PEMANFAATAN INFORMAS1 TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYULUH PERTANIAN (Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
Oleh : HERYATI SURYANTWI
NRP. 98093
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2001
HERYATI SURY M I N I . 200 1. "Pemanfaatan Informasi Teknologi Pertanian oleh Penyuluh Pertanian (Kasus di Mupaten Bogor, Jawa Barat)", dibawah bimbingan Pang S. Asngari sebagai ketua, Prabowo Tjitropranoto, dan Sutisna Riyanto sebagai anggota.
Penyuluh Pertanim mempunyai peran yang strategis ddam menentukan
keberhasitan pembangunan pertanian, melalui pengembangan sumberdaya rnanusia pertanian yang marnpu mengelola sistem pertanian yang dapat rnengikuti dan mengimbangi dinamika kemajuan pembangunan. Selain itu, penyuluh pertanian juga berperan dalam proses alih tehologi dengan jalan menyedialcan berbagai pilihan
teknologi yang akan digunakan oleh petadnelayan dalam usahataninya dan memberikan pertimbangan-pertimbangan rnengenai penggunaan sesuatu teknologi, seperti imbangan biaya dan pendapatan, risiko pasar dan saluran pemasaran, kuantitas
dan kualitas produk yang diperlukan konsurnm DaIam rnenjalankan fungsi dan peran tersebut, penyuluh dituntut untuk terns mengihti perkembangan ilmu dm teknologi
sesuai dengan in formasi y ang diperlukan o l d kelompok kliennya. Perkembangan
ilmu dan teknologi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media penyampaian infomasi, sqerti media massa elektronik (radio, televisi, j aringan internet), media massa tercetak (surat kabar, majalah, buku), dan publikasi ilmiah yang dihasilkan
oleh berbagai institusi (lembags ~enelitian, perguruan tinggi, dinasdinas, pusat idonnasi, dm sebagainya). Bagi penyuluh pertanian berbagai media tersebut
merupakan sumber untuk mendapatkan infoimasi tentang teknologi pertmian.
Tersedianya
sumber informasi
belum menjamin digunakannya sumber
informasi tersebut oleh penyuluh pertanian. Pemilihan dan penggunaan sumber informasi serta pemanfaatan inforrnasi teknologi pertanian oleh masing-masing penyuluh akan berbeda sesuai dengan k d e r i s t i k individual penyuluh, masalah
lokal spesifik,kebutuhan petani, kebutuhan penyuluh maupun motivasi kogniti f penggunaan sumber infomasi.
Sehubungan dengan ha1 tersebut dirurnuskan tujuan penelitian, yaitu untuk :
(1) mengetahui k d e r i s t i k penyuluh pertanian di wilayah Kabupaten Bogor, (2) mengetahui motivasi kognitif penyuluh dalam penggunaan sumber informasi, (3)
rnengetahui kebutuhan infomasi penyuluh pertanian dalam mendukung tugasnya, (4) mernpelajari penggunaan sumber informasi dan pemanfaatan infomasi oleh penyuluh
pertanian di Kabupaten Bogor, dm (5) mengetahui hubungan antara karakteristik penyuluh, motivasi kogniti f dan kebutuhan informasi penyuluh pertanian dengan penggunaan surnber informasi dan pernanfaatan informasi tentang teknologi pertanian.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bogor pada penyuluh pertanian yang satuan administrasi pangkalnya berada pada Kantor Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian (BIPP). Penarikan sampel dilakukan secara purposive random sampling, dengan j urnlah sampel sebanyak 60 responden.
Penelitian
dirancang sebagai suatu penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dm wawancara terstruktur
dengan bqedoman pada kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan analisis
deskriptif, sedangkan untuk mengetahui hubungan antar peubah dilakukan dengan rnenggunakan uji korelasi rank Spearman (rs).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kognitif penyuluh dalam
penggunaan sumber infomasi berturut-turut adalah keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan atau yang dapat mernecahkan masalah yang dihadapi, untuk memperoleh inforrnasi mutakhir, untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi penyuluh pertanian yang profesional, dan untuk sekedar
mengetahui atau untuk menambah pengalaman.
Kebutuhan informasi penyuluh terhadap infonnasi h a i l penelitian sangat tinggi, terutarna kebutuhan informasi teknis untuk rnateri penyuluhan, namun kebutuhan informasi penyuluh pertanian yang demikian tinggi tidak didukung oleh
ketersediaan sumber informasi yang memadai. Informasi yang paling banyak dibutuhkan oleh penyuluh pertanian untuk penyusunan materi penyuluhan adalah berturut-turut informasi mengenai pemasaradagribisnis ikan air tawar dan unggas,
pernasaranlagibisnis
buah-buahan,
proteksi
hama
dan
penyakit
sayuran,
varietaslbibitlbenih padi, dm bibitlbenih ikan air tawar. Sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh penyuluh adalah
sumber informasi interpersonal (sesama penyuluh dan kontak tanifpetmi maju), media cetak (swat kabar), publikasi ilmiahlilmiah populer (brosur), media elektronik (televisi) dan pertemuan if miahlteknis (temu tugas).
Pemanfaatan informasi tentang teknologi pertanian yang diperoleh penyuluh dari berbagai sumber informasi paling banyak dimanfaatkan, berdasarkan urutan,
adalah untuk bahan penyusunan materi penyuluhan, untuk membuat pedoman teknis, untuk penyusunan rencana kerja penyuluh pertanian, sebagai bahan dalarn pmyusunan ma&
pengajaran pada ku-sus Wdiklat, sebagai bahan untuk
melakukan pengkajiadpengujian teknologi anjuran, dm sebagai bahan untuk melakukan dernonstrasi/perwntohan. Karakteristik penyuluh yang berhubungan nyata dengan penggunaan sumber informasi addah umur yang berhubungan nyata dengan penggunaan media cetak,
pendidikan formal dengan penggunaan sumber informasi interpersonal dm pertemuan ilmiahkeknis, sedangkan pendidikan nonfomal hanya berhubungan nyata
dengan penggunaan sumber informasi interpersonal. Jabatan fungsional memiliki hubungan yang nyata dengan pertemuan ilmiahlteknis.
Kebutuhan informasi berupa bahan penentu kebijakan berhubungan sangat nyata dengan penggunaan surnber informasi interpersonal. Motivasi kognitif rnemiliki hubungan yang sangat nyata dengan penggunaan sumber informasi interpersonal,
publikasi ilmiah/ilmiah populer, dan pertemuan ilmiahlteknis. Semakin banyak responden yang menyatakan motivasi kognitifnya untuk menggunakan suatu sumber
informasi, sernakin banyak pula responden yang memanfaatkan sumber informasi tersebut.
kegiatan penyuluhan pertanian di daerah, diperlukan upaya-upaya peningkatan
kinerja institusi penyuluhan pertanian di daerah dalam bentuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya manusia, peningkatan penyediaan dana, sarana dan
prasarana yang memadai di institusi penyuluhan ini, sehingga dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara lebih efektif.
Karakteristik responden yang rnemiliki hubungan nyata dengan pemanfaatan informasi tentang teknologi pertanian adalah pendidikan nonfomal dengan
pemanfaatan media cetak, jabatan fungsional dengan pertemuan ilmiahtteknis, dan
kekosmopolitan dengan media cetak dm pertemuan ilmiahlteknis. Beberapa saran yang dapat dipertimbmgkan addah (a) kebutuhan informasi penyuluh pertanian yang demikian tinggi perlu diimbangi dengan ketersediaan
surnber informasi yang rnemadai yang @at
mereka manfaatkan dalam rangka
mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Untuk itu, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga pencipta teknologi hendaknya dapat
mendiseminasikan hasil penelitiannya dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Hal ini perlu dilakukan mengingat BIPP/BPP sebagai sentra informasi dan pusat kegiatan penyuluhan pertanian di daerah, sehingga sernua pihak
dapat
mengakses
informasi
yang diperlukan, (b) Sumber informasi
interpersonal, terutama penyuluh pertanian dan kontak tanilpetani maju, merupakan media yang strategis untuk rnenyampaikan informasi. Peningkatan kualitas dm
kinerja penyuluh dan kontak tani/petani maju perlu diarahkan pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dm teknologi, keterampilan, dan profesionalisme kerja. Hal ini sangat diperlukan dalam upaya penyampaian informasi tentang
teknologi pertanian yang baru, (c) Bagi institusi yang berwenang secara fungsional
untuk mendiseminasikan informasi teknologi pertanian, periu diupayakan untuk menjalin kerjasarna dengan televisi untuk menayangkan program-program pertmiam yang sesuai dengan kebutuhan petani, dan (d) Untuk meningkatkan efektivitas
PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN OLEH PENYtLUH PERTANIAN (Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat)
Oleh : HERYATI SURYANTTNI NRP. 98093
TESlS sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pascasarjana, Institut Patanian Bogor
PROGRAM fASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 200 1
: PEMANFAATAN INFORMASI TEKNOLOGI
Judui Tesis
PERTANIAN OLEH PENYULTJH PERTANIAN (Kasus di Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Narna Mahasiswa
: Heryati Suryantini
Nomor Pokok
: 98093
Program Studi
: Ilmu Penyuluhan
Pembangunan
Menyetujui : 1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. H. Pang S. Asnaari Ketua
I
3
r
. M itr¬o, Anggota
MSc.
2. Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Ir. Sutisna &into, Anggota
MS
ram Pascasarjana
da Manuwoto, MSc.
Tanggal Lulus : 6 Januari 2001
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 26 Juli 1962 sebagai
anak keernpat dari tujuh bersaudara dari keluarga Bapak M.Ali Susanto dan Tbu Siti Hopsah. Penulis menikah dengan Arif Soeksmanto pada tahun 1992 dan kini telah
dikaruniai seorang putra bemama Bagas Sinuksmoyo. Jenjang pendidikan rnulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas diselesaikan di Bogor, yaitu dari Zahun 1968 sampai dengan tahun 1981. Pendidikan
SD ditempuh di SD Negeri Empang I1 Bogor dan
tamat tahun 1974, melanjutlcan
pendidikan SMP di SMP Negeri I Bogor dan tarnat tahun 1977, kemudian menempuh
pendidikan SMA di SMA Negeri I Bogor dm tarnat pada tahun 198 1. Pada tahun 1981 penulis diterima di tnstitut Pertanian Bogor
(PB)melalui jalur Penelusuran
Minat dan Kemampuan (PMDK). Pada tahun 1985 penulis lulus sebagai Sarjana
Pertanian dari Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, LPB .
Sejak tahun 1987 hingga sekarang penulis bekerja pada Pusat Perpustakaan dm Penyebaran Teknologi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Pada tahun 1998 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembanpan, Program Pascasarjana Znstitut Pertanian Bogor.