j8\-0(\S A sal:y'/j^ /P /fl q8X
UFA
T 3 n99al -.fy-S-lffy
Noinv • /Jf^C?
P E S \ IG E T A H U A I\ f
K A R A W IT A E y
LATAR BELAKANG DAN PERKEIWBANGAN KARAWITAN SUNDA OLEH: RAND! UPANDI. BA
PERPUSIAKAAN
ASTI
_
HANOurvP
Oiterbrtkan oteh: PROYEK PENGEMBANGAN iNSTITUT KESENiAN INDONESIA SUB PROYEK AKADEWI SENt TAR! INDONESIA BANDUNG
1883/1984
PERPUSTAKAAN FAKULTASILMU PENGETAHUAN BUDAYA Ui
FAKULTAS iLMU PENGETAHUAN B'JDAYA UNIVERSITAS INDONESIA
T«WI :. £ l ^ s J . 9 £ 2 . . Nomor
:
..............
KATA PENGANTAR Perkembangan seni.karawitan dewasa ini ternyata sem^ kin raondapat tantangan bosar yang patut kita tangani bersama. Lebih-lebih bagi Lembaga-lembaga Pendidikan Kesenian • yang berkecimpung dalam dunia Karawitan seperti SMKI dan A S T I , tantangan itu merupakan jawaban baginya atas keberhasilan pendidikan seni Karavirirtan dalam lembaga tersebut. Kesenian selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Akan tetapi semakin pesatnya pertumbuhan s©, ni akan semakin terasa kebutuhan penelaahannya. Untuk itu buku sangat dibutuhkan sebagai bajian bacaan. Buku yang penulis susun ini diberi Judul Pengetahuan Karawitan Latar Belakang dan Perkembangan Karawitan Sunda , ieinya memberikan gambaran tentang keadaan karawitan Sunda dari mulai yang tradisional sampai kepada yang kreasi baru. Ini penting sekali kita melihat pertumbuhannya, terutama un tuk. membandingkan dari beberapa jenis kekayaan seni karawi,t an kita. Semoga buku ini ada gunanya bagi para pembaca, walau pun masih banyak kekurangannya. Untuk itu kritik dari semua pihak lemi perbaikan sangat kami nantikan.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................... DAFTAR ISI .................. BAB
I
BA3
3A3
II
III
PENDAHULITAN ................................
1
1. 2. 3k. 5. o.
La tar Belakang dan M a s a l a h ...... ...... Isi Diktat .............................. Sistimatika Penulisan ................... Tujuan Diktat ........................... Cara Menggunakan Buku ................. Pemakai Diktat .........................
1 1 1 2 2 2
KARAWITAN TRADISIONAL .................... k A . G e n d i n g ..................... ...........
/+
- Nama-nama gending/lagu ...... . - Proses terjadinya lagutradisional.... - Ciri-ciri karawitan tradisional ..... - Tempo/erabat ........................... - Tugas waditra ........................ - Motif-motif tabuh .................... 3. Keliningan .... ......................... c - Pirigan 7/ayang G o l e k ................... 1. Lagu bubuka .......................... 2. Lagu pirigan tari .................... 3. Lagu pirigan perang ................. k. Lagu pirijan suasana adegan ......... 5. Lagu pirigan k?*.kawen ................ 6. Lagu selingan ............ *.......... D. Pirigan tari ........................... - Tari“mengikuti pirigan .............. - Pirigan rnengikuti t a n . .............. - Tari den^an pirigan saling nien^ikuti. .
21
KARA'.'/ITAN K IRSAL'jI BARU .....................
22
A . Dari A w a l ..... ........................ B. Pertumbuhan ./erikutnya .............2g C. Gejala Mutnkhir .......................
22
DAFTAR BACA AN ..........................
ii
<j
Halaman ± ................ i±
..........
k 5 7 7, £ •' ^ lz+ t? 1°
16
16 17 17 1.3
^ 3h
BAB
I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dan Masalah Kesenian sudah dikenal oleh manusia sejak lama.Namun pada umumnya manusia mengenal kesenian, terutama seni kara witan, hanya sebagai hiburan, baik untuk menghibur diri sen diri maupun menghibur orang lain. Dewasa ini kesenian bukan hanya sebagai hi-buran saja, tapi juga sebagai bagian dari proses pendidikan yang patut dipelajari. Apalagi setelah berdirinya sekolah-sekolah kese. nian seperti SMKI, ASTI, ASKI dan sebagainya, maka kesenian mendapat perhatian untuk digali, dipelihara, dan dikembangkan. 4 -g. ___ Pengetahuan dalam seni kara.itan belura banyak orang raeneliti-Apalagi tulisan~tulisan karawitan Sunda sampai sekarang masih sedikit. Untuk itulah penulis berusaha untuk menyusun diktat ini agar dapat menambah perbendaharaan da lam kepustakaan kesenian khususnya seni karawitan. 2. IsjL Diktat Diktat ini disusun untuk bahan pelajaran di ASTI Ban dung Jurusan Karawitan, terutama tingkat pertama. Isinya di sesuaikan dengan GBPP di mana Pengetahuan Karawitan yang me nyangkut asal-usul dan perkembangan karawitan daerah Jawa Barat sangat diutamakan. Informasi ini perlu diberikan ~ke pada mahasiswa agar dapat melihat seni karawitan yang berkerabang di masa lampau dan membandingkannya dengan karawit an yang sekarang ada. __
3 . Sistimatika Penulisan
~
Urutan sajian dalam penulisan diktat ini disusun sebagai berikut : Pendahuluan, sebagai introduksi yang mernuat tentang latar belakang dan masalah, isi diktat, sistimatika
o
2 penulisan, tujuan diktat, cara menggunakan diktat, dan pema kai diktat. Bab II, membicarakan tentang karawitan tradisional. Bab ini dibahas masalah gending, keliningan, dan piri gan wayang golek. Bab III, membicarakan karawitan kreasi ba ru. Di sini sepintas tergambar bagaimana kejadian dari awal dan bagaimana pertumbuhan berikutnya. Bagian akhir dicantum kan daftar kepustakaan.
4 . Tu.iuan Diktat Maksud dan tujuan per.
.
Diktat J i a t $$
dlSGOUtkan br>h\va diktat ini akan digu-
n.:'.Kan. o le h niahasis^a tingkat I Jurusan Karav/i tan. Pelajaran lain s e p e r o i oejjrah K a r a w i t a n , m
j u tJ i t e r l a p a t
di
Dentuk
d a n Analisa K a n w i t -
Jurusan Karawitan pada tingkat berikut-
:vjn. Oleh karena itu diktat ini masih ada relevansinya de
in pelajaran-pelajaran tersebut yang tentunya dapat diper junukan sebagai referensi.
BAB
II
KARAWITAN TRADISIONAL A . Pending Masyarakat Sunda yang secara geografis termasuk daerak TIMUR merailiki sifat-sifat tidak memperlihatkan diri pa da nama bai.:nya. Mereka raenghindari kesombongan. Ini dapat dibuktikan dengan hasil karya seni yang memiliki nilai sangat tinggi, teratama karya-karya pada seni karawitan. Suatu benda tidak mungkin terwujud dengan sendirinya. ,'iuatu benda yang berwujud pasti ada yang membuatnya. Seni karawitan adalah sebuah perwujudan dari hasil karya manusia. vujud karawitan yang berupa komposisi nada, alunan nada,dan komposisi tabuh pasti ada yang membuatnya. Namun siapa yang sudah mengetahui pencipta karya-karya karawitan Sunda tra disional ? Inilah yang menjadi kelemahan pada khasanah kar^ witan Sunda. Buku yang raenerangkan hal ini belum kita jum pai. Coba saju siapa yang menbuat lagu Kulu-kulu Bern, Ban jaran, Palina,Renggong Gancang dan sebagainya ? Selain itu artinya judul lagu/nama lagu pun raasih kita pertanyakan.Apa artinya Tablo, Sinyur, .Valed, dan lain-lainnya. Nama- nama f;ending/lagu Menurut penganatan penulis nania-nama lagu pada gen ding tradisional ini banyak sekali. Dalam iringan tabuhnya menggunakan laras Salendro dan Pelog, sedang pada raelodi re babnya di samping Salendro dan Pelog, juga laras Degung,Mataraman, dan Kadenda. Di bawah ini penulis susun beberapa lagu dalam gending Sunda tradisional seperti beri^ut • 1. Angle 2. Badaya 3 . I3::ksa/P'jpalayon Solo k. ila g a n jur
6. Banjar Jurnut 7- .Banjar Mati 8. Banjar Sari
1Q„ Barlen
5 11. 12. 13. 1/+. 15. 16. 17.
Bayeman Belenderan Bendra Bendrong Bendrong Petit Bungur Cangkurileung
13. 19. 20. 21. 22. 23.
Catrik Gawil Bern Gawil Kakacangan Gehger Sore Gendu/Macan Ucul Genggong
2if. Golewang 25. Gorompol 26. Gudril
ifO. Kawitan k l . Kulu-kulu Barang ^2. Kulu-kulu Bern if3. Kulu-kulu gancang /fZf. Mitra 45 • Panglima/Palima/Senggot 46 . Pangrawit 47. 48 . 49. 50.
Papalayon Ciamis Papalayon Wayang Rancag Renggong 3andung
51. Renggong Bu’ oaran 52. Renggong Cirnande 53» Renggong Ga:.cang 54. Renggong Gede
27. Guncang-ganjing
55« Renggong Jalan 56. Rumyang
28. Gunung Sari
57. Samarangan
29. Jeraplang 30. Jineman
58. Sanga 59. Sangan Gancang
60. Sedih Prihatin __ 31. Jipang Renggong 61. Sinur 32. Kalkum 33- Karang Nunggal/Sarikaya 62. Solontongan 63 . Sorong Dayung 3 k . Karanginan 6^. Sulanjana 35* Karawitan 36. 37. 38. 39.
Kalongan Karatagan Gede Karatagan 'Vaynng Karatonan
65» 66. 67. 68.
Sungsang Tumenggungan Udan Mas Waled
Proses ter.iadinya la. ;u tradisional Kapan lagu-lat>u tradisional itu lahir ? Dan. siapa yang memouatnya ? Untuk menjawab pertanyaan ini memerlukan oenelitian dan pengawatan yang cerciat. '/'trig jelas sa'rapai s€i karang belu:.-; ada yang raengetah.ui secara pasti„ e
•V
6 Ada suatu informasi yang mungkin benar, mungkin pula salah. Namun setidak-tidaknya informasi ini dapat dijadikan hahan ilustrasi dan penikiran bagi yang berhasrat meneliti lebih lanjut. Informasi-ini dari bapak E. Carmedi salah seorang seniraan yang pernah mendapat gelar "Panayagan Lebet". Eeliau bersama ka'.van-kawan lainnya antara lain Abah Kayat , Aki .Yinata, bapak .'/iria, bapak Idi, bapak Sukatma, pernah nengadakan latihan routine di Pendopo Kabupaten Bandung (se karang dekat alun-alun Banding). Mereka berlatih menabuh ga melan tidak ada yang melatih. Ka .ung-kadang lagu yang mere ka ni.dnkan tidak menentu koniposisinya. Mereka menabuh deng an mencari sesuatu yang enak didengar. Se-tiap nayaga membuat kopposisi tabuhnya masing-raasing sesuai dengan tugas apa yang ia tabuh. P e r c obaan-percobaan yang mereka lakukan di ulang-ulang beberapa kali. Tabuhnn yang mereka lakukan berui fat spontan, artinya tidak dipikirkan sebelu.-r.nya. iiaraun :;o-c.il.ih me;: adakan beberapa kali mengulang, akhirnya tabuhm terr>ebut menjadi tetap tidak berubah-ubah dalam satu lagu. Komposisi nada yang mereka tabuh sudah tersusun tetap . It ;lah yang akhirnya menjadi lagu. Setela'n terwujud lagunya baru mereka mencari nama atau judul untuk lagu tersebut.Apa k i n - k i r a nama lagu ynng barusan mereka mainkan. Di antara -’oreka ada yang mengusulkan lagu "A", yang lainnya lagu "B", i'jraikian pula orang-orang yang mau memoerikan nama terhadap 1.-iju tersebut. Setelah mereka masing-m?ning mengemukakan ponJai.at dan alasannya, barulah ditetapkan salah satu
nama
I i.-u yang kemudian disepakati oleh seluruhnya. Dan jika ada : ui orang yang mor.gajukan nama lagu yang berbeda sedangkan Lagunya itu-itu juga, aaka akhirnya satu lagu mempunyai dua Demikianlah proses terjadinya lngu tradisional, yang ntiannya diJapat jjjujj typjj
I
fomAl.
7 Ctrl-ciri karawitan tradisional Kalau kita berbicara tentang karawitan tradisional ini akan sangat banyak hubungannya dengan ciri-ciri dari pa da wujud lagu itu. '.Vujud lagu akan tergantung kepada embat/ tompo, fungsi waditra, motif tabuhan dan sebagainya. Tompo/embat
Istilah terapo dalam bahasa musik berarti cepat lam batnya ketukan pada lagu. Bahasa karawitan Sunda disebut em bat atau gerakan. Pada umumnya hanya ada tiga macara embat yaitu cepat, sedang, dan lambat. Namun dalam karawitan Sunda hal terse but telah diperinci lagu sehingga istilahnya raenjadi lebih . Kmbat Kmbat
setenga’ n wilet/gurudugan setengah wilet/kering III satu wilet/kering II satu setengah wilet
j.
Kmbat dua wilet o. Kmbat empat wile.t/lenyepan 7. Kmbat delapan wilet/lalamba i)i saaping itu ada pula lagu-lagu yang tidak termasuk dalam o..-;bat-embat tersebut di atas, seperti lagu Gawil, Kav/itan , h.i H y a dan lain sebagainya. TuKas wadi tra 7/aditra dalam gamelan Sunda jumlannya lebih sedikit uila dibar.dingkan dengan gamelan Jawa. Akan tetapi di SfiKI Inn A3TI Bandung perlengkapan gamelan Sunda tersebut agak banyak seperti halnya di Jawa Tengah.
8 G a m e l a n Sunda yang berada. di daerah Jawa Barat
pada
umuinnya |emiliki waditra yang terdiri dari :
1 . Rebab 2. Kendang dan kulanter 3. Saron pangbarep t+. Saron an; •:
5. Bonang 6 . Gambang 7. Kempul dan goong Gamelan yang agak lengkap akan tetapi jarang sekali, perlen^ kapannya ditambah dengan :
8 . Rincik 9. Panerus/demung 10. 11. 12. 13. 1 /+.
' .
Peking Selentem Kenong Ketuk Kecrek
Vaditra-waditra ini masing-raasing mempunyai tugas, sehing satu dengan yang lainnya mempunyai jalinan yang erat,saling isi mengisi, sehingga lagu menjadi enak kedengarannya. Rebab bertugas untuk merr.buat melodi (melagu), Kendang bertugas untuk mengatur embat. Apakah diperlambat
3‘ cau dipercepat. Selain itu kendang bertugas untuk member hentikan lagu. oiron pangbarep dan saron anak ditabuh saling sahut menya hut (dicaruk). oaron, bonang, rincik, panerus, selentem, kempul, dan kenong bertugas untuk merabuat rangka lagu (balunganing gending). ]oong bertugas aebagai petnuas rasa dan pemberi akhir pada Ketuk bertugas untuk menjaga agar embat tetap. ’ .ambang bertugas selain seba^ai melodi juga membuat lilitan
1 '*.;u. I.
9 Vaditra-waditra yang bertugas untuk membuat "pangkat", adalah saron atau gambang atau rebab. Motlf-motif tabuh Setiap waditra jika memainkan lagu tradisional telah memiliki motif-motif tabuh yang bermacam-macam* ;)nbabt adalah waditra yang raelahirkan bunyi dengan gesekan r.onar pada kawat. Henurut bapak Nandang Rusman Barmaya serang perebab terkenal, motif gesekan rebab memiliki bebera pa macam di antaranya :
1 . Cacag 2. Dengdo 3 . Ganyen 4 . Oedag 5. Gerentes 6 . Getet
-
7. Golosor Kedet 9- Lelol 10.. Leo tan H » Pacok 12. Reundeuk 13. Torolok
Wondang, adalah waditra yang menimbulkan bunyi dengan ditenak (dipukul oleh telapak tangan). Kadang-kadang memakai alat peniukul. Henurut Ki Ijun seorang pengendang terkenal , motif pukulan kendang memiliki beberapa macam di antaranya: •1.
Tepak Bangbrang
2. Tepak bombak 3 . Tepak Geblag 4 . Tepak Kempring 5. 6.
Tepak Kidung Tepak Kilinting
?•
Tepak Kuruluk
Tepak Melem 9. Tepak Pangprang 10• 'Tepak Rangkep H - Tepak Reog 12. Tepak Salancar 13. Tepak Sentug
f^ron pan-:barep dan saron anak adalah waditra yang melahir— kan bunyi dipukul melalui alat pemukul. Kedua saron itu ditabuh saling isi mengisi. Kenurut pengamatan bapak Nandang Kusman Sarsiaya' dalan bukunya ■'Jenis-jenis Gaaelan Sunda .Tra disional1’ ada 7 macam pukulan saron yaitu 0
10 1. 2. 3. *+. 5.
Tabu’h Tabuh Tabuh Tabuh Tabuh
caruk caruk caruk caruk caruk
balik Bandung Ciaseman Cocol pindang Pentungan Punten nun
6 . Tabuh caruk Rancag
7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabuh Tabuh Tabuh Tabuh Tabuh Tabuh
Cangkurileung Cina nagih Tancaran Panganti Prangpring Sulintang
13. Tabuh Tinggur Di samping itu di daerah Karawang ada motif pukulan saron yang penulis belum menemukan istilahnya. Demj.ki.an pula di daerah Bandung ada motif pukulan saron yang disebut carukan aalancar dan carukan rangkep. Bonang. adalah waditra yang menimbulkan bunyi dipukul deng an peraukul. Beberapa motif pukulan bonang antara lain : 1. Digembyang, yaitu menabuh dua nada bersamaan dalam ketukan yang sama pula. Jarak nadanya satu gembyang. 2. Carukan, yaitu .nenabuh bersama demung yang saling mengisi. Ada pula carukan bonang itu dengan rincik. 3. Digumek, yaitu menabuh yang dilagukan/diielodikan . Kemprang balesan 5 . Mgoromong 6 . Ungkut-ungkut 7. Hini kuring 'inmbang. adalah waditra yang menimbulkan bunyi dengan dipu.-. >.ul oleh pemukul. Beberapa motif pukulan gam bang antara la in : 1. Digembyang, yaitu nenabuh tangan kanan dan kiri ber samaan dalam nada satu gembyang. 2 . Dikeir.pyung yaitu menabuh tangan rcanan dan itiri bersamaan dalam nada satu kempyung. 3» Digumek, yaitu r.enabuh tangan kanan dan kiri bergan tian dalara beberapa nada vang berlainan.
11 4 . Dipuruluk, yaitu menabuh tangan kanan dan kiri bergantian dalam satu nada. 5. Dicewak, yaitu menabuh tangan kanan dan kiri mendahului satu pukulan dari tangan kanan. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Takol calung Cecel montel Gelenye Gonjleng Adu manis Paksi muih.
i)i samping itu ada motif taouh gambang disebut carukan, ada y:i:ig berdasarkan nada, ada pula yang berdasarkan patet. Dan ada la^u tabuh calana komprang yang berdasarkan patet dan kenongan. • ul dan £ori£, adalah waditra yang meninbulkan bunyi di I1;..j 1 melalui pemukul. Pukulan kempul dan goong akan tergan t int; kepada la;ju apa yang dimainkannya, dan embat yang di :orgunakan. Di bawah ini contoh motif pukulan kempul dan 'oonng pada lagu Gendu, Banjaran dan lagu lainnya yang men^ r,unnkan embat satu wilet. i'crtama :
Kodua :
?incik.. adalan waditra yang tnenimbulkan bunyi dipukul dengan peraukul. Motif pukulan rincik antara lain : 1. Digeabyang, yaitu menabuh dua nada yang jaraknya sa tu ^embyang dipukul bersamaan 2. Carukan, yaitu menabuh bersama peking yang saling isi mengisi. Ada pula carukan rincik itu dengan bonang
12 3. 4. 5. 6.
Pangprang Kempring Kikis ngelis Angkrong
Pomung. adalah waditra yang melahirkan bunyi melalui dipu kul dengan pemukul. Motif-'iotif pukulan demung antara lain: 1. Sistim get-cer-get-nong/gong, yaitu menabuh nada-na da pangaget, pancer, pangaget, kenongan/goongan 2. Sistim tiga bilah yaitu menabuh tiga bilah nada da ri mulai nada kenongan atau goongan 3. Carukan, yaitu menabuh bersama bonang yang saling isi mengisi. Pekin/;, adalah waditra yang melahirkan bunyi dipukul melalui pe;r.ukul. Motif pukulan peking antara lain : 1 . oistim tiga pukulan y :itu menabuh ti^a pukulan dalam satu nada kenongan acau goongan 2. Carukan, yaitu menabuh bersama rincik yang saling isi rnengisi 3. Cecel montel it. Ngender 5. Nyonya nangis >elentemf adalah waditra yang melahirkan bunyi dipukul mela lui pemukul. Motif pukulan selentem antara lain : 1. Get-cer-get-nong/gong 2. Gelenye 3 » '/gender /f. Ungkut-ungkut K_?t.°nf 7;, adalah v/aditra yang menimbulkan bunyi dipukul melaLui pemukul. Hotif pukulan kenong antara lain :
1 . Cer-nong-cer-gon$, yaitu menabuh pancer, kenongan y paneer-goongan
2 . Nong-gong, yaitu menabuh kenongan dan goongan e
Kenong balesan 4 . Adu manis 5. Sentul Kotuk. waditra dipukul. Motif pukulan antara lain : 1. Babar 2. Dengdek Ke-.pul. waditra dipukul. Motif pukulan antara lain : 1. Babar 2. Tungkeb 5. Calangcang Dongdek ■ioonir, waditra dipukul. Motif pukulan.antara lain- : 1. Sedet 2. Babar H. Keliningan Kalau raelihat dari arti kata, istilah keliningan ber•irti salah satu waditra yahg bentuknya seperti gender Jawa. Di Jn.va Barat keliningan berarti suatu pertunjukan gamelan y.mg disajikan untuk mengiringi sinden. Dalam hal ini penya ji.m karawitan yang tradisional. Lagu-lagu yang dibawakan p.M~a der.^an yang tertera di muka* Katakanlah sinden' ini me— n y m y i atas da6ar gending yang telah ada. Tidak sar.ua gending tradisional harus dibarengi deng m nyanyian. Akan tetapi kebanyakan gending tradisional ini :Lbnrengi dengan nyanyian. ;;uatu penyajian keliningan biasanya didahului dengan ; in^kat rebab atau saron. Satu goong pertaraa biasanya mang— embat yang belum ajeg» Dalam istilah karawitan dise^ t.alnya "pongjadi". Nyanyi baru rnasuk atau mulai setelah emijat a jeg. Jika nyanyi berhenti sedangkan gending tidak ber—
hcritl kadang-kadang diisi oleh wirasv/ara (alok). 7/ujud kara witan seperti ini disebut‘"gelenyu". Penyajian keliningan tidak selamanya menyendiri.Ka danj-kadang diikutsertakan dalam pertunjukan tari atau way.-mg golek. Dengan sendirinya wujud karawitan ada persamaan dan ada perbedaannya yang nanti akan diuraikan kenudian. C 1ri khas keliningan Pertunjukan keliningan memiliki ciri khas sebagai ber litut :
1. Rumpaka lagu punya aturan tertentu. Artinya lagu x rump^ kanya x pula. Namun aturan ini tidaklah ketat. Sewaktu vnktu rumpaka lagu x ini bisa saja digunakan untuk
lagu
V atau Z. ■’. V‘ 'la umumnya rumpaka lagu inengainbil dari pupun ata,! sisin iLran (wawangsalan, paparikan dan rarakitan). . i'.iina rumpnka lagu sangat Longgar untuk menyelipkan kata tainbnhan, misalnya Pa Carnat, Pa Lurah, Pa RT dan sebagai nya . .. "-'jenggol11 yang dinyanyikan sangat long^ar pula, sehingga ‘^‘ -‘••"unjkinannya banyak sekali. .
•• !lLgiflan Wa.y-ine; Golek Di nuka telah diterangkan bahwa penyajian keliningan •-uutt,ertakan dalam pertunjukan wayang golek. * ertunjukan wayang golek adalah sebuah pertunjukan " ’“ J
pelakunya terdiri dari tokoh-tokoh wayang .
15 "utr-idara dan stage manager dipegang oleh dalang. Dalang o^in yang menjadi pemirapin dalam pertunjukan wayang golek . Pirigan yang terdiri dari gending dan sekar gending rtoliningan) pada dasarnya hanyalah sebagai pendukung drama -o-v.v angannya. Sebagai pendukung berarti pula bahwa segala *. /orik drama harus diikuti oleh pirigannya. Kalau kita telaah secara mendalam pirigan dalam per— tunjukan wayang terdiri antara lain : L. ha^u bubuka. Yan0- dimaksud lagu bubuka adalah lagu yang diperguna_ ^
kan permulaan dalam pertunjukan wayang golek. Ini dilakukan •letolah dalang memberikan isyarat dengan menabuh cempala dan '■ocrek Lagu yang dipergunakan biasanya Karatagan //ayang , it.iU Karatagan Sukabumian (Karatagan Gede). Smbatnya bisa L.i'mbat, sedang, atau cepat. Setelah itu diteruskan pada la,-u Kawitan Gancang, turun pada lagu Kawitan Kendor. Di sini iilang mencabut Gugunungan kemudian digerakan. Setelah itu .iit.mg Emban Gealis dan Emban Tembem. Kemudian datang Raja (J .jer peimulaan), lagu pindah lagi pada Kawitan Gancang. ;11 !.njutkan pada lagu Kawitan Kendor lagi. Di sini dalang mon.-irikan patih dan beberapa tokoh wayang yang diperlukan (ia1 a:n jejer permulaan. jjalain lagu bubuka tidak selamanya diguna^an lagu Ka~ .vi tin, ada juga yang menggunakan lagu Bendra atau kadang k.-idang lagu Gorompol. Namun ada kalanya dipergunakan lagu ;,i.vi.tan y m g dicampur lagu Gorompol. i
2 . '-v^u nirigan tari La_;u pirigan tari dalam pertunjukan wayang golek pa in umumnya tidok dikhususkan. Dalam arti tokoh ■wayang
apa
,;-<ja bisa ditarikan dengan iringan lagu apa saja. Misalnya t.iri to^oh Gatotkaca bisa dipirig dengan lagu Ban jaran, Kulu gancang, Sinyur, Sorong Dayung dan aeoa6 ainya.
Tetapi
via j'Jga bj'oerat-a dalang yang menarikan tokoh wayan 5 dengan
16 lagu yang khusus, Biasanya dal-atn menyebut dulu Dama lagunya. Misalnya tokoh satria ladak dipirig dengan lagu Gawil. Tokoh Rahwana dipirig dengan lagu Bendrong. Tokoh Gatotkaca dipi rig dengan lagu Macan Ucul. Tokoh Samiaji dipirig dengan la, gu Kastawa. Demikian pula tokoh-tokoh lainnya.
3 . LaKU pirigan parang Lagu pirigan perang dalam pertunjukan wayang golek tidak banyak macamnya. Pada umumnya menggunakan gending senacam kenongan Angle yang goongnya tergantung kepada kebu tuhan aksen yang ditandai oleh kendang, dan kecrek. Jika pe rangnya "perang tanding", biasanya menggunakan lagu Belende. ran atau Sampak. Ada beberapa dalang pada waktu adegan pe rangnya tidak menggunakan pirigan, namun demikian aksen-ak.'.'.•nnya tetap diisi oUeh kendang dan kecrek. Misalnya pada ■ n vktu meraukul, raenerjang, menggilas, menyiku, raenempeleng , Lni cukup hanya diisi oleh suara kendang, kencrek don goong. h . Lagu pirigan suasana adegan Setiap adegan atau jejer biasanya menggunakan pirig an lagu yang khusus. Misalnya adegan Semar di Karang Tumari tis menggunakan pirigan lagu Banjar Sinom. Adegan kerajaan menggunakan lagu Kawitan naek Badaya. Adegan Abimanyu raeninggal karena serangan musuh menggunakan pirigan lagu Se iih Prihatin. Adegan mendo'a kepada dewa raenggunakan pirig an lagu Kidung. Dalam hal ini Lurah Sekar harus seia sekata . dengan dalang, agar lagu pirigan suasana adegan serasi de ngan suasana adegan dramanya.
5 . LiZZU Diri-an kakav/en Istilah kakawen berasal dari bahasa kawi "kakawian " Ka^a.ven digunakan pada waktu tokoh wayang akan bicara, akan .^edatan0an tamu, tokoh wayang menangis, wayang kaget ( ter-
0 ’ ,Va'J-mg gembira dan sebsgainya. Kakav/en div/ujudkan
. PERPUS1AKAAN
ASTI
-
BANOUNP
i —
*/■
dongan nyanyian. Sewaktu-waktu dibarengi oleh nayaga. Pada uiauranya kakawen. dipirig dengan seluruh waditra, hanya yang di tonjolkan adalah gambang dan rebab. Pirigan lagu kakawen Jualnh kempulnya tidak menentu. Akan tetapi termasuk dalam ae/.ar irama tandak, karena ketukan pirigan adalah tetap (ajeg). Hanya saja tidak sama dengan lagu yang berirama te tap lainnya seperti Banjaran, Panglima, Gendu dan sebagai r.v.i. Dalam pirigan kakawen pinda'n-pindah kenongan akan ter•,.iatung kepada nyanyian dalang.
6 . Lnflu so lln/san Pada mulanya pertunjukan wayang golek tidak raengguna lean kehadiran juru kawih (sinden). Menurut MA Salmun pertun jukan wayang golek meaakal sinden dlmUlai akhir abad XIX kira-kira pa<: .a jaman dalang Braja didampingi sinden Arwat . Yang sejaman dengan itu dalang Kayat didampingi sinden Nyi Mono, dalang Suanda didampingi sinden Nyi Arnesah. Pergantian jaman yang selalu berkembang akhirnya per tunjukan wayang golek tanpa kehadiran sinden malah menjadi kurang kena dihati para penonton. Dan juru Sinden merupakan nalah satu selingan yang biasanya dijadikan acara khusus d.a— Lara permintaan lagu dari para penonton. Lagu selingan tidak ada hubungannya dengan lakon atau irama pewayangan. Diadakannya lagu selingan hanya sekedar momberi kesempatan kepada para penonton yang ingin minta la ,'u. Lagi pula dalang bisa beristirahat. Biasanya diumumkan ■lulu oleh MC. Yang bertindak sebagai MC kadang-kadang dalang, atau salah seorang nayaga, atau ibu sindennya. Pirigan tari Tari merupakan salah satu seni pertunjukan yang tidak lopas dari pirigan karawitan* Menurut Sudarsono, seniman tc^ ri dari Jawa Tengah, bahwa karawitan adalah parner tari yang
18 tidak t&sa ditinggalkan. Malah Pringgobroto seniman tari da ri Jawaf Tengah pula mengatakan bahwa jika tari diibaratkan Lknnnyaf maka karawitan ibarat airnya. Dengan demikian seni tari s e l a m a n y a harus dipirig dengan karawitan. Jika kita telaah tentang pirigan tari di dalamnya .ida beberapa hal yang sangkut pautnya erat sekali antara 1 tari dan pirigannya. Tnrl nenftikuti pirigan Kalau kita tinjau tari-tarian pergaulan seperti tari Kotuk Tilu, tari Bangreng, tari Bajidoran, sebenarnya telah raemiliki patokan gerak. Hanya saja pat okan gerak tersebut snoih longgar. Dan lag! dalam tari pergaulan banyak gerak ,*«r:ik y.-iruj sering diulang. Kadang-kadang membosankan bag! pfuionton. Bagi yang menari mungkin tidak membosankan. Mere— nenari tidak memikirkan raasalah estetika. Pokoknya pena— rl
i:;al merasa enak dan senang bag! dirinya. Mereka menari ^unakan gerak-gerak yang spontan. Gerak tersebut tidak ,«?rn ih mereka pikirkan sebelumnya. Karena itu jika tarian dilakukan secara masal, di sini akan kelihatan geraknya ber “Cda-beda karena memang tidak diatur. Akan tetapi walaupun rak t iri berbeda-beda namun ritme geraknya sama. Mereka -onarl mengambil ritme dari pirigannya terutama dari kendang ' •»n kecrek. Di dalam la^u-lagu pirigan tari pergaulan, sebenar 1 telnh memiliki komposisi tersendiri, baik komposisi em!j » mnupun komposisi melodi yang dilakukan rebab dan sinden. -t^osisi la^u tersebut sama saja dengan pukulan kendang j ‘ i> seolah-olah siengajak para pendengar untuk menari. Misal - 1 Jika mendengarkan kaset lagu Gaplek atau Sulanjana. Di •-i-L tkan terdengar komposisi embat dan melodi yang dipim • oleh kendang, sehingga seolah-olah yangmendengarkan ‘ ln Tienari, sekurang-kur a n g n y a ber jingkrak-jingkrak seka“ 'Un t idak estetis. Dalam kejadian-seperti itu tidak memi*‘-i. n I t- a o®rak yang tersusun sebelumnya. Mereka menari se
19 k.< i.ir aengikuti ritme pirigan yang sesuai/serasi dengan kom j.ouiui embat dan melodi dalam lagu pirigannya. Dengan demiai ui t.trian akan mengikuti ritme kendang. Kendang akan mem— t<Ti aba-aba kepada tarian. Kendang ke sana taripun ke sana. Kufi lang sini t:iripun ikut ke eini. Ritme kendang diperce^ ; ritme gerak tari ikut cepat. Ritme kendang diperlambat, ritso gerak tari ikut lambat. Jika kendang tidak dibunyikan, • .rlj'un akan berhenti. Jadi jelas di sini tarian mengikuti ;>Lrigan. Dengan demikian tidaklah aneh jika kaset lagu-lagu tuk rilu dan Bajidoran/Jaipongan walaupun utamanya untuk ild^n^-rkan (karawitan mandiri), dalam hal ini lagu pirigan :..*o i.m-olah mengajak menari -kepada yang mendengarkannya. • 1 r iu-m rren;.:ikuti tari --- *-*— --- ------- ---0._r»ua tari-tarian pertunjukan (perform^ dance) mem .:.v ,i ciri khas yang berbeda dengan tari pergaulan.Tari ;ur/.iulan mempunyai patokan gerak yang menentu, sampai ada•y . ;;u:',unan gerak. V/alaupun pada tari pertunjukan ada gerak y d i u l a n g - u l a n g , tetapi gerak-gerak tercebut telah diper tungkan sebelumnya, sehingga tidak mernbosankan kepada pe.. Di sini gerak tari bisa dinikmati oleh kedua pihak, j ii :.u pihak pihak penarinya dan pihak penonton. Penari ti— 1tk hanya mementingkan dirinya sendiri. Penari harus meraen'•in-’kan pada penonton agar mereka senang dan puas. Gerak ’ ’ L bukan gerak yang cpontan. Gerak tari dilakukan melalui :•••n .olahan yang telah diperhitungkan sebelumnya sesuai den raoa estetis. ,7ala.upun kadang-kadang gerak spontan itu t j.->, m.r.un gerak tersebut tidak menyimpang dari komposisi
ge: ik yang telah disusun sebelumnya. Jika tari dilakukan se ■’x nasal, ini akan kelihatan sama, karena raemang telah itur. Jika ada gerak-gerak yang berbeda dari penari satu j in lainnya, tent^nya disengaja dan telah diserasikan de, •-.’inn rysa estetis tari yang direncanakan sebelumnya.
20 Pirigan tari pertunjukan sama halnya dengan tjri per S' f;flulan di mana ritme gerak. yang s e r a s l dengan ritme jfirigan nya. Pada tari Topeng, tari Wayang, dan tari Kursus, fcendang idalah waditra dominan untuk mengiringi tari. Ini men|gandung arti bahwa tarian akan tidak jalan tanpa adanya kendahg.Akan totapi untuk lebih mempertegas aksen-aksen gerak biasanya kendang ini dibantu oleh kecrek. Sekalipun kendang berfungai dominan pada tari, ini bukan berarti bahwa waditra lain— nya tidak penting. Waditra lainnya masih juga penting,misal nya salah satu gerak hanya memerlukan waditra saja yang ditonjolkan. Contohnya gerak galeong pada tari Lenyepan Kur uua diiringi dengan rebab yang menonjol. Gerak godeg harus diakhiri bunyi goong. Tari pertunjukan semacam ini yang diutamakan adalah iola geraknya. Kemudian dicari lagu pirigannya. Dalam hal • *1 ada beberapa pola gerak yang mengambil dari lagu piri — f'annya, misalnya pada tari Kastawa, tari Gawil, tari Gunun^ (i.iri, tari Kawitan dan tari Lenyepan, namun pirigannya sama Jungan nama tarian. Dalam hal ini pola gerak mengambil dari lu^u pirigan yang telah ada. Tetapi pirigan harus bisa menturan tari adalah benar, karena pirigan itu yang dibutuh kan oleh tarian. Jadi jelas pada tari-tarian pertunjukan bu kan tari yang mengikuti pirigan, tetapi pirigan yang mengi kuti tari. ■
21 Tnrl dengan pirigan saling mengikutl Pertunjukan tari dilakukan oleh manusia. Sifat manur.ia a>ia yang pelupa. Penari yang telah mapanpun sewaktu-wak tu pornah juga lupa dalam pertunjukan. Demikian pula para pangrawit sekalipun sebelumnya mengadakan latihan-latihan dongan raantap. Jika dalam pertunjukan tari ada yang lupa bor.nrti pertunjukan itu tidak sukses. Bahkan akan merasa ke cuwa. Agar tidak mengecewakaa (lupa itu bisa diselamatkan ) cnrnnya tidak lain harus saling aengalah, saling mengikuti •intara penari dan pangrawit. Salah pun tidak apa asal kom pnk. Ini akan tidak terasa kesalahannya. Dan akan lebih ba lk dari pada salah sepihak.-Contoh jika ada pertunjukan ta rian di mana geraknya sudah disusun dari a - b - c - d, dan mitoruenya. Pirigannyapun demikian pula. Se*aktu pertunjukIn *:alah catu pihak (penari atau pangrawit) ada yang salah, ini '.arus ditolong agar seluruh pertunjukan tetap baik, til.tk kocewa. Di sini yang benar harus mengikuti yang salah . r.ji yang salahpun harus mengusahakan benar lagi.
I
fakultas ilmu pengetahuan budaya «
BAB
III
KARAWITAN KREASI BARU
Y-int; diraaksud karawitan kreasi baru adalah gubahan gubahan lagu baik sekar raaupun gending sehingga memiliki wu jud baru, tidak lagi sama dengan karawitan tradisional. latllah yang diberikan masyarakat Jawa Barat untuk menyebut Han karawitan kreasi baru adalah lagu-lagu "wanda anyar" au u lagu "raehan". Dalam menguraikan pembahasan ini akan pe_ nulia uraikan secara kronologis dengan melihat kembali ka ra»ttan tradisional untuk sekedar perbandingan. A.
D a ri
j«c:ira pasti penulis belum bisa raengatakan kapan mu— lai knrawi tan kreasi baru. Menurut MA Salmun dalam * — uoya "P.id.nlangan", sebagai ancar-ancar bahwa karawitan * . dial >n.i 1 (klasik) diakhiri tahun 193A-. Sedang karawitan *rcaoi tnru (-.odern) dimulai tahun 1935 sampai sekarang. M:i 1 aupun tahun tersebut hanya sebagai ancar-ancar na nun . 1 1 nannnya cukup kuat karena pada waktu itu mulai ada be_ rl radio y m g mempopulerkan tentang lagu-lagukreasi baru l a Ja 3 a n .1 l t.U .
V.t :.« uauanya orang-orang yang menggubah lagu-lagu iu u i i i^ira Juru sinden. Dan yang mengorbitkannya ia senairi. v.uh.A. Affandio uilam bukunya "Daya Swara Sunda" tervahun 1 ^ 8 mongemukakan bahwa para juru sinden porr..,;. son/zubah lagu antara lain : 1.
-tural
dengan
yang
nama la^unya Es Lilin.Lagu tersebut
populer bukan saja di kaxangan masyarakat Sunda, Belanda, Arab, TLonghoa dan anak-anak Jepang 'Un '1U"'a -^.y.-inyi lagu 2s Lilin.
22
23 2. Nyi V/aJntsari, nama aslinya Nyi Katem dengan nama "Kulukulu Syfafnghay" yaitu lagu Kulu-kulu memakai senggel Kaci nan. «V^pJtu itu "banyak protes dari orang-orang Cina, eehinggaflagu tersebut diganti namanya menjadi "Kulu -kulu
3
_ £. . _ ■» Karawafigan". Nyi Dasimah dengan nama lagunya "Dayung Sampan" dan Kulu
kulu Batin. Lagu lnipun populer hampir
dengan
lagu
Es Lilin. z*. Nyi Rohanab dengan nama lagunya "Kacang Asin", "Nasi Goreng dan Jambal Roti"• 5. Nyi Mene dengan nama lagunya "Dodol Garut". 6 . Nyi Arnesata (Istrinya Dalang Partasuanda), dengan nama lagunya Beca, Gray VMlang, Hayam-Ngupuk, Surya Medal Su ka Rela, Ronda Male*. Panyungsi, Yogya-Garut, Oncom Bandung dan banyak lagi. 7. Nyi Idas, dengan nama lagunya Entog dan Sing ayo. 8 *. Nyi Eoon, dengan nama lagunya Kulu-kulu Nirom. 9. Nyi Iyar .Viarsih dengan nama lagunya Mojang Priangan, Di kantun Tugas. Deraikianlah lafiu-lagu kreasi baru yang pernah dibuat oleh
i i mu! a nerkembangan karawitan. j u r u - j u r u Sinden pada awal mula per* e,
p n d a p a t pujian b a g i para pengSuatu ^hal yang patut mmenaapa .< i hihwa raereka menggubah lagu arubah lagu-lagu di atas ialah banwa n Hiri dengan alam lingkungan sesuai de itu bisa menyesuaikan d i n aen&c* 1 J „,,Kah laFU Es Lalin memang pa ngan jamannya. Nyi Mursih mengg i a\rli orang-orang yang dagang da waktu itu sedang banyak sekali j n.n tidak lama Es Lilinnya me Ss Lilin terutama di Bandung. Dan T a i => ’‘Ivi Epon menggubah lagu Kulu ku nyebar keseluruh Indonesia. Wyl ^ , o-pdung Radio Nirom (Neder iu Nirom pada waktunya berdirinya g r\ m ,fRm o i 1 ) . Nyi Arnesah raenggulands I-ndise Radio Omroep Maatscaapu; .. + crpkali adanya kendaraan be bah lagu Beca pada waktu pertama sekali a
Ca*
, iuru sinden yang menggubah lagu Kemudian banyak lagi Jux i i-iraan Dada .vaktu itu, sehin^ nya disesuaikan dengan keadaan J-
zw
ga walaupun sepintas akan tergambar sejarah dan suasana ya g telah lalu. Misalnya lagu "Gandrung Irian), Panyungsi, SlnJang Gebang Linggarjati, Bintang Gerilya, dan l a m sebagalnya. Lagu-lagu tersebut dapat dijadikan ancar-aa.arwaktu i, «. telah silam. Lagu yang demikian dan suasana masyarakat yang teia ini kira—kira begitu dan sua s ananya beg u. diketahui tentang kehidupan kar Ada lagi yang perlu diketanux , M __ flWai perkembangannya ialah tenwitan kreasi baru pada masa awa P Oo_ tang yang disebut "kostin" Juru sinden. yaitu lagu yang pa l h , pi sini nengandung art! bahwa ling top dinyanyikan olehnya. „ h.nva lagunya baik, akan sangat lagu Sinden A yang memang hanya XQg ,. vlkan olsh sinden B* Lagu tor baik dan berhasil jika dinyany • i einden yang lainnya tidak akan sebut jika dinyanyikan juru s u w I ,4 n Suatu contoh misalnya lagu Karang sehebat sinden B tadi* bua^u ~ h-*ik Dan jika dinyanyikan oNunggal. Lagu tersebut memang ' • . 1a(ru . . on enak dinikaati. Namun jika lagu leh sinden siapa saja akan ena* ^ * * A 4 nvanvikan oleh Nyi Arnesah akan leb Karangnunggal - ini dinyany j npntcah demikian lagu lebih enak dan merdunya. Dengan u« & Karangnunggal ^ ini disebut Kostim Hyi Arnesah. Ini bukan berarti bahwa Hyi Arnesah tidak bisa atau tidak enak -enyanyi lagu Penyungs, Rftca. Honda Male- dan eebagainya namun Nyi Ar nesah Jika dinyanyikan lagu Karangnunggal akan lebih aenon jol dan lebih baik. Menurut MUh. A Affandie kostim Juru sinden di antara nya Lagu Cangkurileung kostim Emeh Sukar muda Lagu Renggong Buyut kostim Sukarsih Lagu Lagu Lagu Lagu
Kadipatenan kostim Gagak Dayung Sampan kostim Dasimah Sorong Dayung kostim Euis Sinjang Gebang kostim Kartini
Lagu Entog kostim Idas Lagu Es Lilin kostim Oyeh
«
25 Barangkali suatu hal yang agak aneh oleh karena tidak selamanya lagu kostim ini adalah gubahannya sendiri. Sebagai contoh di atas lagu Es Lilin karya Nyi Mursih bukan lagu kostim penggubahnya, tapi sebagai lagu kostim Nyi Oyeh. Selain lagu-lagu kreasi baru yang digubah bleh ibu juru Sinden, ada lagi lagu-lagu yang digubah oleh para nay& ga atau wiraswara sehingga boleh dikatakan sebagai komponis (panyanggi). 1. Mang Koko. Nama lengkapnya Koko Koswara. Beliau pernah memimpin grup kesenian Kanca Indihiang bersama anggota — anggotanya Marig Endang, Mang Ilil, Mang Duleh, dan Mang Nandang RB. Di samping itu Mang Koko memimpin grup kese nian Munding Laya dengan juru Sinden Bi Acih. Lagu- lagu yang pernah digubah antara lain t Isteri Tampikan,- "Dasi Hideung, Mangle, Ngatrok, dan sebagainya. 2. Mang Eutik Muhtar. Beliau terkenal sebagai juru Rebab. Grup kesenian yang beliau pimpin ialah Puspa Afarna deng— an juru sinden antara lain Dedeh Afiningsih, Engkar, Ucit dan sebagainya. Lagu-lagu yang pernah digubahnya antara lain : Gendu Kreasi, RA Kartini, Tablo Kasmaran, Sriweda ri dan sebagainya. 3. Nandang Rusman Barmaya. Beliau terkenal sebagai dalang Wayang Golek dan juru Rebab. Beliau tidak mempunyai grup kesenian, namun sering*. ikut pada grup-grup kesenian yang memerlukannya. Lagu yang pernah digubahnya antara lain : Cahya Sumirat. 4. Amas Tamaswara. Beliau terkenal sebagai komponis. Grup ke senian yang beliau pimpin ialah Pra Lagam. Lagu-lagu gu— bahannya antara lain : Payung Pulas Bulao, Baju beureua dan sebagainya. 5. Mang Absar. Beliau adalah juru rebab RRI Bandung yang ter " kenal. Beliau memimpin Gamelan Studio RRI Bandung dengan juru Sinden Ros Rosita, Yeti Sumiati, /tamah Suryamah. La oU Gubahannya antara lain :
e
26
6 . Mang Oman Suganda. Beliau terkenal sebagai juru rebab di RRI Bandung bersama Mang Ab 6 ar. Lagu gubahannya antara lain :
7. Nano Suratno. Beliau terkenal sebagai komponis muda.Grup kesenian yang beliau pimpin lalah Gentra Madia. Lagu-lat. digubahnya „„K,v.nva an^=» antara lain : Colenak, Jalan gu yang pernah Braga, dan sebagainya. Di samping ba n y a k lagi la 5 u-lagu y a n g ‘sampai sekarang penulis belum menemukan siapa penggubahnya seperti : Sinyur Kombinasi. Isteri Pangarahan, Tepang Sono, Oleh-oleh Prian£ an, P u c u k ti Girang, Riweuh Nyandung, Lembur Kuring, Kukupu dan banyak lagi. Lagu-lagu tersebut pernah dipopulerkan oleh juru sinden terkenal seperti Uptt Sarimanah, Titim Pati mah, Imik Suarsih, Iyar .Viarsih dan banyak lagi. Sebenarnya populernya lagu-lagu kreasi baru adalah berkat tantangan yang timbul dari kalangan para penonton.Da lam hal ini penonton sebagai oran£ yang mengharapkan kesena n^an dan kepuasan akan rela walaupun harus mengeluarkan uang untuk minta la&u. Narnun timbal balik dari sinden pun ada,k^ rena denga-n banyaknya animo yang minta lagu, semakin giat dan kreatif bagi juru sinden untuk mencari lagu yang baru . Coha saja perhatikan bila yang mengalami tahun akhir lima puluhan dan awal tahun enam puluhan. 7/aktu itu seorang juru sinden dianggap mempunyai derajat yang tertinggi dalam rombongan Wayang Golek.~~Semula janturan wayang golek disimpan sebelah kanan dan kiri dalang dan sajajar dengan "jagat".De ngan alasan agar sinden dapat dilihat dari depan (penonton yang di depan), maka janturan wayang tadi levelnya direndah kan„ Kemudian masih kurang praktis oleh karena penonton yang minta la^u tidak bisa menyampaikan langsung kesebelah kiri
27 dalang, dengan level yang masih rendah. Kiranya penonton ma sih juga kurang puas sehingga jika ada yang minta lagu ti dak ueah datang lienyampaikan pada juru sinden, kemudian dlpasang sebuah ka|>al-kapalan yang dipasang di atas juru sin den ke tempat peiionton paling belakang. Dengan demikian kapal-kapalan ini selalu mondar mandir mengirim surat dari pe nonton ke juru sinden. Rupanya masih juga kurang puas deng an cara demikian, maka di samping'adanya tapal-kapalan, juga juru sinden disediakan kursi jok di tengah panggung sehingga level Juru sinden lebih tinggi dari dalang dan nayaga. Tampaknya masih juga kurang puas penonton ini. Mereka berusaha menghilangkan kapal-kapalan. Mengirim surat mereka lakukan dengan menyempaikan eendiri kepada Juru sinden, karena tern pat juru sinden dipindahkan. Sinden tidak Iasi menempati du duk di kursi jok, namun sinden disediakan tempat khusus di ujung kanan panggung menonjol ke depan. Sehingga iou juru sinden berada di sebelah kanan depan dalang. Dalam koadaan berpindah-pindah tempat sinden agar le bih menonjol dari nayaga dan dalang, di sini tampak peranan sinden dalam pertunjukan wayang golek sangat diutamakan oleh penonton. Kadang-kadang dalang diatur penonton. Parma in an wayang golek sangat s e d i k i t sehingga acara permintaan la SU waktunya d i p e r b a n y a k . Penonton yang minta lagu member! kan uang banyak. Kereka menjaga harga diri dan gengsi jika memberi uang sedikit. K a d a n g - k a d a n g agar kelihatan orang k a ya dan agar gengsi m e n i n g k a t , maka uang minta "uang prangko" lagu itu tidak disimpan dalam amplop, tapi langsung diperli hatkan kepada sinden dan penonton. Malah-adakalanya uang itu dipanggang .'Jeperti panggangan sate. Dapat kita bayangkan berapa besar jumlah uang keretas yang dipanggang buat minta lagu. Ini semua .-.enunjukan bahwa juru sinden pada waktu itu meii.punyai kedudukan yang sangat tinggi, lebih tinggi dari da lang. Padahal sebaliknya. Justru dalam pertunjukan wayang golek, dalang adalah pimpinan panggung (staSe manager), yang kedudukannya paling tinggi. Rupanya hal ini tidak disadari
28 oleh semu'a pihak, Dalang, sinden dan nayaga adalah mudah di atur oleh’penonton. Kadang-kadang juru sinden diminta meny^ nyi sambil menari di panggung. Tidak jarang penonton yang ingin menari, kemudian menghentikan pertunjukan wayang go — lek. Dengan demikian tidaklah aneh apahila ada dalang yang diberhentikan penonton disuruh istirahat dan terus menonton tari. Demikianlah suasana tentang pertumbuhan seni karawit an pada tahun lima puluhan dan awal tahun enam puluhan. B. Pertumbuhan beyikutnya Kalau kita menelusuri pertumbuhan seni karawitan ber
ikutnya tidak lepas dari para penggubah lagu dan masyarakat pendukungnya, dalam hal ini apresiator. Pertumbuhan karawitan ini akan dilihat pula dalam tu juannya, di mana nentinya adr yang lagu yang termasuk seni pertunjukan dan lagu yang termasuK seni pendidikan. Lagu sebagai seni pertunjukan berkembang melalui ju ru sinden, sedang lagu sebagai seni pendidikan berkembang melalui s e k o l a h - s e k o l a h . Untuk itu beberapa penggubah la^u
mempunyai ;«ndil yang sangat besar dal:un pertumbuhan seni ka r a v a t a n f - ----1. Raden Mah.var Ang.qa Kusuma. DJ.nata Namanya cukup panjang. Namun oran^-orang nenyebutnya pendek saja Pak Mahyar. Beliau berusaha untuk memqsukan se ni karawitan pada pendidikan, terutama anak-anak sekolah. Usaha beliau tampak sekali pada hasil karyanya titi laras da mi na ti la yang dibuat tahun 1924. Dengan titi laras tersebut seni karawitan dapat diajarkan secara sistematik • Selanjutnya Pak Mahyar menggubah lagu-lagu untuk anak-anak. Lagu-lagu tersebut dikumpulkan menjadi sebuah buku. Buku ka .vih ygng pernah disusunnya antara lain KAWIH MRANGKALIH,dan TAMAN SEKAR. Buku karawitan lainnya yang berupa ilmu/pengetar.uan antara lain PANGA//IKAU RINENGGAS’ .VARA dan ILMU RARAS.
•v
SENI
29 Buku-buku tersebut tersebar banyak di sekolah-sekolah di J& wa Barat. Dan sampai sekarang serins dijadikan sumber bacaan bagi para siswa/mahasiswa untuk menulis karangan ilmiah yang berhubungan dengan seni karawitan. Sebagai seniman Pak Mahyar berjuang terus menerus me nyebarkan seni karawitan dan dijadikannya pendidikan. Akhir nya Pak Mahyar berhasil mendirikan sekolah kesenian yang d^ sebut KOKAR, (Konservatori Karav/itan Indonesia) di Bandung pada tahun 1958. Sekolah tersebut sekarang bernama SMKI (Se kolah Menengah Karav/itan Indonesia). Dan beliau pula yang diangkat direktur pertama. Pak Mahyar sebagai penggubah lagu pernah menghasil kan karyanya berupa kawih, dan beberapa gending karesmen an tara lain : Iblis Minda Wahyu yang diproduksi oleh Biro Hiburan (Rohib) Imindam VI Siliwangi Bandung. Jejak Pak Mahyar ternyata banyak yang melanjutkan se hingga banyak seniman penggubah la*u baik yang disebarluaskan melalui pesinden sebagai seni pertunjukan, maupun yang disebarluaskan m e l a l u i ana k- a n a k sekolah seba&ai seni pen didikan. 2. Koko Koswara Nana yang terkenal di masyarakat adalah Hang Koko. Beliau seorang komponis terkenal yang banyak menggubah lagu. Karya Mang Koko tidak saja untuk pertunjukan bagi Juru sin den, tapi beliau telah banyak sekali memusatkan perhatian bagi murid-murid di sekolah agar hisa dan senang berkarawlt an. Barangkali apa yang dikehendaki Mang Koko sama pula prinsipnya dengan Pak Mahyar. Mang Koko sebagai komponis telah banyak membuat lagu. Lasu-laeu yang beliau buat sudah berjumlah ratusan. Lagu un tuk anak-anak beliau kumpulkan dan diterbitkan menjadl buku kawih dengan judul KA.VIH KUUAi'IGKALIH, TAMAN BINCARUHG.TAHAN CAMGKURILC'JNG, DIAJAR K.'u'AOS, S l KAR .-tAYAiiG, LAGU PUPUH.Lagu
30 lagu untuk anak SLP beliau susun dan dxfriatta. aenjadi bu ku dengan judul TAMAN S M I A PUTRA. Dan lagu-lagu untuk mu rid SLA,mahasisv,a dan masyarakat umum beliau susun dan di terbitkan menjadi buku yang berjudul GANDA MEKAR dan LAYEUT AN S'.VARA. Bagi mereka yang ingin belajar kacapi. Mang Koko telah menyusun buku ETODE KACAPI yang berguna sekali untuk i- i ^ .. , • mulai yang paling dasar sampal belajar meraetik kacapi dari muxa k e p a d a yang ruMit
menggubah dan menyusun
Selain Itu ang Jalah S'.VARA CANGKURILEUNG dan buku yang diterbitkan pada maj , , , vane penulis ketahui catatan pe koleksi catatan pribadinya. ia g P ribadinya berupa : 1. Catatan Anggana Sekar 2. Catatan Rampak* Sekar 3. Catatan Drawa Swara/GendinS Karesmen if. Catatan Sekar Gending 5. Catatan Tembang Sunda
6 . Catatan Gondang
v, Kang Koko sebagai , , ^ gi pertumbuhan karawitan
. komponis mempunyai andil besar oa*corapui r Sunda. Karya karawitan yang berupa ijunud.
drama swara antara lain ‘ 1. Saha ? 2. Isteri Tampikan 3. Malindes k. Berekat Katitih Mahal 5. Pahlawan Samudra
6 . Sempal Guyon ?„ Si Kabayan jeung Raja Jiabul
8 . Sikabayan
"
9o Bapa Satar lOoNyai Dasimah lloPan^eran Jayakarta 12 o Sendraswari Sari May ang
1 3 .Gondang Ngabungbang life Gondang oomagnna.
e
31 Karya-karya karawitan Kang Koko sangat popular di k& laifgan masyarakat. Hal ini berkat adanya beberapa organisasi fdi bawah naungan Yayasan Cangkurileung Pusat yang kegiat, anilya siaran, pertunjukan, eplikasi, penataran dan sebagainya. Organisasi yang ada di bawah naungan Yayasan Cangku rileung ini adalah : 1. Taman Bincarung 2. Tarnan Cangkurileung 3 . Taman Setia Putra Z+. Ganda Mekar Faktor lain yang ikut merapopulerkan karawitan karya Mang Koko adalah karena seringnya mengadakan pertunjukan di daerah-daerah. Karya-karyanya semakin dikenal. Nama Mang Ko ko semakin harum di kalangan masyarakat. Kariernya semakin menanjak. Dan tahun 1967 Mang Koko diangkat menjadi direktur KOKAR menggantikan Pak Daeng Sutigna. Sebelum mengakhiri masa tugasnya menjelang pensiun Mang Koko pernah raendapat penghargaan dari pemerintah berupa Piagam Anugerah Seni sebagai pembaharu dalam karawitan Sunda pada tahun 1 971 3. Nano Suratno Nama yang populer dikalangan masyarakat adalah Nano S. Beliau seorang komponis muda yang menaruh perhatian dikalang an ^pendidikan. Seperti halnya Mang Koko, Nano S selain ba nyak perhatian dalam pengembangan karawitan dalam seni pendidkan, juga dalam seni pertunjukan. Bukunya yang pernah di susun .\dalah UALEUANG TANDAMG, merupakan lagu-lagu yang diarahkan pada pendidikan kara vitan Cii sekolah-sekolah mene ngah. Karya karav/itan yang digarap sebagai seni pertunjukan antara lain : Rampak sekar, Drama swara, Gending Mandiri, Gondang, dan sebngainya. Seni pertunjukan drama swara yang pernah digub-hnya rmtara lain :
32 1. Drama Swara Duel 2* Gondang Kentrung Hariring 3. Gending Karesmen Perang Drama Swara Apel 5. Gending Karesmen Raja Kecit 6. Gending Mandiri Galindeng Tineung 7. Gending Mandiri Sangkuring. Nano S. Dalam mengembangkan kariernya melalui wa organisasinya CENTRA MADIA di samping memfokuskan dirx pa SMKI Bandung, sebagai guru di sana. C. Ge.iala Kutakhir Dari keterangan-ketorangan yang ada hubungannya de^ngan para penggubah lagu, sebenarnya masih banyak * a a S P lu dikemukukan. Namun dalam tulisan ini terbatas, m S keterbatasan penulis dalam penelaahannya. Suatu con ^tan penggubah lagu ikut andil dalara pertumbuhan seni kara ^ Sunda seperti Amas Tamasvvara, Uko Hendarso, Endang R Lili Sujjondo, Iyar Wiarsih, Suarna, Yoyo Risyaman, r*».. 4--iIf Muhtar dan masih banyak lagi. Belum lagi mereka yanQ pat tinggal di daerah-daerah yang cudah barong tentu ^ fante^ra mereka ada yang menggubah lagu, hanya saja penye nya tidak sepesat dari yang bertempat tinggal di Bandung _ perti Mang Entia dari Ciwidey, 3dr. Edi dari Subang, dan. yang loinnya. Dan itu memerlukan penelitian s e k s a m a dengan waktu dan biaya yang cukup besaf. SuatU kenyataan dalam pertumbuhan karawitan yang P ^ sat, aisaln-ja kawih. Xawih bukan hanya diiringi densan 6 lan salendro dan atau pelog. Kawih dapat diiringi denga mel^n Degung, Kendang Penca, Kacapi, Biola, Calung, ^ Dangdut, dan.banyak la&i. Kawih raerupakan seni yang digemari masyarakat. Pendekatannya mudah, terutama melalui kaset-kaset yang diperjual belikan di toko-toko. Yang nama
T
33 telah merajai dalam perkembangan karawitan, n da dewasa ini. Kawih apa saja bisa di Jaipongkan. Demiki a n pula k a w i h kreasi baru lainnya yang menggunakan iringan a
Jaipongan
epertx
dikoaiukakan di atas. P ERPUS T A K A A N
ASTI
-
BANOUNP
DAFTAR BACAAN
Atik Soapandi, BA, Dasar-Dasar Teori Karawitan. Lembaga Kesenian Bandung, Seri A/1, 1975 ______________ , Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat. Laboratorium Kesenian, Proyek Penunjang Peningkatan Kebudayaan Nasional Jawa Barat, Bandung , 1976 Juju Sain, Kumpulan Lagu Tradisional. Konservatori Karawitan Indonesia Bandung, 1975 Pnndi Upandi,BA, Gamelan Trndisi Diktat Bahan Pel a -ia r a n .Pr o
Salmun, MA,
yek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia Sub Proyek ASTI Bandung, 1982/1983 Padalanp;an. Dinas Penerbitan Balai Pustaka, Ja karta, I96 I
'A
p f r
P U S T A K A A N
w k u Ltas ilmu pengetahuan budaya ui
Perpustakaan FIB UI