Pembelajaran G E O G R A F I
MelaluiPendekatanSaintifik
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
KATA PENGANTAR
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A.
Latar Belakang .............................................................................. 1
B.
Tujuan ......................................................................................... 2
C.
Ruang Lingkup .............................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................... 3 BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................... 4 A.
Prinsip Pembelajaran dan Penilaian ................................................. 4
B.
Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada pembelajaran Geografi ....... 5
C.
Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Geografi .........................17 1.
Discovery Based Learning .......................................................17
2.
Project Based Learning ...........................................................20
3.
Inkuiri Sosial .........................................................................23
D. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Geografi .............................26
BAB III
BAB IV
1.
Penilaian Sikap ......................................................................26
2.
Penilaian Pengetahuan ...........................................................28
3.
Penilaian Ketrampilan .............................................................30
ANALISIS KOMPETENSI ......................................................................33 A.
Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti ...........................33
B.
Keterkiatan Kompetensi Dalam Pembelajaran dan Penilaian. ............34
PENUTUP ...........................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................50
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
iii
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta
didik
secara
memiliki kekuatan spiritual
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
memotivasi peserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan
kemandirian
sesuai
dengan bakat,
minat,
dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
2
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku. Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah 12.637 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan
kemampuan
guru
dalam
merancang
dan
melaksanakan
pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik.
B.
Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran Geografi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: 1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar. 2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus. 4. Mengembangkan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
saintifik berdasarkan kegiatan pembelajaran dari silabus. 5. Merancang penilaian autentik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
pendekatan
3
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
C.
Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik 2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Geografi 3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Geografi 4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
D.
Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 10. Surat
Edaran
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
156928/MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 11. Peraturan lain yang berlaku ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
RI
No.
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A.
Prinsip Pembelajaran dan Penilaian Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar
Isi.
Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi
memberikan
kerangka
konseptual
tentang
kegiatan
belajar
dan
pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan yang
keterampilan
memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun
kelompok.
Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek. Prinsip
pembelajaran
pada
kurikulum
2013
menekankan
perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual
menjadi pendekatan
proses
sebagai
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis
konten
menjadi
pembelajaran
berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4
5
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
kebenarannya
multi
dimensi;
(7)
pembelajaran
verbalisme
menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing
ngarso
sung
tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11)
pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. (1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. (2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. (3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. (4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. (5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. (6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
B.
Pendekatan Pembelajaran Saintifik pada pembelajaran Geografi Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan
berpikir
sains,
terkembangkannya
“sense
of
inquiry” dan
kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
6
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; & Semiawan, 1998). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan
dan
melakukan
penelitian.
Pembelajaran
berbasis
keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model
pembelajaran
membangun
berbasis
kompetensi
keterampilan
dasar
hidup
siswa
proses
sains
melalui
berpotensi
pengembangan
keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara
bertahap.
Keterampilan
proses
sains
pada
hakikatnya
adalah
kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi
untuk
membentuk
landasan
pada
setiap
individu
dalam
mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Dalam Kurikulum 2013, langkah-langkah pembelajaran saintifik adalah;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
7
1. Mengamati 2. Menanya 3. Mengumpulkan informasi 4. Mengasosiasi 5. Mengomunikasikan
Kelima langkah pembelajaran saintifik dalam berbagai kegiatan belajar Geografi dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mengamati Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta didik untuk secara luas dan bervariasi
melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran geografi, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut, contoh:
Objek geografi
Fenomena alam
Fenomena sosial
Kegiatan mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: surat kabar, video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
8
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2. Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang
bersifat
hipotetik).
Kegiatan
menanya
dapat
mengembangkan kompetensi kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
9
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Dari
situasi
dimana
peserta
didik
dilatih
menggunakan
pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. Jika peserta didik merasa kesulitan mengemukakan
pikiran
dan
gagasannya,
guru
dapat
mengajukan
pertanyaan yang dapat menjadi inspirasi bagi peserta didik. Pertanyaan guru dimaksudkan untuk membimbing dan memandu peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Misalnya: Bagaimana bumi yang kita tempati terbentuk? Apa penyebab terjadinya banjir bandang di Manado Januari 2014? Mengapa perlu dilakukan pembelajaran mitigasi bencana
alam
di
lingkungan
sekolah?.
Mengapa
demikian?,
dan
sebagainya. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik
untuk
menunjukkan
sikap,
keterampilan,
pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dan
10
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Membangkitkan mengajukan
keterampilan
pertanyaan,
dan
peserta
didik
memberi
dalam
jawaban
berbicara,
secara
logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat
atau
gagasan,
memperkaya
kosa
kata,
serta
mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
3. Mengumpulkan Informasi/Mengeksplorasi Eksplorasi
adalah
upaya
awal
membangun
pengetahuan
melalui
peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah
“explorative
learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan
belajar.
kompleksitas
Peta
Konsep
yang
dikembangkan
kegiatan eksplorasi
dalam
proses
menunjukan
pembelajaran
yang
mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
11
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif,
belajar
menegaskan
intens,
pernyataan
belajar bahwa
autentik,
dan
pembelajaran
kolaboratif eksploratif
yang lebih
menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan pikiran
yang
terdahulu
dengan
pengalaman
belajarnya.
Mereka
menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran
informasi
dalam
bentuk
grafik,
tabel,
diagram
serta
mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mngumpulkan data (eksplorasi) pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mengumpulkan data (eksplorasi) peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
12
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
4. Mengasosiasi/Menalar/Mengolah Informasi Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen
maupun
hasil
dari
kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. Kegiatan ini dapat mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat
aturan,
kerja
keras,
kemampuan
menerapkan
prosedur
dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengasosiasi adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktafakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan Mengasosiasi sering juga disebut menalar. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis
atas
memperoleh
fakta-fakta
simpulan
empiris
berupa
yang
dapat
pengetahuan.
diobservasi
Penalaran
untuk
dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. a. Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran
induktif
dan
penalaran
deduktif.
Penalaran
induktif
merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
13
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh:
Fauna endemik Indonesia bagian timur bercorak fauna Benua Australia
Walabi adalah fauna endemik Indonesia bagian timur bercorak fauna Benua Australia
Kanguru pohon adalah fauna endemik bagian timur bercorak fauna Benua Australia
Kasuari adalah fauna endemik Indonesia bagian timur. bercorak fauna Benua Australia
Fauna endemik Indonesia bagian timur bercorak fauna Benua Australia contohnya: walabi, kanguru, kasuari.
b. Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru geografi dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
14
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh:
Sinar matahari adalah merupakan unsur-unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Kelembaban udara merupakan unsur-unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Angin merupakan unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Curah hujan merupakan unsur-unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Awan merupakan yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Sinar matahari, kelembaban udara, angin, curah hujan dan awan merupakan unsur-unsur yang memengaruhi cuaca dan iklim.
Analogi
deklaratif
merupakan
suatu
“metode
menalar”
untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
15
Contoh: Transmigrasi antar pulau dan antar daerah dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik, koordinasi antara departemen serta adanya kemauan masyarakat dalam menyongsong kehidupan dan harapan hidup yang lebih baik. Peningkatan kualitas penduduk Indonesia perlu didukung oleh variabel: pendidikan yang bermutu, kesehatan dan gizi yang baik, perbaikan penghasilan di semua sektor. c. Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru geografi dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebabakibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain. Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungan sebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, halhal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. Contoh:
Adanya uap air yang dibawa naik oleh udara melewati lereng pegunungan mengakibatkan hujan orografis.
Pergerakan lempeng konvergen di dasar laut dapat menyebabkan adanya fenomena alam tsunami.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
16
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Adanya
angin
panas
yang
melewati
puncak
pegunungan
menyebabkan daerah yang dilaluinya menjadi daerah bayangan hujan (DBH). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, halhal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh :
Udara atau angin di belahan bumi utara berbelok ke arah kanan ketika mendekati garis lintang nol (ekuator) derajat disebabkan oleh adanya rotasi bumi.
