PELAKSANAAN NILAI-NILAI GOTONG ROYONG DALAM PERAYAAN KUPATAN DI MASYARAKAT KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK
JURNAL
OLEH LINDA YULIATI NIM 209811424293
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN APRIL 2013
1
2
PELAKSANAAN NILAI-NILAI GOTONG ROYONG DALAM PERAYAAN KUPATAN DI MASYARAKAT KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK
JURNAL Diajukan kepada Universitas Negeri Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam menyelesaikan program sarjana Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Oleh Linda Yuliati NIM 209811424293
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN APRIL 2013
3
PELAKSANAAN NILAI-NILAI GOTONG ROYONG DALAM PERAYAAN KUPATAN DI MASYARAKAT KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK
1) Linda Yuliati, 2) Prof. Dr. Suko Wiyono S.H, M.H, 3) Drs. Suparlan Al Hakim, M. Si Prodi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Email:
[email protected]/
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keunikan perayaan ketupat masyarakat Durenan dan nilai gotong royong pada masyarakat Durenan menjelang perayaan ketupat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan diskriptif kualitatif. Peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan observer partisipatif dalam mengumpulkan data-data di lapangan yaitu di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Prosedur pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan mencatat hasil dilapangan, mengumpulkan data, mencatat dan menelaah seluruh hasil data dan peneliti berfikir untuk menjabarkan makna atau tulisan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kupatan di Kecamatan Durenan ini sudah menjadi tradisi masyarakat Durenan dari dulu sampai sekarang bahkan kupatan ini sudah menjadi cirri khas masyarakat Durenan, nilai gotong royongpun tampak pada pelaksanaan perayaan ketupat pada kegiatan (1) bersih desa (2) Ziarah ke makam Mbah Mesir (3) istighosah (4) kegiatan inti yaitu arak-arakan banjari, ketupat. Kata kunci: Kupatan dan Gotong Royong
Abstract: The purpose of this study was to determine the uniqueness of the diamond celebration Durenan and mutual assistance on community values ahead Durenan ketupat celebration. The method used in this study is a qualitative descriptive approach. Researchers act as data collectors and participatory observer
4
in collecting data in the field is in District Durenan Trenggalek. Data collection procedures include observation, interviews, and documentation. While the data analysis is done by recording the results of the field, collect data, record and analyze all the data and the results investigators to describe the meaning of thinking or writing. The results showed that kupatan in District Durenan has become a community tradition Durenan from the beginning until now this has become even kupatan hallmark Durenan society, the value of cooperation royongpun looks at the implementation of celebration diamond in activities (1) clean village (2) Pilgrimage to the tomb of Mbah Egypt (3) istighosah (4) core activities, namely the procession banjari, ketupat. Keywords: Kupatan and Mutual Aid Latar Belakang Masalah Kecamatan Durenan memiliki tradisi setiap tahunya yaitu perayaan kupatan. Keunikannya, lebaran kupatan ini merupakan lebaran utama dalam tradisi masyarakat Kecamatan Durenan, utama dalam hal ini adalah puncak dari keramain itu sendiri, yang istimewa, dalam lebaran ketupat, hampir setiap rumah warga menyediakan makanan ketupat khas Durenan. Landasan Teori kebudayaan merupakan perkembangan dari bentuk jamak “budi daya” artinya daya dan budi, kekuatan dari akal. Jadi kebudayaan adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia karena pemikiran dan karyanya (Koentjaraningrat, 1990:5). Wujud kebudayaan ada tiga yaitu Wujud pertama kebudayaan adalah ide dari kebudayaan, wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut sistem sosial, mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri, wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan memerlukan keterangan banyakgotong royong adalah bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan azas timbal balik yang mewujudkan adanya ketentuan social dalam masyarakat. Gotong royong dapat terwujud dalam bentuk spontan (Purna dan Wahyuningsing,1996:53). Permasalahan Penelitian 1.
Bagaimana sejarah lahirnya tradisi hari raya kupatan bagi masyarakat Durenan Kecamatan Durenan ?
2.
Bagaimana proses perayaan hari raya Kupatan di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek?
5
3.
Bagaimana praktik nilai-nilai gotong royong dalam perayaan hari raya kupatan masyarakat Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek?
4.
Apakah kendala yang timbul dalam merayakan hari raya kupatan di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, dan bagaimanakah usaha-usaha untuk mengatasinya?
Harapan Penelitian 1.
Bagi Penulis Sebagai motivasi untuk mendorong timbulnya karya-karya selanjutnya.
2. Bagi LembagaAkademik Fakultas Ilmu Sosial Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi teman-teman yang minat masalah sosial. Dengan tambahan referensi ini dapat digunakan oleh teman-teman diseluruh Nusantara 3.
Bagi Masyarakat Penulis beharap masyarakat luas bisa memahami arti sebuah lebaran kupatan yang baik, kritis dan kreatif dalam mendukung suatu tradisi yang sudah membudaya.
4. Guru PKn Sebagai tambahan wawasan serta menambah ilmu pengetahuan akan kebudayaan serta tradisi-tradisi yang ada di Indonesia 5. Pengembangan ilmiah Sebagai reverensi yang mungkin nantinya akan terjadi penelitian berikutnya bagi peneliti berikutnya, sehingga akan terjadi penelitian yang berkelanjutan serta menambah pengetahuan dari kehidupan masyarakat Kecamatan Durenan. METODE Metode ini dilakukan melalui studi tentang populasi tertentu, sensus, survei pendapat masyarakat, analisis dokumen, laporan insiden kritis (critical incident report)analisis skor tes, observasi staf terhadap praktek adminitrasi untuk teknisi menengah (Usman dan Akbar, 2003:4).
6
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, artinya mencatat secara teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat, di dengar dan dibacanya (lewat wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi dan lain sebagainya. Kehadiran peneliti di sini sangat penting dan berperan dalam penelitian kualitatif, karena peneliti kualitatif ini memiliki esensi adanya situasi yang alami untuk memecahkan permasalahan praktis atau untuk meningkatkan kualitas praktis. Lokasi penelitian di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Sumber penelitian ini dari Toga, dan Tomas, maupun aparat. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data diskriptif kualitatif, yaitu dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan (Arikunto, 2002:253). Tahap-tahap penelitian (1) tahap orientasi atau pra lapangan, dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, (2) Tahap persiapan dilakukan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan selanjutnya menarik kesimpulan, (3) Tahap pelaporan dalam tahap pelaporan ini adalah menyususn hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian.
HASIL Kyai Haji Mohammad Yahuda
Kyai Haji Abdul Mesir (memiliki sepuluh anak yang menyebar di daerah daerah guna menyiarkan agama-agam, seperti di Kediri pondok Lirboyo, Pare, Ploso, diponorogo ada pondok Joresam, di blitar jug dan lain-lain, yang berada di Trenggalek Kecamatan Durenan ini ada Kyai Haji Imam Mahyin.Yang mendirikan pondok pesantren Kyai Haji Ahmad Mu’in
Kyai Haji Abdul Fattah
7
(yang sampai sekarang meneruskan kupatan dari keluarganya tersebut) sampai diikuti oleh masyarakat sekitarnya.
Proses persiapan pelaksanaan perayaan kupatan Tahap persiapan 1. Kerja bakti
Gambar 6. Pemuda-pemudi Karang Taruna dan masyarakat Kendal Rejo sedang melakukan kerja bakti. 2. Ziarah ke makam Mbah Mesir Satu hari sebelum hari H Ziarah kubur dimakam mbah Mesir di Masjid Joglo Semarum, tuuan ziaroh kubur ini adalah mengirim do’a kepada beliau yang telah berjasa didalam penyebaran agama islam di wilayah Kecamatan Durenan khususnya dan Kabupaten Trenggalek pada umumnya 3. Puasa syawal selama enam hari. 4. Pelaksanaan istigizah
8
Gambar 10 dan 11 Pelaksanaan IstigoZah di pondok Babul ulum menjelang Isa
Tahap Pelaksanaan Hari Raya Kupatan Arak-arakan ketupat dan banjari
Gambar arak-arakan ketupat yang di pegang oleh pemuda karang taruna, dengan dilihat antusias masyarakat
Gambar arak-arakan banjari
Aarak ini dilakukan dari pondhok Babul ulum menuju ke Masjid Mukmin, yang perjalanannya kurang lebih 2 kg, arak-arakan yang diikuti warga Kecamatan Durenan ini sangat ramai dan menyenangkan. Upacara Hari Raya Kupatan
9
Setelah arak-arakan berjalan sampai pondhok Al Mukmin dari pondhok Babul Ulum kira2 kurang lebih 2 km, kemudian berhenti dan mendengarkan tausiah atau pencerahan dari kyai/gus Yasin Bustomi, jadi arakarakan tersebut berjalan dari jam 05.30-08.00. Di Pondhok itu setelah mendengarkan tahusyah tersebut para masyarakat memakan kupat atau ambeng yang di bawanya tersebut, di makan bersama-sama.
Gambar 21. Kyai Haji Bustomi yang sedang melakukan sedikit pencerahan dan memberika doa keselamatan. Penutup Sekitar jam 08.00 dibubarkan oleh Kyai Haji Bustomi, dan para masyarakatpun kembali pulang ke rumah masing-masing untuk menjamu para tamu-tamu yang datang kerumah masing-masing, masyarakatpun repot dengna sendirinya. Proses perayaan kupatan ini makan-makan dan terima tamu saja, siapapun orangnya yang datang kerumah baik itu dikenal maupun tidak dikenal, tidak masalah bagi masyarakat Kecamatan Durenan, seperti yang dikatan oleh Bapak Mopit selaku kepala Desa Kendal Rejo. Prosesnya makan-makan biasa dan terima tamu, baik dikenal maupu tidak dikenal, semisal satu orang yang dikenal, la mereka kan membawa teman
10
sebanyak-banyaknya datang kerumah, tidak apa-apa mbak.(WW.10.00/21 Januari 2013). Kendala dan usaha yang yimbul saat perayaan kupatan Macet Kemacetan lalu lintas memang krusial disaat ada kegiatan besar, hal ini sudah tidak diresahkan lagi bagi masyarakat. Namun kemacetan yang terjadi di Kecamatan Durenan ini sangatlah besar dan menutupi jalan khususnya di daerah Semarum, Durenan, Kendal Rejo, Ngadisoko dan Pandean, kemacetan yang terjadi sangatlah sulit untuk dijangkau. Kendala yang timbul saat perayaan tiba yaitu pasti kemacetan lalu lintas, hapir 2 kg macet total. Dan perempatan lampu merah itu pasti ditutup dan dialihkan ke jalan lain, hal ini sudah diturunan kurang lebih 300 personil aparat(TNI, KEPOLISIAN,MUSPIDA, DLAJ) baik itu dari kabupaten maupun dari Durenan sendiri .ujar Kyai Abdul Fattah (WW. 08.00/19Januari 2013) Usaha yang harus dilakukan yaitu Para aparat harus diturunkna untuk megatasi kemaceten tersebut, dan ruas jalan raya harus dialihkan, agar tidak terjadi kemacetan, aparat harus selalu siap siaga, di berbagai penjuru jalan, jalan yang keci bahkan masuk-masuk harus di jaga dan dikondisikan agar jalanan tetap terjaga dengan baik dan aman. Dana Tidak hanya itu saja kendala yang muncul dana, karena dana yang keluar itu dari warga kecamatan durenan milik warga sendiri tidak ada kontribusi dari Kabupaten bahkan pihak aparatpun cuma mapir makan, di rumah warga-warga, itupun tidak hanya satu sampai dua kali bahkan berkali kali, padahal pihak Kabupaten banyak menurunkan personil, hal inilah yang juga menjadi kegalauan masyarakat Durenan, seperti yang dikatakan oleh Bapak Camat. Tidak ada mbak sumbangsi Dana dari Kabupaten, padahal Kabupaten menurunkan personil banyak, itupun smuanya mampir ke rumah-rumah warga makan gratis berkalikali di rumah warga setempat mau tidak diperbolehkan itu ya gimanan lagi. Seharusnya ada sumbangsih dana dari kabupaten, biar bagaimanapun kapupaten juga ikut andil.(WW. 10.00/18 Januari 2013).
11
Usaha untuk mengatasi kendala tersebut yaitu ada sumbangan dari Kabupaten, kaena Kabupaten yang paling banyak menurunkan personil, dan personilnya semuanya mendapat konsumsi dari masyarakat durenan, tidak hanya 2 sampai 3 kali saja, bahkan berkali-kali. Kesimpulan dan saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1.
Sejarah lebaran kupatan Kyai Haji Abdul Mesir putera dari Kyai Haji Muhammad Yahuda, yang memiliki 10 anak yang menyebar di Daerahdaerah guna menyebarkan agama-agama, sepeti Kediri, pondok Lirboyo, Pare, Ploso, diponegoro ada pondk joresan dan lain-lain, dan anaknya yang berdomisili di Kabupaten Trenggalek ini yaitu Kyai Haji Imam Mahyin, yang mendirikan pondok pesantren. Kemudian Kyai Haji Imam Mahyin memiliki putera Kyai Haji Ahmad Mu’yin, dan beliau in memiliki putra yang bernama Kyai Haji Abdul Fattah yang sampai sekarang meneruskan kupatan dari keluarganya, sampai diikuti oleh masyarakat sekitar.
2.
Proses perayaan lebaran kupatan yaitu yang pertama, persiapan yaitu kerja bakti lingkungan yang diikuti oleh Desa Kendal Rejo, selanjutnya ada ziaroh ke makam mbah Mesir, sore harinya buka bersama-sama dengan tokohtokohyang bertempat di Babul Ulum, kemudian pelaksanaan istigozah. Pada tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan hari raya kupatan yaitu arak-arakan ketupat dan banjari yang disertai oleh masyarakat sekitar, dengan diberangkatakan oleh Kiyai Haji Abdul Fattah Mu’in dari pondok Babul Ulum. Sampai di masjid Mukmin dapat tausiah dari Kyai Haji Bustomi dan sampai sekitar jam 08.00 WIB dibubarkan, kemudian masyarakat kembali pulang kerumah masing-masing.
3.
Praktik nilai gotong royong ini nampak pada gotong royong kegiatan kerja bakti sebelum lebaran ketupat, gotong royong pada pembuatan ketupat raksasa yang dilakukan oleh para pemuda pemudi karang taruna. Kemudian gotong royong pada pelaksanaan istigosah di pondok Babul Ulum, selain itu
12
gotong royong juga nampak pada perayaan hari raya kupatan 4.
Kendala yang dihadapi saat lebaran ketupat yaitu macet dan dana, dan solusinya harus adanya personil yang diturunkan di Kecamatan Durenan sebanyak-banyaknya, untuk mengatasi kemacetan lalulintas yang ada, untuk kendala dana, harus adanya sumbangan dari pihak Kabupaten Trenggalek karena pihak Kabupaten banyak sekali menurunkan persolil, aparat untuk terjun di Durenan.
B. Saran 1.
Bagi pemerintah Kabupaten Trenggalek agar menginventaris Kupatan sebagai warisan dan nilai budaya yang harus dilestarikan serta ditranfomasikan buat generasi muda. Selain itu juga pemerintah Kabupaten Trenggalek juga member sumabnagn dana kepada masyarakat Durenan untuk sedikit memenuhi kebutuhan lebaran ketupat
2.
Bagi masyarakat Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek hendaknya menyadari akan pentingnya melestarikan kebudayaan yang ada di Kecamatan Durenan ini, bisa mengembangkan yang lebih baik namun jangan melupakan antara yang sakral dengan yang profan (bersifat keduniawian).
3.
Bagi Fakultas Ilmu Sosial hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai informasi tambahan dan bisa digunakan sebagai referensi.
4.
Bagi pengembangan ilmiah, sebaiknya hasil penelitian ini digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan baik dibidang teoritis maupun dibidang praktis yang berkaitan dengan pelaksanaan nilai-nilai gotong royong dalam perayaan kupatan di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
13
Daftar Rujuka
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rineka Cipta Koentjaraningrat.1990. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta:Rineka Cipta Purna, Made & Wahyuningsyih, Astuti. 1996. Macapat dan Gotong Royong.Jakarta: Putri Sejati Raya. Usman, Husaini & Akbar Stiady.2003.Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara