SALINAN
PUTUSAN Nomor 1573/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara gugatan cerai antara: PENGGUGATumur 31 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Kredit baju, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, sebagai Penggugat; melawan TERGUGAT umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Kary. Meubel, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, Sekarang tidak diketahui alamatnya dengan jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia, sebagai Tergugat; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara; Telah mendengar keterangan Penggugat dan memeriksa bukti-bukti; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan surat Gugatan bertanggal 08 Oktober 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, Nomor: 1573/Pdt.G/2015/PA.Pas, tanggal 08 Oktober 2015 yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan perkawinan dengan
Tergugat
pada tanggal 29 April 2001 sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Nikah Nomor: XXX, tanggal 30 April 2001 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan XXX, Kabupaten Pasuruan; 2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal di rumah orangtua Tergugat selama 5
tahun, kemudian pindah di rumah bersama Penggugat dan Tergugat selama 7 tahun;, telah melakukan hubungan sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 2 orang anak bernama : a. ANAK1, Lahir 04 Agustus 2001; b. ANAK2, Lahir 07 Mei 2007; 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat harmonis dan bahagia, namun sejak
bulan Juni 2009 keadaannya mulai tidak
harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran; 4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Semula Tergugat meminta izin kepada Penggugat bekerja ke Malaysia untuk bisa membayar pinjaman ke bank namun sesampai di Malaysia Tergugat tidak pernah memberi kabar lagi kepada Penggugat dan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari; 5. Bahwa akhirnya Tergugat pergi meninggalkan Penggugat pamit pergi ke tanpa pamit sampai sekarang telah berlangsung selama 2 tahun 6 bulan tepatnya sejak bulan Maret tahun 2013 dan selama itu tidak pernah ada kabar beritanya dan tidak diketahui tempat tinggalnya; 6. Bahwa Penggugat telah berusaha untuk mencari tahu keberadaan Tergugat tersebut,
namun
hingga
sekarang
Tergugat
tetap
tidak
diketahui
keberadaannya; 7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugatyang demikian
ini,
Penggugat
sudah
tidak
sanggup
lagi
untuk
mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Tergugat; 8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan c.q. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut: PRIMER: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat terhadap Penggugat; 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum;
SUBSIDER: Mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari dan tanggal sidang yang telah ditetapkan, Penggugat telah datang menghadap ke muka sidang, sedangkan Tergugat tidak datang menghadap ke muka sidang dan tidak menyuruh orang lain untuk menghadap sebagai wakil atau kuasa hukumnya, meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, sedangkan tidak ternyata bahwa tidak datangnya itu disebabkan suatu halangan yang sah; Bahwa Majelis Hakim telah menasihati Penggugat agar berpikir untuk tidak bercerai dengan Tergugat, akan tetapi Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya untuk becerai dengan Tergugat; Bahwa perkara ini tidak dapat dimediasi karena Tergugat tidak pernah datang menghadap ke muka persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya dimulai pemeriksaan dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang maksud dan isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatan tersebut, Penggugat telah mengajukan alat-alat bukti sebagai berikut: 1. Surat: a. Fotokopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kecamatan XXX Kabupaten Pasuruan Nomor : XXX tanggal 30 April 2001, telah bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda P.1 dan di paraf; b. Surat Keterangan Ghoib dari Kepala Desa Penataan Kecamatan XXX Nomor: XXX tanggal 5 Oktober 2015, telah bermeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2; II. Saksi-saksi: 1. SAKSI1, umur 54 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya menerangkan hal-hal yang pokoknya sebagai berikut: a. Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena sebagai bibi Penggugat;
b. Bahwa semula Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal di rumah orangtua Tergugat selama 5 tahun, kemudian pindah di rumah bersama Penggugat dan Tergugat selama 7 tahun; dan dikaruniai 2 orang anak bernama : ANAK1 dan ANAK2; c. Bahwa sejak sekitar bulan Juni tahun 2009 Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dan saksi sering melihat sendiri pertengkaran tersebut; d. Bahwa pertengkaran tersebut disebabkan karena Semula Tergugat meminta izin kepada Penggugat bekerja ke Malaysia untuk bisa membayar pinjaman ke bank namun sesampai di Malaysia Tergugat tidak pernah memberi kabar lagi kepada Penggugat dan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari; e. Bahwa
akibat
perselisihan
dan
pertengkaran
tersebut,
antara
Penggugat dengan Tergugat telah pisah tempat tinggal sekitar 2 tahun 6 bulan tepatnya sejak bulan Maret tahun 2013 karena Tergugat pergi meninggalkan Penggugat, sekarang tidak diketahui alamatnya dengan jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia; f. Bahwa saksi telah berusaha merukunkan Penggugat dan Tergugat namun tidak berhasil; 2. SAKSI2, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Kabupaten Pasuruan, di bawah sumpahnya menerangkan hal-hal yang pokoknya sebagai berikut: a. Bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat karena sebagai tetangga Penggugat; b. Bahwa saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat suami isteri; c. Bahwa tahunya saksi Penggugat dengan Tergugat sudah kumpul suami isteri yang tinggal di rumah orangtua Tergugat selama 5 tahun, kemudian pindah di rumah bersama Penggugat dan Tergugat selama 7 tahun; dan dikaruniai 2 orang anak; d. Bahwa sekarang antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak rukun lagi; e. Bahwa sejak sekitar bulan Juni tahun 2009 antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan
karena Semula Tergugat meminta izin kepada Penggugat bekerja ke Malaysia untuk bisa membayar pinjaman ke bank namun sesampai di Malaysia Tergugat tidak pernah memberi kabar lagi kepada Penggugat dan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari; f. Bahwa
akibat
perselisihan
dan
pertengkaran
tersebut,
antara
Penggugat dengan Tergugat telah pisah tempat tinggal sekitar 2 tahun 6 bulan tepatnya sejak bulan Maret tahun 2013 karena Tergugat pergi meninggalkan Penggugat,sekarang tidak diketahui alamatnya dengan jelas dan pasti di wilayah Republik Indonesia; g. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat selama pisah tempat tinggal tidak pernah rukun lagi; Bahwa
selanjutnya
Penggugat
menyatakan
cukup
dengan
keterangannya serta tidak ada lagi bukti-bukti yang hendak diajukan di depan sidang dan mohon putusan; Bahwa
untuk
menyingkat
uraian
putusan
ini
ditunjuk
hal-hal
sebagaimana diuraikan dalam berita acara persidangan perkara ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang,
bahwa
maksud
dan
tujuan
gugatan
Penggugat
sebagaimana terurai di atas; Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, Penggugat hadir, sedangkan Tergugat tidak hadir dan tidak pula menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakil atau kuasanya yang sah meskipun telah dipanggil dengan patut, serta ketidakhadiran Tergugat tersebut tanpa disebabkan oleh suatu halangan yang sah, maka perkara ini diperiksa tanpa hadirnya Tergugat; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah menasihati
Penggugat agar
mengurungkan niatnya untuk bercerai, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah
Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan
alasan antara Penggugat dan Tergugat terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Semula Tergugat meminta izin kepada Penggugat
bekerja ke Malaysia untuk bisa membayar pinjaman ke bank namun sesampai di Malaysia Tergugat tidak pernah memberi kabar lagi kepada Penggugat dan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari; sehingga antara Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal selama 2 tahun 11 bulan; dan tidak ada harapan untuk rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa ketidakhadiran Tergugat di persidangan tersebut harus dinyatakan Tergugat yang telah dipanggil dengan patut untuk menghadap di persidangan tidak hadir, dan sesuai ketentuan Pasal 125 Ayat (1) HIR, putusan perkara ini dijatuhkan dengan verstek; Menimbang, bahwa untuk membuktikan gugatan Penggugat tersebut tidak melawan hak dan beralasan, Penggugat mengajukan bukti-bukti sesuai dengan ketentuan Pasal 163 HIR; Menimbang,
bahwa
untuk
menguatkan
dalil
gugatan
tentang
pernikahannya dengan Tergugat tersebut, Penggugat mengajukan bukti P-1 yang merupakan akta autentik dengan nilai kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskracht) sesuai ketentuan Pasal 165 HIR, sehingga
terbukti antara Penggugat dengan Tergugat terikat dalam
perkawinan yang sah; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat mengajukan saksi-saksi bernama SAKSI1, umur 54 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Dusun Penataan RT.02 RW. 01 Desa Penataan Kecamatan XXX Kabupaten Pasuruan dan SAKSI2, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di Dusun Penataan RT.02 RW. 01
Desa Penataan Kecamatan XXX Kabupaten Pasuruan yang
memberikan keterangan di bawah sumpah dan keterangan saksi-saksi tersebut saling bersesuaian antara satu dengan yang lainnya sehingga keterangan saksi-saksi tersebut telah memenuhi syarat sebagaimana ketentuan Pasal 172 HIR, oleh karena itu keterangan saksi-saksi tersebut sah sebagai alat bukti dan mempunyai nilai kekuatan pembuktian; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan saksi-saksi Penggugat tersebut, Majelis Hakim menemukan fakta-fakta bahwa antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Semula Tergugat meminta izin kepada Penggugat bekerja ke Malaysia untuk
bisa membayar pinjaman ke bank namun sesampai di Malaysia Tergugat tidak pernah memberi kabar lagi kepada Penggugat dan tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan sehari-hari;, yang puncaknya kedua belah pihak telah pisah tempat tinggal hingga sekarang berlangsung selama 2 tahun 11 bulan; dan tidak diketahui keberadaannya (vide bukti P.2); Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat telah pecah dan tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, sehingga tujuan perkawinan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan juncto Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam dan Firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 21, yaitu membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal, sakinah, mawaddah, dan rahmah sudah tidak dapat diwujudkan oleh kedua belah pihak, oleh karena itu memaksakan untuk mempertahankan
rumah
tangga
yang
demikian
akan
menimbulkan
kemudaratan yang lebih besar bagi rumah tangga Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa Majelis Hakim sependapat dengan doktrin dalam Hukum Islam yang dikemukakan Ulama dalam Kitab Al-Anwar Juz II halaman 55: Artinya: ”Apabila dia (Tergugat) enggan, bersembunyi atau ghaib perkara itu diputuskan dengan bukti-bukti.” Menimbang, bahwa sehubungan dengan keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tersebut patut pula dikemukakan maksud kaidah fiqhiyah yang berbunyi: Artinya:
”Menghindari
kerusakan
harus
didahulukan
daripada
menarik
kemaslahatan.” Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat
ternyata gugatan Penggugat terbukti tidak
melawan hak serta cukup beralasan untuk melakukan perceraian sehingga gugatan Penggugat tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 39 Ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu gugatan Penggugat patut dikabulkan; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undangundang Nomor 50 Tahun 2009 dan sesuai dengan tempat perkawinan dan tempat
kediaman
memerintahkan
Penggugat
kepada
dan
Panitera
Tergugat,
Pengadilan
maka Agama
Majelis
Hakim
Pasuruan
untuk
mengirimkan salinan putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXX, Kabupaten Pasuruan sebagai tempat perkawinan dan wilayah tempat kediaman Penggugat dan Tergugat untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa gugatan Penggugat termasuk perkara bidang perkawinan, sesuai ketentuan Pasal 89 Ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana diubah dengan Undangundang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat; Mengingat,
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum
syara' yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, tidak hadir; 2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek; 3. Menjatuhkan talak satu ba'in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (SRI WILUJENG binti BUNG DARI); 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan XXX Kabupaten Pasuruan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp. 296.000,00 (dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasuruan pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 8 Jumadil Awal 1437 Hijriyah, oleh Hj. SITI AISYAH, S.Ag., M.HP. yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama tersebut sebagai Ketua Majelis, Drs. H. MUCHIDIN, M.A. dan Drs. MOH. HOSEN, S.H. masingmasing sebagai Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis didampingi Hakim-Hakim Anggota dan dibantu Drs. H. M. YULIANI sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri Penggugat tanpa hadirnya Tergugat. Hakim Anggota,
Ketua Majelis Hakim,
ttd
ttd
Drs. H. MUCHIDIN, M.A.
Hj. SITI AISYAH, S.Ag., M.HP.
Hakim Anggota, ttd
Drs. MOH. HOSEN, S.H. Panitera Pengganti, ttd
Drs. H. M. YULIANI
Perincian Biaya Perkara : 1. 2. 3. 4. 5.
Biaya Pendaftaran Rp 30.000,00 Biaya Proses Rp 50.000,00 Biaya Panggilan Rp 205.000,00 Redaksi Rp 5.000,00 Biaya Meterai Rp 6.000,00 Jumlah Rp 296.000,00 (dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah)