STRATEGI PUBLIK RELATIONS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Membangun Hubungan Baik Dengan Media Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan) Oleh Siti Khadijah Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam “45” Bekasi Abstract Globalization era characterized by rapid development of technology allows public to communicate easily. A company should be able to follow developments and the market demands because the movement of information and communication, internal or external knowledge and public awareness are increasing. Industrial competition requires everything to be communicated transparently. The problem may simply arise unexpectedly. Small problems can become big if they are not taken seriously. These demands make the need of Public Relations firm in implementing the communication strategy of information to the public. Public Relations emerge as helper figure in crisis and are responsible for the development of company positive image. Positive image is not formed simply, but it takes appropriate communication strategies. Public Relations strategy is not enough done by implementing confidence to the public itself. Positive image that is built needs to be maintained and cared for, since it is closely related to the company's reputation. Once public reliance faded as a negative reputation, it will be difficult to restore the trust back. Reputation that has been done needs to be informed by the Public Relations through the media. Company media relations can enhance corporate publicity before the stakeholders. Installing confidence and building a positive reputation are ways to obtain a positive image. The success of Public Relations in getting publicity can be obtained from a harmonious relationship with the media. Keywords: Public Relations, Media Relations, and Image
PENDAHULUAN Public Relations memiliki peran yang penting dalam sebuah perusahaan. Public Relations memiliki tugas untuk menciptakan atau mempertahankan citra positif dihadapan publik perusahaan. Dalam menciptakan ataupun mempertahankan citra positif perusahaan dapat dilakukan dengan menanamkan kepercayaan kepada para stakeholders, yaitu publik internal maupun eksternalnya. Diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk membentuk sebuah citra. Citra akan mampu terlihat atau terbentuk melalui strategi komunikasi yang tepat. Proses pembentukan citra dimulai dari penerimaan secara fisik (panca indra) masuk ke saringan perhatian (attention filter) dan dari situ menghasilkan pesan yang dapat dimengerti atau dilihat (perceived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya citra (M.Wayne de Lozier, 1976:44) Strategi Public Relations hanya dengan menanamkan kepercayaan kepada publik saja tidakl cukup untuk memperoleh citra positif. Citra positif yang sudah dibangun perlu dipertahankan dan dimaintain, karena erat kaitannnya dengan reputasi perusahaan. Begitu kepercayaan publik luntur karena reputasi yang negatif, maka akan sulit untuk memulihkan kepercayaan tersebut.
Pelaksanaan strategi yang tepat melalaui program media relations perusahaan dapat meningkatkan publisitas perusahaan dihadapan stakeholders, dengan menanamkan kepercayaan serta membangun reputasi positif merupakan cara memperoleh citra positif. Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran media sangat vital dalam publisitas dan pencitraan dimata publik. Hubungan yang sifatnya simboiosis mutualisme kepada media perlu dibangun. Media memanfaatkan relasinya dengan Public Relations untuk memperoleh informasi perusahaan yang up to date, original, dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang saling menguntungkan akan memiliki dampak positif bagi Public Relations dan media. Melalui media relations citra positif perusahaan dapat dibangun. Era Informasi yang bergerak cepat merupakan tantangan tersendiri bagi Public Relations. Informasi dan data baru datang silih berganti setiap detiknya. Keputusan untuk menyajikan informasi terbaru seringkali berlandaskan dari orang perorang atau cerita teman, sehingga lahirlah fenomena baru dalam komunikasi dan informasi, yaitu word of mouth atau buzz. Word of mouth apabila berkembang dapat menjadi opini publik yang menguntungkan apabila dikelola dengan baik, karena itu Public Relations strategis harus mampu menciptakan dan memanfaatkan hal ini melalui media relations untuk menciptakan citra positif perusahaan. PEMBAHASAN Peran Media bagi Public Relations dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Public Relations sering dikaitkan perannya dalam hubungan dengan media. Bila dilihat peranan Public Relations dapat dibedakan menjadi 2 (dua); yakni peranan manajerial yang dikenal dengan peranan ditingkat messo (manajemen). Peran ini dapat diuraikan menjadi 3 peran, yakni expert pereciber communication, problem solving process facilitator dan communicatoin facilitator. Peranan kedua adalah peranan teknis . (Rosady, 2003; 20) Media sering diartikan sebagai alat penyampai informasi yang dipergunakan Public Relations kepada publik-nya. Media dapat dibagi atas dua (2), yaitu media cetak dan media elektronik. Contoh dari media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, newsletter, brosur, bulletin, dan lain-lain. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, website dan lain sebagainya. Media merupakan penghubung komunikasi dan informasi antara Public Relations kepada stakeholders, oleh karena itu media masih merupakan alat yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi kepada internal Public Relation, dari top management sampai kepada bawahannya, atau sebaliknya. Sementara untuk eksternal Public Relations, media juga sebagai alat yang menjembatani hubungan antara Public Relations dengan komunitas, pelanggan, pemerintah, dan juga media massa itu sendiri untuk membentuk opini sehingga tercipta citra positif perusahaan. Media relations memiliki beberapa definisi, diantaranya menurut Rosady Ruslan (Rosady, 2003: 20) adalah hubungan media dan pers merupakan alat, pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan publikasi dan publisitas berbagai kegiatan kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi Public Relations dengan pihak publik. Sedangkan menurut Frank Jefkins (Frank, 2004 : 99) menyatakan suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berita semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui Public Relations adalah untuk menciptakan pengenalan dan pengertian. Dari dua pengertian diatas dapat terlihat bahwa media memliki peranan yang sangat penting dalam membantu kinerja Public Relations. Media mampu memberikan informasi yang negatif maupun positif kepada stakeholders. Informasi yang diterima oleh stakeholders
dapat membangun reputasi perusahaan dimata publik. Apabila reputasi tersebut bernilai positif, maka hal tersebut akan mampu membangun citra positif perusahaan. Public Relations seringkali diberi label sebagai corong perusahaan dalam memberikan informasi kepada publiknya. Public Relations digunakan oleh perusahaan dengan sejumlah alasan tertentu diantaranya membangun atau memperbaiki citra perusahaan, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, meningkatkan investasi dan perluasan usaha, membuka pasar agar kondusif untuk peningkatan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, mendorong pengembangan kredibilitas dan reputasi perusahaan dan mempengaruhi kebijakan pemerintah. Penggunaan Public Relations pada tataran tersebut berfungsi sebagai mediator, katalisator dan transformator dari institusi yang diwakilinya dengan stakeholders yang berhubungan dengan perusahaan. Stakeholder yang harus dilayani oleh Public Relations ini adalah stakeholders yang berasal dari dalam perusahaan (internal Public Relations) dan stakeholders dari luar perusahaan (eksternal Public Relations). Frank Jefkins mengemukakan ada 8 (delapan) publik utama dari kelompok orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal (Ardianto,2008; 124), yaitu; Publik internal, yakni, (1) karyawan, (2) pemegang saham, (3) management. Publik eksternal yang menjadi sasaran kegiatan Public Relations adalah; (1) konsumen, (2) komunitas, (3) pemerintah, (4) media massa. Dalam rangka membangun hubungan dengan stakeholders sebagai pihak eksternal dibutuhkan media massa untuk membantu mempermudah pekerjaan Public Relations dalam rangka menyampaikan pesan persuasif yang ingin disampaikannya. Selain itu Peran media bagi Public Relations juga sebagai saluran dalam penyampaian pesan yang berguna untuk memperkenalkan, informasi dan pemberitaan dari Public Relations sebagai kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif. Kerja sama dengan media akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup tinggi. Dampak pemberitaan dari media akan menimbulkan; efek keserempakan (stimultaneity effect), efek dramatisir, efek publisitas tinggi, waktu relatif singkat, pembentukan opini, khalayak yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan. Dalam menentukan media mana yang harus digunakan untuk komunikasi dan publikasi, Public Relations harus jeli dan teliti sehingga media tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan ciri-ciri serta sifat publik perusahaan. Pemilihan media yang tepat sangat membantu kinerja Public Relations dalam membangun hubungan yang harmonis dengan publik internal dan eksternal perusahaan. Hubungan yang terjalin dengan baik kepada pemegang saham dapat menanamkan rasa memiliki perusahaan dan saling menguntungkan dengan pihak manajemen, khususnya bagian manajemen keuangan dan investasi Demikian pula media-media yang digunakan dalam hubungan kepada publik eksternal yang terdiri dari para pelanggan, komunitas tertentu, instansi pemerintah, pers dapat membantu dalam memberikan informasi yang berimbang dan membangun reputasi positif perusahaan. Hubungan media pers dengan menggunakan unsur-unsur media cetak atau elektronik yang ditunjang oleh kemitraan terpadu antara praktisi Public Relations dengan jurnalis akan membangun hubungan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak dengan saling menghormati profesi masing-masing. Namun, dalam memberikan informasi melalui media kepada publik, Public Relations harus menerapkan prinsip jujur, apa yang disampaikan sesuai dengan kenyataan
sesuangguhnya, kepentingan masyarakat harus selalu diutamakan. Bila hal-hal ini diperhatikan, maka sambutan publik dengan sendirinya akan positif sehingga perusahaan tersebut akan memperoleh publisitas yang positif atau seperti yang diinginkan. Dengan demikian kepentingan-kepentingan perusahaan dengan sendirinya akan dapat terpenuhi. Menurut Frank Jefkins ada beberapa prinsip Public Relations umum yang perlu diperhatikan dalam rangka menciptakan dan membina hubungan dengan media, yaitu (Anggoro, 2000 :155) : 1. Memahami dan melayani media Dengan berbekal pengetahuan tentang hal-hal pokok mengenai media, seperti jangkauan pembaca, daerah sirkulasi, frekuensi penerbitan, kebijakan editorial, metode distribusi dan lain-lain, maka Public Relations akan mampu menjalin kerjasama dengan pihak media. Public Relations akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. 2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya Public Relations harus senantiasa siap menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah Public Relations akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara. 3. Menyediakan salinan yang baik Public Relations diharapkan dapat menyediakan foto-foto yang baik, menarik dan jelas secara cepat, dan juga menyediakan salinan naskah. Hal ini dikarenakan, dokumen tersebut setiap saat bisa saja dibutuhkan ketika berhubungan dengan media, ataupun juga pada saat krisis. 4. Bekerja sama dalam menyediaan materi Public Relations dan jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu. Dalam hal ini Public Relations berindak sebagai fasilitator bagi jurnalis dan media dalam menyediakan narasumber yang memiliki kredibilitas. 5. Menyediakan fasilitas verifikasi Public Relations juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verfikasi (pembuktian kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Seperti, para jurnalis diizinkan untuk langsung melihat fasilitas atau kondisi-kondisi perusahaan yang hendak diberitakan. 6. Membangun hubungan personal yang kokoh Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan sikap saling menghormati profesi masing-masing. Citra Perusahaan Citra dibangun atas reputasi dan prestasi. Akan sulit terbentuk citra positif apabila tidak didukung oleh prestasi dan reputasi. Pada era globalisasi seperti saat ini sangat diperlukan suatu citra perusahaan yang positif, yang berguna untuk menunjang kelancaran bisnis pada suatu perusahaan. Citra merupakan aset yang bersifat intangible dan tidak dapat
diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan berupa penilaian positif dan negatif dari publik. Citra dan kepercayaan merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Kepercayaan menyangkut semaua bidang, kepercayaan konsumen dalam menggunakan produk atau jasa, kepercayaan terhadap tingkat keamanan, kepercayaan terhadap manajemen dan lain sebagainya. Dalam menanamkan nilai-nilai kepercayaan di benak publik, perusahaan harus lebih dulu dikenal atau diketahui oleh publik. Apalagi jika perusahaan ingin go public, tetapi masyarakat tidak mengenal perusahaan tersebut, maka kepercayaan tidak akan tumbuh, sehingga citra tidak akan didapat, tetapi jika perusahaan tersebut sudah dikenal di masyarakat, maka menanamkan kepercayaan mulai bisa dilakukan. Bagi perusahaan yang ingin go public, pembentukan citra positif itu sangat penting. Bila citra perusahaan negatif dimata masyarakat, dapat mempengaruhi kepada menurunnya penjualan produk ataupun juga nilai investasi perusahaan. Untuk membentuk suatu citra idaman tidak dapat dilakukan dalam sekejap mata, tetapi harus diupayakan dan perlu proses yang panjang. Perbaikan citra suatu perusahaan berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman orang lain dapat dilakukan. Mungkin orang tersebut tidak mengetahui tentang perusahaan tersebut atau orang tersebut mempunyai pengalaman yang baik, atau buruk. Disinilah tugas Public Relations untuk menginformasikan tentang perusahaan tersebut dengan sebenarnya. Citra yang dipilih oleh suatu perusahaan bisa ditampilkan dalam bentuk iklan, menulis editorial dan disampaikan dalam bentuk cerita, mengikuti suasana hati pembaca serta disampaikan dengan jelas. Pesan dari citra harus bisa terlihat dari media yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti brosur, katalog, laporan tahunan, peralatan kantor perusahaan, kartu nama dan lainlain. sehingga apabila dilihat orang, identitas dari perusahaan tersebut mencerminkan citra atau mewakili perusahaan tersebut. Banyak faktor-faktor diluar yang dapat mempengaruhi citra perusahaan dan hal tersebut tidak dapat diprediksi, misalnya pemberitaan media yang negatif tentang perusahaan. Berita negatif ini apabila dibiarkan berkembang begitu saja tanpa mendapat perhatian dari Public Relations, maka akan menjadi senjata sehingga menjatuhkan citra. Peran Public Relations disini adalah menghubungi serta melobi jurnalis, agar bisa mengatasi berita tersebut atau meluruskan berita tersebut sehingga terkendali. Menurut Kotler citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan (Philip Kotler, 2001: 338 ). Ruang fisik perusahaan juga dapat menciptakan suatu citra yang sangat kuat, seperti lobby dari suatu hotel berbintang lima akan berbeda dengan lobby hotel bintang tiga. Bank yang ingin tampil ramah harus memperhatikan tata letak, warna dan interior design dari ruangan teller dan customer service-nya. Teller dan Customer service memegang kunci untuk pencitraan keramahan karena merekalah yang langsung melayani nasabahnya, sehingga nasabah merasakan bagaimana citra suatu bank dari ruang tersebut. Menurut Frank Jefkins (1995) (Rosady, 2003: 70) ada beberapa jenis citra yang dikenal oleh Public Relations, yaitu : 1. Citra cermin (mirror image) Citra cermin merupakan citra yang diyakini dalam suatu organisasi, terutama oleh para pemimpinnya yang tidak percaya pada kesan-kesan yang ditimbulkan oleh orang lain di luar organisasi yang dipimpinnya. Gambaran ini mungkin merupakan gambaran yang didasarkan pada keinginan sendiri karena kurangnya pengetahuan dan pengertian tentang pendapat dari luar yang sering timbul dari fantasi orang-orang menyenangi kita. Suatu studi tentang pendapat atau citra dapat mengungkapkan citra yang berbeda, yang sama sekali tidak diharapkan bahkan mengecewakan. 2. Citra kini (current image)
3.
4.
5.
Citra kini atau citra yang timbul sekarang merupakan kesan yang diperoleh orang lain tentang suatu organisasi, yang mungkin didasarkan pada pengalaman atau informasi atau pengertian yang kurang baik. Dalam keadaan seperti ini Public Relations menghadapai tantangan yang bersifat bermusuhan, prasangka, kesalahpahaman (misunderstanding) dari pihak luar yang menimbulkan citra kini yang tidak adil. Citra keinginan (wish image) Citra yang ingin dicapai oleh manajemen. Bukan saja citra ini menyenangkan hati atau citra pilihan, tetapi citra yang benar-benar ingin dicapai. Citra perusahaan (corporate image) Citra ini berhubungan dengan organisasi itu sendiri, bukan dengan produk atau jasanya. Citra perusahaan dapat terdiri dari beberapa hal, misalnya keinginan untuk menjadi perusahaan yang berhasil dalam keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor dan lain sebagainya. Serba citra (multiple citra) Citra bebas yang dapat diciptakan oleh cabang atau perwakilan perusahaan yang tidak mewakili citra organisasi induk secara keseluruhan. Jumlah citra dalam organisasi tersebut bisa jadi sebanyak jumlah para salesman-nya. Citra ganda seperti ini biasanya diunifikasikan dengan menggunakan keseragaman : kendaraan (dekorasi), lambang, seragam dan sebagainya.
Pembentukan citra perusahaan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, tetapi melalui proses yang panjang, dan tidak dapat dipoles. Citra yang tercipta tersebut sebaiknya merupakan kesan sebenarnya yang didasarkan kepada pengalaman dan pengetahuan serta pengertian terhadap kenyataan. Strategi Public Relations dalam Membangun Hubungan dengan Media Melihat pentingnya publisitas dalam pekerjaan Public Relations, maka hubungan dengan jurnalis dan media massa menjadi hal yang sangat penting dalam pekerjaan Public Relations. Informasi yang berasal dari Public Relations akan dapat terpublikasi melalui media massa kalau informasi itu diterima oleh media massa atau oleh jurnalis dan kemudian dipublikasikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Kenyataannya tidak semua informasi yang dikirim oleh Public Relations ke media massa terpublikasi sesuai dengan keinginan Public Relations perusahaan, hal tersebut disebabkan karena perbedaan kepentingan antara jurnalis dan Public Relations. Jurnalis selalu menghendaki bahwa berita yang dimuat adalah berita yang aktual, faktual, menyangkut kepentingan orang banyak dan sesuai dengan data dan kebenaran. Sedangkan Public Relations, setiap kali menyampaikan pesan atau informasi yang dipublikasikan melalui media massa, selalu mengutamakan membangun citra positif dari perusahaan atau instansi tempat dia bekerja. Disisi lain, sebetulnya antara media massa dan Public Relations saling membutuhkan. Seorang jurnalis selalu membutuhkan Public Relations sebagai sumber berita bagi media massa tempat dia bekerja, sedangkan Public Relations selalu membutuhkan jurnalis untuk menyampaikan informasi dan berita-berita sebagai sarana publikasi yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan fakta ini, maka dibutuhkan strategi komunikasi bagi seorang Public Relations untuk menjalin hubungan dengan media massa. Disinilah pentingnya peran seorang Public Relations dalam kaitannya dengan strategi komunikasi untuk menjalin hubungan dengan jurnalis maupun institusi media, sehingga harapan seorang Public Relations apabila dia mengirimkan naskah dan tulisannya ke media, maka media akan memuatnya dan semua itu disebabkan karena profesionalitas dan
hubungan yang baik yang telah terjalin antara Public Relations dan jurnalis ataupun dengan institusi media. Hubungan tersebut tidak hanya sebatas kepada pendekatan-pendekatan secara fungsional kepada media, baik itu melalui hubungan pribadi atau dengan pers-nya melalui, pimpinan redaksi, redaktur dan jurnalis dalam arti subyektif, tetapi juga mencakup media massa dalam arti lebih luas. Aktivitas Public Relations ketika berhubungan dengan jurnalis secara profesional menuntut Public Relations harus mampu menguasai teknik dan bentukbentuk produk publikasi informasi dalam bentuk press realease, photo berita, news letter, editorial dan lain sebagainya. Ditambah lagi kemampuan untuk dapat membina hubungan baik dengan para pemimpin redaksi dan jurnalis dari berbagai media massa, apakah cetak atau elektronik. Hubungan yang dapat dibangun antara Public Relations dan media dapat berupa hubungan bersifat fungsional dan personal. Bentuk hubungan media dan pers, menurut Frank Jefkins (1992) (Abdurrachman, 2008: 124) adalah: 1. Kontak pribadi (personal contact) Pelaksanaan hubungan media tergantung pada apa dan bagaimana kontak pribadi dengan kedua belah pihak dalam menjalin hubungan informal. 2. Pelayanan informasi/berita (news service) Pemberian informasi, publikasi dan berita baik tertulis maupun cetak (press release, news letter, photo press), maupun rekaman (video release, cassets recorder, slide film). 3. Antisipasi kemungkinan darurat (contingency plan) Antisipasi permintaan mendadak dari pihak pers untuk wawancara, konfirmasi dan sebagainya . Sehingga Public Relations harus siap melayaninya. Hubungan yang saling menguntungkan antara media dan Public Relations perlu dibangun unuk menciptakan hubungan yang harmonis. Adapun prinsip yang perlu dibangun ketika berhubungan dengan pers (Good Public Relationsess Relationship) ) (Rosady, 2003: 157) adalah : a. Sikap terus terang, jujur terbuka, ramah, tegas, dan profesional. b. Memberikan pelayanan terbaik kepada media dan tidak menutup saluran informasi khususnya saat menghadapi krisis. c. Jangan terlalu membanjiri berbagai publisitas yang tidak jelas tujuannya. d. Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers agar beritanyanya dibuat. e. Saling memahami fungsi, kewajiban dan tugas profesi serta memegang kode etik profesi masing-masing. f. Saling mengenal baik, cukup akrab antara kedua belah pihak secara individual dan fungsional namun tetap menjaga jarak demi kerahasiaan lembaga. g. Kenalilah siapa pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, redaktur halaman, para reporter setiap bidang liputan. ( salalu meng-up date- daftar nama). h. Meminta kartu nama, biasanya setiap jurnalis resmi/bertugas dilengkapi kartu PWI/AJI, dan kartu pers/nama. i. Menerima kedatangan jurnalis dalam rangka peliputan, konfirmasi berita, wawancara, tanpa menujukkan ragu-ragu atau penuh kecurigaan.
j.
Melayani dengan baik bila ada permintaan interview /wawancara dari pihak pers termasuk jika mendadak dengan catatan segala sesuatunya dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilah informasi yang pantas untuk dipublikasikan. k. Kirimkan kartu ucapan selamat, baik kepada individu maupun lembaga (penerbit) yang sedang ulang tahun, menghadapi lebaran, tahun baru dan sebagainya. Sebagai tanda penuh perhatian untuk membangun hubungan Baik l. Pemberian iklan goodwill, yaitu iklan secara insidentil di luar iklan promosi/komersil (misal: iklan layanan masyarakat) yang dikerjasamakan dengan media tersebut. Atau kerja sama lainnya seperti : penanggulangan bencana alam, pelestarian dan kepedulian alam atau tema sosial lainnya untuk menarik simpati berbagai pihak. m. Membentuk kerjasama publikasi/promosi bersama dengan pihak media melalui coverage (ulasan berita) / penulisan artikel/feature (advetorial) tentang suatu produk/jasa yang ingin dikampanyekan secara efektif melalui kerjasama antara Public Relations dan pihak pers. SIMPULAN Public Relations sering dikaitkan perannya dalam hubungan dengan media. Media merupakan penghubung komunikasi dan informasi antara Public Relations kepada stakeholders baik internal dan eksternal perusahaan. Keberhasilan pekerjaan Public Relations dalam memperoleh publisitas dapat diperoleh dari hubungan yang harmonis dengan media. Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran media sangat vital dalam publisitas dan pencitraan dimata publik. Hubungan yang sifatnya simboiosis mutualisme kepada media perlu dibangun. Media memanfaatkan relasinya dengan Public Relations untuk memperoleh informasi perusahaan yang up to date, original, dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan. Hubungan yang saling menguntungkan akan memiliki dampak positif bagi Public Relations dan media. Melalui media relations citra positif perusahaan dapat dibangun. DAFTAR PUSTAKA Abdurrachman, Oemi. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya Bakti Anggoro, Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: Bumi Aksara Ardianto, Elvinaro. 2008. Public Relations Public Praktis. Bandung: Widya Padjajaran Blind Michael, Theaker Alison, Wragg David. 2001. Hubungan Media Yang Efektif, Edisi Kedua (Alih Bahasa). Jakarta: Erlangga Cutlip. Scott M., Center,Allen H., Broom, Glen M. 2009. Effective Public Relations, Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group DeLozier, M. Wayne. 1975. The Marketing Communications Process. NY: McGraw-Hill Effendy, Onong Uchjana. 2006. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis. Cetakan ke tujuh. Bandung: Remaja Rosdakarya Jefkins, Frank. 2004. Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta: Prehallindo Moore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations. Jakarta: Rajawali Press Ruslan, Rosady. 2003. Manajemen Public Relations. Jakarta: Rajawali Press Sumber Lain Majalah Cakram, April 2004