4,5 4,4 4,3 4,5 4,8 1,5 4,4 3,3 4,5 4,5 4,6 4,7 50,0 4,17
WS 0,4 0,3 0,4 0,4 0,4 0,0 0,4 0,4 0,3 0,4 0,3 0,5
4,31 0,86
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
Nilai CSI yang diperoleh fasilitas ini sebesar 0,86. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pedagang ikan merasa sangat puas atas pelayanan di PPI karena berada pada selang 0,81 sampai 1,00. Walaupun demikian, nilai 0,86 masih berada di
sekitar batas selang bawah sehingga dibutuhkan analisis lebih lanjut agar petugas PPI dapat mengetahui tindakan yang tepat dilakukan dan mencapai nilai CSI yang optimal. CSI terbagi menjadi beberapa variabel, maka tingkat kepuasan dapat dianalisis secara terperinci. Analisis tersebut didasari oleh tingkat kinerja dan tingkat kepentingan yang digambarkan dalam suatu matriks. Matriks importance performance analysis pelayanan di PPI dapat dilihat pada Gambar 36.
Keterangan:
3,33 5,0
7 16
Rataan skor kepentingan
4,5
20
19 3
6
2 4
K1
12
18
K2 4,17
4,0
K3
K4
3,5
2 3 4 6
14
7 10 12
3,0 2,5 2,0 10
1,5
1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 Rataan skor kinerja
3,5
4,0
4,5
14 16 18 19 20
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Penampilan petugas Harga yang terjangkau Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 36 Matriks importance performance analysis pelayanan di PPI Garis pembagi horizontal dan vertikal pada matriks importance performance analysis pelayanan di PPI (Gambar 36) merupakan nilai rataan dari tingkat kepentingan sebesar 4,17 dan nilai rataan dari tingkat kinerja sebesar 3,33. Kedua garis tersebut membagi matriks menjadi empat kuadran. Terdapat tiga variabel pada kuadran pertama. Variabel tersebut meliputi variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), harga yang terjangkau (16), dan kondisi kebersihan (19). Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun belum sesuai dengan keinginan pedagang ikan selaku konsumen. Dengan demikian pihak pelabuhan harus dapat berkonsentrasi pada variabel-variabel ini sehingga pedagang ikan tetap memasarkan ikannya di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta. Kebersihan merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Dengan kondisi PPI yang bersih, maka pedagang dan pembeli ikan dapat melakukan transaksi jual beli dengan lebih nyaman. Namun pada kenyataannya, kondisi kebersihan PPI
kurang terawat, terbukti dengan adanya potongan-potongan ikan dan genangan darah ikan yang menimbulkan polusi udara. Maka dari itu variabel kondisi kebersihan ini harus diperhatikan oleh PPS Nizam Zachman Jakarta dan layak berada di posisi kuadran pertama. Kuadran kedua menunjukkan bahwa kinerja variabel pelayanan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi di atas rataan tingkat kepentingan semua variabel dan memiliki kinerja yang tinggi di atas kinerja tingkat rataan dari semua variabel. Terdapat delapan variabel pelayanan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kinerjanya. Variabel tersebut meliputi variabel keberadaan penerima keluhan (2), ketersediaan produk (4), kesesuaian jumlah produk yang dikirim (5), kemudahan prosedur pemesanan (7), pengecekan dan pengawasan produk (12), letak lokasi pemesanan produk (18), dan variabel kapasitas fasilitas produksi (20). Kuadran ketiga menunjukkan variabel pelayanan yang memiliki prioritas rendah, dimana kepentingan variabel ini dinilai kurang penting bagi konsumen dan tingkat kinerjanya masih tergolong rendah. Perbaikan kinerja variabel yang ada
di kuadran ini tidak terlalu diprioritaskan, karena pengaruhnya terhadap
kepuasan yang dirasakan konsumen sangat kecil. Variabel yang berada pada kuadran ini adalah kegiatan promosi produk (10). Terdapat satu variabel pelayanan yang menempati kuadran keempat, yaitu variabel penampilan petugas (14). Hal ini berarti penampilan petugas memiliki tingkat kepentingan rendah dan tingkat kinerja tinggi. Maka tidak diperlukan peningkatan kinerja pada variabel ini karena akan memberikan hasil yang sia-sia karena pelaksanaannya dianggap berlebihan oleh konsumen. Keterangan: 2 3 4 6 7 10 12 14 16 18 19 20
Keberadaan penerima keluhan Kecepatan perbaikan fasilitas Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Kemudahan prosedur pemesanan Promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Penampilan petugas Harga yang terjangkau Letak lokasi pemesanan produk Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
Gambar 37 Gap analysis pelayanan di PPI
Besarnya nilai ketidakpuasan konsumen terhadap pelayanan di PPI dapat dilihat dengan melakukan analisis kesenjangan (gap). Besarnya kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Gambar 37. Gambar 37 menunjukkan nilai kesenjangan (gap) terbesar adalah 2,0 pada variabel harga yang terjangkau (16). Permasalahan ini ditandai dengan harapan pedagang ikan mengenai harga sewa lapak yang murah belum terealisasikan. Nilai kesenjangan ini dapat berkurang dengan pemberian informasi terbuka kepada pengguna pelayanan sehingga mereka mengetahui dan mengerti dana yang terbayarkan adalah dana perawatan PPI seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), listrik dan air tawar. Di lain sisi, variabel kegiatan promosi pelayanan (10) memperoleh nilai kesenjangan terkecil yaitu 0,4. Hal ini berarti promosi pelayanan memang tidak terlalu dibutuhkan dan diharapkan oleh pedagang, begitu pula pelaksanaannya yang memang tidak direalisasikan. Namun diperlukan peningkatan kinerja pada variabel ini tersebut agar setingkat dengan tingkat kepentingan atau harapan pedagang ikan sehingga nilai kesenjangan menjadi nol (normal). Nilai kesejangan (gap) yang telah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menentukan selang penilaian kepuasan konsumen. Dibuat selang penilaian (Tabel 65) dari nilai kesenjangan berdasarkan penilaian akhir kepuasan konsumen terhadap variabel pelayanan di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta. Tabel 65 Selang penilaian pelayanan di PPI Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
Selang penilaian 0,40 0,72 sampai 0,73 1,05 sampai 1,06 1,38 sampai 1,39 1,71 sampai 1,72 2,04 sampai
Panjang kelas pada setiap penilaian bernilai 0,32. Penambahan 0,32 pada setiap kelas bawah, akan memunculkan perolehan penilaian kepuasan pelayanan yang ditawarkan pengelola PPI. Selang penilaian sangat puas diawali oleh nilai kesenjangan terkecil sebesar 0,40 hingga panjang kelas sebesar 0,32 berikutnya
dan seterusnya sampai diperoleh penilaian tidak puas dengan nilai kesenjangan terbesar yaitu 2,04. Setelah diketahui selang penilaian seperti yang disebutkan pada Tabel 65 tersebut, maka selanjutnya dapat diperoleh penilaian kepuasan terhadap variabel pelayanan di PPI PPS Nizam Zachman Jakarta (Tabel 66). Tabel 66 Penilaian konsumen dan tingkat kesesuaian variabel pelayanan di PPI No
Rataan skor kinerja
Variabel
Rataan skor Gap kepentingan
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%)
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 2
Keberadaan penerima keluhan
3,5
4,5
1,0 Puas
78
3
Kecepatan perbaikan fasilitas
3,1
4,4
1,3 Cukup puas
71
1,15 Cukup puas
74,5
Rata-rata Dimensi Keandalan (realibility) 4 6
Ketersediaan produk Keterampilan petugas melayani permintaan Rata-rata
3,6
4,3
0,7 Sangat puas
84
3,7
4,5
0,8 Puas
82
0,75 Puas
83
Dimensi Empati (emphaty) 7
Kemudahan prosedur pemesanan
3,5
4,8
1,3 Cukup puas
73
10
Kegiatan promosi produk
1,1
1,5
0,4 Sangat puas
73
0,85 Puas
73
86
Rata-rata Dimensi Jaminan (assurance) Pengecekan dan pengawasan 12 produk 14 Penampilan petugas
3,8
4,4
0,6 Sangat puas
4,3
3,3
1,0 Puas
130
0,8
Puas
108
Rata-rata Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16
Harga yang terjangkau
2,5
4,5
2,0 Tidak puas
56
18
Letak lokasi pemesanan produk
3,9
4,5
0,6 Sangat puas
87
19
Kondisi kebersihan
3,0
4,6
1,6 Kurang puas
65
20
Kapasitas fasilitas produksi
4,0
4,7
Rata-rata
0,7 Sangat puas
85
1,23 Cukup puas
73,3
Dimensi ketanggapan (responsiveness) diwakili oleh variabel keberadaan penerima keluhan dan variabel kecepatan perbaikan fasilitas. Dari kedua variabel ini, yang memiliki nilai kesenjangan terbesar adalah variabel kecepatan perbaikan fasilitas yaitu 1,270. Nilai kesenjangan yang sangat besar menyebabkan nilai kesenjangan dimensi ketanggapan juga menjadi besar yaitu 1,135. Nilai kesenjangan tersebut berada pada selang 1,017 sampai 1,324 sehingga dimensi
ketanggapan dari sisi kepuasan dinilai cukup puas. Jadi, tanggung jawab dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang prima serta bantuan terhadap konsumen apabila menghadapi masalah masih butuh perhatian lebih mendalam. Perhatian tersebut dapat berupa melakukan perbaikan sarana pendukung seperti listrik dan pompa air laut secara cepat. Bedasarkan hasil wawancara dengan pedagang hasil tangkapan di PPI, listrik di PPI seringkali padam padahal aktivitas penjualan dilakukan pada malam hari yaitu dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Begitu pula dengan dimensi bukti nyata (tangibles), yang memiliki nilai kesenjangan sebesar 1,23 mengakibatkan dimensi ini juga dinilai cukup puas. Hal tersebut selain dikarenakan ketidakpuasan pedagang atas tarif yang harus dibayarkan, kondisi kebersihan yang kurang terjaga. Ikan merupakan bahan pangan yang cepat mengalami proses pembusukan (perishable food), hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikrobia pembusuk (Pandit, 2006). Salah satu kondisi lingkungan tersebut yaitu kondisi kebersihan sarana prasarana. Maka kondisi lapak PPI yang kurang terjaga kebersihannya dapat merugikan pedagang ikan, karena dapat menurunkan mutu ikan yang selanjutnya dapat menurunkan harga jualnya. Dimensi keandalan (realibility) yang memiliki nilai kesenjangan sebesar 0,75 mengakibatkan konsumen merasa puas atas kinerja pada dimensi ini. Hal tersebut diharapkan dapat memacu petugas yang melayani permintaan pelayanan di PPI terutama dalam hal pengurusan keadministrasian serta penyediaan lapak yang berkuantitas tinggi agar kualitas pelayanan ini meningkat. Konsumen juga merasa puas atas kinerja pada dimensi empati (emphaty) karena nilai kesenjangan yang diperoleh sebesar 0,85. Kondisi ini diindikasikan oleh adanya peningkatan jumlah pedagang yang menyewa lapak di PPI setiap tahunnya yang hingga kini mencapai 932 lapak yang tersewa dari 992 lapak yang tersedia. Peningkatan tersebut mencirikan kesuksesan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta yang telah melakukan promosi. Dengan demikian secara tidak langsung dapat diketahui bahwa promosi yang dimaksud tidak hanya berupa pemotongan harga atau keringanan yang terkait dengan tarif, namun dapat
juga dengan cara mengkondisikan PPI sebagai tempat pemasaran ikan yang menjanjikan misalnya meletakkan PPI pada posisi yang strategis yaitu di dekat gerbang masuk PPS Nizam Zachman Jakarta. Nilai kesenjangan pada dimensi jaminan (assurance) yang tidak terlalu besar yaitu 0,80 membuat konsumen merasa puas atas kinerja pada dimensi ini namun tetap diperlukan penyesuaian kinerja terhadap tingkat kepentingan khususnya pada variabel penampilan petugas. Hal tersebut didukung dengan tingkat kesesuaian antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingannya yaitu 108% yang seharusnya mencapai nilai optimal 100%.
6.2.5 Tingkat kecenderungan kualitas pelayanan 1) Analisis CSI Nilai CSI terbesar diperoleh pada fasilitas pelayanan penyediaan di cold storage yaitu 0,90. Nilai tersebut berada pada selang 0,81-1,00 sehingga konsumen merasa sangat puas atas kualitas pelayanan yang diberikan. Penilaian ini juga diperoleh pada fasilitas pelayanan penyediaan air tawar, solar, es balok, pelayanan di TPI dan PPI dengan masing-masing nilai CSI sebesar 0,83; 0,83; 0,84; 0,83 dan 0,86. Dengan demikian konsumen merasa sangat puas atas kinerja pelayanan yang diberikan di PPS Nizam Zachman Jakarta. Kecenderungan tersebut tidak bersifat mutlak karena masih ditemukan nilai CSI yang kurang dari 0,8. Fasilitas pelayanan tambat labuh dan penyediaan alat angkut memiliki nilai CSI masing-masing sebesar 0,79 dan 0,72 atau berada pada selang 0,66-0,80 sehingga konsumen merasa puas atas kualitas pelayanan yang diberikan. Hal tersebut tidak berlaku bagi fasilitas pelayanan buruh angkut karena nilai CSI-nya adalah 0,61 atau berada pada selang 0,51-0,65 sehingga konsumen merasa hanya cukup puas atas kualitas pelayanannya. 2) Importance Performance Analysis Secara umum, variabel-variabel yang dianalisis mendominasi kuadran kedua pada matriks importance performance analysis. Jumlah variabel terbesar yang menempati kuadran kedua diperoleh fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut hingga mencapai 87% sedangkan jumlah variabel terkecil diperoleh fasilitas
pelayanan buruh angkut hingga mencapai 44%. Variabel yang berada pada kuadran ini berarti tingkat kinerjanya harus dipertahankan agar tetap sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Kuadran keempat menjadi kuadran yang paling sedikit ditempati oleh variabel-variabel yang dianalisis. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya variabel yang menempati kuadran tersebut (0%) seperti pada fasilitas pelayanan penyediaan air, solar, alat angkut, dan pelayanan di TPI. Dengan demikian tidak terdapat variabel yang dianggap kurang penting namun kinerjanya dirasa berlebihan. Selain kuadran 4, terdapat kuadran lain yang tidak ditempati oleh variabel yang dianalisis yaitu kuadran 1. Hanya terdapat 2 fasilitas yang memiliki kondisi ini yaitu fasilitas pelayanan penyediaan alat angkut dan pelayanan di TPI sedangkan pada tujuh fasilitas lain terdapat satu hingga empat variabel yang dianggap penting namun kinerjanya masih dirasa kurang baik. Berbeda halnya dengan kedua kuadran sebelumnya, pada kuadran 3 diseluruh fasilitas pelayanan, ditempati oleh variabel-variabel yang hampir sama misalnya variabel penampilan petugas dan promosi produk. Jumlah variabel terkecil diperoleh fasilitas pelayanan di cold storage sebesar 6,7% sedangkan jumlah variabel terbesar diperoleh fasilitas pelayanan di PPI sebesar 83%. Variabel yang menempati kuadran ini dianggap kurang penting dan kinerja yang dirasakan juga tidak terlalu istimewa. 3) Analisis Kesenjangan (gap) Analisis kesenjangan digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen pelayanan yang diberikan pada setiap variabel. Secara keseluruhan, konsumen merasa sangat puas terhadap kinerja dari variabel-variabel yang dianalisis. Diperoleh 11 variabel yang dinilai sangat puas oleh konsumennya pada fasilitas pelayanan di cold storage. Penilaian yang tergolong sangat puas paling sering diperoleh variabel keberadaan penerima keluhan (2) dan pengecekan dan pengawasan produk (12). Kualitas pelayanan yang dinilai cukup puas oleh konsumennya menjadi penilaian yang jarang ditemukan karena pada masing-masing fasilitas pelayanan
hanya terdapat 0 hingga 3 variabel dengan penilaian tersebut. Penilaian tersebut paling sering diperoleh pada variabel kecepatan perbaikan fasilitas (3), kemudahan prosedur pemesanan (7), harga yang terjangkau (16), kondisi kebersihan (19) dan variabel kapasitas fasilitas produksi (20). 4) Tingkat Kesesuaian Tingkat kesesuaian ditunjukkan oleh tingkat kinerja terhadap tingkat kepentingan yang dibutuhkan oleh konsumen. Maka dari itu tingkat kesesuaian dikatakan optimal jika dapat mencapai nilai 100%. Nilai rata-rata tingkat kesesuaian fasilitas penyediaan alat angkut adalah 100,11%. Hal ini berarti selisih dari nilai tersebut dengan nilai optimal hanya 0,11%. Nilai selisih dari nilai optimal dengan nilai rata-rata tingkat kesesuaian terbesar diperoleh pada fasilitas pelayanan penyediaan di TPI karena nilainya sebesar 74,1%. Dengan demikian kecenderungan tingkat kesesuaian kinerja PPS Nizam Zachman Jakarta terhadap kepentingan konsumennya cukup besar karena selisih dari nilai optimal dengan nilai rata-rata tingkat kesesuaian adalah 25,9%.
7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan 1) Fasilitas terkait jenis pelayanan yang diberikan di PPSNZJ meliputi empat pelayanan utama yaitu, pelayanan penyediaan bahan perbekalan kapal perikanan, mencakup fasilitas pengadaan air tawar dan solar; pelayanan pendaratan hasil tangkapan yang mencakup pelayanan tambat labuh, pengadaan buruh angkut dan alat angkut; pelayanan penanganan hasil tangkapan mencakup pelayanan pengadaan es balok dan cold storage; pelayanan pemasaran hasil tangkapan mencakup pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI). 2) Pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta cenderung sangat memuaskan karena sebagian besar nilai CSI lebih besar dari 0,8. Nilai CSI terbesar yaitu 0,90 diperoleh pada fasilitas pelayanan cold storage sehingga kualitas pelayanan sangat memuaskan konsumennya. Begitu pula dengan fasilitas pelayanan penyediaan air tawar, solar, es balok, pelayanan di TPI dan PPI. Dibutuhkan peningkatan kinerja khususnya dalam hal kebersihan air tawar dan cold storage, pemberian kemudahan prosedur pemesanan solar, peningkatan ketersediaan es balok, serta pemberian informasi retribusi di TPI dan tarif sewa lapak di PPI pada konsumennya. Berbeda halnya dengan fasilitas pelayanan tambat labuh dan penyediaan alat angkut karena memiliki nilai CSI kurang dari 0,8 atau masing-masing bernilai 0,79 dan 0,72 sehingga hanya dinilai memuaskan. Peningkatan kinerja dapat dilakukan dengan melakukan peninggian dermaga secara cepat dan promosi alat angkut. Nilai CSI terkecil diperoleh pada fasilitas pelayanan buruh angkut yaitu 0,62 atau dinilai cukup memuaskan dimana peningkatan kinerjanya dapat dilakukan dengan pemberian potongan harga pada setiap penggunaan pelayanan.
162 7.2 Saran Adapun saran yang dapat diambil dari kesimpulan di atas yaitu: 1) Perlu adanya kerjasama yang lebih baik antar pemberi pelayanan seperti UPT PPS Nizam Zachman Jakarta dan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Jakarta serta kerjasama antara pemberi dengan penerima pelayanan seperti nelayan, pedagang dan industri pengolahan ikan; 2) Diperlukan pengukuran tingkat kualitas pelayanan secara berkala karena dapat dijadikan bahan evaluasi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang. 3) Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efisiensi fasilitas pelayanan di PPS Nizam Zachman Jakarta agar dapat disesuaikan dengan kualitas pelayanan pada penelitian ini.
168 Lampiran 1 Lay out PPS Nizam Zachman Jakarta
30
•
U
Keterangan:
*30
~ ~ Breakwater
Breakwater 27
29
26
~ Kolam pelabuhan ~
25
25 Dermaga Barat 25 Jetty 28 Dermaga Timur
~ ~
21 16
25
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
25
Dermaga barat 25
20 19
17
14 25
18 16
15 14
~ ~
25 14
22
10 11 12
20.
13
4
4
21.
23 9
24
22.
*30
23. 24. 25.
8
~ ~
7
4 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
6 543 2
1
Alina Hadianti (C44063068) Institut Pertanian Bogor Sumber: PPSNZJ, 2009
Skala 1 : 7.350
26. 27. 28. 29. 30.
Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Kepolisian Muara Baru Jakarta Utara Masjid Kantin PAMSWAKARSA Kantor Pengelola PPI (Perum) SPBU Kawasan Industri Unit Pengelolaan Limbah Wisma Mina Unit Pengelolaan Air (Perum) Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Ruko (Bengkel) Tempat perbekalan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cold Storage (Perum) Pabrik es (Perum) Ruang Mesin Kantor Perum Prasarana Perikanan Samudera (PPS) Pusat Kantor Perum Prasarana Perikanan Samudera (PPS) Cabang Jakarta Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta Slipway (Dok Kapal PPS Cabang Jakarta) Masjid Kolam pembersihan air laut Fasilitas Penanganan Tuna/Tuna Landing Centre (TLC) SPBB PT Bumi Yaso Panduta Artha SPBB PT Segara Lanjutan Dibya SPBB PT Fajarida Adytama SPBB PT Amanah Putera Harun Mercusuar
Lampiran 2 Skema instalansi pipa pelayanan air tawar Perum Prasarana Perikanan Cabang Jakarta tahun 2005
Sumber: Perum Prasarana Perikanan Cabang Jakarta, 2006a
169
Lampiran 3 Uji validitas Tingkat kinerja pelayanan penyediaan air tawar P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 17 .488 * 0.047 17 0.19 0.464 17 .717 ** 0.001 17 0.291 0.258 17 0.169 0.517 17 ** .789 0 17 -0.24 0.354 17 0.295 0.251 17 0.04 0.879 17 -0.04 0.879 17 * .591 0.012 17 0.169 0.517 17 -0.139 0.595 17 -.595* 0.012 17 * .595 0.012 17 .825 ** 0 17 0.138 0.597 17 * .519 0.033 17 0.127 0.626 17 .648 ** 0.005 17
P2 .488 * 0.047 17 1 . 17 0.32 0.211 17 .774 ** 0 17 0.107 0.682 17 0.139 0.594 17 0.319 0.213 17 -0.026 0.921 17 -0.053 0.84 17 .633 ** 0.006 17 0.014 0.957 17 0.411 0.101 17 0.398 0.113 17 0.175 0.503 17 -.488* 0.047 17 0.474 0.055 17 .584 * 0.014 17 -0.386 0.126 17 0.389 0.123 17 0.231 0.372 17 .691 ** 0.002 17
P3 0.19 0.464 17 0.32 0.211 17 1 . 17 0.04 0.879 17 0.103 0.695 17 0.169 0.517 17 -0.169 0.517 17 -0.24 0.354 17 -0.098 0.708 17 .717 ** 0.001 17 -0.378 0.134 17 -0.108 0.681 17 0.169 0.517 17 0.312 0.222 17 -0.19 0.464 17 0.112 0.67 17 0.236 0.363 17 -0.178 0.495 17 0 1 17 0.127 0.626 17 0.332 0.193 17
P4 .717 ** 0.001 17 .774 ** 0 17 0.04 0.879 17 1 . 17 0.286 0.266 17 0.236 0.362 17 * .566 0.018 17 0.015 0.953 17 0.082 0.754 17 0.433 0.082 17 0.133 0.61 17 * .585 0.014 17 0.236 0.362 17 -0.087 0.74 17 -0.378 0.134 17 * .560 0.019 17 .657 ** 0.004 17 0.017 0.95 17 0.435 0.081 17 0.35 0.169 17 .794 ** 0 17
P5 0.291 0.258 17 0.107 0.682 17 0.103 0.695 17 0.286 0.266 17 1 . 17 -0.121 0.643 17 0.061 0.817 17 -0.053 0.84 17 0.253 0.328 17 0.129 0.623 17 -0.172 0.51 17 0.175 0.502 17 0.162 0.535 17 -0.403 0.109 17 -0.103 0.695 17 0.384 0.128 17 0.304 0.235 17 0.087 0.739 17 0.274 0.287 17 -0.091 0.727 17 0.354 0.163 17
P6 0.169 0.517 17 0.139 0.594 17 0.169 0.517 17 0.236 0.362 17 -0.121 0.643 17 1 . 17 0.133 0.61 17 0.065 0.803 17 -0.232 0.37 17 0.236 0.362 17 0.165 0.527 17 -0.127 0.627 17 0.433 0.082 17 -0.329 0.198 17 -0.169 0.517 17 -0.088 0.737 17 0.046 0.859 17 0.14 0.592 17 0 1 17 0.387 0.125 17 0.206 0.428 17
P7 .789 ** 0 17 0.319 0.213 17 -0.169 0.517 17 .566 * 0.018 17 0.061 0.817 17 0.133 0.61 17 1 . 17 -0.065 0.803 17 0.232 0.37 17 -0.236 0.362 17 0.236 0.362 17 ** .636 0.006 17 0.133 0.61 17 -0.205 0.429 17 -0.31 0.226 17 ** .660 0.004 17 .650 ** 0.005 17 0.233 0.367 17 ** .615 0.009 17 0.344 0.176 17 .561 * 0.019 17
Correlations P8 P9 -0.24 0.295 0.354 0.251 17 17 -0.026 -0.053 0.921 0.84 17 17 -0.24 -0.098 0.354 0.708 17 17 0.015 0.082 0.953 0.754 17 17 -0.053 0.253 0.84 0.328 17 17 0.065 -0.232 0.803 0.37 17 17 -0.065 0.232 0.803 0.37 17 17 1 -0.304 . 0.235 17 17 -0.304 1 0.235 . 17 17 0.015 -0.246 0.953 0.34 17 17 0.247 -0.411 0.339 0.102 17 17 -0.042 0.17 0.874 0.515 17 17 0.065 -0.232 0.803 0.37 17 17 -0.161 -0.37 0.536 0.143 17 17 0.24 0 0.354 1 17 17 -0.173 0.05 0.507 0.85 17 17 -0.137 0.281 0.6 0.275 17 17 -0.168 0.201 0.519 0.439 17 17 0 0 1 1 17 17 0.169 0.075 0.517 0.775 17 17 -0.098 0.073 0.708 0.781 17 17
P10 0.04 0.879 17 .633 ** 0.006 17 .717 ** 0.001 17 0.433 0.082 17 0.129 0.623 17 0.236 0.362 17 -0.236 0.362 17 0.015 0.953 17 -0.246 0.34 17 1 . 17 -0.15 0.566 17 0 1 17 0.236 0.362 17 0.29 0.258 17 -0.04 0.879 17 0.156 0.551 17 0.164 0.529 17 -0.248 0.338 17 0 1 17 0.35 0.169 17 .529 * 0.029 17
P11 -0.04 0.879 17 0.014 0.957 17 -0.378 0.134 17 0.133 0.61 17 -0.172 0.51 17 0.165 0.527 17 0.236 0.362 17 0.247 0.339 17 -0.411 0.102 17 -0.15 0.566 17 1 . 17 0.225 0.385 17 -0.236 0.362 17 -0.319 0.211 17 0.04 0.879 17 0.078 0.767 17 -0.164 0.529 17 -0.017 0.95 17 0 1 17 -0.091 0.728 17 -0.066 0.801 17
P12 .591 * 0.012 17 0.411 0.101 17 -0.108 0.681 17 .585 * 0.014 17 0.175 0.502 17 -0.127 0.627 17 ** .636 0.006 17 -0.042 0.874 17 0.17 0.515 17 0 1 17 0.225 0.385 17 1 . 17 0.191 0.463 17 -0.046 0.861 17 -0.108 0.681 17 ** .729 0.001 17 .722 ** 0.001 17 0.262 0.31 17 0.449 0.071 17 0.287 0.263 17 .693 ** 0.002 17
P13 0.169 0.517 17 0.398 0.113 17 0.169 0.517 17 0.236 0.362 17 0.162 0.535 17 0.433 0.082 17 0.133 0.61 17 0.065 0.803 17 -0.232 0.37 17 0.236 0.362 17 -0.236 0.362 17 0.191 0.463 17 1 . 17 -0.082 0.754 17 -0.169 0.517 17 0.242 0.349 17 0.372 0.142 17 0.14 0.592 17 0.307 0.23 17 0.387 0.125 17 0.449 0.071 17
P14 -0.139 0.595 17 0.175 0.503 17 0.312 0.222 17 -0.087 0.74 17 -0.403 0.109 17 -0.329 0.198 17 -0.205 0.429 17 -0.161 0.536 17 -0.37 0.143 17 0.29 0.258 17 -0.319 0.211 17 -0.046 0.861 17 -0.082 0.754 17 1 . 17 -0.104 0.691 17 0.136 0.604 17 0.017 0.949 17 -0.293 0.254 17 0.156 0.55 17 0 1 17 0.071 0.788 17
P15 -.595* 0.012 17 -.488* 0.047 17 -0.19 0.464 17 -0.378 0.134 17 -0.103 0.695 17 -0.169 0.517 17 -0.31 0.226 17 0.24 0.354 17 0 1 17 -0.04 0.879 17 0.04 0.879 17 -0.108 0.681 17 -0.169 0.517 17 -0.104 0.691 17 1 . 17 -0.353 0.164 17 -.530* 0.029 17 0.434 0.082 17 * -.519 0.033 17 0.182 0.485 17 -0.269 0.297 17
P16 .595 * 0.012 17 0.474 0.055 17 0.112 0.67 17 .560 * 0.019 17 0.384 0.128 17 -0.088 0.737 17 ** .660 0.004 17 -0.173 0.507 17 0.05 0.85 17 0.156 0.551 17 0.078 0.767 17 ** .729 0.001 17 0.242 0.349 17 0.136 0.604 17 -0.353 0.164 17 1 . 17 .761 ** 0 17 0.063 0.809 17 ** .847 0 17 0.412 0.1 17 .829 ** 0 17
P17 .825 ** 0 17 .584 * 0.014 17 0.236 0.363 17 .657 ** 0.004 17 0.304 0.235 17 0.046 0.859 17 ** .650 0.005 17 -0.137 0.6 17 0.281 0.275 17 0.164 0.529 17 -0.164 0.529 17 ** .722 0.001 17 0.372 0.142 17 0.017 0.949 17 -.530* 0.029 17 ** .761 0 17 1 . 17 0.181 0.487 17 ** .731 0.001 17 0.315 0.218 17 .794 ** 0 17
P18 0.138 0.597 17 -0.386 0.126 17 -0.178 0.495 17 0.017 0.95 17 0.087 0.739 17 0.14 0.592 17 0.233 0.367 17 -0.168 0.519 17 0.201 0.439 17 -0.248 0.338 17 -0.017 0.95 17 0.262 0.31 17 0.14 0.592 17 -0.293 0.254 17 0.434 0.082 17 0.063 0.809 17 0.181 0.487 17 1 . 17 0.038 0.885 17 0.316 0.216 17 0.154 0.555 17
P19 .519 * 0.033 17 0.389 0.123 17 0 1 17 0.435 0.081 17 0.274 0.287 17 0 1 17 ** .615 0.009 17 0 1 17 0 1 17 0 1 17 0 1 17 0.449 0.071 17 0.307 0.23 17 0.156 0.55 17 -.519* 0.033 17 ** .847 0 17 .731 ** 0.001 17 0.038 0.885 17 1 . 17 0.397 0.115 17 .650 ** 0.005 17
P20 0.127 0.626 17 0.231 0.372 17 0.127 0.626 17 0.35 0.169 17 -0.091 0.727 17 0.387 0.125 17 0.344 0.176 17 0.169 0.517 17 0.075 0.775 17 0.35 0.169 17 -0.091 0.728 17 0.287 0.263 17 0.387 0.125 17 0 1 17 0.182 0.485 17 0.412 0.1 17 0.315 0.218 17 0.316 0.216 17 0.397 0.115 17 1 . 17 ** .640 0.006 17
Total .648 ** 0.005 17 .691 ** 0.002 17 0.332 0.193 17 .794 ** 0 17 0.354 0.163 17 0.206 0.428 17 * .561 0.019 17 -0.098 0.708 17 0.073 0.781 17 .529 * 0.029 17 -0.066 0.801 17 ** .693 0.002 17 0.449 0.071 17 0.071 0.788 17 -0.269 0.297 17 ** .829 0 17 .794 ** 0 17 0.154 0.555 17 ** .650 0.005 17 .640 ** 0.006 17 1 . 17
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan air tawar Correlation Coefficient Spearman's rho P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
P1 1,000 . 17 .552 * .021 17 -.167 .523 17 .441 .077 17 .214 .408 17 .376 .136 17 .639 ** .006 17 .436 .081 17 .087 .740 17 .698 ** .002 17 .191 .463 17 .333 .191 17 .348 .170 17 .045 .864 17 . . 17 .429 .086 17 .675 ** .003 17 .048 .854 17 .646 ** .005 17 .946 ** .000 17 ** .850 .000 17
P2 .552 * .021 17 1,000 . 17 -.076 .772 17 .134 .607 17 .376 .137 17 .235 .363 17 .630 ** .007 17 .445 .074 17 -.032 .904 17 .345 .176 17 .046 .860 17 .532 * .028 17 .032 .904 17 -.164 .529 17 . . 17 .376 .137 17 .328 .198 17 .300 .243 17 .637 ** .006 17 .443 .075 17 ** .642 .005 17
P3 -.167 .523 17 -.076 .772 17 1,000 . 17 .084 .748 17 .132 .612 17 -.074 .778 17 .319 .211 17 -.209 .420 17 .299 .244 17 .070 .788 17 -.065 .803 17 .214 .409 17 -.299 .244 17 .015 .953 17 . . 17 -.118 .653 17 -.247 .339 17 .182 .484 17 -.115 .660 17 -.116 .657 17 .098 .708 17
P4 .441 .077 17 .134 .607 17 .084 .748 17 1,000 . 17 -.043 .869 17 .199 .443 17 .302 .239 17 .264 .305 17 .470 .057 17 .775 ** .000 17 .300 .242 17 .463 .061 17 .206 .429 17 -.303 .237 17 . . 17 ** .882 .000 17 .531 * .028 17 -.065 .804 17 .578 * .015 17 .400 .112 17 ** .671 .003 17
P5 .214 .408 17 .376 .137 17 .132 .612 17 -.043 .869 17 1,000 . 17 -.019 .942 17 .313 .221 17 -.185 .478 17 .339 .184 17 -.044 .868 17 .270 .295 17 .368 .146 17 .185 .478 17 .207 .426 17 . . 17 -.030 .908 17 -.064 .808 17 .119 .648 17 .178 .495 17 .299 .244 17 .404 .108 17
P6 .376 .136 17 .235 .363 17 -.074 .778 17 .199 .443 17 -.019 .942 17 1,000 . 17 .334 .190 17 .540 * .025 17 -.116 .658 17 .127 .626 17 .169 .517 17 .074 .778 17 .116 .658 17 -.040 .879 17 . . 17 .304 .236 17 -.040 .879 17 .257 .320 17 .037 .888 17 .225 .385 17 .364 .151 17
P7 .639 ** .006 17 .630 ** .007 17 .319 .211 17 .302 .239 17 .313 .221 17 .334 .190 17 1,000 . 17 .477 .053 17 .032 .904 17 .555 * .021 17 .302 .239 17 .578 * .015 17 -.032 .904 17 -.066 .802 17 . . 17 .313 .221 17 .164 .529 17 .194 .455 17 .596 * .012 17 .527 * .030 17 ** .759 .000 17
Correlations P8 P9 .436 .087 .081 .740 17 17 .445 -.032 .074 .904 17 17 -.209 .299 .420 .244 17 17 .264 .470 .305 .057 17 17 -.185 .339 .478 .184 17 17 .540 * -.116 .025 .658 17 17 .477 .032 .053 .904 17 17 1,000 -.062 . .812 17 17 -.062 1,000 .812 . 17 17 .236 .236 .362 .362 17 17 .091 .091 .728 .728 17 17 .209 .209 .420 .420 17 17 .062 .062 .812 .812 17 17 -.387 -.387 .125 .125 17 17 . . . . 17 17 .339 .339 .184 .184 17 17 .161 .161 .536 .536 17 17 .139 .139 .596 .596 17 17 .421 .240 .093 .353 17 17 .121 .121 .642 .642 17 17 .384 .307 .128 .230 17 17
P10 .698 ** .002 17 .345 .176 17 .070 .788 17 .775 ** .000 17 -.044 .868 17 .127 .626 17 .555 * .021 17 .236 .362 17 .236 .362 17 1,000 . 17 .387 .125 17 .408 .104 17 .265 .304 17 -.091 .728 17 . . 17 ** .696 .002 17 .685 ** .002 17 -.245 .343 17 .680 ** .003 17 .687 ** .002 17 ** .773 .000 17
P11 .191 .463 17 .046 .860 17 -.065 .803 17 .300 .242 17 .270 .295 17 .169 .517 17 .302 .239 17 .091 .728 17 .091 .728 17 .387 .125 17 1,000 . 17 .065 .803 17 -.091 .728 17 .165 .527 17 . . 17 .270 .295 17 .165 .527 17 -.203 .436 17 .263 .307 17 .177 .496 17 .355 .162 17
P12 .333 .191 17 .532 * .028 17 .214 .409 17 .463 .061 17 .368 .146 17 .074 .778 17 .578 * .015 17 .209 .420 17 .209 .420 17 .408 .104 17 .065 .803 17 1,000 . 17 .299 .244 17 -.278 .280 17 . . 17 ** .618 .008 17 .247 .339 17 .381 .131 17 .604 * .010 17 .290 .258 17 ** .686 .002 17
P13 .348 .170 17 .032 .904 17 -.299 .244 17 .206 .429 17 .185 .478 17 .116 .658 17 -.032 .904 17 .062 .812 17 .062 .812 17 .265 .304 17 -.091 .728 17 .299 .244 17 1,000 . 17 -.161 .536 17 . . 17 .185 .478 17 .387 .125 17 -.139 .596 17 .180 .489 17 .364 .150 17 .282 .273 17
P14 .045 .864 17 -.164 .529 17 .015 .953 17 -.303 .237 17 .207 .426 17 -.040 .879 17 -.066 .802 17 -.387 .125 17 -.387 .125 17 -.091 .728 17 .165 .527 17 -.278 .280 17 -.161 .536 17 1,000 . 17 . . 17 -.334 .191 17 -.133 .610 17 -.358 .158 17 -.373 .141 17 .188 .469 17 -.093 .724 17
P15 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17 . . 17
P16 .429 .086 17 .376 .137 17 -.118 .653 17 .882 ** .000 17 -.030 .908 17 .304 .236 17 .313 .221 17 .339 .184 17 .339 .184 17 .696 ** .002 17 .270 .295 17 .618 ** .008 17 .185 .478 17 -.334 .191 17 . . 17 1,000 . 17 .477 .053 17 .119 .648 17 .681 ** .003 17 .359 .157 17 ** .694 .002 17
P17 .675 ** .003 17 .328 .198 17 -.247 .339 17 .531 * .028 17 -.064 .808 17 -.040 .879 17 .164 .529 17 .161 .536 17 .161 .536 17 .685 ** .002 17 .165 .527 17 .247 .339 17 .387 .125 17 -.133 .610 17 . . 17 .477 .053 17 1,000 . 17 -.054 .838 17 .466 .060 17 .690 ** .002 17 * .582 .014 17
P18 .048 .854 17 .300 .243 17 .182 .484 17 -.065 .804 17 .119 .648 17 .257 .320 17 .194 .455 17 .139 .596 17 .139 .596 17 -.245 .343 17 -.203 .436 17 .381 .131 17 -.139 .596 17 -.358 .158 17 . . 17 .119 .648 17 -.054 .838 17 1,000 . 17 .167 .522 17 .000 1,000 17 .185 .478 17
P19 .646 ** .005 17 .637 ** .006 17 -.115 .660 17 .578 * .015 17 .178 .495 17 .037 .888 17 .596 * .012 17 .421 .093 17 .240 .353 17 .680 ** .003 17 .263 .307 17 .604 * .010 17 .180 .489 17 -.373 .141 17 . . 17 ** .681 .003 17 .466 .060 17 .167 .522 17 1,000 . 17 .557 * .020 17 ** .771 .000 17
P20 TOTAL .946 ** .850 ** .000 .000 17 17 .443 .642 ** .075 .005 17 17 -.116 .098 .657 .708 17 17 .400 .671 ** .112 .003 17 17 .299 .404 .244 .108 17 17 .225 .364 .385 .151 17 17 .527 * .759 ** .030 .000 17 17 .121 .384 .642 .128 17 17 .121 .307 .642 .230 17 17 .687 ** .773 ** .002 .000 17 17 .177 .355 .496 .162 17 17 .290 .686 ** .258 .002 17 17 .364 .282 .150 .273 17 17 .188 -.093 .469 .724 17 17 . . . . 17 17 ** .359 .694 .157 .002 17 17 .690 ** .582 * .002 .014 17 17 .000 .185 1,000 .478 17 17 .557 * .771 ** .020 .000 17 17 1,000 .799 ** . .000 17 17 ** .799 1,000 .000 . 17 17
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan penyediaan solar P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 0.25 0.369 15 0.17 0.544 15 -0.134 0.635 15 -0.134 0.635 15 0.327 0.234 15 0.378 0.165 15 1.000 ** . 15 -0.134 0.635 15 . . 15 -0.189 0.5 15 0.327 0.234 15 0.286 0.302 15 0.294 0.287 15 . . 15 -0.071 0.8 15 0.286 0.302 15 .535 * 0.04 15 0.443 0.098 15 -0.071 0.8 15 0.373 0.171 15
P2 0.25 0.369 15 1 . 15 ** .834 0 15 0.134 0.635 15 0.134 0.635 15 ** .764 0.001 15 .661 ** 0.007 15 0.25 0.369 15 0.134 0.635 15 . . 15 -0.189 0.5 15 .764 ** 0.001 15 .607 * 0.016 15 0.327 0.234 15 . . 15 -0.286 0.302 15 0.393 0.147 15 0.134 0.635 15 .564 * 0.029 15 0.25 0.369 15 .730 ** 0.002 15
P3 0.17 0.544 15 .834 ** 0 15 1 . 15 0.361 0.186 15 -0.042 0.881 15 ** .884 0 15 0.487 0.066 15 0.17 0.544 15 0.361 0.186 15 . . 15 -0.414 0.125 15 .884 ** 0 15 .749 ** 0.001 15 0.391 0.15 15 . . 15 -0.238 0.392 15 .572 * 0.026 15 0.212 0.447 15 .653 ** 0.008 15 0.409 0.13 15 .741 ** 0.002 15
P4 -0.134 0.635 15 0.134 0.635 15 0.361 0.186 15 1 . 15 0.167 0.553 15 0.272 0.326 15 0 1 15 -0.134 0.635 15 0.167 0.553 15 . . 15 -0.354 0.196 15 0.272 0.326 15 0.2 0.474 15 -0.061 0.829 15 . . 15 -0.134 0.635 15 0.223 0.425 15 0.167 0.553 15 0.075 0.789 15 .535 * 0.04 15 0.155 0.581 15
P5 -0.134 0.635 15 0.134 0.635 15 -0.042 0.881 15 0.167 0.553 15 1 . 15 -0.068 0.81 15 0 1 15 -0.134 0.635 15 0.167 0.553 15 . . 15 0.354 0.196 15 -0.068 0.81 15 0.2 0.474 15 -0.061 0.829 15 . . 15 -0.134 0.635 15 -0.089 0.752 15 0.167 0.553 15 0.075 0.789 15 .535 * 0.04 15 0.232 0.404 15
P6 0.327 0.234 15 .764 ** 0.001 15 .884 ** 0 15 0.272 0.326 15 -0.068 0.81 15 1 . 15 .577 * 0.024 15 0.327 0.234 15 0.272 0.326 15 . . 15 -0.289 0.297 15 1.000 ** . 15 .873 ** 0 15 .533 * 0.041 15 . . 15 -0.218 0.435 15 .618 * 0.014 15 0.272 0.326 15 .739 ** 0.002 15 0.327 0.234 15 .854 ** 0 15
P7 0.378 0.165 15 .661 ** 0.007 15 0.487 0.066 15 0 1 15 0 1 15 * .577 0.024 15 1 . 15 0.378 0.165 15 0 1 15 . . 15 0.1 0.723 15 .577 * 0.024 15 0.472 0.075 15 0.398 0.142 15 . . 15 -0.189 0.5 15 0.491 0.063 15 0 1 15 .533 * 0.041 15 -0.189 0.5 15 .625 * 0.013 15
Correlations P8 P9 -0.134 1.000 ** . 0.635 15 15 0.25 0.134 0.369 0.635 15 15 0.17 0.361 0.544 0.186 15 15 -0.134 0.167 0.635 0.553 15 15 -0.134 0.167 0.635 0.553 15 15 0.327 0.272 0.234 0.326 15 15 0.378 0 0.165 1 15 15 1 -0.134 . 0.635 15 15 -0.134 1 0.635 . 15 15 . . . . 15 15 -0.189 -0.354 0.5 0.196 15 15 0.327 0.272 0.234 0.326 15 15 0.286 0.2 0.302 0.474 15 15 0.294 0.082 0.287 0.773 15 15 . . . . 15 15 -0.071 -0.134 0.8 0.635 15 15 0.286 0.223 0.302 0.425 15 15 0.167 .535 * 0.04 0.553 15 15 0.443 0.452 0.098 0.091 15 15 -0.071 .535 * 0.8 0.04 15 15 0.373 0.194 0.171 0.489 15 15
P10 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P11 -0.189 0.5 15 -0.189 0.5 15 -0.414 0.125 15 -0.354 0.196 15 0.354 0.196 15 -0.289 0.297 15 0.1 0.723 15 -0.189 0.5 15 -0.354 0.196 15 . . 15 1 . 15 -0.289 0.297 15 -0.094 0.738 15 0.069 0.806 15 . . 15 -0.189 0.5 15 -0.302 0.273 15 -0.354 0.196 15 -0.107 0.705 15 -0.189 0.5 15 -0.115 0.683 15
P12 0.327 0.234 15 .764 ** 0.001 15 .884 ** 0 15 0.272 0.326 15 -0.068 0.81 15 ** 1.000 . 15 .577 * 0.024 15 0.327 0.234 15 0.272 0.326 15 . . 15 -0.289 0.297 15 1 . 15 .873 ** 0 15 .533 * 0.041 15 . . 15 -0.218 0.435 15 .618 * 0.014 15 0.272 0.326 15 .739 ** 0.002 15 0.327 0.234 15 .854 ** 0 15
P13 0.286 0.302 15 .607 * 0.016 15 .749 ** 0.001 15 0.2 0.474 15 0.2 0.474 15 ** .873 0 15 0.472 0.075 15 0.286 0.302 15 0.2 0.474 15 . . 15 -0.094 0.738 15 .873 ** 0 15 1 . 15 0.36 0.188 15 . . 15 -0.25 0.369 15 0.5 0.058 15 0.2 0.474 15 .645 ** 0.009 15 0.286 0.302 15 .777 ** 0.001 15
P14 0.294 0.287 15 0.327 0.234 15 0.391 0.15 15 -0.061 0.829 15 -0.061 0.829 15 * .533 0.041 15 0.398 0.142 15 0.294 0.287 15 0.082 0.773 15 . . 15 0.069 0.806 15 .533 * 0.041 15 0.36 0.188 15 1 . 15 . . 15 -0.065 0.817 15 0.475 0.073 15 .551 * 0.033 15 .664 ** 0.007 15 0.294 0.287 15 .724 ** 0.002 15
P15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P16 -0.071 0.8 15 -0.286 0.302 15 -0.238 0.392 15 -0.134 0.635 15 -0.134 0.635 15 -0.218 0.435 15 -0.189 0.5 15 -0.071 0.8 15 -0.134 0.635 15 . . 15 -0.189 0.5 15 -0.218 0.435 15 -0.25 0.369 15 -0.065 0.817 15 . . 15 1 . 15 0.5 0.058 15 -0.134 0.635 15 -0.161 0.566 15 -0.071 0.8 15 0 1 15
P17 0.286 0.302 15 0.393 0.147 15 .572 * 0.026 15 0.223 0.425 15 -0.089 0.752 15 * .618 0.014 15 0.491 0.063 15 0.286 0.302 15 0.223 0.425 15 . . 15 -0.302 0.273 15 .618 * 0.014 15 0.5 0.058 15 0.475 0.073 15 . . 15 0.5 0.058 15 1 . 15 0.223 0.425 15 .645 ** 0.009 15 0.286 0.302 15 .725 ** 0.002 15
P18 .535 * 0.04 15 0.134 0.635 15 0.212 0.447 15 0.167 0.553 15 0.167 0.553 15 0.272 0.326 15 0 1 15 .535 * 0.04 15 0.167 0.553 15 . . 15 -0.354 0.196 15 0.272 0.326 15 0.2 0.474 15 .551 * 0.033 15 . . 15 -0.134 0.635 15 0.223 0.425 15 1 . 15 0.452 0.091 15 .535 * 0.04 15 0.426 0.113 15
P19 0.443 0.098 15 .564 * 0.029 15 .653 ** 0.008 15 0.075 0.789 15 0.075 0.789 15 ** .739 0.002 15 .533 * 0.041 15 0.443 0.098 15 0.452 0.091 15 . . 15 -0.107 0.705 15 .739 ** 0.002 15 .645 ** 0.009 15 .664 ** 0.007 15 . . 15 -0.161 0.566 15 .645 ** 0.009 15 0.452 0.091 15 1 . 15 0.443 0.098 15 .771 ** 0.001 15
P20 -0.071 0.8 15 0.25 0.369 15 0.409 0.13 15 .535 * 0.04 15 * .535 0.04 15 0.327 0.234 15 -0.189 0.5 15 -0.071 0.8 15 .535 * 0.04 15 . . 15 -0.189 0.5 15 0.327 0.234 15 0.286 0.302 15 0.294 0.287 15 . . 15 -0.071 0.8 15 0.286 0.302 15 .535 * 0.04 15 0.443 0.098 15 1 . 15 0.435 0.105 15
Total 0.373 0.171 15 .730 ** 0.002 15 .741 ** 0.002 15 0.155 0.581 15 0.232 0.404 15 ** .854 0 15 .625 * 0.013 15 0.373 0.171 15 0.194 0.489 15 . . 15 -0.115 0.683 15 .854 ** 0 15 .777 ** 0.001 15 .724 ** 0.002 15 . . 15 0 1 15 .725 ** 0.002 15 0.426 0.113 15 .771 ** 0.001 15 0.435 0.105 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan solar Correlation Coefficient P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1 1,000 . 15 -.034 .904 15 -.244 .381 15 .535 * .040 15 .071 .800 15 -.240 .389 15 -.277 .318 15 -.071 .800 15 . . 15 -.211 .450 15 -.134 .635 15 -.277 .318 15 .174 .534 15 .100 .724 15 . . 15 -.299 .279 15 -.185 .508 15 -.366 .180 15 -.250 .369 15 -.134 .635 15 -.125 .657 15
P2 -.034 .904 15 1,000 . 15 .271 .328 15 .446 .096 15 .034 .904 15 .423 .116 15 .253 .363 15 .375 .169 15 . . 15 .544 * .036 15 -.297 .282 15 .607 * .016 15 .595 * .019 15 .402 .137 15 . . 15 .184 .512 15 .491 .063 15 .095 .736 15 .494 .061 15 .191 .495 15 ** .664 .007 15
P3 -.244 .381 15 .271 .328 15 1,000 . 15 .152 .588 15 .244 .381 15 .922 ** .000 15 .898 ** .000 15 .244 .381 15 . . 15 .529 * .042 15 -.152 .588 15 .677 ** .006 15 .587 * .021 15 .748 ** .001 15 . . 15 -.068 .810 15 .776 ** .001 15 .409 .130 15 .366 .180 15 .152 .588 15 ** .755 .001 15
P4 .535 * .040 15 .446 .096 15 .152 .588 15 1,000 . 15 .134 .635 15 .257 .356 15 .086 .760 15 .535 * .040 15 . . 15 .395 .145 15 -.250 .369 15 .086 .760 15 .326 .236 15 .559 * .030 15 . . 15 -.311 .260 15 .324 .239 15 -.124 .658 15 .200 .474 15 -.250 .369 15 .390 .151 15
P5 .071 .800 15 .034 .904 15 .244 .381 15 .134 .635 15 1,000 . 15 .240 .389 15 -.207 .458 15 .071 .800 15 . . 15 -.211 .450 15 .134 .635 15 -.207 .458 15 -.174 .534 15 -.100 .724 15 . . 15 -.100 .724 15 .185 .508 15 .100 .723 15 -.286 .302 15 .134 .635 15 -.063 .825 15
P6 -.240 .389 15 .423 .116 15 .922 ** .000 15 .257 .356 15 .240 .389 15 1,000 . 15 .813 ** .000 15 .206 .462 15 . . 15 .670 ** .006 15 -.171 .542 15 .611 * .015 15 .513 .050 15 .775 ** .001 15 . . 15 -.061 .830 15 .775 ** .001 15 .438 .103 15 .515 * .050 15 .257 .356 15 ** .819 .000 15
P7 -.277 .318 15 .253 .363 15 .898 ** .000 15 .086 .760 15 -.207 .458 15 .813 ** .000 15 1,000 . 15 .207 .458 15 . . 15 .614 * .015 15 -.216 .440 15 .781 ** .001 15 .677 ** .006 15 .791 ** .000 15 . . 15 -.019 .946 15 .701 ** .004 15 .369 .175 15 .484 .067 15 .086 .760 15 ** .783 .001 15
Correlations P8 P9 -.071 .800 15 .375 .169 15 .244 .381 15 .535 * .040 15 .071 .800 15 .206 .462 15 .207 .458 15 1,000 . 15 . . 15 .423 .117 15 -.134 .635 15 .207 .458 15 .174 .534 15 .398 .141 15 . . 15 .100 .724 15 .259 .350 15 -.100 .723 15 .286 .302 15 -.134 .635 15 .313 .257 15
. . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P10 -.211 .450 15 .544 * .036 15 .529 * .042 15 .395 .145 15 -.211 .450 15 .670 ** .006 15 .614 * .015 15 .423 .117 15 . . 15 1,000 . 15 .000 1,000 15 .614 * .015 15 .515 * .049 15 .825 ** .000 15 . . 15 .020 .945 15 .636 * .011 15 .282 .308 15 .845 ** .000 15 .132 .640 15 ** .826 .000 15
P11 -.134 .635 15 -.297 .282 15 -.152 .588 15 -.250 .369 15 .134 .635 15 -.171 .542 15 -.216 .440 15 -.134 .635 15 . . 15 .000 1,000 15 1,000 . 15 -.216 .440 15 -.283 .308 15 -.124 .659 15 . . 15 .373 .171 15 .046 .870 15 -.290 .294 15 -.134 .635 15 -.250 .369 15 -.195 .486 15
P12 -.277 .318 15 .607 * .016 15 .677 ** .006 15 .086 .760 15 -.207 .458 15 .611 * .015 15 .781 ** .001 15 .207 .458 15 . . 15 .614 * .015 15 -.216 .440 15 1,000 . 15 .898 ** .000 15 .611 * .016 15 . . 15 .161 .567 15 .701 ** .004 15 .249 .371 15 .484 .067 15 .086 .760 15 ** .783 .001 15
P13 .174 .534 15 .595 * .019 15 .587 * .021 15 .326 .236 15 -.174 .534 15 .513 .050 15 .677 ** .006 15 .174 .534 15 . . 15 .515 * .049 15 -.283 .308 15 .898 ** .000 15 1,000 . 15 .664 ** .007 15 . . 15 .029 .918 15 .637 * .011 15 .093 .741 15 .366 .180 15 .022 .939 15 ** .738 .002 15
P14 .100 .724 15 .402 .137 15 .748 ** .001 15 .559 * .030 15 -.100 .724 15 .775 ** .001 15 .791 ** .000 15 .398 .141 15 . . 15 .825 ** .000 15 -.124 .659 15 .611 * .016 15 .664 ** .007 15 1,000 . 15 . . 15 -.176 .531 15 .734 ** .002 15 .232 .405 15 .598 * .019 15 -.062 .826 15 ** .855 .000 15
P15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P16 -.299 .279 15 .184 .512 15 -.068 .810 15 -.311 .260 15 -.100 .724 15 -.061 .830 15 -.019 .946 15 .100 .724 15 . . 15 .020 .945 15 .373 .171 15 .161 .567 15 .029 .918 15 -.176 .531 15 . . 15 1,000 . 15 .148 .598 15 -.040 .887 15 .249 .371 15 .311 .260 15 .163 .562 15
P17 -.185 .508 15 .491 .063 15 .776 ** .001 15 .324 .239 15 .185 .508 15 .775 ** .001 15 .701 ** .004 15 .259 .350 15 . . 15 .636 * .011 15 .046 .870 15 .701 ** .004 15 .637 * .011 15 .734 ** .002 15 . . 15 .148 .598 15 1,000 . 15 .539 * .038 15 .426 .113 15 -.069 .806 15 ** .811 .000 15
P18 -.366 .180 15 .095 .736 15 .409 .130 15 -.124 .658 15 .100 .723 15 .438 .103 15 .369 .175 15 -.100 .723 15 . . 15 .282 .308 15 -.290 .294 15 .249 .371 15 .093 .741 15 .232 .405 15 . . 15 -.040 .887 15 .539 * .038 15 1,000 . 15 .383 .159 15 .270 .331 15 .388 .153 15
P19 -.250 .369 15 .494 .061 15 .366 .180 15 .200 .474 15 -.286 .302 15 .515 * .050 15 .484 .067 15 .286 .302 15 . . 15 .845 ** .000 15 -.134 .635 15 .484 .067 15 .366 .180 15 .598 * .019 15 . . 15 .249 .371 15 .426 .113 15 .383 .159 15 1,000 . 15 .535 * .040 15 ** .782 .001 15
P20 -.134 .635 15 .191 .495 15 .152 .588 15 -.250 .369 15 .134 .635 15 .257 .356 15 .086 .760 15 -.134 .635 15 . . 15 .132 .640 15 -.250 .369 15 .086 .760 15 .022 .939 15 -.062 .826 15 . . 15 .311 .260 15 -.069 .806 15 .270 .331 15 .535 * .040 15 1,000 . 15 .273 .325 15
Total -.125 .657 15 .664 ** .007 15 .755 ** .001 15 .390 .151 15 -.063 .825 15 .819 ** .000 15 .783 ** .001 15 .313 .257 15 . . 15 .826 ** .000 15 -.195 .486 15 .783 ** .001 15 .738 ** .002 15 .855 ** .000 15 . . 15 .163 .562 15 .811 ** .000 15 .388 .153 15 .782 ** .001 15 .273 .325 15 1,000 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan tambat labuh P1 Correlation Coefficient P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
. . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P2
P3
. . 15 1 . 15 .556 * 0.031 15 . . 15 . . 15 ** .721 0.002 15 .708 ** 0.003 15 -0.08 0.777 15 0.199 0.477 15 0.448 0.094 15 0.293 0.289 15 .577 * 0.024 15 . . 15 ** .708 0.003 15 0.37 0.174 15 0.487 0.065 15 . . 15 -.703** 0.003 15 .709 ** 0.003 15 0.34 0.215 15 ** .761 0.001 15
. . 15 .556 * 0.031 15 1 . 15 . . 15 . . 15 ** .694 0.004 15 .769 ** 0.001 15 -0.034 0.904 15 -0.042 0.881 15 .764 ** 0.001 15 -0.05 0.86 15 0.358 0.19 15 . . 15 0.343 0.211 15 0.154 0.584 15 .812 ** 0 15 . . 15 -0.25 0.369 15 .535 * 0.04 15 0.343 0.211 15 ** .817 0 15
P4
P5 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
. . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P6
P7
. . 15 .721 ** 0.002 15 .694 ** 0.004 15 . . 15 . . 15 1 . 15 ** .721 0.002 15 0.037 0.896 15 0.347 0.206 15 .532 * 0.041 15 0.054 0.847 15 0.479 0.071 15 . . 15 0.489 0.064 15 -0.15 0.593 15 .538 * 0.039 15 . . 15 -0.381 0.161 15 .633 * 0.011 15 0.242 0.386 15 ** .712 0.003 15
. . 15 .708 ** 0.003 15 .769 ** 0.001 15 . . 15 . . 15 ** .721 0.002 15 1 . 15 -0.08 0.777 15 0.199 0.477 15 0.448 0.094 15 -0.117 0.677 15 0.322 0.242 15 . . 15 0.417 0.122 15 0.199 0.478 15 .690 ** 0.004 15 . . 15 -0.293 0.289 15 .709 ** 0.003 15 0.088 0.756 15 ** .696 0.004 15
Correlations P8 P9 . . . . 15 15 -0.08 0.199 0.777 0.477 15 15 -0.034 -0.042 0.904 0.881 15 15 . . . . 15 15 . . . . 15 15 0.037 0.347 0.896 0.206 15 15 -0.08 0.199 0.777 0.477 15 15 1 .535 * . 0.04 15 15 1 .535 * 0.04 . 15 15 0.134 -0.167 0.635 0.553 15 15 ** 0.294 .681 0.005 0.287 15 15 0.174 0.022 0.534 0.939 15 15 . . . . 15 15 0.479 0.199 0.071 0.477 15 15 -0.329 -0.39 0.231 0.151 15 15 0.071 0.088 0.802 0.755 15 15 . . . . 15 15 0.105 0.196 0.71 0.484 15 15 0 0 1 1 15 15 0.207 0.259 0.458 0.352 15 15 0.279 0.213 0.313 0.446 15 15
P10
P11
P12
. . 15 0.448 0.094 15 .764 ** 0.001 15 . . 15 . . 15 * .532 0.041 15 0.448 0.094 15 0.134 0.635 15 -0.167 0.553 15 1 . 15 0.196 0.484 15 0.283 0.308 15 . . 15 0.448 0.094 15 0.185 0.51 15 .727 ** 0.002 15 . . 15 -0.196 0.484 15 0.456 0.087 15 .518 * 0.048 15 ** .697 0.004 15
. . 15 0.293 0.289 15 -0.05 0.86 15 . . 15 . . 15 0.054 0.847 15 -0.117 0.677 15 .681 ** 0.005 15 0.294 0.287 15 0.196 0.484 15 1 . 15 0.256 0.358 15 . . 15 ** .703 0.003 15 0.024 0.932 15 0.104 0.713 15 . . 15 -0.423 0.116 15 0 1 15 0.304 0.27 15 0.41 0.129 15
. . 15 .577 * 0.024 15 0.358 0.19 15 . . 15 . . 15 0.479 0.071 15 0.322 0.242 15 0.174 0.534 15 0.022 0.939 15 0.283 0.308 15 0.256 0.358 15 1 . 15 . . 15 .577 * 0.024 15 0.115 0.684 15 0.278 0.315 15 . . 15 -0.486 0.066 15 .548 * 0.035 15 0.234 0.401 15 * .604 0.017 15
P13 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P14
P15
P16
. . 15 .708 ** 0.003 15 0.343 0.211 15 . . 15 . . 15 0.489 0.064 15 0.417 0.122 15 0.479 0.071 15 0.199 0.477 15 0.448 0.094 15 .703 ** 0.003 15 .577 * 0.024 15 . . 15 1 . 15 0.181 0.518 15 0.284 0.304 15 . . 15 -.703** 0.003 15 .709 ** 0.003 15 0.196 0.484 15 ** .680 0.005 15
. . 15 0.37 0.174 15 0.154 0.584 15 . . 15 . . 15 -0.15 0.593 15 0.199 0.478 15 -0.329 0.231 15 -0.39 0.151 15 0.185 0.51 15 0.024 0.932 15 0.115 0.684 15 . . 15 0.181 0.518 15 1 . 15 0.292 0.291 15 . . 15 -0.29 0.295 15 0.247 0.374 15 0.098 0.729 15 0.258 0.353 15
. . 15 0.487 0.065 15 .812 ** 0 15 . . 15 . . 15 * .538 0.039 15 .690 ** 0.004 15 0.071 0.802 15 0.088 0.755 15 .727 ** 0.002 15 0.104 0.713 15 0.278 0.315 15 . . 15 0.284 0.304 15 0.292 0.291 15 1 . 15 . . 15 -0.104 0.713 15 0.314 0.255 15 0.342 0.212 15 ** .800 0 15
P17
P18 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
. . 15 -.703** 0.003 15 -0.25 0.369 15 . . 15 . . 15 -0.381 0.161 15 -0.293 0.289 15 0.105 0.71 15 0.196 0.484 15 -0.196 0.484 15 -0.423 0.116 15 -0.486 0.066 15 . . 15 ** -.703 0.003 15 -0.29 0.295 15 -0.104 0.713 15 . . 15 1 . 15 -.537* 0.039 15 0.051 0.857 15 -0.478 0.071 15
P19 . . 15 .709 ** 0.003 15 .535 * 0.04 15 . . 15 . . 15 * .633 0.011 15 .709 ** 0.003 15 0 1 15 0 1 15 0.456 0.087 15 0 1 15 .548 * 0.035 15 . . 15 ** .709 0.003 15 0.247 0.374 15 0.314 0.255 15 . . 15 -.537* 0.039 15 1 . 15 0 1 15 * .551 0.033 15
P20 . . 15 0.34 0.215 15 0.343 0.211 15 . . 15 . . 15 0.242 0.386 15 0.088 0.756 15 0.207 0.458 15 0.259 0.352 15 .518 * 0.048 15 0.304 0.27 15 0.234 0.401 15 . . 15 0.196 0.484 15 0.098 0.729 15 0.342 0.212 15 . . 15 0.051 0.857 15 0 1 15 1 . 15 0.505 0.055 15
Total . . 15 .761 ** 0.001 15 .817 ** 0 15 . . 15 . . 15 ** .712 0.003 15 .696 ** 0.004 15 0.279 0.313 15 0.213 0.446 15 .697 ** 0.004 15 0.41 0.129 15 .604 * 0.017 15 . . 15 ** .680 0.005 15 0.258 0.353 15 .800 ** 0 15 . . 15 -0.478 0.071 15 .551 * 0.033 15 0.505 0.055 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan tambat labuh P1 Correlation Coefficient P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
. . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P2
P3
P4
. . 15 1 . 15 .655 ** 0.008 15 0.272 0.326 15 . . 15 .680 ** 0.005 15 1.000 ** . 15 0.272 0.326 15 . . 15 .968 ** 0 15 -0.068 0.81 15 .634 * 0.011 15 . . 15 .555 * 0.032 15 -0.218 0.435 15 .680 ** 0.005 15 . . 15 -0.244 0.381 15 .873 ** 0 15 . . 15 .761 ** 0.001 15
. . 15 .655 ** 0.008 15 1 . 15 0.211 0.45 15 . . 15 .971 ** 0 15 .655 ** 0.008 15 0.042 0.881 15 . . 15 .661 ** 0.007 15 -0.232 0.405 15 .771 ** 0.001 15 . . 15 ** .891 0 15 -0.271 0.329 15 .971 ** 0 15 . . 15 0.298 0.281 15 0.507 0.053 15 . . 15 .889 ** 0 15
. . 15 0.272 0.326 15 0.211 0.45 15 1 . 15 . . 15 0.167 0.553 15 0.272 0.326 15 0.167 0.553 15 . . 15 0.395 0.145 15 -0.25 0.369 15 0.086 0.76 15 . . 15 0.212 0.447 15 -0.134 0.635 15 0.167 0.553 15 . . 15 -0.149 0.595 15 0.2 0.474 15 . . 15 0.311 0.259 15
P5 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P6
P7
. . 15 .680 ** 0.005 15 .971 ** 0 15 0.167 0.553 15 . . 15 1 . 15 .680 ** 0.005 15 0 1 15 . . 15 .712 ** 0.003 15 -0.083 0.768 15 .768 ** 0.001 15 . . 15 ** .930 0 15 -0.267 0.336 15 1.000 ** . 15 . . 15 0.259 0.351 15 .535 * 0.04 15 . . 15 .917 ** 0 15
. . 15 1.000 ** . 15 .655 ** 0.008 15 0.272 0.326 15 . . 15 .680 ** 0.005 15 1 . 15 0.272 0.326 15 . . 15 .968 ** 0 15 -0.068 0.81 15 .634 * 0.011 15 . . 15 .555 * 0.032 15 -0.218 0.435 15 .680 ** 0.005 15 . . 15 -0.244 0.381 15 .873 ** 0 15 . . 15 .761 ** 0.001 15
Correlations P8 P9 . . 15 0.272 0.326 15 0.042 0.881 15 0.167 0.553 15 . . 15 0 1 15 0.272 0.326 15 1 . 15 . . 15 0.264 0.343 15 0.167 0.553 15 0.086 0.76 15 . . 15 -0.191 0.495 15 -0.134 0.635 15 0 1 15 . . 15 -0.149 0.595 15 0.2 0.474 15 . . 15 0.194 0.488 15
. . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P10
P11
P12
. . 15 .968 ** 0 15 .661 ** 0.007 15 0.395 0.145 15 . . 15 .712 ** 0.003 15 .968 ** 0 15 0.264 0.343 15 . . 15 1 . 15 0 1 15 .614 * 0.015 15 . . 15 .625 * 0.013 15 -0.211 0.45 15 .712 ** 0.003 15 . . 15 -0.236 0.397 15 .845 ** 0 15 . . 15 .811 ** 0 15
. . 15 -0.068 0.81 15 -0.232 0.405 15 -0.25 0.369 15 . . 15 -0.083 0.768 15 -0.068 0.81 15 0.167 0.553 15 . . 15 0 1 15 1 . 15 -0.216 0.44 15 . . 15 -0.042 0.881 15 -0.134 0.635 15 -0.083 0.768 15 . . 15 -0.149 0.595 15 -0.134 0.635 15 . . 15 0 1 15
. . 15 .634 * 0.011 15 .771 ** 0.001 15 0.086 0.76 15 . . 15 .768 ** 0.001 15 .634 * 0.011 15 0.086 0.76 15 . . 15 .614 * 0.015 15 -0.216 0.44 15 1 . 15 . . 15 ** .675 0.006 15 -0.277 0.318 15 .768 ** 0.001 15 . . 15 0.088 0.756 15 0.484 0.067 15 . . 15 .740 ** 0.002 15
P13 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P14
P15
P16
. . 15 .555 * 0.032 15 .891 ** 0 15 0.212 0.447 15 . . 15 .930 ** 0 15 .555 * 0.032 15 -0.191 0.495 15 . . 15 .625 * 0.013 15 -0.042 0.881 15 .675 ** 0.006 15 . . 15 1 . 15 -0.238 0.392 15 .930 ** 0 15 . . 15 0.284 0.304 15 0.426 0.114 15 . . 15 .853 ** 0 15
. . 15 -0.218 0.435 15 -0.271 0.329 15 -0.134 0.635 15 . . 15 -0.267 0.336 15 -0.218 0.435 15 -0.134 0.635 15 . . 15 -0.211 0.45 15 -0.134 0.635 15 -0.277 0.318 15 . . 15 -0.238 0.392 15 1 . 15 -0.267 0.336 15 . . 15 0.479 0.071 15 0.286 0.302 15 . . 15 -0.062 0.825 15
. . 15 .680 ** 0.005 15 .971 ** 0 15 0.167 0.553 15 . . 15 1.000 ** . 15 .680 ** 0.005 15 0 1 15 . . 15 .712 ** 0.003 15 -0.083 0.768 15 .768 ** 0.001 15 . . 15 ** .930 0 15 -0.267 0.336 15 1 . 15 . . 15 0.259 0.351 15 .535 * 0.04 15 . . 15 .917 ** 0 15
P17 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P18
P19
. . 15 -0.244 0.381 15 0.298 0.281 15 -0.149 0.595 15 . . 15 0.259 0.351 15 -0.244 0.381 15 -0.149 0.595 15 . . 15 -0.236 0.397 15 -0.149 0.595 15 0.088 0.756 15 . . 15 0.284 0.304 15 0.479 0.071 15 0.259 0.351 15 . . 15 1 . 15 0 1 15 . . 15 0.293 0.29 15
. . 15 .873 ** 0 15 0.507 0.053 15 0.2 0.474 15 . . 15 .535 * 0.04 15 .873 ** 0 15 0.2 0.474 15 . . 15 .845 ** 0 15 -0.134 0.635 15 0.484 0.067 15 . . 15 0.426 0.114 15 0.286 0.302 15 .535 * 0.04 15 . . 15 0 1 15 1 . 15 . . 15 .717 ** 0.003 15
P20
Total . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
. . 15 .761 ** 0.001 15 .889 ** 0 15 0.311 0.259 15 . . 15 .917 ** 0 15 .761 ** 0.001 15 0.194 0.488 15 . . 15 .811 ** 0 15 0 1 15 .740 ** 0.002 15 . . 15 ** .853 0 15 -0.062 0.825 15 .917 ** 0 15 . . 15 0.293 0.29 15 .717 ** 0.003 15 . . 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan buruh angkut Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 20 -0.305 0.192 20 -0.289 0.217 20 0 1 20 . . 20 -0.115 0.628 20 0 1 20 0.243 0.303 20 -0.192 0.416 20 -0.192 0.416 20 0.132 0.578 20 0.289 0.217 20 0.289 0.217 20 0.032 0.893 20 -0.402 0.079 20 0.182 0.444 20 . . 20 -0.126 0.597 20 -0.061 0.8 20 -0.126 0.597 20 0.161 0.497 20
P2 -0.305 0.192 20 1 . 20 .918 ** 0 20 0.373 0.105 20 . . 20 0.344 0.137 20 0.373 0.105 20 .466 * 0.038 20 .612 ** 0.004 20 ** .612 0.004 20 -0.079 0.741 20 0.373 0.105 20 0.1 0.674 20 .702 ** 0.001 20 ** .881 0 20 0.204 0.387 20 . . 20 ** .726 0 20 .661 ** 0.001 20 * .488 0.029 20 .746 ** 0 20
P3 -0.289 0.217 20 .918 ** 0 20 1 . 20 0.375 0.103 20 . . 20 * .500 0.025 20 0.375 0.103 20 .490 * 0.028 20 .667 ** 0.001 20 ** .667 0.001 20 -0.115 0.63 20 0.375 0.103 20 0.062 0.794 20 .698 ** 0.001 20 ** .762 0 20 0.157 0.508 20 . . 20 ** .764 0 20 .681 ** 0.001 20 * .491 0.028 20 .699 ** 0.001 20
P4 0 1 20 0.373 0.105 20 0.375 0.103 20 1 . 20 . . 20 0 1 20 .688 ** 0.001 20 .490 * 0.028 20 .667 ** 0.001 20 ** .667 0.001 20 -0.115 0.63 20 0.375 0.103 20 0.062 0.794 20 0.442 0.051 20 * .467 0.038 20 0.157 0.508 20 . . 20 0.218 0.355 20 0.157 0.508 20 0.218 0.355 20 .448 * 0.048 20
P5 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P6 -0.115 0.628 20 0.344 0.137 20 .500 * 0.025 20 0 1 20 . . 20 1 . 20 0.25 0.288 20 0.14 0.556 20 0.333 0.151 20 0.333 0.151 20 -0.229 0.331 20 0.25 0.288 20 0 1 20 0.326 0.161 20 0.249 0.29 20 0.314 0.177 20 . . 20 0.436 0.054 20 .524 * 0.018 20 0.436 0.054 20 .472 * 0.036 20
P7 0 1 20 0.373 0.105 20 0.375 0.103 20 .688 ** 0.001 20 . . 20 0.25 0.288 20 1 . 20 .490 * 0.028 20 .667 ** 0.001 20 ** .667 0.001 20 -0.115 0.63 20 0.375 0.103 20 0.062 0.794 20 0.442 0.051 20 * .467 0.038 20 0.419 0.066 20 . . 20 .491 * 0.028 20 0.419 0.066 20 * .491 0.028 20 .590 ** 0.006 20
P8 0.243 0.303 20 .466 * 0.038 20 .490 * 0.028 20 .490 * 0.028 20 . . 20 0.14 0.556 20 .490 * 0.028 20 1 . 20 0.327 0.16 20 0.327 0.16 20 -0.096 0.686 20 .840 ** 0 20 0.14 0.556 20 0.443 0.05 20 0.226 0.337 20 -0.015 0.951 20 . . 20 0.336 0.147 20 0.279 0.234 20 0.031 0.898 20 .502 * 0.024 20
P9 -0.192 0.416 20 .612 ** 0.004 20 .667 ** 0.001 20 .667 ** 0.001 20 . . 20 0.333 0.151 20 .667 ** 0.001 20 0.327 0.16 20 1 . 20 ** 1.000 . 20 -0.076 0.749 20 0.25 0.288 20 0.25 0.288 20 .465 * 0.039 20 ** .705 0.001 20 .454 * 0.044 20 . . 20 .509 * 0.022 20 .454 * 0.044 20 * .509 0.022 20 .524 * 0.018 20
P10 -0.192 0.416 20 .612 ** 0.004 20 .667 ** 0.001 20 .667 ** 0.001 20 . . 20 0.333 0.151 20 .667 ** 0.001 20 0.327 0.16 20 1.000 ** . 20 1 . 20 -0.076 0.749 20 0.25 0.288 20 0.25 0.288 20 .465 * 0.039 20 ** .705 0.001 20 .454 * 0.044 20 . . 20 .509 * 0.022 20 .454 * 0.044 20 * .509 0.022 20 .524 * 0.018 20
P11 0.132 0.578 20 -0.079 0.741 20 -0.115 0.63 20 -0.115 0.63 20 . . 20 -0.229 0.331 20 -0.115 0.63 20 -0.096 0.686 20 -0.076 0.749 20 -0.076 0.749 20 1 . 20 -0.115 0.63 20 -0.115 0.63 20 -0.235 0.319 20 -0.057 0.811 20 -0.168 0.478 20 . . 20 -0.15 0.527 20 -0.168 0.478 20 -0.15 0.527 20 -0.16 0.499 20
P12 0.289 0.217 20 0.373 0.105 20 0.375 0.103 20 0.375 0.103 20 . . 20 0.25 0.288 20 0.375 0.103 20 .840 ** 0 20 0.25 0.288 20 0.25 0.288 20 -0.115 0.63 20 1 . 20 0.375 0.103 20 0.268 0.254 20 0.171 0.471 20 0.157 0.508 20 . . 20 0.218 0.355 20 0.157 0.508 20 -0.055 0.819 20 .481 * 0.032 20
P13 0.289 0.217 20 0.1 0.674 20 0.062 0.794 20 0.062 0.794 20 . . 20 0 1 20 0.062 0.794 20 0.14 0.556 20 0.25 0.288 20 0.25 0.288 20 -0.115 0.63 20 0.375 0.103 20 1 . 20 -0.035 0.884 20 0.171 0.471 20 0.419 0.066 20 . . 20 -0.055 0.819 20 -0.105 0.66 20 -0.055 0.819 20 0.197 0.406 20
P14 0.032 0.893 20 .702 ** 0.001 20 .698 ** 0.001 20 0.442 0.051 20 . . 20 0.326 0.161 20 0.442 0.051 20 0.443 0.05 20 .465 * 0.039 20 * .465 0.039 20 -0.235 0.319 20 0.268 0.254 20 -0.035 0.884 20 1 . 20 ** .603 0.005 20 0.049 0.838 20 . . 20 ** .690 0.001 20 .810 ** 0 20 ** .690 0.001 20 .830 ** 0 20
P15 -0.402 0.079 20 .881 ** 0 20 .762 ** 0 20 .467 * 0.038 20 . . 20 0.249 0.29 20 .467 * 0.038 20 0.226 0.337 20 .705 ** 0.001 20 ** .705 0.001 20 -0.057 0.811 20 0.171 0.471 20 0.171 0.471 20 .603 ** 0.005 20 1 . 20 0.313 0.179 20 . . 20 ** .611 0.004 20 .561 * 0.01 20 ** .611 0.004 20 .663 ** 0.001 20
P16 0.182 0.444 20 0.204 0.387 20 0.157 0.508 20 0.157 0.508 20 . . 20 0.314 0.177 20 0.419 0.066 20 -0.015 0.951 20 .454 * 0.044 20 * .454 0.044 20 -0.168 0.478 20 0.157 0.508 20 0.419 0.066 20 0.049 0.838 20 0.313 0.179 20 1 . 20 . . 20 0.435 0.055 20 0.341 0.142 20 0.435 0.055 20 .485 * 0.03 20
P17 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P18 -0.126 0.597 20 .726 ** 0 20 .764 ** 0 20 0.218 0.355 20 . . 20 0.436 0.054 20 .491 * 0.028 20 0.336 0.147 20 .509 * 0.022 20 * .509 0.022 20 -0.15 0.527 20 0.218 0.355 20 -0.055 0.819 20 .690 ** 0.001 20 ** .611 0.004 20 0.435 0.055 20 . . 20 1 . 20 .892 ** 0 20 ** .762 0 20 .782 ** 0 20
P19 -0.061 0.8 20 .661 ** 0.001 20 .681 ** 0.001 20 0.157 0.508 20 . . 20 * .524 0.018 20 0.419 0.066 20 0.279 0.234 20 .454 * 0.044 20 * .454 0.044 20 -0.168 0.478 20 0.157 0.508 20 -0.105 0.66 20 .810 ** 0 20 * .561 0.01 20 0.341 0.142 20 . . 20 ** .892 0 20 1 . 20 ** .892 0 20 .815 ** 0 20
P20 -0.126 0.597 20 .488 * 0.029 20 .491 * 0.028 20 0.218 0.355 20 . . 20 0.436 0.054 20 .491 * 0.028 20 0.031 0.898 20 .509 * 0.022 20 * .509 0.022 20 -0.15 0.527 20 -0.055 0.819 20 -0.055 0.819 20 .690 ** 0.001 20 ** .611 0.004 20 0.435 0.055 20 . . 20 ** .762 0 20 .892 ** 0 20 1 . 20 ** .705 0.001 20
Total 0.161 0.497 20 .746 ** 0 20 .699 ** 0.001 20 .448 * 0.048 20 . . 20 * .472 0.036 20 .590 ** 0.006 20 .502 * 0.024 20 .524 * 0.018 20 * .524 0.018 20 -0.16 0.499 20 .481 * 0.032 20 0.197 0.406 20 .830 ** 0 20 ** .663 0.001 20 .485 * 0.03 20 . . 20 ** .782 0 20 .815 ** 0 20 ** .705 0.001 20 1 . 20
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan buruh angkut P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 20 0.039 0.869 20 -0.097 0.685 20 0.166 0.484 20 0.081 0.734 20 0.134 0.574 20 -0.162 0.495 20 -0.128 0.59 20 0.158 0.505 20 0.158 0.505 20 . . 20 -0.128 0.59 20 -0.148 0.534 20 0.349 0.131 20 0.134 0.574 20 0.345 0.136 20 0.067 0.781 20 0.109 0.648 20 0.32 0.17 20 0.323 0.165 20 0.226 0.338 20
P2 0.039 0.869 20 1 . 20 0.408 0.074 20 0.316 0.175 20 -0.057 0.811 20 .471 * 0.036 20 ** .685 0.001 20 ** .792 0 20 ** .802 0 20 .802 ** 0 20 . . 20 .792 ** 0 20 0.042 0.862 20 ** .701 0.001 20 ** .707 0 20 0.375 0.103 20 0.281 0.23 20 ** .612 0.004 20 0.273 0.244 20 0.354 0.126 20 .685 ** 0.001 20
P3 -0.097 0.685 20 0.408 0.074 20 1 . 20 .531 * 0.016 20 0.42 0.065 20 0.346 0.135 20 * .524 0.018 20 ** .612 0.004 20 ** .655 0.002 20 .655 ** 0.002 20 . . 20 0.408 0.074 20 0 1 20 * .543 0.013 20 ** .577 0.008 20 .612 ** 0.004 20 -0.229 0.331 20 * .500 0.025 20 * .475 0.034 20 .520 * 0.019 20 .759 ** 0 20
P4 0.166 0.484 20 0.316 0.175 20 .531 * 0.016 20 1 . 20 0.311 0.182 20 0.257 0.275 20 * .466 0.038 20 0.316 0.175 20 * .453 0.045 20 .453 * 0.045 20 . . 20 0.148 0.534 20 0.128 0.59 20 0.339 0.144 20 * .446 0.049 20 .483 * 0.031 20 0.067 0.781 20 * .483 0.031 20 ** .835 0 20 .897 ** 0 20 .774 ** 0 20
P5 0.081 0.734 20 -0.057 0.811 20 0.42 0.065 20 0.311 0.182 20 1 . 20 0.081 0.735 20 -0.015 0.951 20 -0.057 0.811 20 0.031 0.898 20 0.031 0.898 20 . . 20 -0.057 0.811 20 -0.229 0.332 20 -0.057 0.81 20 0.081 0.735 20 .514 * 0.02 20 -0.096 0.686 20 0.14 0.556 20 0.083 0.727 20 0.243 0.303 20 0.281 0.23 20
P6 0.134 0.574 20 .471 * 0.036 20 0.346 0.135 20 0.257 0.275 20 0.081 0.735 20 1 . 20 0.303 0.195 20 * .471 0.036 20 ** .630 0.003 20 .630 ** 0.003 20 . . 20 .707 ** 0 20 0.236 0.317 20 0.438 0.053 20 ** .733 0 20 .471 * 0.036 20 -0.132 0.578 20 0.289 0.217 20 0.069 0.774 20 0.2 0.398 20 .453 * 0.045 20
P7 -0.162 0.495 20 .685 ** 0.001 20 .524 * 0.018 20 .466 * 0.038 20 -0.015 0.951 20 0.303 0.195 20 1 . 20 ** .685 0.001 20 ** .663 0.001 20 .663 ** 0.001 20 . . 20 .685 ** 0.001 20 0.171 0.471 20 0.355 0.125 20 * .545 0.013 20 0.257 0.274 20 -0.168 0.478 20 ** .681 0.001 20 0.436 0.055 20 .514 * 0.02 20 .585 ** 0.007 20
Correlations P8 P9 -0.128 0.158 0.59 0.505 20 20 ** .792 .802 ** 0 0 20 20 ** .612 .655 ** 0.004 0.002 20 20 0.316 .453 * 0.175 0.045 20 20 -0.057 0.031 0.811 0.898 20 20 .471 * .630 ** 0.036 0.003 20 20 ** ** .685 .663 0.001 0.001 20 20 ** 1 .802 . 0 20 20 ** 1 .802 0 . 20 20 .802 ** 1.000 ** 0 . 20 20 . . . . 20 20 .792 ** .802 ** 0 0 20 20 0.042 0.312 0.862 0.181 20 20 * ** .523 .716 0.018 0 20 20 ** ** .707 .882 0 0 20 20 0.375 .579 ** 0.103 0.007 20 20 -0.187 -0.15 0.429 0.527 20 20 ** ** .612 .764 0.004 0 20 20 0.273 0.432 0.244 0.057 20 20 0.354 .525 * 0.126 0.017 20 20 .587 ** .799 ** 0.006 0 20 20
P10 0.158 0.505 20 .802 ** 0 20 .655 ** 0.002 20 .453 * 0.045 20 0.031 0.898 20 .630 ** 0.003 20 ** .663 0.001 20 ** .802 0 20 ** 1.000 . 20 1 . 20 . . 20 .802 ** 0 20 0.312 0.181 20 ** .716 0 20 ** .882 0 20 .579 ** 0.007 20 -0.15 0.527 20 ** .764 0 20 0.432 0.057 20 .525 * 0.017 20 .799 ** 0 20
P11 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P12 -0.128 0.59 20 .792 ** 0 20 0.408 0.074 20 0.148 0.534 20 -0.057 0.811 20 .707 ** 0 20 ** .685 0.001 20 ** .792 0 20 ** .802 0 20 .802 ** 0 20 . . 20 1 . 20 0.25 0.288 20 * .523 0.018 20 ** .707 0 20 0.375 0.103 20 -0.187 0.429 20 ** .612 0.004 20 0.101 0.672 20 0.196 0.407 20 .507 * 0.022 20
P13 -0.148 0.534 20 0.042 0.862 20 0 1 20 0.128 0.59 20 -0.229 0.332 20 0.236 0.317 20 0.171 0.471 20 0.042 0.862 20 0.312 0.181 20 0.312 0.181 20 . . 20 0.25 0.288 20 1 . 20 -0.021 0.93 20 0.236 0.317 20 0.042 0.862 20 -0.281 0.23 20 0.153 0.519 20 0.03 0.899 20 0.088 0.711 20 0.151 0.524 20
P14 0.349 0.131 20 .701 ** 0.001 20 .543 * 0.013 20 0.339 0.144 20 -0.057 0.81 20 0.438 0.053 20 0.355 0.125 20 * .523 0.018 20 ** .716 0 20 .716 ** 0 20 . . 20 .523 * 0.018 20 -0.021 0.93 20 1 . 20 ** .639 0.002 20 .523 * 0.018 20 0.235 0.318 20 0.384 0.094 20 0.43 0.059 20 0.36 0.118 20 .756 ** 0 20
P15 0.134 0.574 20 .707 ** 0 20 .577 ** 0.008 20 .446 * 0.049 20 0.081 0.735 20 .733 ** 0 20 * .545 0.013 20 ** .707 0 20 ** .882 0 20 .882 ** 0 20 . . 20 .707 ** 0 20 0.236 0.317 20 ** .639 0.002 20 1 . 20 .471 * 0.036 20 -0.132 0.578 20 ** .577 0.008 20 0.263 0.263 20 0.378 0.101 20 .715 ** 0 20
P16 0.345 0.136 20 0.375 0.103 20 .612 ** 0.004 20 .483 * 0.031 20 * .514 0.02 20 .471 * 0.036 20 0.257 0.274 20 0.375 0.103 20 ** .579 0.007 20 .579 ** 0.007 20 . . 20 0.375 0.103 20 0.042 0.862 20 * .523 0.018 20 * .471 0.036 20 1 . 20 -0.187 0.429 20 0.357 0.122 20 * .445 0.049 20 .511 * 0.021 20 .730 ** 0 20
P17 0.067 0.781 20 0.281 0.23 20 -0.229 0.331 20 0.067 0.781 20 -0.096 0.686 20 -0.132 0.578 20 -0.168 0.478 20 -0.187 0.429 20 -0.15 0.527 20 -0.15 0.527 20 . . 20 -0.187 0.429 20 -0.281 0.23 20 0.235 0.318 20 -0.132 0.578 20 -0.187 0.429 20 1 . 20 -0.115 0.63 20 0.045 0.849 20 0.022 0.926 20 0.1 0.675 20
P18 0.109 0.648 20 .612 ** 0.004 20 .500 * 0.025 20 .483 * 0.031 20 0.14 0.556 20 0.289 0.217 20 ** .681 0.001 20 ** .612 0.004 20 ** .764 0 20 .764 ** 0 20 . . 20 .612 ** 0.004 20 0.153 0.519 20 0.384 0.094 20 ** .577 0.008 20 0.357 0.122 20 -0.115 0.63 20 1 . 20 * .470 0.036 20 .589 ** 0.006 20 .632 ** 0.003 20
P19 0.32 0.17 20 0.273 0.244 20 .475 * 0.034 20 .835 ** 0 20 0.083 0.727 20 0.069 0.774 20 0.436 0.055 20 0.273 0.244 20 0.432 0.057 20 0.432 0.057 20 . . 20 0.101 0.672 20 0.03 0.899 20 0.43 0.059 20 0.263 0.263 20 .445 * 0.049 20 0.045 0.849 20 * .470 0.036 20 1 . 20 ** .950 0 20 .714 ** 0 20
P20 0.323 0.165 20 0.354 0.126 20 .520 * 0.019 20 .897 ** 0 20 0.243 0.303 20 0.2 0.398 20 * .514 0.02 20 0.354 0.126 20 * .525 0.017 20 .525 * 0.017 20 . . 20 0.196 0.407 20 0.088 0.711 20 0.36 0.118 20 0.378 0.101 20 .511 * 0.021 20 0.022 0.926 20 ** .589 0.006 20 ** .950 0 20 1 . 20 ** .765 0 20
Total 0.226 0.338 20 .685 ** 0.001 20 .759 ** 0 20 .774 ** 0 20 0.281 0.23 20 .453 * 0.045 20 ** .585 0.007 20 ** .587 0.006 20 ** .799 0 20 .799 ** 0 20 . . 20 .507 * 0.022 20 0.151 0.524 20 ** .756 0 20 ** .715 0 20 .730 ** 0 20 0.1 0.675 20 ** .632 0.003 20 ** .714 0 20 .765 ** 0 20 1 . 20
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan penyediaan alat angkut Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 0.139 0.622 15 0.08 0.777 15 0.25 0.369 15 . . 15 0.08 0.777 15 0.08 0.777 15 -0.277 0.317 15 -0.054 0.847 15 0.294 0.287 15 ** -.681 0.005 15 0.098 0.728 15 -0.025 0.929 15 0.052 0.853 15 0.026 0.927 15 0.157 0.576 15 0.052 0.853 15 0.151 0.591 15 0.026 0.926 15 0.109 0.698 15 0.115 0.684 15
P2 0.139 0.622 15 1 . 15 ** .866 0 15 .559 * 0.03 15 . . 15 .577 * 0.024 15 * .577 0.024 15 -0.2 0.475 15 -0.078 0.781 15 .707 ** 0.003 15 0.189 0.5 15 0.318 0.248 15 0.436 0.104 15 * .605 0.017 15 * .524 0.045 15 0.416 0.123 15 .605 * 0.017 15 0.454 0.089 15 0.472 0.075 15 .711 ** 0.003 15 .712 ** 0.003 15
P3 0.08 0.777 15 .866 ** 0 15 1 . 15 ** .728 0.002 15 . . 15 0.444 0.097 15 0.444 0.097 15 0 1 15 -0.321 0.244 15 .612 * 0.015 15 0.218 0.435 15 0.136 0.629 15 0.297 0.282 15 0.473 0.075 15 ** .738 0.002 15 .582 * 0.023 15 .727 ** 0.002 15 0.489 0.064 15 * .600 0.018 15 .855 ** 0 15 .733 ** 0.002 15
P4 0.25 0.369 15 .559 * 0.03 15 .728 ** 0.002 15 1 . 15 . . 15 0.121 0.667 15 0.312 0.257 15 -0.27 0.33 15 -0.357 0.192 15 0.191 0.495 15 0.034 0.904 15 0.134 0.635 15 0.317 0.249 15 0.361 0.186 15 * .586 0.022 15 .629 * 0.012 15 .552 * 0.033 15 ** .648 0.009 15 0.494 0.061 15 .580 * 0.024 15 .683 ** 0.005 15
P5 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P6 0.08 0.777 15 .577 * 0.024 15 0.444 0.097 15 0.121 0.667 15 . . 15 1 . 15 ** .722 0.002 15 -0.289 0.297 15 -0.094 0.738 15 .612 * 0.015 15 0.218 0.435 15 0.34 0.215 15 * .524 0.045 15 ** .727 0.002 15 * .630 0.012 15 .582 * 0.023 15 .727 ** 0.002 15 0.262 0.345 15 * .600 0.018 15 .589 * 0.021 15 .621 * 0.013 15
P7 0.08 0.777 15 .577 * 0.024 15 0.444 0.097 15 0.312 0.257 15 . . 15 ** .722 0.002 15 1 . 15 -0.289 0.297 15 0.151 0.591 15 .612 * 0.015 15 0.218 0.435 15 .714 ** 0.003 15 ** .874 0 15 ** .727 0.002 15 * .630 0.012 15 .582 * 0.023 15 .727 ** 0.002 15 ** .664 0.007 15 ** .873 0 15 .589 * 0.021 15 .845 ** 0 15
P8 -0.277 0.317 15 -0.2 0.475 15 0 1 15 -0.27 0.33 15 . . 15 -0.289 0.297 15 -0.289 0.297 15 1 . 15 0.177 0.529 15 0 1 15 0.189 0.5 15 -0.247 0.374 15 -0.399 0.14 15 -0.302 0.273 15 0.037 0.895 15 -0.038 0.894 15 -0.038 0.894 15 -0.2 0.475 15 -0.094 0.738 15 0.059 0.834 15 -0.149 0.596 15
P9 -0.054 0.847 15 -0.078 0.781 15 -0.321 0.244 15 -0.357 0.192 15 . . 15 -0.094 0.738 15 0.151 0.591 15 0.177 0.529 15 1 . 15 0.231 0.407 15 0.037 0.896 15 0.213 0.447 15 0.1 0.724 15 -0.183 0.514 15 -0.461 0.084 15 -0.264 0.341 15 -0.39 0.15 15 0.065 0.817 15 -0.093 0.743 15 -0.373 0.171 15 -0.038 0.893 15
P10 0.294 0.287 15 .707 ** 0.003 15 .612 * 0.015 15 0.191 0.495 15 . . 15 .612 * 0.015 15 * .612 0.015 15 0 1 15 0.231 0.407 15 1 . 15 0.134 0.635 15 0.333 0.225 15 0.385 0.156 15 * .535 0.04 15 0.463 0.082 15 0.356 0.192 15 .535 * 0.04 15 0.193 0.492 15 * .535 0.04 15 .628 * 0.012 15 .585 * 0.022 15
P11 -.681** 0.005 15 0.189 0.5 15 0.218 0.435 15 0.034 0.904 15 . . 15 0.218 0.435 15 0.218 0.435 15 0.189 0.5 15 0.037 0.896 15 0.134 0.635 15 1 . 15 -0.067 0.813 15 0.24 0.389 15 0.214 0.443 15 0.212 0.448 15 0.143 0.612 15 0.214 0.443 15 -0.103 0.715 15 0.25 0.369 15 0.187 0.506 15 0.188 0.503 15
P12 0.098 0.728 15 0.318 0.248 15 0.136 0.629 15 0.134 0.635 15 . . 15 0.34 0.215 15 ** .714 0.003 15 -0.247 0.374 15 0.213 0.447 15 0.333 0.225 15 -0.067 0.813 15 1 . 15 ** .792 0 15 * .579 0.024 15 0.3 0.278 15 0.102 0.716 15 0.392 0.148 15 * .618 0.014 15 * .535 0.04 15 0.363 0.184 15 .607 * 0.016 15
P13 -0.025 0.929 15 0.436 0.104 15 0.297 0.282 15 0.317 0.249 15 . . 15 .524 * 0.045 15 ** .874 0 15 -0.399 0.14 15 0.1 0.724 15 0.385 0.156 15 0.24 0.389 15 .792 ** 0 15 1 . 15 ** .778 0.001 15 0.482 0.069 15 0.464 0.081 15 .570 * 0.027 15 * .600 0.018 15 ** .738 0.002 15 0.479 0.071 15 .758 ** 0.001 15
P14 0.052 0.853 15 .605 * 0.017 15 0.473 0.075 15 0.361 0.186 15 . . 15 ** .727 0.002 15 ** .727 0.002 15 -0.302 0.273 15 -0.183 0.514 15 .535 * 0.04 15 0.214 0.443 15 .579 * 0.024 15 ** .778 0.001 15 1 . 15 ** .669 0.006 15 .605 * 0.017 15 .767 ** 0.001 15 0.329 0.231 15 * .607 0.016 15 .644 ** 0.01 15 .759 ** 0.001 15
P15 0.026 0.927 15 .524 * 0.045 15 .738 ** 0.002 15 .586 * 0.022 15 . . 15 .630 * 0.012 15 * .630 0.012 15 0.037 0.895 15 -0.461 0.084 15 0.463 0.082 15 0.212 0.448 15 0.3 0.278 15 0.482 0.069 15 ** .669 0.006 15 1 . 15 .846 ** 0 15 .982 ** 0 15 * .521 0.047 15 ** .848 0 15 .890 ** 0 15 .816 ** 0 15
P16 0.157 0.576 15 0.416 0.123 15 .582 * 0.023 15 .629 * 0.012 15 . . 15 .582 * 0.023 15 * .582 0.023 15 -0.038 0.894 15 -0.264 0.341 15 0.356 0.192 15 0.143 0.612 15 0.102 0.716 15 0.464 0.081 15 * .605 0.017 15 ** .846 0 15 1 . 15 .838 ** 0 15 * .515 0.05 15 ** .750 0.001 15 .689 ** 0.005 15 .772 ** 0.001 15
P17 0.052 0.853 15 .605 * 0.017 15 .727 ** 0.002 15 .552 * 0.033 15 . . 15 ** .727 0.002 15 ** .727 0.002 15 -0.038 0.894 15 -0.39 0.15 15 .535 * 0.04 15 0.214 0.443 15 0.392 0.148 15 * .570 0.027 15 ** .767 0.001 15 ** .982 0 15 .838 ** 0 15 1 . 15 * .538 0.039 15 ** .857 0 15 .888 ** 0 15 .862 ** 0 15
P18 0.151 0.591 15 0.454 0.089 15 0.489 0.064 15 .648 ** 0.009 15 . . 15 0.262 0.345 15 ** .664 0.007 15 -0.2 0.475 15 0.065 0.817 15 0.193 0.492 15 -0.103 0.715 15 .618 * 0.014 15 * .600 0.018 15 0.329 0.231 15 * .521 0.047 15 .515 * 0.05 15 .538 * 0.039 15 1 . 15 ** .703 0.003 15 0.496 0.06 15 .796 ** 0 15
P19 0.026 0.926 15 0.472 0.075 15 .600 * 0.018 15 0.494 0.061 15 . . 15 .600 * 0.018 15 ** .873 0 15 -0.094 0.738 15 -0.093 0.743 15 .535 * 0.04 15 0.25 0.369 15 .535 * 0.04 15 ** .738 0.002 15 * .607 0.016 15 ** .848 0 15 .750 ** 0.001 15 .857 ** 0 15 ** .703 0.003 15 1 . 15 ** .746 0.001 15 .876 ** 0 15
P20 0.109 0.698 15 .711 ** 0.003 15 .855 ** 0 15 .580 * 0.024 15 . . 15 .589 * 0.021 15 * .589 0.021 15 0.059 0.834 15 -0.373 0.171 15 .628 * 0.012 15 0.187 0.506 15 0.363 0.184 15 0.479 0.071 15 ** .644 0.01 15 ** .890 0 15 .689 ** 0.005 15 .888 ** 0 15 0.496 0.06 15 ** .746 0.001 15 1 . 15 ** .793 0 15
Total 0.115 0.684 15 .712 ** 0.003 15 .733 ** 0.002 15 .683 ** 0.005 15 . . 15 .621 * 0.013 15 ** .845 0 15 -0.149 0.596 15 -0.038 0.893 15 .585 * 0.022 15 0.188 0.503 15 .607 * 0.016 15 ** .758 0.001 15 ** .759 0.001 15 ** .816 0 15 .772 ** 0.001 15 .862 ** 0 15 ** .796 0 15 ** .876 0 15 .793 ** 0 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan alat angkut Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 0.189 0.5 15 0.443 0.098 15 0.366 0.18 15 . . 15 0.443 0.098 15 .681 ** 0.005 15 -0.443 0.098 15 . . 15 -0.105 0.71 15 -0.071 0.8 15 -0.174 0.534 15 0.41 0.129 15 0.357 0.191 15 0.378 0.165 15 0.445 0.097 15 0.277 0.318 15 0.304 0.27 15 0.41 0.129 15 0.357 0.191 15 0.31 0.261 15
P2 0.189 0.5 15 1 . 15 0.426 0.113 15 0.387 0.154 15 . . 15 0.426 0.113 15 0.277 0.317 15 0.213 0.446 15 . . 15 0.277 0.317 15 0.189 0.5 15 .627 * 0.012 15 0.513 0.05 15 0.302 0.273 15 0.5 0.058 15 .569 * 0.027 15 0.439 0.101 15 .680 ** 0.005 15 0.513 0.05 15 * .567 0.028 15 .804 ** 0 15
P3 0.443 0.098 15 0.426 0.113 15 1 . 15 .619 * 0.014 15 . . 15 .659 ** 0.008 15 .650 ** 0.009 15 0.023 0.936 15 . . 15 .650 ** 0.009 15 -0.161 0.566 15 0.157 0.576 15 .926 ** 0 15 .524 * 0.045 15 .853 ** 0 15 .732 ** 0.002 15 0.351 0.199 15 0.439 0.102 15 .631 * 0.012 15 ** .806 0 15 .717 ** 0.003 15
P4 0.366 0.18 15 0.387 0.154 15 * .619 0.014 15 1 . 15 . . 15 0.413 0.126 15 .537 * 0.039 15 -0.206 0.46 15 . . 15 .537 * 0.039 15 0 1 15 0.167 0.553 15 .535 * 0.04 15 0.512 0.051 15 .775 ** 0.001 15 .646 ** 0.009 15 .591 * 0.02 15 .555 * 0.032 15 0.357 0.192 15 0.342 0.213 15 .636 * 0.011 15
P5 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P6 0.443 0.098 15 0.426 0.113 15 ** .659 0.008 15 0.413 0.126 15 . . 15 1 . 15 .650 ** 0.009 15 0.023 0.936 15 . . 15 .650 ** 0.009 15 -0.161 0.566 15 0.433 0.107 15 .631 * 0.012 15 .524 * 0.045 15 .533 * 0.041 15 .732 ** 0.002 15 .624 * 0.013 15 .687 ** 0.005 15 .631 * 0.012 15 * .524 0.045 15 .665 ** 0.007 15
P7 .681 ** 0.005 15 0.277 0.317 15 ** .650 0.009 15 .537 * 0.039 15 . . 15 .650 ** 0.009 15 1 . 15 -0.207 0.459 15 . . 15 0.423 0.116 15 -0.105 0.71 15 0.102 0.717 15 .602 * 0.018 15 .524 * 0.045 15 .555 * 0.032 15 .653 ** 0.008 15 0.406 0.133 15 0.447 0.095 15 .602 * 0.018 15 * .524 0.045 15 .546 * 0.035 15
P8 -0.443 0.098 15 0.213 0.446 15 0.023 0.936 15 -0.206 0.46 15 . . 15 0.023 0.936 15 -0.207 0.459 15 1 . 15 . . 15 0.237 0.396 15 0.161 0.566 15 .570 * 0.026 15 0.189 0.499 15 0.242 0.385 15 0.107 0.705 15 -0.188 0.502 15 -0.078 0.782 15 0.057 0.839 15 -0.042 0.882 15 0.04 0.887 15 0.227 0.415 15
P9 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P10 -0.105 0.71 15 0.277 0.317 15 ** .650 0.009 15 .537 * 0.039 15 . . 15 .650 ** 0.009 15 0.423 0.116 15 0.237 0.396 15 . . 15 1 . 15 -0.105 0.71 15 0.46 0.084 15 .602 * 0.018 15 .524 * 0.045 15 .555 * 0.032 15 .653 ** 0.008 15 0.406 0.133 15 0.447 0.095 15 .602 * 0.018 15 * .524 0.045 15 .592 * 0.02 15
P11 -0.071 0.8 15 0.189 0.5 15 -0.161 0.566 15 0 1 15 . . 15 -0.161 0.566 15 -0.105 0.71 15 0.161 0.566 15 . . 15 -0.105 0.71 15 1 . 15 0.314 0.255 15 -0.112 0.691 15 -0.143 0.612 15 -0.189 0.5 15 -0.037 0.896 15 0.277 0.318 15 0.304 0.27 15 -0.112 0.691 15 -0.143 0.612 15 0.155 0.581 15
P12 -0.174 0.534 15 .627 * 0.012 15 0.157 0.576 15 0.167 0.553 15 . . 15 0.433 0.107 15 0.102 0.717 15 .570 * 0.026 15 . . 15 0.46 0.084 15 0.314 0.255 15 1 . 15 0.323 0.241 15 0.439 0.101 15 0.314 0.255 15 0.348 0.203 15 .596 * 0.019 15 .671 ** 0.006 15 0.44 0.1 15 0.335 0.223 15 .697 ** 0.004 15
P13 0.41 0.129 15 0.513 0.05 15 ** .926 0 15 .535 * 0.04 15 . . 15 .631 * 0.012 15 .602 * 0.018 15 0.189 0.499 15 . . 15 .602 * 0.018 15 -0.112 0.691 15 0.323 0.241 15 1 . 15 .644 ** 0.01 15 .809 ** 0 15 .646 ** 0.009 15 0.383 0.159 15 0.431 0.109 15 .588 * 0.021 15 ** .751 0.001 15 .774 ** 0.001 15
P14 0.357 0.191 15 0.302 0.273 15 * .524 0.045 15 0.512 0.051 15 . . 15 .524 * 0.045 15 .524 * 0.045 15 0.242 0.385 15 . . 15 .524 * 0.045 15 -0.143 0.612 15 0.439 0.101 15 .644 ** 0.01 15 1 . 15 .680 ** 0.005 15 0.393 0.147 15 0.36 0.188 15 0.408 0.131 15 0.507 0.054 15 0.414 0.125 15 .626 * 0.012 15
P15 0.378 0.165 15 0.5 0.058 15 ** .853 0 15 .775 ** 0.001 15 . . 15 .533 * 0.041 15 .555 * 0.032 15 0.107 0.705 15 . . 15 .555 * 0.032 15 -0.189 0.5 15 0.314 0.255 15 .809 ** 0 15 .680 ** 0.005 15 1 . 15 ** .667 0.007 15 0.476 0.073 15 .573 * 0.026 15 .533 * 0.041 15 ** .680 0.005 15 .804 ** 0 15
P16 0.445 0.097 15 .569 * 0.027 15 ** .732 0.002 15 .646 ** 0.009 15 . . 15 .732 ** 0.002 15 .653 ** 0.008 15 -0.188 0.502 15 . . 15 .653 ** 0.008 15 -0.037 0.896 15 0.348 0.203 15 .646 ** 0.009 15 0.393 0.147 15 .667 ** 0.007 15 1 . 15 ** .660 0.007 15 .776 ** 0.001 15 .817 ** 0 15 ** .749 0.001 15 .798 ** 0 15
P17 0.277 0.318 15 0.439 0.101 15 0.351 0.199 15 .591 * 0.02 15 . . 15 .624 * 0.013 15 0.406 0.133 15 -0.078 0.782 15 . . 15 0.406 0.133 15 0.277 0.318 15 .596 * 0.019 15 0.383 0.159 15 0.36 0.188 15 0.476 0.073 15 .660 ** 0.007 15 1 . 15 ** .878 0 15 0.383 0.159 15 0.263 0.344 15 .725 ** 0.002 15
P18 0.304 0.27 15 .680 ** 0.005 15 0.439 0.102 15 .555 * 0.032 15 . . 15 .687 ** 0.005 15 0.447 0.095 15 0.057 0.839 15 . . 15 0.447 0.095 15 0.304 0.27 15 .671 ** 0.006 15 0.431 0.109 15 0.408 0.131 15 .573 * 0.026 15 .776 ** 0.001 15 .878 ** 0 15 1 . 15 .548 * 0.035 15 0.447 0.095 15 .852 ** 0 15
P19 0.41 0.129 15 0.513 0.05 15 * .631 0.012 15 0.357 0.192 15 . . 15 .631 * 0.012 15 .602 * 0.018 15 -0.042 0.882 15 . . 15 .602 * 0.018 15 -0.112 0.691 15 0.44 0.1 15 .588 * 0.021 15 0.507 0.054 15 .533 * 0.041 15 .817 ** 0 15 0.383 0.159 15 .548 * 0.035 15 1 . 15 ** .888 0 15 .699 ** 0.004 15
P20 0.357 0.191 15 .567 * 0.028 15 ** .806 0 15 0.342 0.213 15 . . 15 .524 * 0.045 15 .524 * 0.045 15 0.04 0.887 15 . . 15 .524 * 0.045 15 -0.143 0.612 15 0.335 0.223 15 .751 ** 0.001 15 0.414 0.125 15 .680 ** 0.005 15 .749 ** 0.001 15 0.263 0.344 15 0.447 0.095 15 .888 ** 0 15 1 . 15 ** .728 0.002 15
Total 0.31 0.261 15 .804 ** 0 15 ** .717 0.003 15 .636 * 0.011 15 . . 15 .665 ** 0.007 15 .546 * 0.035 15 0.227 0.415 15 . . 15 .592 * 0.02 15 0.155 0.581 15 .697 ** 0.004 15 .774 ** 0.001 15 .626 * 0.012 15 .804 ** 0 15 .798 ** 0 15 .725 ** 0.002 15 .852 ** 0 15 .699 ** 0.004 15 ** .728 0.002 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan penyediaan es balok Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 ** .873 0 15 .873 ** 0 15 .607 * 0.016 15 -0.026 0.926 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 0.189 0.5 15 0.491 0.063 15 0.468 0.079 15 0.071 0.8 15 1.000 ** . 15 * .607 0.016 15 0.339 0.216 15 ** .875 0 15 0.196 0.483 15 .732 ** 0.002 15 * .535 0.04 15 0.464 0.081 15 .750 ** 0.001 15 .855 ** 0 15
P2 .873 ** 0 15 1 . 15 ** .722 0.002 15 0.491 0.063 15 -0.08 0.777 15 0.218 0.435 15 0.055 0.847 15 0.289 0.297 15 0.389 0.152 15 0.408 0.131 15 0.218 0.435 15 .873 ** 0 15 0.491 0.063 15 0.218 0.435 15 ** .764 0.001 15 0.327 0.234 15 .600 * 0.018 15 * .612 0.015 15 0.327 0.234 15 .582 * 0.023 15 .776 ** 0.001 15
P3 .873 ** 0 15 .722 ** 0.002 15 1 . 15 ** .764 0.001 15 0.32 0.245 15 0.491 0.063 15 0.327 0.234 15 0 1 15 0.389 0.152 15 0.408 0.131 15 0.218 0.435 15 .873 ** 0 15 0.491 0.063 15 0.491 0.063 15 ** .764 0.001 15 0.327 0.234 15 .600 * 0.018 15 * .612 0.015 15 * .600 0.018 15 .837 ** 0 15 .855 ** 0 15
P4 .607 * 0.016 15 0.491 0.063 15 .764 ** 0.001 15 1 . 15 0.419 0.12 15 0.464 0.081 15 0.339 0.216 15 0.378 0.165 15 0.055 0.847 15 0.2 0.474 15 -0.071 0.8 15 .607 * 0.016 15 0.196 0.483 15 0.464 0.081 15 0.464 0.081 15 0.339 0.216 15 0.339 0.216 15 0.468 0.079 15 * .607 0.016 15 .679 ** 0.005 15 .669 ** 0.006 15
P5 -0.026 0.926 15 -0.08 0.777 15 0.32 0.245 15 0.419 0.12 15 1 . 15 0.419 0.12 15 0.367 0.179 15 -0.139 0.622 15 0.08 0.777 15 0.294 0.287 15 0.026 0.926 15 -0.026 0.926 15 0.026 0.926 15 0.419 0.12 15 0.026 0.926 15 0.367 0.179 15 -0.026 0.926 15 0.196 0.484 15 0.367 0.179 15 0.472 0.076 15 0.297 0.283 15
P6 0.339 0.216 15 0.218 0.435 15 0.491 0.063 15 0.464 0.081 15 0.419 0.12 15 1 . 15 ** .875 0 15 0.094 0.738 15 0.055 0.847 15 .535 * 0.04 15 0.196 0.483 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 ** 1.000 . 15 0.196 0.483 15 .875 ** 0 15 0.339 0.216 15 0.468 0.079 15 ** .875 0 15 .679 ** 0.005 15 .700 ** 0.004 15
P7 0.196 0.483 15 0.055 0.847 15 0.327 0.234 15 0.339 0.216 15 0.367 0.179 15 .875 ** 0 15 1 . 15 0.189 0.5 15 -0.055 0.847 15 0.468 0.079 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 0.071 0.8 15 ** .875 0 15 0.071 0.8 15 .732 ** 0.002 15 0.196 0.483 15 0.2 0.474 15 ** .732 0.002 15 0.5 0.058 15 .575 * 0.025 15
P8 0.189 0.5 15 0.289 0.297 15 0 1 15 0.378 0.165 15 -0.139 0.622 15 0.094 0.738 15 0.189 0.5 15 1 . 15 0 1 15 0 1 15 -0.189 0.5 15 0.189 0.5 15 0.094 0.738 15 0.094 0.738 15 0.094 0.738 15 0.189 0.5 15 0.189 0.5 15 0 1 15 0.189 0.5 15 0.151 0.591 15 0.263 0.343 15
P9 0.491 0.063 15 0.389 0.152 15 0.389 0.152 15 0.055 0.847 15 0.08 0.777 15 0.055 0.847 15 -0.055 0.847 15 0 1 15 1 . 15 .612 * 0.015 15 0.055 0.847 15 0.491 0.063 15 0.327 0.234 15 0.055 0.847 15 0.327 0.234 15 -0.055 0.847 15 0.218 0.435 15 0.068 0.81 15 -0.055 0.847 15 0.364 0.183 15 0.412 0.127 15
P10 0.468 0.079 15 0.408 0.131 15 0.408 0.131 15 0.2 0.474 15 0.294 0.287 15 .535 * 0.04 15 0.468 0.079 15 0 1 15 * .612 0.015 15 1 . 15 0.2 0.474 15 0.468 0.079 15 0.2 0.474 15 * .535 0.04 15 0.2 0.474 15 0.468 0.079 15 0.134 0.635 15 0.25 0.369 15 0.468 0.079 15 0.49 0.064 15 .659 ** 0.007 15
P11 0.071 0.8 15 0.218 0.435 15 0.218 0.435 15 -0.071 0.8 15 0.026 0.926 15 0.196 0.483 15 0.339 0.216 15 -0.189 0.5 15 0.055 0.847 15 0.2 0.474 15 1 . 15 0.071 0.8 15 -0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 -0.071 0.8 15 0.339 0.216 15 -0.196 0.483 15 0.134 0.635 15 0.071 0.8 15 0 1 15 0.187 0.506 15
P12 1.000 ** . 15 ** .873 0 15 .873 ** 0 15 .607 * 0.016 15 -0.026 0.926 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 0.189 0.5 15 0.491 0.063 15 0.468 0.079 15 0.071 0.8 15 1 . 15 * .607 0.016 15 0.339 0.216 15 ** .875 0 15 0.196 0.483 15 .732 ** 0.002 15 * .535 0.04 15 0.464 0.081 15 .750 ** 0.001 15 .855 ** 0 15
P13 .607 * 0.016 15 0.491 0.063 15 0.491 0.063 15 0.196 0.483 15 0.026 0.926 15 0.196 0.483 15 0.071 0.8 15 0.094 0.738 15 0.327 0.234 15 0.2 0.474 15 -0.339 0.216 15 .607 * 0.016 15 1 . 15 0.196 0.483 15 ** .732 0.002 15 0.071 0.8 15 .875 ** 0 15 0.468 0.079 15 0.339 0.216 15 .679 ** 0.005 15 .544 * 0.036 15
P14 0.339 0.216 15 0.218 0.435 15 0.491 0.063 15 0.464 0.081 15 0.419 0.12 15 1.000 ** . 15 ** .875 0 15 0.094 0.738 15 0.055 0.847 15 .535 * 0.04 15 0.196 0.483 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 1 . 15 0.196 0.483 15 .875 ** 0 15 0.339 0.216 15 0.468 0.079 15 ** .875 0 15 .679 ** 0.005 15 .700 ** 0.004 15
P15 .875 ** 0 15 .764 ** 0.001 15 .764 ** 0.001 15 0.464 0.081 15 0.026 0.926 15 0.196 0.483 15 0.071 0.8 15 0.094 0.738 15 0.327 0.234 15 0.2 0.474 15 -0.071 0.8 15 .875 ** 0 15 ** .732 0.002 15 0.196 0.483 15 1 . 15 0.071 0.8 15 .875 ** 0 15 0.468 0.079 15 0.339 0.216 15 .679 ** 0.005 15 .731 ** 0.002 15
P16 0.196 0.483 15 0.327 0.234 15 0.327 0.234 15 0.339 0.216 15 0.367 0.179 15 .875 ** 0 15 ** .732 0.002 15 0.189 0.5 15 -0.055 0.847 15 0.468 0.079 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 0.071 0.8 15 ** .875 0 15 0.071 0.8 15 1 . 15 0.196 0.483 15 * .535 0.04 15 ** .732 0.002 15 0.5 0.058 15 .606 * 0.017 15
P17 .732 ** 0.002 15 .600 * 0.018 15 .600 * 0.018 15 0.339 0.216 15 -0.026 0.926 15 0.339 0.216 15 0.196 0.483 15 0.189 0.5 15 0.218 0.435 15 0.134 0.635 15 -0.196 0.483 15 .732 ** 0.002 15 ** .875 0 15 0.339 0.216 15 ** .875 0 15 0.196 0.483 15 1 . 15 * .535 0.04 15 0.464 0.081 15 .750 ** 0.001 15 .669 ** 0.006 15
P18 .535 * 0.04 15 .612 * 0.015 15 .612 * 0.015 15 0.468 0.079 15 0.196 0.484 15 0.468 0.079 15 0.2 0.474 15 0 1 15 0.068 0.81 15 0.25 0.369 15 0.134 0.635 15 .535 * 0.04 15 0.468 0.079 15 0.468 0.079 15 0.468 0.079 15 .535 * 0.04 15 .535 * 0.04 15 1 . 15 * .535 0.04 15 .668 ** 0.006 15 .621 * 0.014 15
P19 0.464 0.081 15 0.327 0.234 15 .600 * 0.018 15 .607 * 0.016 15 0.367 0.179 15 .875 ** 0 15 ** .732 0.002 15 0.189 0.5 15 -0.055 0.847 15 0.468 0.079 15 0.071 0.8 15 0.464 0.081 15 0.339 0.216 15 ** .875 0 15 0.339 0.216 15 .732 ** 0.002 15 0.464 0.081 15 * .535 0.04 15 1 . 15 ** .750 0.001 15 .746 ** 0.001 15
P20 .750 ** 0.001 15 .582 * 0.023 15 .837 ** 0 15 .679 ** 0.005 15 0.472 0.076 15 .679 ** 0.005 15 0.5 0.058 15 0.151 0.591 15 0.364 0.183 15 0.49 0.064 15 0 1 15 .750 ** 0.001 15 ** .679 0.005 15 ** .679 0.005 15 ** .679 0.005 15 0.5 0.058 15 .750 ** 0.001 15 ** .668 0.006 15 ** .750 0.001 15 1 . 15 ** .871 0 15
Total .855 ** 0 15 .776 ** 0.001 15 .855 ** 0 15 .669 ** 0.006 15 0.297 0.283 15 .700 ** 0.004 15 * .575 0.025 15 0.263 0.343 15 0.412 0.127 15 .659 ** 0.007 15 0.187 0.506 15 .855 ** 0 15 * .544 0.036 15 ** .700 0.004 15 ** .731 0.002 15 .606 * 0.017 15 .669 ** 0.006 15 * .621 0.014 15 ** .746 0.001 15 .871 ** 0 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan es balok Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 ** .653 0.008 15 0.5 0.058 15 .559 * 0.03 15 -0.196 0.483 15 .610 * 0.016 15 ** .649 0.009 15 -0.286 0.302 15 0.134 0.635 15 0.491 0.063 15 -0.026 0.926 15 0.512 0.051 15 0.507 0.053 15 0.139 0.62 15 0.25 0.369 15 0.196 0.483 15 0.392 0.149 15 0.5 0.058 15 * .600 0.018 15 .873 ** 0 15 .684 ** 0.005 15
P2 .653 ** 0.008 15 1 . 15 ** .644 0.01 15 .603 * 0.017 15 -0.131 0.643 15 .798 ** 0 15 ** .752 0.001 15 -0.187 0.506 15 0.093 0.742 15 .589 * 0.021 15 -0.274 0.324 15 .666 ** 0.007 15 ** .753 0.001 15 0.365 0.181 15 0.336 0.221 15 0.392 0.149 15 .564 * 0.029 15 * .609 0.016 15 * .570 0.027 15 .570 * 0.027 15 .758 ** 0.001 15
P3 0.5 0.058 15 .644 ** 0.01 15 1 . 15 ** .783 0.001 15 -0.5 0.058 15 0.439 0.101 15 ** .875 0 15 -0.214 0.443 15 0.045 0.875 15 .982 ** 0 15 0.419 0.12 15 .768 ** 0.001 15 ** .814 0 15 ** .732 0.002 15 0.286 0.302 15 .750 ** 0.001 15 .609 * 0.016 15 ** .667 0.007 15 ** .655 0.008 15 .655 ** 0.008 15 .871 ** 0 15
P4 .559 * 0.03 15 .603 * 0.017 15 .783 ** 0.001 15 1 . 15 -0.28 0.313 15 0.455 0.089 15 ** .884 0 15 -0.16 0.57 15 0.149 0.595 15 .732 ** 0.002 15 0.176 0.531 15 .806 ** 0 15 ** .701 0.004 15 * .546 0.035 15 0.399 0.14 15 .559 * 0.03 15 .525 * 0.044 15 * .559 0.03 15 0.488 0.065 15 0.488 0.065 15 .763 ** 0.001 15
P5 -0.196 0.483 15 -0.131 0.643 15 -0.5 0.058 15 -0.28 0.313 15 1 . 15 0.122 0.665 15 -0.315 0.253 15 -0.25 0.369 15 0.2 0.474 15 -0.491 0.063 15 -0.367 0.179 15 -0.177 0.529 15 -0.152 0.588 15 -0.418 0.121 15 0.286 0.302 15 -0.464 0.081 15 -0.392 0.149 15 -0.5 0.058 15 -0.055 0.847 15 -0.327 0.234 15 -0.264 0.341 15
P6 .610 * 0.016 15 .798 ** 0 15 0.439 0.101 15 0.455 0.089 15 0.122 0.665 15 1 . 15 * .565 0.028 15 -0.244 0.381 15 * .609 0.016 15 0.373 0.171 15 -0.358 0.19 15 .668 ** 0.007 15 ** .686 0.005 15 0.183 0.515 15 0.244 0.381 15 0.122 0.665 15 0.425 0.115 15 0.277 0.318 15 0.497 0.06 15 0.497 0.06 15 .680 ** 0.005 15
P7 .649 ** 0.009 15 .752 ** 0.001 15 .875 ** 0 15 .884 ** 0 15 -0.315 0.253 15 .565 * 0.028 15 1 . 15 -0.185 0.508 15 0.069 0.806 15 .849 ** 0 15 0.082 0.773 15 .906 ** 0 15 ** .776 0.001 15 * .633 0.011 15 0.482 0.069 15 .649 ** 0.009 15 .546 * 0.035 15 * .593 0.02 15 * .566 0.028 15 .566 * 0.028 15 .839 ** 0 15
P8 -0.286 0.302 15 -0.187 0.506 15 -0.214 0.443 15 -0.16 0.57 15 -0.25 0.369 15 -0.244 0.381 15 -0.185 0.508 15 1 . 15 -0.134 0.635 15 -0.218 0.435 15 -0.105 0.71 15 -0.212 0.448 15 -0.271 0.329 15 0.244 0.381 15 -0.071 0.8 15 0.25 0.369 15 0.112 0.691 15 0.143 0.612 15 -0.327 0.234 15 -0.327 0.234 15 -0.124 0.659 15
P9 0.134 0.635 15 0.093 0.742 15 0.045 0.875 15 0.149 0.595 15 0.2 0.474 15 .609 * 0.016 15 0.069 0.806 15 -0.134 0.635 15 1 . 15 -0.068 0.81 15 -0.196 0.484 15 0.309 0.263 15 0.211 0.45 15 -0.087 0.758 15 -0.134 0.635 15 -0.2 0.474 15 0.14 0.62 15 -0.134 0.635 15 0.068 0.81 15 0.068 0.81 15 0.194 0.489 15
P10 0.491 0.063 15 .589 * 0.021 15 .982 ** 0 15 .732 ** 0.002 15 -0.491 0.063 15 0.373 0.171 15 ** .849 0 15 -0.218 0.435 15 -0.068 0.81 15 1 . 15 0.48 0.07 15 .738 ** 0.002 15 ** .792 0 15 ** .745 0.001 15 0.327 0.234 15 .764 ** 0.001 15 .551 * 0.033 15 * .618 0.014 15 ** .667 0.007 15 .667 ** 0.007 15 .855 ** 0 15
P11 -0.026 0.926 15 -0.274 0.324 15 0.419 0.12 15 0.176 0.531 15 -0.367 0.179 15 -0.358 0.19 15 0.082 0.773 15 -0.105 0.71 15 -0.196 0.484 15 0.48 0.07 15 1 . 15 0.026 0.927 15 0.248 0.372 15 0.358 0.19 15 -0.105 0.71 15 0.367 0.179 15 0.164 0.559 15 0.21 0.453 15 0.32 0.245 15 0.32 0.245 15 0.251 0.367 15
P12 0.512 0.051 15 .666 ** 0.007 15 .768 ** 0.001 15 .806 ** 0 15 -0.177 0.529 15 .668 ** 0.007 15 ** .906 0 15 -0.212 0.448 15 0.309 0.263 15 .738 ** 0.002 15 0.026 0.927 15 1 . 15 ** .841 0 15 * .590 0.021 15 0.459 0.085 15 0.512 0.051 15 0.365 0.18 15 0.433 0.106 15 0.414 0.125 15 0.414 0.125 15 .773 ** 0.001 15
P13 0.507 0.053 15 .753 ** 0.001 15 .814 ** 0 15 .701 ** 0.004 15 -0.152 0.588 15 .686 ** 0.005 15 ** .776 0.001 15 -0.271 0.329 15 0.211 0.45 15 .792 ** 0 15 0.248 0.372 15 .841 ** 0 15 1 . 15 * .567 0.028 15 0.44 0.101 15 0.507 0.053 15 0.482 0.069 15 * .573 0.026 15 * .603 0.017 15 .603 * 0.017 15 .868 ** 0 15
P14 0.139 0.62 15 0.365 0.181 15 .732 ** 0.002 15 .546 * 0.035 15 -0.418 0.121 15 0.183 0.515 15 * .633 0.011 15 0.244 0.381 15 -0.087 0.758 15 .745 ** 0.001 15 0.358 0.19 15 .590 * 0.021 15 * .567 0.028 15 1 . 15 0.244 0.381 15 .976 ** 0 15 .586 * 0.022 15 ** .699 0.004 15 0.266 0.338 15 0.266 0.338 15 .716 ** 0.003 15
P15 0.25 0.369 15 0.336 0.221 15 0.286 0.302 15 0.399 0.14 15 0.286 0.302 15 0.244 0.381 15 0.482 0.069 15 -0.071 0.8 15 -0.134 0.635 15 0.327 0.234 15 -0.105 0.71 15 0.459 0.085 15 0.44 0.101 15 0.244 0.381 15 1 . 15 0.25 0.369 15 0.112 0.691 15 0.143 0.612 15 0.218 0.435 15 0.218 0.435 15 0.373 0.171 15
P16 0.196 0.483 15 0.392 0.149 15 .750 ** 0.001 15 .559 * 0.03 15 -0.464 0.081 15 0.122 0.665 15 ** .649 0.009 15 0.25 0.369 15 -0.2 0.474 15 .764 ** 0.001 15 0.367 0.179 15 0.512 0.051 15 0.507 0.053 15 ** .976 0 15 0.25 0.369 15 1 . 15 .653 ** 0.008 15 ** .750 0.001 15 0.327 0.234 15 0.327 0.234 15 .715 ** 0.003 15
P17 0.392 0.149 15 .564 * 0.029 15 .609 * 0.016 15 .525 * 0.044 15 -0.392 0.149 15 0.425 0.115 15 * .546 0.035 15 0.112 0.691 15 0.14 0.62 15 .551 * 0.033 15 0.164 0.559 15 0.365 0.18 15 0.482 0.069 15 * .586 0.022 15 0.112 0.691 15 .653 ** 0.008 15 1 . 15 ** .644 0.01 15 0.456 0.088 15 0.456 0.088 15 .697 ** 0.004 15
P18 0.5 0.058 15 .609 * 0.016 15 .667 ** 0.007 15 .559 * 0.03 15 -0.5 0.058 15 0.277 0.318 15 * .593 0.02 15 0.143 0.612 15 -0.134 0.635 15 .618 * 0.014 15 0.21 0.453 15 0.433 0.106 15 * .573 0.026 15 ** .699 0.004 15 0.143 0.612 15 .750 ** 0.001 15 .644 ** 0.01 15 1 . 15 0.327 0.234 15 .582 * 0.023 15 .726 ** 0.002 15
P19 .600 * 0.018 15 .570 * 0.027 15 .655 ** 0.008 15 0.488 0.065 15 -0.055 0.847 15 0.497 0.06 15 * .566 0.028 15 -0.327 0.234 15 0.068 0.81 15 .667 ** 0.007 15 0.32 0.245 15 0.414 0.125 15 * .603 0.017 15 0.266 0.338 15 0.218 0.435 15 0.327 0.234 15 0.456 0.088 15 0.327 0.234 15 1 . 15 ** .722 0.002 15 .728 ** 0.002 15
P20 .873 ** 0 15 .570 * 0.027 15 .655 ** 0.008 15 0.488 0.065 15 -0.327 0.234 15 0.497 0.06 15 * .566 0.028 15 -0.327 0.234 15 0.068 0.81 15 .667 ** 0.007 15 0.32 0.245 15 0.414 0.125 15 * .603 0.017 15 0.266 0.338 15 0.218 0.435 15 0.327 0.234 15 0.456 0.088 15 * .582 0.023 15 ** .722 0.002 15 1 . 15 ** .760 0.001 15
Total .684 ** 0.005 15 .758 ** 0.001 15 .871 ** 0 15 .763 ** 0.001 15 -0.264 0.341 15 .680 ** 0.005 15 ** .839 0 15 -0.124 0.659 15 0.194 0.489 15 .855 ** 0 15 0.251 0.367 15 .773 ** 0.001 15 ** .868 0 15 ** .716 0.003 15 0.373 0.171 15 .715 ** 0.003 15 .697 ** 0.004 15 ** .726 0.002 15 ** .728 0.002 15 .760 ** 0.001 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan cold storage Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 ** .754 0.001 15 .631 * 0.012 15 0.452 0.091 15 0.161 0.566 15 .645 ** 0.009 15 .533 * 0.041 15 .618 * 0.014 15 .650 ** 0.009 15 0.452 0.091 15 -0.426 0.113 15 .739 ** 0.002 15 .829 ** 0 15 0.45 0.092 15 0.107 0.705 15 0.213 0.446 15 0.318 0.248 15 0.318 0.248 15 .659 ** 0.008 15 .739 ** 0.002 15 .702 ** 0.004 15
P2 .754 ** 0.001 15 1 . 15 ** .677 0.006 15 .625 * 0.013 15 0.401 0.139 15 .768 ** 0.001 15 .672 ** 0.006 15 0.428 0.112 15 0.49 0.064 15 .625 * 0.013 15 -.530* 0.042 15 .646 ** 0.009 15 .625 * 0.013 15 .702 ** 0.004 15 -0.247 0.374 15 0.283 0.307 15 0.339 0.216 15 .528 * 0.043 15 .754 ** 0.001 15 .816 ** 0 15 .766 ** 0.001 15
P3 .631 * 0.012 15 .677 ** 0.006 15 1 . 15 0.442 0.099 15 0.112 0.691 15 .653 ** 0.008 15 .533 * 0.041 15 0.337 0.219 15 .602 * 0.018 15 .768 ** 0.001 15 -0.296 0.284 15 .722 ** 0.002 15 .768 ** 0.001 15 .692 ** 0.004 15 -0.039 0.889 15 .533 * 0.041 15 .631 * 0.012 15 .631 * 0.012 15 .631 * 0.012 15 .722 ** 0.002 15 .834 ** 0 15
P4 0.452 0.091 15 .625 * 0.013 15 0.442 0.099 15 1 . 15 0.134 0.635 15 .535 * 0.04 15 .707 ** 0.003 15 0.154 0.583 15 -0.196 0.484 15 .583 * 0.022 15 -0.354 0.196 15 .612 * 0.015 15 0.167 0.553 15 .548 * 0.035 15 0 1 15 0.354 0.196 15 0.452 0.091 15 0.452 0.091 15 .829 ** 0 15 .612 * 0.015 15 .582 * 0.023 15
P5 0.161 0.566 15 0.401 0.139 15 0.112 0.691 15 0.134 0.635 15 1 . 15 0.25 0.369 15 0.189 0.5 15 -0.389 0.152 15 0.105 0.71 15 0.134 0.635 15 -0.378 0.165 15 -0.327 0.234 15 0.134 0.635 15 .559 * 0.03 15 -0.189 0.5 15 -0.378 0.165 15 -0.443 0.098 15 0.161 0.566 15 0.161 0.566 15 0.218 0.435 15 -0.031 0.912 15
P6 .645 ** 0.009 15 .768 ** 0.001 15 .653 ** 0.008 15 .535 * 0.04 15 0.25 0.369 15 1 . 15 0.472 0.075 15 0.247 0.374 15 0.419 0.12 15 .535 * 0.04 15 -0.094 0.738 15 .600 * 0.018 15 .535 * 0.04 15 .559 * 0.03 15 0.094 0.738 15 0.472 0.075 15 0.342 0.211 15 0.342 0.211 15 .645 ** 0.009 15 .600 * 0.018 15 .793 ** 0 15
P7 .533 * 0.041 15 .672 ** 0.006 15 .533 * 0.041 15 .707 ** 0.003 15 0.189 0.5 15 0.472 0.075 15 1 . 15 0.299 0.279 15 0.139 0.622 15 0.354 0.196 15 -0.5 0.058 15 .577 * 0.024 15 0.354 0.196 15 0.38 0.162 15 -0.1 0.723 15 0.1 0.723 15 0.213 0.446 15 .533 * 0.041 15 .533 * 0.041 15 .866 ** 0 15 .642 ** 0.01 15
P8 .618 * 0.014 15 0.428 0.112 15 0.337 0.219 15 0.154 0.583 15 -0.389 0.152 15 0.247 0.374 15 0.299 0.279 15 1 . 15 .570 * 0.026 15 0.154 0.583 15 -0.355 0.194 15 .720 ** 0.002 15 0.441 0.1 15 -0.045 0.874 15 -0.056 0.843 15 0.299 0.279 15 0.359 0.189 15 0.1 0.724 15 0.359 0.189 15 0.486 0.066 15 0.507 0.054 15
P9 .650 ** 0.009 15 0.49 0.064 15 .602 * 0.018 15 -0.196 0.484 15 0.105 0.71 15 0.419 0.12 15 0.139 0.622 15 .570 * 0.026 15 1 . 15 0.294 0.287 15 -0.277 0.317 15 0.48 0.07 15 .784 ** 0.001 15 0.293 0.289 15 -0.139 0.622 15 0.139 0.622 15 0.207 0.459 15 0.207 0.459 15 0.207 0.459 15 0.48 0.07 15 0.456 0.087 15
P10 0.452 0.091 15 .625 * 0.013 15 .768 ** 0.001 15 .583 * 0.022 15 0.134 0.635 15 .535 * 0.04 15 0.354 0.196 15 0.154 0.583 15 0.294 0.287 15 1 . 15 -0.354 0.196 15 .612 * 0.015 15 .583 * 0.022 15 .896 ** 0 15 -0.354 0.196 15 .707 ** 0.003 15 .829 ** 0 15 .829 ** 0 15 .829 ** 0 15 .612 * 0.015 15 .698 ** 0.004 15
P11 -0.426 0.113 15 -.530* 0.042 15 -0.296 0.284 15 -0.354 0.196 15 -0.378 0.165 15 -0.094 0.738 15 -0.5 0.058 15 -0.355 0.194 15 -0.277 0.317 15 -0.354 0.196 15 1 . 15 -0.289 0.297 15 -0.354 0.196 15 -0.465 0.081 15 0.5 0.058 15 0.1 0.723 15 -0.107 0.705 15 -0.426 0.113 15 -0.426 0.113 15 -.577* 0.024 15 -0.181 0.519 15
P12 .739 ** 0.002 15 .646 ** 0.009 15 .722 ** 0.002 15 .612 * 0.015 15 -0.327 0.234 15 .600 * 0.018 15 .577 * 0.024 15 .720 ** 0.002 15 0.48 0.07 15 .612 * 0.015 15 -0.289 0.297 15 1 . 15 .612 * 0.015 15 0.366 0.18 15 0 1 15 .577 * 0.024 15 .739 ** 0.002 15 0.431 0.109 15 .739 ** 0.002 15 .722 ** 0.002 15 .808 ** 0 15
P13 .829 ** 0 15 .625 * 0.013 15 .768 ** 0.001 15 0.167 0.553 15 0.134 0.635 15 .535 * 0.04 15 0.354 0.196 15 0.441 0.1 15 .784 ** 0.001 15 .583 * 0.022 15 -0.354 0.196 15 .612 * 0.015 15 1 . 15 .548 * 0.035 15 0 1 15 0.354 0.196 15 0.452 0.091 15 0.452 0.091 15 0.452 0.091 15 .612 * 0.015 15 .659 ** 0.007 15
P14 0.45 0.092 15 .702 ** 0.004 15 .692 ** 0.004 15 .548 * 0.035 15 .559 * 0.03 15 .559 * 0.03 15 0.38 0.162 15 -0.045 0.874 15 0.293 0.289 15 .896 ** 0 15 -0.465 0.081 15 0.366 0.18 15 .548 * 0.035 15 1 . 15 -0.38 0.162 15 0.423 0.117 15 0.496 0.06 15 .766 ** 0.001 15 .766 ** 0.001 15 .610 * 0.016 15 .570 * 0.026 15
P15 0.107 0.705 15 -0.247 0.374 15 -0.039 0.889 15 0 1 15 -0.189 0.5 15 0.094 0.738 15 -0.1 0.723 15 -0.056 0.843 15 -0.139 0.622 15 -0.354 0.196 15 0.5 0.058 15 0 1 15 0 1 15 -0.38 0.162 15 1 . 15 -0.1 0.723 15 -0.213 0.446 15 -.533* 0.041 15 -0.213 0.446 15 -0.289 0.297 15 0.016 0.954 15
P16 0.213 0.446 15 0.283 0.307 15 .533 * 0.041 15 0.354 0.196 15 -0.378 0.165 15 0.472 0.075 15 0.1 0.723 15 0.299 0.279 15 0.139 0.622 15 .707 ** 0.003 15 0.1 0.723 15 .577 * 0.024 15 0.354 0.196 15 0.423 0.117 15 -0.1 0.723 15 1 . 15 .853 ** 0 15 .533 * 0.041 15 .533 * 0.041 15 0.289 0.297 15 .675 ** 0.006 15
P17 0.318 0.248 15 0.339 0.216 15 .631 * 0.012 15 0.452 0.091 15 -0.443 0.098 15 0.342 0.211 15 0.213 0.446 15 0.359 0.189 15 0.207 0.459 15 .829 ** 0 15 -0.107 0.705 15 .739 ** 0.002 15 0.452 0.091 15 0.496 0.06 15 -0.213 0.446 15 .853 ** 0 15 1 . 15 .659 ** 0.008 15 .659 ** 0.008 15 0.431 0.109 15 .649 ** 0.009 15
P18 0.318 0.248 15 .528 * 0.043 15 .631 * 0.012 15 0.452 0.091 15 0.161 0.566 15 0.342 0.211 15 .533 * 0.041 15 0.1 0.724 15 0.207 0.459 15 .829 ** 0 15 -0.426 0.113 15 0.431 0.109 15 0.452 0.091 15 .766 ** 0.001 15 -.533* 0.041 15 .533 * 0.041 15 .659 ** 0.008 15 1 . 15 .659 ** 0.008 15 .739 ** 0.002 15 .649 ** 0.009 15
P19 .659 ** 0.008 15 .754 ** 0.001 15 .631 * 0.012 15 .829 ** 0 15 0.161 0.566 15 .645 ** 0.009 15 .533 * 0.041 15 0.359 0.189 15 0.207 0.459 15 .829 ** 0 15 -0.426 0.113 15 .739 ** 0.002 15 0.452 0.091 15 .766 ** 0.001 15 -0.213 0.446 15 .533 * 0.041 15 .659 ** 0.008 15 .659 ** 0.008 15 1 . 15 ** .739 0.002 15 .737 ** 0.002 15
P20 .739 ** 0.002 15 .816 ** 0 15 .722 ** 0.002 15 .612 * 0.015 15 0.218 0.435 15 .600 * 0.018 15 .866 ** 0 15 0.486 0.066 15 0.48 0.07 15 .612 * 0.015 15 -.577* 0.024 15 .722 ** 0.002 15 .612 * 0.015 15 .610 * 0.016 15 -0.289 0.297 15 0.289 0.297 15 0.431 0.109 15 .739 ** 0.002 15 .739 ** 0.002 15 1 . 15 ** .808 0 15
Total .702 ** 0.004 15 .766 ** 0.001 15 .834 ** 0 15 .582 * 0.023 15 -0.031 0.912 15 .793 ** 0 15 .642 ** 0.01 15 0.507 0.054 15 0.456 0.087 15 .698 ** 0.004 15 -0.181 0.519 15 .808 ** 0 15 .659 ** 0.007 15 .570 * 0.026 15 0.016 0.954 15 .675 ** 0.006 15 .649 ** 0.009 15 .649 ** 0.009 15 .737 ** 0.002 15 .808 ** 0 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan cold storage Correlations Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
P1 1,000 . 15 .754 ** .001 15 .631 * .012 15 .452 .091 15 .161 .566 15 .645 ** .009 15 .533 * .041 15 .618 * .014 15 .650 ** .009 15 .452 .091 15 -.426 .113 15 .739 ** .002 15 .829 ** .000 15 .450 .092 15 .107 .705 15 .213 .446 15 .318 .248 15 .318 .248 15 .318 .248 15 .739 ** .002 15 ** .702 .004 15
P2 .754 ** .001 15 1,000 . 15 .677 ** .006 15 .625 * .013 15 .401 .139 15 .768 ** .001 15 .672 ** .006 15 .428 .112 15 .490 .064 15 .625 * .013 15 -.530* .042 15 .646 ** .009 15 .625 * .013 15 .702 ** .004 15 -.247 .374 15 .283 .307 15 .339 .216 15 .528 * .043 15 .528 * .043 15 .816 ** .000 15 ** .776 .001 15
P3 .631 * .012 15 .677 ** .006 15 1,000 . 15 .442 .099 15 .112 .691 15 .653 ** .008 15 .533 * .041 15 .337 .219 15 .602 * .018 15 .768 ** .001 15 -.296 .284 15 .722 ** .002 15 .768 ** .001 15 .692 ** .004 15 -.039 .889 15 .533 * .041 15 .631 * .012 15 .631 * .012 15 .631 * .012 15 .722 ** .002 15 ** .834 .000 15
P4 .452 .091 15 .625 * .013 15 .442 .099 15 1,000 . 15 .134 .635 15 .535 * .040 15 .707 ** .003 15 .154 .583 15 -.196 .484 15 .583 * .022 15 -.354 .196 15 .612 * .015 15 .167 .553 15 .548 * .035 15 .000 1,000 15 .354 .196 15 .452 .091 15 .452 .091 15 .452 .091 15 .612 * .015 15 * .582 .023 15
P5 .161 .566 15 .401 .139 15 .112 .691 15 .134 .635 15 1,000 . 15 .250 .369 15 .189 .500 15 -.389 .152 15 .105 .710 15 .134 .635 15 -.378 .165 15 -.327 .234 15 .134 .635 15 .559 * .030 15 -.189 .500 15 -.378 .165 15 -.443 .098 15 .161 .566 15 .161 .566 15 .218 .435 15 .000 1,000 15
P6 .645 ** .009 15 .768 ** .001 15 .653 ** .008 15 .535 * .040 15 .250 .369 15 1,000 . 15 .472 .075 15 .247 .374 15 .419 .120 15 .535 * .040 15 -.094 .738 15 .600 * .018 15 .535 * .040 15 .559 * .030 15 .094 .738 15 .472 .075 15 .342 .211 15 .342 .211 15 .342 .211 15 .600 * .018 15 ** .777 .001 15
P7 .533 * .041 15 .672 ** .006 15 .533 * .041 15 .707 ** .003 15 .189 .500 15 .472 .075 15 1,000 . 15 .299 .279 15 .139 .622 15 .354 .196 15 -.500 .058 15 .577 * .024 15 .354 .196 15 .380 .162 15 -.100 .723 15 .100 .723 15 .213 .446 15 .533 * .041 15 .533 * .041 15 .866 ** .000 15 ** .675 .006 15
P8 .618 * .014 15 .428 .112 15 .337 .219 15 .154 .583 15 -.389 .152 15 .247 .374 15 .299 .279 15 1,000 . 15 .570 * .026 15 .154 .583 15 -.355 .194 15 .720 ** .002 15 .441 .100 15 -.045 .874 15 -.056 .843 15 .299 .279 15 .359 .189 15 .100 .724 15 .100 .724 15 .486 .066 15 .493 .062 15
P9 .650 ** .009 15 .490 .064 15 .602 * .018 15 -.196 .484 15 .105 .710 15 .419 .120 15 .139 .622 15 .570 * .026 15 1,000 . 15 .294 .287 15 -.277 .317 15 .480 .070 15 .784 ** .001 15 .293 .289 15 -.139 .622 15 .139 .622 15 .207 .459 15 .207 .459 15 .207 .459 15 .480 .070 15 .456 .087 15
P10 .452 .091 15 .625 * .013 15 .768 ** .001 15 .583 * .022 15 .134 .635 15 .535 * .040 15 .354 .196 15 .154 .583 15 .294 .287 15 1,000 . 15 -.354 .196 15 .612 * .015 15 .583 * .022 15 .896 ** .000 15 -.354 .196 15 .707 ** .003 15 .829 ** .000 15 .829 ** .000 15 .829 ** .000 15 .612 * .015 15 ** .698 .004 15
P11 -.426 .113 15 -.530* .042 15 -.296 .284 15 -.354 .196 15 -.378 .165 15 -.094 .738 15 -.500 .058 15 -.355 .194 15 -.277 .317 15 -.354 .196 15 1,000 . 15 -.289 .297 15 -.354 .196 15 -.465 .081 15 .500 .058 15 .100 .723 15 -.107 .705 15 -.426 .113 15 -.426 .113 15 -.577* .024 15 -.214 .444 15
P12 .739 ** .002 15 .646 ** .009 15 .722 ** .002 15 .612 * .015 15 -.327 .234 15 .600 * .018 15 .577 * .024 15 .720 ** .002 15 .480 .070 15 .612 * .015 15 -.289 .297 15 1,000 . 15 .612 * .015 15 .366 .180 15 .000 1,000 15 .577 * .024 15 .739 ** .002 15 .431 .109 15 .431 .109 15 .722 ** .002 15 ** .792 .000 15
P13 .829 ** .000 15 .625 * .013 15 .768 ** .001 15 .167 .553 15 .134 .635 15 .535 * .040 15 .354 .196 15 .441 .100 15 .784 ** .001 15 .583 * .022 15 -.354 .196 15 .612 * .015 15 1,000 . 15 .548 * .035 15 .000 1,000 15 .354 .196 15 .452 .091 15 .452 .091 15 .452 .091 15 .612 * .015 15 ** .659 .007 15
P14 .450 .092 15 .702 ** .004 15 .692 ** .004 15 .548 * .035 15 .559 * .030 15 .559 * .030 15 .380 .162 15 -.045 .874 15 .293 .289 15 .896 ** .000 15 -.465 .081 15 .366 .180 15 .548 * .035 15 1,000 . 15 -.380 .162 15 .423 .117 15 .496 .060 15 .766 ** .001 15 .766 ** .001 15 .610 * .016 15 * .584 .022 15
