EVALUASI PEMANFAATAN SUB TERMINAL SUKARAJA BAGI MASYARAKAT DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN TASIKMALAYA
Siti Sinna Mendayu Munalami (
[email protected]) Siti Fadjarajani (
[email protected]) Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
ABSTRACT The Background of this research is the existence of Sub Bus Station in Sukaraja as the bus station transitor or stoppage temporary. But, after six years of the existence, the Bus Station in Sukaraja is experiencing a period of decline. The main problem of this research include the factors that impade the growing of function of Bus Station in Sukaraja and attempt to increase the function of Sukaraja Bus Station in Sukapura village, Sukaraja subdistrict, Tasikmalaya. The method that used in this research is descriptive quantitative method. It because same with the characteristics of the research done by the writer, such as collecting, analyzing, and classifying the data. The technique of collecting the data that used in this research are observation, interview, questioner, documentation study, and literature study. By the populations total of 170 drivers who travers the Sub Bus Station in Sukaraja, the sampling technique is using the non random sampling technique and purposive sampling technique. The technique of collecting the data is using Analysis Simple Quantitative technique. The samples of the respondents consist of the driver of public transportation who traverse the sub bus station in Sukaraja which totals are 8 peoples, Sukaraja’s people in Sukapura village are 34 KK, and the passangers who around the Bus Station in Sukaraja are 14 peoples. The result of the research shows that the factors that impede the function of Sub Bus Station in Sukaraja are 67,65% answer that the wide of the Bus Station in Sukaraja is not sufficient, the facilities is not supporting such as the way of arrival is not supporting are 70,59%, way of the part is not supporting are 76’47%, the waiting area is not feasible to use are 73,53%, the signs and the information board is not complete are 76,47%, the building of Bus Station in Sukaraja is not feasible to use are 82,35% and the respondents who answer the layout of the rom is incompatible with the area are 52,94%. The efforts can be done to increase the function of Sub Bus Station in Sukaraja, Sukapura village, Sukaraja subdistrict, Tasikmalaya are 70,59% answer that there must be done the reconstruction the room system of sub Bus Station in Sukaraja, 91,18% there needed the socialitate to the user of the Bus Station. Keywords
: Evaluation, Sub Bus Station
1
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan jasa prasarana transportasi menempati peranan penting dan khusus dalam menunjang pengembangan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan prasarana jalan perkotaan sangat lamban pertumbuhannya, sedangkan jumlah kendaraan bermotor di perkotaan menunjukkan laju pertumbuhan yang meningkat sangat pesat. Pertumbuhan mobil sekitar 15 persen dan sepeda motor lebih dari 30 persen per tahun. Dampaknya adalah tingkat kepadatan dan kemacetan lalu lintas sangat tinggi. Oleh karena itu diperlukan penataan ruang kota dan pengaturan lalu lintas perkotaan secara akomodatif dan antisifatif (dinamis) berjangka panjang ke depan. (Adisasmita, 2011). Di daerah pedesaan yang berkembang pesat memperlihatkan kecenderungan berubah menjadi daerah perkotaan, sehingga memerlukan pengadaan prasarana jalan dan sarana (moda terminal) yang cukup dan berkapasitas untuk melengkapi kebutuhan dasar sehari-hari. Pengembangan transportasi harus didasarkan pada pengembangan yang berkelanjutan (sustainability), yaitu melihat jauh ke depan, berdasarkan perencanaan jangka panjang yang komprehensif dan berwawasan lingkungan. Perencanaan jangka pendek harus didasarkan pada pandangan jangka panjang, sehingga tidak terjadi perencanaan “bongkar-pasang”. Jasa transportasi menciptakan guna tempat dan guna waktu. Guna yang diciptakan jasa transportasi merupakan manfaat dalam bidang ekonomi, sosial dan politik/strategis. Manfaat jasa transportasi dirasakan dalam lingkup lokal, regional, nasional dan internasional. Lingkupnya sangat luas, bersifat multi sektoral, dan multi disiplin. Bersifat multi sektoral berarti sektor transportasi terkait dengan sektor-sektor lain, yang ditunjukkan bahwa sektor transportasi adalah menunjang pengembangan kegiatan sektor-sektor lain (sektor perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, pariwisata, trasmigrasi dan lainnya). Bersifat multidisplin, artinya disiplin transportasi terkait dengan disiplin-disiplin lainnya (misalnya disiplin pengembangan wilayah, disiplin pengembangan pedesaan, pembangunan perkotaan dan lainnya).
