Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632 MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP. 19610514 198204 2 012
ABSTRAK Penelitian ini berjudul: Meningkatkan Pemahaman Nilai Tempat dalam Operasi Penjumlahan dengan Menggunakan Media Dekak-Dekak di Kelas 1 Sekolah Dasar Tahun Pelajaran 2011/2012 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 9 Hegarsari dalam penjumlahan nilai tempat. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa dalam penjumlahan nilai tempat yang dilaksanakan dengan menggunakan media dekak-dekak di kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana perencanaan pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak di kelas 1 SD Negeri 9 Hegarsari. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: MendePTKkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan menggunakan media dekak-dekak pada pembelajaran nilai tempat dalam operasi penjumlahan di kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Model Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 9 Hegarsari. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi perencanaan pelaksanaan pembelajaran kemampuan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil analis didapatkan bahwa RPP, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (71,66%), siklus II (85,83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan media dekak-dekak dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Matematika. Kata Kunci: Media Dekak-dekak, Nilai Tempat, Sekolah Dasar 1
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan pikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Secara Nasional sasaran pendidikan tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal, yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu upaya agar tercipta peserta didik yang cerdas, terampil, kreatif, bertanggungjawab terhadap dunianya dan perkembangan bangsa. Sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan perlu menyukseskan tujuan pendidikan Nasional melalui pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di SD mengaktualisasikan dalam proses pembelajaran berdasarkan mata pelajaran Salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar yaitu matematika. Mata pelajaran matematika seperti yang ditegaskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006: 2) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Salah satu kompetensi dasar matematika yang harus dikuasai siswa kelas 1 (Depdiknas, 2006: 40-411) adalah menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Hal ini berarti guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat membimbing secara khusus di kelas 1 agar mereka dapat menghitung penjumlahan. Selain itu guru harus kreatif agar siswa terampil memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan hitungan agar dapat digunakan dalam menghitung uang, membilang dan untuk memecahkan masalah yang terjadi di sekitarnya.
2
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
Kenyataan yang terjadi di kelas 1 SD Negeri 9 Hegarsari adalah: 1. Keterampilan anak didik masih sangat rendah, terutama dalam keterampilan menghitung. 2. Tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah dari mata pelajaran yang lain. 3. Suasana belajar kurang dinamis. Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar menentukan nilai tempat puluhan dan satuan, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi. Dari 24 siswa di kelas I hanya 10 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75%. Faktor penyebabnya antara lain adalah: 1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi 2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat 3. Belum menggunakan media dalam pembelajaran Dekak–dekak adalah salah satu media untuk mengajarkan matematika yang dipergunakan untuk menjelaskan nilai tempat akan tetapi dekak–dekak juga bisa digunakan dalam perkalian dan pembagian dengan menggunakan manik– manik yang ada di dalam dekak–dekak itu sendiri. Sependapat dengan Hamalik (1980: 24), bawa: “Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya”.. Menggunakan media dekak–dekak siswa diharapkan lebih jelas dalam proses belajar operasi penjumlahan, sehingga dengan media dekak–dekak diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, saya tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: Meningkatkan Pemahaman Nilai Tempat dalam Operasi Penjumlahan dengan Menggunakan Media Dekak-Dekak di Kelas 1 Sekolah Dasar. METODE A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kelas I SDN 9 Hegarsari, beralamat di Jalan Pangandaran no. 269 Kecamatan Pataruman Kota Banjar. SD ini termasuk sekolah yang cukup pesat perkembangan prestasi akademiknya, serta sangat responsif terhadap perkembangan pendidikan, khusunya pendidikan dasar. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Siklus I : Senin, 26 April 2012 Siklus II : Kamis, 03 Mei 2012 3. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I yang berjumlah 24 orang, yaitu terdiri dari 14 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. 3
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
HASIL PENELITIAN Sebelum pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode diskusi, guru terbiasa menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Berikut ini diperoleh data hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian materi sebelumnya disajikan pada tabel 1 Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan Kelas No. Kode Siswa 01 Subjek 01 02 Subjek 02 03 Subjek 03 04 Subjek 04 05 Subjek 05 06 Subjek 06 07 Subjek 07 08 Subjek 08 09 Subjek 09 10 Subjek 10 11 Subjek 11 12 Subjek 12 13 Subjek 13 14 Subjek 14 15 Subjek 15 16 Subjek 16 17 Subjek 17 18 Subjek 18 19 Subjek 19 20 Subjek 20 21 Subjek 21 22 Subjek 22 23 Subjek 23 24 Subjek 24 Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Presentase
Nilai 50 70 40 50 40 70 40 40 60 40 40 70 70 50 40 80 70 50 40 50 75 70 40 70 1315 54,79 54,79%
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Ketuntasan Belajar Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas
Analisis terhadap kemampuan awal siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan memberikan temuan sebagai berikut: a. Rata-rata kelas yang diperoleh baru mencapai 54,79 yang berarti masih dibawah KKM yang ditentukan sebesar 70. b. Nilai yang dicapai siswa cukup bervariasi dengan sebaran nilai sebagai berikut : 0 samapai 49 : 9 orang 4
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
50 sampai 69 : 6 orang 70 sampai 79 : 8 orang 80 sampai 100 : 1 orang Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar baru mencapai 9 orang atau 37,5% dari jumlah siswa A. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Siklus 1 a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahap perencanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media Dekak-dekak. Skenario pembelajaran dirancang untuk 2 (dua) jam pelajaran disusun dalam RPP merupakan langkahlangkah pembelajaran yang terbagi atas, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal direncanakan langkah-langkah: a) mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika, b) melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan, c) memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai. Pelaksanaan kegiatan inti direncanakan langkah-langkah: a) siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata, b) siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat, c) siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekakdekak, d) siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak, e) siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan. Sedangkan sebagai langkah kegiatan akhir direncanakan langkahlangkah: a) guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak, b) mengadakan evaluasi, c) menganalisis hasil evaluasi, d) memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM, dan f) Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun terlebih dahulu dinilai oleh observer. Hasil penilaian observer mengenai kemampuan guru (yang juga bertindak sebagai peneliti) dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekakdekak sudah baik hal ini dibuktikan secara keseluruhan telah dilaksanakannya aspek yang diamati seperti yang telah ditetapkan dalam instrumen penelitian. 5
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
b.
Menurut hasil observer teramati adanya temuan-temuan yang menunjukan masih ada kekurangan dalam penyusunan RPP untuk penelitian tindakan kelas siklus 1 meliputi: a. Indikator dan tujuan pembelajaran hendaknya dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar sesuai dengan materi yang dibahas. b. Alokasi waktu yang ditetapkan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pencapaian kompetensi dan proses kegiatan pembelajaran. c. Media pembelajaran yang digunakan sudah baik, namun masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan ruang lingkup materi pembelajaran d. Prosedur penilaian yang digunakan perlu diperbaiki sesuai dengan tujuan pembelajaran. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tindakan pertama, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada hari Senin tanggal 26 bulan April 2012, yang berlangsung dari pukul 07.00 sampai dengan selesai diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 9 Hergarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Langkah yang diambil di sesuaikan dengan langkah-langkah yang telah disusun pada perencanaan perbaikan pembelajaran, dengan didasarkan pada hasil pembelajaran awal. Teman sejawat mengawasi peneliti yang berperan sebagai pelaksana tindakan yang berusaha mengelola pembelajaran sebagaimana langkah-langkah yang telah direncanakan. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang diupayakan peneliti merujuk pada langkah- langkah dalam RPP, yaitu: 1) Kegiatan Pendahuluan (+ 5 menit) a) Mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika b) Melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan c) Memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai 2) Kegiatan inti (+ 50 menit) a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata b) Siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat. c) Siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak d) Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak e) Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan 3) Kegiatan Penutup (+ 15 menit) a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak. b) Mengadakan evaluasi c) Menganalisis hasil evaluasi 6
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
d) Memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM dan e) Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Setiap kegiatan belajar siswa sedang berlangsung, diamati dan dinilai oleh peneliti dan juga teman sejawat (observer) yang sejak awal telah mengamati dan menilainya. Kegiatan pengamatan dan penilaian ini tidak saja dilakukan pada aktivitas guru dan siswa saat mengawali tindakan, tetapi juga pada inti dan akhir aktivitas mereka diamati dan dinilai secara wajar. Tugas guru pada kegiatan inti, berusaha mengarahkan siswa agar mengalami proses belajar secara wajar yang berpotensi pada perubahan perilaku dan hasil belajar. Siswa dibimbing pada langkah-langkah penggunaan media dekak-dekak. Keterlibatan siswa dalam proses belajar seperti itu diyakini benar akan menghasilkan suatu perubahan hasil belajar yang diharapkan. Hasil observasi terhadap kemampuan guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 1 dalam proses pembelajaran meningkatakan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak cukup baik. Temuan yang teramati oleh pengamat dan observer yang menunjukan masih adanya kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran oleh guru yaitu: a. Mobilitas guru dalam kelas selama pembelajaran, kurang efektif ditandai dengan seringnya guru mondar mandir ketika siswa sedang mengerjakan latihan soal, hal ini membuat konsentrasi siswa terganggu. b. Evaluasi yang dilaksanakan masih kurang memberikan tantangan yang berarti bagi siswa. c. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tindakan siklus 1 dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus I lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya. Adapun hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tindakan pertama seperti tertuang pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Tindakan Siklus 1 NILAI Keterangan Nama No Sebelum Setelah Belum Siswa KKM Tuntas Siklus 1 Tindakan 1 Tuntas 1 Subjek 01 40 40 70 √ 2 Subjek 02 40 60 70 √ 3 Subjek 03 40 40 70 √ 4 Subjek 04 50 80 70 √ 7
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
No
Nama Siswa
5 Subjek 05 6 Subjek 06 7 Subjek 07 8 Subjek 08 9 Subjek 09 10 Subjek 10 11 Subjek 11 12 Subjek 12 13 Subjek 13 14 Subjek 14 15 Subjek 15 16 Subjek 16 17 Subjek 17 18 Subjek 18 19 Subjek 19 20 Subjek 20 21 Subjek 21 22 Subjek 22 23 Subjek 23 24 Subjek 24 Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Jumlah tuntas Ketuntasan
NILAI Sebelum Setelah Siklus 1 Tindakan 1 70 80 70 80 70 80 60 80 40 60 40 40 40 60 40 60 70 80 50 60 40 80 40 40 70 80 50 80 70 100 50 60 75 100 80 100 50 80 70 100 1315 1720 54,79 71,66 9 14 37,5% 58,33%
Keterangan KKM
Tuntas
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
√ √ √ √
Belum Tuntas
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata sebelum siklus I sebesar 54,79, atau sekitar 37,5% ketuntasan siswa sedangkan perolehan nilai pada siklus 1 sebesar 71,66 atau 58,33% ketuntasan siswa. Dari rata-rata nilai hasil belajar di atas, terdapat selisih yaitu 405 atau perbedaannya mencapai 20,83%. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 14 orang atau 58,33%. Selisih nilai atau perbedaan besarnya persentase antara hasil belajar menunjukkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran tindakan siklus 1 lebih baik dari hasil belajar sebelum tindakan siklus 1. Analisis terhadap kemampuan siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan setelah tindakan siklus 1 memberikan temuan sebagai berikut: a. Nilai rata-rata telah mencapai 71,66 yang berarti telah terjadi peningkatan dari hasil sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. b. Nilai siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut : 0 sampai dengan 49 : 4 orang 50 sampai dengan 69 : 6 orang 8
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
70 sampai dengan 89 : 10 orang 90 sampai dengan 100 : 4 orang c. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 14 orang atau 58,33% Kekurangan atau kelemahan hasil belajar siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan antara lain disebabkan: a. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan didampingi pengamat dan observer b. Siswa kurang berani jujur dan bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti oleh mereka. d. Refleksi Siklus 1 Merefleksi hasil analisis pembelajaran tindakan pertama merupakan bagian penting dari proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun hal-hal yang perlu direfleksi sehubungan dengan hasil analisis tersebut, antara lain: a) rencana pelaksanaan pembelajaran, b) kemampuan guru, c)aktivitas siswa, dan d) hasil belajar siswa. Refleksi tindakan penelitian yang dimaksudkan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Refleksi Pembelajaran Tindakan siklus 1 No Permasalahan Pembelajaran Hipotesis Tindakan Selanjutnya 1 Perencanaan pembelajaran Mengefektifkan waktu Secara umum dalam aspek pembelajaran, melengkapi fasilitas rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai kebutuhan pembelajaran, masih ada untuk memudahkan pemahaman beberapa indikator yang masih siswa. lemah atau dinilai kurang maksimal. Artinya indikator ini perlu disempurnakan agar meningkat. Atas dasar itu untuk kepentingan pembelajaran tindakan kedua, hal ini harus diperbaiki. 2 Proses pembelajaran Guru perlu memahami secara Proses pembelajaran secara seksama proses pembelajaran umum berjalan dengan peningkatan pemahaman nilai baiksesuai dengan skenario tempat dalam operasi pembelajaran yang telah penjumlahan dengan ditetapkan. Guru dan siswa dapat menggunakan media dekak-dekak menempuh prosedur seperti yang telah ditetapkan pembelajaran peningkatan dalam sekenario pembelajaran pemahaman nilai tempat dalam kemudia guru harus secara operasi penjumlahan dengan intensif membimbing siswa dalam menggunakan media dekakmenentukan nilai tempat puluhan dekak dan satuan 3 aktifitas siswa dalam proses aktivitas siswa dalam proses pembelajaran secara umum belajar diketahui secara 9
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
No
Permasalahan Pembelajaran sudah baik namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam mengerjakan latihan operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekakdekak
4
Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan pertama, diketahui ada peningkatan dari hasil belajar sebelumnya. nilai rata-rata sebelum siklus I sebesar 54,79, atau sekitar 54,79% sedangkan perolehan nilai pada siklus pertama sebesar 71,66 atau 71,66 %.
Hipotesis Tindakan Selanjutnya keseluruhan perlu ditingkatkan, aspek-aspek itu antara lain: (1) menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak, dan (2), menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekakdekak. Hal ini perlu diketahui siswa agar mau membenahinya pada pembelajaran tindakan kedua. Di samping itu siswa pun harus berusaha mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang sudah dinilai baik. Perolehan hasil belajar tersebut masih perlu ditingkatkan pada pembelajaran tindakan kedua. Hal ini tentu demi memenuhi tuntutan batas minimal tuntas belajar yang harus ditunjukkan sekurangkurangnya dengan nilai 70
Bukan suatu hal yang tidak mungkin bagi semua siswa, kekurangan atau kelemahan yang terefleksikan itu, didiskusikan oleh peneliti, pelaksana tindakan dan obeserver. Hasil diskusi diperoleh kesepakatan untuk merencanakan ulang (replanning) dan melaksanakan pembelajaran tindakan siklus 2 2. Hasil Siklus 2 Pelaksanaan pembelajaran tindakan kedua atau implementasi siklus II telah diupayakan peneliti dengan berkonsetrasi pada fokus penelitian yang telah direncanakan yaitu penggunaan media dekak-dekak sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa kelas I SD Negeri 9 Hergarsari dalam pembelajaran Matematika, materi pokok menentukan nilai tempat puluhan dan satuan agar diperoleh temuan yang diharapkan. a. Perencanaan Pembelajaran Pembelajaran tindakan siklus 2 berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus 1 yang berhasil diidentifikasi untuk dijadikan sebagai bahan acuan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tindakan siklus 2. Langkah awal dalam merencanakan tindakan siklus 2 yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tertulis berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi. Untuk melengkapi rencana 10
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
pelaksanaan pembelajaran tersebut, diupayakan adanya Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar penilaian yang memadai. Selesai menyusun instrumen, peneliti mengadakan musyawarah dengan guru pengamat dan observer. Hal-hal yang dimusyawarahkan, meliputi: (1) kejelasan langkah-langkah pelaksanaan tindakan; (2) menyepakati bentuk perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang harus dikembangkan; (3) menetapkan waktu yang tepat untuk pelaksanaan tindakan; dan (4) memahami peran masing-msing dalam melaksanakan tindakan. Hasil dari musyawarah tersebut, bersepakat untuk: (1) melaksanakan tindakan siklus 2 pada hari Kamis tanggal 03 Mei 2012; (2) pelaksana tindakan dilakukan oleh peneliti, sedangkan yang bertugas sebagai observer dan pengamat dilakukan oleh teman sejawat yang mengamati juga menilai secara apa adanya aktivitas pelaksanaan tindakan dan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan sedang berlangsung. Hasil observasi terhadap RPP dalam perencanaan tindakan kelas siklus 2 untuk meningkatakan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak sudah baik, hal itu ditunjukan dengan telah ditempuhnya seluruh prosedur yang telah ditetapkan. Tidak ada temuan dari pengamat dan observer yang menunjukan masih adanya kekurangan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP sehingga dapat disimpulkan bahwa RPP untuk penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan pemahaman nilai tempat puluhan, dan satuan dengan menggunakan media dekak-dekak telah sesuai dan memenuhi prosedur yang telah ditetapkan. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tindakan kedua, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada pada hari Kamis tanggal 03 Mei 2012, yang berlangsung dari pukul 07. 00 sampai dengan selesai. Pelaksana tindakan berusaha mengelola pembelajaran sebagaimana langkahlangkah yang telah direncanakan. Kegiatan tersebut, diamati dan dinilai oleh pengamat dan teman sejawat (observer). Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang diupayakan peneliti saat itu, merujuk pada langkah- langkah dalam RPP. Dalam pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 2, diawali dengan kegiatan mengondisikan siswa dan kelas agar memiliki kesiapan mental dan spiritual untuk belajar. Sebelum siswa menempuh kegiatan inti pembelajaran, mereka dimotivasi, yang intinya motivasi tersebut untuk meyakinkan siswa bahwa melalui hasil belajar dengan menggunakan media dekak-dekak seperti halnya yang telah dilaksanakan pada siklus pertama akan mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelumnya. Untuk itu siswa dibuat mengerti pada setiap langkah belajar yang harus ditempuhnya. Setiap kegiatan belajar siswa sedang berlangsung, diamati dan dinilai oleh pengamat dan juga teman sejawat (observer) yang sejak awal telah mengamati dan menilainya. Kegiatan pengamatan dan 11
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
penilaian ini tidak saja dilakukan pada aktivitas guru dan siswa saat mengawali tindakan, tetapi juga pada inti dan akhir aktivitas mereka diamati dan dinilai secara wajar. Tugas guru pada kegiatan inti, berusaha mengarahkan siswa agar mengalami proses belajar secara wajar yang berpotensi pada perubahan perilaku dan hasil belajar. Langkah yang dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Pendahuluan (+ 5 menit) a) Mengkondisikan anak siap belajar dengan menyiapkan alat tulis untuk belajar Matematika b) Melaksanakan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang bilangan satuan dan puluhan c) Memotivasi belajar siswa dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan KKM yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai 2) Kegiatan inti (+ 50 menit) a. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok secara merata b. Siswa dalam kelompok mengamati dekak-dekak sebagai peraga nilai tempat. c. Siswa dengan bimbingan guru menentukan nilai tempat dengan menggunakan dekak-dekak d. Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak e. Siswa dengan bimbingan guru berlatih menjumlahkan dua bilangan 3) Kegiatan Penutup (+ 15 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan dekak-dekak. b. Mengadakan evaluasi c. Menganalisis hasil evaluasi d. Memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil evaluasinya mencapai KKM dan e. Memberi tindak lanjut, bagi yang belum berhasil diberi PR mengulang dan bagi yang sudah berhasil diberi PR latihan pengayaan. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran siklus 2 yaitu meningkatkan pemahaman nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak sudah baik dan telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. c. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tindakan siklus 2 dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Adapun hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tindakan siklus 2 seperti tertuang pada tabel berikut: 12
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Pembelajaran Tindakan Siklus 2
No
Nama Siswa
1 Subjek 01 2 Subjek 02 3 Subjek 03 4 Subjek 04 5 Subjek 05 6 Subjek 06 7 Subjek 07 8 Subjek 08 9 Subjek 09 10 Subjek 10 11 Subjek 11 12 Subjek 12 13 Subjek 13 14 Subjek 14 15 Subjek 15 16 Subjek 16 17 Subjek 17 18 Subjek 18 19 Subjek 19 20 Subjek 20 21 Subjek 21 22 Subjek 22 23 Subjek 23 24 Subjek 24 Jumlah Nilai Rata-rata Nilai Jumlah tuntas Ketuntasan
NILAI Setelah Siklus 2 F angka 40 B 70 60 B 80 40 B 70 80 B 90 80 B 100 80 B 90 80 B 100 80 B 100 60 B 80 40 B 70 60 B 70 60 B 80 80 B 90 60 B 70 80 B 80 40 B 70 80 B 100 80 B 90 100 B 100 60 B 70 100 B 100 100 B 100 80 B 90 100 B 100 1720 2060 71,66 85,83 14 24 58,33% 100%
Sebelum Siklus 2
Keterangan Tuntas KKM /Belum Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata sebelum siklus 2 sebesar 71,66 atau sekitar 58,33% ketuntasan siswa sedangkan perolehan nilai pada siklus 2 sebesar 85,83 atau 100% ketuntasan siswa. Dari rata-rata nilai hasil belajar di atas, terdapat selisih yaitu 340 atau perbedaannya mencapai 41,67%. Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 24 orang atau 100%. Selisih nilai atau perbedaan besarnya persentase antara hasil belajar menunjukkan 13
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
bahwa hasil belajar siswa setelah pembelajaran tindakan siklus 2 lebih baik dari hasil belajar sebelum tindakan siklus 2. Analisa terhadap kemampuan siswa tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan setelah tindakan siklus 2 memberikan temuan sebagai berikut: 1) Nilai rata-rata telah mencapai 85,83 yang berarti telah terjadi peningkatan dari hasil setelah penelitian tindakan siklus 2 dilaksanakan. 2) Nilai siswa yang diperoleh adalah sebagai berikut : 0 sampai dengan 49 : 0 orang 50 sampai dengan 69 : 0 orang 70 sampai dengan 89 : 11 orang 90 sampai dengan 100 : 13 orang 3) Siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai 24 orang atau 100% d.
Refleksi Siklus 2 Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan pada setiap tahap dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus 2, peneliti bersama pengamat dan observer merefleksikan sehubungan hasil tindakan siklus sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam bentuk (RPP) sudah baik dan sistematis namun diharapkan untuk terus disempurnakan dan dilaksanakan pada setiap pembelajaran. 2) Proses Pembelajaran Proses belajar diketahui sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Guru telah berhasil melaksankan kegiatan proses pembelajaran dengan baik, hal ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan lagi. 3) Hasil Belajar Hasil observasi dan penilaian selama penelitian tindakan kelas siklus 2 telah menunjukan hasil yang memuaskan. Perolehan hasil belajar sudah memenuhi kriteria minimal tuntas belajar. Tuntutan batas minimal tuntas belajar yang harus ditunjukkan yaitu sekurangkurangnya dengan nilai 70, dan secara klasikal sudah 75% siswa mencapai nilai ketuntasan belajar. Hasil diskusi antara peneliti selaku pelaksana tindakan dengan teman sejawat dan observer diperoleh kesepakatan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus 2 dinyatakan telah mengalami peningkatan yang menunjukkan tercapainya batas minimal tuntas belajar yang berarti penelitian tindakan kelas ini tuntas pada siklus 2. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaan yang disusun secara sistematis dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan pembelajaran dalam operasi penjumlahan dengan standar 14
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
kompetensi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah dan kompetensi dasar menentukan nilai tempat puluhan, dan satuan melalui penggunaan media dekak-dekak. Aspek yang menjadi kelengkapan dalam rencana pembelajaran dimulai dari yang mencakup peserta didik, tingkah laku, kondisi atau keadaan yang tercipta menyertai kegiatan pembelajaran, dan tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran Matematika tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media dekak-dekak di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hergarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar, RPP telah direncanakan guru secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan data hasil observasi yang mengalami peningkatan lebih baik dari siklus 1 dan siklus 2. Guru telah merencanakan sebaik mungkin dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan media dekak-dekak sesuai dengan materi pembelajaran yaitu menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada materi pokok menentukan nilai tempat puluhan dan satuan melalui penggunaan media dekak-dekak di SD Negeri 9 Hergarsari, dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Beberapa data penting yang diungkap berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran materi menentukan nilai tempat puluhan dan satuan. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya interaksi positif dan multi arah antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, ada siswa yang bertanya jika kurang jelas dan memperhatikan jika guru menerangkan materi yang kurang dipahami oleh siswa. Selain itu juga dalam proses pembelajaran ini dapat dikendalikan oleh guru. Proses pembelajaran pada siklus I dan siklus 2 dilaksanakan melalui penggunaan media dekak-dekak. Rata-rata nilai kemampuan guru pada proses pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 1 ada perbedaan yang signifikan dengan rata-rata nilai kemampuan guru pada proses pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus 2 meningkat dari 82,40 pada siklus I menjadi 91,18% pada pelaksanaan tindakan siklus 2. Diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 lebih baik dari pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu 82,40 dan 91,18 pada siklus 2. 3. Hasil belajar siswa Rekapitulasi peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
15
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
Tabel 5 Hasil Belajar Siswa Siklus 1, dan 1I NILAI No
Nama Siswa
Siklus 1
Keterangan Tuntas / KKM Belum Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas 70 Tuntas
Siklus 2 1 Subjek 01 40 70 2 Subjek 02 60 80 3 Subjek 03 40 70 4 Subjek 04 80 90 5 Subjek 05 80 100 6 Subjek 06 80 90 7 Subjek 07 80 100 8 Subjek 08 80 100 9 Subjek 09 60 80 10 Subjek 10 40 70 11 Subjek 11 60 70 12 Subjek 12 60 80 13 Subjek 13 80 90 14 Subjek 14 60 70 15 Subjek 15 80 80 16 Subjek 16 40 70 17 Subjek 17 80 100 18 Subjek 18 80 90 19 Subjek 19 100 100 20 Subjek 20 60 70 21 Subjek 21 100 100 22 Subjek 22 100 100 23 Subjek 23 80 90 24 Subjek 24 100 100 Jumlah Nilai 1720 2060 Rata-rata Nilai 71,66 85,83 Jumlah tuntas 14 24 Ketuntasan 58,33% 100% Hasil belajar siswa dalam pembelajaran dinyatakan mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Dari 24 orang siswa pada pembelajaran tindakan siklus 1 terakumulasi jumlah nilai tes formatif, yaitu 1720 dengan rata-rata nilai 71,66 atau mencapai 58,33% ketuntasan siswa. Sedangkan, pada pembelajaran tindakan siklus 2 terakumulasi nilai hasil belajar ke 24 orang siswa, yaitu dengan rata-rata nilai 2060 atau mencapai 85,83 atau mencapai 100% ketuntasan siswa. Dari data di atas diperoleh kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas dengan perbaikan pembelajaran materi menentukan nilai tempat 16
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
puluhan, dan satuan dengan menggunaan media dekak-dekak telah memenuhi kriteria minimal tuntas belajar dan secara klasikal sudah lebih dari 75% siswa telah memahami tentang nilai tempat puluhan dan satuan, maka penelitian tindakan kelas meningkatkan pemahaman nilai tempat puluhan, dan satuan dengan menggunaan media dekak-dekak tuntas pada siklus 2. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan temuantemuan peneliti di lapangan tentang pembelajaran nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media Dekak-dekak di kelas I Sekolah Dasar disimpulkan sebagai berikut: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran Matematika tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Dekak-dekak dapat disusun guru dengan efektif dan telah direncanakan secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan data hasil observasi yang meningkat lebih baik pada siklus tindakan. Guru telah merancang sebaik mungkin dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan penggunaan media Dekakdekak. 2. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tentang nilai tempat dalam operasi penjumlahan dengan menggunakan media Dekak-dekak dilakukan dengan mengamati dekak-dekak, membimbing siswa cara memnjumlahkan nilai tempat satuan dan puluhan dengan dekak-dekak. Penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari tiga tahap (kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir). Rata-rata nilai kemampuan guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ada perbedaan yang signifikan dengan rata-rata nilai kemampuan guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu meningkat menjadi 91,18%. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 diketahui bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 memperoleh nilai lebih baik dari pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu 82,40 dan 91,18 pada siklus 2. 3. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan apabila hasil belajar yang diperolehnya melalui tes formatif siklus 2 lebih baik daripada hasil belajar sebelumnya (siklus 1). Dari 24 orang siswa pada pembelajaran tindakan pertama, terakumulasi jumlah nilai tes formatif, yaitu 1720 dengan rata-rata nilai 71,66 atau ketuntasan mencapai 58,33%, sedangkan pada tindakan siklus 2 terakumulasi nilai hasil belajar ke 24 orang siswa, yaitu dengan rata-rata nilai 2060 atau mencapai 85,83 atau ketuntasan mencapai 100%. DAFTAR PUSTAKA BSNP (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Depdiknas, Jakarta. Depdiknas. (2005). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Hendri. (2007). Metodologi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. UPI Press, Bandung. Hermawan (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, UPI Press, Bandung. 17
Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Vol. 1, No.1, Juni 2015 ISSN: 2460-1632
Hudojo, 1988. Mengajar Bahan Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Kunandar, (2008). Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Syamsudin, (2001). Psikologi Pendidikan, Rosda Karya, Bandung. Siskandar. (2003). Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif, Depdiknas, Jakarta. Sudirjo, (2007), Pembaharuan dalam PBM di SD, UPI Press,Bandung. Suroso (2009), Peningkatan Kemampuan menulis Melalui Classroom Action Research, Pararaton,Yogyakarta. Suyitno, Amin. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas, (Calssroom Action Research), Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2006). Kurikulum & Pembelajaran, UPI Press, Bandung. Wardhani, (2007). Penelitian Tindakan Kelas, UT, Jakarta.
18