PUTUSAN Nomor : 0625/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai gugat antara :
PENGGUGAT, warga negara Indonesia, kelahiran Pasuruan, 28 Maret 1973, Agama Islam, status perkawinan kawin, pekerjaan guru Sekolah Menengah Atas Negeri, Kabupaten Pasuruan,
dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Mirza Iskandar Effendy, S.H. dan Eny Suastuti, S.H., M.Hum, para advokat dan konsultan hukum pada Kantor Hukum “Mirza Iskandar Effendy & Rekan”, yang berkedudukan hukum di Kota Surabaya dan beralamat kantor di Perumahan Puri Indah, jalan Pandugo Timur III/1 Blok A/53, Penjaringan Sari, Rungkut, Surabaya 60297, selanjutnya disebut Penggugat;
Melawan
TERGUGAT, warga negara Indonesia, kelahiran Bojonegoro, 09 Februari 1971, Agama Islam, status perkawinan : kawin, pekerjaan prajurit Tentara Nasional Indonesia, Kabupaten Malang, selanjutnya disebut Tergugat; Pengadilan Agama tersebut ; Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara; Setelah mendengar keterangan Penggugat dan telah memeriksa bukti-bukti yang diajukan Penggugat di persidangan; halaman 1 dari 10 halaman
TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya bertanggal 11 Mei 2011 yang telah
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan dengan
register perkara Nomor : 625/Pdt.G/2011/PA.Pas, yang pada pokoknya mengajukan gugat cerai terhadap Tergugat dengan alasan-alasan sebagai berikut; 1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan akad nikah di Pasuruan pada hari minggu tanggal 06 Juni 1993 Masehi atau bertepatan dengan tanggal 15 Besar 1414 Hijriah, sebagaimana Kutipan Akta Nikah No. XXXXXX tertanggal 07 Juni 1993 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan; 2. Bahwa saat melangsungkan akad nikah Penggugat masih kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI, sedangkan Tergugat telah bekerja sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia dengan pangkat Prajurit Satu (Pratu); 3. Bahwa setelah melangsungkan akad nikah Penggugat dan Tergugat hidup bersama layaknya sebagai suami isteri dan bertempat tinggal dirumah orang tua Penggugat yang beralamat di Kabupaten Pasuruan sebagai tempat kediaman bersama; 4. Bahwa dalam perkawinan tersebut Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak kandung masing-masing bernama : - ANAK 1 kelahiran Pasuruan 29 Mei 1996; - ANAK 2, kelahiran Pasuruan, 6 Maret 2004; 5. Bahwa saat ini ANAK 1 menjelang usia 15 (lima belas) tahun dan masih sekolah sebagai murid kelas 9 di SMP sedangkan ANAK 2 telah beusia 7 (tujuh) tahun dan masih sekolah sebagai murid kelas 1 di SD; 6. Bahwa sejak awal perkawinan kehidupan antara Penggugat dan Tergugat sebagai suami isteri berjalan wajar sebagimana layaknya orang berumah tangga namun dalam perjalanan perkawinan sekitar tahun 1998 (tanggal dan bulan tidak ingat) Penggugat mendapat informasi dari teman-teman Penggugat yaitu isteri-isteri prajurit Tentara Nasional Indonesia yang tergabung dalam organisasi Persit Chandra Kirana bahwa Tergugat selingkuh dengan seorang perempuan yang berstatus telah menikah yaitu isteri Sdr. XXXXX, adapun Sdr XXXXX adalah Pegawai Negeri Sipil Malang. Baru dikemudian hari Penggugat mengetahui bahwa perempuan tersebut adalah pacar pertama Tergugat sebelum Tergugat menikah dengan Penggugat;
Halaman 2 dari 20 halaman
7. Bahwa saat mendengar informasi tersebut Penggugat tidak percaya bahwa Tergugat berselingkuh dengan isteri Sdr. XXXXXX sehingga Penggugat tidak melaporkan perbuatan Tergugat kepada atasannya. Walaupun Penggugat tidak melaporkan kepada atasannya namun akibat kejadian itu Tergugat telah diperiksa oleh Provoost (Polisi Militer) Malang, namun tidak ada sanksi yang dijatuhkan oleh atasan kepada Tergugat; 8. Bahwa dalam kurun waktu tahun 1998 s/d tahun 2009 antara Penggugat dengan Tergugat sering bertengkar hal mana penyebab pertengkaran karena : a. Tergugat sering pulang ke rumah larut malam diatas pukul 22.00 WIB apalagi saat kehamilan anak kedua yaitu ANAK 2; b. Tergugat sebagai suami dan juga sebagai ayah kurang perhatian terhadap Penggugat dan anak-anak karena kurang memenuhi kebutuhan anak dan jarang mengantar anak-anak pergi ke sekolah dan jarang mengajak keluarga pergi rekreasi; c. Tergugat selalu minta uang bensin kepada Penggugat jika Penggugat dan anak-anaknya meminta Tergugat mengantar untuk keperluan tertentu dengan menggunakan fasilitas mobil keluarga. Jika tidak diberi uang bensin maka Tergugat tidak mau mengantar; 9. Bahwa kemudian pada tanggal 6 Juli 2009 saat menjelang sholat Ashar sewaktu Tergugat mandi di rumah kediaman bersama, tergerak hati Penggugat untuk membuka telepon seluler milik Tergugat karena telepon seluler Tergugat sering berdering. Namun betapa terkejutnya Penggugat sewaktu membaca kata-kata mesra yang ada dalam telepon seluler milik Tergugat yaitu komunikasi dalam bentuk pesan singkat (SMS/Short Message Service) antara Tergugat dengan seorang perempuan yang diketahui bernama WIL 1 yang masih ada hubungan kekerabatan dengan Penggugat yang bekerja sebagai Pegawai Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri di Pasuruan yang berisi janjian antar jemput, pergi bersama, hubungan suami isteri dll; 10. Bahwa setelah Tergugat selesai mandi Penggugat menanyakan kepada Tergugat tentang hubungan Tergugat dengan WIL 1. Akibat pertanyaan dari Penggugat tersebut, bukannya Tergugat mengakui namun mengatakan Penggugat menuduh Tergugat tanpa ada bukti. Setelah Penggugat mengatakan bahwa ada pesan singkat (SMS/Short Message Service) yang dikirim oleh Tergugat dan yang diterima dari
Halaman 3 dari 20 halaman
seorang perempuan di telepon selulernya. Tergugat mendadak marah-marah akhirnya antara Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran hebat; 11. Bahwa lebih kurang sebulan setelah Penggugat mengetahui adanya hubungan antara Tergugat dengan seorang perempuan yang bernama WIL 1 Penggugat mengetahui Tergugat masih berhubungan dengan isteri Sdr. XXXXXX. Hal ini diketahui oleh Penggugat membaca SMS yang dikirim oleh isteri Sdr XXXXXX dan pengakuan dari Tergugat sendiri; 12. Bahwa sekitar bulan Maret 2010 ternyata Tergugat menjalin hubungan gelap dengan seorang peremuan yag bernama WIL 2 seorang janda dengan 2 (dua) anak, yang bekerja sebagai Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Pasuruan; 13. Bahwa Penggugat dapat mengetahui hal itu karena saat Penggugat menelpon ke ponsel Tergugat ternyata yang menerima telepon adalah WIL 2 dan saat itu Tergugat sedang menyetir mobil; 14. Bahwa selain mengetahui melalui telepon Penggugat juga mendapat informasi dari seorang kawan Penggugat yang bernama XXXXX Kepala Tata Usaha SMA Negeri Pasuruan, bahwa pada sekitar bulan Mei 2010 Sdr. XXXXXX melihat Tergugat mengantar WIL 2 ke Kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Pasuruan; 15. Bahwa sejak bulan Mei 2010 hingga sekarang antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah ranjang dan tidak pernah lagi melakukan hubungan badan sebagaimana kayaknya suami isteri; 16. Bahwa sejak tanggal 1 Juni 2010 hingga sekarang antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah rumah karena Tergugat telah meninggalkan rumah kediaman bersama dan Tergugat bertempat tinggal di Kabupaten Malang; 17. Bahwa Penggugat telah 2 (dua) kali mengadukan perilaku perselingkuhan Tergugat kepada atasan langsung Tergugat yakni : a. Pertama kali pada tanggal 1 Juni 2010 Penggugat mengadukan kepada atasan langsung Tergugat yang bernama ATASAN TERGUGAT dan Kasiminpers yang bernama KASIMINPERS tentang hubungan gelap Tergugat dengan seorang perempuan yang bernama WIL 2; b. Kedua kali sekitar 3 (tiga) minggu sejak tanggal 1 Juni 2010 Penggugat kembali mengadukan tentang kelanjutan permasalahan hubungan gelap Tergugat dengan seorang perempuan yang bernama WIL 2 kepada atasan langsung Tergugat yang bernama ATASAN
Halaman 4 dari 20 halaman
TERGUGAT yang diwakili
oleh Kasiminpres yang bernama
KASIMINPERS; 18. Bahwa dari 2 (dua) kali pengaduan Penggugat kepada atasan langsung Tergugat, tidak ada tindakan yang kongkrit dan tidak ada penyelesaian yang memuaskan; 19. Bahwa saat Penggugat bertengkar dengan Tergugat terlontar ucapan Tergugat bahwa Tergugat telah memilih perempuan yang bernama WIL 2 dari pada memilih Penggugat; 20. Bahwa sebelumnya Penggugat pernah mengadukan perilaku perselingkuhan yang dilakukan oleh Tergugat dengan Sdri. WIL 1 pada tahun 2009 kepada ATASAN TERGUGAT
atasan
langsung
Tergugat.
Selanjutnya
langsung
dilakukan
pemeriksaan oleh 2 (dua) orang Provoost (Polisi Militer) terhadap Tergugat. Namun karena saat itu Tergugat memohon kepada Penggugat untuk kembali bersatu dan berjanji tidak akan mengulangi kembali perbuatan yang telah dilakukannya, maka Penggugat mencabut pengaduan agar tidak melanjutkan proses pemeriksaan kasus perselingkuhan tersebut; 21. Bahwa pada hari Jum’at siang tanggal 1 Oktober 2010 sekitar pukul 11.30 WIB Tergugat datang ke SMA untuk menemui Penggugat. Kehadiran Tergugat ditemui oleh Penggugat di depan kantor Guru. Saat itu bertepatan dengan waktu istirahat karena menjelang sholat jum’at. Karena saat istirahat sekolah maka Tergugat mengajak Penggugat untuk keluar dari SMA guna membicarakan masalah rumah tangga antara Tergugat dengan Penggugat. Namun keinginan Tergugat tersebut ditolak secara halus oleh Penggugat karena dalam benak Penggugat terbersit pikiran akan terjadi sesuatu hal yang mengancam jiwa dan raganya, sebab pada pagi harinya sekitar pukul 04.30 WIB sempat terjadi pertengkaran antara Tergugat dengan Penggugat melalui telepon seluler dimana Tergugat mengancam akan membunuh Penggugat. Ancaman itulah yang membuat Penggugat menolak ajakan Tergugat untuk berbicara berdua diluar sekolah; 22. Bahwa oleh karena Penggugat tidak bersedia memenuhi keinginan Tergugat untuk berbicara berdua diluar sekolah, akirnya Tergugat memberitahukan kepada Penggugat tentang keinginan Tergugat untuk bersatu kembali dengan Penggugat dan tidak ingin bercerai dengan Penggugat. Namun Penggugat mengatakan kepada Tergugat tetap pada keinginannya untuk bercerai dengan Tergugat karena Penggugat sudah tidak ingin bersatu kembali dengan Tergugat dalam sebuah rumah tangga;
Halaman 5 dari 20 halaman
23. Bahwa mendengar perkataan Penggugat tersebut, selanjutnya Tergugat mengajak Penggugat untuk menghadap Kepala SMA atas ajakan Tergugat tersebut Penggugat menyetujuinya namun sebelum menghadap Kepala SMA Penggugat memberi informasi kepada Tergugat bahwa sebelumnya Penggugat telah menghadap Kepala SMA untuk meminta surat izin cerai dan Kepala SMA telah menyetujui dengan menandatangani surat permohonan izin cerai tersebut; 24. Bahwa mendengar informasi tersebut membuat Tergugat naik pitam dan kemudian menampar wajah Penggugat dibagian kiri dan bagian kanan sebanyak 2 (dua) kali yang mengakibatkan keluar darah dari hidung Penggugat dan akhirnya Penggugat jatuh tersungkur; 25. Bahwa saat kejadian banyak guru perempuan yang membantu menolong Penggugat sedang para guru laki-laki tidak ada di tempat karena saat itu para guru laki-laki berada di Masjid sedang melaksanakan ibadah sholat Jum’at. Kejadian itu juga dilihat oleh banyak murid, setelah kejadian kemudian Penggugat dengan diantar oleh ADIK PENGGUGAT adik kandung Penggugat melaporkan perbuatan Tergugat yang menganiaya Penggugat ke kantor Polsi Militer Pasuruan yang beralamat kantor di Jl. Pahlawan dan kemudian ke RSU Pasuruan untuk meminta visum et repertum; 26. Bahwa sampai saat ini laporan Penggugat kepada Polisi Militer Pasuruan tidak ada kabar beritanya apakah laporan itu ditindaklanjuti ataukah dipeti eskan, namun perbuatan Tergugat yang telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga dengan menampar Penggugat di depan umum bahkan ditempat kerja Penggugat membuat Penggugat menjadi marah, malu, sakit hati, kecewa dan dendam kepada Tergugat. Perbuatan tersebut tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang suami terhadap isterinya apalagi Tergugat sebagai seorang tentara yang menganiaya orang sipil dimana orang tersebut adalah perempuan yang notabene adalah isterinya sendiri; 27. Bahwa berdasarkan kronologis yang telah diuraikan diatas, maka Penggugat telah berketetapan untuk bercerai dengan Tergugat, karena hubungan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak dapat dipertahankan lagi, penyebabnya antara lain : a. Tidak ada keinginan Tergugat untuk menjadi suami dan ayah yang baik bagi isteri dan anak-anaknya karena Tergugat tidak dapat merubah perilakunya yaitu melakukan perbuatan yang tidak pantas
Halaman 6 dari 20 halaman
menurut syari’at agama serta norma-norma kesopanan dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat yaitu : i. perselingkuhan dengan beberapa orang perempuan; ii. menganiaya Penggugat didepan umum di tempat kerja Penggugat. Sehingga keinginan untuk membina
rumah tangga
yang
sakinah, mawaddah dan warahmah tidak akan pernah terlaksana; b. Sejak bulan Mei 2010 antara Penggugat dengan Tergugat telah pisah ranjang, bahkan sejak sejak 1 Juni 2010 Tergugat telah meninggalkan rumah kediaman bersama hingga saat ini; c. Tergugat sebagai suami dan juga sebagai kepala keluarga sejak bulan Oktober 2010 sudah tidak tidak memberikan nafkah lahir kepada Penggugat dan anak-anaknya dan juga tidak memberikan nafkah bathin kepada Penggugat; d. Antara
Penggugat
dengan
Tergugat
terjadi
perselisihan
dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tanghga; 28. Bahwa
Penggugat menyadari hubungan perkawinannya dengan Tergugat untuk
membina rumah tangga yang kekal, bahagia, sakinah, mawaddah, dan warahmah sudah tidak mungkin lagi bisa diwujudkan karena sudah tidak ada harapoan lagi untuk dipersatukan kembali. Perceraian adalah jalan terbaik bagi Penggugat agar Penggugat bisa terlepas dari pertengkaran dan penderitaan lahir dan bathin yang berkepanjangan sehingga Penggugat mengajukan gugatan perceraian ini; 29.Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas terbukti antara Penggugat dengan Tergugat tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri karena antara Penggugat dengan Tergugat terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup lagi dalam rumah tangga sebagaimana ketentuan : a. Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; b. Pasal 19 huruf d dan huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
Halaman 7 dari 20 halaman
c. Pasal 116 huruf d dan huruf f Kompilasi Hukum Islam sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam juncto Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991; 30.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan dan dasar hukum yang telah dikemukakan diatas serta berdasarkan ketentuan pasal 132 ayat (1) dan pasal 134 Kompilasi Hukum Islam maka cukup alasan menurut hukum bagi Penggugat untuk mengajukan gugatan perceraian terhadap Tergugat kepada Pengadilan Agama Pasuruan dan untuk selanjutnya Penggugat menyampaikan permohonan agar Pengadilan memutuskan hubungan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat putus karena perceraian dengan menjatuhkan talak satu bain shughraa dari Tergugat kepada Penggugat;
31.
Bahwa dengan putusnya perkawinan antara Penggugat denganTergugat karena perceraian maka berdasarkan ketentuan : a. Pasal 105 huruf a dan huruf b juncto pasal 156 huruf a dan huruf b Kompilasi Hukum Islam di Indonesia maka cukup alasan menurut hukum bagi Penggugat untuk mengajukan permohonan agar Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hak pemeliharaan dan pendidikan (hadhonah) terhadap 2 (dua) orang anak kandung yang masing-masing bernama : 1. ANAK 1, kelahiran Pasuruan 29 Mei 1996; 2. ANAK 2, kelahiran Pasuruan 6 Maret 2004; b.
Pasal 80 ayat (4) huruf c junctis pasal 98 ayat (1) pasal 105 huruf c pasal 156 huruf d, huruf e dan huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia maka cukup alasan menurut hukum bagi Penggugat untuk mengajukan permohonan agar Tergugat sebagai ayah kandung dari : 1. ANAK 1, kelahiran Pasuruan 29 Mei 1996; 2. ANAK 2, kelahiran Pasuruan 6 Maret 2004; Menanggung biaya pendidikan dan biaya pemeliharaan terhadap kedua orang anak kandung tersebut sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) perbulannya sampai kedua anak tersebut telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun;
Halaman 8 dari 20 halaman
c. Pasal 152 juncto pasal 153 ayat (2) huruf b dan ayat (4) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia maka cukup alasan menurut hukum bagi Penggugat untuk mengajukan permohonan mendapatkan nafkah iddah dari Tergugat sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 3 bulan berturut turut terhitung sejak putusan perkara perceraian ini telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; d. Pasal 147 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia maka cukup alasan menurut hukum bagi Penggugat untuk mengajukan permohonan agar Panitera / Sekretaris pada Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang WIL 1ayahnya meliputi tempat kediaman dan tempat perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Bahwa berdasarkan alasan-alasan dan dasar hukum yang telah dikemukakan diatas yang mendasari gugatan perceraian ini, selanjutnya Penggugat menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Pasuruan cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan memutus sebagai berikut : I. Mengabulkan gugatan Penggugat (PENGGUGAT) untuk seluruhnya; II. Menetapkan bahwa perkawinan antara Penggugat (PENGGUGAT) dengan Tergugat (TERGUGAT) putus karena perceraian; III. Menjatuhakan talak satu bain shughraa dari Tergugat (TERGUGAT) dengan Penggugat (PENGGUGAT); IV. Menetapkan Penggugat (PENGGUGAT) sebagai pemegang hak pemeliharaan dan pendidikan
(hadhanah) terhadap ke 2 (dua) orang anak kandung yang
masing-masing bernama : 1. ANAK 1, kelahiran Pasuruan 29 Mei 1996; 2. ANAK 2, kelahiran Pasuruan 6 Maret 2004; V. Menghukum Tergugat untuk menanggung biaya pemeliharaan dan pendidikan terhadap ke 2 (dua) orang anak kandung yang masing-masing bernama : 1. ANAK 1, kelahiran Pasuruan 29 Mei 1996; 2. ANAK 2, kelahiran Pasuruan 6 Maret 2004; Sebesar Rp. 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulannya terhitung sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama
Halaman 9 dari 20 halaman
Pasuruan sampai ke 2 (dua) orang anak tersebut berusia 21 (dua puluh satu) tahun; VI. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah iddah kepada Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 3 (tiga) bulan berturut-turut terhitung sejak putusan perkara perceraian ini yelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; VII. Memerintahkan kepada Panitera pada Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang WIL 1ayahnya meliputi tempat kediaman dan tempat perkawinan antara Penggugat (PENGGUGAT) dengan Tergugat (TERGUGAT) untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; VIII. Membebankan biaya perkara ini kepada Penggugat (PENGGUGAT) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Atau : Apabila Majelis Hakim pada Pengadilan Agama Pasuruan berpendapat lain Penggugat menyampaikan permohonan putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan Penggugat selalu hadir di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakil/kuasanya yang sah, meskipun ia telah dipanggil dengan resmi dan patut sebagaimana relaas panggilan yang dibacakan di persidangan Nomor : 625/Pdt.G/2011/PA.Pas tanggal 31 Mei 2011, 12 Juli 2011, 9 Agustus 2011 dan 27 September 2011; Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah datang menghadap di persidangan yang telah ditentukan untuk itu, meskipun telah dipanggil secara sah dan patut, maka proses mediasi dinyatakan oleh Majelis Hakim dikesampingkan; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberi nasihat kepada Penggugat agar tetap rukun dalam sebuah rumah tangga bersama Tergugat, namun Penggugat tetap berkeras tidak mau mengurungkan niatnya untuk bercerai dengan Tergugat, lalu pemeriksaan perkara ini dimulai dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat sebagai berikut:
Halaman 10 dari 20 halaman
1. Foto copy Kutipan Akta Nikah Nomor XXXXX tanggal 17 Juni 1993 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan; 2. Foto copy Kartu Keluarga Nomor XXXXXX tanggal 12 Juni 2004 yang dikeluarkan oleh Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan; 3. Foto copy Kartu Tanda Penduduk atas nama PENGGUGAT dengan NIK Nomor XXXXX tanggal 01 Juni 2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Pasuruan; 4. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran atas nama ANAK 1 Nomor: XXXXX tanggal 12 Juni 1996; 5.
Foto copy Kutipan Akta Kelahiran atas nama ANAK 2 Nomor: XXXXXX tanggal 24 Maret 2004;
6. Foto copy Keputusan Bupati Pasuruan Nomor XXXXX Tentang Ijin Untuk Melakukan Perceraian tanggal 7 April 2011; 7. Foto copy Visum Et Repertum Nomor XXXXXXXX tanggal 01 Oktober 2010 yang dikeluarkan oleh Direktur RSD DR.R. Sedarsono Kota Pasuruan; 8. Foto copy Surat Bukti Tanda Laporan Nomor: XXXXXX tanggal 4 Oktober 2010 yang dikeluarkan oleh Bintara piket Sub detasemen Polisi militer; Menimbang, bahwa surat-surat bukti tersebut masing-masing setelah diperiksa oleh Majelis Hakim ternyata telah bermaterai cukup dan sesuai dengan aslinya kecuali surat bukti pada nomor 7 yang tidak ditunjukkan aslinya, lalu secara berurutan diberi tanda P.1, P.2, P.3, P.4, P.5, P.6, P.7, dan P.8; Menimbang, bahwa selain bukti surat-surat sebagaimana tersebut di atas, Penggugat juga mengajukan 2 (dua) orang saksi, masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut; 1. SAKSI 1 (ibu kandung Penggugat), umur 60 tahun, Agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, masing-masing bernama ANAK 1 dan ANAK 2; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama saksi di Kraton; - Bahwa saksi tahu antara Penggugat dengan Tergugat sering berselisih dan bertengkar sejak sekitar tahun 1998; - Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut karena tergugat berbuat selingkuh dengan isteri XXXXXX, Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Malang;
Halaman 11 dari 20 halaman
- Bahwa pada tahun 2009 perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat terjadi karena Tergugat berbuat selingkuh dengan perempuan lain, dimana sewaktu Tergugat sedang mandi ada sms di HP Tergugat. Setelah sms dibuka ternyata sms itu dari seorang perempuan yang masih ada hubungan keluarga dengan Penggugat, bernama WIL 1 lalu Tergugat marah-marah dan terjadi pertengkaran hebat sampai Tergugat membanting TV dan saksi yang berusaha melerai mereka; - Bahwa setelah pertengkaran tersebut, Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dari kediaman bersama hingga sekarang ini dan sejak tahun 2010 Penggugat tinggal di rumah saksi sedangkan Tergugat diketahui tinggal di asrama Malang; - Bahwa selama pergi tersebut, Tergugat tidak pernah kembali lagi tinggal bersama Penggugat hingga sekarang; 2. SAKSI 2 (adik kandung Penggugat), umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat tinggal di Kabupaten Pasuruan; - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, masing-masing bernama ANAK 1 dan ANAK 2; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah orang tua saksi di Kraton; - Bahwa sejak tahun 1998 antara Penggugat dengan Tergugat sering berselisih dan bertengkar; - Bahwa penyebab perselisihan dan pertengkaran itu disebabkan karena Tergugat berselingkuh dengan perempuan lain; - Bahwa Tergugat pernah berselingkuh dengan isteri XXXXXX, Pegawai Negeri Sipil di Malang; - Bahwa pada tahun 2009 Tergugat juga berbuat selingkuh dengan perempuan yang masih ada hubungan keluarga dengan Penggugat, bernama WIL 1; - Bahwa pada sekitar bulan Maret 2010 Tergugat berselingkuh lagi dengan seorang perempuan bernama WIL 2; -
Bahwa pada bulan Oktober 2010 Tergugat datang ke SMA untuk menemui Penggugat untuk membicarakan rumah tangga, namun Penggugat menolaknya lalu Tergugat marah dan menampar wajah Penggugat di bagian kiri dan kanan yang mengakibatkan keluar darah dari hidung akhirnya Penggugat jatuh tersungkur kemudian saksi laporkan ke Polisi Militer Pasuruan;
Halaman 12 dari 20 halaman
- Bahwa setelah perselisihan dan pertengkaran tersebut, Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dari kediaman bersama hingga sekarang ini dan sejak Oktober 2010 Penggugat tinggal di rumah saksi sedangkan Tergugat diketahui tinggal di Malang; - Bahwa selama pergi tersebut, Tergugat tidak pernah kembali lagi tinggal bersama Penggugat; 3.
SAKSI 3 (anak Penggugat dan Tergugat), umur 15 tahun, Agama Islam, pekerjaan pelajar, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan; - Bahwa saksi tahu Penggugat ingin bercerai dengan Tergugat; - Bahwa saksi mencintai Penggugat dan Tergugat; - Bahwa saksi tidak keberatan apabila Penggugat dan Tergugat bercerai karena Penggugat sering disakiti Tergugat; - Bahwa apabila bercerai, maka saya dan adik saya lebih memilih tinggal bersama Penggugat dari pada Tergugat; - Bahwa Penggugat sangat sayang dan dekat dengan saya; Menimbang, bahwa atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat melalui
kuasanya menyatakan bahwa keterangan para saksi tersebut benar; Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat menyampaikan kesimpulan secara tertulis tanggal 25 Agustus 2011 yang pada pokoknya tetap pada gugatannya, yaitu tetap berkeras untuk bercerai dengan Tergugat, serta terhadap tuntutan agar Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah terhadap kedua anak dari hasil perkawinannya dengan Tergugat, masing-masing bernama ANAK 1 dan ANAK 2; Menimbang bahwa terhadap tuntutan asesoris lainnya yang meliputi tuntutan agar Tergugat dihukum untuk membayar biaya pemeliharaan terhadap kedua anak tersebut, dan tuntutan agar Tergugat dihukum membayar nafkah iddah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 3 bulan sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), oleh Penggugat dinyatakan dicabut; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan ini;
Halaman 13 dari 20 halaman
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa Penggugat melalui kuasanya selalu hadir di persidangan yang telah ditentukan untuk itu, sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di persidangan meskipun telah dipanggil secara sah dan patut, maka mediasi tidak bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya, namun demikian Majelis tetap menasehati agar Penggugat dapat rukun kembali dalam membina rumah tangganya bersama Tergugat, namun Penggugat tetap pada gugatannya; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 berupa foto copy Kutipan Akta Nikah atas nama Penggugat dan Tergugat, terbukti menurut hukum bahwa antara Penggugat dengan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang sah yang telah dilangsungkan pada tanggal 6 Juni 1993 dengan demikian berdasarkan Pasal 49 UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Yang Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka perkara a quo adalah kewenangan absolute Pengadilan Agama in casu Pengadilan Agama Pasuruan; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 dan P.3, yaitu masing-masing berupa foto copy Kartu Keluarga Nomor XXXXX tanggal 12 Juni 2004 yang dikeluarkan oleh Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan dan foto copy Kartu Tanda Penduduk atas nama PENGGUGAT dengan NIK Nomor XXXXX tanggal 01 Juni 2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Pasuruan sehingga merupakan daerah yurisdiksi Pengadilan Agama Pasuruan, maka gugatan perceraian yang diajukan Penggugat telah sesuai dengan Pasal 73 ayat 1 undangundang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Yang Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, oleh karena itu gugatan Penggugat secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Penggugat adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah memperoleh surat ijin untuk melakukan perceraian dari atasannya yang berwenang (bukti P.6) dengan demikian Penggugat telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 jo. angka romawi II point 3
Halaman 14 dari 20 halaman
Surat edaran Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 48/SE/1990 tanggal 22 Desember 1990; Menimbang, bahwa yang dijadikan dasar dan alasan gugatan Penggugat pada pokoknya rumah tangga yang dibina oleh Penggugat dan Tergugat sudah tidak harmonis lagi, dimana antara Penggugat dengan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan karena Tergugat sering pulang larut malam di atas pukul 22.00 WIB apalagi pada saat kehamilan anak Penggugat yang kedua, ANAK 2 juga Tergugat selalu minta uang bensin kepada Penggugat jika Tergugat diminta untuk mengantar anak-anak untuk keperluan tertentu dengan menggunakan fasilitas mobil keluarga dan apabila tidak ada uang bensin maka Tergugat tidak mau. Selain itu ketidakharmonisan rumah tangga juga dipicu karena Tergugat berselingkuh dengan perempuan lain, yang pertama dengan seorang perempuan yang telah dinikahi oleh Sdr. XXXXXX, Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Malang dan kemudian Penggugat tahu bahwa wanita itu adalah mantan pacar Tergugat, dan yang kedua saat Penggugat membaca kata-kata mesra dalam telepon seluler milik Tergugat yang terjadi pada tanggal 6 Juli 2009 pada saat menjelang sholat ashar, yaitu komunikasi dalam bentuk short massage service (sms) antara Tergugat dengan seorang perempuan yang bernama WIL 1 yang ternyata perempuan itu masih ada hubungan kekerabatan dengan Penggugat yang berisi janjian antar jemput, pergi bersama, hubungan suami isteri, dan lain-lain ada short massage service (sms) dan setelah Penggugat menanyakan kepada Tergugat sehubungan dengan sms tersebut, Tergugat mendadak marah-marah yang akhirnya terjadi pertengkaran hebat antara Penggugat dengan Tergugat dan yang ketiga dengan seorang perempuan yang bernama Indira Ratna Furi, seorang janda dengan 2 (dua) anak, pertengkaran mana telah menyebabkan antara Penggugat dan Tergugat sejak Mei 2010 pisah ranjang dan sejak 1 Juni 2010 pisah rumah karena Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dan kini Tergugat tinggal di Malang; Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah datang menghadap di persidangan meskipun telah dipanggil secara sah dan patut dan tidak datangnya itu tanpa disebabkan oleh suatu alasan yang sah menurut hukum, maka Tergugat harus dinyatakan tidak hadir sehingga tidak dapat membela hak-hak hukumnya di muka sidang dengan demikian Tergugat dianggap membenarkan dalil-dalil gugatan Penggugat sehingga dalildalil Penggugat tersebut telah terbukti (vide Pasal 174 HIR), dan dikarenakan gugatan
Halaman 15 dari 20 halaman
Penggugat cukup beralasan dan tidak melawan hukum, maka berdasarkan Pasal 125 HIR gugatan Penggugat harus diputus secara verstek; Menimbang, bahwa meskipun dalil-dalil gugatan Penggugat telah dapat dinyatakan terbukti menurut hukum, namun karena perkara a quo menyangkut sengketa perkawinan, maka berdasarkan Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Yang Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Majelis Hakim memandang perlu mendengarkan keterangan saksi keluarga atau orang dekat dengan kedua belah pihak yang berperkara di depan persidangan; Menimbang, bahwa berdasarkan posita yang apabila
dihubungkan dengan
kesaksian para saksi Penggugat, secara materi saling bersesuaian sehingga Majelis Hakim dapat menemukan fakta-fakta di persidangan sebagai berikut; a. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat adalah sebagai suami isteri sah yang telah menikah pada tanggal 6 Juni 1993; b. Bahwa dari pernikahan tersebut, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua0 orang anak, masing-masing bernama ANAK 1 dan ANAK 2 (vide P.4 dan P.5); c. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sering berselisih dan bertengkar sejak tahun 1998 dan puncaknya sewaktu terjadi perselisihan dan pertengkaran pada tahun 2009 yang disebabkan karena Tergugat menjalin hubungan asmara dengan beberapa orang perempuan antara lain dengan mantan pacar Tergugat dan yang kedua dengan kerabat Penggugat sendiri yang bernama WIL 1; d. Bahwa pada 6 Juli 2009 antara Penggugat dengan Tergugat terjadi pertengkaran hebat yang disebabkan karena Penggugat yang telah mengetahui komunikasi via sms antara Tergugat dengan WIL 1 menanyakan hal sms tersebut kepada Tergugat, Tergugat mendadak marah dan terjadi pertengkaran hebat; e. Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2010 Tergugat datang ke SMA, sekolah dimana
Penggugat
mengajar
untuk
menemui
Penggugat
guna
membicarakan masalah rumah tangga, namun Penggugat menolaknya
Halaman 16 dari 20 halaman
kemudian Tergugat marah dan menampar wajah Penggugat sampai hidung Penggugat berdarah dan jatuh tersungkur, lalu Penggugat dengan diantar oleh adik kandung Penggugat, ADIK PENGGUGAT melaporkan peristiwa penganiayaan tersebut ke Polisi Militer Pasuruan (vide bukti P.8) setelah melakukan visum et repertum (vide bukti P.7); f. Bahwa dari perselisihan dan pertengkaran tersebut mengakibatkan antara Penggugat dengan Tergugat sejak Oktober 2010 sudah tidak tinggal serumah lagi karena Tergugat pergi meninggalkan Penggugat dari kediaman bersama, kini Penggugat tinggal bersama saksi, sedangkan Tergugat tinggal di Malang; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dan dengan tidak perlu menentukan sumber kesalahan dari pihak mana, Majelis Hakim menilai rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada keharmonisan lagi karena antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak tahun 1998 karena masalah Tergugat menjalin hubungan asmara dengan beberapa perempuan lain, dan dalam pertengkaran yang terjadi pada Oktober 2010 Tergugat menampar bagian wajah Penggugat sampai hidung Penggugat mengeluarkan darah dan akhirnya Penggugat jatuh tersungkur dan atas peristiwa tersebut Penggugat telah melakukan visum et repertum dan melaporkan kepada Polisi Militer Pasuruan, pertengkaran mana mengakibatkan antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak tinggal seatap lagi sejak Oktober 2010 hingga sekarang, Penggugat tinggal bersama orang tua Penggugat, sedangkan Tergugat tinggal di Malang; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah retak (broken merriage) dan tidak ada keharmonisan lagi sehingga sangat sulit untuk dapat dirukunkan kembali dalam sebuah rumah tangga sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana dimaksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 3 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dan juga tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah sebagaimana dimaksud dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 21 sudah sangat sulit untuk dicapai lagi, oleh karenanya Majelis Hakim berkesimpulan bahwa sudah terdapat cukup alasan untuk
