ANALISIS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KATEMAN
E – JOURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
NENENG NURIA SANTI NIM 120388201279
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK
Neneng Nuria Santi, 2016. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Ulangan Bahasa Indonesia Semester Genap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I. Titik Dwi Ramthi Hakim, M.Pd. Pembimbing II. Dian Lestari, M.A. Kata kunci: Analisis Butir Soal, Tingkat Kesukaran, Daya Beda Soal, Ulangan Bahasa Indonesia Semester Genap. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Subjek yang ada pada penelitian ini adalah 40 siswa kelas kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Adapun metode pengumulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengumpulan dokumen-dokumen berupa butir soal ulangan akhir semester (UAS) dan hasil jawaban tes Bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Hasil penelitian terhadap butir-butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal tergolong kriteria sedang karena memiliki jumlah 30,47 dengan jumlah rata-rata 0,60 dan daya beda soal tergolong kriteria sedang karena memiliki jumlah 15,48 dengan rata-rata 0,30. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kepada guru yang membuat soal ulangan Bahasa Indonesia hendaknya memperhatikan betapa pentingnya soal-soal tersebut dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya soal.
ABSTRACK
Neneng Nuria santi. 2016. Analysis of the difficulty level and the power of Different Grains Reserved Deuteronomy Even Semester Indonesian Language Grade X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Thesis. Tanjungpinang: Department of language and literature of Indonesia. Faculty of teacher and education. University of Maritim Raja Ali Haji. Supervisor I. Titik Dwi Ramthi Hakim, M. Pd. Supervisor II. Dian Lestari, M.A. Key words: Analysis of the Grain Problem, difficulty level, power Difference, Deuteronomy Indonesian Language Problem Even Semester. This research is quantitative descriptive research that aims to describe the results of the analysis of the difficulty level and the power of different grains reserved the final semester exams (UAS) Indonesian Language the even semester grade X high school 1 Kateman. The subject of the research is 40 students class X high school 1 Kateman. As for the pengumulan method of the data used in this research is a method of collecting documents in the form of grains reserved the final semester exams (UAS) and the results of the test answers Indonesian Language grade X high school 1 Kateman. The results of the research on the details of the question of the end of the semester exams (UAS) Indonesian Language the even semester grade X high school 1 Kateman suggests that the difficulty level of grains of matter belongs to the criteria of being because it has a number of 30.47 with average number of 0.60 and the power difference matter belongs to the criteria of being because it has a number of 15.48 with average 0.30. Therefore, researchers expect to the teacher who made the question of Indonesian Language should pay attention to repeat how important the questions analysed in advance to know the difficulty level and the power problem.
1. Pendahuluan Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran yaitu mengevaluasi pembelajaran dalam melaksanakan penilaian dan hasil belajar siswa. Evaluasi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas. Dengan mengevaluasi kita dapat mengetahui potensi peserta didik sehingga kita pun dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Fenomena sekarang di dunia pendidikan guru banyak yang menyamaartikan antar evaluasi dan penilaian. Pada hakikatnya evaluasi dan penilaian itu adalah dua hal yang berbeda. Kegiatan evaluasi dan penilaian hasil belajar di atas masih bersifat umum dan global. Oleh karena itu perlu dirinci kembali sampai pada tingkat operasional dan lebih spesifik sehingga aspek-aspek tersebut dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable). Untuk mengukur aspek-aspek tersebut, guru harus membuat instrumen evaluasi atau penilaian secara bervariasi. Salah satunya adalah dengan melakukan tes. Baik tes tertulis maupun tes lisan. Tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam penilaian hasil belajar diharapkan dapat menggambarkan sampel prilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Analisis kualitas tes berkaitan dengan pertanyaan apakah tes
sebagai suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak dan seharusnya diukur? Sampai mana tes tersebut dapat diandalkan dan berguna? Kedua pertanyaan ini sebenarnya menunjuk pada dua hal pokok, yaitu validitas dan reliabilitas. Sebagai seorang guru yang baik, ia harus memerhatikan butir-butir soal tes yang akan dibuat untuk ulangan siswa. Apakah butir soal tersebut mampu dikerjakan siswa atau mendapat kesulitan saat mengerjakan soal tersebut. Untuk melihat tes tersebut valid (sahih), seorang guru harus membandingkan skor peserta didik yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Dengan demikian, tingkat kesukaran butir soal sebagai penentu pencapaian skor yang baik. Jika dalam evaluasi siswa memperoleh hasil tes yang baik maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru memberikan perbaikan (remedial) pada siswa yang belum mencapai ketuntasan. Jika ternyata instrumen penilaiannya terlalu sulit maka perlu diperbaiki. Akan tetapi, jika instrumen penilaiannya ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki dan seterusnya. Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgment). Menurut Stufflebeam dalam Sudrajat (2008:50) bahwa “Educational evaluation is the process of delianeating, obtaining, and providing useful, information for judging decision alternative”. Dari pandangan Stufflebeam, dapat dilihat bahwa pentingnya evaluasi yaitu memberikan informasi bagi
kepentingan pengambilan keputusan. Penilaian merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah satu sumber data tersebut adalah pengukuran. Pengukuran perupakat seperangkat langkah dalam rangka pemberian angka terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Kegiatan pengukuran ini biasanya dilakukan melalui teknik tes dan nontes. Alat evaluasi yang paling sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana atau aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012:53). Tes sebagai alat ukur yang digunakan dalam mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memperoleh pengetahuan yang telah diajarkan. Apakah pelajaran tersebut sudah dipahami atau belum. Setelah melakukan wawancara kepada siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal ulangan tersebut. Selain soal yang materinya belum tuntas diajarkan juga terdapat soal yang belum mereka mengerti sama sekali. Masalah yang seperti ini akan menjadikan siswa kesulitan dalam menjawab soal-soal ulangan tersebut sehingga mereka tidak mencapai KKM yang telah ditentukan.
Pelajaran Bahasa Indonesia memang sudah kita pelajari sejak sekolah dasar. Namun tak dipungkiri pula kesulitan-kesulitan tetap didapati siswa meski sudah berada pada sekolah menengah atas. Problema yang seperti ini menimbulkan pertanyaan siapakah yang perlu disalahkan siswa yang tidak belajar atau guru yang membuat soal? Alangkah baiknya jika guru memperhitungkan tingkat kesukaran soal yang dibuat sebelum soal ulangan tersebut diberikan kepada siswa. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia Semester Genap Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman”.
2. Metode Penelitian Sukmadinata (2013:72) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah penelitian yang paling dasar. Menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat ilmiah maupun yang sifatnya rekaan manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebagai berikut: memilih subjek penelitian dari siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Penentuan penilaian menggunakan lembaran soal ulangan Bahasa Indonesia siswa pada semester genap. Teknik yang digunakan pada kasus ini
yang tepat menurut Sukmadinata (2013:221) adalah teknik studi dokumentasi. Studi
dokumentasi
(documentary
study)
merupakan
suatu
teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumentasi yang berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto 2012:158). Studi
dokumentasi
tersebut
tidak
sekadar
mengumpulkan
dan
menuliskan laporan saja, tetapi dokumen-dokumen tersebut isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh.
3. Pembahasan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini, analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman tergolong sedang. Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 6 HASIL ANALISIS TINGKAT KESUKARAN No
Nomor Soal
Indeks kesukaran
kriteria
1
1
0,77
Mudah
2
2
0,81
Mudah
3
3
0,72
Mudah
4
4
0,81
Mudah
5
5
0,86
Mudah
6
6
0,77
Mudah
7
7
0,86
Mudah
8
8
0,95
Mudah
9
9
0,86
Mudah
10
10
0,77
Mudah
11
11
0,95
Mudah
12
12
0,95
Mudah
13
13
0,5
Sedang
14
14
0,81
Mudah
15
15
0,54
Sedang
16
16
0,68
Sedang
17
17
0,04
Sulit
18
18
0,77
Mudah
19
19
0,09
Sulit
Sambungan Tabel 20
20
0,40
Sedang
21
21
0,09
Sulit
22
22
0
Sulit
23
23
0,86
Mudah
24
24
0,63
Sedang
25
25
0,22
Sulit
26
26
0,72
Mudah
27
27
0,77
Mudah
28
28
0,81
Mudah
29
29
0,68
Sedang
30
30
0,68
Sedang
31
31
0,81
Mudah
32
32
0,72
Mudah
33
33
0,40
Sedang
34
34
0,5
Sedang
35
35
0,40
Sedang
36
36
0,5
Sedang
37
37
0,5
Sedang
38
38
0,63
Sedang
39
39
0,77
Mudah
40
40
0,36
Sedang
41
41
0,90
Mudah
42
42
0,77
Mudah
43
43
0,68
Sedang
44
44
0,68
Sedang
45
45
0,5
Sedang
46
46
0,68
Sedang
47
47
0,36
Sedang
48
48
0,22
Sulit
49
49
0,13
Sulit
50
50
0,59
Sedang
Jumlah
30,47
Rata-rata
0,60
Sedang
Dari hasil analisis di atas, tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman diperoleh rata-rata 0,60, maka hasil analisis tingkat kesukaran butir soal tersebut tergolong sedang. Berdasarkan hasil di atas, indeks kesukaran butir soal terdapat 23 butir soal dengan kriteria mudah, 20 butir soal dengan kriteria sedang dan 7 butir soal dengan kriteria sulit dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 7 INDEKS KESUKARAN No
Indeks
Nomor Soal Berkriteria
kesukaran 1
Jumlah soal
Mudah
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,
P>0,71
18,23,26,27,28,31,32,39,41,
23
42 2
Sedang
13.15.16.20.24.29.30.33.34.
0,31-0,70
35,36,37,38,40,43,44,45,46,
20
47,50 3
Sulit
17,19,21,22,25,48,49
7
Jumlah
50
P<0,30
4.4 Hasil Analisis Daya Beda Soal Hasil analisis daya beda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL 8 HASIL ANALISIS DAYA BEDA SOAL No
Nomor soal
Indeks Daya Beda
Kriteria
1
1
0,45
Sangat Baik
2
2
0,36
Baik
3
3
0,54
Sangat Baik
4
4
0,36
Baik
5
5
0,27
Sedang
6
6
0,27
Sedang
7
7
0,09
Direvisi
8
8
0,09
Direvisi
9
9
0,27
Sedang
10
10
0,45
Sangat Baik
11
11
0,09
Direvisi
12
12
0,09
Direvisi
13
13
0,27
Sedang
14
14
0,18
Direvisi
15
15
0,72
Sangat Baik
16
16
0,45
Sangat Baik
17
17
-0,09
Diganti/dibuang
18
18
0,27
Sedang
19
19
0
Direvisi
20
20
0,27
Sedang
21
21
0
Direvisi
22
22
0
Direvisi
23
23
0,09
Direvisi
24
24
0,54
Sangat Baik
25
25
0,27
Sedang
26
26
0,54
Sangat Baik
27
27
0,27
Sedang
28
28
0,18
Direvisi
29
29
0,63
Sangat Baik
30
30
0,45
Sangat Baik
31
31
0,27
Sedang
32
32
0,54
Sangat Baik
33
33
0,09
Direvisi
34
34
0,27
Sedang
35
35
0,45
Sangat Baik
36
36
0,36
Baik
37
37
0,63
Sangat Baik
38
38
0,36
Baik
39
39
0,45
Sangat Baik
40
40
0,18
Direvisi
41
41
0,18
Direvisi
Sambungan Tabel 42
42
0,45
Sangat Baik
43
43
0,45
Sangat Baik
44
44
0,63
Sangat Baik
45
45
0,27
Sedang
46
46
0,45
Sangat Baik
47
47
0,36
Baik
48
48
0,18
Direvisi
49
49
0,27
Sedang
50
50
0,27
Sedang
Jumlah
15,48
Rata-rata
0,30
Sedang
Berdasarkan hasil di atas, indeks daya pembeda butir soal terdapat 17 butir soal dengan kriteria sangat baik, 5 butir soal dengan kriteria baik, 13 butir soal dengan kriteria sedang, 14 butir soal dengan kriteria harus direvisi dan 1 butir soal dengan kriteria harus diganti/dibuang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 9 INDEKS DAYA BEDA No
Indeks Daya Beda
Nomor Soal Berkriteria
Jumlah Soal
1
Sangat Baik
1,3,10,15,16,24,26,29,30,
17
ID > O,40
32,35,37,39,42,43,44,46
Baik
2,4,36,38,47
5
Sedang
5,6,9,13,18,20,25,27,31,
13
0,20 – 0,29
34,45,49,50
Jelek/direvisi
7,8,11,12,14,19,21,22,23,
0,00 – 0,19
28,33,40,41,48
Diganti/dibuang
17
2
0,30 - 0,39 3
4
5
14
1
ID < 0,00 (Negatif)
4. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tingkat kesukaran dan daya beda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman, peneliti telah menemukan hasil yang menunjukkan bahwa tingkat kesukaran dan daya beda suatu butir soal itu berpengaruh pada hasil yang diperoleh oleh peserta tes yang mengikutinya. Simpulan yang disajikan dalam bab ini merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Pada paparan di bab sebelumnya mengenai analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, maka peneliti mendeskripsikan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal sebagai berikut: 1. Analisis Tingkat Kesukaran Soal Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman tergolong pada kriteria sedang karena memiliki jumlah 30,47 dengan rata-rata 0,60 dan pada indeks kesukaran tersebut siswa dapat menjawab sebagian besar dari soal-soal yang ada. Dengan demikian hasil yang diperoleh itu bisa dijadikan acuan dalam butir soal yang akan dibuat dan diujikan kepada peserta tes. Namun tidak berarti soal yang terlalu mudah dan terlalu sulit tidak boleh digunakan. Bisa saja jika peserta tes yang banyak dan memerlukan sedikit yang lulus dari tes tersebut, maka perlu dibuat soal yang sulit. Sedangkan apabila memerlukan banyak lulus maka tidak ada salahnya membuat soal yang mudah-mudah yang bisa dijawab oleh peserta tes yang hadir. 2. Analisis Daya Beda Soal Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh hasil analisis daya pembeda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman tergolong pada kriteria sedang karena memiliki jumlah 15,48 dengan rata-rata 0,30 itu dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya.
Analisis daya beda butir soal mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda yang baik memiliki selisih yang lebih tinggi pada pilihan jawaban benar dari kedua kelompok (kelompok atas dan kelompok bawah). Apabila kedua kelompok dapat menjawab soal tes dengan baik maka daya pembedanya tidak mampu membedakan peserta dari kelompok pandai dan peserta dari kelompok kurang pandai. 5. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat peneliti sampaikan adalah: 1. Peneliti mengharapkan kepada guru yang membuat soal ulangan hendaknya memerhatikan betapa pentingnya soal-soal tersebut dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda soal. Apakah soal tersebut layak atau tidaknya pada tes tersebut. Begitu juga dengan daya beda suatu butir soal sehingga mampu mengukur kemampuan siswa yang berkompetensi tinggi dengan siswa yang berkompetensi rendah. 2. Pada penelitian ini pastilah masih terdapat kekurangan dalam menganalisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Untuk itu peneliti mengharapkan bagi peneliti lain agar dapat meningkatkan penelitian pada bidang evaluasi ini terutama analisis butir soal ulangan
semester genap. Karena ulangan semester genap siswa kelas X merupakan langkah awal mereka sebelum dinyatakan naik ketingkat selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Rosdakarya. Arifin, Zainal.
2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi ke- 2, Jakarta: Bumi Aksara. Basri,
R.
2008.
Kualitas
Butir
Tes/
Soal
Pilihan
ganda.
http://apri76.wordpress.com/2008/12/31/kualitas-butir-tes-soalpilihan-ganda/. Karzuni. 2011. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Kelas X Semester Gasal Tahun Ajaran 2010/2011, skripsi S1. Semarang: melalui http://jurnalanalisis-butir-soal diakses pada 26 Januari 2016, 15:21. Narbuko, Cholid dan Achmad, Abu. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M. Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudrajat,
A.
2008.
Penilaian
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Hasil
Belajar.
/2008/05/01/penilaian-hasil-
belajar/. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. CV Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Surapranata, Sumarna. 2006. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama.