OLEH IR. PANGERANG, MP PENYULUH PERTANIAN MADYA KABUPATEN MAROS
i
KATA PENGANTAR Pertama-tama saya
memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah direncanakan.. RKTPP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun. RKTP yang dibuat oleh seorang penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa penyuluhan BPP dan programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada kegiatan dari kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTPP yang bersangkutan Dengan tersusunnya RKTPP 2016 ini maka diharapkan masalahmasalah yang selama ini dirasakan menghambat dalam hal persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan program penyuluhan pertanaian dapat diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan. Semoga RKTPP 2016 ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri sebagai alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pencapaian kinerja penyuluh pertanian
Maros, Januari 2016 Penyusun RKTPP
Ir. Pangerang, MP NIP. 19630727 199303 1 011
ii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….
I
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………
ii
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………
1
A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Tujuan Penyusunan RKTPP ...............................................
2
KEADAAN UMUM …………………………………………………
4
A. Biofisik ..............................................................................
4
1. Deskripsi Umum Wilayah ............................................
4
2. Luas Wilayah .................................................................
5
3. Karakterisitik Tanah dan Iklim
7
4. Luas Lahan Menurut Ekosistem .....................................
11
5. Luas Tanah Sawah
12
6. Luas Lahan Kering
12
7. Lahan Sawah Menurut Penggunaannya
13
BAB II
8. Lahan sawah Menurut Frekwensi Panen TUJUAN DAN SASARAN ………………………………………
13
1. T u j u a n .............................................................................
28
2. S a s a r a n ........................................................................
28
M A S A L A H …………………………………………………….
34
A. Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura .................
34
B. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
35
B. Kelembagaan Pelaku Utama .............................................
35
BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN ……………………………………
37
BAB VI
PENUTUP ………………………………………………………….
39 40
BAB III
BAB IV
LAMPIRAN (Matriks)…………………………………………
28
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menghadapi tahun dihadapkan pada
2015–2019
berbagai
sektor
kendala, antara
pertanian lain
masih
berupa: jumlah
penduduk yang terus meningkat, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, terbatasnya infrastruktur (jaringan irigasi, jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang cukup
tersedianya
dilengkapi dengan
benih/bibit
unggul
pergudangan), belum
bermutu,
pupuk,
pakan,
pestisida/obat-obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usahatani, pertanian kompetisi
konversi lahan pertanian produktif ke yang
tidak
terkendali,
pemanfaatan
air
ketergantungan
dan
status
penggunaan nonkonsumsi
kepemilikan
Disamping sejumlah kendala tersebut, pertanian kita ke
beras, lahan.
depan juga
dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain: (1)
Masyarakat
Ekonomi
ASEAN;
(2)
otonomi
daerah; (3)
perubahan pola konsumsi; dan (4) dinamika pasar pangan (Permentan Nomor 14, 2015) Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikatan dan kehutanan (SP3K) maka RKTP diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang strategis dan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktifitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani. RKTP merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian yang harus dibuat seorang penyuluh dua kali dalam setahun atau paling kurang sekali setahun.
RKTP yang dibuat oleh seorang
penyuluh pertanian juga dapat membuat kegiatan dalam programa penyuluhan BPP dan programa penyuluhan kabupaten/kota, apabila ada 1
kegiatan dari kedua program tersebut yang di alokasikan sesuai RKTP yang bersangkutan. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) adalah jadual yang disusun oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan petanian setempat. Tujuan penyusunan RKTPP adalah agar setiap penyuluh pertanian memiliki rencana tahunan dalam bentuk tertulis dan menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan. Prinsip yang digunakan dalam perumusan tujuan RKTPP yaitu SMART : specific(khas); Measurable (dapat diukur); Actionary (dapat dikerjakan); Realistic (realistis);dan Time Frime (memiliki batas waktu untuk mencapai tujuan). Rencana Kerja tahunan Penyuluh Pertanian juga merupakan penyataan tertulis dari serangkaian kegiatan yang terukur, realitas, bermanfaat dan dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh pertanian diwilayah kerjanya masing-masing pada tahun yang berjalan. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian tersebut dituangkan dalam bentuk matriks, yang berisi tujuan, masalah, sasaran, kegiatan/metode, materi, volume, lokasi waktu, sumber biaya, pelaksana dan penangung jawab Dengan tersusunnya RKTP ini maka diharapkan masalah-masalah yang
selama
ini
dirasakan
menghambat
dalam
hal
persiapan,
perencanaan, dan pelaksanaan program penyuluhan pertanaian dapat diatasi sehingga RKTP disusun sebagai acuan bagi para penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan
B. Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Tahunan 1. Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini adalah merupakan rencana kegiatan penyuluh untuk tahun 2016 dalam bentuk tertulis, yang dijabarkan dari programa penyuluhan kecamatan untuk menjadi
dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta untuk
berinteraksi dengan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha. 2
2. Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan. 3. Sebagai bahan Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian.
3
BAB II KEADAAN UMUM A. Biofisik 1. Deskripsi Umum Wilayah Kabupaten Maros adalah salah satu kabupaten terdekat dengan Ibukota Propinsi yaitu Makassar dengan jarak kurang lebih 30 km atau jarak tempuh 15 menit. Luas Wilayah Kabupaten Maros 1.619.12 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 tercatat 335.596 jiwa. terdiri atas lakilaki 164.008 jiwa dan perempuan 171.588 jiwa dan penduduk tersebut mata pencaharian pada umumnya bergerak dibidang pertanian yang tersebar di 14 kecamatan dan 103 desa/kelurahan.
Gambar 1. Peta Kabupaten Maros Sebagai salah satu kabupaten yang terdekat dengan Ibu Kota Propinsi maka Kupaten Maros dapat menjadi daerah penyangga produkproduk pertanian diPropinsi Sulawesi Selatan.
Secara geografis
Kabupaten Maros terletak di bagian Barat Sulawesi Selatan antara 40 o 45` - 50o Lintang Selatan dan 109o 20` - 129o 12` Bujur Timur dengan batas-batas Wilayah sebagai berikut : 4
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Makassar 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut terutama di daerah Tropis dapat menentukan banyaknya Curah Hujan dan Suhu. Wilayah Kabupaten Maros letaknya berkisar antara 0–1.000 Meter dari permukaan laut. Di bagian Barat wilayah Kabupaten Maros dengan ketinggian 0 – 25 meter dan dibagian timur dengan ketinggian 100–1.000 meter lebih. Keadaan Topografi bervariasi dari datar berbukit sampai bergunung dengan persentase rata-rata datar 45 % berbukit 23,75 %, pegunungan 31,25 %. 2. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Maros adalah 1,619.12 km2 yang terdiri dari 14 (empat belas) Kecamatan dapat dilhat pada tabel berikut. Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Maros berdasarkan Kecamatan dan Desa. No (1) 1
2
3
Kecamatan (2) MANDAI
Desa/Kelurahan (3) 1 2 3 4 5 6
Pattotongan Baji Mangai Tenrigangkae Bonto Matene Bontoa Hasanuddin
1 2
Moncongloe Lappara Moncongloe Bulu
3 4 5
Moncongloe Bonto Bunga Bonto Marannu
1 2 3 4 5 6
Pallantikang Baju Bodoa Baji Pamai Borikamase Bori Masunggu Majannang
MONCONGLOE
MAROS BARU
Luas (Km2) (4) 49,11 11,47 9,96 6,43 12,69 4,38 4,16 46,87 9,73 12,76 6,58 10,02 7,78 53,76 6,25 3,76 4,46 5,24 23,57 3,84
5
4
5
9
7
8
9
10
7
Mattirotasi
1 2 3 4 5 6
Soreang Allepolea Maccini Baji Mattiro Deceng Marannu Bonto marannu
1 2 3 4 5 6 7
Taroada Adatongeng Pettuadae Boribellayya Raya Turikale Alliritengae
LAU
TURIKALE
MARUSU 1 2 3 4 5 6 7
Pa'bentengan Temmapaduae Marumpa Tellumpoccoe Bontomatena A'bulosibatang Nisombalia
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bonto bahari Pajukukang Tunikamaseang Bontoa Salonreng Bonto Lempangan Minasa Upa Tupabiring Ampekale
1 2 3 4 5 6 7 8
Kalabbirang Minasa baji Allatengae Matoanging Mangeloreng Leang-leang Tukamasea Baruga
1 2 3 4 5 6
Bontotallasa Tanete Simbang Jenetaesa Sambueja Samangki
1 2 3 4
Purna karya Lekopancing Kurusumange Sudirman
BONTOA
BANTIMURUNG
SIMBANG
TANRALILI
6,63 73,83 5,17 5,19 9,48 4,29 21,80 7,80 29,93 7,06 3,09 4,68 8,60 2,06 2,71 1,73 53,73 21,41 7,54 3,71 6,79 4,67 4,28 25,43 93,52 45,71 15,11 4,24 2,91 9,60 14,59 8,60 7,69 15,07 173,70 45,47 5,23 7,25 8,72 10,70 52,51 21,14 23,68 105,31 7,56 12,02 12,88 9,56 19,67 43,62 89,45 5,34 13,17 15,52 4,35
6
11
12
13
14
5 6 7 8
Damai Allaere Borong Toddo Pulia
1 2 3 4 5 6 7 8
Benteng Gajah Pucak Tompo Bulu Toddolimae Bontomanai Bonto Matinggi Bonto manurung Bonto Somba
1 2 3 4 5 6 7 8
Cenrana Timpuseng Pattiro docong Cempaniga Sawaru Benteng Mario Pulana Pattanyaman
1 2 3 4 5 6 7
Cenrana baru Labuaja Lebbotengae Laiya Limampoccoe Rompegadmg Baji pamai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Padaelo Barugae Bentenge Tellumpanuae Sabila Mattampapole Batuputih Ulu Daya Samaenre Gattareng Matinggi Wanua Waru
TOMPOBULU
CAMBA
CENRANA
MALLAWA
8,30 6,16 4,49 32,12 287,65 24,03 17,76 45,53 22,12 40,55 23,67 12,00 91,98 145,36 41,97 10.75 13,47 6,34 13,13 15,09 16,70 27,91 180,97 21,43 31,3 7,55 15,67 63,68 23,37 17,97 235,92 20,86 18,11 23,84 13,52 15,21 11,61 24,62 11,30 42,25 33,34 21,22
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015 3. Karakteristik Tanah dan Iklim Kabupaten Maros memiliki keragaman jenis tanah yakni tanah mediteran sekitar 70 % Alluvial, sekitar 20 %, tanah Podsolik sekitar 3 % dan tanah Latosol 7 %.
7
Dari luas tanah 7.585 Ha di Kecamatan Mandai terdiri atas 3 (tiga) jenis tanah, yakni tanah Alluvial 648 Ha, Mediteran 1.697 Ha dan 5.241 Ha untuk jenis tanah Podsolik. Kecamatan Tanralili dengan luas 34.846 Ha memiliki keempat jenis tanah, yakni 17.862 Ha tanah Alluvial 3.104 Ha Latosol dan 12.984 Ha Mediteran serta 896 Ha tanah Podsolik. Adapun di Kecamatan Camba tidak terdapat jenis tanah Podsolik tetapi untuk tanah Alluvial seluas 1.008 Ha, 7.760 Ha dan paling terluas ialah 17.668 Ha jenis tanah Latosol dan 2.864 Ha tanah Mediteran. Kecamatan Bantimurung terdiri atas 1.632 Ha tanah Alluvial, 16.502 Ha tanah Latosol dan 9.008 Ha tanah Mediteran. Kecamatan Maros Baru dengan luas wilayah 30.587 Ha terdiri dari 3 (tiga) jenis tanah,
yakni 22.923 Ha Alluvial merupakan jenis
terluas, 5.072 Ha jenis tanah Latosol dan 2.592 Ha tanah Podsolik. Kecamatan
Bontoa
sebagai
sentra
pengembagan
komoditas
perikanan memiliki 2 (dua) jenis tanah, yakni Alluvial 11.900 Ha dan 1.392 Ha tanah Latosol. Berdasarkan banyaknya curah hujan di Kabupaten Maros dapat dibagi beberapa Zone Iklim menurut OLDEMAN. dikemukakan oleh Oldeman tersebut, maka
iklim
Dari kriteria yang daerah
wilayah
Kabupaten Maros memiliki type iklim B2, C2, C3, D2 dan E2. Type iklim B2, dengan jumlah bulan basah 7 - 9 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan terdapat sebagian besar di Kecamatan Tanralili dan sebagaian kecil di bagian Selatan Kecamatan Camba . Type iklim C2 dengan jumlah bulan basah 5 – 6 bulan dan bulan kering 2 - 3 bulan tersebar dibagian Barat Kecamatan Tanralili, sebagian besar di Bantimurung, Camba dan Mallawa. bulan basah 5 -
Untuk type Iklim C 3 jumlah
6 bulan dan jumlah bulan kering 3 - 5 bulan
menyebar di Kecamatan Bontoa, Maros Baru dan Mandai serta sebagian di Kecamatan Tanralili, sedangkan
pada bagian tengah Kecamatan
Mallawa beriklim type D2 dengan jumlah bulan basah 3 - 4 dan bulan kering 2 - 3 bulan, namum pada bagian Timur Mallawa mempunyai type
8
iklim E2 dengan jumlah bulan basah 3 ( tiga ) bulan dan bulan kering 2 3. Meskipun berbagai macam ragam type-type Maros,
iklim di Kabupaten
namun musimnya dibagi atas musim hujan yang jatuh pada
periode Oktober sampai Maret dan musim kemarau jatuh pada periode April sampai September. Khusus
untuk wilayah
Kecamatan Mallawa sebagian besar
wilayahnya tidak mengikuti iklim pada kecamatan lainnya tetapi iklim yang mirip dengan Kabupaten Bone atau iklim sektor Timur yang hujannya jatuh pada periode April sampai September dan musim kemarau pada bulan Oktober sampai Maret Keadaan rata-rata curah hujan dan hari hujan selama 4 (empat) tahun terakhir ( 2011-2014 ) untuk setiap bulan dapat dilihat pada tabel 2 berikut . Tabel 2Jumlah Curah Hujan dan hari Hujan setiap bulan Kabupaten Maros dari Tahun 2011- 2014 Bulan
Jumlah Curah Hujan
Jumlah Hari Hujan
(1)
2011 (2)
2012 (3)
2013 (4)
2014 (5)
2011 (6)
2012 (7)
2013 (8)
2014 (9)
Januari
864
611
1 308
975
24
23
30
30
Pebruari
502
433
564
327
20
27
21
21
Maret
567
574
286
265
27
25
18
18
April
395
230
425
287
26
21
22
22
Mei
206
264
117
185
15
16
26
26
Juni
9
69
148
41
3
10
19
19
Juli
1
44
212
36
5
9
24
24
Agustus
-
-
3
7
1
2
3
3
September
-
2
4
-
1
3
3
3
Oktober
188
115
101
-
13
7
9
9
Nopember
470
198
279
138
20
19
18
18
Desember
772
359
813
708
28
25
26
26
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
9
CURAH HUJAN KABUPATEN MAROS TAHUN 2014 975
708 327 287 265 185
41
138
36 7
-
-
Gambar 2. Curah Hujan Kab. Maros
HARI HUJAN KABUPATEN MAROS TAHUN 2014 30 16 15
20 23
24
7 13
19 3
Gambar3. Hari Hujan Kab. Maros
Iklim Kabupaten Maros tergolong iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata sekitar 297 mm setiap bulannya, dengan jumlah hari hujan berkisar 170 hari selama Tahun 2014, dengan rata-rata suhu udara minimum 24,30°C dan rata-ratasuhu udara maksimum 31,4°C.Puncak 10
Curah hujan jatuh pada bulan desember dan januari, yaitu pada bulan desember 708 mm dengan jumlah hari hujan 24 hari, bulan januari 975 mm dengan hari hujan yaitu 30 hari, sedangkan bulan agustus,September dan oktober memasuki curah hujan terendah dengan jumlah hari hujan antara 3-9 hari
4.
Luas Lahan Menurut Ekosistem Luas lahan pertanian dan Kehutanan di Kabupaten Maros adalah 193 441,12 Ha yang terbagi atas lahan sawah 26 002 lahan kering 102 419 Ha dan lahan tambak 9 621,55 Ha dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3. Luas Lahan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan tahun 2014 Di Kabupaten Maros, S u I. m b e r
Uraian
Sawah: a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Tadah Hujan : e. Lainnya Jumlah B II. Lahan Kering P a. Tegal/Kebun S b. Ladang/Huma c. Padang Penggemlaan M d. Hutan rakyat a e. Perkebunan r oJ u m l a h sIII.Kawasan hutan a.Hutang Lindung 2b.Suaka alam & peles 0tarian alam 1c.Hutan Produksi 3 Jumlah Perikanan dan Tambak
Luas Areal ( ha )
Keterangan (%)
4 425 3 778 2 250 11078 4 471 26 002
17,01 14,52 8,65 42,60 17,19 100 %
11.435 8.824 43 17.168 6.875 44 345
25,78 19,20 0,10 38,71 15,50 100 %
14 610,68
22,47
28 610,94 21 789,62
44,00 35,13
65 020,24
100 %
9 621,55
100
%
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
11
4.1 Luas Tanah Sawah Tabel 4.Penggunaan Lahan Sawah menurut jenis Pengairan tahun 2014 Irigasi No.
Kecamatan
Teknis
Setengah Teknis
Sederhan a
Tada Hujan
Lainnya
Jumlah
1
Mandai
-
-
-
1 290
150
1 440
2
Moncongloe
-
-
-
734
405
1 139
3
Maros Baru
-
759
-
75
-
835
4
Marusu
-
-
-
1 190
267
1 457
5
Turikale
-
485
-
490
-
975
6
Lau
1.804
124
-
331
-
2 259
7
Bontoa
350
800
100
100
585
1 935
8
Bantimurung
2.031
181
700
1027
25
3 964
9
Simbang
104
351
493
1086
-
2 034
10
Tanralili
-
-
-
816
1 375
2 191
11
Tompobulu
136
283
-
1647
-
2 066
12
Camba
-
115
-
657
1 165
1 937
13
Cenrana
-
612
124
766
499
2001
14
Mallawa
-
68
833
869
-
1770
4 425
3 778
2 250
Jumlah =
11 078
4 471
26 002
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
1.2. Luas lahan Kering adalah Tabel 5.Luas lahan Kering Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014
Kecamatan
Tegalan / Kebun
Ladann g/ Huma
Perke buna n
Hutan raklyat
Padang pengem balaan
1 Mandai 2 Moncongloe 3 Maros Baru 4 Marusu 5 Turikale 6 Lau 7 Bontoa 8 Bantimurung 9 Simbang 10 Tanralili 11 Tompobulu 12 Camba 13 Cenrana 14 Mallawa Jumlah =
751 0 62 2 037 0 276 87 3 049 294 72 2 833 631 1343 0 11 435
300 1875 0 0 28 0 0 0 1150 862 60 686 210 3671 8824
42 56 0 0 0 0 0 0 38 866 652 1535 2330 1356 6875
128 235 13 411 0 11 200 1196 430 237 143 6199 4280 3685 17168
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 43 0 0 43
No.
Total 1 221 2 166 75 2 448 28 287 287 4 245 1 867 2 037 3 688 9 094 8 163 8 712 44 345
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
12
4.3. Luas Lahan Menurut Penggunaannya Luas wilayah Kabupaten Maros 1.618,12 Km2 atau 145 176,79 Ha telah diusahakan penggunaannya dimana masih didominiasi oleh kawasan hutan seluas 65 020,24 Ha atau 44,78 %,Ha, Lahan Kering selua 44 345 ha atau 30,54 %, Lahan sawah seluas 26 002 Ha atau 19,91% dan Lahan tambak 9 621,55 ha atau, 62 %. Adapun perincian penggunaan tanah adalah sebagai berikut a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Tegalan/ Kebun Ladang / huma Padang Penggembalaan Tambak Sawah Sementara tidak diusahakan Hutan Produksi.(Tetap &terbatas ) H u t a n ( Pelestarian & Suaka Alam) Lain-lain
= 11 435,00 Ha = 8 824,00 Ha = 43,00 Ha = 9.621,55 Ha = 26 006,00 Ha = 3 775,00 Ha = 21 798,62 Ha = 43.221,62 Ha = 54 299,00 Ha
4.4. Lahan Sawah Menurut Frekwensi Panen Tabel 6.Luas lahan sawah menurut Frekwensi Tanam No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Irigasi
Kecamatan
Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa Jumlah
Satu Kali
Dua kali
72 639 702
150 405 609 277 1 577 1 585 1 237 849 1 228 419 650 950 732 10 668
Tadah Hujan Tiga kali 150 208 351 1 700 231 191 169 3 000
Satu kali 1 290 408 890 490 1 027 36 700 1 647 657 1 051 869 9 065
Dua kali 326 342 300 331 350 918 2 567
Tiga kali -
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2014
13
B. Sub Sektor Tanaman Pangan Dan Hortikultura Tabel7. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi (Padi Sawah dan Padi Ladang)Tahun 2014di Kabupaten Maros. Padi Sawah
Padi Ladang
No.
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produksi (KW)
Produktivit as (KW/Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (KW)
Produkti vitas (KW/Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Mandai
2505.00
18213.86
72.71
-
-
-
2
Moncongloe
2088.00
14365.44
68.80
263.00
1580.63
60.10
3
Maros Baru
2194.00
16498.88
75.20
-
-
4
Marusu
2065.00
13876.80
67.20
250.00
1475.00
59.00
5
Turikale
2049.00
17637.79
86.08
-
-
-
6
Lau
4408.00
33853.44
76.80
-
-
-
7
Bontoa
3745.00
27563.20
73.60
-
-
-
8
Bantimurung
7793.00
57870.82
74.26
-
-
-
9
Simbang
5472.00
40711.68
74.40
210.00
1260.00
60.00
10
Tanralili
4371.00
28411.50
65.00
325.00
1950.00
60.00
11
Tompobulu
4181.00
29634.93
70.88
1425.00
8550.00
60.00
12
Camba
2952.00
18597.60
63.00
-
-
-
13
Cenrana
2771.00
17457.30
63.00
-
-
-
14
Mallawa
2735.00
17230.50
63.00
-
-
-
Jumlah
49329.00
351923.74
71.34
2473.00
14815.63
59.91
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa produksi padi sawah kabupaten Maros pada tahun 2014 adalah sebesar 351.925kwintal dengan luas panen 49.329 ha, sedangkan produktivitas padi yang dicapai pada tahun 2014 adalah 71,34 kwintal per hektar. Padi Ladang dengan luas panen 2.473 hektar dengan rata-rata produktivitas 59,91 kwintal per hektar maka diperoleh jumlah produksi padi ladang kabupaten maros untuk tahun 2014 sebesar 14.815,63 kwintal
14
Tabel 8.a. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan (Jagung dan Kedele) Tahun 2014 di Kabupaten Maros Jagung No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan 2 Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa Jumlah
Luas Panen (Ha) 3 306.00 388.00 25.00 135.00 12.00 463.00 770.00 900.00 27.00 17.00 96.00 3,139.00
Kedelai
Produksi (KW)
Provitas (KW/Ha)
4 1,713.60 2,222.46 162.45 847.40 77.98 2,906.25 4,777.85 4,579.20 151.20 95.20 537.60 18,071.19
5 56.00 57.28 64.98 62.77 64.98 62.77 62.05 50.88 56.00 56.00 56.00 57,57
Luas Panen (Ha) 6 162.00 5.00 275.00 50.00 250.00 1,500.00 300.00 1,925.00 100.00 280.00 4,847.00
Produksi (KW)
Provitas (KW/Ha)
7 307.80 9.50 495.00 90.00 475.00 2,850.00 540.00 3,657.50 190.00 504.00 9,118.80
8 19.00 19.00 18.00 18.00 19.00 19.00 18.00 19.00 19.00 18.00 18.81
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015 Tabel8.b. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan (Kacang Tanah dan Kacang Hijau)Tahun 2014 di Kab. Maros Kacang Tanah No.
Kecamatan
1
2 Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa Jumlah
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Luas Panen (Ha) 3 11.00 11.00 3.00 140.00 238.00 304.00 107.00 814.00
Kacang Hijau
Produksi (KW)
Produktivitas (KW/Ha)
4 20.93 20.93 -
5 19.03 19.03 19.03 19.00 19.00 18.00 18.00 18.50
5.71 266.00 452.20 547.20 192.60 1,505.57
Luas Panen (Ha) 6 376.00 5.00 75.00 15.00 20.00 491.00
Produksi (KW)
Produktivitas (KW/Ha)
7 716.28 9.00 142.88 28.50 36.00 932.66
8
19.05 18.00 19.05 19.00 18.00 19.00
15
Tabel8.c.
Luas Tanam, Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Tanaman Pangan (Ubi Kayu dan Ubi Jalar)Tahun 2014di Kab. Maros Ubikayu
Ubijalar
No.
Kecamatan
Luas Panen (Ha)
Produksi (KW)
Produktivita s (KW/Ha)
Luas Panen (Ha)
Produksi (KW)
Produkt ivitas (KW/Ha )
1
2
3
4
5
6
7
8
Mandai
43.00
720.04
167.45
-
-
-
2
Moncongloe
414.00
9,955.87
240.48
19.00
608.00
320.00
3
Maros Baru
5.00
79.44
158.88
24.00
768.00
320.00
4
Marusu
210.00
3,333.75
158.75
50.00
1,600.00
320.00
5
Turikale
-
-
-
-
-
-
6
Lau
-
-
-
-
-
-
7
Bontoa
-
-
-
-
-
-
8
Bantimurung
-
-
-
2.00
55.11
275.54
9
Simbang
8.00
126.73
158.41
5.00
155.00
310.00
10
Tanralili
435.00
9,159.80
210.57
100.00
3,256.00
325.60
11
Tompobulu
20.00
421.14
210.57
30.00
962.10
320.70
12
Camba
88.00
1,553.64
176.55
13.00
260.20
200.15
13
Cenrana
150.00
2,670.00
178.00
35.00
1,792.00
512.00
14
Mallawa
22.00
348.79
158.59
27.00
580.91
215.15
Jumlah
1,395.00
28,369.20
203.36
305.00
10,037.32
329.09
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
Tabel 9.a. Luas Panen Tanaman SayuranMenurut Kecamatan dan Jenis Sayuran Tahun 2012 Kabupaten Maros No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Luas Panen dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha) Kecamatan Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa
Jumlah
Tomat
1 1 1 10 5 100 10 25 153
Cabe 5 13 270 55 120 50 70 583
Kacang panjang 1 11 23 4 1 2 2 2 5 1 29 2 18 101
Ketim un 1 10 32 16 59
Labu siam 40 14 9 63
Petsai/ sawi 26 3 29
Lainnya -
16
Lanjutan …………
No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Luas Panen dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha) Kecamatan Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa
Jumlah
Terong
2 3 1 1 1 1 3 2 8 6 28
kang kung -
Bayam
4 2 -
-
1
2 120 2 583
3 9
K Me rah 2 1 3 6
Seman gka 187 40 57 284
Melon 1 8 9
Lainnya -
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
Tabel 9.b.
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan Jenis Sayuran Tahun 2014 Kabupaten Maros. Produksi tanaman dan Jenis Sayuran (Kwt)
No
Kecamatan
Labu siam 210
Petsai/ sawi -
Lainnya
5 136 583 140 4 9 8 9 21
Keti mun -
Tomat
Cabe
Kacang panjang
9 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili
9 98
389 350 5 26
11 12 13
Tompobulu Camba Cenrana
58 110 119
130 8 880 5 950
5 -
872 9
406
494 30
-
250 661
12 250 27 980
920
772 1,653
270 886
524
-
14 Mallawa Jumlah
-
17
Lanjutan ………………….
No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Produksi dan Jenis Tanaman Sayuran (Ha) Kecamatan Mandai Moncongloe Maros Baru Marusu Turikale Lau Bontoa Bantimurung Simbang Tanralili Tompobulu Camba Cenrana Mallawa
Jumlah
Terong
21 29 7 8 8 28 20 16 12 157
kang kung 81 39 89 56 41 306
Bayam
K Me rah 16 8 21 45
124 24
71 219
Seman gka 37,400 7 800 11 400 56,600
Melon
Lainnya
210 1 598 1 808
-
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
Tabel 10.a. Produksi Buah-Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis BuahBuahan Tahun 2014 Kabupaten Maros Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kuintal) No
Kecamatan
Nanas
Mangga
Durian
Jeruk
Pisang
Pepaya
600
1
29
130
8
2
1
Mandai
2
Moncongloe
1 000
2
101
376
28
83
3
Maros Baru
305
1
22
59
5
2
4
Marusu
500
1
23
36
9
-4
5
Turikale
600
1
12
90
6
2
6
Lau
210
1
5
20
4
-
7
Bontoa
260
1
5
15
3
-
8
Bantimurung
830
2
15
130
29
3
9
Simbang
450
2
27
147
35
4
10
Tanralili
470
2
39
377
29
15
11
Tompobulu
1 200
29
425
576
45
79
12
Camba
784
16
155
177
64
13
13
Cenrana
607
141
268
155
67
12
14
Mallawa
2 020
161
1488
282
28
15
9 896
361
1 614
2570
360
234
Jumlah
18
Tabel 10.b. N o.
1 2 3
Produksi Buah-Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis BuahBuahan Tahun 2014 Kabupaten Maros (Lanjutan Tabel 10) Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kwt)
Kecamatan Mandai Moncongloe Maros Baru
Alpukat
Belimb ing
21 27 2
Jambu Biji
Jambu Air
Jeruk siang
8
Duku /langsat -
12
6
8
9
-
16
7
32
5
-
4
6
2
4
Marusu
2
5
-
4
30
4
5
Turikale
4
6
-
6
6
3
4
-
5
3
2
4
-
2
4
3
6 7
Lau Bontoa
2 2
8
Bantimurung
12
12
-
24
12
17
9
Simbang
13
10
-
37
5
24
10
-
32
8
22
134 94
12 5
73 17
10
Tanralili
17
11 12
Tompobulu Camba
31 39
20 27
-
13
Cenrana
28
15
1
73
5
19
36 171
2 3
295 738
16 125
56 282
14 Mallawa Jumlah
37 237
Tabel 2.10.c. Produksi Buah-Buahan Menurut Kecamatan dan Jenis BuahBuahan Tahun 2014 Kabupaten Maros- lanjutan …… No
Kecamatan
Produksi dan Jenis Buah-Buahan (Kwt) Nangka
Rambutan
Salak
Sirsak
Sukun
Petai
7
8
2
3
20
-
1
Mandai
2
Moncongloe
170
40
2
20
201
3
3
Maros Baru
20
7
-
4
16
-
4
Marusu
45
20
3
5
38
-
5
Turikale
38
10
-
7
56
-
6
Lau
12
9
-
3
-22
-
7
Bontoa
14
9
-
2
14
-
8
Bantimurung
47
25
2
7
59
5
9
Simbang
61
30
2
7
63
2
10
Tanralili
109
138
5
12
120
9
11
Tompobulu
98
220
8
27
280
12
12
Camba
92
40
7
18
180
9
13
Cenrana
107
87
15
22
240
5
265 1 085
450 1 093
14 60
37 174
340 1 649
7 52
14 Mallawa Jumlah
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
19
Tabel11.a.Produksi dan Jenis Tanaman Obat-obatan Tahun 2014 Kabupaten Maros No .
Kecamatan
Produksi Dan jenis Tanaman Obat-Obatan(Tangkai) Jahe
Lengkuas
Kencur
Kunyit
Lainnya
1
Mandai
27
210
-
53
-
2
Moncongloe
420
251,000
-
330
-
3
Maros Baru
-
-
-
-
-
4
Marusu
-
-
-
-
-
5
Turikale
-
-
-
-
-
6
Lau
-
-
-
-
-
7
Bontoa
-
-
-
-
-
8
Bantimurung
-
-
-
-
-
9
Simbang
-
-
-
-
-
10
Tanralili
-
120
-
-
-
11
Tompobulu
-
-
-
-
-
12
Camba
370,300
42 ,200
-
4 100
-
13
Cenrana
400,200
-
-
400
-
1,164,000 1,934,947
19,100 312 640
-
4 883
-
14 Mallawa Jumlah
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
Tabel 11.b.Produksi dan Jenis Tanaman Hias Tahun 2014 Kabupaten Maros No .
Produksi Dan JenisTanaman Hias (Tangkai)
Kecamatan
Anggerek
Krisan
Mawar
Sedap malam
Lainnya
1
Mandai
-
-
-
-
-
2
Moncongloe
-
-
-
-
-
3
Maros Baru
-
-
-
-
-
4
Marusu
80
-
-
-
-
5
Turikale
-
-
-
-
-
6
Lau
200
-
150
500
-
7
Bontoa
8
Bantimurung
9
-
-
-
-
-
200
-
10
-
-
Simbang
-
-
-
-
-
10
Tanralili
-
-
-
-
-
11
Tompobulu
6 000
-
-
-
-
12
Camba
750
-
146
-
-
13
Cenrana
-
-
-
-
-
7 230
-
306
500
-
14 Mallawa Jumlah
Sumber Data : Kabupaten Maros Dalam Angka, 2015
20
2. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Kabupaten Maros berjumlah 407 orang, yang tersebar di 14 Kecamatan. Jumlah tersebut terdiri dari : NO
PENYULUH
PNS
THL-TBB
SWADAYA
SWASTA
JUM
1
Pertanian
87
29
199
0
315
2
Perikanan
15
-
34
0
49
3
Kehutanan
7
-
36
0
43
109
29
269
0
407
Jumlah
Jika dilihat dari jumlah 407 orang Penyuluh
di Kabupaten Maros,
penyuluh swadaya terbanyak yakni 269 orang atau 66 persen, penyuluh PNS 109 orang atau 27 persen dan Penyuluh THL
29 orang/ atau 7
persen yang tersebar di 14 Kecamatan. Tabel 28. Sebaran PenyuluhPertanian,Perikanan dan Kehutanan PNS berdasarkan umur Tahun 2015 Di Kabupaten Maros. N O
PENYULUH
1 Pertanian 2 Periknan 3 Kehutanan Jumlah Prosentase
30 0 0 0 0 0
31-35 2 0 0 4 3,66
Kelompok Umur PNS (Tahun) 36-40 41-45 46-50 51-55 7 12 20 32 0 5 3 4 0 3 1 1 5 20 24 37 4,58 18,34 22,00 33,94
56 14 3 2 19 17,43
JML PNS
THL
TOTAL
87 15 7 109 100
29 0 0 29
116 15 7 138
Berdasarkan data diatas menunjukkan penyuluh PNS di Kabupaten Maros sebagian besar berumur51 - 55 tahun (33,94%), disusul umur 46 50 tahun (22 %),umur 41-45 (18,304%), umur 36-40 tahun(4,58 %) Dan 19 orang (17,43 %) usia diatas 56 tahun. Sehingga diperkirakan tahun 2016/2018, 12 -18
orang penyuluh pensiun, apabila asumsikan usia
pensiun 60 tahun.
21
Tabel.29. Penyuluh PNS berdasarkan Pendidikan tahun 2015 Di Kabupaten Maros NO
PENYULUH SLTA 3 0 1 4 3,66
1 Pertanian 2 Perikanan 3 Kehutanan Jumlah Prosentase
KATEGORI PENDIDIKAN D-1/D-2 D-3 D-4/S-1 0 5 69 0 0 10 0 0 5 0 5 84 0 4,58 77,06
TOTAL S-2 11 4 1 16 14,67
S-3 0 1 0 1 0,91
87 15 7 109 100
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa, tingkat pendidikan penyuluh sebagian besar berpendidikan D4/S1(77,06%), S2/S3(15,58%) selanjutnya SLTA dan D3 masing-msing (3,66 dan (4,58%) data tersebut menunjukkan bahwa penyuluh dikabupaten Maros masih berpeluang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Tabel 30. Penyuluh PNS berdasarkan Pangkat / Jabatan Fungsional. NO
KATEGORI JABATAN
PENYULUH
I.PENYULUH TERAMPIL
TOTAL
II.PENYULUH AHLI
1
Pertanian
4
5
3
2
11
19
43
0
87
2
Perikanan
0
0
0
0
1
4
10
0
15
3
Kehutanan
0
0
0
1
0
4
2
0
7
4
5
3
3
12
27
55
0
109
3,66
4,58
2,75
2,75
11,00
24,77
50,54
0
100
Jumlah Prosentase
Keterangan : I.Penyuluh Terampil 1. Pelaksana Pemula 2. Pelaksana 3. Pelaksana Lanjutan 4. Penyelia
II. 1. 2. 3. 4.
Penyuluh Ahli Pertama Muda Madya Utama
Berdasarkan Tabel diatas, menunjukkan bahwa Penyuluh di Kabupaten sebanyak 55 orang (50,54%) dengan pangkat golongan Iva,IVd dan IVc dengan jabatan Penyuluh Madya, disusul Jabatan Penyuluh Muda 27 orang(24,77%) dengan Pangkat /golongan IIIc dan IIId.Untuk penyuluh terampil sebanyak 12 orang (11,00 %).
22
3. Karakteristik Kelompok Tani a) Kelembagaan pelaku Utama Lembaga Kelompok tani-nelayan sangat penting keberadannya dalam pembangunan pertanian kehutanan karena disamping sebagai kelas belajar-mengajar juga berfungsi sebagai unit produksi, wahana kerjasama dan kelompok usaha. Penumbuhan kelembagaan pelaku utama tersebut berpedoman pada Permentan No 82/Permentan/OT.140/8/2013, tentang pedoman Pembinaan kelompok tani dan gabungan kelompoktani, Ketmen Kelautan dan perikanan No. Kep.14/MEN/2012, tentang pedoman umum penumbuhan dan pengembangan kelembagan pelaku utama perikanan,dan Ketmen Kehutanan no.P.57/Menhut-II/2014 tentang pedoman pembinaan kelompok tani hutan , yang diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran para pelaku utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Tabel 31.Kelas Kemampuan Kelompok Tani berdasarkan Kecamatan Tahun 2015.
23
Tabel. 32.
Kelas Kemampuan Kelembagaan Pelaku UtamaKelautan DanPerikanan.dan KUP (Kehutanan). Tahun 2015 POKDAKAN
No
Kecamatan
KUB
1 1
2 Maros Baru
Pemula 3 22
Madya 4 6
Utama 5 -
Jumlah 6 28
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Turikale Marusu Lau Bontoa Bantimurung Simbang Mandai Tanralili Moncongloe Tompobulu Cenrana Camba Mallawa Jumlah
4 23 23 52 4 2 5 1 136
1 5 4 4 20
-
5 28 27 56 4 2 5 1 156
Pokwa s mas
7 -
Pokl as khar 8 -
9 -
Kehuta nan/ KPUP 10 5
12 20 32
3 2 5
2 2
6 4 21 5 4 7 14 8 34 14 9 9 240
Adapun kelembagaan pelaku utama yang belum mendapatkan surat Keputusan Bupati Maros sbb; = = = =
Pertanian Perikanan Taruna tani KWT
64 11 7 38
kelompok. kelompok. kelompok, kelompok
b) Kelompok Wanita Tani. Dalam kegiatan pertanian,perikanan dan kehutanan selain bapak tani yang aktif dalam mengolah usaha taninya juga wanita tani turut berperan dalam mengusahakan berbagai kegiatan Pertanian,perikanan dan kehutanan yang meliputi : Usaha Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan dan Peternakan. Kegiatan wanita tani yang paling menonjol adalah memanfaatan pekarangan dan pengelohan hasil pertanian dan perikanan. Untuk lebih mengoptimalkan peranan wanita tani, makadiKabupaten Maros di 07 Kecamatan, 08 Desa atau 08 kelompok memperoleh Program P2KP/ Kawasan Pangan lestari Pangan (KRPL) tahun 2016.
24
c) Pos Penyuluhan Pertanian ( posluhtan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Tabel 32.
Jumlah Pos Penyuluhan Pertanian (posluhtan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) menurut Kecamatan di Kab. Maros. Posluhtan
No
Kecamatan
Gapoktan
Non FMA
FMA
Non PUAP
PUAP
1
Mandai
1
5
0
6
2
Moncongloe
-
5
0
5
3
Maros Baru
2
5
0
7
4
Marusu
3
4
0
6
5
Turikale
3
4
1
4
6
Lau
2
4
0
7
7
Bontoa
3
6
0
8
8
Bantimurung
2
6
0
8
9
Simbang
2
4
0
7
10
Tanralili
2
6
1
7
11
Tompobulu
4
4
0
6
12
Camba
4
4
0
7
13
Cenrana
2
5
0
8
14
Mallawa
6
5
0
11
36
67
2
101
Jumlah
Ketera ngan
4. Penunjang Lembaga / Instansi Pemerintah maupun swasta yang tidak kalah pentingnya
dalam
mendukung
dan
melayani
kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha di
kebutuhan
dan
Kabupaten Maros,
terdiri atas : 1. Lembaga Pendukung 1. 2. 3. 4. 5. 6.
K U D dan Koperasi Tani Kios Saprodi BRI Unit Desa BP3K / BLPP BBI Padi Sang Hyang Seri
= = = = = =
21 Unit 85 Unit 7 Unit 14 Unit 1 Unit 1 Unit 25
7. Unit Penetasan 8. Pos Keswan 9. Unit Pembibitan Ternak 10. Tempat Pelelangan Ikan 11. Tempat Pendaratan Ikan 12. Rumah Potong Hewan (Permanen) 13. Rumah Potong Hewan (Darurat) 14. Perusahaan Pertanian kehutanan 15. Perusahaan Pertanian kehutanan Swasta 16. Perguruan Tinggi Swasta 17. Sekolah Pertanian Swasta 18. Koperasi Peternak Unggas 19. Poutry Shop 20. Perusahaan Peternak 21. P a s a r 22. Bengkel 23. B P S B 24. B P T P 25. T P K 26. Penyalur Benih 27. Balai Besar VETERINER 28. Karantina Ternak 29. BALITSERIAL 30. Balai P P Budidaya air Payau. 31. Instalasi Laboratorium Tanah 32. Balai Benih Padi 33. Balai Benih Ikan 34. Prusda Pertanian
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
3 Unit 2 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 10 Unit 1 Unit 120 Unit 3 Unit 3 Unit 2 Unit 8 Unit 8 Unit 17 Unit 26 Unit 1 Unit 1 Unit 320 Unit 7 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 0 Unit
2. Sarana dan Prasarana Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Sarana dan Prasarana Transportasi, Komunikasi merupakan faktor yang sangat menunjang kelancaran suatu kegiatan. Dengan lancarnya lalu lintas mengakibatkan aktifitas masyarakat semakin meningkat sehingga penyebaran informasi segala arah dapat dijangkau termasuk dalam menunjang pemasaran hasil pertanian kehutanan.
26
Sarana transportasi yang berupa jalan sebagai sarana penunjang demi lancarnya roda pembangunan, maka Kabupaten Maros pada tahun akan datang diupayakan peningkatannya sehingga saat ini panjang permukaan jalan ( Km ) pada tiap Kecamatan, antara lain: -
Kecamatan Mandai-Tanralili Jalan beraspal 60,00 %, berbatu 20,50 %, dan jalan tanah 19,50 %. Kecamatan Camba-Mallawa Jalan beraspal 43,40 %, berbatu 24,25% dan tanah 32,35 %. Kecamatan Bantimurung jalan beraspal 65,10 %, berbatu 15,60 % dan jalan tanah 10,30 %. Kecamatan Maros Baru- Bontoa 62,75 %, berbatu 21,25 % dan jalan tanah 16,00%.
27
BAB III TUJUAN DAN SASARAN
1. T u j u a n Tujuan umum Pembangunan Pertanian, Perikanan dan kehutanan merupakan subsistem Pembangunan Nasional, yakni meningkatkan produksi pertanian,perikanan dan kehutanan secara terus menerus guna : -
menuhi kebutuhan bahan baku bagi industri dalam negeri yang terus berkembang.
-
Meningkatkan Devisa dari ekspor
hasil-hasil pertanian,perikanan
dan kehutanan keluar negeri. -
Penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pelaku utama dan pelaku usaha.
-
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
pendapatan pelakuk utama. -
Memelihara kemantapan swasembada pangan (Beras) mencapai swasembada palawija dan hortikultura.
-
Menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan makanan rakyat
-
Memperbaiki keadaan Gizi masyarakat melalui penganekaragaman jenis bahan pangan.
-
Menciptakan keterkaitan dan ketergantungan dengan sektor Industri dan Jasa menuju terbentuknya jaringan kegiatan Agribisnis dan Agroindustri yang produktif.
2. S a s a r a n Pencapaian sasaran Program Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan
tahun
2016
ditujukan
untuk
lebih
mengembangkan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian kehutanan sebagai satu kesatuan jaringan yang utuh dalam melayani program-program pembangunan pertanian, Perikanan dan kehutanan dan dalam upaya meningkatkan 28
kemampuan petani-nelayan untuk mengelola dan mengembangkan usahanya. Sasaran program dalam kegiatan itu meliputi
keempat subsektor
yang meliputi : A. Sub-Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Meningkatkan produktifitas Padi dari 71,34 Kw/Ha menjadi 77,80 Kw/Ha serta perluasan areal tanam IP 300 dicapai 6 000 ha menjadi 7 000 ha dengan upaya penerapan teknologi, yang meliputi : -
Meningkatkan penggunaan varietas Benih padi bermutu dengan
-
Varietas unggul baru,
-
meingkatkan penggunaan Varietas Genja (VUG) dan Varietas Umur Sangat Genja( VUSG) untuk sawah IP 300
-
Meningkatkan penggunaan pupuk berimbang ( NPK dan Oranik ) melalui kemitraan denga BUMN Pertanian
-
Meningkatkan luas sistem tanam jejer legowo.
-
Meningkatkan penggunaan alat panen padi anjuran.
2. Meningkatkan produktivitas jagung dari 57,57 Kw/Ha, menjadi 59,00 Kw/Ha melalui upaya penerapan, yang meliputi : - Meningkatkan penggunaan Varietas benih jagung bermutu dengan varietas unggul berlabel. - Perbaikan penggunaan pupuk beribang (Urea,NPK dan Organik. - Perbaikan Waktu tanam / Pola tanam dan jarak tanam 3. Meningkatkan produktivitas kedelai dari 18,81 Kw/Ha menjadi 19,25 Kw/Ha melalui penerapan teknologi, meliputi : - Meningkatkan penggunaan varietas benih bermutu dengan varietas unggul berlabel yang spesifik lokasi. - Melaksanakan pengendalian hama secara bijaksana dan ramah lingkungan - Perbaikan pola tanam dan pembuatan parit/Drainase 4. Meningkatkan produktivitas Kacang Tanah dari 18,50 Kw/Ha menjadi 19,00 Kw/Ha 29
-
Peningkatan penggunaan benih varietas bermutu dengan varietasunggul berlabel yang spesifik lokasi. Perbaikan jarak tanam dan penggunaan pestisisa ramalingkungan Peningkatan penggunaan pupuk berimbang dengan pupuk organik
5. Meningkatkan produktifitas kacang Ijo dari 19,00 kw/ha menjadi 19.11 Kw/Ha melalui penerapan teknologi, yang meliputi: - Peningkatan penggunaan Vaarietas benih bermutu dengan varietas unggul berlabel yang spesifik lokasi - Perbaikan pembuatan parit/Drainase. - Peningkatan pengandalian hama dan penyakit secara bijaksana. 6. Meningkatkan produktifitas ubi kayu dari 203,36 Kw/Ha menjadi 214,20 Kw/Ha melalui penerapan teknologi yang meliputi : - Penggunaan varietas bermutu - Perbaikan pelaksanaan pemotongan stek dari 75% menjadi 90%. - Pasca panen ( pengolahan hasil) - peningkatan penggunaan penggunaan pupuk organik dan an organik 7. Meningkatkan produktifitas ubi jalar dari 335,91 Kw/Ha menjadi 339,20Kw/Ha melalui upaya penerapan teknologi, yang meliputi: - Penggunaan Varietas unggul. - Perbaikan Pola tanam/Waktu Tanam& Pengolahan tanah - Perbaikan cara pemupukan dan pengendalian OPT. 8. Meningkatkan produksi Hortikultural : o cabe dari 27.980 kwintal menjadi 29.011kwintal; o Tomat dari 661 kwintal menjadi 700 kwintal o Kacang Panjang dari 920 kwintal menjadi 980 kwintal o Ketimun dari 1653 kwintal menjadi 1900 kwintal o Labu siangdari 886 kwintal menjadi 900 kwintal o Kangkung dari 306 kwintal menjadi 390 kwintal o Bayam dari 219 kwintal menjadi 278 kwintal o Semangkadari 56.000 kwintal menjadi 58.000 kwintal o Melondari 1.808 kwintal menjadi 1980 kwintal Peningkatnya produksi melalui penerapan teknologi sbb : -
Penggunaan varietas benih bermutu yang spesifik lokasi 30
-
Meningkatkan pengendalian hama / penyakit secara bijaksana dan ramah lingungan Penggunaan pupuk berimbang organik dan an organikPengolahan hasil / pasca panen Perluasan areal, terutama dilahan sawah sesudah panen padi gadu
10. Peningkatan produksi buah buahan : o Mangga dari 9896 kwintal menjadi 10121 kwintal; o Durian dari 361 kwintal menjadi 400 kwintal o Jeruk dari 1614 kwintal menjadi 1700 kwintal o Jambu Biji dari 738 kwintal menjadi 800 kwintal o Pepaya dari 380 kwintal menjadi 390 kwintal o Nenas dari 234 kwintal menjadi 280 kwintal o Pisang dari 2570 kwintal menjadi 2900 kwintal o Jambu Air dari 125 kwintal menjadi 130 kwintal o Nangka dari 1.085 kwintal menjadi 1120 kwintal o Rambutan dari 1093 kwintal menjadi 1162 kwintal o Sirsak dari 174 kwintal menjadi 200 kwintal dengan penerapan teknologi : - perluasan areal /penanaman tanaman baru - Peningkatan penggunaan benih berutu dan unggul - Pemupukan berimbang NPK dan pupuk organik. - Pengendalian Organism Penggangu Tanaman ( OPT ) - Penanganan Pasca panen 11. Peningkatan produksi tanaman obat-obatan: o Jahedari 1.934.974 tangkai menjadi 2.314.000 tangkai;; o Lengkuas dari 312.640 tangkai menjadi 368.000 tangkai; o Kunit dari 4883 tangkai menjadi 4900 tangkai . 12. Peningkatan produksi tanaman Hias, dicapai anggerek 7230 menjadi 8100 tangkai, krisan 0 tangkai menjadi 200 tangkai, mawar 306 tangkai menjadi 381 tangkai, Sedap malam 500 tangkai menjadi 700 tangkai. 13. Menekan kehilangan hasil dari pada perlakuan pasca panen padi dari 12 % turun menjadi 9 % melalui upaya perbaikan penanganan pasca panen,
. 31
B.
Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan -
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan penyuluh melalui pendidikan formal maupun non formal sehingga kualitas penyuluh sesuai dengan kebutuhan teknologi di wilayah desa (spesipik lokasi).
-
Dari
segi
jumlah
penyuluh
masih
dirasakan
kurang
dibandingkan dengan jumlah Desa/WKPP. -
(Penyuluh Pertanian 87 PNS Kehutanan 7 orang, untuk
29 THL, Perikanan 15 dan
pertanian swadaya 199 orang,
perikanan swadaya 34 orang dan kehutanan swadaya 36 orang) -
Meningkatkan Kompetensi Penyuluh(Sertifikasi)dicapai perta tainan10 org(12%), perikanan2 orang(13%) dan kehutanan 3 orang(37 %).
C.
Kelembagaan pelaku Utama Meningkatkan kemampuan kelas kelompok terutama dalam hal kemampuan mengidentifikasi potensi wilayah, memilih dan menetapkan jenis usaha serta pengolahan aset dan pembukuan keuangan kelompok sehingga kelas kemampuan kelompok meningkat yang dicapai :
Pemula
316
menjadi
208 kelompok
Lanjut
388
menjadi
463 kelompok
Madya
118
menjadi
147 kelompok
Utama
09
menjadi
19 kelompok
jumlah kelompok pelaku utama perikanan, sebagai berikut: -
Pokdakan
156
menjadi
172
kelompok
-
KUB
32
menjadi
52
kelompok
-
Poklahsar
5
menjadi
10
kelompok
-
Pokmaswas
2
5
kelompok
menjadi
32
Dan peningkatan kelas kemampuan kelompok pelaku utma perikanan dari pemula : 136, madya: menjadi pemula 121,
madya
20, utama : 0 kelompok
30, dan utama 5 (khusus
Pokdakan). Peningkatan Jumlah Kelompok Usaha Produktif (KUP) Bidang Kehutanan: -
KUP 140 menjadi 170 kelompok sesuai dengan potensi
G. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani. Kelompok yang belum mendapatkan SK. Bupati -
Pertanian
64
Kelompok
-
Perikanan
11
Kelompok
-
KWT
38 Kelompok
-
Taruna Tani
7
Kelompok
33
BAB IV MASALAH Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program tahun 2015, maka dapat dirumuskan masalah-masalah dari keempat sub-sektor seperti berikut ini, A. Sub Sektor Tanaman Pangan dan Hortikultura. 1. Keterbatasna pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama dan
petugas
dalam
penggunaan
komponen
teknologi
pengembangan keitraan usaha dan memanfaatkan SDA
PTT, untuk
kompos. 2. Kurangnya pengetahuan , keterampilan dan sikap
pelaku utama
dalam menjaga kesuburan tanah melalui konservasi dan reklamasi lahan, pengendalian alih fungsi lahan dan pengelolaan irigasi 3. Kurangnya pengetahuan,keterampilan dan sukap pelaku utama dalam mengupayakan mutu produk sehingga dapat memenuhi standar mutu. 4. Kurangnya penghetahuan,ketrampilan dan peaku usaha
dan sikap pelaku utamam
dalam halteknik Budidaya
dan pengolahan
sayuran dan buah. 5. Masih kurangya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama, pelaku usaha dan petugas tentang mutu , jumlah, konsinuitas dan harga produk hortikultura. 6. Kurangnya pengetahuan, keterampilan dalam hal budidaya dan pemanfaatan tanaman obat-obatan dan tanaman hias 7. Kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama dalam pengadaan alat
panen padi dan alat pengering gabah
(khusus IP 300) . 34
B. Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang menjadi masalah usaha
khususnya dalam menfasilitasi pelaku utama dan pelaku adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi penyelenggaraan penyuluhan kurang berjalan dengan baik. 2. Penyusunan
programa
penyuluhan
belum
sesuaiwaktu
dan
kebutuhan petani dilapangan. 3. kompetensi penyuluh masih belum
sesuai dengan kebutuhan
pelaku utama dan Pelaku usaha. 4. Belum terpenuhinya penempatan satu desa satu penyuluh 5. Peningkatan kompetensi penyuluh melalui diklat masih kurangdan tidak merata. 6. Kurang lebih 20 orang penyuluh s/d. pada tahun 2017 memasuki usia pensiun 7. Pembiayaan penyuluh yang bersumber dari pemerintah melalui DAK belum Sesuai yang diharapkan dilapangan. 8. Sarana penyuluhan di tingkat kelompok/Posluhtan dalam
hal
metode mediaelektronikbelum sesuai dengan kebutuhan lapangan. C. Kelembagaan Pelaku Utama. Kemampuan
kelompok
tani-nelayan
dan
menangani masalah yang dihadapi anggotanya
Gapoktan
dalam
dalam berusaha tani
pada umumnya masih sangat terbatas, karena : a. Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan pelaku utama dalam mengidentifikasi potensi yang dimilikinya. b. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku utama untuk memilih
usaha
yang
paling
menguntungkan,
mengidentifikasi
kebutuhan informasi, teknologi dan sarana yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
35
c.
Masih kurangnya keswadayaan, keswadanaan dan kepemimpinan petani dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, Perikanan dan kehutanan dengan memperhatikan keseteraan gender.
d. Kurangnya perhatian kelompok pelaku utama terhadap lingkungan yang mendorong lahirnya fasilitas pembelajaran bagi petani di tingkat desa dimana para petani, laki-laki dan perempuan, dapat saling berbagi pengalaman dan juga untuk mengembangkan kemitraan diantara mereka. e. Masih
ada
pengurus
kelembagaan
pelaku
utama
belum
melaksanakan sesuai tugas dan fungsi masing- masing f.
Masih rendahnya minat kelompok pelaku utama/ petani untuk mencoba dan mencoba Inovasi/teknologi yang baru,
meskipun
teknologi tersebut berkaitan dengan usahataninya. g. Masih adanya pelaku utama belum memahami peranan kelompok pelaku utama.
36
BAB V CARA MENCAPAI TUJUAN Berdasarkan Analisa Keadaan dan Tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan menggunakan metode penyuluhan yang sesuai dengan spesifikasi lokasi. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut maka pelaksanaan penyuluhan perlu didukung oleh dana yang bersumber dari APBN, APBD,APBN dan berbagai sumber anggaran serta swadaya pelaku utama dan pelaku usaha sendiri. Kegiatan penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan yang dilaksanakan yaitu mengupayakan : 1. Meningkatkan kemampuan pelaku utama, pelaku usaha dalam mengidentifikasi potensi yang dimilikinya. 2. Meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap pelaku utama untuk memilih usaha yang paling menguntungkan, mengidentifikasi kebutuhan informasi, teknologi dan sarana yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. 3. Meningkatkan kepemimpinan
pengetahuan pelaku
dlam
utama
hal
dan
keswadanaan
pelaku
usaha
dan dalam
penyelenggaraan penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan dengan memperhatikan keseteraan gender. 4. Meningkatkan pengetahuan,keterampilan dan sikap pelaku utama dalam teknik fasilitasi dan organisasi petani. (Penyuluh sawadaya) 5. Mencipatakan
lingkungan
yang
mendorong
lahirnya
fasilitas
pembelajaran bagi pelaku utama, pelaku usaha di tingkat desa dimana para petani, laki-laki dan perempuan, dapat saling berbagi pengalaman dan juga untuk mengembangkan kemitraan diantara mereka. 6. Penyempuranaan kelembagaan pelaku utamadan pelaku usaha (melalui pembinaan khusus) 37
7. Penerapan metode penyuluhan yang sesuai dengan kondisi lahan dan kebutuhan pelaku utama,pelaku usaha dan petugas. 8. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (penyuluh/petugas dan pelaku utama) 9. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama melalui upaya peningkatan produktivitas pertanian,perikanan dan kehutanan. 10. Meningkatkan kemampuan Gapoktan,Posluhtan& KTNA dalam perencanaan, mengelolah administrasi keuangan (pembukuan) dan secretariat kelompok. 11. Peningkatan hubungan kerjasama dengan Lembaga terkait melalui Kegiatan& pertemuan di tingkat UPT BPPKP Kecamatan maupun Tingkat kabupaten. 12. Peningkatan peran para Ibu Tani melalui kelompok wanita tani dalam hal teknik pemamfaatan lahan pekarangan dan pengolahan hasil.
38
BAB VI PENUTUP
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP) ini adalah merupakan rencana kegiatan penyuluh untuk tahun 2016 dalam bentuk tertulis, yang dijabarkan dari programa penyuluhan kecamatan untuk menjadi dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan serta untuk
berinteraksi dengan
petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha. Menjadi alat kendali dalam pelaksanaan evaluasi dalam pelaksanaan evaluasi pencapaian kinerja penyuluh pertanian yang bersangkutan dan sebagai bahan Indikator keberhasilan seorang Penyuluh Pertanian
Maros, Mengetahui/Mengetahui An. Kepala BPP dan KP Kab. Maros Koordinator Penyuluh Kab. Maros,
Ir. Ar. Thahir NIP. 195609281979021001
Januari 2016
Penyuluh Pertanian
Ir. Pangerang, MP NIP.19630727 199303 1 011
MATRIKS RENCANA KERJA PENYULUHAN TAHUN 2015 , TERLAMPIR.
39
40
MATRIKS RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN 2016 Kegiatan Penyuluhan Tujuan
Masalah
Sasaran Meteri
1
2
3
Peningkatkan luas areal tanam IP 300 seluas 6000 ha menjadi 7000 ha
Tingkat pengetahuan, keterampilan & sikap (PKS) pelaku utama, Pelaku usaha dan petugas tentang Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT )masih rendah
Dan penggunaan Varietas umur Sangat Genja (VUSG) dan Varietas Umur Genja (VUG) ser ta alsintan (alat panen, pengering gabah) pada tanaman padi IP 300 (Combine harvester)
Pertanian Organik
Lokasi
Waktu
Sum ber biaya
Penang gung jawab
Pelaksana
5
6
7
8
9
10
11
UPSUS PADI 2016
Pengembangan padi orga nik .
USG,VUG & Alat panen -perontok pa
14 Kecamat an 14 Kecamat an
Semua Kecamatan
Semua Kecamatan
Mt.2016
APBN
DISTAN
PPL/Babinsa/ Mahasiswa
sda
APBD
Distan
BPP/Pos luhtan/babins a/Mahasiswa
14 Kecamat an
Semua Kecamatan
Mt 2016
APBN
BPP-KP
BPK./PPL
kunjugan poktan
2 x/bln
14 Kec.
Jan-Des
BOP
Ir. Pangerang, MP
Ir. Pangerang, MP
-Monitoring dan evaluasi.
1x/bln
Sda
Thn2016
BOP
Ir. Pangerang, MP
Minimal 6 judul
Kab/Kec
Tahun 2016
2 x/bln
14 Kec.
Temu teknis Pengawalan dan Pendampingan
P. Utama P.Usaha Petugas
P. Utama Petugas
volume
4 Teknologi PTT padi Sawah
Meningkatkan PKS pelaku utama, Pelaku usaha dan petugas dalam meningkatkan produktivitas padi dari 71,34 kwt/ha menjadi 77,80 kwt/Ha)
Kegiatan/ Metode
Menyusun materi & Penyebaran materi melalui media elektronik dan atau media cetak -kunjgn poktan -Monev
1x/bln
Sda
Menyusun materi & Penyebaran materi melalui media elektronik dan atau media cetak
Minimal 2 judul
Kabupaten.
Jan-Des Thn2016
Swdy/ BOP
Ir. Pangerang, MP
Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP
BOP APBN
BPK BPP-KP
Ir. Pangerang, MP
BOP
Ir. Pangetang, MP
Ir. Pangerang, MP
Thn2016
40
Peningkatkan produktivitas jagung dari 57,57 kwt/ha menjadi 59,00 kwt/ha
Peningkatkan produktivitas kedelai dari 18,81 kwt/ha menjadi 19,11 kwt/ha
Peningkatkan produktivitas kacang dari 19,00, kwt/ha menjadi 19,11 kwt/ha
Peningkatkan produktivitas ubi kayu dari 203,36 kwt/ha menjadi 214,20 kwt/ha
Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT Jagung Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT Kedelai Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT Kacang Tanah Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT Ubikayu
P. Utama P.Usaha Petugas
Teknologi PTT Jagung/Juknis
UPSUS Jagung 2016
Klp.Tani Jagung
P. Utama P.Usaha Petugas
Teknologi PTT Kedelelai /Juknis
UPSUS KEDELAI 2016
Klp. Tani T Kedelai
P. Utama P.Usaha Petugas
Teknologi Produksi Kacang Hijau
Demplot Kc Tanah
2 unit
Demlot Ukayu
2 unit
P. Utama P.Usaha Petugas
Teknologi Produksi Ubi Kayu
Demplo u jalar
Peningkatan produktivitas ubi jalar dari 335,91 kwt/ha menjadi 339,20 kwt/ha
Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) pelaku utama, pelaku usaha dan petugas dalam penggunaan komponen teknologi PTT ubiJalar
P. Utama P.Usaha Petugas
Teknologi Produksi Ubi Jalar
-menyusun ma teri penyuluhan & spesifik lokasi
Petremuan klp.
Peningkatan Produktivitas Cabe dari 27.980 kwt menjadi
pengetahuan, keterampilan dan sikap pelaku utama
P. Utama P.Usaha
Teknik Bu didaya
Pelatihan Hortikul ltura
Kecamaatan Pengemban gan Jagung
Kecamatan Pengemban gan Kedelai
Kecamatan Pengemban gan Kacang Hijau
Mt.2016
Mt.2016
APBN
APBN
Distan/Distan
Sda
BPP-KP/Distan
Sda
Sda
swday
BPP-KP
Kecamatan Pengemban gan Ubikayu
Tahun 2016
APBD
BPP-KP
Kecamatan Pengemban gan Ubi Jalar
MT.2016
APBD
BPP-KP
50ekl
2 kec.
Juli, sept
2x/bln
2x/bln
2 unit
Kec. Tanralili dan Kec. Camba
2unit
Swdya BPP-KP BOP
Jan-Des
BOP
BPP-KP/BPP
Juli -Agt
APBD.
BPP-KP
Ir. Pangerang, MP
Ir. Pangerang, MP
Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP PPL/Poktan Poslhtan Ir. Pangerang, MP
41
29.011 kwt dan peningkatan produksi Tomat dari 661 kwt menjadi 700 kwt
Peningkatan Pengetahuan kepada Pengurus Kelembagaan Petani Tentang Fungsi Dan Perannya Dalam Berorganisasi
PENGEMBANGAN PROPESI SEBAGAI PENYULUH PERTANIAN
,pelaku usaha tentang teknik bu didaya tanaman sayuran kurang khususnya pengendalian OPT, benih ungul baru, penggunaan pupuk organic waktu tanam serta pengembangan areal tanam dilahan sawah
Terbatasnya Pengetahuan Pengurus Kelembagaan Petani Tentang Fungsi Dan Perannya Dalam Berorganisasi
MELAKUKAN KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
Petugas Pengendalian OPT. Pola tanam
perluasan areal ta nam cabe, dan tomat
POKTAN GAPOKTAN P4S
Peranan Kelembagaan Petani
BIDANG PERTANIAN
Demplot cabe dilahan sawah,
2 unit
sudah panen padi
Kec. Tanralili dan Kec. Camba
Ir. Ar. Thahir NIP. 19560928 197902 1 001
BOP Swday
BPP-Kp
APBD swday
Distan
swady BOP
BPP-KP
4 Unit
Kunjungan poktan.
2x/bln
Kab.Kec.
Jan- Des Tahun 2016
1 unit
Kab.
Tahun 2016
APBD
BPP-KP
1x/bln
kec
Tahun 2016
BOP swdy
BPP-KP BPK
Penumbuhan/ Bimbingan Kelembagaan Petani Pertemuan & dismusi & Anjangsana PENULISAN KARYA TULIAS ILMIAH (KTI)
Kec. Tanralili dan Kec. Camba
MINIMAL 5 KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
KABUPATEN
TA.2016
TAHUN 2016
BOP/ Swady
Poktan KWT Sda
Sl Cabe dan SL Tomat
Maros, Diketahui; Kepala Badan, Ub. Koordinator penyuluh kab. Maros,
Ap-nop
Ir. Pangerang, MP
Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP Ir. Pangerang, MP
Januari 2016 Penyuluh Pertanian,
IR. PENGERANG, MP NIP. 19630727 1993 03 1 011
42
43