PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT Febrian Husnuzhan1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Dedi Djuliansyah2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] Dedi Darusman3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT. Metode penelitian menggunakan metode studi kasus pada Kelompoktani Jaya Mukti I Desa Sukasenang Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Teknik penentuan responden dengan menggunakan teknik sensus pada seluruh anggota Kelompoktani Jaya Mukti I, yaitu sebanyak 30 anggota. Data-data hasil wawancara dikumpulkan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan penyuluh pertanian pada fungsi fasilitator dan fungsi utusan/wakil tergolong baik sedangkan pada fungsi pendidik dan teknikal tergolong sedang. Adopsi teknologi padi pola PTT pada komponen varietas unggul dan pada komponen panen dan pasca panen tergolong tinggi, sedangkan pada komponen pemupukan dan komponen pemeliharaan tergolong sedang. Hasil pengujian dengan uji korelasi Rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT dengan tingkat korelasi yang sedang. Kata Kunci : Peran, Penyuluh Pertanian, Adopsi Teknologi, PTT ABSTRACT The research aimed to find out the relathionship between The Role Of Agricultural Extension and Rice Technology Adoption Patterns Of PTT. The method of research using the case study method Jaya Mukti I agricultural group Sukasenang of village, district of Sindangkasih, Ciamis Regency. Determination technique using the technique of census respondents in all members Jaya Mukti I agricultural group, as many as 30 members. The interview data collected in tabular form, and then analyzed using non-parametric statistics by Spearman rank correlation test.
1
The results showed that the role of agricultural extension in the function of facilitators and functions messenger / representative is fair while the function and technical educators classified as moderate. PTT rice technology adoption patterns in the components of high yielding varieties and the harvesting and post-harvesting component is high, while the fertilizer component and maintenance component classified as moderate. The results of testing the Spearman rank correlation test, showed that there is a relationship between the role of agricultural extension with rice technology adoption patterns of PTT with moderate levels of correlation. Keywords : Role, Agricultural Extension, Technology Adoption, PTT PENDAHULUAN Pembangunan Pertanian memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional. Komoditi tanaman pangan merupakan salah satu bagian utama dari sektor pertanian, oleh karena itu dalam upaya pengamanan komoditas tanaman pangan, pemerintah setiap tahunnya selalu menempatkan sebagai hal utama dalam setiap perencanaan pembangunan. Komoditas tanaman pangan diupayakan selalu tersedia dalam keadaan cukup dan optimal, hal ini untuk memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan industri dalam negeri,
dimana
setiap
tahunnya
cenderung
meningkat
seiring
dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri. Salah satu komoditi utama tanaman pangan adalah padi. Desa Sukasenang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, yang mempunyai lahan sawah yang luas namun produksinya belum optimal mengingat sumber daya alam dan sumber daya manusia Desa Sukasenang masih bisa dikembangkan lagi, ditambah makin bertumbuhnya kelompok-kelompoktani di Desa Sukasenang hal ini berpotensi bagi para petani untuk mengadopsi teknologi yang disampaikan PPL dari BP3K Kecamatan Sindangkasih. Dari luas Tanam tahun 2013 seluas 225 Ha dan luas panen padi sawah 215 Ha menghasilkan padi sekitar 1.315,80 ton/tahun (Sukasenang, 2014, chap. 3). Upaya pengembangan padi sawah di Desa Sukasenang telah menjadi perhatian pemerintah daerah mengingat kebutuhan penduduk akan beras semakin meningkat. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Desa Sukasenang Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis, karena Desa Sukasenang merupakan salah satu desa yang menyelenggarakan kegiatan SL-PTT.
2
Selain karena kegiatan SL-PTT di Desa Sukasenang sudah maju juga karena penyelenggaraan SL-PTT di desa tersebut merata. Fashihullisan (2009) menyatakan bahwa peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu : (1) Peran fasilitator (Facilitative Roles), (2) Peran pendidik (Educational Roles), (3) Peran teknikal (Technical Roles), dan (4) Peran utusan atau wakil (Representasional Roles). Menurut Kushartanti, dkk, (2007), anjuran teknologi dalam PTT adalah yang dihasilkan oleh lembaga penelitian dan teknologi berdasar kearifan lokal yang sudah terbukti unggul untuk lokasi tertentu. Alternatif teknologi yang dapat diterapkan sebagai berikut : (1) Varietas unggul dan Bibit muda, (2) Pemupukan, (3) Pemeliharaan, (4) Panen dan Pasca Panen. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Bagaimanakah peranan penyuluh pertanian dalam adopsi teknologi padi pola PTT? (2) Bagaimana tingkat adopsi teknologi padi pola PTT? (3) Adakah hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan penyuluh pertanian dalam adopsi teknologi padi pola PTT, dan mengetahui tingkat adopsi teknologi padi pola PTT serta mengetahui hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT. METODOLOGI PENELITIAN Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus pada Kelompoktani Jaya Mukti I dengan alasan bahwa faktor pendukung atau karakteristik kelompoktani yang lebih aktif dan lebih maju, hal ini berdasarkan keadaan anggota kelompok tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan teknik sensus, yang menurut Singarimbun dan Effendi (1995) merupakan teknik penelitian dengan cara mengambil seluruh anggota dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan teknik wawancara menggunakan kuisioner. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3
Responden dalam penelitian ini diambil secara sensus, yaitu seluruh anggota Kelompoktani Jaya Mukti I sebanyak 30 orang. Operasionalisasi variabel berfungsi mengarahkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini ke dalam indikator-indikator yang lebih mendetail yang berguna dalam pembahasan hasil dari penelitian. Adapun variabel-variabel yang diamati dijelaskan dalam Tabel 1 dan Tabel 2 berikut. Peranan penyuluh pertanian adalah aspek dinamis dari kedudukan seorang penyuluh yang melaksanakan hak dan kewajibannya (Deptan, 2008). Tabel 1. Opersionalisasi Variabel Peranan Penyuluh Pertanian Variabel
Indikator
Fasilitator
Peranan Penyuluh Pertanian
Pendidik
Teknikal
Utusan/wakil
Item 1. Kemampuan menyediakan fasilitas pendukung 2. Pendekatan akses kelembagaan 3. Kesan fasilitas yang positif 4. Tempat pertemuan 5. Kelengkapan fasilitas 6. Kondisi fasilitas 7. Penggunaan alat peraga 8. Keterampilan alat peraga 9. Jenis alat peraga 10. Info saran 1. Kemampuan merubah sikap petani 2. Memberikan pengetahuan kepada petani dengan baik 3. Memberikan keterampilan kepada petani dengan baik 4. Kemampuan memberikan arahan/penjelasan 1. Mengenalkan bibit muda 2. Penjelasan pola tanam 3. Penjelasan cara pemupukan 4. Penjelasan tentang PHT 5. Penjelasan saat panen 6. Penjelasan saat pasca panen 1. Kemampuan membangun hubungan dengan petani 2. Kemampuan menempatkan diri dengan petani 3. Kesan positif dari penyuluh
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Adopsi teknologi padi PTT adalah proses perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi (PTT) yang disampaikan penyuluh (Mardikanto, 1993).
4
Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Adopsi Teknologi Padi PTT Variabel
Indikator Varietas Unggul dan Bibit muda Pemupukan
Adopsi Teknologi Padi PTT
Pemeliharaan
Panen dan Pasca Panen
Item 1. Pengenalan varietas unggul 2. Penggunaan bibit muda 1. Pemupukan berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD) 2. Dosis pemupukan 3. Pemberian bahan organic 1. Pengendalian gulma dengan ramah lingkungan 2. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu 1. Keputusan melakukan panen 2. Jenis alat saat memanen padi 3. Waktu penjualan gabah 4. Alat yang digunakan saat merontokkan padi 5. Penjualan produk hasil budidaya padi
Skala Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Menurut Rusidi (1992) untuk mengetahui tingkat klasifikasi dari setiap item pertanyaan apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah yaitu menggunakan skoring sebagai berikut : 1)
Tinggi ………. 3
2)
Sedang ……… 2
3)
Rendah ……… 1 Kriteria yang digunakan untuk mengetahui tanggapan dari responden
untuk masing-masing variabel dapat digunakan rumus sebagai berikut : Interval = Keterangan : R
= Jumlah responden
P
= Jumlah pertanyaan/ item
K
= Kriteria penelitian
SKti
= Skor tertinggi
SKtr
= Skor terendah
1. Kriteria penilaian dari variabel “peranan penyuluh pertanian” adalah sebagai berikut : Interval =
=
= 460
Maka :
5
Tabel 3. Kriteria Peranan Penyuluh Pertanian Skor 690 - 1150 1151 - 1611 1612 - 2072
Kriteria Peranan Penyuluh Kurang Sedang Baik
2. Kriteria penilaian dari variabel “adopsi teknologi padi PTT” adalah sebagai berikut :
=
Interval =
= 240
Maka : Tabel 4. Kriteria Adopsi Teknologi Padi PTT Skor 360 - 600 601 - 841 842 - 1802
Kriteria Adopsi Teknologi Padi PTT Rendah Sedang Tinggi
Uji yang digunakan untuk mengukur hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT adalah Uji Korelasi Rank Spearman (Sidney Siegel, 1997) dengan penentuan hipotesis sebagai berikut : H0 :
=0
Tidak terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT.
H1 :
0
Terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT.
Keeratan hubungan antar variabel menurut Sugiyono (2003) yaitu : a.
0,00 - 0,1999 Korelasi sangat rendah
b.
0,20 - 0,399
Korelasi rendah
c.
0,40 - 0,599
Korelasi sedang
d.
0,60 - 0,799
Korelasi kuat
e.
0,80 - 1,00
Korelasi sangat kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Penyuluh Pertanian Tabel 5. Skor Peranan Penyuluh Pertanian Indikator Fungsi Fasilitator Fungsi Pendidik Fungsi Teknikal Fungsi Utusan/wakil Jumlah Total
Jumlah Skor 742 277 408 238 1665
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014
6
Kriteria Penilaian Baik Sedang Sedang Baik Baik
Tabel 5 menunjukkan jumlah skor dari masing-masing indikator peranan penyuluh pertanian. Secara keseluruhan peranan penyuluh pertanian dikategorikan ke dalam kriteria penilaian baik. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan sebagai berikut. Fungsi Fasilitator Tabel 6. Skor Peranan Penyuluh Berdasarkan Fungsi Fasilitator Indikator
Item 1.
Fungsi Fasilitator
Kemampuan menyediakan fasilitas pendukung 2. Pendekatan akses kelembagaan 3. Kesan fasilitas yang positif 4. Tempat pertemuan 5. Kelengkapan fasilitas 6. Kondisi fasilitas 7. Penggunaan alat peraga 8. Keterampilan alat peraga 9. Jenis alat peraga 10. Info saran
Jumlah
Jumlah Skor 79
Kriteria Penilaian Baik
79
Baik
76 80 63 84 77 66 58 80 742
Baik Baik Sedang Baik Baik Sedang Sedang Baik Baik
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 6 menunjukkan kriteria fungsi fasilitator dalam peranan penyuluh pertanian terkait padi PTT tergolong baik yang ditunjukkan dengan jumlah skor 742. Fungsi Pendidik Tabel 7. Skor Peranan Penyuluh Berdasarkan Fungsi Pendidik Indikator
Fungsi Pendidik
Item 1. Kemampuan merubah sikap petani 2. Memberikan pengetahuan kepada petani dengan baik 3. Memberikan keterampilan kepada petani dengan baik 4. Kemampuan memberikan arahan/penjelasan
Jumlah
Jumlah Skor 70