2
Transportasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan menusia sejak dahulu kala, mulai dari keberadaan manusia di dunia, oleh karena itu ada yang menyatakan bahwa transportasi itu adalah se-tua peradaban manusia. Dan dapat ditambahkan terhadap pernyataan setua peradaban manusia, yaitu dengan kata “mengiringi atau mengikuti” peradaban manusia, artinya transportasi sebagai unsur (fasilitas) yang melayani kegiatan manusia harus disediakan seiring dengan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia itu sangat banyak dan sangat luas serta semakin beraneka ragam sifatnya, maka penyediaan fasilitas jasa transportasi harus sangat banyak, sangat luas dan makin beraneka ragam sifatnya. Bukan hanya transportasi darat, laut dan udara, bukan hanya moda transportasi berukuran kecil, sedang dan besar, bukan hanya moda transportasi berkecepatan rendah tetapi juga berkecepatan tinggi, bukan hanya moda transportasi model lama tetapi juga membutuhkan pula moda transportasi model baru, terbaru dan modern. Semua itu berarti bahwa penyediaan fasilitas transportasi itu harus diupayakan mengikuti kebutuhan manusia, mengiringi kegiatan perekonomian dan pembangunan, serta menyesuaikan dengan kemajuan zaman dan peradaban manusia. Terminal merupakan titik simpul yang melayani berbagai sarana (moda) angkutan dan berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun penumpang, dan merupakan titik awal atau titik akhir perjalanan orang untuk melakukan perjalanan. Disamping itu, terminal merupakan prasarana angkutan jalan dan sebagai sumber pembangkit dan penarik angkutan. Khususnya di Kecamatan Sukaraja Desa Sukapura sistem transportasi saat ini sudah cukup baik, dibuktikan dengan adanya Sub Terminal yang termasuk kedalam golongan Terminal Tipe C di daerah tersebut, yang bertujuan sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum, namun Sub Terminal di Kecamatan Sukaraja ini hanya memiliki luas yang terbatas dan fasilitas yang kurang memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, harus ada upaya peningkatan fasilitas sarana maupun prasarananya. Sub
3
Terminal Sukaraja ini dibangun pada pertengahan 2006 dan selesai pada tahun 2007 dengan memiliki luas 2.300 m² dengan status lahan tersebut tanah sewa milik Desa Sukapura. Pembangunan bersumber dari dana APBD Provinsi. Sub Terminal Sukaraja diklasifikasikan kedalam terminal tipe C dengan beberapa syarat pembanguan, diantaranya : (1) Lokasi terminal terletak dalam wilayah kabupaten daerah tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan, (2) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III C, (3) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. Sub Terminal di Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja ini, pada awalnya diharapkan dapat menjadi fasilitas transportasi untuk jalur Tasikmalaya-Cipatujah, namun seiring dengan berjalannya waktu terminal tersebut mengalami kemunduran fungsi sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum yang melintas. Hal ini dibuktikan dengan tidak banyaknya kendaraan umum yang transit di terminal tersebut. Dari segi pelaku aktivitas terminal, banyak penumpang dan operator terminal yang tidak menggunakan dan memanfaatkan terminal sebagai objek transaksi. Dari segi sosial-ekonomi pedagang di kios-kios sekitar teminal tidak mengalami kemajuan bahkan sebagian besar pedagang mengeluh dengan pembangunan terminal baru ini pendapatan mereka semakin menurun.
1.2 Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah : ntuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat perkembangan fungsi Sub Terminal Sukaraja Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya dan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi Sub Terminal Sukaraja Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya.
4
2. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena sesuai dengan karakteristik penelitian yang penulis lakukan, yaitu mengumpulkan, menganalisis, dan mengklasifikasi data. Metode deskriptif adalah metode yang dipakai untuk mengkaji dan menganalisis berbagai data, gejala, dan peristiwa yang ada dan terjadi sekarang ini pada ruang permukaan bumi (Ahman Sya, 2011:49). Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagasi berikut: Non Randon Sampling karena karakteristik dari sample yang berbeda-beda hingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan serta mempermudah dalan analisis data hasil sampel. Selain itu juga menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan cara memilih atau menunjuk anggota populasi untuk dijadikan sampel dengan melakukan wawancara kepada Kepala Desa dan Kepala Terminal Sukaraja. 3. PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Sub Terminal Sukaraja Lokasi Sub Terminal Sukaraja berada di Dusun Sukaraja Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Secara astronomis, Sub Terminal Sukaraja terletak pada titik koordinat 1030 43” BT dan 700 50” LS. Berdasarkan hasil Wawancara kepada Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya Sub Terminal Sukaraja termasuk kedalam Terminal Tipe C dengan syarat-syarat Lokasi terminal terletak dalam wilayah kabupaten daerah tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan, (2) Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas II C yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton, (3) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal. Sub Terminal Sukaraja ini dibangun pada pertengahan 2006 dan selesai pada tahun 2007 dengan memiliki luas 2.300
5
m² dengan status lahan tersebut tanah sewa milik Desa Sukapura. Pembangunan bersumber dari dana APBD Provinsi. Sub Terminal Sukaraja pada awalnya berdiri bangunan dengan denah lokasi memanjang mengikuti arah jalan raya Syekh Abdul Muyi dengan ditandai sekitar 10 kios pedagang, dulu oleh masyarakat setempat lokasi ini disebut „Stamplat‟ mungkin karena banyak kendaraan yang bongkar muat barang ataupun turun naik penumpang. Dibelakang terminal terdapat lapangan serbaguna berukuran 2.000 m2, dimana biasanya digunakan sebagai lapangan upacara hari kemerdekaan, lapangan sepak bola, dan sebagai pusat kegiatan masyarakat Kecamatan Sukaraja. Namun dengan tujuan memajukan failitas sarana prasarana Desa Sukapura, dari pihak desa mengajukan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Tasikmalaya untuk pembangunan terminal secara layak dengan tujuan lain untuk mengurangi kemacetan karena lokasi terminal terletak tepat di samping jalan raya Syekh Abdul Muhyi, dan tepat berada di perempatan jalan padat kendaraan. Yaitu dari arah utara merupakan jalan lintas perbatasan kota dan kabupaten Tasikmalaya, ke arah selatan merupakan jalan kabupaten menuju Karangnunggal, Cikatomas dan Cipatujah. Arah barat merupakan jalan Kabupaten menuju ibukota Kabupaten Tasikmalaya dan ke arah selatan adalah jalan desa dengan padat penduduk. Sehingga memungkinkan sekali sering terjadi kemacetan didaerah sekitar lokasi terminal. Setiap terminal harus memiliki fasilitas sesuai dengan penggolongan tipe terminal tersebut, diantarnya terdapat fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Fasilitas utama seperti jalur pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum, bangunan kantor terminal, tempat parkir kendaraan untuk melakukan bongkar dan atau memuat barang, gudang atau lapangan penumpukan barang, tempat parkir kendaraan angkutan untuk beristirahat atau selama menunggu keberangkatan serta rambu-rambu dan papan informasi. Sedangkan fasilitas penunjang seperti kamar kecil atau toilet, kios atau kantin, telepon umum dan taman. Berdasarkan hasil observasi Sub Terminal Sukaraja memiliki beberapa fasilitas dengan keadaan yang belum maksimal seperti jalur kedatangan dan keberangkatan, tempat tunggu, papan informasi, toilet atau WC umum dan bangunan kantor terminal.
6
Terdapat pula fasititas penunjang lain berupa toilet atau WC umum yang kurang memadai. Toilet ini dibangun oleh salah satu masyarakat setempat karena alasan tidak teradapatnya toilet umum dengan tujuan memudahkan para pelaku aktivitas Sub Terminal Sukaraja juga sebagai daya tarik agar banyak pengunjung ke Sub Terminal Sukaraja. Toilet ini berupa bangunan semi permanen dengan setengah bangunannya adalah bata merah bersemen dan setengah ke atasnya adalah triplek beratapkan seng. Terdapat dua toilet umum dan mushola kecil di ujung toilet. Dari hasil observasi para pedagang menyampaikan keluhankeluhannya, diantaranya keadaan Sub Terminal Sukaraja yang tidak nyaman dan selalu terjadi banjir ketika hujan tiba, akibat sistem drainase yang tidak lancar dan terjadi penyumbatan di selokan di depan kios-kios mereka. Hingga jika hujan tiba tidak ada sama sekali pengunjung Sub Terminal Sukaraja bahkan untuk sekedar meneduh saja. Keluhan lainnya lebih kepada lokasi dan akibat pembangunan Sub Terminal Sukaraja. Para pedagang membandingkan keadaan Sub Terminal lama, ketika berada didepan yang begitu ramai, bahkan banyak bus-bus besar para pejiarah ke Pamijahan untuk sekedar transit, sangat jauh berbeda dengan keadaan Sub Terminal Sukaraja yang sekarang yang sepi. Dengan alasan keadaan Sub Terminal Sukaraja sekarang, para pedagang setempat mengajukan kepada pihak Desa untuk menghadirkan hiburan-hiburan dengan sasaran kepada masyarakat Kecamatan Sukaraja dan sekitarnya untuk sering berkunjung ke Sub Terminal Sukaraja. Dengan keluhan tersebut setiap dua kali dalam setahun rutin dilaksanakan pasar rakyat atau korsel dengan berlokasi di Sub Terminal Sukaraja karena keterbatasan tempat. Kegiatan tersebut rutin dilaksanakan dan Sub Terminal Sukaraja dijadikan lokasi pasar rakyat atau festival tersebut dengan alasan keterbatasn tempat dan keadaan Sub Terminal Sukaraja yang sepi. Berdasarkan (Juknis LLAJ, 1995) Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi dua, yaitu Terminal Penumpang dan Terminal Barang. Terminal Sukaraja termasuk kedalam dua jenis terminal tersebut, dimana sebagai terminal penumpang yaitu sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Dan sebagai terminal barang,
7
yaitu sebagai tempat untuk membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi. Jika dilihat dari jenisnya terminal dibagi menjadi tiga tipe, yaitu Terminal Tipe A, Terminal Tipe B dan Terminal Tipe C. Sub Terminal Sukaraja termasuk kedalam jenis Terminal Tipe C, yang berfungsi melayani Angkutan Pedesaan (Angdes). Terdapat beberapa jenis angkutan umum yang melewati Sub Terminal Sukaraja, seperti elf dan bus sedang dengan beberapa trayek berbeda, diantaranya trayek bus sedang adalah jurusan Tasikmalaya-Pamijahan, Tasikmalaya-Karangnunggal, Tasikmalaya-Cibalong, Tasikmalaya-Salopa, Tasikmalaya-Cikatomas-Buniasih, Tasikmalaya-Cipatujah, Tasikmalaya-Cikalong,
Tasikmalaya-Buniasih,
Tasikmalaya-Cibalanarik.
Sedangkan trayek elf, diantaranya jurusan Tasikmalaya-Cekos, TasikmalayaCibodas,
Tasikmalaya-Linggaraja,
Tasikmalaya-Anggalasan,
Tasikmalaya-
Wangun Wati, Tasikmalaya-Tanglar, Tasikmalaya-Sukarame, TasikmalayaCiwarak, Tasikmalaya-Cibanteng, dan Tasikmalaya-Cipaingeun. Dengan lokasi Sub Terminal Sukaraja yang strategis seharusnya fungsi dan keberadaan terminal bisa termanfaatkan dengan benar dan sesuai dengan tujuan pembangunan Sub Terminal Sukaraja tersebut. Namun kenyataan yang terjadi, terdapat beberapa kendala yang membuat Sub Terminal Sukaraja tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.
3.2 Faktor-Faktor yang Menghambat Fungsi Sub Terminal Sukaraja 3.2.1 Luas lahan terminal yang tidak memadai Luas lahan sebuah terminal sangatlah penting untuk diperhatikan, dengan adanya pengelompokan tipe terminal, maka akan mudah menentukan apakah sebuah terminal memenuhi syarat atau tidak. Untuk dapat mengembangkan potensi terminal, sebelum membangun terminal luas lahan adalah hal pertama yang diperhitungkan. Sub Terminal Sukaraja Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas 2.300 m² harus menampung sekitar 170 kendaraan, dilihat dari luasnya kapasitas Sub Terminal Sukaraja tidak memungkinkan untuk menampung jumlah kendaraan tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang berdasarkan
8
fungsi pelayanannya dibagi menjadi 3, yaitu Terminal Tipe A, Terminal Tipe B dan Terminal Tipe C. Sub Terminal Sukaraja termasuk kedalam jenis Terminal Tipe C, yang berfungsi melayani Angkutan Pedesaan (Angdes). Berdasarkan (KM 31 TH 1995) pasal 11, 12, dan 13 tentang Lokasi Terminal, ketentuan luas lahan terminal tipe C adalah luas lahan yang tersedia sesuai dengan permintaan angkutan. Hasil penelitian di lapangan, dari 34 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar Sub Terminal Sukaraja menjawab kurang mendukung adalah sebanyak 23 orang atau sebesar 67,65%.
3.2.2 Fasilitas terminal yang kurang mendukung Sama halnya dengan luas lahan, fasilitas sebuah terminal haruslah memenuhi syarat sesuai dengan tipe terminal itu sendiri. Sub Terminal Sukaraja memiliki beberapa fasilitas yang memadai namun keadaannya kurang baik karena kurangnya pengelolaan dan perawarat, diantaranya jalur pemberangkatan dan kedatangan, kantor terminal, tempat tunggu dan rambu-rambu dan papan informasi. Berdasarkan (KM 31 TH 1995) pasal 3 mengenai Fasilitas Terminal. Terminal tipe C harus memiliki beberapa fasilitas yang harus tersedia dengan baik, diantaranya jalur pemberangkatan dan kedatangan, kantor terminal, tempat tunggu dan rambu-rambu dan papan informasi. Hasil penelitian di lapangan, dari 34 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar Sub Terminal Sukaraja menjawab jalur kedatangan kurang mendukung sebanyak 24 orang atau sebesar 70,59% dengan alasan kebanyak sopir menyampaikan bahwa sangat tanggung/sulit untuk masuk berbelok ke dalam Sub Terminal Sukaraja, responden yang menjawab jalur pemberangkatan kurang mendukung adalah sebanyak 26 orang atau sebesar 76,47%, responden yang menjawab keadaan tempat tunggu kurang layak digunakan sebanyak 25 orang atau sebesar 73,53% dengan alasan keadaan kursi atau tempat tunggu penumpang sudah tidak ada lagi, responden menjawab keberadaan rambu-rambu dan papan informasi kurang lengkap sebanyak 24 orang atau sebesar 70,59% dengan alasan sudah tidak layak pakai, sebanyak 26 orang atau sebesar 76,47% menjawab keadaan WC umum Sub Terminal Sukaraja kurang nyaman dengan alasan
9
bangunan WC umum yang semi permanen, sebanyak 28 orang atau sebesar 82,35% menjawab keadaan Bangunan Kantor Terminal Sub Terminal Sukaraja kurang layak digunakan karena bangunan yang kecil dan fasilitas yang kurang menunjang untuk aktivitas petugas.
3.2.3 Tata ruang terminal yang tidak sesuai dengan luas lahan terminal Setelah luas lahan dan fasilitas sebuah terminal, maka yang selanjutnya harus diperhatikan adalah lokasi terminal ditunjau dari aspek tata ruang. Berdasarkan hasil observasi tidak pernah ada lagi penataan ulang penataan ruang Sub Terminal Sukaraja dalam rangka peningkatan kualitas terminal. Kebijakan tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijakan transportasi. Ruang merupakan kegiatan yang „ditempatkan‟ di atas lahan kota, sedangkan transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan satu ruang kegiatan dengan ruang lainnya. Antara ruang kegiatan dan transportasi terjadi hubungan yang disebut siklus penggunaan ruang transportasi (Tamin 2011:503). Hasil penelitian di lapangan, dengan luas lahan yang terbatas penataan ruang Sub Terminal Sukaraja sekarang sangatlah kurang cocok, dari 34 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar Sub Terminal Sukaraja sebanyak 18 orang atau sebesar 52,94% menjawab keadaan tata ruang Sub Terminal Sukaraja kurang baik. Artinya tidak ada kesesuaian antara luas lahan Sub Terminal dengan penataan ruang terminal sekarang.
3.3 Upaya-upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Fungsi Sub Terminal Sukaraja 3.3.1 Melakukan penataan ulang tata ruang terminal Bila akses transportasi ke suatu ruang kegiatan (persil lahan) diperbaiki, ruang kegiatan tersebut akan menjadi lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya ruang kegiatan tersebut, meningkat pula kebutuhan akan transportasi. Peningkatan ini kemudian menyebabkan kelebihan beban pada transportasi, yang harus ditanggulangi dan siklus akan terulang kembali bila aksesibilitas diperbaiki. Dengan keadaan tata ruang yang kurang baik
10
maka harus ada upaya untuk melakukan penataan ulang tata ruang Sub Terminal Sukaraja. Hasil penelitian di lapangan, dari 34 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar Sub Terminal Sukaraja menjawab sangat perlu diadakan penataan ulang terminal adalah sebanyak 24 orang atau sebesar 70,59% karena berdasarkan jawaban responden menjawab tidak pernah ada
penataan ulang
terminal setelah pembangunan Sub Terminal Sukaraja selesai adalah sebanyak 15 orang atau sebesar 44,12%.
3.3.2 Melakukan sosialisasi kepada pengguna Untuk memaksimalkan keberadaan Sub Terminal Sukaraja harus dilakukan sosialisai secara tegas dan berkelanjutan kepada pengguna terminal (sopir, penumpang dan petugas) agar menimbulkan kesadaran masing-masing tentang keberadaan dan fungsi Sub Terminal tersebut. Hasil penelitian di lapangan, dari 34 responden yang terdiri dari masyarakat sekitar Sub Terminal Sukaraja menjawab tidak ada sosialisasi adalah sebanyak 22 orang atau sebesar 64,71%, oleh karena itu perlu diadakan sosialisasi tentang terminal kepada para pengguna. Berdasarkan hasil penelitian responden menjawab sangat perlu diadakan sosialisasi adalah sebanyak 34 orang atau sebesar 91,18%. Melihat kondisi tersebut, sosialisasi tentang fungsi Sub Terminal Sukaraja harus dilakukan secara terus-menerus kepada para pengguna jasa angkutan umum, dan sosialisasi juga harus melibatkan supir angkutan umum yang tidak transit ke dalam terminal, para calon penumpang angkutan umum. Bila perlu, pihak Pemeritah Daerah khususnya pemerintah Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja juga perlu turun tangan untuk ikut melakukan sosialisasi, karena ini bukan hanya tugas Dinas Perhubungan namun juga tugas seluruh komponen Pemerintah Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Sosialisasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan agar hasil yang diharapkan segera tercapai agar tidak ada istilah pembangunan Sub Terminal Sukaraja tidak berjalan dan berfungsi sesuai tujuan pembangunannya.
11
4 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di lapangan dan pembahasan yang telah penulis uraian, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1.
Faktor-faktor yang menghambat fungsi Sub Terminal Sukaraja adalah : a. Luas lahan terminal yang tidak memadai, dari hasil observasi luas Sub Terminal Sukaraja yang sangat terbatas harus menampung sekitar 170 kendaraan umum. b. Fasilitas terminal yang kurang mendukung, yaitu : 1) Jalur kedatangan kurang mendukung, karena luas dan penataan ruang yang tidak tepat sehingga menyulitkan para supir untuk memasuki Sub Terminal Sukaraja. 2) Jalur pemberangkatan kurang mendukung, dilihat dari jalur/jalan untuk melintasnya kendaraan ke jalur pemberangkatan luasnya sangat sempit dan pas-pasan, sehingga menyulitkan bus berukuran sedang untuk transit atau menaik-turunkan barang di Sub Terminal Sukaraja. 3) Tempat tunggu kurang layak digunakan, karena kurang terurus sehingga tempat tunggu/kursi tunggu penumpangpun sudah tidak ada lagi. 4) Keberadaan rambu-rambu dan papan informasi kurang lengkap, hanya terdapat dua rambu-rambu dan satu papan informasi di Sub Terminal Sukaraja. 5) Keadaan WC umum Sub Terminal Sukaraja kurang nyaman, WC umum masih semi permanen dan merupakan bangunan swadaya masyarakat. 6) Keadaan Bangunan Kantor Terminal Sub Terminal Sukaraja kurang layak digunakan, dengan keadaannya yang kecil dan sempit, serta tidak dilengkapi fasilitas pendukung kegiatan petugas. c. Tata ruang terminal tidak sesuai dengan luas lahan Sub Terminal Sukaraja, penataan ruang yang kurang tepat hingga menyulitkan para sopir untuk
12
memasuki Terminal dan berpengaruh pada penumpang yang ingin bepergian menggunakan Sub Terminal Sukaraja 2.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi Sub Terminal Sukaraja Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya adalah: a. Melakukan penataan ulang tata ruang terminal agar tidak ada pihak yang dirugikan dengan adanya Sub Terminal Sukaraja dengan begitu semua pengguna dapat menikmati keberadaan Sub Terminal Sukaraja. b. Sosialisasi secara tegas dengan tujuan untuk menyadarkan para pengguna Terminal akan keberadaan dan fungsi Sub Terminal Sukaraja.
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Tentang Terminal penumpang. Sya, Ahman. (2011). Pengantar Geografi. Bandung: LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI). Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB. Adisasmita, Sakti Adji, 2011. Perencanaan Pembangunan Transportasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
13