117
PENGEMBANGAN RANCANGAN PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI V LUMAJANG Abdul Kholik Guru Penjasorkes SMP Negeri 5 Lumajang Abstrak: The development of learning design techniques on low-passing in the volleyball contains of lesson design that involves a series of exercises in several variations. Based on the observation made at the junior high school V Lumajang, many students feel bored and tired in the delivery of Physical Education lesson especially low-passing material. From the observation, it is necessary to develop learning design which makes students interested. Development of the learning design is expressed through inclusive teaching style. The development of learning design is designed to give the students a chance to select a group / level according to their ability. Key Word: Development, low-passing learning, inclusive teaching style
Abstrak: Pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli berisi tentang rancangan pembelajaran yang didalamnya terdiri dari beberapa variasi-variasi latihan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP negeri V Lumajang, banyak siswa yang merasa bosan dan jenuh dalam pemberian materi Pendidikan Jasmani khususnya passing bawah bolavoli. Dari hasil observasi tersebut maka perlu adanya pengembangan pembelajaran yang membuat siswa tidak merasa bosan. Pengembangan pembelajaran tersebut dituangkan dalam rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Pengembangan rancangan pembelajaran ini bertujuan memberi kesempatan kepada siswa untuk memilih kelompok/level sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Kata Kunci: Pengembangan, Pembelajaran Passing Bawah Bolavoli, Gaya mengajar inklusi
PENDAHULUAN Mutu pendidikan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru, merupakan kegiatan yang operasional yang akan menentukan hasil belajar siswa, karena dalam satu kelas pembelajaran terdiri dari kemampuan siswa yang bervariasi. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri V Lumajang, banyak siswa yang merasa bosan dan jenuh dalam pemberian materi Pendidikan Jasmani khususnya passing bawah bola voli. Rasa bosan dan jenuh tersebut dikarenakan oleh dua faktor. Faktor yang pertama disebabkan oleh siswa, dan faktor kedua yang mengakibatkan adalah guru/pendidik. Dalam satu kelas pembelajaran terdiri dari kemampuan siswa yang berbeda-beda/bervariasi. Sekarang kita dapat melihat faktor yang disebabkan dari siswa, yaitu kemampuan siswa yang bervariasi. Jika pembelajaran yang akan diberikan ingin mencapai
1
118
tujuan pembelajaran yang baik maka, dalam pembelajaran tersebut harus memiliki rancangan pembelajaran yang baik pula. Panen (2000:1.5) mengemukakan ”pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses mempelajarkan siswa (pebelajar) yang sudah direncanakan, dilaksanakan, dan evaluasi secara sistematis agar siswa (pebelajar) dapat mencapai tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran (the design of instruction) harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi-kondisi di mana proses belajar mengajar terjadi (Punaji Setyosari, 2001:16). Dari hasil observasi dan penjelasan tentang pembelajaran di atas, maka guru/ pendidik harus mempersiapkan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli yang cocok/sesuai dengan kemampuan siswa yang bervariasi. Menurut Halstead dalam buku Viera dan Fergusson (2000:1) menamai permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari karet ini dengan nama bola voli, karena ciri permainan ini adalah melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh tanah (volleying), sedangkan menurut Robinson (1984:12),Voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi dengan garis selebar 5 cm, ditengah-tengahnya dipasang jaring atau jala yang lebarnya 900 cm, terbentang kuat dengan ketinggian 240 cm dari bawah untuk laki-laki. Untuk perempuan ukurannya 230 cm. Terdiri dari 6 pemain , tiga bagian belakang dari pertengahan lapangan permainan dan tiga sisanya di depan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola karet dan melibatkan 6 orang setiap timnya, dilakukan dilapangan dengan ukuran 9 m x 18 m dengan jaring sebagai pembatas ditengahnya Pengertian Passing itu sendiri adalah mengoper bola pada pemain lain dalam satu tim (Viera dan Ferguson,2000), dan menurut Robinson (1989:79) ”Passing adalah kontak awal bola yang dilakukan suatu team di dalam lapangan, sasarannya adalah mengirim bola kepada seorang pemain di garis depan untuk melakukan set-up pada spiker yang menunggu”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa passing adalah mengoperkan bola pada teman satu tim dengan teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyususun pola serangan kepada tim lawan. Passing bawah merupakan teknik penerimaan bola awal dalam permainan bola voli dari service yanng dilakukan oleh lawan. Passing bawah merupakan modal awal bagi seorang pemain bola voli untuk dioperkan pada pengumpan sehingga dapat menghasilkan operan yang sempurna dari pengumpan sehingga akan lebih mudah bagi penyerang untuk mengolah bola dalam melakukan serangan kepada lawan. Tahapan teknik passing bawah menurut Viera dan Ferguson (2000:1), adalah sebagai berikut: (1) sikap persiapan, (2) sikap perkenaan, dan (3) sikap akhir/sikap lanjutan.
119
Sikap Persiapan Sikap persiapan yaitu suatu sikap dimana pemain mengambil posisi sikap normal yang posisi kaki sejajar, tumit diangkat sedikit agar keseinambungan, badan lebih labil sehingga memudahkan untuk melakukan gerakakan selanjutnya. Kedua lutut dibengkokkan dengan kedua tangan saling mengait dan lurus rileks menghadap ke bawah. Jika diperkirakan bola jatuh di depan sebelah kanan maka kaki kanan dilangkahkan ke depan serong ke kanan dan jika bola jatuh di kiri depan, maka kaki kiri dilangkahkan ke depan serong kiri. Sikap perkenaan Sikap perkenaan yaitu sikap pemain yang merapatkan atau mengaitkan ke 2 tangan, apabila bola sudah mendekati badan pemain. Merapatkan atau mengaitkan ke dua tangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: a. Masing-masing tangan mengepal atau mengenggam, akan tetapi tidak saling menggenggam, hanya merapatkan saja. b. Telapak tangan kiri terbuka menghadap ke atas, telapak tangan kanan yang terbuka juga diletakkan di atas telapak tangan kanan dengan posisi menyilang kemudian ibu jari dirapatkan sehingga posisi sejajar. c. Telapak tangan kiri terbuka menghadap ke atas tangan kanan yang menggenggam ringan diletakkan di atas telapak tangan kiri, kemudian telapak tangan kiri mengenggam tangan kanan, kedua ibu jari rapat sejajar. Sikap Akhir/Sikap Lanjutan Sikap akhir/ sikap lanjutan yaitu sikap setelah terjadi sentuhan antara lengan bawah dan bola, setelah sikap tersebut secara otomatis pemain kembali pada sikap semula atau persiapan dan siap menerima bola lagi. Dari pengertian di atas tentang passing bawah bolavoli, dapat disimpulkan bahwa Passing adalah mengoperkan bola pada teman satu tim dengan teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada tim lawan dan passing memiliki tahapan-tahapan gerak berupa sikap: (1) persiapan, (2) perkenaan ,(3) akhir/ lanjutan. Dari penjelasan para ahli diatas, maka peru adanya pengembangan rancangan pembelajaran teknik passing bawah bolavoli yang cocok/sesuai dengan kemampuan siswa yaitu dengan menggunakan gaya mengajar yang sesuai. Gaya mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa yang bervariasi adalah gaya mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih kelompok yang sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan kemampuan siswa yang bervariasi, Mosston & Ashworth (1994) mengembangkan gaya mengajar inklusi. Gaya mengajar inklusi merupakan gaya yang mengutamakan perbedaan keterampilan siswa dalam menerima materi sehingga siswa dikelompokkan menurut keterampilan siswa tersebut. Jadi pengembangan pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa pada materi passing bawah bolavoli adalah
120
gaya mengajar inklusi. Dari keterkaitan antara penjelasan-penjelasan menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa, pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi adalah pengembangan rancangan pembelajaran yang sesuai/cocok dengan kemampuan siswa yang bervariasi. Adapun tujuan dari gaya mengajar inklusi itu sendiri adalah: (1) belajar untuk memilih level tugas yang dapat kamu lakukan, (2) untuk meneliti kerja di sendiri. Dari uraian tujuan gaya mengajar inklusi dapat kita lihat bahwa gaya mengajra inklusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih level yang telah ada dan kemudian dievaluasi berdasarkan level yang telah dipilih oleh siswa. Adapun aturan bagi siswa dan guru dalam gaya mengajar inklusi menurut Ashworth & Mosston (1986:116) adalah: (1) siswa membuat 9 keputusan yang tertera dalam gaya mengajar B, (2) siswa menguji beberapa level yang berbeda dalam tugas, (3) siswa memilih level yang tepat bagi kamu, (4) siswa melakukan latihan, (5) siswa meneliti tugas kamu sendiri berdasarkan lembar kriteria oleh guru, (6) siswa bertanya kepada guru untuk klarifikasi, sedangkan aturan bagi guru, sedangkan aturan bagi guru dalam gaya mengajar inklusi terdiri dari: (1) guru mempersiapkan tugas dan beberapa level, (2) guru mempersiapkan penilaian untuk beberapa level dalam tugas, (3) guru menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh siswa, (4) guru membuka komunikasi dengan siswa. METODE Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model prosedural. Model pengembangan prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu untuk menghasilkan produk yang berupa pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan lenggunakan gaya mengajar inklusi ini harus mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan (Universitas Negeri Malang: 2000). Dalam pengembangan ini subyek uji coba yang digunakan meliputi: Tinjauan ahli, terdiri dari 3 orang ahli pembelajaran Bolavoli, tinjauan ahli pendidikan jasmani, terdiri dari 2 orang, dan untuk kelompok uji coba siswa tediri dari 38 siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri V Lumajang. Data yang digunakan dalam pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah dengan menggunakan gaya mengajar inklusi adalah data kuantitatif. Untuk kelancaran penelitian yang dilakukan, diperlukan langkah-langkah dalam penyusunan produk pengembangan. Adapun langkah-langkah yang dipakai oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) menetapkan tujuan produk yang akan dikembangkan yaitu untuk mengembangkan desain pembelajaran teknik dasar passing bawah dengan menggunakan gaya mengajar inklusi, (2) melakukan penelitian pendahuluan berupa pengamatan kelas, analisis kebutuhan (need assesment), yang bertujuan apakah produk yang akan dikembangkan penting/diperlukan oleh sekolah tersebut, (3) melakukan perencanaan (planing) pengembangan produk yaitu pengembangan produk yaitu: merencanakan levellevel yang akan diberikan kepada siswa atas dasar faktor kesulitan yang disesuaikan dengan kemampuan yang siswa miliki, (4) mengkonsultasikan penyusunan produk pengembangan kepada para ahli bolavoli untuk diuji/dinilai
121
kelayakan dari produk pengembangan, (5) menyempurnakan produk atas dasar saran-saran dan masukan dari ahli pembelajaran bolavoli. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu format penilaian dengan menggunakan skala rating dan format pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. .Untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan, instrument yang digunakan adalah format penilaian dengan menggunakan lembar observasi dan pengamatan menggunakan skala rating, data yang diperlukan diperoleh dari ahli pembelajaran pendidikan jasmani, sedangkan data untuk melihat kelayakan produk yang dikembangakan diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan menggunakan skala rating dari ahli pembelajaran bolavoli. Instrument lembar observasi dari subyek pengguna produk pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi, yaitu siswa siswi kelas VIII SMP Negeri V Lumajang.
HASIL PENGEMBANGAN Panen (2000:15) mengemukakan ”pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses mempelajarkan siswa (pebelajar) yang sudah direncanakan, dilaksanakan, dan evaluasi secara sistematis agar siswa (pebelajar) dapat mencapai tujuan pembelajaran.Rancangan pembelajaran (the design of instruction) harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi-kondisi di mana proses belajar mengajar terjadi (Punaji Setyosari, 2001:16). Dari hasil observasi dan penjelasan tentang pembelajaran di atas, maka guru/ pendidik harus mempersiapkan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli yang cocok/sesuai dengan kemampuan siswa yang bervariasi. Menurut Halstead dalam buku Viera dan Fergusson (2000:1) menamai permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari karet ini dengan nama bola voli, karena ciri permainan ini adalah melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh tanah (volleying), sedangkan menurut Robinson (1984:12),Voli adalah permainan di atas lapangan persegi empat yang lebarnya 900 cm dan panjangnya 1800 cm, dibatasi dengan garis selebar 5 cm, ditengah-tengahnya dipasang jaring atau jala yang lebarnya 900 cm, terbentang kuat dengan ketinggian 240 cm dari bawah untuk laki-laki. Untuk perempuan ukurannya 230 cm. Terdiri dari 6 pemain , tiga bagian belakang dari pertengahan lapangan permainan dan tiga sisanya di depan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola karet dan melibatkan 6 orang setiap timnya, dilakukan dilapangan dengan ukuran 9 m x 18 m dengan jaring sebagai pembatas ditengahnya
122
Pengertian Passing itu sendiri adalah mengoper bola pada pemain lain dalam satu tim (Viera dan Ferguson,2000), dan menurut Robinson (1989:79) ”Passing adalah kontak awal bola yang dilakukan suatu team di dalam lapangan Pada penelitian pengembangan analisis kebutuhan (need assessment) dilakukan diawal pelaksanaan penelitian pengembanganyang bertujuan untuk mengetahui produk yang dikembangkan dibutuhkan atau tidak oleh subyek. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri V Lumajang tentang analisis kebutuhan bahwa 2 guru pendidikan jasmani menyatakan belum pernah menggunakan pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi , sedangkan 38 siswa SMP Negeri V Lumajang juga belum pernah diberikan pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Pada bagian hasil pengembangan ini disajikan tentang hasil evaluasi (1) ahli pembelajaran Bolavoli (2) ahli pendidikan jasmani (3) siswa –siswi kelas VIII SMP Negeri V Lumajang sebagai subyek pengguna pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data yaitu melalui pendekatan kualitatif dengan prersentase, dengan kriteria kesimpulan di adopsi dari Budiwanto (2003). Hasil pengembangan pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi menurut ahli pembelajaran Bolavoli memenuhi kriteria bagus, menurut tinjauan ahli pendidikan jasmani, pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi, sudah memenuhi kriteria bagus, dan menurut subyek pengguna pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusr, yaitu siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri V Lumajang menyatakan pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dapat membuat siswa tidak merasa kesulitan dalam melakukan passing bawah bolavoli dan mememotivasi siswa untuk belajar teknik dasar passing bawah Bolavoli.
KESIMPULAN Produk yang dikembangkan ternyata perlu untuk dikaji ulang keberadaannya, hal ini dilakukan untuk lebih mengoptimalkan manfaat Kelemahan dalam produk ini, level yang dihasilkan hanya berjumlah empat sehingga siswa yang mengawali pada level terakhir (level 12) tidak mempunyai rangsangan lagi untuk meningkat ke level yang lebih sulit. Jumlah lapangan bolavoli dapat mempengaruhi waktu latihan yang dibutuhkan siswa dalam peningkatan tiap levelnya. Tetapi dengan hanya berjumlah 12 level, diharapkan pembelajaran teknik dasar passing bawah ini dapat berjalan dengan baik. Selain itu, waktu yang digunakan dalam pembelajaran pun akan efisien mengingat kondisi lapangan bolavoli yang berjumlah satu buah.
123
Dalam penyebarluasan produk pengembangan ke sasaran yang lebih luas, peneliti memberikan saran, antara lain: (1) Sebelum disebarluaskan sebaiknya produk ini dicek kembali dan disesuaikan dengan keadaan sasaran yang ingin dituju, (2) Sebelum disebarluaskan sebaiknya disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait seperti: dinas pendidikan, tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) pendidikan jasmani, dan sekolah-sekolah untuk memperoleh pengakuan dan perijinan untuk penerapan penggunaan pengembangan rancangan pembelajaran teknik dasar passing bawah Bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi. Dalam mengembangkan penelitian ini ke arah lebih lanjut, peneliti mempunyai beberapa saran, sebagai berikut : (a) Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas, baik itu siswa maupun sekolah yang digunakan sebagai kelompok ujicoba, (b) Guru harus mengembangkan pembelajaran yang lain terkait dengan jenjang kesulitan yang dimiliki oleh peserta didik/siswa, (c) Hasil pengembangan ini hanya sampai tersusun sebuah produk, belum sampai pada tingkat efektivitas produk yang dikembangkan jadi sebaiknya dilanjutkan SARAN-SARAN Sebaiknya penggunaan produk hendaknya dilaksanakan seperti apa yang direncanakan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap tingkat kesesuaian pembelajaran teknik passing bawah ini dengan konsep dasar gerakan teknik passing bawah yang ada. Jika tidak terdapat permasalah dalam pembelajaran maka penggunaan pembelajaran teknik dasar passing bawah bolavoli dengan menggunakan gaya mengajar inklusi ini dapat dilanjutkan, dan jika terdapat permasalahan maka dapat dilakukan penyesuaian. Kemudian dapat dilakukan evaluasi kerja yang berulang-ulang untuk memperoleh kesesuaian pembelajaran teknik passing atas dengan kondisi dan situasi di lapangan. Daftar Pustaka Berbara, V. MS & Ferguson, MS. 2000. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Budiwanto, S. 2005. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Dalam Ilmu Keolahragaanr. Malang: IKIP Malang Mosston, M. dan Ashworth, S. 1994. Teaching Physical Education. 4th. Ed. Macmillan: College Publishing Company. Panen, P. 2000. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Robinson, B. 1989. Bolavoli, Bimbingan, Petunjuk dan Taktik Bermain. Semarang: Dahara Prize. Setyosari, P. 2001. Rancangan Pembelajaran: Teori Dan Praktek. Malang: Elang Mas.
124