ANALISIS
/HĀLUN/
PADA SURAT AL-BAQARAH
SKRIPSI SARJANA
OLEH :
ZULFAN U
040704019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB MEDAN 2009
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan serta menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam peneliti hadiyahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah yang benar sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalankan kehidupan dan penghidupan untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara adalah membuat suatu karya ilmiah yang berupa skripsi. Oleh karena itu untuk memenuhi syarat tersebut peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul: Analisis
/HĀLUN/
Pada Surat Al-Baqarah. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan yang disebabkan kurangnya pengalaman peneliti dalam memahami dan menyampaikan sesuatu. Oleh karena itu peneliti dengan sepenuh hati memohon saran dan kritik yang membangun dari semua pihak atas tulisan ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca maupun masyarakat pada umumnya yang ingin mendalami ilmu bahasa Arab. Medan,
Peneliti
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada peneliti, sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan dengan sepenuhnya. Salawat dan salam peneliti hadiahkan pada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk bagi manusia menuju jalan yang dirahmati Allah SWT. Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang ta terhingga kepada kedua orang tua peneliti yang tercinta Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda Siti Rana Pulungan yang telah mendidik dan membimbing peneliti dari kecil hingga sekarang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang serta memberikan ketulusan doa dan ridanya kepada peneliti dalam menjalankan studi di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau “Allahumma igfirlī żunūbī wa li wālidayya
wa
irhamhumā kamā rabbayāni sagīran”. Dalam kesempatan ini pula peneliti ingin mengucakan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Syafuddin M.A, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Serta pembantu Dekan I, II, dan III. 2. Ibu Dra. Khairawati, M.A, Ph.D selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 3. Pabak Drs. Mahmud Kudri, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. Syauri Syam, Lc selaku Dosen Pembimbing I dan ibu Dra. Rahlina Muskar Nasution, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang banyak meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing peneliti serta memberikan inspirasi dan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sepenuhnya. 5. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Khususnya di Program Studi Bahasa Arab yang telah memberikan banyak
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
wawasan yang sangat bermanfaat, semoga dengan ilmu yang diberikan tersebut peneliti dapat menerapkan dalam lingkungan masyarakat. 6. Saudara Andika yang telah banyak membantu peneliti dalam bidang administrasi dan penelitian skripsi. 7. Terima kasih kepada adikku tercinta Dahlia yang telah memberikan semangat dan kasih sayang serta do‘anya selama ini. 8. Seluruh keluarga besar peneliti yang telah memberikan dukungan dan do‘anya. 9. Seluruh guru peneliti
yang telah mendidik dan memberikan ilmunya.
Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada mereka. 10. Teman-teman angkatan ’04 (Amek Bogel, Ust.Subhan, Mawadi, Mael Ritonga, Darwin Sati, Fadil, Haris, Devi, Ade’, Ilyani, Rahmah, Qi2kali, Dian, Vega, Sri, Risa , Odi Saleh, Atid, Eka, Hotma, Minah, Hanum, dan Syam). Kalian adalah teman-teman terbaik yang pernah peneliti miliki. 11. Saudara-saudaraku di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fak-Sastra (Rahmatsyah Putra (Ketua HMI Kom’s FS USU 08-09), abangda Eko Maulijar, abangda Budi Alimuddin, abangda Farid Jauhari, abangda Ivan Ramadhan, abangda Daru Irawadi, abangda Ansor Harahap, saudaraku Amril Hiadayat Hararap serta seluruh teman nongkrong di kantin Mem. Juga yang tidak terlupakan mantan pengurus HMI Kom’s Sastra USU periode 07-08 (Izala, Benkbeng, Ape, Yaya, Euis, Siti, Yunita, Pai, Isro, Ebda, Dayat, adinda Cimaw, Adrian Pai, Juara, Tesen, Rani, Depo, Ripa, Benk2kali, Haris Muda, Riki Uwek, Dera, Saktie, Syarif Ariga, Awin, Gullit dan seluruh pengurus HMI Kom’s FS USU). Yakin Usaha Sampai. 12. Teman-teman seperjuangan pengurus HMI Cab. Medan 07-08 ( abangda Ranu Putra Armidin (Ketua Umum HMI Cab. Medan 07-08), Syamsir Pohan, Firdaus, Zulfan Efendi Rambe, Adlin. Bima, Andre, Mitra, Hazarul Aswad, 13. Seluruh kakanda Alumni (Elvin Syahrin , A.A. Dhani, Brugmant, Diles, Berta, Popo, Yazer, dan lain-lain). Teristimewa buat adik-adik di keluarga besar Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA).
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
14. Teman-teman di kost (Bams, Sari, Mas Qoy). 15. Teman-teman alumni PASTIBEDA (Eza, Alim, dan Irfan Syahputra). 16. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan kepada peneliti dibalas oleh Allah SWT. Amin ya rabba al‘alamin.
Medan, Maret 2009
Zulfan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................ i UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................... v ABSTRAK .................................................................................................. vii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... . 1 1.1 Latar Belakang..................................................................... .. 1 1.2 Batasan Masalah .................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4 1.5 Metode Penelitian .................................................................. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... ... 6 2.1 Penelitian Sebelumnya.. ...................................................... ... 6 2.2 Pengertian Hālun ................................................................... 6 2.3 Pengertian ‘Āmilu al-Hāli dan Sāhibu al-hāli ................... ..... 7 2.4 Penanda Harkat Nasab ...................................................... ..... . 9 2.5 Struktur Hālun ................................................................. ..... 11 /hālun/……....…………………………... 18
2.6 Penggolongan
BAB III
2.7
/wawu al-hāli/ ........................................................ 22
2.8
/ta’addudi al-hāli/ ................................................. 22
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 23 3.1 Struktur dan Penggolongan Hālun pada surat Al-Baqarah ...... 23 3.1.1 Struktur 3.1.1.1 Struktur
/hālun/ yang baku ......................................... 23 /hālun/ yang mengakhirkan
/hālun/
dari sahibnya ................................................................... 23 3.1.1.2 Mengakhirkan
/hālun/ dari
/‘āmilu al-hāli/ ................................................................. 30 3.1.2 Struktur
/hālun/ yang tidak baku ................................ 42
3.1.2.1 Mendahulukan Hālun dari sahibnya ............................... 42 3.1.2.2 Mendahulukan
/hālun/ dari ‘amilnya ........................ 45
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
3.1.2.3 Membuang
/hālun/ dari ‘amil dan sahibnya ............... 47
3.1.2.4 Membuang
/sāhibu al-hāli/ ......................... 56
3.1.2.5 Membuang
/‘āmilu al-hāli/ ............................ 57
PENUTUP ............................................................................ ...... 59 4.1 Kesimpulan...................................................................... ...... 59 4.2 Saran ............................................................................... ...... 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Zulfan, 2009. Analisis
/hālun/ Pada Surat Al-Baqarah.
Kajian ini membahas tentang hālun pada surat Al-Baqarah. Adapun masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana struktur dan penggolongan hālun pada surat Al-Baqarah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur hālun dan penggolongan hālun pada surat Al-Baqarah dengan menggunakan pendapat yang dikemukakan oleh Al-Gulayaini dalam bukunya Jāmi’u Al-Durūsi Al-‘Arabiyyati. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (library research) dengan mengambil data dari surat Al-Baqarah, dan menggunakan metode analisis deskriptif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dari surat Al-Baqarah adalah sebagai berikut: Struktur hālun 1. Struktur hālun yang baku yaitu struktur yang wajib mengakhirkan hālun dari sāhibu al-hāli terdapat 12 ayat, dan struktur yang mengakhirkan hālun dari ‘āmilu al-hāli terdapat 24 ayat. 2. Struktur hālun yang tidak baku yaitu wajib mendahulukan hālun dari sāhibu al-hāli terdapat 2 ayat, dan yang boleh mendahulukan hālun dari sāhibu al-hāli terdapat 2 ayat, struktur yang wajib mendahulukan hālun dari ‘āmilu al-hāli terdapat 3 ayat, struktur yang membuang hālun dari ‘āmilu al-hāli dan sāhibu al-hāli terdapat 19 ayat, struktur yang membuang sāhibu al-hāli terdapat 2 ayat, struktur yang membuang ‘āmilu al-hāli terdapat 1 ayat. Penggolongan hālun 1. /hālu al-muassisati/ terdapat 24 ayat, 2. /al-hālu al-muakkadatu/ terdapat 9 ayat, 3.
/al-hālu al-muwattiatu/ terdapat
1 ayat, 4. /al-hālu al-jumlatu/ terdapat 2 ayat, 5. /al-hālu syibhu al-jumlati/ terdapat 20 ayat.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
•
•
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di dunia ini terdapat banyak bahasa yang dipergunakan oleh manusia dari setiap suku dan bangsa, salah satu di antaranya adalah bahasa Arab yang digunakan oleh bangsa Arab untuk menyampaikan tujuan-tujuan mereka kepada orang lain dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Ghazzawi (dalam Arsyad 2004: 6) mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 ummat manusia. Bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci (Alqur’an) dan tuntunan agama umat Islam sedunia, ini dinyatakan dalam Al-qur’an pada surat Taha ayat 113 : /wa kazālika anzalnāhu qurānan ‘arabiyyan/ “Demikianlah telah kami turunkan Al-qur’an itu berbahasa Arab”. Maka tentu saja bahasa Arab merupakan bahasa yang paling besar signifikansinya bagi ratusan juta muslim sedunia. Sebagai alat komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis, yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik (Chaer, 1994: 4). Menurut Chaer (1994: 206) sintaksis adalah membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu ujaran. Hal ini sesuai dengan asal usul kata sintaksis itu sendiri yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ‘dengan’ dan kata tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok atau kalimat. Istilah sintaksis dalam bahasa Arab dikenal juga dengan ilmu nahwu. Menurut Dayyab (1990: 13) menyatakan bahwa ilmu nahwu adalah :
/al-nahwu qawā’idun yu’rafu biha siyagu al-kalimāti al-‘arabiyati wa ahwāluha hīna ifrādiha wa hīna tarkībihā/.“ Ilmu nahwu adalah kaidah-kaidah
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
untuk mengenal bentuk kata-kata dalam bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya ketika kata itu berdiri sendiri dan kata itu tersusun dalam kalimat”. Al-Gulayaini (2007: 8) menambahkan bahwa
/al-nahwu/ adalah:
/’ilmun biusūlin tu‘rafu bihā ahwālu al-kalimāti al-‘arabiyati min haisu al-i‘rābu wa al-bināu, ai min haisu mā yu‘radu lahā fī hālin tarkībihā/. “Ilmu untuk mengetahui keadaan kata-kata dalam bahasa Arab dari segi I‘rab dan binanya atau dari keadaaan susunannya”. I‘ rab menurut Al-Gulayaini (2007: 14) ialah:
. /I’rābun : “asarun yuhdisuhu al-‘āmilu fī ākhiri al-kalimati fa yakūnu ākhiruhā marfū ‘an au mansūban au majrūran au majzūman hasba mā yaqtadīhi zālika al-‘āmilu/. “I‘rab adalah pengaruh yang disebabkan oleh ‘amil atau faktorfaktor yang mendahului sebuah kata dalam susunan kata dan mempengaruhi akhir dari kata tersebut sehingga harkat kata tersebut berubah menjadi marfu‘, mansub, majrur, majzum”. Harkat marfu‘ ditandai dengan dengan
/al-dammatu/, mansub ditandai
/al-fathatu/, majrur ditandai dengan
majzum ditandai dengan
/al-kasratu/, dan
/al-sukūnu/ (Al-Gulayaini, 2007: 17).
Sedangkan yang dimaksud dengan bina’ adalah :
/al-binā’u : luzūmun ākhiri al-kalimati hālatan wāhidatan, wa in ikhtalafat al-‘awāmilu al-latī tusbiquhā falā tu’siru fīha al-‘awāmilu al-mukhtalifatu/. “albina’ adalah satu kata yang tidak berubah harkat akhirnya walaupun kata itu didahului dan dipengaruhi oleh berbagai faktor (‘amil) (Al-Gulayaini, 2007: 14). Pembahasan tentang
/hālun/ dalam kajian ini berhubungan dengan
i‘rab seperti yang telah dijelaskan di atas, yakni untuk melihat keadaan hal yang berharkat mansub. Di dalam kajian sintaksis bahasa Arab ada empat belas macam ism yang mansub (Al-Gulayaini, 2007: 363). Salah satu di antaranya adalah /hālun/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Susunan
/hālun/ di dalam bahasa Arab terdiri dari /sāhibu al-hāli/, dan
/‘āmilu al-hāli/,
/hālun/. Selaras dengan
yang dikemukakan oleh Al-Gulayaini ( 2007 : 413 dan 415) : /al-aslu fī al-hāli an tata’akhkhara ‘an‘āmilihā wa sāhibihā/ “pada dasarnya hal diletakkan setelah ‘amil dan sahibnya. Sebagaimana contoh berikut ini : /syaribtu al-mā’a sāfiyan/ “saya telah meminum air yang
-
jernih”. Susunan kata
/syaribtu/ adalah terdiri dari fi‘l madi
/syariba/ yang menjadi
/‘āmilu al-hāli/ dan damir muttasil “ /al-mā’a/ adalah
/maf‘ūlun bihi/ yang
/sāhibu al-hāli/, dan kata
/sāfiyan/ adalah kata
/ta/ sebagai fa‘il, kata menjadi
“
sifat yang menerangkan keadaan air yang diminum yang jabatannya dalam kalimat ini menjadi
/hālun/, kata
/sāfiyan/ menjadi mansub karena /syariba/.
didahului oleh ‘amilnya yaitu fi‘l
Dalam penelitian sementara penulis melihat struktur urutannya berbeda dari struktur
/hālun/ yang
/hālun/ yang ada, seperti contoh surat Al-
Baqarah ayat 22 :
/faakhraja bihi min al-samarāti rizqan lakum/ “ dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu”. Pada contoh ayat ini fi‘l mudari‘
/akhraja/ adalah
/‘āmilu al-hāli/ dan jar majrur
/min al-samārati/ adalah
yang mendahului sahibnya yaitu kata
/rizqan/ yang menjadi
/hālun/
/sāhibu al-hāli/. Dengan demikian peneliti ingin melihat lebih dalam struktur /hālun/ dan
/aqsāmu al-hāli/ Penggolongan hal dalam surat Al-
Baqarah. Adapun kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
/hālun/
dengan objek penelitian surat Al-Baqarah dalam Al-qur’an. Peneliti memilih surat ini karena pada surat ini banyak terdapat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/. Dalam penelitian ini penulis
mengacu dan berpedoman pada buku Jāmi’u Al-Durūsi Al-‘Arabiyyati yang ditulis oleh Al-Gulayaini. Buku tersebut penulis jadikan sebagai rujukan utama dalam penelitian ini karena diantara para ahli khususnya yang membahas /hālun/ diantaranya Fuad Ni’mah dalam bukunya Qawā’idu Al-Lugatu Al‘Arabiyatu, Al-Sayyid Ahmad
Al-Hasyimi dalam bukunya Al-Qawā’idu Al-
Asāsiyatu Al-Lugatu Al-‘Arabiyatu, tulisan Al-Gulayaini yang jelas dan lebih /hālun/.
lengkap dalam mengemukakan 1. 2. Batasan Masalah
Agar penyajian suatu karya tulis ilmiah tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang dikehendaki maka perlu adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: /hālun/ pada surat Al-Baqarah
1. Bagaimana struktur
dalam Al-
qur’an.
/aqsāmu
2.
al-hāli/ penggologan hal apa saja yang terdapat
pada surat Al-Baqarah dalam Al-qur’an. 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui struktur
/hālun/ pada surat Al-Baqarah dalam Al-
qur’an. 2. Untuk mengetahui
/aqsāmu
al-hāli/ Penggolongan hal apa
saja yang terdapat pada surat Al-Baqarah dalam Al-qur’an. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan pemahaman dan menambah wawasan peminat bahasa dan sastra Arab dalam kajian sintaksis khususnya tentang /hālun/. 2. Untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman penulis tentang /hālun/ dan
/aqsāmu al-hāli/ ‘penggolongan hal’ khususnya
pada surah Al-Baqarah.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
3. Untuk menambah referensi bagi jurusan bahasa Arab Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan para peminat bahasa Arab yang lain. 1.5 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang mengambil bahan-bahan penelitian dari beberapa referensi yang ada yang dapat membantu penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu memaparkan atau menjelaskan fakta-fakta dengan kata-kata secara jelas dan terperinci yang kemudian disusul dengan analisis (Ratna, 2004: 53). Adapun data yang menjadi bahan penelitian bersumber dari surat AlBaqarah yang berjumlah 286 ayat dalam Al-quran dan terjemahnya yang dicetak dan diterbitkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia tahun 1984. Untuk memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan Latin, peneliti memakai sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P dan K RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Adapun tahapan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan referensi atau buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Membaca surat Al-Baqarah secara berulang-ulang untuk memperoleh data. 3. Mengklasifikasikan data-data yang telah diperoleh. 4. Menganalisis data. 5. Menyusun hasil analisis secara sistematis dalam bentuk skripsi.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai
/hālun/ di Program Studi Bahasa Arab FS USU
sudah pernah diteliti sebelumnya oleh saudara Nur El Fuadi (NIM: 810711839) dengan judul “Suatu Analisis Tentang Hālun Dalam Bahasa Arab”, dalam penelitian ini beliau hanya mendeskripsikan atau menjelaskan hal seperti: pembagian hal, syarat-syarat hal,
/‘āmilu al-hāli/, dan
/sāhibu al-hāli/. /hālun/ yang ada di
Adapun yang peneliti bahas adalah mengenai dalam surah Al-Baqarah dengan melihat stuktur
/hālun/ dan
/aqsāmu al-hāli/ ‘penggolongan hal’ pada surat Al-Baqarah dalam Al-Qur’an. 2.2. Pengertian Hālun. Al-Hasyimi (t.t.: 223 ) dalam bukunya ‘Al-qawā’idu Al-asasiyatu li Allugati Al-‘arabiyati’ bahwa yang dimaksud dengan
/hālun/ adalah sebagai
berikut: /al-hālu: wasfun fadlatun yubayyinu haiata sāhibihi ‘inda sudūri al-fi’li/. “Hal adalah sifat yang menjelaskan keadaan ism yang ketika terjadinya pekerjaan”. Sedangkan Al-Gulayaini (2007: 407) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
/hālun/ adalah: /al-hālu : wasfun fadlatun yuzkaru libayāni haiati al-ismi allazī yakūnu
al-wasfu lahu/. “Sifat yang disebutkan untuk menjelaskan keadaan ism yang disifatinya”. Menurut Al-Ahdal (1994: 51) yang dimaksud dengan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ adalah:
/al-hālu huwa al-wasfu al-mansūbu al-mufassiru lima inbahama min alhayyiāti/. “Hal adalah sifat yang mansub yang menerangkan segala sesuatu keadaan yang belum jelas”. /jā`a Zaidun fārihan/. “Zaid datang dengan senang”.
Contoh:
/fārihan/ merupakan kata sifat yang menjadi
Kata
/sāhibu al-hāli/) yaitu kata
menjelaskan isim sebelumnya (
/fā’il/, sedangakan kata
/zaidun/ yang merupakan
/hālun/ yang /jāa/ yang menjadi /hālun/ tersebut
/‘āmilu al-hāli/ atau faktor yang menyebabkan menjadi mansub. 2.3. Pengertian ‘Āmilu al-Hāli dan Sāhibu al-hāli
Menurut Al-Gulayaini (2007: 412) yang dimaksud ‘Āmilu al-Hāli adalah: /āmilu al-hāli: mā taqaddama ‘alaiha min fi’lin, aw syibhihi, aw ma’nāhu/. Amilu al-hali adalah f’il (kata kerja), Syibhu f’il (sifat yang dibentuk dari kata kerja), dan ma’na al-f’il (mengandung pengertian kata kerja) yang mendahului hālun.
/al-fi’lu/ ‘Kata kerja’, contoh:
/jāa muhammadun
fārihan/ ‘Muhammad telah datang dengan senang’. Pada contoh ini yang menjadi
/āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi “
” /jāa/.
/syibhu al-fi’li/ ‘Sifat yang dibentuk dari kata kerja’,
contoh:
/mā musāfirun khalīlun māsyiyan/ ‘Tidaklah musafir itu si Khalil yang berjalan’. Pada contoh ini yang menjadi /‘āmilu al-hāli/ kata “
” /musāfirun/ yang terbentuk dari
/syibhu al-fi’li/.
/ma’na al-fi’li/ ‘Mengandung pengertian kata kerja’, terdiri dari : 1. Contoh: 2. Contoh:
/ismu al-fi’li/ ‘Ism f‘il ’. /nazāli musri‘an/ ‘ turunlah dengan segera ‘. /ismu al-isyārah/ ‘Ism isyarah (kata tunjuk)’ /hāża rajulun mu’minan/ ‘ Laki-laki ini seorang
mukmin’. 3. Contoh:
/adawātu al-tasybīhi/ ‘Kata yang menyatakan persamaan’ /kaanna khālidan asadan/ ‘Khalid seperti singa’.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/adawātu al-tamannī wa al-tarajī/ ‘ kata yang
4.
mengandung suatu harapan’. /laita al-surūra dāiman ‘indanā/
Contoh:
‘Semoga kami selalu dalam keadaan senang’. /adawātu al-istifhāmu/ ’Kata Tanya’.
5.
/kaifa anta qāiman ?/ ‘Bagaimana kamu
Contoh: berdiri?’ 6.
/harfu al-tanbīhi/ ‘Huruf yang menyatakan peringatan’ /hā huwa żā al-badru tāli’an/ ‘Inilah dia
Contoh: bulan purnama’.
/al-jāru wa al-majrūru/ ‘jarun majrurin’.
7. Contoh:
/al-farasu laka wahdaka/ ‘Kuda itu milikmu
sendiri’ 8.
/al-zarfu/ ‘ kata yang menunjukkan keterangan tempat dan waktu’. /ladainā al-tullābu muhsinan/’ Kami
Contoh: memiliki siswa-siswa yang baik’. 9.
/harfu al-nidā’/ ‘Kata Seruan’. /yā ayyuha al-tullābu mujtahidīna/
Contoh:
‘Wahai murid-murid yang bersungguh-sungguh’. Al-Gulayaini (2007: 412-413) menambahkan bahwa yang dimaksud dengan Sāhibu al-hāli adalah: /sāhibu al-hāli : mā kānat al-hālu wasfan lahu fī al-ma’nā/ ‘Sahibu al-hali adalah kata yang disifati hālun dari segi makna’. Contoh:
/raja’a muhammadun bākiyan/ ‘Muhammad pulang
dengan menangis’. Pada dasarnya sāhibu al-hāli berupa ism ma‘rifah, namun adakalanya sāhibu al-hāli berupa ism nakirah, dengan syarat : 1. Apabila Contoh: kepadaku anak
/sāhibu al-hāli/ didahului oleh
/hālun/.
/jāanī mujtahidan waladun/ ‘Telah datang laki-laki yang rajin’. Pada contoh ini yang menjadi
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/sāhibu al-hāli/ didahului oleh
adalah kata
/hālun/ yaitu kata “
2. Apabila
“
” /waladun/ yang
” /mujtahidan/.
/sāhibu al-hāli/ didahului oleh huruf nafyi, nahyi
dan istifham. /mā jāanī ahadun illa rākiban/ ‘Tidak
Contoh :
seorang pun yang datang kepadaku kecuali seseorang yang berkendaraan’. Pada contoh ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /ahadun/, yang didahului oleh huruf nafyi “
3. Apabila
/sāhibu al-hāli/
” /mā/.
dikhususkan kepada sifat dan
idafah. /saalanī rajulun māhirun hāzinan/
Contoh :
‘seorang lelaki yang pintar bertanya kepadaku dengan bersedih’. Pada contoh ini
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
yang dikhususkan kepada kata sifat “
” /rajulun/
” /māhirun/.
/hālun/ terdapat kalimat yang disertai oleh huruf
4. Apabila setelah “ ” /waw/. Contoh :
/nazartu rajulan
muhsinan wa huwa jālisun fī al-fasli/ ‘Saya melihat seorang lelaki yang baik dan dia sedang duduk di dalam kelas’. Pada contoh ini /sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /rajulan/ dan
setelahnya terdapat kalimat yang disertai oleh huruf “ kata “
/hālun/ yang ” /waw/ adalah
” /muhsinan/.
2.4. Penanda Harkat Nasab Dalam kajian sintaksis bahasa Arab terdapat beberapa tanda nasab yaitu: fathah ( - ), huruf alif ( ) huruf ya ( menghapus huruf nun (
), kasrah ( - ) dan di tandai dengan
) . Seperti yang dipaparkan oleh Al-Gulayaini (2007:
15) bahwa tanda nasab sebagai berikut :
/‘alāmātu al-nasbi : li al-nasbi khamsu ‘alāmātin : al-fathatu, wa al-alifu, wa al-yāu, wa al- kasratu, wa hażfu al-nūni. Wa al-fathatu hiya al-aslu/ “ tandatanda nasab : nasab memiliki lima tanda : fathah (―), huruf alif ( ) huruf ya
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
( ), kasrah (―) dan di tandai dengan menghapus huruf nun (
). Namun fathah
adalah tanda asli. Dari pemaparan di atas diketahui bahwa tanda nasab ada yang asli dan pengganti tanda nasab. 1. Tanda nasab yang asli adalah fathah (―)contoh : /lan aqra’a al-kitāba/ “saya belum membaca buku”. Pada contoh di atas tanda nasab terdapat pada kata aqra’a dan al-kitāba, yang di tandai dengan fathah pada akhir setiap kata tersebut.. 2. Pengganti tanda nasab /asmā’u al-khamsati/. Contoh :
• /alif/, yang diletakkan pada
/akramtu abāka/ “ saya telah menghormati ayahmu”. Pada contoh ini tanda nasab terletak pada pada kata
/abāka/ yang ditandai
dengan huruf alif. •
/ya/, yang diletakkan pada
/al-musanna/ dan
/jam‘u al-mużakkari al-sālimi/. Contoh :
/isytaraytu al-
kitābayni/ “ saya telah membeli dua buku/. Pada contoh ini huruf ( pada kata musanna.
)
/al-kitābayni/ adalah pengganti tanda nasab untuk Serta
contoh
berikut
Contoh:
untuk
jamak
muzakkar
salim.
/ihtaramtu al-mudarrisīna/ “ saya telah
menghormati para bapak guru”. Pada contoh ini pengganti tanda nasab terletak pada kata ( •
/al-mudarrisīna/ yang di tandai dengan huruf
). /al-kasratu/, yang diletakkan pada
muannasi al-sālimi/.Contoh:
/jam‘u al/akrama allāhu al-
mu’mināti/ “ Allah telah memuliakan wanita-wanita yang beriman”. Pada contoh ini pengganti tanda nasab
terletak pada kata
/al-
mu’mināti/ yang di tandai dengan tanda kasrah ( - ) di akhir kata tersebut. • Pengganti tanda nasab yang terakhir adalah dengan menghapus huruf ( ) pada setiap
/af‘ālu al-khamsati/. Contoh:
/lan
yal‘abā al-waladāni/ “ kedua anak laki-laki itu belum bermain”. Pada contoh ini pengganti tanda nasab terletak pada kata
/yal‘abā/ di
tandai dengan menghapus huruf ( ) karena kata tersebut salah satu dari / af‘ālu al-khamsati/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
2.5. Struktur Hālun Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa
/hālun/ adalah sifat yang
menjelaskan ism yang disifatinya yang masih belum jelas yang disebut dengan /sāhibu al-hāli/ dan faktor yang menyebabkan menjadi mansub disebut dengan
/‘āmilu al-hāli/. Dari contoh tersebut
/hālun/ disebutkan setelah ‘amil dan sahibnya, ini
juga dapat dilihat bahwa
/hālun/ (Al-Gulayaini 2007 : 413 dan 415).
merupakan struktur asli dari 1. Mengakhirkan
/hālun/ tersebut
/hālun/ dari
/sāhibu al-hāli/.
Meletakkan hālun setelah sahibnya adalah wajib hukumnya dalam ilmu Nahwu, yaitu pada tiga tempat (Al-Gulayaini, 2007: 414). /sāhibu al-hāli/ dibatasai oleh
• Apabila
/hālun/.
Contoh surat Al-Baqarah ayat 114:
…… ………. /ūlāika mā kāna lahum an yadkulūhā illa khā’ifīna/ “ mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudāri‘ yaitu
Pada ayat di atas “ “
” /yadkhulu/, dan sahibul hal pada ayat di atas adalah damir muttasil “ /hā/ yang dibatasi oleh hal yaitu kata
/khā’ifīna/.
/sāhibu al-hāli/ dijarkan dengan
• Apabila
/idāfatun/.
/yasurrunī qudūmuka mubakkiran/ “ saya
Contoh :
senang kamu datang lebih cepat”. Damir muttasil “ /qudūmuka/ adalah kepadanya kata
“/ka/ pada kata
/ sāhibu al-hāli/ yang diidafahkan
/qudūmun/ oleh karena itu hal wajib diletakkan setelah
sahibnya. • Apabila
/hālun/ berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
/wawu al-hāliyati/. Contoh surat Al-Baqarah ayat 132 :
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
”
/falā tamūtunna illa wa antum muslimūna/ “ Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". Pada contoh ayat di atas yang menjadi ‘amil hal adalah fi‘l mudari‘ /tamūtūna/ yang disertai dengan ( ) sebagai tanda taukid, dan sahibnya adalah damir munfasil
/antum/, dan yang menjadi hal adalah
/wa antum muslimūna/, karena huruf “ “/waw/
susunan kata
/antum muslimūna/ adalah
yang mengikuti susunan kata “
“ /wawu al-hāliyati/. /hālun/ dari
2. Mengakhirkan
/‘āmilu al-hāli/.
Wajib mengakhirkan hal dari ‘amilnya (Al-Gulayaini, 2007: 418). • Apabila ‘amilnya berupa fi‘l jamid. /ni’ma al-waladu sadīqan/ “ sebaik-baiknya anak
Contoh :
laki-laki itu adalah benar”. Pada contoh di atas yang menjadi ‘amil hal adalah kata
/ni‘ma/ yang merupakan fi‘l jamid, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah “
” /al-waladu/ sedangkan kata
/sadīqan/
adalah halnya. • Apabila ‘amilnya berupa ism fi‘l. Contoh :
/nazāli musri’an/ “ turunlah dengan cepat”. Kata
/musri’an/ adalah hal dari amilnya yang berupa ism fi‘l yaitu /nazāli/. • Apabila ‘amilnya dihubungkan dengan “ Contoh :
“ atau alif lam ma‘rifah.
/khālidun huwa al-‘āmilu mujtahidan/
“ Khalid adalah seorang pekerja yang rajin”. Pada contoh ini kata /mujtahidan/ adalah hal dari dihubungkan dengan “
‘amilnya yaitu
/‘āmilun/ yang
“, oleh karena itu hal diakhirkan dari ‘amilnya.
• Apabila ‘amilnya berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar. Contoh
/yu‘jibunī an taqraa al-darsa
:
musri‘an/ “ saya terkejut kamu membaca pelajaran dengan cepat”. Kata /musri‘an/ adalah hal yang di akhirkan dari ‘amilnya, karena amilnya yaitu kata
/taqraa/, dihubungkan dengan huruf masdar “
/an/. • Apabila ‘amilnya disertai dengan “
“ /lam/ ibtida’.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
“
/laażhabu musri‘an/ “ saya pergi dengan cepat”.
Contoh : Kata
/musri‘an/ adalah hal yang diakhirkan dari halnya yaitu
/ażhabu/ yang disertai dengan “
“ /lam/ ibtida’.
• Apabila ‘amilnya berupa ism tafdil. /’aliyyun afsahu al-rajuli khātīban/ “ Ali
Contoh :
adalah sefasih-fasihnya seorang khatib”. Kata tafdil yang menjadi ‘amil bagi kata
/afsahu/ adalah ism
/khatīban/ yang merupakan hal
yang diakhirkan. • Apabila hal menjadi penguat bagi ‘amilnya. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 60:
………
/walā ta’saw fī al-ardi mufsidīna/. “dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. Kata
/mufsidina/
merupakan Hal
yang
menjadi penguat bagi ‘amilnya yaitu kata / ta‘saw/ • Apabila ‘amilnya disertai dengan “ Contoh :
“ lam qasam.
/la’akramanna mu’minan/ “ sungguh akan mulia
orang yang beriman”. Kata dari ‘amilnya yaitu
/mu’minan/ adalah hal yang diakhirkan /akramanna/ yang disertai dengan “
“
/lamqasam/. • Apabila ‘amilnya berupa masdar yang dapat ditakdirkan dengan fi‘l dan dapat dihubungkan dengan huruf masdar. /sarranī ijtihāduka tāliban li al-‘ilmi/
Contoh :
“ saya senang karena kesungguhan kamu menuntut ilmu”. Kata /tāliban/ adalah hal dari ‘amilnya yang berupa masdar
/sarran/, dan
jika ‘amilnya ditakdirkan dengan fi‘l menjadi /yasurrunī an tajtahida tāliban li al-‘ilmi/ dan dapat dihubungkan dengan huruf masdar yaitu
/an/.
• Apabila hal bermakna fi‘l.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hażā muhammadun muqbilan/ “ Muhammad
Contoh : datang”. Kata
/muqbilan/ adalah hal yang bermakna fi‘l. /hālun/ tersebut mendahului sahib dan
Namun ada kalanya juga
/hālun/ yang di buang dan ada pula sahibnya
‘amilnya, selain itu juga ada
yang dibuang, serta ‘amilnya yang dibuang, sebagai berikut:
1. Mendahulukan
/hālun/ dari
/sāhibu al-hāli/.
Untuk mendahulukan hālun dari sahibnya hukumnya ada yang boleh dan ada yang wajib (Al-Gulayaini, 2007: 414). Wajib mendahulukan hālun dari sahibnya apabila terdiri dari : /sāhibu al-hāli/ berupa ism nakirah.
• Apabila
Contoh surat Al-Baqarah ayat 107 :
……….. /wa mā lakum min dūni allāhi min waliyyin walā nasīrin/ “ dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”. Pada contoh ayat di atas yang menjadi hal adalah jarun majrurin /min dūni/ yang diletakkan sebelum sāhibu al-hāli yaitu kata
/waliyyin/
karena sāhibu al-hāli berupa ism nakirah. • Apabila
/hālun/ dibatasi oleh
/sāhibu al-hāli/. /mā jāa nājihan illa khālidun/ “ tidaklah
Contoh :
datang seorang yang berhasil kecuali khalid”. Kata hal yang dibatasi oleh sahibnya yaitu kata
/nājihan/ adalah
/khālidun/.
Boleh mendahulukan hālun dari sahibnya apabila
/sāhibu
al-hāli/ berupa ism ma‘rifah. Contoh : berkendara”. Kata
/’āda rākiban sa’īdun/ “Said datang dengan /rākiban/ adalah hal yang menjelaskan sahibnya
yang berupa ism ma‘rifah yaitu kata 2. Mendahulukan
/hālun/ dari
Sebagaimana lazimnya bahwa
/ sa‘īdun/. /‘āmilu al-hāli/. /hālun/ terletak setelah ‘amilnya,
namun adakalanya wajib mendahulukan hālun dari ‘amilnya dan adakalanya boleh mendahulukan hālun dari ‘amilnya (Al-Gulayaini, 2007: 416).
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
1.Wajib mendahulukan hālun dari ‘amilnya dengan memperhatikan tiga bentuk yaitu : • Apabila hālun terletak di awal kalimat, dan hālun tersebut berupa kata tanya. Contoh surat Al-Baqarah ayat 259 :
......... ………….. /qāla annā yuhyi hāzihi al-lahu ba‘da mawtihā/ “Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?. /annā/ adalah hālun yang mendahului
Pada contoh ayat di atas kata
/yuhyi/ karena hālun pada contoh ini merupakan
‘amilnya yaitu kata
kata tanya yang terletak di awal kalimat. • Apabila ‘amilnya berupa ism tafdil sebagai ‘amil dari dua hālun, tetapi salah satu dari sāhibu al-hālinya diutamakan dari yang lainnya. /khālidun faqīran akramu min
Contoh :
khalīlin ganiyyan/ “ Khalid yang fakir lebih mulia daripada Khalil yang kaya”. Kata
/akramu/ adalah ‘amil hal yang berupa ism tafdil yang /faqīran/ dan
menjelaskan dua hal yaitu kata
/ganiyyan/ yang
juga menjelaskan keutamaan dari salah satu sahibnya yaitu /khālidun/. • Apabila ‘amilnya mengandung pengertian tasybih yang menjadi ‘amil bagi dua keadaan sāhibu al-hāli yang pertama dan yang kedua. /anā faqīran kakhalīlin ganiyyan/ “ saya
Contoh :
yang fakir, sama seperti Khalil yang kaya”. Huruf “
“ /ka/ pada kata
/kakhalīlin/ adalah huruf tasybih yang menjadi ‘amil bagi dua /sāhibu al-hāli/ yaitu kata
/anā/ dan
/khalīl/.
2. Al-Gulayaini (2007: 414) dalam bukunya Jāmi’u Al-Durūsi Al‘Arabiyyati, berpendapat bahwa boleh mendahulukan hālun dari ‘amilnya dengan memperhatikan dua bentuk yaitu : • Apabila hālun itu berupa fi‘l mutasarrif atau kata kerja yang bisa mengalami perubahan. Contoh : datang”. Kata
/rākiban jāa ‘aliyyun/ “ dengan berkendara Ali /rākiban/ adalah hal yang berupa fi‘l mutasarrif
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
yang menjelaskan atau sahibnya yaitu kata
/‘aliyyun/. Oleh karena
itu hal boleh mendahului ‘amilnya yaitu fi‘l madi
/jāa/.
• Apabila hālun itu berupa sifat yang menyerupai fi‘l mutasarrif. Contoh :
/musri‘an ‘aliyyun muntaliqun/ “ Ali
berangkat dengan cepat”. Kata
/musri’an/ adalah hal yang
berupa sifat yang menyerupai fi‘l mutasarrif, yang mendahului ‘amilnya yaitu
3. Membuang
/muntaliqun/.
/hālun/ dari ‘amil dan sahibnya
Pada dasarnya hālun boleh disebutkan ataupun tidak, karena ia /hālun/ dari
merupakan keterangan tambahan. Pada umumnya membuang
/qarīnatun/ (Al-Gulayaini,
‘amil dan sahibnya dilakukan apabila adanya
2007: 418). Qarinah adalah kalimat yang dapat mencukupi atau menggantikan tempat
/hālun/. Ini terjadi apabila
/hālun/ berupa ucapan atau perkataan
yang apabila tidak disebutkan sudah dicukupi kejelasannya dengan qarinah. Contoh surat Al-Baqarah ayat 222 :
……. ……… /fa‘tazilū al-nisāa fī al-mahīdi/.“ oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr “
Pada ayat di atas /i‘tazilū/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah “
”
” /al-nisā’a/, dan
/hālun/ dari ayat di atas adalah jarun majrurin “
” /fi al-mahīdi/,
yang disebut dengan qarinah, karena sebagai pengganti
/hālun/ yang dibuang
dari ‘amil dan sahibnya. 4. Membuang Membuang
/sāhibu al-hāli/. /sāhibu al-hāli/ dapat dilakukan apabila adanya
qarinah (Al-Gulayaini, 2007: 418), namun kali ini qarinah adalah kata yang dapat mencukupi atau menggantikan tempat Contoh pada surat Al-Furqan ayat 41 :
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/sāhibu al-hāli/.
………..
/ahażā al-lażī ba’asa allāhu rasūlan/. “Inikah orangnya yang di utus Allah sebagai Rasul?. Pada contoh ayat di atas terdapat kata /ba’asa/ sebenarnya setelah kata ini terdapat kata ganti atau damir muttasil “ ”/hu/ yang /sāhibu al-hāli/, namun dibuang atau dihapus
menjadi
karena adanya qarinah yaitu kata /rasūlan/ yang juga merupakan /hālun/ pada contoh di atas. /‘āmilu al-hāli/.
5. Membuang
/‘āmilu al-hāli/ terdapat dua
Pada bagian ini untuk membuang
hukum untuk membuangnya yaitu wajib dan boleh (Al-Gulayaini, 2007: 418). /‘āmilu al-hāli/ apabila :
1. Wajib membuang • Apabila
/hālun/ tersebut menerangkan pertambahan dan pengurangan
sesuatu dengan cara berangsur-angsur, dengan syarat hal tersebut harus disertai huruf “
“/fa/. /asytari al-sawba bidīnarin
Contoh :
fanāzilan/. “ saya membeli pakaian dengan harga kurang dari satu dinar”. Kata
/nāzilan/adalah hal yang disambungkan dengan huruf “
“/fa/,
/‘āmilu al-hāli/ yang
sebelum hal ini sebenarnya terdapat
/zahaba al-‘adadu/. Yang dimaksud dengan
dibuang yaitu kata
/zahaba al-‘adadu/ adalah harga yang mengalami pengurangan atau penurunan. • Apabila
/hālun/ tersebut dipergunakan untuk menegur. /aqā’idan ‘an al-’amali, wa qad
Contoh :
qāma al-nāsu/. “ apakah engkau masih duduk, sedangkan orang sudah pergi bekerja”. Kata
/qā’idan/ adalah hal yang dipergunakan untuk
menegur, sebenarnya sebelum kata ini ada ‘amil hal yang dibuang yaitu kata • Apabila
/yūjadu/ yang berupa fi‘l mudāri‘. /hālun/ sebagai penguat kalimat.
Contoh :
/huwa akhī amīnan/. “ dia adalah saudaraku yang
jujur”. Pada contoh ini kata penguat kalimat
/amīnan/ adalah
/hālun/ sebagai
/huwa akhī/, sebenarnya sebelum kata
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/amīnan/ ada ‘amil hal yang dibuang yaitu kata
/u’arrifuhu/ “ saya
mengenalnya”. • Apabila
/hālun/ menutupi khabar. /ta’dībī al-gulāma muhsinan/ “ asuhanku
Contoh : terhadap anak itu baik”. Kata
/muhsinan/ merupakan hal yang
menutupi lowongan khabar. Sebenarnya sebelum kata ini terdapat ‘amil hal yang dibuang yaitu kata
/yuqālu/ “ dikatakan”.
• Apabila hal tersebut berupa ucapan yang sering didengar. Contoh :
/marhaban laka/ “ selamat datang untukmu”. Kata
/marhaban/ adalah hal yang sering diucapkan, sedangkan ‘amilnya yang dibuang adalah kata
/qultu/ “ saya berkata”. /‘āmilu al-hāli/.
2. Boleh membuang
Boleh membuang ‘amil hal apabila ‘amil hal tidak termasuk pada bagian yang wajib. Contoh :
/rākiban/ “ berkendara”. Diucapakan seperti itu
jika ada yang bertanya
/kaifa ji’ta/ “ dengan bagaimana engkau
datang?”. 2.6. Penggolongan
/hālun/.
Al-Gulayayni (2007: 419) berpendapat bahwa
/aqsāmu al-
hāli/ ‘penggolongan hal terbagi menjadi sembilan, yaitu: /al-hālu al-muassisatu: hālun tuzkaru littabyini wa al-taudīhi, allatī lā tustafādu ma’nāhā bidūnihā/. ‘Hal yang memberikan keterangan dan penjelasan kepada keadaan ism sebelumnya ( /hālu al-muassasati/ keadaan
/sāhibu al-hāli/), karena tanpa /sāhibu al-hāli/ belum
jelas. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 213:
/kāna al-nāsu ummatan wāhidatan faba‘asa allāhu al-nabiyyīna mubasysyrīna wa munżirīna/ ”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Kata
/mubasyirīna munżirīna/ adalah
wa
/hālun/ yang menjelaskan ism sebelumnya yaitu kata
/al-nabiyyīna/ yang disebut ( /sāhibu al-hāli/), tanpa kata / mubasysyirīna wa munżirīna/ maka kalimat di atas belum jelas. /al-hālu al-muakkadatu: hiya allatī yustafādu ma’nāhā bidūnihā, wa innamā yu`tī bihā li al-taukīdi/. “Hal Muakkadah adalah
/hālun/ sebagai
/sāhibu al-hāli/, tanpa hal
keterangan untuk menguatkan keadaan
muakkadah pengertian kalimat sudah jelas untuk dapat dimengerti”. /al-hālu al-muakkadatu/ terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
• /mā yu’tā bihā litaukīdi ‘āmilihā, wa hiya allatī tuwafiquhu ma’nā faqa, aw ma’nān wa lafzan/. “
/hālun/ sebagai taukīd bagi ‘āmilu al-hāli yang
mengandung pengertian dari sudut makna saja, ataupun pengertian makna serta lafaznya”. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 60:
/wa lā ta‘saw fi al-ardi mufsidīna/. “dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. Kata /mufsidina/ merupakan Hal Muakkadah yang hanya mengandung pengertian makna saja dari ‘amilnya yaitu kata
/ta‘saw/.
• /mā yu`tā bihā litaukīdi sāhibuhā/. “ keterangan keadaan
/hālun/ yang menguatkan
/sāhibu al-hāli”. Contoh Surat Al-Baqarah
ayat: 29:
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/huwa allazī khalaqa lakum mā fi al-ardi jamī‘an/. “ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. Kata /jamī‘an/ merupakan Hal Muakkadah yang /sāhibu al-hāli/ yaitu kata /mā/ yang
menjelaskan berupa ism mawsul.
• /mā yu`tā bihā litaukīdi madmūni jumlatun ma‘qūdatun min ismaini ma‘rifataini jāmidaini/. “
/hālun/ yang menguatkan keterangan keadaan
kalimat yang terdiri dari dua ism jāmid yang ma‘rifah”. Seperti contoh berikut: /nahnu al-ikhwatu muta‘āwinīna/. “Kami adalah saudara yang saling membantu”. Kata
/nahnu/ dan
/al-ikhwatu/ merupakan 2 (dua) ism jamid
yang ma‘rifah yang ditekankan kejelasannya oleh
/hālun/ yaitu kata
/muta‘āwinīna/.
. /al-hālu al-maqsūdatu lizātihā/. “Hal yang menjelaskan keadaan zat /sāhibu al-hāli/ yang berupa damir. Contoh: /safarnā munfaridīna/ “Kami berjalan sendiri-sendiri”. /munfaridīna/ merupakan hal maqsudah lizatiha yang
Kata
menjelaskan keadaan zat munfasil “
/sāhibu al-hāli/ yang berupa damir
“/nā/.
/al-hālu al-mūwattiatu wa hiya al-jāmidatu al-mausufatu, fatuzkaru tuwattiatan limā ba‘dahā/. “ Hal muwatti’ah adalah hal yang menjelaskan /sāhibu al-hāli/ yang berupa ism jamid yang disifati”. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 133:
/wa ilāha abāika ibrāhima wa ismā’īla wa ishāqa ilāhan wāhidan/. “Dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Kata /ilāha/ merupakan yang
berupa
ism
jamid
yang
/sāhibu al-hāli/ /hālun/
disifati oleh
yaitu
kata
/ilāhan/. /al-hālu al-haqīqiyyatu : hiya allatī tubayyinu haiata sāhibuhā/. “Hāl haqīqiyyah
adalah
damir muttasil “
yang
menjelaskan
sāhibul
keadaan
hāl”.
/ji’tu fārihan/ “saya datang dengan senang”.
Contoh: Kata
hal
/fārihan/ adalah hal yang menjelaskan keadaan sahibnya yaitu “ /ta/.
/al-hālu al-sababiyyatu: wa hiya mā tubayyinu haiata mā yahmilu damīran ta’ūdu ilā sāhibuhā/. ”Hal sababiyyah adalah hal yang menjelaskan keadaan damir yang kembali pada sahibul hal”. Sebagaimana contoh berikut /rakibtu al-farasa gā`iban sāhibuhu/. “ Saya
:
mengendarai kuda yang tidak ada pemiliknya”. Kata
/gā`iban/ merupakan
/halu al-sababiyyati/ yang
menjelaskan damir muttasil hu ( ) yaitu pada kata /sāhibu al-hāli/ yaitu kata
kembali pada
/sāhibuhu/, yang /al-farasa/.
/al-hālu al-jumlatu: huwa an taqa‘a al-jumlatu al-fi‘liyatu, aw al-jumlatu al-ismiyatu, mawāqi‘u al-hāli, wa hīnaizin takūnu mu`awwalatun bimufradin/. ”Hal jumlah adalah hal yang berupa jumlah, baik jumlah fi’liyah maupun jumlah ismiyah, dan dapat dita’wilkan dengan mufrad”. Contoh Surat Al-Baqarah aya 2 :
/żālika al-kitābu lā rayba fīhi/. “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya”. Contoh ayat di atas merupakan jumlah ismiyah, jika jumlah ismiyah
dita’wilkan dengan kata berbentuk mufrad maka akan menjadi hal jumlah. Karena kata
/haqqan/ yang /haqqan/
pengertiannya sama dengan makna kata /lā rayba fīhi/. Syarat
/al-hālu al-jumlatu/ terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
• /an takūna jumlatan khabariyatan, lā talabiyatan wa la ta’ajjubiyatan/. ”Harus berupa kalimat berita, tidak berupa kalimat permintaan dan kalimat yang menunjukkan keterkejutan”.
• /an takūna gaira musaddaratin bi’alāmatin istiqbālin/.” Tidak berupa kalimat yang menunjukkan pekerjaan yang akan datang”.
• /an tasytamila ‘alā rābitin yarbutuhā bi sāhibi al-hāli/. “Harus mengandung makna yang menghubungkannya pada sahibul hal”. /al-hālu syibhu al-jumlati: huwa an taqa’a al-zarfu aw al-jāru wa almajrūru fī mawqi’I al-hāli/. “Hāl syibhu jumlah adalah hal yang terbentuk dari zaraf atau jar majrur”. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 61:
/wa yaqtulūna al-nabiyyīna bigairi al-haqqi/. “ Dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ “
Pada ayat di atas
/sāhibu al-hāli/ adalah damir munfasil “
” /yaqtulūna/, dan
” /yaqtulūna/,
/hum/ pada fi‘l mudari‘ “ jarun majrurin “
”
/hālun/ dari ayat di atas adalah
” /bigairi al-haqqi/.
/al-hālu al-mufradatu: mālaisat jumlatan wa lā syibhuhā/. “Hal mufradah adalah hal yang tidak berupa kalimat dan yang tidak menyerupai kalimat”. Contoh: Kata bentuk
/ji`tu māsyiyan/ “Saya datang dengan berjalan kaki”. /masyiyan/ merupakan /ism fā’il/ yang menjelaskan
yaitu damir ( ) /ta/ pada kata 2.7.
/hālun mufradatun/ dari /sāhibu al-hāli/
/ji`tu/.
/wawu al-hāli/. Al-Gulayaini (2007: 422) berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
wawu al-hāli adalah:
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/wāwu al-hāli: mā yasihhu wuqū’u (iż) azzarfiyyati mauqi’aha/ ‘wawu alhali adalah huruf waw yang dapat menempati posisi (
) zarfiah (yang bermakna
sedangkan, padahal, atau suatu keadaan). Contoh: Al-Baqarah ayat 216
……… …… /wa ‘asā an takrahū syaian wa huwa khairun lakum/. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu ”. Pada contoh ini
/wāwu al-hāli/ adalah huruf “ ”yang melekat
pada jumlah ismiyah “
” /huwa khairun lakum/, yang bermakana
‘padahal’. 2.8.
/ta’addudi al-hāli/ Al-Gulayayni (2007: 427) menjelaskan bahwa boleh melebihkan
/hālun/ lebih dari satu (1), walaupun sahibnya satu (1) ataupun lebih dalam struktur halun. Contoh surat Taha ayat 86: /faraja’a mūsa ilā qaumihi gadbāna asifan/ ‘Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati/. Pada contoh ini ditemukan dua (2) /hālun/ yaitu kata “
” /gudbāna/ dan kata “
/sāhibu al-hāli/ hanya satu (1) yaitu kata “
” /asifan/ sedangkan ” /mūsa/.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Stuktur dan Penggolongan Hālun (
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
) pada surat Al-Baqarah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari surat Al-Baqarah, maka peneliti menemukan dua struktur
/hālun/ yaitu struktur
/hālun/ yang baku dan
/hālun/ yang tidak baku.
struktur
/hālun/ yang baku.
Struktur
/hālun/ yang baku ini di dalam surat Al-Baqarah memiliki
Struktur dua bentuk yaitu:
/hālun/ yang mengakhirkan
a. Struktur
/hālun/ dari sahibnya.
/hālun/ yang mengakhirkan
b. Struktur
/hālun/ dari
/‘āmilu al-hāli/. Agar pemaparan ini lebih jelas maka peneliti menguraikannya seperti berikut : /hālun/ yang mengakhirkan
3.1.1.1. Struktur
/hālun/ dari sahibnya. /hālun/ yang
Di dalam struktur ini ada dua ( 2 ) ketentuan tentang
diakhirkan dari sahibnya dalam surat Al-Baqarah sebagaimana berikut ini : /sāhibu al-hāli/ dibatasi oleh
1. Apabila
/hālun/.
Pada surat Al-Baqarah hanya tedapat satu (1) ayat, yaitu ayat 114 :
…….. …….. /ūlāika mā kāna lahum an yadkulūhā illa khā’ifīna/. “ Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi
” /yadkhulu/, dan sahibul hal pada ayat di atas adalah damir
mudāri‘ yaitu “ muttasil “
“ /hā/ yang dibatasi oleh hal yaitu kata
/khā’ifīna/. Kata
/khā’ifīna/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan pengganti tanda nasab yaitu huruf ( karena
/hālun/
/hālun/ di atas merupakan stuktur baku
). Struktur
terletak setelah ‘amil dan sahibnya.. Dan
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa
tersebut tergolong pada “ /hālun/ tersebut maka keadaan
/hālun/
ا
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila sahibnya dibatasi oleh hal dan tergolong kepada “
” /hālu al-muassisati/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ berupa kalimat yang disertai oleh huruf
2. Apabila “
”/wawu al-hāliyati/. /hālun/ yang diakhirkan dari sahibnya ini adalah jika
Dalam struktur
/hālun/ berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /wawu al-
hāliyati/. Struktur ini dapat ditemukan dalam beberapa ayat pada surat Al-Baqarah sebagaimana berikut : 1) Al-Baqarah ayat 22 :
……. /fa lā taj ‘alū li al-lāhi andādan wa antum ta‘lamūna/.“Janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “ “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /taj‘alu/, dan
”/andādan/, sedangkan susunan kalimat
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang
menempati posisi
mengikuti susunan kalimat “ hāliyati/. Dan
/antum ta‘lamūna/
” adalah “
“ /wawu al-
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
al-muassisati/, karena tanpa
” /hālu
ا
/hālun/ tersebut maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demkian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
” /hālu
al-muassisati/. 2) Al-Baqarah ayat 42
/wa lā talbisū al-haqqa bi al-bātili wa taktumū al-haqqa wa antum ta ‘lamūna/.“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui ”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “
/sāhibu al-hāli/ pada ayat tersebut
” /talbisu/, dan
adalah kata “
” /al-haqqa/, sedangkan susunan kalimat
ta‘lamūna/ menempati posisi susunan kalimat “
/hālun/ karena huruf “ “/waw/ yang mengikuti ” adalah “
“ /wawu al-hāliyati/. Dan
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
” /hālu al-muassisati/,
/hālun/ tersebut maka keadaan
karena tanpa
” /antum
ا
/sāhibu al-hāli/ /hālun/
belumlah jelas. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
yang mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /hālu
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
al-muassisati/. 3) Al-Baqarah ayat 50
……..
/wa agraqnā āla fir ‘awna wa antum tanzurūna/. “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir munfasil
”/agraqa/, dan
” /antum tanzurūna/
” /kum/, sedangkan susunan kalimat “
“
menempati posisi
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang ” /antum tanzurūna/ adalah “
mengikuti susunan kata “ /wawu al-hāliyati/. Dan
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada
/hālu al-muassisati/, karena tanpa
ا
“
/hālun/ tersebut maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
al-muassisati/. 4) Al-Baqarah ayat 75
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /hālu
………
/summa yuharrifūnahu min ba‘di mā ‘aqalūhu wa hum ya ‘lamūna/. “Lalu mereka
mengubahnya
setelah
mereka
memahaminya,
sedang
mereka
mengetahui”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “ “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /‘aqala/, dan
” /hu/, yang melekat pada fi‘l madi “
”/‘aqalū/, sedangkan susunan
” /hum ya‘lamūna/ menempati posisi
kalimat “
/hālun/ sebagai
ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang mengikuti susunan kalimat /hum ya‘lamūna/ adalah “
“ /wawu al-hāliyati/. Dan
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa
ayat ini tergolong pada “ /hālun/ tersebut maka keadaan
/hālun/ pada
ا
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf ” /hālu al-muassisati/.
/wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “ 5) Al-Baqarah ayat 55
……….. /fa akhazatkumu al-sā‘iqatu wa antum tanzurūna/. “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “ “
” /akhaza/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir munfasil
” /kum/ yang melekat pada fi‘l madi “
kalimat “
” /akhazat/, sedangkan susunan
”/antum tanzurūna/ menempati posisi
ism mansub karena huruf “
/hālun/ sebagai
“/waw/ yang mengikuti susunan kalimat
” /antum tanzurūna/ adalah “
“ /wawu al-hāliyati/. Dan
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
” /hālu al-muassisati/,
“ karena tanpa
/hālun/ tersebut maka keadaan
belumlah jelas.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
ا
/sāhibu al-hāli/
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /hālu
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
al-muassisati/. 6) Al-Baqarah ayat 92
……
/summa ittakhaztum al-‘ijla min ba‘dihi wa antum zālimūna/. “Kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim ”. Pada ayat di atas yang menjadi madi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /ittakhaza/, dan
”/antum zālimūna/ menempati
/al-‘ijla/, sedangkan susunan kalimat “ posisi
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang mengikut i ” /antum zālimūna/ adalah “
susunan kata “ hāliyati/. Dan
“ /wawu al-
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
al-muassisati/, karena tanpa
”/hālu
ا
/hālun/ tersebut maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
” /hālu
al-muassisati/. 7) Al-Baqarah ayat 113
/wa qālati al-nasārā laisati al-yahūdu ‘alā syai’in wa hum yatlūna al-kitāba/. “Dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan, padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab ”. Pada ayat di atas yang menjadi madi “
” /qāla/, dan
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
yahūdu/, sedangkan susunan kalimat “
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /al-
” /hum yatlūna al-kitāba/
menempati posisi
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang ”/hum yatlūna al-kitāba/ adalah
mengikuti susunan kata “ “
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada
“ /wawu al-hāliyati/. Dan
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa
“ keadaan
ا
/hālun/ tersebut maka
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf ” /hālu
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
“
al-muassisati/. 8) Al-Baqarah ayat 132
……. /yā baniyya inna al-lāha istafā lakum al-dīna fa lā tamūtunna illa wa antum muslimūna/. “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi
/sāhibu al-hāli/ adalah damir
” /tamūtu/, dan
mudari‘ “ munfasil “
” /antum/ yang melekat pada fi‘l mudari‘ “
sedangkan susunan kalimat “
” /tamūtūna/,
” /antum muslimūna/ menempati posisi
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang mengikuti susunan ”/antum muslimūna/ adalah “
kalimat “ hāliyati/. Dan
“/wawu al-
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
al-muassisati/, karena tanpa
/hālun/ tersebut maka keadaan
” /hālu
ا
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
”/wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
” /hālu al-
muassisati/. 9) Al-Baqarah ayat 188
…….. Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/li ta’kulū farīqan min amwāli al-nāsi bi al-ismi wa antum ta ‘lamūna/. “Supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudari‘ “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /ta’kulu/, dan
” /antum ta‘lamūna/
/amwāli/, sedangkan susunan kalimat “ menempati posisi
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang
mengikuti susunan kalimat “ hāliyati/. Dan
” adalah “
“ /wawu al-
/hālun/ pada ayat ini tergolong pada “
al-muassisati/, karena tanpa
” /hālu
/hālun/ tersebut maka keadaan
ا
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /hālu al-
”/wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
muassisati/. 10) Al-Baqarah ayat 216
……….. /wa ‘asā an takrahū syai’an wa huwa khairun lakum/. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudari‘ “
” /takrahu/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /huwa khairun lakum/
/syaian/, sedangkan susunan kalimat “ menempati posisi
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf “ “/waw/ yang
mengikuti susunan kalimat “ “
“ /wawu al-hāliyati/. Dan
” /huwa khairun lakum/ adalah /hālun/ pada ayat ini tergolong pada
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa
“ keadaan
ا
”
/hālun/ tersebut maka
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
”/wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
muassisati/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /hālu al-
11) Al-Baqarah ayat 44
……. /wa tansawna anfusakum wa antum tatlūna al-kitāba afalā ta‘qilūna/. “Sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir ”. Pada ayat di atas yang menjadi mudari‘ “ “
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l /sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /tansawna/, dan
” /antum tatlūna
” /anfusun/, sedangkan susunan kalimat “
/hālun/ sebagai ism mansub karena huruf
al-kitāba/ menempati posisi
” /antum tatlūna
“ “/waw/ yang mengikuti susunan kalimat “ “ /wawu al-hāliyati/. Dan
al-kitāba/ adalah “
”/hālu al-muassisati/, karena tanpa
tergolong pada “ tersebut maka keadaan
/hālun/ pada ayat ini
ا
/hālun/
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal apabila hal berupa kalimat yang disertai oleh huruf “
” /wawu al-hāliyati/ dan tergolong kepada “
” /hālu
al-muassisati/.
3.1.1.2.Mengakhirkan Ada tiga (3) bentuk
/hālun/ dari
/‘āmilu al-hāli/.
/hālun/ yang diakhirkan dari
/‘āmilu
al-hāli/ dalam surat Al-Baqarah seperti berikut ini : 1.
Apabila hal menjadi penguat bagi ‘amilnya. Pada surat Al-Baqarah terdapat 21 ayat yang di dalamnya terdapat
/hālun/ sebagai penguat ‘amilnya. Yaitu pada ayat : 1) Al-Baqarah ayat 58
……. ……. /wa udkhulū al-bāba sujjadan/. “Dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr
Pada ayat di atas yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /udkhul/. Dan
bāba/, sedangkan
/hālun/ adalah kata “
” /al-
” /sujjadan/ sebagai penguat
/‘āmilu al-hāli/, dan ini merupakan stuktur asli dari
bagi Kata “
/hālun/.
” /sujjadan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan
penanda harkat nasab yaitu fathah. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada
” /hālu al-muassasati/, karena tanpa kata“
“
/hālun/ maka keadaan
sebagai
”/sujjadan/
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya. 2) Al-Baqarah ayat 213
….. …… /faba‘asa al-lahu al-nabiyīna mubasysyirīna wa munzirīna/. “Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi
”/ba‘asa/, dan sahibul halnya adalah kata “
madi “
/hālun/ adalah kata “
/hālun/ tersebut tergolong pada “
/‘āmilu al-hāli/. Dan ” /hālu al-muassisati/, karena ” / munzirīna/ sebagai
” /mubasysyirīna/ dan kata “
/hālun/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belum jelas. Kata
” /mubasysyirīna/ dan kata “
“
” / munzirīna/
” /mubasysyirīna/ dan kata “
yang diakhirkan sebagai penguat bagi tanpa kata “
”, sedangkan
” /munzirīna/ merupakan ism
mansub yang ditandai dengan pengganti tanda nasab yaitu huruf ( terdiri dari
) karena
/jam‘u al-mużakkari al-sālimi/.
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 3) Al-Baqarah ayat 231 ……..
…..
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/wa lā tumsikūhunna dirāran/. “ Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi
/sāhibu al-hāli/ adalah damir
mudāri‘ “
” /tumsiku/ dan
munfasil “
” /hunna/, sedangkan
/hālun/ adalah kata “
yang di akhirkan sebagai penguat bagi ‘amilnya, dan
/hālun/ tersebut
”/hālu al-muassisati/, karena tanpa kata
tergolong pada “ “
” /dirāran/
/hālun/ maka keadaan
” /dirāran/ sebagai
al-hāli/ belumlah jelas. Kata “
/sāhibu
” /dirāran/ merupakan ism mansub yang
ditandai dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 4) Al-Baqarah ayat 235
……….
……..
/lā tuwā‘idūhunna sirran/ “Janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “
” /tuwa‘idu/, dan
munfasil “
” /hunna/, sedangkan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir /hālun/ adalah kata “
/hālun/ tersebut tergolong
yang di akhirkan sebagai penguat bagi ‘amilnya,
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
pada“
” /sirran/ ” /sirran/
sebagai
/hālun/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Kata “
” /sirran/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan tanda nasab
yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /hālu al-muassisati/.
5) Al-Baqarah ayat 245
……… ……….
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/fayudā‘ifahu lahu ad‘āfan/. “ Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudāri‘
Pada ayat di atas “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /yudā‘ifu/, dan
( ) /hu/ pada kata /yudā‘ifahu/, sedangkan /‘āmilu al-hāli/ adalah kata “
yang diakhirkan dari
/‘āmilu al-hāli/. Dan
sebagai penguat bagi tergolong pada
/hālun/ ” /ad‘afan/
/hālun/ tersebut
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
“
/hālun/ maka keadaan
” /ad‘afan/ sebagai hāli/ belumlah jelas. kata “
/sāhibu al-
” /ad‘afan/ merupakan ism mansub yang
ditandai dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 6) Al-Baqarah ayat 247
….. ………
/inna al-laha qad ba‘asa lakum tālūta malikan/. "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi “
Pada ayat di atas
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /tālūta/,
/hālun/ pada ayat ini yang di akahirkan dari
/‘āmilu
/ba‘asa/, dan sedangkan
al-hāli/ adalah kata “ hāli/,
”
/hālun/ tersebut tergolong pada “
karena tanpa kata “ belumlah jelas. Kata “
/‘āmilu al-
” /malikan/ sebagai penguat bagi
” /hālu al-muassisati/,
” /malikan/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/
” /malikan/ merupakan ism mansub yang ditandai
dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /hālu al-muassisati/.
7) Al-Baqarah ayat 274
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
……
/al-lazīna yunfiqūna amwalahum bi al-laili wa al-nahāri sirran wa ‘alāniyatan/. “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “ “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /yunfiqu/, dan
/hālun/yang diakhirkan dari
”/amwalun/, sedangkan
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata “
” dan kata “
/‘āmilu al-hāli/, dan
penguat bagi
/hālun/ tersebut tergolong pada
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
“
” dan kata “
” dan kata “
”
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Kata
/‘alāniayatan/ maka keadaan “
” /‘alāniayatan/ sebagai
” /‘alāniayatan/ merupakan ism mansub yang ditandai
dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 8) Al-Baqarah ayat 185
……. /syahrun ramadāna al-lazī unzila fīhi al-quranu hudan li-alnāsi wa bayyinātin/. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madhi “
” /unzila/, dan
/al-qurānu/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
/hālun/ yang diakhirkan sebagai penguat
al-hāli/ adalah kata “
” /hudan/ dan kata “
” /‘āmilu
” /bayyinatin/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong pada “
” /hālu al-muassisati/, karena
tanpa kata “
” /bayyinatin/ maka keadaan
” /hudan/ dan kata “
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Kata “
” /hudan/ merupakan
ism mansub yang ditandai dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah, dan kata
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
“
” /bayyinatin/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan pengganti
tanda nasab yaitu
/al-kasratu/, karena terdiri dari
/jam‘u al-muannasi al-sālimi/. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 9) Al-Baqarah ayat 167
…… …………
/kazālika yurīhimu al-lahu a‘mālahum hasarāti/. “Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /yurī/, dan
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/a‘mālun/, dan
al-hāli/ adalah kata “
” /hasarāti/, dan
” /‘āmilu
/hālun/ tersebut tergolong
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
pada “
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Kata
/hasarāti/ maka keadaan “
”
” /hasarāti/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan pengganti
tanda nasab yaitu
/al-kasratu/, karena terdiri dari
/jam‘u al-muannasi al-sālimi/. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /hālu al-muassisati/.
10) Al-Baqarah ayat 55
…… /wa iz qultum yā mūsā lan nu’mina laka hatta narā al-lahu jahratan/. “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum Kami melihat Allah dengan terang ”. Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “
” /narā/, dan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l /sāhibu al-hāli/ adalah kata “
”
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/al-lāhu/, dan
al-hāli/ adalah kata “
” /jahratan/,
/hālun/ tersebut tergolong pada
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
“
/‘āmilu ” /jahratan/
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. kata “
maka keadaan
”
/jahratan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan tanda nasab yang asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /hālu al-muassisati/.
tergolong kepada “ 11) Al-Baqarah ayat 60
………
/walā ta’saw fī al-ardi mufsidīna/. “Dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “ ” /ta‘saw/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah
damir dari fi‘l mudāri‘ “ ” /ta‘saw/ yaitu damir muttasil “ ” /antum/. Dan
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata
/mufsidina/,
/hālun/ tersebut tergolong pada “
” /al-hālu al-muakkadatu/ sebagai
taukīd ‘āmilu al-hāli yang mengandung pengertian dari sudut makna saja, ataupun pengertian makna serta lafaznya, karena tanpa “
/sāhibu al-hāli/ sudah jelas untuk
muakkadatu/ tersebut keadaan dapat dimengerti. Kata
” /al-hālu al-
/mufsidina/ merupakan ism
mansub yang ditandai dengan pengganti tanda nasab yaitu huruf ( terdiri dari
) karena
/jam‘u al-mużakkari al-sālimi/.
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /al-hālu al-muakkadatu/.
12) Al-Baqarah ayat 168
…… Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/ya ayyuhā al-nāsu kulū mimmā fī al-ardi halālan/. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa yang terdapat di bumi ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr
Pada ayat di atas yang menjadi “
” /kul/ dan
/sāhibu al-hāli/ adalah ism mausul “
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat kata “
” /mā/, dan
/‘āmilu al-hāli/ adalah
/hālun/ tersebut tergolong kepada
” /halālan/, dan
/al-hālu al-muakkadatu/ sebagai taukīd ‘āmilu al-hāli yang mengandung pengertian dari sudut makna saja, ataupun pengertian makna serta lafaznya, ” /al-hālu al-muakkadatu/ tersebut keadaan
karena tanpa “
/sāhibu al-hāli/ sudah jelas untuk dapat dimengerti. Kata “
”
/halālan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muakkadatu/.
tergolong kepada “ 13) Al-Baqarah ayat 29
………. /huwa al-lazi khalaqa lakum mā fī al-ardi jamī‘an/. “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. Pada ayat di atas yang menjadi madi “ ” /khalaqa/, dan mausul “
” /mā/, dan
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l /sāhibu al-hāli/ adalah ism
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata “ ” /jamī‘an/, dan /hālun/ tersebut tergolong pada “
” /al-hālu al-muakkadatu/ sebagai
taukīd yang menguatkan keterangan keadaan
/sāhibu al-hāli”. Kata
“ ” /jamī‘an/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /al-hālu al-muakkadatu/.
