PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN MEMPAWAH (Studi Pada Gabungan Kelompok Tani Pertanian Padi di Desa Peniti Luar) Oleh: ARDILLA NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan atau mendeskripsikan dan menganalisis pemberdayaan Gapoktan dikaji dari aspek pemberdayaan. Adapun permasalahan dari penelitian ini, antara lain kurangnya dorongan dan motivasi yang dilakukan oleh gapoktan, masih lemahnya daya dan potensi petani yang belum di optimalkan gapoktan, dan kurangnya ketersediaan berbagai masukan dan peningkatan taraf pendidikan petani. Peniliti menggunakan aspek pemberdayaan yang terdapat dalam teori yang digunakan dari Ambar Teguh Sulistyani sebagai pedoman dalam mengkaji permasalahan yang terdapat dalam Gapoktan Pilar Makmur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Peniti Luar hasil panen pertanian masih belum optimal. Rata-rata hasil panen padi sebanyak 2-2,5ton/ha pada satu kali musim tanam di luas areal 310 ha yang seharusnya bisa mencapai target 33,5 ton/ha. Peran gapoktan sebagai organisasi petani sangat diharapkan dalam membantu mengoptimalkan hasil pertanian. Namun, kurang aktifnya pengurus gapoktan berdampak pada proses produksi pertanian anggotanya. Dampak ketidak aktifnya pengurus tersebut di kaji dari aspek mendorongan dan motivasi, aspek memperkuat daya dan potensi, dan aspek penyediaan berbagai masukan dan peningktan taraf pendidikan. Kata-Kata Kunci : Gapoktan, Petani Padi, Motivasi, Potensi, Pendidikan.
Abstract The study is aimed to describe and analyze the empowerment of “Farmer Group of Pilar Makmur” in Peniti Luar village. The problems of this study were lack of motivation that given down by farmer group, low potential farmers, anb lack 0f availability of inputs and the level improvement of farmer’s education. In his study, the researcher used empowerment aspect based on the theory of Ambar Teguh Sulistiyani as guidance in assessing the problems. The data showed that yields in Peniti Luar village were not optimal. The averange of rice yield was 2 to 2,5 tons per hecares in one growing season in an area of 310 hectares which should reach target 3 to 3,5 tons per hectares.. As farmer organization, the farmer group is expected to help optimizing agricultural products.. However, the board’s inactivity affected the agricultural product of the farmers. The impact of board’s inactivity were investigated by three aspect; they are motivation, potential reinforcement, availabilityof imputs and the level improvement of farmer’s education. Keywords: Gapoktan, Rice Farmers, Motivation, Potential, Education.
1 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Berdasarkan
A. PENDAHULUAN
tabel
1.1
dapat
diuraikan bahwa di Desa Peniti Luar rata Gapoktan merupakan kelompok tani
– rata hasil panen padi sebanyak 2 - 2,5
lanjutan yang dibentuk dari beberapa
ton/ha pada satu kali musim tanam di luas
kelompok tani, bersifat informal, sukarela
areal 310 ha pada pertanian sektor hilir.
dan swadaya atas dasar kesepakatan dan
Musim tanam Gadu pada bulan April –
kepentingan bersama. Agar poktan dapat
September dengan varietas unggul Inpara-
menjadi
yang
3 dan musim tanam Rendengan pada bulan
memiliki kelayakan usaha yang memenuhi
Oktober – Maret dengan varietas lokal.
skala ekonomi dan efisiensi usaha, maka
Hasil panen rata-rata yang dapat mereka
poktan
menyatukan
wujudkan masih belum mencapai target
gapoktan.
standar hasil pertanian 3- 3,5 ton/hektar di
Gapoktan berfungsi untuk memfasilitasi
luas areal tersebut. Hal ini terjadi karena
kegiatan-kegiatan usaha bersama mulai
beberapa sebab, dari hasil wawancara
dari sektor hulu sampai hilir secara
diantaranya
yaitu
komersial dan berorientasi pasar. Pada
pengolahan
lahan
tahap pengembangannya gapoktan tersebut
keterbatasan modal usaha petani pada
dapat memberikan pelayanan informasi,
musim selanjutnya.
kelembagaan
didorong
kelompoknya
petani
untuk
ke
dalam
ketidak
mampuan
diakibatkan
oleh
teknologi dan permodalan kepada anggota
Peran gapoktan sangat diharapkan
kelompoknya serta menjalin kerjasama
dalam membantu keterbatasan modal ini.
dengan pihak lain di bidang pertanian.
Persoalannya, kinerja pengurus gapoktan
Diharapkan penggabungan poktan dalam
yang kurang aktif dalam menjalankan
gapoktan akan menjadikan kelembagaan
tugasnya.
petani yang kuat dan mandiri serta berdaya
gapoktan
saing.
ketidakmampuan
Keidak
aktifnya
ini
pengurus
berawal
dari
gapoktan
dalam
Wadah kelompok tani diatur dan ditata
mengelola keuangan pinjaman anggota
di tiap dusun dan di tingkat desa sehingga
gapoktan dan macetnya pinjaman anggota
memudahkan
terhadap
proses
pemberdayaan
dana
gulir
yang
diberikan
pertanian termasuk di desa Peniti luar.
pemerintah pada tahun 2010. Kurang
Gapoktan di Desa Peniti luar yakni
aktifnya
Gapoktan
berpengaruh
Pilar
Makmur
dengan
14
pengurus kepada
gapoktan kinerja
ini
gapoktan
kelompok tani berjumlah 325 orang
tersebut. Beberapa hal yang menjadi
anggota yang di ketuai oleh bapak Masri.
masalah pada kurang aktifnya pengurus atau kelengkapan gapoktan tersebut yakni: 2
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
1) kurangnya sosialisasi dalam mendorong
berinovasi
dan memotivasi anggota gapoktan, 2)
diakibatkan oleh kurangnya penyediaan
pencatatan
yang difasilitas oleh gapoktan. Ketiga,
dan
administrasi
gapoktan
dalam
lemahnya
informasi yang masih belum memadai, 3)
pemasaran produksi menjadi salah satu
evaluasi
kendala
musyawarah
anggota
saing
yang
dalam memenuhi penyediaan masukan
dan
daya
pertanian
terhadap
dalam
pengolahan
pertanian
dan 4) lemahnya daya dan potensi petani
terhadap kelangsungan hidup petani. Dari
karena kurangnya dukungan gapoktan
pada itu, gapoktan yang ada di desa Peniti
untuk terjun langsung memantau dan
Luar yang lama sudah dibentuk masih
mengoptimalkan pertanian anggotanya.
belum menunjukan pengaruh yang positif
Akibat
terhadap perkembangan dan kemajuan
masalah
tersebut
maka
permasalahan pertanian yang terjadi pada
cukup
lahan
gapoktan yang masih jarang dilaksanakan
dari
yang
petani
berpengaruh
dalam usaha tani.
anggota gapoktan tidak direspon cepat
Informasi yang diperoleh dari ketua
oleh pengurus gapoktan. Hal ini menjadi
gapoktan Pilar Makmur ditegaskan bahwa
persoalan yang tampak ketika bantuan
gapoktan ini masih belum berkembang.
permodalan tidak berjalan dengan baik,
Tugas – tugas dan tangungjawab yang di
padahal
petani
bebankan kepada gapoktan belum berjalan
bantuan
permodalan
sangat
mengharapkan
tersebut.
Belum
dengan baik
sesuai dengan kriteria
adanya koperasi dalam membantu anggota
gapoktan
gapoktan dalam pemenuhan kebutuhan
dilandaskan
dan permodalan usaha tani juga menjadi
Menteri No. 82 Tahun 2013. Upaya –
persoalan tersendiri.
upaya yang dilakukan gapoktan masih
Gapoktan desa Peniti luar memiliki
belum
yang atas
optimal
dan
pedoman
mandiri Peraturan
dikarenakan
aktifnya
ini belum dapat diatasi terutama dalam
pelaksanaan rencana kegiatan yang telah di
penyediaan berbagai masukan antara lain:
buat.
terhadap
kelembagaan
layanan
usaha
Menghadapi pemberdayaan
gapoktan
kurang
beberapa permasalahan yang sampai saat
pertama, lemahnya aksesbilitas petani
pengurus
kuat
situasi menjadi
terhadap
demikian,
harapan
yang
misalnya lembaga keuangan/permodalan,
mampu membantu meningkatkan kinerja
lembaga
sarana
gapoktan dengan menganalisis ketidak
produksi pertanian dan informasi. Kedua,
mampuan dalam menjalankan kegiatan –
rendahnya
petani,
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
sehingga mereka kurang mampu untuk
tujuan organisasi tersebut. Pemberdayaan
pemasaran,
tingkat
lembaga
pendidikan
3 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
yang di inginkan yakni pemberdayaan
persetujuan
kepada petani.
menyediakan
Pemberdayaan gapoktan di arahkan mampu
penerapan sistem agribisnis,
peningkatan peranan, peran serta petani
melakukansesuatu, seseorang
dengan
sumberdaya, otoritas danpeluang untuk melakukan
sesuatu,
membuat
sesuatu
menjadimungkin dan layak.
dan anggota masyarakat pedesaan lainnya
Pemberdayaan
merupakan
upaya
dengan menumbuh kembangkan kerja
memberdayakan baik terhadap individu
sama antar petani dan pihak lain yang
maupun kelompok orang atau kelompok
terkait
masyarakat
untuk
mengembangkan
usaha
agar
taninya. Selain itu pemberdayaan gapoktan
kemampuan
diharapkan dapat membantu dan menggali
permasalahannya.
mereka
memiliki
untuk
mengatasi
potensi, memecahkan masalah usaha tani
Pemberdayaan selalu terkait dengan
anggotanya melalui analisis pemberdayaan
penggalian dan pengembangan potensi
yang terdiri dari tiga aspek yakni aspek
masyarakat.
mendorong
aspek
mengatakan bahwa setiap manusia dan
meningkatkan daya dan potensi serta aspek
masyarakat memiliki potensi yang dapat di
ketersediaan
berbagai
masukan
dan
kembangkan,
peningkatan
pendidikan
secara
lebih
adalah upaya untuk membangun daya itu
efektif dan memudahkan dalam mengakses
dengan mendorong, memberikan motivasi
informasi, pasar, teknologi, permodalan
dan
dan sumber daya lainnya.
potensi
dan
memotivasi,
Menurut
sehingga
membangkitkan yang
Kartasasmita,
pemberdayaan
kesadaran
dimiliki
akan
serta
untuk
masyarakat
petani
mengembangkannya. Pemberdayaan
adalah upaya–upaya yang dilakukan dalam
B. TINJUAUAN PUSTAKA
rangka
atau
empowerment,
mandiri mampu mengembangkan diri dan
berasal dari kata daya (power).Daya dalam
dalam
arti
berkelanjutan.
kekuatan,
melakukan
usaha
secara
kamus
bahasa
sebagaiberkontribusi
waktu,
Beberapa pendekatan dan strategi
tenaga, usaha melalui kegiatan-kegiatan
dalam pemberdayaan masyarakat petani
yangberkenaan
dengan
perlindungan-
(Pambudy dan A.K.Adhy, 2001: 68-82)
perlindungan
hukum,
memberikan
diartikan
dalam
kemampuan
masyarakat agribisnis sehingga secara
1. Teori Pemberdayaan Petani Pemberdayaan
meningkatkan
menujun
kemandirian
petani,
dapat
seseorang atau sesuatu kekuatan atau 4 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
ditempuh dengan berbagai upaya sebagai
3. Penyediaan berbagai masukan dan
berikut :
peningkatan
1. Memulai dengan tindakan mikro
modal, sektor
pendidikan,
derajad kesehatan, akses kepada
dan lokal. 2. Pengembangan
taraf
ekonomi
teknologi
tepat
guna,
informasi, lapangan kerja dan pasar
strategis sesuai dengan kondisi
dan fasilitas–fasilitas yang ada.
lokal (daerah). 3. Mengganti
pendekatan
Secara konseptual kebijakan publik
kewilayahan administratif dengan
dapat dilihat dari kamus administrasi
pendekatan kawasan.
publik
4. Membangun kembali kelembagaan masyarakat.
Chandler
dan
Plano
(dalam
Pasolong, 2010: 38) mengatakan bahwa Kebijakan publik adalah pemanfaatan
5. Mengembangkan
penguasaan
pengetahuan teknis.
yang
strategis
terhadap
sumberdaya-
sumberdaya yang ada untuk memecahkan
6. Pengembangan kesadaran pelaku ekonomi.
masalah-masalah publik atau pemerintah. Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan
7. Membangun
jaringan
ekonomi
strategis.
publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus-menerus oleh
Pemberdayaan petani melalui berbagai
pemerintah demi kepentingan kelompok
upaya sehingga dapat berdaya. Dalam
yang kurang beruntung dalam masyarakat
Kemitraan
agar mereka dapat
dan
Pemberdayaan (79:2004) upaya
Model-Model
hidup, dan ikut
menurut
Sulistiyani
berpartisipasi dalam pembangunan secara
pemberdayaan
merupakan
luas.
meningkatkan
harkat
lapisan
masyarakat dan pribadi manusia. Upaya ini meliputi: 1. Mendorong, meningkatkan
2. Gabungan Kelompok Tani Gapoktan
memotivasi, kesadaran
kelompok
tani
merupakan yang
gabungan
bergabung
dan
akan
bekerjasama untuk meningkatkan skala
potensinya menciptakan iklim atau
ekonomi dan efisiensi usaha. Dalam
suasana untuk Berkembang.
www.litbang.pertanian.go.id
2. Memperkuat daya, potensi yang
Gapoktan
tertulis
bahwa
tentang Gapoktan
dimiliki dengan langkah–langkah
dibentuk atas dasar (1) Kepentingan
positif
bersama antara anggota, (2) Berada pada
dalam
memperkembangkannya.
kawasan
usaha
tani
yang
menjadi 5
ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
tanggung jawab bersama diantara anggota, (3) Mempunyai kader pengelolaan yang berdedikasi
untuk
menggerakkan
petani,(4) Memiliki kader atau pimpinan yang diterima oleh petani lainnya, (5) Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya
oleh
sebagian
manfaat dari tokoh masyarakat setempat.
diperlukan manusia
Gapoktan dukungan
yang
yang
ideal
sumber
daya
berkualitas
melalui
pembinaan yang berkelanjutan. Proses
di gambarkan sebagai berikut:
besar
anggotanya,(6) Adanya dorongan atau
Membangun
Adapun kerangka pikir tersebut dapat
penumbuhan
dan
SKEMA KERANGKA PIKIR Peraturan Menteri Pertanian nomor 82 tahun 2013 tentang pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan gabungan kelompok tani.
Pemberdayaan Gabungan Kelompok TaniKecamatan Siantan Kabupaten Mempawah. Studi pada: Gabungan Kelompok Tani Pertanian padi di Desa Peniti Luar.
pengembangan Gapoktan yang kuat dan mandiri diharapkan secara langsung dapat
Permasalahan:
menyelesaikan
1. Kurangnya dorongan dan motivasi yang dilakukan oleh gapoktan. 2. Masih lemahnya daya dan potensi petani yang belum di optimalkan gapoktan dalam usaha pertanian 3. kurangnya penyediaan berbagai masukan yang difasilitas oleh gapoktan
permasalahan
petani,
pembiayaan dan pemasaran.Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani,
bahwa:“Pembinaan diarahkan
pada
diamanatkan
kelompok penerapan
tani sistem
agribisnis, peningkatan peran, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan. Gapoktan
merupakan
kelembagaan
ekonomi di pedesaan yang didalamnya
Teori pemberdayaan (Sulistiyani, 97: 2004). Aspek pemberdayaan: 1. mendorong dan memotivasi. 2. memperkuat daya dan potensi anggotanya. 3. Ketersediaan berbagai masukan dan peningkatan taraf pendidikan
bergabung kelompok-kelompok tani.” Output: 1. Gabungan kelompok tani yang kuat dan mandiri. 2. Meningkatnya hasil panen padi petani. 3. Menciptakan ketahanan pangan di Desa Peniti Luar.
6 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kepustakaan.
Metode
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan analisis sehingga dengan metode ini dapat mendeskripsikan serta menganalisa
C. METODE PENELITIAN
bagaimana
bentuk
pemberdayaan kelompok tani di Desa Penelitian penelitian
ini
merupakan
deskriptif.
jenis
Tujuan
dari
Peniti Luar yang di kaji dari tiga aspek pemberdayaan
yaitu
mendorong
penelitian yang bersifat deskriptif itu
memotivasi,
sendiri untuk menggambarkan tentang
potensi, kertersediaan berbagai masukan
suatu masyarakat atau suatu kelompok
dan peningkatan taraf pendidikan .
orang tertentu atau gambaran tentang suatu
Subjek
memperkuat
daya
dan dan
penelitian yang digunakan
gejala atau hubungan antara dua gejala
dalam penelitian ini adalah seluruh elemen
(Soehartono, 2008:35). Jenis penelitian
yang berkaitan dengan pemberdayaan
deskriptif tidak menjelaskan hubungan
kelompok
antar variable yang terkait dengan masalah
metode
yang diteliti. Penelitian deskriptif tidak
ditentukan
dimaksudkan untuk meneliti hipotesis
penelitian sebagai berikut: (1) Ketua
tertentu tetapi hanya menggambarkan
Gapoktan Pilar Makmur, (2) Kepala UPT
tentang suatu variabel dan gejala keadaan
Dinas Pertanian, Pertenakan, Perkebunan
(Suharsimi, 1993:310).
dan
Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis
gunakan
adalah
tani
dengan
Purposive informan
Kelautan
menggunakan
Sampling yaitu
Kecamatan
maka subyek
Siantan
Kabupaten Pontianak, (3) Kepala Desa
pendekatan
Peniti Luar, (4) Penyuluh Pertanian, (5)
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan
Ketua Poktan dan pengurus Gapoktan Pilar
Taylor
2007:4)
Makmur dan (6) Petani yang menjadi
kualitatif
anggota Gapoktan Pilar Makmur yang
(dalam
mendefinisikan sebagai
Moleong, metodologi
prosedur
yang
terdiri dari 5 orang sedangkan objek
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
penelitiannya adalah adalah pemberdayaan
kata tertulis atau lisan dari orang-orang
mndorong dan memotivasi, memperkuat
dan
daya
perilaku
Penelitian
ini
penelitian
yang
dapat
diamati.
menggunakan
dan
potensi
serta
penyediaan
teknik
berbagai masukan dan peningkatan taraf
pengumpulan data melalui pengamatan
pendidikan yang dilakukan oleh Gapoktan
langsung
wawancara
kepada anggotanya. Instrument penelitian
mendalam (depth interview) dan studi
yang digunakan dalam penelitian ini
(observasi),
7 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah peneliti itu sendiri, dan instrumen
diperoleh,
yang digunakan untuk mengumpulkan data
bermakna dari pada sekedar penyajian
yaitu (1) pedoman observasi, (2) pedoman
dalam bentuk angka-angka. Ada tiga hal
wawancara
pencatat
yang dilakukan dalam analisis data yaitu
dukomen. Instrumen ini diperlukan untuk
reduksi data, penyajian data dan penarikan
mendapatkan data yang lengkap dari
kesimpulan.
semua pihak yang terkait sehingga data
triangulasi sebagai teknik untuk mengecek
yang diperoleh dapat menjawab semua
keabsahan data.
dan
(3)
alat
sehingga
menjadi
Peneliti
lebih
menggunakan
permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 1) metode Observasi, yaitu pengumpulan data
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran
yang
jelas
Berdasarkan
hasil
penelitian
mengenai
pemberdayaan gapoktan di Desa Peniti
pemberdayaan Gabungan Kelompok Tani
Luar yang di kaji dari tiga aspek sebagai
di desa Peniti Luar; 2) Wawancara, yaitu
berikut:
cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mewawancarai informan secara langsung
dengan
pertanyaan
terbuka.
1. Aspek
mendorong
dan
memotivasi Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
Wawancara dilakukan terhadap informan
wawancara kepada kepala UPT dinas
yang memiliki informasi dan pengetahuan
Pertanian di dapat bahwa dulunya di desa
yang luas dan mendalam berkaitan dengan
Peniti petani hanya panen setahun sekali
penelitian. Informan dalam penelitian ini
dengan varietas lokal saja namun kini
adalah ketua Gapoktan, kepala Dinas
sudah panen setahun dua kali dengan
Pertanian,
pengurus
varietas lokal dan varietas unggulan yakni
gapoktan dan ketua poktan serta petani; 3)
pada musim tanam Gadu pada bulan April
Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan
– September dengan varietas unggul
data dengan cara mendokumentasikan
Inpara-3 dan musim tanam Rendengan
hasil penelitian atau observasi dari objek
pada bulan Oktober – Maret dengan
penelitian yang dilakukan dilapangan.
varietas lokal.Rata – rata hasil panen padi
Teknik analisis data yang digunakan
sebanyak 2 - 2,5 ton/ha pada satu kali
adalah analisa deskriptif kualitatif untuk
musim tanam di luas areal 310 ha yang
memberikan
dapat mereka wujudkan masih belum
terhadap
Kepala
ulasan
data
dan
Desa,
atau
interpretasi
informasi
yang 8
ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mencapai target standar hasil pertanian 33,5 ton/hektar di luas areal tersebut.
Bentuk dorongan dan motivasi yang di dapat oleh petani selama ini berupa
Belum tercapainya target hasil panen
dorongan yang bersifat teknis yakni petani
padi disebakan oleh berbagai macam
di dorong
agar mampu menangani
faktor baik dari faktor alam maupun dari
pengolahan dan perbaikan lahan. Tetapi
petani itu sendiri. Maka dari pada itu,
dorongan seperti ini masih belum mampu
banyak pihak berupaya dalam mengatasi
membantu
masalah tersebut namun tidak dipungikiri
memberdayakan diri mereka,
juga bahwa dalam penanganannya terdapat
diperlukan dorongan – dorongan yang lain
berbagai kendala. Salah satu kendala yakni
agar
lemahnya pemberdayaan dalam aspek
Wawancara dengan beberapa pengurus
mendorong dan memotivasi petani.
dari unit usaha yakni dari pengurus unit
anggota
potensi
yang
gapoktan
dimiliki
untuk masih
optimal.
Pada pemberdayaan gapoktan, upaya
usaha tani, unit usaha saprodi dan unit
mendorong dan memotivasi diperlukan
usaha pengelolaan rata- rata menyebutkan
untuk merubah anggota gapoktan yakni
bahwa kegiatan dari tiap – tiap unit usaha
para petani dalam meningkatkan usaha
tidak dijalankan dengan alasan bahwa
pertanian terutama dalam mengadopsi
tidak adanya bantuan ataupun kerjasama
pengalaman sesama petani atau hasil -
yang baik dengan para anggota. Dari hasil
hasil inovasi di bidang pertanian baik
wawancara dengan petani menyatakan
sederhana maupun kompleks. Perlunya
bahwa tanpa program dan bantuan dari
upaya mendorong dan memotivasi dalam
gapoktan pun petani tidak akan berhenti
proses
gapoktankepada
menanami sawahnya masih dapat dan
para anggotnya agar dapat melakukan
berupaya menggarap sawahnya sendiri
berbagai bentuk tindakan atau bantuan
dikarenakan dengan bertani menjadi satu-
secara merata. Motivasi dan dorongan
satunya mata pecaharian.
pemberdayaan
terjadi baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar petani itu sendiri, untuk
2. Aspek
memperkuat
daya
dan
mencapai tujuan tertentu guna memenuhi /
potensi
memuaskan
Peran
Dari hasil penelitian di dapat bahwa di
dorongan dan motivasi dalam proses
desa Peniti Luar menerapkan sistem
pemberdayaan
anggota
pertanian sektor hilir menggunakan irigasi
gapoktan berperilaku aktif dalam usaha
tadah hujan. UPT Dinas Pertanian dan
produksi pertanian dan berinovasi dalam
Penyuluh pertanian banyak memberikan
kiat usaha pertanian yang lebih modern.
program-program bantuan berupa alat-alat
suatu
kebutuhan.
memicu
agar
9 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
atau
kebutuhan
pertanian
dalam
sendiri ataupun yang di prakarsai oleh
peningkatan potensi lahan namun dalam
gapoktan yang bernanung di Desa Peniti
peningkatan
atau
Luar. as Ini menunjukan bahwa potensi –
petani tersebut masih dirasa kurang. Hal
potensi yang ada masih belum digali
ini terjadi karena pola pemikiran petani
ataupun
yang masih mistik, daya serap petani yang
memberdayakan petani.
potensi
manusianya
ditingkatkan
guna
rendah terhadap pengetahuan pertanian modern dan faktor usia. Gapoktan selaku fasilitator
pertanian
di
tingkat
desa
diharapkan mampu mengembangkan daya
3. Aspek
penyediaan
berbagai
dan potensi anggotanya agar mampu
masukan dan peningkatan taraf
berkreatifitas,
pendidikan
berinovasi
dan
meningkatkan hasil pertanian. Adapun
a. Sarana dan Prasarana
usaha atau kiat yang dilakukan gapoktan
Usaha di bidang pertanian tidak akan
Pilar Makmur dalam mengembangkan
lancar tanpa dukungan saran dan prasarana
daya dan potensi anggotanya melalui
pertanian sebagai media masukan untuk
program usaha pengolahan hasil yaitu
bertani.
mencari
masukan ini diperlukan kerjasama antara
dan
pengolahan kegiatan
belajar hasil
ini
tentang
pertanian.
tidak
hanya
strategi
Upaya
penyediaan
Pertanian,
Lingkup
Dinas
aktivitas
aparat desa, Gapoktan dan para petani usaha
Penyuluh
berbagai
pertanian,
pengolahan sederhana di tingkat petani,
dalam
tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan
masukan sarana dan prasarana. Mengenai
mulai dari penanganan pasca panen produk
sarana pertanian yang ada di Desa Peniti
pertanian sampai pada tingkat pengolahan
Luar berdasarkan hasil pengamatan yaitu
lanjutan dengan maksud untuk menambah
luas lahan pertanian irigasi setengah teknis
value added (nilai tambah) dari produksi
125 Ha, irigasi tadah hujan 587 Ha,
primer tersebut. Hasil temuan penelitian
tanggul dan pengairan. Sarana berupa alat-
yang di dapat dilapangan bahwa program
alat pertanian yang dimiliki oleh Gapoktan
tersebut masih belum berjalan dengan
Pilar
baik, belum ditemukan bentuk inovasi-
Thresher Multiguna Tipe Dorong, Traktor,
inovasi baik berupa alat ataupun konsep
Paddy Sprayer dan terpal jemur. Menuntut
strategi bertani yang dibuat oleh petani
keterangan dari beberapa petani dengan
baik dalam proses produksi ataupun
adanya
pengolahan hasil dari pertanian baik
pengolahan
Makmur
irigasi,
pemenuhan
seperti
para
lahan
LKM,
berbagai
Power
petani
dalam
pertanian
tidak 10
ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bergantung pada musim hujan, dan kini
dirugikan oleh teknologi baru itu yang
pengolahan lahan pertanian dilakukan dua
merupakan faktor internal.
kali dalam setahun yakni pada musim
b. Permodalan
tanam Gadu pada bulan April – September
Modal merupakan salah satu faktor
dengan varietas unggul Inpara-3 dan
pendukung dalam suatu usaha. Dalam
musim tanam Rendengan pada bulan
memulai usaha selalu di perlukan modal
Oktober – Maret dengan varietas lokal.
sebagai ladasan dalam memulai kegiatan
Terungkap dari hasil penelitian sistem
usaha.
pertaniannya belum mengarah kepada
menjadi faktor produksi penting dalam
orientasi
usaha pertanian. Sayangnya, aksesibilitas
pasar
dikarenakan
masih
Permodalan
dalam
menggunakan sistem bertani tradisional.
petani
Anggota kelompok Gapoktan masih belum
permodalan
bisa melepaskan diri dari kebiasaan-
sangat terbatas. Petani di Desa Peniti
kebiasaan dan cara-cara lama yang sudah
Luar sebagian kecil juga petaninya
menjadi pegangan dari dulu yang di dapat
merupakan petani yang menguasai lahan
dari cara terun temurun dalam pegerjaan
sempit dan petani tanpa lahan yang
sawah. Kebiasaan cara-cara lama tersebut
menjadi
seperti
mencangkul,
demikian, tidak jarang ditemui bahwa
membersihkan rumput, ataupun menyemai
kekurangan biaya merupakan kendala
bibit.
bagi
dalam
Menanam
memerlukan kesabaran
hal
padi
keahlian, berkerja,
menunggu
di
sawah
itu
keuletan
serta
merawat
dan
hasilnya.
Prasarana
terhadap
pertanian
sumber-sumber
yang
disediakan
anggota
petani
gapoktan.
dalam
usaha
menjadi
pembatas
pertanian
yang
Dengan
mengelola
mengembangkan faktor
masih
tani.
dan
Modal optimasi
dilakukan
petani.
menunjukkan kegiatan pertanian, prasaran
Berdasarkan hasil wawancara terhadap
ini merupakan hal baru bagi masyarakat
beberapa petani di dapat bahwa sebagian
petani di Desa Peniti Luar pada waktu
besar usaha pertanian yangdilakukan
mereka menerapkan sistem pertanian yang
petani
dicanangkan. Meskipun dengan adanya
sendiri yang berasal dari asset petani dan
teknologi pertanian tersebut akan dapat
pendapatan
meningkatkan
produktifitas,
namun
penelitian terungkap bahwa pada saat
dipihak
kadang-kadang
suatu
awal berdirinya Gapoktan Pilar Makmur
lain
masih
petani.
menimbulkan oposisi dari sekelompok
mendapat bantuan modal usaha dan
anggota
pinjaman bergulir dari pemerintah yang
merasa
para
temuan
pada
yang
2010
Hasil
modal
pengenalan teknologi baru selalu akan
masyarakat
tahun
mengandalkan
anggotanya
11 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
di salurkan melalui Gapoktan sebesar Rp.
petani. Kelengkapan administrasi usaha
100.000.000;/Gapoktan.
pertanian
seiring
berjalannya
Akan waktu
tetapi program
pribadi
yang sangat
mengatas sulit
namakan
dapatdipenuhi
pinjaman tersebut hanya berjalan selama
sehingga banyak dinilai tidak layak oleh
satu tahun saja dikarenakan berbagai
lembaga kerjasama permodalan seperti
faktor
Bank.
di
antaranya
pengembalian
macetnya
pinjaman.
Dari
hasil
wawancara dengan beberapa petani di dapat
bahwa
keterlambatan
adapun anggota
masalah
gapoktan
ini
c. Peningkatan taraf pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mengadakan suatu perubahan
dan
memberdayakan
dikarenakan gagal panen di akibatkan
masyarakat. Di Desa Peniti Luar masih
oleh air asin sehingga petani tidak
terkendala
mampu
untuk
tingkat
tersebut
dan terjadilah penunggakan
mayoritas pendidikan mereka lulusan
meskipun pemerintah sudah memberikan
sekolah dasar, sehingga tak heran jika
bantuan kepada petani.
produksi pertaniannya kurang berdaya
membayar
pinjaman
dengan
pendidikan
masih
rendahnya
para
petaninya,
Berdasarkan data-data diatas tersebut
saing tinggi. Dengan rendahnya tingkat
ini yang menjadi penyebab utama dari
pendidikan petani dapat mempengaruhi
ketidak aktifnya pengurus gapoktan di
rendahnya produktivitas dan etos kerja
karenanakn
petani. Anggota Gapoktan Pilar Makmur
ketidakmampuan
para
pengurus dalam mengendalikan pinjaman
lebih
bergulir dan tidak mau bertanggung
tradisional dan sub sistem tradisional.
jawab akan masalah ini karena ketidak
Artinya, petani tersebut hanya berpikiran
adanya sanksi
yang tegas terhadap
untuk mengolah hasil pertaniannya untuk
penunggakan atau keterlambatan dalam
mencukupi kebutuhannya saja. Hasil
pembayaran pinjaman. Hasil temuan
penelitian membuktikan bahwa tingkat
penelitian terungkap bahwa petani kini
pendidikan petani di Desa Peniti Luar
kesulitan dalam pengolahan pertanian
sebagian
karena terbatasnya permodalan. Bantuan-
pendidikan SD dengan persentase 64%.
bantuan sangat diharapkan petani guna
Berlatar
meningkatkan
produksi.
sebagian besar berpendidikan SD sangat
Pembiayaan pertanian skalakecil menjadi
sulit bagi petani menyesuaikan dengan
komplek
lembaga
tutntutan zaman. Apalagi dengan kondisi
pembiayaan formal sulit dapat dipenuhi
petani desa yang merupakan orang
karena
hasil
akses
ke
banyak
besar
belakang
merupakan
berlatar
petani
belakang
pendidikan
yang
12 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dewasa yang sedikit sulit menerima
pemberdayaan Gapoktan di Desa Peniti
pendidikan formal. Dalam upaya itu juga
Luar
pemerintah
pemberdayaan
program
mencanagkan pendidikan
program-
untuk
para
adalah
kurang dan
optimalnya
kurang
aktifnya
pengurus Gapoktan dalam menjalankan
petaninya. Pendidikan yang diterapakan
tugasnya
di Desa Peniti Luar untuk petani sebagai
kelompok tani belum berhasil. Dengan
orang
indikasi-indikasi sebagai berikut:
dewasa
adalah
pendidikan
partisipatif dengan metode andragogi
sehingga
pemberdayaan
1. Upaya mendorong, memotivasi dan
atau pendidikan orang dewasa, bersifat
meningkatkan
non formal, dengan proses pembelajaran
potensinya menciptakan iklim atau
dalam lingkungan usaha tani setempat.
suasana untuk perkembangan petani
Pendidikan ini dicanangkan pemerintah
yang dilakukan oleh gapoktan masih
dengan
dirasa
nama
Sekolah
Lapangan
kesadaran
sangat
kurang.
akan
Sosialisasi,
Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-
evaluasi, musyawarah dan pertemuan-
PTT). Sekolah ini di desa Peniti Luar
pertemuan
dilaksanakan setiap awal musim tanam
fikiran
dan dilaksanakan juga jika ada program
mendorong petani agar maju dan
baru dari pemerintah. SL-PTT bukan
menanggapi masalah pertanian yang
merupakan
dihadapi
program dari Gapoktan.
Hasil temuan penelitian peran Gapoktan dalam pendidikan anggotanya masih
sebagai
ajang
ataupun
sharing
anggotanya
masih
bertukar dalam
jarang
dilaksanakan. 2. Upaya dan usaha gapoktan dalam
dirasa sangat kurang. Pengurus gapoktan
memperkuat
kurang
anggotanya, Gapoktan selaku fasilitator
dalam
menghimbau dalam
mengajak
anggotanya
berbagai
program
ataupun
untuk
daya
dan
potensi
ikut
pertanian di tingkat desa diharapkan
pendidikan
mampu mengembangkan daya dan
untuk petani bahkan yang berperan aktif
potensi
anggotanya
agar
dalam menggalakan pendidikan adalah
berkreatifitas,
para poktan itu sendiri.
meningkatkan hasil pertanian. Program
berinovasi
mampu dan
usaha pengolahan hasil yaitu mencari dan belajar tentang strategi pengolahan hasil pertanian. Namun dari temuan
E. KESIMPULAN
penelitian Berdasarkan pembahasan
dan
hasil analisa
penelitian, mengenai
tmasih
bahwa belum
program berjalan
tersebu dengan
baik,masih belum ditemukan bentuk 13
ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
inovasi-inovasi yang dibuat oleh petani
bersama petani yang dijalankan sebaik
baik dalam proses produksi atau pun
mungkin.
pengolahan hasil dari pertanian baik
2. Dalam peningkatan potensi anggotanya
sendiri ataupun yang di prakarsai oleh
agar
gapoktan yang bernanung di Desa
pertanian. Gapoktan seharusnya bisa
Peniti Luar.
aktif sebagai organisasi petani dan
3. Upaya ketersediaan berbagai masukan dan
peningkatan
taraf
pendidikan.
Sarana dan prasarana masih kurang oleh gapoktan, akses permodalan dan
lebih
kooperatif
inovatif
dalam
dalam
usaha
mengembangkan
potensi anggotanya dan tidak berjalan sendiri-sendiri. 3. Dalam
memudahkan
ketersediaan sebaiknya
kerjasama pihak ketiga yang masih
berbagai
masukan,
belum mendukung serta peningkatan
membentuk
suatu
taraf pendidikan petani yang masih
sebagai
rendah (masih banyak yang tamat SD).
produktifitas dan memudahkan petani dalam
salah
memenuhi
koperasi satu
petani
pendukung
kebutuhan
usaha
pertanian dan membangun bangunan khusus untuk Gapoktan di Desa Peniti Luar dengan nama Gapoktan Pilar
F. SARAN
Makmur. Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut
G. REFERENSI
: 1. Upaya mendorong, memotivasi dan meningkatkan
kesadaran
akan
potensinya menciptakan iklim atau
Sumber Buku Moleong, J. Lexy. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
suasana untuk perkembangan petani yang dilakukan oleh gapoktan masih dirasa
sangat
kurang
seharusnya
menjadi acuan untuk lebih sadar akan kelemahan.
Maka
dari
itu
perlu
dilakukan evaluasi, disiplin anggota gapoktan dan memperbanyak agendaagenda pertemuan langsung dilapangan
Pambudy dan A.K Adhy (ed.): Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Menuju Terwujudnya Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
14 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Suharsimi, Arikunto. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sulistiyani, Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan.Yogyakarta : Gava Media
Peraturan Perundang-Undangan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dan Gabungan kelompok tani. UU no 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Rujukan Eletronik : -------------------------. Litbang. http://www.litbang.deptan.go.id/. Diakses pada tanggal 17 September 2014
15 ARDILLA, NIM. E01110041 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN