Sistem Informasi Penyuluhan Petani Padi Pada Desa Blitarejo Dalam Upaya Swasembada Padi Di Kabupaten Pringsewu Dengan Menerapkan Teknologi E-GOVERNMENT
kohar Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan teknologi saat ini sangat berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat,terutama para penyuluh petani padi dikabupaten pringsewu .Desa Blitarejo adalah salah satu desa yang memiliki lahan pertanian yang cukup bagus untuk bartanam padi ,dalam hal ini penyuluh membutuhkan sistem informasi penyuluhan pertanian untuk mendapatkan informasi tentang penyuluhan pertanian dalam upaya peningkatan swasembada padi. Sistem informasi penyuluhan petani padi pada desa Blitarejo dalam upaya swasembada padi dikabupaten Pringsewu menggunakan E-Governmen ini diharapkan mampu menjadikan sumber informasi penyuluh petani padi yang akurat dan mampu mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan hasil pertanian yang lebih baik.Sistem Informasi Penyuluhan Petani Padi Pada Desa Blitarejo Dalam Upaya Swasembada Padi Dikabupaten Pringsewu Menggunakan E-Governmen ini sangat mudah diakses karena menggunakan media online dan para penyuluh petani padi khususnya pada desa blitarejo dapat menggunakannya kapan saja dan dimana saja dan sistem informasi menjadi salah satu sumber informasi yang lebih baik. kata Kunci : sistem informasi,penyuluh pertanian,teknologi,e-goverment 5.
jawabkan
PENDAHULUAN
dalam
mencari
informasi
yang
berhubungan penyuluhan petani padi
1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi saat
2. Bagaimana
penyuluh
akan
mendapatkan
ini, Keberhasilan peningkatan pertanian antara lain
informasi dari sistem tersebut tanpa harus
ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia
mendatangi tempat penyuluhan dilapangan.
dalam mengelola sistem pertanian yang sesuai
1.3. Batasan Masalah
dengan perkembangan
Pada perancangan penyuluhan petani padi ini
ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek). Oleh karena itu, pemberdayaan manusia pertanian, utamanya petani, perlu terus
penulis membatasi hal sebagai berikut : 1.
Metode
yang
digunakan
dalam
ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, dan
perancangan adalah metode pengembangan
penyuluhan pertanian
sistem water fall dengan menerapkan lang
1.2. Rumusan Masalah
kah langkah dari analisis sistem sampai dengan desain sistem
Masalah yang sering muncul adalah belum adanya informasi
yang
dianggap
lengkap
mengenai
2.
Penulis menganalisis model sistem yang
informasi tentang penyuluhan petani padi di desa
bertujuan
Blitarejo, dengan demikian permasalahan yang akan
informasi penyuluhan petani padi.
dimunculkan dalam perancangan ini adalah:
menghasilkan
desain
sistem
1.4. Tujuan Perancangan
1. Bagaimana membuat suatu system informasi
Maksud dan Tujuan dari sistem informasi ini
penyuluhan petani padi didesa blitarejo yang
adalah memudahkan penyuluh pertanian dalam
aktual, cepat, tepat dan dapat dipertanggung
mendapatkan informasi secara lengkap bagaimana
menjadi petani yang baik untuk meningkatkan
Menurut van den Ban dan Hawkins (1999),
kualitas hasil panen yang memuaskan,
penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
menganalisis tingkat kompetensi penyuluh dan
melakukan komunikasi informasi secara sadar
faktor-faktor
mempengaruhi
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan
kompetensi penyuluh dan merumuskan strategi
pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
pengembangan
benar.
yang
dominan,
kompetensi
penyuluh
berbasis
teknologi informasi.
2.3.
Petani menurut Mosher (1984), dikategorikan
1.5. Manfaat Perancangan Sistem
Informasi
menggunakan
petani
padi
memegang dua peranan yaitu sebagai juru tani
e-government
ini
(cultivator) dan sekaligus sebagai seorang pengelola
penyuluhan
Teknologi
Definisi petani
mengerjakan dari beberapa permasalahan yang ada,
(manager) dalam usahataninya.
diantaranya yaitu :
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok
a.
b.
Bentuk pelayanan dan fasilitas yang
tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut
diberikan kepada penyuluh petani padi
Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani
untuk mendapatkan informasi pertanian
adalah orang yang melakukan cocok tanam dari
dalam upaya mendapatkan hasil panen yang
lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan
lebih baik.
tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan
Menjadi kan sistem ini sebagai edukasi
itu.
para penyuluh petani padi dalam
2.4. Definisi e-government
mengembangkan ilmu pertanian yang lebih ahli dan prefesional dalam ilmu pertanian. 2.
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi sistem informasi
Menurut Zweers dan Plangue mendefenisikan electronic government antara lain: “electronic government
berhubungan
dengan
penyediaan
informasi, layanan atau produk yang disiapkan
Menurut alter (1992) sistem informasi adalah
secara elektronis oleh pemerintah, tidak berbasis
kombinasi antara prosedur kerja,informasi ,orang
tempat dan waktu, menawarkan nilai lebih untuk
dan TI yang mengorganisasikan untuk mencapai
partisipasi pada semua kalangan
tujuan dalam organisasi 2.2. Definisi penyuluhan Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi
Pemerintahan
elektronik
atau
e-government
(berasal dari kata Bahasa Inggris electronics government, juga disebut e-gov, digital government,
pelaku utama serta pelaku usaha agar
online government atau dalam konteks tertentu
Mereka mau dan mampu menolong dan
transformational government) adalah penggunaan
mengorganisasikan dirinya dalam
teknologi
Mengakses informasi pasar, teknologi,
memberikan
permodalan, dan sumberdaya lainnya,
warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang
sebagai upaya untuk meningkatkan
berkenaan dengan pemerintahan.
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006).
informasi informasi
oleh dan
pemerintah pelayanan
untuk bagi
3.
Metode perancangan sistem
3.1. Metode waterfall Dalam parancangan ini penulis menggunakan metode model waterfall. Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh perancang sistem pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah berikutnya. Secara garis besar metode
waterfall
mempunyai
langkah-langkah
sebagai berikut : Analisa, Design, Code dan Testing, Penerapan dan Pemeliharaan. Gambar diagram konteks
4.2. Rancangan DFD 0 DFD digunakan untuk mendeskripsikan proses aliran data yang ada dalam aplikasi sistem penyuluh yang penulis rancang. DFD untuk sistem penyuluhan petani padi dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar. waterfall model
4.
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
4.1. Rancangan Diagram Konteks Diagram konteks menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungannya (terminator) yaitu admin dan user
Tabel proses data:
4.3. Rancangnan DFD 1
No
Field
Fipe
Size
1
login admind
R
30
2
login user
S
30
3
id penyuluh
T
40
Tabel adminidstrator: No
4.4. Rancangan ERD
Field
Fipe
1
id admind
R
30
2
kode akses
S
30
3
update data
T
40
Entity Relationship Diagram (ER Diagram) 4.5. 2. Rancanangan menu utama
Diagram ini berfungsi untuk mewakili objek data dan hubungan antar objek tersebut
Gambar.tampilan menu
4.5. 3. Rancangan input/output
4.5. Rancangan input-output proses 4.5. 1. Rancangan Data Base penyuluhan Tabel konsultasi:
No
Field
Fipe
Size
1
id konsultasi
c
30
2
Nama Petugas
d
30
3
Kode penyuluh
e
40
Size
Gambar.input/output
Dalam pengembangan Sistem Informasi penyuluhan
4.5. 4. Rancangan laporan. Rekapitulasi penyuluhan:
petani padi dalam upaya meningkatkan swasembada padi dikabupaten pringsewu dengan menerapkan teknologi e-goverment ini untuk 1.
kedepannya, penulis menyarankan pembaca untuk dapat : Mengembangkan sistem ini ke dalam suatu studi kasus yang lebih luas (kompleks).
2.
Diperlukan update berita atau informasi setiap hari agar informasi diterima oleh user
4.6. SARAN
secara lengkap dan aktual
Gambar .tabel rekapitulasi penyuluhan 5.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA Marliati,Sumardjo, AsngariP,Tjitropranoto
5.5. KESIMPULAN Setelah
penelitian
ini
selesai
dilakukan,
Saefuddin
A,
2008.
Faktor-faktor
P
,
Penentu
selanjutnya dapat disimpulkan bahwa tersedianya
Peningkatan Kinerja Penyuluh pertanian dalam
Sistem Informasi Penyuluhan Petani Padi Pada Desa
Memberdayakan Petani. Jurnal Penyuluh. IPB.
Blitarejo Dalam Upaya Meningkatkan Swasembada Padi Dikabupaten Pringsewu Dengan Teknologi E-
Harahap, IS dan Tjahjono, B. (1993). Pengendalian
Goverment, dan diharapkan mampu memberikan
Hama Penyakit Padi. Penerbar Swadaya. Jakarta.
kemudahan bagi penyuluh petani padi untuk memperoleh
informasi
tentang
bagaimana
meningkatkan hasil panen padi dalam upaya swasembada padi.
Slamet, Margono. 1992. Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong Era Tinggal Landas. Diedit oleh: Aida V., Prabowo T., dan Wahyudi R. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
STMIK Pringsewu 2012/2013