TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN Iitik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan ternak itik adalah lebih tahan terhadap penyakit sehingga pemeliharaannya mudah dibandingkan dengan ayam. Di Propinsi Sumatera Barat umumnya itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secara berpindah-pindah. Dengan semakin sempitnya areal penggembalaan dan banyaknya resiko kematian ternak akibat keracunan pestisida maka pemeliharaan sistim gembala ini makin terancam. Salah satu usaha yang dirasa mampu mengatasinya adalah melakukan pemeliharaan itik secara intensif, atau semi intensif.Pemeliharaan itik secara intensif dapat dilakukan dengan sistem terkurung yang didukung dengan pemberian pakan yang baik, tatalaksana pemeliharaan yang memadai, dan pengawasan kesehatan ternak yang baik. Pada sistem pemeliharaan semacam ini ternak lebih banyak dan bahkan terus menerus berada dalam kandang. Semua keperluan dan lingkungan hidupnya disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhannya.Usaha beternak itik secara terkurung ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan dibelakang rumah. Kandangnya dilengkapi umbaran yang dipagar keliling setinggi 0,75 1m. TEKNOLOGI BUDIDAYA
A.Pemilihan Bibit Bibit itik petelur, pedaging, dan pejantan harus memiliki persyaratan sebagai berikut: a. Pertumbuhan badannya cepat,besarnya seragam serta tidak mempunyai cacat tubuh. Bobot badan itik pejantan muda pada umur 20 minggu 1,6 kg dan pada umur 40 minggu 1,8 kg, sedangkan bobot badan itik betina muda pada umur 20 minggu 1,4 kg dan pada umur 40 minggu 1,6 kg. b. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah tumbuh lengkap pada umur 14 hari. c. Cepat mencapai dewasa kelamin dimana itik sudah mulai bertelur pada umur 5 – 6 bulan. d. Mempunyai daya hidup yang tinggi, yang ditandai oleh angka kematian yang rendah. Angka kematian pada periode pemeliharaan anak sampai dengan umur mulai
1
bertelur sebesar 3%, sedangkan dari awal bertelur sampai dengan diafkir sebesar 2%. f. Lebih efisien dalam penggunaan pakan dengan angka konversi pakan berkisar 2-2,5. Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak 2,5 kg. Untuk memperoleh bibit bermutu, peternak dapat: 1. Membeli anak itik dari pembibitan yang sudah dikenal, ciri-ciri anak itik yang baik adalah tidak cacat, warna bulu kering dan mengkilat 2. Melakukan pembibitan sendiri untuk mendapatkan telur tetas. Untuk itu perlu dilakukan a.Pemilihan induk dan pejantan dimana induk memiliki sosok badan ramping dan Umumya lebih tua dari pejantan, sedangkan pejantan memiliki sifat matang kelamin baik dan mempunyai sifat mengasuh bukan mengejar-ngejar betina. b.Memelihara pejantan dan betina secara khusus dengan perbandingan 1 ekor pajantan untuk 6 – 8 ekor betina. c.Memilih telur tetas dengan kriteria sebagai berikut : beratnya 60 -70 gram, bentuknya oval atau lonjong, tidak kotor dan retak, umurnya tidak lebih dari 1-5 hari karena kalau lebih dari 7 hari daya tetasnya telah menurun, menetaskan telur dengan menggunakan mesin tetas atau dieramkan dengan ayam atau entog, 3. Membeli telur tetas dari induk yang dijamin keunggulannya. B. Pakan dan Pemberiannya Biaya pakan merupakan biaya terbesar yaitu sekitar 60-70% dari biaya produksi yang dikeluarkan pada usaha ternak itik. Oleh karena itu, faktor pakan sangat menentukan keberhasilan dalam budidaya itik. Dengan demikian, penanganan yang cermat terhadap pakan, baik kuantitas maupun kualitas, sangat dituntut untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk mencapai produksi yang optimal dan keberhasilan usaha peternakan itik, maka pemberian pakan yang murah dan memenuhi kebutuhan zat gizi sangat diperlukan. Kebutuhan gizi itik dapat dipenuhi dari berbagai campuran bahan pakan. Pemilihan bahan pakan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan kadar protein dan energi yang diperlukan oleh ternak. Kebutuhan beberapa zat gizi untuk itik petelur dapat dilihatl pada tabel1.
2
Tabel 1. Kebutuhan Beberapa Zat Gizi untuk Itik Petelur. Zat makanan Anak(0-8 mg) Dara(9-20 mg) Energi metabolisKkal/kg 2900 2800 Protein (%) 17-20 18 Ca(%) 0,6-1,0 0,6-1,0 P (%) 0,6 0,6
Petelur (>20 mg} 2700 16-18 2,9-3,25 0,47
Jumlah pakan yang harus diberikan kepada ternak itik sangat tergantung pada jenis itik, kualitas pakan, dan ukuran badan itik. Angka perkiraan kebutuhan pakan itik petelur dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kebutuhan Pakan Itik Petelur sesuai Tahapan Pertumbuhan. Uraian Umur Kbutuhan pakan 15 gram /ekor/hari 0-1 minggu Anak (starter) 41 1-2 minggu 67 2-3 minggu 93 3-4 minggu 103 4-5 minggu 115 5-6 minggu 115 6-7 minggu 120 7-8 minggu total 4,5 kg/ekor 130 gram/ekor/hari 8-9 minggu Dara (grower) 145 9-15 minggu 150 15-20 minggu Total 12,5 kg/ekor 160-180 gram/ekor/hari >20 minggu Dewasa(petelur) Penggunaan bahan pakan lokal yang murah, tidak bersaing dengan manusia, dan bermutu baik sangat disarankan agar usaha peternakan itik menguntungkan. Selain itu, bahan pakan yang digunakan sebaiknya tidak beracun, tidak asin, kering, tidak berjamur, tidak busuk, dan tidak menggumpal. Beberapa jenis bahan pakan sumber energi untuk itik antara lain: dedak padi (bekatul), jagung (dedak jagung), sagu, dan singkong. Bahan pakan sumber protein diantaranya adalah tepung ikan, bekicot, bungkil kedelai dan ikan rucah. Selain itu, terdapat beberapa sumber vitamin yang murah untuk dimanfaatkan sebagai pakan itik seperti genjer, eceng gondok, rumput muda, dan kangkung.
3
Sejak tahun 1996, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera telah melakukan kajian mengenai susunan ransum bagi itik petelur. Perbaikan susunan ransum ternyata dapat mempercepat umur itik mulai bertelur (table 3) Tabel 3. Beberapa Susunan Ransum Itik Petelur yang dilaksanakan BPTP Sumatera Barat Bahan (%) Itik Pitalah Itik Pitalah Itik MA Itik MA 1996 1998 2003 2010 Dedak 40 50 35 35 Jagung 40 6,30 40 30 Konsrntrat 20 6,80 20 Bungkil krlapa 5,94 2,50 Tepung ikan 11,89 15 4 Bungkil Kedele 4,00 Tepung Kapur 6,44 Cassapro 15 Kulit kakao fermentasi 10 Premix B 0,5 0,5 Mineral Bebek 0,5 Grit 0,5 garam 0,20 Kandungan Protein (%) 16,28 18,71 16,38 18,625 Ebergi metabolis Kkal/kg 2737 2600 2800 2798,30 5 bulan Umur mulai bertelur 5 bulan 164 hari 141 hari Berat badan mulai bertelur(gr)
1709
1876
1525
Pengadukan pakan dilakukan sekali 15 hari
4
C. Kandang Itik Sama halnya dengan ternak ayam, ternak itik juga memerlukan kandang terutama pada malam hari. Kandang itik harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Mempunyai luas yang cukup untuk jumlah itik yang di pelihara. 2. Mempunyai ventilasi udara yang cukup. 3.Mudah dibersihkan, lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah sekelilingnya dan harus padat lantainya. 4. Tinggi kandangnya harus cukup bagi peternak untuk bekerja didalamnya. Konstruksi Kandang Pada periode starter (anak) ternak itik dipelihara pada kandang boks yang dilengkapi dengan alat pemanas. Setelah masa dara dan petelur itik dipelihara pada kandang sistem ren yang terdiri dari dua bagian yaitu: • •
bagian muka digunakan untuk tempat itik bermain, makan dan minum, disekelilingnya dibuat pagar setinggi 0,75- 1 m. bagian belakang digunakan untuk tempat itik tidur dan bertelur,didinding rapat kecuali dinding bagian depan (menghadap ketempat bermain) dibagi dua, bagian atas diberi jerajak sedangkan bagian bawahnya ditutup setinggi 1 m.
Pada periode grower dan petelur itik dipelihara pada kandang umbaran Kepadatan kandang untuk ukuran 1x1 m dapat menampung: 1. Anak itik 10 – 20 ekor 2. Iik remaja 8 – 10 ekor 3. itik dewasa 6 – 7 ekor
5
D. Tata Laksana Pemeliharaan Itik Walaupun bibit itik yang dipelihara mutunya baik dan dikandangkan dalam kandang yang sesuai serta diberi pakan yang dapat mencukupi kebutuhan gizinya,kalau tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik pula tidak akan memberikan hasil maksimal. Dengan demikian pemeliharaan harus disesuaikan dengan umur itik, sistem pemeliharaan dan tujuan pemeliharaan 1. Pemeliharaan anak itik Pemeliharaan pada periode starter merupakan tahap penting sebagai langkah awal dalam menghasilkan itik petelur yang baik. Pemeliharaan pada tahap ini memiliki tujuan untuk menekan kematian pada fase awal kehidupan anak itik dan meningkatkan bobot badan itik sesuai dengan yang diharapkan. Induk buatan atau alat pemanas lampu minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai itik berumur 3 minggu. Pada umur diatas 4 minggu lampu digunakan hanya sebagai alat penerang saja. Suhu alat pemanas yang baik adalah sebagai berikut : 0 - Minggu I 32 C 0 - Minggu II 27 C 0 - Minggu III 21 C Suhu (panas) yang baik untuk anak itik dapat dilihat dari penyebaran anak itik di bawah alat pemanas. jika anak itik menyebar rata dibawah alat pemanas berarti temperaturnya sudah cukup.
Pada periode starter, anak itik dipelihara pada kandang boks yang dilengkapi dengan alat pemanas.
6
2. Pemeliharaan itik dara Begitu masuk periode dara, perhatian pertama yang perlu diberikan adalah itik jangan sampai stres, untuk itu perlu persiapan pencegahannya. Hal lain yang diperlukan adalah pemberian pakan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, karena itik periode ini sebagai calon itik petelur. Artinya, itik-itik tersebut jangan terlalu gemuk ataupun terlalu kurus. Sebagai patokan, itik mulai bertelur sekitar umur 5 bulan dengan bobot badan ideal 1,4 kg. Untuk itu, pada periode ini perlu pembatasan pemberian pakan, yaitu sekitar 7580% dari yang dapat dihabiskan. Kapasitas kandang untuk pemeliharaan itik pada periode dara ini 5-6 ekor/m2 terkurung penuh, tetapi kandang dengan pelataran (ren) bisa sampai 8 ekor/m2.. 3.Pemeliharaan itik dewasa (petelur) Untuk itik dewasa yang sudah bertelur, faktor-faktor penyebab stress perlu ditangani secara serius, karena erat hubungannya dengan produksi yang akan dihasilkan. Kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan perlu diperhatikan, karena pakan akan dipergunakan untuk pembentukan telur di samping mempertahankan hidupnya. Tingkat kepadatan kandang (3-4 ekor m2) kebersihan perkandangan termasuk peralatannya harus selalu dikontrol setiap hari. Pakan yang diberikan jangan sampai tersisa didalam tempat pakan, terutama pakan basah, karena dapat menjadi tengik dan berpengaruh jelek terhadap itik yang dipelihara. Hal ini untuk menghindari agar sisa tersebut jangan sampai tempat tumbuh jamur, karena sangat berbahaya bagi itik. Itik sangat peka terhadap aflatoksin (sejenis racun) yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus. Penyediaan sarang bertelur sangat diperlukan untuk mencegah agar telur-telur yang dihasilkan jangan kotor. Kalau telur bersih mutunya dapat dipertahankan (tidak mudah rusak). Pengaturan cahaya yang menerangi itik dewasa petelur harus diperhatikan, karena ada hubungannya dengan reproduksi. Sebaiknya selama satu hari satu malam, lamanya penerangan selama 14 jam, dengan demikian kalau hari mendung perlu ditambah penerangan.
Sarang bertelur perlu disediakan dalam kandang agar telur tidak kotor
7
G. Pengendalian Penyakit Usaha pencegahan terhadap penyakit lebih menguntungkan secara ekonomis dibandingkan dengan usaha pengobatan karena selain mahal usaha pengobatan itu sendiri belum tentu menyembuhkan. Cara terbaik untuk menghindari penyakit adalah dengan memelihara itik dalam kandang yang memadai baik sanitasi maupun luasnya, selain pakan yang mencukupi kebutuhan gizi dan kesegarannya. KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan produktifitas ternak itik maka sistem pemeliharaannya dilakukan secara intensif, dimana semua keperluan dan lingkungan hidupnya disediakan atau diatur sesuai kebutuhannya. Daftar Bacaan Abdul Wakhid. 2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Itik. Agro Media Pustaka.Jakarta Bambang Suharno dan Chairul Amri . 1998. Beternak Itik Secara Intensif.Penebar Swadaya. Jakarta. IP2TP.2000. Penyusunan Ransum Untuk Itik Petelur. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Telnologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Jakarta. L. Hardi Prasetyo. 2010. Panduan Budidaya dan Usaha Ternak Itik. Balai Penelitian Tenak. Bogor. Murtidjo, Bambang Agus. 1992. Mengelola Itik. Penerbit Kanisius. Jakarta.
8