BAB DI KELOMPOK FTJNGSTONAL LABA-LABA PADA BENTANG ALAM PERTANMN DI DAS CLANJUR A bstrak Berbagai spesies Iaba-laba yang rnenggunakan sumberdaya stma d e n p cam yang sarna dikatakan mempunyai kelompok fungsional ymg sama, sehmgga peramya dalm ekosistem juga kumng lebih sarna. Penelitim ini h j u a n untuk: I ) mengelompokkan famili dan genus laba-laba ke dalam kelompok fungsional berdamkan mikrohabitat, pailaku berburu, tipe jaring pmangkap clan peride aktif, 2) membandingkanjumlah dan komposisi kelompok fungsional laba-laba pada masing-masing tipe habitat d m peride perkernbangan tauaman p a . Penelitian dilakukan pada bentang alam pertanian di DAS Cianjw selama dua musim tanam, Januari m p a i September 2003. Laba-laba dikoleksi dengan menggunakan lima alai yaitu: peran& jebak, peng~sapLfimcop,jaring ayun, nampan kuning dan perangkap kuning berperekat. Kelompok fungsional Ma-laba dibuat dalam bentuk dendrogram. Pengelompokkmya rnenggunakan unweighied pair-group average (UPGMA) dan jarak Euclidean. Hasilnya didapatkan 12 kelompok fungsional laba-laba tinglrert f d l i dan 14 kelompok hgsional laba-laba tingkat genus. Kompleksitas struktur habitat dm tingkat ganggum pa& habitat m e m p e n g d jumlah kelompok fungsional lab-laba pada habitat tersebut. Komposisi kelompok fmgsional laba-laba dipeflgaruh~oleh periode perkembangan tanaman. Kata-kata kunci: kelompok fingsiod Iaba-laba, bentang alam pertanian, DAS Cianjur, mikrohabitat, pwilaku, tipe jaring perangkap
Pendahuluan
Kelompok fungsional adaiah kumpulan dan beberap spesies yang sarna atau berbeda tetapi rnenggmakan sumberdaya yang sama dengan cara yang sarna
pula (PoIis & McCorrnick 1986, Root 1967 &lam Canard 1990). Kelompok
fungsional kurang tebih sama dengan guild, namun guild umurnnya dipakai untuk vertebrata (Root 1967ddam Canard 1990). Laba-laba hidup pada lingkungan yang dibatasi oleh faktor-faktor fisik dan faktor-faktor biologi (Foelix 19961, oleh karena itu masing-masing spesies Iaba-
laba mempunyai strateg~untuk dapat krtahan hidup di lingkungannya. Strategi tersebut antara lain dalam ha1 pemilihan mikrohabitat clan periIaku berburu (hunting behaviotlr). Berdasarkan pada pemilihan mikrohabitat dan perilaku
berburu, Iaba-Iaba dapat dikelompkkan ke dalam kelompok hgsional tertentu
(Bultman et al. 1982, Canard 1990). Berbagai spesies laba-laba yang termasuk
dalam kelornpok fungsional yang
m a
akan mempunyai kesamaan dalarn
pemilihan mikrohabitat dan peri1aku berburu. Karena pemilihan mikmhabitat clan
perilaku berburunya sama maka spesies-spesies laba-laba tersebut juga menggunakan sumberdaya yang sama sehlngga perannya dalam ekosistem
menjadi kurang tebih sama. Pengelompolan keanekamgarnan laba-labs menjadi kelompk-kelornpok fungsional ini akan memperluas wawasan tentang hgaimana
perbedaan mikrohabitat digambarkan dalarn strategi sejarah hidup (Ife histov strategies) laba-laba (Whitmore et d.2002).
Ddam ekosistem pertanian, tanaman pertanian merupakan mikrohabitat bagi laba-laba. Semua bagian tanaman semestinya dapat dieksploitasi o1eh labalaba untuk memanfaatkan sumberdaya secara maksimal, tetapi ternyata ha1 tersebut tidak terjadi . Justru yang terjadi adalah adanya pernbagian mikrohabitat sesuai dengan perilaku berburunya. Marc & Canard (1997) mengungkapkan
bahwa p d a pohon ape1 Clubiom brmipes dan Ballus depressus meskipun samam a
berburu pada batang dan daun tanaman, tetapi C. bravipes berburu pada
mdarn hari (noktud) sedangkan R. depressus berburu pa& siang hari (diurnal). Anelosimus vittatus membuat jaring-kerangka Iframe-web) pada pangkal cabang,
Linyphia trianguralis membuat jaring-lembaran (sheet-web) diantara dedaunan
yang rendah dan Aranezu diadernatw mernbuat jaring-bulat (orb-weh) diantara
cabang-cabang tanarnan. Adanya pembagian mikrohabitat dan perbedaan perilaku
berburu menjadikan mangsa masing-masing spesies laba-laba tersebut juga berbeda. Dalam pengendalian hayati ha1 ini tentu sangat membanggakan karena adanya kompleks laba-laba dengan kelompok fungsional berbeda akan dapat
menekan berbagai macam hama yang menyerang tanarnan.
Dalam penelitian ini
kelompok fungsional
laba-laba dibedakan
berdasarkan mikrohabitat, perilaku berburu, periode aktif serta tipe jaring perangkapnya. Berdasarkan mikrohabitat, laba-Iaba dapat dibedakan menjadi tiga kelompok fungsionaI yaitu: pernburu d~ tanah b o u n d wanderers), pemburu di
tanaman (plant wanderers) clan pembuat jaring (web builders) (Whitmore et al. 2002). Berdasarkan perilaku krburu, Ma-laba dapat di-
rnenjadi dua
kelornpok fungsional yaitu: pembuat j aring dm non-jaring (Canard 1990).
Berdasarkan pada periode aktif, laba-laba dapat dibedakan menjadi dua kelompok fungsional yaitu: nokturnal dan diurnal (Canard 1990). I3erdasarka.n tipe jaring perangkap di& p a t h tiga kelompok fungsional y a h : pembuat j aring-kemgka, pembuat jaring-lembaran dan pembuat jaring-bulat (Canard 1990). Tujuan yang ingin hcstpai dalm peneIitian ini addah: 1) mengelompokkan famiii dan genus
laba-laba ke dalam kelompok fungsional berdasarkan rnikrohabitat, perilaku berburu, tipe jaring peimgkap dan periode aktif, 2) membandingkan jumlah dan
komposi si kelompok fungsional laba-laba pada masing-masing tipe habitat dan periode perkembangan tanaman padi.
Baban dan Metode Lokasi peaelitian Penelitian llakukan pada tiga bentang alam pertmian di DAS Cianjur yaitu: di bagian hulu (Desa Nyalindung), bagian ten& (Desa Gasol), clan bagan
hilir (Desa Selajambe). Penelitian berlangsung selama dua musim tanam pad^ yaitu Januari sampai September 2003. Pengambilan sampel dilakukan 2 minggu
sekdi dimuIai dari awal m u s h tanam (padi berurnur 2 mst) samw padi di panen (padi berumur 14 mst). Pelaksanaan penelitian Pada setiap lokasi ditentukan dua jdur transek dengan panjang masing-
masing 1OOO meter. Jalur transek dibuat sejajar satu sama lain dengan jar& antar
jalur transek adalah 500 meter. Sepanjang jalur transek ditentukan titik-titik pengambilan sampel yang berjarak 100 meter sehingga pada masing-masing lokasi terdapat 20 titik pengambilan sampeI. Laba-laba dikoleksi dengan menggunakan lima alat yaitu: perangkap jebak, pengisap farmcop, jaring ayun, nampan kuning dan perangkap kuning berperekat (Barrion & Litsinger 1995, Levi & Levi 1990, Marc et al. 1999). Spesifikasi dat yang dipakai &lam pnelitian ini
sama dengan yang dipakai pada penelitian struktur komunitas Iaba-laba (baca Bahan dan Metode pada BAB 11).
SeIama pengarnbitan sarnpel dicatat juga perilaku 1aba-laba (pemburu, penghadang atau pembuat jaring perangkap), rnikrohabitat laba-laba (di tanaman bagian atadtengahhawah atau di tanah), serta tipe jaring perangkap Ciaring bulat
verti~orizontal,jaring lembaran atau jaring kerangka). Data yang diperoleh di lapang dilengkapi dengan beberapa literatur seperti fiechert & Lockley ( 1984), Canard ( 1 990) dm Uetz et al. (1 999). Analisis Data
Dendrogram kelompok fungsional laba-laba dibuat p&
tingkat famili dan
genus. Kmakter-karakter yang dipakai untuk pengelornpokkan adalah: perilaku berburu, tipe jltring perangkap, mikrohabitat dm periode aktif (Lampiran 3.1. dan 3.2). Pengelompokkan menggunakan unweightd pair-group average (UPGMA) dan jarak Euclidean. Untuk membuat dendrogram digunakan program Stutistica for Windows 5.0 (StatSoR 1 995).
Basil dan Pembahasan Kelom pok fungsional Lba-laba
Beberapa peneliti telah rnengklasifikasi laba-laba ke &lam kelompok fungsional. Umumnya peneliti-peneliti tersebut membuat klasifikasi kelompok
fungsional laba-laba pa& tingkat famili, diantaranya adalah: Riechert & Lockley ( 1984) mendapatkan 8 kelompok fungsional, Canard (1990) mendspatkan 7
kelompok fungsional d m Uetz et al. (1999) mendapatkan 8 kelompok hgsional (Lampiran 3.3). Pada penelitian ini didapatkan 12 kelompok hgsional tingkat
famili dan 14 kelompk fungsional tingkat genus.
Kelompok fungsional lab-laba pada tingkat famili dan genus yang ditemukan dalam penelitian ini disajikan pa& Gambar 3.1 clan 3.2. Pada
kelornpok fungsional laba-laba tingkat farniIi (Gambar 3.1) terlihat bahwa fmili laba-laba pertama-tama &bedah berdasarkan atas ada dan tidaknya jaring perangkap yaitu: pernbuat jaring dan non-jaring. Kelompok famiIi laba-laba nonjaring selanjutnya dibedakan lagi menjadi dua berdasarkan mikrohabitatnya yaitu:
hidup di tanah dan di vegetasi. Klasifi kasi selanjutnya berdasarkan perilaku
berburu yaitu: pemburu dm penghadang. Klasifikasi terakhir b e r k k a n p e r i d aktif yaitu: diurnal dan nokturnal. Pa& famili laba-laba pembuat jaring tahapan berikutnya Iebih sederhana yaitu berdasarkan bentuk jaring: jaring bulat, jaring
kerangka dan jaring lembaran. Klasifikasi terakhir berdasarkan posisi jaring perangkap yaitu:jaring bulat vertikal dan jaring bulat horizontal. Jadi pada tingkat
famili didapatkan 12 kelompok fungsional laba-laba yaitu: pemburu diurnal di tanah dan vegetasi (Lycosidae), pemburu diurnal di tanah (Oonopidae), pemburu
nokturnal d~ tanah (Zodanidae dan Gnaphosidae), pemburu diurnal & vegetasi
(Salticidae dan Oxyopidae), pembunr nokturnal di vegetasi (CIubionidae), penghadmg diurnal di vegetasi bagan atas (Thomisidae), penghadang diurnal di vegetasi bagian bawah (Pisauridae), penghadang nokturnal Q vegetasi
(Euspassidae), pembuat jaring bulat vertikJ (Graneidae), pembuat jaring bulat
horizontal (Tetragnathidae dan Mmdae), pembuat jaring kerangka (Theridiidae
dan Pholcidae) dan pembuat jaring lembam (Linyphiidae).
TheridMae
Pholcidae Llnyphliae Tetmgnathiae Metiiae
Araneidae
I
Jarak hubungan Gambar 3.1. Kelompok fungsional Iaba-labatingkat famili pada h m m g dam pertanian di DAS
Cianjur. Pengelompkkan rnenggudan UPGMA dan jarak Euclidean. Terdapat 12 kelompok fungsiod pada tingkat famili.
Tabel 3.1. Kelompok fungsional laba-laba tingkat h l i pada bentang alam permurn di DAS Cianjur -
Tanah Bawah
Pembuat
%
3
1 R,8
Linyphi*
1
i%diiidae
2
6,3 12,5
Rrmeidw
Lembaran Kerangka L P S ~
Diurnal Nokturnal
Errspmssd~w 5
Oompih
T
Atas Tetrqpudih hdetidae
Phokidcw
Diurnal Pem-
Paghadang
T:
Bulat -
----
jaring
Vegetasi Tengah
OXWP~~=
W e
4
25,O
Plsaudm Enspomidrse
Pisovrddm
hisirkre
2 1
12.5
3
8
6
Lp?o&?e
SaIlicidae
SalIicidae
6,3
Pada TabeI 3.1 . terf i hat bahwa masing-masing farnili laba-laba menempati mikrohabitat ymg berbeda mulai dari tanah, vegetasi bagian bawah sampi atas. Sekitar 22,7% famili menempati mikrohabitat di tanah, 13,6% di vegetasi bagian
bawah, 36,4% di vegetasi bagian tengah, dan 27,3% di vegetasi w a n atas. Terdapat beberapa famili yang menempti lebih dari satu mikrohabitat, yai tu: Lycosidae, Oxyopidae, Salticidae, Clubionidae, Pisauridae, dan Eusparassidae.
Famil i-famili tersebut merupakan laba-laba pemburu atau penghadang, sehingga mikrohabitatnya tidak secara ekslusif terdapt pada bagian tertentu dari vegetasi seperti pada laba-laba pembuat jaring. Laba-Iaba pembuat jaring umumnya hanya menempti salah satu mikrohabitat (Canard 1 990).
Dari perilaku foragrng terlihat bahwa 37,6% merupakm fami li laba-laba pembuat jaring, 43,8% pemburu, d m 1 8,8% penghadang. Sedangkan berdawkan pada periode &if
terdapat 75% famili laba-laba diurnal (terrnasuk laba-laba
pembuat jaring), d m sisanya 25% adalah nokturnal. Fenomena ini menunjukkan
bahwa perbedaan mikrohabitat, perilaku foraging, dm periode &if
membuat
beberapa famili laba-Iaba &pat berkoeksistensi pada satu habitat, karena
kompetisi untuk mernperebutkan sumberdaya yang sarna dapat dihindari . Pada kelompok fungsional laba-laba tingkat genus (-bar
3.2) terlihat
bahwa genus laba-laba pertama-tarna dibedakan berdasarkan ada dan tidaknya j aring perangkap yaitu: pembuat jaring dan non-jaring.Pada lab-laba non-jaring,
klasifikasi selanjutnya berdasarkan mikrohabitat yaitu: hidup di tanah dm di vegetasi. Klasifikasi berikutnya berdasarkan perilaku berburu yaitu: pemburu dm
penghadang. Klasifikasi krakhir berdasarkan p i o d e aktif yaitu: diurnal dan nokturnal . Pada laba-laba pembuat jaring, klasifikasi selanjutnya b e r k k a n
mi krohabitat yaitu : di tanah dan di vegetasi . Klasifikasi berikutnya berdasarkan bentuk jaring perangkap yaitu: jaring bulat, jaring kerangka dan jaring lembaran. Klasifikasi terakhir berdasarkan posisi jaring perangkap yaitu: vertikal clan horizontal. Jadi pada tingkat genus didapatkan 14 kelompok fungsional laba-laba yaitu: pemburu diurnal d~ tanah dan vegetasi (Pardosa), pemburu nokturnal di tanah
dan vegetasi (Heteropoda), pemburu diurnal di tanah (Pirata, Opopaea,
Ischnothyreus dm Castianeira), pembunl nokturnal di tanah (Poecilmhroa, Phrurolitfius, Micaria dan Langbiana), pernburu nokturnal di vegetasi (Cheirachantiwn), pemburu diurnal di vegetasi (Simaetha, PIexippus, Phintella, Oxyopes, Myrmarachne, Marpissa, Harmochirus, Cosmophasis dan Bionar),
penghadang diurnal di vegetasi bagian bawah (Perenethis), penghadang d i m 1 di vegetasi bagian atas (Thornisus, Runcinia, Misumetta dm Lysiteles), pembuat jaring lembarm di tanah (Erigone), pembuat jaring kerangka di tanah pipoena),
pembuat jaring lembaran di vegetasi (Atypena), pembuat jauing kerangka di
vegetasi (Theridion, Phoroncidia, Phonognatha, Enoplognatha, Coleosoma,
Chrysso, Artema, helosirnus clan Achaearanea), pembuat jaring bdat horizontal di vegetasi (Tetrapatha, Leucauge, Dyschiriognatha dan Cyclosa), pembuat
jaring bulat vertikal di vegetasi (Neoscona, Mesida, Larinia, Cyrtarachne, Argiope, Araniella dan Araneus).
Pada Tabel 3.2. terlihat bahwa, sekitar 20% laba-laba dari berbagai genus menempati mikrohabitat di tanah, 5% di vegetasi bagian bawah, 45% di vegetasi bagian ten&
clan 30% di vegetasi bagian atas. Berdasarkam perilaku f w n g
terdapat 47,9% Iaba-lab pembuat jaring, 39,6% adalah pemburu, dan sisanya 12,5% adalah penghadang. Sedangkan berdasarkan periode aktif terdapat 87,5%
diurnal (termasuk laba-laba pembuat jaring), dan sisanya 12,5% nokturnal.
Jamk hubungan Gambar 3.2. Kelompok fungsioml laba-laba tingkat genus pada bentang alam pertanian di DAS Cianjur. Pengelompokkan menggunakan UPGMA dm jarak Euclida. Terdapat 14 kelompok fungsional pada tingkat genus.
Tabel 3.2. Kelornpok fungsiod laba-laba tingkat genus pada bentang alam pertanian di DAS Cianjur Tanah
Vegetasi
Bawah Bulat
Tengah
Atas
Neoscona
T e t r e
Mesida Larinio
Leucage
r:
YO
11
22.9
QschirIopah
c~ma~h? C~C~JII Aw-OP Armiella r4rarW.l
Pembuat jarin8
Erigone
Alypem
Kerangka
Theridion Phomidia P h m O ~ ~ hplo* Colemotna
2
42
10
20,s
14
29,2
5
10,4
Chtyso Araem Aneloximar3
Diurnal
P h a Pirda OPP~ Ischlto*u
pwdoso
Captimiw
Achwmu xim~tko Plexippu
.~i~sm&a Plcxippus
Phintelh
Phmtella
+pes
WFS
kfynnmlslw
Mp-law Marpissa H m h i w
Margissa
Pembum
Hmmdim
Cosmophmis B i m Cheiradrmtium
~~u Poecikhm
Cosmophasis
Bimm
Cbimlslmrirrm
Phrvralirhrrs Micuria
Pengklasifikasian kelompok fungsional laba-Iaba pada tingkat f m i l i
mengandung beberap kelemahan s e w tidak semua takson dari famili yang sarna mernpunyai mikrohabitat maupun perilaku yang sarna. Penel itian ini menemukan bahwa Cmianeira addah laba-laba diurnal tetapl familinya (Clubionidae)
diklasifikasikan ke dalam kelornpok laba-laba n o w , karena kebanyakan taksa dari famili
Clubionidae bersifat nokturnal. Famili
Clubionidae j u g
diklasifikasikan mernpunyai mikrohabitat di vegetasi padaha1 ada anggota yang
mikrohabitatnya di tanah yaitu: Castianezra. Contoh lain s e w dikemukakan oleh Uetz et al. (1999) adalah beberap anggota dari famili Iaba-laba pembuat jaring,
seperti
Linypiidae,
Agelenidae
dan Hahniidae kadang-kadang
meninggsrlkan j aringnya untuk berburu sedangkan anggota-anggotanya yang lain tidak mempunyai perilaku seperti itu. Pada famili Lycosidae juga terjadi ha1 yang
sarna. Beberap mggotany a addah durnal (rnisalnya: Schizocosa dan Pardosa) sementara yang lain adalah nokturnal (misalnya: Rabidom). Beberapa anggotanya sebagai penghadang yang membuat jebakan di datam lubang (rnisalnya: Geolycosa) sementara yang lain bergerak aktif untuk mencari mangsa (misalnya:
Schizocosa dan Pardosa). Beberapa spesies seperti Hognu helluo aktif befburu pada malam hari, sementara pada siang hari sebagai penghadang (Marshall per&
comrn. dalam Uetz et al. 1999).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa sebaiknya pengklasifikasian kelompok fungsional Iaba-laba dilakukan pada tingkat genus atau spesies, Bila pgklasifikasian
dilakukan pada tingkat genus didapatkan 14
kelompok fUngsionaI dlbandingkan dengan 12 keiompk fungsional j ika pengklasifikasian dilakukan pda tingkat h i l i . Bila diklasifikasikan padrm tingkat spesies mungkin akan lebih banyak iagi kelompok fkgsionsll yang didapatkan, tetapi dalam penelitian ini tidak tersedia data yang cukup untuk mengklasifikasi
pada tingkat spies.
Jumlah dao komposisi kelompok fungsional Iaba-laba pada beberapa t i p habitat dan periade perkembangan tanaman padi Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa struktur habitat dapt
m e m d i h keragaman kelompok laba-laba (Uetz 1991) dan meningkatkan peranannya dalam menekan ppulasi serangga harna (Riechert & Bishop 1990, Marc & Canard 1997). Kompleksitas struktur habitat rnernungkmkan beragam
kelompok laba-laba &pat berasosiasi didalamnya sehingga meningkatkan peluangnya untuk menekan populasi serangga hama. Di lain pihak, struktur
habitat yang sederhana ti&
&pat rnendukung beragam kelompok laba-lab
sehingga peluang pemangsaan oIeh laba-laba lebih rendah pada kondisi s q ~ r t ini. i Selain keragaman struktur habitat, tingkat ganggum pada habitat juga sangat mempengaruhl jurnlah maupun komposisi kelompok fungsiona1 laba-laba pada suatu habitat (Young & Edwards 1990). Habitat pertanaman sayuran selain
mempunyai stnrktur lebi h sederhana dibandingkan dengan habitat pertanaman
psdi jugs menedma tingkst &ang-
lebih h g g i &bat perlakuan petani.
Penyemprotan dan pyiangan lebih intensif dilakulnm pada s a v
@.
Udhi id rnenyebabkan jumlah Helompok frmgsional labs-I& gada habitat pertlnamao ss)nnan (1 2 ketompk] lebih &kit (14 kdornpk) (Oambm.3.3). jib dibandingkm den.dibandingkan dengan
Walaupm jumlah kerlompok firmgsional labs-laba pa& b p t tip habitat -but
be&&
m p i koxmposisiaya m i r sama mtam satu tip -hlitat
dengan tip hahit& lain. Hal ini wadi karma keempat tipe habitat tersebut letaknya saling berdekatan sato m a
Un
shmgga M a - h dapat d i n g
menyebar antar habitat ternbat. Polis et ol. (1 997)meugatakm Wwa koxnposisi
kelompok fungsional laba-laba dapat dipengaruhi oleh habitat didekatnya secara
tidak langsung. Dengan cara memodifikasi penyebaran mangsa potensial laba-laba
pada habitat yang lebih miskin maka kedua habitat yang bertetangga akan rnempunyai komposi si kelompok fungsional laba-laba yang sama.
Kelompok Iaba-laba pembuat j aring mendominasi setiap tip habitat yang berkisar antara 60% sampai 70% dan sisanya 30% sampai 40% adalah kelompok laba-Iaba non-jaring. Kelornpok laba-laba yang hidup di vegetasi juga mendominasi semua tipe habitat yaitu sekitar 80%, sedangkan sismya 20% adalah
kelornpok Iaba-Iaba yang hidup di tanah. Pada semua tipe habitat kelompok labalaba n o k t u d merupakan kelompk minoritas. Komposisinya hanya sekitar 10%
dan selebihnya mempakan kelompok laba-laba diurnal. Pada setiap periode perkembangan tanaman padi tidak diternukan perubahan berarti dalam jumlah kelompk fungsional laba-laba, tetspi komposisi
kelompok fungsional laba-laba berubah seiring dengan perkembangan umur tanaman (Garnbar 3.4). Kelompok laba-laba pembuat jaring merupakan kelompok dominan pada setiap periode perkembangan tanaman yaitu sekitar 60% sampai 70%. Sisanya 30% sampai 40% adalah laba-laba non-jaring. Komposisi kelompok
laba-laba pembuat jaring cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman padi. Sebaliknya, kelompok laba-laba non-jaring menunjukkan
kecenderungan berbeda, komposisinya menurun seiring dengan krtarnbahnya umur tanaman p d i . Pada awal perkembangan tanaman padi, a r s i t e b tanaman masih sederhana sehingga komposisi kelompok laba-laba pernbuat jaring rendah. Sejaim dengan perkembangan urnur tanaman, arsitektur tanaman juga semakin
kompleks sehlngga komposisi kelompok laba-laba pembuat jaring sernakin meningkat. Hal ini terjadi karena kelompok laba-laba pembuat j aring secara fisik merneriukan tempt untuk meletakkan jaring perangkapnya. Arsitektur tanaman
yang semakin kompleks sejalan dengan bertambahnya umur tanaman &pat meny ediakan semakin banyak tempt bagi kelompok Iaba-laba pembuat jaring
untuk meletakkan jaringnya sehingga komposisinya semakin meningkat. Di lain pihak, kelompok laba-laba non-jaring komposisinya term menurun seiring dengan bertambahnya urnur tanaman. Kehadiran mangsa yang beheda pa& setiap
periode picembangan tmmm padi juga rnenjd mbab terj&ya
perubahstn
komposisi hIompak -FungS;onal laba-,&a di .pertapatnan pa& (haBA33TV).
Gmbaf 3.4. Komposisi kelompok h g s i o d hba-I& pad& @de
peFkeflltanaman padi pada bent- d a m p e r t m b di OM Ciaajur. Pn&t = psmbutu noktumd di vgetasi dan tmah, Pmv = pembm mmkturid tti wgetasi Pnat = @m n o w di tanah. Pjlv = pembriat jarin8 tembam di vege#ui, Pyet = p d w t j&ng k m b m di h a h , Pjkev = pembm jariag -kermgb Q veg&asl Pjk& = pemhat j h g k m g k a di tan& Fjbuvv = pembuat j& hh d di vegekasi Pjbubv = pe&buat jaring huh horizsd di v e i , PMivb = pgh&aa, dim14 di vegetasi bagiafi b a d Phdiva = pqghmhg diurnal di vegetasj baghn atas, P d i ~= p b u r u d i d di v e g w 6an ha4 Pdiv = pembm d i W di fregbd, &I Pdit =pembug~d i d di W,
Pa& kntmg alam perkmian di DAS Cimjur &rn& 22 hlompak fungsional i&-l&a tiugkat famili dm 14 kelompok hgsioml Ma-lah tingkat genus. PengaIompolckan pada tin&& f a d i meagandtmg bbebsrapa kelkmna a y a p e r k h a perilakn rrzaupun mikrohabitat dari setiap t d m m KompIeksitas sinkiur vegemi dm Eingkat ganggum pada ha& m a p n g m h j d & IceIompok fungsioniil kba-Ma,sdmgkan komposisinya d i p g d i oleh periode peihbangif~ltanama3k
Daftar Pustaka Barrion AT, Litsinger JA. 1995. Riceland Spiders of South and Southeast Asia. Manila: RRI. CABI. Bultman TL, Uetz GW, Brady AR. 1982. A comparison of cursorial spider communities along a successiod gradient. J. Arachnol. 10: 23-33.
Canard A. 1990. Heathland spider communities, a functional group study. Di dalam: Koponen, S., Lehtinen PT, Rinne V. (ed). Proceeding of the XI International Congress of Arachnology; Turku, Finland, 7 - 12 August 1989. Acta Zool. Fern.190: 45 - 50. Foelix RF. 1996. Biology of Spider. Second Edition. New York: Oxford Univ. Pr. and Georg Thieme Verlag. p. 1 10 - 149. Levi HW, Levi LR. 1990. Spider and Their Kin. New York: Golden Pr.
Marc P, Canard A, Ysnel F. 1999. Spiders (Araneae) useful for pest limitation and bioindication. Agric. Ecosyst. Environ. 74: 229-273. Marc P, Canard A. 1997. Maintaining spider biodiversity in agroecosysterns as a tool in pest control. Agnc. Ecosyst. Environ. 62: 229 - 235.
Polis GA, Anderson WB, Holt RD. 1997. Toward an integration of landscape and food food web ecology: The dynamics of spatially subsidized food webs. Ann. Rev. Ecol. Syst. 28: 289 - 3 16. Polis GA, McCormick SJ. 1986. Scorpions, spiders and solifugids: predation and compensation among distantly related taxa. Oecologia 71: 1 11 - 116. Riechert SE, Bishop. 1990. Prey control by an assemblage of generalist predators: Spiders in garden test systems. Ecology 71 : 144I - 1450.
Riechert SE, Lockley T. 1984. Spiders as biological control agents. Ann. Rev. Entomol. 29: 229 - 320. Statsoft. 1995. Statistics for Windows 5.0. Tulsa: Statsoft.
Uetz G W, Halaj J, Cady AB. 1999. Guild structure of spiders in major crops. J. Arachnol. 27: 270 - 280. Uetz G W.199 1. Habitat structure and spider foraging. Di dalarn: Bell SS, McCoy ED, Mushinsky HR. (ed). Habitat Structure: the Physical Arrangement of Objects in Space.London: Chapman & Hall. Whltmore C, Slotow R, Crouch TE, Dippenaar-Schoeman AS. 2002. Divesity of spiders (Araneae) in a savana reserve, Northern Province, South Africa. J. Arachnol. 30: 344 - 356.
Young OP, Edwards GB. 1990. Spiders in United States field crops and their potential effect on crop pests. J. Arachnol. 18: 1 - 27.
Lampiran 3.1. Karakter yang dipakai untuk mengklasifikasikn kelompok fungsional laba-laba pada tingkat famili Famili Araneidae
Eusparassidae Clubionidae Metidae Linyphiidae
Jaring bulat
1 1 0 0 0
1 0 0 0
0 1 1 1
0
0 0 0 0 0
0
1
Oxyopidae Oonopidae Gnaphosidae Lywsidae
Phobidae T-thidae Theridiidae Thomisidae
0
Pisauridae
0
Salticidae Zodariidae
0
Hidup di vegetasi 1 1 1 1
I
0
0 0
I
0 0 0 0
I 0
0 0
0
0 0
0 0
0 0 0
0 I 0 0 0 0
0 0 0 1 0
0 0
0
0
0
0 1 0
0
1
0
0
Pcmbvrv
0 0 0
0
0
0
Jaring lembam
0 0
Vegeiasi tengah
0
1 1 1 1 0
0
Vegetasi bawah 0 I
1
I
1
0 0
0
0 0
1 1
Jaring kerawa 0 0 0
Pembuat jaring 1 0 0
1
0
1 0
1
Vegetasi atas 0 0 1 1
0 1
0 0
PI 0
1
I 0
0 0
0 0
1 1
0 0 0
1 1 0
0 0
Diurnal
Noktud
I
0
0
1 1 0
1
1
1 I
0 0 0
0
1
0 0
1
0
1
0
1
1 1
0 0
1 1
0 0
1 0
0
0 0
0 1 0
0 0
0
1
I
0
0
0 0 I 1 1
0
1 0 0
1
0 0
0 0 1
1
Hidup
di tanah
0
0
0 0
0
hadan Peng-
0 0
0 0 0 1
Lampiran 3.2. Karakter yang diprtkai untuk mengklasifikasikan kelompok fungsional laba-laba pada tingkat genus Genus
Ac haearanea
Anelosimus Araneus
Araniella Argiope Artema
Atypena Bionar Castianeira Cheirachantium Chrysso Coleosoma Cosmophasis Cyclosa Cyrtarachne Dipoena Dyschiriognatha Enoplognatha Erigone
Hmochirus Heteropoda Ischnothyreus Langbiana Larinia Leucauge Lysiteles Marpissa Mesida Micaria Misumena Myrmarachne
Neoscona
OPOPW fiyopes Pardosa Perenethis Phintella Phonognatha
Phoroncidia Phrurolit hus Pirata Plexippus
Poecilochroa Runcinia Sirnaetha Tetragnatha Theridion Thornisus
Pembuat jaring I
Jaring bulat 0
laring kmgka I
Jaring lembaran
Pemburu
0
0
hadm Pengg 0
Hidup
di tanah 0
Hidupdi vegetasi 1
Vegetasi bawah 0
Vegetasi ten&
Vegetasi atas
1
0
Noktuml I
0
Lampiran 3.3 Klasifikasi kelompok fungsional laba-laba menunrt beberapa peneliti
Famili
Riechert & Lockley (1 984): 8 kelompok
Ageleriidae Amwrobiidae
Pembuat jaring lernbaran
Canard (1990): 7 kelompok
Uetz el a].(1999): 8 kelompok
Penelhian ini: 12 kelompok
Pernbuat jaring lembaran
Pembuat jaring lembaran
-
Pembuat jaring corong
Pembuat jaring lembaran
-
Pemburu di
Any phaenidae
dedaunan
Araneidae
Pembuat jaring bulat
Atypidae
Pembuat jaring bulat
Pembuat jaring bulat
Pembuat jaring corong
-
Pembuat jaring bulat vertikal
CIubionidae
Pemburu nokturnal
Nokturnal atau krepuskular
Pemburu di dedaunan
Dictynidae
Pembuat jaring
Pernbuat jaring
Pembuat jaring
-
Pemburu di tanah
-
Pemburu di dedaunan
pengbg nokturnal di vegetasi
Pembuat jtying lembaran
-
Pemburu di tanah
Pemburu nokturnal di tanah
Pembuai jaring lembaran
-
Pem buru noktumal di vegetasi
kerangka
Laba-laba kepiting Filistatidae
Gnaphosidae
Pemburu noktumal
Nokturnal atau krepuskular
Pembuat jating lembaran Linyphiidae
Liocranidae
Pembuat jaring lembaran
-
Pembuat jaring lembaran
Pembuat jaring tak Pembuat jaring beraturn lembaran
Noktumal atau krepuskular
-
Pemburu diurnal
Pemburu diurnal
Pemburu di tanah
Pemburu diurnal di tanah dm vegetasi Pembuat jaring bulat horizontal
Metidae
Pembuat jaring tak -
Micryphantidae
beraturan
Pemburu diurnal
Mimetidae
Pemburu Pernburu diurnal di tanah
Oonopidae Oxyopidae
Pholcidae Pisauridae
Pemburu diurnal
Pemburu
Pemburu diurnal di vegetasi
Pembuat jaring
Pembuat jaring
Laba-laba Kepiting
Penehadang
Pembuat jaring tak beram
-
Pemburu diurnal
Penghadang
penghad~
Penghadang diurnal di vegetasi bawah
Peloncat
Pembum diurnal
Pemburu
Pemburu diurnal di
kerangka
vegetasi
Tetragnathidae
Pembuat jaring bulat
Pembuat jaring bulat
Pembuat jaring bulat
Pernbuat jrtring bulat horizontal
Theridiidae
Pembuat jaring tak beraturan
Pembuat jaring kerangka
Pembuat jaring
Pernbuat jaring kermgka
Thomisidae
Laba-laba kepiting
Penghadang
Penghadang
Penghadang diurnal di vegetasi atas
Uloboridae
Pembuat jaring Bulat
Pembuat jaring bulat
-
Zodariidae
Pemburu nokturnal di tanah