Salinan
PUTUSAN Nomor :
46/Pdt.G/2012/PA.Dgl
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Donggala yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Gugat antara : PENGGUGAT, tempat tinggal di Kabupaten Donggala, selanjutnya disebut sebagai ; “PENGGUGAT” ; MELAWAN TERGUGAT, tempat tinggal di Kabupaten Donggala, selanjutnya disebut sebagai ; “TERGUGAT”; Pengadilan Agama tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan ; Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat ; Telah memeriksa alat-alat bukti Penggugat ; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 03 Februari 2012 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Donggala dengan Nomor : 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl, tanggal 13 Februari 2012 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut : 1.
Bahwa Penggugat adalah istri sah Tergugat, nikah pada tanggal 26 September 2011 dihadapan Pejabat Kantor Urusan Agama Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah sebagaimana terdaftar dalam Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : Kk.22.02.12/PW.01/025/2012 tanggal 03 Februari 2012 ;
2.
Bahwa setelah pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat bertempat tinggal di rumah orang tua Penggugat di Desa Balukang, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah selama kurang lebih 1 minggu,
setelah itu Penggugat dan Tergugat pindah dan bertempat tinggal di Kelurahan Kassa, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan selama kurang lebih satu bulan, setelah itu kembali dan bertempat tinggal di Desa Balukang, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala sampai pada saat sekarang ini ; 3. Bahwa pada awalnya Penggugat dan Tergugat hidup rukun sebagaimana suami istri, namun kurang lebih satu bulan terakhir ini antara Penggugat dengan Tergugat terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan karena Tergugat tidak mampu memberikan nafkah baik secara lahir maupun secara bathin ; 4.
Bahwa dalam keadaan Tergugat seperti yang disebutkan di atas, mengakibatkan Penggugat selalu merasa tersiksa dan mengalami penderitaan bathin karena selama menikah Tergugat belum pernah melaksanakan kewajibannya sebagai suami yang baik dan normal karena Tergugat mengalami sakit impotensi ;
5.
Bahwa Penggugat dan Tergugat sudah dipanggil oleh Kantor Urusan Agama setempat untuk dinasihati dan dirukunkan, namun tidak berhasil ;
6.
Bahwa kini Penggugat tidak sanggup lagi untuk melanjutkan perkawinan dengan Tergugat, dan untuk mendapatkan ketenangan hidup serta kepastian hukum bagi status perkawinan Penggugat dan Tergugat, maka Penggugat memilih jalan untuk menceraikan Tergugat melalui sidang Pengadilan Agama ;
7.
Bahwa Penggugat sanggup membayar biaya yang timbul akibat dari perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Penggugat mohon kepada Bapak Ketua
Pengadilan Agama Donggala cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :
Primair : 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat ;
2.
Menyatakan bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian ;
3.
Membebankan biaya perkara menurut hukum yang berlaku ; Hal. 2 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
Subsidair : Apabila Pengadilan Agama Donggala cq. Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya ; Menimbang, bahwa dalam persidangan yang telah ditetapkan kedua belah pihak hadir menghadap sendiri di depan sidang ; Menimbang, bahwa sebelum pemeriksaan perkara dilakukan, Majelis Hakim memerintahkan kepada kedua belah pihak untuk menempuh proses mediasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 dan untuk melakukan mediasi tersebut Penggugat dan Tergugat menyatakan telah memilih dan atau menunjuk seorang Hakim dari Pengadilan Agama Donggala bernama (MAZIDAH, S.Ag., M.H.) sebagai mediator ; Menimbang, bahwa mediator telah melaksanakan proses mediasi, akan tetapi proses mediasi gagal memperoleh kesepakatan sebagaimana laporan mediator tanggal 01 Maret 2012 ; Menimbang, bahwa pada hari persidangan berikutnya Tergugat tidak pernah datang lagi menghadap di depan persidangan dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakilnya yang sah, meskipun Tergugat telah diperintahkan pada persidangan yang lalu dan dipanggil secara resmi dan patut sebagaimana berita acara relaas panggilan Nomor :
/Pdt.G/2012/PA.Dgl. tertanggal 07 Maret 2012 untuk
menghadap di depan persidangan, sedang ketidakhadiran Tergugat tersebut tidak ternyata disebabkan oleh sesuatu yang dibenarkan oleh hukum ; Menimbang, bahwa sehubungan dengan proses mediasi gagal, Majelis Hakim melanjutkan pemeriksaan perkara tersebut dengan terlebih dahulu mendamaikan Penggugat dan Tergugat, namun tetap tidak berhasil lalu dibacakanlah surat gugatan Penggugat yang isi dan redaksinya tetap dipertahankan oleh Penggugat tanpa ada penambahan ataupun pengurangan ;
Hal. 3 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir di persidangan dan tidak pula ada petunjuk lain tetang ketidakhadirannya, maka jawabannya atas gugatan Penggugat tidak dapat didengar ; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan alat bukti tertulis berupa fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : KK.22.02.12/PW.01/025/2012 an. Tergugat dan Penggugat yang diterbitkan oleh KUA Kecamatan Sojol tanggal 03 Februari 2012 dengan Akta Nikah Nomor : 279/18/IX/2011 bermeterai cukup dan telah di nazegelen bukti (P.) ; Menimbang, bahwa selain bukti surat tersebut di atas, Penggugat telah pula menghadirkan saksi-saksi yang dibawah sumpahnya mengaku dan menerangkan di bawah sumpahnya sebagai berikut : Saksi I : tempat tinggal di Kabupaten Donggala;
Bahwa saksi kenal Penggugat dan Tergugat ;
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah, yang menikah pada bulan September 2011 di Desa Balukang ;
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orang tua Penggugat kemudian pindah ke Pinrang dan terakhir kembali ke Balukang ;
Bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun, namun sekarang kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak rukun lagi karena Tergugat pergi meninggalkan Penggugat hingga sekarang telah berlangsung selama kurang lebih 4 bulan ;
Bahwa penyebabnya adalah karena Tergugat tidak dapat memberikan nafkah bathin terhadap Penggugat karena lemah syahwat, dan Tergugat mengakui dan mengatakannya di hadapan saksi dan ibu Penggugat serta Penggugat ;
Bahwa Tergugat juga menyampaikan kepada saksi bahwa istrinya yang pertama hanya tinggal bersama selama 1 minggu kemudian meninggalkan Tergugat ;
Bahwa sekarang ini Penggugat dan Tergugat sudah pisah tempat tinggal selama
kurang lebih 4 bulan sejak Tergugat pergi dengan tujuan untuk Hal. 4 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
berobat, akan tetapi sampai sekarang Tergugat tidak pernah lagi datang menemui Penggugat dan tidak pula saling berkomunikasi serta tidak ada nafkah lagi dari Tergugat ;
Bahwa saksi dan pihak keluarga sudah berupaya merukunkan Penggugat dengan Tergugat, namun tidak berhasil karena Penggugat sudah tidak mau kembali lagi dengan Tergugat ;
Saksi II : tempat tinggal di Kota Palu ;
Bahwa saksi kenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri karena saksi paman Penggugat, akan tetapi saksi tidak pernah melihat Tergugat ;
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah yang menikah pada bulan September 2011, namun saksi tidak hadir waktu pernikahan tersebut tetapi istri saksi yang menghadirinya ;
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat pergi ke Selatan, kemudian tinggal di Balukang, dan belum dikaruniai keturunan ;
Bahwa setelah beberapa bulan pernikahan, antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak rukun karena masalah nafkah bathin, Tergugat tidak dapat memberikan nafkah bathin karena Tergugat lemah syahwat ;
Bahwa menurut keterangan keluarga kepada saksi, sekarang Tergugat telah pergi meninggalkan Penggugat ;
Bahwa saksi sudah pernah menasihati Penggugat agar rukun kembali dengan Tergugat, namun tidak berhasil, karena Penggugat sudah tidak tahan lagi hidup dengan Tergugat ; Menimbang
bahwa
atas
keterangan
saksi-saksi
tersebut
Penggugat
membenarkan dan menyatakan tidak keberatan, sedang Tergugat tidak dapat didengar keterangannya karena Tergugat tidak hadir ; Menimbang, bahwa para saksi dari pihak Penggugat tersebut telah memberikan
keterangan
dibawah
sumpahnya
masing-masing
telah
dicatat
selengkapnya dalam berita acara persidangan in casu. Sedangkan yang dinilai ada
Hal. 5 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
relevansinya guna pembuktian perkara, akan dikutip dan dipertimbangkan dalam uraian putusan ini sebagaimana mestinya ; Menimbang bahwa Penggugat menyatakan tidak mengajukan lagi saksi-saksi lain yang dapat dimintai keterangannnya dan tidak mengajukan sesuatu apapun dan dalam kesimpulannya menyatakan tetap pada gugatannya untuk bercerai dengan Tergugat dan mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan ; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk berita acara persidangan perkara ini, adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini ;
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana tersebut di atas ; Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam lingkup perkawinan, karenanya menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama berdasarkan Pasal 49 huruf (a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pengakuan Penggugat ditambah dengan keterangan saksi-saksi, maka Penggugat berada dalam wilayah Hukum Pengadilan Agama Donggala, dengan demikian Pengadilan Agama Donggala berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha maksimal mendamaikan Penggugat dan Tergugat dengan memberikan waktu untuk melakukan mediasi melalui mediator (MAZIDAH, S.Ag., M.H.) namun mediasi tersebut gagal sehingga PERMA Nomor 1 Tahun 2008 telah terpenuhi ; Menimbang, bahwa pada persidangan selanjutnya Tergugat tidak pernah datang lagi dan tidak pula menyuruh orang lain untuk datang menghadap sebagai kuasanya, meskipun pengadilan telah memanggilnya secara resmi dan patut dan tidak ternyata Hal. 6 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
bahwa ketidakhadiran Tergugat tersebut disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah, oleh karena itu perkara tersebut harus diputus dengan contradictoir ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah pula berusaha menasihati Penggugat agar rukun kembali dengan Tergugat sesuai dengan ketentuan Pasal 65 UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 131 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, ternyata tidak berhasil ; Menimbang, bahwa oleh karena upaya mediasi gagal dan upaya penasihatan tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara ini selanjutnya dilaksanakan dalam persidangan yang tertutup untuk umum, sesuai ketentuan Pasal 80 ayat (2) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ; Menimbang, bahwa pokok perkara ini adalah cerai gugat dengan alasan hubungan Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri sudah tidak terdapat keharmonisan karena Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang berawal dari ketidak mampuan Tergugat untuk memberi nafkah bathin terhadap Penggugat karena Tergugat lemah syahwat ; Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir tanpa alasan yang dibenarkan oleh hukum sehingga ketidakhadiran Tergugat dianggap telah mengakui dan membenarkan dalil-dalil gugatan Penggugat, pengakuan mana menurut Pasal 311 R.Bg merupakan bukti yang lengkap dan sempurna, namun demikian dalam perkara perceraian yang merupakan perkara perdata khusus pengakuan saja tidak cukup dan baru dianggap sebagai bukti awal yang masih membutuhkan alat-alat bukti yang lain dan karenanya Penggugat tetap dibebani pembuktian. Dalam hal ini
Hal. 7 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
Penggugat telah mengajukan alat-alat buktinya baik tertulis maupun berupa 2 orang saksi sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkaranya ; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.) yang berupa Duplikat Kutipan Akta Nikah dari perkawinan Tergugat dan Penggugat, merupakan bukti autentik yang sempurna dan mengikat, maka harus dinyatakan terbukti bahwa Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang sah sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 11 ayat (3) dan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi Penggugat yang apabila dihubungkan satu sama lain, ternyata bersesuaian dan saling mendukung dan tidak bertentangan dengan dalil-dalil gugatan Penggugat, oleh karena itu keterangan saksi tersebut dapat diterima dan dipertimbangkan sebagai bukti dalam perkara ini, sesuai ketentuan Pasal 309 R.Bg ; Menimbang, bahwa bila dihubungkan antara dalil-dalil gugatan Penggugat dengan keterangan saksi-saksi, Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum di persidangan sebagai berikut :
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah pada bulan September 2011 dan belum dikaruniai keturunan ;
Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah orang tua Penggugat di Desa Balukang dan kemudian tinggal di Pinrang Sulawesi Selatan dan terakhir kembali tinggal di rumah orang tua Penggugat di Desa Balukang ;--
Bahwa sekarang ini rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak rukun lagi karena Tergugat pergi dengan tujuan berobat, akan tetapi hingga sekarang Tergugat tidak pernah datang lagi kepada Penggugat telah berjalan kurang lebih 4 bulan, dan selama itu pula Tergugat tidak memberi nafkah terhadap Penggugat;
Hal. 8 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
Bahwa penyebabnya karena Tergugat tidak mampu memberikan nafkah bathin terhadap Penggugat sejak awal menikah karena Tergugat mengalami lemah syahwat ;
Bahwa pihak keluarga sudah pernah merukunkan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil karena Penggugat sudah tidak mau rukun lagi dengan Tergugat ; Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan pertengkaran dalam rumah tangga
tidaklah identik dengan pertengkaran mulut semata, rumah tangga dapat dinyatakan telah terjadi perselisihan dan pertengkaran jika pasangan suami istri tersebut sudah tidak lagi selaras, tidak saling percaya dan tidak saling melindungi, dengan ditemukannya fakta antara Penggugat dengan tidak lagi saling bertemu dan saling berkomunikasi, hal ini menunjukkan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sudah tidak lagi saling percaya dan saling pengertian, adalah merupakan bagian dari gejala perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga ; Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat yang tidak dibantah oleh Tergugat, terutama dalam kaitan hal-hal yang menyebabkan perselisihan dan pertengkaran itu terjadi yang diperkuat dengan keterangan saksisaksi yang menjelaskan bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagai suami karena Tergugat mengalami sakit impotensi, Majelis Hakim berpendapat bahwa yang menjadi sebab perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dengan Tergugat adalah hal-hal sebagaimana yang didalilkan oleh Penggugat ; Menimbang, bahwa dengan adanya fakta hukum tersebut di atas telah merupakan bukti bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah pecah, dan sendi-sendi rumah tangga telah rapuh dan sulit untuk ditegakkan kembali sehingga telah terdapat alasan untuk bercerai sebagaimana dimaksud Pasal 19 huruf (e) dan (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (e) dan (f) Kompilasi Hukum Islam ; Hal. 9 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
Menimbang, bahwa berdasarkan hukum Islam yang tersirat dalam Al-quran surat Ar-rum ayat 21 dan juga ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dinyatakan bahwa : “Perkawinan ialah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk (keluarga bahagia yang kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa)“ jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi : “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah”. Dan jika Penggugat dan Tergugat selaku pasangan suami istri telah ternyata telah tidak lagi timbul rasa saling mencintai, saling pengertian dan saling melindungi dan bahkan Penggugat tetap sudah tidak lagi berkeinginan untuk meneruskan rumah tangganya dengan Tergugat, maka agar kedua belah pihak berperkara tidak lagi lebih jauh melanggar norma agama dan norma hukum, maka perceraian dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyelesaikan sengketa rumah tangga tersebut ; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta kejadian (feittelijk gronden) dan fakta hukum (fechttelijk gronden) di atas, Majelis Hakim sepakat bahwa keinginan Penggugat sebagaimana tercantum dalam petitum Nomor 2, telah patut untuk dikabulkan ; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama jo. Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun1975, dan SEMA No. 28/TUADA-AG/X/2002 tanggal 22 Oktober 2002, Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Donggala untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan, guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Menimbang, bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan maka berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang Hal. 10 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, maka semua biaya perkara yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat ; Mengingat dan memperhatikan segala peraturan perundang undangan yang berlaku dan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini ;
MENGADILI 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat ;
2.
Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat
(Tergugat)
terhadap
Penggugat (Penggugat); 3.
Memerintahkan
kepada
Panitera
Pengadilan
Agama
Donggala
untuk
mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; 4.
Membebankan
kepada
Penggugat
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp.391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah) ; Demikian Putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Donggala pada Hari Senin Tanggal 19 Maret 2012 M. bertepatan dengan
Tanggal
25
Rabiul
Drs. H. RAHMATULLAH, M.H.
Akhir
1433
H.
oleh
kami
sebagai Ketua Majelis, ADI MARTHA
PUTERA, S.H.I. dan ADE AHMAD HANIF,S.H.I. masing-masing sebagai Hakim Anggota dibantu oleh BULGIS, S.Ag. sebagai Panitera Pengganti, putusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan Panitera Pengganti tersebut dan dihadiri pula oleh Penggugat diluar hadirnya Tergugat ;---------------------
KETUA MAJELIS ttd Drs. H. RAHMATULLAH, M.H.
Hal. 11 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.
HAKIM ANGGOTA I
HAKIM ANGGOTA II
ttd
ttd
ADI MARTHA PUTERA, S.H.I.
ADE AHMAD HANIF, S.H.I.
PANITERA PENGGANTI ttd BULGIS, S.Ag. RINCIAN BIAYA : 1.Biaya Pendaftaran 2.Biaya Proses 3.Biaya Panggilan 4.Redaksi 5.Meterai JUMLAH
Rp. 30.000,Rp. 50.000,Rp. 300.000,Rp. 5.000,Rp. 6.000,Rp. 391.000,(tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah)
Salinan sesuai aslinya Pengadilan Agama Donggala PANITERA,
MAHFUDZ, S.H.
Hal. 12 dari 12 Nomor :046/Pdt.G/2012/PA.Dgl.