PUTUSAN Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA Gst. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan majelis telah menjatuhkan putusan Cerai Talak sebagai berikut dalam perkara antara : Pemohon, umur 47 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Tani, tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli, selanjutnya disebut Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi; Melawan: Termohon, umur 51 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli Idanoi Kota Gunungsitoli, selanjutnya disebut Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi; Pengadilan Agama tersebut; Setelah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan; Setelah mendengar keterangan Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi dan Termohon Konpensi / Penggugat Rekonpensi serta keterangan para saksi di depan persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tanggal 8 Mei 2013 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Gunungsitoli dan dicatat dalam Buku Register Perkara Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA Gst. tanggal 8 Mei 2013 mengajukan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah, menikah pada tanggal 07 Agustus 1988, dan dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Gunungsitoli 10 / 2/ V/ 1991 tanggal 22 Mei 1991 ; 2. Bahwa setelah pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah kontrakan dahulu di Desa Foa, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias selama 6 (enam) Tahun, kemudian pindah di tempat kediaman Pemohon dan Termohon dahulu di Desa Foa, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias sekarang di Desa Foa, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli dan Termohon hidup rukun dan damai; 3. Bahwa Pemohon dan Termohon telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak :
Hal. 1 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
ANAK 1, umur 21 Tahun, anak Laki-laki ANAK 2, umur 17 Tahun, anak Perempuan (meninggal dunia) dan anak pertama tersebut saat ini sedang kuliah di Medan; 4. Bahwa kurang lebih sejak Agustus 2011 kehidupan rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan antara Pemohon dengan Termohon yang terus menerus dalam rumah tangga yang sulit untuk dirukunkan lagi; 5. Bahwa sejak bulan Agustus 2011, Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan salah seorang isteri sepupu /anak Paman Pemohon, yang mana pada waktu itu sepupu Pemohon tersebut telah meninggal dunia dan meninggalkan ke 2 (dua) orang isteri; 6. Bahwa tuduhan Termohon yang mengatakan Pemohon telah berselingkuh dengan salah satu isteri sepupu /anak paman Pemohon tersebut adalah tidak benar, justru Pemohon membantu menyelesaikan masalah rumah tangga (alm) sepupu/ anak paman Pemohon setelah sepupu/ anak paman Pemohon tersebut meninggal dunia, antara isteri I dan isteri ke II, sering bertengkar dan Pemohon mendamaikan antara mereka berdua di karenakan Pemohon sebagai saudara terdekat dari sepupu /anak Paman Pemohon tersebut; 7. Bahwa dengan kejadian antara ke 2 (dua) istri sepupu /anak paman Pemohon tersebut, kehidupan rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon tidak harmonis lagi dan sering terjadi percekcokan dalam rumah tangga yang mana isteri Pemohon merasa bahwa Termohon berselingkuh dengan isteri sepupu /anak paman Pemohon tersebut; 8. Bahwa Pemohon juga merasa tidak nyaman di rumah, dan Termohon tidak mau lagi melayani Pemohon baik lahir maupun bathin dikarenakan Termohon sudah monopouse; 9. Bahwa semenjak tanggal 18 Februari 2013 Pemohon meninggalkan tempat kediaman antara Pemohon dengan Termohon yang mana Termohon mengusir Pemohon dari rumah; 10. Bahwa Puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon tersebut terjadi kurang lebih pada 18 Februari 2013, yang akibatnya antara Pemohon dengan Termohon telah pisah rumah, yang meninggalkan tempat kediaman bersama adalah Pemohon; 11. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah tidak lagi dapat dibina dengan baik sehingga tujuan perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sudah sulit dipertahankan lagi; dan karenanya agar masingmasing pihak tidak lebih jauh melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian merupakan jalan terakhir bagi Pemohon untuk menyelesaikan permasalahan antara Pemohon dengan Termohon;
Hal. 2 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
12. Bahwa ketidakharmonisan rumah tangga Pemohon dengan Termohon sudah pernah diupayakan damai oleh keluarga, namun upaya tersebut tidak berhasil; 13. Pemohon bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Berdasarkan alasan / dalil-dalil diatas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Primair : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberi izin kepada Pemohon (Pemohon ) untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon (Termohon ) di depan sidang Pengadilan Agama Gunungsitoli; 3. Membebankan biaya perkara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Subsidar : -
Mohon putusan yang seadil-adilnya; Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan
Termohon telah datang menghadap secara pribadi ke persidangan dan kemudian Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan kedua belah pihak berperkara; Menimbang, bahwa untuk memaksimalkan upaya perdamaian tersebut telah pula dilakukan mediasi dengan Mediator Drs. Indrawisol, Hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli, berdasarkan penetapan Ketua Majelis Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA Gst. tanggal 22 Mei 2013 namun dari laporan Mediator tersebut tertanggal 5 Juni 2013 upaya mediasi juga tidak berhasil; Menimbang, bahwa setelah permohonan Pemohon dibacakan Pemohon menyatakan tetap dengan permohonannya; Menimbang, bahwa selanjutnya majelis hakim memberikan kesempatan kepada Termohon untuk mengajukan jawaban, kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Termohon dengan mengajukan jawaban dalam konpensi serta gugatan dalam rekonpensi, yang pada pokoknya sebagai berikut : DALAM KONPENSI 1.
Bahwa, Termohon secara tegas menyatakan menolak atau tidak menerima seluruh alasan Pemohon, kecuali yang diakuinya secara tegas atau secara diam-diam atas kebenaran hukum dari jawaban Termohon ini;
2.
Bahwa poin 1 benar Termohon dan Pemohon adalah suami isteri menikah pada tanggal 07 Agustus 1988;
3.
Bahwa poin 2 benar setelah menikah Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di rumah kontrakan di Desa Foa, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias selama 6 (enam) Tahun, kemudian Hal. 3 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
pindah lagi di tempat kediaman Pemohon dan Termohon dahulu di Desa Foa, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias sekarang di Desa Foa, Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kota Gunungsitoli; 4.
Bahwa poin 3 benar Pemohon dan Termohon telah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri dan telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang bernama : 1. Anak 1, umur 21 Tahun, anak Laki-laki, dan anak pertama tersebut saat ini sedang kuliah di Medan; 2. Anak 2, umur 17 Tahun, anak Perempuan (telah meninggal dunia);
5.
Bahwa poin 4 benar sejak bulan Agustus 2011 kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis lagi, namun sebabnya bukan seperti yang dungkapkan oleh Pemohon, yang benar adalah ± 4 tahun yang lalu Pemohon telah berselingkuh dengan perempuan lain yang telah bersuami namanya Nilam tinggal di Medan, pada saat datang ke Gunungsitoli mereka naik pesawat, setibanya di Gunungsitoli, lalu berangkat ke Sirombu karena perempuan tersebut orang Sirombu, pada saat itu Termohon menasehati Pemohon, namun Pemohon marah-marah kepada Termohon;
6.
Bahwa poin 5 tidak benar Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain, namun yang benar adalah Pemohon sudah ada niat untuk menikah dengan salah satu istri dari anak pamannya karena anak pamannya tersebut telah meninggal dunia;
7.
Bahwa poin 6 tidak benar Pemohon membantu menyelesaikan masalah rumah tangga dan mendamaikan isteri –isteri dari anak paman Pemohon, namun yang benar adalah Pemohon berselingkuh dengan salah satu istri dari anak pamannya tersebut, pada tanggal 18 Pebruari 2013 Pemohon dan istri anak pamannya tersebut berangkat ke Sibolga, lalu menikah di Sibolga pada bulan April 2013;
8.
Bahwa pada saat Pemohon menikah di Sibolga, Pemohon tidak ada meminta izin untuk menikah lagi dengan Termohon;
9.
Bahwa sejak Pemohon resmi menikah di Sibolga, Termohon melaporkan Pemohon kepada Polisi karena menikah tanpa ada izin dari Termohon dan kasusnya sekarang sedang dalam penyelidikan Polisi;
10. Bahwa poin 7 benar sejak Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain dan apalagi setelah Pemohon menikah dengan salah satu istri dari anak paman Pemohon tersebut, rumah tangga kami tidak lagi harmonis dan sering terjadi percekcokan dalam rumah tangga; 11. Bahwa poin 8 tidak benar Termohon tidak mau melayani Pemohon baik lahir maupun bathin karena Termohon sudah menopause, akan tetapi tetap melayani Pemohon dan tetap tidur satu kamar, namun Pemohon selalu berusaha menghindar dari Termohon; 12. Bahwa poin 9 benar Pemohon meninggalkan tempat kediaman bersama, namun bukan Termohon mengusir Pemohon dari rumah kediaman bersama, akan tetapi Pemohon pergi atas keinginan sendiri dan itu terjadi sejak bulan Pebruari 2012, terkadang Pemohon masih Hal. 4 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
kembali ke rumah kediaman bersama, ketika Pemohon kembali ke rumah, Termohon menghidangkan makanan akan tetapi Pemohon tidak mau memakannya, namun sejak bulan Pebruari 2013 Pemohon total meninggalkan Termohon tidak kembali lagi ke rumah kediaman bersama; 13. Bahwa poin 10 benar puncak keretakan rumah tangga Pemohon dan Termohon terjadi pada tanggal 18 Pebruari 2013 dan yang meninggalkan rumah kediaman bersama adalah Pemohon; 14. Bahwa poin 11 benar, bahkan sebelum Pemohon mengajukan permohonan perceraian ini, Pemohon telah pernah menceraikan Termohon; 15. Bahwa Termohon tidak mau bercerai dari Pemohon karena Termohon masih ingin membangun rumah tangga yang harmonis dengan Pemohon, namun kalau Pemohon tetap ingin bercerai Termohon tidak keberatan; DALAM REKONPENSI Menimbang, bahwa dalam jawabannya Termohon juga mengajukan gugatan rekonpensi secara lisan di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1.
Bahwa, apa yang dikemukakan oleh Penggugat rekonpensi dalam jawaban dipandang pula sebagai bagian dari dalil dalam gugatan rekonpensi ini;
2.
Bahwa oleh karena Tergugat Rekonpensi tetap mau bercerai, maka Penggugat Rekonpensi akan mengajukan gugatan rekonpensi sebagai berikut : 1) Bahwa waktu Penggugat Rekonpensi menikah dengan Tergugat Rekonpensi maharnya berupa mas 5 (lima ) gram dua puluh empat karat, mahar tersebut masih hutang dan sampai dengan sekarang belum dibayar oleh Tergugat Rekonpensi, Penggugat Rekonpensi menuntut agar mahar yang masih terhutang tersebut dibayar Tergugat Rekonpensi kepada Penggugat Rekonpensi seluruhnya; 2) Bahwa Tergugat Rekonpensi sejak tanggal 18 Pebruari 2013 tidak pernah memberikan nafkah / belanja lagi kepada Penggugat Rekonpensi sampai dengan sekarang selama 4 (empat) bulan lamanya, dan hal itu tetap menjadi hutang Tergugat Rekonpensi kepada Penggugat Rekonpensi, dan Penggugat Rekonpensi menuntut agar Tergugat Rekonpensi membayar nafkah lampau tersebut selama 4 (empat) bulan sebesar Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah); 3) Bahwa Penggugat Rekonpensi selaku janda karena cerai talak harus menjalani masa iddah (tunggu) sekurang-kurangnya tiga bulan, oleh karenanya menurut hukum bahwa Tergugat Rekonpensi selaku bekas suami wajib memberikan nafkah selama masa iddah, untuk itu Penggugat Rekonpensi menuntut agar Tergugat Rekonpensi membayar nafkah iddah kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp. 2.700.000,(dua juta tujuh ratus ribu rupiah);
Hal. 5 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Maka Berdasarkan uraian tersebut, Penggugat rekonpensi memohon kepada majelis hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kiranya berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut : Dalam Konpensi :
Menolak permohonan Pemohon seluruhnya.
Dalam Rekonpensi : 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya;
2.
Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonpensi mahar yang masih terhutang berupa mas 5 (lima) gram dua puluh empat karat;
3.
Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah lampau selama 4 (empat) bulan kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah);
4.
Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar nafkah iddah kepada Penggugat Rekonpensi sebesar Rp 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah);
Dalam Konpensi dan Rekonpensi :
Membebankan biaya perkara kepada Pemohon konpensi / Tergugat rekonpensi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Atau, jika majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Menimbang, bahwa, terhadap jawaban Termohon dalam konpensi serta gugatan dalam
rekonpensi tersebut, Pemohon telah mengajukan replik dalam konpensi serta jawaban rekonpensi, yang pada pokoknya sebagai berikut : Dalam Konpensi : 1. Bahwa Pemohon menolak seluruh dalil Termohon, kecuali mengenai hal-hal yang diakui oleh Termohon secara tegas dan tidak bertentangan dengan pendirian Pemohon; 2. Bahwa Poin 4 tidak benar Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain di Medan yang bernama Nilam, karena Nilam adalah anak paman Pemohon yang sedang berobat di Medan, lalu Pemohon diminta untuk mengantarkan ke Sirombu; 3. Bahwa Poin 5 tidak benar seperti apa yang dikatakan oleh Termohon, yang benar adalah pada saat itu Pemohon sedang di Lahewa ditelepon istri anak paman Pemohon karena mereka bertengkar masalah tabanas sebesar Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah), lalu Pemohon mendamaikan mereka berdua sampai akhirnya masalah mereka berhasil dicarikan jalan keluarnya; 4. Bahwa Pemohon telah ada meminta izin kepada Termohon untuk menikah lagi, namun Termohon tidak memberi izin, bahkan pada saat itu Pemohon ada memberikan syarat jika Termohon memberikan izin menikah lagi yaitu : 1) Pemohon dan Termohon akan rukun kembali dan akan menyayangi Termohon; 2) Pemohon akan memberikan nafkah lahir maupun bathin; 3) Pemohon tidak akan membuat kedua istri Pemohon satu rumah; Hal. 6 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
5. Bahwa benar Pemohon telah menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Sibolga, Kota Sibolga tanggal 14 April 2013; 6. Bahwa benar Termohon melayani Pemohon dengan menghidangkan makanan, namun Pemohon tidak mau memakannya karena Pemohon mendapat informasi dari keluarga Pemohon, makanan itu telah diberi jampi-jampi supaya Pemohon tunduk kepada Termohon; 7. Bahwa benar Termohon ada mengusir Pemohon dari rumah kediaman bersama bahkan pada saat mengusir Pemohon memegang sapu seolah-olah mau memukul Pemohon; 8. Bahwa Pemohon tetap ingin bercerai dari Termohon; DALAM REKONPENSI 1. Bahwa hal-hal yang tercantum dalam rekonpensi ini, dianggap telah termasuk dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan jawaban dalam konpensi. 2. Bahwa Tergugat rekonpensi menolak seluruh dalil Penggugat rekonpensi, kecuali mengenai hal-hal yang diakui oleh Penggugat rekonpensi secara tegas dan tidak bertentangan dengan pendirian Tergugat rekonpensi; 3. Bahwa dalil gugatan Penggugat rekonpensi, Tergugat rekonpensi akan mengajukan jawaban sebagai berikut : 1. Mengenai mahar.
Bahwa benar mahar pada saat menikah Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi mahar tersebut belum dibayar oleh Tergugat rekonpensi sampai dengan saat ini, namun pada tahun 2009 Penggugat Rekonpensi mau dioperasi di Medan, sebelum operasi dilaksanakan, pada saat itu Penggugat Rekonpensi meminta maaf kepada Tergugat Rekonpensi atas semua kesalahan yang dilakukan Penggugat Rekonpensi selama ini baik yang disengaja maupun tidak disengaja, agar jangan ada lagi permasalahan di hari kemudian kelak, termasuk mahar yang belum dibayar oleh Penggugat Rekonpensi ketika akad nikah dahulu, Penggugat Rekonpensi telah merelakannya untuk tidak lagi dibayar oleh Tergugat Rekonpensi, oleh karena Penggugat Rekonpensi sudah merelakannya, sehingga Tergugat Rekonpensi tidak perlu lagi membayarnya;
2. Mengenai nafkah lampau.
Bahwa benar Tergugat Rekonpensi belum ada memberikan nafkah kepada Penggugat Rekonpensi, selama 4 bulan, namun sebenarnya pada saat itu Tergugat Rekonpensi telah datang ke desa Foa untuk memberikan nafkah kepada Penggugat Rekonpensi, namun Penggugat Rekonpensi tidak memperbolehkan masuk ke dalam rumah kediaman bersama bahkan Penggugat Rekonpensi mengancam apabila Tergugat Rekonpensi datang ke rumah kediaman bersama, maka Penggugat Rekonpensi akan menikam Tergugat Rekonpensi dengan pisau, begitu juga Penggugat Rekonpensi telah mengutus keluarga Tergugat Rekonpensi untuk menyerahkan nafkah, Penggugat Hal. 7 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Rekonpensi tetap menolaknya. Penggugat Rekonpensi saat ini juga ada mengelola rumah makan yang Penggugat Rekonpensi dan Tergugat Rekonpensi kelola bersama sebelumnya dan hasilnya cukup untuk nafkah Penggugat Rekonpensi selama Tergugat Rekonpensi tidak menerima nafkah. Oleh karenanya terhadap tuntutan nafkah lampau sebesar Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah) Penggugat Rekonpensi tidak bersedia membayarnya; 3. Mengenai nafkah Iddah.
Bahwa terhadap tuntutan iddah sebesar Rp. 1.800.000,- (satu juta delapan ratus ribu rupiah) Penggugat Rekonpensi tidak sanggup membayarnya, Pemohon hanya sanggup membayar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) dalam satu bulan x 3 (tiga) bulan yaitu sebesar Rp. 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah). Oleh karena Tergugat Rekonpensi sekarang ini bekerja sebagai pedagang dimana penghasilan Tergugat Rekonpensi sangat kecil hanya berkisar Rp. 25.000,- sampai Rp. 30.000,- per hari, maka Tergugat Rekonpensi hanya sanggup membayar Rp. 10.000,- per hari karena Tergugat Rekonpensi juga perlu biaya hidup;
Maka berdasarkan hal tersebut, maka Pemohon konpensi / Tergugat rekonpensi memohon kepada majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, menjatuhkan putusan sebagai berikut: Dalam Konpensi : Mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya; Dalam Rekonpensi : Menolak gugatan rekonpensi dari Penggugat rekonpensi. Dalam Konpensi dan Rekonpensi : Membebankan biaya perkara kepada Pemohon konpensi / Penggugat rekonpensi. Bahwa, terhadap replik Pemohon konpensi / Tergugat rekonpensi dalam konpensi serta jawaban dalam rekonpensi tersebut, Termohon konpensi / Penggugat rekonpensi telah mengajukan duplik dalam konpensi serta replik dalam rekonpensi, yang pada pokoknya, sebagai berikut : Dalam Konpensi : 1. Bahwa duplik Termohon ini sepanjang ada relevansinya dengan jawaban dalam konpensi serta gugatan dalam rekonpensi terdahulu, maka dipandang pula sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan dengan duplik ini. 2. Bahwa Termohon tetap dengan jawaban yang telah dikemukakan di atas; Dalam Rekonpensi : 1. Bahwa Penggugat rekonpensi menolak seluruh dalil jawaban Tergugat rekonpensi, kecuali mengenai hal-hal yang diakui oleh Tergugat rekonpensi secara tegas; 2. Bahwa Penggugat Rekonpensi menyangkal secara tegas atas jawaban Tergugat
yang
menyatakan bahwa Penggugat telah mamaafkan mahar yang masih terhutang, ketika itu
Hal. 8 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Penggugat hanya memohon maaf kepada Tergugat Rekonpensi atas segala kesalahan, dan tetap menuntut mahar yang masih terhutang tersebut; 3. Bahwa tidak benar Tergugat Rekonpensi memberi atau menyuruh orang lain untuk memberikan nafkah kepada Penggugat Rekonpensi, oleh karena itu Penggugat rekonpensi tetap pada tuntutan tersebut; 4. Bahwa Penggugat rekonpensi tetap dengan tuntutan nafkah iddah seperti pada gugatan Penggugat Rekonpensi; Bahwa berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas tersebut,Termohon konpensi
/
Penggugat rekonpensi memohon agar majelis hakim dapat memutus sebagai berikut : Dalam Konpensi : Mengabulkan permohonan Pemohon. Dalam Rekonpensi : Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.
Dalam Konpensi dan Rekonpensi : Membebankan biaya perkara kepada Pemohon konpensi / Tergugat rekonpensi. Menimbang, bahwa, terhadap replik atas gugatan Penggugat rekonpensi tersebut Tergugat Rekonpensi telah mengajukan duplik rekonpensi, yang pada pokoknya, tetap dengan jawabannya semula; Menimbang, bahwa selanjutnya majelis hakim memberikan kesempatan secara berimbang kepada kedua belah pihak untuk mengajukan alat bukti, kesempatan pertama dimanfaatkan oleh Pemohon, dengan mengajukan alat bukti sebagai berikut : A. Bukti Surat :
Fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : 10/2/V/1991, tanggal 13 Juni 2013, yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Gunungsitoli, telah diberi materai cukup dan dinazelegen oleh Kantor Pos, serta telah disesuaikan dengan aslinya (Bukti P);
B. Bukti saksi : Menimbang, bahwa Pemohon juga telah mengajukan 2 (dua) orang saksi
di bawah sumpah
masing-masing bernama : 1. Saksi 1, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli di persidangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon sejak kecil, karena saksi adalah kakak kandung Pemohon;
Hal. 9 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Bahwa, saksi kenal Termohon sebagai adik ipar saksi dan kenal sejak Termohon menikah dengan Pemohon;
Bahwa, hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri, menikah pada tahun 1988 di Kantor KUA Kecamatan Gunungsitoli, dan saksi hadir pada saat pernikahan Pemohon dan Termohon;
Bahwa, saksi mengetahui setelah menikah Pemohon dan Termohon menyewa rumah di Kota Gunungsitoli selama kurang lebih beberapa tahun, kemudian pindah dan bertempat tinggal di Desa Foa;
Bahwa, Pemohon dan Termohon telah dikaruniai dua orang anak, namun salah seorang anak Pemohon dan Termohon telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu;
Bahwa, Pemohon dan Termohon tidak tinggal satu rumah lagi, sejak kurang lebih satu tahun yang lalu, karena antara Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga, Termohon tetap tinggal di Desa Foa, sedangkan Pemohon sekarang tinggal di Desa Moawo Gunungsitoli;
Bahwa, penyebab pertengkaran Pemohon dan Termohon adalah karena Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan wanita lain dan Termohon tidak mau mendengar nasehat Pemohon;
Bahwa, Pemohon tidak benar ada berselingkuh dengan wanita lain;
Bahwa, Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama karena diusir oleh Pemohon;
Bahwa, saksi tidak mengetahui tentang mahar Termohon apakah sudah dibayar tunai atau masih hutang oleh Pemohon;
Bahwa, saksi tidak mengetahui setelah Pemohon dan Termohon berpisah, Pemohon ada atau tidak memberikan nafkah kepada Termohon;
Bahwa, pekerjaan Pemohon saat ini adalah berdagang, dan sepengetahuan saksi penghasilan Pemohon adalah sekitar Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- per hari;
Bahwa, saksi mengetahui pekerjaan Termohon adalah berjulan warung makanan di rumah kediaman bersama meneruskan usaha Pemohon dan Termohon dahulunya sebelum mereka berpisah tempat tinggal;
Bahwa, keluarga kedua belah pihak sudah sering merukunkan Pemohon dan Termohon dan saksi pun sering menasehati Pemohon agar sabar dan rukun kembali dalam rumah tangga mereka, namun tidak berhasil, dan saksi tidak sanggup lagi merukunkan Pemohon dan Termohon;
2. Saksi 2, umur 4 Jalan Kelapa, Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli di depan persidangan menerangkan yang pada pokoknya sebagai berikut;
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon, karena Saksi adalah keponakan Pemohon, dan kenal dengan Termohon, sejak Termohon menikah dengan Pemohon;
Hal. 10 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Bahwa, hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri, menikah kurang lebih dua puluh tahun yang lalu di Gunungsitoli dan saksi hadir pada saat pernikahan Pemohon dan Termohon;
Bahwa, setelah menikah Pemohon dan Termohon menyewa rumah di Kota Gunungsitoli selama kurang lebih beberapa tahun, kemudian pindah dan bertempat tinggal di Desa Foa;
Bahwa, Pemohon dan Termohon telah dikaruniai dua orang anak, akan tetapi salah seorang anak Pemohon dan Termohon sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu;
Bahwa, saksi sering berkunjung kerumah Pemohon dan Termohon, apalagi dalam setahun ini saksi sering ke rumah Pemohon dan Termohon;
Bahwa, sepengetahuan saksi sejak kurang lebih satu tahun belakangan ini antara Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran dalam rumah tangga, bahkan mereka sudah tidak tinggal satu rumah lagi sejak satu tahun belakangan ini, Termohon tetap tinggal di Desa Foa, sedangkan Pemohon sekarang tinggal di Desa Moawo Gunungsitoli;
Bahwa, penyebab pertengkaran antara Pemohon dan Termohon adalah karena Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan wanita lain dan Pemohon diusir oleh Termohon dari rumah kediaman bersama;
Bahwa, sepengetahuan saksi Pemohon telah menikah pada awal tahun 2013 di Sibolga dengan salah seorang bekas isteri anak paman Pemohon yang telah meninggal dan kejadian ini semakin memperburuk hubungan Pemohon dan Termohon dalam rumah tangga;
Bahwa, saksi tidak mengetahui mengenai mahar Termohon yang belum di bayar oleh Pemohon;
Bahwa, saksi tidak mengetahui setelah Pemohon dan Termohon hidup berpisah, apakah Pemohon ada atau tidak memberikan nafkah kepada Termohon;
Bahwa, sepengetahuan saksi pekerjaan Pemohon saat ini adalah berdagang di Moawo, dan menurut Pemohon penghasilan Pemohon adalah sekitar Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- perharinya;
Bahwa, pekerjaan Termohon saat ini adalah berjualan warung makanan di rumahnya di Desa Foa yang dahulunya merupakan usaha bersama Pemohon dan Termohon;
Bahwa, keluarga kedua belah pihak sudah pernah merukunkan Pemohon dan Termohon, namun tidak berhasil, dan saksi tidak sanggup lagi mendamaikan Pemohon dan Termohon; Menimbang , bahwa terhadap keterangan saksi tersebut Pemohon membenarkannya sedangkan
Termohon tidak dapat dikonfirmasi karena tidak hadir dalam persidangan; Menimbang, bahwa, Termohon tidak ada mengajukan bukti-bukti dalam perkara ini karena tidak hadir di persidangan; Menimbang, bahwa selanjutnya Pemohon telah menyampaikan kesimpulan akhirnya yang menyatakan bahwa Pemohon tetap dengan permohonannya dan terhadap tuntutan yang diajukan Termohon, Pemohon tidak sanggup memenuhinya seluruhnya dan Pemohon juga mohon agar
Hal. 11 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
perkaranya segera diputuskan sedangkan Termohon tidak ada menyampaikan kesimpulan akhirnya karena tidak hadir lagi dalam persidangan; Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka Majelis Hakim menunjuk kepada hal-hal yang tercantum dalam berita acara persidangan perkara ini dan kesemuanya dianggap telah dimasukkan dan menjadi bagian dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA DALAM KONPENSI Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah seperti tersebut di atas; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon telah hadir secara pribadi di persidangan dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon, dan upaya tersebut juga dilakukan dalam setiap persidangan, kemudian
upaya damai
tersebut dilanjutkan dengan mediasi dengan mediator Drs. Indrawisol, hakim pada Pengadilan Agama Gunungsitoli, namun tidak berhasil, dengan demikian ketentuan dari Pasal 154 R.Bg, Jo. Pasal 82 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan kedua dengan Undang-udang Nomor 50 tahun 2009 Jo. Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008 telah terpenuhi; Menimbang, Pemohon mendalilkan telah menikah dengan Termohon pada tanggal 7 Agustus 1988 dan ikatan perkawinan tersebut tidak pernah putus hingga saat ini, maka Pemohon adalah pihak yang berkepentingan hukum dalam mengajukan perkara ini (persona standi in yudicio) sesuai dengan ketentuan pasal 66 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Menimbang, bahwa yang menjadi dalil pokok dari permohonan Pemohon adalah bahwa Pemohon mohon agar diberi izin untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon dengan alasan bahwa sejak bulan Agustus 2011 kehidupan rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan pertengkaran disebabkan antara lain Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan salah seorang isteri anak Paman Pemohon yang telah meninggal dunia dan meninggalkan 2 (dua) orang isteri. Puncak keretakan hubungan rumah tangga antara Pemohon dengan Termohon tersebut terjadi pada tanggal 18 Pebruari 2013, yang mengakibatkan antara Pemohon dengan Termohon telah pisah rumah / pisah ranjang sampai dengan sekarang; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Pemohon tersebut, Termohon dalam jawabannya pada pokoknya membantah dalil-dalil Pemohon, justru sebaliknya karena ulah Pemohon sendiri berselingkuh dengan salah seorang bekas isteri sepupu / anak Paman Pemohon sehingga rumah tangga Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran, bahkan pada tanggal 14 April 2013 Pemohon telah menikahinya di Kantor Urusan Agama (KUA) Sibolga tanpa ada izin dari Termohon dan Hal. 12 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
sejak 4 (empat) bulan terakhir ini Pemohon telah melalaikan kewajibannya dengan tidak memberikan nafkah kepada Termohon; Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara Pemohon dengan Termohon dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam perkara ini apakah perselisihan dan pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah sedemikian parah, sehingga Pemohon dan Termohon sudah tidak ada harapan lagi akan hidup rukun dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa oleh karena dalil permohonan Pemohon dibantah oleh Termohon, maka sesuai ketentuan dengan Pasal 283 R.Bg kepada Pemohon dan Termohon diberi kesempatan untuk membuktikan dalilnya masing-masing dengan pembebanan pembuktian secara berimbang; Menimbang, bahwa Pemohon telah menguatkan dalil permohonannya dengan mengajukan bukti tertulis (P) berupa foto copy Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor : 10/2/V/1991 tanggal 13 Juni 2013 ; Menimbang, bahwa bukti (P) adalah adalah fotocopy duplikat kutipan akta nikah yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang, telah bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya dan isinya tidak dibantah oleh Termohon, maka alat bukti (P) tersebut merupakan bukti otentik mempunyai nilai pembuktian yang sempurna mengikat dan menentukan untuk membuktikan perkawinan sesuai dengan ketentuan pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian Pemohon dan Termohon terbukti sebagai suami istri yang sah sampai saat ini; Menimbang, bahwa kesaksian (2) dua orang saksi di persidangan masing-masing bernama Saksi 1 dan Saksi 2. Kedua orang saksi tersebut telah memberikan keterangan dibawah sumpah di depan sidang yang pada pokoknya sebagai berikut :
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah pasangan suami isteri yang syah dan telah dikaruaniai 2 (dua) orang anak dan satu orang telah meninggal dunia;
Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak rukun lagi sering terjadi perselisihan dan pertengkaran terutama sejak bulan Agustus 2011, yang disebabkan Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan wanita lain;
Bahwa sejak tanggal 18 Pebruari 2013 Pemohon dan Termohon telah pisah rumah / ranjang sampai saat ini;
Bahwa sampai dengan sekarang Termohon melanjutkan usaha rumah makan di rumah Pemohon dan Termohon di Desa Foa;
Bahwa Pemohon saat ini pekerjaannya adalah berjulalan dengan penghasilan Rp. 25.000,sampai Rp. 30.000,- per hari;
Bahwa perselisihan dan pertengkaran Pemohon dan Termohon telah diupayakan damai oleh keluarga, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa keterangan dua saksi Pemohon didasarkan pengetahuan, penglihatan dan
pendengaran langsung dan keterangannya saling terkait satu dengan yang lain, serta relevan dengan
Hal. 13 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
dalil-dalil permohonan Pemohon dan 2 orang saksi adalah keluarga dan teman dekat pemohon, maka berdasarkan Pasal 171 - 176 R.Bg. jo. pasal 308 - 309 R.Bg., Jo. Pasal 22 ayat (2) PP Nomor 9 Tahun 1975 kesaksian dua orang saksi a quo telah memenuhi syarat formil dan materil alat bukti saksi dan dapat diterima; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya Termohon tidak ada mengajukan bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Pemohon, dihubungkan dengan permohonan Pemohon serta hal-hal yang diakui atau yang tidak dibantah Pemohon dan Termohon, maka telah ditemukan fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang sah, menikah pada tanggal 7 Agustus 1988, di Kecamatan Gunungsitoli dan selama dalam masa perkawinan telah dikaruniai 2 orang anak dan satu orang anak tersebut telah meninggal dunia;
Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak bulan Agustus 2011 tidak harmonis lagi sering terjadi perselisihan dan pertengkaran puncaknya terjadi pada bulan Pebruari 2013 mengakibatkan antara Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal;
Bahwa sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon
adalah
karena Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan perempuan lain dan karena Pemohon pada bulan April 2013 telah menikah dengan salah seorang bekas isteri anak paman Pemohon yang telah meninggal dunia di Sibolga tanpa seizin Termohon;
Bahwa pekerjaan Pemohon saat ini adalah berjulalan dengan penghasilan Rp. 25.000,- sampai Rp. 30.000,- per hari;
Bahwa sampai dengan sekarang Termohon masih melanjutkan usaha rumah makan di rumah Pemohon dan Termohon di Desa Foa;
Bahwa perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dan Termohon sudah pernah diupayakan damai oleh keluarga kedua belah pihak, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa Pemohon dalam petitum angka 2 menuntut agar diberi izin untuk
menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon tersebut akan dipertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa menurut pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menentukan bahwa untuk melakukan suatu perceraian harus ada cukup alasan dimana suami istri tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri dan pengadilan telah berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Selanjutnya dalam pasal 19 huruf (f) PP No. 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum lslam (KHl) menegaskan salah satu alasan perceraian yaitu adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara suami istri dan tidak ada harapan lagi untuk rukun kembali; Menimbang, bahwa dari ketentuan pasal-pasal tersebut terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi untuk terjadinya perceraian yaitu : 1. Terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus. 2. Sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran. Hal. 14 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
3. Sudah tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.. 4. Pengadilan telah berupaya mendamaikan suami istri tapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa unsur-unsur tersebut akan dipertimbangkan satu persatu dengan mengaitkan fakta-fakta yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dengan Termohon sehingga antara Pemohon dan Termohon dipandang telah memenuhi unsur-unsur terjadinya suatu perceraian. Menimbang, bahwa fakta hukum di atas bahwa antara Pemohon dengan Termohon sebagai suami isteri sejak bulan Agustus 2011 telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus puncaknya terjadi pada bulan Pebruari 2013 mengakibatkan antara Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal dengan demikian unsur pertama telah terpenuhi. Menimbang, bahwa sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran Pemohon dan Termohon adalah karena Termohon menuduh Pemohon berselingkuh dengan salah seorang dari bekas isteri anak paman Pemohon yang telah meninggal dunia dan juga karena Pemohon telah menikah dengan salah seorang dari bekas isteri anak paman Pemohon tersebut di Sibolga pada bulan April 2013 tanpa izin dari Termohon dan sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran tersebut telah menggoyahkan sendi-sendi kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon, dengan demikian unsur kedua telah terpenuhi. Menimbang, bahwa bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal sejak bulan Pebruari 2013 sampai dengan sekarang sudah sekitar 6 bulan lamanya dan pihak keluarga kedua belah pihak sudah berusaha untuk mendamaikan agar dapat kembali rukun dalam rumah tangga, tetapi upaya tersebut tidak berhasil, dan tidak adanya harapan akan hidup rukun lagi semakin kuat setelah bulan April 2013 Pemohon telah menikah dengan salah seorang dari bekas isteri anak paman Pemohon tersebut di Sibolga tanpa izin dari Termohon, dengan demikian unsur ketiga telah terpenuhi. Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Pemohon dan Termohon dari awal persidangan dan pada setiap persidangan bahkan Majelis telah mengoptimalkan upaya damai melalui mediasi, namun upaya tersebut tidak berhasil dengan demikian maka unsur keempat telah terpenuhi. Menimbang, bahwa dengan pertimbangan tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perselisihan dan pertengkaran Pemohon dan Termohon sudah tidak mungkin lagi didamaikan, rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah pecah (broken marriage) dan telah cukup alasan serta telah memenuhi unsur-unsur terjadinya perceraian sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundangan seperti tersebut di atas, maka permohonan Pemohon untuk cerai dengan Termohon patut untuk dikabulkan; Menimbang, bahwa terhadap perkara ini dapat diterapkan pula Yurisprudensi Mahkamah Agung Rl Nomor 379 KlAGl1995 tanggal 26 Maret 1997 yang abstraksi hukumnya menyatakan apabila suami istri terjadi perselisihan dan terjadi pisah tempat tinggal, maka rumah tangga mereka telah pecah dan permohonan cerai telah memenuhi ketentuan pasal 19 huruf (f) PP No. 9 Tahun 1975 dan permohonan tersebut harus dikabulkan; Hal. 15 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa secara sosiologis suatu perkawinan yang didalamnya sering terjadi perselisihan dan pertengkaran akan sulit untuk mewujudkan rumah tangga bahagia yang penuh rahmah dan kasih sayang seperti yang diharapkan oleh setiap pasangan suami istri, justeru sebaliknya akan menimbulkan kemudharatan dan perselisihan yang berkepanjangan salah satu pihak atau kedua belah pihak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat pakar Hukum lslam dalam Kitab Madza Hurriyyatuz Zaujaeni Fii ath athalaq yang diambil alih menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara ini yang menyatakan " lslam memilih lembaga talak / perceraian ketika rumah tangga sudah dianggap guncang / tidak harmonis dan tidak bermanfaat lagi nasihat perdamaian dan hubungan suami isteri sudah hilang (tanpa ruh), sebab dengan meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu isteri atau suami dalam penjara yang berkepanjangan, hal tersebut adalah suatu bentuk penganiayaan yang bertentangan dengan semangat keadilan; Menimbang, bahwa Pemohon telah menunjukkan sikap dan tekadnya untuk bercerai, Pemohon tidak mau lagi mempertahankan perkawinannya, bila hal tersebut telah timbul dalam kehidupan rumah tangga, maka mempertahankan perkawinan yang seperti itu tentu tidak ada manfaatnya; Menimbang, bahwa Majelis perlu mengemukakan dalil firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya: ”Dan jika mereka (para suami) berketetapan hati untuk talak maka Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 Jo. 147 ayat (2) dan (5) Kompilasi Hukum Islam, maka diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk menyampaikan salinan penetapan ikrar talak perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi kediaman Pemohon dan Termohon, dan Pegawai Pencatat Nikah tempat perkawinan Pemohon dengan Termohon dilangsungkan, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;
DALAM REKONPENSI Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat Rekonpensi adalah seperti tersebut di atas; Menimbang, bahwa pertimbangan dalam konpensi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan pertimbangan dalam rekonpensi ini, untuk itu apa yang telah dipertimbangkan dalam konpensi dipandang telah termasuk dalam pertimbangan rekonpensi.
Hal. 16 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa gugatan rekonpensi Penggugat pada pokoknya adalah : 1. Penggugat menuntut agar Tergugat membayar mahar yang seluruhnya masih terhutang berupa emas 5 gram dua puluh empat karat; 2. Penggugat
menuntut nafkah lampau yang belum diberikan Tergugat selama 4 bulan
seluruhnya sebesar Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah). 3. Penggugat menuntut nafkah iddah seluruhnya sebesar Rp. 2.700.000,- (dua juta tujuh ratus ribu rupiah). Menimbang, bahwa terhadap gugatan rekonpensi tersebut, Tergugat Rekonpensi dalam jawabannya menyatakan : 1. Bahwa benar mahar Penggugat masih terhutang seluruhnya, akan tetapi sudah dimaafkan oleh Penggugat ketika Penggugat sakit dan dirawat di Medan, dan Tergugat keberatan untuk membayarnya; 2. Bahwa benar Tergugat belum memberikan nafkah lampau selama 4 bulan, akan tetapi hal itu terjadi karena Penggugat tidak mau menerimanya, dan juga ketika Tergugat pisah tempat tinggal Tergugat meninggalkan usaha rumah makan yang sebelumnya dikekola secara bersama dengan Pengugat dan Tergugat keberatan untuk membayarnya; 3. Bahwa Tergugat hanya sanggup membayar nafkah iddah seluruhnya sebesar Rp. 900.000,karena penghasilan Tergugat hanya sekitar Rp. 25.000,- samapai dengan Rp. 30.000,perhari. Menimbang, bahwa dari jawab menjawab dalam rekonpensi ini maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok sengketa / masalah dalam gugatan rekonpensi ini adalah : Pertama apakah Penggugat telah memaafkan mahar Penggugat yang masih terhutang seluruhnya ketika Penggugat sakit dan dirawat di Medan. Kedua apakah Penggugat tidak mau menerima nafkah yang diberikan oleh Tergugat selama 4 bulan belakangan ini dan juga apakah dengan Tergugat meninggalkan usaha yang sebelumnya dikekola secara bersama dengan Pengugat
dan Tergugat mengakibatkan gugurnya
kewajiban Tergugat untuk memberi nafkah kepada Penggugat. Ketiga berapa kesanggupan Tergugat untuk membayar nafkah iddah Penggugat. Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat tidak ada mengajukan bukti-bukti, sedangkan Tergugat untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya telah mengajukan bukti P1 dan dua orang saksi sebagaimana telah dikemukakan dalam duduknya perkara; Menimbang, bahwa tentang pokok sengketa / masalah pertama akan dipertimbangkan sebagai berikut : Bahwa Tergugat dalam jawabannya mendalilkan bahwa benar mahar Penggugat seluruhnya masih terhutang, akan tetapi sudah dimaafkan oleh Penggugat, oleh karena itu Tergugat harus membuktikan dalilnya bahwa Penggugat sudah memaafkannya; Bahwa dari bukti-bukti yang diajukan oleh Tergugat tidak ada bukti yang dapat membuktikan Penggugat telah memaafkan mahar yang terhutang tersebut, dengan demikian Tergugat tidak dapat Hal. 17 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
membuktikan dalil-dalil bantahannya, sehingga mahar Penggugat berupa emas 5 gram dua puluh empat karat masih terhutang dan belum dibayar oleh Tergugat ; Menimbang, bahwa Pasal 33 ayat (2) KHI menjelaskan bahwa mahar yang belum ditunaikan penyerahannya menjadi hutang bagi calon mempelai pria (suami setelah akad nikah) dan Pasal 149 huruf (c) KHI bila perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separoh apabila qabla al-dukhul; Menimbang, bahwa dari pengakuan Tergugat bahwa ketika akad nikah dengan Penggugat, mahar Penggugat berupa emas 5 (lima) gram dua puluh empat karat belum ditunaikan / dibayarkan sampai dengan sekarang dan juga tidak terbukti mahar yang masih terhutang tersebut telah dimaafkan oleh Penggugat, dan hal itu menjadi hutang bagi Tergugat, maka dengan putusnya perkawinan antara Penggugat dan Tergugat karena talak dan ba’da al dukhul - telah berhubungan badan- sebagaimana telah dipertimbangkan dalam konpensi, Tergugat wajib melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya kepada Penggugat, dengan demikian petitum Penggugat pada poin 1 dapat dikabulkan; Menimbang, bahwa terhadap masalah ini dterapkan juga ketentuan Surat An-Nisa’ ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut : Artinya : Berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian wajib. dan pendapat para ahli hukum Islam : 1. Dalam Kitab Muinul Mubin Artinya : Telah sepakat para ulama bahwa maskawin wajib dibayar semuanya karena sudah dukhul. 2. Dalam Kitab Muhadzab Juz II halaman 61 Artinya : Apabila perceraian terjadi sesudah dukhul maka mahar harus dibayar penuh. Menimbang, bahwa pokok sengketa / masalah yang kedua akan dipertimbangkan sebagai berikut : Bahwa Tergugat dalam jawabannya mendalilkan bahwa benar selama 4 bulan yang lalu tidak ada memberikan nafkah kepada Penggugat, namun Penggugatlah yang tidak mau menerima nafkah yang diberikannya selama 4 bulan, sedangkan Penggugat membantahnya; Bahwa oleh karena Tergugat mendalilkan tetap memberikan nafkah kepada Penggugat, akan tetapi Penggugat tidak mau menerima adalah sesuatu hal yang positif, dibandingkan dengan dalil Penggugat yang negatif, maka beban pembuktian dibebankan kepada yang positif (negative non sunt probanda) dalam hal ini kepada Tergugat (yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 547 K/ Sip/1971 tanggal 15 Maret 1972); Bahwa dari pembuktian yang diajukan oleh Tergugat, ternyata tidak ada bukti yang membuktikan bahwa Tergugat tetap memberikan nafkah kepada Penggugat, namun Penggugat yang Hal. 18 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
tidak mau menerima nafkah yang diberikannya selama 4 bulan, maka dengan demikian Tergugat tidak dapat membuktikan dalil bantahannya dengan demikian Tergugat sudah tidak memberikan nafkah lampau kepada Penggugat selama 4 bulan lamanya; Menimbang, bahwa
Pasal 34 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Jo. Pasal 80 ayat (4) dan (7) KHI menyatakan sesuai penghasilannya suami berkewajiban memberikan nafkah kepada istrinya, dan kewajiban tersebut gugur apabila isteri nusyuz., dan jika kewajiban tersebut tidak dilaksanakan akan menjadi hutang yang dapat dituntut oleh isteri walupun telah terjadi perceraian, hal ini juga sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat At Talaq ayat (7) yang berbunyi ; Yang artinya : "Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya." Menimbang, bahwa jawaban Tergugat yang menyatakan bahwa Tergugat meninggalkan usaha yang sebelumnya dikekola secara bersama dengan Pengugat dan Tergugat mengakibatkan gugurnya kewajiban Tergugat untuk memberi nafkah kepada Penggugat tidak dapat diterima karena kewajiban nafkah kepada isteri hanya gugur apabila isteri nusyuz; Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat tidak terbukti nusyuz, maka Penggugat tetap berhak mendapat nafkah lampau (madhiyah) dan menjadi hutang yang harus dibayar oleh Tergugat; Menimbang, bahwa tentang besarnya tuntutan nafkah lampau Penggugat
sebesar
Rp. 3.600.000,- (tiga juta enam ratus ribu rupiah) selama 4 (empat) bulan, Penggugat tidak dapat membuktikan berapa penghasilan Tergugat, sedangkan Tergugat dalam jawabannya mengakui hanya berpenghasilan antara Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- setiap hari, majelis hakim berpendat bahwa besarnya tuntutan Penggugat tersebut sangat besar dan akan memberatkan Tergugat dan sejak Tergugat meninggalkan Penggugat ada usaha rumah makan yang dikelola Penggugat sampai dengan sekarang, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan hidup minimum berdasarkan kepatutan dan rasa keadilan, Majelis Hakim menetapkan jumlah nafkah madiyah yang harus dibayarkan Tergugat selama 4 bulan adalah sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa pokok sengketa / masalah yang ketiga akan dipertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa atas tuntutan Penggugat tentang nafkah iddah sebesar Rp. 2.700.000,-, (dua juta tujuh ratus ribu) rupiah, Tergugat dalam jawabannya menyatakan tidak keberatan, namun hanya sanggup seluruhnya sebesar Rp. 900.000,- (Sembilan ratus ribu rupiah) karena penghasilan Tergugat dari usaha berjualan sangat kecil antara Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- setiap hari; Menimbang, bahwa Pasal 149 ayat (2) KHI menyebutkan bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib memberi nafkah iddah selama dalam masa iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz hamil;
Hal. 19 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan dalam konpensi, perkawinan Penggugat dan Tergugat putus karena talak, dan talak yang dijatuhkan tidak talak bain, dan Penggugat tidak terbukti nusyuz dan juga tidak dalam keadaan hamil, maka Tergugat wajib memberi nafkah iddah kepada Penggugat; Menimbang, bahwa namun besarnya tuntutan Penggugat dipandang cukup besar dan akan memberatkan Tergugat dibandingkan dengan penghasilannya antara Rp. 25.000,- sampai dengan Rp. 30.000,- setiap hari, dengan mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan hidup minimum berdasarkan kepatutan dan rasa keadilan, Majelis Hakim menetapkan besarnya nafkah iddah disesuaikan dengan nafkah lampau, seluruhnya sebesar Rp. 1.050.000,- (satu juta lima puluh ribu rupiah); DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka segala biaya yang timbul dalam perkara ini harus dibebankan kepada Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi; Memperhatikan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku serta hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini. MENGADILI Dalam Konpensi : 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Memberi izin kepada Pemohon (Pemohon ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (Termohon ) di hadapan sidang Pengadilan Agama Gunungsitoli setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap. 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Gunungsitoli untuk menyampaikan Salinan penetapan ikrar talak perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor urusan Agama yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat pernikahan dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Dalam Rekonpensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekopensi sebagian; 2. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonpensi mahar yang masih terhutang seluruhnya berupa mas 5 (lima) gram dua puluh empat karat. 3. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonpensi berupa :
Hal. 20 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
a. Nafkah lampau selama 4 (empat) bulan sebesar Rp. 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah). b. Nafkah iddah sebesar Rp. 1.050.000,- (satu juta lima puluh ribu rupiah); 4. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi selebihnya; Dalam Konpensi dan Rekonpensi : Menghukum Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp 766.000, (tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Gunungsitoli pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2013 M bertepatan dengan tanggal 23 Ramadhan 1434 H., oleh Drs. Jamalaba Malau, MH sebagai Hakim Ketua, Pahruddin Ritonga, SHI dan M. Andri Irawan, SHI, sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama Gunungsitoli dengan Penetapan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst. tanggal 10 Mei 2013 untuk memeriksa perkara ini, putusan mana dibacakan oleh Hakim Ketua tersebut dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 28 Agustus 2013 M bertepatan dengan tanggal 22 Syawal 1434 H, dengan dihadiri oleh Pahruddin Ritonga, SHI dan M. Andri Irawan, SHI, Hakim-Hakim Anggota, serta dibantu Miharza, SH, MH sebagai Panitera Pengganti dengan dihadiri oleh Pemohon Konpensi / Tergugat Rekonpensi tanpa dihadiri oleh Termohon Konpensi/Penggugat Rekonpensi; Ketua Majelis,
Hakim Anggota,
Drs. Jamalaba Malau, MH
Pahruddin Ritonga, SHI
M. Andri Irawan, SHI Panitera Pengganti
Miharza, SH, MH
Hal. 21 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst
Perincian Biaya: 1. Pencatatan ...................................................
Rp.
30.000,-
2. ADM / ATK ...................................................
Rp.
50.000,-
3. Panggilan ......................................................
Rp.
675.000,-
4. Redaksi ........................................................
Rp.
5.000,-
5. Meterai ..........................................................
Rp.
6.000,-
Rp.
766.000,-
Jumlah
(tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah)
Hal. 22 dari 22 halaman Putusan Nomor : 14/Pdt.G/2013/PA.Gst