Kriteria Penilaian Sedang
65
Sedang
67
Sedang
75
Baik
277
Sedang
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 7 menunjukkan kriteria fungsi pendidik dalam peranan penyuluh pertanian terkait padi PTT tergolong sedang. Pada item kemampuan merubah sikap petani, memberikan pengetahuan kepada petani dengan baik, dan memberikan keterampilan kepada petani dengan baik tergolong sedang. Hal ini dikarenakan pengaruh penyuluhan yang didapatkan masih belum terasa oleh
7
petani, berarti PPL dalam fungsi pendidikan ini masih belum sepenuhnya melaksanakan tugas sebagai pendidik bagi para petani. Dalam hal merubah sikap petani, pada dasarnya petani mengetahui bagaimana proses usahatani dengan sistem organik khususnya pada padi PTT, namun kebiasaan mereka tetap saja dalam hal proses produksi padi mereka masih saja belum seluruhnya beralih ke pertanian organik. Dalam hal pengetahuan dan keterampilan petani pun demikian, PPL sebenarnya telah melaksanakan penyuluhan sebagaimana mestinya, namun kenyataannya tidak sedikit petani yang mengaku bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka tidak bertambah setelah diadakan penyuluhan tersebut. Fungsi Teknikal Tabel 8. Skor Peranan Penyuluh Berdasarkan Fungsi Teknikal Indikator
Fungsi Teknikal
Item 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengenalkan bibit muda Penjelasan pola tanam Penjelasan cara pemupukan Penjelasan tentang PHT Penjelasan saat panen Penjelasan saat pasca panen
Jumlah
Jumlah Skor 76 72 63 89 65 43 408
Kriteria Penilaian Baik Baik Sedang Baik Sedang Kurang Sedang
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 8 menunjukkan kriteria fungsi teknikal dalam peranan penyuluh pertanian terkait padi PTT tergolong sedang. Pada item penjelasan cara pemupukan tergolong sedang, hal ini dilihat dari kenyataan setelah penyuluhan itu dilaksanakan, petani masih banyak sekali yang melakukan pemupukan tidak sesuai dengan rekomendasi penyuluh. Pada item penjelasaan saat panen dan pasca panen tergolong sedang dan kurang, hal ini dikarenakan petani disana sudah terbiasa melakukan sendiri apa yang harus dilakukan pada saat panen dan pascapanen, namun penyuluh tidak lepas begitu saja pada saat penanganan panen dan pasca panen, PPL setempat sekali-kali menjelaskan bagaimana cara dan waktu panen dan pasca panen yang tepat.
8
Fungsi Utusan/wakil Tabel 9. Skor Peranan Penyuluh Berdasarkan Fungsi Utusan/Wakil Indikator Fungsi Utusan/ Wakil
Item
79
Kriteria Penilaian Baik
80
Baik
79 238
Baik Baik
Jumlah Skor
1. Kemampuan membangun hubungan dengan petani 2. Kemampuan menempatkan diri dengan petani 3. Kesan positif dari penyuluh
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 9 menunjukkan kriteria fungsi utusan/wakil dalam peranan penyuluh pertanian terkait padi PTT tergolong baik. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh pertanian setempat telah menjalankan fungsi sebagai utusan atau wakil dengan baik. Adopsi Teknologi Padi Pola PTT Tabel 10. Skor Adopsi Teknologi Padi Pola PTT Indikator Varietas unggul dan Bibit muda Pemupukan Pemeliharaan Panen dan Pasca Panen Jumlah Total
Jumlah Skor 150 183 136 385 854
Kriteria Penilaian Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 10 menunjukkan jumlah skor dari masing-masing indikator adopsi teknologi padi pola PTT. Secara keseluruhan adopsi teknologi padi pola PTT dikategorikan ke dalam kriteria penilaian tinggi. Untuk lebih rincinya akan dijelaskan sebagai berikut. Varietas Unggul dan Bibit Muda Tabel 11. Skor Adopsi Teknologi Padi PTT Oleh Petani Pada Komponen Varietas Unggul Dan Bibit Muda Indikator Varietas unggul dan Bibit muda Jumlah
Item
Jumlah Skor
1. Pengenalan varietas unggul 2. Penggunaan bibit muda
79 71 150
Kriteria Penilaian Tinggi Sedang Tinggi
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 11 menunjukkan bahwa adopsi teknologi padi PTT terhadap komponen varietas unggul dan bibit muda tergolong tinggi. Dari 30 orang petani yang ditunjukkan dengan jumlah skor 150 berarti petani telah mengukuti anjuran yang sesuai anjuran PPL terkait varietas unggul dan bibit muda. Pemupukan
9
Tabel 12. Skor Adopsi Teknologi Padi PTT Oleh Petani Pada Komponen Pemupukan Indikator
Pemupukan
Item
61
Kriteria Penilaian Sedang
58 64 183
Sedang Sedang Sedang
Jumlah Skor
1. Pemupukan berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD) 2. Dosis pemupukan 3. Pemberian bahan organik
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 12 menunjukkan bahwa kriteria adopsi teknologi padi PTT terhadap komponen pemupukan tergolong sedang. Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan oleh petani responden terhadap usahataninya sesuai dengan komponen dalam pengelolaan tanaman terpadu. Kegiatan pemupukan meliputi pemupukan dengan berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD), pemberian sesuai dosis pemupukan, dan pemberian bahan organik. Tabel 12 menunjukkan bahwa dalam pemupukan tanaman padi dari sebanyak 30 orang responden yang mengikuti anjuran ditunjukan dengan jumlah skor 183. Hal ini dipengaruhi karena petani kurang mengaplikasikan kegiatan pemeliharaan sesuai dengan yang diajarkan dalam SLPTT atau kurang sesuai dengan anjuran dari PPL. Pada tahap pemupukan petani kurang memperhatikan Bagan Warna Daun yang diajarkan penyuluh, petani juga kurang memperhatikan dosis dalam penggunaan pupuk. Selain itu petani responden juga kurang tepat dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu petani responden kurang dalam penggunaan bahan organik, hanya sebagian petani yang sudah menggunakan bahan organik untuk pemeliharaan usahataninya. Pemeliharaan Tabel 13. Skor Adopsi Teknologi Padi PTT Oleh Petani Pada Komponen Pemeliharaan Indikator
Pemeliharaan
Item
65
Kriteria Penilaian Sedang
71
Sedang
136
Sedang
Jumlah Skor
1. Pengendalian gulma dengan ramah lingkungan 2. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 13 menunjukkan bahwa kriteria adopsi teknologi padi PTT terhadap komponen pemeliharaan tergolong sedang. Dari sebanyak 30 orang 10
petani responden yang mengikuti anjuran PPL ditunjukkan dengan jumlah skor 136, sisanya tidak mengikuti anjuran PPL terkait pemeliharaan padi PTT. Petani disini masih menggunakan bahan kimia dalam mengendalikan gulma, juga petani disini
apabila
ada
memusnahkannya
sedikit
tanpa
hama
dan
memperhatikan
gulma, ambang
maka batas
petani
langsung
tertentu
dalam
mengendalikan gulma dan hama secara terpadu. Panen dan Pasca Panen Tabel 14. Skor Adopsi Teknologi Padi PTT Oleh Petani Pada Komponen Panen dan Pasca Panen Indikator
Panen dan Pasca Panen
Item
86 83 63 84
Kriteria Penilaian Tingi Tinggi Sedang Tinggi
69
Sedang
385
Tinggi
Jumlah Skor
1. 2. 3. 4.
Keputusan melakukan panen Jenis alat saat memanen padi Waktu penjualan gabah Alat yang digunakan saat merontokkan padi 5. Penjualan produk hasil budidaya padi
Jumlah
Sumber : Analisis Data Primer diolah Tahun 2014 Tabel 14 menunjukkan bahwa adopsi teknologi padi PTT terhadap komponen panen dan pasca panen tergolong tinggi. Dari 30 orang petani yang ditunjukkan dengan jumlah skor 385 berarti petani melaksanakan panen dan pasca panen dengan cara dan waktu yang tepat. Hubungan Peranan Penyuluh Pertanian dengan Adopsi Teknologi Padi PTT Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan penyuluhan pertanian mempunyai hubungan dengan adopsi teknologi padi PTT. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai alpha α 0,05, maka keputusan yang dihasilkan adalah tolak H0 dan terima H1. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi PTT. Semakin baik peranan penyuluh, maka semakin tinggi pula adopsi teknologi padi pola PTT oleh petani. Nilai korelasi Rank Spearman (rs) hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi PTT adalah sebesar 0,565, maka penafsiran keeratan hubungan dari Sugiyono (2003), bahwa nilai 0,565 berada pada tingkat korelasi sedang.
11
Kesimpulan 1)
Berdasarkan jumlah skor pada variabel peranan penyuluh pertanian yang
dikumpulkan, yaitu sebesar 1.665 berarti penyuluh pertanian telah berhasil menjalankan peranannya sebagai fasilitator, pendidik, teknikal, dan sebagai utusan/wakil dengan digolongkan dalam kriteria baik. 2)
Berdasarkan jumlah skor pada variabel adopsi teknologi padi PTT yang
dikumpulkan, yaitu sebesar 854 berarti petani pada Kelompoktani Jaya Mukti I telah berhasil mengadopsi komponen PTT yang diberikan penyuluh pertanian dengan digolongkan dalam kriteria tinggi. 3)
Terdapat hubungan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi
teknologi padi PTT, semakin baik peranan penyuluh, maka semakin tinggi pula adopsi teknologi padi pola PTT oleh petani. Adapun tingkat korelasi keeratan antara peranan penyuluh pertanian dengan adopsi teknologi padi pola PTT ialah sedang. Saran 1)
Petani hendaknya meningkatkan penerapan komponen PTT yang belum
maksimal sesuai anjuran penyuluh meliputi penggunaan bibit muda yang berumur 21 hari setelah sebar, melakukan pemupukan yang tepat dengan mengutamakan bahan organik, mengendalikan gulma dengan ramah lingkungan, mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu, dan penanganan pasca panen yang tepat, guna meningkatkan nilai tambah padi itu sendiri. 2)
Demi keberlanjutan PTT, penyuluh harus memberikan pengaruh dengan
cara demonstrasi, agar petani sadar dan mau menggunakan bahan organik yang tersedia disekitar lingkungan petani. 3)
Pemerintah hendaknya menyediakan alat pembuatan bahan organik (Rumah
Kompos) bagi petani, agar timbul kemandirian bagi diri petani tidak mengandalkan bahan olahan organik dari pabrik, tetapi petani dapat mengolah sendiri bahan organik yang ada di sekitar lingkungan petani. 4)
Dalam kegiatan sosialisasi, pihak-pihak yang memberikan informasi, baik
petugas penyuluh lapang, maupun pihak Dinas Pertanian, sebaiknya memberikan informasi tentang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) secara lengkap sehingga petani mengetahui semua informasi yang berkaitan dengan PTT.
12
DAFTAR PUSTAKA Dinas Pertanian. 2008. Petunjuk Teknis Sekolah Lapang Pengelolaan dan Sumberdaya Tanaman Terpadu. Dinas Pertanian Ciamis. Fashihullisan. 2009. http://fashihullisantugaspenyuluhan.blog.spot.com/perananpenyuluhan-dalam-pembanguanan.html: diakses 9 April 2014. Kushartanti, E., Suhendrata, dkk. 2007. Petunjuk Teknis PTT Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Tengah. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Rusidi. 1992. Dasar-dasar Penelitian Dalam Rangka Pengembangan Ilmu. Unpad : Bandung. Siegel, Sidney (1997), Statistik Nonparametrik untuk Ilmu -ilmu Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Singarimbun dan Effendi . 1995. Metode Venelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Sugiono. (2003), Metode Penelitian Admnistrasi, Alfabeta Bandung. Sukasenang. Profil Desa Sukasenang. http://ciamis.desa.web.id/sukasenang/2014/02/18/profil-desa-sukasenang/ diakses pada tanggal 13 April 2014.
13