Panel Petani Nasional (PATANAS): Analisis Indikator Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Oleh:
Bambang Irawan Pantjar Simatupang Sugiarto Supadi Julia F. Sinuraya Tri Bastuti Sunarsih Muahammad Iqbal Valeriana Darwis Chaerul Muslim Tjetjep Nurasah Roosganda Elizabeth Mewa Ariani Reni Kustiari PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2007
I. PENDAHULUAN v Daerah pedesaan memiliki peran penting dalam pembangunan nasional. v Monitoring dinamika pedesaan perlu dilakukan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan dan mempertajam kebijakan kedepan. v Untuk tataran nasional dan propinsi kegiatan tersebut telah dilakukan oleh BPS (PDB, nilai tukar, dst) tetapi untuk daerah pedesaan dengan karakteristik agroekosistem tertentu informasi tersebut belum tersedia. v Penelitian PATANAS dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
•
•
Secara umum : memonitor perubahan profil rumah tangga di pedesaan dengan tipe agro-ekosistem yang berbeda. Beberapa aspek yang dianalis : 1. Penguasaan lahan 2. Tenaga kerja 3. Pendapatan RT 4. Kemiskinan 5. Konsumsi pangan 6. Nilai tukar petani 7. Teknolgi pertanian 8. Kelembagaan agribisnis 9. Wilayah pedesaan
II. METODE PENELITIAN Tahap Kegiatan Analisis tipologi desa berdasarkan tipe agroekosistem. n n
Indikator : koeisien Location Quetient (LQ) Variabel tipologi desa : Sumberdaya lahan n Sawah irigasi n Sawah non irigasi n Lahan kering Ketinggian desa Komoditas n Padi n Palawija n Sayuran n Buah n Perkebunan
Sampling desa contoh Survey dan resurvey rumah tangga contoh menurut tipe desa n n n n
2007 : Sawah Irigasi Berbasis Padi 2008 : Lahan Kering Berbasis Palawija dan Sayuran 2009 : Lahan Kering Berbasis Perkebunan. 2010 : Resurvey Sawah Irigasi Berbasis Padi.
Tabel 1. Hasil Analisis Tipologi Desa. (Basis Sumberdaya Lahan dan Basis Komoditas) Tipe agroekosistem
K-padi
Basis sumberdaya Lahan Lahan kering
Total desa
23257
Basis komoditas
Jumlah desa
(%)
Padi
2181
4.25
LK-palawija
Palawija
5749
11.19
LK-sayuran
Sayuran
4361
8.49
LK-buah
Buah
3265
6.36
LK-kebun
Perkebunan
7354
14.31
Total
22910
44.59
Padi
4607
8.97
SWNOIRpalawija
Palawija
1588
3.09
SWNOIRsayuran
Sayuran
1353
2.63
SWNOIR-buah
Buah
835
1.63
SWNOIR-kebun
Perkebunan
817
1.59
Total
9200
17.91
Padi
11237
21.87
SWNOIR-padi
SWIR-padi
Sawh non Irigasi
Sawah irigasi
9320
19420
SWIR-palawija
Palawija
2387
4.65
SWIR-sayuran
Sayuran
2926
5.70
SWIR-buah
Buah
1323
2.58
SWIR-kebun
Perkebunan
1391
2.71
Total
19264
37.50
51374
100.00
Jumlah
51997
SAMPLING DESA CONTOH (9 KRITERIA) 1.
Luas sumberdaya lahan basis dan luas komoditas basis relatif tinggi.
2.
Tidak merupakan kelurahan atau desa ibukota kecamatan.
3.
Jarak ke ibukota kecamatan sedikitnya 5 km.
4.
Tidak termasuk kedalam wilayah rencana pengembangan daerah kota atau pengembangan infrastruktur publik lainnya.
5.
Desa berbasis lahan kering tidak termasuk wilayah rencana pembangunan jaringan irigasi dan lahan sawah.
6.
Untuk provinsi di Jawa, dalam satu kabupaten hanya dapat dipilih paling banyak 3 desa contoh dengan tipe lahan dan basis komoditas yang sama, sedangkan untuk provinsi di luar Jawa dapat dipilih paling banyak 2 desa contoh.
7.
Tipe desa yang sama yang dipilih dalam satu kecamatan tidak saling berdampingan.
8.
Dalam setiap kabupaten tertentu tidak dipilih hanya satu desa contoh.
9.
Desa ”PATANAS lama” lama” mendapat prioritas untuk dipilih kembali jika memenuhi kriteria sampling yang digunakan.
HASIL SAMPLING DESA CONTOH 205 desa (0.4% total desa) PROPINSI Tipe desa
Tot al
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1
1.Padi
8
-
-
3
-
13
18
12
1
-
-
3
8
66
2.Palawija
3
-
-
-
3
5
9
8
1
3
-
-
4
36
3.Sayuran
1
-
-
-
-
4
4
4
-
-
-
-
1
14
4.Buah
1
-
-
-
-
-
4
9
-
1
-
-
2
17
5.Kebun
12
5
6
7
4
2
2
3
-
-
5
-
7
53
6.Ternak
-
-
-
-
-
5
2
3
-
-
-
2
-
12
7.Rawan pangan
-
-
-
1
1
-
-
-
1
2
1
-
1
7
25
5
6
11
8
29
39
39
3
6
6
5
23
205
Total
12
13
Keterangan propinsi : (1) Sumut, (2) Riau, (3) Jambi, (4) Sumsel, (5) Lampung, (6) Jabar, (7) Jateng, (8) Jatim, (9) NTB, (10) NTT, (11) Kalbar, (12) Kalsel, (13) Sulsel.
Sampling Rumah Tangga dan Lokasi Penelitian Sensus blok rumah tangga n Blok sensus BPS n Dipilih 3-4 blok sensus dengan total rumah tangga sekitar 150 rumah tangga Dipilih 25 rumah tangga contoh per desa Lokasi penelitian tahun 2007: n Jawa : Jateng 4 desa, Jatim 3 desa, Jabar 3 desa n Luar jawa : Sumut 2 desa, Sulsel 2 desa. n Total 14 desa
Analisis Data Kegiatan 1. Analisis Sumberdaya Lahan
a.
b. c.
Tujuan analisis: analisis: memahami perubahan struktur dan distribusi penguasaan lahan serta perubahan pemanfaatan lahan. lahan. Metode analisis: analisis: Analisis struktur penguasaan lahan rumah tangga ? menghitung luas lahan garapan rumah tangga menurut jenis lahan (lahan sawah, tegalan, kebun) dan status penguasaan lahan (milik, sewa, sakap, gadai). Analisis distribusi penguasaan lahan ? menghitung indeks gini penguasaan dan pemilikan lahan menurut jenis lahan Analisis perubahan pemanfaatan lahan ? menghitung luas lahan pertanian yang mengalami perubahan pemanfaatan ke penggunaan non pertanian selama 3 tahun yang lalu.
Kegiatan 2. Analisis Tenaga Kerja Pedesaan
Tujuan analisis: analisis: memahami sejauh mana kegiatan pembangunan pedesaan dapat menyediakan kesempatan kerja bagi rumah tangga pedesaan. pedesaan. Metode analisis: analisis: a. Curahan kerja rumah tangga diukur dari total jam kerja rumah tangga yang digunakan untuk berbagai jenis kegiatan ekonomi. ekonomi. b. Produktivitas tenaga kerja diukur dari pendapatan kotor yang dihasilkan dari setiap jenis kegiatan yang dilakukan. dilakukan. c. Tingkat pengangguran diukur dari banyaknya anggota rumah tangga yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan. pekerjaan.
Kegiatan 3. Analisis Pendapatan Rumah Tangga v
Tujuan analisis: memahami besarnya pendapatan RT, distribusi pendapatan RT dan struktur pendapatan RT. v Metode analisis: a. Analisis Pendapatan rumah tangga ? dibagi atas dua kelompok besar, yaitu: - Pendapatan rumah tangga yang berbasis lahan pertanian, dirinci atas nilai produksi berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan petani dan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan berburuh tani. - Pendapatan yang tidak berbasis lahan dapat dirinci atas: (1) Pendapatan tetap sebagai pegawai, (2) Pendapatan dari kegiatan berburuh non pertanian, (3) Pendapatan dari usaha industri rumah tangga, (4) Pendapatan dari usaha perdagangan, (5) Pendapatan dari transfer/kiriman uang, dan (6) Pendapatan dari mencari di alam bebas (menggali pasir, mencari kayu, dan sebagainya) . b. Analisis Distribusi pendapatan rumah tangga ? diukur dengan Indeks Gini dapat digunakan sebagai indikator ketimpangan pendapatan rumah tangga sebagai akibat ketidakmerataan aksesibilitas rumah tangga terhadap sumberdaya ekonomi. c.
Analisis struktur pendapatan rumah tangga ? melihat seberapa besar lapangan kerja dan usaha pertanian mampu berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga.
Kegiatan 4. Analisis Kemiskinan
ü
ü 1)
2)
3)
4)
5)
6)
Tujuan analisis: analisis: memahami berapa jumlah penduduk miskin di setiap desa contoh dan bagaimana karakteristik penduduk miskin tersebut. Kemiskinan didefinisikan sebagai: “ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar” dasar”. Metode analisis : Mengidentifikasi kelompok rumah tangga referensi, yaitu rumah tangga contoh yang tidak mampu mencukupi kebutuhan energinya. Menghitung total pengeluaran (makanan dan non makanan) dan proporsi pengeluaran makanan rumah tangga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan energinya. Dengan asumsi bahwa rumah tangga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan makanannya mencerminkan rumah tangga miskin, maka nilai pengeluaran yang diperoleh dari butir (2) dapat digunakan sebagai batas kemiskinan. Dengan asumsi bahwa semakin miskin rumah tangga semakin besar proporsi pengeluaran makanan pada rumah tangga tersebut (Hukum Engel), maka proporsi pengeluaran yang diperoleh dari butir (2) juga dapat digunakan sebagai batas kemiskinan. Garis kemiskinan (GK) di setiap desa contoh diukur dari pangsa pengeluaran makanan dan total pengeluaran rumah tangga referensi. Berdasarkan butir (5) dapat diidentifikasi dan dihitung jumlah rumah tangga miskin di setiap desa contoh.
Kegiatan 5. Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Ø
Ø a.
Tujuan analisis: analisis: memahami sejauh mana rumah tangga pedesaan maupun memenuhi kebutuhan energinya sesuai dengan norma gizi. gizi. Metode analisis: analisis: Konsumsi kalori rumah tangga per kapita per hari: hari: n
KR =∑Ki.Qi
b.
c.
i konsumsi kalori rumah tangga per kapita per Kebutuhan hari: hari:
KBR=∑Ajs.Njs
Tingkat kecukupan konsumsi kalori rumah tangga
KR TK = ×100 KBR Keterangan: Keterangan: i…. n Ki Qi Ajs Njs
= produk pangan yang dikonsumsi rumah tangga = nilai kalori produk pangan i = kuantitas konsumsi produk pangan i = anggota rumah tangga dengan jenis kelamin j dan kelompok umur s = kebutuhan konsumsi kalori jenis kelamin j dan kelompok umur s
Kegiatan 6. Analisis Dinamika Harga dan Upah Tujuan analisis: memahami perubahan harga-harga dan upah dalam jangka pendek (Data yang dikumpulkan: harga dan upah bulanan di setiap desa contoh) Metode analisis: Aspek yang dianalisis meliputi: (1) pola fluktuasi harga bulanan, (2) variasi harga antar desa, dan (3) trend harga bulanan. Analisis dibedakan menurut komoditas yang dihasilkan petani, sarana produksi pertanian, upah tenaga kerja pertanian dan produk makanan.
Kegiatan 7. Analisis Nilai Tukar Petani Tujuan analisis: untuk menganalisis dinamika nilai tukar sebagai indikator kesejahteraan di daerah pedesaan
v
Metode analisis: analisis: - NTP dibagi atas dua kategori, kategori, yaitu: yaitu: (1) Nilai Tukar Petani (NTP) yang mencerminkan daya tukar seluruh komoditas pertanian yang dihasilkan petani dengan seluruh produk yang dibeli petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan menghasilkan produk pertanian, Nilai pertanian, dan (2) Tukar Petani terhadap Konsumsi Pangan (NTPkon), NTPkon), yang mencerminkan daya tukar seluruh komoditas pertanian yang dihasilkan petani dengan produk konsumsi pangan yang dibutuhkan petani. petani.
Ø
Rumus Indeks Nilai Tukar adalah sbb: sbb:
IT INTP= IB Dimana:
INTP = Indeks Nilai Tukar Petani IT = Indeks harga yang diterima petani IB = Indeks harga yang dibayar petani
Ø Indeks harga yang diterima dan yang dibayar petani (IT dan IB) dihitung dengan menggunakan Indeks Laspeyers.
Kegiatan 8. Analisis Penerapan Teknologi Pertanian Tujuan analisis: analisis ini diarahkan untuk memahami
dua hal, hal, yaitu: yaitu: (1) Variasi teknologi usahatani yang dilakukan petani, petani, dan (2) Variasi profitabilitas usahatani menurut teknologi usahatani. usahatani. Yang dimaksud dengan teknologi usahatani adalah: adalah: “kombinasi dari penggunaan jenis varitas, penggunaan pupuk/ha, penggunaan tenaga kerja/ha, cara pengolahan tanah, pengaturan pola tanam dan cara penanganan pasca panen” panen”. Profitabilitas usahatani didefinisikan sebagai: sebagai: “selisih antara penerimaan usahatani dan biaya usahatani. Biaya usahatani yang diperhitungkan meliputi: nilai sewa lahan, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaya benih, biaya pestisida, biaya pengairan, pajak lahan, biaya penanganan pasca panen/pengolahan, biaya pengangkutan dan biaya lain yang terkait” terkait”.
Metode analisis:
Analisis variasi teknologi dan produktivitas menurut tipe agroekosistem. agroekosistem.
Kegiatan 9. Analisis Profil Desa ü
Tujuan analisis: untuk memahami dinamika “desa” sebagai basis kegiatan ekonomi rumah tangga pedesaan.
ü
Metode analisis: Dinamika pedesaan dapat dikaji dalam dua dimensi, yaitu: (1) Dimensi rumah tangga pedesaan (aspek penguasaan lahan, aspek tenaga kerja, aspek konsumsi pangan, aspek pendapatan dan aspek kemiskinan rumah tangga) (2) Dimensi wilayah desa sebagai basis kegiatan rumah tangga pedesaan atau analisis profil desa yang meliputi: (1) Struktur ekonomi desa, (2) Ketersediaan infrastruktur pertanian dan ekonomi, (3) Pola produksi pertanian, (4) Ketersediaan industri pertanian, (5) Aksesibilitas terhadap pusat-pusat pasar, (6) Ketersediaan peralatan pertanian, (7) Kelembagaan pedesaan yang terkait kegiatan pertanian (penguasaan lahan, transaksi upah tenaga kerja, pemasaran hasil pertanian, transaksi sarana produksi pertanian, transaksi modal, organisasi petani, dan pengelolaan kolektif infrastruktur pertanian), (8)Kepadatan penduduk agraris, dan (9)Perubahan tataguna lahan yang tersedia.
HASIL PENELITIAN (SEMENTARA) Sumber data : Blok sensus rumah tangga
Tabel 1. Rata-Rata Luas Penguasaan Lahan per Rumah Tangga Menurut Jenis Lahan, Jawa dan Luar Jawa.
Jenis lahan
JAWA
LUAR JAWA
TOTAL
(N=1373)
(N=590)
(N=1963)
Lahan sawah -Irigasi teknis/semi
0.48
0.58
0.51
-Irigasi sederhana
0.00
0.04
0.01
-Tadah hujan
0.01
0.00
0.01
-Tegalan
0.00
0.00
0.00
-Kebun
0.01
0.13
0.04
-Pekarangan
0.06
0.08
0.07
Total
0.57
0.83
0.65
Lahan kering
Tabel 2. Penguasaan Lahan per Rumah Tangga Menurut Lokasi Lahan, Jawa dan Luar Jawa.
Lokasi lahan
JAWA (N=1373 )
LUAR JAWA
TOTAL
(N=590)
(N=1963 )
Rata-rata luas (ha/RT) -Dalam desa
0.48
0.72
0.55
-Desa lain
0.04
0.06
0.04
-Kecamatan lain
0.05
0.03
0.04
-Kabupaten lain
0.00
0.02
0.01
84.4
86.9
85.4
-Desa lain
6.5
7.4
6.9
-Kecamatan lain
8.6
3.8
6.7
-Kabupaten lain
0.4
1.9
1.0
Persentase (%) -Dalam desa
Tabel 3. Penguasaan Lahan per Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Lahan, Jawa dan Luar Jawa.
Status penguasaan
JAWA (N=1373 )
LUAR JAWA
TOTAL
(N=590)
(N=1963 )
Rata-rata luas (ha/RT) -Milik sendiri
0.45
0.53
0.47
-Sewa
0.06
0.10
0.07
-Sakap
0.02
0.14
0.06
-Gadai
0.01
0.02
0.02
-Milik keluarga
0.02
0.04
0.02
-Milik sendiri
80.0
64.1
73.9
-Sewa
10.2
12.5
11.1
-Sakap
4.3
16.6
9.1
-Gadai
2.5
2.2
2.4
-Milik keluarga
2.9
4.5
3.6
Persentase (%)
Tabel 4. Frekuensi Rumah Tangga Menurut Kelas Penguasaan Lahan, Jawa dan Luar Jawa.
Kelas penguasaan
Frekuensi rumah tangga JA WA
LUAR JAWA
Persentase (%)
TOT LUAR AL JAWA JAWA
TOT AL
<0.25
522
119
641
38.0
20.2
32.7
0.25-<0.50
365
127
492
26.6
21.5
25.1
0.50-<0.75
182
101
283
13.3
17.1
14.4
0.75-<1.00
90
66
156
6.6
11.2
8.0
1.00-<1.25
74
68
142
5.4
11.5
7.2
1.25-<1.50
36
30
66
2.6
5.1
3.4
103
79
182
7.5
13.4
9.3
>1.50
Tabel 5. Persentase Penguasaan Lahan Menurut Kelas Penguasaan Lahan, Jawa dan Luar Jawa.
Kelas penguasaan
JAWA % R.T
LUAR JAWA
% Lhan
% R.T
% Lhan
TOTAL % R.T
% Lhan
<0.25
38.0
7.8
20.2
3.1
32.7
6.0
0.25-<0.50
26.6
16.9
21.5
9.4
25.1
14.0
0.50-<0.75
13.3
14.6
17.1
12.2
14.4
13.7
0.75-<1.00
6.6
9.7
11.2
11.4
8.0
10.3
1.00-<1.25
5.4
10.5
11.5
15.2
7.2
12.3
1.25-<1.50
2.6
6.4
5.1
8.3
3.4
7.1
>1.50
7.5
34.1
13.4
40.4
9.3
36.6
KESIMPULAN (SEMENTARA) l
Sebagian besar lahan yang dikuasai petani merupakan lahan sawah irigasi teknis.
l
Luas penguasaan lahan per rumah tangga di Jawa (0.57 ha) lebih rendah dibanding di luar Jawa (0.83 ha).
l
Pangsa luas lahan milik lebih tinggi di Jawa (80%) lebih tinggi dibanding luar Jawa (64%).
l
Ketimpangan penguasaan lahan tidak hanya terjadi di Jawa tetapi juga di luar Jawa.
Terima Kasih