VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
DETEKSI AVAlAN INFLUENZA SUBTIPE HSNl DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGA WAN SOLO JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN BEBEK SEBAGAI SENTINEL DETECTION OF AVIAN INFLUENZA VIRUSES HSNl SUBTIPE AT BENGAWAN SOLO RIVER IN EAST JAV AUSING DUCKS AS SENTINEL Oleh:
Kholik Bagian Ilmu Penyakit dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Tenggara Barat, Mataram Email:
[email protected]
A BSTRAK Virus avian influenza adalah virus yang bersifat zoonosis. Virus avian influenza subtipe H5NI dapat menyebabkan penyakit pandemic dan epidemic pada mamalia dan unggas. Sejak tahun 2003, Virus avian influenza subtipe H5NI patogenik tinggi telah menyebabkan kejadian luar biasa pada dunia perungasan, dan menyebabkan kematian tinggi pada manusia di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi Virus avian influenza subtipe H5N I di alira sungai Bengwan Solo dengan bebek sebagai sentinel. Penelitian inimerupakan
studi cross sectional, pada penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga langkah. Langkah pertama
adalah menyeleksi
150 bebek dengan Heamaglutination
Test (HA Test) untuk hewan percobaan. Langkah
kedua adalah penditribusian bebek pada temp at yang telah ditentukan. Langkah ketiga adalah koleksi dan analisis Avian Influenza Subtipe H5NL Sampel swab trakea dan kloaka digunakan untuk anal isis Avian Influenza Subtipe H5NI menggunakan
Heamaglutination
test dan Heamaglutination
Inhibition
Antisera
test (HI Antisera Test). Hasil menunjukkan bahwa terdapat J3 sampel positif dari 250 sampel yang terkumpul dengan Heamaglutination test. Hasil menunjukkan bahwa hanya 4 sampel yang positif Avian Influenza
Subtipe
H5Nl
berdasarkan
Heamaglutination
Inhibition
Antisera
test (HI Antisera
Test).
Penelitian ini rnenggambarkan bahwa deteksi yang berhubungan dengan penyebaran virus avian influenza di aliran sungai Bengawan Solo dengan menggunakan bebek sebagai sentinel tergantung interval pengambilan
interval sampel, geografis, dan demografi daerah.
Kata Kanei: Virus Avian Influenza subtipe H5Nl, Sungai Bengawan Solo, Uji HI antisera
48
JURNAL SANGKAREANG
MATARAM
VOLUME. 1 No. 1 - MARET 2015
PENDAHULUAN
Influenza
Influenza adalah penyakit 'yang bersifat zoonosis. Virus Influenza merupakan virus yang
Lamongan Maduran, Sukodadi,
dinamis
dan
terus
menerus
berevolusi.Virus
Influenza terdiri dari tiga ripe yaitu ripe A, B dan tipe C. Virus Avian Influenza(AI) subtipe HSNI termasuk dalam familyOrthomyxoviridae tipe A
A
(subtipeHSN I )
ditemukan
Rata-rata yang terinfeksi flu burung jenis ayam kampung. Kasus ini ditemukan kembali sejak 17 Desember
2008 lalu pada ayam milik Siti warga
yang memiliki delapan gen dengan dua glikoprotein
Desa Siwuran, Kecamatan Maduran.Kasus
permukaan yang sangat penting yaitu HA dan NA
juga ditemukan juga Bojonegoro tepatnya
(Imai
and
mengalami
Kawaoka,
2012).
Virus
Influenza
evolusi secara terus menerus, terutama
pada gen mutasititik
HA
dan
NA
melalui
mekanisme
antigenic drift dan antigenic shift
(Raharjodan Nidom, 2004). Virus Avian Influenza HSN I mempunyai sifat sangat mudah mutasi dan setiap transmisiinang (hostbaru), virus AvianVirus Avian Influenza subtipe
pandemi
dan
epidemi pada mamalia dan unggas (Webster
HSNldapat
menyebabkan
and
Baurano, dan kecamatanKota 94 ekor ayam dimusnahkan
yang mengakibatkan .
Penularan Influenza secara water-borne pada bebek telah ditemukan pada danau di beberapa negara di Seberia, Kanada, dan Alaska. Virus Avian Influenzasubtipe
HSNI akan melakukan replikasi di
sel epitel kolon pada bebek dengan tidak menunjukkan gejala klinis tetapi mengeluarkan virus melalui feses (Soda, 2009). Deteksi virus Avian Influenza subtipe H5Nl yang berhubungan denganpenyebaran daerah aliran Sungai Bengawan
(HINI)
dilakukan penyebaran
karena dapat
bebek sebagai sentinel.Bebek
HSNlyaitu
karena
Influenza
(AI) subtipe
HSNI
telah menyebar di peternakan unggas beberapa negara Asia termasuk China. Vietnam, Thailand, Kamboja,
Korea, Jepang dan Indonesia,
beberapa
negara di Eropa dan Afrika (Stevens, et aI2006). Di Indonesia, telah - terjadi kematian ayam sebanyak
bebek
Influenza
tersebut pada Solo perlu
sehingga dapat diketahui pola dan perubahaan virus tersebut dengan
menyebabkan pandemi influenza. Sejak akhir tahun 2003, salah satu tipe virus Avian Influenza subtipe Avian
tersebut
ditemukan di kabupaten di Kecamatan Ngraho,
Kawaoka.1978; Xie et al., 2006). Saat ini virus Avian Influenza subtipe HSN 1yang banyak dibahas adalah virus Avian Influenza (HSNI), virus flu babi dan juga seasonal flu (IDN2)
di
pada sembilan kecamatan yakni Sekaran, Solokuro, Karanggeneng. Too, Sugio, Kalitengah, dan Pucuk.
merupakan
(Kuchipudi
dijadikan
reservoir
et ai,
sentinel
virus
2009).
Avian Tujuan
penelitian ini Penelitian adalah untuk mengetahi penyebaran virus Avian Influenzadi daerah aliran sungai
Bengawan
Solo sebagai
informasi
untuk
tindakan pencegahan secara dini.
4,7 juta ekor, bahkan sampai dengan akhir Februari 2004, kematian
unggas tercatat sebanyak 6,2 juta
ekor. Sejak tahun 200S, kasus influenza A subtipe HSNI telah menginfeksi manusia lebih dari 360 orang dan yang meninggallebih (WHO, 2008). Daerah merupakan
aliran aliran
digunakansebagai
sungai sungai
dari 230 orang
MA TERI DAN METODE Penelitian dilikukan di 4 Kabupaten beberapa desa di daerah sekitar aliran sungai Bengawan Solo, desa - desa yang menjadi tempat distribusi bebek antara
Bengawan yang
daerah pemeliharaan
Solo banyak
bebek dan
lain:
Desa
Kabupaten
pada unggas maupun mamalia.
Prijek Kecamatan
bahwa
dan Jawa Tengah (17 Kabupaten) yangmerupakan Propinsi
terbesar
Kabupaten Bengawan Bojonegoro,
terjadinya
di Jawa Timur solo adalah: Tuban, Lamongan
kasus
flu
burung.
yang dilalui DAS. Madiun, Ngawi,
Rejo
Tuban, Desa Ledok Kulon Kecamatan
Bojonegoro Kecamatan
Mengingat
Tanjung
Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Ngawi, Desa Kebo Melati Kecamatan Plumpang
memiliki potensi sebagai agen penularan virus Avian Influenza subtipe H5Nlsecara water-borne daerah aliran sungai Bengawan Solo mengaliri 2 Propinsi di Jawa, yaitu Jawa Timur(13 Kabupaten)
Lingkungan
Kabupaten Bojonegoro, Desa Sidorejo Bungah Kabupaten Gresik dan Desa M.aduran Kabupaten
sebanyak lima kali pengambilan
Lamongan
dengan interval 14
hari. Pengujian dan Analisis sampel di Lakukan di Laboratorium Avian Influenza dengan fasilitas Animal BSL-3 dan BSL-2 Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan Maret 20 II.
dan Gresik.Kasus
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
49
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
Jenis cross
Penelitian
section
adalah
bersifat
studi
epidemioJogi
deskriptif.Hewan
coba
Tahap
kedua
adalah
sam pel
swab
Pengambilan
Koleksi kloaka
sampel.
dan
trakea
penelitian adalah bebek 150 bebek peteJur strain itik Mojosari berumur 4 bulan yang telah diuji HI
dilakukan sebanyak lima kali pengambilan per Kabupaten (Ngawi, Bojonegoro, Tuban,
(Heamaglutination
Inhibition
virus
Lamongan,
Avian
Sampelpenelitian
swab
sampel
influenza.
Test) negatif adalah
dan Gersik)dengan
diambil
interval
menggunakan
14 hari,
cotton swab yang
lain: medium transport (M 199), alkoho1 70%, telur
steril diusapkan pada bagian kloaka dan nasal pada unggas, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
ayam bertunas (TAB) umur 9-11 hari yang bersifat
yang
SPF (Specific Pathogenic Free) yang berasal dari Biofarma (Bandung) , Cairan allantois basil
disimpan
inokulasi dari TAB , PBS (Phosphat buffer saline),
swab
RBC (red blood cell) ayam 0,5 %, antigen standart virus AI A/CkJlndll14/08 strain lapangan.Bahan
dimasukkan disentrifuge
yang digunakan uji Haemeaglutination
lima menit. Supernatan diambil dan dipindahkan ke
trachea dan kloaka bebek.
Bahan penelitian antara
test (HI) dan Haemeaglutination
Inhibition
berisi media
telah
transpor
di dalam lemari
digunakan
(M199)
untuk proses seJanjutnya.
yang
diperoleh
dan
- 800 C sampai
es
divortex
Sampel hasil
yang
kemudian
ke dalam tabung eppendorf dan dengan
kecepatan
3000 rpm selama
Inhibition test (HI)
dalam tabung eppendorf yang barn sebagai bahan
untuk antisera adalah sebagai berikut: sampeJ hasil inokulasi dari TAB dengan HA positif. Antiserum
untuk diinokulasikan pada Telur Ayam Bertunas (TAB). Hasil inokulasi dari TAB digunakan untuk
ayam dari Laboratoriurn
kontrol AI subtipe H5Nl
uji HA dan HI.
Avian Influenza Institute of Tropical Disease (lTD) Universitas
Airlangga
Surabaya,
antigen standart
Tahap ketiga adalah pengujian
dan analisis
strain lapangan, alkohol
sampel. Sampel hasil inokulasi TAB dilakukan Uji HA mikro teknik menggunakan microplate "V",
70%, aquadest steril, Red Blood Cell (RBC) ayam 0.5%, Phosphat Buffer Saline (PBS).Alat-alat untuk
pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui titer isolat dan juga digunakan untuk
pengoleksian
retitrasi.Prosedur
virus AI NCkJlndll14/08
sampel,
menggunakan
Penanaman
Telur Ayam Bertunas
virus
(TAB)
dan
uji hemaglutinasi
berikut isi lubangmicroplateno.
adalah sebagai
2-12 baris A sampai
sebagai berikut : cotton bud, cooler box, gunting, kertas label, marker, masker N95 (FAO), spuit Icc
baris H dengan PBS sebanyak 50 Ill. Lubang microplate pada baris H digunakan sebagai kontrol eritrosit (tanpa antigen). Antigen dari cairan
danjarum 26G dan konikel15 ml, biosofety cabinet (NUIER), candling lamp, spuit lml dan lfhnl,
allantois kedalam
jarum
kemudian dibuat pengenceran
pemanenan
virus
serta uji HA dan HI adalah
24G dan 14 G, Konikal
(Corning, (Nichiryo, inkubator
15 ml, 50 ml,
Meksiko) , Blue tips, Yellow tips Jepang dan Gilson, Prancis) serta telur 37"C (NUIER),
plate
dengan
96
TAB dimasukkan sebanyak lubang no 1 baris A sampai
100 III baris G,
secara serial dengan
cara mengambil50 III dari lubang no 1 pada baris A sampai baris Gdan dilakukan pengenceran, dengan cara cairan allantois TAB yang telah diambil dari
sumuran dengan dasar sumuran berbentukv ! 96well V plate (Nunc, Denmark) 96-well V plate, Tip
lubang no 1 pada baris A sebanyak 50 III dicampur dengan PBS pada lubang kedua, setelah dilakukan
biru (LP ltaliana, Italia), Tip kuning (LP Italiana, Italia), Reservoir (Nunc, Denmark), Konikal 15 ml,
pencampuran dipindahkan
50 ml (Coming, Meksiko), Pipet rnikro 200 I.d, 1000 III (multitip) (Nichiryo, Jepang dan Gilson, Prancis).
seterusnya
Langkah penelian dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertamaadalah pemilihan bebeksebanyak
dengan prosedur sebagai berikut : Menyediakan microplate "V" bottom kemudian lubang
ISO ekor yang akan dijadikan santinel, bebek-bebek
microplate diisiPBS
tersebut dihomogenkan umumya dan kelaminnya kemudian dilakukan uji HI
12 pada baris B sampai baris H. Masukkan sampel sebanyak 50 III pada lubang no 1 sampai 12 pada
jenis untuk
hingga rata diambil 50 III dan pada lubang berikutnya, demikian
hingga lubang no 12 dan pada lubang
microplate no 12 tersebut diambil 50 III untuk dibuang. Setelah uji HA dilakukan uji HI antisera
25 III dari lubang no 1 sampai
memastikan bahwa bebek-bebek tersebut bebas dari
baris
virus Avian Influenzasubtipe
dengan cara mengambil
didistribusikan
50
H5NI, sebeJum bebek·
pada tempat yang telah ditentukan.
JURNAL SANGKAREANG
MATARAM
A,
kemudian
dibuat
pengenceran
serial
25 III sampel dari lubang
no I sampai 12 pada baris A kemudian dipindahkan
VOLUIlAE.1 No.1-IIAARET2015
ke lubang
no 1 sampai
12 pada baris
B dan
dicampur hingga rata. dari lubang nO,l sampai 12 pada baris B diambil 25 J!I dan dipindahkan ke lubang no 1 sampai 12 pada baris C demikian seterusnya, Bogor
Semua
lubang
ditambahkan
23 HAU/25
ul sebanyak
lubang no I sampai
Pengarnbilan
ke-
Positif
JumJah Sampel
Uji HA
asal
25 J.ll, kecuali
I
50
2
2
50
3
3
50
3
4
50
4
5
50
1
Total
250
13
12 pada baris H, kemudian
microplate diletakkan
di mechanical
hingga antiserum dan kemudian diinkubasikan
sampel tercampur rata. pada suhu 22 "C -25°C
vibrator
selama 30 menit. Setelah diinkubasi semua lubang ditambahkan Red Blood Cell (RBC) ayam 0,5 % sebanyak 50 J!1, kemudian diinkubasikan pada suhu ruang
Jarak Waktu
PengambiJan Sampel
dengan
virus Avian InfluenzasubtipeH5Nl
antiserum
Tabel 2. Hasil Uji HA Berdasarkan
30 menit (OlE, 2005)_ Langkah
selama
terakhir diadakan
penentuan
titer HI dari sampel
yang diperiksa. Hasil uji lIT positif ditandai dengan adanya pengendapan eritrosit berbentuk titik di tengah sumuran (Pusat Veterinaria Data
hasil
penelitian
akan
Tabel
Farma, 2006).
dianalisis
2 menunjukkan
uji HA pada
pengambiJan pertama sebanyak 2 sampel positifuji
secara
HA, pengambilan kedua sebanyak 3 sampel positif uji HA, pengambiJan ketiga sebanyak 3 sampeJ
deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel.
positif uji HA, pengambilan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji Hambatan
hasil
I
hemaglutinasi
sampel
keempat sebanyak
uji HA dan pengambilan
positif
4
kelima
sebanyak I sampel positif uji HA.
Heamaglutinstion Test (HI Testj menunjukkan bahwa dari 150 ekor bebek yang dijadikan sentinel,
Hasil uji HI antisera dari 13 uji HA positif dari
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini:
250
sampel
yang
diambil
berdasarkan Kabupatendapat dibawah ini:
Tabel I. Basil uji Hambatan bemaglutinasi pada
dan
dikeJompokkan
dilihat pada Tabe1 3
bebek yang dijadikan santinel
Tabel3. JumJah SampeJ dari Hasil Uji HA dan Jumlah Jenis Bebek
Titer Antibodi
Santinel
terhadap Virus lntluenza H5
150 ekor Bebek Strain
Antisera
Kabupaten
uji
Heamaglutinstion
Hambatan
Positif
Uji
Sampel
Uji HA
Antisera positif
I.Ngawi
50
2
0
2. Bojonegoro
50
3
1
3. Tuban
50
2
0
4. Lamongan
Negatif
Mojosari (No.1 -150) Hasil
Jumlab
I
hemaglutinasi
Test (HI Test) menunjukkan
bahwa dari ) 50 ekor bebek yang dijadikan sentinel menunjukkan titer HI dibawah 22,sebingga titer antibodi terhadap virus H5Nl negatif. Oleh karena
50
3
2
5. Gersik
50
Total
250·
3 13
4
Tabel 3 menunjukkan
bahwa
1
hasil uji HA
itu bebek tersebut dapat dijadikan sebagai hewan coba sebagai hewan sentinel untuk menjaring virus
pada Kabupaten
Avian Influenza subtipe HSNldi Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo.Hasil uji HA dari 250
sebanyak 2 sampel positif uji HA, Kabupaten Tuban yaitu sebanyak 2 sampel positif uji HA,
sampel kemudian
pada setiap Pengambilan
dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
dapat
positif
Ngawi yaitu sebanyak
uji HA , Kabupaten
• Kabupaten
Lamongan
2 sampeJ
Bojonegoro
dan Gresik
masing
yaitu
yaitu
sebanyak 3 sampel positif uji HA.
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
51
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
Hasil penelitian berdasar uji HA diatas ten tang deteksi
tertinggi
adanya
virus
Avian
Influenza
tigajuta
ekor, yang 800 ribu ayam ras di antaranya
terbanyak
di Kecamatan
Kepuh.
Hal tersebut
subtipe HSNlpada Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, terjadi pada pengambilan ke-2,
diyakini dapat meningkatkan tersebamya virus Avian Influenza subtipe H5N I pada Aliran Sungai
pengambilan
ke-4 dan sementra
(DAS) Bengawan
sebelumnya,
pada
Influenza subtipe H5NI dengan HA dan HI antisera
yang
pada Kabupaten Gersik disebabkan Kabupaten Gresik terdapat lembah
ke-3, pengambilan
itu dibanding basil pengambilan pengambilan
ke-S
merupakan
jumlab
terendah. Hal tersebut diduga karena bebek-bebek yang dijadikan sampel terbiasa terbadap eara makin seringnya solo sehingga
sudah beradaptasi dan pengembalaan sehingga
kontak dengan aliran bengawan memungkinkan
menangkap
virus
merupakau
Solo. Hasil positif
virus Avian karena pada sungai yang
muara sungai Bengawan
Solo. Pada
Kabupaten Gresik terdapat Jabung Retarding Basin yang merupakan
lembah sungai yang merupakan
muara sungai dari Aliran Sungai (DAS) Bengawan
Avian Influenza Influenza subtipe H5NL Virus Avian Influenza subtipe HSNl, khususnya subtipe
Solo dan juga banyak terdapat sungai yang kecilkeeil (Balai BesarWilayah Bengawan Solo, 2008).
H5 dan H7,
Hasil positif
virus Avian Influenza subtipe H5Nl
dengan
dan
bertaban
dinyatakan
bahwa
dalam air dengan
virus ini dapat
berbagai
temperature
HA
dan salinitas sehingga dapat berada dalam air dengan waktu eukup lama (Brown et 01., 2007).
Lamongan dinyatakan
Debit
air
dalam
memungkin
aLiran DAS
berpengaruh
ini. Menumt
biasa (KLB) flu burung. Saat itu dinyatakan
H5Nt penyebab flu burung ditemukan di sejumlah
Dinas
selama
Bengawan
dengan
inang.
Mengingat
bahwa virus Avian Influenza subtipe H5Nl
dapat
sekitar 14 hari pada Lingkungan yang virus tersebut (Pasitek et al 2006; Virus Avian Influenza subtipe akan mengalami
pengambilan
ke-2 bebek
Hasil pengambilan dikonfirmasi
penelitian
ke-2 karena pada
tersebut
sekitar 28 hari yang otomatis dengan sis tern pengembalaan.
sudah
tinggal
sudah beradaptasi
berdasarkan
lokasi
(per kabupaten) dengan uji HA yang
dg HI antisera virus Avian Influenza
yang positif pada kedua uji tersebut adalah pada Kabupaten
Lamongan,
Bojonegoro
dan Gersik,
sedangkan pada Kabupten Tuban hanya positif uji HA. Hal ini terjadi karena pada ketiga Kabupaten tersebut terdapat penambahan aliran sungai, di Kabupaten
bojonegoro
banyak
Kesehatan
Lamongan,
tersebut
Solo yang mengalirkan
yang terjangkit
virus flu burung.
yang menepi kemudian
menduga
diduga berasal
dari
bangkai ayam Bangkai
ayam
meny ebarkan virus avian
influenza terbadap ayam-ayam
di Lamongan.
peningkatan
saat inang sudah- beradaptasi dan sering kontak dengan aliran air Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut terjadi pada pengambilan
virus
kecamatan dan beberapa orang terindikasi kuat suspect flu bunmg. Kepala Bidang Kesehatan flu burung
HSNldiperkirakan
Lamongan kondisi luar
solo
temuan
terkontaminasi Siene 2006).
Kabupaten
basil
Hewan
bersirkulasi
pada
Bengawan
bahwa virus Avian Influenza subtipe H5Nlmengaiami pengenceran yang progresif pada air yang mengalir dan secara gradual akan menurun berinteraksi
antisera
terhadap gambaran
et al (2010) menyatakan
Delogu
HI
karena Kabupaten sebagai daerah dengan
terdapat
aliran
KESIMPULAN Berdasarkan
DAN SARAN Hasil penelitian,
dapat diambil
kesimpulan babwa Daerah AI iran SungaiBengawan Soloyang positif terdapat virus Avian Influenza subtipe HSNl berdasarkan uji HA dan antisera adalah
Kabupaten
Bojonegoro
lamongan,
Gresik
dan
dan Daerah Aliran SungaiBengawan
Solo dapat sebagai sumber penularan virus Avian Influenza subtipe H5Nl. Virus Avian Influenza subtipe
H5Nlyang
sebagai
santinel
Sungai
Bengawan
diperoleh
dari sampel
bebek
menunjukkan
vanasi kandunganAvian Influenza subtipe H5Nl dari masing-masing kabupaten sepanjang Daerah Aliran SoIo.Berdasarkan
basil
penelitian diatas perlu dilakukan kebijakan oleh sungai keeil yang memungkinkan terjadinya .. . · b b d . b bazai be (Balai masu kn ya Iun a an er agai sum r ai pemenntah terkai. t ten.tang pembuan.·.gan limbah yah B engawan S 00, 1 2008) . D ata dari peternakan. pada Daerah Aliran SungaiBengawan B esar wn Ia an · P t ka d P rile K b B . • Solodanperlu dilakukan penelitian Iebih lanjut D mas e erna n an e anan a. ojonegoro, . '" . tentang karakter dan tingkat keganasan dari virus Populasi ayamdi Bojonegoro jumlahnya mencapai A' Infl b . H N berhasil vian uenza su tipe 5 lyang rhasi
52
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
VOLUME. 1 No.1 - MARET 2015
diisolasi
dari bebek yang dipelihara
sungai Bengawan
pada aliran
Solo yang dihubungkan
dengan
musim, tingkat pencemaran oleh bahan lain seperti dikaitkan dengan tingkat BOD atau COD dan lainlain. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih. yang tak
terhingga
dan
penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada Prof.dr. H. Chairul anwar nidom, drh., M.S., dan tim AIRC bimbingan,
dorongan
(ABSL-3) UNAIR atas
dan
saran
yang
telah
diberikan sampai dengan seJesainya penelitian ini. Semoga Tuhan membalasnya dengan limpahan rahmat. DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Wilayah Bengawan Solo, 2008. Profit DAS Bengawan Solo. Departemen Pekerjaan Umum. Dirjen Sumber Daya Air
RI. Barber, M.R.W., Aldridge, J.R., Webster, R.G., and Magor, K.E. 2010. Association of RlG-I with Innate Immunity of Ducks to Influenza. PNAS. 107(13): S913-S918. Brown, J.D., Swayne, D.E., Cooper, R.J., Bums, R.E., Stallnecht, D.E. 2007. Perssistenee of HS and H7 avian influenza Viruses in Water. Avian Dis. SO: 285-289. Delogu, M., De Marco, M., Di Trani, L., Raffin, E., Claudia, C.C., Puzelli, S., Ostanello, F., Webster, KG., Cassone, A., Donatelli, I. 2010. Can Preening Contribute to Influenza A Virus Infection in Wild Water Birds? J. PIos 5(6): e1l315 Gambaryan, AS., Tuzikov, AB., Pazynina, G.V., Desheva, J.A., Bovin, N.V., Matrosovich, M.N and Klimov, A.1. 2008.6-sulfo sialyl Lewis X is the common receptor determinant recognized by HS, H6, H7 and H9 influenza viruses of terrestrial poultry. J. Viro!. 5: 85 Horimoto T. and Kawaoka Y., 2001. Pandemic
Threat Posed by Avian Influenza A Viruses. Clin. MicrobioL Review. ]4(1). Honda, A. Mizumoto, K. Ishihama, A 2002. Minimum molecular architectures for transcription and replication ofthe influenza virus. PNAS. 99: 13166-13]71. Imai, M and Y. Kawaoka. 2012. The Role of Receptor Binding Specificity in Interspecies Transmission of Influenza Viruses. Curr .• Opin, ViroI2(2):160-7. Khalenkov, A., Laver, W.G., Webster, KG. 2008. Detection and Isolation of H5N] Influenza
virus from Volumes of Natural Water. 1. Virological Method. 149: 180-183. Kuchipudi, S.V., Nelli, R. White, G.A., Bian, M., Chang, K.C., and Dunham, S. 2009. . Differences in Influenza Virus Receptors in Chiken and Duck: Implication for Interspecies Transmission. J. Mol Genet Med3(1): 143-15] Kurtz J, Manvell RJ, Banks J. 1996. Avian influenza virus isolated from a woman with conjunctivitis. J. Lancet; 348:901-2. Murphy, B. R. and. R. G. Webster. 1996. Orthomyxoviruses.Fields Virology Lippincott-RavenPublishers, Philadelphia, .PA. 1397~1445. (OlE) Office International des Epizooties 2005. Manual of Diagnosis Test and Vaccines for Terestrial Animals. (www.oie.int). [diakses pada 08 April 2010]. Pusat Veterinaria Farma. 2006. Pengawasan dan Diagnosa Avian Influenza. Buletin Veterinaria Farma 3 (6). Surabaya. Raharjo 1. dan Nidom CA., 2004. Avian Influenza: Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasannya. Hasil Investigasi Kasus Lapangan. Gita Pustaka. Jakarta. ISBN: 97998585-0-X. Revianny, V. N. 2008. Surveillance ofH5NI highly pathogenic avian influenza viruses in Indonesia. Asian-African Research Forum On Emerging and Re-Emerging Infection, December 15-16,2008. Sapporo Japan. Soda, K. 2009. Studies on the development of vaccine and molecular basis of pathogenicity of avian influenza viruses for chicken. Thesis. Hokkaido University, Japan. Suarez, D. L. 2000. Evolution of avian influenza viruses. Veterinary Microbiology 74:15-27. Stevens, 1., Blixt, 0., Tumpey, T.M., Taunberger., J.K., Paulso, r.c., and Wilson, l.A. 2006. Structure and Receptot speciticity of Heamaglutination from an H5NI Influenza Virus. Science. 312:404-410 WHO, 2008. Cumulative Number of Confirmed Human Cases of Avian Influenza AI(H5NI) Reported to WHO August 11 2008http://www.who.int
JURNAL SANGKAREANG MATARAM
53