Halaman 17 dari 20 halaman
mengabulkan gugatan Penggugat tersebut, karena telah memenuhi Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa berdasar ketentuan pasal 84 ayat (1) dan (2) UndangUndang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan satu helai salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat serta di tempat perkawinan dilangsungkan guna didaftarkan putusan perceraian tersebut dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan agar Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah terhadap anak pertama
dari hasil perkawinannya dengan Tergugat, yang
bernama ANAK 1 kelahiran Pasuruan tanggal 29 Mei 1996, yang menyatakan jika terjadi perceraian antara Penggugat dan Tergugat anak tersebut memilih ikut Penggugat sebagai ibu kandungnya, maka sesuai pasal 105 ayat (b) Kompilasi Hukum Islam bahwa pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak memilih diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemiliharaannya, oleh karena itu gugatan Penggugat tersebut dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan agar Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah terhadap anak kedua dari hasil perkawinannya dengan Tergugat, yangt bernama ANAK 2 kelahiran Pasuruan tanggal 6 Maret 2004, sesuai pasal 105 ayat (a) Kompilasi Hukum Islam bahwa pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum mencapai berumur 12 tahun adalah hak ibunya, oleh karena itu gugatan Penggugat tersebut dapat dikabulkan; Menimbang bahwa terhadap tuntutan asesoris lainnya yang meliputi tuntutan agar Tergugat dihukum untuk membayar biaya pemeliharaan terhadap kedua anak tersebut, dan tuntutan agar Tergugat dihukum membayar nafkah iddah sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 3 (tiga) berturut-turut, oleh Penggugat dinyatakan dicabut; Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat telah mencabut gugatan asesoris lainnya yang meliputi tuntutan agar Tergugat dihukum untuk membayar biaya pemeliharaan terhadap kedua anak tersebut, dan tuntutan agar Tergugat dihukum
Halaman 18 dari 20 halaman
membayar nafkah iddah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 3 (tiga) bulan berturut-turut, sebagaimana dalam kesimpulan yang disampaikan Penggugat secara tertulis tanggal 25 Agustus 2011, maka sejauh petitum yang dinyatakan dicabut tersebut oleh Majelis tidak perlu dipertimbangkan lagi dan pencabutan tersebut tidak bertentangan dengan hukum acara maka pencabutan tersebut patut untuk dapat dikabulkan dan akan dituangkan dalam diktum putusan di bawah ini; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka seluruh biaya perkara dibebankan kepada Penggugat; Memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan hukum Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI 1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil dengan patut untuk menghadap di persidangan tidak hadir; 2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek; 3. Menjatuhkan talak satu bain sughro Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT); 4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan satu helai salinan putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan di tempat perkawinan dilangsungkan guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu; 5. Menetapkan Penggugat (PENGGUGAT) sebagai pemegang hak pemeliharaan (hadhanah) terhadap kedua orang anak kandung yang bernama ANAK 1 kelahiran Pasuruan tanggal 29 Mei 1996 dan ANAK 2 kelahiran Pasuruan tangga 6 Maret 2004; 6. Menyatakan gugatan Penggugat selain dan selebihnya dicabut; 7. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp 486.000,00 (empat ratus delapan puluh enam ribu rupiah); Demikian diputuskan pada hari Kamis tanggal 06 Oktober 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 10 Dzulqa’dah 1432 Hijriyah, oleh Majelis Hakim Pengadilan
Halaman 19 dari 20 halaman
Agama Pasuruan yang terdiri dari Mashuri, S.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. Asmuin, dan Drs. H. Abdul Kholik, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana oleh Ketua Majelis pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh Drs. M. Yuliani, Panitera Pengganti Pengadilan Agama tersebut dengan dihadiri oleh Penggugat dan Kuasa Penggugat tanpa kehadiran Tergugat;
Hakim Anggota,
Ketua Majelis
Drs. Asmuin
Mashuri, SH.
Hakim Anggota
Drs. H. Abdul Kholik Panitera Pengganti,
Drs. M. Yuliani
Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Pendaftaran 2. Biaya Panggilan 3. Redaksi 4. Materai 5. ATK Jumlah
: Rp. 30.000,00 : Rp. 425.000,00 : Rp. 5.000,00 : Rp. 6.000,00 : Rp. 20.000,00 Rp. 486.000,00
Halaman 20 dari 20 halaman