P15 .107 .705 15 -.247 .374 15 -.039 .889 15 .000 1,000 15 -.189 .500 15 .094 .738 15 -.100 .723 15 -.056 .843 15 -.139 .622 15 -.354 .196 15 .500 .058 15 .000 1,000 15 .000 1,000 15 -.380 .162 15 1,000 . 15 -.100 .723 15 -.213 .446 15 -.533* .041 15 -.533* .041 15 -.289 .297 15 -.016 .954 15
P16 .213 .446 15 .283 .307 15 .533 * .041 15 .354 .196 15 -.378 .165 15 .472 .075 15 .100 .723 15 .299 .279 15 .139 .622 15 .707 ** .003 15 .100 .723 15 .577 * .024 15 .354 .196 15 .423 .117 15 -.100 .723 15 1,000 . 15 ** .853 .000 15 .533 * .041 15 .533 * .041 15 .289 .297 15 ** .642 .010 15
P17 .318 .248 15 .339 .216 15 .631 * .012 15 .452 .091 15 -.443 .098 15 .342 .211 15 .213 .446 15 .359 .189 15 .207 .459 15 .829 ** .000 15 -.107 .705 15 .739 ** .002 15 .452 .091 15 .496 .060 15 -.213 .446 15 .853 ** .000 15 1,000 . 15 ** .659 .008 15 .659 ** .008 15 .431 .109 15 * .631 .012 15
P18 .318 .248 15 .528 * .043 15 .631 * .012 15 .452 .091 15 .161 .566 15 .342 .211 15 .533 * .041 15 .100 .724 15 .207 .459 15 .829 ** .000 15 -.426 .113 15 .431 .109 15 .452 .091 15 .766 ** .001 15 -.533* .041 15 .533 * .041 15 .659 ** .008 15 1,000 . 15 ** 1.000 . 15 .739 ** .002 15 ** .684 .005 15
P19 .318 .248 15 .528 * .043 15 .631 * .012 15 .452 .091 15 .161 .566 15 .342 .211 15 .533 * .041 15 .100 .724 15 .207 .459 15 .829 ** .000 15 -.426 .113 15 .431 .109 15 .452 .091 15 .766 ** .001 15 -.533* .041 15 .533 * .041 15 .659 ** .008 15 1.000 ** . 15 1,000 . 15 .739 ** .002 15 ** .684 .005 15
P20 .739 ** .002 15 .816 ** .000 15 .722 ** .002 15 .612 * .015 15 .218 .435 15 .600 * .018 15 .866 ** .000 15 .486 .066 15 .480 .070 15 .612 * .015 15 -.577* .024 15 .722 ** .002 15 .612 * .015 15 .610 * .016 15 -.289 .297 15 .289 .297 15 .431 .109 15 .739 ** .002 15 .739 ** .002 15 1,000 . 15 ** .839 .000 15
Total .702 ** .004 15 .776 ** .001 15 .834 ** .000 15 .582 * .023 15 .000 1,000 15 .777 ** .001 15 .675 ** .006 15 .493 .062 15 .456 .087 15 .698 ** .004 15 -.214 .444 15 .792 ** .000 15 .659 ** .007 15 .584 * .022 15 -.016 .954 15 .642 ** .010 15 .631 * .012 15 .684 ** .005 15 .684 ** .005 15 .839 ** .000 15 1,000 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
. . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P2
P3
P4
. . 20 1 . 20 ** .612 0.004 20 0.22 0.352 20 . . 20 .533 * 0.015 20 0.356 0.123 20 . . 20 . . 20 0.357 0.122 20 -0.187 0.429 20 .579 ** 0.007 20 . . 20 ** .684 0.001 20 . . 20 .514 * 0.02 20 . . 20 ** .802 0 20 ** .583 0.007 20 .802 ** 0 20 .805 ** 0 20
. . 20 ** .612 0.004 20 1 . 20 0.377 0.102 20 . . 20 .452 * 0.045 20 * .491 0.028 20 . . 20 . . 20 0.375 0.103 20 -0.115 0.63 20 0.218 0.355 20 . . 20 ** .698 0.001 20 . . 20 .490 * 0.028 20 . . 20 ** .764 0 20 ** .612 0.004 20 .491 * 0.028 20 .679 ** 0.001 20
. . 20 0.22 0.352 20 0.377 0.102 20 1 . 20 . . 20 0.173 0.466 20 0.305 0.191 20 . . 20 . . 20 0.377 0.102 20 -0.049 0.836 20 0.282 0.229 20 . . 20 * .519 0.019 20 . . 20 0.181 0.446 20 . . 20 0.282 0.229 20 0.22 0.352 20 0.282 0.229 20 .551 * 0.012 20
P5 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P6
P7
. . 20 .533 * 0.015 20 .452 * 0.045 20 0.173 0.466 20 . . 20 1 . 20 ** .592 0.006 20 . . 20 . . 20 0.201 0.395 20 -0.254 0.281 20 0.154 0.518 20 . . 20 0.365 0.114 20 . . 20 0.38 0.098 20 . . 20 0.373 0.105 20 0.123 0.605 20 0.373 0.105 20 .520 * 0.019 20
. . 20 0.356 0.123 20 .491 * 0.028 20 0.305 0.191 20 . . 20 ** .592 0.006 20 1 . 20 . . 20 . . 20 0.218 0.355 20 -0.15 0.527 20 0.286 0.222 20 . . 20 0.426 0.061 20 . . 20 .642 ** 0.002 20 . . 20 * .524 0.018 20 0.356 0.123 20 .524 * 0.018 20 .574 ** 0.008 20
P8
P9 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
. . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P10
P11
. . 20 0.357 0.122 20 0.375 0.103 20 0.377 0.102 20 . . 20 0.201 0.395 20 0.218 0.355 20 . . 20 . . 20 1 . 20 -0.115 0.63 20 0.218 0.355 20 . . 20 0.442 0.051 20 . . 20 0.14 0.556 20 . . 20 * .491 0.028 20 0.357 0.122 20 0.218 0.355 20 .482 * 0.031 20
. . 20 -0.187 0.429 20 -0.115 0.63 20 -0.049 0.836 20 . . 20 -0.254 0.281 20 -0.15 0.527 20 . . 20 . . 20 -0.115 0.63 20 1 . 20 0.35 0.13 20 . . 20 -0.235 0.319 20 . . 20 -0.096 0.686 20 . . 20 -0.15 0.527 20 -0.187 0.429 20 -0.15 0.527 20 -0.02 0.933 20
P12 . . 20 ** .579 0.007 20 0.218 0.355 20 0.282 0.229 20 . . 20 0.154 0.518 20 0.286 0.222 20 . . 20 . . 20 0.218 0.355 20 0.35 0.13 20 1 . 20 . . 20 0.426 0.061 20 . . 20 0.336 0.147 20 . . 20 * .524 0.018 20 0.356 0.123 20 .762 ** 0 20 .612 ** 0.004 20
P13
P14 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
. . 20 ** .684 0.001 20 .698 ** 0.001 20 .519 * 0.019 20 . . 20 0.365 0.114 20 0.426 0.061 20 . . 20 . . 20 0.442 0.051 20 -0.235 0.319 20 0.426 0.061 20 . . 20 1 . 20 . . 20 0.443 0.05 20 . . 20 ** .690 0.001 20 ** .722 0 20 .690 ** 0.001 20 .878 ** 0 20
P15
P16 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
. . 20 .514 * 0.02 20 .490 * 0.028 20 0.181 0.446 20 . . 20 0.38 0.098 20 ** .642 0.002 20 . . 20 . . 20 0.14 0.556 20 -0.096 0.686 20 0.336 0.147 20 . . 20 0.443 0.05 20 . . 20 1 . 20 . . 20 ** .642 0.002 20 * .514 0.02 20 .642 ** 0.002 20 .577 ** 0.008 20
P17
P18 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
. . 20 ** .802 0 20 .764 ** 0 20 0.282 0.229 20 . . 20 0.373 0.105 20 * .524 0.018 20 . . 20 . . 20 .491 * 0.028 20 -0.15 0.527 20 .524 * 0.018 20 . . 20 ** .690 0.001 20 . . 20 .642 ** 0.002 20 . . 20 1 . 20 ** .802 0 20 .762 ** 0 20 .803 ** 0 20
P19 . . 20 ** .583 0.007 20 .612 ** 0.004 20 0.22 0.352 20 . . 20 0.123 0.605 20 0.356 0.123 20 . . 20 . . 20 0.357 0.122 20 -0.187 0.429 20 0.356 0.123 20 . . 20 ** .722 0 20 . . 20 .514 * 0.02 20 . . 20 ** .802 0 20 1 . 20 ** .579 0.007 20 .733 ** 0 20
P20 . . 20 ** .802 0 20 .491 * 0.028 20 0.282 0.229 20 . . 20 0.373 0.105 20 * .524 0.018 20 . . 20 . . 20 0.218 0.355 20 -0.15 0.527 20 .762 ** 0 20 . . 20 ** .690 0.001 20 . . 20 .642 ** 0.002 20 . . 20 ** .762 0 20 ** .579 0.007 20 1 . 20 ** .765 0 20
Total . . 20 ** .805 0 20 .679 ** 0.001 20 .551 * 0.012 20 . . 20 .520 * 0.019 20 ** .574 0.008 20 . . 20 . . 20 .482 * 0.031 20 -0.02 0.933 20 .612 ** 0.004 20 . . 20 ** .878 0 20 . . 20 .577 ** 0.008 20 . . 20 ** .803 0 20 ** .733 0 20 .765 ** 0 20 1 . 20
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Correlations P1 Correlation Coefficient Spearman's rho P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1 . 20 -0.079 0.741 20 -0.079 0.741 20 -0.159 0.504 20 . . 20 -0.159 0.504 20 -0.343 0.139 20 -0.35 0.13 20 -0.397 0.083 20 0.115 0.63 20 0.076 0.749 20 -0.254 0.281 20 -0.053 0.826 20 -0.18 0.449 20 0.053 0.826 20 0.132 0.58 20 -0.053 0.826 20 -0.323 0.165 20 -0.254 0.28 20 -0.229 0.333 20 -0.301 0.198 20
P2 -0.079 0.741 20 1 . 20 ** 1.000 . 20 ** .689 0.001 20 . . 20 .484 * 0.031 20 .586 ** 0.007 20 0.225 0.34 20 0.199 0.401 20 0.401 0.079 20 0.115 0.63 20 .496 * 0.026 20 -0.079 0.741 20 .541 * 0.014 20 0.079 0.741 20 .450 * 0.046 20 -0.079 0.741 20 .471 * 0.036 20 .526 * 0.017 20 .512 * 0.021 20 .762 ** 0 20
P3 -0.079 0.741 20 1.000 ** . 20 1 . 20 ** .689 0.001 20 . . 20 .484 * 0.031 20 .586 ** 0.007 20 0.225 0.34 20 0.199 0.401 20 0.401 0.079 20 0.115 0.63 20 .496 * 0.026 20 -0.079 0.741 20 .541 * 0.014 20 0.079 0.741 20 .450 * 0.046 20 -0.079 0.741 20 .471 * 0.036 20 .526 * 0.017 20 .512 * 0.021 20 .762 ** 0 20
P4 -0.159 0.504 20 .689 ** 0.001 20 .689 ** 0.001 20 1 . 20 . . 20 .648 ** 0.002 20 .624 ** 0.003 20 .452 * 0.045 20 0.399 0.081 20 .494 * 0.027 20 -0.082 0.73 20 .744 ** 0 20 0.272 0.246 20 .854 ** 0 20 -0.272 0.246 20 .559 * 0.01 20 0.272 0.246 20 .609 ** 0.004 20 0.359 0.121 20 0.293 0.21 20 .811 ** 0 20
P5 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20 . . 20
P6 -0.159 0.504 20 .484 * 0.031 20 .484 * 0.031 20 ** .648 0.002 20 . . 20 1 . 20 .860 ** 0 20 .452 * 0.045 20 0.399 0.081 20 .494 * 0.027 20 -0.082 0.73 20 .744 ** 0 20 -0.159 0.504 20 .679 ** 0.001 20 0.159 0.504 20 .559 * 0.01 20 -0.159 0.504 20 .609 ** 0.004 20 .538 * 0.014 20 .461 * 0.041 20 .803 ** 0 20
P7 -0.343 0.139 20 .586 ** 0.007 20 .586 ** 0.007 20 ** .624 0.003 20 . . 20 .860 ** 0 20 1 . 20 .530 * 0.016 20 .507 * 0.022 20 0.362 0.116 20 -0.093 0.695 20 .733 ** 0 20 -0.343 0.139 20 .651 ** 0.002 20 0.343 0.139 20 0.41 0.073 20 -0.343 0.139 20 .654 ** 0.002 20 .570 ** 0.009 20 .496 * 0.026 20 .840 ** 0 20
P8 -0.35 0.13 20 0.225 0.34 20 0.225 0.34 20 * .452 0.045 20 . . 20 .452 * 0.045 20 .530 * 0.016 20 1 . 20 .882 ** 0 20 -0.055 0.819 20 0.145 0.541 20 .724 ** 0 20 0.15 0.527 20 .630 ** 0.003 20 -0.15 0.527 20 -0.138 0.563 20 0.15 0.527 20 0.248 0.292 20 -0.11 0.645 20 -0.13 0.584 20 .496 * 0.026 20
P9 -0.397 0.083 20 0.199 0.401 20 0.199 0.401 20 0.399 0.081 20 . . 20 0.399 0.081 20 .507 * 0.022 20 .882 ** 0 20 1 . 20 0 1 20 0.192 0.416 20 .638 ** 0.002 20 0.132 0.578 20 .576 ** 0.008 20 -0.132 0.578 20 -0.331 0.154 20 0.132 0.578 20 0.1 0.675 20 -0.244 0.3 20 -0.253 0.282 20 0.373 0.105 20
P10 0.115 0.63 20 0.401 0.079 20 0.401 0.079 20 * .494 0.027 20 . . 20 .494 * 0.027 20 0.362 0.116 20 -0.055 0.819 20 0 1 20 1 . 20 -0.167 0.482 20 0.302 0.196 20 0.115 0.63 20 0.391 0.088 20 -0.115 0.63 20 .602 ** 0.005 20 0.115 0.63 20 .527 * 0.017 20 0.415 0.069 20 0.374 0.105 20 .524 * 0.018 20
P11 0.076 0.749 20 0.115 0.63 20 0.115 0.63 20 -0.082 0.73 20 . . 20 -0.082 0.73 20 -0.093 0.695 20 0.145 0.541 20 0.192 0.416 20 -0.167 0.482 20 1 . 20 0.034 0.888 20 0.076 0.749 20 -0.049 0.838 20 -0.076 0.749 20 -0.191 0.419 20 0.076 0.749 20 -0.216 0.36 20 -0.268 0.253 20 -0.266 0.258 20 -0.058 0.807 20
P12 -0.254 0.281 20 .496 * 0.026 20 .496 * 0.026 20 ** .744 0 20 . . 20 .744 ** 0 20 .733 ** 0 20 .724 ** 0 20 .638 ** 0.002 20 0.302 0.196 20 0.034 0.888 20 1 . 20 0.208 0.38 20 .816 ** 0 20 -0.208 0.38 20 0.415 0.069 20 0.208 0.38 20 .511 * 0.021 20 0.313 0.178 20 0.26 0.268 20 .790 ** 0 20
P13 -0.053 0.826 20 -0.079 0.741 20 -0.079 0.741 20 0.272 0.246 20 . . 20 -0.159 0.504 20 -0.343 0.139 20 0.15 0.527 20 0.132 0.578 20 0.115 0.63 20 0.076 0.749 20 0.208 0.38 20 1 . 20 0.247 0.294 20 -1.000 ** . 20 0.132 0.58 20 1.000 ** . 20 0.149 0.531 20 -0.254 0.28 20 -0.229 0.333 20 0.02 0.933 20
P14 -0.18 0.449 20 .541 * 0.014 20 .541 * 0.014 20 ** .854 0 20 . . 20 .679 ** 0.001 20 .651 ** 0.002 20 .630 ** 0.003 20 .576 ** 0.008 20 0.391 0.088 20 -0.049 0.838 20 .816 ** 0 20 0.247 0.294 20 1 . 20 -0.247 0.294 20 .449 * 0.047 20 0.247 0.294 20 .508 * 0.022 20 0.275 0.241 20 0.216 0.36 20 .790 ** 0 20
P15 0.053 0.826 20 0.079 0.741 20 0.079 0.741 20 -0.272 0.246 20 . . 20 0.159 0.504 20 0.343 0.139 20 -0.15 0.527 20 -0.132 0.578 20 -0.115 0.63 20 -0.076 0.749 20 -0.208 0.38 20 -1.000 ** . 20 -0.247 0.294 20 1 . 20 -0.132 0.58 20 -1.000 ** . 20 -0.149 0.531 20 0.254 0.28 20 0.229 0.333 20 -0.02 0.933 20
P16 0.132 0.58 20 .450 * 0.046 20 .450 * 0.046 20 * .559 0.01 20 . . 20 .559 * 0.01 20 0.41 0.073 20 -0.138 0.563 20 -0.331 0.154 20 .602 ** 0.005 20 -0.191 0.419 20 0.415 0.069 20 0.132 0.58 20 .449 * 0.047 20 -0.132 0.58 20 1 . 20 0.132 0.58 20 .672 ** 0.001 20 .745 ** 0 20 .681 ** 0.001 20 .647 ** 0.002 20
P17 -0.053 0.826 20 -0.079 0.741 20 -0.079 0.741 20 0.272 0.246 20 . . 20 -0.159 0.504 20 -0.343 0.139 20 0.15 0.527 20 0.132 0.578 20 0.115 0.63 20 0.076 0.749 20 0.208 0.38 20 1.000 ** . 20 0.247 0.294 20 -1.000 ** . 20 0.132 0.58 20 1 . 20 0.149 0.531 20 -0.254 0.28 20 -0.229 0.333 20 0.02 0.933 20
P18 -0.323 0.165 20 .471 * 0.036 20 .471 * 0.036 20 ** .609 0.004 20 . . 20 .609 ** 0.004 20 .654 ** 0.002 20 0.248 0.292 20 0.1 0.675 20 .527 * 0.017 20 -0.216 0.36 20 .511 * 0.021 20 0.149 0.531 20 .508 * 0.022 20 -0.149 0.531 20 .672 ** 0.001 20 0.149 0.531 20 1 . 20 ** .631 0.003 20 .570 ** 0.009 20 .808 ** 0 20
P19 -0.254 0.28 20 .526 * 0.017 20 .526 * 0.017 20 0.359 0.121 20 . . 20 .538 * 0.014 20 .570 ** 0.009 20 -0.11 0.645 20 -0.244 0.3 20 0.415 0.069 20 -0.268 0.253 20 0.313 0.178 20 -0.254 0.28 20 0.275 0.241 20 0.254 0.28 20 .745 ** 0 20 -0.254 0.28 20 .631 ** 0.003 20 1 . 20 ** .986 0 20 .685 ** 0.001 20
P20 -0.229 0.333 20 .512 * 0.021 20 .512 * 0.021 20 0.293 0.21 20 . . 20 .461 * 0.041 20 .496 * 0.026 20 -0.13 0.584 20 -0.253 0.282 20 0.374 0.105 20 -0.266 0.258 20 0.26 0.268 20 -0.229 0.333 20 0.216 0.36 20 0.229 0.333 20 .681 ** 0.001 20 -0.229 0.333 20 .570 ** 0.009 20 .986 ** 0 20 1 . 20 ** .635 0.003 20
Total -0.301 0.198 20 .762 ** 0 20 .762 ** 0 20 ** .811 0 20 . . 20 .803 ** 0 20 .840 ** 0 20 .496 * 0.026 20 0.373 0.105 20 .524 * 0.018 20 -0.058 0.807 20 .790 ** 0 20 0.02 0.933 20 .790 ** 0 20 -0.02 0.933 20 .647 ** 0.002 20 0.02 0.933 20 .808 ** 0 20 .685 ** 0.001 20 .635 ** 0.003 20 1 . 20
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kinerja pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Correlations P1 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Spearman's rho
P1
1 . 15 0.052 0.853 15 -0.052 0.854 15 0.151 0.591 15 0.207 0.459 15 0.098 0.728 15 0.026 0.926 15 -0.277 0.317 15 -0.054 0.847 15 0.423 0.116 15 0 1 15 0.146 0.603 15 . . 15 0.207 0.459 15 . . 15 0 1 15 . . 15 0.095 0.736 15 0.24 0.389 15 0.269 0.333 15 0.252 0.365 15
P2 0.052 0.853 15 1 . 15 0.217 0.438 15 .522 * 0.046 15 0.081 0.775 15 .650 ** 0.009 15 * .607 0.016 15 -0.038 0.894 15 0.227 0.415 15 0.419 0.12 15 0.504 0.055 15 .637 * 0.011 15 . . 15 0.363 0.184 15 . . 15 0.179 0.523 15 . . 15 ** .661 0.007 15 ** .676 0.006 15 0.342 0.213 15 .691 ** 0.004 15
P3 -0.052 0.854 15 0.217 0.438 15 1 . 15 .542 * 0.037 15 * .618 0.014 15 0.48 0.07 15 0.442 0.099 15 0.056 0.843 15 -0.021 0.941 15 .570 * 0.026 15 0.475 0.074 15 0.056 0.843 15 . . 15 * .618 0.014 15 . . 15 0.491 0.063 15 . . 15 0.084 0.765 15 * .540 0.038 15 .604 * 0.017 15 .540 * 0.038 15
P4 0.151 0.591 15 .522 * 0.046 15 .542 * 0.037 15 1 . 15 ** .735 0.002 15 .903 ** 0 15 * .515 0.05 15 -0.163 0.561 15 -0.193 0.49 15 0.478 0.071 15 0.414 0.125 15 .609 * 0.016 15 . . 15 0.484 0.068 15 . . 15 .570 * 0.026 15 . . 15 0.513 0.051 15 ** .692 0.004 15 0.469 0.078 15 .780 ** 0.001 15
P5 0.207 0.459 15 0.081 0.775 15 .618 * 0.014 15 .735 ** 0.002 15 1 . 15 .603 * 0.017 15 0.342 0.211 15 -0.107 0.705 15 -0.063 0.824 15 .650 ** 0.009 15 0.275 0.321 15 0.169 0.548 15 . . 15 ** .659 0.008 15 . . 15 0.413 0.126 15 . . 15 0.128 0.649 15 0.369 0.176 15 0.206 0.46 15 0.493 0.062 15
P6 0.098 0.728 15 .650 ** 0.009 15 0.48 0.07 15 .903 ** 0 15 * .603 0.017 15 1 . 15 * .535 0.04 15 -0.141 0.615 15 -0.333 0.225 15 0.392 0.148 15 0.426 0.113 15 .708 ** 0.003 15 . . 15 * .603 0.017 15 . . 15 .517 * 0.048 15 . . 15 ** .703 0.003 15 ** .653 0.008 15 .548 * 0.035 15 .810 ** 0 15
P7 0.026 0.926 15 .607 * 0.016 15 0.442 0.099 15 .515 * 0.05 15 0.342 0.211 15 .535 * 0.04 15 1 . 15 -0.094 0.738 15 0.13 0.645 15 0.419 0.12 15 ** .854 0 15 0.448 0.094 15 . . 15 ** .645 0.009 15 . . 15 0.488 0.065 15 . . 15 0.502 0.056 15 ** .655 0.008 15 0.183 0.514 15 .733 ** 0.002 15
P8 -0.277 0.317 15 -0.038 0.894 15 0.056 0.843 15 -0.163 0.561 15 -0.107 0.705 15 -0.141 0.615 15 -0.094 0.738 15 1 . 15 0.177 0.529 15 0.139 0.622 15 -0.129 0.647 15 -0.211 0.451 15 . . 15 -0.107 0.705 15 . . 15 0.387 0.154 15 . . 15 -0.189 0.501 15 -0.346 0.206 15 -0.194 0.489 15 -0.033 0.907 15
P9 -0.054 0.847 15 0.227 0.415 15 -0.021 0.941 15 -0.193 0.49 15 -0.063 0.824 15 -0.333 0.225 15 0.13 0.645 15 0.177 0.529 15 1 . 15 0.299 0.279 15 0.11 0.697 15 -0.241 0.387 15 . . 15 -0.063 0.824 15 . . 15 -0.194 0.488 15 . . 15 -0.223 0.424 15 0.011 0.968 15 -0.304 0.271 15 -0.023 0.936 15
P10 0.423 0.116 15 0.419 0.12 15 .570 * 0.026 15 0.478 0.071 15 ** .650 0.009 15 0.392 0.148 15 0.419 0.12 15 0.139 0.622 15 0.299 0.279 15 1 . 15 0.358 0.19 15 0.146 0.603 15 . . 15 ** .650 0.009 15 . . 15 0.358 0.19 15 . . 15 0.095 0.736 15 0.48 0.07 15 0.269 0.333 15 .550 * 0.034 15
P11 0 1 15 0.504 0.055 15 0.475 0.074 15 0.414 0.125 15 0.275 0.321 15 0.426 0.113 15 ** .854 0 15 -0.129 0.647 15 0.11 0.697 15 0.358 0.19 15 1 . 15 0.249 0.37 15 . . 15 * .550 0.033 15 . . 15 0.389 0.152 15 . . 15 * .546 0.035 15 ** .671 0.006 15 0.25 0.369 15 .725 ** 0.002 15
P12 0.146 0.603 15 .637 * 0.011 15 0.056 0.843 15 .609 * 0.016 15 0.169 0.548 15 .708 ** 0.003 15 0.448 0.094 15 -0.211 0.451 15 -0.241 0.387 15 0.146 0.603 15 0.249 0.37 15 1 . 15 . . 15 0.393 0.147 15 . . 15 0.318 0.249 15 . . 15 ** .829 0 15 ** .669 0.006 15 0.476 0.073 15 .679 ** 0.005 15
P13 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P14 0.207 0.459 15 0.363 0.184 15 .618 * 0.014 15 0.484 0.068 15 ** .659 0.008 15 .603 * 0.017 15 ** .645 0.009 15 -0.107 0.705 15 -0.063 0.824 15 .650 ** 0.009 15 * .550 0.033 15 0.393 0.147 15 . . 15 1 . 15 . . 15 0.413 0.126 15 . . 15 0.475 0.073 15 * .554 0.032 15 0.413 0.126 15 .669 ** 0.006 15
P15
P16 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
0 1 15 0.179 0.523 15 0.491 0.063 15 .570 * 0.026 15 0.413 0.126 15 .517 * 0.048 15 0.488 0.065 15 0.387 0.154 15 -0.194 0.488 15 0.358 0.19 15 0.389 0.152 15 0.318 0.249 15 . . 15 0.413 0.126 15 . . 15 1 . 15 . . 15 0.258 0.353 15 0.373 0.171 15 0.417 0.122 15 .654 ** 0.008 15
P17 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P18 0.095 0.736 15 .661 ** 0.007 15 0.084 0.765 15 0.513 0.051 15 0.128 0.649 15 .703 ** 0.003 15 0.502 0.056 15 -0.189 0.501 15 -0.223 0.424 15 0.095 0.736 15 * .546 0.035 15 .829 ** 0 15 . . 15 0.475 0.073 15 . . 15 0.258 0.353 15 . . 15 1 . 15 ** .673 0.006 15 0.465 0.081 15 .767 ** 0.001 15
P19 0.24 0.389 15 .676 ** 0.006 15 .540 * 0.038 15 .692 ** 0.004 15 0.369 0.176 15 .653 ** 0.008 15 ** .655 0.008 15 -0.346 0.206 15 0.011 0.968 15 0.48 0.07 15 ** .671 0.006 15 .669 ** 0.006 15 . . 15 * .554 0.032 15 . . 15 0.373 0.171 15 . . 15 ** .673 0.006 15 1 . 15 ** .671 0.006 15 .839 ** 0 15
P20 0.269 0.333 15 0.342 0.213 15 .604 * 0.017 15 0.469 0.078 15 0.206 0.46 15 .548 * 0.035 15 0.183 0.514 15 -0.194 0.489 15 -0.304 0.271 15 0.269 0.333 15 0.25 0.369 15 0.476 0.073 15 . . 15 0.413 0.126 15 . . 15 0.417 0.122 15 . . 15 0.465 0.081 15 ** .671 0.006 15 1 . 15 .629 * 0.012 15
Total 0.252 0.365 15 .691 ** 0.004 15 .540 * 0.038 15 .780 ** 0.001 15 0.493 0.062 15 .810 ** 0 15 ** .733 0.002 15 -0.033 0.907 15 -0.023 0.936 15 .550 * 0.034 15 ** .725 0.002 15 .679 ** 0.005 15 . . 15 ** .669 0.006 15 . . 15 .654 ** 0.008 15 . . 15 ** .767 0.001 15 ** .839 0 15 .629 * 0.012 15 1 . 15
Lampiran 3 Lanjutan Tingkat kepentingan pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Correlations P1 Correlation Coefficient P1 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P2 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P3 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P4 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P5 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P6 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P7 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P8 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P9 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P10 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P11 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P12 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P13 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P14 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P15 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P16 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P17 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P18 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P19 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient P20 Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Total Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Spearman's rho
1 . 15 0.286 0.302 15 0.327 0.234 15 0.378 0.165 15 -0.105 0.71 15 0.286 0.302 15 0.134 0.635 15 . . 15 0.105 0.71 15 0.25 0.369 15 . . 15 0.327 0.234 15 -0.071 0.8 15 0.443 0.098 15 . . 15 -0.25 0.369 15 -0.105 0.71 15 0.25 0.369 15 0.218 0.435 15 0.161 0.566 15 0.378 0.165 15
P2 0.286 0.302 15 1 . 15 .873 ** 0 15 .756 ** 0.001 15 0.026 0.926 15 1.000 ** . 15 0.468 0.079 15 . . 15 -0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 . . 15 ** .873 0 15 -0.25 0.369 15 0.342 0.211 15 . . 15 0.464 0.081 15 0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 .764 ** 0.001 15 .564 * 0.029 15 .865 ** 0 15
P3 0.327 0.234 15 .873 ** 0 15 1 . 15 .866 ** 0 15 0.08 0.777 15 .873 ** 0 15 0.408 0.131 15 . . 15 -0.08 0.777 15 .764 ** 0.001 15 . . 15 ** 1.000 . 15 -0.218 0.435 15 0.431 0.109 15 . . 15 .600 * 0.018 15 0.08 0.777 15 .764 ** 0.001 15 .667 ** 0.007 15 0.492 0.062 15 .865 ** 0 15
P4 0.378 0.165 15 .756 ** 0.001 15 .866 ** 0 15 1 . 15 0.139 0.622 15 .756 ** 0.001 15 0.354 0.196 15 . . 15 -0.139 0.622 15 .661 ** 0.007 15 . . 15 ** .866 0 15 -0.189 0.5 15 .533 * 0.041 15 . . 15 0.472 0.075 15 -0.277 0.317 15 .661 ** 0.007 15 .577 * 0.024 15 0.426 0.113 15 .799 ** 0 15
P5 -0.105 0.71 15 0.026 0.926 15 0.08 0.777 15 0.139 0.622 15 1 . 15 0.026 0.926 15 0.196 0.484 15 . . 15 ** -1.000 . 15 -0.026 0.926 15 . . 15 0.08 0.777 15 -0.105 0.71 15 -0.237 0.396 15 . . 15 0.026 0.926 15 -0.154 0.584 15 -0.026 0.926 15 -0.08 0.777 15 0.237 0.396 15 0.046 0.87 15
P6 0.286 0.302 15 1.000 ** . 15 .873 ** 0 15 .756 ** 0.001 15 0.026 0.926 15 1 . 15 0.468 0.079 15 . . 15 -0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 . . 15 ** .873 0 15 -0.25 0.369 15 0.342 0.211 15 . . 15 0.464 0.081 15 0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 .764 ** 0.001 15 .564 * 0.029 15 .865 ** 0 15
P7 0.134 0.635 15 0.468 0.079 15 0.408 0.131 15 0.354 0.196 15 0.196 0.484 15 0.468 0.079 15 1 . 15 . . 15 -0.196 0.484 15 .535 * 0.04 15 . . 15 0.408 0.131 15 -.535* 0.04 15 0.302 0.275 15 . . 15 0.468 0.079 15 0.196 0.484 15 .535 * 0.04 15 .612 * 0.015 15 0.452 0.091 15 .628 * 0.012 15
P8 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P9 0.105 0.71 15 -0.026 0.926 15 -0.08 0.777 15 -0.139 0.622 15 ** -1.000 . 15 -0.026 0.926 15 -0.196 0.484 15 . . 15 1 . 15 0.026 0.926 15 . . 15 -0.08 0.777 15 0.105 0.71 15 0.237 0.396 15 . . 15 -0.026 0.926 15 0.154 0.584 15 0.026 0.926 15 0.08 0.777 15 -0.237 0.396 15 -0.046 0.87 15
P10 0.25 0.369 15 .875 ** 0 15 .764 ** 0.001 15 .661 ** 0.007 15 -0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 .535 * 0.04 15 . . 15 0.026 0.926 15 1 . 15 . . 15 ** .764 0.001 15 -0.286 0.302 15 .564 * 0.029 15 . . 15 .607 * 0.016 15 0.367 0.179 15 .732 ** 0.002 15 .873 ** 0 15 .645 ** 0.009 15 .881 ** 0 15
P11 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P12 0.327 0.234 15 .873 ** 0 15 1.000 ** . 15 .866 ** 0 15 0.08 0.777 15 .873 ** 0 15 0.408 0.131 15 . . 15 -0.08 0.777 15 .764 ** 0.001 15 . . 15 1 . 15 -0.218 0.435 15 0.431 0.109 15 . . 15 .600 * 0.018 15 0.08 0.777 15 .764 ** 0.001 15 .667 ** 0.007 15 0.492 0.062 15 .865 ** 0 15
P13 -0.071 0.8 15 -0.25 0.369 15 -0.218 0.435 15 -0.189 0.5 15 -0.105 0.71 15 -0.25 0.369 15 -.535* 0.04 15 . . 15 0.105 0.71 15 -0.286 0.302 15 . . 15 -0.218 0.435 15 1 . 15 -0.161 0.566 15 . . 15 -0.25 0.369 15 -0.105 0.71 15 -0.286 0.302 15 -0.327 0.234 15 -0.443 0.098 15 -0.283 0.306 15
P14 0.443 0.098 15 0.342 0.211 15 0.431 0.109 15 .533 * 0.041 15 -0.237 0.396 15 0.342 0.211 15 0.302 0.275 15 . . 15 0.237 0.396 15 .564 * 0.029 15 . . 15 0.431 0.109 15 -0.161 0.566 15 1 . 15 . . 15 0.342 0.211 15 0.207 0.459 15 0.262 0.346 15 0.492 0.062 15 0.364 0.183 15 .657 ** 0.008 15
P15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15 . . 15
P16 -0.25 0.369 15 0.464 0.081 15 .600 * 0.018 15 0.472 0.075 15 0.026 0.926 15 0.464 0.081 15 0.468 0.079 15 . . 15 -0.026 0.926 15 .607 * 0.016 15 . . 15 .600 * 0.018 15 -0.25 0.369 15 0.342 0.211 15 . . 15 1 . 15 0.419 0.12 15 .607 * 0.016 15 .764 ** 0.001 15 .564 * 0.029 15 .645 ** 0.009 15
P17 -0.105 0.71 15 0.026 0.926 15 0.08 0.777 15 -0.277 0.317 15 -0.154 0.584 15 0.026 0.926 15 0.196 0.484 15 . . 15 0.154 0.584 15 0.367 0.179 15 . . 15 0.08 0.777 15 -0.105 0.71 15 0.207 0.459 15 . . 15 0.419 0.12 15 1 . 15 -0.026 0.926 15 0.32 0.245 15 0.237 0.396 15 0.162 0.565 15
P18 0.25 0.369 15 .875 ** 0 15 .764 ** 0.001 15 .661 ** 0.007 15 -0.026 0.926 15 .875 ** 0 15 .535 * 0.04 15 . . 15 0.026 0.926 15 .732 ** 0.002 15 . . 15 ** .764 0.001 15 -0.286 0.302 15 0.262 0.346 15 . . 15 .607 * 0.016 15 -0.026 0.926 15 1 . 15 .873 ** 0 15 .645 ** 0.009 15 .834 ** 0 15
P19 0.218 0.435 15 .764 ** 0.001 15 .667 ** 0.007 15 .577 * 0.024 15 -0.08 0.777 15 .764 ** 0.001 15 .612 * 0.015 15 . . 15 0.08 0.777 15 .873 ** 0 15 . . 15 ** .667 0.007 15 -0.327 0.234 15 0.492 0.062 15 . . 15 .764 ** 0.001 15 0.32 0.245 15 .873 ** 0 15 1 . 15 .739 ** 0.002 15 .865 ** 0 15
P20 0.161 0.566 15 .564 * 0.029 15 0.492 0.062 15 0.426 0.113 15 0.237 0.396 15 .564 * 0.029 15 0.452 0.091 15 . . 15 -0.237 0.396 15 .645 ** 0.009 15 . . 15 0.492 0.062 15 -0.443 0.098 15 0.364 0.183 15 . . 15 .564 * 0.029 15 0.237 0.396 15 .645 ** 0.009 15 .739 ** 0.002 15 1 . 15 .728 ** 0.002 15
Total 0.378 0.165 15 .865 ** 0 15 .865 ** 0 15 .799 ** 0 15 0.046 0.87 15 .865 ** 0 15 .628 * 0.012 15 . . 15 -0.046 0.87 15 .881 ** 0 15 . . 15 ** .865 0 15 -0.283 0.306 15 .657 ** 0.008 15 . . 15 .645 ** 0.009 15 0.162 0.565 15 .834 ** 0 15 .865 ** 0 15 .728 ** 0.002 15 1 . 15
188 Lampiran 4 Uji realibilitas 1. Tingkat kinerja pelayanan penyediaan air tawar Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.739
20
2. Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan air tawar Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.850
20
3. Tingkat kinerja pelayanan penyediaan solar Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.845
20
4. Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan solar Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.862
20
5. Tingkat kinerja pelayanan tambat labuh Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
. 817
20
6. Tingkat kepentingan pelayanan tambat labuh Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.869
20
7. Tingkat kinerja pelayanan buruh angkut Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.885
20
8. Tingkat kepentingan pelayanan buruh angkut Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.913
20
9. Tingkat kinerja pelayanan penyediaan alat angkut Reliability Statistics Cronbach's Alpha .908
N of Items 20
189 10. Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan alat angkut Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.919
20
11. Tingkat kinerja pelayanan penyediaan es balok Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.926
20
12. Tingkat kepentingan pelayanan penyediaan es balok Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.925
20
13. Tingkat kinerja pelayanan cold storage Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.910
20
14. Tingkat kepentingan pelayanan cold storage Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.907
20
15. Tingkat kinerja pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.867
20
16. Tingkat kepentingan pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.891
20
17. Tingkat kinerja pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.876
20
18. Tingkat kepentingan pelayanan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI) Reliability Statistics Cronbach's Alpha .902
N of Items 20
Lampiran 5 Contoh perhitungan kualitas pelayanan penyediaan air tawar 1) Data responden (1) Tingkat kinerja responden
P1 1 4 2 4 3 4 4 5 5 4 6 5 7 4 8 5 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 4 15 4 16 4 17 4 variabel valid ok rata2 4,2 Realibilitas = 0,739 = ok
P2 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 2 2 ok 2,8
P3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
P4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 ok 4,3
P5 4 3 3 3 3 5 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4
P6 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
P7 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ok 4,1
P8 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5
P9 5 3 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4
Variabel (pertanyaan) P10 P11 P12 1 3 4 2 4 4 2 4 4 1 4 5 1 4 4 2 3 4 1 4 4 1 4 5 1 4 4 2 3 3 2 4 4 1 4 3 1 4 3 1 3 4 1 3 3 1 4 4 1 4 3 ok ok 1,3 3,8
P13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4
P14 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2
P15 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
P16 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 ok 3,9
P17 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 ok 4,1
P18 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3
P19 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 ok 3,0
P20 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 ok 3,5
TOTAL 72 76 75 80 70 78 72 83 71 74 78 66 71 73 71 73 67
190
(2) Tingkat kepentingan responden
P1 1 4 2 3 3 5 4 5 5 4 6 4 7 4 8 5 9 5 10 4 11 4 12 5 13 3 14 4 15 4 16 4 17 4 variabel valid ok rata2 4,2 Realibilitas = 0,850 = ok
P2 3 2 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 ok 3,0
P3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4
P4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 ok 4,5
P5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4
P6 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
P7 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 ok 4,1
P8 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Variabel (pertanyaan) P9 P10 P11 P12 P13 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 5 3 4 5 4 5 3 4 5 5 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 2 4 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 4 4 5 3 4 4 4 5 3 5 5 4 5 3 4 5 4 5 2 4 4 4 5 3 4 5 4 5 2 4 5 4 5 2 4 5 4 5 2 4 4 4 ok ok 2,5 4,4
P14 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
P15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
P16 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 ok 4,7
P17 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 ok 4,3
P18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
P19 3 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 ok 4,5
P20 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 ok 4,2
TOTAL 79 74 91 87 78 79 76 87 84 82 86 88 74 83 84 83 78
191
192
2) Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Rataan skor kinerja (xi) 1 Ketepatan waktu pengiriman 4,2 2 Keberadaan penerima keluhan 2,8 4 Ketersediaan produk 4,3 7 Kemudahan prosedur pemesanan 4,1 10 Kegiatan promosi produk 1,3 12 Pengecekan dan pengawasan produk 3,8 16 Harga yang terjangkau 3,9 17 Kondisi fasilitas transportasi 4,1 19 Kondisi kebersihan 3,0 20 Kapasitas fasilitas produksi 3,5 Total 35,0 Rata-rata 3,50 Weighted total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI) = WT/5
No
WF (%) = (xi/Total xi) 100% 11,9 8,1 12,3 11,7 3,7 10,9 11,1 11,6 8,6 10,1 100
Variabel
Rataan skor kepentingan (yi) 4,2 3,0 4,5 4,1 2,5 4,4 4,7 4,3 4,5 4,2 40,3 4,03
WS = (WF.yi)100
4,18 0,84
Keterangan : WF = Weighting Factor; WS = Weighting Scored
3) Pembuatan matriks importance performance analysis (variabel diplotkan) 3,5 5,0
Rataan skor kepentingan
16 4
19
4,5
12 20
17 1 7
4,03
4,0
3,5 2
3,0
10
2,5 1,0
1,5
2,0
2,5 3,0 Rataan skor kinerja
3,5
4,0
Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 4 Ketersediaan produk 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
4,5
4) Perhitungan nilai gap (kesenjangan) No 1 2 4 7 10 12 16 17 19 20
Variabel Ketepatan waktu pengiriman Keberadaan penerima keluhan Ketersediaan produk Kemudahan prosedur pemesanan Kegiatan promosi produk Pengecekan dan pengawasan produk Harga yang terjangkau Kondisi fasilitas transportasi Kondisi kebersihan Kapasitas fasilitas produksi
0,5 0,2 0,6 0,5 0,1 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4
Rataan skor kinerja (xi) 4,2 2,8 4,3 4,1 1,3 3,8 3,9 4,1 3,0 3,5
Rataan skor kepentingan Gap (yi) (|xi-yi|) 4,2 0,0 3,0 0,2 4,5 0,2 4,1 0,1 2,5 1,2 4,4 0,6 4,7 0,8 4,3 0,2 4,5 1,5 4,2 0,7
193
5) Pembuatan grafik gap Keterangan: 1 Ketepatan waktu pengiriman 2 Keberadaan penerima keluhan 4 Ketersediaan produk 7 Kemudahan prosedur pemesanan 10 Kegiatan promosi produk 12 Pengecekan dan pengawasan produk 16 Harga yang terjangkau 17 Kondisi fasilitas transportasi 19 Kondisi kebersihan 20 Kapasitas fasilitas produksi
6) Pembuatan selang penilaian gap Range = nilai gap max-nilai gap min = 1,5 – 0 = 1,5 Panjang kelas = range : banyak kelas = 1,5 : 5 = 0,3 Penilaian Sangat Puas Puas Cukup Puas Kurang Puas Tidak Puas
0,00 0,31 0,62 0,93 1,24
Selang Penilaian sampai 0,30 sampai 0,61 sampai 0,92 sampai 1,23 sampai 1,54
7) Penentuan penilaian variabel dan perhitungan tingkat kesesuaian No
Rataan skor Rataan skor kepentingan Gap kinerja (xi) (yi)
Variabel
Penilaian
Tingkat kesesuaian (%) = (xi/yi) 100%
Dimensi Ketanggapan (responsiveness) 1
Ketepatan waktu pengiriman
4,2
4,2
0,0
Sangat puas
100
2
Keberadaan penerima keluhan
2,8
3,0
0,2 0,1
Sangat puas
93
Sangat puas
96,5
Rata-rata Dimensi Keandalan (realibility) 4
Ketersediaan produk
4,3
4,5
0,2
Sangat puas
96
7
Kemudahan prosedur pemesanan
4,1
4,1
0,0 0,1
Sangat puas
100
Sangat puas
98
Rata-rata Dimensi Empati (emphaty) 10
Kegiatan promosi produk
1,3
2,5
1,2
Kurang puas
52
3,8
4,4
0,6
Puas
86
Dimensi Jaminan (assurance) 12
Pengecekan dan pengawasan produk
Dimensi Bukti Nyata (tangibles) 16
Harga yang terjangkau
3,9
4,7
0,8
Cukup puas
84
17
Kondisi fasilitas transportasi
4,1
4,3
0,2
Sangat puas
95
19
Kondisi kebersihan
3,0
4,5
1,5
Tidak puas
67
20
Kapasitas fasilitas produksi
3,5
4,2
0,7
Cukup puas
83
Rata-rata
0,8
Cukup puas
82