Dampak Program Sister Hospital NTT terhada ketersediaan layanan PONEK 24 jam dan Penurunan jumlah kematian ibu melahirkan & Bayi baru lahir di 6 RSUD Kabupaten di NTT oleh : Dr.Xaverius Seikka Ketua Tim Sister Hospital NTT
Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Makassar,28-30 September 2011.
I.
PENDAHULUAN :
• Tahun 2009 : Gubernur NTT mengeluarkan kebijakan tentang Revolusi KIA dengan PerGub No.42 Tahun 2009. • AKI & AKB di NTT masih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional apalagi dengan target MDG”s tahun 2015. Tahun 2007 (SDKI) AKI di NTT=306 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB di NTT=57 per 1.000 kelahiran hidup ; jumlah kematian ibu melahirkan = 265 Org, jumlah kematian bayi baru lahir= 662 Org (Profil Kesehatan NTT tahun 2009)
Lanjutan……….. • minimnya ketersediaan tenaga medis yang kompeten (SpOG, SpA, SpAn) dalam penyediaan layanan PONEK 24 jam di RSUD • kondisi geografis NTT sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan rujukan ibu dan bayi baru lahir
• ketersediaan tenaga medis spesialistik di tiaptiap RSUD kabupaten sangatlah dibutuhkan “PROGRAM SISTER HOSPITAL”
Latar Belakang: Geografis “rujuk ke mana??”
II. TUJUAN •
Jangka Pendek : 1. Pelayanan Medik Spesialistik. 2. Pelayanan PONEK 24 jam.
•
Jangka Menengah : 1. 2. 3. 4.
•
Penataan System. Penataan & perubahan budaya kerja. Pelatihan-pelatihan bagi tenaga kesehatan. Peran serta aktif masyarakat.
Jangka Panjang : 1. Pendidikan Dokter Spesialis
III. METODE •
•
•
Pendekatan Jangka Pendek Dinkes Provinsi bekerjasama dengan AIPMNH memfasilitasi kontrak kerjasama antara Pemkab dan RS Mitra, untuk pengiriman tim klinis PONEK secara teratur dan berkesinambungan Pendekatan Jangka Panjang advokasi bagi Pemkab untuk memberikan beasiswa daerah bagi para calon dokter spesialis yang akan bertugas kembali di NTT. Advokasi ke-Center Pendidikan Dokter Spesialis mebuka akses bagi calon residen dari NTT.
IV. KERANGKA KERJA : Kontrak SDM secara tidak langsung. • Struktur Kontrak : a. Kontrak Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan UGM MOH RI (dukungan tehnis)
PHO NTT
PMPK UGM
AIP MNH (dukungan dana + tehnis)
Lanjutan……… • Tugas PMPK-UGM : – Konsultan Perencana. – Konsultan MONEV. – Verifikasi Kegiatan. – Pelaporan.
Lanjutan……… b. Kontrak RS Mitra A dengan Bupati dan Kontrak RS Mitra A dengan AIP MNH.
MOH dan PHO (tehnis)
RS Mitra A
Bupati
AIP MNH PMPK-UGM (Konsultan)
(dukungan dana & tehnis
Lanjutan……… • Tugas RS Mitra A : – Pengiriman Dokter Spesialis/Residen Senior Obstetri-ginekologi, Kesehatan Anak, Anaesthesi, Perawat mahir Nicu dan Analis Kesehatan yang mahir transfusi darah untuk memberikan pelayanan PONEK. – Peningkatan Ketrampilan & Pengetahuan staf RSUD dengan pelatihan-pelatihan dan pembudayaan tehnis kerja. – Penataan dan Pengembangan System Pelayanan RS – Membuka akses pendidikan dokter spesialis.
V. Hasil Monev klinis 140 120
100
116
104
Jumlah kematian ibu
89
80 jumlah kematian BBL
62
60
36 34
40
20
14 6
3
0 pra SH
pre SH tahap 1
pre SH tahap 2
jumlah IUFD
Hasil: Monev Klinis
Hasil monev klinis
Hasil: Ketersediaan Layanan PONEK 24 jam Variabel
Ada dokter jaga terlatih di UGD kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu 30 menit
RSUD 1
RSUD 2
RSUD 3
RSUD 4
RSUD 5
RSUD 6
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
Hasil: Ketersediaan Layanan PONEK 24 jam Variabe
Ada kru/awak yang siap melakukan operasi meskipun on call Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam Tersedia lab dan radiologi, recovery room 24 jam
RSUD 1
RSUD 2
RSUD 3
RSUD 4
RSUD 5
RSUD 6
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Pengembangan Kapasitas SDM •
Metode bervariasi: kala karya, pendampingan, mentoring melalui bed site teaching/ studi kasus, magang
•
Hasil: terlatihnya tim pendamping PONEK RSUD, terlatihnya tenaga pendukung utama pelayanan PONEK ( analis, penata anestesi, elektromedis, dll)
Hasil: Sistem PONEK Variabel
RSUD 1
RSUD 2
RSUD 3
RSUD 4
RSUD 5
RSUD 6
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
SOP
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Formularium Obat
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Medical Record
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Morning Report
-
-
-
+
-
+
-
-
-
+
-
+
Hasil: Budaya Kerja
RSUD 1
RSUD 2
RSUD 3
RSUD 4
RSUD 5
RSUD 6
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Pra
Pas
Disiplin waktu
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Waiting time
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Response time
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tertib administrasi
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
Variabel
Response time penanganan pasien meningkat dari 1-2 jam menjadi 40-60 menit
Hasil: pendidikan calon spesialis • Terbukanya akses bagi pendidikan spesialisasi untuk NTT ada kemudahan atau “special treatment” untuk kandidat spesialis dengan tetap memperhatikan kualitas (melalui matrikulasi, dll).
Jumlah kandidat Dokter Spesialis di 6 RSUD
RSUD
Jumlah yang telah ikut pendidikan
Larantuka
2
Soe
7
Lewoleba
0
Waikabubak
0
Ende
1
Bajawa
0
Estimasi Jumlah Dokter Spesialisasi di 6 RSUD Spesialisasi RSUD
Estimasi Jumlah
Obgyin
Larantuka Soe Lewoleba Waikabubak Ende Bajawa
Jumlah saat ini 0 0 0 0 1 0
Anak
Larantuka Soe Lewoleba Waikabubak Ende Bajawa
0 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0
1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 0
Anastesi
Larantuka Soe Lewoleba Waikabubak Ende Bajawa
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 4 0 0 0 0
2012 1 0 0 0 1 1
2013 1 0 0 0 2 1
2014 2 0 1 0 2 1
2015 3 2 1 0 2 1
VI. PENGEMBANGAN : • Program Sister Hospital NTT tahap I terdiri dari 6 RSUD dan 6 RS Mitra A : 1. RSUD SoE 2. RSUD Lembata 3. RSUD Larantuka 4. RSUD Ende 5. RSUD Bajawa 6. RSUD Waikabubak
RSUD Dr.Soetomo RSUD Dr.Syaiful Anwar RSUP Dr.Wahidin SH. RS Panti Rapih RS Bethesda/RSUP Sarjito. RSUP Sanglah.
• Program Sister Hospital NTT tahap II terdiri :
Lanjutan……. •6 RSUD Tahap I dilanjutkan dan ditambah 5 RSUD dengan 2 RS Mitra A Tahap I ditambah 3 RS Mitra A baru yaitu : 1. RSUD Atambua 2. RSUD Kefamenanu 3. RSUD Waingapu 4. RSUD Ruteng 5. RSUD T.C.Hilers
RSUD Dr.Syaiful Anwar. RSAB Harapan Kita. RSUP Dr.Karyadi. RSUP Dr.Cipto Mangun Kusomo RSUD Dr.Soetomo
VII. Keberlanjutan program ….. “faktor resiko” • Klinik: (1) ketersediaan peralatan kesehatan, obat-obatan, dan bahan habis pakai; (2) kesiapan tim PONEK RSUD dan tim pendukung (kamar operasi, laboratorium, UTD); dan (3) kepatuhan terhadap SOP (Standard Operating Procedure). •Capacity building: (1) belum adanya standar kompetensi yang akan dicapai; (2) standar kurikulum (termasuk materi, metode, dan evaluasinya); (3) metode capacity building bagi tenaga Puskesmas
Keberlanjutan program….. “faktor resiko” •Budaya dan hubungan antar institusi : perbedaan budaya, koordinasi internal RSUD, koordinasi dengan Dinkes Kabupaten. •Pembiayaan: insentif, jasa medis, pembiayaan setelah dukungan donor selesai.
VIII. Kesimpulan •Program sister hospital sudah berdampak positif terhadap penurunan jumlah kematian ibu dan BBL; dan terhadap ketersediaan pelayanan PONEK 24 jam di kabupaten. •Upaya pengembangan kapasitas dan pengembangan sistim juga sudah mulai menunjukkan hasil yang positif walaupun belum optimal
IX. Saran •Perlu dipikirkan alternatif pendanaan program ini setelah kerjasama dengan donor selesai •Perlu disusun strategi pengembangan kapasitas yang lebih terfokus dengan sasaran dan target yang jelas
•Perlu upaya memperkuat pengembangan sistim yang mendukung PONEK agar bisa berfungsi optimal.
X. PENUTUP .
SEKIAN & TERIMA KASIH