IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI
Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
i
IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI
ABSTRACT Gotong royong merupakan ciri khas budaya Indonesia yang dimiliki sejak dahulu kala. Gotong royong tumbuh dari diri sendiri, karena masyarakat pedesaan sadar bahwa dalam kehidupannya hakekatnya tidak terlepas dari saling ketergantungan antarsesama, sehingga masyarakat pedesaan selalu berusaha untuk memelihara hubungan yang baik dengan sesamanya supaya tercapai hubungan yang harmonis dan sejahtera. Gotong royong memperlihatkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama demi kepentingan bersama untuk mencapai satu tujuan. Gotong royong dalam masyarakat sangatlah penting, segala pekerjaan akan lebih ringan dan cepat terselesaikan. Agar gotong royong selalu terjaga supaya tidak luntur diperlukan suatu usaha dan kesadaran pada diri sendiri karena dengan gotong royong akan tercipta rasa kesatuan dan persatuan di dalam kehidupan masyarakat pedesaan maupun di perkotaan.
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................
3
A. Pendekatan .........................................................................
3
1.
Pendekatan historis ......................................................
3
2.
Pendekatan sosiologis ..................................................
3
B. Pembahasan ........................................................................
4
BAB III PENUTUP ................................................................................
5
Kesimpulan ...............................................................................
5
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
6
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak
nikmatnya
kepada
kami.
Sehingga
kami
mampu
menyelesaikan Makalah Pendidikan Pancasila ini sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pancasila. Pembuatan
makalah
ini
menggunakan
metode
study
pustaka,
yaitu
mengumpulkan dan mengkaji materi Pendidikan Pancasila dari berbagai referensi, agar makalah yang kami susun dapat memberikan informasi yang akurat. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman akan kesadaran pentingnya bergotong royong dalam bermasyarakat dan juga dapat membangkkitkan semangat nasionalisme yang semakin luntur sehingga diharapkan dengan makalah ini dapat menjadikan motivasi dengan semangat kebangsaan nasionalisme Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Tahajudin S, Drs sebagai pengajar mata kuliah Pancasila yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia khususnya Desa Sruni, sebagaimana yang tertuang dalam pancasila yaitu sila ke- 3 “Persatuan Indonesia”. Perilaku gotong royong yang telah dimiliki Bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Gotong royong merupakan kepribadian bangsa dan merupakan budaya yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong tumbuh dari diri sendiri, perilaku dari masyarakat. Nilai budaya tersebut dipelihara dan dikembangkan serta diwariskan kepada generasi penerusnya tetapi ada juga yang tidak berkembang dan akhirnya punah. Salah satu budaya yang perlu diwariskan kepada generasi penerus yaitu budaya gotong royong. Kegiatan gotong royong merupakan salah satu nilai budaya bangsa sering dilakukan dalam kehidupan masyarakat seharihari, khususnya pada masyarakat pedesaan. Kehidupan masyarakat pedesaan tidak terlepas dari hidup bergotong-royong, sistem kehidupannya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Aktivitas gotong-royong biasanya tidak hanya menyangkut lapangan bercocok tanam atau pertanian saja, tetapi juga menyangkut lapangan kehidupan sosial lainnya seperti dalam hal : 1.
Kematian, sakit, atau kecelakaan.
2.
Pekerjaan rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah.
3.
Pesta – pesta, misalnya mengawinkan anaknya.
4.
Mengerjakan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan dan jembatan.
Masyarakat pedesaan melakukan kerja sama secara bergotong royong karena masyarakat pedesaan sadar bahwa di dalam kehidupannya pada hekekatnya
1
tidak terlepas dari saling ketergantungan antarsesama, sehingga masyarakat pedesaan selalu berusaha untuk memelihara hubungan yang baik dengan sesamanya. Sikap gotong royong memiliki nilai – nilai luhur yang positif karena dapat memeratakan kepentingan bersama juga kepentingan individu. Sikap gotong royong merupakan salah satu sikap positif dalam mentalitas bangsa Indonesia, sehingga bisa dijadikan aspek penunjang dalam pembangunan. Kenyataan menunjukan nilai budaya ini sudah mulai luntur dan mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mangalami banyak perubahan seiring dengan kemajuan zaman. B. Rumusan Masalah 1. Apakah masyarakat pedesaan di Sruni masih menerapkan perilaku gotong royong? 2. Apakah bentuk gotong royong dalam masyarakat pedesaan di Sruni sudah terlaksana dengan baik?
2
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendekatan : 1. Pendekatan Historis “Gotong Royong” adalah faham yang dinamis, lebih dinamis dari “Kekeluargaan”. Kekeluargaan adalah satu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota yang terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe. Menyelesaikan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, bersama-sama. Gotongroyong adalah pembantingan-tulang
bersama,
pemerasan keringat
bersama, perjuangan bantu membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Prinsip Gotong Royong diatara yang kaya dan yang tidak kaya, antara yang Islam dan yang Kristen, antara yang bukan Indonesia tulen dengan peranakan yang menjadi bangsa Indonesia.
2. Pendekatan Sosiologis Secara sosiologis rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan, dan yang bersama - sama mendiami suatu wilayah tertentu untuk melestarikan lingkungannya. Dengan pelestarian lingkungan secara bersama dapat menyelamatkan bumi dari perubahan iklim dan sifat kebersamaan
gotong
royong
juga
tercermin
dalam
mekanisme
pengambilan keputusan yang dilakukan pula secara musyawarah dan mufakat.
3
B. Pembahasan Masyarakat di desa Sruni dalam menyelesaikan pekerjaan di lakukan secara bersama - sama menikmati hasil pekerjaan tersebut secara adil. Contohnya, dengan membangun jembatam dilakukan dengan bergotong royong dan membersihkan lingkungan sekitar, dengan demikian pekerjaan terasa ringan dan cepat selesai dan hasilnya bisa dirasakan bersama - sama. Atau suatu usaha atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing. Dengan adanya gotong royong kerukunan warga pun semakin dekat dan sejahtera. Gotong royong merupakan suatu istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama - sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Bersama sama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, dan kekeluargaan. dengan begitu masyarakat di desa Sruni telah membentuk kelompok bersih – bersih lungkungan yang anggotanya ibu – ibu PKK. Dengan adanya kelompok tersebut setiap minggu rutin membersihkan lingkungan agar lingkungan selalu bersih dan nyaman.
4
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gotong Royong merupakan budaya bangsa Indonesia sejak jaman dahulu yang mencerminkan adanya kesatuan yang bercirikan kekeluargaan. Dengan adanya gotong royong di dalam kehidupan masyarakat semua bentuk pekerjaan akan terasa mudah dan cepat selesai. Dan rotong royong dilakukan dengan iklas dan tanpa pamprih. Oleh karena itu, penerapan perilaku gotong royong sangatlah penting di dalam kehidupam bermasyarakat pedesaan maupun perkotaan. Dengan adanya gotong rotong kita telah mempersatukan rakyat Indonesia sesuai dengan sila Persatuan Indonesia karena hubungan dalam masyarakat semakin dekat dan menciptakan suasana yang harmonis dan sejahtera.
5
DAFTAR PUSTAKA Andrain, Harles. 1992. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Tiara Wacana: Yogyakarta. Louer, H. Robert. 1993. Perpektif Tentang Perubahan Sosial. Rineka Cipta: Jakarta.
6