Sedimentasi aluvial disebabkan oleh mengendapnya tanah dan batuan yang diangkut oleh air sungai dari daerah hulu, tengah sampai ke bagian hilir.
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. Contoh:
Erupsi Gunung Sinabung yang berlangsung selama empat bulan dapat menutup lahan perkebunan potensial masyarakat selanjutnya dapat pula menyebabkan kesuburan
di kemudian hari. Dari
kesuburan lahan atau tanah di kaki gunung tersebut mampu menyebabkan aktivitas penduduk setempat bermatapencaharian sebagai petani sayuran dan buah-buahan. 5. Mengomunikasikan Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai
hasil
belajar
peserta
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
didik
atau
kelompok.
Kegiatan
17
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
mengomunikasikan
adalah
sarana
untuk
menyampaikan
hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk karya.
C.
Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Geografi Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Geografi sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning,
dan Inquairy Social.
1. Discovery Based Learning Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai
pembelajar
aktif
dalam
membangun
pengetahuan
yang
diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut. a. Menciptakan stimulus Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi. Disamping itu, guru menyiapkan instruksi-instruksi yang jelas untuk penugasan dalam setiap
tahapan.
Selain
itu,
pendidik
dapat
memulai
kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Ketika memberikan stimulus, guru dapat menggunakan teknik bertanya, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian, peserta ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
18
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
didik terlibat secara aktif dalam bereksplorasi b. Menyiapkan pernyataan masalah Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
masalah-masalah
yang
relevan
dengan
bahan
pelajaran. Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat. c. Mengumpulkan data/mencoba Tahap
ketiga,
ketika
eksplorasi
berlangsung,
peserta
didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut. Pembuktian
ini
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengumpulkan
(collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif menemukan
pengetahuan
baru
yang
berhubungan
dengan
permasalahan yang dihadapi. d. Mengolah Data Tahap keempat,
peserta didik melakukan pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode
lainnya,
lalu
ditafsirkan.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan. e. Memverifikasi data Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. f.
Menarik kesimpulan Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
19
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua
kejadian
atau
masalah
yang
sama,
dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip
yang
mendasari
generalisasi.
Setelah
menarik
kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain: a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi; b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya; c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman; d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan pembelajaran. Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain: a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan
proses-proses
kognitif.
Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya; b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi; c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
20
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
penyelidikan dan berhasil; d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri; e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya; f.
membantu
peserta
didik
memperkuat
konsep
dirinya
karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya; g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada
kebenaran
yang
final
yang
dialami
dalam
keterlitbatan
kegiatannya; h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis; i.
dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j.
kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumber belajar.
2. Project Based Learning Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya
sebagai
berikut: a. Menentukan pertanyaan mendasar. Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah
investigasi
mendalam.
Guru
diharapkan
dapat
mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
21
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
b. Mendesain perencanaan proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main, pemilihan
aktivitas
yang
dapat
mendukung
dalam
menjawab
pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. c. Menyusun Jadwal Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
membuat deadline penyelesaian proyek,
membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta didik. e. Menguji hasil Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masingmasing
peserta
didik,
memberi
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
umpan
balik
tentang
tingkat
22
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. f.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal pembelajaran.
Pemilihan
model
Project
Based
Learning
memerlukan
dukungan
persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain: a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga proyek tidak memakan waktu terlalu lama; b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di laboratorium; c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol; d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan proyek. Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain: a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;. b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting; c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis; d. mengembangkan
keterampilan
pengelolaan sumber daya; ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
komunikasi,
kolaborasi,
dan
23
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; f.
melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan
yang
dimiliki
dan
kemudian
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik maupun guru menikmati proses pembelajaran.
3. Inkuiri Sosial Inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat mempertinggi
kualitas
kehidupan
masyarakat.
Wina
Sanjaya
(2007) tahapan proses pembelajaran inkuiri sosial dapat dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a. Orientasi Guru
mengondisikan
agar
siswa
siap
melaksanakan
proses
pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran inkuiri sosial sangat tergantung pada kamauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapam orientasi ini adalah: (a) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.; (b) menjelaskan pokokpokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
24
dengan merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan tekateki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: (a) masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. (b) masalah yang dikaji adaIah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. dan (c) konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih dahulu oleh siswa. c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
25
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis. d. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat
penting
dalam
pengembangan
intelektual.
Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. e. Menguji Hipotesis Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan banya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f.
Merumuskan kesimpulan Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan
yang
akurat
sebaiknya
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
guru
mampu
26
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
D.
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Geografi Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati/mengobservasi, menanya, mencoba, menalar, membangun jejaring atau mengomunikasikan. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1. Penilaian Sikap Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar sikap spiritual dan sosial sebagai berikut: Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi
Prilaku
Menghayati, dan
Ilmiah,
Mengamalkan
Bersyukur, Peduli, Waspada, dan
27
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Kompetensi
lingkungannya.
Prilaku Berdo’a.
1.2 Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara turut memeliharanya. 1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin. 1.4 Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa. ii.
Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tangg ung jawab, peduli (gotong
2.1 Menunjukkan perilaku proaktif dalam mempelajari hakekat ilmu dan peran geografi untuk
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Menunjukkan,
proaktif,
Menghayati, dan
tanggung jawab,
Mengamalkan
responsif , dan
28
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Inti royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi Dasar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi
Prilaku
peduli.
2.2 Menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfera. 2.4 Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam.
2. Penilaian Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
29
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
dilengkapi pedoman penskoran. Tes uraian mampu memberikan multi jawaban yang memiliki nilai kebenaran yang sama. Tes uraian menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi, atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian pengetahuan pada pembelajaran geografi mencakup kompetensi inti 3 (pengetahuan), kompetensi dasar pengetahuan. Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar pengetahuan sebagai berikut: Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
Kompetensi Dasar 3.1 Memahami pengetahu an dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi
Materi Pokok
Memahami ,
Ruang lingkup pengetahuan geografi
Menerapka n, dan Menganalis is.
Konsep esensial geografi dan contoh terapannya Obyek studi geografi Prinsip geografi dan contoh terapannya Pendekatan
30
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Kompetensi
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Materi Pokok geografi dan contoh terapannya Aspek geografi
3. Penilaian Ketrampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang
menuntut
peserta
didik
mendemonstrasikan
suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Untuk melaksanakan tes praktik diperlukan penyusunan rubrik penilaian. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
31
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Penilaian ketrampilan juga dapat dilakukan melalui penilaian portofolio. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok,
memerlukan
refleksi
peserta
didik,
dan
dievaluasi
berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan keterampilan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Penilaian ketrampilan pada pembelajaran geografi mencakup kompetensi inti ketrampilan, dan kompetensi dasar ketrampilan. Contoh kompetensi inti dan kompetensi dasar ketrampilan sebagai berikut:
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
32
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 4.1 Menyajikan contoh penerapan pengetahua n dasar geografi pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Mengolah, Menalar, dan Menyajika n
Konten Contoh penerapan pengetahuan dasar geografi pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
A.
Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, kompetensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA sebagai berikut. Tabel 3.1. Standar Kompetensi Lulusan Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
33
34
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Tabel 3.2. Rumusan Standar Kompetensi Inti Kelas X Kompetensi
Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual
1. Menghayati dianutnya
dan
mengamalkan
ajaran
agama
yang
Sikap Sosial
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B.
Keterkiatan Kompetensi Dalam Pembelajaran dan Penilaian. Keterkiatan antar kompetensi dalam pembelajaran dan penilaian dapat digambarkan seperti berikut;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
35
Penjelasan gambar; 1. Keterkaitan antar kompetensi dalam pembelajaran dan penilaian. a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik. b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religius dan sikap sosial yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant
effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching) c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau terpadu. 2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
36
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. b. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan Dalam penyusunan indikator pencapaian kompetensi perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 1) Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan); 2) Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus; 3) Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
yang
tercantum
pada
kompetensi
dasar
maupun
kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk mencapai target pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya; 4) Tingkat
kompetensi
pada
aspek
sikap
adalah
menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan; 5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengevalasi,
dan
mengkreasi; 6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta, dan 7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
37
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Contoh
pengembangan
indikator
pencapaian
kompetensi
mata
pelajaran geografi. 1) Kompetensi Spiritual
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan yang dapat berfikir ilmiah dan mampu meneliti tentang lingkungannya.
