HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK TANI DENGAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN
Dwi Ariyanti, Sapja Anantanyu, Widiyanto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 085642131918 Abstract: This study aims to know the leadership chairman farmer’s group, the level of effectiveness farmer’s group and relationship of leadership chairman farmer’s groups with effectiveness farmer’s groups. This research was implemented in the Plupuh district, Sragen regency with an explanatory quantitative approach and survay techniques. Determination of sample used stratified random sampling method with 96 farmer respondents. The data was obtained from key informan using interview and observation technique. The analysis methods used are spearman rank correlation. The results of this research show the leadership of chairman farmer’s groups score is 31.80 (medium category), the effectiveness farmer’s group score is 26,78 (medium category) and there is a positif relationship of leadership chairman farmer’s group with effectiveness farmer’s group value rs:0,741 and t hint:10,698 is mean’s strong category. This means showing that the better leadership chairman farmer’s group result higher effectiveness farmer’s group and the lower leadership chairman groups result lower effectiveness farmer’s group too. Therefore increase the role and cooperation of government or related agencies and farmer groups so that improvement of internal and external farmer’s group finally the effectiveness of farmer’s group in Plupuh District, Sragen Regency can be realized. Keywords : Leadership, Effectiveness, Farmer’s Group Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan ketua kelompok tani, tingkat keefektifan kelompok tani dan hubungan antara kepemimpinan ketua dengan keefektifan kelompok tani. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif explanatory dan teknik survay. Penentuan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling (sampel acak distratifikasi) dengan jumlah responden sebanyak 96 petani Pengumpulan informasi dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan skor kepemimpinan ketua kelompok tani sebesar 31,80 (kategori sedang), skor keefektifan kelompok tani sebesar 26,78 (kategori sedang) dan terdapat hubungan yang berbanding lurus antara kepemimpinan ketua kelompok tani dengan keefektifan kelompok tani dengan nilai rs:0,741 dan thitung:10,698 dalam kategori kuat. Hal ini berarti menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan ketua kelompok tani maka semakin tinggi keefektifan kelompok taninya dan semakin rendah kepemimpinan ketua kelompok tani semakin rendah pula keefektifan kelompok tani. Faktor kepemimpinan ketua kelompok tani merupakan faktor yang dominan dalam menentukan keefektifan kelompok tani. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan peran dan kerjasama dari pemerintah atau dinas terkait serta kelompok tani supaya ada perbaikan dari internal maupun ekternal kelompok tani sehingga keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dapat terwujud. Kata kunci : Kepeimpinan, Keefektifan, Kelompok Tani
PENDAHULUAN Darsono (2012) menyatakan bahwa sektor pertanian adalah lokomatif awal untuk membawa peradaban sebuah bangsa menjadi maju dan efisien disetiap perkembangan peradaban dunia. Indonesia merupakan salah satu negara agraris maka pertanian merupakan sektor strategis yang menyerap tenaga kerja yang berbasis perdesaan. Namun, kenyataannya keterpihakan pembangunan nasional kepada sektor pertanian belum optimal. Pembangunan nasional menjadikan sektor ini sebagai sektor pendukung yang cenderung untuk mengamankan kepentingan makro. Oleh sebab itu, harus ada perhatian lebih terhadap pembangunan dalam sektor ini. Pembangunan nasional yang berupaya memaksimalkan sektor pertanian salah satunya melalui pendekatan kelompok tani. Kelebihan pendekatan kelompok tani yaitu proses adopsi dapat dipercepat, sebagai media informasi dan sarana penyuluhan yang efektif karena dapat menjangkau masyarakat lebih luas dengan biaya relatif murah. Faktor yang berperan penting dalam mewujudkan keefektifan kelompok tani adalah berjalannya kepemimpinan dari ketua kelompok tani tersebut. Ketua kelompok tani dapat dipandang sebagai agen primer untuk mengekfektifkan kelompok karena sebagai seorang ketua harus mampu menggerakan anggotannya untuk mencapai tujuannya maupun kelompoknya. Kepemimpinan ketua kelompok tani menentukan sikap anggota kelompok terhadap perintah atau informasi yang diberikan.
Kesesuaian keadaann kondisi kelompok dengan kepemimpinan ketua kelompok akan mewujudkan keefektifan kelompok tani yang dipimpinnya (Yunasaf, 2005). Kabupaten Sragen merupakan wilayah Indonesia yang mempunyai luas 941,55 km2 dan 42,62 % adalah lahan sawah. Jumlah penduduk Kabupaten Sragen sebesar 433.620 jiwa dan sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar yaitu 172.160 jiwa (BPS, 2012). Oleh sebab itu, berbagai lembaga sektor pertanian harus mempunyai peran strategis bagi kemajuan pembangunan di Kabupaten Sragen termasuk peran dari kelompok tani. Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen sebagai kecamatan yang lahan pertaniannya 3.476 hektar dengan 87 kelompok tani dan jumlah anggotanya 11.576 anggota. Kepemimpinan ketua kelompok tani menentukan sejauh mana keefektifan kelompok dapat tercipta. Oleh karena itu, penelitian ini disusun untuk mengetahui kepemimpinan ketua kelompok tani, tingkat keefektifan, dan hubungan kepemimpinan ketua kelompok tani dengan keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif explanatory (Singgih, 2006). Teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik survai (Singarimbun dan Effendi, 1995). Lokasi yang diteliti adalah Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Kabupaten Sragen merupakan salah satu wilayah
sebesar 42,62 %. Sektor pertanian merupakan mata pencarian utama penduduk dengan jumlah 172.160 jiwa (BPS, 2012). Metode pengambilan sampel adalah stratified random sampling (sampel acak distratifikasi). Jumlah anggota kelompok tani yaitu 11.567 orang. Tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani dan tingkat keefektifan kelompok tani dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tinggi, sedang dan rendah yang diukur dengan rumus: ...........(1)
Hubungan kepemimpinan ketua kelompok tani dan tingkat keefektifan kelompok tani diukur menggunakan uji korelasi rank spearman (Sugiyono, 2008). Adapun rumusnya dalam menentukan koefisisen rank sperarman (rs) sebagai berikut : N
rs = 1-
6 di 2 i 1 3
N
N
..................... (2)
Keterangan : rs = koefisien korelasi rank spearman di = beda ranking N = jumlah sampel
Tingkat signifikansi rs dapat diuji dengan menggunakan rumus berikut : t = rs N 2 1 rs 2 .......................... (3) Keterangan : rs = koefisien korelasi rank spearman N = jumlah sampel
Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel, patokan angkanya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Besar kecilnya korelasi Interval Koefisien 0.0 – 0.25 > 0.25 – 0.5 >0.5 – 0.75 >0.75 – 1
angka
Tingkat Hubungan Sangat lemah Agak Lemah Kuat Sangat Kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Kecamatan Plupuh memiliki 87 kelompok yang tersebar di 16 desa dengan jumlah anggota 11.567 orang. Pada umumnya Kelompok taninya sudah berdiri lebih dari 10 tahun. Kegiatan yang dilakukan kelompok adalah melakukan pertemuan rutin, mendistribusikan bantuan dari pemerintah, sebagai fasilitas penyelenggaraan penyuluhan serta wadah untuk menyalurkan aspirasi dari petani. Keanggotaanya didasarkan pada area lahan pertanian yang dimiliki para petani. Kelompok tani memiliki ukuran lahan yang dikelola berkisar sekitar 40-60 hektar. Jumlah kelompok tani per desa di Kecamatan Plupuh antara 4 hingga 8 kelompok tani dan kelompok tani itu memiliki jumlah anggota berkisar antara 40 orang hingga 200 orang. Identitas responden yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, Umur, Luas Usaha, Lama ikut Kelompok Tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen No 1.
Keterangan Jenis Kelamin
Kategori Laki-laki Perempuan Jumlah
2.
Umur (tahun)
3.
Luas Usaha (hektar)
4.
Lama ikut (tahun)
30-44 45-59 >60 Jumlah < 0.5 0,5-1 >1 Jumlah <10 10-20 >20 Jumlah
Kelompok
Tani
Jumlah (orang) 86 10 96 16 53 27 96 33 56 7 96 48 38 10 96
Persentase (%) 89,69 10,41 100,00 16,66 55,21 28,13 100,00 34,38 58,33 7,29 100,00 50,00 39,58 10,42 100,00
Sumber : Analisis Data Primer Diantara 96 responden yang diteliti terdapat 32 orang yang memiliki jabatan sebagai Ketua Kelompok Tani, 9 orang merupakan pengurus dalam kelompok yang terdiri dari 3 bendahara, 5 sekretaris dan 1 seksi humas sedangkan yang 55 orang merupakan anggota. Lakilaki lebih aktif mengikuti kegiatan kelompok tani dibandingkan perempuan. Petani yang berada pada usia produktif masih giat menggarap lahan sawah cenderung lebih terbuka akan kemajuan serta lebih aktif dalam mengikuti kegiatan kelompoknya. Luas lahan responden berpengaruh terhadap pembagian subsidi bantuan yang didistribusikan pemerintah melalui kelompok tani yang akan diterimanya.
Petani yang sudah terlalu lama menjadi bagian kelompok tani akan mengakibatkan kejenuhan dan ketidakproduktifan dalam organisasi. Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani Salah satu faktor penting untuk terwujudnya keefektifan kelompok tani adalah kepemimpinan dari Ketua kelompok tani tersebut. Ketua kelompok dapat dipandang sebagai agen primer untuk mengefektifkan kelompok karena peran strategisnya dalam mempengaruhi atau menggerakkan anggotanya untuk mencapai tujuan kelompok. Adapun identitas responden ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaen Sragen dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Ketua Kelompok Tani berdasarkan karakteristik umur, tingkat pendidikan, lama menjadi KKT1, Pekerjaan, Kepemilikan Luas Lahan di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen No 1
Keterangan Umur (tahun)
2
Tingkat Pendidikan
2
Lama menjadi KKT1 (tahun)
3
Pekerjaan yang Aktif dilakukan KKT1 Sebagai
4
Luas lahan pertanian Yang dimiliki (hektar)
Kategori 34-44 45-55 56-66 Jumlah SD SMP SMA/SMK/PGA PT Jumlah <5 5-10 >10 Jumlah Petani Guru, pamong desa, Wiraswasta Campuran Jumlah < 0,5 0,5-1 >1 Jumlah
Jumlah (orang) 2 15 15 32 12 4 12 4 32 2 10 20 32 10 12
Presentasi (%) 6,26 46,87 46,87 100,00 37,52 12,48 37,52 12,48 100,00 6,26 31,24 62,50 100,00 31,24 37,52
10 32 10 21 1 32
31,24 100,00 31,24 65,63 3,13 100,00
KKT1 : Ketua Kelompok Tani
Sumber : Analisis Data Primer Ketua kelompok yang berusia diantara 45 tahun hingga 66 tahun sebanyak 30 orang. Usia tersebut merupakan usia yang telah matang karena telah memiliki banyak pengalaman dalam bertani maupun memimpin kelompok tani. Orang yang semakin tinggi pendidikannya akan memudahkan mereka dalam menerima perubahan. Ketua yang menjabat lama akan mengalami kejenuhan dalam berorganisasi sehingga mengurangi keseriusanya dalam memajukan kelompoknya. Hal ini dapat menyebabkan kelompok tani tidak mengalami perkembangan. Ketua kelompok tani
yang memiliki pekerjaan lain lebih suka lahannya digarapkan ke buruh dan mereka hanya membayar upah karena mungkin dirasa lebih efisien. Luas lahan yang dimiliki mempengaruhi seseorang dalam bekerja di lahannya. Petani yang memiliki lahan yang luas biasanya mencari orang untuk membantu menggarap atau disewakan keorang lain. Adapun analisis variabel kepemimpinan ketua kelompok tani dapat terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Presepsi Responden terhadap Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen No 1
Variabel X Sifat Pemimpin (X1 total) Tanggung Jawab (X1.1) Jujur (X1.2) Kekuatan Fisik (X1.3)
2
Perilaku Pemimpin (X2 total) Konsiderasi (X2.1)
Membentuk (X2.2) 3
Struktur
Kekuasaan pemimpin (X3 total) Kekuatan Menguasai (X3.1)
4
Kekuatan Mempengaruhi (X3.2) Kepemimpinan (X total)
Kategori Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
Skor 16,4-21 11,7-16,3 7-11,6 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 9-11 6-8 3-5 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 11-14 7-10 3-6 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 9,4-12 6,7-9,3 4-6,6 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 37-47 26-36 15-25
Jumlah 43 42 11 41 23 32 26 53 17 54 24 18 11 63 22 41 34 21 25 38 33 17 45 34 27 24 45 27 32 37 24 55 17
Presentasi (%) 44,79 43,75 11,46 42,71 23,96 33,33 27,08 55,21 17,71 56,25 25,00 18,75 11,46 65,63 22,91 42,71 35,42 21,87 26,04 39,58 34,38 17,70 46,88 35,42 28,13 25,00 46,87 28,13 33,33 38,54 25,00 57,29 17,71
Rata-Rata 16,13
4,24
7,25
4,55
8,13
4,30
3,82
7.55
3,82
3,73
31,80
Sumber : Analisis Data Primer Sifat Pemimpin (X1 total) Hasil penelitian menunjukkan sifat ketua kelompok tani sebagai pemimpin di Kecamatan Plupuh memiliki nilai sebesar 31.80 berarti dalam kategori sedang. Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ketua kelompok tani adalah tanggung jawab. Penilain tersebut terlihat dari keikutsertaan ketua kelompok tani dalam kegiatan kelompok tani yang tinggi. Namun, keinisiatifannya yang masih rendah.
Kejujuran yang dimiliki didasarkan pada penilaian kasus yang dialami ketua kelompok tani, distribusi bantuan kepada anggotannya serta pembuatan laporan. Kondisi yang terjadi pada kelompok tani adalah tidak adanya transparasi dana yang dimiliki kelompok, kurang meratanya distribusi bantuan barang maupun dana bantuan kepada anggotanya serta kurang mampunya ketua dalam membuat laporan pertanggungjawaban. Ketua kelompok tani memiliki kondisi fisik
yang baik sehingga dapat melakukan tugasnya sebagai ketua kelompok tani dengan baik tanpa terganggu dengan kondisi fisiknya. Aktivitas yang harus dilakukan ketua kelompok tani seperti menghadiri pertemuan kelompok, mengikuti seminar-seminar serta pertemuanpertemuan lainnnya yang jauh dan membutuhkan energi penuh tentunya tidak akan terganggu. Perilaku Pemimpin (X2 total) Perilaku ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh dalam ketegori sedang. Penilaian perilaku yang dimiliki seorang ketua kelompok tani didasarkan dari prnilaian konsiderasi dan membentuk struktur. Kedekatan dan kepekaan Ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh cukup baik dengan anggota kelompoknya Ketua kelompok tani dengan anggotanya sudah saling mengenal dan sering bertemu dalam kegiatan formal maupun non formal seperti bertemu dipesta pernikahan, masjid, warung, sawah dan lain sebagainya. Hubungan yang terjalin bukan hanya sebatas atasan dan bawahan melainkan juga hubungan baik sebagai tetangga. Hal ini dibuktikan pula dengan kepekaan sosial yang ditunjukan keduanya ketika salah satu diantaranya mengalami musibah seperti kematian, sakit, kebakaran dan lain sebagainnya. Penilaian membentuk struktur terlihat dari pembagian dan penjelasan tugas yang dilakukan ketua kelompok tani. Struktur dalam kelompok tani terdapat bendahara, sekretaris maupun seksi-seksi lainnya. Namun dalam keberjalannya banyak pengurus tidak melaksanakan tugasnya secara optimal. Hal ini dapat disebabkan faktor yang berasal
dari dalam maupun dari luar individu pengurus tersebut seperti kurangnya koordinasi formal dengan ketua kelompok tani. Kekuasaan Pemimpin (X3 total) Kekuasaan ketua kelompok di Kecamatan Plupuh dalam kategori sedang. Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang ketua kelompok tani dapat terlihat dari kemampuan menguasai dan kemampuan mempengaruhi. Kekuatan menguasai oleh ketua dalam kelompok seperti penentuan suatu keputusan yang menyangkut kepentingan kelompok dapat dikategorikan sedang. Keadaan tersebut disebabkan karena petani merasa bahwa kelompok tani bukan merupakan organisasi yang formal. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri penguasaan ketua kelompok tani terhadap anggotanya akan lebih lemah dibanding dengan penguasaan dari struktur yang dianggap lebih formal seperti RT/RW dalam struktur desa. Kekuatan mempengaruhi ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh dapat dilihat dari seberapa pengaruh ketua dalam berusaha tani ataupun dalam kelompok tani. Kedudukan dan kekayaan ketua kelompok tani juga mempunyai pengaruh yang lebih untuk diikuti. Seseorang ketua yang mempunyai profesi guru, dokter, pegawai kelurahan dan yang bekerja di instasi-instasi tertentu lebih berpengaruh dibandingkan dengan yang bekerja sebagai petani, buruh dan sebagainnya. Hal ini disebabkan karena dikalangan masyarakat masih menganggap bahwa pekerjaan lain merupakan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan bertani. Bertani
dianggap pekerjaan yang dikerjakan orang yang berpendidikan rendah. Kepemimpinan (X3 total) Kepemimpinan adalah kecakapan atau kemampuan untuk mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya dan mengerahkan segala usaha bersama kearah pencapaian sasaran-sasaran tertentu. Pemimpin adalah seseorang yang
mampu memberdayakan orang lain dan sumberdaya lain dalam organisasi yang dipimpinnya untuk mencapai sasaran organisasi Secara umum dari analisis variabel yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen memiliki jiwa kepemimpinan yang sedang dengan nilai 31,80.
Keefektifan Kelompok Tani Keefektifan Kelompok Tani menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya target yang telah ditetapkan. Penelitian ini diukur menggunakan lima jurus kemampuan kelompok tani dengan kriteria
penilaian kelompok tani berdasarkan skor yang diperoleh dari kemampuan setiap kelompok tani. keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh terdapat pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Berdasarkan Presepsi Responden Terhadap Keefektifan Kelompok Tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen No 1
Variabel Y KemampuanMerencanakan Kegiatan (Y)
2
Ketaatan Dalam Pelaksanaan Perjanjian (Y2)
3
Pemupukan Modal (Y3)
4
5
6
7
Hubungan dengan Koperasi/Lembaga Lainnya (Y4) Mencari dan Memanfaatkan Informasi (Y5) Memanfaatkan Sarana Pertanian (Y6) Keefektifan Kelompok Tani (Y total)
Sumber : Analisis Data Primer
Kategori
Skor
Jumlah
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
9-11 6-8 3-5 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 9-11 6-8 3-5 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 4,8-6,1 3,4-4,7 2-3,3 32,8-42,1 23,4-32,7 14-23,3
14 39 43 39 31 26 13 41 42 24 27 45 24 39 33 20 18 58 24 32 40
Presentase (%) 14,58 40,63 44,79 40,63 32,29 27,08 13,54 42,71 43,75 25,00 28,13 46,87 25,00 40,63 34,37 20,83 18,75 60,42 25,00 33,33 42,67
Ratarata 5,99
4,28
5,78
3,65
3,84
3,24
3,24
Kemampuan Merencanakan Kegiatan (Y1) Kemampuan merencanakan kegiatan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Hal ini dapat terlihat dari adanya koordinasi rutin yang dilakukan kelompok tani, bukti tertulis serta adanya persiapan sebelum kegiatan kelompok tani. Jadwal untuk pertemuan rutin untuk kelompok tani sebenarnya sudah ada tetapi dalam keberjalananya tidak dapat terlaksana dengan rutin karena disebabkan kurangnya motivasi baik dari pengurus maupun anggota kelompok tani tersebut untuk menyelenggarakan dengan konsisten. Setiap pertemuan terdapat notulensinya tetapi sering kali notulennya tidak tersimpan dengan baik. Kegiatan yang diselenggarakan kelompok tani seringkali merupakan agenda rutinan sehingga kelompok tani mempersiapkan kegiatan pada hari kegiatan berlangsung. Ketaatan dalam Pelaksanaan Perjanjian (Y2) Ketaatan dalam pelaksanaan perjanjian kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Ketaatan pengurus dapat terlihat dari seberapa anggota yang mengikuti pertemun yang diadakan dan kesadaran anggota dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan kelompok tani. Anggota kelompok tani akan mengikuti perintah yang diberikan oleh ketua kelompok tani. Mereka akan berusaha secara optimal untuk mendatangi pertemuan jika memang tidak ada kepentingan lain. Ketidakhadiran anggota disebabkan banyak faktor seperti karena lelah
setelah bekerja urusan keluarga.
ataupun
karena
Pemupukan Modal (Y3) Pemupukan modal kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Pemupukan modal dilihat dari peningkatan jumlah modal dari periode ke periode, sumber modal, kerutinan dalam memperolehnya. Kelompok yang memiliki banyak modal biasanya memiliki banyak aktivitas dibandingkan kelompok yang kurang memiliki modal. Hal ini disebabkan karena adanya modal memudahkan kelompok untuk melakukan kegiatan. Modal berasal dari pembayaran kas anggota, usaha mandiri dan bantuan dari pihak-pihak lain seperti pemerintah, lembaga keuangan. Kerutianan kelompok tani dalam mengumpulkan modal juga bervariasi dari per bulan hingga per tahunan. Modal dari pembayaran kas seringnya ditentukan per bulan tetapi kadangkala juga mengalami kesendatan karena kurangnya kesadaran anggota untuk membayar ataupun karena tidak aktifnya pengurus untuk meminta kas tersebut dari anggota sedangkan modal dari sumber lain seperti dari hibah, bantuan pemerintah ataupun usaha mandiri tidak dapat ditentukan kerutinannya. Hubungan dengan Koperasi/Lembaga Lainnya (Y4) Hubungan dengan koperasi/lembaga lainnya kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Hal ini dianalisis dari jumlah kerja sama yang dilakukan kelompok tani dengan lembaga lain serta jalinan hubungan yang terbentuk. Kelompok
tani kurang dapat menjalin hubungan dengan pihak lain dapat disebabkan karena kelompok tani dianggap sebagai organisasi yang memiiki nilai produktivitas rendah serta lembaga lain menganggap bahwa kurang mengutungkan jika bekerja sama dengan kelompok tani. Namun, beberapa bank swasta khususnya Bank Rakyat Indonesia banyak memberikan pinjaman baik secara kelompok maupun individu kepada petani guna meningkatkan produktivitas dari petani itu sendiri dengan jaminan surat-surat penting seperti BPKB, sertifikat tanah dan sebagainnya. Pembayarannya pinjaman juga bermacam-macam sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak. Namun, pada umumnya perjanjiannya dibayar tiap panen atau 4 bulan sekali dengan jumlah uang yang harus dibayarkan disesuaikan dengan lamanya perjanjian yang disepakati. Mencari dan Memanfaatkan Informasi (Y5) Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Analisis ini didasarkan pada usaha yang dilakukan kelompok tani dalam pencarian informasi beserta pemanfaatkan informasi. Informasi didapatkan dari banyak sumber seperti dari penyuluhan, media elektronik maupun media cetak. Seringkali petani kurang dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk perbaikan dalam usaha tani. Mereka lebih menyenangi informasi yang didapatkan dari melihat orang langsung yang berhasil dalam memanfaatkan informasi tersebut daripada mengambil informasi dari
media lain yang belum tentu itu menguntungkan bagi usaha taninya. Kelompok tani juga sering memfasilitasi anggotanya dalam melakukan proses penyuluhan sehingga dalam beberapa pertemuan kelompok tani juga diadakan penyuluhan. Memanfaatkan Sarana Pertanian (Y6) Pemanfaatan sarana pertanian secara bersama di kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori rendah. Kelompok tani memiliki alat pertanian untuk digunakan dalam usaha mandiri kelompoknya. Alatalat tersebut seperti mesin perontok padi, mesin tanam, tangki obat ataupun sarana lainnya. Pemanfaatan untuk alat tertentu dapat digunakan secara gratis bagi anggotannya dan hanya diperuntukan untuk anggotannya. Selain itu, ada alat yang dapat digunakan anggota kelompok tani lain maupun anggota kelompok sendiri dan dalam pemakaiannya ada tarip khusus atau ada biaya yang harus dibayarkan bagi para pemakai. Keefektifan Kelompok tani (Y total) Keefektifan menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya target yang telah ditetapkan. Hasil kegiatan makin mendekati target berarti makin tinggi keefektifannya. Keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen adalah dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tani di Kecamatan Plupuh harus ditingkatkan keefektifannya supaya tercapai tujuannya sebagai organisasinya.
Hubungan Kepemimpinan Ketua dan Keefektifan Kelompok Tani Hubungan antara Sifat Pemimpin dengan Keefektifan Kelompok Sifat ketua kelompok tani akan memiliki peran yang strategi terhadap kinerjanya dalam melaksanakan tugasnya. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang positif artinya semakin baik sifat seorang ketua maka semakin tinggi pula keefektifan kelompok tani. Adapun hubungannya antara keduannya dalam kategori kuat artinya sifat pemimpin merupakan faktor dominan yang dapat menyebabkan keefektifan kelompok tani. Hal ini disebabkan karena seorang pemimpin itu harusnya menjadi penggerak pertama dalam memajukan kelompok taninya. Ketua kelompok tani yang memiliki sifat pemimpin (tanggung jawab, jujur serta kekuatan fisik) baik tentunya kerjanya dalam kelompok baik pula. Hal inilah yang menyebabkan keefektifan kelompok tani menjadi lebih baik. Hubungan antara Perilaku Pemimpin dengan Keefektifan Kelompok Perilaku ketua kelompok tani berpengaruh terhadap keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Perilaku dari ketua kelompok tani ini akan menentukan pengambilan keputusannya dalam menentukan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan keberhasilan kelompok tani. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang positif artinya semakin tinggi perilaku seorang ketua maka semakin tinggi pula keefektifan kelompok tani.
Hubungan antara keduannya dalam kategori kuat artinya perilaku ketua kelompok tani berpengaruh dominan terhadap keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Ketua kelompok tani yang memiliki perilaku yang baik akan menyebabkan kinerjanya berjalan dengan sebaik-baiknya pula. Akhirnya keefektifan kelompok tani akan semakin tinggi pula. Hubungan antara Kekuasaan Pemimpin dengan Keefektifan Kelompok Kekuasaan ketua kelompok tani berpengaruh terhadap keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang positif artinya semakin tinggi kekuasaaan seorang ketua maka semakin tinggi pula keefektifan kelompok tani. Hubungannya antara keduannya dalam kategori agak lemah artinya kekuasaan pemimpin secara keseluruhan kurang memiliki peran dominan terhadap keefektifan kelompok tani. Hal ini dapat disebabkan karena kelompok tani belum memiliki nilai tawar yang lebih. Akibatnya kekuasaan pemimpin juga tidak memiliki kemampuan lebih dalam mempengaruhi anggotanyakelompok tani. Hubungan antara Kepemimpinan dengan Keefektifan Kelompok Kepemimpinan ketua kelompok tani berpengaruh terhadap keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen. Kepemimpinan ketua kelompok tani dalam sebuah organisasi sangat berperan dalam
sebuah kelompok tani. Kepemimpinan yang baik dapat mengakibatkan berbagai aspek dalam organsasi berjalan dalam keteraturan. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan yang positif artinya semakin tinggi tingkat kepemimpinan seorang ketua kelompok tani maka semakin tinggi pula keefektifan kelompok tani. Hubungannya antara keduannya dalam kategori kuat artinya kepemimpinan ketua kelompok tani memiliki pengaruh yang dominan terhadap keefektifan kelompok tani. Adapun jiwa kepemimpinan harusnya dimiliki semua orang dalam sebuah organisasi namun dalam sebuah kelompok, kepemimpinan ketua kelompok tani memiliki peran yang lebih dibandingkan yang lain. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan ketua kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dalam kategori sedang. Hubungan kepemimpinan ketua kelompok tani dengan keefektifan kelompok tani di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen menunjukkan adanya hubungan yang bersifat positif dalam kategori kuat artinya semakin tinggi kepemimpinan ketua kelompok tani semakin tinggi keefektifan kelompok tani dan semakin rendah kepemimpinan ketua kelompok tani semakin rendah pula keefektifan kelompok tani. Faktor kepemimpinan ketua kelompok tani merupakan faktor yang dominan dalam
menentukan keefektifan kelompok tani. Saran yang dapat diajukan kepada pemerintah dan dinas pertanian perlu memberikan dana insetif kepada ketua kelompok tani beserta pengurus kelompok tani dan perlu adanya evaluasi, pengawasan, reward dan punisment bagi keberjalannya kelompok tani. Saran kepada kelompok tani dapat diajukan yaitu perlu adanya proses pemilihan dan pergantian ketua serta pengurus kelompok tani yang tepat. Adapun saran kepada kepemimpinan yang dapat diajukan yaitu meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya dan meningkatkan kepekaan terhadap anggota kelompok tani dengan mengoptimalkan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan masyarakat maupun kegiatan kelompok tani. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Sragen in Figure 2011. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen. SragenDavid, Fred.R. 2009 Manajemen Strategis. Salemba Empat. Jakarta. Darsono. 2012. Pembangunan Pertanian dalam Dimensi Tantangan Global. UNS Pres. Surakarta. Yunasaf Unang. 2005. Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani dan Hubungannya dengan Keefektifan Kelompok (Kasus Pada Kelompok Tani Ternak Sapi Perah Diwilayah Kerja Koperasi Serba Usaha Tandang Sari Sumedang).
Universitas Pedjadjaran Press. Bandung.
Alternatif Pendekatan. Kencana. Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survai. Pustaka LP3ES. Jakarta.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.
Singgih, Dody S. 2006. Metode Penelitian Sosial: Berbagai