DIVERSIFIKASI HORIZONTAL PADA LAHAN PERTANIAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea) DI DESA KURNIABAKTI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA (SUATU KAJIAN GEOGRAFI)
Enung Santi Yunia (
[email protected]) Siti Fadjarajani (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRACT Land use in rainfed agriculture through the cultivation of mustard in the Village District Kurniabakti Ciawi Tasikmalaya district, the diversification of agricultural land can increase land productivity and income of farmers. The problem of this study were:whether the geographical factors that support horizontal diversification on farms through crop mustard ? and How does horizontal diversification on farms through crop Indian mustard against income at Kurniabakti Village on Ciawi Subdistrict in Tasikmalaya District. The purpose of this study was to determine the geographical factors that support horizontal diversification on farms through crop mustard and to investigate the effect of horizontal diversification on farms through crop mustard to the income of the people at Kurniabakti Village on Ciawi Subdistrict in Tasikmalaya District. This research method used is descriptive quantitative method, a method that represents a problem at present with a total sampling technique to sample as many as 30 respondent farmers to diversify. Collecting field data using observation, questionnaires, documentation studies and literature while the test statistic using percentages. The results are: farmers in the village district Kurniabakti Ciawi implement land use through mustard cultivation in the dry season (100%). Diversification of land 70% is privately owned land. 50% of respondents have land brick 50-100. 53.33% of respondents knew about the horizontal diversification in agriculture. 66.62% of the farmers have attended counseling on horizontal diversification 2 times. A total of 73.33% of the farmers market their crops through a bookie mustard and vegetables sold in the area around the district, out of district and out of the city. Keywords :Diversification, Income, Mustard
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya lahan untuk pertanian secara berkelanjutan
memerlukan perencanaan pengembangan yang didasarkan pada data dan informasi yang
lengkap baik mengenai keadaan iklim, tanah, sifat lingkungan fisik, persyaratan tumbuh tanaman yang akan diusahakan, serta kemungkinan pengembangan tanaman dari nilai ekonomisnya. Lahan-lahan produktif untuk pertanian kini mulai terusik dengan adanya sistem konversi lahan pertanian ke permukiman dan area industri. Hal ini tentunya mengurangi lahan pertanian semakin menyempit serta sistem pengairan pun terhambat terutama di lahan persawahan tadah hujan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakannya diversifikasi lahan pertanian. Diversifikasi lahan pertanian merupakan salah satu program pokok pembangunan pertanian. Program pengembangan diversifikasi usahatani di lahan sawah dikaitkan dengan upaya peningkatan pendapatan, perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan, merupakan salah satu pilihan strategi yang tepat. Salah satu diversifikasi lahan pertanian yaitu dengan menggunakan diversifikasi horizontal. Diversifikasi Horizontal diartikan sebagai penganekaragaman produksi di dalam suatu sistem usaha tani dengan tujuan memanfaatkan petani untuk memperoleh pendapatan tertentu dan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu produk atau tanaman yang pada intinya mengurangi resiko kegagalan panen (Mubyarto, 1987). Pembudidayaan tanaman Sawi merupakan salah satu mata pencaharian penduduk Desa Kurniabakti
Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Desa
Kurniabakti merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang khas dengan area pemukiman yang memiliki topografi atau keterangan yang cukup dan berada pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Kebutuhan hidup para petani di Desa Kurniabakti ini masih bergantung pada sumber daya alam yang ada. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani berjumlah 4 sampai 6 orang anggota keluarga. Hasil pertanian padi yang mereka dapatkan hanya mengandalkan sawah tadah hujan, akibatnya apabila musim kemarau panjang datang, maka produksi padi menurun. Hal ini mempengaruhi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani di daerah setempat. Upaya yang dapat dilakukan untuk memproduktifkan lahan tersebut adalah dengan diversifikasi lahan tersebut ke tanaman Sawi. Modal yang dibutuhkan untuk menanam tanaman Sawi seluas 10 Bata yaitu Rp. 85.000, 00. Selain cocok tumbuh di daerah ini, masa tanam budidaya tanaman sawi ini mencapai 20 hari, tanaman sawi dapat dipanen hingga 4 sampai 5 kali panen selama 4 bulan. Selain itu permintaan
2
konsumen sawi di pasar Kecamatan Ciawi cukup tinggi, bahkan untuk kawasan Tasikmalaya Utara misalnya permintaan dari Kecamatan Pagerageung, Kecamatan Rajapolah, Kecamatan Sukaresik dan hingga ke wilayah Kota tetangga seperti Kecamatan Panumbangan (Ciamis), pasar induk Kota Tasikmalaya. Pendapatan petani dari 1 Bata tanaman sawi sebanyak 8 sampai 10 Kilogram. Harga 1 Kwintal sawi berkisar antara Rp.80.000,00 sampai Rp.90.000,00 per Kwintal.
1.2
TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ; untuk mengetahui
faktor-faktor geografi yang mendukung diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman Sawi dan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman Sawi terhadap pendapatan masyarakat di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya.
2.
METODE PENELITIAN Metode
yang
digunakan
yaitu
metode
deskriptif
kuantitatif,
untuk
mengumpulkan informasi atau data mengenai status atau gejala yang ada keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai variabel. Sering penelitian deskriptif didahului oleh penelitian eksploratif dan memberi bahan yang memungkinkan penelitian eksperimental. (Sumaatmadja, Nursid 1981). Penggunaan metode ini diharapkan dapat mengungkap dan mengkaji masalah yang berhubungan dengan diversifikasi horizontal pada lahan pertanian dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat melalui budidaya tanaman sawi (brassica juncea) di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya (suatu kajian geografi). Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi lapangan, wawancara (interview), Studi Dokumenter, teknik kuisoner dan studi literatur. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh petani yaitu sebanyak 30 KK yang berada di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya yang lahan pertaniannya didiversifikasi melalui budidaya tanaman Sawi( Brassica Juncea) dengan sampel dilakukan dengan cara teknik total sampling. Tahapan dalam analisis data yaitu ;
3
Mengidentifikasi data yang telah diperoleh, Menyusun dan mengelompokkan data sejenis dalam tabulasi, Menyederhanakan penyajian data tanpa merubah substansi dari data tersebut dalam bentuk matrik, diagram dan tabel, Mengdeskripsikan data yang terkumpul, menganalisis, dan mengiterpretasikan dalam bentuk angka untuk menarik kesimpulan.
3.
PEMBAHASAN
3.1
Deskripsi Lahan Pertanian di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Kondisi lahan pertanian di Desa Kurniabakti merupakan lahan kering berupa
sawah tadah hujan yakni sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan seperti ini hanya dapat diproduksi melalui penanaman padi pada musim penghujan saja, sedangkan pada musim kemarau kondisi lahan menjadi kering. Keadaan ini menyebabkan petani tidak dapat meningkatkan produktivitas lahannya pada musim kemarau. Hal ini, di karenakan Desa Kurniabakti tidak memiliki irigasi untuk mengairi lahan pertanian. Apabila menjelang musim kemarau selalu mengalami gagal panen, sawah yang telah ditanami padi mengalami kekeringan. Keterbatasan pasokan air disebabkan lahan tersebut merupakan tadah hujan yang hanya mengandalkan curah hujan saja sebagai sumber air serta tidak adanya saluran irigasi yang memadai, sumber air yang ada merupakan aliran air dari Sungai Ci Buka yang sangat jauh untuk dijangkau. Sehingga diperlukan biaya yang cukup besar untuk membuat sistem irigasi untuk dapat mengairi lahan sawah tadah hujan ini.
Gambar 1. Sungai Ci Buka Sumber : Dokumentasi Hasil Penelitian (2013)
4
Sebagian besar penduduk Desa Kurniabakti bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani yaitu sebanyak 950 atau 45,5% jiwa ini sesuai dengan kondisi alamnya yang cocok untuk mengusahakan pertanian termasuk menanam padi sawah.Akibat kemarau yang panjang dan perubahan iklim yang tidak menentu, produksi padi mereka cenderung menurun, Mata pencaharian mereka terhambat karena kekeringan. Oleh karena itu, secara tidak langsung pendapatan masyarakat berkurang. Alternatif lain supaya masyarakat petani tetap mengolah lahan dan mendapatkan produk pertanian meskipun di musim kemarau, dapat dilakukan pemanfaatan lahan sawah tadah hujan tersebut dengan tanaman yang tidak terlalu memerlukan pengairan banyak. Pada musim kemarau sebagian petani memanfaatkan lahannya dengan melakukan diversifikasi melalui budidaya tanaman sawi. Pemanfaatan lahan melalui budidaya tanaman sawi ini dilakukan di lahan seluas ±2 Ha dari luas keseluruhan lahan tadah hujan seluas 82 Ha. Luas lahan yang di diversifikasi dikelola oleh 30 orang petani yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Gambar 2. Sawi (Brassica Juncea) Sumber : Dokumentasi Hasil Penelitian 2013 Sawi (Brassica Juncea) termasuk ke dalam family Curciferae merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Batang tanaman sawi pendek dan lebih langsing dari tanaman petsai. Ia mempunyai akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bunganya mirip petsai, tetapi rangkaian tandan lebih pendek. Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna kuning pucat spesifik. Bijinya berukuran kecil dan berwarna hitam kecoklatan serta terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang gemuk. (Tafajani, Dudy 2011).
5
3.2
Faktor Geografi yang dapat Mendukung Diversifikasi Horizontal pada Lahan Pertanian Melalui Budidaya Tanaman Sawi
3.2.1 Faktor Fisis-Geografis 3.2.1.1 Curah Hujan Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja, misalnya : pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari, keadaannya berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Klasifikasi menurut Schmidt-Ferguson, iklim Desa Kurniabakti dengan nilai (Q) 25,55%, termasuk jenis iklim tipe B, dengan rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir 247,64 mm/bulan. Keadaan suhu rata-rata 27º30ºC. (Rafi’i, Suryatna 1995). Kondisi air di Desa Kurniabakti mayoritas responden menjawab kurang cukup untuk mengairi lahan pertanian yaitu sekitar 18 responden atau 60%, sedangkan yang menjawab tidak cukup untuk mengairi lahan pertanian sebanyak 7 responden atau 23,33% dan yang menjawab cukup mengairi lahan pertanian sebanyak 5 responden atau 16,67%. 3.2.1.2 Guna Lahan Lahan di pedesaan digunakan bagi kehidupan sosial masyarakat setempat seperti keluarga, tempat dan sarana pendidikan, tempat ibadah, tempat rekreasi dan sebagainya. Penggunaan lahan lainnya adalah untuk kegiatan ekonomi seperti bertani, berkebun, beternak dan sebagainya. Dalam penggunaan lahan di suatu daerah tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Fokus guna lahan dalam penelitian ini yaitu di bidang pertanian, khususnya mengenai diversifikasi di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi. Sejauh ini aktifitas pertanian khususnya di daerah penelitian yakni di Desa Kurniabkti, produksi pangan cukup mensejahterakan para petani, namun hal ini hanya pada musim penghujan, aktivitas bertani padi didasarkan pada musim penghujan saja, sehingga keadaan sawah pada musim kemarau terbengkalaikan dikarenakan lahan
6
tersebut adalah lahan tadah hujan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan bertani padi diantaranya adalah kondisi lahan tadah hujan, tidak adanya irigasi terdekat yang mampu mensuplai pasokan air, dan jarak yang cukup jauh ke hulu sungai sehingga aliran air sangat terbatas. Diversifikasi
lahan
melalui
budidaya
sawi
menjadi
alternatif
dalam
memanfaatkan lahan sawah tadah hujan pada musim kemarau. Luas lahan yang di diversifikasi melalui budidaya sawi adalah ±2 Ha yang dikelola oleh 30 orang petani yang menjadi responden penelitian ini. status lahan garapan diversifikasi melalui budidaya tanaman sawi lebih dominan milik pribadi yaitu 21 responden atau 70% dan milik orang lain yaitu sebanyak 9 responden atau 30%. 3.2.1.3 Jenis Tanah Jenis tanah yang dijadikan lahan pertanian yang berada di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi. Hasil analisa penulis bahwa tanah di daerah tersebut termasuk jenis tanah latosol dengan cirinya Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah. Tanah latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka bertekstur lempung pada kedalaman 10 meter dan berwarna coklat. Sebanyak 30 responden atau 100% dari jumlah total resdponden bahwa di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, cocok ditanami sayuran. 3.2.2 Faktor Non-Fisis Pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembudidayaan tanaman sawi sangat penting untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pengetahuan dan keterampilan membudidayakan tanaman sawi (Brassica Juncea) salah satunya dapat diperoleh dari penyuluhan dan pelatihan-pelatihan. 3.2.2.1 Pengetahuan dan Keterampilan Petani dalam Pembudidayaan Responden yang memanfaatkan lahan pertanian pada musim kemarau dengan cara menanam palawija sebanyak 23 responden atau 76,67% sedangkan petani yang melakukan diversifikasi baru sebanyak 7 responden atau 23,33%. Petani yang memiliki pendidikan khusus dalam bidang pertanian sebanyak 16 responden atau 53,33%, sedangkan yang tidak memiliki pendidikan khusus dalam bidang pertanian sebanyak 9 responden atau 30% dan yang memiliki pendidikan khusus dalam bidang pertanian secara turun temurun sebanyak 5 responden atau 16,67%.
7
Berdasarkan hasil penelitian, petani yang pernah megikuti penyuluhan tentang budidaya tanaman sawi sebanyak 1 kali yaitu 4 responden atau 13,33%, yang mengikuti penyuluhan sebanyak 2 kali yaitu 20 responden atau 66,67%, sedangkan yang mengikuti penyuluhan
sebanyak 3 kali yaitu 2 responden atau 6,67% dan yang
mengikuti penyuluhan > 3 kali sebanyak 4 responden atau 13,33%. 3.2.2.2 Modal Pengembangan Budidaya Harga bibit tanaman sawi (Brassica Juncea)
dalam 1 kilogram dipasaran
berkisar antara Rp. 5.000 – Rp. 10.000. Pada tahapan berikutnya petani memperoleh bibit dengan hasil penen swadaya. Hasil panen swadaya yaitu dengan cara membiarkan tanaman sawi hingga berbunga dan menghasilkan biji dari buahnya, biji tersebut yang dapat menjadi bibit tanaman sawi berikutnya. Modal yang rendah menguntungkan petani, sehingga biaya produksi lebih rendah dibandingkan dengan menanam padi. Berdasarkan penelitian, sebanyak 30 responden atau 100% memilih membudidayakan sawi karena modal pengembangan yang rendah. 3.2.2.3 Pemasaran Hasil Produksi Petani Hasil panen tanaman sawi (Brassica Juncea) di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya langsung kepada konsumen sebanyak 8 responden atau 26,67 % sedankan yang melalui bandar sayuran sebanyak 22 responden atau 73,33%. Pendistribusian hasil panen tidak hanya disekitar Kecamatan saja tetapi mencakupi wilayah yang cukup luas, mengingat kebutuhan pasar terhadap tanaman sawi (Brassica Juncea) sangat tinggi. Harga jual tanaman sawi dari petani kepada bandar sayuran yaitu Rp. 1.500 / Kg. Kemudian dari bandar sayuran menjual kepada konsumen dipasaran sekitar Rp. 2.500 / Kg. Berdasarkan penelitian, Hasil penen sawi dipasarkan ke daerah sekitar Kecamatan yaitu sebanyak 21 responden atau 70% sedangkan yang dipasarkan keluar daerah sebanyak 9 responden atau 30%.
8
Tabel 1 Rangkuman Hasil Analisis Variabel-Variabel Faktor Geografi yang Mendukung Diversifikasi Horizontal pada Lahan Pertanian Melalui Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea) Kesesuaian No Variabel Hipotesis Hasil Analisis Ya Tidak Hasil observasi lapangan (2013) 1. Faktor menunjukan bahwa lahan pertanian di Desa FisisKurniabakti Kecamatan Ciawi cocok untuk Geografis dilakukan diversifikasi lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi (Brassica Juncea) karena didukung oleh curah hujan yang cukup baik yaitu dengan nilai Q=25,55% artinya termasuk kategori tipe B (basah), guna lahan masih banyak tersedianya lahan untuk pertanian dimana lahan untuk diversifikasi 70% merupakan lahan milik pribadi. 50% responden memiliki lahan 50-100 bata. Jenis tanah yang cocok untuk dibudidayakannya tanaman sawi (Brassica Juncea) yaitu tanah latosol. 53,33% responden mengetahui tentang diversifikasi horizontal pada lahan pertanian dan persiapan sebelum melakukan diversifikasi lahan pertanian. Hasil penelitian diperoleh bahwa 53,33 2. Faktor petani di Desa Kurniabakti Kecamatan Non-Fisis Ciawi Kabupaten Tasikmalaya memiliki pendidikan khusus dibidang pertanian dan 66,62% petani telah mengikuti penyuluhan tentang diversifikasi horizontal sebanyak 2 kali yang diadakan di Balai Desa Kurniabakti. Modal pengembangan budidaya tanaman sawi (Brassica Juncea) sangat rendah, hal ini dapat menguntungkan pendapatan petani. Sebanyak 73,33% petani memasarkan hasil panen sawi melalui bandar sayuran dan dipasarkan keluar kecamatan bahkan ke luar kota. Sumber: Penelitian (2013) 3.3
Pengaruh Diversifikasi Horizontal pada Lahan Pertanian Melalui Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea) Terhadap Pendapatan Masyarakat
9
3.3.1 Menambah Aktivitas Petani Matapencaharian merupakan salah satu 7 (tujuh) unsur kebudayaan dibidang sistem ekonomi. Matapencaharian merupakan hal vital dalam memenuhi kebutuhan hidup. Diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi dapat menambah lapangan pekerjaan bagi petani di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Status mata pencaharian sebagai petani sebanyak 30 rersponden atau 100% merupakan usaha pokok para petani di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 3.3.2 Menambah Sumber Pendapatan Petani Semakin berkembangnya sektor pertanian, diharapkan semakin terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, serta diharapkan dengan perkembangan tersebut meningkatkan pendapatan masyarakat desa terutama petani. Pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi, dengan kata lain arah dari pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat dapat meningkat, dengan diikuti membaiknya distribusi pendapatan antara sesama petani. Alasan petani melakukan diversifikasi lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi sebanyak 2 responden atau 6,67% melakukan diversifikasi untuk memafaatkan lahan yang ada , sedangkan 28 responden atau 93,33% melakukan diversifikasi sebagai upaya meningkatkan pendapatan petani. Penghasilan rata-rata panen sawi di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 30 rersponden atau 100% menghasilkan 250 Kg-500Kg sawi. Table 2. Rangkuman Hasil Analisis Pengaruh Diversifikasi Horizontal pada Lahan Pertanian melalui Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea) Terhadap Pendapatan Masyarakat No Pengaruh
Hasil Analisis
Kesesuaian Hipotesis Ya Tidak
1
Menambah aktivitas petani
Berdasarkan hasil observasi lapangan (2013) menunjukan bahwa 100% masyarakat Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya bermatapencaharian pokok √ sebagai petani dan pada musim kemarau lahan pertaniannya didiversifikasi melalui budidaya tanaman sawi (Brassica Juncea) .
-
10
2
Menambah sumber pendapatan petani
Hasil observasi lapangan (2013) selain dari bidang pertanian masyarakat tidak memiliki pekerjaan sampingan. Sebanyak 93,33% petani melakukan diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya √ tanaman sawi (Brassica Juncea) untuk meningkatkan pendapatannya. Pendapatan petani dari 10 bata panen tanaman sawi (Brassica Juncea) adalah sebesar > Rp. 100.000.
-
Sumber: Penelitian (2013) 4.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1
SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembuktian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan Faktor
geografi yang mendukung diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi, yaitu ; Faktor fisis-geografis yang mendukung dilaksanakan diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi yaitu curah hujan, guna lahan dan jenis tanah. Kemudian faktor non-fisis yang mempengaruhi diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi yaitu; pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembudidayaan, modal pengembangan budidaya dan pemasaran hasil produksi petani. Pengaruh diversifikasi horizontal pada lahan pertanian melalui budidaya tanaman sawi terhadap pendapatan masyarakat yaitu ; menambah aktivitas petani dan menambah sumber pendapatan petani.
4.2 SARAN Setelah penulis menganalisis dan menyimpulkan data sesuai dengan yang diteliti mengenai diversifikasi lahan melalui budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea) di Desa Kurniabakti, maka penulis kemukakan saran-saran sebagai berikut ; Petani di harapkan mampu menciptakan dan mengembangkan kreativitas dan produktivitas dengan inovasi baru dalam rangka meningkatkan pendapatan dari produktivitasnya. Untuk meningkatkan dalam pemahaman para petani tentang diversifikasi lahan, perlu terus ditingkatkan pembinaan oleh para petugas penyuluh, agar para petani tersebut sedikit demi sedikit dapat menerima inovasi baru. Para petani hendaknya harus lebih meningkatkan teknologi seperti pemilihan benih, pemupukan, pemberantasan hama dan 11
pengolahan lahan pada musim kemarau. Kepada peneliti lanjutan yang akan mengkaji mengenai diversifikasi lahan, diharapkan dapat mengungkap hal-hal baru yang belum di ditelaah dalam skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Mubyarto. (1987). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES. Rafi’i, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa. Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung : Alumni. Tafajani, Dudy. (2011). Panduan Komplit Bertanam Sayur. Yogyakarta: Kelompok Penerbit Universitas Atma Jaya.
12