FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Oleh: Lailatul Muadzomah (Dinkes Kab.Sampang ) Widodo J.Poedjirahardjo (FKM Universitas Airlangga) Thinni Nurul R. (FKM Universitas Airlangga)
HOTEL HORISON MAKASSAR, 28-29 September 2011
1. Studi ini tidak dirancang secara khusus sebagai suatu studi kebijakan, tetapi merupakan studi tentang kinerja SDM (khususnya aspek kepatuhan SDM dalam menjalankan SOP). Meskipun demikian hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam penyusunan kebijakan yang terkait dengan SOP dan SPM. 2. Studi ini dapat dipakai sebagai pembelajaran tentang kepatuhan SDM dalam pelaksanaan (implementasi) suatu kebijakan. 3. Studi ini didasarkan pada adanya masalah rendahnya (26,67%) kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP di Puskesmas Ketapang Kab.Sampang Madura.
Menyusun rekomendasi peningkatan kepatuhan petugas dalam pelaksanaan SOP di Puskesmas Ketapang.
1. 2. 3.
4. 5.
Membandingkan sikap petugas, norma subjektif, persepsi terhadap pengendalian di Puskesmas Ketapang dan Puskesmas Omben; membandingkan niat dan kepatuhan petugas dalam melaksanakan SOP di Puskesmas Ketapang dan Puskesmas Omben; menganalisis pengaruh sikap petugas, norma subjektif dan faktor persepsi terhadap pengendalian terhadap niat petugas melaksanakan SOP; menganalisis pengaruh persepsi pengendalian dan niat petugas terhadap kepatuhan; menyusun rekomendasi peningkatan kepatuhan petugas dalam pelaksanaan SOP di Puskesmas Ketapang.
Kerangka Konseptual Penelitian
Background factors 1. Personal General Attitude -personality -trait -values -emotions -intelligence 2 Social - age -gender -race -etnicity -education -income -religion 3. Information -experience -knowledge -media ekpo
Sikap (Attitude Toward Behavior) melaksanakan SOP: 1. Keyakinan terhadap perilaku melaksanakan SOP 2. Penilaian akibat pelaksanaan SOP
Norma Subjektif (Subjective norms): 1. Keyakinan normatif melaksanakan SOP 2. Motivasi melaksanakan SOP
Persepsi terhadap pengendalian (Perceived Behavioral Control): 1. Keyakinan kontrol petugas 2. Persepsi kekuatan faktor kendali
Niat melaksanakan SOP
: tidak diteliti : diteliti
Kepatuhan melaksanakan SOP
METODE PENELITIAN 1. Rancang Bangun Penelitian
Survei - comparative - cross sectional
2. Lokasi
Puskesmas Ketapang dan Puskesmas Omben Kab. Sampang 3. Populasi penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas di Puskesmas Ketapang dan Puskesmas Omben Kabupaten Sampang. 4. Besar dan Cara pengambilan Sampel Purposive Sampling, 51 orang di Puskesmas Ketapang dan 50 orang di Puskesmas Omben
Karakteristik Responden 1. Profesi Puskesmas Ketapang Puskesmas Omben Profesi
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Medis
3
5,90
3
6
Paramedis
36
70,58
33
66
Administrasi
6
11,76
7
14
Lain-lain
6
11,76
7
14
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,240
2. Tingkat Pendidikan Puskesmas Ketapang Puskesmas Omben Tingkat Pendidikan
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
SMP
3
5,90
3
6
SMA
7
13,72
6
12
D1
1
1,96
-
-
D3
35
68,62
37
74
S1
4
7,84
4
8
S2
1
1,96
-
-
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,420
3. Jenis Kelamin Puskesmas Ketapang Puskesmas Omben Jenis kelamin
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Laki-laki
23
45,09
20
40
Perempuan
28
54,91
30
60
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,083
4. Umur Puskesmas Ketapang Puskesmas Omben Umur
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
21-30 tahun
30
58,82
27
54
31-40 tahun
15
29,42
15
30
41-50 tahun
4
7,84
5
10
50-60 tahun
2
3,92
3
6
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,004
5. Masa Kerja
Masa Kerja
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
<5 tahun
30
58,82
14
28
5-10 tahun
12
23,52
31
62
>10
9
17,66
5
10
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,001
1. Sikap Sikap dalam melaksanakan SOP
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frek
%
Frek
%
Sangat tidak setuju
29
56,87
0
0
Tidak setuju
11
21,56
0
0
Setuju
9
17,65
12
24
Sangat setuju
2
3,92
38
76
TOTAL
51
100
50
100
Paired t-test: α= 0,05, p=0,000
2. Norma Subjektif Norma Subjektif
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frek
%
Frek
%
Sangat tidak mendukung
11
21,57
0
0
Tidak mendukung
15
29,41
0
0
Mendukung
10
19,61
20
40
Sangat mendukung
15
29,41
30
60
TOTAL
51
100
50
100
Paired t-test: α= 0,05, p=0,000
3. Persepsi terhadap pengendalian Persepsi terhadap pengendalian
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frek
%
Frek
%
Sangat menghambat
20
39,21
0
0
Menghambat
10
19,61
5
10
Tidak menghambat
14
27,45
10
20
Sangat tidak menghambat
7
13,72
35
70
TOTAL
51
100
50
100
Paired t-test: α= 0,05, p=0,000
4. Niat melaksanakan SOP Niat melaksanakan SOP
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frek
%
Frek
%
Sangat tidak berniat
11
21,57
0
0
Tidak berniat
12
23,53
0
0
Berniat
12
23,53
12
24
Sangat berniat
16
31,37
38
76
TOTAL
51
100
50
100
Paired t-test: α= 0,05, p=0,000
5. Kepatuhan melaksanakan SOP
Kepatuhan
Puskesmas Ketapang
Puskesmas Omben
Frekuensi
(%)
Frekuensi
(%)
Tidak patuh
31
60,78
0
0
Patuh
20
39,22
50
100
51
100
50
100
TOTAL
Paired t-test: α= 0,05, p=0,000
6. Analisis faktor yang berpengaruh terhadap niat Sign (p)
β
Sikap melaksanakan SOP
0,004
0,243
Norma subjektif
0,007
0,309
Persepsi terhadap pengendalian
0,036
0,238
Faktor
7. Analisis faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan Sig (p)
korelasi
Persepsi terhadap pengendalian
0,000
0,774
Norma subjektif
0,000
0,721
Sikap melaksanakan SOP
0,000
0,682
Faktor
Kesimpulan:
1. Karakteristik karyawan di Omben dan Ketapang berbeda dalam hal umur dan masa kerja. Karyawan di Omben relatif lebih tua dan lebih lama masa kerjanya. 2. Ada perbedaan yang signifikan tentang sikap, norma subyektif, persepsi terhadap pengendalian, niat dan kepatuhan dalam pelaksanaan SOP antara Puskesmas Ketapang dengan Puskesmas Omben. 3. Sikap, norma subjektif dan persepsi terhadap pengendalian berpengaruh terhadap timbulnya niat melaksanakan SOP. 4. Faktor yang paling kuat korelasinya terhadap kepatuhan adalah persepsi terhadap pengendalian
3. Rekomendasi: 1) Memperbaiki sikap perilaku petugas dalam pelaksanaan SOP. Cara: melakukan supervisi dan monev secara rutin (berkala), khususnya tentang peranan, manfaat dan fungsi SOP dalam bekerja. 2) Meningkatkan keyakinan petugas mengenai norma subyektif. Cara:
a) membangun komitmen petugas: bersama-sama menyusun SOP, sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk melaksanakan SOP tersebut; b) meningkatkan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan SOP: motivator dan teladan bagi petugas dalam melaksanakan SOP; c) melengkapi sarana pendukung SOP, baik berupa sarana medis maupun non medis;
3) Meningkatkan keyakinan petugas mengenai persepsi terhadap pengendalian. Cara: a)
membuat SK Kepala Puskesmas tentang kewajiban melaksanakan SOP bagi semua petugas dalam melaksanakan pekerjaan;
b)
membentuk tim khusus pengendali mutu Puskesmas yang bertugas untuk memantau petugas dalam pelaksanaan SOP
c)
mengkaitkan produktivitas (khususnya pelaksanaan SOP) dengan sistem remunerasi.
1. Permasalahan SOP dan SPM, patut diangkat sebagai suatu materi kebijakan dalam rangka penataan Puskesmas, tetapi harus didesain sesuai dengan studi kebijakan. 2. Sebagai bahan pada tahapan “implementasi kebijakan", kebijakan tentang SOP dan SPM yang tertuang dalam KemMenKes, perlu didukung operasionalisasi secara sistematik, dan dikembangkan sebagai budaya organisasi. 3. Dalam implementasi kebijakan, yang lebih berpengaruh adalah faktor managerial (dlm penelitian ini = persepsi terhadap pengendalian), dan bukan faktor individu SDM.