Indikator Pencapaian Kompetensi Menampilkan perilaku ilmiah Bersyukur atas penciptaan bumi dengan cara turut memeliharanya Menampilkan perilaku menata lingkungan yang baik
1.2 Mensyukuri penciptaan bumi tempat kehidupan Menampilkan sebagai karunia perilaku waspada Tuhan Yang Maha Pengasih dengan cara Menampilkan turut memeliharanya. perilaku berdo’a pada awal dan 1.3 Menghayati jati diri akhir manusia sebagai pembelajaran agent of changes di bumi dengan cara menata lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir bathin. 1.4 Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
38
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
2) Kompetensi Sosial
Kompetensi Inti 1. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan Menunjukkan perilaku proaktif perilaku proaktif, dalam Menunjukkan mempelajari perilaku hakekat ilmu dan bertanggungjawa peran geografi b, untuk diterapkan dalam kehidupan Menunjukkan perilaku sehari-hari. responsive, dan 2.2 Menunjukkan Menunjukkan perilaku yang perilaku peduli. bertanggung jawab sebagai makhluk yang dapat berfikir ilmiah. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan bertanggung jawab terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika geosfera. 2.4 Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Pencapaian Kompetensi
39
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
3) Kompetensi Pengetahuan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami pengetahua n dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menjelaskan pengertian aspek fisik dan aspek sosial dalam geografi Membedakan aspek fisik dan aspek sosial geografi Menentukan aspek fisik dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari Menentukan aspek fisik dan aspek sosial geografi dalam obyek studi geografi Menganalisis cabang ilmu geografi dan ilmu bantu geografi yang berkaitan dengan aspek fisik dan aspek sosial geografi
4) Kompetensi Ketrampilan Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
4.1 Menyajika n contoh penerapan pengetahu an dasar geografi
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Pencapaian Kompetensi Menyajikan informasi aspek fisik dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari Menyajikan informasi aspek fisik dan aspek sosial geografi kaitannya
40
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Indikator Pencapaian Kompetensi
pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
dengan obyek studi geografi Menyajikan informasi aspek fisik dan aspek sosial geografi yang berkaitan dengan cabang ilmu geografi dan ilmu bantu geografi
3. Materi Pokok dan Materi Pembelajaran Pengembangan materi pokok memperhatikan; potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik
daerah, tingkat
perkembangan fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan;
dan
alokasi
waktu.
Materi
pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar pengetahuan, materi pokok dalam silabus, dan materi pembelajaran dalam buku guru dan buku siswa. Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercantum
di
silabus
sesuai
dengan
karakteristik
peserta
didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan). Hasil pengembangan materi pembelajaran harus mencakup pengetahuan factual, konsepgual, dan procedural (untuk kelas X), serta pengatabuan metakognitif (untuk kelas XI dan XII) a. Pengetahuan factual adalah pengetahuan tentang Fakta, fenomena, kejadian, atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati atau materi yang berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda dan lain sebagainya.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
41
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Contoh:
Fenomena alam (peristiwa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dll).
Fenomena
sosial/kehidupan
(kemiskinan,
kelaparan,
migrasi
penduduk, aktivitas penduduk di kaki gunung Merapi.
Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang ide yang mempersatukan
fakta-fakta
yang
berupa
pengertian,
definisi,
hakikat, dan inti isi, misalnya tentang lokasi,jarak, keterjangkauan, morfologi,
aglomerasi,
interaksi
interdependensi,
keterkaitan
keruangan, nilai kegunaan, diferensi area, dan pola. b. Pengetahuan
prosedural
yang
merupakan
pengetahuan
tentang
sederetan langkah yang bertahap dan sistematis. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Contohnya
antara
lain
keterampilan
dasar
pembuatan
peta,
menganalisis keruangan, pengindaeraan jauh, dan tahapan dalam proses kerja system informasi geografi (SIG). Untuk selanjutnya, materi pembelajaran juga harus mempertimbangkan materi yang dapat melatih peserta didik dalam penguasaan Lower Oerder
Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), integrasi Muatan Lokal dan materi bahan aktualisasi pembebelajaran dalam kegiatan Kepramukaan. a. Menyebutkan Flora dan fauna yang terdapat di Indonesia (LOTS); b. Pola persebaran flora dan fauna yang terdapat di Indonesia (HOTS). c.
Menganalisis pengaruh erupsi Gunung Sinabung terhadap persebaran flora dan fauna di wilayah Propinsi Sumatera Utara (materi integrasi muatan lokal)
d. Peserta didik membuat laporan tentang pemanfaatan flora dan fauna di sekitar lingkungan tempat tinggal. Melalui
kegiatan
ini
diharapkan
dapat
memupuk
nilai-nilai
kepramukaan diantaranya: kecintaan kepada alam, kecintaan kepada tanah air, tanggung jawab dll. (contoh aktualisasi geografi dalam kegiatan kepramukaan) ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
42
4. Kegiatan Pembelajaran dan Langkah-langkah Pembelajaran Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercantum di silabus dan buku menjadi langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan hasil kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-1 dan KI-2. Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya. Pengamatan terhadap materi fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara, atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya. Semua objek geografi (geosfer) baik fisik maupun sosial bisa diamati oleh seluruh peserta didik asalkan guru mampu mengarahkan ke hal tersebut. Contoh: Kegiatan Pembelajaran membaca buku teks dan sumber bacaan lainnya tentang ruang lingkup pengetahuan geografi, konsep esensial geografi, obyek studi, prinsip, pendekatan, serta aspek geografi;
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Peserta didik melihat, mengamati, menyimak, mendengar berbagai tayangan gambar, peta dan cuplikan film peristiwa yang masih hangat seperti gunung meletus, pesawat jatuh, aspek fisik dan aspek sosial geografi. Peserta didik mengamati, melihat, menyimak, mendengar tayangan slide presentasi, tentang aspek geografi Peserta didik melakukan kegiatan membaca berbagai sumber tentang aspek fisik dan aspek sosial geografi
b. Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
43
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Contoh: Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Peserta didik diberi kesempatan untuk Peserta didik ditugasi bertanya mengenai apa yang belum untuk mengajukan mereka pahami atau ingin mengetahui pertanyaan tentang lebih jauh tentang aspek fisik dan aspek sesuatu yang ingin sosial dalam geografi. diketahuinya lebih Guru membimbing/mendorong peserta mendalam terkait didik mengajukan pertanyaan dengan ruang berdasarkan peristiwa yang masih lingkup pengetahuan hangat terjadi baik hasil pengamatan geografi, konsep objek yang konkrit sampai kepada yang esensial geografi, abstrak berkenaan dengan fakta, obyek studi, prinsip, konsep, prosedur. Pertanyaan yang pendekatan, bersifat faktual sampai kepada danaspek geografi. pertanyaan yang bersifat hipotetik Butir pertanyaan dapat ditulis pada Guru membantu peserta didik dalam kertas selembar atau menyusun pertanyaan dan mengajukan diajukan secara pertanyaan secara mandiri (hipotesis) lisan; berkaitan dengan aspek fisik dan sosial di lingkungan sekitar sekolah
c. Mengumpulkan data adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, dan aktivitas wawancara dengan nara sumber. Mencoba merupakan proses kegiatan memperkuat
pemahaman
faktual,
konseptual,
prosedural
dan
metakognitif geografi melalui kegiatan langsung mengumpulkan datadata geografi. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan
mencoba
dapat
dilakukan
dalam
bentuk
ekperimen
(mengamati arah angin dengan kain bendera), tugas projek dalam pembuatan proyeksi peta secara kelompok, atau tugas produk. Pada kegiatan mencoba jenis pertama, data yang diperoleh digunakan untuk memverifikasi prinsip/prosedur yang dipelajari. Kegiatan ini akan meningkatkan kebermaknaan belajar (meaningfull learning) bagi siswa. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
44
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Mereka menjadi lebih yakin dengan pengetahuan yang dimiliki yang dibuktikan melalui data-data yang diperoleh. Pada kegiatan mencoba jenis ke dua merupakan kelanjutan dari jenis yang pertama. Setelah proses mencoba yang pertama merupakan bagian dari kegiatan membangun pengetahuan konseptual dan prosedural dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencoba jenis kedua untuk mengaplikasikannya dalam situasi baru. Data baru yang diperoleh mendorong pemikiran lebih tinggi karena bukan sekedar membuktikan prinsip/prosedur yang
diketahui melainkan mencoba menerapkan dalam situasi baru. Kegiatan jenis kedua diperlukan kreativitas dan inovasi guru geografimerancang dan mendesainya, serta mencobanya agar prosedur dan data yang diharapkan dapat diterima (acceptable) secara keilmuan. Contoh: Kegiatan Pembelajaran Peserta didik memberi contoh kenampakan objek buatan manusia (permukiman, pesawahan, atau jaringan jalan) yang dipengaruhi oleh keadaan relief muka bumi sebagai bukti berlakunya konsep dan prinsip geografi dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Secara berkelompok peserta didik diminta mengunjungi titik/lokasi yang telah ditentukan di lingkungan sekitar sekolah Peserta didik mengumpulkan informasi dan mencatat sedikitnya sepuluh macam obyek yang ada di sekitar lokasi/titik yang dikunjungi Setelah mengumpulkan informaasi peserta didik kembali ke kelas dan duduk berdasarkan kelompoknya.
d. Mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis,
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
45
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
memilah,
mengelompokkan,
menghubungkan,
merumuskan,
menyimpulkan dan menafsirkan. Contoh: Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)
Kegiatan Pembelajaran
Secara berkelompok peserta didik diminta mendiskusikan sepuluh obyek yang telah dikumpulkan. Peserta didik diminta menentukan keterkaitan antara sepuluh obyek yang telah diamati dengan aspek fisik dan atau aspek sosial . Peserta didik diminta menentukan keterkaitan antara sepuluh obyek dengan disiplin ilmu pengetahuan yang membahas obyek tersebut.
Peserta didik diminta untuk menganalisis hubungan antara keberadaan suatu objek di permukaan bumi dengan objek-objek lainnya sehingga mereka memperoleh makna tentang konsep dan prinsip geografi. Contohnya menghubungkan antara keberadaan permukiman di tepian sungai yang selalu memanjang mengikuti aliran sungai, atau menghubungkan antara kepadatan jaringan jalan dengan kondisi perkotaan, e. Mengomunikasikan
adalah
menyampaikan
hasil
pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Peserta didik mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Kegiatan ini menjadi sarana agar peserta didik terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan
gagasan/ide,
pengalaman,
dan
kesan
dan
lain
sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Misalnya peserta didik melaporkan hasil pengamatan cuaca di depan kelas kepada teman-temannya. Untuk mengurangi kendala waktu terutama jika bentuk kegiatan presentasi yang digunakan, guru harus menjadwalkan secara efektif dengan membagi peran dan alokasi waktu kegiatan dalam satu semester/satu tahun, sehingga setiap peserta didik
mendapat
mengomunikasikan
kesempatan juga
yang
membuka
proporsional.
ruang
bagi
Kegiatan
peserta
didik
mengungkapkannya dalam struktur tidak formal sehingga mereka
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
46
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
bebas berekpresi menuangkan inovasi dan kreativitasnya. Membuat blog, membuat laporan deskriptif, dan membuat video kegiatan dengan memanfaatkan website dan internet adalah bentuk komunikasi dengan struktur yang tidak terlalu formal. Contoh: Kegiatan Pembelajaran Peserta didik mengomunikasikan hasil analisisnya dalam bentuk tulisan yang dilengkapi dengan gambar/peta yang relevan,
Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Menyimpulkan sepuluh macam obyek
yang telah dianalisis aspek geografinya dan kaitanya disiplin ilmu pengetahuan yang membahas obyek tersebut Menuliskan rumusan kesimpulan dalam bentuk tabel di atas kertas karton dan memajangnya pada diding kelas Secara bergiliran setiap kelompok mempresentikasikan/mengemukakan hasil kesimpulan. Kelompok lain dapat memberi penilaian, pertanyaan dan tanggapandan
5. Alternatif Penilaian Autentik Mengembangkan penilaian autentik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan berdasarkan kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian. e. Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial Indikator Pencapaian Kompetensi Menampilkan perilaku ilmiah Bersyukur atas penciptaan bumi dengan cara turut memeliharanya Menampilkan perilaku menata lingkungan yang baik Menampilkan
Indikator Soal Siswa dapat menampilkan perilaku ilmiah dengan teliti Siswa dapat bersyukur atas penciptaan bumi dengan cara turut memeliharanya dengan khusyu Siswa dapat menampilkan perilaku menata lingkungan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Teknik Penilaian Observasi Penilaian diri
47
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Indikator Pencapaian Kompetensi perilaku waspada
Indikator Soal
Teknik Penilaian
yang baik
Menampilkan Siswa dapat perilaku berdo’a menampilkan perilaku pada awal dan waspada akhir pembelajaran Siswa dapat menampilkan perilaku Menunjukkan perilaku proaktif, berdo’a pada awal dan akhir pembelajaran Menunjukkan dengan khusyu perilaku bertanggungjawab, Siswa dapat menunjukkan perilaku Menunjukkan proaktif, perilaku responsive, dan Siswa dapat menunjukkan perilaku Menunjukkan bertanggungjawab, perilaku peduli. Siswa dapat menunjukkan perilaku responsive, dan Siswa dapat menunjukkan perilaku peduli.
f.
Kompetensi Pengetahuan Indikator Pencapaian Kompetensi Menjelaskan pengertian aspek fisik dan aspek sosial dalam geografi Membedakan aspek fisik dan aspek sosial geografi Menentukan aspek fisik dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari Menentukan aspek fisik dan aspek
Indikator Soal Siswa dapat menjelaskan pengertian aspek fisik dan aspek sosial dalam geografi dengan benar Siswa dapat membedakan aspek fisik dan aspek sosial geografi dengan tepat Siswa dapat menentukan aspek fisik dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar Siswa dapat menentukan aspek fisik dan aspek
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Teknik Penilaian Tes tertulis Penugasan
48
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Soal
Teknik Penilaian
sosial geografi sosial geografi dalam dalam obyek studi obyek studi geografi geografi dengan benar Menganalisis Siswa dapat menganalisis cabang ilmu cabang ilmu geografi dan geografi dan ilmu ilmu bantu geografi yang bantu geografi berkaitan dengan aspek yang berkaitan fisik dan aspek sosial dengan aspek fisik geografi dengan tepat dan aspek sosial geografi
g. Kompetensi Ketrampilan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Soal
Siswa dapat menyajikan Menyajikan informasi informasi aspek fisik aspek fisik dan aspek dan aspek sosial sosial geografi dalam geografi dalam kehidupan seharikehidupan sehari-hari hari dengan tepat Menyajikan informasi Siswa dapat menyajikan aspek fisik dan aspek informasi aspek fisik sosial geografi dan aspek sosial kaitannya dengan geografi kaitannya obyek studi geografi dengan obyek studi Menyajikan informasi geografi dengan tepat aspek fisik dan aspek Siswa dapat menyajikan sosial geografi yang informasi aspek fisik berkaitan dengan dan aspek sosial cabang ilmu geografi geografi yang berkaitan dan ilmu bantu dengan cabang ilmu geografi geografi dan ilmu bantu geografi dengan tepat
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Teknik Penilaian Portofolio Tes Praktik
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
BAB IV PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin efektif kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran
langsung
dan
proses
pembelajaran
langsung
adalah
pembelajaran
proses
pendidikan
tidak di
langsung.
mana
Proses
peserta
didik
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4 berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus adan buku. Selanjutnya
mengembangkan
alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
49
Naskah Model Pembelajaran Geografi Kurikulum 2013 di SMA
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
50