14) Al-Baqarah ayat 97
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
…… /nazzalahu ‘alā qalbika biizni al-lahi musaddiqan limā bayna yadaihi wa hudan wa busyrā li-almu’minīna/. “Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madhi “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /nazzala/, dan
( ) /hu/ yang terletak pada kata /nazzalahu/, dan
/hālun/
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata
yang di akhirkan sebagai penguat bagi “ ” /musaddiqan/, dan
/hālun/ tersebut tergolong
” /al-hālu al-muakkadatu/ sebagai taukīd yang menguatkan
pada “ keterangan
/sāhibu
keadaan
al-hāli/.
Kata
“ ” /musaddiqan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muakkadatu/.
tergolong kepada “ 15) Al-Baqarah ayat 119
………….
/innā arsalnāka bi al-haqqi basyīran wa nazīran/. “ Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “ “
” /ka/ dan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /arsala/ dan
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
al-hāli/ adalah kata “
” /basyīran/ dan kata “
/hālun/ tersebut tergolong pada “
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu
” /nazīran/, dan
” /al-hālu al-muakkadatu/ sebagai
taukīd yang menguatkan keterangan keadaan “
” /basyīran/ dan kata “
/sāhibu al-hāli/. Kata
” /nazīran/ merupakan ism mansub yang
ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muakkadatu/.
tergolong kepada “ 16) Al-Baqarah 208
………… /ya ayyuhā al-lazīna āmanū udkhulū fī al-silmi kāfatan/. “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr “
Pada ayat di atas
”
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
/udkhul/, dan /al-silmi/ dan
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat bagi
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata “
” /kāfatan/. Dan
/hālun/ tersebut
/al-hālu al-muakkadatu/ sebagai taukīd yang
tergolong kepada
/sāhibu al-hāli/. Kata “
menguatkan keterangan keadaan
”
/kāfatan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muakkadatu/.
tergolong kepada “ 17) Al-Baqarah ayat 38
…………….
/qulnā ihbitū minhā jamī‘an/. “Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi amr “ “
” /ihbit/ dan ” /antum/ pada fi‘l amr “
akhirkan sebagai penguat bagi /jamī‘an/. Dan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil ” /ihbitū/. Dan
/hālun/ yang di
/‘āmilu al-hāli/ adalah kata “
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
”
” /al-hālu
al-muakkadatu/
sebagai
taukīd
yang
/sāhibu al-hāli/. Kata “
menguatkan
keterangan
keadaan
” /jamī‘an/ merupakan ism mansub
yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. /hālun/ yang
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muakkadatu/.
tergolong kepada “ 18) Al-Baqarah ayat 41
……… /wa āminū bimā anzaltu musaddiqan limā ma‘akum/. “Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat) ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr “
Pada ayat di atas /āminū/ dan
/sāhibu al-hāli/ adalah ism mausul “
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat bagi
” /mā/, dan /‘āmilu al-hāli/
adalah kata “ ” /musaddiqan/. Dan tersebut tergolong kepada “ taukīd yang menguatkan keterangan keadaan
”
/hālun/
” /al-hālu al-muakkadatu/ sebagai /sāhibu al-hāli/. Kata
“ ” /musaddiqan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya. 19) Al-Baqarah ayat 133
/qālū na‘budu ilāhaka wa ilāha ābāika ibrahīma wa ismā‘īla wa ishāqa ilāhan wāhidan wa nahnu lahū muslimūna/. “Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya ".
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudāri‘ “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /na‘budu/, dan
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/ilāhun/, dan
/‘āmilu
al-hāli/ adalah kata “ ” /ilāhan/. Dan tergolong pada
”
/hālun/ tersebut
” /al-hālu al-muwattiatu/ karena menjelaskan
“
/sāhibu al-hāli/ yang berupa ism jamid yang disifati”. Kata “ ” /ilāhan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. /hālun/ yang
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-muwattiatu/.
tergolong kepada “ 20) Al-Baqarah ayat 36
……. ……… /wa qulnā ihbitū ba‘dukum liba‘din ‘aduwwun/. “Dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr
Pada ayat di atas yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil “
” /ihbit/, dan
/antum/ pada fi‘l amr “ ”
“
” /ihbitū/, sedangkan kalimat yang terdiri dari /al-jumlatu
al-ismiyatu/
yaitu
“
”
‘aduwwun/ adalah
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/‘āmilu al-hāli/. Jika
” /al-jumlatu al-ismiyatu/
”
Karena
/ba‘dukum
liba‘din
/hālun/ tersebut dita‘wilkan menjadi bentuk mufrad,
maka “ ‘aduwwun/ menjadi “
”
“ /ba‘dukum
liba‘din
” /muta‘ādīna/ yang berarti “saling bermusuhan”.
/hālun/ pada ayat ini terdiri dari “
” /al-jumlatu al/hālun/
al-ismiyatu / dan dapat dita‘wilkan menjadi bentuk mufrad maka tergolong pada “
” /al-hālu al-jumlatu/. Kata
“
”
/muta‘ādīna/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan pengganti tanda nasab yaitu huruf (
) karena terdiri dari
al-sālimi/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/jam‘u al-mużakkari
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan ” /al-hālu al-jumlatu/.
tergolong kepada “ 21) Al-Baqarah ayat 2
……..
/żālika al-kitābu lā rayba fīhi/. “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya”. /‘āmilu al-hāli/ adalah
Pada ayat di atas yang menjadi “
” /ismu al-isyāratu/ “
hāli/ adalah kata “
/sāhibu al-
” /żālika/, dan
” /al-kitābu/, sedangkan kalimat yang terdiri dari
” /al-jumlatu al- al-ismiyatu/
“
/lā rayba fīhi/ adalah
/hālun/ yang di akhirkan sebagai penguat
/‘āmilu al-hāli/. Jika bentuk mufrad, maka
/hālun/ tersebut dita‘wilkan menjadi menjadi ” /al-jumlatu al- al-ismiyatu/
“
/lā rayba fīhi/ menjadi kata “ yang berarti “ benar ”. Karena
/hālun/ pada ayat ini terdiri dari “
” /al-jumlatu al- al-ismiyatu/ mufrad maka Kata “
” /haqqan/
dan dapat dita‘wilkan menjadi bentuk
/hālun/ tergolong pada “
” /al-hālu al-jumlatu/.
” /haqqan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda
nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika hal menjadi penguat bagi ‘amilnya dan tergolong kepada “
” /al-hālu al-jumlatu/.
2. Apabila ‘amilnya berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar. Pada surat Al-Baqarah hanya terdapat satu (1) ayat yang ‘amilnya berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar, yaitu pada ayat 282.
………
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/wa lā tas’amū an taktubūhu sagīran aw kabīran ilā ajalihi/. “Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudari‘ “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir
” /tasamū/ dan
muttasil ( ) /hu/ yang terletak pada kata /taktubuhu/ , dan
/hālun/ yang di akhirkan
/‘āmilu al-hāli/ karena ‘amilnya
berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar yaitu huruf masdar “
”/an/
adalah kata “ ” /sagīran/ dan kata “ ” /kabīran/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu
al-muakkadatu/ sebagai taukīd yang menguatkan keterangan keadaan /sāhibu al-hāli”. Kata “ ” /sagīran/ dan kata “ ” /kabīran/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika ‘amilnya berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar dan tergolong kepada “
” /al-hālu al-
muakkadatu/. 3. Apabila hal bermakna fi‘l. Pada surat Al-Baqarah hanya terdapat satu (1) ayat yang halnya bermakna fi‘l yaitu pada ayat 260.
/qāla fakhuz arba‘atan mina al-tayri fasurhunna ilayka summa ij‘al ‘alā kulli jabalin minhunna juzan summa ‘udhunna ya’tīnaka sa‘yan/. “Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera ”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi mudari‘ “ “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /ya’tī/ dan
” /ka/ yang teletak pada kata /ya’tinaka/, dan
/hālun/ yang di akhirkan
/‘āmilu al-hāli/ karena halnya bermakna fi‘l
adalah kata “ ” /sa‘yan/,
/hālun/ tersebut bermakna “
” /yamsyi sarī‘an/ yang artinya “berjalan
datang atau terbang
/hālun/ tersebut tergolong pada “
” /hālu
dengan cepat”. Dan
al-muassisati/, karena tanpa kata “ ” /sa‘yan/ maka keadaan /sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Kata “ ” /sa‘yan/ merupakan ism mansub yang ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
mengakhirkan hal dari ‘amilnya jika halnya bermakna fi‘l dan tergolong kepada ” /hālu al-muassisati/.
“ 3.1.2. Struktur
/hālun/ yang tidak baku.
Terdapat lima (5) struktur
/hālun/ yang tidak baku yaitu
mendahulukan Hālun dari sahibnya, mendahulukan Hālun dari ‘amilnya, membuang
/hālun/ dari ‘amil dan sahibnya, membuang
/sāhibu al-hāli/ dan yang terakhir membuang
/‘āmilu al-hāli/.
3.1.2.1. Mendahulukan Hālun dari sahibnya. Untuk mendahulukan
/hālun/ dari sahibnya memiliki dua ketentuan
yaitu wajib dan boleh. Pada surat Al-Baqarah hanya terdapat dua stuktur /hālun/ yang mendahulukan
/hālun/ dari sahibnya yaitu :
1. Wajib mendahulukan
/hālun/ dari sahibnya apabila
/sāhibu al-hāli/ berupa ism nakirah. Pada surat Al-Baqarah terdapat dua (2) yaitu pada ayat : 1) Al-Baqarah ayat 22
………… ………….. /wa anzala mina al-samāi mā’an/. “Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit ”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Pada ayat di atas yang menjadi madi “
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
” /anzala/, susunan kalimat jarun majrurin “
” /mina al-
samāi/ adalah qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat /hālun/ yang dibuang. Sedangkan yang menjadi
/sāhibu al-hāli
/hālun/ adalah kata “ ” /māan/, karena
yang diakhirkan dari
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
berupa ism nakirah. Dan
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur /hālun/
mendahulukan
/hālun/ yang
dari sahibnya apabila sāhibu al-hāli berupa ism ” /al-hālu syibhu al-jumlati/.
nakirah dan tergolong kepada “ 2) Al-Baqarah ayat 22
………. ………….. /fa akhraja bihi mina al-samarāti rizqan lakum/. “Lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu ”. Pada ayat di atas yang menjadi madi “
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
” /akhraja/, susunan kalimat jarun majrurin “
” /mina
al-samārati/ adalah qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat /hālun/ yang dibuang. Sedangkan yang menjadi
/sāhibu al-hāli
/hālun/ adalah kata “ ” /rizqan/
yang diakhirkan dari
karena berupa ism nakirah. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur mendahulukan
/hālun/
/hālun/ yang
dari sahibnya apabila sāhibu al-hāli berupa ism
nakirah dan tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-jumlati/.
3) Al-Baqarah ayat 107
………… /wa mā lakum min dūni allāhi min waliyyin walā nasīrin/. “Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”. Pada ayat di atas yang menjadi majrurin
/‘āmilu al-hāli/ adalah jarun
/lakum/, susunan kalimat jarun majrurin “
adalah qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /min dūni/ /hālun/ yang
/sāhibu al-hāli yang diakhirkan
dibuang. Sedangkan yang menjadi /hālun/ adalah kata “
dari
” /waliyyin/ karena berupa ism nakirah. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. /hālun/ yang
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur mendahulukan
/hālun/ dari sahibnya apabila sāhibu al-hāli berupa ism ” /al-hālu syibhu al-jumlati/.
nakirah dan tergolong kepada “ 2. Boleh mendahulukan
/hālun/ dari sahibnya apabila
/sāhibu al-hāli/ berupa ism ma‘rifah. Bentuk ini ditemukan dalam surat Al-Baqarah hanya pada ayat dua (2) ayat seperti berikut ini : 1) Al-Baqarah ayat 213
………… ………….
/wa anzala ma‘ahumu al-kitāba bi al-haqqi/. “Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “
” /anzala/, dan sebagai
zaraf mazruf “
/hālun/ adalah susunan kata berbentuk
” /ma‘ahum/, susunan kata berbentuk zaraf mazruf “
/ma‘ahum/ adalah Qarinah yang menggantikan tempat yang menjadi
”
/hālun/. Sedangkan
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /al-kitāba/
berupa ism ma‘rifah. Dengan demikian ditemukan bahwa dalam ayat ini boleh mendahulukan /hālun/ dari sahibnya, karena sahibnya berupa ism ma‘rifah. Dan /hālun/ tersebut tergolong kepada “ karena
/hālun/ terdiri dari zaraf mazruf “
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ ” /ma‘ahum/.
2) Al-Baqarah ayat 22
/al-lazī ja‘ala lakumu al-arda firāsyan wa al-samāa bināan/. “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap ”.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat di atas yang menjadi madi “
” /ja‘ala/, susunan jarun majrurin “
” /lakum/ adalah qarinah
yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/ yang dibuang.
/sāhibu al-hāli yang diakhirkan dari
Sedangkan yang menjadi
/hālun/ adalah kata “ ” ضرألا/al-arda/ karena berupa ism ma‘rifah. Dan /hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-jumlati/
karena terdiri dari jarun majrurin. /hālun/ yang
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ dari sahibnya apabila sāhibu al-hāli berupa ism
mendahulukan
” /al-hālu syibhu al-jumlati/.
nakirah dan tergolong kepada “
3.1.2.2 Mendahulukan
/hālun/ dari ‘amilnya.
Dalam surat Al-Baqarah, ditemukan tiga (3) ayat yang mendahulukan /hālun/ dari ‘amilnya, apabila
/hālun/ terletak di awal kalimat, dan
berupa kata tanya, sebagaimana berikut : 1) Al-Baqarah ayat 247
…. ….. /qālū annā yakūnu lahu al-mulku ‘alainā wa nahnu ahaqqu bi al-mulki minhu/. “Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah Kami, Padahal Kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya ”. Dalam ayat ini terlihat benar bahwa yang menjadi tanya “ dengan
” /annā/, kata “ penanda
nasab
” /annā/ merupakan ism mansub yang ditandai asli
yaitu
fathah.
Sedangkan
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ /sāhibu al-hāli/ adalah kata “ ditemukan bahwa hāli/ karena
/hālun/ adalah kata
“
yang
menjadi
” /yakūnu/, dan
” /al-mulku/. Dengan demikian
/hālun/ lebih dahulu hadir daripada
/‘āmilu al-
/hālun/ berupa kata tanya yang terletak di awal kalimat. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /hālu al-muassisati/,
karena tanpa kata “
” /annā/ yang bermakna kata tanya “
” /kaifa/ maka
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
keadaan
/hālun/ yang
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur mendahulukan
/hālun/ dari ‘amilnya apabila
/hālun/ terletak di awal
kalimat, dan berupa kata tanya dan tergolong kepada
” /hālu al-
“
muassisati/. 2) Al-Baqarah 259
….. …… /qāla annā yuhyi hāzihi al-lahu ba‘da mawtihā/. “Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?”. /hālun/ adalah
Pada ayat di atas terlihat bahwa kata yang menjadi ” /annā/, kata “
kata “ dengan
penanda
nasab
” /annā/ merupakan ism mansub yang ditandai asli
yaitu
fathah.
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ “ /sāhibu al-hāli/ adalah kata
Sedangkan
yang
menjadi
” /yuhyi/ dan
/hazihi/. Dengan demikian ditemukan bahwa
/hālun/ lebih dahulu hadir daripada
/‘āmilu al-hāli/ karena
/hālun/ berupa kata tanya yang terletak di awal kalimat. Dan
/hālun/ tersebut
/hālu al-muassisati/, karena tanpa kata “
tergolong kepada
/annā/ yang bermakna kata tanya “
”
” /kaifa/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur mendahulukan
/hālun/ dari ‘amilnya apabila
/hālun/ yang
/hālun/ terletak di awal
kalimat, dan berupa kata tanya dan tergolong kepada “
” /hālu al-
muassisati/. 3) Al-Baqarah ayat 259
…… …………… /wa unzur ilā al- ‘izāmi kaifa nunsyiruhā/. “Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali ”. Pada ayat di atas terlihat bahwa kata yang menjadi kata kata tanya “
” /kaifa/, kata “
/hālun/ adalah
” /kaifa/ merupakan ism mansub yang
ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Sedangkan yang menjadi
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ “
” /nunsyizu/ dan yang
/sāhibu al-hāli/ adalah damir munfasil “
menjadi
/hālun/ lebih dahulu hadir daripada
demikian ditemukan bahwa /‘āmilu al-hāli/ karena
/hālun/ berupa kata tanya yang terletak di
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
awal kalimat. Dan
” /hā/. Dengan
al-muassisati/, karena tanpa kata tanya “
” /hālu
” /kaifa/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur mendahulukan
/hālun/ dari ‘amilnya apabila
/hālun/ yang
/hālun/ terletak di awal ” /hālu al-
kalimat, dan berupa kata tanya dan tergolong kepada “ muassisati/. 4) Al-Baqarah ayat 260
………. /wa iz qāla ibrahīmu rabbi arnī kaifa tuhyi al-mawtā/. “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati ”. Pada ayat di atas terlihat bahwa kata yang menjadi kata kata tanya “
” /kaifa/, kata “
” /kaifa/ merupakan ism mansub yang
ditandai dengan penanda nasab asli yaitu fathah. Sedangkan al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ “ adalah kata “
” /al-mawta/. Dengan demikian ditemukan bahwa /‘āmilu al-hāli/ karena
/hālun/ berupa kata tanya yang terletak di awal kalimat. Dan ” /kaifa/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas.
Dengan demikian pada ayat ini ditemukan struktur /hālun/ dari ‘amilnya apabila
kalimat, dan berupa kata tanya dan tergolong kepada
“
/hālun/ dari ‘amil dan sahibnya
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ yang
/hālun/ terletak di awal
muassisati/. 3.1.2.3. Membuang
/hālun/ tersebut
” /hālu al-muassisati/, karena tanpa kata tanya
tergolong kepada “
mendahulukan
/‘āmilu /sāhibu al-hāli/
” /tuhyi/, dan
/hālun/ lebih dahulu hadir daripada
“
/hālun/ adalah
” /hālu al-
/hālun/
Dalam surat Al-Baqarah terdapat 19 ayat yang membuang dari ‘amil dan sahibnya, sebagaiman berikut ini : 1) Al-Baqarah ayat 61
……… …………… /wa yaqtulūna al-nabiyyīna bigairi al-haqqi/. “Dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan ”. Pada ayat ini yang menjadi “
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘ /sāhibu al-hāli/ adalah waw jam‘ah yang
” /yaqtulu/, dan
melekat pada fi‘l mudari‘ “
/hālun/ pada ayat
” /yaqtulūna/, adapun /‘āmilu al-hāli/ dan
ini dibuang dari
/sāhibu al-hāli/
karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat /hālun/. Adapun kata yang menjadi qarinah dalam ayat ini yaitu susunan kata jarun majrurin “
/hālun/ tersebut
” /bigairi al-haqqi/. Dan
tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri
dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 2) Al-Baqarah 143
…. ……………… /lina‘lama man yattabi‘u al-rasūla min man yanqalibu ‘alā ‘aqibaihi/. “ agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l
Pada ayat ini yang menjadi mudari‘ “ “
” /yattabi‘u/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah kata
” /al-rasūla/, adapun
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya
qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang
menjadi qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
”
/‘alā ‘aqibaihi/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
”
/al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 3) Al-Baqarah ayat 71
……… ………………….. /qālū al-āna ji’ta bi al-haqqi/. “Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil “
” /ji’ta/, dan
” /ji’ta/, adapun
/anta/ pada fi‘l madi “
/‘āmilu al-hāli/ dan
dari
/hālun/ pada ayat ini dibuang /sāhibu al-hāli/ karena adanya
qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat menjadi qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata “
” /bi al-haqqi/. Dan
”
/hālun/. Adapun yang /hālun/ jarun majrurin
/hālun/ tersebut tergolong kepada
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun
“ majrurin.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 4) Al-Baqarah ayat 119
……………..
/inna arsalnāka bi al-haqqi basyiran wa nazīran/. “Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
” /arsala/, dan
/ka/, adapun dan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil “
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
”
/‘āmilu al-hāli/
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ /hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /bi al-haqqi/. Dan ” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 5) Al-Baqarah ayat 97
…………… /qul man kāna ‘aduwwan lijibrīla fainnahu nazzalahu ‘alā qalbika biizni allahi/. “Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
” /nazzala/, dan
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil ( )
/hu/ yang melekat pada kata /nazzalahu/, adapun /hālun/ pada ayat ini dibuang dari
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam ayat ini adalah
susunan kata jarun majrurin “ tersebut tergolong kepada “
” / biizni al-lahi/. Dan
/hālun/
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena
terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 6) Al-Baqarah ayat 174
………..
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/inna al-lazīna yaktumūna mā anzala al-lahu mina al-kitābi/. “ Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil ( )
” /anzala/, dan
/hu/ yang sebenarnya melekat dengan fi‘l madi “ dituliskan menjadi (
) /anzalahu/, namun dibuang karena ada qarinah yang /sāhibu al-hāli/ yaitu kata“
menggantikan tempat kitābi/. Adapun
” /anzala/, yang jika ” /al/‘āmilu al-
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “
” /mina al-kitābi/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 7)Al-Baqarah ayat 213
………… ………………. /wa anzala ma‘ahumu al-kitāba bi al-haqqi/. “Dan Allah telah menurunkan bersama mereka kitab yang benar ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /anzala/, dan
kitābu/, adapun hāli/ dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
”/al/‘āmilu al-
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ /hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /bi al-haqqi/. Dan ” /al-hālu syibhu al-jumlati/
karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ yang
8)Al-Baqarah ayat 252
…………………….. /tilka āyātu al-lahi natlūha ‘alaika bi al-haqqi/. “Itu adalah ayat-ayat dari Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) ”. Pada ayat ini yang menjadi mudari‘ “ “
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l /sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil
” /natlū/, dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
” /ka/, adapun
hāli/ dan
/‘āmilu al-
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “
” /bi al-haqqi/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 9)Al-Baqarah ayat 260
………. /qāla fakhuz arba‘atan mina al-tairi fasurhunna ilaika/. “Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu ”. Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah dhamir munfasil “
” /sur/, dan
/hunna/, adapun hāli/ dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
”
/‘āmilu al-
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ qarinah. Dan
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr
” /ilaika/, yang disebut dengan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /al-
/hālun/ yang
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 10)Al-Baqarah ayat 188
…………… /walā t a’kulū amwālakum bainakum bi al-batil/. “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l mudari‘
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /ta’kulu/, dan
/amwālun/, adapun
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
al-hāli/ dan
”
/‘āmilu
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan
yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah
dalam ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ /hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /bi al-bātil/. Dan ” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 11)Al-Baqarah ayat 198
…… /fa izā afadtum min ‘arafātin fa uzkurū al-laha ‘inda al-masy ‘ari al-harāmi/. “Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr “
Pada ayat di atas /uzkur/, dan “
”
/sāhibu al-hāli/ adalah waw jama‘ah pada fi‘l amr
” /uzkurū/, adapun
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya
qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun
yang menjadi qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata zaraf mazruf “
” /‘inda al-masy‘ari/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada
” / al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari zaraf mazruf.
“
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 12)Al-Baqarah ayat 234
……………… /falā junāha ‘alaikum fīmā fa‘alna fī anfusihinna bi al-ma‘rūfi wa al-lāhu bimā ta ‘malūna khabīrun/. “Maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi
/sāhibu al-hāli/ adalah damir muttasil “
/fa ‘ala/, dan yang melekat pada fi‘l madi “
” /fa‘alna/. Adapun
/‘āmilu al-hāli/ dan
ini dibuang dari
” /na/
/hālun/ pada ayat /sāhibu al-hāli/
karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat /hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “
” /bi al-ma‘rufi/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun
kepada “ majrurin.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 13)Al-Baqarah ayat 232
………… …………………
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/izā tardau bainahum bi al-ma‘rūfi/. “apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi “
Pada ayat di atas
/sāhibu al-hāli/ adalah waw jama‘ah pada fi‘l madi
/tarādau/, dan “
”
/hālun/
” /tarādau/. Adapun /‘āmilu al-hāli/ dan
pada ayat ini dibuang dari /sāhibu al-hāli/ karena adanya
qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang
menjadi qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ /hālun/ tersebut tergolong kepada “
/bi al-ma‘rufi/. Dan
” ”
/ al-hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 14)Al-Baqarah ayat 62
…………. …………..
/falahum ajruhum ‘inda rabbihim/. “mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka”. /‘āmilu al-hāli/ adalah susunan
Pada ayat ini yang menjadi kata jarun majrurin “ kata “
” /ajrun/, adapun
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ adalah
” /lahum/, dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari /sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu
ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi
qarinah dalam ayat ini adalah susunan kata zaraf mazruf “ rabbihim/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /‘inda ” /al-
hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari zaraf mazruf . Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 15)Al-Baqarah ayat 206
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ yang
…….. /wa izā qīla lahu ittaqi al-lāha akhazathu al- ‘izzatu bi al-ismi/. “Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah “
” /akhaza/, dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
adapun
” /al-‘izzatu/, /‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam ayat ini
adalah susunan kata jarun majrurin “
/hālun/
” /bi al-ismi/. Dan
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena
tersebut tergolong kepada “ terdiri dari jarun majrurin.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 16)Al-Baqarah ayat 222
…….. ……… /fa‘tazilū al-nisāa fī al-mahīdi/. “oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh ”. Pada ayat di atas
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l amr “ /sāhibu al-hāli/ adalah “
/i‘tazilū/, dan
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
” /al-nisā’a/, adapun /‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam ayat ini
adalah susunan kata jarun majrurin “ /hālun/ dari ayat di atas adalah jarun majrurin “ /hālun/ tersebut tergolong kepada “ jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
” /fi al-mahīdi/, dan ” /fi al-mahīdi/. Dan ” /al-hālu syibhu al-
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 17)Al-Baqarah ayat 180
.. /in taraka khairan al-wasiyatu li al-wālidaini wa al-aqrabīna bi al-ma‘rufi haqqan ‘alā al-muttaqin/. “Jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertakwa ”. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
” /taraka/, dan
”
/khairan/, adapun
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang
dapat menggantikan tempat
/‘āmilu al-
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam
ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “
” /bi al-ma‘rufi/. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 18)Al-Baqrah ayat 282
….. /fa in lam yakūnā rajulaini fa rajulun wa imraatāni mimman tardawna min alsyuhadāi/. “Jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai ”. Pada ayat ini yang menjadis majrurin “
” /min man/, dan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/ adalah jarun /sāhibu al-hāli/ adalah damir
muttasil ( ) /hu/ yang dibuang dalam sebutan, jika dinyatakan menjadi “
”/tardawnahu/, namun dibuang karena ada qarinah yaitu kata “
”
/al-syuhadāu/. Adapun
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan
/‘āmilu
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah
yang dapat menggantikan tempat
dalam ayat ini adalah susunan kata jarun majrurin “ syuhadāi/. Dan
” /min al-
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-
hālu syibhu al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. /hālun/ yang
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/. 19)Al-Baqarah ayat 177
…… ……..
/wa āta al-māla ‘āla hubbihi/. “Dan memberikan harta yang dicintainya. /‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi
Pada ayat ini yang menjadi “
” /ātā/ dan
Adapun
/sāhibu al-hāli/ adalah kata “
/hālun/ pada ayat ini dibuang dari
” /almāla/,
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/ karena adanya qarinah yaitu ucapan yang dapat menggantikan tempat
/hālun/. Adapun yang menjadi qarinah dalam ayat ini
adalah susunan kata jarun majrurin “
” /‘alā hubbihi/. Dan
/hālun/
” /al-hālu syibhu al-jumlati/ karena
tersebut tergolong kepada “ terdiri dari jarun majrurin.
Dengan demikian dalam ayat ini ditemukan struktur
/hālun/ yang
membuang hal dari ‘amil dan sahibnya dan tergolong kepada /al-hālu syibhu al-jumlati/.
3.1.2.4. Membuang
/sāhibu al-hāli/.
Pada surat Al-Baqarah terdapat dua (2) ayat yang membuang /sāhibu al-hāli/, yaitu pada ayat : 1) Al-Baqarah ayat 174
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
…………. /inna al-lazīna yaktumūna mā anzala al-lahu mina al-kitābi/. “ Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, Yaitu Al kitab ”. Pada ayat ini yang menjadi “
” /anzala/, dan yang menjadi
/‘āmilu al-hāli/ adalah fi‘l madi /hālun/ adalah susunan kata jarun
majrurin “
” /mina al-kitābi/, yang disebut juga sebagai qarinah
sebagai pengganti
/hālun/ yang dibuang dari ‘amil dan sahibnya. Dan
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu al-
jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam ayat ini ditemukan stuktur /hālun/ yang membuang sahibnya karena adanya qarinah yaitu kata /al-kitābu/. 2) Al-Baqarah ayat 282
……………… /fa in lam yakūnā rajulaini fa rajulun wa imraatāni mimman tardawna min alsyuhadāi/. “Jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai ”. Pada ayat ini yang menjadi majrurin “
” /min man/. Dan yang menjadi
kata jarun majrurin “ qarinah sebagai pengganti Dan
/‘āmilu al-hāli/ adalah jarun /hālun/ adalah susunan
” /min al-syuhadāi/, yang disebut juga sebagai /hālun/ yang dibuang dari ‘amil dan sahibnya.
/hālun/ tersebut tergolong kepada “
” /al-hālu syibhu
al-jumlati/ karena terdiri dari jarun majrurin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam ayat ini ditemukan stuktur /hālun/ yang membuang sahibnya karena adanya qarinah yaitu kata “
” /al-syuhadāu/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/‘āmilu al-hāli/.
3.1.2.5. Membuang
Pada surat Al-Baqarah hanya terdapat satu (1) ketentuan yang wajib untuk /‘āmilu al-hāli/ yaitu apabila
membuang
/hālun/ tersebut
menerangkan pertambahan dan pengurangan sesuatu dengan cara berangsurangsur, dengan syarat hal tersebut harus disertai huruf “
“/fa/. Pada surat Al-
Baqarah hanya terdapat satu ayat dengan ketentuan tersebut yaitu pada ayat 239:
……
/fa in khiftum fa rijālan aw rukbānan/. “Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan ”. /hālun/ yaitu kata “
Pada ayat di atas hanya terdapat
” /fa sallū
Pada awalnya susunan struktur tersebut adalah “
/‘āmilu al-
rijālan aw rukbānan/. Dengan demikian yang menjadi hāli/ adalah fi‘l amr‘ “
/sāhibu al-hāli/ adalah
” /sallū/, dan
waw jama‘ah pada fi‘l amr “
” /sallū/. Dan
” /rijālan/.
/hālun/ yaitu kata “
”
/rijālan/, yang merupakan ism mansub yang ditandai dengan tanda nasab asli /hālun/ tersebut tergolong pada “
yaitu fathah. Dan
muassisati/, karena tanpa kata “
” /hālu al-
” /rijālan/ maka keadaan
/sāhibu al-hāli/ belumlah jelas. Dengan demikian ditemukan dalam ayat ini bahwa /‘āmilu al-hāli/ dibuang karena
/hālun/ tersebut menerangkan
pertambahan dan pengurangan sesuatu dengan cara berangsur-angsur, dan disertai dengan huruf “
“/fa/.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan mengenai /hālun/ Pada Surat Al-Baqarah ”, maka dapat diambil kesimpulan
“ Analisis
sebagai berikut : /hālun/ yang baku pada surat Al-Baqarah adalah :
4.1.1.Struktur
1) Wajib mengakhirkan
/hālun/ dari
/sāhibu al-hāli/,
apabila : /sāhibu al-hāli/ dibatasi oleh
a.
/hālun/, ditemukan
satu (1) ayat, yaitu pada ayat : 114. /hālun/ berupa kaliamat yang disertai oleh huruf “
b.
”
/waw al-haliyati/, ditemukan sebelas (11) ayat, yaitu pada ayat : 22, 42, 50, 75, 55, 92, 113, 132, 188, 216, 44. /hālun/ dari
2) Wajib mengakhirkan
/‘āmilu al-hāli/
dengan ketentuan sebagai berikut : a. Apabila ‘amilnya berupa fi ‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar, struktur ini hanya ditemukan pada satu ayat, yaitu pada ayat 282. b. Apabila
/hālun/ menjadi penguat bagi
/‘āmilu al-
hāli/, struktur ini ditemukan dua puluh satu (21) ayat dalam surat AlBaqarah, yaitu pada ayat : 58, 213, 231, 235, 245, 247, 274, 185, 167, 55, 60, 168, 29, 97, 119, 208, 38, 41, 133, 36, 2. /hālun/ bermakna fi‘l, struktur ini ditemukan pada satu
c. Apabila
(1) ayat, yaitu pada ayat : 260. 4.1.2. Struktur
/hālun/ yang tidak baku.
1) Wajib mendahulukan apabila
/hālun/ dari
/sāhibu al-hāli/,
/sāhibu al-hāli/ berupa ism nakirah, struktur ini
ditemukan pada dua (2) ayat, yaitu pada ayat : 22 dan 107. Dan boleh mendahulukan hāli/, apabila :
/hālun/ dari
/sāhibu al-
/sāhibu al-hāli/ berupa ism ma‘rifah,
struktur ini ditemukan pada dua (2) ayat, yaitu pada ayat : 213 dan 22.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/ dari
2) Wajib mendahulukan
/‘āmilu al-hāli/,
/hālun/ terletak di awal kalimat, dan
apabila
/hālun/ tersebut
berupa kata tanya, struktur ini ditemukan pada tiga (3) ayat, yaitu pada ayat : 247, 259, 260. /hālun/ dari
3) Membuang
/‘āmilu al-hāli/ dan
/sāhibu al-hāli/, struktur ini ditemukan pada 19 ayat, yaitu pada ayat : 61, 143, 71, 119, 97, 174, 213, 252, 260,188, 198, 234, 232, 62, 206, 222, 180, 282, 177. /sāhibu al-hāli/, struktur ini ditemukan pada
4) Membuang
dua (2) ayat, yaitu ayat : 174 dan 282. /‘āmilu al-hāli/, struktur ini ditemukan pada satu
5) Membuang (1) ayat, yaitu ayat : 239. 4.1.3 Penggolongan
/hālun/ Pada surat Al-Baqarah.
Pada surat Al-Baqarah ditemukan lima (5) golongan dari sembilan (9) penggolongan
/hālun/, yaitu : /al-hālu al-muassasati/ yaitu : Hal yang memberikan
1)
keterangan dan penjelasan kepada keadaan ism sebelumnya ( /sāhibu al-hāli/), karena tanpa “
” /hālu al-muassasati/
/sāhibu al-hāli/ belum jelas. Ada 24 ayat yang
keadaan
tergolong kepada golongan ini, yaitu pada ayat : 114, 22, 42, 50, 75, 55, 92, 113, 132, 188, 216,44, 58, 213, 231, 235, 245, 247, 274, 185, 167, 260, 259, 239. 2)
/al-hālu al-muakkadatu/ yaitu : keterangan untuk menguatkan keadaan
/hālun/ sebagai /sāhibu al-hāli/,
tanpa hal muakkadah pengertian kalimat sudah jelas untuk dapat dimengerti. Ada sembilan (9) ayat yang tergolong kepada golongan ini, yaitu pada ayat : 60, 168, 29, 97, 119, 208, 38, 41, 282. 3)
/al-hālu al-muwattiatu/ yaitu hal yang menjelaskan /sāhibu al-hāli/ yang berupa ism jamid yang disifati. Pada surat Al-Baqarah terdapat satu (1) ayat yang tergolong pada golongan ini , yaitu pada ayat : 133.
4)
/al-hālu al-jumlatu/ yaitu hal yang berupa jumlah, baik jumlah fi’liyah maupun jumlah ismiyah, dan dapat dita’wilkan dengan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
mufrad. Pada surat Al-Baqarah terdapat dua (2) ayat yang tergolong pada golongan ini, yaitu pada ayat : 36 dan 2. /al-hālu syibhu al-jumlati/ yaitu hal yang terbentuk dari
5)
zaraf mazruf dan jarun majrurin. Ada dua puluh (20) ayat yang tergolong pada golongan ini, yaitu pada ayat : 22, 107, 213, 61, 143, 71, 119, 97, 174, 252, 260, 188, 198, 234, 232, 206, 222, 180, 282, 177. 4.2 Saran Setelah melakukan penelitian
/hālun/ Pada Surat Al-Baqarah,
peneliti berharap adanya penelitian – penelitian yang lain mengenai
/hālun/
pada surat lain di dalam Al-Quran, karena masih banyak hal yang perlu dikaji dan diteliti mengenai
/hālun.
Penulis juga berharap semoga penelitian ini dapat membantu dan memberi manfaat bagi program studi bahasa Arab khususnya mengenai
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
/hālun/.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abi Al-Baqā’i Bin Al-Husaini. 1987. Al-Tibyānu fī Al-I‘rābi AlQur’āni. Beirut: Dāru Al-Jīli. Al-Ahdal, Abdu Al-Rahman Ibn ‘Abdi Ar-rahman Syamilah. 1994. Al-Nahwu AlMustatab Su`āl wa Jawāb wa I‘rab. Riyad: Dāru Tībah. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Al-Darwis, Muhyiddin. 1994. I‘rābu Al-Qurāni Al-karīmi wa Bayānuhu. Suria: Dāru Al-Arsyādi. Dayyab, Hifni Bek, dkk. 1990. Kaidah Tata Bahasa Arab. Jakarta: Darul Ulum Press. DEPAG, Al-Quran dan Terjemah. 1990. Jakarta. Al-Gulayaini, Syaikh Mustafa. 2007. Jāmi‘u Al-Durūsi Al-‘Arabiyyati. Bairut: Dāru Al-Fikri. Al-Hasyimi, As-Sayyid Ahmad. t.t. Al-Qawā‘idu Al-Asāsiyatu Al-Lugatu Al‘Arabiyatu. Bairut: Dāru Al-Kutubi Al-‘Ilmiyyati. Arsyad, Azhar. 2004. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Munawwir, Ahmad Warson. 2002. Al-Munawwir: Kamus Arab/Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Ni’mah, Fuad. t.t. Qawā‘idu Al-Lugati Al-‘Arabiyati. Bairut: Dāru Al-Saqāfati AlIslamiyati. Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
LAMPIRAN I A. Struktur
/hālun/ yang Baku. 1. Mengakhirkan
N o
No Ay at
/hālun/ dari sahibnya
Golong an
Ayat
1
114
2
22
3
42
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
4
5
6
50
75
55
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
damir muttasil ( ) pada
7
8
92 113
N o
No Ay at
Ayat
9
132
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golong an
10 188 11 216 12 44 Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
13 216 14 216
2. Mengakhirkan No
No Ayat
1
58
/hālun/ dari
/‘āmilu al-hāli/.
Ayat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golongan
2
213
3
231
235 4 5
245
6
247
7
274
8
185
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
dan
damir muttasil ( ) pada
dan
dan
9
167
10
55
11
60
12
168
13
29
14
97
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
damir muttasil pada
ism mausul “
”
ism mausul “
”
damir muttasil ( ) pada
15
119
16
208
17
38
18
41
19
133
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
dan
damir muttasil “
”
damir muttasil pada
ism mausul “
”
20
36
21
2
22
282
23
260
damir muttasil pada
dan
damir muttasil ( )
damir muttasil ( )
pada
/hālun/ yang Tidak Baku.
B. Struktur
1. Mendahulukan Hālun dari sahibnya. No
No Ayat
1
22
Ayat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golongan
2
22
3
22
4
107
5
213
2. Mendahulukan No
1
No Ayat
247
/hālun/ dari ‘amilnya. Ayat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golongan
2
259
3
259
4
260
3. Membuang No
No Ayat
1
61
2
143
/hālun/ dari ‘amil dan sahibnya. Ayat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golongan
Qarinah pengganti
Waw jam ‘ah pada
3
71
4
119
5
97
6
174
7
213
8
213
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
damir muttasil pada
damir muttasil “ ”
damir muttasil ( ) pada
damir muttasil ( ) , pada dibuang karena ada Qarinah
9
252
10
260
11
188
12
188
13
198
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
damir muttasil “ ”
damir munfasil
Waw jam ‘ah pada
14
213
15
234
16
232
17
62
18
206
19
222
20
188
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
damir muttasil “ ” pada
Waw jam ‘ah pada
damir muttasil “ ” pada
21
180
22
282
23
177
/sāhibu al-hāli/.
4. Membuang No
No Ayat
1
174
2
282
damir muttasil ( ) pada , dibuang karena ada Qarinah
Ayat
Golongan
damir muttasil ( ) pada , dibuang karena ada Qarinah
damir muttasil ( )
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
5. Membuang No
No Ayat
1
239
pada , dibuang karena ada Qarinah
/‘āmilu al-hāli/. Ayat
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Golongan
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
LAMPIRAN II
PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi ArabLatin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P & K RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
alif
-
tidak dilambangkan
bā`
b
-
tā`
t
-
śā`
ś
s (dengan titik di atasnya)
jīm
j
-
hā`
h
h (dengan titik di bawahnya)
khā`
kh
-
dal
d
-
żal
ż
z (dengan titik di atasnya)
rā`
r
-
zai
z
-
sīn
s
-
syīn
sy
-
şād
ş
s (dengan titik di bawahnya)
dād
d
d (dengan titik di bawahnya)
ţā`
t
t (dengan titik di bawahnya)
zā`
z
z (dengan titik di bawahnya)
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Keterangan
‘ain
‘
koma terbalik (di atas)
gain
g
-
fā`
f
-
qāf
q
-
kāf
k
-
lām
l
-
mīm
m
-
nūn
n
-
wāwu
w
-
hā`
h
-
hamzah
`
apostrof, tetapi lambang ini tidak dipergunakan untuk hamzah di awal kata
yā`
y
-
II. Konsonan Rangkap Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap. Contoh:
ditulis Ahmadiyyah
III. Tā` marbūtah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya. Contoh:
ditulis jamā‘ah
2. Bila dihidupkan ditulis t Contoh:
ditulis karāmatul-`auliyā`
IV. Vokal Pendek Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
V. Vokal Panjang A panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī, dan u panjang ditulis ū, masing masing dengan tanda hubung ( - ) di atasnya. VI. Vokal Rangkap Fathah + yā` tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wāwu mati ditulis au. VII. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam satu kata Dipisahkan dengan apostrof ( ` ) Contoh:
ditulis a`antum ditulis mu`annaś
VIII. Kata Sandang Alif + Lām 1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis alContoh:
ditulis Al-Qur`ān
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf 1 diganti dengan huruf syamsiyah yang mengikutinya. Contoh:
ditulis asy-Syī‘ah
IX. Huruf Besar Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD. X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat 1. Ditulis kata per kata, atau 2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut. Contoh:
ditulis Syaikh al-Islām atau Syaikhul-Islām
Zulfan : Analisis /HĀLUN/ Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009