POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENGGALANG SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA (Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derjat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Oleh: ISNIANTO A220090041
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENGGALANG SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA ( Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 ) Isnianto, A 220 090 041, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaranegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xviii + 117 halaman Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan pola pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 2) Untuk mendeskripsikan mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 3) Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 4)Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu hasil temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Data penelitian ini dikumpulkan melalui informan atau narasumber serta tempat dan peristiwa ketika berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan tersebut. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumen. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa,(1) Pola pembinaan Pramuka Penggalang sebelum pelaksanaan kegiatan kepramukaan itu Kakak-kakak Pembina merencanakan program kerja tahunan dan mingguan dalam gugus depan. (2) Mekanisme pembinaan pramuka penggalang dalam kegiatan kepramukaan kelas VII dibiasakan sebelum melaksanakan latihan rutin itu dengan upacara pembukaan dalam bentuk barisan angkare/leter U, materi pelatihan kepramukaan, dan yang terakhir upacara penutupan yang dilakukan oleh regu putra dan regu putrisecara terpisah. (3) Upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang ini dalam hal-hal kegiatanya adalah shalat 5 waktu dengan berjama’ah, kegiatan agenda atau program tahunan yaitu dengan Perkemahan Sabtu Ahad (Persada), Out bond ketika Jambore nasional (Jamnas), Penjelajahan (Wide game) seperti Hiking. (4) Upaya pengembangan karakter melalui mekanisme pembinaan pramuka penggalang dengan tidak terlepas dari Janji Pandu dan 10 karakter dari kepribadian pandu SIT. Kata kunci: Pola dan Mekanisme Pembinaan, Pramuka Penggalang, Pengembangan Karakter Siswa.
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Setiap satuan pendidikan pastilah memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang dimana salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda saat ini adalah Gerakan Pramuka. Berdasarkan Keputusan Presiden No.238 Tahun 1961 ditetapkan sebagai satu-satunya badan yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda di Indonesia. Kegiatan pendidikan kepramukaaan yang dilaksanakan melalui Gugus depan (Gudep) Gerakan Pramuka merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini sangat perlu dikembangkan agar dapat melakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur, berorganisasi, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, kerja sama. Hal ini penting karena secara sederhana tujuan pembinaan kepramukaan di sekolah itu adalah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di alam terbuka dan sangat bermanfaat bagi individu masing-masing, khususnya dalam pembentukan watak, karakter, budi pekerti, dan kepribadian siswa (Gunawan, 2012:265). Implementasi dalam membina dan mengembangkan generasi muda (siswa) melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan agar dapat mengembangkan karakter siswa tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Pastinya menghadapi beberapa masalah yang ditinjau dari beberapa aspek sosial
diantaranya: 1) menurunnya jiwa patriotisme, idealisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda, 2) belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal, 3) meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika. Penanggulangan masalah-masalah tersebut memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan para kader generasi muda secara menyeluruh sebagai subyek pengembangan (Mertoprawiro, 1992:72-73). Penjelasan ini erat kaitannya dengan visi, misi, dan tujuan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang pada hakekatnya adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program pendidikan kepramukaan dan menghasilkan pembina generasi muda yang handal melalui pendidikan pramuka dalam rangka membentuk nation and character building. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang “Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penggalang Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Siswa (Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT Nurhidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Penelitian tersebut berkaitan dengan misi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan tata negara yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program Pendidikan Kepramukaan.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mendeskripsikan mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. LANDASAN TEORI a. Pengertian pramuka. Mertoprawiro (1992:18) menyatakan bahwa: Pramuka merupakan rangkaian dari tiga kata yaitu Pra yang merupakan singkatan dari Praja yang berarti rakyat atau warga negara, Mu adalah singkatan dari Muda, yang berarti rakyat atau dewasa dan Ka, yang merupakan singkatan dari Karana yang artinya adalah perbuatan, penghasilan, pertunjukan, aksi, tindakan, upacara, perusahaan, alat, pengertian, badan, pesawat.
Berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (2) dijelaskan bahwa Pramuka adalah “warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka”. b. Pengertian kepramukaan. Menurut Gunawan (2012:265), kepramukaan adalah:
Proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirya adalah untuk pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (3) dijelaskan bahwa Kepramukaan adalah “segala aspek yang berkaitan dengan pramuka”. c. Pengertian pendidikan kepramukaan. Berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat (4) dijelaskan bahwa pendidikan kepramukaan adalah “proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan”. Berdasar pada Keputusan KWARNAS Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab III Pasal 8 ayat (1) ditegaskan bahwa pendidikan kepramukaan adalah Proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik, menantang, menyenangkan, sehat, teratur, dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak kepribadian dan akhlak mulia. d. Pengertian gerakan pramuka. Mertoprawiro (1992:18) menyatakan bahwa Gerakan Pramuka adalah “gerakan pendidikan yang mana seluruh wadah, isi dan segenap usahanya serta hasilnya wajib diukur dengan norma-norma pendidikan dan hanya digunakan untuk pendidikan”. Berdasarkan pada UndangUndang RI Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab I Pasal 1 ayat
(1) dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka adalah “organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan”. e. Filosofi pramuka penggalang. Menurut KWARNAS Gerakan Pramuka (2011:3), Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 11-15 tahun. Pada usia anak tersebut masuk dalam kelompok remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak serta sedang menuju ke masa dewasa. Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya tahap kedewasaan. Secara umum pramuka penggalang mempunyai kondisi jiwa sebagai berikut: 1) Berfikir kritis, 2) Mudah terjadinya identifikasi yang sangat emosional, 3) Minat dan aktivitasnya mulai mencerminkan jenis kelamin secara menonjol, 4) Pengaruh kelompok sebaya sangat kuat, 5) Memerlukan dukungan emosional orang tua bila mengalami kekecewaan dalam bergaul. 6) Memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga di rumah, 7) Menyenangi perilaku yang penuh kejutan, tantangan dan perilaku mengganggu orang lain, 8) Permainan kelompok, tim, sangat menarik baginya. f. Tujuan dan sasaran pendidikan karakter. Menurut Nurul Zuriah sebagaimana dikutip Noor (2012:40-41), tujuan daripada pendidikan karakter sebagai berikut: 1) Anak memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal, nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang dan tatanan antar bangsa. 2) Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara kosisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.
3) Anak mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti. 4) Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab atas tindakannya. Menurut Noor (2012:40-41), sasaran daripada pendidikan karakter adalah “kepribadian siswa, khususnya unsur karakter atau watak yang di dalamnya mengandung hati nurani (conscience) sebagai kesadaran (consciousnees) untuk berbuat kebajikan (virtue)”. Sehubungan dengan hal tersebut, sasaran pendidikan karakter itu dapat di klasifikasikan dalam tahap-tahap sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5)
Adab susila (usia 5-6 tahun), Tanggungjawab diri (usia 7-8 tahun), Caring-peduli (usia 9-10 tahun), Kemandirian (usia 11-12 tahun), Bermasyarakat (usia 13 tahun ke atas) (Hidayatullah, 2010:32).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu untuk mengembangkan mutu pendidikan yang semestinya mengarah pada pembentukan watak dan karakter peserta didik dalam pola pemahaman perilaku, budi pekerti, serta tindakannya sehingga dapat berguna di kehidupan bermasyarakat. g. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. Berdasar pada nilai agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional dapat di identifikasikan sebanyak 18 nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut serta penjelasannya: 1) Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2) Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3) Toleransi adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4) Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 6) Kreatif adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7) Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8) Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9) Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10) Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11) Cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 12) Menghargai prestasi adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13) Bersahabat/Komunikatif adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 14) Cinta damai adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 15) Gemar membaca adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16) Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17) Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18) Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Sahrudin, 2010, dalam Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa). Peneliti memfokuskan nilai-nilai pendidikan karakter yang digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini meliputi nilai-nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air , menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Metodologi Penelitian 1. Tempat penelitian ini di SMP IT Nur Hidayah Surakarta, Jalan Kahuripan Utara Sumber, Banjarsari, Surakarta. 2. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yaitu sejak bulan Januari sampai bulan April 2012. Jenis dan Strategi Penelitian 1. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena peneliti berusaha mengungkapkan gambaran hasil penelitian terhadap suatu peristiwa maupun keadaan yang terjadi di tempat atau lokasi penelitian. 2. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, karena peneliti membutuhkan sumber data berupa catatan atau dokumen untuk menentukan kriteria pengukuran terhadap suatu gejala yang akan diamati dan diukur terhadap variabel-varibel yang ditentukan.
Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Pembina Pramuka, Waka Kesiswaan, dan Siswa kelas VII.
2. Objek penelitian ini adalah Pola Pembinaan Pramuka Penggalang, Mekanisme Pembinaan Pramuka Penggalang, dan Pengembangan Karakter Siswa di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Pembina Pramuka, Waka Kesiswaan, dan Siswa kelas VII. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan pedoman observasi dan kisi-kisi wawancara. Keabsahan Data Teknik yang digunakan untuk mengetahuini keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi teknik dan triangulasi sumber pengumpulan data. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis interaktif. Adapun langkah-langkah teknik tersebut menurut Milles dan Huberman (1992:20) sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2010:338-345), yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan-kesimpulan. Hasil Penelitian Pola pembinaan Pramuka Penggalang dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dalam hal pembiasaan ibadah sehari-hari seperti membaca Al Qur’an, sholat berjama’ah, dzikir dan lain-lain merupakan mendidik para siswa dengan berpijak pada visi di SMP IT Nur Hidayah yaitu: "Menjadi Sekolah yang Efektif dan Bermutu dalam Mewujudkan Generasi Cerdas, Kreatif, Mandiri, dan
Berakhlak Mulia". Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional yang berupaya untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang dalam kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan kelas VII di SMP IT Nur Hidayah dibiasakan sebelum melaksanakan latihan rutin itu dengan upacara pembukaan, materi pelatihan pramuka, dan yang terakhir upacara penutupan dilakukan oleh siswa-siswi antara regu
putra
dan
regu
putri
yang
terpisah.
Karena
memang
metode kepramukaan adalah sistem beregu dan sistem dalam satuan terpisah. Hal ini sesuai dengan esensi dari pada Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 19 ayat (1) tentang metode kepramukaan yaitu sisitem beregu dan satuan terpisah artinya pramuka putra dan pramuka putri diterapkan di gugus depan, satuan karya pramuka, dan kegiatan bersama. Satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan pramuka putra dibina oleh pembina putra, kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri. Upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang ini dimana siswa dalam hal-hal yang kegiatanya adalah mutabah yaumiah (shalat 5 waktu), dalam kegiatan tiap agenda atau program tahunan yaitu dengan Perkemahan Sabtu Ahad (Persada), Out bond ketika Jambore Nasional (Jamnas), Penjelajahan (Wide game) seperti jalan malam, tarling ramadhan. Kegiatan lain yang dapat mengembangkan karakter itu dalam kegiatan latihan
rutin dan perkemahan seperti halnya mendirikan tenda, latihan PBB, macammacam sandi, semaphore, dan tongkat. Hal tersebut penting dalam kegiatan kepramukaan dalam tingkatan penggalang, karena pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik sebagaimana yang dijelaskan Kwarnas Gerakan Pramuka (2011:4-5), Kegiatan untuk Pramuka Penggalang antara lain bersifat: 1) 2) 3) 4) 5)
Patriotisme atau kepahlawanan, Petualangan atau penjelajahan alam, Kompetisi regu/kelompok, Aktualisasi diri melalui pentas seni budaya dll, Kompetisi perorangan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya cerdas tangkas, 6) Kepedulian sosial misalnya bakti masyarakat bersih lingkungan, 7) Pemantapan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya daripada pengembangan karakter dalam mekanisme pembinaan pramuka penggalang dengan tidak terlepas dari 10 karakter dari kepribadian pandu SIT dan di dalam kegiatannya harapannya melatih kemandirian, kemampuan (skill), kreatifitas siswa. Harapannya adalah dapat dari sikap aspek kognitif ini dapat dipraktekan dalam berbagai kehidupan. Hal ini sesui dengan pendapat Mochtar Buchori sebagaimana yang dikutip oleh Gunawan (2012:40), menyatakan bahwa: Pengembangan karakter seharusnya membawa anak ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Untuk mencapai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang sangat kuat (tekad) untuk mengamalkan nilai. Peristiwa ini disebut Conatio, dan langkah untuk membimbing anak membulatkan tekad ini disebut langkah konatif.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pola dan mekanisme pembinaan pramuka penggalang dalam upayanya mengembangkan karakter siswa senantiasa tercermin dalam berbagai macammacam kegiatan kepramukaan. Seorang sosok pembina penggalang yang baik dan disukai peserta didiknya adalah pembina yang dapat memahami benar-benar memahami sifat atau karakter anak didiknya, cerdas dan berwawasan luas, serta lebih sebagai motivator yang berjiwa muda. Upaya pengembangan karakter pada diri peserta didik yang meliputi perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik dilakukan untuk membentuk siswa supaya menjadi manusia yang berkarakter, kepribadian, dan akhlak mulia. Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Terhadap Kepala Sekolah a. Kepala sekolahnya hendaknya melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan kepramukaan agar hal-hal seperti kendala dalam sarana dan prasarana dapat dikembangkan. b. Kepala sekolahnya hendaknya melakukan evaluasi terhadaap pelaksanaan berbagai kegiatan kepramukaan agar dalam pembinaannya terhadap siswa lebih teratur dan efektif.
c. Kepala sekolah lebih memfasilitasi siswa seperti ruangan untuk organisasi gugus depan agar siswa dilatih dalam bermusyawarah jika ingin melakukan kegiatan khususnya dalam ruang lingkup kepramukaan. 2. Terhadap Pembina Pramuka a. Pembina pramuka penggalang lebih mengintensifkan siswa dalam berbagai macam-macam materi kepramukaan yang perlu dipadukan dan diberikan tersebut agar melengkapi ilmu pengetahuan yang baru. b. Pembina pramuka memanfaatkan buku-buku tentang kepramukaan sebagai pedoman atau acuan
untuk
memberi materi pembelajaran untuk
menumbuhkan dan atau mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada. 3. Terhadap siswa a. Siswa harus tetap aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan yang diwajibkan tersebut, karena dapat membentuk siswa yang berkarakter dan berahklak mulia. b. Siswa lebih bisa menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan kepramukaan tersebut ke dalam berbagai kehidupannya agar memiliki ciri khas atau karakter individu.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi IV Cetakan ke-11. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Cetakan ke-13. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya) Edisi Kedua Cetakan ke-5. Jakarta: Prenada Media Group. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: UNS Press dan Yuma Pustaka. Noor, Rohinah M. 2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif di Sekolah dan di Rumah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Sahrudin. 2010. “Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa” (Online). diakses tanggal 16 januari 2013 pukul 18:26 WIB. Tim Redaksi Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Tim SKU Penggalang dan Panduan. 2011. Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Pramuka Golongan Penggalang. Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Widodo, Agus. 2007. Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Penegak dan Pembina Pramuka. Yogyakarta :