LAPORAN KEMAJUAN (sd JUNI 2012)
PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2012
Peneliti Kepala :
Ir. Arie Sudaryanto MP Peneliti Anggota : 1. Fithria Novianti S.Pi 2. Mirwan Ardiansyah Karim ST 3. Wawan Agustina S.Si 4. Dra. Carolina M.Sc
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Kata Pengantar Laporan ini merupakan bagian dari laporan kemajuan sebagai pertanggungjawaban pelaksana program insentif PKPP Kementerian Negara Ristek dengan judul “PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT” untuk periode Februari sampai Juni 2012. Laporan ini disusun sebagai bahan Monitoring Evaluasi Kemajuan Kegiatan PKPP NTT pada tanggal 12 Juli 2012 di Kupang Pada 5 ( lima) bulan pertama beberapa kegiatan ini telah dapat terlaksana yakni : (i) persiapan dan koordinasi, (ii), perumusan dan identifikasi masalah, (iii). survei pemetaan dan pengkajian kebutuhan TTG, (iv). analisa dan rekomendasi penerapan paket TTG, (v). pembuatan formula penggunaan perisa asap untuk ikan, (vi) penyusunan modul TTG aneka olahan hasil laut, (vii). kegiatan aksi penguatan dan penerapan TTG di Kupang. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan menjalin koordinasi bersama mitra kerja sebagai upaya untuk memperoleh pendampingan lanjut terhadap UMKM binaan. Koordinasi tersebut meliputi beberapa pihak terkait di tingkat Pemprov NTT Pemkab dan Pemkot Kupang, KSM PNPM, Universitas Nusa Cendana, Universitas Kristen Artha Wacana dan Perwakilan FAO di Kupang. Kegiatan aksi penerapan TTG yang telah dilakukan menghasilkan tujuh (7) mitra kerja binaan yang diperkuat keterampilan pengolahan hasil laut. Diantara UKM mitra kerja tersebut lima (5) diantaranya telah berani mengajukan Sertifikat Keamanan dan Kesehatan Pangan melalui BPOM dan Dinas Kesehatan setempat. Jumlah produk yang diajukan Sertifikasinya sebanyak 10 jenis produk. Telah dikenalkan pula penggunaan label dan kemasan standar. Beberapa produk hasil pelatihan telah dipamerkan dan sudah ada pesanan produk olahan dari konsumen. Kegiatan aksi dapat terlaksana atas dukungan dan kerjasama yang sangat baik dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Perwakilan FAO Kupang dan Dinas teknis lainnya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas kerpercayaan Program PKPP Ristek kepada tim Peneliti untuk melaksanakan kegiatan ini. Mudah-mudahan laporan kemajuan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkannya.
Subang, Juli 2012 Peneliti Kepala/Koordinator Kegiatan, Arie Sudaryanto
2
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2
Pokok Permasalahan
I.3 I.3.1 I.3.2 I.3.3
Metodologi Pelaksanaan Lokus Kegiatan Fokus Kegiatan Bentuk Kegiatan
I.4
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN II.1 Pengelolaan Administrasi Manajerial II.1.1 Perencanaan Anggaran II.1.2 Pengelolaan Anggaran II.1.3 Rancangan Pengelolaan Aset II.2 II.2.1 II.2.2 II.2.3
Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
II.3 II.3.1 II.3.2 II.3.3
Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Indikator Keberhasilan Sinergi Koord. Kelembagaan-Program Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program
II.4 II.4.1 II.4.2 II.4.3 II.4.4
Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa
BAB III RENCANA TINDAK LANJUT III.1 Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja III.2 Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program III.3 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa III.4 Rencana Pengembangan ke Depan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN DOKUMENTASI
3
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI : 5FOKUS : PERIKANAN
LAPORAN KEMAJUAN Oleh : Arie Sudaryanto dkk 1
RINGKASAN Penguatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipilih sebagai strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berbagai pertimbangan. Fenomena bahwa unit usaha kecil ini adalah unit ekonomi yang memiliki fleksibilitas tinggi dalam menghadapi situasi makro, menjadikannya tumpuan sebagian besar masyarakat, tidak hanya yang berdomisili di wilayah perkotaan akan tetapi juga di perdesaan. Ini pula lah fenomena yang ditemukan di Kupang dan sekitarnya, sehingga UMKM menjadi entitas utama yang dikuatkan dengan harapan akan terjadi penyebaran manfaat secara horizontal di kalangan masyarakat lokal. Penguatan UMKM dilakukan melalui teknik penerapan teknologi tepat guna, dan komoditas utama yang menjadi perhatian adalah hasil laut, khususnya ikan. Dengan demikian teknologi tepat guna yang di’alih’kan kepada UMKM adalah teknologi yang terhubung dekat dengan pengolahan ikan. Terhadap UMKM yang memenuhi berbagai kriteria ke’tepat-guna’an diberikan pengetahuan dan teknologi yang (a) meningkatkan mutu produk (b) meningkatkan keanekaan produk (c) memperbaiki kemasan produk (d) memberikan legalitas penjualan produk. Kegiatan penerapan teknologi terhadap UMKM yang dijadikan representasi unit usaha pengolah ikan di Kupang, diperoleh berbagai data dan informasi yang menjadi dasar penyusunan draft saran kebijakan penguatan teknologi terhadap UMKM. Diharapkan akan diperoleh simpulan berupa strategi terbaik dalam penguatan UMKM berbasis Olahan Ikan di Kupang yang mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk para pelaku usaha kecil yang notabene adalah masyarakat lokal.
1
Tim PKPP I_227 : Arie Sudaryanto (Peneliti Kepala), Carolina, Fithria Novianti, Mirwan A. Karim, Wawan Agustina, Satya Andika. Putra, Sukarwanto dan Bambang Saksono dari Balai Besar Pengembangan TTG- LIPI
4
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Kupang merupakan salah satu wilayah potensial penghasil ikan di Nusa
Tenggara Timur.
Secara lebih spesifik, pemerintah daerah melalui Dinas
Perikanan dan Kelautan Kupang mengarahkan perhatian, khususnya kepada peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
pesisir
dengan
menempatkan
perekonomian rakyat sebagai salah satu komponen utama. Tantangannya adalah bagaimana agar supaya potensi ini dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi masyarakat lokal. Meskipun semangat otonomi daerah yang diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan di wilayah laut berupa eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut,
dukungan terhadap implementasi
kebijakan ini diperlukan agar supaya mengena pada sasaran. Ikan hasil tangkapan yang merupakan sumber pendapatan penting bagi keluarga nelayan, pada umumnya dijual dalam bentuk ikan segar. Hanya sedikit yang memanfaatkan ikan tersebut sebagai bahan baku olahan. Kalaupun ada, kegiatan proses pengolahan ikan masih dilakukan secara tradisional. Dari gambaran kegiatan ekonomi berbasis ikan laut di Kupang, terbuka peluang pemanfaatan teknologi tepat guna, baik
untuk meningkatkan mutu
produk, maupun penganekanaragaman jenis produk olahan hasil laut tersebut. Diharapkan,
melalui
penerapan
teknologi
tepat
guna,
peluang
untuk
pengembangan usaha berbasis olahan hasil laut – khususnya ikan – akan semakin terbuka. Hal ini berarti, terbuka pula peluang bagi masyarakat lokal untuk ikut serta dalam denyut kegiatan ekonomi yang berbasis pada kekuatan sumberdaya lokal. 1.2. Pokok Permasalahan Kawasan (Kota dan Kabupaten) Kupang merupakan penghasil ikan yang penting baik bagi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia.Sebagian besar ikan hasil tangkapan dijual dalam bentuk segar langsung kepada konsumen, atau pun pedagang pengumpul yang kemudian memasarkannya ke wilayah lain – dalam bentuk segar sebagai komoditas 5
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 konsumsi rumah tangga atau pun sebagai bahan baku yang di proses lanjut oleh pengolah ikan menjadi ikan asin . Daya simpan merupakan permasalahan yang dialami, baik oleh penjual ikan segar, maupun produsen ikan asin. Persoalan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat lokal untuk mampu mengambil manfaat optimal dari ketersediaan ikan hasil tangkapan. Salah satu solusi dari masalah pendeknya daya simpan adalah pengolahan ikan. Saat ini, pengolahan ikan yang dikenal umum oleh masyarakat hanya terbatas pada bentuk ikan kering yang diasinkan.
Tingginya tingkat ketersediaan ikan segar sebetulnya
merupakan peluang bagi masyarakat lokal untuk membangun kegiatan ekonomi yang berbasis pada
teknologi pengolahan ikan.
Karena selain memberikan nilai tambah
signifikan, beragam teknologi pengolahan ikan membuka peluang usaha yang lebih luas bagi masyarakat lokal.
1.3. Metodologi Pelaksanaan Kegiatan ini dirancang untuk dapat ditindakkan sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia tanpa harus mereduksi target capaian akhir yakni penguatan 5 (lima) UMKM pengolah hasil laut.
Oleh karena karakter utama dari kegiatan ini adalah ‟penerapan
teknologi‟ terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang ditentukan berdasarkan pertimbangan sustainability, maka kegiatan ini dikelola dengan pola pikir kaji-tindak. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup maupun terbuka. Sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi yang dijadikan pegangan adalah wawancara mendalam (in-depth interview); dan analisa SWOT digunakan sebagai alat untuk mengarahkan pada diperolehnya simpulan yang mendukung pencapaian tujuan kegiatan.
1.3.1. Lokus Kegiatan Penerapan teknologi tepat guna akan difokuskan – akan tetapi tidak terbatas – pada kampung nelayan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota dan Kabupaten Kupang. Penentuan daerah implementasi kegiatan didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah nelayan Oesapa Kupang merupakan salah satu daerah nelayan dengan tingkat pemanfaatan teknologi olahan hasil laut yang masih rendah sehingga nilai tambah dari hasil laut masih belum mereka peroleh. Pertimbangan lainnya adalah pendapatan masyarakat nelayan 6
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Oesapa masih tergolong rendah, rata-rata masih dibawah Rp.600 ribu per bulan (Baun, 2008) 2 . Sementara itu Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) Kabupaten/ Kota Kupang sebesar Rp. 995.782,- (BPS NTT, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan mereka secara ekonomi sebagai penopang kehidupan masih jauh dari cukup.
Peta Kab. Kupang
Peta Kota Kupang
Gambar 1. Peta Kabupaten dan Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur; dikelilingi oleh Laut Sawu dan P. Semau dan Kab. Rotendao
1.3.2. Fokus Kegiatan Masalah pokok yang menjadi fokus untuk dipecahkan melalui kegiatan implementasi teknologi tepat guna ini adalah rendahnya penguasaan teknologi pengolahan ikan di kalangan masyarakat Kupang, sementara bahan baku tersedia di hampir sepanjang tahun. Berdasarkan hal itu, maka Bidang Fokus Kegiatan diarahkan pada Ketahanan Pangan Perikanan; dan produk target yang dijadikan sasaran adalah industri pangan olahan ikan hasil laut skala kecil di perdesaan . Kegiatan ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam menangani produk yang bersifat mudah rusak (perishable), dengan asumsi bahwa penerapan teknologi tepat guna akan dapat membuka peluang untuk meningkatkan nilai tambah produk.
Dan bagi
pengusaha
usahanya.
mikro-kecil,
akan
membantu
meningkatkan
produktivitas
Peningkatan produktivitas dapat diperoleh melalui peningkatan keanekaan produk olahan, atau pun perbaikan teknologi proses.
2
Baun, Paula Issabel (2010), Kajian Pengembangan Pemenfaatan Ruang Terbangun di Kawasan Pesisisr Kota Kupang, Universitas Diponegoro.
7
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 1.3.3. Bentuk Kegiatan Untuk mencapai tujuan, kegiatan diselenggarakan dalam 3 (tiga) bentuk yakni : a) Pemetaan potensi bahan baku perikanan dan identifikasi usaha mikro – kecil yang potensial menjadi pengguna TTG ; b) Penerapan teknologi di usaha mikro – kecil melalui pelatihan, pendampingan dan bimbingan teknis untuk penguatan UKM; c) Focus Group Discussion yang dilakukan bersama pemangku kepentingan baik pihak pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat guna penyusunan naskah Saran Kabijakan Pemda. Ketiga bentuk kegiatan tersebut merupakan sebuah proses yang terkait satu dengan lainnya, dan dilakukan tidak harus di waktu yang bersamaan atau pun berurutan, kecuali bahwa pemetaan potensi dan identifikasi UMKM untuk kepentingan kinerja penerapan teknologi, memang dilakukan pada awal kegiatan.
Di awal kegiatan pula dilakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat menjadi mitra yang mengadopsi ide dan menindak-lanjuti kegiatan agar berkelanjutan.
8
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 1.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi
4 kegiatan utama, mulai dari
persiapan di Subang, pelaksanaan kegiatan aksi penerapan TTG di Kupang, Monitoring dan Evaluasi perkembangan kegiatan dan Pelaporan, seperti dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PKPP Kupang, Tahun 2012 No 1.
2
3
4
TAHAPAN KEGIATAN Persiapan di Subang dan Koordinasi Awal kegiatan Eskternal di Kupang Pelaksananaan kegiatan di Subang dan Kupang
Monitoring Evaluasi di Kupang
Pelaporan
DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN Koordinasi Internal, Eskternal (Pemda, LSM, Univ dll), pembuatan instrumen survey pemetaan dan pengkajian pemanfaatan TTG Konsultasi dengan para pakar/nara sumber konsep saran kebijakan publik Koordinasi Awal dengan Pemda Prov NTT dan Kab/Kota Kupang Kegiatan Pemetaan dan Pengkajian TTG di Kupang FGD Peta Kaji dengan Stakeholder di Kupang Analisis Data dan Rekomendasi Kegiatan Uji kelayakan teknis terhadap teknologi yang akan diterapkan Kegiatan Aksi Penerapan TTG Olahan Hasil Laut (Pengenalan Tek. Proses dan Peralatan TTG) Monitoring dan Evaluasi kegiatan aksi penerapan TTG Olahan Hasil Laut Penyusunan Draft Rekomendasi Saran Kebijakan P.E.M Pesisir FGD Saran Kebijakan dengan Stakeholder di Kupang Penyusunan Saran Kebijakan u Pemda Pelaporan Akhir
WAKTU (MINGGU)
Feb-Mar (2 bln)
Apr-Agst (5 bln)
Sept-Okt (2bln)
Nov (1 bln)
9
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja 2.1.1. Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Fokus kegiatan adalah pada penerapan teknologi tepat guna olahan ikan hasil laut terhadap usaha mikro kecil menengah di Kupang – Nusa Tenggara Timur. Kerangka pikir yang mendasari perancangan kegiatan implementasi TTG ini adalah seperti tertera di gambar berikut.
Gambar 2. Kerangka Pikir Penerapan TTG Selaras dengan komoditi yang menjadi prioritas pengembangan wilayah NTT, maka „ikan‟ adalah hasil laut terpilih yang ditangani.
Dalam upaya untuk mencapai target
kinerja, maka akan dilakukan „rapid appraisal‟ untuk mendapatkan peta pemanfaatan teknologi tepat guna oleh UMKM pengolah ikan di Kupang. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan memanfaatkan kuesioner. Berdasarkan data lapangan tersebut, 10
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 dilakukan kajian terhadap potensi keberlanjutan dari penerapan teknologi dengan menggunakan kriteria „teknologi tepat guna‟. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk UMKM perikanan maka teknologi menjadi faktor penting yang dapat berperan di berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai instrumen yang memberikan peluang :
Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pengusaha
Meningkatkan kapasitas usaha dan mutu produk yang dihasilkan
Meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk
Meningkatkan daya saing produk Di semua tahapan kegiatan, koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan lembaga
terkait baik pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat yang memiliki keberpihakan terhadap pengembangan UMKM pengolah ikan. 2.1.2. Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Indikator keberhasilan pencapaian target kinerja pada tahap ini (Februari – Juni 2012) adalah : a) Dihasilkannya kuesioner yang layak digunakan sebagai pedoman wawancara dengan UMKM b) Dilaksanakannya survey awal yang bertujuan untuk membangun komunikasi dengan lembaga pemerintah daerah terkait dan menelusuri UMKM potensial untuk dijadikan sasaran kegiatan implementasi TTG c) Dihasilkannya rekomendasi kelayakan teknis jenis teknologi pengolahan ikan yang akan diterapkan di Kupang NTT, antara lain : pembuatan kerupuk ikan, abon ikan, dendeng ikan, dan pemanfaatan asap cair untuk pengolahan/perisa produk hasil laut d) Terlaksananya kegiatan alih teknologi tepat guna pengolahan ikan kepada UMKM sasaran Terdapat 8 unsur penentu keberlanjutan yang dijadikan landasan dalam dalam menentukan UMKM binaan adalah pengguna teknologi, kelompok, jenis teknologi produksi, pasar, lokasi/lingkungan, ketersediaan bahan baku dan lembaga pendamping. Modul-modul pelatihan TTG Olahan Hasil Laut akan dibuat sebagai kelengkapan dari kegiatan ini, agar para pelaku TTG dapat menggunakannya secara benar. Selanjutnya, 11
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 pelaksanaan penerapan TTG terhadap UMKM (terpilih) di Kupang akan menjadi sumber data dan informasi yang akan dikaji untuk dijadikan bahan pertimbangan penyusunan saran strategis penguatan UMKM pengolahan ikan.
2.1.3. Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Persiapan – berupa desk study dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis data sekunder, sekaligus dilakukan koordinasi awal dengan Pemda NTT pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Kupang dilakukan lewat komunikasi telpon. Informasi-informasi yang diperoleh dipergunakan dalam menentukan rencana dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Hasil signifikan yang sudah dicapai sampai pada saat ini adalah gambaran potensi lokal dan rancangan penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang yang diperoleh melalui kajian awal yang dilakukan oleh 2 anggota Tim yaitu Mirwan A. Karim ST (Peneliti) dan Bambang Saksono (Teknisi) selama 5 hari dari tgl 1 sd 5 April 2012. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pemetaan potensi sumberdaya dan pengkajian pemanfaatan TTG. Selain dengan para pengguna TTG, wawancara juga dilakukan terhadap Dinas Instansi terkait sekaligus melakukan koordinsi dan penjajagan kerjasama sinergi kegiatan. Dinas/Instansi yang sudah dihubungi adalah Badan Pendidikan Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Dinas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas KristenArtha Wacana Kupang. Disamping koordinasi dengan instansi terkait, juga dilakukan survei terhadap beberapa UKM pengolahan ikan di Kota Kupang, untuk mengetahui pola usaha (dari input bahan baku hingga pemasaran produk), serta jejaring baik dengan pemerintah maupun sumber-sumber informasi dan teknologi yang terkait dengan usaha produksi. Hasil survei dijadikan dasar penentuan mitra binaan dan jenis teknologi olahan hasil laut yang akan diterapkan di Kupang. Dilakukan pula kegiatan riset eksperimental pemanfaatan asap cair sebagai perisa dan juga perancangan alat pembuatan asap cair. Diharapkan kelak, bila pemanfaatan asap cair oleh UMKM menunjukkan prospek yang menjanjikan, maka di waktu yang akan datang teknologi pembuatan asap cair akan dapat menjadi salah satu hasil riset yang layak untuk diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal di Kupang.
12
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Hasil survei awal dalam bentuk Rekomendasi Teknis dan Non Teknis dipakai sebagai pijakan kegiatan oleh Tim Teknis.Tim teknis telah diberangkatkan ke lapangan (Kupang NTT) pada bulan Juni 2012 bertepatan dengan akhir musim angin Barat dimana hasil tangkapan ikan mulai normal kembali.
Penguatan Teknologi terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Pengolah Ikan Langkah penguatan teknologi terhadap 5 UMKM diawali dengan identifikasi UMKM yang potensial untuk menerima beragam teknologi tepat guna pengolahan ikan. Didampingi oleh petugas lapangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, diperoleh 12 UMKM yang berkegiatan di wilayah Kupang dan memanfaatkan ikan sebagai komoditas utama untuk diolah menjadi aneka produk. Menggunakan
kriteria
“teknologi-tepat-guna”
dan
pola
pikir
“keberlanjutan” maka dari 12 UMKM tersebut terpilihlah 5 unit usaha yang dijadikan sasaran. Tabel berikut adalah identitas pelaku usaha, keunggulan dan tindak serta teknologi yang diterapkan terhadap mereka.: Tabel 2. Pelaku Usaha Mitra Kerja UKM dan Jenis Penguatan TTG Diterapkan sert Pendaftaran Uji Lab. BPOM Kupang (Juni 2012) N o 1
2
Nama Ketua/ Alamat Wilhelmina Mbulu Manafe, Lasiana RT008/ RW03
Maria Selviana Paa Oesapa Barat
Merek Produk Mawar Sejati
Mandiri
Keunggulan dalam peluang penerapan TTG UKM ini berlokasi di daerah strategis dimana disekitarnya juga terdapat UKM sejenis, dengan adanya pengenalan TTG dan pembinaan UKM ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi UKM-UKM lain di komunitas tersebut.
UMKM ini juga memiliki posisi strategis sebagai percontohan bagi
Tindak Teknologi Diterapkan Perbaikan pembuatan dendeng ikan & pembuatan dendeng rol (atas permintaan mereka sendiri) Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 produk baru : kerupuk ikan & ikan asap Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan
Nomor BPOM Ikan Asap : 000123 Kerupuk Ikan : 000122
Ikan Asap :
13
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 N o
3
4
5
Nama Ketua/ Alamat RT007/ RW 03
Merek Produk
Dortia Sonya Mbora, Perumnas Pasir Panjang Jl. Lontong 37 RT 17/6
Manisee
Dedi Benjamin Ndun, Penfui
H&L
Epa Lomiga, Oebobo
Sisuka
Keunggulan dalam peluang penerapan TTG komunitas. Apalagi pemilik merupakan orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan olahan pangan di berbagai instansi.
UKM sudah ini berproduksi secara kontinyu namun dalam jumlah yang terbatas. Hal ini disebabkan tidak semua anggota kelompok bekerja. Dengan adanya pendampingan, diharapkan kelompok UKM ini semakin solid dan UKM dapat membantu keuangan keluarga. UKM ini memiliki kemampuan teknologi yang kuat dan memiliki fasilitas produksi yang cukup handal,namun ternyata fasilitas produksi yg dimiliki ada yg tidak sesuai dg peruntukan & ada g belum dimanfaatkan. Pengenalan TTG pembuatan ikan asap telah mampu memotivasi UMKM ini untuk melakukan diversifikasi produk. UKM ini memproduksi ikan asap secara tradisional. Teknologi asap cair yang diperkanalkan oleh tim diharapkan dapat dipergunakan sebagai teknologi produksi ikan asap cair.
Tindak Teknologi Diterapkan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 4 produk baru : kerupuk ikan, ikan asap; dan 2 produk lama yg diperbaiki teknik pembuatannya : abon ikan & dendeng ikan Perbaikan teknologi pembuatan dendeng ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 produk baru : kerupuk ikan & ikan asap
Perbaikan teknologi pembuatan kerupuk ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk cumi dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 1 produk baru : ikan asap Motivasi penguatan kelompok
Nomor BPOM 000121 Kerupuk Ikan : 000120 Abon Ikan : 000119 Dendeng Ikan : 000118 Kerupuk Ikan : 000124 Dendeng Ikan : 000125
Ikan Asap : 000116
Motivasi penguatan usaha Perbaikan kemasan produk
14
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Perlu disampaikan bahwa produk ikan asap dan kerupuk ikan dari beberapa UMKM, sempat dijadikan produk pameran Pangan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 14-17 Juni 2012 di Ramayana Flobamora Mall.di Kupang yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Timur dan diikuti oleh seluruh kabupaten. Produk olahan mitra binaan yang dipamerkan banyak menarik minat pengunjung karena jenis produk baru terutama ikan asap dan bentuk kemasan yang menarik.
Selain
terhadap ke-lima UKM tersebut, pengenalan teknologi – khususnya pemanfaatan asap cair untuk perisa, dilakukan pula terhadap : a) Kelompok Tode, ketua Solagratia Ratu Edo (Adi) di Kampung Tode Kisar Kupang. Pada dasarnya Adi adalah pembudidaya dan pemasok lele segar di Kupang, akan tetapi teknologi penggunaan asap cair untuk membuat lele asap diminati dan serta merta diadopsi oleh mereka. Bahkan produk lele asap – dengan kemasan baru - sudah diikut-sertakan sebagai produk yang dipamerkan di Pameran Pangan Lokal. Sebelumnya kelompok ini yang merupakan binaan FAO sudah banyak menerima pelatihan olahan ikan lele, namun setelah tahu teknologi asap cair mereka lebih tertarik untuk menerapkannya. Produk Lele Asap dengan perisa asap cair sudah didaftarkan ke BPOM No. 000117 b) Kelompok Kerja Fajar Menanti pimpinan Ibu Yos Lalumali di Oebobo Kupang.
Kepada mereka, selain dikenalkan cara penggunaan asap cair
untuk membuat ikan asap, juga dilatihkan cara pembuatan kerupuk daging rasa asap. c) Kelompok kerja Rindu Sejahtera pimpinan Ibu Fenti Sabaat di Penfui Timur–Kupang. Kelompok ini beranggotakan 16 orang dan didukung oleh PNPM Mandiri, sangat berminat dalam memanfaatkan asap cair untuk perisa ikan dan terbuka untuk penggunaannya sebagai perisa komoditas lainnya. Mereka bahkan sudah mulai melayani pesanan ikan rasa asap dan se’i daging sapi asap.
15
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 2.2. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 2.2.1. Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang – Nusa Tenggara Timur sejak awal dirancang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kebijakan pemerintah daerah. Fokus dan lokus kegiatan diselaraskan dengan arah kebijakan daerah dengan
harapan
dapat
diperoleh
suatu
hasil
kerja
sinergistik
yang
saling
menguatkan.Dengan harapan terwujudnya keberlanjutan penerapan teknologi tepat guna yang memberikan nilai tambah signifikan pada masyarakat lokal, koordinasi, sinkronisasi serta komunikasi dengan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di ranah yang sama juga dilakukan.
Berikut adalah tabel lembaga pemerintah daerah dan apresiasi peran
strategis mereka sebagai penopang tercapainya sasaran kegiatan.
Tabel 3. Peran dan Dukungan Dinas/Instansi/Lembaga Mitra Daerah No 1
Lembaga / Sektor Daerah
Peran & Dukungan yg diharapkan
Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) BAPPEDA Propinsi NusaTenggaraTimur
Penentu kebijakan penelitian dan pengembangan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan pemberdayaan UMKM pengolah ikan
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang
Penentu kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Propinsi. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis Penentu & implementor kebijakan pengembangan potensi kelautan dan perikanan propinsi ; pendampingan UMKM perikanan
5
Dinas Kesehatan Prop NTT dan BPOM
Menetapkan status legal produk terkait dengan kelayakan keamanan dan kesehatan mutu pangan
6
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Prov DisPerInDag Koperasi
Pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna
2
3 4
7
Penyusun kebijakan pembangunan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis
Menetapkan status legal usaha, mendukung permodalan dan pemasaran produk serta kemasan
Dalam upaya meraih efektivitas kegiatan implementasi TTG ini, kami mengupayakan pula terwujudnya komunikasi dengan lembaga pendidikan lokal yang memiliki potensi, baik sebagai pencipta teknologi maupun pendamping masyarakat penerap 16
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 teknologi tepat guna. Dengan strategi membangun jejaring kerja melalui komunikasi dan koordinasi di lapangan, diharapkan pemahaman terhadap kebijakan strategis pemerintah, pengenalan masyarakat dan kebutuhan teknologi serta keperluan dukungan pendampingan akan lebih mudah dicapai.
2.2.2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Berdasarkan pertimbangan bahwa sinergisme dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah adalah hal yang mutlak diperoleh, maka indikator keberhasilan terwujudnya sinergi koordinasi kelembagaan dalam implementasi progam spesifik ini adalah : 1. Diperolehnya ijin melakukan kegiatan lapangan 2. Kemudahan dalam memperoleh dukungan fasilitas fisik– non fisik yang diperlukan, misalnya : data sekunder, informasi penunjang dll 3. Terbukanya peluang untuk mengenali masyarakat binaan sektor relevan 4. Dukungan terhadap pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan secara umum 2.2.3. Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program Seperti diindikasikan terdahulu, implementasi kegiatan ini mengintegrasikan „koordinasi dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah lokal‟ dalam kerangka pikir secara umum.
Pencapaian tujuan, tidak mungkin dapat dicapai tanpa adanya
dukungan dari mereka, selain tentu saja, dari UMKM sasaran program. Terkait dengan hal itu, koordinasi dan komunikasi dengan Dinas/Lembaga terkait sebagai bahan persiapan pelaksanaan tahun berjalan telah dilakukan. Secara umum dapat dikemukakan bahwa pemerintah daerah mempunyai program khusus berupa bantuan teknis dan permodalan kepada para usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengolah ikan dan hasil laut umumnya. Dengan demikian kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang – NTT ini dapat diselaraskan dengan program pemerintah daerah yang sedang berlangsung. Identifikasi UMKM sasaran kegiatan juga dilakukan berdasarkan data dan informasi lapangan yang diperoleh dari lembaga terkait.
Melalui komunikasi intensif dengan
beberapa lembaga relevan, implementasi teknologi dapat direncanakan jauh lebih baik lagi 17
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 sehingga yang diharapkan terwujud adalah efek penguatan penguasaan teknologi yang tidak tumpang tindih atau justru melemahkan.Secara lebih spesifik, informasi yang diperoleh dari masing-masing pihak, adalah sebagai berikut :
Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Provinsi NTT. Sejak 2011, Propinsi Nusa Tenggara Timur telah menggulirkan bantuan hibah dalam program “Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM)”, yang masing-masing desa memperoleh alokasi sebesar Rp. 250.000.000,- yang difungsikan untuk usaha produktif sehingga dapat dilakukan perguliran. NTT telah mengaplikasikan sistem perencanaan yang terkoordinasi antara BP4D-Bapeda-Dewan Riset Daerah, yang saat ini mengedepankan pengelolaan pertanian lahan kering menggunakan dana dari program DeMAM tersebut. Nara Sumber : Hellen Funay (Kaban BP4D), HP : 081339440000 Merry Loodoe, HP : 085739726977
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi NTT Kegiatan Pelatihan yang dikoordinasikan oleh dinas ini terkait dengan pelatihan perbengkelan dan pelatihan pasca panen. Namun kegiatan ini lebih identik dengan pemberian bantuan langsung, sehingga saat program hendak berjalan, akan muncul banyak UKM baru (infonya mencapai 105 buah UKM), namun tidak berkelanjutan setelah program berakhir. Di Kupang terjadi pula pemotongan anggaran (APBN) yang mengakibatkan dibatalkannya rencana kegiatan perbaikan sarana fisik stasiun lapangan NoelBaki, dan beberapa kegiatan pelatihan dan praktek pengolahan pascapanen. Namun solusi yang mereka tempuh adalah dengan menggandeng pihak sponsor, diantaranya: Sampoerna Foundation. Materi yang akan diajarkan dalam tema: keripik (pisang, singkong, ubi); anggur buah, instan jahe, biskuit, dodol (labu, rumput laut), kacang telor. Nara Sumber : Abraham Letik (Kaban) , HP : 082145143198 Mu‟min Syukur (Kabid TTG), HP : 081236293662
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kota Kupang 18
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Kegiatan yang dilakukan sejalan dengan apa yang telah dilakukan BPMD Propinsi, walaupun tidak berfokus pada produk olahan hasil laut. Hal yang menjadi perhatian dalam tindak pelatihan dan pengenalan teknologi adalah kelengkapan yang mencakup kegiatan assistensi, perijinan (usaha dan produk) serta pengenalan pasar, yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup mandiri sebelum adanya serbuan pemilik capital (modal) dari luar daerah. Diharapkan di masa depan dapat terjalin sebuah kerjasama yang tertuang dalam MoU antara B2PTTG dan instansi di Kupang dalam setiap kegiatannya. Dari BPMD ini pula diperoleh info mengenai alamat pengelola PNPM KSM Pelangi Kasih Oesapa Kupang. Nara Sumber
: Felis Berto Amaral (Kaban) , HP : 08123771527 Foekh, HP : 082146876767
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT DKP Propinsi NTT menginformasikan bahwa masyarakat Kupang umumnya adalah pelaku kegiatan tangkap(ikan) yang memasarkan hasil tangkapannya dalam bentuk segar, sedangkan untuk pengolahan masih sedikit yaitu sekitar 5% dari jumlah tangkapan nelayan. Jadi untuk setiap bagian tangkapan, 50%nya dijual keluar daerah, sedangkan 50% lainnya beredar di NTT, sebagian besar dijual segar untuk dikonsumsi masyarakat, hanya 10% dari yang beredar di NTT tersebut diolah menjadi produk pangan. Produk yang umum di masyarakat adalah: ikan kering (ikan asin), abon, dendeng atau kerupuk ikan. Hingga saat ini untuk pelatihan teknologi dirasa cukup memadai,
yang
perlu
ditindak
lanjuti
adalah
informasi/pelatihan
mengenai
pengorganisasian kelompok dan pengelolaan keuangan. Disamping itu diperlukan pula upaya penyebaran informasi bahaya penggunaan bahan kimia sebagai pengawet ikan, dan penguatan pengawasan dalam penggunaannya. Diantaranya dengan memberikan kemudahan akses pada laboratorium uji untuk memeriksa kandungan bahan kimia (ex: formalin), atau penggunaan test kit.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kupang Kegiatan pembinaan terhadap UKM penangkap, pemasar maupun pengolah dinaungi dalam bidang kelembagaan. Kegiatan yang telah dilakukan berupa pendampingan ( DKP Kota memiliki 6 orang PPL 3org pendamping budidaya, 3org pendamping olahan dan pemasaran). Tahun 2012 akan dilakukan penguatan terhadap UKM dengan 19
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 bantuan berupa pengadaan aset sejumlah 50juta untuk pengolahan dan 100juta untuk penangkapan, dalam program PUM : Pengembangan Usaha Mina-pedesaan. Program ini dikelola langsung oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan, dengan usulan dari dinas di daerah. Yang dikeluhkan oleh DKP Kota adalah kesulitan dalam pengurusan ijin produksi (PIRT), karena berkaitan dengan pihak lain (Badan POM dan Dinas Kesehatan) maka waktu pengurusan ijin tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Harapan dari DKP Kota adalah dapat memiliki laboratorium pengujian yang setara dengan POM, sehingga dalam perijinan dapat dipercepat waktunya. Nara Sumber : Isterina Mudak (Sekdin), HP : 081339365064 Hendrik H Lyli (Bid kelembagaan)
, HP : 08124612103
Dinas Koperasi dan KUKM Area yang dikelola Dinas Kop dan KUKM ini lebih banyak berfokus pada usaha kerajinan dan makanan-minuman olahan produk pertanian/perkebunan. Dukungan terhadap UKM yang dilakukan diantaranya adalah dengan memfasilitasi UKM binaan untuk dapat melakukan pelatihan penguatan usaha, baik yang dilakukan di daerah, maupun untuk magang di daerah lain (ex; Surabaya dll). Nara Sumber : Arnoldus Ola, HP : 081339416769.
Universitas Nusa Cendana (Undana) Fakultas Perikanan Undana masih terbatas pada jurusan menejemen sumberdaya perairan, belum ada jurusan tekno hasil pertanian. Mata kuliah bagi para mahasiswanya hanya pengantar teknologi atau kewirausahaan.Hingga UKM yang didampingi lebih banyak yang bergerak di sektor penangkapan. Dalam melakukan studi budidaya perairan, univ ini melakukan interaksi dengan Konsorsium mitra bahari dan Coremap. Nara Sumber : F. Christian Lufeta, HP
: 081339001637
Universitas Kristen (Artha Wacana - UnKris) Kupang UKM yang sedang dikelola Universitas Kristen - Kupang adalah untuk pengolahan penganan dari Gula Aren, dengan modifikasi pengolahan berupa penambahan flavour, diberi isian kacang-kacangan (kenari, kacang mede dll) dicetak dan dikemas cantik sehingga dapat digunakan sebagai buah tangan maupun hadiah valentine. Nara Sumber : Dina Takalapeta, HP : 085253548221
Food and Agriculture Organization (FAO) di Kupang 20
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Regional Fisheries Livelihood Programme adalah sebuah proyek yang dikelola oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di beberapa negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, kegiatan tersebut dilaksanakan di Nusa Tenggara, khususnya Kupang, Alor dan Rotendao. Bekerjasama dengan Kementerian Kelautan (KKP, kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat nelayan di daerah pesisir. Kegiatannya meliputi pengembangan alternatif mata pencaharian nelayan pada saat musim paceklik ikan, manajemen pengelolaan sumber daya, keselamatan melaut, pasca panen pengolahan hasil laut dan pemasaran serta manajemen keuangan mikro. Secara umum, penyelenggaraan kegiatan penerapan TTG terhadap UMKM sasaran dilakukan secara sinergis dengan Tim Kerja RFLP – FAO dan dikomunikasikan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang .
Masih diperlukan koordinasi dan
komunikasi yang intensif dengan sektor relevan di kalangan pemerintah daerah seperti dikemukakan di atas, sebagai upaya alih teknologi dan dukungan kebijakan penguatan UMKM olahan ikan.
2.3. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 2.3.1. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil litbangyasa yang akan diimplementasikan melalui Kegiatan PKPP ini merupakan teknologi yang telah diuji kelayakan teknisnya serta ditetapkan berdasarkan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan UMKM calon pengguna.Pemilihan teknologi didasarkan pada kesesuaiannya dengan kebijakan penguatan UMKM pengolahan ikan – yang merupakan salah satu unggulan daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya wilayah Kota Kupang. Sedangkan UKM calon pengguna teknologi adalah UMKM yang berada dalam cakupan pembinaan lembaga terkait; dari sisi wilayah maupun teknologi yang diterapkan sebagai instrumen usaha ekonominya. 2.3.2. Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil litbangyasa yang akan dialihkan kepada UMKM sasaran bertujuan untuk memperkuat usaha mereka. Asumsi yang digunakan adalah bahwa teknologi tepat guna akan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas UMKM, dari sisi perbaikan teknologi maupun bertambahnya keanekaan produk. 21
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 Teknologi terpilih yang akan diterapkan kepada para Calon Mitra Binaan merupakan simpulan dari hasil surveitim Pemetaan dan Pengkajian TTG yang melakukan di tahap awal. Dari data primer dan sekunder yang diperoleh Tim Survei Awal, dilakukan kajian
dengan
mengintegrasikan
ke‟teknologi
tepat
guna‟an
dan
pertimbangan
„keberlanjutan‟ pemanfaatan TTG oleh UMKM sasaran.
Berdasarkan pemikiran itulah
kemudian ditentukan jenis teknologi akan diterapkan.
Teknologi terpilih merupakan
teknologi yang sudah diuji kelayakan teknis nya, sehingga permasalahan teknikal tidak perlu terjadi di lapangan. Penerapan teknologi akan dilakukan melalui pelatihan dan dilakukan langsung di lokasi usaha UMKM terpilih. Melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan secara informal langsung di lokasi usaha mereka, maka komunikasi akan terjalin secara lebih baik dan diharapkan alih teknologi akan berlangsung secara lancar. Kegiatan pelatihan ini akan melibatkan lembaga terkait sesuai dengan peran dan kapasitasnya. Bersama mengikuti proses alih teknologi merupakan strategi untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat, terutama kelompok masyarakat sasaran. 2.3.3. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Secara umum, keberhasilan pemanfaatan hasil litbangyasa ditentukan dari : a) Penguasaan teknologi tepat guna (TTG) oleh UMKM sasaran b) Penerapan TTG yang dialihkan kepada UMKM sasaran c) Partisipasi lembaga terkait dalam proses penerapan TTG di UMKM sasaran d) Dukungan lembaga terkait terhadap kelangsungan penerapan TTG oleh UMKM sasaran 2.3.4. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Proses menuju pemanfaatan hasil litbangyasa diawali dengan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah dan LSM yang relevan dengan pencapaian sasaran kegiatan ini yaitu penguatan terhadap 5 UMKM pengolah ikan dan penyusunan saran kebijakan penerapan teknologi tepat guna – khususnya bagi UMKM pengolah ikan. Dari hasil kajian awal di Kupang – NTT diperoleh data dari 12 UMKM yang memproduksi penganan olahan berbasis ikan (Lampiran 1). UMKM tersebut merupakan unit-unit usaha yang ada dalam lingkup pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan serta 22
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sejak awal, yakni unit usaha yang menggunakan bahan baku lokal dan dikelola oleh masyarakat lokal. Lokasi usaha mereka adalah di wilayah Oesapa dan Lasiana – Kota Kupang. Umumnya merupakan usaha mikro-kecil yang menjual produknya untuk konsumsi lokal.
Langkah lanjut dari perolehan data dan
informasi tersebut adalah melakukan kajian kelayakan terhadap 12 UMKM tersebut untuk dipertimbangkan potensi penguatannya berdasarkan parameter “Teknologi Tepat Guna” ; serta penyelarasan dengan kebijakan daerah dan potensi keberlanjutan. UKM-UKM yang disurvei untuk dikaji peluang penerapan TTG dan sustainability UKM tersebut dengan memberi nilai UKM pada setiap kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pokok tersebut adalah status teknologi, peluang penerimaan TTG, kecenderungan berkelompok, kedekatan dengan komunitas supplier, umur usaha keberadaan institusi pendamping, dan kapasitas dari sisi manajemen keuangan, skill personal, legalitas, pemasaran). Berdasarkan kriteria tersebut, berikut adalah penilaian (skor) terhadap UKM yang disurvei.
23
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
BAB III. RENCANA TINDAK LANJUT 3.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Sesuai dengan rencana, periode berikut akan difokuskan pada penyelesaian kegiatan persiapan teknikal implementasi teknologi asap cair, dan berbagai teknologi pengolahan ikan yang akan dilatihkan ke 5 UMKM sasaran. Ke arah pelaksanaan penerapan teknologi, komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Kelautan Perikanan Kota Kupang telah dilakukan sehingga kesiapan ke 5 UMKM sasaran serta hal lain yang terkait sudah dapat diperoleh. 3.2. Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Membangun jejaring kerja dengan : a) Pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; b) Perguruan Tinggi & Lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk; c) Tim RFLP FAO untuk pendampingan kegiatan pada UMKM
3.3. Rencana Lanjut Pemanfaatan Hasil Litbangyasa a) Kajian data penerapan TTG Olahan Ikan terhadap 5 UMKM sasaran b) Analisa produksi 5 UMKM sasaran c) Mengomunikasikan proses dan hasil kegiatan kepada pihak terkait d) FGD strategi penguatan UMKM Pengolah Ikan e) Penyusunan draft saran kebijakan
1.4. Rencana Pengembangan ke Depan Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; 1. Mendorong terwujudnya kemitraan dengan pihak swasta untuk mendukung pengembangan usaha, terutama pasar; 2. Membangun kemitraan dengan lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk. 3. Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung partisipasi dan pendampingan kegiatan pada kelompok masyarakat 24
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
BAB IV. PENUTUP Berdasarkan pada kenyataan bahwa hanya sekitar 15 % hasil laut yang diolah lanjut dengan sentuhan teknologi, maka kegiatan penerapan teknologi tepat guna olahan hasil laut di Kupang – Nusa Tenggara Timur ini dirancang. Dengan memfokuskan perhatian terhadap penguatan UMKM pengolah
ikan, diharapkan manfaat yang
diperoleh dari teknologi yang diterapkan terhadap UMKM terpilih akan dapat dirasakan kelak oleh lebih banyak kelompok masyarakat. Apakah melalui diseminasi teknologi antar mereka sendiri, atau pun dari meningkatnya peluang berpartisipasi di berbagai kegiatan pendukung. Dengan demikian, penerapan TTG Olahan Hasil Laut ini dapat menjadi sebuah upaya pendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yang mensejahterakan. Hal ini dapatt dicapai hanya melalui dukungan kebijakan pemerintah daerah, khususnya sektor terkait untuk menindak-lanjuti pendampingan terhadap unitunit usaha tersebut serta mengupayakan penguatan dan diseminasi teknologi nya untuk kepentingan masyarakat Kupang khususnya dan Nusa Tenggara Timur umumnya.
25
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 DAFTAR PUSTAKA Agusta, Ivanovich. 2009. “Penerapan Riset Aksi dalam Pemberdayaan dan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat”. (http://ivanagusta.files.wordpress.com/ 2009/04/ivanriset-aksi-pemberdayaan-masyarakat-indonesia.pdf, diakses 6Januari 2012). Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif. Kencana. Jakarta. Nawawi, Hadari, Hadari, Martini. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Riduan dan Akdon. 2006. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Alfabeta. Bandung. Shaffer, Ron & Summers, Gene F. (1989): Community Economic Development, pp. 173-195 dalam Christense, James A. & Robinson, Jerry W. Jr. Editors: Community Development In Perspective. Iowa State University Press, Iowa, USA. BPS. 2009. Produksi Perikanan Tangkap Menurut Provinsi dan Subsektor. [serial on line]. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=56¬ab=5. [20 Oktober 2010]. BPS Provinsi NTT, 2009. Nusa Tenggara Timur Dalam Angka. Fahruddin, A & Gatot, Y. 2008. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir.[serial on line].http://coastaleco.wordpress.com/2008/04/26/karakteristik-sosialekonomi-masyarakat-pesisir/.[30 Oktober 2010]. Firman, A. 2010. Pemanfaatan Hasil Laut Indonesia Perlu Dimaksimalkan.[serial on line]. http://www.antaranews.com/print/1287609790. [20 Oktober 2010]. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Putong, I. 2005. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rahim, A dan Diah. 2007. Ekonomika Pertanian. Jakarta: Penerbit Swadaya. Thohir, M. 2010. Masyarakat Pesisir.[serial on line]. http://staff.undip.ac.id/sastra/mudjahirin/2010/07/30/masyarakat-pesisir-2/. [30 Oktober 2010].
26
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
LAMPIRAN I. Hasil Survei Pemetaan dan Pengkajian TTG UKM Pengolahan Ikan di Kupang Dilakukan survey dengan jalan pengisisan kuesioner terhadap beberapa UKM yang nantinya akan digandeng dalam proses penerapan TTG, khususnya olahan ikan. Informasi awal dari UKM yang disurvey tersaji dalam tabel berikut: no
Nama UKM
Ketua Kelompok
Umur Usaha
Produk
1
Manise
Dortia
kerupuk, abon ikan
2
Savitry
Nurhayati
3
H&L
4
Legal
Lokasi
> 1 thn
PIRT ada
Perumnas Kota
kerupuk tenggiri
1991
PIRT ada
Kota
Dedi Ndun
kerupuk tenggiri
6 bln
PIRT ada
Penfui
Salma
Achmat
marning, kacang, dst (non ikan)
1992
PIRT ada
Koe timur
5
Sukiran
Mursidi
daging base, kerupuk kulit ikan
1980
PIRT ada
Kolhua-Sikumana
6
Tanpa Nama
Anselma
kripik, mete, sirup
2008
Tidak ada
Penfui-Baumata
7
Mandiri
Maria
ikan (abon, dendeng)
1997
Dalam proses
Oesapa
8
Bunga Rumput
Sebakola
(pilus) rumput laut base ( dodol, puding)
2008
Tidak ada
Pasir Panjang-Oesapa
9
Sisuka
Epa Lomiga
abon cakalang, ikan asap
2007
PIRT ada
Oebobo
10
Mawar Sejati
Wilhemina
abon tuna, dendeng, stik tuna
2009
PIRT ada
Lasiana
11
Tanpa Nama
Telda
abon, dendeng, ikan kering
2009
Tidak ada
Oesapa
12
Ikan Asap
Sakah
ikan asap
2011
Tidak ada
Oeba/Pelabuhan
27
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
LAMPIRAN II. Hasil Penerapan TTG untuk Penguatan Mitra Kerja UKM Olahan Ikan Ikan di Kupang no
Nama UKM
Ketua Kelompok
Umur Usaha
Produk
1
Manise
Dortia
kerupuk, abon ikan
2
Savitry
Nurhayati
3
H&L
4
Legal
Lokasi
> 1 thn
PIRT ada
Perumnas Kota
kerupuk tenggiri
1991
PIRT ada
Kota
Dedi Ndun
kerupuk tenggiri
6 bln
PIRT ada
Penfui
Salma
Achmat
marning, kacang, dst (non ikan)
1992
PIRT ada
Koe timur
5
Sisuka
Epa Lomiga
abon cakalang, ikan asap
2007
PIRT ada
Oebobo
6
Tanpa Nama
Anselma
kripik, mete, sirup
2008
Tidak ada
Penfui-Baumata
7
Mandiri
Maria
ikan (abon, dendeng)
1997
Dalam proses
Oesapa
8
Bunga Rumput
Sebakola
(pilus) rumput laut base ( dodol, puding)
2008
Tidak ada
Pasir Panjang-Oesapa
10
Mawar Sejati
Wilhemina
abon tuna, dendeng, stik tuna
2009
PIRT ada
Lasiana
11
Tanpa Nama
Telda
abon, dendeng, ikan kering
2009
Tidak ada
Oesapa
12
Ikan Asap
Sakah
ikan asap
2011
Tidak ada
Oeba/Pelabuhan
9
Catatan : UKM-UKM yang disurvei untuk dikaji peluang penerapan TTG dan sustainability UKM tersebut dengan memberi nilai UKM pada setiap kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pokok tersebut adalah status teknologi, peluang penerimaan TTG, kecenderungan berkelompok, kedekatan UKM dengan komunitas supplier, keberadaan institusi pendamping, umur usaha, dan kapasitas UKM (dari sisi manajemen keuangan, skill personal, legalitas, pemasaran).
28
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 LAMPIRAN III. KOMUNIKASI dengan FAO Kupang Sent: 30 Mei 2012 17:21 To: Akhmad Rikhun Cc: Salka, Amin (FAO SD); carolina; Suhendra (FAOID); Sutarto, Ardanti (FAOID) Subject: Re: data Mitra binaan TTG LIPI di Kupang 2008 Dear Pak Rikhun Terima kasih atas informasinya perihal rencana kegiatan FAO bulan juni 2012. Tim TTG (teknologi tepat guna) - LIPI an. Sukarwanto rencana akan berangkat tgl 6 Juni selama 14 hari untuk membantu para UKM mitra binaan yang telah dilakukan survei sebelumnya (data di attachment) bersama tim DKP Kota Kupang. Maaf waktu itu belum mengetahui kegiatan FAO Kupang (belum kenal dengan pak Amin n p. Rikhun) jadi sepertinya tidak koordinasi dengan FAO Kupang. Kegiatan utama adalah memperkuat mitra UKM dalam penerapan TTG olahan hasil laut seperti abon ikan, dendeng ikan, kerupuk cumi, bandeng tanpa duri, ikan asap dan awetan ikan (menggunakan liquid smoke). Peralatan pembuatn asap cair belum bisa kami kirimkan karena keterbataan dana. sementara yang kami kirimkan produk asap cairnya saja. Saat ini produk asap cairnya sdh ada di kupang. pada saat tim LIPI sdr. Sukarwanto ke kupang akan bertemu pak rikhun u koordinasi sekaligus menawarkan pelatihan bagi kader FAO untuk bersama mitra ukm untuk TTG yang kami bawa. Ada kemungkinan tim kami tidak bisa bersama-sama mengikuti kegiatan tim FAO karena jadwal kami juga sangat ketat. Melihat jadwal FAO pada awal Juni ada teman2 dari BPKP u olahan Lele, sekiranya akan melatihkan penggunaan asap cair nanti dapt kami bantu materi asap cairnya jika memang teman2 BRKP dan FAO berkenan. Salam NTTArie2012/5/30 Akhmad Rikhun
[email protected] Jun 24 (9 days ago) to antonius_skw, Juli, me, ariesbgx, Arie, Amin, Suhendra, Ardanti, carolina Yth, Pak Arie, Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan LIPI dalam kegiatan FAO RFLP INS di kupang. dimana para pengolah kami telah mendapatkan ilmu yang banyak mengenai pengolahan ikan seperti ikan asap, abon ikan, kerpuk dan lainn dengan menggunakan teknologi asap cair pada pengolah binaan FAO. Sesuai dengan hasil pembicaraan kita sebelumnya mengenai sinkronisasi kegiatan FAO RFLP INS dan LIPI, beberapa point penting yang mungkin kita bicarakan, dan juga setelah berdiskusi dengan pak sukarwanto dan pa bambang. Sebagai berikut : 1. Ceramah penyuluhan keamanan pangan oleh dinas kesehatan : dalam kegiatan ini sudah saya bicarakan dan telah di follow up oleh pak bambang kepada pengolah binaan FAO pada 2 kelompok binaan kami yaitu Bu dorce (setia kawan) dan bu wilhelmina (mawar sejati sesuai dengan produk yang di latih oleh pak sukarwanto, proses uji lab telah dilakukan dan pak bambag minggu ini akan melakukan proses administarsi ke Dinas kesehatan, berhubung pak bambang hari selasa akan balik ke subang, maka saya akan menyuruh team untuk mengambil sertifikat yang diterbitkan oleh Dinkes. Sehigga para pengolah segera memproduksi produknya 29
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012 2. Fasilitasi setifikat halal dengan MUI : saya sangat setuju dengan hali , agar produk kami lebih mendapatkan jaminan mutu dan nilai tawar yang tinggi dalam memasarkan produknya, mungkin perlu kita bicarakan kontribusi dari FAO RFLP INS dan LIPI mengenai hal ini 3. Uji kandungan gizi (nutrition fact)saya telah membicarakan hal ini dengan pak bambang mengenai kegiatan ini, ada beberapa point penting yang kita dapatkan dalam hal yang bisa menjadi bahan diskusi sebagai berikutFAO RFLP INS akan mengirimkan produk ke LIPI, Untuk dilakukan pengujian produk (nutrition fact), dimana LIPI sangat berpengalaman dalam uji ini dan mempunyai Laboratorium yang lengkap. - Hasil uji nanti akan kami cantumkan pada kemasan produk nantinya 4. Cetak label setelah certifikat lengkap dan ada uji labDari hasil diskusi dengan pak bambang, beberapa point penting yang kami dapatkan sebagai berikut :Untuk kemasan produk olahan binaan FAO RFLP INS, kami berharap LIPI bisa menfasilitasi kami dalam beragam jenis kemasan produk olahan sesuai produk olahan yang dikembangkan di kupang, selain itu design yang menarik untuk kemasan tersebutUntuk biaya kemasan akan ditanggung oleh FAO RFLP INSSelain itu, hal ini juga kami berharap ada TTG dalam alat pengemasan produk contohnya alat penutup botol, sealer, vacum sealer dan lain-lain 5. Bangun rumah desain (rumah kemasan). Dalam hal ini juga kami telah bicarakan dengan pak bambang mengenai hal ini, dengan beberapa point penting sebagai berikut : Dari informasi pak bambang bahwa LIPI telah membuat rumah desain di kuanino (Kupang) bekerjasama dengan dinas UMKM kota kupang, akan tetapi sampai saat ini tidak berjalan dengan sesuai yang diinginkan. Mungkin perlu pembicaraan yang intesif mengenai status rumah kemasan dengan dinas UMKM, agar kedepan nantinya untuk mengfungsikan kembali fasilitas ini, menurut informasi dari pak bambang bahwa alat-alat yang diberikan tidak terawat dengan baik dan petugas yang diharapkan untuk mengelolanya telah berpindah tugas. 6. Produksi asap cairTTG ini telah kami terapkan pada pengolah binaan FAO RFLP INS baik dari intervensi LIPI dan pelatihan yang baru saja kami lakukan dikupang bersama balai riset kelautan dan perikanan (BRKP)-KKP sehingga kedepan nantinya teknologi ini bisa menjadi pengganti pengolahan ikan asap yang selama ini menggunakan kayu kosambi. Untk keberlanjutan TTG ini perlunya dibangun fasilitas produksi asap cair supaya tidak terjadi ketergantungan asap cair dari jawa. Oleh karena itu pak bambang telah mendapatkan pihak yang akan memproduksi asap cair yaitu pak dedi ndun dikawasan tarus (kab. Kupang), dimana beliau setuju untuk memberikan lahan untuk ditempatkan fasilitas alat tersebut. Selain itu asap cair yang telah diberikan oleh LIPI melalui pak sukarwanto akan kami bagikan kepada pengolah kami untuk digunakan, untuk mengantisipasi asap cair yang telah habis maka perlu secepatnya pembuatan fasilitas produksi asap cair oleh LIPI Mungkin hal ini bisa saya sampaikan, agar menjadi pertimbangan untuk kedepan nantinya sinnkronisasi kegiatan FAO RFLP INS dan LIPI Regards, Akhmad Rikhun NC. Fisheries Post-Harvest & Marketing.Regional Fisheries Livelihoods 30
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Lampiran IV : PROSES PRODUKSI PEMBUATAN IKAN PERISA ASAP CAIR
31
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Lampiran V : PROSES PRODUKSI PEMBUATAN ABON IKAN
32
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Lampiran VI : PROSES PRODUKSI PEMBUATAN DENDENG IKAN
33
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Lampiran VII : PROSES PRODUKSI PEMBUATAN IKAN PERISA ASAP CAIR 34
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Lampiran VIII : PROSES PRODUKSI PEMBUATAN KERUPUK CUMI
35
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
36
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Pasae Ikan di Oebobo dan Oesapa sebagai Pusat Perdagangan Ikan Laut Segar di Kupang, April 2012
Epalomiga sejak dulu sudah memproduksi Ikan Asap Langsung dengan bara api, kini sudah mempraktekkan ikan asap dengan perisa asap cair, April 2012
Pelatihan Pembuatan Olahan Ikan : Dendeng, Kerupuk dan Ikan Asap dengan perisa Asap Cair. Pelatihan di Kelompok Manise Pasir Panjang Kupang. Juni 2012
Praktek Pembuatan Dendeng Ikan, ada perbaikan proses pemberian bumbu dan lama perendaman. Rasa Dendeng lebih lunak dan gurih. Proses juga lebih cepat. Kelompok Mandiri, Dortia Oesapa, Juni 2012
Ikan dengan proses perisa asap yang usdah matang setelah dioven, siap disajikan. Semua kelompok mencoba teknologi ini. Ada 8 kelompok yang mempraktekkannya. Juni 2012
Bahain Ikan Laut dan Ikan Lele, sangat disukai setelah dimsak dengan perisa asap cair
Pelatihan Proses Pengolahan Ikan denagn Perisa Asap Cair di Mitra Kerja UMKM Kupang, Juni 2012 Dipraktekkan untuk Ikan Laut dan Ikan Lele, produknya sangat disukai dan mulai dipasarkan berdasarkan pesanan. Kelompok Manise Dortia Juni 2012
37
Penggunaan Oven Roti ternyata cukup tepat guna untuk sementara. Sementara Oven listrik milik Dedi Dun masih terasa mahal bagi sebagian kelompok, Juni 2012
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Alat Perajang Manual telah pula dikenalkan kepada kelompok Mitra Kerja. Selama ini mereka menggunakan pisau biasa. Hasil dengan alat ini ukuran kebih tipis, konsisten ukurannya dan lebih cepat.
Pelatihan pembuatan Kerupuk Ikan dan Cumi di Kupang, Juni 2012
38
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Berbagai Desain Label Daru sudah disiapkan oleh Tim PKPP untuk membantu Mitra Kerja agar produk mereka lebih menarik dan meningkatkan kepercayaan diri bahwa produk mereka tidak kalah mutu dengan dengan produk-produk dari luar daerah., Juni 2012
39
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
40
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
41
Laporan Kemajuan PKPP- I : 227 Thn 2012
Jenis Kemasan baru yang dikenalkan kepada Mitra Kerja Kupang, kemasan abon ikan 100 Gram, sangat cocok untuk oleh-oleh keluar daerah
42